Vol.14 No.4 Oktober 2013

ISSN: 1412-968X
Volume 14, Nomor 4, Oktober 2013

JOURNAL OF

Economic
Management
& Business
Konsep Mawah dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
di Kabupaten Aceh Utara
Damanhur dan Muammar Khaddai

363

Kepuasan Masyarakat Kabupaten Aceh Utara Terhadap Pelayanan Kesehatan Publik
Studi pada Rumah Sakit dan Puskesmas di Kabupaten Aceh Utara
Fakriah dan Syawal Harianto
375
Analisis Pengaruh Upah dan Pengangguran Terhadap Jumlah Pencari Kerja
di Indonesia
Fanny Nailufar


385

Analisis Valuasi Saham PT. Adhi Karya (Persero) Tbk dengan Metode
Discounted Cash Flow (DCF)
Hakim Muttaqim

391

Keseimbangan Investasi Jangka Panjang di Indonesia
IRFAN

397

Implementasi Model Pembelajaran Ekonomi Berbasis Kompetensi dengan
Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning) dalam
Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Mengkonstruksi/Membangun
Suatu Konsep Ekonomi
Studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unimal
Juni Ahyar Dan Ikramuddin


409

Analisis Efektivitas Pengawasan Kerja Karyawan
Studi Kasus pada PT. Shandhy Putra Makmur Cabang Regional Sumatera
Muhammad Diah

423

Analisis Dampak Penerapan Peraturan Pemerintah No.14/10/DPBP Tahun 2012
Terhadap Penjualan Kredit Honda BeAT di Kota Lhokseumawe
Sonny Muhammad Ikhsan Mangkuwinata

435

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Mahasiswa Kuliah
di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bumi Persada Kota Lhokseumawe
Teuku Edyansyah

451


Analisis Kontribusi dan Pengaruh Pajak Hotel dan Pajak Restoran Terhadap
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Lhokseumawe
Umaruddin Usman

465

FAKULTAS EKONOMI
Unversitas Malikussaleh

ISSN: 1412-968X
Volume 14, Nomor 4, Oktober 2013

JOURNAL OF

Economic
Management
& Business
Konsep Mawah dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
di Kabupaten Aceh Utara

Damanhur dan Muammar Khaddai

363

Kepuasan Masyarakat Kabupaten Aceh Utara Terhadap Pelayanan Kesehatan Publik
Studi pada Rumah Sakit dan Puskesmas di Kabupaten Aceh Utara
Fakriah dan Syawal Harianto
375
Analisis Pengaruh Upah dan Pengangguran Terhadap Jumlah Pencari Kerja
di Indonesia
Fanny Nailufar

385

Analisis Valuasi Saham PT. Adhi Karya (Persero) Tbk dengan Metode
Discounted Cash Flow (DCF)
Hakim Muttaqim

391


Keseimbangan Investasi Jangka Panjang di Indonesia
IRFAN

397

Implementasi Model Pembelajaran Ekonomi Berbasis Kompetensi dengan
Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning) dalam
Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Mengkonstruksi/Membangun
Suatu Konsep Ekonomi
Studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unimal
Juni Ahyar Dan Ikramuddin

409

Analisis Efektivitas Pengawasan Kerja Karyawan
Studi Kasus pada PT. Shandhy Putra Makmur Cabang Regional Sumatera
Muhammad Diah

423


Analisis Dampak Penerapan Peraturan Pemerintah No.14/10/DPBP Tahun 2012
Terhadap Penjualan Kredit Honda BeAT di Kota Lhokseumawe
Sonny Muhammad Ikhsan Mangkuwinata

435

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Mahasiswa Kuliah
di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bumi Persada Kota Lhokseumawe
Teuku Edyansyah

451

Analisis Kontribusi dan Pengaruh Pajak Hotel dan Pajak Restoran Terhadap
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Lhokseumawe
Umaruddin Usman

465

FAKULTAS EKONOMI
Unversitas Malikussaleh


E-MABIS

JOURNAL OF

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Economic
Management
& Business

ISSN : 1412 – 968X

Diterbitkan Oleh :
Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh
Dewan Penasehat/Advisory Board
Rektor Universitas Malikussaleh
Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh
Ketua Penyunting/ Chief Editor
Wahyuddin

Pengelola Penyunting/Managing Editor
Khairil Anwar (Chief)
Iswadi, Anwar Puteh, Ichsan, Ghazali Syamni,
Damanhur, Naufal Bachri, Husaini, Yulbahri
Penasehat Editorial dan Dewan Redaksi/
Editorial Advisory and Review Board
Prof. A. Hadi Ariin (Unimal), Jullimursyida, Ph.D (Unimal),
Adi Aif Zakaria, Ph.D (UI), Zafri Ananto Husodo, Ph.D (UI),
Fachruzzaman (UNIB), Erlina, Ph.D (USU), Muhammad Nasir, Ph.D (USK),
Sofyan Syahnur, Ph.D (USK), Tafdil Husni, Ph.D (UNAND),
Jeliteng Pribadi, MA (USK),
Sirkulasi & Secretary :
Kusnandar Zainuddin, Fuadi, Karmila, Ismail
Kantor Penyunting/Editorial Ofice
Kampus Bukit Indah P.O. Box. 141 Lhokseumawe Telp. (0645) 7014461 Fax. (0645) 56941
E-mail : emabis@fe-unimal.org - Hompage: www.fe-unimal.org/jurnal/emabis
Jurnal E-Mabis Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh diterbitkan sejak tahun 2000 sesuai dengan
Surat Keputusan Rektor Universitas Malikussaleh nomor SK. No.34/UM.H/KP/2000
Jurnal E-Mabis diterbitkan oleh FE Unimal bekerjasama dengan ISEI Lhokseumawe
Dekan : Wahyuddin, Pembantu Dekan I : Khairil Anwar, Pembantu Dekan II: Iswadi,

Pembantu Dekan III : Anwar Puteh, Pembantu Dekan IV : Ichsan
Jurnal E-Mabis terbit 4 kali setahun pada bulan Januari, April, Juli, dan Oktober.
ISSN : 1412-968X. keputusan terbit 4 kali setahun mulai Edisi Vol.13 Nomor: 1, Januari 2012

Daftar Isi
Konsep Mawah dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
di Kabupaten Aceh Utara
Damanhur dan Muammar Khaddai

