Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Bersaing Sekolah Menengah Atas Kristen 1 Salatiga T2 942012004 BAB IV

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Sekolah Kristen 1 Salatiga

SMA Kristen 1 Salatiga, berdiri pada tanggal 1 Juni 1951 oleh Perkumpulan Perguruan Kristen Jawa Tengah Utara (PPKJTU) yang kemudian mulai 30 September 1955 berubPPah nama menjadi Yayasan Perguruan Kristen (YPK). Pada awal berdirinya SMA Kristen 1 Salatiga berdomisili di Jln. Dr. Sumardi no. 5 Salatiga, yang sekarang menjadi gedung Sinode. Pada tahun 1952 sampai dengan tahun 1970 pindah ke jalan kotamadya nomor 47, dengan bangunan semi permanen dan terdiri atas 8 ruang kelas. Sebelum pindah di Jalan Kotamadya, SMA Kristen 1 sempat pindah ke gedung SD latihan SGP negeri, yang terletak di sebelah selatan SMP Negeri 1. Sejak tahun 1970 sampai sekarang, SMA Kristen 1 menempati lokasi di Jalan Osamaliki no. 32 Salatiga, yang merupakan ruas jalan raya Solo -Semarang.

Sejak berdiri hingga sekarang, SMA Kristen 1 telah mengalami beberapa kali perubahan status yakni sejak tahun 1954 berstatus bersubsidi , tahun 1985 hingga tahun 1986 berubah status menjadi diakui , tahun 1986 sampai tahun 2004 berstatus disamakan, kemudian pada bulan April 2004 terakreditasi A dengan


(2)

nilai 94, dan terakhir pada bulan Juli 2007 terakreditasi A (amat baik) dengan nilai 95,85. Tahun 2008/2009 dipercaya oleh pemerintah untuk menjadi sekolah Rintisan Kategori Mandiri (RSKM) hingga saat ini memasuki tahun ke -4

SMA Kristen 1 Salatiga pernah mengalami pasang surut. Academic Input rendah hal ini terjadi pada 10 tahun terakhir. Puncak permasalahannya pada Akhir Tahun Pelajaran 2004/2005, yang terkait dengan permasalahan internal. Ketidak lulusan tinggi pada ujian utama (36,59 %) dan 73 tidak lulus dari 200 siswa mengakibatkan tingkat kepercayaan masyarakat menurun, hal ini nampak pada jumlah pendaftar PPDB menurun sampai 33 %. Dengan melihat berbagai macam tantangan yang ada seperti akademik input semakin rendah, citra di masyarakat menurun, dan persaingan yang begitu ketat dengan penduduk yang jumblahnya 171.065 jiwa dengan memiliki jumlah SMA yaitu 3 Negeri, 7 Swasta dan 19 SMK serta SMA di kabupaten Semarang yang dekat cukup banyak, bahkan ada juga 2 sekolah yang sudah tutup. Membuat sekolah ini pada tahun 2005 dengan begitu tergesa-gesa digantinya kepala sekolah. Sehingga SMA Kristen 1 Salatiga melakukan pembenahan diberbagai sapek atau bidang.

Dengan adanya pembenahan disegala bidang layanan dan di bantu dari dana APBD, SMA Kristen 1 Salatiga mengalami perkembangan yang luar biasa. SMA


(3)

Kristen 1 Salatiga sebagai salah satu lembaga pendidikan menengah atas, berusaha ikut serta dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia. Mulai tahun pelajaran 2008/2009 dipercaya oleh Pemerintah sebagai Rintisan Sekolah kategori Mandiri (RSKM). Saat ini memiliki 20 rombel, berisi rata-rata antara 28 36 peserta didik. Memiliki 3 jurusan yakni IPA, IPS dan Bahasa Mandarin.

4.1.1. Visi, Misi dan Tujuan SMA Kristen 1 Salatiga Visi Sekolah

Membentuk manusia yang berbudi luhur, beriman, mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, trampil beretos kerja tinggi berprestasi serta adaptif di era global atas kesadaran diri berdasarkan firman Tuhan.

Misi

a. Meningkatkan budi pekerti yang berakar pada nilai-nilai budaya dan karakter bangsa serta kasih Kristus.

b. Menumbuhkan disiplin dan semangat kerja yang tinggi dalam rangka mewujudkan sikap hidup yang mandiri.

c. Meningkatkan pelayanan belajar yang efektif, kreatif, dan menyenangkan ( enjoy full) dengan dukungan sumber belajar yang memadai.


(4)

d. Memadukan unsur pendidikan yang mencakup segi-segi religiusitas, humanitas, sosialitas, dan intelektualitas melalui kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler sebagai upaya untuk menghantarkan peserta didik menjadi insan yang bermartabat.

e. Menumbuhkan sikap berkompetisi yang sehat dalam hal penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.

f. Menumbuhkan sikap mandiri dan percaya diri dengan memberikan bekal kecakapan hidup ( life skill) yang memadai dan terintegrasi di dalam setiap pembelajaran.

g. Memfasilitasi peserta didik agar dapat menumbuhkembangkan bakat dan minat sesuai dengan potensi yang dimiliki.

h. Menerapkan berbagai strategi positif dalam pencapaian prestasi bidang akademik maupun non akademik.

i. Menumbuhkan wawasan dan kepedulian terhadap lingkungan, bagi seluruh warga sekolah.


(5)

Tujuan

Tujuan pendidikan pada sekolah/lembaga SMA Kristen 1 adalah sebagai berikut:

a. Mengembangkan sistem seleksi penerimaan siswa baru secara selektif dan proaktif serta melakukan pembinaan terhadap para siswa.

b. Meningkatkan jumlah dan kualifikasi tenaga kependidikan sesuai dengan tuntutan program pembelajaran yang berkualitas;

c. Mengupayakan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana untuk menunjang PBM yang berkualitas. d. Menjalin kerjasama (networking) dengan

lembaga/institusi terkait, masyarakat dan dunia usaha/industri dalam upaya melakukan inovasi pembelajaran yang lebih diorientasikan pada pengalaman belajar dengan pembekalanlife skill e. Menyelenggarakan PBM yang mengarah pada

program pembelajaran berbasis kompetensi dan TIK.

f. Mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan

pengembangan diri/ ekstrakurikuler unggulan yang sesuai potensi dan minat siswa.

g. Mewujudkan pendidikan Kristen yang berkualitas, sesuai dengan tuntutan masyarakat. yang dilandasi oleh semangat pelayanan, kasih , kebenaran dan keadilan.


