PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS XA SMA ALKHAIRAAT PALU | Fauziya | GeoTadulako 3249 10069 1 PB

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT
INSTRUCTION) PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DI KELAS XA SMA ALKHAIRAAT PALU

JURNAL

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pada Jurusan Geografi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako

OLEH:

FAUZIYA
A. 351 07 025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN IPS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO

2014

1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E – Journal Geo-Tadulako UNTAD

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul

: Penerapan Metode Pembelajaran Langsung (Direct
Instruction) Pada Mata Pelajaran Geografi Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Kelas XA SMA
Alkhairaat Palu.

Nama

: Fauziya

No. Stambuk


: A 351 07 025

Telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.

Palu,

Agustus 2014

Pembimbing I

Pembimbing II

Drs. Jamaludin, M.Si
NIP. 19661213 199103 1 004

Nurvita, S.Pd, M.Pd
NIP. 19801127 2006604 2 001

Mengetahui,


Ketua Jurusan Pendidikan

Koordinator Program Studi
Pendidikan Geografi

Drs. Abduh H. Harun, M.Si
NIP. 19510828 198503 1 001

Widyastuti, S.Si, M.Si
NIP. 19760505 200801 2 093
ABSTRAK

2
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E – Journal Geo-Tadulako UNTAD

Fauziya, 2014. Penerapan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Pada Mata Pelajaran Geografi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Kelas
XA SMA Alkhairaat Palu. Penyusunan Skripsi telah dibimbing oleh Pembimbing

I. Jamaludin dan Pembimbing II Nurvita.
Tujuan penelitian tindakan kelas ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa
di SMA Alkhairaat Pusat Palu dalam menerapkan model pembelajaran langsung
(direct intruction) yang menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan
pemberian tugas. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus dengan prosedur
penelitian dimulai dari Perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi
secara berulang. Hasil penelitian tes tindakan awal nilai tertinggi diperoleh siswa
yaitu 90 dan nilai terendah 20, tuntas individu 15 siswa, ketuntasan belajar
klasikal 68,18%, daya serap klasikal 63,40%. Hasil tes tindakan akhir siklus 1
nilai tertinggi diperoleh siswa 94 dan nilai terendah 48, tuntas individu 17 siswa,
ketuntasan belajar klasikal 77,27%, daya serap klasikal 73,63%. Hasil observasi
kesiapan dan aktivitas guru dalam pertemuan pertaman presentase nilai rataratanya 57,14% dan pertemuan kedua presentase nilai rata-ratanya 67,85%.
Selanjutnya hasil observasi kesiapan dan aktivitas siswa dalam pertemuan
pertama presentase nilai rata-ratanya 56,25% dan pertemuan kedua presentase
nilai rata-rata siswa yaitu 62,5%. Selanjutnya hasil tes tindakan akhir siklus 2 nilai
tertinggi diperoleh siswa 96 dan nilai terendah 60, tuntas individu 20 siswa,
ketuntasan belajar klasikal 90,90%, daya serap klasikal 86,36%. Sedangkan hasil
observasi dalam pertemuan pertama presentase nilai rata-ratanya 78,57% dan
pertemuan kedua nilai rata-ratanya 92,85%. Hasil observasi kesiapan dan aktivitas
siswa dalam pertemuan pertama nilai rata-ratanya 75%, dan pertemuan kedua nilai

rata-ratanya 87,5%. Setelah menerapkan model pembelajaran langsung ini (Direct
Instruction) yang dilaksanakan sebanyak dua siklus dimana model pembelajaran
langsung tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata kunci : Penerapan Model pembelajan langsung (Direct intruction)
Peningkatan hasil belajar.