363

Kepuasan Masyarakat Kabupaten Aceh Utara Terhadap Pelayanan Kesehatan Publik
Studi pada Rumah Sakit dan Puskesmas di Kabupaten Aceh Utara
Fakriah dan Syawal Harianto

375

Analisis Pengaruh Upah dan Pengangguran Terhadap Jumlah Pencari Kerja
di Indonesia
Fanny Nailufar


385

Analisis Valuasi Saham PT. Adhi Karya (Persero) Tbk dengan Metode
Discounted Cash Flow (DCF)
Hakim Muttaqim

391

Keseimbangan Investasi Jangka Panjang di Indonesia
IRFAN

397

Implementasi Model Pembelajaran Ekonomi Berbasis Kompetensi dengan
Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning) dalam
Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Mengkonstruksi/Membangun
Suatu Konsep Ekonomi
Studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unimal
Juni Ahyar Dan Ikramuddin


409

Analisis Efektivitas Pengawasan Kerja Karyawan
Studi Kasus pada PT. Shandhy Putra Makmur Cabang Regional Sumatera
Muhammad Diah

423

Analisis Dampak Penerapan Peraturan Pemerintah No.14/10/DPBP Tahun 2012
Terhadap Penjualan Kredit Honda BeAT di Kota Lhokseumawe
Sonny Muhammad Ikhsan Mangkuwinata

435

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Mahasiswa Kuliah
di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bumi Persada Kota Lhokseumawe
Teuku Edyansyah

451

Analisis Kontribusi dan Pengaruh Pajak Hotel dan Pajak Restoran Terhadap
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Lhokseumawe
Umaruddin Usman

465

Journal
Of Economic
Management
& Business - Vol. 14,
4, Oktober 2013
JOURNAL
OF ECONOMIC
MANAGEMENT
& No.
BUSINESS

Volume 14, Nomor 4, Oktober 2013
ISSN: 1412 – 968X
Hal. 363-373

KONSEP MAWAH DALAM MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
DI KABUPATEN ACEH UTARA

DAMANHUR DAN MUAMMAR KHADDAFI
Dosen pada Fakultas Ekonomi, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe

Life in Acehnese society can not be separated between religious and cultural life
of society, people’s social lives often tinged with religious moral values, in order
Acehnese economy are familiar with the concept of mawah (proit sharing) as a
mechanism in living economy, the purpose of this study to ind the concept mawah
as one loan product that will be used by Islamic inancial institutions. Research
sites in North Aceh Regency in 4 districts; Seunuddon, Lhoksukon, Dewantara and
Sawang, the business sector mawah includes plantations, rice ields and farms. For
each of the business areas will be sampled as many as 43 people in a non-probability
sampling. Non-probability sampling technique used sampling. Metode convenience
of data analysis used in this study is a simple regression analysis, statistics deskriptif. This study result showed a correlation coeficient (R) of 0.755 which shows the
close relationship between the independent variables, namely the concept mawah the
dependent variable is welfare community at 75.5%. while the coeficient of determination (R2) of 0.570. This result means that the public welfare may be affected by
the concept mawah by 57%. While the remaining 43% (100% - 57%) is inluenced
by other variables outside the model of this study.
Keyword : Mawah , welfare

363

DaMaNHur DaN MuaMMar KHaDDafI

364

LATAR BELAKANG
Didalam kehidupan masyarakat telah banyak kita temui konsep bagi hasil, di desa-desa
khususnya di sektor pertanian dan perkebunan.
Konsep bagi hasil yang berkembang dikehidupan
masyarakat ini yang mendekati konsep ekonomi
Islam sebenarnya juga telah lama berkembang di
desa-desa.Pelaksanaan bagi hasil yang dilaksanakan oleh para petani banyak mengacu pada nilainilai kebersamaan.
Sistem perekonomian Islam merupakan
masalah yang berkaitan dengan pembagian hasil
usaha harus ditentukan pada awal terjadinya kontrak kerja sama (akad), yang ditentukan adalah
porsi masing-masing pihak, misalkan 50:50 yang
berarti bahwa atas hasil usaha yang diperoleh akan
didistribusikan sebesar 50% bagi pemilik dan 50%
bagi penggarap.
Pada prinsipnya Islam juga lebih menekankan
berproduksi untuk memenuhi kebutuhan orang
banyak.Karena itu bagi Islam produksi yang surplus dan berkembang baik secara kualitatif maupun kuantitatif tidak dengan sendirinya mengindentiikasikan kesejahteraan bagi masyarakat.
Apalah artinya produksi yang menggunung jika
hanya untuk segelintir orang yang memiliki uang.
Jadi usaha bagi hasil yang dilakukan oleh
masyarakat pedesaan pada umumnya adalah usaha bagi hasil pertanian perkebunan dan peternakan yang berlaku didalam masyarakat umumnya,
dilakukan secara lisan dan atas dasar saling percaya kepada sesama anggota masyarakat.
Dalam hal masih banyak melaksanakan konsep usaha bagi hasil baik untuk usaha tanah pertanian, Perkebunan juga Peternakan. Penggarapan
tanah pertanian dengan konsep bagi hasil tersebut

telah dilaksanakan dimulai sejak dahulu bahkan
sudah turun-temurun dari generasi ke generasi selanjutnya hingga saat sekarang ini. Ada beberapa
konsep mawah yang selama ini dilaksanakan pada
tatanan kehidupan masyarakat Aceh Utara:
1. Mawah sawah adalah pemilik sawah memberikan sawahnya kepada penggarap untuk untuk
digarap dan setelah panen hasilnya dibagi dua
atau 50:50.
2. Mawah tanah (mawahtanoh) yaitu kesepakatan antara dua belah pihak yang mana pihak
pemilik memberikan lahan kepada pengelola
untuk digarap/dikelola sampai lahan menjadi
bersih siap untuk ditanam, akan tetapi sebelum ditanam lahan tersebut dibagi dua antara
pemilik lahan dengan pengelola lahan .
3. Mawah kebun yaitu kesepakatan antara dua
belah pihak dimana pemilik kebun memberikan kebunnya kepada pihak pengelola untuk
dikelola hingga panen dan hasilnya dibagi dua.
4. Mawah ternak yaitu Pemilik hewan memberikan hewannya kepada pengembala/pemelihara untuk dipelihara dan setelah berkembang,
anak dari hewan tersebut dibagi dua. Misalnya,
pemilik hewan memberikan 10 ekor kambing
kepada pengembala, dalam jangka waktu 1
(satu) tahun kambing tersebut telah berjumlah
20 (Dua puluh) ekor kambing, disini adanya
pertambahan kambing sebanyak 10 ekor, jadi
10 ekor kambing ini dibagi dua 5 (lima) Ekor
untuk untuk pemilik kambing dan 5 (lima)
ekor lagi bagi pengembala.
Dari Tabel 1 dapat kita simpulkan tradisi
mawah merupakan hal yang sudah menjadi budaya dalam tatanan kehidupan masyarakat Aceh
khususnya di Kabupaten Aceh Utara.

