Majalah Digital Kiblat Edisi Dzulhijjah 14351

SALAM

Bismillah...
Isu Islamic State (IS) tiba-tiba saja
menjadi trending topik media
nasional. Media-media Islam
yang telah lama memberitakan
kelompok yang lebih dikenal
dengan nama ISIS ini merasakan
keanehan.
Dalam sepekan saja, ISIS telah
menjadi sesuatu yang menakutkan
dan ancaman bagi NKRI. Kemudian
diikuti dengan penangkapanpenangkapan yang serampangan.
Proses penciptaan opini sampai
pada penindakan itu sangat cepat.
Benar-benar tidak imbang dengan
dinginnya hati para penguasa untuk
merespon isu kemanusiaan yang
telah melanda rakyat Suriah hampir
empat tahun. Ada apa ini? Kami

mencoba untuk mengungkapnya
dalam edisi ini.

Selamat membaca!

Redaktur Ahli : Abu Zahrah, Abu
Abdurrahman Pimpinan Redaksi :
Tony Syarqi Redaksi : Agus Abdullah,
Fahruddin, Dhani el-Ashimi, Bashirudin R,
Miftahul Ihsan
MAJALAH DIGITAL KIBLAT adalah
salah satu konten dari situs berita Islam
www.kiblat.net. Dapat diunduh dan
sebarluaskan secara cuma-cuma.
Email : kiblatmedia@gmail.com
Donasi: BCA 7735072587 BNI Syariah
0298526555 BNI Syariah atas nama Muh
Bashirudin Rosyed.

kiblat


Dzul Hijjah 1435 h

2

ISI
16 S i a pa B a s y a r
Asad?

18 Perang Membela
diri

Jurus Dewa
Mabuk ISIS
Digebuk

20 Fatwa-fatwa Ulama Dunia tentang
Jihad Suriah

4


27 Banyak Pengungsi Tak
Pernah Terdaftar

29 Suriah Semakin
Sendirian

30 Bantuan

Indonesia

36
40

ISIS Di Sebrang Lautan
Ditolak “Gajah” di Pelupuk
Mata Mau Diapakan?
Ketika Semua
Bercuap ISIS


Warga Indonesia
Jihad ke Suriah,
Apa Hukumnya?

15

45 TPM: BNPT Sudah Akui
ISIS Sebagai Negara
Resmi

46 Media Tak Adil Sikapi ISIS

dan Tragedi Kemanusiaan
Suriah

49 Asal Usul ISIL
55 Deklarasi Khilafah

26


Tragedi
Kemanusiaan
di Suriah

57 Seruan Khalifah
61 Tepisan Jubir
63 Kesaksian Amir
68 Tanggapan
Para Ulama

69 Biang Perpecahan
73 Takfir Ekstrem
76
78 Dilema di Balik Baiat
Jihad Aljazair

Sebagian Pemuda
kepada ISIS

52


Hubungan ISIS
dan Al-Qaidah
kiblat

Dzul Hijjah 1435 h

3

JURUS DEWA MABUK
ISIS DIGEBUK
ISIS menjadi isu santer di semua lapisan masyarakat. Bahkan sampai
pada tarap rapat terbatas sejumlah menteri dan pejabat terkait bersama
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ada apa sebenarnya?

S

ebulan pasca Deklarasi Khilafah
Islamiyah pada 29 Juni 2014 oleh
jamaah ISIS, kegiatan dan aktivitas

mereka tiba-tiba menjadi tranding
topik media nasional, baik cetak maupun
elektronik. Demikian pula di sosial media.
ISIS kemudian menggelinding menjadi isu
yang dibicarakan
publik
secara
l u a s .
Terutama setelah
beredar video di
kanal
Youtube
berjudul
“Join
The Ranks,” (JTR)
pada 30 Juli 2014.
Dalam
video
berlatar
a l a m

Suriah itu,
beberapa WNI
mengajak untuk
bergabung
dengan ISIS.

ISIS diberitakan sebagai kelompok
yang tidak mewakili Islam. Kekejaman
terhadap lawan dan masyarakat sipil
serta penganut agama yang berbeda
merupakan
topik
yang
disoroti.
Koran Kompas pada 22 Juni 2014
memberitakan: NIIS terkenal sadis ketika
bertempur di Suriah. Mereka membunuh
atau membantai dengan cara-cara keji
melampaui rasa kemanusiaan. Tindakan
yang sama kini mereka lakukan terhadap

pasukan Irak warga ulama atau tokoh
masyarakat tertentu. Tujuh hari lalu,
mereka mengeksekusi 12 ulama di Mosul.
Selain itu, mereka juga mengeksekusi
170 tentara Irak.
ISIS dikabarkan telah membuat ancaman
akan menghancurkan Mekkah
dan
menaklukkan Vatikan di Roma. Tidak
ketinggalan, ISIS juga akan memperluas
wilayahnya dari Jakarta hingga Andalusia
Spanyol sebagai bagian dari negara
khilafahnya.
Al-mustaqbal.net, pada Jumat, 7 Juli
2014, melaporkan tentang pembaiatan
ratusan orang untuk mendukung
Baghdadi dan ISIS di auditorium Syahida

Tentara ISIS di Irak


kiblat

Dzul Hijjah 1435 h

4

Inn, Kampus II UIN Ciputat.
Selain berita yang bersumber dari mediamedia Barat dan Timur Tengah, di dunia
nyata, lembaga-lembaga nasional dan
pemerintah, bahkan Presiden SBY dan
Menko Polhukam ambil bagian penting
dalam penciptaan opini tentang ISIS.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY) dengan tegas menolak Negara
Islam di Irak dan Sham (ISIS) yang
berganti menjadi Islamic State (IS) itu.
“Pemerintah dengan tegas menolak
penyebaran paham sesat ISIS di Tanah
Air karena bertentangan dan sangat
berbahaya bagi jati diri kita,” kata

Presiden SBY, Jumat (15/8/2014).
“Bagi generasi kini, ke Indonesia-an
lah yang harus kita pertahankan matimatian”. Kepala Negara meminta kepala
daerah untuk tegas dengan jaringan
ISIS. Ancaman ISIS merupakan ujian
bagi kebangsaan Indonesia. “Indonesia
adalah negara Ketuhanan bukan negara
agama,” tambahnya.

ISIS berpotensi menimbulkan pengaruh
negatif terhadap ideologi Pancasila,
kebhinekaan dan mengancam keutuhan
NKRI.
Senada dengan itu, Menteri Koordinator
Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko
Suyanto
menyatakan
pemerintah
Indonesia menolak keberadaan Negara
Islam Irak dan Suriah (ISIS) di kantor
Presiden, Senin (4/8/2014).
Penolakan terhadap keberadaan ISIS itu
merupakan hasil rapat terbatas sejumlah
menteri dan pejabat terkait bersama
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
dan Wakil Presiden Boediono di Kantor
Presiden, Senin (4/8/2014).
Hal itu kemudian diikuti dengan respon
serentak di berbagai daerah, baik aparat
kepolisian dan pemerintah setempat
dalam bentuk seminar, penyuluhan dan
tidak ketinggalan spanduk-spanduk
penolakan terhadap ISIS.

Pemerintah Pusat seperti dilansir di
Setkab telah bergerak cepat untuk
mengantisipasi ajaran ISIS. Melalui
Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi
telah mengirim surat edaran yang
ditujukan kepada kepala daerah mulai
gubernur hingga wali kota.
Gamawan Fauzi telah meminta seluruh
kepala daerah agar segera turun tangan
mencegah merebaknya pengaruh paham
radikal itu. Permintaan itu tertuang
dalam surat edaran No: 450/3806/SJ
tertanggal 7 Agustus 2014. Keberadaan

Salah satu aksi dukungan untuk ISIS dari Indonesia di Bundaran
HI, Jakarta

kiblat

Dzul Hijjah 1435 h

5

BNPT:
ISIS Termasuk Kategori Kelompok Teroris

Sementara itu, Kepala
Badan
Nasional
Penanggulangan
Terorisme
(BNPT)
Ansyaad Mbai langsung
menyatakan
bahwa
ISIS termasuk kategori
kelompok
teroris.
Mbai juga mengancam
akan
mencabut
kewarganegaraan siapa
saja yang mendukung
ISIS Irak. Menurutnya,
dukungan warga negara
Indonesia terhadap ISIS
merupakan pelanggaran
Undang-Undang
Kewarganegaraan.
Warga Indonesia yang
bersumpah ke negara
asing bisa kehilangan
status kewarganegaraan.
Ansyaad Mbai mencatat,
34 orang warga Indonesia
sendiri telah berangkat
dan terlibat dalam milisi
ISIS.