(6)

h. Menghasilkan lulusan yang berbudi pekerti, berdisiplin tinggi, beriman, trampil berolah ilmu pengetahuan, berolah seni, serta trampil berkomunikasi dengan sarana teknologi informasi dan bahasa asing.

i. Mewujudkan pencapaian prestasi pada berbagai bidang baik bidang akademik maupun non akademik.

j. Menjadikan warga sekolah sebagai pribadi yang berwawasan lingkungan dan memiliki kepedulian terhadap lingkungan.

4.1.2 Struktur Organisasi SMA Kristen 1 Salatiga

Menurut Swastikalia (2012:4) struktur organisasi sekolah adalah struktur yang mendasari keputusan para pembina atau pendiri sekolah untuk mengawali suatu proses perencanaan sekolah yang strategis . Yang menetapkan bagaimana tugas pekerja dibagi, dikelompokan, dan dikordinasikan secara formal. Pada struktur organisasi tergambar posisi kerja, pembagian kerja, jenis kerja yang harus dilakukan, hubungan atasan dan bawahan, tingkat manajeman dan saluran komunikasi. Berikut ini merupakan gambaran struktur organisasi dari SMA Kristen 1 Salatiga:


(7)

Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMA Kristen 1 Salatiga secara Operasional. Tahun pelajaran 2012/2013. (sumber:SMA Kristen 1 Salatiga)

Dalam menjalankan pendidikan di SMA Kristen 1 Salatiga, setiap pihak dalam organisasi memiliki tugas yang diatur dalam SOP dan pedoman kerja. Dengan demikian pihak yang dimaksud akan menjalankan tugasnya berdasarkan job description yang ada pada setiap bidang, koordinator, person sebagi tolok ukur dan evaluasi kinerja untuk kemajuan sekolah.

Untuk pengelolaan pada masing-masing jenjang pendidikan, setiap kepala sekolah diberikan kepercayaan penuh oleh pihak Yayasan Perguruan Kristen dalam memimpin sekolah dan melakukan

Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMA Kristen 1 Salatiga secara Operasional. Tahun pelajaran 2012/2013. (sumber:SMA Kristen 1 Salatiga)

Dalam menjalankan pendidikan di SMA Kristen 1 Salatiga, setiap pihak dalam organisasi memiliki tugas yang diatur dalam SOP dan pedoman kerja. Dengan demikian pihak yang dimaksud akan menjalankan tugasnya berdasarkan job description yang ada pada setiap bidang, koordinator, person sebagi tolok ukur dan evaluasi kinerja untuk kemajuan sekolah.

Untuk pengelolaan pada masing-masing jenjang pendidikan, setiap kepala sekolah diberikan kepercayaan penuh oleh pihak Yayasan Perguruan Kristen dalam memimpin sekolah dan melakukan

Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMA Kristen 1 Salatiga secara Operasional. Tahun pelajaran 2012/2013. (sumber:SMA Kristen 1 Salatiga)

Dalam menjalankan pendidikan di SMA Kristen 1 Salatiga, setiap pihak dalam organisasi memiliki tugas yang diatur dalam SOP dan pedoman kerja. Dengan demikian pihak yang dimaksud akan menjalankan tugasnya berdasarkan job description yang ada pada setiap bidang, koordinator, person sebagi tolok ukur dan evaluasi kinerja untuk kemajuan sekolah.

Untuk pengelolaan pada masing-masing jenjang pendidikan, setiap kepala sekolah diberikan kepercayaan penuh oleh pihak Yayasan Perguruan Kristen dalam memimpin sekolah dan melakukan


(8)

berbagai upaya untuk perkembangan sekolah dengan bantuan guru dan karyawan lainnya.

4.2 Diskripsi Strategi Bersaing Sekolah Kristen 1 Salatiga

Strategi bersaing merupakan upaya sekolah untuk menghadapi persaingan dengan cara memberikan berbagai hal yang terbaik guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Strategi bersaing yang dijalankan oleh sekolah dapat terjadi dari keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus. Dengan menjalankan strategi bersaing maka sekolah akan mampu untuk bertahan dan bahkan akan berkembang dari waktu ke waktu meskipun diperhadapkan dengan persaingan.

Berkaitan dengan hal tersebut, hasil penelitian menunjukan bahwa SMA Kristen 1 Salatiga juga menjalankan strategi bersaing untuk menghadapi persaingan yang terjadi dalam dunia pendidikan. Untuk mengetahuinya secara rinci maka akan dijelaskan dalam tiga pendekatan (keunggulan biaya, diferensiasi, fokus) dari strategi bersaing berikut ini, berdasarkan data-data yang diperoleh pada saat penelitian.


(9)

4.2.1 Sistem Pembiayaan Pendidikan di SMA Kristen 1 Salatiga

Biaya pendidikan yang ditentukan di sekolah-sekolah dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain besar kecilnya sebuah sekolah, jumlah siswa, tingkat gaji guru dan berbagai tingkat kualitas pelayanan pendidikan yang ditunjukkan dengan adanya berbagai variasi biaya pendidikan yang cukup ideal untuk mencapai standar kualitas ( Nanang 200).

Berkaitan degan hal tersebut, hasil penelitian menunjukan bahwa SMA Kristen 1 Salatiga telah berupaya untuk menetapkan biaya yang tepat dengan berbagai pertimbangan sehingga mendapatkan biaya pendidikan yang sesuai dengan kondisi sekolah. Berikut ini rincian biaya pendidikan pada SMA Kristen 1 salatiga dan juga beberapa sekolah swasta lainnya.

Untuk menentukan berbagai biaya pendidikan pada SMA Kristen 1 Salatiga, pihak sekolah tidak melakukan sendiri melainkan melibatkan juga pihak yayasan, Komite Sekolah, serta orang tua siswa khususnya pada saat penentuan besarnya SPP. Penentuan besarnya jumlah SPP dilakukan melalui proses wawancara hingga pada akhirnya mencapai kesepakatan bersama antara orang tua dan pihak sekolah sedangkan biaya lainnya ditentukan oleh pihak sekolah. Berikut ini rician biaya pendidikan pada SMA Krsiten 1 Salatiga dan juga beberapa sekolah lainnya.


(10)

Tabel 4.1

Kewajiban Biaya Pendidikan di SMA Kristen1 Salatiga

Dan SMA Swasta lainnya di Salatia.

