Penggunaan Metode Field Study dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Geografi di Kelas VIII SMP Negeri 11 Palu | Heljayanti | GeoTadulako 2602 7808 1 PB

(1)

PENGGUNAAN METODE

FIELD STUDY

DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN IPS GEOGRAFI DI KELAS VIII

SMP NEGERI 11 PALU

HELJAYANTI TAHE A 351 07 004

JURNAL

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana (S1) pada program studi pendidikan geografi Jurusan Pendidikan IPS

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

TAHUN 2013


(2)

ABSTRAK

Permasalahan yang didapatkan pada saat observasi awal di SMP Negeri 11 Palu adalah bahwa selama ini guru IPS Geografi belum mampu melaksanakan pembelajaran yang langsung dikaitkan dengan objek di lapangan sehingga siswa belum memahami secara maksimal materi pelajaran tersebut yang menyebabkan hasil belajar siswa masih rendah. Dengan melihat masalah tersebut maka peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan metode Field Study (belajar langsung di lapangan) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 11 Palu. Metode dalam penelitian ini adalah penelitian Deskriptif yaitu menggambarkan secara langsung fakta yang diperoleh di lapangan, adapun sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII D SMP N 11 Palu yang berjumlah 26 responden. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu observasi, kuesioner dan dokumentasi. Untuk teknik analisis data dilakukan dengan cara menggunakan indeks skala likert dimana setiap jawaban responden diberi skor dan nilai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode Field Study dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 11 Palu, hal ini dapat dibuktikan dari hasil kuesioner yang disebarkan pada responden, dari hasil tersebut diketahui adanya peningkatan motivasi belajar setelah dilakukan pembelajaran dengan objek langsung di lapangan karena siswa dapat menghubungkan antara materi yang dipelajari di kelas dengan melihat langsung fakta di yang sebenarnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode Field Study dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP N 11 Palu.


(3)

ABSTRACT

The problems found in preliminary observation at SMP Negeri 11 Palu was the teachers of IPS Geography were unable to carry out teaching that directly

connected with real objects in the field therefore students didn’t completely

understand the materials making their learning achievement low. Realizing the problem, researcher conducted a research using field study method (learning on the

field) to increase student’s learning achievement in Grade VIII. The purpose of this research was the increase of student’s learning achievement in Grade VIII at SMP

Negeri 11 Palu. The method used in this research was descriptive that describing the facts in the field, sample in this research was students in Grade VIII D at SMP Negeri 11 Palu with the total number of 26 respondents. The techniques of data collection were observation, questionnaire, and documentation. For data analysis, researcher

used likert scale index which each respondent’s answer scored and graded. The

results of this research indicated that the use of Field Study Method can increase

student’s learning achievement on Grade VIII at SMP Negeri 11 Palu, it was proven

from the questionnaire’s result administered to respondents. The questionnaire showed the increase on student’s learning motivation after the learning was

conducted with real object by looking at the fact. It can be concluded that Field Study Method can increase student’s learning achievement on grade VIII at SMP Negeri 11

Palu.


(4)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Guru harus menciptakan suasana belajar yang kondusif untuk dapat mendorong keberhasilan belajar siswa, karena pencapaian hasil pembelajaran ditentukan oleh kemampuan atau keahlian guru dalam mengelola proses belajar mengajar melalui strategi pembelajaran. Salah satu unsur dan strategi pembelajaran adalah penentuan dalam menggunakan model atau metode pembelajaran serta menggunakan suatu pendekatan yang tepat sesuai dengan kondisi, situasi, tingkat kemampuan siswa dan waktu.Keberhasilan dalam menerapkan suatu metode dalam strategi pembelajaran bukan hanya disebabkan oleh guru saja tetapi dalam hal ini siswa juga ikut menentukan.

Banyak metode dan strategi pembelajaran yang telah dikembangkan oleh para ahli.Hal ini dikembangkan berdasarkan paradigma baru yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa, pembelajaran aktif, dan pembelajaran kontekstual.Sehubungan dengan itu maka para guru dituntut untuk mampu menggunakan dan mempersiapkan bentuk sumber belajar dengan model pembelajaran secara teoritis di dalam kelas yang bersifat tekstual dan model pelatihan praktis.

Metode berarti cara mencapai tujuan mengajar yaitu tujuan-tujuan yang dicapai siswa dalam kegiatan belajar. Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan peserta didik. Hal ini tercapai bila pelajaran langsung berkaitan dengan apa yang diperlukan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat membangkitkan hasil belajar siswa.

Keberhasilan pembelajaran merupakan bagian dari cara dan strategi guru dalam menyampaikan materi pembelajaran yang bisa membangkitkan motivasi siswa untuk selalu belajar, lingkungan merupakan salah satu media dalam pembelajaran yang bisa melatih siswa untuk lebih memahami alam sekitar sebagai bentuk proses perubahan pola pikir siswa menjadi lebih dewasa dalam memanfaatkan lingkungan.