ABSTRACT

3
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E – Journal Geo-Tadulako UNTAD

Fauziya, 2014. The Application of Direct Instruction Model in Geography
Instruction to Increase the Learning Outcomes of the Tenth Grade A Students of
SMA Alkhairaat Palu. Skripsi. Sepervisor : jamaludin, Co-supervisor : Nurvita
This classroom action research was done in two cycles with the
procedures started from planning , action, observation, and reflection. The result
of pre-action test, it was obtained the highest score of 90 and the lowest was 20.
There were 15 students got individual achievement, classical mastery was

68.18%, and classical absorption was 63.40%. The result of cycle I showed the
highest score was 94 and the lowest was 48. There were 17 students got
individual achievement, classical mastery was 77.27% and classical absorption
was 73.63%. The observation result of the readiness and teachers’ activities in the
first meeting ws 57.14% and in the second meeting was 67.85%. Then, the result
of the result of the readiness and students’ activities in the first meeting was
56.26% and in the second meeting was 62.5%. Moreover, the result of cycle II
showed the highest score was 96 and the lowest was 60. There were 20 students
got individual achievement, classical mastery was 90.90% and classical
absorption was 86.36%. The observation result of the readinness and teachers’
activity in the first meeting was 78.57% and in the second meeting was 92.85%.
Then, the result of the readiness and students’ activity in the first meeting was
75% and in the second meeting was 87.5%. After applying the direct instruction
model in two cycles, it can increase the students’ learning outcome.

Key words : Direct Instruction, Increasing Learning Outcomes.

Latar belakang

4

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E – Journal Geo-Tadulako UNTAD

Salah satu indikator pendidikan berkualitas dimana bahwa perolehan nilai
hasil belajar yang baik. Nilai hasil belajar siswa dapat ditingkatkan apabila
pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien serta ditunjang oleh
tersedianya sarana dan prasarana pendukung, kemudian juga didukung oleh
kompetensi kecakapan seorang guru. Selanjutnya, faktor yang sangat menentukan
keberhasilan pembelajaran yang dilakukan oleh guru yaitu adanya penguasaan
metode pembelajaran yang baik.
Pembelajaran langsung ini, guru merupakan suatu sumber informasi
dalam sistem pembelajaran tersebut. Di samping itu metode pembelajaran
langsung dapat dipandang sebagai suatu cara yang fungsinya merupakan alat
untuk mencapai suatu tujuan pengajaran. Dalam hal ini, Kardi dan Nur (2000:8)
mengatakan bahwa “tujuan pembelajaran langsung dapat direncanakan bersama
oleh guru dan siswa, model ini terutama berpusat pada guru”.
Keunggulan dari pelaksanaan pembelajaran langsung ini yaitu dimana guru
dapat mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa
sehingga siswa dapat memfokuskan terhadap apa yang harus dicapainya, tetapi
kelemahannya guru sulit mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan,

pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar atau
ketertarikan siswa.
Tujuan penerapan metode pembelajaran langsung (Direct Instruction) pada
mata pelajaran geografi yaitu untuk meningkatkan prestasi belajar siswa agar
dapat memahami isi dan makna yang terkandung dalam pelajaran geografi.
Melalui penerapan metode pembelajaran langsung (Direct Instruction) ini,
kiranya guru-guru geografi mampu menggali kreatifitas dan potensi belajar di
dalam diri para siswa. Upaya ini dilakukan oleh guru dengan cara guru terlebih
dahulu harus membangkitkan minta dan semangat belajar siswa sehingga di dalam
proses belajar mengajar tersebut terjadi suatu umpan balik antara si pengajar
dengan yang diajar (guru dan siswa).

5
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E – Journal Geo-Tadulako UNTAD

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dikemukakan permasalahan
dibahas dalam penelitian ini, yaitu; “Apakah penerapan metode pembelajaran
langsung (Direct Instruction) pada mata pelajaran Geografi dapat meningkatkan

hasil belajar siswa di kelas XA SMA Alkhairaat Pusat Palu”?
Tujuan Penelitian
Meningkatkana hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi di kelas
XA SMA Alkhairaat Pusat Palu maka perlu penerapan metode pembelajaran
langsung (Direct Instruction).
Manfaat Penelitian
a.

Bagi siswa
Dapat membantu memberikan pemahaman bagi siswa guna untuk

meningkatkan hasil belajar bila mengalami kesulitan belajar pada mata pelajaran
geografi.
b. Bagi guru
Hasil penelitian ini memberikan masukan atau informasi kepada guru yang
mengajarkan mata pelajaran geografi di SMA Alkhairaat Pusat Palu.
c. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi bagi Kepala Sekolah
guna untuk pengambilan kebijakan dalam meningkatkan hasil belajar mengajar
mata pelajaran geografi di SMA Alkhairaat Pusat Palu.


