ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUMAHAN SYARIAH DITINJAU DARI SEGI MARKETING MIX (7P'S) DI D'AHSANA PROPERTY PUSAT MALANG.

(1)

SKRIPSI

Oleh:

MELLYNDA DEWI IMANSARI NIM. C04212026

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH SURABAYA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Perumahan Syariah Ditinjau Dari Seri Marketing Mix di D’Ahsana Property Pusat Malang” ini menguraikan tentang bagaimana strategi pemasaran yang digunakan oleh D’Ahsana Property sebagai bisnis properti baru yaitu properti berbasis syariah, serta bagaimana strategi pemasaran untuk peningkatan market share di D’Ahsana Property pusat malang ditinjau dari segi marketing mix (7P’s) dan marketing syariah.

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sumber datanya ada 2 (dua) yaitu sumber data primer yang terdiri dari wawancara dan observasi secara langsung dengan pihak yang menangani masalah pemasaran serta ke owner perusahaan. Sedangkan untuk data sekunder ialah menggunakan dokumen yang diperoleh saat melakukan penelitian dilapangan seperti foto serta literature yang relevan dengan penelitian ini. Selanjutnya di analisis menggunakan deskriptif analisis.

Berdasarkan hasil penelitian, bahwa strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan tersebut menitikberatkan kepada kualitas bangunan yang baik, lokasi yang cukup strategis, harga, pelayanan yang santun, media promosi lewat website, transaksi jual beli yang sesuai syariah, lingkungan yang nyaman, pemilihan segmentasi pasar. Dalam ilmu marketing, kita mengenal konsep marketing mix (7P’s) untuk meningkatkan pangsa pasar. Untuk meningkatkan pangsa pasar, marketer memasarkan produknya melalui website perusahaan dan website yang khusus memasarkan properti serta memberikan proses transaksi yang mudah namun yang menjadi kendala yaitu terletak pada variable harga karena harga menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli rumah.

Saran yang bisa diberikan yaitu melakukan evaluasi kembali pada strategi pemasaran khususnya pada aspek promosi serta membuka cluster baru dengan tipe kecil sehingga bisa dijangkau oleh segmen menengah kebawah.


(7)

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TRANSLITERASI ... xii

BAB PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah... 11

C. Rumusan Masalah ... 12

D. Tujuan Penelitian ... 12

E. Kegunaan Hasil Penelitian ... 12

F. Kajian Pustaka... 13

G. Definisi Operasional... 22

H. Metode Penelitian... 24

I. Sistematika Pembahasan ... 29

BAB II KERANGKA TEORITIS ... 32

A. Pengertian Pemasaran ... 32


(8)

E. Properti Syariah... 46

BAB III DATA PENELITIAN ... 47

A. Profil D’Ahsana Property... 47

B. Visi Misi dan Tujuan D’Ahsana Property... 48

C. Tata Nilai Perusahaan ... 49

D. Struktur Organisasi D’Ahsana Property... 51

E. Market Share Perusahaan ... 55

F. Strategi Pemasaran D’Ahsana Property ... 56

BAB IV ANALISIS DATA ... 62

A. Strategi Pemasaran Perumahan Syariah di D’Ahsana Property Pusat Malang ... 63

B. Strategi Pemasaran Perumahan Syariah di D’Ahsana Property Pusat Malang Ditinjau Dari Segi Marketing Mix ... 64

BAB V PENUTUP... 75

A. Kesimpulan ... 75

B. Saran... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76 LAMPIRAN ...


(9)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia tidak pernah lepas dari segala masalah yang berhubungan dengan tempat tinggal karena tempat tinggal merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi setelah sandang dan pangan. Kebutuhan rumah setiap tahunnya mengalami kenaikan yang cukup signifikan, pada website republika menyebutkan bahwa tahun 2015 kemarin kenaikan permintaan rumah di Indonesia mencapai 1,55 juta unit pertahun. Rumah pada umumnya merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia yang berfungsi sebagai tempat tinggal, tempat berlindung dari hujan, polusi, terik matahari dan sebagainya. Selain itu, rumah juga berfungsi sebagai tempat berkumpul keluarga yang nyaman. Untuk mendapatkan rumah yang berkualitas diperlukan lokasi yang strategis, aman, nyaman serta memiliki udara yang cukup bersih dari berbagai dampak polusi udara yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor atau limbah pabrik. Selain itu, lingkungan disekitar rumah juga ikut berperan penting dalam pembentukan karakter anggota keluarga terutama anak-anak yang masih dalam tahap pencarian jati diri.

Namun di Indonesia, tidak sedikit kepala rumah tangga yang sulit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya seperti tempat tinggal yaitu rumah, karena lahan untuk membuat rumah sendiri juga sangat terbatas sehingga mengharuskan masyarakat untuk membeli perumahan. Perumahan


(10)

bisa dijadikan pilihan untuk memenuhi kebutuhan dasar di samping sandang dan pangan. Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan yang meningkat bersamaan dengan pertambahan penduduk, diperlukan penanganan dengan perencanaan yang seksama disertai keikutsertaan dana dan daya yang ada dalam masyarakat.1 Perumahan merupakan masalah berlanjut bahkan terus-menerus meningkat seirama dengan pertambahan penduduk maupun dinamikanya.2 Adapun tujuan pembangunan perumahan adalah agar setiap orang dapat menempati perumahan yang sehat untuk mendukung kelangsungan dan peningkatan kesejahteraan sosialnya3 baik untuk tempat tinggal, tempat usaha, perkantoran dan sebagainya.

Dikarenakan perkembangan zaman saat ini, banyak masyarakat yang menginginkan untuk mengkonsumsi produk-produk yang berbasis syariah. Oleh karena itu, sebagian masyarakat Islam mempersiapkan modal untuk memulai bisnis atau membeli barang yang menggunakan sistem berbasis syariah4. Dari fenomena tersebut, akhirnya muncul kesadaran, keinginan dan gerakan ke arah ekonomi berkarakteristik nilai Islami mulai dari munculnya inisiatif perbankan syariah dan lembaga keuangan mikro syariah berupa BMT, asuransi syariah model takaful, hotel syariah, bisnis jual beli atau perdagangan

1

C. Djemabut Blaang, Perumahan dan Pemukiman sebagai Kebutuhan Pokok (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1986), 4.

2

Ibid., 6.

3

Ibid., 7.

4


(11)

syariah dan lain-lain yang menginovasi produknya menjadi produk yang mencoba menawarkan karakter syariah.5

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk serta mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, maka pada saat ini berkembang bisnis property dengan konsep syariah yang bertujuan untuk memudahkan masyarakat umum khususnya Muslim dalam membeli rumah tanpa perantara lembaga perbankan. Property (properti) syariah adalah sebuah sistem dalam bisnis properti yang menggunakan aturan syariah Islam sebagai aturan mainnya. Jadi, dalam pengadaan, penjualan, desain dan segala hal tentangnya disandarkan semuanya kepada hukum syariah.6 Dengan adanya perumahan yang berkonsep syariah ini diharapkan bisa memenuhi keinginan masyarakat umum khususnya Muslim yang ingin membeli rumah sebagai tempat tinggal atau sebagai investasi.

Saat ini banyak bermunculan perumahan-perumahan baru yang bisa dijadikan alternatif bagi kepala rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal keluarganya, perumahan pada era sekarang ini ada dua (2) macam, yakni perumahan biasa (menggunakan KPR bank) atau perumahan yang paling baru yaitu perumahan dengan konsep syariah (tanpa menggunakan KPR bank). Masing-masing perumahan tersebut didesain untuk

5

Ismail Nawawi Uha, Etika Bisnis Islam: Teori dan Pengantar Praktek dalam Kehidupan Bisnis Komoditas dan Jasa (Sidoarjo: CV. Dwiputra Pustaka Jaya, 2014), 218.

6Harun Musa,“Disinilah Nilai Investasi Property yang Sesungguhnya” dalam

http://www.ahsanaproperty.com/2015/08/27/disinilah-nilai-investasi-property-yang-sesungguhnya / , diaskes pada tanggal 25 bulan Oktober Tahun 2015 pukul 22.15


(12)

memenuhi kebutuhan masyarakat yang membutuhkan tempat tinggal dengan berbagai cara pembayaran serta konsep yang ditawarkan oleh pihak developer.

Namun permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan perumahan dan pemukiman yang berwawasan lingkungan adalah sangat kompleks. Bukan hanya menyangkut pembiayaan tetapi juga menyangkut masalah pemasaran. Karena pemasaran merupakan aspek yang paling penting dalam sebuah jual beli atau bisnis untuk mengetahui kondisi pasar guna meningkatkan kualitas produknya sehingga bisa sesuai dengan keinginan pasar dan dengan mudah memasarkan produknya. Apalagi untuk perumahan berkonsep syariah ini baru exist maka akan butuh strategi pemasaran yang tepat untuk bisa menarik konsumen dan meningkatkan market share perumahan syariah tersebut. Pemasaran yang dilakukan oleh perumahan D’Ahsana Property harus tepat karena para pemasar harus bisa meyakinkan calon konsumen agar tertarik dengan produk rumah tersebut, karena perumahan ini merupakan pendatang baru sehingga masyarakat umum belum paham apa perbedaan perumahan berkonsep syariah ini dengan perumahan biasa pada umumnya. Masyarakat merupakan pasar potensial bagi perusahaan property syariah di Indonesia, oleh karenanya diperlukan penanganan khusus untuk mengelola pasar tersebut dengan baik. Perusahaan perlu membuat program pemasaran yang tepat sasaran untuk menarik calon konsumen.


(13)

Dalam hal ini perusahaan akan menentukan konsumen mana yang akan dipilih kemudian dikelompokkan7 sehingga staf marketing bisa menyusun strategi pemasaran untuk menguasai market share yang diinginkan. Bagi suatu perusahaan, pasar merupakan sasaran untuk keberhasilan dalam mencapai tujuan di bidang pemasaran. Untuk mengukur keberhasilan dalam bidang pemasaran, suatu perusahaan harus mengetahui posisinya di pasar.8

Pendekatan yang akan kita lakukan tentunya akan sangat bergantung pada penekanannya. Jika misalnya strategi yang akan ditempuh adalah dengan penekanan pada faktor konsumen, maka baik ditinjau dari segi strategi segmentasi pasar maupun dari segi strategi efektivitas, konsumen akan dijadikan sebagai fokus perhatian kita. Ini tiada lain disebabkan karena perusahaan akan lebih memusatkan perhatiannya kepada kebutuhan golongan konsumen yang homogen. Lain halnya jika penekanannya pada struktur persaingan yang ada, maka dalam hal ini perusahaan harus dapat menjuruskan seluruh kegiatannya kepada sesuatu keadaan, yakni penempatan diri dalam posisi siap bersaing. Berbeda pula halnya jika situasi pasar yang terjadi adalah merupakan suatu selisih antara permintaan dan penawaran, maka bisa saja kondisi yang demikian akan memberikan arah strategi yang lebih mendekatkan diri pada permintaan barang. Disamping itu, kita juga perlu memperhatikan secara jeli siklus kehidupan dari suatu produk yang kita produksi atau kita hasilkan, sebab hal ini dapat mencerminkan situasi pasar pada saat sekarang dan dapat juga dipakai dasar untuk meramalkan

7

Suharno dan Yudi Sutarso, Marketing in Practice (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), 3 dan 26.