Sistem pembelajaran geografi dapat menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar. Maka sangat diperlukan keberadaan suatu lingkungan sebagai wadah/tempat


(5)

penelitian, praktek maupun pengamatan bagi siswa tentang fenomena geografi, baik berupa lingkungan fisis, sosial, ataupun interaksi antara lingkungan fisik dan sosial, sehingga akan lebih baik dan bermakna jika siswa melakukan pengamatan langsung dibandingkan dengan melalui buku yang terkesan bersifat hafalan.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan maka diperoleh fakta dilokasi yaitu saat ini guru belum mampu menciptakan suasana pembelajaran yang mampu melibatkan siswa secara aktif, kreatif dan inovatif sehingga siswa belum mencapai hasil yang maksimal, lebih banyak pembelajaran masih dilakukan didalam kelas saja tanpa melibatkan lingkungan sebagai sumber belajar, padahal siswa lebih bersemangat apabila pemebalajaran dilakukan ditempat terbuka seperti lingkungan sekitar sekolah, sehingga siswa mampu bereksperimen dan berusaha menemukan sesuatu dari alam. Guru IPS yang ada di SMP Negeri 11 Palu belum mampu menghubungkan materi pembelajaran dengan lingkungan sekitar, guru hanya mampu memberikan materi tanpa melihat langsung kondisi di lapangan.Hal inilah yang menyebabkan siswa menjadi kurang termotivasi dalam belajar yang akhirnya hasil belajar siswa sangat rendah, oleh karena itu guru dituntut untuk mampu menggunakan metode pembelajaran yang bisa membangkitkan semangat belajar siswa serta mengembangkan kreativitas siswa dalam berfikir dan bertindak.

Dari uraian data di atas, maka peneliti melakukan penelitian dengan memfokuskan pada penggunaan metode belajar yang bisa meningkatkan hasil belajar maksimal sehingga mampu memberikan perubahan diluar dari pembelajaran di kelas, siswa mampu menyerap pembelajaran melalui observasi di lapangan.Oleh karena itu,

judul penelitian yang diambil adalah “Penggunaan Metode Field Study Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Geografi Di Kelas VIII

SMP Negeri 11 Palu”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:


(6)

“Apakah penggunaan metode Field study dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS geografi di SMPNegeri 11 Palu?”

1.3 Tujuan penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah :

“Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII dengan

menggunakan metode Field study pada mata pelajaran IPS geografi di SMP Negeri

11 Palu”.

1.4 Manfaat penelitian

Penelitian di harapkan dapat memberikan kegunaan, antara lain : a. Bagi guru

Dapat mengetahui kelemahan siswa dalam pembelajaran dan mengetahui kelemahan guru dalam mengajar, serta memberikan pengalaman sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Bagi siswa

Dapat meningkatkan daya fikir dan pengetahuan sehingga hasil yang dicapai maksimal dan sesuai harapan.

c. Bagi sekolah

Dapat menerapkan dan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran, karena keberhasilan dalam pembelajaran dipengaruhi oleh cara dan metode guru.

d. Bagi penulis

Mendapatkan pengalaman sekaligus gambaran tentang pentingnya penerapan metode belajar dalam keberhasilan pembelajaran di kelas.

II. METODE PENELITIAN 2.1 JenisPenelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah di kemukakann di atas, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data yang sebenarnya di lapangan dan memaparkan


(7)

atau menggambarkan apa adanya data yang diperoleh dari hasil penelitian.(Winarno Surachman, 1992: 139).

Penelitian ini mengungkapkan apakah penggunaan metode Field Studydapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS Geografi di kelas VIII SMP Negeri 11 Palu.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 11 Palu pada siswa kelas VIIID SMP Negeri 11 Palu, alasan memilih lokasi ini karena selama observasi dilakukan ditemukan bahwa rendahnya minat siswa dalam belajar IPS karena guru mata pelajaran hanya menggunakan pembelajaran di dalam kelas, sehingga siswa menjadi tidak termotivasi dan akibatnya banyak siswa yang tidak tuntas dalam belajar. Padahal lokasi SMP Negeri 11 Palu sangat strategis untuk dijadikan sebagai sumber belajar bagi siswa karena berkaitan dengan materi di kelas.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan waktu delapan (8) bulan yaitu dari bulan Maret-Desember yang dimulai pada saat penyusunan proposal sampai dengan penelitian.


