Analisis strategi pemasaran pembiayaan sepeda motor PT. Federal Internasional Finance (F.I.F) Syariah di tinjau dari perspektif islam

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh : SITI SUSANTI

105046101572

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PEMBIAYAAN SEPEDA MOTOR PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE (F.I.F) SYARIAH DITINJAU DARI

PERSPEKTIF ISLAM Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Oleh :

SITI SUSANTI NIM: 105046101572

Di bawah Bimbingan Pembimbing

Asep Saepuddin Jahar, MA., Ph. D NIP: 196912161996031001

K O N S E N T R A S I PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A


(3)

SYARIAH DITINJAU DARI PERSEPKTIF ISLAM” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 14 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)

Jakarta, 14 Juni 2010 Dekan,

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH,MA, MM

NIP. 195505051982031012

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua : Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH,MA, MM (...) NIP. 197107011998032002

Sekretaris : H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH (...) NIP. 197407252001121001

Pembimbing I : Asep Saepuddin Jahar, MA., Ph.D (...) NIP. 196912161996031001

Penguji I : Drs. Burhanuddin Yusuf, MM (...) NIP. 195406181981031005

Penguji II : Abdurrauf, MA (...) NIP. 197312152005011002


(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber saya yang digunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Mei 2010 M

Jumadal Awal 1431 H


(5)

Federal International Finance (FIF) Syariah ditinjau dari Prespektif Islam. Skripsi, Program Studi Muamalat, Jurusan Perbankan Syariah. Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kebutuhan akan mobilitas meningkat seiring dengan kebutuhan terhadap sarana transportasi yang ekonomis dan dapat diandalkan. Federal International Finance (FIF) Syariah sebagai perubahan pembiayaan sepeda motor. Hal pokok yang membedakan antaar bisnis Islami dengan non Islami adalah pada kriteria halal dan haram. Bisnis Islami berpegang teguh pada nilai-nilai kemanusiaan yang akhirnya menjadi sebuah kekuatan yang membedakan dengan prilaku bisnis non Islami yang terjadi saat ini, karena baginya tujuan materi lebih penting dibanding nilai-nilai kemanusiaan, untuk itu perlu adanya strategi pemasaran, untuk mengetahui konsep mekanisme dan strategi apa yang diterapkan di PT. FIF Syariah serta strategi apa yang dilakukan PT. FIF Syariah dalam merebut persaingan pasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dengan lebih pasti konsep, bauran pemasaran, strategi dan mekanisme pemasaran PT. FIF Syariah. Serta untuk mengetahui dengan lebih pasti strategi pemasaran yang paling sesuai dengan keadaan perusahaan untuk dapat tumbuh dan berkembang dalam persaingan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yakni penelitian yang menghasilkan deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari fenomena yang ditulis dengan melakukan wawancara dan observasi di PT. FIF Syariah. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa produk yang dikeluarkan oleh PT. FIF Syariah yaitu masih satu group dengan PT. Astra Honda Motor (AHM). Dan merupakan lembaga pembiayaan resmi sepeda motor Honda. Promosinya yaitu dengan ATL dan BTL. Distribusi dari sabang sampai merauke. Harga yaitu dengan harga pantas dan terjangkau untuk semua kalangan serta kompetitif. Untuk STP (Segmentasi, Targeting, Positioning) membuka semua segmen. Strategi yang dilakukan PT. FIF Syariah dalam merebut persaingan pasar yaitu dengan service, Inovasi Menciptakan Program dan Teknologi dalam tingkat kemacetan sangat rendah.

Kata kunci: Strategi Pemasaran, Strategi Pemasaran dalam Islam, Bauran Pemasaran (Marketing Mix) dan STP (Segmentasi, Targeting, Positioning)


(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, Yang Maha Kuasa, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sholawat serta salam semoga Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat dan pengikutnya sampai akhir zaman.

Penulis bersyukur kepada Allah SWT karena atas rahmatnya penulis dapat menyelesaikan tugas ini, walaupun hasilnya masih jauh dari memuaskan. Dalam proses penulisan skripsi ini penulis telah banyak menerima bimbingan, dorongan, dan bantuan baik secara moril maupun meteril.

Maka untuk itu dengan segala kerendahan hati dan melalui kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya, dan penghargaan yang tulus ikhlas kepada :

1. Prof. DR. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM., selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum;

2. Dr. Euis Amalia, M. Ag dan H. Ah. Azharuddin Lathif, MH, Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat;

3. Asep Saepuddin Jahar, MA., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan serta saran kepada penulis;


(7)

mengadakan studi perpustakaan;

6. Kedua orang tua Penulis, Ayahanda Almarhum H. M. Sochib, selama 2 bulan engkau melawan penyakit dan tak henti-hentinya engkau selalu menanyakan kapan kamu wisuda Nak’?? Maafkan segala kesalahan anakmu ini, yang tak bisa memberikan kebahagian menyelesaikan kuliah di saat detik-detik terakhirmu (Allahummag Firlahu Warhamhu Wa A’fihi Wa’fu Anhu...Amin). Dan Ibunda tercinta Hj. Siti Faridah dengan curahan kasih sayang yang tak terbilang dan selalu mengiringi setiap langkah penulis dengan untaian do'a; 7. Kaka’ku Siti Aisyah dan adik’ku M. Susanto (Yang semangat yah Dek’ moga

bisa wisuda di tahun ini Amin…!!!). Sepupu’ku Putikha. Serta Edy Nurhadi yang selalu memberikan Doa, semangat N motivasi serta bantuannya kepada penulis;

8. PT. FIF Syariah, terutama Bapak Hary Dewandono yang telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk wawancara yang diperlukan untuk penyusunan skripsi ini;

9. Thanks To sobat-sobatku jeng-jeng lebay, J’mawar, J’iffah, J’latifah, J’nisa, J’riri. Serta teman-teman angkatan 2005 khususnya PS A yang engga’ Aq bisa sebutkan satu persatu;


(8)

10.Thanks To sobat-sobatku alumni mantingan 2004 (Genbi azli bro..!!) Liyanah sholihin, Wima mulyati (mpe ketiduran di KA he..he..kenangan paling konyol wim), Farhanah thanks atas dorongan motivasi N selalu ngingetin kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, serta teman-teman di Al-Azhar University Cairo Mesir thanks atas doa N motivasinya;

11.Kepada semua pihak yang turut membantu dalam kelancaran penyusunan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, baik yang secara langsung maupun tidak langsung. Semoga segala kebaikan dan sumbangsihnya diterima dan mendapatkan ganjaran yang setimpal oleh Allah SWT.

Semoga budi baik tersebut tercatat di sisi Allah sebagai amal saleh yang dilimpahi balasan kebajikan. Amin ya robbal’alamin.

Akhirnya penulis berharap, Skripsi ini banyak manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca.

Jakarta, Mei 2010 M

Jumadal Awal 1431 H


(9)

(10)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahaan Pembimbing ... ii

Lembar Pengesahan Penguji ... iii

Lembar Pernyataan... iv

Abstrak ... v

Kata Pengantar ... vi

Daftar Isi ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah... 7

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 8

D. Metode Penelitian ... 9

E. Review Studi Terdahulu... 11

F. Kerangka Teoritis... 13

G. Sistematika Penelitian………... . 14

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran ... 16

1. Pengertian dan Konsep Pemasaran ... 16

2. Pengertian Strategi Pemasaran... 18

3. Tujuan Strategi Pemasaran... 19

4. Jenis-Jenis Strategi Pemasaran... 19


(11)

2. Karakteristik Pemasaran Islam... 24

3. Fungsi dan Tujuan Pemasaran Islam... 27

4. Prinsip-prinsip Pemasaran Islam………... 37

C. Bauran Pemasaran (MarketingMix)... 39

1. Produk (Product) ... 40

2. Harga (Price) ... 42

3. Distribusi (Place)... 43

4. Promosi (Promotion)... 45

D. Marketing yang Digunakan oleh Rosullah SAW... 50

BAB III TINJAUAN UMUM TERHADAP PT. FIF SYARIAH DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH A. Sejarah Berdiri PT. FIF Syariah... 52

B. Visi dan Misi PT. FIF Syariah ... 53

C. Struktur Organisasi ... 55

D. Produk-Produk ... 56

E. Pengertian Lembaga Keuangan Syariah... 58

F. Landasan Hukum Islam Terhadap FIF Syariah ... 63

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PEMBIAYAAN SEPEDA MOTOR PT. FIF SYARIAH DITINJAU DARI PERSPEKTIF ISLAM A. Konsep dan Mekanisme Pemasaran di FIF Syariah... 65


(12)

B. Strategi Pemasaran PT. FIF Syariah ... 67

1. Strategi Produk... 68

2. Strategi Promosi ... 69

3. Strategi Distribusi ... 69

4. Strategi Harga ... 70

C. Strategi Pemasaran PT. FIF Syariah ditinjau dari Persepktif Islam 71 D. Analisis Strategi Pemasaran PT. FIF Syariah dalam Merebut Persaingan Pasar ... 79

1. Segmentasi, Penentuan Pasar (Targeting) dan Positioning PT. FIF Syariah... 80

2. Strategi Pemasaran PT. FIF Syariah dalam Merebut Persaingan Pasar ... 81

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 83

B. Saran... 84


(13)

Saat ini kendaraan bermotor bagi sebagian masyarakat Indonesia, sudah bukan merupakan barang mewah. Ia menjadi barang ‘kebutuhan pokok’. Bahkan, ada yang menggunakan ikon kendaraan untuk “prestise”. Hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor di Indonesia belakangan ini. Ini menunjukkan betapa besar minat masyarakat untuk memiliki kendaraan bermotor. Tapi, mereka terkendala oleh dana. Perbankan dan lembaga keuangan non bank menawarkan kepemilikan kendaraan bermotor dengan fasilitas yang sangat menggiurkan. Namun tidak sedikit masyarakat yang mengiginkan fasilitas pembiayaan secara Syariah.

Kebutuhan akan sebuah lembaga keuangan yang dapat memberikan solusi yang cepat dan tepat sangat dibutuhkan belakangan ini. Tidak hanya menjadi sebuah way out yang tepat akan tetapi haruslah juga terjamin akan ke-syari’ahannya baik itu dari segi konsep; mekanisme; hingga operasional di tempat transaksinya.

Masyarakat kita sekarang ini semakin kritis dan selektif dalam menentukan dan mengelola hajat hidupnya. Baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang. Berdasarkan hal itulah maka keberadaan suatu lembaga pembiayaan yang memberikan solusi yang cepat, tepat dan aman sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas saat ini.


(14)

2

Karena itulah Perbankan Syariah dan Lembaga Keuangan Syariah menggulirkan skim pembiayaan untuk kepemilikan kendaraan bermotor. Skim ini bernama ‘murabahah’. Murabahah adalah akad jual beli antara penjual dan pembeli dimana penjual mengutarakan dengan jelas kepada pembeli berapa harga jual dan berapa margin objek jual beli sehingga menjadi transparasi. Apabila terjadi saling menyetujui (antaradin), maka dengan syarat dan rukun yang telah dipenuhi, barulah dapat terjadi jual beli. Selain mudah diaplikasikan skim ini tergolong aman dan lebih mudah dalam melakukan analisa persetujuan pembiayaan. Bank Syariah/LKS hanya tinggal menganalisa factor 5C (Capital, Character, Collateral, Condition of economy, Competence).1

Lembaga Pembiayaan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan terdiri dari 6 (enam) hal, yaitu: Sewa Guna Usaha, Anjak Piutang, Modal Ventura, Pembiayaan Konsumen, Perdagangan Surat Berharga, dan Kartu Kredit. Namun dalam perkembangannya, yakni melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan, bahwa termasuk dalam pengertian perusahaan pembiayaan meliputi empat bidang, yakni leasing, factoring, consumer finance, dan credit card.2

1 “Usaha Pembiayaan Syariah Bakal Lebih Marak”, artikel diakses pada tanggal 12 November 2009 dari www.cybersabili.com.