Jenis SMA Kristen 1 Salatiga

SMA Kristen Satya Wacana

SMA Kristen Theresiana

Uang SPP Rp 250.000-Rp 300.000/bln Rp 350.000-Rp 500.000/bln Rp 150.000-Rp 170.000 Uang Kegiatan Rp 350.000/thn - -Uang sekolah

(Tabungan wajib)

-RP 500.000

-Uang Osis - Rp 100.000

Uang Tes - Rp 100.000

Saham Koperasi - Rp 15.000. Kegiatan Sosial - Rp 20.000

Uang Komite - Rp 75.000

Uang Komputer - Rp 5000

Sumber : Kepala SMA Kristen Lentera, Kepala SMA Kristen Satya Wacana, Kepala SMA Kristen Teresiana

Biaya pendidikan SMA Kristen 1 Salatiga seperti terlihat dalam tabel 4.1 merupakan biaya yang berlaku hingga tahun 2012/2013. Biaya pedidikan khususnya untuk uang kegiatan dan uang SPP dapat mengalami perubahan tergantung pada kondisi dan kebutuhan sekolah setiap tahunnya serta adanya kesepakatan bersama dari semua pihak. Biaya tersebut bila dibandingkan dengan sekolah swasta lainnya maka terdapat beberapa perbedaan. Pada SPP, SMA Theresiana menawarkan biaya pendidikan yang murah dari SMA Kristen 1 Salatiga, sedangkan SMA Satya


(11)

Wacana menawarkan biaya pendidikan yang lebih mahal dari pada SMA Kristen 1 Salatiga.

Untuk uang kegiatan, SMA kristen 1 salatiga tidak menetapkan pembayaran secara bulanan melainkan dibayar sekali selama setahun. Ini berarti dari segi biaya, SMA Kristen 1 Salatiga lebih murah dibandingkan kedua sekolah lainnya sebab SMA Kristen 1 Salatiga tidak menerima biaya untuk kegiatan apa pun namun mampu memberikan pelayanan yang baik. Sedangkan untuk SMA swasta lainnya seperti SMA Theresiana dan SMA Satya Wacana menerima biaya untuk kegiatan siswa seperti, uang Tes, uang komputer, tabungan wajib, uang Komite, uang koperasi, dan kegiatan sosial.

Berkaitan dengan biaya pendidikan, SMA Kristen 1 Salatiga mengenakan biaya SPP yang berbeda-beda pada setiap tingkatan kelas. Berikut ini penjelasan Kepala SMA Kristen 1 Salatiga tentang SPP, saat wawancara tanggal 16 November 2013.

SPP-nya berjenjang tetapi tidak jauh berbeda antara satu dengan yang lainnya, jadi ada yang RP 150.000, 170.000 tergantung kemampuan orang tua dan bahkan ada siswa yang di bebaskan SPP 100% dari sekolah. Sebab bagi saya setiap siswa yang masuk di sekolah ini tidak akan putus sekolah karena uang SPP.


(12)

Penjelasan kepala SMA Kristen 1 Salatiga tersebut menunjukan adanya kebijakan pihak sekolah dalam hal menetapkan biaya pendidikan yang berbeda atau berjenjang karena sekolah mempertimbangkan latar belakang dan kemampuan dari orang tua siswa. Pihak sekolah tidak ingin memberatkan orang tua siswa dengan biaya pendidikan tersebut, sehingga pada akhirnya pihak sekolah tidak menetapkan biaya tertentu yang kemudian diberlakukan merata bagi semua siswa, bahkan pihak sekolah juga bersedia membebaskan siswa yang kurang mampu dengan cara bekerja keras mendapatkan dana dari kegiatan trening, Workshop, dan seminar-seminar di berbagai tempat. bahkan membuat kegiatan yang melibatkan siswa bisa mandiri dan dapat memberikan penghasilan sendiri seperti mengikuti lomba di berbagai daerah.

Dalam menentukan biaya yang tepat, pihak SMA Kristen 1 juga mempertimbangkan pada besarnya biaya pendidikan sekolah swasta lainnya di salatiga, selain melihat kepada kemampuan orang tua siswa itu sendiri. Hal ini bertujuan agar biaya yang ditetapkan tidak terlalu mahal sebab pihak sekolah sendiri tidak memberatkan siswa dengan biaya pendidikan tersebut.

Melalui hasil penelitian wawancara dan penyebaran kuesioner pada SMA Kristen 1 salatiga, mengungkapkan adanya berbagai pendapat dan penilaian yang dikemukakan oleh orang tua, guru,


(13)

Kepala Sekolah dan pihak Yayasan Perguruan Kristen tentang mahal tidaknya biaya pendidikan yang ditetapkan oleh SMA Kristen 1 Salatiga.

Pendapat yang dikemukakan Kepala SMA Kristen 1 Salatiga saat wawancara 12 November 2013:

Kalau dibandingkan dengan sekolah negeri jelas tidak murah karena kita juga berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Tapi kalau dibandingkan dengan swasta yang lain masih tergolong murah, sebab ada juga sekolah swasta yang lebih mahal dibandingkan dengan kita.

Pendapat yang dikemukakan oleh kepala SMA Kristen 1 Salatiga tersebut menunjukan bahwa biaya pendidikan pada SMA Kristen 1 Salatiga masih tergolong murah. Hal ini di dasari pada kenyataan yang dilihat oleh kepala sekolah dimana sekolah swasta lainnya memiliki SPP yang sangat mahal dibandingkan dengan SMA Kristen 1 Salatiga.

4.2.2 Program Unggulan Perbaikan Sekolah

Program unggulan sekolah merupakan upaya yang perlu dilakukan untuk membangun sekolah agar menjadi sekolah unggulan serta memiliki nilai tambah agar memiliki daya saing nasional dan internasional. Untuk itu, agar target penciptaan prestasi, mulai tingkat kecamatan sampai dengan tingkat internasional, bisa


(14)

tercapai perlu dilaksanakan program-program yang menjadi unggulan sekolah (Admin 2013) .