(8)

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Arikunto (2002:108) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian.Populasi dalam penelitian ini adalah kelas VIII SMP Negeri 11 Palu yang terdiri dari empat kelas (VIIIA, VIIIB, VIIIC dan VIIID). Untuk lebih jelasnya lihat Tabel 3.2

Tabel. 3.2 Jumlah Populasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 11 Palu

No Kelas Jumlah siswa

1 VIIIA 18

2 VIIIB 20

3 VIIIC 22

4 VIIID 26

Jumlah 86

Sumber data : SMPN 11 Palu, 2013

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah populasi.sebagaimana yang dikemukakan oleh Arikunto (2002:109) dalam bukunya, sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang di teliti. Mengingat besarnya jumlah populasi, maka tekhnik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah cluster sampling technique.Cluster sampling technique adalah tekhnik penarikan sampel dengan mengambil salah satu kelas dari populasi sebagai sampel penelitian. Yang menjadi sampel penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIID yang berjumlah 26 siswa.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Berdasarkan variabel penelitian yang dikemukakan di atas, maka definisi operasional variabel tersebut adalah sebagai berikut:

1. Field Study adalah tekhnik pembelajaran geografi yang menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar.

2. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah mempelajari suatu materi yang diwujudkan melalui perubahan, baik pengetahuan, kecakapan serta


(9)

sikap yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalamannya sendiri melalui interaksi dengan lingkungannya.

3.5 Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Observasi

Observasi merupakan suatu kegiatan mengamati keadaan atau lokasi tempat penelitian, dalam kegiatan observasi ini peneliti terlibat langsung dalam mengamati proses belajar mengajar di kelas VIII, pengamatan dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung, bagaimana respon siswa dalam mamahami materi yang diberikan oleh guru, serta bagaimana kondisi siswa pada saat belajar mengajar. Dengan cara seperti itu, peneliti bisa melihat kenyataan yang terjadi dilapangan untuk selanjutnya dilakukan penelitian dengan melihat masalah yang terjadi di lapangan. 3.5.2 Kuisioner

Kuisioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti untuk memperoleh data, angket disebarkan kepada responden yaitu siswa. Cara ini ditempuh untuk mengetahui apakah guru mata pelajaran IPS geografi sudah menggunakan metode Field Study

dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa meningkat. 3.5.3 Dokumentasi

Dokumentasi adalah tehnik yang digunakan untuk melengkapi data dalam rangkaian analisis masalah penelitian.Data ini menyangkut hasil observasi yang diamati.Data ini biasa berbentuk tulisan dan gambar misalnya foto.

3.6 Teknik Analisis Data

Data yang sudah diperoleh dari hasil observasi kemudian dianalisis menggunakan deskriptif kualitatif, kedalam tiga tahapan antara lain :


(10)

Reduksi dilakukan sebagai proses memilih, merefleksi data dan menyederhanakan data yang terdapat dalam catatan pada saat melaksanakan penelitian. Reduksi ditujukan untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, dan membuang, data yang tidak dibutuhkan serta mengorganisasi data yang berlangsung secara terus-menerus sepanjang penelitian.

b. Penyajian Data

Penyajian data yang dimaksud ialah menyusun sekumpulan informasi yang didapatkan selama penelitian berlangsung sehingga memberikan kemungkinan adanya penafsiran kesimpulan dan penyajian data dalam bentuk pemaparan.

c. Penarikan Kesimpulan/verifikasi data

Penarikan kesimpulan dilakukan setelah informasi yang telah tersusun melalui penyajian data yang diperoleh, kesimpulan-kesimpulan yang telah disusun kemudian diverifikasi, hal ini dilakukan untuk memperoleh validitas data.

3.7. Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu peneliti menggunakan analisis kualitatif yaitu suatu pengkajian terhadap permasalahan penelitian secara deskriptif atau dengan kata lain suatu metode analisis dengan menggunakan data yang tidak di ukur dalam skala numerik (Sugiyono, 2004: 13).

Hasil pembagian antara frekuensi dan sampel dikalikan dengan 100% untuk memperoleh persentase tanggapan responden.Rumus persentase (%) diformulasikan (Sudjana, 1991:130) sebagai berikut:

P= 100 %

Keterangan:

P = persentase yang akan di capai

F = Jumlah jawaban benar dan setiap alternatif N= Jumlah sampel responden


(11)

Tahapan pengolahan data dalam penelitian ini di mulai dari perhitungan data-data yang di peroleh melalui kuisioner kemudian mengelompokkan dan mengolahnya.Dalam membuat pertanyaan kuisioner digunakan metode skala likert, dengan metode tersebut pengkodean kuisioner dapat di hitung skor total. Dalam pengolahan data peneliti menggunakan indeks skala likert dimana setiap jawaban pada setiap pertanyaan di beri skor atau nilai (Sugiyono, 2004: 47), yaitu:

1) Sangat setuju/selalu/sangat positif/ sangat baik di beri nilai 5. 2) Setuju/sering/positif/baik di beri nilai 4.

3) Ragu-ragu/kadang-kadang/netral/cukup baik di beri nilai 3.

4) Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif/kurang baik di beri nilai 2.

5) Sangat tidak setuju/tidak pernah/sangat tidak positif/sangat tidak baik di beri nilai 1.

Adapun dalam perhitungan skor dapat di gunakan sebagai berikut: • Untuk jawaban sangat setuju/ selalu/ sangat positif/ sangat baik:

Jumlah nilai tertinggi X jumlah pertanyaan (5 X 25 = 125)

• Untuk jawaban sangat tidak setuju/tidak pernah/sangat tidak positif/sangat tidak baik:

Jumlah nilai terendah X jumlah pertanyaan (1 X 25 = 25).