2 Esei Khotib Umam, “Aspek Hukum Lembaga Keuangan & Lembaga Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Syariah di Indonesia”, artikel diakses pada tanggal 17 November 2009 dari www.sharialearn.wikidot.com.


(15)

Lembaga pembiayaan konsumen (consumers finance) adalah suatu lembaga yang dalam melakukan pembiayaan pengadaan barang untuk kebutuhan konsumen dilakukan dengan system pembayaran secara angsuran atau berkala.3

Anak perusahaan Astra International yang bergerak dibidang pembiayaan motor. FIF merupakan pelopor pembiayaan syariah sepeda motor di Indonesia. Unit Usaha Syariah FIF sudah dibuka sejak tahun 2003, namun perkembangannya mulai terlihat pada tahun 2005. Hingga saat ini kerjasama pendanaan syariah FIF telah terjalin dengan beberapa bank syariah nasional yaitu Unit Usaha Syariah Bank Permata, Bank Mega, Bank Mandiri, BNI dan Bank Niaga.

Sampai akhir Juli 2009, unit syariah FIF sudah menyalurkan pembiayaan bagi pembelian 51.600 unit kendaraan bermotor. Jika satu unit kendaraan diasumsikan memiliki harga Rp 12 juta, maka unit syariah FIF sudah menyalurkan kredit Rp 619,2 miliar. "Sampai akhir tahun, target pembiayaan syariah sebanyak Rp 1,2 triliun atau setara dengan pembiayaan 96.000 unit kendaraan," unit syariah FIF sudah mencapai 53% dari target ditahun ini. Target pembiayaan untuk seluruh FIF adalah 800.000 unit kendaraan. “Pangsa pasar

3Putra, “Lembaga Keuangan & Lembaga Pembiayaan”, artikel diakses pada tanggal 15 juni 2010 dari http :/ / p utra c e nte r.ne t/ 2009/ 02/ 08/ le mb a g a -le mb a g a -p e mb ia ya a n-se la in-b a nk/.


(16)

4

syariah memiliki peluang bagus dengan skema pembiayaan murabahah memiliki prospek bagus dan mengincar konsumen yang syariah loyally,"

FIF --lembaga pembiayaan (leasing/finance) kredit kendaraan bermotor roda dua (sepeda motor) merek Honda -- telah membentuk divisi usaha syariah. Dan daerah pertama yang menjadi awal berdirinya FIF Syariah adalah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), tepatnya Banda Aceh.4

Perkembangan industri perbankan dan keuangan syariah dalam satu dasawarsa belakangan ini mengalami kemajuan yang sangat pesat, seperti perbankan syariah, asuransi syariah, pasar modal syariah, reksadana syariah, obligasi syariah, pegadaian syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT). Demikian pula disektor riil, seperti Hotel Syariah, Multi Level Marketing Syariah, dsb.

Lembaga asuransi syariah, perkembangannya di Indonesia merupakan yang paling cepat di dunia. Hanya Indonesia satu-satunya negara yang memiliki 34 lembaga asuransi syariah, sedangkan Malaysia cuma ada 4 lembaga asuransi syariah. Dan hanya Indonesia yang memiliki 3 lembaga reasuransi syariah. Di negara manapun biasanya hanya ada satu lembaga reasuransi syariah. Jumlah BMT juga telah melebihi dari 3.800 buah yang tersebar diseluruh Indonesia.

Asuransi konvensional mendasarkan pada prinsip pengalihan risiko (risk transfering). Hal ini yang membuatnya tidak sesuai dengan prinsip syariah, dimana didalamnya kita jumpai unsur yang dilarang dalam Islam yakni unsur

4 “FIF Buka Layanan Syariah di Seluruh Cabang”, artikel diakses pada tanggal 25 November 2009 dari www.fifsyariah.com.


(17)

spekulatif (maisyir). Sementara asuransi berdasarkan prinsip syariah menghendaki adanya unsur tolong-menolong (ta’awun antar sesama) dan menghindari unsur spekulatif yang dimaksud. Keistimewaan khusus yang dimiliki oleh Asuransi syari’ah adalah diterapkannya konsep risk Sharing,

dimana setiap surplus yang diterima oleh perusahaan sepenuhnya milik peserta dan pada prakteknya surplus ini dibagi dengan perusahaan asuransi syari’ah.5

Akad yang dilakukan di asuransi syariah antara peserta dengan perusahaan terdiri atas akad tijarah yang dimaksud adalah mudharabah, sedangkan akad tabarru’ adalah hibah. Kedudukan para pihak dalam akad tijarah & tabarru’, yaitu:

1. Dalam akad tijarah (mudharabah) perusahaan bertindak sebagai mudharib (pengelola) dan peserta bertindak sebagai shahibul maal (pemegang polis)

2. Dalam akad tabarrru’ (hibah), peserta memberikan hibah yang akan digunakan untuk menolong peserta lain yang terkena musibah, sedangkan perusahaan bertindak sebagai pengelola dana hibah.6

Dari pemaparan diatas jelaslah, lembaga keuangan non bank yang paling maju di Indonesia adalah Asuransi Syariah, untuk itu suatu pembelajaran yang sangat berharga untuk FIF Syariah dalam memajukan pembiayaannya di lembaga pembiayaan motor. Karena usaha pembiayaan Syariah bakal lebih

5 Agustianto, “Karakteristik dan Keistimewaan Asuransi Islam”, artikel diakses pada tanggal 25 November 2009 dari www.agustianto.niriah.com.

6 Esei Khotibul Umam, “Aspek Hukum Lembaga Keuangan & Lembaga Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Syariah di Indonesia”, artikel diakses pada tanggal 25 November 2009 dari www.sharialearn.wikidot.com.


(18)

6

marak ditahun 2010, ini merupakan tantangan bagi FIF Syariah dalam mempromosikan produknya. Strategi pemasaran apa yang harus dilakukan agar bisa bersaing dipangsa pasar dan menjadi lembaga pembiayaan motor terdepan dan No. 1 di Indonesia.

Sehubungan dengan semakin berkembangnya dunia pemasaran yang menimbulkan semakin tingginya tingkat persaingan antara perusahaan-perusahaan di Indonesia, maka perusahaan-perusahaan-perusahaan-perusahaan tersebut semakin berusaha untuk memperkuat strategi pemasarannya. Untuk dapat bertahan dalam dunia bisnis yang kondisi persaingannya terus meningkat maka suatu perusahaan harus dituntut dapat menguasai pasar dengan menggunakan produk yang telah dihasilkannya.

Proses pemasaran dapat diterapkan tidak hanya produk atau jasa saja, tetapi juga pada segala sesuatu yang dapat dipasarkan seperti ide, kejadian, organisasi, tempat dan kepribadian. Namun penting untuk ditekankan bentuk pemasaran tidak dimulai dengan suatu produk atau penawaran, tetapi dengan pencarian peluang pasar.7 Perencanaan pemasaran strategis memiliki ruang lingkup yang terdiri dari visi, misi dan tujuan dari perusahaan yang menjadi pegangan semangat yang harus dipertahankan.8 Oleh karena itu pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, pemberian harga, promosi dan

7 Hendra. Teguh dan Ronny. A Rusli, Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol, (Jakarta : PT. Prenhallindo, 1997), Jilid 1, h. 18.

8 C. M. Lingga Purnama, Strategic Marketing Plan : Panduan Lengkap dan Praktis Menyusun Rencana Pemasaran yang Strategis dan Efektif, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama), 2002, h. 2.


(19)

pendistribusian ide, barang atau jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan individu dan tujuan organisasi.

Dari latar belakang diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul “ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PEMBIAYAAN SEPEDA MOTOR PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE (F.I.F) SYARIAH DITINJAU DARI PERSPEKTIF ISLAM”.

B. Pembatas dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Berbicara mengenai pemasaran akan berorientasi kepada suatu perusahaan, dimana pemasaran sangat memegang peranan penting dalam kemajuan dari perusahaan, namun hal ini juga harus diikuti dengan etika dalam memasarkan suatu produk ke pasaran. Oleh karena itu penulis membatasi permasalahan yang diuraikan. Dalam hal ini penulis ingin membatasi hanya pada strategi pemasaran pembiayaan sepeda motor PT. FIF Syariah dan PT. FIF konvesional hanya sebagai pembandingnya.

2. Perumusan Masalah

Sebagai bahan penelitian ada beberapa hal yang difokuskan antara lain adalah : a. Bagaimana konsep strategi pemasaran dalam Islam?

b. Bagaimana Strategi dan mekanisme Pemasaran PT. FIF Syariah?


(20)

8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah memberikan informasi dan pengetahuan pada masyarakat umum serta para akademisi untuk lebih mengenal FIF Syariah, lebih khusus lagi penelitian ini bertujuan :

a. Untuk mengetahui dengan lebih pasti konsep dan bauran pemasaran di PT. FIF Syariah.

b. Untuk mengetahui bagaimana strategi dan mekanisme pemasaran PT. FIF Syariah.

c. Untuk mengetahui dengan lebih pasti strategi pemasaran yang paling sesuai dengan keadaan perusahaan untuk dapat tumbuh dan berkembang dalam persaingan.

2. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat penelitian yang dilakukan diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pihak-pihak terkait, diantaranya :

a. Penulis

Bertambahnya wawasan dan pengetahuan dalam khazanah ekonomi Islam khususnya bauran pemasaran di FIF Syariah.

b. Fakultas

Memberikan sumbangan pemikir dan menambah literatur perpustakaan mengenai bauran pemasaran di FIF Syariah.


(21)

c. Perusahaan

Memberikan sumbangan pemikir kepada PT. FIF Syariah sebagai acuan dalam melaksanakan prinsip-prinsip perekonomian yang sesuai dengan aturan syariat islam.

d. Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai bauran pemasaran di FIF Syariah.

D. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan 1. Lokasi Penelitian

Adapun penelitian ini akan dilakukan pada PT. Federal International Finance (F.I.F) Syariah dengan alamat : Gedung AMDI –B. Jalan Gaya Motor Raya No.8 Sunter II, Jakarta Utara 14330 Telp. 6530 0708.

2. Jenis Penelitian

Penelitian awal yang penulis lakukan adalah Penelitian Kepustakaan (Library Reseach), yaitu penulis mengkaji data yang diperoleh dari berbagai buku, bahan-bahan referensi dan bahan-bahan lainnya yang relevan dengan pembahasan skripsi ini.

Selain itu penulis juga melakukan Penelitian Lapangan (Field Reseach),

karena penulis melakukan penelitian langsung ke objek penelitian yaitu di PT (Federal International Finance) FIF Syariah.