6
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E – Journal Geo-Tadulako UNTAD

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas, yang desainnya
mengacu pada model Kemmis dan Taggart (Arikunto, 2007:16) melalui putaranputaran berspiral (self reflective spiral), yaitu suatu kegiatan yang berbentuk daur
spiral yang dimulai dari perencanan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi
berdasarkan hasil pengamatan, dan di ulang lagi dengan perencanaan tindakan
berikutnya.

0

4
3

a

1


Keterangan:

a

2

8
7

b

5

6

b

O

= orientasi

a.

= siklus 1

1

= rencana siklus 1

2

= tindakan 1

3

= observasi 1

4

= refleksi siklus 1

b.

= siklus II

5

= Rencana revisi untuk siklus II

6

= Tindakan II

7

= Observasi II

8

= Refleksi II

Gambar: Diagram Alur Model Kemmis dan Mc. Taggart
Subyek penelitian adalah siswa kelas XA SMA Alkhairaat Pusat Palu
sebanyak 22 orang.
Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara dan tes. Data-data
di peroleh secara kualitatif dan di anlisa melalui tiga tahap yaitu : (1) Reduksi data
(2) Penyajian data (3) verifikasi (penarikan kesimpulan). Keberhasilan tindakan
dapat dilihat dari aktivitas guru yang mampu dalam mengelolah pembelajaran di
dalam kelas dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct
instruction). Serta meningkatnya hasil belajar siswa dari setiap siklus.

7
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E – Journal Geo-Tadulako UNTAD

HASIL PENELITIAN
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Siklus I
Pertemuan Pertama
Penelitian tindakan kelas siklus satu yang dilaksanakan pada tanggal 21
Agustus 2013, dimana dalam pertemuan siklus satu itu dilakukan sebanyak 2 kali
tatap muka. Dalam pertemuan ini, pertama-tama peneliti dan guru melakukan tes
awal tindakan guna untuk mengukur tingkat kemampuan pengetahuan siswa
Tujuan pelaksanaan tes tindakan awal ini untuk mengetahui pemahaman
awal siswa terhadap materi pelajaran geografi yang diajarkan oleh guru mata
pelajaran.
Hasil pemeriksa pekerjaan siswa pada tes awal tindakan terdapat beberapa
informasi mengenai skor perolehan nilai tes awal siswa nilai tertinggi 90, nilai
terendah 20, jumlah siswa 22 siswa, tunts individu 15 siswa, presentase
ketuntasan belajar klasikal 68,18%, presentase daya serap klasikal 62,95%.
Kemudian nilai hasil tes awal siswa pada tindakan awal penelitian dapat
penulis gunakan sebagai alat pembanding pada nilai hasil tes tindakan siklus 1
dan siklus 2 penerapan model pembelajaran langsung (direct instruction) pada
kegiatan penelitian tindakan kelas.
Setelah tes tindakan awal selesai, guru geografi melanjutkan pembelajaran
dengan membahas materi pelajaran yang menjadi objek penelitian. Penelitian
tindakan kelas pertemuan pertama ini dilaksanakan dengan menggunakan model
pembelajaran langsung (Direct Instruction) dengan materi pelajaran dibahas yaitu
“Menganalisis Unsur-unsur Litosfer”, adapun proses pelaksanaannya yaitu:
a) Kegiatan Pendahuluan
Melalui kegiatan pelaksanaan pembelajaran ini guru mata pelajaran terlebih
dahulu menyampaikan tujuan-tujuan pembelajaran, mempersiapkan siswa untuk
mengikuti kegiatan belajar, dan menyampaikan model pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan pembelajaran pelajaran dengan materi pembahasan “Menjelaskan
Struktur Bumi”. Dalam kegiatan pembelajaran ini guru mata pelajaran bertindak