Setelah diketahui angka-angka tersebut selanjutnya di cari interval atau jarak antar kelas dengan menggunakan rumus sturges(Jalaluddin Rakhmat 2008:4), yaitu dimanfaatkan atau tidak dimanfaatkan dengan rumus sebagai berikut:

=Rg K

Keterangan: I = Interval Rg = Range K = Kategori I = Rg

K I =

Skor tertinggi Skor terendah Jumlah kategori

I = 125 25 3 I =

100 3 I = 33


(12)

Dengan diketahuinya jarak antar kelas tersebut, maka nilai jawaban kuisioner mengenai penggunaan metode Field Studydalam meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS Geografi di kelas VIII SMP Negeri 11 Palu di bagi menjadi tiga kategori:

1. Penggunaan metode Field Studytidak meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS Geografi di kelas VIII SMP Negeri 11 Palu, apabila skor jawaban bernilai 25-58.

2. Penggunaan metode Field Studymeningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS Geografi di kelas VIII SMP Negeri 11 Palu, apabila skor jawaban bernilai 59-92.

3. Penggunaan metode Field Studysangat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS Geografi di kelas VIII SMP Negeri 11 Palu, apabila skor jawaban bernilai 93-125.

Pengelolaan data untuk menghitung frekuensi setiap item pernyataan, peneliti menggunakan tabulasi data.

3.8 Prosedur Penelitian

Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pengumpulan data sebagai berikut:

a. Tahap Awal

1. Mencari literatur yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan 2. Menentukan lokasi penelitian

3. Observasi pada lokasi penelitian 4. Menyusun proposal penelitian 5. Seminar proposal penelitian 6. Pekerjaan lapangan(field work)

b. Tahap Pelaksanaan

1. Pada tahap pelaksanaan ini dilakukan pengumpulan data dengan cara Observasi, pengisian kuesionerserta dokumentasi;


(13)

2. Pengecekan pengisian data;

3. Pengolahan data (cluster sampling technique);

4. Menganalisis data;

5. Mengurus surat keterangan bahwa telah mengadakan penelitian. c. Tahap Akhir

Pelaporan.

III. HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada saat pelaksanaan penelitian, maka ada beberapa tanggapan responden yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian, sebagai berikut :

Tabel 4.1.2.1 menunjukkan bahwa kelompok respondenyang menjawab sangat setuju sebanyak 11 orang dengan persentase nilai (42,30%), yang menjawab sering sebanyak 8 orang atau (30,76%), menjawab kadang-kadang 4 orang atau sebanyak (15,38%), dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 3 orang atau (11,53%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS sangat sering dilakukan didalam kelas dengan menggunakan fasilitas yang ada, sehingga siswa lebih cenderung belajar di kelas dibandingkan belajar diluar kelas.

Tabel 4.1.2.2 menunjukkan bahwa 6 responden atau dengan persentase (23,07%) yang menjawab sangat setuju dengan pembelajaran IPS geografi di dalam ruangan, 9 responden atau (34,61%) menjawab baik, 3 responden atau (11,53%) menjawab kadang-kadang dan 8 responden (30,76%) menjawab tidak pernah. Berdasarkan hasil jawaban responden dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS geografi dapat dilakukan di kelas akan tetapi pada saat tertentu dilakukan diluar kelas untuk memberikan semangat kepada siswa dalam memberikan pemahaman mengenai pelajaran geografi yang dikaitkan langsung dengan keadaan alam.

Tabel 4.1.2.3 menunjukkan bahwa 6 responden atau dengan persentase (23,07%) yang menjawab sangat setuju dengan pembelajaran IPS geografi di dalam


(14)

ruangan, 9 responden atau (34,61%) menjawab baik, 3 responden atau (11,53%) menjawabkadang-kadang dan 8 responden (30,76%) menjawab tidak pernah. Berdasarkan hasil jawaban responden dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS geografi dapat dilakukan di kelas hanya bersifat teori sehingga membuat siswa menjadi bosan dalam mengikuti pelajaran.

Tabel 4.1.2.4 menunjukkan bahwa ada 5 responden atau dengan persentase (19,23%%) yang menjawab sangat setuju, 16 responden atau (61,53%) menjawab setuju, 2 responden atau (7,69%) menjawab ragu-ragu dan 3 responden (11,53%) menjawab tidak setuju. Berdasarkan hasil jawaban responden dapat disimpulkan bahwa selain pembelajaran di kelas juga perlu dilakukan alternatif lain dalam proses pembelajaran IPS geografi dengan melihat objek langsung di lapangan.