Tabel 1
Jenis mawah di Kabupaten Aceh Utara
Jenis mawah dan jumlah populasi
No
1
2
3
4

Kecamatan
Seunuddon
Lhoksukon
Dewantara
Sawang
Jumlah

Sumber: Observasi awal 2012

Sawah pertanian
(orang)
20
40
22
30
112

Perkebunan
(orang)
10
40
5
10
65

Jumlah
Ternak (orang)
40
50
30
40
160

70
120
57
70
317

Journal Of Economic Management & Business - Vol. 14, No. 4, Oktober 2013

TINJAUAN TEoRITIs
Mawah, di Indonesia merupakan hukum adat
yang di kenal dengan berbagai istilah setempat,
seperti maro atau jejuron (Jawa Barat, Priangan),
nyakap (Lombok), mawah (Aceh), memperduai
(Sumatera Barat), melahi atau pebalokan (Tanah
Karo), belah pinang (Toba), toyo (Minahasa), tesang (Sulawesi Selatan), Separoan (Palembang).
Berdasarkan tradisi mawah, nampaknya telah berkembang sedemikian rupa sebagai akibat
pengaruh ekonomi keuangan, maka prinsip yang
mengandung pemerataan telah mulai bergeser ke
arah kepentingan ekonomi.Menurut Hurgronye
(1985:326) Mawah dalam bahasa Aceh adalah
sinonim dengan meudua laba, yaitu keuntungan
dibagi dua sama banyak.
Menurut Kamus Aceh Indonesia, Secara terminologi, Mawah dalam adat Aceh berarti “cara
bagi hasil yang mengerjakan sawah dengan mempergunakan alat-alat sendiri, memelihara ternak
seseorang dengan memperoleh setengah bagian
dari penghasilannya: bagi dua laba”.
Menurut Hurgronye (1985:326) mereka menyerahkan ladangnya berdasarkan kontrak mawah
(peumawah) tidak ikut campur tangan lagi sampai
panen. Maka akan dihadirinya sendiri atau oleh
orang wakil untuk menghitung padi dan menyisihkan setengah yang menjadi bagiannya.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil
pengertian bahwa mawah merupakan kesepakatan antara dua belah pihak yang mana satu pihak
memberikan lahan pertanian maupun perkebunan
kepada pihak kedua untuk dikelola atau di garap
setelah panen hasilnya di bagi dua (50:50).
Konsep Bagi Hasil menurut Muhammad
(2000:129), terjadi bila pemilik modal (sahibul
mall) menyerahkan modalnya kepada pengelola
(mudharib) untuk dikelola atau di usahakan, sedangkan keuntungannya dibagi menurut kesepakatan bersama.
Menurut Muhammad (2000:10), terdapat beberapa ketentuan tentang konsep bagi hasil atau
pembagian keuntungan dan pertanggung jawaban
kerugian pada sistem kerja sama dalam Islam adalah:
1. Kerugian merupakan bagian modal yang hi-

365

lang, karena kerugian akan dibagi kedalam
bagian modal yang di investasikan dan akan di
tanggung oleh para pemodal.
2. Keuntungan akan dibagi diantara sekutu atau
mitra usaha dengan bagian yang telah ditentukan oleh mereka dengan bagian atau persentase
tertentu, bukan dalam jumlah nominal yang
pasti ditentukan oleh bagi pihak manapun.
3. Dalam suatu kerugian usaha yang berlangsung
terus, diperkirakan usaha akan menjadi baik
kembali melalui keuntungan sampai usaha
tersebut menjadi seimbang kembali. Penentuan jumlah nilai ditentukan kembali dengan
menyisihkan modal awal dan jumlai nilai yang
tersisa akan dianggap sebagai keuntungan atau
kerugian.
Pihak-pihak yang berhak atas bagi hasil atau
pembagian keuntungan usaha boleh meminta
bagian mereka hanya jika mereka para penanam
modal awal telah memperoleh kembali investasinya, atau pemilik modal melakukan suatu transfer
yang sah kepada mereka.
Muzara’ah menurut Ibrahim (1983:401)
dalam bahasa Arab berasal dari pada kata zara’a
yaitu tanaman.Muzara’ah dari segi bahasa bermaksud menjadikan tanah sebagai satu kegiatan
penanaman atau pertanian dengan berkongsi di
antara pemilik tanah dengan pengusaha untuk
mendapatkan hasil. Hasilnya itu akan dibagikan
antara kedua-dua pihak mengikut apa yang telah
dipersetujui di dalam akad.
Menurut Nasroen (2002:275) muzara’ahsecara
etimologi, berarti kerja sama di bidang pertanian
antara pemilik tanah dengan petani penggarap. Secara terminologi, terdapat beberapa deinisi para
ulama, menurut ulama malikiyah berarti perserikatan dalam pertanian, ulama hanabilah mengartikannya sebagai penyerahan tanah pertanian kepada seorang petani untuk digarap dan hasilnya
dibagi berdua (paroan).
Menurut ahmad (1991:221-222) muzara’ah
lebih asli dari pada muajarah (penyewaan) dan
lebih dekat kepada keadilan dan pokok-pokok
asal, sebab dua orang itu bersama-sama mengalami keuntungan dan kerugian. Lain halnya dengan
muajarah pemilik tanah di sini menerima sewa,