8
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E – Journal Geo-Tadulako UNTAD

sebagai penyajian materi pelajaran kepada siswa dan peneliti bertindak sebagai
observer dalam penelitian. Selanjutnya guru mata pelajaran mendemonstrasikan
keterampilan penyajian materi dengan baik dan benar. Dalam penyajian materi
pelajaran siswa terlihat tenang dan memperhatikan secara seksama materi yang
diajarkan oleh guru, namun dalam penyajian materi itu nampak masih ada siswa
yang kurang memahami materi pelajaran yang diajarkan. Hal ini disebakan karena
faktor tingkat pemahaman masing-masing siswa itu berbeda, oleh karena itu,
siswa yang kurang memahami isi materi yang diajarkan dilakukan pemahan
kembali oleh guru sehingga siswa tersebut dapat memahami dengan baik isi
materi yang diajarkan.
Kegiatan selanjutnya guru guru melakukan pengetesan pemahaman siswa
dengan cara memberikan beberapa pertanyan sesuai materi yang diajarkan, siswa
berlomba-lomba menunjuk tangan untuk menjawab, akan tetapi masih ada juga
yang masih ragu-ragu menunjuk tangan dan guru memilih siswa yang
pemahamannya masih kurang untuk memberikan argumentasi
c) Kegiatan Akhir
Guru memanfaatkan sisa waktu untuk menyimpulkan materi-materi yang di
bahas tadi dan guru memberikan soal sebagai PR kepada siswa untuk di kerjakan
di rumah. Setelah waktu pelajaran selesai guru menutup penyajian materi dan
menyampaikan pertemuan belum tuntas dilanjutkan minggu depan.
Pertemuan kedua
Pelaksanaan penelitian tindakan ini dilakukan pada tanggal 28 Agustus 2013
dan ini merupakan lanjutan dari pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama di
siklus 1. Dalam pelaksanaan pembelajaran ini dimana materi pelajaran yang
dibahasan dalam pertemuan ini adalah lanjutan dari materi yang dibahas dalam
peretemuan kedua yaitu “Menjelaskan Struktur Bumi”, adapun proses
pelaksanaannya yaitu:
a) Kegiatan Pendahuluan
Sebelum masuk pada penyajian materi pelajaran terlebih dahulu guru
mengumpulkan tugas (PR) pada pertemuan kedua. Nilai hasil PR ini tidak penulis
jadikan sebagai alat ukur untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa, tetapi

9
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E – Journal Geo-Tadulako UNTAD

nilai PR dari siswa itu hanya penulis jadikan acuan untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa pada materi yang diajarkan.
b) Kegiatan Inti
Guru mata pelajara mengulang kembali menyajikan materi pelajaran yang
dibahas pada pertemuan pertama dan kedua yang mana proses penyajian materi
ini berlangsung selama 95 menit. Dalam penyajian materi tersebut diketahui ada
beberapa siswa yang masih kurang paham terhadap isi materi yang diajarkan oleh
guru, sehingga guru melakukan pembimbingan kembali terhadap siswa-siswa
yang belum memahami materi yang disajikan itu agar supaya siswa benar-benar
dapat memahami dengan baik isi materi yang diajarkan.
Selesai melakukan pembimbingan kepada siswa agar supaya siswa itu betulbetul memahami isi yang diajarkannya. Selanjutnya, guru juga melakukan
pengetesan pemahaman siswa dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada
siswa dan meminta agar siswa-siswa tersebut harus menjawab pertanyaan yang
diberikannya itu. Tindakan selanjutnya dilakukan oleh guru yaitu menyimpulkan
isi materi yang diajarkannya tersebut.
c) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir dari pertemuan ini dalam hal ini guru memberikan latihanlatihan mandiri kepada siswa dan selesai latihan mandiri itu, guru melanjutkan
dengan pemberian tes tindakan akhir kepada siswa
Selesainya pertemuan pada siklus 1 ini sebagaimana diuraikan di atas,
dimana peneliti melakukan suatu pemeriksaan hasil tes tindakan akhir siswa.
Melalui pemeriksaan hasil tes tindakan akhir siswa siklus 1 itu, peneliti
melakukan pengkajian terhadap hasil tes tersebut dengan memperoleh suatu
gambaran bahwa hasil belajar siswa kelas XA SMA Alkhairaat Pusat Palu pada
pertemuan sikus 1 nampak terjadi peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan
dengan hasil tes tindakan awal tetapi peningkatan itu belum secara terlalu
maksimal. Siswa mendapatkan nilai tertinggi 94, nilai terendah 48,jumlah siswa
22 siswa, tuntas individu 17 siswa, presentase ketuntasan belajar klasikal 77,27%,
presentase daya serap klasikal 73,63%.