Program unggulan meliputi Mastery learning

programme yaitu perencanaan program unggulan

sekolah yang mengarah kepada praktik pembelajaran standar yang tuntas, Quality improvement

programme yaitu program unggulan sekolah yang

mengarah pada peningkatan dan penciptaan budaya mutu atau kualitas di sekolah, E-learning

programme yaitu program unggulan sekolah yang

mengarah kepada kegiatan pendidikan berbasis pada teknologi informasi dan komunikasi, Bilingual

programme yaitu program unggulan sekolah yang

mengarah pada pemakaian dua-bahasa yaitu bahasa nasional dan bahasa internasional. Human resources department programme yaitu program unggulan sekolah yang dirancang untuk pemberdayaan seluruh personil sekolah seperti seminar, workshop, diklat dan beragam kegiatan-kegiatan perberdayaan lain yang inovatif dan produktif. Research and development programme yaitu program unggulan sekolah yang mengarah pada penciptaan sekolah sebagai lembaga riset (research

school). Reward and punishment programme yaitu

perencanaan program unggulan sekolah yang bertujuan untuk memberikan perlakuan kepada seluruh warga


(15)

sekolah secara adil dan profesional sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen moderen.

Berkaitan dengan hal tersebut, hasil penelitian menunjukan bahwa ada banyak upaya yang dikembangkan oleh SMA Kristen 1 Salatiga untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sebagai sekolah Kristen, SMA Kristen 1 Salatiga mengadakan berbagai kegiatan kerohanian yang dilakukan untuk menunjukan ciri khasnya sehingga sesuai dengan Visi, Misi dan Tujuan sekolah. Kegiatan tersebut yaitu ibadah untuk guru dan karyawan yang dilakukan setiap hari pada pukul 07.00 pagi. Bentuk ibadah tersebut bervariasi setiap harinya seperti khotbah, Share, kesaksian dan doa bersama. Sedangkan untuk siswa diadakan ibadah rutin setiap bulan dan juga renungan dan doa pagi disetiap kelas untuk mengawali kegiatan belajar dan doa penutup setiap selesai proses belajar mengajar pada hari tersebut. Selanjutnya pada tutup pekan setiap jumat disertai gerakan peduli kasih seperti beasiswa dan aksi sosial.


(16)

Selain kegiatan-kegiatan diatas, SMA Kristen juga memiliki beberapa program unggulan lainnya bila dibandingkan dengan sekolah lain di Salatiga. Program unggulan tersebut meliputi kegiatan pembelajaran, hubungan sosial dengan masyarakat, layanan bagi semua pihak yakni siswa, guru, maupun orang tua siswa. Hal tersebut akan ditampilkan dalam tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2

Program Unggulan SMA Kristen 1 Salatiga

No PROGRAM

1 Moving Class

- Program Moving Class mulai diterapkan di SMA Kristen 1 Salatiga sejak tahun pelajaran 2007/2008.

- Pertimbangan sekolah menerapkan Moving Class yaitu supaya siswa lebih aktif dan mandiri.

- Sekolah menyesuaikan antara ruangan kelas yang ada dengan setiap mata pelajaran dan menyediakan fasilitas pendukung program moving class yang dilengkapi dengan LCD, internet/wifi (lihat lampiran 3).

- Memilik koleksi buku yang lengkap, studio musik, kelas mapel, laboratorium multimedia, laboratorium Tik, UKS, perpustakaan, dan lab yang lengkap. (lihat lampiran. 3)

2 Pengembangan Diri

- Ekspo Pendidikan : kerjasama dengan bebagai PT. - Career Day : Kerjasama dengan alumi, tokoh

masyarakat sebagai pengenalan karir.

- Parenting Day : merupakan bentuk pelayanan dan kerjasama dengan orang tua, dalam membantu anak untuk mencapai prestasi dan pembentukan karakter.

- Carater Building : Layanan kepada anak-anak kelas X, XI, XII dalam rangka menyadarkan anak tehadap kebermaknaan hidup, dan memotivasi


(17)

anak untuk bertumbuh sebagai anak yang berprestasi.

- SMUQ Radio : siaran secara langsung dari siswa saat jam istirahat.

3 Sekolah Lima Hari

- Skolah lima hari hanya diterapkan pada SMA Kristen 1 salatiga untuk kota salatiga. Sekolah dimulia pukul 07.25 dimana Senin Kamis rposes belajar mengajar berakhir pkl.14.45, hari Jumat proses belajar mengajar berakhir pkl. 11.45 (tutup pekan)  memberi kesempatan siswa muslim untuk Sholat

- Namun pada hari Sabtu layanan internet dan perpustakaan tetap buka, sehingga ada kesempatan bagi para siswa untuk belajar di sekolah didukung sarana di sekolah serta mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. - Sekolah mempertimbangkan kondisi siswa dan

memberikan kesempatan untuk siswa memilik waktu yang cukup di akhir pekan sehingga ketika kembali bersekolah di hari senin lebih siap dan bersemangat.

4 Peduli Kasih (Kerohanian)

- Penjaringan kesehatan : pemeriksaan kesehatan secara umum kerja sama dengan Puskesmas Mangunsari

- Penyuluhan tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi.

- Pengobatan gratis kerja sama dengan WCTUI - Donor darah, kerja sama dengan PMI

- Lingkungan sehat

- Penyuluhan tentang bahaya minuman keras, rokok, obat-obatan terlarang (narkoba), sex bebas (HIV)  kerja sama dengan Polres, WCTUI, DKK,Puskesmas PMI.

5 Field Trip

- Live In : melatih peserta didik untuk bersosialisasi dan meningkatkan kepedulian terhadap sesama di desa Ngaduman seperti menanam tembakau dan berkebun serta membantu masyarakat bekerja bakti membangun desa (lihat lempiran 5)

- Bekerjasama dengan lembaga kursus Sha Hua yang selama ini juga membantu mengupayakan beasiswa bagi lulusan SMA Kristen 1 Salatiga untuk belajar bahasa Mandarin ke Cina. Pada tiga


(18)

tahun terakhir rata-rata 4 siswa memperoleh beasiswa dari Cina untuk studi bahasa Mandarin di Cina.

- Outdor Studi : untuk menunjang peningkatan pemahaman peserta didik.

6 Layanan BK

- Layanan Bimbingan Konseling baik secara individu maupun kelompok seperti home visit, tentang studi, kehidupan pribadi dsb.

- Kegiatan ini dilakukan untuk membantu siswa dalam menyelesaikan maslahnya.

- Mengundang tokoh-tokoh alumni yang sudah sukses.

- Mengundang orang-orang cacat, orang yang pernah jatuh dan kemudian dapat dibangtikan ketiga menimba ilmu di SMA Kristen 1 Salatiga.