8


(14)

perkembangan produk-produk tertentu dimasa depan. Jika memang pendekatan yang dilakukan adalah berdasarkan bagian pasar, maka faktor posisi persaingan dan situasi pasar harus secara bersama-sama dijadikan sebagai titik tolak pendekatan.9

Marketing adalah suatu proses sosial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan serta keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain, usaha untuk menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada calon konsumen, tempat dan waktu, harga, promosi dan komunikasi yang tepat atau bisa juga diartikan sebagai kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi, memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.10 Strategi pemasaran yang paling efektif digunakan oleh suatu perusahan salah satunya adalah strategi marketing mix.

Menurut Philip Kotler dalam buku Freddy Rangkuti “Marketing mix atau bauran pemasaran adalah sekumpulan alat pemasaran 4P (Product, Price, Place, Promotion) yang digunakan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan pemasaran sesuai dengan pasar sasaran yang telah ditetapkan”.11 Untuk menyempurnakan Marketing mix maka ditambah 3 elemen lagi yang terlibat dalam pemasaran yaitu orang (people), bukti fisik (physical evidence), dan proses (process).12 Mengapa harus menambah 3P, karena di dalam perusahaan

9

Faisal Afiff, Strategi Pemasaran (Bandung: Angkasa Bandung, 1990), 18.

10

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran (Jakarta: PT.Macanan Jaya, 2009), 28.

11

Freddy Rangkuti, Flexible Marketing (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2004), 17.

12


(15)

pasti membutuhkan karyawan yang bertindak sebagai instrument people. Untuk bukti fisik (physical evidence) yaitu bukti nyata yang mengingatkan terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut seperti kualitas produk sangat penting untuk memposisikan perusahaan tersebut. Sedangkan proses (process) adalah sistem dan kebijakan yang dipertanggungjawabkan untuk memastikan konsistensi produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Semua kegiatan bisnis di dalam perusahaan pasti saling berhubungan untuk menciptakan pelayanan yang berkualitas terhadap pelanggan.13

Perusahaan properti syariah merupakan bisnis baru, maka perusahaan ini memerlukan strategi pemasaran yang sesuai dengan market yang ingin dikuasai, sehingga diperlukan pengkajian secara detail pada aspek 7P yaitu product, price, place, promotion, people, physical evidence dan process yang ada di perusahaan tersebut. Setiap perusahaan harus mengembangkan produk baru sehingga bisa membentuk masa depan perusahaan dan dapat mempertahankan serta meningkatkan penjualan, karena konsumen atau masyarakat luas pasti selalu menginginkan adanya perkembangan dari suatu produk yang sudah ada sebelumnya sesuai dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, dengan demikian diperlukan pengembangan produk bagi perusahaan agar dapat bertahan.14 Untuk produk yang akan dipasarkan agar dapat memasuki pasar sasaran, maka para pemasar menggunakan alat atau instrument yang dikenal dengan marketing mix. Strategi pemasaran

13

Jenu widjaja tandjung, Marketing Manajemen (Malang: Bayu Media Publishing, 2004), 86.

14

Fajar Laksana, Manajemen Pemasaran; Pendekatan Praktis (Yogyakarta: Candi Gebang Permai, 2008), 57.


(16)

melalui marketing mix memang perlu diperhatikan karena di dalam strategi pemasaran kita kenal adanya konsep klasik dalam pemasaran yang meliputi komponen strategi produk, harga, saluran distribusi (place) dan promosi yang dapat berfungsi meningkatkan minat dan pengetahuan masyarakat sehingga bisa menambah market share. Pemasaran bukan hal yang bisa dianggap sepele, namun banyak hal yang harus dilakukan untuk meningkatkan kinerja properti syariah. Selain produk, kita juga perlu untuk melihat lingkungan sekitar karena lingkungan sekitar bisa menjadi peluang ataupun ancaman bagi perusahaan yang berada di lingkungan tersebut sehingga para pemasar perlu menganalisis lingkungan perusahaan yang selalu berubah-ubah.

Properti syariah ini adalah perusahaan properti yang mengembangkan konsep perumahan yang sudah ada sebelumnya menjadi perumahan yang berkonsep syariah sehingga perusahaan tersebut mampu memenuhi permintaan masyarakat atau konsumen yang membutuhkan perumahan dengan konsep syariah seperti masyarakat Muslim. Perumahan syariah ini adalah perumahan baru maka diperlukan marketing yang tepat karena masih minimnya pengetahuan masyarakat mengenai hunian yang berkonsep syariah ini terutama dalam hal promosi. Promosi merupakan salah satu aspek pemasaran yang berguna untuk membujuk atau memberikan pengertian mengenai produk yang ditawarkan oleh pemasar kepada calon konsumen. Promosi produk yang dilakukan oleh para pemasar perumahan syariah ini hanya melalui kantor pemasaran yang ada sedangkan kantor pemasaran berada ditempat yang kurang strategis sehingga hanya masyarakat yang melewati


(17)

daerah situ saja yang mengetahui kantor pemasaran perumahan syariah. Kurangnya informasi mengenai adanya perumahan syariah ini seperti banner, brosur dan sebagainya membuat kurang efektifnya penjualan di perumahaan tersebut. Maka, para pemasar memerlukan saran untuk evaluasi dari segi pemasaran melalui analisis aspek product, price, place, promotion, people, process dan physical evidence dalam konsep marketing mix diharapkan bisa meningkatkan jumlah market share di perumahan syariah tersebut serta bisa meningkatkan penjualan mereka.

Pada saat ini perusahaan properti syariah yang sedang berkembang adalah D’Ahsana Property. D’Ahsana Property merupakan developer perumahan syariah yang mempunyai tagline tanpa riba, tanpa jaminan, tanpa sita dan tanpa akad bermasalah. Adanya tagline tersebut bertujuan untuk menarik minat konsumen yang membutuhkan tempat tinggal atau rumah tetapi tidak bisa mengajukan KPR kepada bank. Banyak kemudahan yang diberikan oleh pihak D’Ahsana Property sebagai salah satu bentuk promosi tetapi belum banyak diketahui oleh para konsumen.

Menurut manager D’Ahsana Property, Pemasaran yang dilakukan oleh pihak marketing D’Ahsana Property selama ini hanya kepada masyarakat yang memang sudah paham dengan syariah dan tertarik menggunakan atau mengkonsumsi produk syariah sedangkan market diluar itu dimungkinkan lebih banyak sehingga diperlukan evaluasi supaya menemukan solusi yang tepat untuk mengedukasi masyarakat bagaimana konsep perumahan syariah ini dan membentuk trust (kepercayaan) kepada calon konsumen karena


(18)

perumahan syariah ini cara pembiayaannya tanpa back up bank jadi pihak developer sendiri yang mengawal para konsumen mulai awal mengangsur hingga masa angsuran tersebut selesai dengan segala resiko yang ada dikemudian hari. Biasanya, perusahaan yang mengelola perumahan dibedakan menjadi 3 bagian, yakni pihak developer, pihak pemberi modal (Bank), dan kontraktor tidak menjadi satu. Namun di perumahan syariah, semua bagian tersebut menjadi satu, mulai dari developer, pemberi modal dan kontraktor semuanya dari pihak D’Ahsana Property sehingga tidak ada keterlibatan bank dalam proses pendanaan untuk pembangunan rumah dan pembayaran angsuran serta tanpa akad bermasalah karena akad yang digunakan adalah akad Bai’ Istishna yaitu jual beli dengan melalui pesanan. Jadi D’Ahsana Property ini berusaha menjadi pengembang properti yang amanah sesuai syariat Islam.15

Secara global, market share yang sudah dikuasai oleh D’Ahsana Property hingga saat ini masih sekitar 0,11% saja dari keseluruhan jumlah masyarakat yang membutuhkan rumah, padahal target minimal pencapaiannya adalah 5% mulai sejak awal berdiri hingga saat ini.16 Dilihat dari pencapaian jumlah market share yang dikuasai oleh D’Ahsana Property, bisa disimpulkan bahwa dibutuhkan evaluasi pada strategi pemasarannya untuk meningkatkan jumlah market share sesuai dengan target minimal yang sudah ditentukan diawal.

15

Abdul Aziz,Wawancara, Kantor Pemasaran D’Ahsana Property, 10 November 2015.

16


(19)

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penulisan tugas akhir dengan judul ”Analisis Strategi Pemasaran Perumahan Syariah Ditinjau Dari Segi Marketing Mix (7P’S) Di D’ahsana Property Pusat Malang”.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasikan masalah-masalah yang terkandung didalamnya sebagai berikut:

a. Perlu adanya perumahan dengan kawasan Islami b. Adanya peningkatan permintaan akan tempat tinggal

c. Kesulitan untuk membeli rumah tanpa perantara lembaga keuangan d. Sedikitnya jumlah market share yang dikuasai D’Ahsana Property dari

target yang ditentukan 2. Batasan Masalah

Agar dalam pembahasan penelitian ini tidak terlalu menyimpang dan terfokus kepada masalah-masalah pokok, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut:

a. Strategi pemasaran yang digunakan D’Ahsana Property

b. Analisis strategi pemasaran untuk peningkatan market share ditinjau dari segi marketing mix (7P’S) dan marketing syariah


(20)

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi pemasaran perumahan syariah di D’Ahsana Property Pusat Malang ?

2. Bagaimana strategi pemasaran untuk peningkatan market share di D’Ahsana Property Pusat Malang ditinjau dari marketing mix (7P’S) ?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui strategi pemasaran perumahan syariah di D’Ahsana Property Pusat Malang

2. Untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran untuk peningkatan market share di perumahan syariah D’Ahsana Property ditinjau dari Marketing Mix (7P’S)

E. Kegunaan Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat setidaknya dalam dua (2) hal, yaitu :

1. Aspek Teoretis

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian dan bahan masukan bagi penelitian selanjutnya dalam menganalisis strategi market share pada perumahan syariah yang ditinjau dari segi marketing mix.