10
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E – Journal Geo-Tadulako UNTAD

Namun berdasarkan hasil tes tindakan akhir pada siklus 1 dapat dikatakan
bahwa hasil belajar siswa nampak sudah terjadi peningkatan tetapi belum
meningkat secara maksimal.
Refleksi
Proses refleksi ini dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan
pelaksanaan pembelajaran yang diterapkan pada siklus 1. Berdasarkan analisis
hasil tes akhir tindakan pada siklus 1 peneliti bersama guru sepakat untuk
merefleksi tindakan siklus 2 itu perlu dilakukan. Adapun hal-hal yang perlu
direfleksi antara lain: Guru perlu diberi pemahaman lebih dalam tentang teknik
dan cara belajar pada model pembelajaran langsung, tekhnik dan cara dilakukan
guru dalam mendemonstrsikan keterampilan perlu di tingktkan lagi dari siklus 1,
siswa harus dilibatkan secara langsung,
Pelaksanaan Tindakan Penelitian Siklus 2
1.

Pelaksanaan Tindakan siklus 2

Pertemuan Pertama
a) Kegiatan Pendahuluan
Proses pelaksanaan penelitian tindakan ini, dilakukan beberapa langkahlangkah

yaitu

guru

mempersiapkan

dahulu

siswa,

menyampaikan

menyampaikan

tujuan

model

pembelajaran
pembelajaran

dan
dan

mendemonstrasikan keterampilan penyajian materi dengan baik dan benar.
b) Kegiatan Inti
Adapun materi pelajaran yang dibahas dalam pertemuan ini yaitu
“Menganalisis

Unsur-Unsur

Litosfer”,

dengan

kompetensi

dasarnya

“mendeskripsikan pentingnya “Menjelaskan Struktur Bumi”. Dalam penyajian
materi pelajaran ini berlangsung siswa nampak tenang dan memperhatikan guru
menyampaikan materi pelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dimana
kegiatan pembelajaran itu telah berjalan dengan baik dan lancar.
Siswa-siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran geografi memiliki
tingkat pemahaman dan pengetahuan yang berbeda sehingga siswa-siswa tersebut
selesai mengikuti penyajian materi pelajaran nampak masih ada beberapa siswa

11
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E – Journal Geo-Tadulako UNTAD

yang kurang memahami isi materi pelajaran yang diajarkan. Dengan demikian,
guru melakukan pembimbingan kembali kepada siswa yang kurang paham. Untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan itu
maka selanjutnya guru melakukan mengetes pemahaman siswa dengan cara
mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan.
c) Kegiatan Akhir
Mengakhiri kegiatan pembelajaran ini dimana guru menyimpulkan isi-isi
materi pelajaran yang telah diajarkannya itu kemudian dilanjutkan dengan
memberikan soal PR untuk dikerjakan siswa di rumah. Selanjutnya, waktu
pelajaran sudah berakhir maka guru geografi menutup penyajian materi dan
menyampaikan bahwa pembahasan materi ini belum tuntas dan akan dilanjutkan
pada pertemuan berikutnya (minggu depannya).
Pertemuan kedua
Pelaksanaan penelitian tindakan yang dilakukan pada tanggal 11 September
2013 dan kegiatan ini merupakan lajutan dari pelaksanaan pembelajaran
pertemuan pertama siklus kedua, dalam pelaksanaan pembelajaran ini materi yang
dibahas yaitu sama dengan materi yang dibahas dalam pertemuan pertama yaitu
“Menganalisis Unsur-Unsur Litosfer”, dengan kompetensi dasarnya “Menjelaskan
Struktur Bumi”. Adapun langkah-langkah pelaksanaannya yaitu:
a) Kegiatan Pendahuluan
Sebelum masuk materi pelajaran pada kegiatan awal penelitian ini terlebih
dahulu guru mengumpulkan tugas (PR) yang diberikan kepada siswa dipertemuan
pertama. Selanjutnya guru mata pelajaran menyampaikan tujuan pembelajaran dan
mempersiapkan siswa, menyampaikan model pembelajaran yang dilaksanakan
serta mendemonstrasikan keterampilan penyajian materi dengan benar.
b) Kegiatan Inti
Melalui kegiatan pembelajaran ini guru geografi melanjutkan materi
pelajaran yang dibahas pada pertemuan pertama. Proses penyajian materi
pelajaran kepada siswa menggunakan sistem pembelajaran langsung atau
penjelasan

tentang

materi

yang

dibahas.