Ansyaad Mbai, Ketua Badan Nasional

massif.
Ada beberapa catatan
dari pemberitaan yang
sangat kompak tersebut.
Pertama, beberapa berita
tidak memiliki sumber
yang jelas. Salah satunya
adalah pernyataan bahwa
ISIS akan memperluas
wilayahnya dari Jakarta
hingga
Andalusia
Spanyol, seperti dilansir
oleh liputan6.com.

Penanggulangan Terorisme

Juni 2013, lalu berganti
lagi
dengan
nama
Negara Islam (IS) pada
29 Juni 2014. Mediamedia Islam Nusantara
telah lama memberitakan
ISIS.
Media-media
Barat dan Timur Tengah
dan Arab juga telah
memberitakannya. Tetapi
media-media
nasional
baru
mengangkatnya
sebulan setelah deklarasi
Khilafah
dan
sangat

L i p u t a n 6 . c o m
mengangkat
berita
tersebut
berdasarkan
video yang diterjemahkan
oleh MEMRI TV (Middle
East
Media
Research
Center).
Pejuang 1: Assalamua’laikum,
kami berada di Tanah Suci.
Alhamdulillah, kami
berada
di Suriah. Hari ini, kami akan
berbicara dalam bahasa Spanyol.
Di sini saya bersama seorang

Beberapa Keanehan

Banyak
orang
yang
telah lama mengikuti
berita
terkait
konflik
Suriah, terutama ISIS,
merasakan
keanehan
dalam pemberitaan yang
sangat masif tersebut.
ISIS sudah berdiri sejak
2006 di Irak dengan nama
ISI, kemudian berganti
nama menjadi ISIS pada

Screenshot clip video yang diklaim sebagai pejuang ISIS

kiblat

Dzul Hijjah 1435 h

6

ikhwan saya. Silahkan.
Pejuang 2: Bismillahirahmanirahim. Syukur kepada
Allah. Alhamdulillah, kita berada di Tanah Suci, di
negeri Syam.
Saya katakan ini kepada seluruh dunia untuk menjadi
peringatan:
Kami hidup di bawah naungan Islam, kekhalifahan
Islam. Kami berani mati syahid hingga membebaskan
seluruh negeri yang diduduki, dari Jakarta hingga
Andalusia, insya Allah. Mari saya katakan kepada
kamu, Spanyol adalah negeri para leluhur kami dan,
insya Allah, kami akan membebaskannya.

propaganda pro rezim Basyar Asad
yang selama ini getol banget membuat
dan
mempublikasikan
video-video
yang menyudutkan pejuang oposisi
(mujahidin). Kuat dugaan, dua orang
yang berbicara dalam video tersebut
hanyalah aktor yang disiapkan. Selain
itu, sumber-sumber resmi Daulah Islam
tidak merilis rekaman tersebut.
Kedua adalah tindakan aparat keamanan

MEMRI, menurut liputan6.com, adalah
suatu lembaga nirlaba yang melakukan
pemantauan berbagai media, tulisan
maupun video, berbahasa lokal Timur
Tengah untuk diterjemahkan ke dalam
Bahasa Inggris. Namun, bila dikaji lebih
dalam, MEMRI lebih banyak mengangkat
video-video Syiah. MEMRI-lah yang
menerjemahkan dan mempublikasikan
video anak-anak Syiah London yang
berpesta,
menerbangkan
balon
sambil menyanyikan lagu: Aisyah (istri
Rasulullah n) di Neraka.

“Karena Aisyah sekarang berada di Neraka!”

setelah menciptakan horor bagi publik
dengan ancaman ISIS. Hanya dalam
sepekan saja, pemberitaan ISIS telah
menimbulkan opini publik secara umum
bahwa ISIS adalah musuh bersama, dan
ancaman nyata bagi bangsa Indonesia.

Perlu disebutkan, video terjemahan
MEMRI tersebut berasal dari Channel
Syria Tube. Syria Tube adalah media

Seiring dengan terbentuknya opini
publik tersebut, aparat langsung
melakukan serangkaian penangkapan

“Apakah kalian bahagia?” tanya reporter dalam video
tersebut kepada anak-anak. “Ya, kami bahagia?”
“Kenapa?”

kiblat

Dzul Hijjah 1435 h

7

terhadap beberapa orang, dengan alasan
terlibat dalam organisasi ISIS. Beberapa
penangkapan alasannya sangat remeh
dan tidak masuk akal. Dalam rentang
waktu 8-25 Agustus 2014, Densus 88
telah melakukan 9 penangkapan (lihat
Gelap Mata Hanya Gegara Simbol).
Padahal,
ISIS
Indonesia
tidaklah
bersenjata, bahkan Forum Aktivis
Syariat Islam (FAKSI) yang mengawali
deklarasi dukungan dan baiat kepada
ISIS beberapa waktu lalu, mengaku
hanya sebagai fans club saja. “Dukungan
itu sebagai simpati dukungan kaum
muslimin di sini saja, ini Fans Club saja,”
kata Muhammad Fachry pemimpin
redaksi al-mustaqbal.net yang juga aktif
di Forum Aktivis Syariat Islam (FAKSI)
ini seperti dilansir dari Majalah GATRA
edisi 7-13 Agustus 2014.
Ketua Forum Daulah Islamiyyah, Dr.
Amir Mahmud memaparkan,
ISIS
merupakan sebuah gerakan ilegal yang
tidak diakui keberadaannya sebagai
negara oleh pihak Syria maupun pihak
Irak. Menurutnya, paham ISIS tidak
akan berkembang di Indonesia. Karena
paham ini dalam praktiknya sangat
menyimpang dari ajaran Islam
yang menjadi rahmat
bagi
semesta
alam.

Dr. Amir Mahmud, Ketua Forum Daulah
Islamiyyah

kiblat

Dzul Hijjah 1435 h

8

Pola Lama Perang Melawan Umat Islam
Jika ditelaah lebih dalam, pola BNPT dalam
menangani “ancaman” ISIS yang dianggap sebagai
kelompok radikal, mirip sekali dengan langkap
Amerika Serikat dalam perang melawan terorisme.
Pertama adalah labelling. BNPT telah memasukkan
ISIS dalam kategori kelompok teroris. Kemudian
didukung dengan seminar-seminar dan media
untuk menguatkan opini publik. Selanjutnya,
Densus 88 sebagai operator lapangan melakukan
penangkapan-penangkapan.
Isu ancaman ISIS ini di masa mendatang
kemungkinan akan menjadi alat yang kuat bagi
BNPT untuk menangkap aktivis Islam. Sekurangkurangnya sudah ada dua bukti yang menguatkan
hal ini.

Kedua, munculnya beberapa
orang bertampang preman
membuat graffiti bendera
ISIS di beberapa sudut masjid
basis aktivis Islam di Surakarta,
Jum’at 8 Agustus 2014.
Menurut warga setempat,
orang-orang
bertampang
preman itu membuat graffiti
ISIS hanya di lokasi yang



beberapa orang bertampang preman
membuat graffiti bendera ISIS di
beberapa sudut masjid basis aktivis
Islam di Surakarta. Selang beberapa
saat, tiba-tiba muncul polisi dan
wartawan yang memotret beberapa
tempat tersebut.



Pertama,
pemberitaan
deklarasi baiat dan pengibaran
bendera ISIS di Masjid AlMuhajirin Taman Galaxy Indah,
Bekasi Selatan pada Ahad, 3
Agustus 2014. Ternyata berita
ini fitnah belaka. Munasim,
Wakil Ketua RW setempat telah
menanyakan kepada pengurus
DKM, marbot, RT dan warga,
dan menelusurinya, namun
tidak ada acara itu.