Penelitian ini bersifat deskriptif analisis, yakni penelitian yang menggambarkan suatu gejala, data-data dan informasi berdasarkan fakta yang diperoleh dari lapangan. Metode ini metode kualitatif yakni penelitian yang


(22)

10

menghasilkan deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari fenomena yang ditulis.

3. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer

Data primer yang penulis peroleh adalah data langsung dari pihak PT. FIF Syariah. Penelitian menggunakan wawancara dengan pengelola divisi Syariah PT. FIF Syariah. Serta menggunakan dokumen-dokumen lainnya.

b. Data Sekunder

Penulis menggunakan data sekunder yang di peroleh dari : (1). Buku-buku tentang Strategi Pemasaran Syariah

(2). Buku-buku Ekonomi Syariah, Perbankan Syariah dan Ekonomi;

(3). Majalah, Jurnal, Koran yang memuat artikel-artikel tentang Pemasaran Syariah;

(4). Sumber-sumber lainnya yang berkenaan dengan materi skripsi ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:

a. Wawancara

Untuk pengumpulan data primer, digunakan teknik wawancara yang dilakukan terhadap pengelola divisi syariah PT. FIF Syariah.


(23)

Observasi dilakukan dengan melihat secara langsung pelaksanaan strategi pemasaran produk pembiayaan murabahah di PT. FIF Syariah.

c. Studi kepustakaan

Yaitu dengan membaca buku literatur yang relevan dengan topik masalah dalam penelitian ini. Pengumpulan data juga dilakukan pada media informasi yang terkait dengan penelitian ini, baik yang berasal dari perusahaan maupun diluar perusahaan.

5. Teknik Analisa Data

Analisis dilakukan setelah data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terkumpul. Proses analisa dimulai dari membaca, mempelajari, dan menelaah data yang didapat mengenai pelaksanaan strategi pemasaran PT. FIF Syariah secara seksama. Selanjutnya dari proses analisa tersebut, penulis mengambil kesimpulan dari masalah yang bersifat umum kepada masalah yang bersifat khusus (deduktif), dengan menggunakan Fiqih Muamalah sebagai alat analisis. Karena pembiayaan sepeda motor PT. FIF Syariah menggunakan akad Murabahah, dan Murabahah ini termasuk dalam Fiqih Muamalah.

6. Teknik Penulisan Skripsi

Untuk teknik penulisan dalam skripsi ini, penulis merujuk pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007."


(24)

12

Penelitian ini secara tinjauan pustaka memiliki persamaan dengan skripsi yang berjudul “Strategi PT. FIF – Divisi Syariah Dalam Pembiayaan Kendaraan Bermotor”, yang ditulis oleh Slamet Sugiarto tahun 2007. Sekilas memiliki kesamaan dengan penelitian peneliti, yaitu berkaitan dengan masalah strategi. Pada skripsi tersebut dijelaskan mengenai deskripsi umum mengenai bagaimana Analisa SWOT yang ada di PT. FIF. Analisa SWOT adalah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif. Analisa ini merupakan situasi dan kondisi sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing.

Namun skripsi tersebut memiliki perbedaan dengan penelitian peneliti. Perbedaannya terletak pada judul yaitu Analisis Strategi Pemasaran Pembiayaan Sepeda Motor di PT. Federal International Finance (F.I.F) Syariah ditinjau dari Persepktif Islam dalam penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan pada pembahasan strategi pemasaran yang terdapat di PT. FIF Syariah, meliputi; pemasaran di PT. FIF Syariah apakah sesuai dengan pemasaran dalam Islam serta bauran pemasaran (marketing mix) yang terdapat di PT. FIF Syariah.

Maka peneliti berpendapat bahwa penelitian ini berbeda dengan penelitian atau skripsi di atas. Namun peneliti berpendapat bahwa penelitian ini sangat penting bukan hanya bagi masyarakat, kalangan akademis, tetapi bagi peneliti khususnya.


(25)

Istilah strategi bersal dari kata yunani Strategeta (stratus = militer dan ag = memimpin), artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang Jendral. Konsep ini relevan dengan situasi pada zaman dahulu yang sering diwarnai perang. Strategi juga bisa diartikan suatu rencana untuk pembagi dan pengguna kekuatan militer dan material pada daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.9

Pemasaran berasal dari kata pasar, yang dalam konteks tradisional diartikan dengan “tempat orang jual beli”. Akan tetapi, pengertian pasar yang dimaksud di sini bukan dalam pengertian konkrit, melainkan lebih ditujukan pada pengertian abstrak. Menurut Kotler dan Amstrong, pemasaran adalah sebuah proses sosial dan manajerial, dimana individu-individu dan kelompok-kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan, melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain.10 Strategi Pemasaran Menurut Kotler dan Amstrong yaitu logika pemasaran yang dengannya unit usaha berharap dapat mencapai tujuan pemasarannya.11

Pemasaran syariah menurut M Syakir Sula yaitu sebagai sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan value, dari satu inisiator kepada stake-holders-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah dalam islam.12

9 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta : Andi Press, 2004), Cet. Ke-5, h. 3. 10 Philip Kotler dan Gary Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran. Penerjemah Alexander Sindoro, (Jakarta : PT Indeks, 2004), Edisi ke-9, Jilid 1, h. 7.

11 Kotler dan Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, (Jakarta : Erlangga, 1997), Edisi ke-3, Jilid 1, h. 53.

12 Hermawan Kartajaya dan M. Syakir Sula, Syariah Marketing , (Bandung : Mizan, 2006), Cet. Ke-3, h. 27.


(26)

14

Konsep Pemasaran ada lima yang dilakukan organisasi dalam menjalankan kegiatan-kegiatan pemasaran, yaitu konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran dan konsep pemasaran kemasyarakatan.13

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pemahaman urairan dan gambaran dalam skripsi ini, penulis membaginya menjadi lima bab, dalam bab terdiri dari beberapa sub bab. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini memuat latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dana manfaat penelitian, review study terdahulu, metode penelitian, kerangka konsep, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada Bab ini terdiri dari empat sub, sub pertama menjelaskan tentang pengertian konsep pemasaran, pengertian strategi pemasaran, tujuan strategi pemasaran, jenis-jenis strategi pemasaran, elemen-elemen strategi pemasaran dan perumusan strategi pemasaran. Sub kedua menjelaskan tentang pengertian Pemasaran dalam Islam, konsep dasar pemasaran Islam, fungsi dan tujuan strategi pemasaran Islami, prinsip-prinsip pemasaran Islam. Sub ketiga menjelaskan tentang

13 Philip Kotler dan Gary Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, (Jakarta : Erlangga, 1997), Edisi ke-3, Jilid 1, h. 3.


(27)

Bauran pemasaran (marketing mix) dari produk, harga, distribusi dan promosi. Sub empat menjelaskan tentang marketing yang digunakan oleh Rasullah SAW.

BAB III TINJAUAN UMUM TERHADAP PT. FIF SYARIAH

Berisi segala hal yang berkaitan dengan PT. FIF Syariah mulai dari sejarah berdiri, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, serta produk-produk.

BAB 1V ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PEMBIAYAAN SEPEDA MOTOR PT. FIF SYARIAH DI TINJAU DARI PERSEPKTIF ISLAM

Pada bab ini memuat tentang konsep dan mekanisme pemasaran PT. FIF Syariah, strategi pemasaran PT. FIF Syariah dari segi produk, harga, distribusi dan promosi, perhitungan margin keuntungan, analisis strategi pemasaran PT. FIF Syariah dalam merebut persaingan pasar, Segmentasi, Penentuan Pasar (Targeting) dan Positioning PT. FIF Syariah serta Strategi pemasaran PT. FIF Syariah dalam merebut persaingan pasar.

BAB V PENUTUP


(28)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran

1. Pengertian dan Konsep Pemasaran

Pemasaran berasal dari kata pasar, yang dalam konteks tradisional diartikan dengan “tempat orang jual beli”. Akan tetapi, pengertian pasar yang dimaksud disini bukan dalam pengertian konkrit, melainkan lebih ditujukan pada pengertian abstrak. Menurut Kotler dan Amstrong, pemasaran adalah sebuah proses sosial dan manajerial, dimana individu-individu dan kelompok-kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan, melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain.1

Sedangkan menurut Wiliam J. Stanton yang dikutip oleh Basu Swastha. Dikatakan bahwa pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk perencanaan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan, baik pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial.2

Ada lima konsep alternative yang dilakukan organisasi dalam menjalankan kegiatan-kegiatan pemasaran,3 yaitu:

1 Philip Kotler dan Gary Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran. Penerjemah Alexander Sindoro, (Jakarta : PT Indeks, 2004), Edisi ke-9, Jilid 1, h. 7.

2 Basu Swastha DH. Azas-Azas Marketing, (Yogyakarta: Liberty, 1983), h. 5. 3Ibid., h. 8


(29)

a. Konsep Produksi

Konsep produksi menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk-produk yang tersedia dan selaras dengan kemampuan (Highly Affordable) dan bahwa manejemen sebaiknya memusatkan perhatian pada peningkatan efisien produksi dan distribusi. Konsep ini merupakan salah satu dari falsafah tertua yang menentukan para penjual.

b. Konsep Produk

Gagasan bahwa konsumen akan menyukai produk-produk yang menawarkan mutu, kinerja, dan penampilan terbaik dan bahwa sesuatu organisasi sebaiknya mencurahkan tenaganya untuk melakukan perbaikan produk secara berkesinambungan. Produk yang ditawarkan adalah produk yang halal dan tidak boleh menghasilkan serta memperjualbelikan yang secara tegas dilarang oleh hukum syara.

c. Konsep Penjualan

Gagasan bahwa konsumen tidak akan membeli cukup produk perusahaan kecuali jika perusahaan tersebut melakukan upaya-upaya penjualan dan promosi yang gencar.

d. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran menyatakan bahwa pencapaian tujuan-tujuan organisasional bergantung pada penempatan kebutuhan dan keinginan secara efektif ketimbang yang dilakukan para pesaing.


(30)

18

e. Konsep Pemasaran Kemasyarakatan (Berwawasan Sosial)

Yaitu konsep pemasaran yang mampu memelihara atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.

2. Pengertian Strategi Pemasaran

Beberapa ahli telah mengemukakan definisi tentang strategi pemasaran yang berbeda meskipun sebenarnya sama. Para ahli tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Menurut Kotler dan Amstrong, strategi pemasaran adalah logika pemasaran yang dengannya unit usaha berharap dapat mencapai tujuan pemasarannya.4

b. Menurut Bygrave, mendefinisikan strategi pemasaran sebagai kumpulan petunjuk dan kebijakan yang digunakan secara efektif untuk mencocokkan program pemasaran dengan peluang pasar sasaran guna mencapai sasaran usaha. Dalam bahasa yang lebih sederhana, suatu strategi pemasaran pada dasarnya menunjukkan bagaimana sasaran pemasaran dapat di capai.5 c. Menurut Bennet, strategi pemasaran merupakan pernyataan (baik secara

implisit maupun eksplisit) mengenai bagaimana suatu merek atau lini produk mencapai tujuannya.

d. Menurut Tull dan Kahle, mendefinisikan strategi pemasaran sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan

4 Kotler dan Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, (Jakarta : Erlangga, 1997), Edisi ke-3, Jilid 1, h. 53.