Kemudian

guru

melakukan

pembimbingan terhadap siswa yang kurang paham isi materi yang diajarkan, guru

12
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E – Journal Geo-Tadulako UNTAD

memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa menyangkut isi materi yang
diajarkan dan langkah tersebut merupakan suatu cara untuk mengetes pemahaman
siswa dan siswa diminta harus menjawab pertanyaan itu dengan baik dan benar.
Untuk meningkatkan pemahaman siswa agar lebih spesifik pada isi materi
yang diajarkan itu, maka guru melanjutkan tindakan pembelajaran ini dengan
menyimpulkan isi-isi materi yang diajarkannya tersebut. Berdasarkan hasil
pengamatan peneliti dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan
kedua siklus kedua ini dimana nampak terlihat bahwa proses pembelajaran
tersebut berlangsung dengan baik, tertib, dan lancar, siswa nampak telah
memperhatikan guru dalam menyajikan materi pelajaran.
c) Kegiatan Akhir
Melalui kegiatan akhir ini guru memberikan latihan-latihan mandiri kepada
siswa dan selesai latihan mandiri tersebut guru mengevaluasi hasil pembelajaran
siswa. Kemudia guru bersama peneliti akan memberikan tes tindakan akhir
tentang materi yang diajarkannya. Selesai pengerjaan soal tes tindakan akhir ini
peneliti mengumpulkan lembaran jawaban hasil pekerjaan siswa, kemudian guru
menginformasikan kepada siswa bahwa pertemuan siklus ke 2 yang membahas
materi

“Menganalisis

Unsur-Unsur

Litosfer”

dengan

kompetensi

dasar

“Menjelaskan Struktur Bumi” yang dilakukan selama dua kali tatap muka akan
diakhiri oleh guru mata pelajaran sampai di sini.
Kegiatan selanjutnya, peneliti melakukan pemeriksaan hasil tes tindakan
akhir siswa. Melalui pemeriksaan hasil tes tindakan akhir siswa itu peneliti
melakukan pengkajian terhadap hasil tes siswa ini dengan memperoleh gambaran
bahwa hasil belajar siswa kelas XA SMA Alkhairaat Pusat Palu pada pertemuan
sikus ke 2 nampak terjadi peningkatan hasil belajar siswa secara maksimal, yang
mana nilai tertinggi 96, nilai terendah 60, jumlah siswa 22 siswa,tuntas individu
20 siswa, presentase ketuntasan belajar klasikal 90,90%, presentase daya serap
klasikal 86,36%
Berdasarkan hasil tes tindakan akhir pada siklus 2 dapat dikatakan bahwa
hasil belajar siswa nampak sudah terjadi peningkatan hasil belajar siswa lebih
maksimal.

13
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E – Journal Geo-Tadulako UNTAD

Refleksi
Proses refleksi kegiatan pembelajaran ini dilakukan untuk mengetahui
kekurangan dan kelebihan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
pada siklus 2. Proses refleksi ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan hasil
belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga peneliti bersama
guru dapat mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang diterapkan pada
siklus 2 ini. Salah satu indikator membuktikan perkembangan hasil belajar siswa
yaitu dilihat dari hasil tes tindakan akhir pada siklus dua di atas. Kemudian untuk
mengetahui apakah hasil belajar siswa sudah meningkat secara maksimal atau
belum, hal itu dapat dilakukan suatu perbandingan antara hasil tes tindakan awal
penelitian dengan hasil tes tindakan akhir di siklus 1 dan siklus 2

PEMBAHASAN
Mencermati hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di
SMA Alkhairaat Pusat Palu dengan menerapkan model pembelajaran langsung
(Direct Instruction) terhadap materi pelajaran yang dibahas dalam kelas yaitu
“Menjelaskan Unsur-unsur Litosfer”. Hasil penelitian ini menunjukkan dalam
penerapan model pembelajaran langsung (Direct Instruction) itu bahwa sistem
pembelajarannya selalu berpusat pada guru, dalam hal ini guru mempunyai
peranan yang sangat dominan karena guru dituntut selain memberikan penjelasan
yang baik dan benar guru juga harus memberi bimbingan-bimbingan dan latihan
kembali kepada siswa yang belum memahami isi-isi materi pelajaran yang
diajarkan atau yang dibahas tersebut.
Dalam penerapan model pembelajaran langsung itu guru diharapkan mampu
menguasai