Tembok bekas Grafitti semprotan orang tak
dikenal, yang buru-buru dihapus oleh warga
karena mencurigakan

memang menjadi basis pengajian. Yaitu
empat tempat: ditembok masjid Muhajirin
Semanggi, Musholla Al-Ikhlas Semanggi,
depan asrama putri SMA MTA, dan di depan
Masjid Al-Anshor Mojo, Pasar Kliwon.
Menurut penuturan warga yang enggan
disebutkan
namanya,
penyemprotan
tersebut berjalan sangat cepat. Pelaku sudah
menyiapkan pola graffiti bendera ISIS dan
cat semprot. Saat penyemprotan, motor yang
mereka kendarai tidak dimatikan, lalu kabur.
Selang beberapa saat, tiba-tiba muncul
kiblat

Dzul Hijjah 1435 h

9

polisi
dan
wartawan
yang memotret beberapa
tempat tersebut.
Target lain —yang bila
dikabulkan akan semakin
mempersempit gerak
umat Islam—yang
diinginkan oleh BNPT
melalui Ansyaad Mbai
adalah Undang-Undang
Terorisme agar dapat
menjerat orang-orang
yang menyebarkan
kebencian dan
permusuhan.
Menurutnya, jeratan
hukum terhadap
kelompok penyebar
kebencian ini merupakan
cara ampuh untuk
mencegah tindakan
terorisme.
“Inilah yang kita
usulkan, agar kegiatan
penyebaran kebencian
harus masuk dalam
kategori tindakan
kriminal. Ini kalau kita
ingin mencegah tindakan
teroris,” kata Ansyaad
Mbai, saat tampil sebagai
pembicara dalam diskusi
Indonesia Merespon
Ancaman ISIS, di Jakarta,
Senin (25/08).
Ansyad kemudian
memberikan contoh,
apa yang disebutnya

“penyebaran kebencian”
yang dilakukan oleh Ustad
Abubakar Ba’asyir di dalam
penjara Nusa Kambangan,
Cilacap, Jateng.
Menurutnya, Ustad telah
melakukan baiat kepada
pengikutnya untuk
mendukung Daulah Islam
(ISIS).
Apa yang dilakukan
oleh BNPT, atas dasar
perintah atau tidak, mirip
dengan rekomendasi Rand
Corporation Amerika dalam
penanganan terorisme dan
radikalisme Islam, menurut
mereka.

Rand Corporation
adalah lembaga nonprofit yang fokus pada
analisa kebijakan publik.
Dibentuk pada tanggal 14
Mei 1948 oleh Henry H.
Arnold di Amerika Serikat.
Pada mulanya institusi
ini menjadi satu bagian
dari industri pertahanan
Amerika Serikat, yaitu
Douglas Aircraft Company.
Douglas Aircraft
Company memiliki
berbagai divisi, termasuk
divisi pengembangan
persenjataan militer dan
inteligen.
Pertimbangan geopolitik
Amerika Serikat menjadi

kiblat

Dzul Hijjah 1435 h

10

penyebab
pemisahan unit
analisis intelijen
dan militer dari
Rand Corporation.
Pemisahan unit
analisis berdampak
pembentukan Rand
Corporation.
Rand Corporation
menjadi satu unit
korporasi yang
independen.
Korporasi ini
menjadi titik
pertemuan
antara swasta,
akademisi, militer,
dan pemerintah
Amerika Serikat.
Fokus awal dari
Rand Corporation
adalah pembuatan
persenjataan
dan teknologi
pertahanan di
Amerika Serikat.
Namun, Rand
Corporation
kemudian

berkembang menjadi
organisasi non-profit
dengan perluasan
cakupan hingga
perumusan kebijakan
negara.
Salah satu program
terpopulernya adalah
War on Terrorism
sebagaimana ditulis
tahun (2007) oleh
Angel Rabasa, Cheryl
Benard, Lowell
H.Schwartz, dan
Peter Sickle dengan
judul “Building
Moderate Muslims
Networks”
Jaringan muslim
moderat yang dalam
pandangan Amerika
bisa dijadikan
sebagai partner
luas untuk melawan
muslim radikal
adalah:


Kelompok
Muslim Sekular.
Didefinisikan oleh
Rand Corporation

“A n s y a a d M b a i
menegaskan bahwa
siapa pun WNI
yang menyatakan
simpatinya kepada
ISIS, maka ia sudah
masuk kategori
teroris. Meskipun ia
tak atau belum pernah
melakukan aksi
radikal dalam bentuk
teror kepada publik”

kiblat

Dzul Hijjah 1435 h

11

“Kita mend
nd
ndefi
d nisikan Islamis seb
e agai
eb
mereka yang menolak pe
emisahan
otoritas agama dari kekuasaan
n negara.
Yaitu Is
I lamis yang
ng berusah
ha untuk
memb
bangun sttru
r ktur po
olitik
i
dan
mene
egakkan syariatt Isllam
am. Perl
r u dicatat
bahw
wa definisi inii men
enca
ca
cak
akup Islamis
ya
y
ang
ng mengguna
akan car
a a ke
ar
keke
ke
kera
era
r san da
d n
n n-kekerasan.” (Deradicaliziing Islam
no
mist
Extr
Extr
trem
em
emists,
m
3)

sebagai mereka yang menolak
campur tangan agama dalam urusan
negara, dan berusaha membuat
undang-undang sekular sebagai
konstitusi negara.

BNPT
BN
PT
T tidaklah berbeda. Ans
nssya
yaad Mbai
men
me
negaskan bahwa siapa
p pun WNI yang
me
enyyatakan
n simpatiny
p
ya ke
k pa
pada ISIS,, mak
akka
ia sudah masuk kategori teroris. Meskipun
ia tak atau belum pernah melakukan aksi
radikal dalam bentuk teror kepada publik.
Kepala Badan Penanggulangan Terorisme
Nasional Indonesia Ansyaad Mbai, dalam
penilaian Rand, telah berhasil dalam
upaya deradikalisasi (baca: deislamisasi)
di Indonesia. Hal ini dinyatakan dalam
buku Deradicalizing Islamist Extremists
bahwa “BNPT sukses melawan jaringan
teroris dengan pengetahuan yang luas
dan mendalam tentang jaringan yang
diperoleh melalui interaksi polisi dengan
para tahanan.”



Kelompok
Muslim
liberal.
Didefinisikan oleh Rand Corporation
sebagai mereka yang meyakini bahwa
kebenaran nilai-nilai Islam sejalan
dengan demokrasi, pluralisme, hak
asasi manusia, kebebasan individu,
dan kesetaraan.



Kelompok Moderat Tradisionalis
dan kalangan sufi. Didefinisikan
oleh Rand Corporation sebagai
kelompok yang menentang gerakan
Salafi dan Wahabi, yang dianggap
bertentangan dengan nilai-nilai
tradisi dan keyakinan kelompok sufi.

Salah satu upaya BNPT sejak berdiri tahun
2010 lalu adalah mendefinisikan ulang
istilah-istilah syariat Islam yang dianggap
sebagai pemicu radikalisme. Dan ini
merupakan salah satu rekomendasi Rand
untuk Timur Tengah dan Asia Tenggara:

Sedangkan Muslim Radikal yang
diperangi oleh Amerika dengan program
Deradikalisasi adalah:

“Negara-negara ini (dengan pengecualian
Singapura) secara eksplisit merupakan
pemerintah Islam atau negara mayoritas
Muslim. Maka pemerintah harus terlibat
kiblat

Dzul Hijjah 1435 h

12

dalam hal penafsiran agama
mempromosikan
Islam
versi
pemerintah.”

untuk
resmi

Banyak tokoh melihat apa yang dilakukan
oleh BNPT adalah upaya monsterisasi atau
kriminalisasi ide khilafah dan penegakan
syariat Islam. “Jangan karena ISIS membawa
gagasan syariat Islam lalu semua yang
membawa gagasan syariat Islam dianggap
sebagai ISIS. Begitu juga simbol-simbol
islam yang lain, seperti bendera dan
lainnya. Jangan sembarangan meng-ISISkan yang bukan ISIS karena bisa merugikan
kita sendiri,” ungkap Wakil Menteri Agama
Prof. Dr. Nazaruddin Umar saat menjadi
narasumber dalam workshop di gedung
pertemuan Kementrian Agama, Kamis
(14/08) di Lapangan Banteng, Jakarta.
Ide khilafah yang ditakutkan oleh BNPT.
Hal ini tampak dalam penangkapan siapa
saja yang membawa atribut Islam yang
kebetulan sama dengan ISIS. Pernyataanpernyataan Mbai juga menguatkan hal
itu. “Saya heran kenapa HTI ngotot sekali
untuk konsisten menegakkan khilafah di
Indonesia,” ujar Ansyaad dalam dialog
bertajuk “Warning ISIS; Antara Ideologi
Agama Vs Gerakan Politik Global,” di
Gedung Kementerian Agama, Jakarta
(Kamis, 14/8). Menurut Ansyaad yang
mengaku banyak bertanya pada ulama dan
Majelis Ulama Indonesia, khilafah tidak
relevan jika diterapkan di Indonesia.