(31)

dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk mencapai pasar sasaran tersebut.6

3. Tujuan Strategi Pemasaran

a. Menetapkan arah kegiatan perusahaan

b. Memberikan informasi kepada manejemen puncak dalam meneruskan tujuan.

c. Sasaran untuk mengatisipasi berbagai permasalahan dan keadaan yang berubah dimasa mendatang.

4. Jenis-Jenis Strategi Pemasaran

a. Strategi Pemimpin Pasar (Market Leader)

Pemimpin pasar adalah perusahaan yang diakui oleh industri yang bersangkutan sebagai pemimpin. Perusahaan yang dominan selalu ingin tetap nomor satu. Sikap ini mendorongnya untuk mengambil tindakan ke 3 arah, yaitu: mengembangkan pasar keseluruhan, melindungi pangsa pasar, dan memperluas pangsa pasar.

b. Strategi Penantang Pasar (Market Challenger)

Penantang pasar adalah perusahaan “runner up” yang secara konstan mencoba mempersebar pangsa pasar mereka. Yang dalam usaha tersebut mereka berhadapan secara terbuka dan langsung dengan pemimpin


(32)

20

pasar. Strategi yang dilakukannya adalah dengan menentukan lawan dan sasaran strategi serta memilih strategi penyerangannya.

c. Strategi Pengikut Pasar

Pengikut pasar adalah perusahaan yang mengambil sikap tidak mengusik pemimpin pasar dan hanya puas dengan cara menyesuaikan diri terhadap kondisi-kondisi pasar. Strategi umum yang biasa dimanfaatkan, yaitu: Cloner, imitator, dan adapter.7

d. Strategi Pengarap Ceruk Pasar (Market Nicher)

Penggarap ceruk pasar adalah perusahaan yang mengkhususkan diri melayani sebagian pasar yang diabaikan perusahaan besar, dan menghindari bentrok dengan perusahaan besar. Strategi yang dilakukan adalah spesialisasi dalam hal pasar, konsumen, produk, dan sebagainya juga menerapkan multiple niching (melayani lebih dari satu ceruk pasar).

5. Elemen-Elemen Strategi Pemasaran

Dalam merencanakan pemasaran yang akan datang, manejer pemasaran sering dihadapkan pada strategi pemasaran apa yang akan ditempuh oleh perusahaan. Hal ini mengingat strategi pemasaran setiap perusahaan merupakan suatu rencana keseluruhan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Namun demikian penentuan strategi ini dapat dilakukan untuk manajemen pemasaran dengan membuat tiga keputusan, yaitu:


(33)

a. Konsumen yang akan dituju

b. Kepuasan yang diinginkan oleh setiap konsumen

c. Marketing mix (bauran pemasaran) seperti apakah yang dipakai untuk diberikan kepada konsumen.

Adapun elemen-elemen strategi pemasaran beserta hubungan dengan masing-masing lemen dapat dilihat dalam gambar berikut ini:

Pruduk Harga distribusi Promosi Memilih konsumen yang dituju Mengidentifikasika n keinginan mereka

Menentukan marketing mix Organisasi Pasar Riset pemasaran Faktor-faktor lingkungan

Gambar 2. 1 Elemen-Elemen Strategi Pemasaran. 8 6. Perumusan Strategi Pemasaran

a. Strategi Pasar yang dituju

1)Segmen Pasar adalah kelompok individu atau perusahaan yang memiliki satu atau lebih karakteristik yang sama.9

8 Basu Swastha DH. Azas-Azas Marketing, h. 70. 9

Charles W Lamb, Jr, et al., Pemasaran, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), Edisi ke-1, Jilid 1, h. 54.


(34)

22

Setiap pasar mempunyai segmen, tetapi tidak semua cara dalam segmentasi pasar memiliki manfaat yang sama. Strategi pasar yang dituju mengindentifikasikan segmen-segmen pasar yang akan dilayani. Proses ini dimulai dengan analisis peluang pasar.

2)Penentuan Pasar Sasaran adalah proses untuk mengevaluasi setiap daya tarik segmen pasar dan memilih satu atau lebih segmen yang akan dimasuki.

3)Penentuan Posisi Pasar (Positioning) adalah mengatur sebuah produk untuk menempati tempat yang jelas. Inti pemasaran strategi modern terdiri atas tiga langkah pokok yaitu: segmentasi, penentuan pasar sasaran, dan positioning atau sering disebut STP (Segmentasi, Targeting, Positioning).

SegmentasiPasar Penentuan Pasar Sasaran Positioning Gambar 2. 2 Segmentasi, Penentuan Pasar Sasaran, dan Positioning. 10

1. Mengidentif

ikasi kan variable segmentasi dan segmentasi pasar 2. Mengemban gkan bentuk segmen yang menguntungkan 5.Mengidentifikasi konsep positioning yang memungkinkan bagi masing-masing segmen pasar 6. Memilih, mengembangkan, dan mengkomunikasikan konsep positioning yang dipilih 3. Mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen 4. Memilih segmen-segmen pasar


(35)

Secara umum ada tiga strategi yang dapat digunakan dalam memilih pasar yang dituju. Pasar yang dituju dapat diseleksi dengan membandingkan pasar tersebut dengan seluruh pasar berdasarkan salah satu bauran pemasaran. Dengan memusatkan perhatian pada satu segmen, atau membandingkan dengan beberapa segmen pasar dengan menggunakan beberapa elemen bauran pemasaran.

b. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Istilah bauran pemasaran mengacu pada paduan strategi produk, distribusi, promosi, dan penentuan harga yang bersifat unik yang dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yang dituju. 11

B.Pemasaran Dalam Islam 1. Pemasaran Dalam Islam

Berbicara masalah pemasaran (marketing) ditinjau dari syariah Islam sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pemasaran pada umumnya yang telah dikemukakan para ahli ekonomi konvesional, namun yang menjadi titik perbedaan adalah bahwa pemasaran dalam Islam dilandasi dengan moral dan etika Islam, serta tidak terlepas dari rule-rule yang ditetapkan Al-Qur’an dan As-sunnah.

M Syakir Sula mendefinisikan pemasaran syariah yaitu sebagai sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan value, dari satu inisiator kepada stake-holders-nya, yang dalam


(36)

24

keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah dalam Islam.12

Syakir mengungkapkan definisi itu dengan merujuk pada definisi yang disepakati para marketing dunia. Kemudian mendasarkan pada kaidah fiqih dalam Islam, yaitu almuslimuna’alaa syuruthihim illa syarthan harrama halaalan aw ahallaharamaan (kaum muslimin terikat dengan kesepakatan-kesepakatan bisnis (syarat-syarat) yang mereka buat, kecuali kesepakatan (syarat) yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram). Juga kaidah fikih yang paling basic dalam konsep muamalah, yaitu al-ashlu fi muamalati al ibahah illa an yadulla daliilun ‘alaa tahrimihaa (pada dasarnya semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya).

Sehingga menurut Syakir, kata kunci dalam definisi pemasaran syariah adalah bahwa dalam seluruh proses penawaran maupun proses perubahan nilai (value), tidak boleh ada hal-hal yang bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah dalam Islam. Sepanjang hal itu dapat dijamin, dan penyimpangan prinsip-prinsip muamalah tidak akan terjadi, maka bentuk transaksi apapun dalam bisnis dibolehkan dalam syariat Islam.13

2. Karakteristik Pemasaran Islam

Pemasaran syariah memiliki beberapa karakteristik yang tidak dimiliki oleh pemasaran konvesional. Dalam hal ini menurut M. Syakir Sula,

12

Hermawan Kartajaya dan M. Syakir Sula, Syariah Marketing, (Bandung : Mizan, 2006), Cet. Ke-3, h. 27.


(37)

pemasaran syariah mengacu dan bertumpu pada empat prinsip dasar (karakteristik), yaitu sebagai berikut:

a. Teistis (Rabbaniyah)

Salah satu ciri khas pemasaran syariah yang tidak dimiliki dalam pemasaran konvesional adalah sifatnya yang religius. Kondisi ini tercipta dari kesadaran akan nilai-nilai religius yang dipandang penting sehingga senantiasa mewarnai segala aktivitas dalam pemasaran.

Seorang pemasar syariah akan selalu mematuhi hukum-hukum syariah, dalam aktivitas pemasaran mulai dari segmenting, targeting dan positioning. Begitu juga dengan marketing mix-nya, dimana melakukan kegiatan tersebut senantiasa dijiwai oleh nilai-nilai religius dan menempatkan kebesaran Allah di atas segalanya. Selain itu, pemasaran syariah haruslah memiliki nilai (value) yang lebih tinggi dan lebih baik. Karena bisnis syariah adalah bisnis kepercayaan, bisnis berkeadilan dan bisnis yang tidak mengandung tipu muslihat di dalamnya.14

b. Etis (Akhlaqiyyah)

Karakterisik selanjutnya dari pemasaran syariah adalah sifatnya yang sangat mengedepankan akhlak (moral dan etika) dalam seluruh aspek kegiatan pemasaran dan menjadi pedoman dalam bisnis. Oleh karena itu dalam pemasaran syariah, tidak dibenarkan untuk menghalalkan segala cara demi mendapat keuntungan finansial sebesar mungkin.


(38)

26

Nilai-nilai moral dan etika adalah nilai yang bersifat universal, yang diajarkan oleh semua agama di dunia. Karena itu, sudah sepatutnya akhlak dapat menjadi panduan bagi seorang syariah marketer untuk selalu memelihara nilai-nilai moral dan etika dalam setiap tutur kata, perilaku, dan keputusan-keputusannya.

c. Realistis (al-Waqi’iyyah)

Syariah marketing bukanlah konsep yang eksklusif, fanatic, anti-modernitas, dan kaku. Akan tetapi, syariah marketing adalah konsep pemasaran yang fleksibel, sebagaimana keluasan dan keluwesan syariah Islam yang melandasinya. 15

Fleksibel berarti tidak kaku dan eksklusif dalam bersikap, berpenampilan, dan bergaul. Namun tetap harus bekerja dengan profesional serta mengedepankan nilai-nilai religius, kesalehan, aspek moral, dan kejujuran dalam segala aktivitas. Fleksibilitas atau kelonggaran (al’afw) sengaja diberikan oleh Allah SWT agar penerapan syariah senantiasa realistis dan dapat mengikuti perkembangan zaman.

d. Humanistis (al-Insaniyyah)

Salah satu keistimewan dari pemasaran syariah adalah sifatnya yang humanistis universal. Pengertian humanistis adalah bahwa syariah diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat, sifat kemanusiaannya


(39)

terjaga dan terpelihara, serta sifat-sifat kemewahaannya dapat terkekang dengan panduan syariah.

Syariah Islam adalah syariah yang bersifat humanistis (insaniyyah), yang diciptakan untuk manusia sesuai dengan kapasitasnya tanpa membedakan ras, warna kulit, kebangsaan maupun status. Dengan memiliki nilai-nilai humanistis, manusia dapat terkontrol dan seimbang. Bukan menjadi manusia yang serekah, yang menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan sebesar mungkin, bukan pula menjadi manusia yang bahagia di atas penderitaan orang lain.