(21)

2. Aspek Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna khususnya bagi mahasiswa program studi ekonomi syariah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya karena mereka adalah generasi muda yang dibekali ilmu ekonomi syariah untuk mengisi bagian-bagian dalam perkembangan ekonomi syariah atau ekonomi Islam di masa depan dan diharapkan mereka mampu mempunyai peluang yang cukup besar untuk berperan aktif sebagai karyawan, pegawai atau pengembang segala aspek mengenai ekonomi syariah baik itu bidang pemasaran atau sebagainya yang sesuai dengan keahlian masing-masing.

Hasil penulisan ini bagi perusahaan sebagai sarana evaluasi untuk menerapkan strategi pemasaran marketing mix sehingga bisa meingkatkan market share serta penjualan perumahan syariah di D’Ahsana Property pusat malang tersebut. Bagi masyarakat bisa digunakan sebagai parameter untuk memilih perumahan yang berkonsep syariah yang berkualitas baik.

F. Kajian Pustaka

Berdasarkan penelusuran kajian kepustakaan yang penulis lakukan, ada beberapa penelitian yang hampir sama dengan penelitian yang penulis ambil, yaitu:

1. Arum, Suci Ayu (2014) dengan judul “Manajemen Marketing Mix dalam Meningkatkan Minat Konsumen di SMP Rahmat Kembang Kuning Surabaya” dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Melalui marketing mix ini pihak SMP Rahmat Surabaya telah melakukan upaya peningkatan


(22)

minat konsumen yang melibatkan wakasek, Staf Tata Usaha, dan para guru yang secara aktif dan mandiri. Hal ini dapat dilihat dari berbagai program dan keterlibatan didalam proses penerimaan siswa baru. 2) Adapun yang menjadi faktor pendukung dalam meningkatkan minat konsumen ini dianalisis menggunakan marketing mix yaitu meliputi 4P (Price, Product, Place, Promotion) adalah sebagai berikut: a) penawaran harga yang terjangkau, b) Keunggulan dalam segi agama, c) peran orang dibalik layar, adanya peran tokoh-tokoh besar yang ada di masjid rahmat.

Seperti yang sudah diuraikan di atas, dengan adanya mindset kebanyakan masyarakat yang mengunggulkan sekolah negeri, SMP Rahmat Kembang Kuning Surabaya sebagai sekolah swasta harusnya lebih ada evaluasi lagi, intropeksi dan berbenah, baik dari fisik sekolah, sarana prasarana, metode pembelajaran serta fasilitas yang disediakan oleh pihak sekolah sehingga bisa menjadikan image ke masyarakat bahwa sekolah swasta tidak kalah bersaing dengan sekolah negeri.17

Dengan adanya upaya di atas, SMP Rahmat Kembang Kuning Surabaya bisa meningkatkan minat masyarakat untuk memilih SMP tersebut sebagai sarana pendidikan kepada anak-anaknya.

2. Irfan Ansori (2014) dengan judul “Strategi Marketing Mix dalam Meningkatkan Penjualan (Studi Kasus pada Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan Surabaya) dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Strategi produk yang dilakukan oleh Perusahaan ini adalah dengan cara

17Suci Ayu Arum, “Manajemen

Marketing Mix dalam Meningkatkan Minat Konsumen di SMP Rahmat Kembang Kuning Surabaya” (Skripsi--UIN Sunan Ampel Surabaya, 2014), 84-85.


(23)

memproduksi apa yang diinginkan oleh konsumen, 2) Strategi harga yang diterapkan oleh perusahaan ini yaitu dengan cara mengetahui harga pokok produksinya, selain itu juga dengan melihat harga pesaing yang menjual produk yang sama, 3) Strategi distribusi yang digunakan oleh Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan Surabaya ada dua cara yaitu dengan melalui outlet rumah daging dan distributor atau freezer point dan HORECA (Hotel, Restaurant, Cathering), 4) Strategi Promosi yang dilakukan oleh Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan Surabaya yaitu dengan cara menyebarkan brosur, melalui website, pameran-pameran didalam kota maupun diluar kota, melalui media massa, koran dan majalah.

Adapun kendala yang dialami perusahaan ini dalam meningkatkan penjualan yaitu berasal dari internal maupun eksternal. Kendala internal yakni berupa sarana dan prasarana produksi yang kurang memadai, alokasi duntuk melakukan marketing juga bisa dibilang kurang. Sedangkan kendala eksternal yaitu terkendala dengan sistem birokrasi pemerintah yang agak rumit dan sulit.18

Dengan adanya strategi marketing di atas di rumah potong hewan surabaya, sehingga bisa meningkatkan penjualan daging di rumah potong hewan tersebut. Namun masih ada kendala eksternal yang dihadapi oleh Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan Surabaya.

3. Muhammad Faisal (2014) dengan judul “Strategi Pemasaran Properti pada PT. Tiang Kencana Graha Surabaya” dapat disimpulkan sebagai berikut:

18Irfan Ansori, “Strategi

Marketing Mix dalam Meningkatkan Penjualan (Studi Kasus pada Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan Surabaya)” (Skripsi--UIN Sunan Ampel Surabaya, 2014), 98-99.


(24)

1) yang menjadi latar belakang dan faktor konsumen dalam menentukan pemilihan rumah di perumahan graha asri sukodono yaitu karena konsumen ingin dekat dengan tempat kerja, kerukunan antar warga yang baik, lingkungan kondusif, hubungan antar warga guyub. Selain dari aspek lingkungan, juga karena harganya yang terjangkau, lokasi yang strategis, kualitas bangunan yang baik, pelayanan prima dan fasilitas yang bagus dari perumahan lainnya. 2) Strategi pemasaran yang digunakan oleh PT.Tiang Kencana Graha dalam memasarkan produknya yaitu perumahan dengan mengutamakan pelayanan yang baik dan santun, 3) Lokasi perumahan yang dekat dengan keramaian, kualitas bangunan baik, 4) Harga yang sangat bersaing, dan 5) Promosinya menggunakann media massa. Dengan upaya yang dilakukan di atas sehingga bisa meningkatkan penjualan di perumahan graha asri sukodono.19

4. Andi Maisa Nuraida (2012) dengan judul “Tinjauan Bauran Pemasaran Perumahan Villa Ilhami Permata dalam Upaya Meningkatkan Penjualan Perumahan yang Dilakukan Oleh PT.Mustika Hadiasari Bandung” dapat disimpulkan sebagai berikut: Strategi pemasaran merupakan suatu cara yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. 1) PT.Mustika Hadiasari menjual produk perumahan dengan konsep Islami yang bernuansa kampung Islami dengan beragam tipe, yang memiliki kelebihan dari pesaing lain, antara lain dengan menghapus PPN dan biaya proses yang ditanggung oleh perusahaan. 2) Pada umumnya,

19

Muhammad Faisal, “Strategi Pemasaran Properti pada PT. Tiang Kencana Graha Surabaya” (Skripsi--UIN Sunan Ampel Surabaya, 2014), 68.


(25)

harga melambangkan kualitas produk yang ditawarkan. Tetapi dalam reality pemasaran, fakta tersebut tidak sepenuhnya benar untuk dijadikan suatu asas penetapan harga yang tepat. Sehingga PT.Mustika Hadiasari juga menawarkan banyak fasilitas KPR untuk memudahkan konsumen dalam pembayarannya. 3) PT.Mustika Hadiasari menggunakan saluran langsung, dimana penjualan dilakukan secara langsung dikantor pemasaran Villa Ilhami Permata sehingga pengunjung dapat langsung datang ke kantor pemasaran dan melihat langsung show unit yang telah di sediakan dikantor pemasaran. 4) Lokasi merupakan hal yang penting dalam melakukan kegiatan usaha, karena memiliki hubungan dengan segmen pasar yang akan dituju. Perusahaan ini memiliki keputusan dalam memilih lokasi dan mempertimbangkan berbagai hal seperti pesaing, akses transportasi, kepadatan penduduk, tipe lingkungan, dll. 4) pemasangan iklan dilakukan secara rutin dan disesuaikan dengan acara-acara tertentu yang akan dilakukannya dikantor pemasaran PT.Mustika Hadiasari.20

Walaupun perusahaan tersebut memiliki banyak pesaing yang menjual produk sama tetapi harga dan konsep perumahan yang ditawarkan oleh PT.Mustika Hadiasari untuk perumahan Villa Ilham Permata lebih murah dibanding yang lainnya dan konsep rumahnya juga mengusung konsep Islami sehingga bisa menambah ketertarikan calon konsumen untuk berkunjung ke kantor pemasaran perumahan tersebut serta bisa meningkatkan penjualan perumahan tersebut.

20Andi Maisa Nuraida, “Tinjauan Bauran Pemasaran

Perumahan Villa Ilhami Permata dalam Upaya Meningkatkan Penjualan Perumahan yang Dilakukan oleh PT.Mustika Hadiasari Bandung” (Skripsi–Universitas Widyatama Bandung, 2012), 44.


(26)

5. Muhammad Luqman Nurrochmaddani (2011) dengan judul “Upaya Strategi Bauran Pemasaran dalam Mempertahankan Pangsa Pasar Hotel Kusuma Agrowisata Kota Batu” dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Produk yang ditawarkan oleh hotel kusuma agrowisata batu malang yaitu meliputi akomodasi, konsumsi, dan pelayanan. 2) Strategi harga yang diterapkan oleh hotel kusuma agrowisata adalah dengan menerapkan diskon untuk menarik konsumen atau menambah konsumen. 3) Dalam hal penentuan lokasi, hotel kusuma agrowisata ini yaitu dengan cara lebih mengunggulkan keindahan alam yang ada di batu yakni memiliki view pemandangan yang bagus, udara yang sejuk, dingin dan tenang. 4) Strategi promosi yang dilakukan oleh hotel kusuma agrowisata yaitu dengan promosi secara langsung, media cetak dan media online. Selain itu juga staf hotel kusuma agrowisata yang ramah, rapi dan lebih mengutamakan kenyamanan pengunjung hotel.21

Dengan adanya strategi bauran pemasaran (marketing mix) di atas tersebut bisa meningkatkan pangsa pasar hotel kusuma agrowisata di kota Batu. Selain strategi marketing mix juga adanya pelayanan yang memuaskan dari staf hotel sehingga bisa mempertahankan pangsa pasar hotel kusuma agrowisata kota Batu.