kelas

dan

memahami

langkah-langkah

pelaksanaan

model

pembelajaran langsung itu sendiri karena dengan kemampuan yang dimiliki oleh
guru itu sehingga kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan efektif.
Selanjutnya siswa diberi motivasi yang baik dan dilibatkan secara aktif dalam
pelaksanaan pembelajaran agar siswa mempunyai perhatian dan dapat memahami
isi materi pelajaran yang diajarkan. Keterlibatan siswa secara aktif dalam
pembelajaran akan mempengaruhi hasil belajar siswa itu sendiri menjadi lebih

14
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E – Journal Geo-Tadulako UNTAD

baik. Untuk mengukur hasil belajar siswa hal itu dapat dilakukan melalui hasil tes
tindakan akhir sebagaimana yang diuraikan oleh peneliti pada tabel-tabel hasil tes
tindakan akhir dalam setiap siklus di atas.
Hasil penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran
langsung (Direct Instruction) yang dilaksanakan sebanyak dua siklus dan setiap
siklusnya dilakukan sebanyak dua kali tatap muka. Hasil pelaksanaan
pembelajaran tersebut menunjukkan bahwa di dalam pembelajaran geografi
dimana terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran ini, hal itu dapat dilihat melalui hasil
evaluasi perolehan nilai setiap tes tindakan baik dari hasil tes tindakan awal siswa
sampai pada nilai hasil tes tindakan akhir pada siklus 1 dan siklus 2 sebagaimana
diuraikan pada bagian hasil.
Penerapan model pembelajaran langsung merupakan proses pembelajaran
baru pertama kali diterapkan kepada siswa kelas XA SMA Alkhairaat Pusat Palu
yang berbeda dengan teknik-teknik pembelajar sebelumnya. Agar supaya berjalan
lancarnya proses penerapan model pembelajaran langsung ini, maka peneliti
bersama guru pada kegiatan awal penelitian memberikan informasi yang jelas
tentang teknik dan sistem pembelanjaan yang dilakukan. Sehingga dalam
pertemuan pertama siswa nampak terlihat kaku menerima materi, setelah proses
pembelajaran ini berlangsung guru berupaya meyakinkan siswa sampai siswa itu
dapat memahami dengan baik isi materi yang diajarkan. Kemudian pada
pertemuan kedua siklus 1, dimana siswa-siswa sudah memahami proses belajar
melalui penerapan model pembelajaran langsung tersebut, maka dalam
penerapannya tidak ada lagi hambatan atau kendala dihadapi oleh siswa, semua
dapat berjalan lancar dan baik.
Selanjutnya hasil wawancara yang diperoleh penulis sebagaimana diuraikan
pada bagian hasil penelitian di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
penerapan model pembelajaran langsung itu nampak sangat disukai oleh siswa,
karena melalui pembelajaran langsung ini siswa mudah memahami isi materi
diajarkan. Kemudian dari hasil pelaksanaan penelitian tindakan itu penulis
menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran langsung sangat efektif untuk

15
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E – Journal Geo-Tadulako UNTAD