366

sementara yang menyewa kadang-kadang mendapatkan hasil tanaman dan kadang-kadang juga
tidak. Sementara itu para ulama berbeda pendapat
dalam soal manakah yang boleh, muzara’ah atau
muajaraah, dan yang benar boleh adalah keduaduanya
Menurut jaribah (2006:98) muzara’ah yaitu
menyerahkan lahan tanah kepada orang yang akan
menanaminya dan pengolahanya dengan bagian
yang maklum dari hasil tanaman.
Muzara’ah bertujuan untuk saling membantu
antara petani yang tidak memiliki lahan olahan
dengan para pemilik lahan yang tidak mampu
mengolah lahannya, dengan ketentuan hasilnya
mereka bagi dengan sesuai dengan kesepakatan
bersama. Hal ini sejalan dengan irman Allah
SWT dalam Al-Qur’an:Artinya :“Bertolong-tolonganlah kamu dalam kebajikan dan ketakwaan
dan jangan bertolong-tolongan atas dosa dan
permusuhan”. (Al-Maidah: ayat 2).
Dari beberapa deinisi diatas dapat disimpulakan bahwa muzara’ah yaitu penyerahan lahan
pertanian kepada seseorang untuk digarap dan
hasilnya di bagi sesuai dengan kesepakatan bersama.
Musaqah menurut Sudarsono (1994:159)
berasal dari kata Al-Saqa yaitu memperkerjakan
orang untuk mengurus pohon kurma atau anggur
atau lainnya dan hasil di bagi dua.
Menurut Sudarsono (2001:224-225), Musaqah
ialah yang punya kebun memberikan kebunnya kepada tukang kebun agar dipeliharanya dan
penghasilan yang didapat dari kebun itu dibagi
antara keduanya, menurut perjanjian keduanya sewaktu perjanjian (akad).
Dari beberapa deinisi diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa musaqah adalah aqad antara
pemilik kebun dengan pengelola dengan tujuan
agar kebun itu dipelihara dan dirawat sehingga
dapat memberikan hasil yang baik dan dari hasil
itu akan dibagi menjadi dua sesuai dengan aqad
yang disepakati.
Syarat musaqahmenurut jumhur ulama ada
lima :
1. Sighat (ungkapan) ijab dan qabul
2. Al-aqidain, dua orang pihak yang melakukan
transaksi

DaMaNHur DaN MuaMMar KHaDDafI

3. Obyek musaqah yang terdiri atas pepohonan
yang berbuah baik berbuahnya dalam bentuk
tahunan atau juga setahun sekali, seperti padi,
jagung, dll
4. Ketentuan mengenai pembagian hasil dari
musaqah tersebut
5. Masa kerja, hendaknya ditentukan lama waktu
yang akan dipekerjakan.
Menurut para ulama iqh berakhirnya akad
musaqah itu apabila :
1. Tenggang waktu yang disepakati dalam akad
telah habis
2. Salah satu pihak meninggal dunia
3. Ada udzur yang membuat salah satu pihak
tidak boleh melanjutkan akad.
Kesejahteraan
Suisyanto (2005:105) tujuan membentuk masyarakat islam adalah mensejahterakan
masyarakat secara lahir dan batin.
Menurut Yusuf (1995:32) kesejahteraan hidup
merupakan dambaan setiap manusia, masyarakat
yang sejahtera tidak akan terwujud jika para
masyarakatnya hidup dalam keadaan miskin oleh
karena itu kemiskinan harus dihapuskan karena
merupakan suatu bentuk ketidaksejahteraan yang
menggambarkan suatu kondisi yang serba kurang
dan dalam pemenuhan ekonomi.
Menurut Gunawan (1998:7) keinginan
masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan
ekonomi adalah sebagaimana diakui dalam islam, yaitu memberikan hak yang pasti kepada
masyarakat dan menyediakan tata tertib sosial
yang menjamin kesejahteraan sosial bersama dan
menghapuskan kemiskinan.
Menurut Tsumanto (1987:28) kesejahteraan
masyarakat dideinisikan sebagai kegiatan yang
terorganisai dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan dari segi sosial melalui pemberian
bantuan kepada orang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan didalam bebarapa bidang seperti kehidupan keluarga dan anak.Kesehatan, penyesuain sosial, waktu senggang, standar-standar
kehidupan, dan hubungan-hubungan sosial.
Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan
bahwa kesejahteraan masyarakat adalah suatu
tata kehidupan dan penghidupan sosial diliputi

Journal Of Economic Management & Business - Vol. 14, No. 4, Oktober 2013

oleh rasa keselamatan dan ketentraman lahir dan
batin, dengan memberikan hak yang pasti kepada
masyarakat dan menyediakan sebagai tata tertib
sosial yang menjamin kesejahteraan sosial bersama dan menghapuskan kemiskinan.
METoDE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Aceh
Utara Provinsi Aceh.Pada empat kecamatan, pertama Kecamatan seunoddon, kedua Kecamatan
Lhoksukon, kecamatan Dewantara dan Kecamatan
Sawang. Alasan peneliti memilih lokasi didasari
pada data kabupaten aceh utara yang berlandaska
pada perkebunan, pettanian dan peternakan
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey, yaitu penelitian yang
mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data
yang utama. Responden kajian terdiri dari: petani
sektor pertanian, petani sektor perkebunan, petani
sektor peternakan. Metode penentuan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling.Teknik non-probability sampling digunakan convenience sampling.Teknik
convenience sampling merupakan teknik dimana
elemen populasi dipilih berdasarkan kemudahan
dan kesediaan untuk menjadi sampel.
Metode analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Analisis Statistik Deskriptif. Data diolah dan
disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi,
tabulasi silang.
2. Analisis Regresi sederhana untuk mengetahui
hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas.
PEMBAHAsAN
Penelitian ini menganalisis pengaruh konsep
mawah terhadap kesejahteraan masyarakat di