21Muhammad Luqman Nurrochmaddani, “U

paya Strategi Bauran Pemasaran dalam

Mempertahankan Pangsa Pasar Hotel Kusuma Agrowisata Kota Batu” (Skripsi–UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, 2011), 80.


(27)

Tabel 1.1

Tabel Penelitian Terdahulu Peneliti /

Tahun

Judul Metpen /

Pendekatan

Hasil Penelitian

Arum, Suci Ayu / 2014

Manajemen Marketing Mix dalam

Meningkatkan Minat

Konsumen di SMP Rahmat Kembang Kuning Surabaya

Pendekatan Kualitatif

Dengan adanya mindset kebanyakan masyarakat yang mengunggulkan sekolah negeri, SMP Rahmat Kembang Kuning Surabaya Sebagai sekolah swasta harusnya bisa lebih ada evaluasi lagi, intropeksi dan berbenah baik dari fisik sekolah, sarana dan prasarana, metode pembelajaran serta fasilitas yang disediakan oleh pihak sekolah sehingga bisa menjadikan brand image ke msyarakat bahwa sekolah swasta tidak kalah bersaing dengan sekolah negeri. Irfan Ansori /

2014

Strategi

Marketing Mix dalam

Meningkatkan Penjualan (Studi Kasus pada Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan Surabaya)

Pendekatan Kualitatif

Upaya yang dilakukan oleh Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan Surabaya untuk meningkatkan penjualan yaitu dengan cara melakukan banyak inovasi produk serta melakukan distribusi dengan cara melalui outlet dan distributor atau freezer point serta HORECA (Hotel, Restaurant, Cathering). Dalam meningkatkan penjualan ini terdapat beberapa kendala yakni dari internal maupun eksternal. Kendala internal meliputi sarana dan prasarana produksi yang

kurang memadai,

sedangkan kendala eksternal yaitu dengan sistem birokrasi pemerintah yang agak rumit dan sulit. Muhammad

Faisal / 2014

Strategi Pemasaran Properti pada

Pendekatan Kualitatif

Hasil dari penelitian ini adalah yang menjadi latar belakang serta faktor yang


(28)

PT.Tiang Kencana Graha Surabaya

menentukan konsumen dalam memilih rumah di perumahan graha asri sukodono. Yang menjadi latar belakangnya yaitu karena dekat dengan tempat kerja, kerukunan yang baik antar warga, lingkungan sekitar yang kondusif, hubungan antar warga yang guyub serta bisa digunakan sebagai investasi jangka panjang. Adapun faktor-faktornya yaitu karena harga yang terjangkau, lokasi yang strategis, kualitas bangunan yang baik, pelayanan prima serta fasilitas yang bagus.

Strategi yang digunakan

dalam memasarkan

produknya yaitu dengan mengutamakan pelayanan yang baik dan santun, harga bersaing serta memasarkan produk mereka melalui internet.

Andi Maisa Nuraida /

2012

Tinjauan Bauran Pemasaran Perumahan Villa Ilhami Permata dalam Upaya Meningkatkan Penjualan Perumahan Yang Dilakukan oleh PT.Mustika Hadiasari Bandung

Pendekatan Kualitatif

Dalam penelitian ini ditemukan permasalahan yang paling mempengaruhi penjualan perumahan tersebut adalah karena access untuk menuju lokasi perumahan tersebut dinilai cukup sulit karena jalannya kecil dan masih rusak serta sebagian belum di aspal. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan penjualan, strategi pemasaran yang dilakukan antara lain dengan menawarkan harga yang lebih murah dibandingkan pesaing serta harus cepat dilakukan perbaikan jalan sehingga memudahkan calon konsumen untuk melihat lokasi karena access masuk merupakan


(29)

hal yang penting untuk sebuah fasilitas atau kelebihan perumahan. Muhammad

Luqman Nurrochmadd

ani / 2011

Upaya Strategi Bauran

Pemasaran dalam

Memepertahan-kan Pangsa Pasar Hotel Kusuma

Agrowisata Kota Batu

Pendekatan Kualitatif

Dalam upaya

mempertahankan pangsa pasar, hotel kusuma agrowisata kota Batu melakukan strategi pemasaran yakni dengan menawarkan produk berupa akomodasi, konsumsi serta pelayanan yang memuaskan untuk konsumen atau pengunjung hotel serta memberikan potongan harga atau diskon. Selain produk dan harga di atas juga meliputi lokasi serta kegiatan promosi. Lokasi yang ditawarkan oleh hotel kusuma agrowisata kota Batu yakni view yang menarik serta udara yang sejuk, dingin serta tenang. Untuk kegiatan promosi yakni secara langsung maupun melalui media cetak serta media online. Semua staf di hotel agrowisata kusuma kota Batu ini harus mempunyai sikap pelayanan yang prima seperti greeting, senyum, rapi, cepat, tepat dan tanggap, tidak menunda-nunda serta ramah.

(Sumber: Skripsi terdahulu, diolah peneliti, 2015)

Dari beberapa penelitian terdahulu di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa 1) perusahaan merencakan bauran pemasaran untuk meningkatkan penjualan produk mereka karena bauran pemasaran merupakan pemasaran yang paling mudah diterapkan pada perusahaan, 2) Dari beberapa penelitian di atas, kendala


(30)

yang dialami berasal dari faktor internal dan faktor eksternal yang ada disekitar perusahaan tersebut.

Persamaan dari beberapa penelitian di atas dengan penelitian ini yaitu terletak pada variabel marketing mix yang digunakan untuk menganalisis data yang telah diperoleh. Sedangkan perbedaan dari beberapa penelitian di atas dengan penelitian ini yaitu terletak pada objek penelitian dan alat analisis penelitian. Pembahasan yang penulis ambil tentang strategi marketing mix untuk meningkatkan market share perumahan syariah di D’Ahsana Property Pusat Malang. Namun marketing mix yang digunakan penulis yakni marketing mix 7P sedangkan yang digunakan oleh beberapa penelitian di atas yakni marketing mix 4P.

G. Definisi Operasional

1. Strategi Pemasaran

Pernyataan pokok tentang dampak yang akan dicapai oleh suatu perusahaan dalam hal permintaan pada target pasar tertentu. Pendekatan yang terinci untuk menerapkan strategi-strategi ini ditentukan melalui program-program pemasaran yang spesifik seperti program periklanan, promosi, pengembangan produk serta program distribusi.22

2. Marketing Mix.

Menurut Kotler dan Armstrong (2001:71): Bauran Pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran taktis yaitu produk, harga, promosi, distribusi yang dipadukan untuk menghasilkan respon yang diinginkan

22


(31)

pasar sasaran. Sedangkan Booms dan Bitner menyarankan untuk menyempurnakan Marketing mix dengan menambah 3 elemen lagi yang terlibat dalam pemasaran yaitu orang (people), bukti fisik (physical evidence), dan proses (process).

Berdasarkan definisi di atas bahwa marketing mix merupakan kombinasi dari beberapa elemen untuk memperoleh pasar, menambah pangsa pasar yang lebih besar, memperkuat posisi bersaing serta citra positif pada pelanggan atau calon konsumen. Sehingga dapat kita artikan tujuan dari pemasaran adalah untuk meningkatkan jumlah pelanggan atau konsumen, meningkatkan hasil penjualan, serta dapat memberikan keuntungan untuk perusahaan dan stakeholdernya.

Maksudnya ialah alat pemasaran yang banyak digunakan oleh perusahaan dalam menentukan pasar. Elemen ini juga yang akan digunakan penulis untuk menganalisis data yang telah di peroleh dari pihak pemasaran di D’Ahsana Property.

3. D’Ahsana Property Pusat Malang.

D’ahsana Property merupakan developer property syariah yang berpusat di malang dan bergerak di jawa timur, Indonesia. Perusahaan ini bernaung di bawah kontrol Developer Property Syariah Indonesia (DPSI) yang berpusat di Makassar dan komitmen kami adalah menciptakan arus property syariah di Indonesia tanpa keterlibatan bank, tanpa hitungan riba,


(32)

dan terjaga dari akad bermasalah.23 Maksudnya adalah obyek tempat penulis melakukan penelitian serta pengambilan data.

H. Metode Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yakni penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada berdasarkan data-data dengan cara menyajikan data, menganalisis data dan menginterpretasikannya.

Menurut Bogdan dan Taylor (1975:5) pada buku yang ditulis Tohirin mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.24

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Pemasaran Perumahan Syariah D’Ahsana Property Pusat Malang.

2. Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah:

a. Strategi pemasaran Perumahan Syariah di D’Ahsana Property Pusat Malang.

b. Strategi peningkatan market share perumahan syariah di D’Ahsana Property Pusat Malang ditinjau dari segi Marketing Mix sehingga bisa meningkatkan penjualan perumahan tersebut.

23“Tentang D’ahsana” dalam

http://ahsanaproperty.com/tentang-dahsana/ diakses pada tanggal 01 bulan November tahun 2015 pukul 21.00

24

Tohirin, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling (Depok: PT.RajaGrafindo Persada, 2012), 02.


(33)

3. Sumber Data

Sumber data terbagi menjadi dua yaitu sumber data sekunder dan sumber data primer.

Sumber data primer :

a. Staf Pemasaran Perumahan Syariah D’Ahsana Property Pusat Malang b. Presiden Direktur D’Ahsana Property

Sumber data sekunder :

a. Manajemen Pemasaran, Karya Philip Kotler b. Strategi Pemasaran, Karya Fandy Tjiptono c. Marketing in Practice, Karya Suharno

d. Manajemen Pemasaran, Karya Sofjan Assauri e. Strategi Pemasaran, Karya Faisal Afiff

f. Data dari SOP

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Wawancara

Penulis akan melakukan wawancara kepada staf pemasaran di perumahan syariah D’Ahsana Property pusat malang untuk mendapatkan data yang diinginkan oleh penulis. Berikut adalah daftar pegawai yang penulis wawancara :


(34)

Tabel 1.2 Daftar Informan

No Nama Jabatan

1

Pak Harun Presiden Direktur

2

Pak Aziz General Manager

3

Pak Habib Marketing Manager

4

Mas Lalang, Mbak Aida Marketing

5

Mas Fery Admin Marketing

b. Observasi

Observasi adalah pengamatan terhadap fenomena yang terjadi di luar yang ditulis secara sistematis. Dalam hal ini penulis akan melakukan observasi di D’Ahsana Property guna mengetahui secara langsung kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh para marketer. c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu sumber data sekunder yang diperlukan dalam sebuah penelitian. Dokumentasi yang penulis peroleh untuk melengkapi data adalah setiap bahan tertulis seperti karya ilmiah, teks book, gambar dan foto-foto.