diterapkan dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada mata
pelajaran geografi. Dengan berakhirnya kegiatan penelitian ini semoga penerapan
model pembelajaran langsung dijadikan sebuah sumber informasi yang begitu
penting khususnya bagi guru dan siswa di SMA Alkhairaat Pusat Palu ini
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab IV di atas, dapat
ditarik suatu kesimpulan yaitu:
Hasil analisis tes tindakan akhir siklus 1 dapat diketahui bahwa nilai
tertinggi diperoleh siswa yaitu 94 dan nilai terendah 48. Kemudian siswa yang
tuntas individu yaitu 17 siswa, presentase ketuntasan belajar klasikal 77,27% dan
presentase daya serap klasikal 73,63%. Sedangkan hasil analisis observasi
terhadap kesiapan dan aktivitas guru dalam memberikan materi pelajaran kepada
siswa dalam pertemuan pertaman dinilai masih kurang baik karena presentase
nilai rata-ratanya yaitu 57,14%. Dalam pertemuan kedua kesiapan dan aktivitas
guru geografi presentase nilai rata-ratanya yaitu 67,85%. Selanjutnya hasil
analisis nilai observasi kesiapan dan aktivitas siswa selama mengikuti proses
pembelajaran di kelas dalam pertemuan pertama presentase nilai rata-rata siswa
yaitu 56,25% dan untuk pertemuan kedua presentase nilai rata-rata siswa yaitu
62,5%.
Hasil tes tindakan akhir siklus 2 dapat diketahui bahwa nilai tertinggi
diperoleh siswa yaitu 96 dan nilai terendah 60, kemudian siswa yang tuntas
individu yaitu 20 siswa, presentase ketuntasan belajar klasikal yaitu 90,90% dan
presentase daya serap klasikal 86,18%. Sedangkan hasil analisis observasi
terhadap kesiapan dan aktivitas guru geografi saat memberikan materi pelajaran
kepada siswa dalam pertemuan pertama mempunyai presentase nilai rata-ratanya
yaitu 78,57% dan pertemuan kedua mempunyai presentase nilai rata-ratanya yaitu
92,85%. Selanjutnya hasil analisis observasi kesiapan dan aktivitas siswa selama
mengikuti proses pembelajaran di kelas dalam pertemuan pertama mempunyai
presentase nilai rata-rata siswa yaitu 75%, dan pertemuan kedua mempunyai
presentase nilai rata-rata siswa yaitu 87,5%.

16
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E – Journal Geo-Tadulako UNTAD

SARAN
a.

Diharapkan kepada guru mata pelajaran geografi di SMA Alkhairaat Pusat
Palu agar penerapan model pembelajaran langsung dilakukan secara
kontinyu tidak hanya terbatas pada saat penelitian saja, karena penerapan
model pembelajaran langsung dalam pembelajaran geografi ini dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.

b.

Bagi siswa di SMA Alkhairaat Pusat Palu kiranya agar mau menunjukan
suatu semangat belajar yang baik dan memperhatikan guru-guru dalam
memberikan materi pelajaran di kelasnya masing-masing.

c.

Bagi sekolah khusnya Pimppinan Sekolah supaya dapat melakukan suatu
kebijakan terutama dalam hal membangun sebuah komitmen untuk
meningkatkan sistem pembelajaran di lingkungan sekolah ini terutama
dalam hal penyediaan sarana dan prasaana penunjang pendidikan perlu di
tingkatkan lagi seperti halnya dukungan perpustakaan, sistem pembelajaran
terkait penggunaan metode belajar yang tepat.

DAFTAR RUJUKAN
Arikunto

Suharsini,

Aksara.Depdiknas,

2007.
2004.

Penelitian
Penilaian,

Tindakan
Jakarta,

Kelas,

Jakarta,

Departemen

Bumi

Pendidikan

Nasional.
Kardi & Nur, 2000. Pengajaran Langsung, Surabaya, Universitas Negeri
Surabaya University Press.

17
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E – Journal Geo-Tadulako UNTAD

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran direct instruction untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep termokimia

0 2 18

Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Termokimia

0 3 18

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi : studi kasus siswa SMA N 1 Kalibawang kelas XA.

0 0 238

Penggunaan Metode Field Study dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Geografi di Kelas VIII SMP Negeri 11 Palu | Heljayanti | GeoTadulako 2602 7808 1 PB

0 0 18

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB DI MA ALKHAIRAAT AMPIBABO | Zulhijah | GeoTadulako 3251 10077 1 PB

0 0 18

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kelompok Investigasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biswa SMP Negeri 12 Palu pada mata pelajaran IPS Terpadu | Riana | GeoTadulako 5847 19419 1 PB

0 0 38

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Palu | Usman | GeoTadulako 5809 19230 1 PB

0 0 18

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS1 Pada Mata Pelajaran Geografi Di SMA Negeri 5 Palu | Purwanto | GeoTadulako 5791 19174 1 PB

0 0 20

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERKALIAN BENTUK ALJABAR DI SMP ALKHAIRAAT 1 PALU | Fatmawati | AKSIOMA : Jurnal Pendidikan Matematika 7984 26243 1 PB

0 1 12

Penerapan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Berbantuan Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 5 Basi Kecamatan Basidondo Tolitoli | Elistina | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3553 11177 1 PB

0 0 12