Tabel 4.1.2.5 menunjukkan bahwa ada 7 responden atau dengan persentase (26,92%) yang menjawab selalu, 14 responden atau (53,84%) menjawab sering, 2 responden atau (7,69%) menjawab kadang-kadang dan 3 responden (11,53%) menjawab tidak pernah. Berdasarkan hasil jawaban responden dapat disimpulkan bahwa dengan pembelajaran IPS geografi melalui objek langsung di lapangan dapat bermanfaat bagi siswa.

Tabel 4.1.2.6 menunjukkan bahwa ada 5 responden atau dengan persentase (19,23%) yang menjawab sangat selalu, 15 responden atau (57,69%) menjawab sering, 2 responden atau (7,69%) menjawab kadang-kadang dan 4 responden (15,38%) menjawab tidak pernah. Berdasarkan hasil jawaban responden dapat disimpulkan bahwa dengan melihat langsung objek di lapangan dapat memotivasi siswa dalam belajar.

Tabel 4.1.2.7 menunjukkan bahwa ada 5 responden atau dengan persentase (19,23%) yang menjawab sangat baik, 17 responden atau (65,38%) menjawab baik, 2 responden atau (7,69%) menjawab cukup baik dan 2 responden (15,38%) menjawab kurang baik. Berdasarkan hasil jawaban responden dapat disimpulkan bahwa pada


(15)

pembelajaran IPS geografi dengan metode Field Study sangat baik digunakan oleh guru geografi.

Tabel 4.1.2.8 menunjukkan bahwa ada 3 responden atau dengan persentase (11,53%) yang menjawab sangat setuju, 20 responden atau (76,92%) menjawab setuju, 1 responden atau (3,84%) menjawab ragu-ragu dan 2 responden (7,69%) menjawab tidak setuju. Berdasarkan hasil jawaban responden dapat disimpulkan bahwa dengan pembelajaran IPS geografi dengan metodeField Studysiswa lebih suka belajar dengan melakukan pengamatan langsung dibandingkan dengan melalui buku yang bersifat hafalan.

Dari beberapa tanggapan responden mengenai dengan metode Field Study

berarti berkaitan langsung dengan objek lapangan, sehingga siswa berperan dalam pengenalan lapangan sebagai salah satu kajian objek geografi yang bisa memberikan pemahaman kepada siswa tentang manfaat lingkungan untuk dipelajari

Untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode

Field Study, maka digunakan rumus interval atau jarak antar kelas yaitu : I =

I= =125 25

3 = 100/3 = 33

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode Field Study

dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS geografi di kelas VIIID SMP Negeri 11 Palu.Hal ini disebabkan karena metode ini tidak terbatas didalam kelas melainkan lingkungan sekitar sekolah yang dijadikan sebagai sumber belajar yang bisa memotivasi siswa untuk lebih aktif dan semangat belajar.

IV. PEMBAHASAN

Selama penelitian dengan menggunakan metode Field Study siswa sangat antusias dalam mengikuti pemebelajaran apalagi siswa dibebaskan belajar lewat


(16)

lingkungan secara bebas sehingga siswa tidak merasa bosan dan malas karena pembelajaran dilakukan secara terbuka dan luas, akan tetapi selama pembelajaran berlangsung siswa fokus dengan apa yang dijelaskan guru dan mengikuti pembelajaran secara aktif, apabila ada materi yang dijelaskan guru kurang dipahami maka siswa menanyakan kepada guru dan guru menjelaskan jawaban tersebut. Selain itu, siswa lebih senang mengikuti setiap pembelajaran yang dilakukan diluar kelas, hal ini dapat dibuktikan dari setiap analisis jawaban responden yang menjawab bahwa setelah dilakukan pembelajaran diluar kelas daya fikir siswa menjadi berkembang dan siswa lebih aktif mengikuti pemebelajaran.Jadi guru merasa tidak kewalahan dalam mengontrol dan menyesuaikan pembelajaran dengan kondisi siswa.

Pembelajaran yang dilakukan diluar kelas sangat bermanfaat dan memberikan keuntungan bagi siswa dan guru yaitu siswa lebih terbantu dalam memahami materi begitu pula bagi guru yang tidak kesulitan dalam menyampaikan materi karena secara langsung siswa mudah memahami materi karena suasana pembelajaran yang santai dan nyaman yang berada diluar kelas, selain itu kreatifitas akan muncul secaralangsung di benak siswa untuk dapat mengaitkan kondisi lingkungan yang ada disekitar tempat belajar mereka.

Berlangsungnya pembelajaran diluar kelas memberikan inspirasi bagi pihak sekolah agar lebih memfasilitasi siswa dan guru dalam setiap kegiatan pembelajaran agar suasana belajar dapat mendorong siswa untuk lebih semangat dan termotivasi dalam memahami materi khususnya pada pelajaran IPS geografi.Apabila dalam belajar IPS selalu dilakukan didalam kelas maka siswa menjadi jenuh bahkan tidak mau mengikuti pembelajaran karena IPS sangat membosankan apalagi dengan materi yang kurang menarik. Olehnya itu, perlu ada solusi yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan daya tarik siswa dalam pembelajaran IPS sehingga mampu memberikan suatu dorongan bagi siswa untuk lebih meminati pembelajaran yaitu dengan cara menggunakan suatu metode yang berbeda dari metode yang sering digunakan, karena metode merupakan salah satu cara yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat mendorong semangat belajar siswa sehingga materi


(17)

tersebut dapat tercapai sesuai dengan kurikulum dan hasil belajar yang dicapai oleh siswa meningkat dari sebelumnya. Selama ini metode yang digunakan guru belum memberikan hasil belajar yang maksimal karena metode pembelajaran masih menggunakan metode lama.