(35)

5. Teknik Pengolahan Data

Setelah data berhasil diperoleh dari lapangan maupun penulisan, maka penulis akan melakukan pengolahan data dengan tahapan sebagai berikut:

a. Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah selesai menghimpun data di lapangan. Kegiatan pemeriksaan data ini menjadi penting karena kenyataannya bahwa data yang terhimpun kadangkala belum relevan dengan penelitian, diantaranya kurang atau terlewatkan, tumpang tindih, berlebihan bahkan terlupakan. Oleh karena itu, keadaan tersebut harus diperbaiki melalui tahap editing ini.25

b. Organizing adalah kegiatan menyusun data yang telah didapatkan ketika melakukan pencarian data yang diperlukan dalam penelitian ini dalam kerangka paparan yang sudah dibuat atau direncanakan secara sistematis dengan rumusan masalah yang ada.26

c. Analizing adalah kegiatan melakukan analisis data yang sudah diperoleh peneliti dari kegiatan penelitian di lapangan guna memperoleh kesimpulan mengenai kebenaran fakta yang ada di lapangan dan akhirnya merupakan suatu jawaban dari rumusan masalah yang peneliti tulis.27

25

Burhan bungin, Metodologi Penelitian Sosial format-format kuantitatif dan kualitatif (Surabaya: Airlangga University Pers, 2001), 182.

26

Usman Rianse dan Abdi, Metodologi Penelitian: Sosial dan Ekonomi Teori dan Aplikasi (Bandung: CV. Alfabeta, 2009), 245.

27


(36)

6. Keabsahan Data

Penelitian ini menggunakan proses triangulasi untuk menguji keabsahan data yang telah diperoleh di lapangan.

Ada empat macam Triangulasi sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu:

a. Triangulasi Data

Pengecekan data yang di peroleh penulis menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau bahkan dengan cara mewawancarai lebh dari satu orang yang dianggap memiliki pendapat berbeda.

b. Triangulasi Pengamat

Dalam penelitian ini, dosen pembimbing yang bertindak sebagai pengamat yang bisa memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data.

c. Triangulasi Teori

Menggunakan teori untuk memastikan bahwa data yang diperoleh sudah memenuhi syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada bab II yang akan digunakan untuk menguji data tersebut.

d. Triangulasi Metode

Ada berbagai metode dalam proses triangulasi seperti metode wawancara dan observasi. Dalam penelitian ini, peneliti


(37)

menggunakan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi.

7. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, data yang telah diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data seperti wawancara, observasi dan dokumentasi tersebut kemudian dilakukan pengecekan data yang relevan dengan penelitian.

Setelah berhasil mengumpulkan data, kemudian akan dianalisis menggunakan analisis deskriptif yaitu analisis yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan orang yang di interview serta mengamati keadaan yang ada dengan metode yang sudah ditentukan sebelumnya. Tujuan dari metode ini adalah untuk menggambarkan atau mendeskripsikan keadaan subjek atau objek penelitian secara sistematis pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang terlihat. Kemudian data tersebut akan diolah dan dianalisis dengan cara induktif yakni suatu analisis yang didasarkan pada data khusus yang diperoleh, lalu diteliti dan selanjutnya dianalisis serta diberikan kesimpulan sehingga memunculkan pemecahan masalah atau solusi yang bersifat umum.

I. Sistematika Pembahasan

Bab pertama pendahuluan memuat uraian tentang latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode


(38)

penelitian, dan sistematika pembahasan. Permasalahan yang sudah tergambar di latar belakang tersebut kemudian dirumuskan didalam rumusan masalah setelah itu disusun tujuan penelitiannya yang merupakan hasil dari penelitian yang diinginkan. Signifikasi penelitian adalah kegunaan dari hasil penelitian yang sudah diperoleh. Definisi operasional digunakan untuk mendefinisikan istilah-istilah yang ada didalam judul yang bermakna umum dan luas. Kajian pustaka adalah untuk menghindari kesalahapahaman antara penelitian yang sudah pernah dilakukan dengan penelitian yang akan penulis lakukan dan untuk memperjelas perbedaan serta persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang penulis ambil. Sedangkan sistematika penulisan sendiri yaitu susunan isi skripsi secara keseluruhan.

Bab kedua kerangka teoritis dan kerangka konseptual, pada bab ini berisi tentang teori-teori yang mendukung serta relevan dari buku maupun literatur lainnya yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti oleh penulis, seperti teori tentang pemasaran yang terdiri dari pengertian market share, pengertian pemasaran, pengertian marketing mix, pemasaran syariah dan pengertian perumahan dengan konsep syariah serta property syariah.

Bab ketiga data penelitian, pada bab ini berisi tentang tempat penelitian yang meliputi profil, struktur organisasi, produk, dan strategi marketing perumahan syariah D’Ahsana Property Pusat Malang untuk meningkatkan market share.


(39)

Bab keempat analisis data, pada bab ini terdiri dari analisis strategi pemasaran perumahan syariah ditinjau dari segi marketing mix dan marketing syariah di D’Ahsana Property Pusat Malang untuk peningkatan market share.

Bab kelima penutup, pada bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran-saran yang diberikan penulis untuk perkembangan strategi marketing perusahaan tersebut sehingga bisa meningkatkan market share perumahan syariah D’Ahsana property pusat malang.


(40)

BAB II

KERANGKA TEORITIS

A. Pengertian Pemasaran

Kegiatan pemasaran selalu ada dalam setiap usaha, baik usaha yang berorientasi profit maupun usaha-usaha sosial.Hanya saja sebagian pelaku pemasaran tidak atau belum mengerti ilmu pemasaran, tetapi sebenarnya mereka telah melakukan usaha-usaha pemasaran. Pentingnya pemasaran dilakukan dalam rangka memnuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat akan suatu produk atau jasa. Pemasaran juga bisa dilakukan dalam rangka menghadapi pesaing yang dari waktu ke waktu semakin meningkat karena para pesaing semakin gencar melakukan usaha pemasaran dalam rangka

memasarkan produknya.1

Sebagaimana kita ketahui, inti dari pemasaran (marketing) adalah mengidentifikasi serta memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan. Menurut American Marketing Association (AMA) menawarkan definisi formal tentang pemasaran sebagai berikut: pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya.2Menurut Philip Kotler, pemasaran

1

Kasmir, Pemasaran Bank (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), 51.

2


(41)

adalah sebuah proses sosial dan manajerial yang dengannya individu-individu dan kelompok-kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan dengan menciptakan dan saling mempertukarkan produk-produk serta nilai satu sama lain.3

Menurut Peter Drucker dalam buku Philip Kotler, salah seorang ahli yang

terkenal dalam bidang manajemen mengatakan sebagai berikut:“Tujuan

pemasaran adalah membuat agar penjualan berlebih-lebihan dan mengetahui serta memahami konsumen dengan baik sehingga produk atau pelayanan cocok dengan konsumen tersebut dan laku dengan sendirinya”.4

Sedangkan menurut William J.Stanton, pemasaran merupakan suatu sistem dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan calon konsumen yang ada maupun konsumen yang potensial.5

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pemasaran mempunyai arti yang lebih luas sedangkan penjualan adalah puncak dari pemasaran. Pemasaran sendiri mencakup semua usaha yang dilakukan perusahaan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan konsumen atau pasar dengan cara mengidentifikasi kebutuhan konsumen sehingga konsumen akan merasa puas dengan produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut, menentukan harga yang sesuai serta menentukan strategi promosi

3

Kotler dan amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran(Jakarta: Erlangga, 1997), 3.

4

Philip Kotler, Marketing (Jakarta: Erlangga, 1994), 2.

5


(42)

yang akan digunakan sehingga tujuan dari perusahaan tersebut bisa tercapai dan bisa menghasilkan keuntungan untuk perusahaan.

B. Strategi Pemasaran

Dewasa ini, pemimpin perusahan lebih menekankan sektor pemasaran dalam perusahaannya. Setelah berhasil menyelesaikan pengujian konsep pemasaran yang mereka rancang untuk mendistribusikan produknya, kini manajer produk

akan mulai mengembangkan rencana strategi pemasaran untuk

memperkenalkan produknya kepada pasar. Dalam menerapkan strategi pemasaran, perusahaan harus melihat kondisi pasar terlebih dahulu dan melihat posisi perusahaannya di pasar, dengan begitu strategi pemasaran bisa dilakukan dengan baik dan tepat sasaran.

Istilah strategi berasal dari kata yunani strategeia (stratos = militer; dan ag=memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jenderal. Konsep strategi militer seringkali diadaptasi dan diterapkan dalam dunia bisnis. Menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert, Jr, konsep strategi dapat didefinisikan berdasarkan dua perspektif yang berbeda, yaitu:6

1. Dari perspektif apa yang suatu organisasi ingin lakukan (intends to do), artinya adalah strategi dapat didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan misinya.7

6

Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran (Yogyakarta: CV.Andi Offset, 2008), 3. 7


(43)

2. Dari perspektif apa yang organisasi akhirnya lakukan (eventually does), artinya ialah strategi dapat didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu.8

Strategi pemasaran adalah cara yang ditempuh perusahaan untuk merealisasikan misi, tujuan, sasaran yang telah ditentukan dengan cara menjaga dan mengupayakan adanya keserasian antara berbagai tujuan yang ingin dicapai, kemampuan yang dimiliki serta peluang dan ancaman yang dihadapi di pasar produknya. Keserasian seperti ini memang perlu dijaga, namun tidak menutup kemungkinan untuk berubah dan diperbaiki bilamana lingkungan pemasaran yang dihadapi mengalami perubahan.Dengan demikian, strategi pemasaran harus bersifat dinamis, fleksibel, dan memiliki kelayakan untuk dilaksanakan.9

Menurut Tull dan Kahle, strategi pemasaran adalah alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan

keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang

disebut.10Oleh karena itu, penentuan strategi pemasaran harus berdasarkan analisis internal dan eksternal di lingkungan perusahaan sehingga bisa mengetahui posisinya di pasar dan bisa mencapai tujuan atau target yang diinginkan oleh perusahaan.Namun, strategi pemasaran yang sudah ada juga perlu dinilai kembali, ditinjau kembali secara berkala untuk menyesuaikan dengan kondisi pasar yang terus berkembang.

8

Ibid.