367

Aceh Utara.Konsep mawah diukur berdasarkan
jumlah modal yang diberikan kepada penggarap/
pengelola dan kesejahteraan masyarakat diukur
berdasarkan jumlah pendapatan yang diterima
setelah menerapkan konsep mawah. Deskriptif
nilai maksimum, minimum dan rata-rata variabel
modal, pendapatan sebelum dan sesudah menerapkan konsep mawah dapat dilihat pada Tabel 2.
Berdasarkan Tabel 2 modal yang diterima
penggarap/pengelola nilai terendah sebesar
Rp.180.000, nilai tertinggi sebesar Rp.3500.000,
dan rata-rata modal yang diterima sebesar
Rp.877.209,30. Untuk pendapatan sebelum melakukan konsep mawah nilai terendah sebesar
Rp.300.000, nilai tertinggi Rp.700.000, dan rata-rata pendapatan sebelum melakukan mawah
Rp.482.558,14, terakhir untuk pendapatan sesudah melakukan konsep mawah nilai terendah
Rp.800.000, nilai tertinggi sebesar Rp.6.000.000,
dan rata-rata pendapatan sesudah melakukan
mawah sebesar Rp.2.388.372,09.
Berdasarkan data diatas menunjukkan terjadinya peningkatan yang sangat signiikan pendapatan
yang diterima sebelum dan sesudah melakukan
konsep mawah.Hal ini terlihat dari pendapatan
rata-rata sebelum melakukan konsep mawah sebesar Rp. 482.558,14.sedangkan pendapatan ratarata sesudah melakukan konsep mawah sebesar
Rp.2.388.372,09. Penerapan konsep mawah di
Kabupaten Aceh utara tentunya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Namun dikarenakan penerima konsep mawah
atau yang menjalankan konsep mawah rata-rata
berada pada garis kemiskinan maka diperlukan
perhatian khusus untuk masyarakat yang menjalankan konsep mawah khususnya di sektor peternakan. Karena untuk sektor peternakan profesi
ini lebih bersifat sebagai pekerjaan sampingan bukan sebagai pekerjaan tetap.
Minimnya akses dana yang dapat dijadikan

Tabel 2.
Deskriptif statistik
Deskriptif Statistik
Modal yang diterima penggarap/pengelola
pendapatan sebelum melakukan konsep mawah
Pendapatan sesudah melakukan konsep mawah
Valid N (listwise)

Sumber: Hasil Kuisioner, 2013 (Data Diolah).

N
43
43
43
43

Terendah
180000
300000
800000

Tertinggi
3500000
700000
6000000

Rata-rata
877209.30
482558.14
2388372.09

368

sebagai modal untuk mawah membuat konsep
mawah susah mengembangkan dirinya sebagai
produk keuangan, pada sisi lain modal usah yang
disediakan oleh pihak perbankan tidak dapat diakses oleh masyarakat dikarenakan keberadaan
bank di desa tidak bankeble.
Perlunya lembaga intermediasi antara
masyarakat dengan pihak perbankan, potensi ini
sangat besar mengingat peran pemerintah daerah
khususnya aparatur desa atau tokoh masyarakat
yang dapat dijadikan sebagai referensi dalam kegiatan mawah. Karena mawah merupakan kegiatan
yang menjadi tradisi turun temurun yang dilakukan oleh orang tuanya terdahulu, sehingga secara
alamiah kegiatan ini merupakan seleksi alam, misalnya dalam satu desa sudah terkenal dengan keluarga yang mawah, hal ini karena sudah dijalani
oleh beberapa generasi sebelum dia.
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak.Model regresi yang baik adalah memiliki
distribusi data normal atau mendekati normal.
Menguji normalitas residual dengan menganalisis dengan geraik normal probability plot (pp
plot) of regression standardized residual yang
membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus
diagonal dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal.
Jika distibusi data adalah normal maka garis
akan menggambarkan data sesungguhnya akan
mengikuti garis-garis diagonalnya. Jika distribusi
data residualnya normal, maka titik sebaran data
tersebar tidak terlalu jauh (mengukuti garis diagonalnya).
Hasil analisis graik normal probability plot
(pp plot) of regression standardized residual dilihat pada Gambar 1.
Menurut Santoso (2010:2013) mengatakan deteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada
sumbu diagonal dari graik, dengan dasar pengambilan keputusan:
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal, maka model memenuhi asumsi normalitas

DaMaNHur DaN MuaMMar KHaDDafI

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal
maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
Dari Gambar p-plot dapat dilihat bahwa data
menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
garis diagonal, sehingga dapat disimpulkan bahwa
model memenuhi asumsi normalitas.
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk
menunjukkan penyebaran varians gangguan.Heteroskedastisitas terjadi bila Varians residu berbeda dari satu pengamatan kepengamatan lainnya.
Deteksi dapat dilakukan dengan metode grais.
Dalam penelitian ini akan dilakukan metode tersebut, yaitu metode grais dengan melihat gambar
scaterplot.
Hasil pengujian heteroskedastisitas untuk Variabel modal yang diterima oleh penggarap/pengelola menggunakan metode graik dapat dilihat
dari gambar scaterplot sebagai berikut:
Hasil pengujian heteroskedastisitas untuk variabel modal yang diterima penggarap/pengelola
dapat dilihat pada Gambar 2.
Pedoman pengambilan keputusan menggunakan graik scaterplot adalah sebagai berikut:
1. Jika ada pola tertentu maka terjadi heteroskedastisitas
2. Jika tidak ada pola tertentu maka tidak terjadi
heteroskedastisitas
Dari gambar graik pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak, tidak
membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta
menyebar diatas dan dibawah titik nol pada sumbu
Y. hal ini menunjukan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas dalam penelitian ini.
Analisis Regresi Linear sederhana
Setelah data data dikumpulkan dari responden
maka data tersebut maka data tersebut dianalisis
menggunakan analisis regresi. Pemakaian regresi
linear sederhana bertujuan memenuhi permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana pengaruh konsep mawah (X) terhadap kesejahteraan
masyarakat (Y) di Kabupaten Aceh Utara. Hasil
analisis dapat diamati dalam Tabel 3.

Journal Of Economic Management & Business - Vol. 14, No. 4, Oktober 2013

369

Gambar 1. Graik normal probability plot (pp plot) of regression standardized residual
Sumber: Hasil kuesioner, 2013 (Olah Data)

Gambar 2. Hasil pengujian heteroskedastisitas untuk variabel modal yang diterima penggarap/pengelola
dapat dilihat pada gambar
Sumber data: Hasil kuisioner (Data Diolah, 2013)
Tabel 3
Analisi Regresi Linear sederhana
Model
Konstanta
Konsep mawah
Koeisien Kolerasi (R) = 0,755

B
1288754,052
1,254

Sumber: Hasil Kuisioner, 2013 (Data Diolah).

thitung

ttabel

Sig

6.884
0.000
7.369
2,019
0.000
Predictor : ( Constant)
Konsep mawah
Defenden Variabel :
Kesejahteraan masyarakat