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Hasil data yang didapatkan di lapangan, dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya, Hasil jawaban responden yang dijadikan sampel dalam penelitian menunjukkan perubahan yang sangat signifikan, karena dengan guru menggunakan metode Field Study sebagai strategi belajar dengan harapan bahwa melalui pembelajaran langsung di lapangan akan meningkatkan hasil belajar siswa. Harapan tersebut terbukti bahwa dengan menggunakan metode tersebut siswa menjadi semangat dan rajin mengikuti pembelajaran karena menurut siswa apabila pembelajaran terus dilakukan di dalam kelas akan mengakibatkan siswa menjadi bosan dan jenuh menerima materi. Oleh karena itu, siswa mengharapkan perubahan dan suasana belajar yang berbeda sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat dari sebelumnya.

5.2 Saran

Melihat kondisi tersebut diperlukan suatu peningkatan terhadap mutu pembelajaran yang bisa merangsang daya fikir siswa untuk lebih membuka pengetahuan yang mampu membawa kearah perubahan yang lebih baik lagi. Oleh karena itu ada beberapa saran-saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan kedepan untuk menjadikan pembelajaran lebih baik lagi, diantaranya sebagai berikut :

1. Guru IPS perlu memberikan metode pembelajaran yang bisa merangsang motivasi siswa untuk tertarik pada pelajaran IPS, sehingga siswa lebih bersemangat.


(18)

2. Adanya peran pemerintah khususnya dinas pendidikan untuk memberikan pengetahuan kepada guru tentang strategis dan metode yang digunakan pada saat pembelajaran yang bisa memberikan respon kepada siswa dalam aktivitas belajar. 3. Pihak sekolah memberikan fasilitas kepada guru untuk bisa memanfaatkan

lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.

4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan lebih meningkatkan hasil penelitian dengan menggunakan metode Field Study di sekolah, agar kualitas belajar siswa lebih meningkat.

VI. DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi 2002.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2004.Metode Penelitian Bisnis. Penerbit, CV Alfabeta, Bandung. Sudjana .1996 . Teori-Teori Belajar dan Pengajaran . Fekon UI . Jakarta


(1)

2. Pengecekan pengisian data;

3. Pengolahan data (cluster sampling technique); 4. Menganalisis data;

5. Mengurus surat keterangan bahwa telah mengadakan penelitian. c. Tahap Akhir

Pelaporan.

III. HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada saat pelaksanaan penelitian, maka ada beberapa tanggapan responden yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian, sebagai berikut :

Tabel 4.1.2.1 menunjukkan bahwa kelompok respondenyang menjawab sangat setuju sebanyak 11 orang dengan persentase nilai (42,30%), yang menjawab sering sebanyak 8 orang atau (30,76%), menjawab kadang-kadang 4 orang atau sebanyak (15,38%), dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 3 orang atau (11,53%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS sangat sering dilakukan didalam kelas dengan menggunakan fasilitas yang ada, sehingga siswa lebih cenderung belajar di kelas dibandingkan belajar diluar kelas.

Tabel 4.1.2.2 menunjukkan bahwa 6 responden atau dengan persentase (23,07%) yang menjawab sangat setuju dengan pembelajaran IPS geografi di dalam ruangan, 9 responden atau (34,61%) menjawab baik, 3 responden atau (11,53%) menjawab kadang-kadang dan 8 responden (30,76%) menjawab tidak pernah. Berdasarkan hasil jawaban responden dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS geografi dapat dilakukan di kelas akan tetapi pada saat tertentu dilakukan diluar kelas untuk memberikan semangat kepada siswa dalam memberikan pemahaman mengenai pelajaran geografi yang dikaitkan langsung dengan keadaan alam.

Tabel 4.1.2.3 menunjukkan bahwa 6 responden atau dengan persentase (23,07%) yang menjawab sangat setuju dengan pembelajaran IPS geografi di dalam


(2)

ruangan, 9 responden atau (34,61%) menjawab baik, 3 responden atau (11,53%) menjawabkadang-kadang dan 8 responden (30,76%) menjawab tidak pernah. Berdasarkan hasil jawaban responden dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS geografi dapat dilakukan di kelas hanya bersifat teori sehingga membuat siswa menjadi bosan dalam mengikuti pelajaran.