7 Wasana Warsa SMA Kristen 1 Salatiga

- Wasana warsa adalah kegiatan untuk menutup tahun ajaran yang telah selesai untuk semua jenjang pendidikan yang ada di SMA Kristen 1 Salatiga

- Kegiatan diisi dengan ibadah, dan penampilan berbagai bakat dan talenta dari siswa SMA Kristen 1 Salatiga.

-8 Kehidupan beriman

- Ibadah dan aksi sosial pada hari-hari besar

- Perkunjungan terhadap keluarga guru/karyawan yang membutuhkan perhatian seperti sakit, duka dsb

- Retreat Guru/karyawan.

9 Seminar, workshop dan training

- Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan layanan yang terbaik dalam meningkatkan profesi guru. - Guru didorong untuk mengikuti setiap kegiatan

ilmiah.

- Guru di berikan kesempatan untuk mengikuti studi banding ke sekolah lain

- Memberikan dukungan bagi guru yang melanjutkan studi dengan memberikan uang buku.


(19)

10 Program Khusus Kewira Usahaan dan Agribisnis

- Menjual hasil karya mereka seperti kue-kue dari tanama beta Vulgaris Yang biasa digunakan masyarakat untuk obat kanker dan taman ini budi dayakan oleh SMA Kristen 1 Salatiga.

- mempelajari tentang tehnik budidaya dan bisnis tanaman hias, mulai dari pembibitan, budi daya sampai teknik pemasaran.

- Membuat alat seperti (tungku) untuk mengeringkan tambakau.

- Membuat Filim bertema, sinema Fotografi, membuat lomba karya ilmiah, dan membuat Oven Matahari.

- Membuat katalog tentang kegiatan siswa. - Paduan suara/vocal grop tari dan

11 Pemilos

- Merupakan sarana belajar berdemokrasi dan pendidikan berkarakter.

- Siswa diajarkan membuat Visi dan Misi dalam berorganisasi.

Tabel 4.2 di atas menunjukan bahwa SMA Kristen 1 Salatiga memiliki berbagai program yang sejauh ini tidak ditemukan pada sekolah lainnya di salatiga. Hal ini dapat dibuktikan dengan data tentang program-program dari sekolah lainnya di salatiga diperoleh dari hasil wawancara dengan beberapa pihak pada sekolah lain di salatiga. Dalam wawancara tersebut diperoleh informasi SMA swasta lainya bahwa belum membuat program khusus dan agribisnis dalam pembelajaran siswa dan untuk kegiatan sosial seperti program bakti sosial, live in, tinggal dengan warga di desa dan mendiami rumah warga serta kegiatan pramuka. Sedangkan kegiatan untuk orang tua sendiri dilakukan pada awal tahun pelajaran untuk mensosialisasikan program sekolah


(20)

dalam tahun ajaran yang baru, pada akhir tahun ajaran yang baru dan juga pada saat pembagian laporan pendidikan.

Pertimbangan SMA Kristen 1 Salatiga untuk melaksanakan berbagai program yang berbeda dengan sekolah lainnya karena ingin mengembangkan potensinya sesuai dengan bakat dan minat masing-masing, baik dalam kewirausahaan maupun life skill serta sebagai wadah bagi pendidikan nilai-nilai kepribadian yang sesuai dengan religiositas dan budaya bangsa Indonesia. Kegiatan-kegiatan seperti ini akan semakin baik jika dikembangkan sejak dini. Pertimbangan lainnya yaitu karena berbagai program tersebut sesuai dengan perkembangan di masa sekarang dan merupakan kebutuhan dari siswa dalam mengembangkan diri. Program-program ini dilakukan berdasarkan keputusan-keputusan dari pihak sekolah. Beragam ide yang berkaitan dengan program tersebut berasal dari guru, siswa dan kepala sekolah dalam mengembangan sekolah menjadi sekolah yang maju.

Dengan berbagai program sekolah yang sudah di laksanakan, Kepala Sekolah SMA Kristen 1 Salatiga berencana untuk menjalankan beberapa program kedepannya. Rencananya akan di lakukan pada tahun depan. Program ini pun dalam pembicaran disambut baik oleh para guru-guru, siswa dan juga orang tua


(21)

siswa. Berikut ini pernyataan Beliau, saat wawancara tanggal 12 November 2013:

Tahun depan sekolah akan menambah beberapa program baru yang belum diterapkan di salatiga seperti Marcing band dan Program kerja sama dengan Singapura dan Cina .

Pendapat yang diungkapkan kepala sekolah tentang program kedepannya menunjukan bahwa SMA kristen 1 Salatiga selalu memberikan hal-hal yang baru kepada siswa dan mengupayakan yang terbaik untuk proses pendidikan di Sekolah Kristen 1 salatiga. Hal ini dilakukan agar sekolah menjadi unik dan berbeda dengan sekolah-sekolah lainnya. Dengan tetap mengacu pada Visi dan Misi sekolah serta kesadaran akan layanan yang penuh dengan kasih.

4.2.3 Sasaran Layanan

Sesuai hasil penelitian yang dilakukan pada SMA Kristen 1 Salatiga menunjukan bahwa dalam melakukan proses pendidikan ataupun dalam menghadapi persaingan di dunia pendidikan, SMA Kristen 1 Salatiga tidak tidak menentukan sasaran layanan tertentu untuk menarik minat masyarakat terhadap sekolah. Berikut pendapat Kepala SMA Kristen 1 Salatiga pada saat wawancara tanggal 12 November 2013 berkaitan dengan strategi fokus:


(22)

Kami tidak mengunakan target pada masyarakat tertentu. Kami terbuka dalam menerima siswa dan untuk siapa saja yang berminat. Di sekolah kami siswa tidak hanya dari Salatiga tapi juga dari Papua, Kupang dan Ambon mereka di sini di lihat dan di kontrol oleh saya. Disini siswa yang beragama Muslim juga banyak kurang lebih 35%

Pendapat Kepala Sekolah tersebut menunjukan bahwa keberadaan SMA Kristen 1 Salatiga terbuka untuk menerima siswa dari berbagai latar belakang suku, agama dan ras tanpa ada perbedaan. SMA Kristen 1 Salatiga juga memiliki program-program yang sasarannya ditujukan kepada masyarakat luas dan semua pihak yang ada di lingkungan Sekolah Kristen 1 Salatiga.