3. Fungsi dan Tujuan Pemasaran Islam

a. Fungsi Pemasaran yang Islami

Kita mengenal dalam suatu perusahaan terdapat banyak fungsi dalam rangka menjalankan kegiatan usaha. Fungsi-fungsi terebut saling mendukung antara satu sama lainnya dan tidak berjalan sendiri-sendiri. Paling tidak secara garis besar ada empat fungsi yang paling berperan dan paling dominan dalam suatu organisasai atau perusahaan. Masing-masing fungsi tersebut adalah pemasaraan, keuangan, sumber daya manusia (kepegawaian) dan produksi. 16 adapun fungsi pokok dari pemasaran adalah sebagai berikut. 17 (1) penjualan, (2) pembelian, (3) pengangkutan, (4) penyimpanan, (5) pembelanjaaan, (6)

16Kasmir. SE. MM. Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2004), Cet. Ke-1. h. 89.

17DR. Bashu Swasta DH, SE. MBA. Dan Ibnu Sakoijo W, SE. Pengantar Bisnis Modern. (Liberty Yogyakarta), Edisi. Ke-3. h. 182.


(40)

28

penanggunggan resiko, (7) standarisasi dan grading, (8) pengumpulan informasi pasar.

(1) Penjualan

Penjualan ini merupakan fungsi yang paling penting dalam pemasaran karena menjadi tulang pungung kegiatan untuk mencapai kegiatan yang dituju. Fungsi penjualan juga merupakan sumber pendapatan yang diperlukan untuk menutup ongkos dengan harapan bisa mendapatkan laba. Jika barang-barang itu diproduksi atau dibeli untuk dijual, maka harus diusahakan sejauh mungkin agar barang tersebut dapat terjual. Tetapi di dalam penjualan Islam telah memberikan rambu, diantaranya adalah tidak boleh bersumpah dengan sumpah palsu.

(2) Pembelian

Fungsi pembelian bertujuan memilih barang-barang yang dibeli untuk dijual atau untuk digunakan dalam perusahaan dengan harga, pelayanan dari penjual dan kualitas produk tertentu. Fungsi pembelian ini sangat berat tugasnya terutama pada perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang tertentu. Adapun syarat yang mesti dipenuhi berkenaan dengan objek (barang) yang akan dibeli diantaranya adalah sebagai berikut:

• Barang yang dibeli mesti bersih materinya.


(41)

Artinya:

“…Menghalalkan bagi mereka yang baik-baik dan mengharamkan atas mereka yang buruk-buruk (kotor)”.

Dan dalam hadist Rasullah SAW bersabda yang artinya:

“Sesungguhnya Allah Dan Rasulnya telah mengharamkan khamar, bangkai, daging babi, dan berhala. Kemudian dikatakan kepada nabi : “Bagaimana pendapatmu tentang lemak bangkai yang dapat dijadikan penambal perahu, pewarna kulit dan dijadikan minyak lampu?”Nabi menjawab: “ Tidak; hukumnya tetap haram. Sesungguhnya Allah telah mengharamkan kepada orang yahudi lemak bangkai diolah, lemak tersebut, kemudian dijualnya dan dimakannya harganya”. (HR. Jabir bin Abdullah) 18

• Barang yang dibeli adalah sesuatu yang bermanfaat.

• Yang menjadi dasar dari persyaratan manfaat ini adalah hadis nabi yang

melarang memperjual belikan patung, karena dalam pandangan Islam patung itu merupakan sesuatu yang tidak berguna.

18 Prof. Dr. Amir Syarifudin, Garis-Garis Besar Fiqih, Jakarta: Prenada Media, 2003, Edisi, Ke-3, h. 196.


(42)

30

Barang yang diperjual belikan harus suci (halal dan baik) Hal tersebut berdasarkan hadits riwayat jabir bahwa ia mendengar Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “sesungguhnya Allah mengharmkan jual beli khamar, bangkai, babi, dan patung-patung” (HR. Jabir bim Abdullah)19

(3) Pengangkutan

Pengangkutan merupakan fungsi pemindahan barang dari tempat barang dihasilkan ke tempat barang dikomsumsikan. Pengangkutan yang baik memungkinkan perluasan pasar dan memungkinkan pula spesialisasi dalam industri yang akan mengakibatkan produksi secara besar-besaran. Kemajuan dalam pengangkutan telah meningkatkan macam ragam barang yang tersedia untuk konsumsi, distribusi barang, dan mempercepat distribusi barang.

Dalam Islam pengangkutan boleh-boleh saja dilakukan, karena dengan begitu dapat terjalin suatu kerjasama antara produsen dan pengecer barang, dimana Islam sangat menganjurkan akan adanya kerjasama dalam suatu usaha. Sebagaimana doa’ Nabi Musa kepada Allah SWT dalam surat Thaha ayat 30-33, yang berbunyi:

19Prof.Dr.Abdullah al-Mushlih & Prof.Dr.Shalah ash-Shawi, “Larangan Memperdagangkan Barang Haram”, artikel diakses pada tanggal 15 juni 2010 dari


(43)

Artinya:

“…(yaitu) Harun. Saudaraku, teguhkanlah dengan dia kekuatanku, dan jadikanlah dia sekutu bagi urusanku”. (Thaha/20: 30-33)

Dengan adanya kerjasama, barang dapat tersalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan, sehingga tidak akan terjadi penumpukan barang di perusahaan. Mengenai jadwal pengiriman barang sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan menurut Islam adalah baik dan benar. Karena Islam menyuruh umatnya menepati janji baik kepada pembeli dan sesama pedagang maupun Allah. 20

(4) Penyimpanan

Penyimpanan merupakan fungsi menyimpan barang-barang selesai diproduksi sampai pada saat barang dikomsumsikan. Penyimpanan disepanjang saluran distribusi dan dijalankan baik oleh produsen, penyalur, maupun oleh konsumen atau pembeli akhir. Adapun alasan-alasan untuk mengadakan penyimpanan tersebut adalah sebagai berikut:

• Produksi bersifat musiman, sedangkan konsumen terus-menerus.

20 Izzudin KhatibAt Tamimi. Bisnis Islam. Terjemahan. Azwir Buton dan Anwar Faisal, Jakarta: PT. Fikahan Aveska. 1992, h. 103.


(44)

32

• Konsumsi bersifat musiman, sedangkan produksi terus-menerus sepanjang

tahun.

• Spekulasi, yaitu dengan membeli dan menimbun barang-barang untuk

dijual pada waktu harga naik.

• Menyetabilkan harga, yaitu dengan jalan membeli dan menimbun

barang-barang pada waktu barang-barang berlimpah-limpah, sehingga harganya rendah. Kemudian menjualnya pada waktu kekurangan barang.

• Penyimpanan memungkinkan pembelian dalam jumlah besar dan

pembelian dalam jumlah besar memungkinkan untuk memperoleh potongan harga, biaya angkut perunit rendah, mengatasi kemungkinan kelambatan penyerahan barang, dan untuk pengawetan atau pematangan. (5) Pembelanjaan

Pembelanjaan adalah fungsi mendapatkan modal dari sumber ekstern guna menyelenggarakan kegiatan pemasaran. Sumber ekstern itu dapat berupa kredit dagang dari penjual dan pinjaman dari bank yang biasanya berupa pinjaman jangka pendek.

Memberikan sejumlah modal atau uang dengan maksud memperoleh keuntungan atau kebijakan yang berbeda adalah masuk dalam kategori suap (riswah) praktik seperti ini dilarang dalam Islam. Karena praktik seperti ini merupakan salah satu faktor yang bisa menghancurkan sebuah bangsa. Sabda


(45)

Nabi SAW, yang artinya “ Allah melaknat penyuap dan yang menerima suap dalam hukum” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Hibban ) 21

Dalam Islam model usaha tersebut harus benar-benar didapatkan dari jalan yang halal dan benar, karena apabila modal tersebut didapatkan dari jalan yang tidak benar maka nilai keberkahan dari suatu usaha itu akan hilang. (6) Penanggunggan Resiko

Penanggungan resiko adalah fungsi menghindari dan mengurangi resiko yang berkaitan dengan pemasaran barang. Tiap-tiap perusahaan menghadapi macam-macam resiko, antara lain:

• Resiko yang ditimbulkan oleh alam, seperti gempa bumi dan banjir

• Resiko yang ditimbulkan oleh manusia, seperti: kebakaran, pencurian,

tidak dibayarnya utang oleh pembeli.

• Resiko yang ditimbulkan oleh pasar, seperti: merosotnya harga penjualan.

Sedangkan merosotnya harga jual dapat disebabkan oleh situasi pasar seperti: perubahan kesukaan konsumen, adanya penemuan baru, persaingan, kondisi perdagangan pada umumnya dan pengaruh musim.

Dalam berbisnis atau berdagang untung dan rugi merupakan hal yang biasa, oleh karena itu, setiap pelaku bisnis harus mempunyai sikap saling mengasihi dan tolong menolong antar sesama rekan bisnisnya, karena dengan adanya sikap seperti ini maka persatuan umat akan terjalin dan akan semakin


(46)

34

meningkatkan tali persaudaraan (ukhuwah) antar pelaku bisnis, hal seperti ini dianjurkan dalam Islam.22

(7) Standarisasi dan Grading

Standarisasi dan grading ini merupakan dua istilah yang agak berbeda meskipun ada juga persamaaannya. Kedua istilah tersebut akan dibahas lebih lanjut berikut ini:

Standarisasi adalah penetuan batas-batas dasar dalam bentuk spesifikasi barang-barang hasil manufaktur, kadang-kadang juga disebut normalisasi. Adapun dasar penentuan standard untuk barang-barang hasil manufaktur adalah:

• Ukuran jumlah (Rim untuk kertas) • Ukuran kapasitas (1 liter untuk oli)

• Ukuran fisik (4 R untuk ukuran sepeda motor)

• Ukuran kekuatan (tenaga kuda untuk mesin dan motor)

Grading adalah usaha menggolong-golongkan barang ke dalam golongan standard kualitas yang telah mendapat pengakuan dunia perdagangan. Adapun cara penggolongan yang dapat dilakukan adalah:

• Memeriksa dan menyortir dengan panca indra • Memeriksa dan menyortir dengan alat

• Memeriksa dan menyortir dengan contoh barang


(47)

Bagi barang-barang hasil manufaktur, grading tidaklah begitu penting, oleh karena barang-barang semacam itu dapat dihasilkan sesuai dengan spesialisasi standard. Tetapi bagi barang-barang hasil pertanian, perkebunan, dan pertambangan, grading sangat penting sebab barang-barang semacam itu sangat tergantung dari alam.

Dengan adanya fungsi ini maka aktifitas pemasaran akan berlangsung dengan transparan tanpa ada pihak yang merasa dibohongi, sehingga akan terhindar dari adanya transaksi tadlis yaitu perdagangan dengan penipuan. (8) Pengumpulan Informasi Pasar

Dalam fungsi ini termasuk pula pengumpulan dan penafsiran keterangan-keterangan tentang macam barang yang beredar dipasar, jumlahnya, macam barang yang dibutuhkan konsumen, harganya, dan sebagainya. Disamping itu dikumpulkan pula data tentang jumlah konsumen dan tempat tinggal mereka, daya beli konsumen dan kesukaan mereka. Keterangan-keterangan ini semuanya diperlukan oleh pengusaha untuk menentukan tindakan-tindakan guna mencapai keuntungan maksimal.