DaMaNHur DaN MuaMMar KHaDDafI

370

Dari hasil perhitungan ststistik melalui program SPSS hasilnya dapat dilihat pada tabel 3 diatas, maka perolehan hasil persamaan hasil resgresi
sederhana sebagai berikut:
Y = 1288754,052+ 1,254X
Dari persamaan regresi sederhana tersebut,
dapat dijelaskan bahwa a = intersept sebesar
1288754,052 artinya apabila variabel independen (konsep mawah) dianggap konstan (bernilai
0), maka kesejahteraan masyarakat sebesar
1288754,052. Koeisien nilai konsep mawah (X)
sebesar 1,254, artinya apabila nilai konsep mawah
mengalami kenaikan sebesar 1 satuan, maka kesejahteraan masyarakat akan mengalami kenaikan
sebesar 1,254.
Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa koeisien
korelasi (R) sebesar 0,755 yang menunjukkan eratnya hubungan (korelasi) antara variabel bebas
yaitu konsep mawah dengan variabel terikat yaitu
kesejahteraan masyarakat sebesar 75.5%.Sedangkan nilai koeisien determinasi (R2) sebesar 0,570.
Hasil ini berarti bahwa kesejahteraan masyarakat
dapat dipengaruhi oleh konsepmawah sebesar
57%. Sedangkan sisanya 43% (100% - 57%)
dipengaruhi oleh variabel lainnya di luar model
penelitian ini.
Konsep mawah mempunyai hubungan yang
erat dengan kesejahteraan, hal ini dikarenakan
mawah sudah menjadi tradisi dalam kehidupan
masyarakat, sehingga tidak perlu kepada sosialisasi dan pemasaran produk, sehingga sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai instrumen pembiayaan mikro, bahkan pihak perbankan sudah dapat
menjadikan sebagai produk perbankan dengan
sentuhan inovasi-inovasi modern sehingga dapat
diterima dalam nuasan perbankan.
Ada beberapa kendala dalam melaksanakan
mawah diantaranya konsep mawah ini sudah
menjadi tradisi yang dilakukan oleh keluarga secara turun menurun, sehingga ada beberapa statemen masyarakat yang mengatakan jangan pernah
memberikan mawah ternak untuk orang yang
tidak pernah mawah atau bukan dari keluarga
pemawah.
Selain itu akses modal dan minimnya biaya
mawah yang didapatkan membuat perkemban-

gan mawah tergolong lambat, karena selama ini
pelaksanaan mawah belum tersentuh manajemen
modern seperti jadwal pelaksanaan kegiatan secara rutin. Pelaksanaan kegiatan masih bersifat
esidentil seperti masa tanam kebun yang jarang
direncanakan kecuali si penggarap dengan bersungguh-sungguh mencai funding untuk dapat
mengucurkan dana mawah.
Untuk sektor peternakan, belum adanya siklus
pemeliharaan hewan ternak yang rutin, misalnya
dengan memberi modal mawah lembu pada bulan
pertama akan mendapatkan hasil pada bulan ke
enam, hal seperti ini belum dilakukan karena pengelolaan mawah masih bersifat sebagai pekerjaan
sampingan.
Oleh sebab itu peneliti menyarankan agar konsep mawah yang sangat berpotensi ini dapat dijadikan sebagai salah produk perbankan berbasis
kearifan lokal, dengan menyiapkan instrumen-instrumen penting bagi terlaksanaya konsep mawah
sebagai produk perbankan.
Pengujian Hipotesis
Untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini apakah variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat, maka digunakan uji–t. Uji–t
digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel
bebas terhadap variabel tidak bebas secara parsial. Untuk mengetahui pengaruh konsep mawah
(X) terhadap kesejahteraan masyarakat (Y), maka
dapat dilihat pada Tabel 3.
Berdasarkan tabel di atas, hasil uji–t diperoleh
nilai thitungsebesar 7,369 sedangkan ttabel sebesar
2,019. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa
thitung>ttabel dengan tingkat signiikansi sebesar
0,000 atau α< 0,05, maka hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signiikan antara
konsep mawah terhadap kesejahteraan masyarakat
di Aceh Utara.
KEsIMPULAN
1. Selama ini manajemen mawah masih bersifat
tradisional, belum tersentuh secara manajemen moderen.
2. Belum adanya upaya dari pihak lembaga
keuangan untuk menjadikan mawah sebagai
produk perbankan.

Journal Of Economic Management & Business - Vol. 14, No. 4, Oktober 2013

3. Selama ini keberadaan mawah sangat mudah
diterima oleh masyarakat Aceh hal ini karena
budaya lokabudaya masyarakat masih sangat
kental dengan waqaf tanah untuk pemakaman
dan pembangunan mesjid.
sARAN
1. Mawah perlu mendapat sentuhan secara manajemen moderen sehingga benar-benar dapat

371

menjadi kearifan lokal dalam pemberdayaan
ekonomi masyarakat.
2. Mawah perlu di jadikan sebagai produk perbankan baik BPRS atau perbankan berskala
nasional yang berkiprah di Aceh.
3. Perlunya perhatian khusus oleh lembaga
pemerintah untuk mengembangkan produkproduk yang sudah mudah dikenali dan diterima oleh masyarakat untuk meningkatkan
kesejahteraan eknomoni masyarakat.