“ Pe r i o d e k e n a b i a n
akan berlangsung pada
kalian dalam beberapa
tahun, kemudian Allah
mengangkatnya. Setelah
itu datang periode
khilafah aala minhaj
nubuwwah (kekhilafahan
sesuai manhaj kenabian),
selama beberapa masa
h i n g g a A l l a h t a ’a l a
mengangkatnya.
Kemudian datang periode
mulkan aadhdhan
(penguasa-penguasa
yang menggigit)
selama beberapa
masa. Selanjutnya
datang periode mulkan
jabbriyyan (penguasapenguasa yang
memaksakan kehendak)
dalam beberapa masa
hingga waktu yang
ditentukan Allah
t a ’a l a . S e t e l a h i t u a k a n
terulang kembali periode
khilafah ‘ala minhaj
nubuwwah. Kemudian
Nabi Muhammad saw
d i a m .” ( H R A h m a d ;
Shahih).

Ancaman pencabutan kewarganegaraan di
Indonesia juga menunjukkan bahwa yang
ditakutkan adalah dukungan terhadap ide
khilafah yang menurut konsep Islam tidak
(Tony
mengenal batas-batas teritorial.
Syarqi)

.

kiblat

Dzul Hijjah 1435 h

13

Ingin Beriklan
di Majalah Kiblat?
Hubungi:
kiblatmedia@gmail.com
cp: 082134777734

kiblat

Dzul Hijjah 1435 h

14

Warga
Indonesia
Jihad ke Suriah,
Apa Hukumnya?
”Siapa saja yang menyaksikan seorang mukmin dihinakan,
lalu ia tidak menolongnya padahal mampu untuk melakukannya, sungguh Allah akan menghinakannya di hari
kiamat di hadapan manusia.” (HR. Ahmad)
kiblat

Dzul Hijjah 1435 h

15

P

erjuangan rakyat Suriah
hari ini adalah salah satu
contoh pembelaan diri dari
tindakan kejahatan. Sudah
bertahun-tahun mereka
hidup di bawah kekejaman
rezim Syiah Nusyairiyah.
Berbagai macam bentuk
kekerasan menimpa rakyat
Suriah, puluhan ribu anak
kecil dan wanita dibantai,
jutaan lainnya terusir dari
kampung halaman.
Masjid-masjid dihancurkan
dan dinodai kesuciannya.
Kaum muslimin
dibombardir saat
menunaikan shalat Jum’at.
Dalam rentang waktu 15
Mei 2011 sampai 6 Juni
2013, militer Basyar Asad
telah menghancurkan
lebih dari 1451 masjid,
antara hancur total dan
sebagian. Tidak kurang
dari 48 Khatib dan Imam
masjid ikut terbunuh dalam
penghancuran ini.

Siapa
Basyar
Asad?

B

anyak orang mengira konflik Suriah adalah perang
saudara. Padahal pada hakekatnya perang Suriah tidak
lepas dari penindasan akidah yang telah menimpa rakyat
Suriah. Dimulai dari Sulaiman Asad, Hafidz Asad, dan
sekarang Basyar Asad, hampir selama 40 tahun.
Sebagian orang mengatakan, Basyar Asad tidaklah mengenal
Nusyairiyah kecuali namanya saja. Namun fakta dukungan
dan pembelaan dari Syiah Iran, Irak, Hizbullah Lebanon sulit
untuk menampik bahwa rezim Basyar adalah pemerintahan
Syiah. Tangan dinginnya dalam pembantaian, penghancuran
kiblat

Dzul Hijjah 1435 h

16

membongkar
kiswahnya. Mereka
menyembelih
jamaah haji
meskipun
berlindung di
balik tirai Ka’bah.

masjid, dan sejumlah
kebrutalan lain
membuat seorang
spesialis dalam sekte
Syiah, Dr Majdi AlRab’i, berkesimpulan
bahwa rezim Suriah
hari ini adalah
perwujudan baru sekte
Syiah Qaramithah masa
lalu.
Syiah Qaramithah
(salah satu sekte
bathiniyah syiah) pada
tahun 317 Hijriah
tepatnya pada hari
Tarwih, menyerang
para jamaah haji
dan membunuh
lebih daripada 30
ribu jiwa. Mereka
menghancurkan kubah
Zamzam, mencopot
pintu Ka’bah, dan

“Suatu hari kami pergi
ke para petinggi militer
rezim di Homs, kami
nasihati mereka untuk
menghentikan segala
bentuk kekejaman dan
kezaliman. Namun
hasilnya nihil, mereka
tetap saja sombong dan
besar kepala serta terus
melakukan kekejaman
dan penindasan,” ujar
Syaikh Anas.
Setelah berkobarnya
revolusi di seluruh
Suriah, para ulama
mengeluarkan
pernyataan tegas
kepada rezim. Lebih
dari sepuluh tuntutan
disampaikan para ulama
dan diliput oleh seluruh
media di Suriah.

Syaikh Anas Syuwaid dalam wawancara
dengan wartawan JITU beberapa waktu
lalu di Turki.

Jauh sebelum revolusi,
sebenarnya para ulama
sudah sering memberikan
nasihat dan arahan kepada
Basyar Asad agar tidak
bertindak zalim terhadap
warga Suriah yang
mayoritas Muslim (Ahlus
Sunah Wal Jama’ah). Salah
satunya adalah Syaikh Anas
Suwaid, anggota Rabithah
Ulama Homs.

“Kami pun
memberanikan diri
untuk langsung
menyampaikannya ke
hadapan Basyar Asad.
Sekitar 20 perwakilan
ulama termasuk saya
di antaranya ikut serta
dalam pertemuan
dengan Basyar Asad,”
terang ulama muda ini.
Di hadapan Basyar,
lanjut Syaikh Anas, para
ulama menyampaikan
semua tragedi dan
krisis kemanusiaan
yang terjadi, dari
mulai pemerkosaan,
kiblat

Dzul Hijjah 1435 h

17

Tentara Jaisyu Mahdi Irak yang beroperasi di
Suriah

Akan tetapi rakyat
Suriah tidak pernah
menyangka bahwa
“Hizbullah” Lebanon
akan turut campur
tangan dengan
membela rezim dan
mengirim milisinya
untuk memerangi

penyiksaan, hingga
pembunuhan. Para
ulama menyampaikan
ini semua kepadanya
karena mereka melihat
Basyar sebagai
orang yang mewakili
kekuatan militer.
“Namun tidaklah kami
sampai kembali ke
rumah-rumah kami
melainkan setiap hari
bertambah kekejaman
dan keganasan
yang dilancarkan
olehnya. Dari mulai
penyembelihan anakanak, pemerkosaan,
pengeboman, hingga
pembumihangusan,
dan lainnya,” beber
Syaikh Anas.