Dalam uasaha pencapaian itu, ajaran Islam mendorong umatnya untuk berprilaku dengan akhlak yang Islami. Tentu dalam berbagai bidang kehidupan, tak terkecuali dunia marketing dan lebih sempit lagi pada ranah pengumpulan informasi pasar.


(48)

36

Tujuan pemasaran adalah untuk mencapai apa yang kita ingin capai, adapun tujuan-tujuan dari pemasaran adalah sebagai berikut:

(1) Menetapkan arah dan tujuan dari kegiatan perusahaan.

(2) Memberi kemudahan perusahaan dalam mengevaluasi dan mengontrol kegiatan pemasaran.

(3) Sarana untuk mengatisipasi berbagai permasalahan dan keadaan yang berubah dimasa mendatang.

(4) Membantu perusahaan dalam mencapai peningkatan volume penjualan. (5) Untuk membentuk dan menyempurnakan usaha dan produk perusahaan

sehingga memenuhi tujuan laba dan pertumbuhan. Adapun tujuan pemasaran Islam adalah sebagai berikut:23 (1) Membentuk marketer yang Islami

(2) Membantu perusahaan dalam mencapai laba optimum

(3) Membentuk jalinan kerjasama antar perusahaan dalam rangka tanggung menanggung resiko apabila terjadi kerugian

(4) Menentukan jenis-jenis produk yang bermanfaat bagi masyarakat

(5) Membantu pemerataan pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat sekitar perusahaan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, tujuan dari pemasaran yang Islami adalah untuk menetapkan arah dan tujuan dari perusahaan, dalam


(49)

rangka memperoleh laba optimum bagi perusahaan dan semua pihak yang terlibat di dalamnya berdasarkan syariat Islam.

4. Prinsip-Prinsip Pemasaran Islami

1) Cintailah Pelanggan anda dan hormatilah kompetitor anda (Love You Costumer, Respect Your Competitor). Prinsip ini didasarkan pada ayat berikut:

☺ ☺

Artinya: Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Maidah : 8) Pada dasarnya kompetitor akan memperbesar pasar, sebab tanpa kompetitor industri tidak akan berkembang, kemudian kompetitor sebenarnya perlu di bench mark, di mana kompetitor yang bagus akan ditiru.

2) Jadilah pemasaran yang sensitif terhadap perubahan dan jadilah pemasaran yang siap terhadap perubahan (Be Sensitive to Change and Be Ready to Transform)


(50)

38

Dunia tidak selamanya akan seperti ini, lanskap bisnis akan terus berubah, kompetisi yang semakin sengit tidak dapat dihindari lagi, globalisasi dan teknologi akan membuat pelanggan semakin pintar, kalau kita tidak sensitive dan tidak cepat-cepat mengubah diri, maka kita akan habis, prinsip ini didasarkan pada ayat berikut:

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan (QS. Ar-Ra’du : 11)

3) Selalu menawarkan barang yang baik dengan harga yang sesuai (Always Offer Good Package At a Fair Price)

Dalam prinsip ini, kita tidak boleh menjual barang jelek dengan harga yang tinggi, dikarenakan marketing yang benar adalah marketing yang fair, dimana harga dan produk harus sesuai.

4) Mendapatkan pelanggan, menjaga dan mengembangkan pelanggan (Get Your Costumer Keep and Grow Them)

Pada prinsip ini marketer yang mendapatkan pelanggan, haruslah memelihara hubungan yang baik dengan mereka, dan harus dipastikan bahwa pelanggan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan, sehingga pelanggan menjadi lebih loyal. Ini yang namanya keep the costumer, namun keep the costumer saja tidaklah cukup, karena hal tersebut harus dilengkapi


(51)

dengan grow the costumer, dimana value yang diberikan kepada pelanggan harus ditingkatkan, sehingga pelanggan akan lebih berkembang, jikalau pelanggan berkembang maka value yang di berikan kepada marketer juga akan semakin berkembang pula.

5) Selalu menyempurnakan proses bisnis dalam hal kualitas, harga dan pelayanan (Always Refine Your Business Process In Term Of Quality, Cost and Delivery)

Tugas sebagai marketer adalah untuk selalu meningkatkan QCD = Quality, Cost and Delivery. Di dalam Islam dilarang melakukan tadlis yaitu penipuan. Dalam bisnis penipuan itu banyak macamnya, baik yang menyangkut kualitas, kuantitas dan waktu penyerahan serta harga.24 Seperti dalam surat di bawah ini:

Artinya: Dan penuhilah janji; Sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya. (QS Al-Israa :34)

C. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat tetap hidup, berkembang, dan mampu bersaing. Dalam rangka inilah, maka setiap perusahaan selalu menetapkan dan menerapkan strategi dan cara pelaksanaan

24 KH. Abdullah Gymnastiar dan Hermawan Kertajaya, Berbisnin Dengan Hati, (Jakarta: Markplus & CO, 2004), h. 46.


(52)

40

kegiatan pemasarannya. Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah strategi acuan/bauran pemasaran (marketing mix), yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan, yang berkaitan dengan penentuan bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada segment (sasaran) pasar tertentu.

Marketing mix adalah kombinasi variable atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, tentang variable mana yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen. 25 marketing mix ini memiliki empat komponen atau variable pemasaran untuk mencapai sasaran pasar yang dituju dan sekaligus mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Keempat unsur atau variable acuan/bauran pemasaran tersebut yaitu produk, harga, distribusi, dan promosi. Keempat bauran tersebut saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya, sehingga semuanya penting sebagai satu kesatuan strategi, yaitu strategi acuan/bauran.

a. Produk (Product)

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. produk yang ditawarkan meliputi barang fisik seperti: sepeda motor, computer,

25 Sofyan Assauri, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 1999), Cet Ke-6, h. 180.


(53)

televise, buku dan lain-lain; jasa seperti restoran, penginapan, transportasi; oarng atau pribadi seperti; Madona, Michael Jordan; tempat seperti; pantai kuta, Danau Toba; organisasi seperti; Ikatan Akutansi Indonesia, Pramuka, PBB; dan ide seperti; Keluarga Bencana. Jadi produk bisa berupa manfaat tangible maupun intangible yang dapat memuaskan pelanggan. 26

Dalam strategi marketing mix, strategi produk merupakan unsur terpenting, karena dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Pemilihan jenis produk yang akan dihasilkan dan dipasarkan akan menentukan kegiatan promosi yang dibutuhkan, serta penentuan harga dan cara penyalurannya. Strategi produk yang dapat dilakukan mencakup keputusan tentang acuan/bauran produk (produk mix), merek dagang (brand), cara pembungkusan/kemasan dari produk (product packaging), tingkat mutu/kualitas dari produk dan pelayanan (services) yang diberikan.27

Tujuan utama dari strategi produk adalah untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju dengan meningkatkan kemampuan bersaing atau mengatasi persaingan.

Disebutkan dalam sebuah hadis, dari Abu Huraiarah bahwa Rosulullah SAW melewati setumpukan barang makanan. Maka beliau memasukkan tangannya (kedalam onggokan makanan) dan tangan beliau menyentuh yang

26 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, h. 95.


(54)

42

basah. Maka, beliau bersabda, “Apa ini?” Pedagang itu menjawab, “Basah karena hujan ya Rasulullah! Bersabda Rasulullah, “Kenapa engkau tidak tempatkan yang basah diluar (di atas), supaya pembeli dapat melihatnya? Barang siapa menipu bukan umatku.” (HR. Muslim).28

b. Harga (Price)

Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya (produk, distribusi, dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran). Selain itu harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat. Berbeda halnya dengan karakterisik produk atau komitmen terhadap saluran distribusi. Keduanya tidak dapat diubah atau disesuaikan dengan mudah dan cepat karena biasanya menyangkut kebutuhan jangka panjang.29

Dalam konsep ekonomi Islam, penentuan harga dilakukan oleh kekuatan pasar yaitu kekuatan permintaan dan kekuatan penawaran. Penentuan harga dengan adanya pertemuan antara permintaan dan penawaran itu terjadi ketika pasar homogen, tetapi lain halnya jika pasar heterogen,

28 Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah, Dasar dan Strategi Pemasaran Syariah, h. 24. 29 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, h. 182.


(55)

penentuan harga dapat dilakukan melalui intervensi pemerintah terhadap pasar.30

Dalam penerimaaan harga perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Faktor yang mempengaruhi secara langsung adalah harga bahan baku, biaya produksi, biaya pemasaran, adanya peraturan pemerintah, dan faktor lainnya. Faktor yang tidak langsung, namun erat hubungannya dalam penerapan harga adalah harga produk sejenis yang dijual oleh pesaing, pengaruh harga terhadap hubungan antara produk subsitusi dan produk komplementer, serta potongan (discount) untuk para penyalur dan konsumen. 31 Oleh karena pengaruh tersebut, seoarang produsen harus memperhatikan dan memperhitungkan faktor-faktor tesebut dalam penentuan kebijakan harga produk yang akan dipasarkan.

Dalam konsep Islam, penentuan harga ditentukan oleh mekanisme pasar, yakni bergantung pada kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran. Dan pertemuan antara permintaan dan penawaran itu harus berlangsung secara sukarela (antaradhiin). Ini bermakna tidak ada yang menganiaya dan dizalimi.32

c. Distribusi (Place)

30 Adiwarman Karim, Islamic Microeconomics, (Jakarta: Muamalat Institute, 2001), Edisi. Ke-1, h. 144.

31 Sofyan Assauri, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi,hal. 203.


(56)

44

Pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan). Dengan kata lain, proses distribusi merupakan aktivitas pemasaran yang mampu:

1. Menciptakan nilai tambah produk

2. Memperlancar arus saluran pemasaran (marketing channel flow) secara fisik dan non fisik.33

Oleh karena itu, kebijakan penyaluran merupakan salah satu kebijakan terpadu, yang mencakup penentuan saluran pemasaran (marketing channels) dan distribusi fisik (pnysical distribution). Kedua faktor ini mempunyai hubungan yang erat dalam keberhasilan penyaluran dan sekaligus pemasaran produk perusahaaan. Efektivitas penggunaan saluran distribusi diperlukan untuk menjamin tersedianya produk disetiap mata rantai saluran tersebut. 34

Tujuan dari distribusi adalah untuk memastikan bahwa produk tiba dalam kondisi layak pakai pada tempat yang ditunjuk pada saat diperlukan. Dalam menetapkan sebuah strategi distribusi, perusahaan harus membuat langkah-langkah mudah (easy step) untuk memperoleh produk yang akan ditawarkan (convenience channel).

33 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, h. 185.


(57)

Penempatan barang adalah faktor vital dalam dunia usaha. Berkaitan erat dengan posisi ini adalah sarana transportasi dan pengangkutan. Nabi dengan tegas melarang pemotongan jalur distribusi dengan maksud untuk menaikkan harga. Nabi bersabda yang artinya: “ janganlah membeli barang dari kafilah yang belum tiba dipasar, dan jangan membeli barang yang belum ada”. (Muttafaq Alaihi).35

Ini bisa dimaknai bahwa jangan pernah membeli dari penjual yang belum mengetahui harga pasar. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi penjual dari penipuan mengenai harga yang sebenarnya.

d. Promosi (Promotion)

Promosi adalah suatu cara langsung atau tidak langsung untuk mempengaruhi konsumen agar lebih suka membeli suatu merek tertentu. Mencerminkan kegiatan-kegiatan yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk konsumen membelinya. Promosi terdiri dari penjualan perseorangan (personal selling), iklan, promosi, penjualan, dan publikasi. Promosi sangat berhubungan erat dengan komunikasi.