372

DaMaNHur DaN MuaMMar KHaDDafI

REfERENsI
Ahmad Muhammad. (1991) Sistem, Prinsip dan Tujuan Ekonomi Islam, terj, Iman Saefuddin, Pustaka
Setia, Bandung.
Baniah. (2011) Tinjauan Hukum Islam Terhadap Peraktik Penggarapan Kebun Karet Dan Perjanjian Bagi Hasil di Kalangan Masyarakat Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat.
Erviana. (2005) Pelaksanaan Perjanjian Bagi Hasil Tanah Pertanian di Kabupaten ogan
Komering Ilir Propinsi sumatera selatan
Gunawan, Sumodiningrat. (1998:28) Membangun Perekonomian Rakyat, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Hidup, Iko. (2008) Pelaksaan Perjanjian Bagi Hasil Tanah Pertanian Kabupaten Brebes Jawa
Tengah di Kecamatan Bulakamba. Semarang.
Jaribah. (2006) fiqh Ekonomi Umar Bin Al-Khthab, Khalifa (Pustaka Al-Kautsar Grup), Jakarta.
Muhammad, (2000) sitem Dan Prosedur operasional Bank syariah, cet I, UII press, Yogyakarta.
Haroen, Nasroen. (2000) figh Mu’amalah, cet I, Gaya media pratama, Jakarta.
Ibrahim Madzkur. (1983) Majma’ al-Lughah al-Arabiyah al-Mu’jamWasit, j. 3, c. 3.T.T.T. Maktabah
Bi Syarikah al-Ilanat al-Syarqiyyah.
Kuncoro, Mudrajad. (2003) Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi Erlangga, Jakarta.
Muhammad, dkk. (1966) Hasyiah Radd al-MuhktarAla al-Dar al-Mukhtar Syarh Tanwir. al-Absar,
Qaherah.
Mushaf Al-Qur’ab dan Terjemah. (2009) terj. Pustaka Al-Kausar, Jakarta Timur.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Aceh
Indonesia, 2, Seri K-85 025,tt
Ridwan, Muhammad. (2004) Manajemen Baitul Mall Wat Tamwil (Bmt), UII Press, Yogyakarta.
Santoso,Singih. (2010) statistik Parametik Konsep dan Aplikasi dengan sPss. Jakarta : Alex Media
Komputindo.
Snouck Hurgronye. (1985) Aceh di Mata Kolonialis.Yayasan Soko Guru Jakarta.
Sugiono, (2005) Metode Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung.
Subarsismi Arikunto. (1998) Prosedur Penelitian, cet. 11 Edisi Revisi IV, PT. Rineka, Jakarta.
Suisyanto sriharini (2005) Islam Dakwah dan Sosial, Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Journal Of Economic Management & Business - Vol. 14, No. 4, Oktober 2013

373

Sumanto (1987) Sistem Intervensi Kesejahteraan Sosial, Hanindita, Yogyakarta.
Wiroso (2005). Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank syariah, Grasindo, Jakarta.
Yusuf, Qardawi (1995) Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan, Gema Insani, Jakarta.
Zainuddin (1961) Tarich Aceh dan Nusantara, Cet 1, Pustaka Iskandar Muda, Medan.

374

DaMaNHur DaN MuaMMar KHaDDafI

Journal
Of Economic
Management
& Business - Vol. 14,
4, Oktober 2013
JOURNAL
OF ECONOMIC
MANAGEMENT
& No.
BUSINESS

375

Volume 14, Nomor 4, Oktober 2013
ISSN: 1412 – 968X
Hal. 375-384

KEPUASAN MASYARAKAT KABUPATEN
ACEH UTARA TERHADAP PELAYANAN
KESEHATAN PUBLIK
Studi pada Rumah Sakit dan Puskesmas di Kabupaten Aceh Utara
FAKRIAH DAN SYAwAL HARIANTO
Dosen pada Jurusan Tata Niaga Politeknik Negeri Lhokseumawe

This study aims to look into the performance and the service of health ofice
(society’s satisfactory) . The sample in this study consisted of ive health service
units. They were one general hospital, and four clinics. The questioners were given
to the society who had ever got the health service. Data proccessing used based
on KEPMENPAN Number: KEP/25/M.PAN/2/2004 about Guidelines Managerial
Public Service. The method that used is survey method by spreading questionnaires.
Respondents were chosen based on Stratiied Random Sampling. There were 150
respondents of each clinic. The value of society satisfaction of four clinics and one
general hospital in Aceh Utara distric are: one clinic resulting 2,9; two clinics resulting 2,8; and one clinic resulting minimum value is 2,5; while general hospital resulting 2,68. Based on the categori of public service quality of general hospital and three
clinics are good, one clinic is bad.
Keyword: society’s satisfactory

FakrIaH daN Syawal HarIaNtO

376

pendahuluan
Pemerintah daerah sebagai unit wilayah
pemerintahan mempunyai posisi yang sangat
strategis untuk menunjang keberhasilan peningkatan pelayanan publik. Pengukuran Kepuasan
Masyarakat sangat perlu dilakukan. Pengukuran
ini akan memberikan pemahaman kepada aparatur
pemerintah di dalam tata cara penyusunan standar
pelayanan. Dengan tingkat pemahaman tersebut
aparatur pemerintah dapat memberikan pelayanan
prima sebagaimana yang diamanatkan dalam UU
No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
Pelayanan publik salah satunya di bidang pelayanan kesehatan. Point penting yang menarik
akses masyarakat terhadap unit pelayanan kesehatan. Pemilihan masyarakat terhadap rumah sakit
pemerintah dikarenakan tidak terdapat perbedaan
strata ekonomi dalam pelayanannya. Tapi perlu
juga dilihat kecendrerungan masyarakat miskin
yang juga banyak memilih Puskesmas untuk mendapatkan pelayanan unit rawat inap.
Kabupaten Aceh Utara dengan 27 kecamatan
di wilayahnya, telah memiliki Puskesmas hampir di setiap kecamatannya. Induk Rujukan rumah sakit di setiap kecamatan adalah rumah sakit
Cut Meutia. Pelayanan kesehatan yang diberikan
Puskesmas di seluruh kabupaten Aceh Utara telah
maksimal. Namun hal ini perlu mendapat masukan dari masyarakat atas pelayanan prima yang
telah diberikan. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui bagaimana respon masyarakat terhadap pelayanan kesehatan pada Rumah sakit dan
Puskesmas di Kabupaten Aceh Utara.
TInJauan TeorITIs
Menurut Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor: Kep/25/m.PAN/2/2004 tentang
pedoman umum penyusunan indeks kepuasan
masyarakat unit pelayanan instansi pemerintah. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah data dan
informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat
yang diperoleh hasil pengukuran secara kuantitatif
dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam
memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggaraan pelayanan publik dengan membandingkan
antara harapan dan kebutuhannya. Beberapa me-