Salah satu upaca pemakaman
tentara Hizbullah Lebanon yang
tewas di Suriah

Abu Syahid Komandan Brigade Abu
Fadl Al-Abbas Irak di Suriah, memberi
hormat kepada foto Basyar Asad sebelum
bertempur [foto: Abna.co]

rakyat Suriah. “Hizbullah”
dengan terang-terangan
mengumumkan melibatkan
diri dalam pertempuran di
Suriah, melindungi rezim
Basyar Al Asad pada akhir
tahun 2012. Pada April
2013, mereka mengirimkan
ribuan tentara ke Qushair
untuk membantu pasukan
rezim merebut kota
yang berbatasan dengan
Lebanon tersebut.
Kota Jdaidah Artouz

di pinggiran Damaskus
adalah salah satu ladang
pembantaian rezim Basyar
Asad yang dibantu milisi
Syiah Lebanon ini. Pada
tahun 2013, tentara Basyar
masuk kota itu bersama milisi
Syiah Lebanon dan pasukan
khusus Garda Republik.
Mereka membantai lebih dari
350 warga. Mulai dari bayi
sampai warga sepuh, dengan
menggunakan berbagai
senjata, mulai dari senapan
sampai pisau.
Intervensi “Hizbullah” di
Suriah juga mendapatkan
kecaman dari Ketua
Persatuan Ulama
Internasional Syaikh DR
Muhammad Yusuf AlQaradhawi. Beliau pun
mengatakan, “Hizbullah”
yang dalam bahasa Arab
berarti “Partai Allah” lebih
cocok disebut “Partai Setan”.
“Pemimpin partai setan itu
datang untuk melawan kaum
Muslimin. Sekarang kita tahu
apa yang diinginkan Iran.
Mereka ingin meneruskan
pembantaian terhadap
(Muslim) Sunni. Bagaimana
mungkin seratus juta
penganut Syiah di seluruh
dunia bisa mengalahkan
Muslim (Sunni) yang
mencapai 1,7 miliar orang?
Ini hanya karena Muslim
Sunni lemah,” papar AlQaradhawi.
kiblat

Dzul Hijjah 1435 h

18

Perang
Membela
Diri
Rakyat Suriah
hanyalah membela
diri dari serangan keji
rezim Nushairiyah.
Perlawanan mereka
adalah jihad defensif.
Dalam istilah fikih
Islam, jihad seperti ini
masuk dalam kategori
jihad daf ’u shail. Ibnu
Taimiyyah menyebut
jihad defensif sebagai
jihad daf ’u shail yang
paling berat dan paling

ijma’. Jika musuh menyerang
untuk merusak agama dan
dunia, tidak ada sesuatu
yang lebih wajib setelah
beriman selain melawannya,
tidak dipersyaratkan adanya
syarat apapun, tetapi dia
harus melawan sesuai
kemampuan yang ada. Hal
ini telah ditegaskan oleh
para ulama madzhab kami
dan madzhab lainnya, maka
wajib dibedakan antara
melawan musuh zalim kafir
yang menyerang ( jihad
difa’) dengan jihad melawan
mereka di negeri mereka
( jihad thalab).” (Fatawa AlKubra, 5/537)

Daf’u shail
“Jihad defensif merupakan bentuk jihad daf’u shail
dari serangan terhadap kehormatan dan agama
yang paling urgen kedudukannya. Hukumnya adalah
wajib berdasarkan ijma’. Jika musuh menyerang
untuk merusak agama dan dunia, tidak ada sesuatu
yang lebih wajib setelah beriman selain melawannya,
tidak dipersyaratkan adanya syarat apapun, tetapi
dia harus melawan sesuai kemampuan yang ada.”

utama kedudukannya.
Beliau berkata:
“Jihad defensif
merupakan bentuk
jihad daf’u shail dari
serangan terhadap
kehormatan dan
agama yang paling
urgen kedudukannya.
Hukumnya adalah
wajib berdasarkan

Pada dasarnya syari’at daf’u
shail adalah pembelaan
diri dari segala bentuk
tindakan kejahatan. Seorang
muslim sah melakukan
pembelaan atau perlawanan
jika kehormatan, harta dan
dirinya dalam keadaan
terancam. Secara bahasa
daf ’ul shail terdiri dari
dua suku kata, yaitu kata
daf ’u dan shail. Daf ’u

secara bahasa bermakna
mencegah, menolak,
memaksa atau melampaui
batas. Sedangkan shail
berasal dari kata shala
yang bermakna menerkam,
merampas, menyerang
atau dalam istilah umum
diartikan juga dengan
setiap usaha untuk
merampas sesuatu yang
terjamin keamanannya
tanpa melalui proses yang
benar. (Ibnu Mandzur, Lisan
Al-’Arab, 13/411, Maqayis Fi
Al-Lughah, Bab “Shad”, hal:
156)
Secara istilah, menurut
Imam Nawawi daf ’u as-shail
adalah setiap usaha untuk
mencegah, menyingkirkan
atau menolak segala bentuk
kejahatan terhadap kaum
muslimin, orang dzimmi,
budak, orang merdeka,
anak kecil, orang gila
atau perampasan harta.
Hukumnya adalah boleh
untuk menjaga kehormatan
jiwa dan harta. Bahkan
dalam taraf tertentu
hukumnya menjadi wajib.
(lihat: An-Nawawi, Raudahtu
Thalibin: 10/186)
kiblat

Dzul Hijjah 1435 h

19

Fatwa
Ulama
Dunia

Salah seorang ulama Saudi
menyebutkan bahwa apa
yang terjadi di Suriah adalah
fitnah. Kaum muslimin
harus menjauhinya. Hal
ini mengundang banyak
tanggapan. Syaikh Abdul Aziz Ath-Thuraifi,
termasuk jajaran ulama senior Arab Saudi,
mengatakan, “Apa yang terjadi di Suriah bukanlah
fitnah atau perang biasa, melainkan jihad. Apa
yang sedang terjadi di Syam adalah jihad. Tidak
boleh disebut dengan ungkapan perang fitnah atau
perang biasa, meskipun secara istilah bahasa bisa
disebut dengan kata perang. Akan tetapi, sejatinya
itu adalah jihad fi sabilillah.”

“Seseorang membela
hartanya, maka Allah
menjadikannya sebagai
syahid bila terbunuh.
Bagaimana dengan orang
yang terbunuh dalam perang
pertahanan (daf’u shail) untuk
menegakkan kalimat Allah
Azza wa Jalla? Tidak diragukan



Apa yang terjadi di Suriah saat
ini termasuk Jihad Daf’i dan
pertahanan diri. Ini adalah hak
yang dijamin oleh undang-undang
ilahi, norma-norma internasional,
dan tidak dibantah oleh orang
masih waras.



Beliau menegaskan, “Orang
yang membela darah bangsa
Arab adalah mujahidin.
Mereka adalah menolong
agama dan kehormatan
mereka. Sekurang-kurangnya,
manusia yang membela harta
dan kehormatannya walaupun
tidak bermaksud untuk
menegakan kalimat Allah, ia
telah melakukan jihad defensif
(daf ’u shail). “Siapa yang
berperang untuk membela
hartanya maka dia syahid,”
katanya mengutip sabda Nabi
n.

Dr Yusuf Qardhawi Ketua Asosiasi Ulama
Muslim Internasional

bahwa perbuatannya lebih agung di sisi
Allah,” tambahnya. (http://www.youtube.
com/watch?v=81NZGJvLKoo)
Dari lapangan langsung, Syaikh Ahmad
Ulwan menjelaskan apa yang terjadi di
Suriah. Anggota Dewan Yudisial Tertinggi di
provinsi Idlib sekaligus komandan Brigade
Ibadurrahman Al-Islami ini mengatakan,
“Apa yang terjadi di Suriah saat ini termasuk
Jihad Daf ’i dan pertahanan diri. Ini adalah
hak yang dijamin oleh undang-undang
ilahi, norma-norma internasional, dan tidak
dibantah oleh orang masih waras.”