Tabel 4.1.2.4 menunjukkan bahwa ada 5 responden atau dengan persentase (19,23%%) yang menjawab sangat setuju, 16 responden atau (61,53%) menjawab setuju, 2 responden atau (7,69%) menjawab ragu-ragu dan 3 responden (11,53%) menjawab tidak setuju. Berdasarkan hasil jawaban responden dapat disimpulkan bahwa selain pembelajaran di kelas juga perlu dilakukan alternatif lain dalam proses pembelajaran IPS geografi dengan melihat objek langsung di lapangan.

Tabel 4.1.2.5 menunjukkan bahwa ada 7 responden atau dengan persentase (26,92%) yang menjawab selalu, 14 responden atau (53,84%) menjawab sering, 2 responden atau (7,69%) menjawab kadang-kadang dan 3 responden (11,53%) menjawab tidak pernah. Berdasarkan hasil jawaban responden dapat disimpulkan bahwa dengan pembelajaran IPS geografi melalui objek langsung di lapangan dapat bermanfaat bagi siswa.

Tabel 4.1.2.6 menunjukkan bahwa ada 5 responden atau dengan persentase (19,23%) yang menjawab sangat selalu, 15 responden atau (57,69%) menjawab sering, 2 responden atau (7,69%) menjawab kadang-kadang dan 4 responden (15,38%) menjawab tidak pernah. Berdasarkan hasil jawaban responden dapat disimpulkan bahwa dengan melihat langsung objek di lapangan dapat memotivasi siswa dalam belajar.

Tabel 4.1.2.7 menunjukkan bahwa ada 5 responden atau dengan persentase (19,23%) yang menjawab sangat baik, 17 responden atau (65,38%) menjawab baik, 2 responden atau (7,69%) menjawab cukup baik dan 2 responden (15,38%) menjawab kurang baik. Berdasarkan hasil jawaban responden dapat disimpulkan bahwa pada


(3)

pembelajaran IPS geografi dengan metode Field Study sangat baik digunakan oleh guru geografi.

Tabel 4.1.2.8 menunjukkan bahwa ada 3 responden atau dengan persentase (11,53%) yang menjawab sangat setuju, 20 responden atau (76,92%) menjawab setuju, 1 responden atau (3,84%) menjawab ragu-ragu dan 2 responden (7,69%) menjawab tidak setuju. Berdasarkan hasil jawaban responden dapat disimpulkan bahwa dengan pembelajaran IPS geografi dengan metodeField Studysiswa lebih suka belajar dengan melakukan pengamatan langsung dibandingkan dengan melalui buku yang bersifat hafalan.

Dari beberapa tanggapan responden mengenai dengan metode Field Study berarti berkaitan langsung dengan objek lapangan, sehingga siswa berperan dalam pengenalan lapangan sebagai salah satu kajian objek geografi yang bisa memberikan pemahaman kepada siswa tentang manfaat lingkungan untuk dipelajari

Untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Field Study, maka digunakan rumus interval atau jarak antar kelas yaitu :

I = I= =125 25

3 = 100/3 = 33

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode Field Study dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS geografi di kelas VIIID SMP Negeri 11 Palu.Hal ini disebabkan karena metode ini tidak terbatas didalam kelas melainkan lingkungan sekitar sekolah yang dijadikan sebagai sumber belajar yang bisa memotivasi siswa untuk lebih aktif dan semangat belajar.

IV. PEMBAHASAN

Selama penelitian dengan menggunakan metode Field Study siswa sangat antusias dalam mengikuti pemebelajaran apalagi siswa dibebaskan belajar lewat


(4)

lingkungan secara bebas sehingga siswa tidak merasa bosan dan malas karena pembelajaran dilakukan secara terbuka dan luas, akan tetapi selama pembelajaran berlangsung siswa fokus dengan apa yang dijelaskan guru dan mengikuti pembelajaran secara aktif, apabila ada materi yang dijelaskan guru kurang dipahami maka siswa menanyakan kepada guru dan guru menjelaskan jawaban tersebut. Selain itu, siswa lebih senang mengikuti setiap pembelajaran yang dilakukan diluar kelas, hal ini dapat dibuktikan dari setiap analisis jawaban responden yang menjawab bahwa setelah dilakukan pembelajaran diluar kelas daya fikir siswa menjadi berkembang dan siswa lebih aktif mengikuti pemebelajaran.Jadi guru merasa tidak kewalahan dalam mengontrol dan menyesuaikan pembelajaran dengan kondisi siswa.

Pembelajaran yang dilakukan diluar kelas sangat bermanfaat dan memberikan keuntungan bagi siswa dan guru yaitu siswa lebih terbantu dalam memahami materi begitu pula bagi guru yang tidak kesulitan dalam menyampaikan materi karena secara langsung siswa mudah memahami materi karena suasana pembelajaran yang santai dan nyaman yang berada diluar kelas, selain itu kreatifitas akan muncul secaralangsung di benak siswa untuk dapat mengaitkan kondisi lingkungan yang ada disekitar tempat belajar mereka.