9

E. Jerome McCarthy dan William D. Perreault, Intisari Pemasaran: Sebuah Ancangan Manajerial Global, Agus Maulana (Jakarta: Binarupa Aksara, 1999), 18.

10


(44)

Perencanaan strategi pemasaran terdiri dari pengambilan keputusan mengenai pemakaian faktor-faktor pemasaran yang dapat dikendalikan untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan. Cara yang paling lazim untuk menyatakan tujuan strategi pemasaran adalah:

1. Volume penjualan yang dinyatakan dalam nilai uang atau unit;

2. Porsi pasar (market share) yang dinyatakan dalam persentase dari total pasar untuk suatu produk atau jasa-jasa; dan

3. Laba, yang dinyatakan sebagai pengembalian atas investasi.11

Untuk mencapai tujuan dari pemasaran diatas adalah diperlukan strategi pemasaran yang tepat, adapun pilar strategi pemasaran yang bisa dilakukan yakni sebagai berikut:

1. Segmentasi pasar. Didalam pasar ada banyak bermacam-macam pembeli

serta keinginan yang berbeda-beda. Keinginan yang berbeda-beda tersebut tidak semuanya bisa dipenuhi oleh suatu perusahaan, maka perusahaan harus melakukan pengelompokan pasar yang bersifat heterogen kedalam satuan atau segmen yang memiliki kesamaan dalam hal kebutuhan, keinginan, perilaku atau respon.

2. Posisi pasar. Perusahaan tidak mungkin bisa menguasai keseluruhan pasar yang ada. Maka prinsip strategi yang kedua adalah menentukan posisi pasar, dimana pemasar harus mengidentifikasi apa yang penting bagi pasar sasaran. Setelah itu pemasar melakukan pengkajian mengenai persepsi pasar terhadap produk.

11

Stewarth H.Rewoldt et al, Perencanaan dan Strategi Pemasaran(Jakarta: Rineka Cipta, 1991), 18.


(45)

3. Target pasar. Target pasar adalah strategi yang digunakan untuk memasuki segmen pasar yang akan digunakan untuk mendistribusikan produknya.12

Dalam proses pemasaran, pertama adalah pihak marketing harus melakukan analisis terhadap kesempatan atau peluang pasar yang ada sehingga dapat dimanfaatkan dalam usaha yang dilakukan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaannya. Kesempatan atau peluang yang ada ini harus dipertimbangkan serta diseleksi guna menentukan mana yang relevan dengan tujuan perusahaan. Tahap kedua ialah dengan cara menilai kedudukan dan menetapkan strategi peningkatan posisi perusahaan dalam bersaing dengan pasar sasaran yang dilayani. Tahap ketiga yakni dengan menentukan posisi produk dengan perusahaan saingan, ketika sudah diketahui posisinya maka perusahaan dapat memilih dari dua keputusan berikut ini:

1. Membuat produk yang sama dengan produk yang sudah dihasilkan oleh perusahaan saingan dan bersaing dalam menghadapi konsumen atau pelanggan yang menginginkan produk tersebut.

2. Memilih membuat produk baru yang belum ada di pasar.

Tahap keempat dalam pemasaran adalah dengan cara mengembangkan sistem pemasaran perusahaan tersebut. Sedangkan tahap kelima yakni dengan cara mengembangkan perencanaan pemasaran yang sudah ada di perusahaan tersebut.13

12

Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra, Pemasaran Strategik (Yogyakarta: CV.Andi Offset, 2012), 149-158.

13

Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep, dan Strategi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), 171-175.


(46)

C. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Setiap perusahaan selalu berusaha untuk bertahan, berkembang dan mampu bersaing.Maka dari itu setiap perusahaan selalu menetapkan strategi pemasarannya, karena kegiatan pemasaran yang dilakukan tersebut diarahkan untuk mencapai tujuan dari pemasaran perusahaan yang dapat mempengaruhi tingkat pertambahan laba yang diperoleh perusahaan dalam jangka panjang serta market sharetertentu.Salah satu unsur dalam kegiatan pemasaran terpadu adalah bauran pemasaran (marketing mix) karena strategi pemasaran ini adalah yang paling banyak diterapkan di perusahaan.

Menurut Philip Kotler dalam buku Freddy Rangkuti “marketing mix atau bauran pemasaran adalah sekumpulan alat pemasaran 4P (Product, Price, Place, Promotion) yang digunakan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan pemasaran sesuai dengan pasar sasaran yang telah ditetapkan.14Booms dan Bitner menyarankan agar ditambah tiga elemen lagi untuk menyempurnakan marketing mix yang awalnya 4P sehingga menjadi 7P, penambahan elemen tersebut yakni orang (people), bukti fisik (physical evidence), dan proses (process).15

Dari definisi-definisi diatas dapat diartikan bahwa marketing mix merupakan variable terkendali yang bisa digabungkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari pasar sasaran. Variable- variable marketing mixtersebut adalah:

14

Freddy Rangkuti, Flexible Marketing (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004), 17

15


(47)

1. Product (Produk)

Produk adalah elemen penting untuk sebuah perusahaan dalam program pemasaran.Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, diperoleh, digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.Strategi

produk ini dapat mempengaruhi strategi pemasaran yang

lainnya.Konsumen membeli sebuah produk bukan hanya karena sekedar ingin memiliki produk tersebut tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan serta keinginan konsumen.

Strategi produk yang dapat dilakukan mencakup keputusan tentang acuan atau bauran produk (product mix), merk dagang (brand), cara pembungkusan atau kemasan produk (product packing), tingkat mutu atau kualitas produk serta pelayanan (service) yang diberikan.

2. Price (Harga)

Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh konsumen untuk membeli atau memiliki suatu produk yang diinginkan oleh konsumen.Harga merupakan satu-satunya alat marketing mix yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai pemasaran yang diinginkan oleh perusahaan.Dalam memutuskan penentuan harga, maka pihak perusahaan harus mengkoordinasikan dengan rancangan produk, distribusi dan promosi sehingga bisa membentuk strategi pemasaran yang efektif. Penetapan harga dinilai sangat penting karena akan mempengaruhi


(48)

kemampuan bersaing perusahaan dan kemampuan perusahaan dalam mempengaruhi konsumen.

Dalam penetapan harga juga diperlukan faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik faktor secara langsung dan faktor tidak langsung. Adapun faktor secara langsung yang mempengaruhi penetapan harga yaitu harga bahan baku, biaya produksi, biaya pemasaran, adanya peraturan pemerintah, dan faktor lainnya. Sedangkan faktor tidak langsung yakni produk sejenis yang dijual oleh pesaing, pengaruh harga terhadap hubungan antara produk subtitusi dan produk komplementer, serta discount untuk para distributor dan kosumen.

Gambar 2.1

Keputusan Penetapan Harga

Sumber: Buku Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, 22316

Tujuan dari penetapan harga atas barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan adalah:

a. Mendapatkan laba maksimal

b. Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan atau pengembalian pada penjualan bersih

16

Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), 223 Faktor-Faktor Internal:

 Sasaran Pemasaran

 Strategi Marketing Mix  Biaya  Pertimbangan Organisasi Keputusan Penetapan Harga Faktor-Faktor Eksternal:

 Sifat Pasar

 Permintaan

 Persaingan

 Faktor-Faktor Lingkungan


(49)

c. Mencegah atau mengurangi persaingan

d. Mempertahankan atau memperbaiki market share17

3. Place (Tempat/Saluran Distribusi)

Distribusi adalah kegiatan menyalurkan atau menyampaikan produk sampai ketangan konsumen dengan waktu yang tepat.Suatu perusahaan dapat menentukan penyaluran produknya melalui distributor yang akan menyalurkan produk tersebut ke pedagang menengah atau subdistributor dan selanjutnya akan meneruskannya kepada pengecer (retailer) yang akan menjual produk tersebut kepada konsumen. Bentuk saluran distribusi dapat dibedakan menjadi dua yaitu saluran distribusi langsung dan saluran distribusi tidak langsung.18

Gambar 2.2

Saluran Distribusi Pemasaran a. Saluran langsung, yaitu:

b. Saluran tidak langsung, yakni: 1)

2)

3)

Sumber: Buku Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, 23319

17

Marius P Anggipora, Dasar-Dasar Pemasaran (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), 177 18

Sofjan Assauri, Manajemen…, 233.

19

Ibid.

Produsen Konsumen

Produsen Pengecer Konsumen

Pengecer Pedagang besar atau menengah

Pengecer Konsumen

Pengecer Pedagang Besar

Pedagang Menengah

Konsumen Pengecer


(50)

Perusahaan akan memutuskan pilihan jaringan distribusi yang dinilai efektif dan efisien untuk menghubungkan produsen dengan konsumen serta akan bersaing dengan pesaing secara sehat.

4. Promotion (Promosi)

Promosi adalah salah satu elemen pemasaran yang berupa kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat, keunggulan kualitas dan sebagainya dari produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut kepada konsumen.Selain itu, kegiatan promosi yang tepat juga diharapkan bisa mempertahankan atau menambah brand produk tersebut di masyarakat.20 Kegiatan promosi bisa dilakukan dengan cara yang lebih luas yakni dengan cara sebagai berikut:

a. Promosi Penjualan, misalnya dengan melalui pertandingan atau kontes, seperti pameran perdagangan, kupon, dan harga promosi.

b. Iklan cetak, iklan tayang, serta logo dan informasi pada kemasan. c. Publisitas, seperti menayangkan atau mencetak berita di media massa,

laporan tahunan.

d. Penjualan personal yakni seperti presentasi penjualan secara individu atau pemasaran jarak jauh (telemarketing).21

5. People (Orang/Partisipan)

Dalam elemen ini, yang dimaksud people (partisipan) adalah karyawan penyedia produk atau orang-orang yang terlibat langsung

20

Ibid., 264.

21

Basu Swastha dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern (Yogyakarta: Liberty Offset, 1997), 80.


(51)

maupun tidak langsung dalam penyediaan produk.22 Dengan memiliki SDM yang unggul maka tentu akan sangat menunjang kinerja perusahaan sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal terutama bagi konsumen. 6. Process (Proses)

Proses merupakan kegiatan marketing yang ditunjukkan kepada konsumen bagaimana pelayanan yang diberikan kepada konsumen selama pembelian produk.23Dalam sebuah perusahaan, penting adanya pelayanan yang bisa memuaskan pelanggan atau konsumen.Pelayanan yang baik tidaklah cukup, melayani harus dengan sempurna. Dalam proses ini jangan sampai ada celah kesalahan walaupun manusia tempatnya kesalahan. Disini, sebuah proses akan dimulai, dari saat pelanggan atau konsumen melakukan kontak dengan perusahaan mengenai produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut hingga semua hal selesai dilakukan dan pastikan konsumen akan merasa puas dengan pelayanan yang sudah diberikan. 7. Physical Evidence (Lingkungan Fisik)

Lingkungan fisik adalah suatu keadaan atau kondisi perusahaan yang didalamnya merupakan tempat transaksi jual beli, negosiasi produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.24Lingkungan fisik perusahaan juga harus diperhatikan agar suasana perusahaan menjadi nyaman, mulai dari tata letak perabot, kebersihan sekitar serta manusianya.