kiblat

Dzul Hijjah 1435 h

20

Dia menambahkan, “Kami
di Suriah telah dizalimi
dalam agama dan
kehormatan, dan darah
kami. Masjid-masjid kami
dihancurkan! Kami dibom
dengan pesawat MiG,
rudal Scud, bom barel
dengan TNT, tank dan
mortir. Bukankah kami
berhak untuk membela
diri?”
“Ada ratusan
pembantaian terjadi
di beberapa bagian
Suriah, bukankah rakyat
Suriah berhak untuk
membela kesucian
mereka?” tanyanya. Allah
berfirman, “Jika mereka
meminta pertolongan
kepadamu dalam (urusan
pembelaan) agama, maka
kamu wajib memberikan
pertolongan kecuali
terhadap kaum yang
telah ada perjanjian
antara kamu dengan
mereka.” (Al-Anfal: 71).
“Apa masuk akal bila
Syiah di Iran, Irak,
Yaman, Lebanon saling
memanggil untuk masuk
ke Suriah demi membela
sistem sektarian ini,
namun beberapa
thalibul ilmi tidak
berani berfatwa tentang
wajibnya mendukung
rakyat Suriah dan untuk
mempertahankan

kesucian mereka?”
tambahnya. (https://
www.youtube.com/
watch?v=e29EqqsG7G0)
Dalam konteks yang
sama, Syaikh Saud AlSyuraim, Imam Masjid alHaram, menyamakan apa
yang dilakukan oleh rezim
Basyar al-Asad di Suriah,
dengan invasi Mongol ke
Damaskus.
Syaikh Shuraim
mengatakan, “Perang di
Suriah adalah gambaran
baru dari invasi Mongol
ke Damaskus pada 702
H, dalam Pertempuran
Shaqhab yang populer.
Kemenangan adalah
milik ahli haq. Alangkah

samanya peristiwa itu
dengan sekarang.”
Beliau menjelaskan
bahwa perang Suriah
bukan perang antar suku.
Siapa pun tahu dimensi
peperangan di Suriah,
kecuali orang yang buta
mata hatinya. Karena
itulah beliau mengatakan,
“Meninggalkan
pertolongan kepada
saudara muslim
dan keislamannya
kepada musuh yang
menyerangnya adalah
bentuk pengkhianatan dan
ketidakpedulian.
Sebaliknya, wajib menjaga
dan membelanya bila ia
diserang, Dalam hadits
kiblat

Dzul Hijjah 1435 h

21

Syaikh Dr Ajil An-Nasyimi Mufti
Kuwait.

Syaikh Dr Sa’ud Syuraim Imam
dan Khatib Masjidil Haram,
Mekkah Mukarramah.

disebutkan, ‘Seorang
muslim adalah saudara
bagi muslim lainnnya.
Ia tidak menzalimi atau
menyerahkannya kepada
musuh’.” (https://twitter.
com/saudalshureem/status/
334334849169121281)
Berdasarkan fakta-fakta
tersebut, Mufti Kuwait, Dr.
Ajil An-Nasyimi menyerukan
wajibnya seruan umum
dari para penguasa untuk
jihad ke Suriah. Sebab,
menurutnya, syaratsyaratnya sudah sempurna
sesuai ketentuan syariat.
“Para fuqaha dalam
permasalahan yang terjadi
Suriah hari ini, mereka harus
memfatwakan jihad.”

“Kami dalam urusan ini
mengatakan, ‘Syaratsyarat jihad yang tertulis
dalam Kitab Allah dan
Sunnah Nabi n telah
terwujud, maka wajib
bagi setiap manusia
sesuai kemampuannya
dan bagi penguasa untuk
membuat seruan umum
dengan kalimat masingmasing’.”
Menurutnya, jihad
menjadi wajib bagi
kaum muslimin yang
lebih dekat dan dan
seterusnya sampai yang
terjauh. Sedangkan bagi
rakyat Suriah sendiri
lebih besar tingkat
kewajibannya. (https://
www.youtube.com/
watch? v=Z7aG78KwE-w)
Seruan jihad ke Suriah
secara terbuka akhirnya
dikeluarkan oleh
Asosiasi Ulama Muslim
Dunia dalam muktamar

Syaikh Muhamad Hassan
Ulama Mesir

luar biasa dengan
tema “Peran Ulama
dalam Mendukung
Rakyat Suriah” yang
diselenggarakan pada
Kamis (13/6/2013),
di salah satu hotel di
ibukota Kairo Mesir.
Seruan ini keluar, di
antaranya menyikapi
keterlibatan Hizbullah
Lebanon secara besarbesaran dalam perang
Qushair pada Mei
2013.
Dalam final statement
yang dibacakan syaikh
Muhammad Hasan,
ulama asal Mesir,
di hadapan ulama
dunia yang hadir,
Asosiasi Ulama Muslim
mengatakan, “Jihad
menolong saudara kita
di Suriah hukumnya
Wajib. Baik dengan
jiwa, harta, senjata dan
segala bentuk Jihad
dan pertolongan yang
kiblat

Dzul Hijjah 1435 h

22

Sekitar 500 tokoh dan ulama dunia
hadir dalam Muktamar

dapat menyelamatkan
rakyat Suriah dari
cengkeraman bengis
rezim Syiah”
Masih dalam forum
yang sama, Ketua
Asosiasi Ulama Dunia,
Dr. Yusuf Qardhawi juga
membantah anggapan
konflik yang telah
merenggut nyawa
puluhan ribu warga sipil
Suriah tersebut sebagai
perang saudara.
“Perang itu (di Suriah)
bukanlah perang
saudara, akan tetapi
perang terhadap Islam
dan Ahlu Sunnah.
Seruanku ini kepada
seluruh umat Islam di
seluruh Dunia untuk
ikut serta melindungi
saudara-saudara
mereka (di Suriah),”
tegasnya. (http://www.
kiblat.net/2013/06/14/
syaikh-qardhawiperang-di-suriah-adalahperang-terhadap-islamdan-kaum-muslimin).
Dalam Majelis Umum
Keempat Asosiasi Ulama
Dunia, yang diadakan
di Istanbul Turki pada

Jihad menolong
saudara kita di Suriah
hukumnya Wajib.
Baik dengan jiwa,
harta, senjata dan
segala bentuk Jihad
dan pertolongan yang
dapat menyelamatkan
rakyat Suriah dari
cengkeraman bengis
rezim Syiah Jihad
menolong saudara
kita di Suriah
hukumnya Wajib.
Baik dengan jiwa,
harta, senjata dan
segala bentuk Jihad
dan pertolongan yang
dapat menyelamatkan
rakyat Suriah dari
cengkeraman bengis
rezim Syiah.

20-22 Agustus 2014,
juga ditegaskan bahwa
umat Islam yang masih
memiliki hati harus
mendukung rakyat
Suriah dan meringankan
penderitaan mereka.
“Bukan rahasia lagi
bagi orang yang
berpikir waras bahwa

apa yang terjadi di
Suriah adalah perang
sektarian, kekejian,
dan pemusnahan yang
merenggut nyawa orangorang tak bersalah,
seperti anak-anak,
wanita dan orang tua.
Mereka yang selamat
dari mesin pembunuh
itu akan masuk ke mesin
pengungsian,” ungkap
Majelis dalam final
statementnya. Dalam
konteks ini, Majelis, di
antaranya, menegaskan:
Para tokoh dan siapa saja
yang masih memiliki hati
di dunia ini harus wajib
berdiri di pihak rakyat
Suriah dalam penderitaan
mereka....
(http://mubasher-misr.
aljazeera.net/news/
2014827142213485230.
htm)
Fatwa-fatwa tersebut
selaras dengan apa
yang telah ditentukan
oleh para ulama masa
lalu dalam kitab-kitab
fikih jihad. Mereka
telah bersepakat
bahwa jika musuh
telah menyerang suatu
kiblat

Dzul Hijjah 1435 h

23

negeri kaum muslimin, maka jihad
melawan musuh menjadi wajib ‘ain bagi
seluruh penduduk negeri tersebut. Bila
penduduk negeri tersebut tidak mampu
mengusir musuh, maka kaum muslimin
di negeri-negeri tetangga wajib
membantu. Bila penduduk negeri-negeri
tetangga terebut juga belum mampu
mengusir musuh, kewajiban mengusir
musuh meluas sampai akhirnya
mengenai seluruh umat Islam di seluruh
penjuru dunia.

Demikianlah persaudaraan dalam
Islam. Kepedulian terhadap sesama
muslim mendapat perhatian besar
dalam syariat. Ketika sebagian daerah
kaum muslimin diserang oleh musuh
sementara mereka tidak mampu
melawannya maka kaum muslimin yang
lainnya wajib membantu. Bahkan Allah
pun menegur bagi mereka yang tidak
peduli dan tidak mau membela kaum
muslimin yang sedang dianiaya oleh
musuh.

Beliau juga menyatakan, “Jika musuh
hendak menyerang kaum muslimin,
maka wajib atas seluruh kaum muslimin
yang menjadi target serangan untuk
melawan dan wajib atas kaum muslimin
lainnya untuk menolong kaum muslimin
yang diserang, sebagaimana firman
Allah Subhanahu wa Ta’ala :

“Mengapa kamu tidak mau berjuang di
jalan Allah dan (membela) orang-orang
yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita
maupun anak-anak yang semuanya
berdoa, ‘Ya Tuhan kami, keluarkanlah
kami dari negeri yang penduduknya
zalim ini dan berilah kami pelindung,
dan penolong dari sisi Engkau!’.” (QS.
An-Nisa’: 75).