Sekalipun SMA Kristen 1 salatiga terbuka untuk semua lapisan masyarakat tanpa ada batasnya untuk kelompok tertentu, akan tetapi hasil penelitian juga menunjukan bahwa sebagian besar masyarakat yang memilih SMA Kristen 1 Salatiga berasal dari kalangan menengah ke bawah.

Untuk hal tersebut SMA Kristen 1 Salatiga peduli dan memperhatikan siswa-siswi yang berasal dari kalangan bawah atau kurang mampu khususnya dalam hal biaya pendidikan dengan cara memberikan beasiswa atau potongan SPP bagi siswa tersebut. Bukti nyata adanya pelaksanaan program sekolah berupa potongan SPP bagi siswa yang kemudian di bebaskan dari SPP.


(23)

Dikemukakan secara langsung oleh salah satu siswa pada saat wawancara tanggal 15 juni 2013.

biaya SPP saya Rp 150.000 tapi kemudian dibebaskan 100% dari sekolah. Jadi saya sekarang tidak lagi membayar SPP.

Tindakan yang dilakukan oleh SMA Kristen 1 Salatiga menunjukan bahwa SMA Kristen 1 Salatiga peduli dan mampu mengatasi masalah biaya pendidikan yang dihadapi oleh siswa yang kurang mampu, meskipun SMA Kristen 1 Salatiga tidak memilik sasaran layanan tertentu.

4.3 Pembahasan

berdasarkan hasil penelitian tentang strategi bersaing SMA Kristen 1 salatiga yang mencakup tiga pendekatan yaitu keunggulan biaya, diferensiasi dan fokus, maka di dapat strategi bersaing yang digunakan oleh SMA Kristen 1 salatiga. Oleh karena itu, agar dapat memenuhi lebih jelas apa yang melatarbelakangi SMA Kristen 1 Salatiga sehingga menjalankan strategi bersaing tersebut maka akan dilakukan pembahasan dari setiap pendekatan strategi bersaing tersebut.

4.3.1 Keunggulan Biaya

Biaya pendidikan pada SMA Kristen 1 Salatiga terdiri dari SPP dan uang kegiatan. Apabila dibandingkan dengan biaya pada sekolah swasta lainnya


(24)

di Salatiga, maka terlihat perbedaan dimana biaya yang ditetapkan oleh SMA Kristen 1 salatiga khususnya dalam hal SPP tidak berbeda jauh dengan sekolah lainnya bahkan lebih murah dibandingkan dengan sekolah swasta lainnya. Sedangkan untuk biaya lainnya SMA Kristen 1 Salatiga hanya menetapkan biaya kegiatan selama satu tahun dan kegiatan lainnya SMA Kristen 1 salatiga tidak menerima biaya apa pun. Dengan demikian dapat dikatan bahwa SMA Kristen 1 Salatiga telah menetapkan biaya pendidikan yang murah.

Kenyataan tersebut menjadikan SMA Kristen 1 Salatiga sebagai sekolah yang tergolong murah dan dapat menunjukan bahwa SMA Kristen 1 Salatiga mampu menjalankan strategi keunggulan biaya. Sehingga pendapat yang dikemukakan oleh Hunger & Whellen (2003) bahwa sebuah lembaga akan menajdi produsen biaya rendah atau menawarkan biaya paling rendah yang bersaing dengan sekolah lainnya terbukti dilakukan oleh SMA Kristen 1 Salatiga.

SMA kristen 1 salatiga mampu menyedikan berbagai program dan fasilitas untuk menunjang aktivitas di sekolah yang sebanding dengan biaya yang dikeluarkan oleh siswa. Sedangkan bila dibandingkan dengan sekolah lain yang biaya pendidikan lebih murah dari pada SMA kristen 1 Salatiga, maka akan terlihat perbedaan dimana fasilitas yang disediakan sekolah


(25)

lainnya tidak sama dengan yang tersedia pada SMA Kristen 1 Salatiga atau dengan kata lain masih memiliki kekurangan.

SMA Kristen 1 Salatiga tidak hanya tergantung pada uang SPP dan uang Kegiatan siswa melainkan Kepala Sekolah dan para guru membuat kebijakan dan mencari alteratif lain untuk menemukan biaya dalam menambah kebutuhan pendidikan di sekolah. Segala kegiatan dilakukan oleh kepala sekolah, guru dan juga siswa selain untuk memberikan bekal ilmu, juga dapat membantu meningkatkan mutu dari pada sekolah SMA Kristen 1 Salatiga sendiri. Dengan segala kegiatan yang dilakukan oleh SMA Kristen 1 Salatiga seperti Worsop, Usaha Dana, kerjasama dengan setiap organisasi, membuat proposal, Seminar dan berbagai bantuan yang diberikan dari berbagai pihak, maka SMA Kristen 1 Salatiga mampu bersiang dan dapat memberikan kepuasan kepada pelanggannya.

4.3.2 Diferensiasi

SMA Kristen 1 salatiga memiliki diferensiasi dalam hal ciri khas sebagai sekolah Kristen dan berbagai program yang dilaksanakan oleh siswa, guru dan orang tua siswa maupun masyarakat. Untuk ciri khas sebagai sekolah Kristen, upaya sekolah dalam menekankan pengenalan akan Tuhan Yesus merupakan langkah yang tepat dan sesuai dengan tujuan sekolah Kristen dalam


(26)

dunia pendidikan (Wirowidjojo, 2012) yaitu membantu berkembangnya seseorang atas dasar pandangan Kristen agar mencapai kedewasaan yang religious dan bertanggungjawab.

Semua pihak yang menjadi bagian dari SMA Kristen 1 Salatiga dibentuk setiap hari melalui berbagai kegiatan rohani, dengan demikian mereka dibantu untuk memiliki kehidupan dan karakter yang baik. Hal ini penting karena dapat mempererat hubungan antara siswa dan guru dalam meningkatkan rasa kebersamaan dan menjalin kerjasama yang baik dalam berbagai hal untuk kemajuan sekolah. Dengan demikian SMA kristen 1 Salatiga mampu mewujudkan tujuan sekolah Kristen.