Berlangsungnya pembelajaran diluar kelas memberikan inspirasi bagi pihak sekolah agar lebih memfasilitasi siswa dan guru dalam setiap kegiatan pembelajaran agar suasana belajar dapat mendorong siswa untuk lebih semangat dan termotivasi dalam memahami materi khususnya pada pelajaran IPS geografi.Apabila dalam belajar IPS selalu dilakukan didalam kelas maka siswa menjadi jenuh bahkan tidak mau mengikuti pembelajaran karena IPS sangat membosankan apalagi dengan materi yang kurang menarik. Olehnya itu, perlu ada solusi yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan daya tarik siswa dalam pembelajaran IPS sehingga mampu memberikan suatu dorongan bagi siswa untuk lebih meminati pembelajaran yaitu dengan cara menggunakan suatu metode yang berbeda dari metode yang sering digunakan, karena metode merupakan salah satu cara yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat mendorong semangat belajar siswa sehingga materi


(5)

tersebut dapat tercapai sesuai dengan kurikulum dan hasil belajar yang dicapai oleh siswa meningkat dari sebelumnya. Selama ini metode yang digunakan guru belum memberikan hasil belajar yang maksimal karena metode pembelajaran masih menggunakan metode lama.

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Hasil data yang didapatkan di lapangan, dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya, Hasil jawaban responden yang dijadikan sampel dalam penelitian menunjukkan perubahan yang sangat signifikan, karena dengan guru menggunakan metode Field Study sebagai strategi belajar dengan harapan bahwa melalui pembelajaran langsung di lapangan akan meningkatkan hasil belajar siswa. Harapan tersebut terbukti bahwa dengan menggunakan metode tersebut siswa menjadi semangat dan rajin mengikuti pembelajaran karena menurut siswa apabila pembelajaran terus dilakukan di dalam kelas akan mengakibatkan siswa menjadi bosan dan jenuh menerima materi. Oleh karena itu, siswa mengharapkan perubahan dan suasana belajar yang berbeda sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat dari sebelumnya.

5.2 Saran

Melihat kondisi tersebut diperlukan suatu peningkatan terhadap mutu pembelajaran yang bisa merangsang daya fikir siswa untuk lebih membuka pengetahuan yang mampu membawa kearah perubahan yang lebih baik lagi. Oleh karena itu ada beberapa saran-saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan kedepan untuk menjadikan pembelajaran lebih baik lagi, diantaranya sebagai berikut :

1. Guru IPS perlu memberikan metode pembelajaran yang bisa merangsang motivasi siswa untuk tertarik pada pelajaran IPS, sehingga siswa lebih bersemangat.


(6)

2. Adanya peran pemerintah khususnya dinas pendidikan untuk memberikan pengetahuan kepada guru tentang strategis dan metode yang digunakan pada saat pembelajaran yang bisa memberikan respon kepada siswa dalam aktivitas belajar. 3. Pihak sekolah memberikan fasilitas kepada guru untuk bisa memanfaatkan

lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.

4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan lebih meningkatkan hasil penelitian dengan menggunakan metode Field Study di sekolah, agar kualitas belajar siswa lebih meningkat.

VI. DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi 2002.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2004.Metode Penelitian Bisnis. Penerbit, CV Alfabeta, Bandung. Sudjana .1996 . Teori-Teori Belajar dan Pengajaran . Fekon UI . Jakarta


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

20 71 72

Kemampuan Guru Menerapkan Metode Field Visit Technique (Kunjungan Lapangan) dalam Mengajar Mata Pelajaran Geografi di SMA Negeri 1 Palu | Nisa | GeoTadulako 2603 7812 1 PB

0 0 14

Efektifitas Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Geografi di Kelas VIII SMP Negeri 6 Pasangkayu | Rahmawaty | GeoTadulako 2600 7800 1 PB

0 0 16

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA LCD DALAM MENUNJANG AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII/J PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 15 PALU | Nizar | GeoTadulako 3261 10116 1 PB

0 0 15

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 12 PALU | Hariyati | GeoTadulako 3255 10092 1 PB

0 0 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS XA SMA ALKHAIRAAT PALU | Fauziya | GeoTadulako 3249 10069 1 PB

0 0 17

Studi Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Pada Siswa Kelas VIII Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 15 Palu | Erliani | GeoTadulako 5841 19379 1 PB

0 0 16

Hubungan Motivasi dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Terpadu di Kelas VIII D dan VIII E SMP Negeri 5 Palu | Adnyana | GeoTadulako 5827 19311 1 PB

0 0 16

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS1 Pada Mata Pelajaran Geografi Di SMA Negeri 5 Palu | Purwanto | GeoTadulako 5791 19174 1 PB

0 0 20

Perbedaan Hasil Belajar Kelas yang Menggunakan Metode Outdoor Study dan Metode Ekspository pada Mata Pelajaran Geografi Kelas XI IPS di SMA Negeri Banawa | Nurvita | Geotadulako 6023 20076 1 PB

0 0 15