“Jika mereka meminta pertolongan
kepadamu dalam (urusan pembelaan)
agama, maka kamu wajib memberikan
pertolongan kecuali terhadap kaum
yang telah ada perjanjian antara kamu
dengan mereka”. [Al Anfal : 72)
Sebagaimana Nabi n memerintahkan
agar menolong kaum muslimin.
Kewajiban ini disesuaikan dengan
kemampuan masing-masing.” (Lihat:
Majmu’ Fatawa, XIV/46)
Imam Al-Qurthubi mengatakan, “Siapa
saja mengetahui kelemahan kaum
muslimin dalam menghadapi musuh,
dan ia mengetahui bahwa ia bisa
membantu mereka; maka ia juga wajib
keluar berperang mengusir musuh.”
(Tafsir Al-Qurtubi, 8/151)

Dr Muhammad Mursi dalam
sambutan Muktamar Ulama Umat
yang menghasilkan fatwa jihad wajib
untuk menolong rakyat Suriah.

kiblat
kibl
lat

DzullH
Dzu
Dz
l Hijjah
Hij
iijj
jjjah 143
1435
4 5h

24
2
4

Berlakunya fardhu ain mulai dari kaum muslimin
yang terdekat (minal aqrab fal aqrab) ketika
penduduk setempat tidak mampu melaksanakan
kewajiban
tersebut
telah
mengundang
kepedulian kaum muslimin dunia untuk
membantu rakyat Suriah. Sejak awal konflik
sampai Maret 2013 diperkirakan 2000 sampai
5500 mujahidin dari luar telah memasuki Suriah
dan berjuang demi membela saudara-saudara mereka yang terzalimi. Jabhah
Nusrah, misalnya, yang pejuangnya banyak dari luar Suriah, mengangkat
slogan: “Wahai penduduk Suriah, kami tebus kalian dengan darah kami.”

Menyambut Seruan

Ulama

Berdasarkan perintah dan hukum Islam yang jelas itu, maka keberangkatan
kaum muslimin ke Suriah, termasuk 34 warga Indonesia —jika ini benar—
seperti dikabarkan oleh BNPT, mestinya tidak disikapi dengan kekhawatiran
mereka akan berbuat teror di negerinya sendiri. Atau melabeli mereka sebagai
teroris, mengikuti kebijakan Amerika Serikat. Sebab mereka berangkat
atas dasar fardhu ain untuk membela saudara-saudaranya. Fardhu ain bagi
masyarakat muslim yang jauh adalah menjadi gugur ketika dengan bantuan
itu terwujudlah kekuatan untuk melawan kezaliman.

Dua ratus juta Muslim Indonesia
seharusnya bersyukur karena—
seperti disebutkan oleh Ansyaad
Mbai—telah ada 34 orang yang
menjalankan kewajiban tersebut,
mewakili mereka. Sebagai
negara penyandang muslim
terbesar di dunia, maka perkara
yang wajib dipikirkan adalah
apakah dengan 34 orang saja
itu telah cukup untuk menolong
masyarakat muslim Suriah? Bila
tidak, jumlah itu harus ditambah.
Sebab ketentuan hukum Islam
dalam hal ini telah jelas. Mereka
berangkat ke Suriah demi
menjalankan perintah agama.
Bukankah menjalankan agama
masing-masing dijamin oleh
Undang-Undang?
[Agus Abdullah dan Fakhruddin]

.

kiblat

Dzul Hijjah 1435 h

25

tragedi Kemanusiaan
Sebelum perang, Nasir adalah keluarga terkaya di Aleppo. Sekarang ia,
istri dan anak-anaknya—termasuk bayi dua bulan— tidur di jalan-jalan
Istanbul Turki. Mereka adalah salah satu dari 3 juta pengungsi dari Suriah, banyak dari mereka hidup dalam keputus-asaan. [foto: UNHCR]

K

onflik Suriah meletus
sejak
Maret
2011,
ketika pasukan keamanan
menindak pengunjuk rasa
dengan peluru panas. Hal
ini memicu perlawanan
terhadap rezim Basyar,
yang sampai saat ini telah
meningkat menjadi perang
panjang yang melibatkan
banyak pihak.
Navi Pillay wanita kelahiran
Afrika
Selatan,
yang
bertugas selama enam
tahun sebagai kepala komisi
HAM PBB pada akhir bulan
Agustus 2014 lalu, telah
mengkritik para pemimpin
dunia atas kelesuan mereka

terhadap konflik Suriah.
Pillay mengatakan dalam
sebuah pernyataan pada
hari
Jumat
kurangnya
perhatian global di Suriah
adalah skandal.
“Ini adalah skandal! Orangorang
dalam
keadaan
yang terluka, mengungsi,
ditahan, dan ada lagi kerabat
mereka yang tewas atau
hilang tidak lagi menarik
banyak perhatian,” katanya,
“Para pembunuh, perusak
dan penyiksa di Suriah
telah diberdayakan dan
berani karena kelumpuhan
internasional.”

Pillay menyebutkan bahwa
jumlah korban konflik Suriah
lebih dari 191.369 kematian
yang tercatat antara Maret
2011 ketika perang pecah
dan April tahun ini, di
antaranya adalah 9.000
anak-anak. Termasuk lebih
dari 2.000 di bawah usia 10
tahun, tambahnya. Tetapi
ia memperingatkan bahwa
usia korban yang belum
dicatat lebih dari 80 persen
kasus. Angka sebenarnya
bisa lebih dari itu. Hampir 52
ribu kematian tidak dihitung
karena tidak memiliki nama,
tanggal atau lokasi, selain
banyak pembunuhan juga
kiblat

Dzul Hijjah 1435 h

26

tidak dilaporkan. Juru bicara Navi Pillay, Rupert
Colville
mengungkapkan, “Yang
paling penting untuk diingat
adalah bahwa ini bukan sekadar
angka, melainkan orang.”
Pillay
mengatakan
bahwa kejahatan perang
dan
kejahatan
terhadap
kemanusiaan telah dilakukan berkalikali dengan impunitas (kekebalan
hukum) total”. Ia menyesalkan
Dewan Keamanan telah gagal
dan menemui jalan buntu untuk
merujuk kasus Suriah ke Mahkamah
Pidana Internasional.

Jumlah korban perang Suriah
menurut Lembaga HAM SNHR
per 27 Juli 2014

Yang paling
penting untuk
diingat adalah
bahwa ini
bukan sekadar
angka,
melainkan
orang.

Laporan SNHR, Juli 2014, 88% korban mati
disebabkan oleh rezim Basyar Asad. Banyaknya korban
tersebut disebabkan rezim Suriah telah melakukan
kebrutalan dan extrajudicial killing (pembunuhan di luar
batas). Rabu 21 Juli 2013, rezim telah mengggunakan
senjata kimia menargetkan banyak desa dan kota-kota di
Damaskus, seperti di Ain Terma, Zamalka, Sakba, Harasta,
Kafr Batna, lingkungan Jober, Hazza, Arbeen, Hamoorya, dan
M’adamyet Alsham. Pemerintah Suriah telah meluncurkan
puluhan rudal yang menargetkan tempat-tempat kediaman
warga sipil dan desa-desa terdekat di Ghauthah Timur. Hal
ini telah menyebabkan kematian 1.300 jiwa.
Beberapa organisasi masyarakat sipil Suriah mengutuk
kejahatan buruk itu, dan juga diamnya masyarakat
internasional. Mereka melihat kejahatan ini sebagai
genosida, dan menuntut komisi internasional melakukan
penyelidikan di Suriah secara objektif dan menempatkan
istilah hukum yang tepat pada kejahatan yang dilakukan
oleh rezim. [Agus]

Menurut Lembaga HAM Suriah (SNHR), 89%
korban adalah warga sipil, 7% di antaranya
anak-anak, 8% wanita dan 3% karena siksaan.
Hanya 11% korban dari militer.
[Source: Data SNHR per 27 Juli 2014]

kiblat

Dzul Hijjah 1435 h

27

Banyak
Pengungsi
Tak Pernah
Terdaftar
terb
te
rbaru
u ol
oleh
eh Asosias
assi So
asi
Soli
l da
daritas
u tu
un
tuk
uk Pe
P ncarri Su
Suaka da
an M
Miigr
igr
g an
a
dii Tu
urrki
k , me
menunj
njjukkka
kan ba
b hw
wa le
l bi
bih
ih
dari
dari
da
ri 10
00
0.0
.000
000
0 pengu
gungssii Suria
gu
ah tiidak
dak
te
erd
daf
afta
tar.
ta
r
r.