Sekalipun SMA Kristen 1 Salatiga menekankan pengenalan akan Tuhan Yesus namun, juga memberikan kesempatan bagi siswa yang beragama lain dan dari berbagai kalangan untuk bersekolah. Hal ini sejalan dengan pendapat Sairin (2011) yang mengatakan bahwa sekolah Kristen harus terbuka bagi semua peserta didik tanpa membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras, golongan, kedudukan sosial, dan tingkat kemampuan ekonomi. Hal ini merupakan langkah yang tepat agar dapat menunjukan bahwa sebagai sekoah Kristen tidak berarti bahwa sekolah tersebut harus ekskutif dan hanya untuk kalangan tertentu. Sekolah harus tetap terbuka untuk umum serta tidak


(27)

membeda-bedakan karena itu merupakan wujud nyata pelayanan dan kesaksian kepada masyarakat luas. Hal ini sejalan dengan empat fungsi dari pada sekolah Kristen (Sairin 2011) yaitu fungsi kesaksian dan pelayanan, dan fungsi pendidikan dan pengajaran, fungsi pembinaan serta fungsi pelayanan masyarakat.

Diferensiasi lainnya adalah pihak sekolah tidak hanya memberikan program yang ada pada sekolah lain, tetapi sekolah mencoba memberikan program-program yang baru dan berbeda. Upaya tersebut dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi dari siswa, guru maupun pihak lainnya dilingkungan sekolah Kristen 1 salatiga serta melihat perkembangan yang ada saat ini.

Apabila dikaitkan dengan pendapat David (2008) yang mengatakan bahwa setiap sekolah harus selalu mencari cara melakukan diferensiasi agar sekolah terus unggul dan mendapatkan kesetiaan dari pelanggan, maka dapat dikatakan bahwa upaya SMA Kristen 1 Salatiga dalam memberikan berbagai program merupakan salah satu cara sekolah untuk dapat bertahan dan terus berkembang. Banyak pilihan yang dimiliki masyarakat tentunya akan memperkuat struktur sekolah secara maksimal (Purwanto, 2011).


(28)

4.3.3 Fokus

Hasil penelitian menunjukan bahwa SMA Kristen 1 Salatiga tidak memiliki fokus pada kelompok masyarakat tertentu untuk menarik minat mereka terhadap sekolah. Dengan kata lain SMA Kristen 1 Salatiga terbuka kepada masyarakat dari berbagai kalangan dan wilayah. Langkah yang diambil pihak sekolah berbeda dengan pendapat Porter (1992) bahwa dalam menjalankan strategi fokus setiap sekolah akan terlebih dahulu memilih atau menentukan kelompok tertentu dan melayani kelompok tersebut dengan berbagai fasilitas dan program yang telah disediakan. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa SMA Kristen 1 Salatiga merupakan sekolah yang tidak menjalankan strategi fokus.

Kebijakan sekolah tidak menjalankan strategi fokus yaitu karena sekolah menyadari cirinya sebagai sekolah Kristen yang harus melayani semua orang baik yang berbeda suku, ras, dan agama sekalipun. Sebab dari sinilah sekolah dapat mencerminkan dirinya sebagai sekolah Kristen. SMA Kristen 1 Salatiga juga ingin memperkenalkan sekolanya bukan saja untuk seluruh Jawa Tengah melainkan kepada dunia. Bahwa dengan pelayanan yang baik dan penuh dengan kasih SMA Kristen 1 Salatiga mampu bersaing di dunia pendidikan.


(29)

Keputusan sekolah untuk tidak memilih strategi fokus merupakan suatu langkah yang tepat bagi pihak sekolah. Karena pihak sekolah sendiri tidak ingin adanya batasan dan perlakukan yang berbeda terhadap kelompok tertentu. SMA Kristen 1 Salatiga ingin memberikan kesempatan kepada semua masyarakat untuk menikmati pendidikan serta mengajak masyarakat untuk membangun diri. Untuk itu SMA Kristen 1 Salatiga berupaya memberikan layanan yang baik kepada semua pihak yang ada di lingkungan SMA Kristen 1 Salatiga melalui program dan fasilitas yang tersedia meskipun SMA Kristen 1 Salatiga memiliki target yang luas.

Satu contoh kepedulian SMA Kristen 1 Salatiga yaitu kepada siswa-siswi yang memiliki masalah keuangan atau yang kurang mampu. Kepedulian ini menunjukan bahwa sekolah konsisten dalam memperhatikan semua pihak yang menjadi bagian dari sekolah. Hal tersebut tidak hanya ditunjukan ketika sekolah ingin mendapatkan banyak peminat tetapi juga dalam berbagai situasi.

Penjelasan ini menunjukan ini menunjukan bahwa sekolah memiliki target yang luas, juga mampu memberikan layanan yang baik kepada semua lapisan masyarakat, sama seperti sekolah yang memiliki fokus kepada kelompok tertentu. Dengan demikian maka pernyataan Hunger & Wheelen (2013) yang


(30)

mengemukakan bahwa dengan strategi fokus suatu lembaga dapat melayani kelompok tertentu yang menjadi pilihannya dengan lebih baik dibandingkan yang lainnya tidak selamanya benar.

Jadi upaya kepedulian sekolah ini tidak hanya dilakukan oleh sekolah yang memiliki fokus kepada kelompok tertentu untuk tetap mempertahankan strateginya seperti salah satu ciri-ciri strategi fokus (Widhyaestoeti 2012), akan tetapi juga dilakukan oleh sekolah yang memiliki sasaran luas.


(1)

lainnya tidak sama dengan yang tersedia pada SMA Kristen 1 Salatiga atau dengan kata lain masih memiliki kekurangan.

SMA Kristen 1 Salatiga tidak hanya tergantung pada uang SPP dan uang Kegiatan siswa melainkan Kepala Sekolah dan para guru membuat kebijakan dan mencari alteratif lain untuk menemukan biaya dalam menambah kebutuhan pendidikan di sekolah. Segala kegiatan dilakukan oleh kepala sekolah, guru dan juga siswa selain untuk memberikan bekal ilmu, juga dapat membantu meningkatkan mutu dari pada sekolah SMA Kristen 1 Salatiga sendiri. Dengan segala kegiatan yang dilakukan oleh SMA Kristen 1 Salatiga seperti Worsop, Usaha Dana, kerjasama dengan setiap organisasi, membuat proposal, Seminar dan berbagai bantuan yang diberikan dari berbagai pihak, maka SMA Kristen 1 Salatiga mampu bersiang dan dapat memberikan kepuasan kepada pelanggannya.