22

Hendri Sukotjo dan Sumanto Radix A, “Analisa Marketing Mix-7P (Product, Price, Place, Promotion, People, Process dan Physical Evidence) terhadap Keputusan Pembelian Produk Klinik Kecantikan Teta di Surabaya”, Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol.1, No.2, (Oktober, 2010), 219 dan 220.

23

Ibid.

24


(52)

D. Pangsa Pasar (Market Share)

Definisi pangsa pasar (market share) menurut kamus bisnis adalah presentase dari total penjualan suatu perusahaan (dari semua sumber) dengan total penjualan jasa atau produk dalam industri.25

Menurut William J.S dalam Jurnal Eka Mayastika Sinaga “Pangsa pasar (Market Share) dapat diartikan sebagai bagian pasar yang dikuasai oleh suatu perusahaan, atau prosentase penjualan produk atau jasa suatu perusahaan terhadap total penjualan para pesaing terbesarnya pada waktu dan tempat tertentu.”26 Terdapat empat karakteristik yang mempengaruhi pengguna dalam melakukan pembelian yakni:

1. Faktor budaya meliputi budaya, subbudaya, dan kelas sosial

2. Faktor pribadi meliputi umur, masa kerja, situasi ekonomi, gaya hidup, dan kepribadian

3. Faktor psikologis meliputi pengetahuan, motivasi, keyakinan, dan sikap Proses pangsa pasar (Market Share) seorang pengguna melewati lima tahap yaitu:

1. Pengenalan kebutuhan

2. Pencarian informasi 3. Evaluasi alternatif

4. Pangsa Pasar (Market Share)

25

http://kamusbisnis.com/arti/pangsa-pasar/ 26

Eka Mayastika SInaga, “Pengaruh Strategi Promosi dan Strategi Harga Terhadap Market Share

(Pangsa Pasar) pada PT. Federal Internasional Finance di Tebing Tinggi”, Jurnal Ilmiah Bussiness Progress, No.1, (April, 2015), 44.


(53)

5. Tingkah laku pasca pembelian27

Menururt Philip Kotler bahwa perusahaan yang menaikkan pangsa pasar (Market Share) mempunyai beberapa manfaat sebagai berikut:

1. Sebuah perusahaan yang meningkatkan kualitas produk mereka dari

produk pesaing maka akan menikmati kenaikan pangsa pasar yang lebih besar daripada mereka yang tingkat kualitasnya tetap atau bahkan menurun.28

2. Perusahaan yang lebih cepat meningkatkan pengeluaran untuk

pemasarannya daripada pertumbuhan pasar maka perusahaan tersebut akan mencapai kenaikan pangsa pasar. Misalnya peningkatan pengeluaran untuk promosi penjualan maka akan efektif dalam menghasilkan kenaikan pangsa pasar untuk semua jenis perusahaan.29

3. Sebuah perusahaan menggunakan cara pemberian potongan harga yang cukup besar untuk produknya daripada produk pesaing untuk meningkatkan pangsa pasar namun kenyataannya cara tersebut tidak cukup efektif untuk peningkatan pangsa pasar karena mungkin banyak pesaing yang juga memberikan potongan harga kepada konsumen dan ada juga yang menawarkan nilai lebih untuk produk mereka ke konsumen sehingga tidak banyak konsumen yang beralih karena potongan harga. Jadi, peningkatan pangsa pasar dengan cara pemberian potongan harga yang cukup besar tidak efektif untuk peningkatan pangsa pasar.30

27

Ibid 28

Philip Kotler dan Gary Armstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran (Jakarta: Erlangga, 2008), 332. 29

Ibid

30


(54)

E. Property Syariah

Definisi propertymenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah harta berupa tanah dan bangunan beserta sarana dan prasarananya yang menggambarkan elemen yang tidak akan terpisahkan dari tanah dan/atau bangunan yang dimaksudkan.31Definisi syariah adalah segala apa yang

disyariatkan oleh Allah baik dengan Al-Qur’an maupun dengan Sunnah Nabi

ataupun yang dapat melengkapi semua dasar-dasar agama, akhlak, hubungan manusia dengan manusia, bahkan meliputi juga apa yang menjadi tujuan hidup dan kehidupan manusia untuk keselamatan dunia akhirat.32

Sedangkanproperty syariah adalah rumah atau bangunan dengan konsep syariah atau sesuai dengan syariat islam mulai dari bentuk dan desain rumah, fasilitas serta lingkungannya. Dalam konsep perumahan syariah, pengembang perumahan biasanya membuat bagian dalam rumah tertutup sehingga orang lain tak bisa melihat dari luar. Suasana religius lebih hidup di dalam komplek perumahan syariah dengan adanya kegiatan rutin sholat berjamaah dan pengajian di masjid.Selain itu, semua transaksi pembelian atau penjualan rumah menganut prinsip dan akad syariah.33

31

Kamus Besar Bahasa Indonesia, dalam http://kbbi.web.id/properti, diakses pada 01 Januari 2016 pukul 11.47

32Ali, “Pengertian Syariah Menurut Pakar”, dalam

http://www.pengertianpakar.com/2014/09/pengertian-syariah-menurut-para-pakar.html?m=1, diakses pada 01 Januari 2016

33Yura Syahrul, “Konsep Perumahan Islami, Seperti Apa?”, dalam

http://m.kompas.com/properti/read/2009/07/04/1947485/konsep.perumahan.islami.seperti diakses pada 01 Januari 2016


(55)

47

BAB III

DATA PENELITIAN

A. Profil D’Ahsana Property

Perusahaan ini adalah perusahaan baru yang bergerak dibidang developerpropertysyariah yang berpusat di Malang dan bergerak di Jawa Timur, Indonesia. Project perusahaan ini tengah berkembang di beberapa kota di Jawa Timur yakni di kota Mojokerto, Tuban, Malang, Gresik, dan Madiun.

D’Ahsana Propertyini bernaung di bawah kontrol Developer Property Syariah Indonesia (DPSI) yang berpusat di Makassar.Developer Property Syariah Indonesia (DPSI) merupakan asosiasi developer Property Syariah di seluruh Indonesia untuk mengajak developer Propertyuntuk menjalankan konsep baru ini yakni kepemilikan property secara syariah.

Komitmen D’Ahsana Property ini adalah menciptakan arus propertysyariah di Indonesia tanpa keterlibatan Bank, tanpa perhitungan Riba, dan terjaga dari akad bermasalah.Demi tujuan ini, perusahaan ini juga terlihat aktif dalam penyelenggaraan pelatihan, workshop, seminar yang bertujuan untuk membentuk para pemain baru dan mengubah pemain lama menjadi pemain property syariah di Indonesia. D’Ahsana Propertybergerak dalam bidang developer, pemberi dana sekaligus kontraktor yang berusaha memberikan konsep hunian serta lingkungan yang aman dan nyaman sesuai dengan syariat Islam. Selain itu, D’Ahsana property juga berusaha memberikan fasilitas lengkap sesuai dengan keinginan konsumen tanpa melepaskan kode etik perusahaan melalui pengelolaan yang


(56)

bertanggungjawab, ramah lingkungan serta tidak melanggar kode etik atau syariat islam.

Kedepannya, perusahaan ini akan terus berkembang menjadi besar dan bisa menguasai pasar yang ada dengan memberikan produk serta fasilitas yang nyaman karena peluang berkembang untuk bisnis property syariah ini sangat besar dan peluang permintaan hunian berkonsep syariah ini juga besar seiring dengan berkembangnya zaman. Masyarakat khususnya Muslim pasti membutuhkan hunian dengan konsep syariah dengan kualitas yang baik, harga terjangkau, fasilitas yang baik dan lingkungan yang nyaman pula.1

B. Visi Misi dan Tujuan D’Ahsana Property

1. Visi:

Menjadi developer property syariah terpercaya di Jawa Timur tahun 20182 2. Misi:

a. Mengembangkan semua sumber daya yang dimiliki untuk menerapkan tata kelola organisasi yang berorientasi peningkatan mutu dan penyediaan layanan produk yang berkualitas

b. Menciptakan produk bermutu tinggi untuk memaksimalkan kepuasan masyarakat dengan member nilai tambah investasi yang layak melalui layanan prima dan kepuasan dari konsumen.3

1

Habib, Wawancara, Kantor Pemasaran, 20 November 2015

2

SOP D’Ahsana Property.

3


(57)

3. Tujuan

a. Pada tiga tahun mendatang mampu memiliki sepuluh kantor cabang di Jawa Timur dengan sumber daya manusia dan organisasi yang profesional dan terdepan.

b. Menjadi pengembang pilihan dan terdepan dalam menyediakan kebutuhan property baik hunian maupun investasi di masyarakat kelas menengah.4

C. Tata Nilai Perusahaan (Core Value)

Kegiatan usaha D’Ahsana Property Syariah bersumber pada keyakinan atas nilai-nilai yang dirangkum dalam spirit “AHSANA”untuk tujuan akhir

menggapai prestasi dan kesuksesan. Adapun penjabaran dari kata “AHSANA

adalah sebagai berikut:5

1. AMANAH and COMMITMENT: Pribadi yang dapat dipercaya, amanah, bertanggungjawab dan berdisiplin tinggi, menjunjung tinggi dan menjaga kepercayaan yang diberikan orang lain, memberikan komitmen dan partisipasi 100% untuk melaksanakan amanah, memberikan yang terbaik dan berkomitmen melaksanakan nilai-nilai syariah untuk meraih keberhasilan pada kondisi apapun, dimanapun dan kapanpun.6

2. HIGH PERFORMANCE: Pribadi yang berkarya, bekerja dan melayani dengan predikat luar biasa, lebih dari sekedar baik, serta berkarya dan

4

Ibid.