Selain korban tewas, konflik Suriah telah
menyebabkan warga Suriah mengungsi.
UNHCR mencatat tiga juta pengungsi
Suriah telah menyebar di Turki, Lebanon,
Yordania, Irak, Mesir dan beberapa
negara lainnya. Dalam rencana anggaran
antara Januari-Desember 2014, UNHCR
baru bisa menutupi 57% saja dari sekitar
3 juta dollar Amerika.
Selain problem pengungsi terdaftar yang
harus dihadapi oleh UNHCR, banyak
warga Suriah yang tidak terdaftar atau
lebih memilih tinggal di dalam Suriah,
dengan segala risikonya. Sampai tahun
keempat ini, lebih dari 300.000 warga
Suriah kini menetap di Gaziantep, sebuah
kota perbatasan Turki. Sebuah studi

L po
La
p ra
ran
n me
menu
nunjjukka
kan bahwa hanya
19
9% da
dari war
a ga
a Suriah memasuki
negara iitu d
dengan paspor d
dan 3%
datang melalui penyeberangan
perbatasan, 78% datang melalui
rute lainnya. Banyak Suriah tidak
mendaftar karena takut bahwa
informasi akan kembali ke pihak
berwenang Suriah.
Ibrahim Jamkurt kepala pusat bagi
para pengungsi Suriah di Gaziantep
telah menyediakan penerjemah dan
tim untuk mendorong pendaftaran,
tetapi Jamkurt mengakui itu tidak
mudah.
“Mereka mencoba untuk membuat
prosedur lebih mudah,” katanya,
“tapi itu benar-benar sulit untuk
menangani dengan angka begitu
tinggi.
Dan
itulah
mengapa
jumlah mereka tidak tetap sampai
sekarang.”
kiblat

Dzul Hijjah 1435 h

28

Mereka mencoba untuk membuat
prosedur pendaftaran lebih mudah, tapi
itu benar-benar sulit untuk menanganinya
dengan angka begitu tinggi.
Banyak di antara mereka takut
memberikan nama belakang atau
nama keluarga. “Masalah yang
membuatku takut adalah untuk
hidup tanpa kewarganegaraan dan
terjebak di sini di Turki,” kata salah
seorang pengungsi yang hanya
memberikan nama Muhammad.
Mereka yang memilih untuk tidak
mendaftar karena takut keamanan
atau dampak politik. Di antara
mereka tidak tahu cara mendaftar
atau mengalami kesulitan bepergian
ke pusat pendaftaran.

asosiasi masyarakat sipil Yordania
dan Suriah. Namun, menurut
perwakilan dari asosiasi masyarakat
sipil
dan
lembaga-lembaga
internasional,
hanya
segelintir
organisasi kemanusiaan bersedia
untuk melakukan pekerjaan tersebut.
Dokter Suriah yang bekerja di klinik
resmi
memberikan
perawatan
medis
untuk
terdaftar
Suriah
mengatakan bahwa mereka tidak
bisa mendapatkan pendanaan dari
lembaga-lembaga PBB atau LSM
karena mereka tidak resmi terdaftar.

Di
Yordania,
sekitar
70.000
pengungsi tidak terdaftar. Saat ini
hampir tidak ada target bantuan
kemanusiaan apapun untuk mereka,
mereka tidak memenuhi syarat untuk
mendapatkan voucher makanan
atau distribusi bantuan. Mereka juga
tidak dapat secara bebas mengakses
layanan pemerintah Yordania, seperti
kesehatan primer.
Penanganan
memerlukan
masyarakat
membangun

Sementara itu, jumlah warga Suriah
yang memilih tinggal di dalam Suriah
tidaklah sedikit. Menurut laporan
PBB jumlah mereka mencapai
4,5 juta jiwa. Mereka lebih sulit
mendapatkan bantuan makanan
dan kesehatan. Relawan-relawan
yang masuk ke Suriah hanya sedikit
meringankan beban. Masalah air
bersih, kekurangan pangan, hingga
masalah kesehatan dasar yang hanya
terhadap
mereka mengandalkan para dokter di rumah
kerja
berbasis sakit lapangan. [Basyir]
luas,
termasuk
hubungan dengan
kiblat DzulHijjah1435 h

29

“Tiada yang kami miliki selain
Engkau, ya Allah!”

Suriah
Semakin
Sendirian
“Tiada yang kami miliki selain Engkau, ya
Allah.” Begitulah teriakan warga Suriah
yang tidak ingin menjadi beban di luar
Suriah dan memilih hidup di bawah
serangan bom Birmil. Mereka merasa
lebih tenteram, ibadah lebih khusyuk,
dekat dengan Rabb karena kematian
terasa dekat.

Data jutaan pengungsi Suriah dan
ratusan ribu korban tewas itu dikeluarkan
oleh PBB. Tetapi PBB, seperti disebutkan
Pillay, tidak memiliki rencana apa
pun untuk menyeret Basyar Asad ke
Mahkamah Internasional. Anehnya,
Amerika Serikat justru menggalang
kekuatan dari negara-negara anggota
PBB untuk melukai warga sipil Suriah
dengan dalil membasmi ISIS.
Yang lebih menyakitkan hati kaum
muslimin Suriah adalah keterlibatan
negara-negara Arab dalam koalisi
tersebut. Ma lana ghairaka, ya Allah!
Kami tidak lagi mempunyai siapa-siapa
selain Engkau, wahai Allah! Sejak lama
kiblat

Dzul Hijjah 1435 h

30

mereka telah berteriak,
“Aina Al-Arab... Aina
Al-Arab (di manakah
kepedulian bangsa
Arab?” Jawabannya
bukan dukungan,
melainkan persekutuan
dengan Amerika
Serikat untuk semakin
menambah kesendirian
rakyat Suriah.

Bantuan
Indonesia

penderitaan muslim
Suriah telah mengundang
Musician
lembaga-lembaga
kemanusiaan Indonesia
untuk mengumpulkan
bantuan demi
meringankan penderitaan
mereka. Lembagalembaga inilah yang
secara rutin menyalurkan
bantuan rakyat Indonesia
untuk muslim Suriah.

Di antaranya Sahabat
Suriah, Komite Indonesia
untuk Solidaritas
Indonesia adalah negara Palestina (KISPA), Hilal
dengan mayoritas Muslim Ahmar Society Indonesia
yang secara geografis
(HASI), Aksi Cepat
cukup jauh dari Suriah.
Tanggap (ACT), Dompet
Namun, jauhnya jarak
Dhuafa, Bulan Sabit
tidak memisahkan hati
Merah Indonesia (BSMI),
sesama muslim yang
Pos Keadilan Peduli Umat
bersaudara. Panjangnya
(PKPU), Forum Indonesia

Peduli Syam (FIPS), Misi

Andro
Ronald
Medis Suriah (MMS),
Graphic
Designer
Syam Organizer
dan
Radio Rodja.

Rakyat Suriah pun
merasa terbantu dengan
kehadiran para relawan
dari Indonesia. Meski
bantuan dari muslim
Indonesia belum
seberapa, rakyat Suriah
sangat berterima kasih
dengan kepeduliaan
saudara-saudaranya.
Ya, bantuan yang
dikumpulkan oleh
lembaga-lembaga
kemanusiaan tersebut
tidaklah besar karena
isu Suriah tidak benarbenar didukung oleh
media arus utama,
apalagi pemerintah. Isu
kiblat

Dzul Hijjah 1435 h

31

kemanusiaan di
Suriah lebih banyak
dipopulerkan
dari masjid ke
masjid melalui
pengajian dan
tablig akbar oleh
para dai, relawan,
dan jurnalis media
Islam.
Tidak heran bila
banyak orang tidak
tahu tentang apa
yang terjadi di
Suriah. Muhammad
Pizaro, salah
seorang relawan
For