Dalam promosi secara umum memiliki bentuk-bentuk promosi yang mempunyai fungsi yang sama, tetapi terdapat tugas-tugas khusus yang berbeda yang sering disebut bauran promosi (promotion mix). 36

35 Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah, Dasar dan Strategi Pemasaran Syariah, h. 26. 36 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, h. 222.


(58)

46

a. Personal selling, yaitu komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya.

b. Mass selling, merupakan pendekatan yang menggunakan metode komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam satu waktu.

Ada dua bentuk utama mass selling, yaitu periklanan dan publisitas.

1. Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung, yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang di susun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian. 2. Publisitas adalah bentuk penyajian dan penyebaran ide, barang dan jasa

secara non personal yang mana orang atau organisasi yang diuntungkan tidak membayar untuk itu. Publisitas merupakan pemanfaatan nilai-nilai berita yang terkandung dalam suatu produk untuk membentuk citra produk yang bersangkutan. Publisitas dimasukkan dalam berita atau artikel Koran, tabloid, majalah, radio, televise. Namun demikian karena tidak ada hubungan perjanjian antara pihak yang diuntungkan dan pihak penyaji dan publisitas tidak mungkin diulang-ulang seperti iklan. Oleh karena itu, kini publisitas biasanya merupakan bagian dari department human perusahaan.


(59)

c. Promosi Penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insetif yang dapat diatur untuk merangsang pembeli produk dengan segera dan atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan.

d. Public realition merupakan upaya komunikasi menyeluruh dan suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut.

e. Direct marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu atau dua media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang tempat. Dalam direct marketing, komunikasi promosi ditujukan langsung pada konsumen individual, dengan tujuan agar pesan-pesan tersebut ditanggapi konsumen yang bersangkutan, baik melalui telepon, pos atau dengan datang langsung ketempat pemesan.

Implementasi syariat dalam variable-variabel bauran pemasaran dapat dilihat, misalnya pada produk, barang dan jasa yang ditawarkan adalah yang berkualitas atau sesuai dengan yang dijanjikan. Pada variable harga, terhadap pelanggan akan disajikan harga yang kompetitif. Pada saluran distribusi, pebisnis muslim sekali-kali tidak akan pernah melakukan tindak kezaliman terhadap pesaing lain. Pada promosi, pebisnis muslim juga akan menghindari iklan porno, bohong, promosi yang menghalalkan segala cara.


(60)

48

Masing-masing elemen-elemen dalam bauran pemasaran dapat dilihat pada gambar berikut:

Berkualitas sesuai dengan Kompetitif yang di janjikan

Tidak Zalim terhadap pesaing Cara Islami: hindari promosi PRODUK

- Tampilan

- Keanekaragaman - Kualitas

- Kemasan

HARGA - Daftar harga

- Jangka waktu kredit - Potongan harga

- Pilihan dan diskontonya

DISTRIBUSI

- Jenis saluran/peraturan - Lokasi toko/distributor - Gudang

- Transportasi dan l i i

PROMOSI

- Bauran promosi: iklan, media, waktu, personal selling, mess selling; pelatihan, motivasi, alokasi, promosi penjualan, publikasi


(61)

Lain dan tidak machiavelis porno, bohong, dan machiavelis Gambar 2. 3 Syariah dalam variable bauran pemasaran. 37

37 Ismail Yusanto, M Karebet Widjayakusuma, Menggagas Bisnis Islami, ha. 169. Kekuatan dan

kelemahan perusahaan

- Lini produk - Basis pelanggan - Teknologi

- Sumber daya financial - Sourching System

Analisa Pasar

- Skema Segmentasi - Makna produk

Prilaku Pembelian

- Unit pengambilan keputusan

- Kebutuhan akan informasi - Kebutuhan akan

jaminan

- Kebutuhan akan pelayanan

- Tempat pembelian - Factor lain

- Ukuran pasar

Kecenderungan Pasar

- Tingkat pertumbuhan - Tehnikal

- Pertimbangan aspek hukum

- Posisi pasar bersaing

Faktor Perdagangan

- Analisa biaya reseller - Dukungan yang

diperlukan

Analisa Ekonomi

- Level komitmen yang diperlukan - Tingkat BEP - Pengaruhnya terhadap laba Penilaian resiko/laba - Kemungkinan kanibalisasi - Kemungkinan kehilangan pelanggan

- Factor kontinjensi

Laba Potensial

- Profitabilitas - Pangsa pasar - Peluang pasar baru Sasaran dan tujuan,

laba, pangsa pasar dan lain-lain

Formula Strategi

- Pemilihan pasar, produk, harga, saluran distribusi - Periklanan - Promosi

- Personal selling

Faktor Lain:

- Pelayanan produk h i


(62)

50

Gambar 2. 4 Model Perumusan Strategi Pemasaran.

D. Marketing yang Digunakan Oleh Rasulullah SAW

Muhammad Rasulullah, Nabi kita tercinta, adalah seorang saudagar ternama pada zamannya. Bahkan sejak usia muda, beliau dipandang sebagai saudagar sukses. Disadari atau tidak sukses tersebut tidak lepas dari aktivitas marketing yang diterapkannya yang tak cuma ampuh tapi juga sesuai syariah dan, tentu saja, penuh ridho dari Allah SWT.

1. Jujur adalah Brand

Saat berdagang Nabi Muhammad SAW muda dikenal dengan julukan Al-Amin

(yang terpercaya). Sikap ini tercermin saat dia berhubungan dengan customer maupun pemasoknya.

Nabi Muhammad SAW mengambil stok barang dari Khadijah, konglomerat kaya yang akhirnya menjadi istrinya. Dia sangat jujur terhadap Khadijah. Dia pun jujur kepada pelanggan. Saat memasarkan barangnya dia menjelaskan semua keunggulan dan kelemahan barang yang dijualnya. Bagi Rasulullah kejujuran adalah brand-nya.


(63)

2. Mencintai Customer

Dalam berdagang Rasulullah sangat mencintai customer seperti dia mencintai dirinya sendiri. Itu sebabnya dia melayani pelanggan dengan sepenuh hati. Bahkan, dia tak rela pelanggan tertipu saat membeli.

3. Penuhi Janji

Nabi sejak dulu selalu berusaha memenuhi janji-janjinya. Firman Allah, "Wahai orang-orang yang beriman penuhi janjimu." (QS Al Maidah 3).

Dalam dunia pemasaran, ini berarti Rasulullah selalu memberikan value produknya seperti yang diiklankan atau dijanjikan. Dan untuk itu butuh upaya yang tidak kecil. Pernah suatu ketika Rasulullah marah saat ada pedagang mengurangi timbangan. Inilah kiat Nabi menjamin customer satisfaction

(kepuasan pelanggan). 4. Segmentasi ala Nabi

Nabi pernah marah saat melihat pedagang menyembunyikan jagung basah di sela-sela jagung kering. Hal itu dengan Nabi, saat menjual barang dia sela-selalu menunjukkan bahwa barang ini bagus karena ini, dan barang ini kurang bagus, tapi harganya murah.

Pelajaran dari kisah itu adalah bahwa Nabi selalu mengajarkan agar kita memberikan good value untuk barang yang dijual. Sekaligus Rasulullah


(64)

52

mengajarkan segmentasi: barang bagus dijual dengan harga bagus dan barang dengan kualitas lebih rendah dijual dengan harga yang lebih rendah.38

38

BHS, Marketing ala Nabi, artikel diakses pada tanggal 20 desember 2009 dari http://agustianto.niriah.com/.


(65)

A. Sejarah Berdiri PT. Federal International Finance (FIF) Syariah

PT Federal International Finance (FIF) didirikan dengan nama PT Mitrapusaka Artha Finance pada bulan Mei 1989. Berdasarkan ijin usaha yang diperolehnya, maka Perseroan bergerak dalam bidang Sewa Guna Usaha, Anjak Piutang dan Pembiayaan Konsumen.

Pada tahun 1991, Perseroan merubah nama menjadi PT Federal International Finance Namun seiring dengan perkembangan waktu dan guna memenuhi permintaan pasar, Perseroan mulai memfokuskan diri pada bidang pembiayaan konsumen secara retail pada tahun 1996. Ketika badai krisis moneter mulai menerpa pada tahun 1997, saat itu pula merupakan titik balik bagi Perseroan untuk melakukan konsolidasi internal dalam rangka persiapan menuju ke suatu system komputerisasi yang tersentralisasi dan terintegrasi. Walaupun krisis moneter tersebut di luar dugaan berkembang menjadi krisis multidimensi, namun berkat kerja keras jajaran Direksi beserta seluruh karyawan Perseroan tetap dapat berjalan.

Pada tahun 2005 PT. Federal International Finance (FIF) membuka unit syariah, mekanisme yang digunakan untuk penyaluran kredit kepemilikan berskema syariah itu adalah chanelling dengan sejumlah bank syariah yang


(66)

53

menjadi mitra perseroan. Bank tersebut adalah Bank Mandiri Syariah, Bank Syariah Mega Indonesia dan Bank Permata Syariah. Untuk chanelling, pembiayaan berskema syariah di perseroan hanya menjadi perpanjangan tangan dari bank-bank syariah yang bersangkutan.

Namun perkembangan FIF Syariah mulai terlihat pada tahun 2006. Hingga saat ini kerjasama pendanaan syariah FIF telah terjalin dengan beberapa bank syariah nasional yaitu Unit Usaha Syariah Bank Permata, Bank Mega, Bank Mandiri, BNI dan Bank Niaga. Hingga kini sudah 80 cabang FIF yang menjalankan sistem Pembiayan Syariah dari total 94 cabang yang beroperasi diseluruh Indonesia. Pembiayaan Syariah semenjak peluncurannya mengalami peningkatan yang hingga kini memiliki 39.000 account di seluruh Indonesia. Adapun 5 (lima) cabang dengan account terbesar adalah Nangoroe Aceh Darussalam, Bandung 1, Bandung 2, Tasikmalaya dan Bandarjaya.

Visi dan Misi PT. Federal International Finance (FIF) Syariah

VISI

Lembaga pembiayaan No: 1 di Indonesia

Maksudnya yaitu Dengan skema pembiayaan yang mudah dan terjangkau bagi semua kalangan (kalangan atas, menegah dan bawah) tapi mampu memberikan keuntungan yang maksimal dan nyaman bagi jutaan pemilik sepeda motor. Dan terus memberikan fasilitas atau pelayanan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, FIF Syariah telah memantapkan posisinya sebagai yang terdepan dengan menjadi rekanan bagi jutaan pemilik sepeda motor diseluruh negeri.


(67)

1serta menjadi lembaga pembiayaan yang ternama, dan terpercaya bagi

masyarakat umum Indonesia.

MISI Tentram

• Tentram adalah hati yang bebas dari rasa takut, serta tenang

• Tentram adalah hati yang terhibur dari duka cita, sehingga merasa bebas dari

kegusaran dan kesedihan hati.