5 SOP D’Ahsana Property, Core Value Perusahaan

6


(58)

bekerja dengan cepat dan tuntas membantu team meraih hasil yang telah direncanakan dengan efektifitas dan efisiensi yang tinggi.7

3. SYAR’I: Pribadi yang dalam hidupnya semata-mata beribadah kepada Allah SWT, senantiasa berusaha keras untuk melaksanakan perintah-perintahNya dan meninggalkan larangan-laranganNya serta melakukan semua hal dengan niat ikhlas karena Allah SWT.8

4. ADD VALUE: Pribadi yang selalu memberikan nilai tambah bagi orang lain, bagi lingkungan sekitar dan masyarakat dunia serta terus berkontribusi positif bagi keberlanjutan dan keseimbangan kehidupan di muka bumi ini.9

5. NICE and BEAUTIFUL: Pribadi yang mencintai keindahan dan kerapian yang termanifestasikan dalam setiap penampilan, perilaku maupun karya-karyanya dalam spirit kontribusi pada kehidupan dari umat terbaik untuk umat terbaik.10

6. ABUNDANCE and GRATEFUL: Pribadi yang bersikap berkelimpahan serta berusaha meraih keberlimpahan dan keberkahan secara seimbang antara materi, sosial, etika dan spiritual serta selalu bersyukur kepada Allah dan senantiasa bersikap bahwa yang terjadi pada diri adalah yang terbaik dari Allah SWT.11

7

Ibid.

8

Ibid.

9

Ibid

10

Ibid

11


(59)

D. Struktur Organisasi D’Ahsana Property12

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

12


(60)

1. Presiden Direktur D’Ahsana Propertydijabat oleh Bp. Drs.Harun Musa, M.Kom dengan deskripsi tugas sebagai berikut:

a. Memutuskan dan menentukan peraturan dan kebijakan tertinggi perusahaan

b. Bertanggungjawab dalam memimpin dan menjalankan perusahaan c. Bertanggungjawab atas kerugian kerugian yang dihadapi perusahaan

termasuk juga keuntungan perusahaan

d. Mengkoordinasikan dan mengawasi semua kegiatan di perusahaan, mulai dari bidang administrasi, kepegawaian hingga pengadaan barang e. Mengangkat dan memberhentikan karyawan perusahaan

2. Direktur Operasional D’Ahsana Propertydijabat oleh Bp. Eko Narieyanto dengan deskripsi tugas sebagai berikut:

a. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan dibidang administrasi keuangan, kepegawaian dan kesekretariatan

b. Mengendalikan pendapatan perusahaan, hasil penagihan rekening penggunaan fasilitas dari langganan

c. Merencanakan dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan

3. Direktur Project D’Ahsana Property dijabat oleh Bp. Khalid Habibullah dengan deskripsi tugas sebagai berikut:

a. Merencanakan dan menjadwalkan proyek secara keseluruhan

b. Mengontrol proyek yang ditanganinya karena proyek harus selesai sesuai dengan budget, sesuai dengan spesifikasi, dan waktu


(1)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Strategi pemasaran yang dilakukan di D’Ahsana Property untuk

memasarkan produknya sudah sesuai dengan Marketing Mix 7P’s.

2. Dalam upaya meningkatkan market share perumahan syariah D’Ahsana Property, pihak pemasaran melakukan strategi marketing mix 7P’s yang meliputi product, price, place, promotion, people, process dan physical evidence. Aspek yang berperan penting dalam meningkatkan market share

di D’Ahsana Property ada pada aspek promosi melalui komunitas

pengajian, Internet dan referensi dari teman.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan kepada D’Ahsana Property dari hasil analisis

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Melakukan evaluasi kembali pada strategi promosi yang telah digunakan

oleh D’Ahsana Property seperti mengikuti event pameran properti yang

diselenggarakan di kota-kota besar untuk meningkatkan potensi pasar sehingga bisa meningkatkan market share.

2. Meninjau kembali untuk bisa menambah produk baru dengan tipe rumah kecil yang bisa dijangkau oleh konsumen menengah kebawah karena pada saat ini banyak permintaan rumah untuk segmen menengah kebawah.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Zen. Strategi Genius Marketing ala Rasulullah. Yogyakarta: DIVA Press, 2011

Afiff, Faisal. Strategi Pemasaran. Bandung: Angkasa Bandung, 1990

Ali, Zainuddin. Hukum Ekonomi Syariah. Jakarta: Sinar Grafika Ed.1, Cet.1, 2008 Anggipora, Marius P. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2002

Ansori , Irfan, “Strategi Marketing Mix Dalam Meningkatkan Penjualan (Studi Kasus Pada Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan Surabaya)” (Skripsi -- UIN Sunan Ampel Surabaya, 2014)

Assauri, Sofjan. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali Pers, 2014

Assauri, Sofjan. Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep, dan Strategi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004

Blaang, C Djemabut. Perumahan dan Pemukiman Sebagai Kebutuhan Pokok. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, Edisi.1, 1986

Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Sosial format-format kuantitatif dan kualitatif. Surabaya: Airlangga University Pers, 2001

Daryanto. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT.Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2011

Faisal, Muhammad, “Strategi Pemasaran Properti Pada PT. Tiang Kencana Graha Surabaya” (Skripsi -- UIN Sunan Ampel Surabaya, 2014)


(3)

77

http://www.pengertianpakar.com/2014/09/pengertian-syariah-menurut-para-pakar.html?m=1

http://agenpropertisyariah.com/blog/seperti-apa-konsep-hunian-bernuansa- islami/ Kamus Besar Bahasa Indonesia. http://kbbi.web.id/properti, diakses 01 Januari

2016

Kartajaya, Hermawan dan Muhammad Syakirsula. Syariah Marketing. Bandung: PT.Mizan Pustaka, 2006

Kasmir. Pemasaran Bank. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010

Kotler, Philip dan Amstrong. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga, 1997 Kotler, Philip dan Gary Amstrong. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga,

2008

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga, 2008

Kotler,Philip. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT.Macanan Jaya, 2009 --- Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT.Prenhallindo, 1997

--- Marketing. Jakarta: Erlangga, 1994

Laksana, Fajar. Manajemen Pemasaran; Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Candi Gebang Permai, cet.1, 2008

McCarthy, E Jerome dan William D. Perreault. Intisari Pemasaran: Sebuah Ancangan Manajerial Global, Agus Maulana. Jakarta: Binarupa Aksara, 1999


(4)

78

Musa, Harun, “Disinilah Nilai Investasi Property Yang Sesungguhnya”, http://www.ahsanaproperty.com/2015/08/27/disinilah-nilai-investasi-property-yang-sesungguhnya /

Novita, Windya. Mendulang Rizki dengan Bisnis Syar’i. Jakarta: PT. Gramedia, t.t Nuraida, Andi Maisa, “Tinjauan Bauran Pemasaran Perumahan Villa Ilhami Permata Dalam Upaya Meningkatkan Penjualan Perumahan yang Dilakukan Oleh PT. Mustika Hadiasari Bandung” (Skripsi – Universitas Widyatama Bandung, 2012)

Nurrochmaddani, Muhammad Luqman, “Upaya Strategi Bauran Pemasaran Dalam Mempertahankan Pangsa Pasar Hotel Kusuma Agrowisata Kota Batu” (Skripsi – UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, 2011)

Purhantara,Wahyu. Metode Penelitian Kualitatif Untuk Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010

Putra, Hafrizal Okta Ade. “Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Keputusan Pembelian Kartu Perdana Prabayar XL di Kota Padang”, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 3, No. 1. Januari,2012

Putri, Pradiptya S, “Penyesuaian Diri Remaja yang Tinggal di Panti Asuhan (Studi Kasus pada 2 Orang Remaja yang Tinggal di Panti Asuhan Wisma Putera Bandung)” (SkripsiUniversitas Pendidikan Indonesia, 2013

Rangkuti,Freddy. Flexible Marketing. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2004 Ranti, Lenny Riswati. “Studi Tentang Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Infrastruktur di Kelurahan Loa Bakung Kecamatan Sungai Kunjang di Kota Samarinda”, eJournal Administrasi Negara, Vol.1, No.4,2013 Rewoldt, Stewarth H, et al. Perencanaan dan Strategi Pemasaran. Jakarta:


(5)

79

Rianse,Usman dan Abdi. Metodologi Penelitian: Sosial dan Ekonomi Teori dan Aplikasi. Bandung: CV.Alfabeta, 2009

Saryono dan Mekar Dwi Anggraeni. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Nuha Medika, 2013

Sinaga, Eka Mayastika. “Pengaruh Strategi Promosi dan Strategi Harga Terhadap Market Share (Pangsa Pasar) pada PT. Federal Internasional Finance di Tebing Tinggi”, Jurnal Ilmiah Bussiness Progress, No.1. April,2015 Soewadji, Jusuf. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Mitra Wacana Media,

2012

Suci Ayu Arum, “Manajemen Marketing Mix Dalam Meningkatkan Minat Konsumen Di SMP Rahmat Kembang Kuning Surabaya” (Skripsi -- UIN Sunan Ampel Surabaya, 2014)

Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2008

--- Metode Penelitian Kombinasi (mixed methods). Bandung: Alfabeta, 2014 Suharno dan Yudi Sutarso. Marketing in Practice. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010 Sukotjo, Hendri dan Sumanto Radix A. “Analisa Marketing Mix-7P (Product,

Price, Place, Promotion, People, Process dan Physical Evidence) terhadap Keputusan Pembelian Produk Klinik Kecantikan Teta di Surabaya”, Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol.1, No.2.Oktober, 2010 Swastha, Basu dan Hani Handoko. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: BPFE,

2000

Swastha, Basu dan Irawan. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty Offset, 1997


(6)

80

Syahrul, Yura. Konsep Perumahan Islami, Seperti Apa?, http://m.kompas.com/properti/read/2009/07/04/1947485/konsep.perumaha n.islami.seperti/

Tandjung, Jenu Widjaja, Manajemen Pemasaran; Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Candi Gebang Permai, 2008

Tentang D’ahsana. http://ahsanaproperty.com/tentang-dahsana/

Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra. Pemasaran Strategik. Yogyakarta: CV.Andi Offset, 2012

Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2008

Tohirin. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling. Depok: PT.RajaGrafindo Persada, 2012

Uha,Ismail Nawawi. Etika Bisnis Islam: Teori dan Pengantar Praktek dalam Kehidupan Bisnis Komoditas dan Jasa. Sidoarjo: CV.Dwiputra Pustaka Jaya, 2014

Widoyoko,Eko Putro. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014

Yusanto, Muhammad Ismail dan Muhammad Karebet Widjajakusuma. Menggagas Bisnis Islam. Jakarta: Gema Insani Press, 2002