4.3.2 Diferensiasi

SMA Kristen 1 salatiga memiliki diferensiasi dalam hal ciri khas sebagai sekolah Kristen dan berbagai program yang dilaksanakan oleh siswa, guru dan orang tua siswa maupun masyarakat. Untuk ciri khas sebagai sekolah Kristen, upaya sekolah dalam menekankan pengenalan akan Tuhan Yesus merupakan langkah yang tepat dan sesuai dengan tujuan sekolah Kristen dalam


(2)

dunia pendidikan (Wirowidjojo, 2012) yaitu membantu berkembangnya seseorang atas dasar pandangan Kristen agar mencapai kedewasaan yang religious dan bertanggungjawab.

Semua pihak yang menjadi bagian dari SMA Kristen 1 Salatiga dibentuk setiap hari melalui berbagai kegiatan rohani, dengan demikian mereka dibantu untuk memiliki kehidupan dan karakter yang baik. Hal ini penting karena dapat mempererat hubungan antara siswa dan guru dalam meningkatkan rasa kebersamaan dan menjalin kerjasama yang baik dalam berbagai hal untuk kemajuan sekolah. Dengan demikian SMA kristen 1 Salatiga mampu mewujudkan tujuan sekolah Kristen.

Sekalipun SMA Kristen 1 Salatiga menekankan pengenalan akan Tuhan Yesus namun, juga memberikan kesempatan bagi siswa yang beragama lain dan dari berbagai kalangan untuk bersekolah. Hal ini sejalan dengan pendapat Sairin (2011) yang mengatakan bahwa sekolah Kristen harus terbuka bagi semua peserta didik tanpa membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras, golongan, kedudukan sosial, dan tingkat kemampuan ekonomi. Hal ini merupakan langkah yang tepat agar dapat menunjukan bahwa sebagai sekoah Kristen tidak berarti bahwa sekolah tersebut harus ekskutif dan hanya untuk kalangan tertentu. Sekolah harus tetap terbuka untuk umum serta tidak


(3)

membeda-bedakan karena itu merupakan wujud nyata pelayanan dan kesaksian kepada masyarakat luas. Hal ini sejalan dengan empat fungsi dari pada sekolah Kristen (Sairin 2011) yaitu fungsi kesaksian dan pelayanan, dan fungsi pendidikan dan pengajaran, fungsi pembinaan serta fungsi pelayanan masyarakat.

Diferensiasi lainnya adalah pihak sekolah tidak hanya memberikan program yang ada pada sekolah lain, tetapi sekolah mencoba memberikan program-program yang baru dan berbeda. Upaya tersebut dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi dari siswa, guru maupun pihak lainnya dilingkungan sekolah Kristen 1 salatiga serta melihat perkembangan yang ada saat ini.

Apabila dikaitkan dengan pendapat David (2008) yang mengatakan bahwa setiap sekolah harus selalu mencari cara melakukan diferensiasi agar sekolah terus unggul dan mendapatkan kesetiaan dari pelanggan, maka dapat dikatakan bahwa upaya SMA Kristen 1 Salatiga dalam memberikan berbagai program merupakan salah satu cara sekolah untuk dapat bertahan dan terus berkembang. Banyak pilihan yang dimiliki masyarakat tentunya akan memperkuat struktur sekolah secara maksimal (Purwanto, 2011).


(4)

4.3.3 Fokus

Hasil penelitian menunjukan bahwa SMA Kristen 1 Salatiga tidak memiliki fokus pada kelompok masyarakat tertentu untuk menarik minat mereka terhadap sekolah. Dengan kata lain SMA Kristen 1 Salatiga terbuka kepada masyarakat dari berbagai kalangan dan wilayah. Langkah yang diambil pihak sekolah berbeda dengan pendapat Porter (1992) bahwa dalam menjalankan strategi fokus setiap sekolah akan terlebih dahulu memilih atau menentukan kelompok tertentu dan melayani kelompok tersebut dengan berbagai fasilitas dan program yang telah disediakan. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa SMA Kristen 1 Salatiga merupakan sekolah yang tidak menjalankan strategi fokus.

Kebijakan sekolah tidak menjalankan strategi fokus yaitu karena sekolah menyadari cirinya sebagai sekolah Kristen yang harus melayani semua orang baik yang berbeda suku, ras, dan agama sekalipun. Sebab dari sinilah sekolah dapat mencerminkan dirinya sebagai sekolah Kristen. SMA Kristen 1 Salatiga juga ingin memperkenalkan sekolanya bukan saja untuk seluruh Jawa Tengah melainkan kepada dunia. Bahwa dengan pelayanan yang baik dan penuh dengan kasih SMA Kristen 1 Salatiga mampu bersaing di dunia pendidikan.


(5)

Keputusan sekolah untuk tidak memilih strategi fokus merupakan suatu langkah yang tepat bagi pihak sekolah. Karena pihak sekolah sendiri tidak ingin adanya batasan dan perlakukan yang berbeda terhadap kelompok tertentu. SMA Kristen 1 Salatiga ingin memberikan kesempatan kepada semua masyarakat untuk menikmati pendidikan serta mengajak masyarakat untuk membangun diri. Untuk itu SMA Kristen 1 Salatiga berupaya memberikan layanan yang baik kepada semua pihak yang ada di lingkungan SMA Kristen 1 Salatiga melalui program dan fasilitas yang tersedia meskipun SMA Kristen 1 Salatiga memiliki target yang luas.

Satu contoh kepedulian SMA Kristen 1 Salatiga yaitu kepada siswa-siswi yang memiliki masalah keuangan atau yang kurang mampu. Kepedulian ini menunjukan bahwa sekolah konsisten dalam memperhatikan semua pihak yang menjadi bagian dari sekolah. Hal tersebut tidak hanya ditunjukan ketika sekolah ingin mendapatkan banyak peminat tetapi juga dalam berbagai situasi.

Penjelasan ini menunjukan ini menunjukan bahwa sekolah memiliki target yang luas, juga mampu memberikan layanan yang baik kepada semua lapisan masyarakat, sama seperti sekolah yang memiliki fokus kepada kelompok tertentu. Dengan demikian maka pernyataan Hunger & Wheelen (2013) yang


(6)

mengemukakan bahwa dengan strategi fokus suatu lembaga dapat melayani kelompok tertentu yang menjadi pilihannya dengan lebih baik dibandingkan yang lainnya tidak selamanya benar.

Jadi upaya kepedulian sekolah ini tidak hanya dilakukan oleh sekolah yang memiliki fokus kepada kelompok tertentu untuk tetap mempertahankan strateginya seperti salah satu ciri-ciri strategi fokus (Widhyaestoeti 2012), akan tetapi juga dilakukan oleh sekolah yang memiliki sasaran luas.