• Tentram adalah hati yang hidup bahagia, diridhai oleh Tuhan, dan ia pun ridha

pada Tuhannya.

• Tentram adalah hati yang terbebas dari rasa bimbang dan terlepas dari rasa

ragu; hati yang teduh, kokoh dan tak terguncang.

Barakah

• Barakah itu adalah sesuatu kebaikan yang datang dari Allah s.w.t. dan

diberikanNya kepada sesuatu atau kepada siapa yang dikasihi dan disukaiNya • Barakah itu ada/wujud dan harus diyakini kewujudannya, sekalipun tidak

dapat dilihat dengan mata;

• Barakah itu semata-mata datangnya dari Allah s.w.t., dan bukan selainNya.

Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwasannya misi dari FIF Syariah yaitu:

1 FIF buka layanan syariah diseluruh cabang. artkel ini diakses pada tanggal 25 November 2009 dari www.fif.com


(68)

55

1. Tentram bagi seluruh jutaan pemilik sepeda motor di Indonesia tidak merasa dirugikan ataupun bimbang dalam memiliki sepeda motor yang melalui pembiayaan FIF Syariah. Karena berdasarkan ketetapan syariah dan bebas dari unsur bunga.

2. Barakah bagi seluruh jutaan pemilik sepeda motor di Indonesia, dalam artian hidupnya akan barakah karena tidak salah memilih dalam pembiayaan sepeda motor.

B. Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI FIF SYARIAH – HO (HEAD OFFICE)

DEWAN PENGAWAS SYARIAH

DIREKTUR PRESIDENT

DIVISI OTHERS

ELEKTRONIC UMC

(Used Motorcycle)

CABANG KANWIL DIVISI


(1)

Daftar pertanyaan wawancara:

1. Strategi apa yang diterapkan FIF Syariah dalam memasarkan produk dan mencari nasabah baru?

Jawab: Bersosialisasi ke cabang-cabang yang terdapat di seluruh desa, memberikan pemahaman terhadap para karyawannya tentang mengenai pembiayaan syariah, baik dari segi akad, produk, transaksinya dan lain-lain. Dan karyawannya pun akan menjelaskan kepada para nasabah, terdapat dua pelayanan baik melalui pelayanan pembiyaaan syariah maupun konvesional. Dan keputusan berada di tangan nasabah, nasabah lah yang berhak memilih, karena tidak ada unsur pemaksaan.

2. bagaimana konsep dan mekanisme operasional di FIF Syariah?

Jawab: Konsep yang di gunakan FIF Syariah yaitu dengan konsep office channeling dengan dukungan infrastruktur TI, menggunakan orang-orang TI yang sama Tetapi, pembukuan berbeda dan sistem kalkulasi akuntingnya juga berbeda. Sehingga, dalam layanannya, kita memiliki layanan pembiayaan konvesional dan syariah, yang secara esensial berbeda dan terpisah. Dan untuk mekanisme operasional tidak berbeda jauh dengan pembiayaan konvesional, nanti akan diberikan contohnya.

3. Produk apa yang yang paling diminati oleh nasabah dan apa alasannya?

Jawab: Secara profesional nasabah lebih cenderung memilih produk motor baru, Produk yang dominan lebih banyak diminati oleh konsumen yaitu Motor Baru (New Motorcycle).


(2)

4. Apakah ada kriteria tertentu bagi calon nasabah?

Jawab: Tidak ada kriteria tertentu untuk para calon nasabah, karena untuk semua golongan, tidak membedakan agama, suku, ras dan lain-lain.

5. Dalam hal strategi pemasaran bagaimana dengan 4P (produk, harga, promosi, distribusi) yang difokuskan?

Jawab:

Produk : Produk yang dikeluarkan oleh PT. FIF Syariah yaitu masih satu group dengan PT. Astra Honda Motor (AHM). FIF Syariah mengkhususkan diri pada motor merk Honda, dan merupakan lembaga pembiayaan resmi sepeda motor Honda.

Harga : Dalam perusahaan pembiayaan, kualitas, kemudahan, kenyamanan dan pelayanan adalah hal yang terpenting untuk meningkatkan pangsa pasar. Serta dengan harga yang kompetitif, pantas dan terjangkau oleh semua kalangan.

Promosi : Promosi yang dilakukan oleh FIF Syariah untuk mensosialisasikan produknya sama dengan perusahaan pembiyaan pada umumnya yaitu dengan cara: a. ATL alias Above The Line. Promosi yang menggunakan medium berprofil tinggi

seperti media massa termasuk televisi. Biasanya menggunakan jasa agency periklanan. Mampu menjangkau khalayak sasaran dalam jumlah massif.

a. BTL alias Below The Line. Promosi dengan medium berprofil rendah. Dapat dikerjakan sendiri. Daya jangkau khalayak sebatas jumlah yang dibuat dan tidak seluas ATL. Seperti melalui spanduk dan Koran.

Distribusi : PT. FIF Syariah selalu lebih mementingkan dan mengutamakan pelayanan dan kepuasan nasabahnya dengan menetapkan strategi distribusinya untuk


(3)

memasarkan produknya dengan cara membuka kantor cabang dari sabang sampai merauke, setiap Dealer Honda yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia terdapat pembiayaan FIF Syariah. Bahkan di kota Timika dan Merauke belum ada Dealer Honda, tetapi sudah terdapat pembiayaan FIF Syariah.

6. Bagaimana segmentasi, targeting dan positioning di PT. FIF Syariah?

Jawab : Perusahaan PT. FIF Syariah dalam STP (Segmentasi, Targeting, Positioning) membuka semua segmen, tergantung dalam kondisi apa yang terjadi, mengikuti trend masa kini dan potensi yang bagus, misalkan hari guru, maka segmen guru “Untukmu Guru Bangsa”. Hari kemerdekaan maka segmen pemuda “Untukmu Patriot Bangsa”. 7. Bonus apa saja yang terdapat di FIF Syariah?

Jawab : Bonus yang diberikan oleh perusahaan PT. FIF Syariah untuk para nasabahnya yaitu:

a. Pelunasan di muka jatuh tempo, maka asuransi di cover

b. Pelunasan di muka jatuh tempo, maka tidak di kenakan administrasi. c. Produk awet dengan suku cadang terjamin melalui AHASS

8. Strategi apa yang dilakukan FIF Syariah dalam merebut persaingan pangsa pasar? Jawab : Strategi yang dilakukan PT. FIF Syariah dalam merebut persaingan pasar yaitu dengan:

a. Service

Memberikan pelayanan yang semaksimal mungkin dengan adanya bengkel-bengkel dari AHASS. Dan AHASS merupakan andalan AHM dalam memuaskan konsumen, Perawatan dan image Honda selalu di atas pasaran


(4)

b. Inovasi Menciptakan Program

Menjadi pencentus/pelopor program baru, Produk memiliki fitur canggih dan bervariatif untuk pasar lokal, Menonjolkan image sebagai motor paling hemat dikelasnya.

c. Teknologi dalam tingkat kemacetan sangat rendah

Setiap pemesanan motor Honda di daerah terpencil/pelosok, konsumen tidak perlu menunggu berhari-hari. Itu semua merupakan pelayanan cepat yang diberikan oleh perusahaan agar konsumen tidak menunggu begitu lama.

9. Apa perbedaan pembiayaan FIF Syariah dengan FIF Konvesional? Jawab:

a. Akad kredit jelas dan sesuai syariah

b. Semua DP mengurangi harga cash motor, sehingga cicilan lebih murah

c. Margin keuntungan yang terdapat di FIF Syariah yaitu harga jual + margin yang diinginkan. Itu pun setelah adanya kesepakatan (suka rela) antara kedua belah pihak.

d. Tidak ada bunga telat bayar perhari (bila dikonvesional dikenakan bunga 0,3% - 0,5% perhari), sedangkan di FIF Syariah hanya dikenakan infaq perharinya untuk fakir miskin atau kegiatan sosial lainnya. Hal tersebut ditegakkan untuk kedisplinan nasabah.

e. Nasabah akan mendapat nisbah dari premi asurans bila tidak pernah melakukan klaim asuransi sampai pelunasan angsuran motor. Pembagian nisbah premi antara pihak asuransi dengan nasabah adalah 50%:50%.


(5)

f. Jika nasabah dapat melunaskan keseluruhan angsuran lebih cepat, maka FIF Syariah tidak mengenakan biaya tambahan dari sisa pokok pelunasan yaitu sebesar 5%-7% dari outstanding pokok.

g. Bila nasabah tidak kuat bayar selama 2 bulan maka motor ditarik dengan cara kekeluargaan dan motor tersebut dilelang , yang bilamana ada sisanya akan dikembalikan uangnya kepada nasabah setelah dipotong sisa hutang.

h. Cara FIF Syariah kekeluargaan sehingga nasabah dapat tidur nyenyak, nyaman, dan tentram serta berlimpah keberkahan dan nasabah tidak dibayang-bayangi didatangi oleh “algojo-algojo seram” bila nasabah telat bayar cicilan.

i. Sistem pembiayaan FIF Syariah telah dirancang oleh Dewan Pengawas Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia.

10.Tanggapan apa yang dilakukan FIF Syariah ketika produk yang sudah diterima nasabah mengalami kerusakan atau cacat?

Jawab: Apabila produk/barang mengalami kerusakan atau cacat, maka FIF Syariah bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kerusakan yang terjadi, masa waktu untukmenggantikan barangnya yaitu tergantung kerusakan yang terjadi, bila barang tersebut ada stoknya di perusahaan, maka hari itu juga diantar ke nasabah sebagai pengganti dari barangnya yang rusak. Jika barangnya mengalami kerusakan yang parah, maka di tunggu selama beberapa hari untuk memperbaikinya atau mengganti dengan barang yang lainnya.


(6)

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Sepeda Motor Pada PT Federal International Finance (FIF) Kota PematangSiantar

2 106 113

Tinjauan Juridis Dan Kriminologi Kejahatan Penggelapan Sepeda Motor Di PT. Federal International Finance (FiIF) Cabang Medan

2 54 88

Analisis keputusan konsumen dalam pembelian sepeda motor honda dengan menggunakan jasa leasing PT. Federal International Finance di Jember

0 3 56

Studi perbandingan lembaga pembiayaan antara pembiayaan multifinance syariah dan pembiayaan konvensional pada PT. Federal International Finance (FIF)

12 220 104

Analisis segmentasi, Tangerang, Positioning (SPT) dan proses penyaluran pembiayaan motor syariah pada perusahaan pembiayaan: studi pada federal International Finance (FIF) syariahe

3 16 86

analisis strategi pemasaran dalam meningkatkan volume pembiayaan pada PT federal international finance (FIF) Syariah

0 20 105

PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBIAYAAN SEPEDA MOTOR ANTARA PEMBELI DENGAN PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE (FIF) CABANG KOTA SURAKARTA.

0 4 21

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SEPEDA MOTOR HONDA PADA PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE CABANG PEMBANTU PURWODADI - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 75

STRATEGI PROMOSI UNTUK MENINGKATKAN KUANTITAS PEMBIAYAAN SEPEDA MOTOR PADA PT. MANDAlA MULTI FINANCE Tbk PRABUMULIH -

0 0 75

KAJIAN TERHADAP PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN SEPEDA MOTOR PADA PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE (FIF) POS TANJUNG CABANG MATARAM - Repository UNRAM

0 0 15