tode untuk menilai manajemen Puskesmas antara
lain:
a. Sistem keluhan dan saran
Institusi yang berorientasi pada pelanggan
akan memberikan kemudahan kepada pelanggannya untuk menyampaikan keluhan dan saran. Misalnya dengan menyediakan formulir
untuk menyampaikan hal-hal yang disukai dan
tidak disukai, menyediakan telepon khusus
bagi pelanggan. Namun dikatakan bahwa untuk mengukur kepuasan pasien tidak dapat dilakukan dengan menggunakan tingkat keluhan
pelanggan.
b. Survei Kepuasan Pelanggan
Perusahaan yang berfokus pada pelanggan
akan mengukur kepuasan pelanggannya secara berkala. Cara pengukuran dapat secara
langsung atau tidak langsung.
c. Ghost Shopping
Yaitu dengan mempekerjakan orang lain untuk
berpura-pura menjadi pembeli (dalam hal
ini menjadi keluarga pasien) dan melaporkan
hal-hal positif maupun negatif yang dialami
saat membeli produk.
unsur-unsur dan standarisasi pelayanan
publik
Berdasarkan Keputusan Menteri PAN Nomor:
63/KEP/M.PAN/7/2003, mengembangkan 14 unsur minimal yang harus ada untuk dasar pengukuran kepuasan masyrakat adalah sebagai berikut:
1. Prosedur Pelayanan (U1), yaitu kemudahan
tahapan pelayanan dilihat dari kesederhanaan
alur pelayanan;
2. Persyaratan Pelayanan (U2), yaitu persyaratan
teknis dan administratif yang diperlukan untuk
mendapatkan pelayanan;
3. Kejelasan Petugas Pelayanan (U3), yaitu Kejelasan nama, jabatan, serta kewenangan dan
tanggung jawabnya petugas pelayanan;
4. Kedisiplinan Petugas Pelayanan (U4), yaitu
kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu
kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
5. Tanggung jawab Petugas Pelayanan (U5), yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab;
6. Kemampuan Petugas Pelayanan (U6), yaitu
tingkat keahlian dan ketrampilan yang dimiliki

Journal Of Economic Management & Business - Vol. 14, No. 4, Oktober 2013

petugas;
7. Kecepatan Pelayanan (U7), yaitu target waktu
pelayanan;
8. Keadilan mendapatkan Pelayanan (U8), yaitu
dengan tidak membedakan golongan/status
masyarakat yang dilayani;
9. Kesopanan dan keramahan Petugas (U9), yaitu
sikap dan perilaku petugas dalam memberikan
pelayanan;
10. Kewajaran Biaya Pelayanan (U10), yaitu keterjangkauan terhadap besarnya biaya yang
ditetapkan;
11. Kepastian Biaya Pelayanan (U11), yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan
biaya yang telah ditetapkan;
12. Kepastian Jadwal Pelayanan (U12), yaitu
pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan;
13. Kenyamanan Lingkungan (U13), yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang dapat
memberikan rasa nyaman kepada penerima
pelayanan;
14. Keamanan Pelayanan (U14), yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan;
sasaran IKM Bidang pelayanan Kesehatan
Penelitian mengenai kepuasan masyarakat
ini merupakan instrumen untuk mengetahui indeks kepuasan masyarakat, melalui evaluasi kinerja unit pelayanan instansi pusat maupun daerah,
sasarannya antara lain:
1. Mengetahui dan mengevaluasi tingkat kinerja
unit pelayanan kesehatan dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat;
2. Mendorong tumbuhnya inovasi untuk penataan sistem, mekanisme dan prosedur pelayanan kesehatan, sehingga pelayanan kepada
masyarakat dapat dilaksanakan lebih berdaya
guna dan berhasil guna.
3. Mendorong tumbuhnya kreativitas, prakarsa
dan peran serta masyarakat dalam mengevaluasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan.
Rahmah Hida dan Wiko (2011) menjelaskan
tingkat pelayanan kesehatan di RSUD Achmad

377

Mochtar Padang sudah masuk dalam kategori baik
di mana unsur pelayanan yang paling menonjol
adalah kemampuan petugas serta pelayanan keamanan. Dari hasil penelitian sebelumnya diperoleh gambaran bahwa rumah sakit yang diteliti
telah memberikan pelayanan kepada masyarakat
secara memadai. Indeks kepuasan masyarakat
(IKM) memberikan penilaian yang objektik dan
berguna untuk pengambilan kebijakan periode
berikkutnya dalam hal perbaikan-perbaikan kualitas pelayanan kesehatan.
MeTode penelITIan
Penelitian yang dilakukan dibatasi hanya pada
Rumah Sakit Umum Cut Meutia (RSUCM) dan
4 Puskesmas lainnya yang berada dalam wilayah
Kabupaten Aceh Utara yaitu Puskesmas Simpang
Kramat, Puskesmas Paya Bakong, Puskesmas
Tanah Jambo Aye, Puskesmas Baktiya Barat. Data
yang digunakan adalah hasil quesioner dari 150
responden yang menjadi responden pada 5 (lima)
titik lokasi pelayanan. Pengukuran dilakukan selama satu bulan.
Variabel penelitian ditentukan berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur
Negara Nomor: Kep/25/M.PAN/2/2004 tentang
Pelayanan Prima yaitu: (1) Prosedur pelayanan;
(2) Persyaratan pelayanan; (3) Kejelasan petugas
pelayanan; (4) Kedisiplinan petugas pelayanan;
(5) Tanggung jawab petugas pelayanan; (6) Kemampuan petugas pelayanan; (7) Kecepatan Pelayanan;(8) Keadilan mendapatkan pelayanan; (9)
Kesopanan dan Keramahan Petugas; (10) Kewajaran biaya pelayanan; (11) Kepastian biaya pelayanan; (12) Kepastian jadwal pelayanan; (13) Kenyamanan lingkungan; (14) Keamanan pelayanan.
Metode pengolahan data dengan menggunakan “nilai rata-rata tertimbang” masing-masing
unsur pelayanan. Setiap unsur pelayanan memiliki penimbang yang sama dengan rumus sebagai
berikut:
Bobot nilai rata-rata tertimbang =

Jumlah bobot
Jumlah unsur

= 1/14
= 0,071

Untuk memperoleh nilai kepuasan masyarakat
dari unit pelayanan digunakan pendekatan nilai

FakrIaH daN Syawal HarIaNtO

378

rata-rata tertimbang dengan rumus sbagai berikut:
Kepuasan Masyarakat = Total dari Nilai Persepsi Per Unsur x Nilai penimbang
Total unsur yang terisi

F2 = Jumlah (Frekuensi) responden yang menjawab “kurang...”(skor 2 )
F4 = Jumlah (Frekuensi) responden yang menjawab “puas” (skor 4 )
F5 = Jumlah (Frekuensi) responden yang menjawab “sangat...” (skor 5)
S0-5 = Skor 1,2,4 dan 5
Σ F = Jumlah total responden (Total Frekuensi)

Untuk memudahkan interpretasi terhadap penilaian kepuasan masyarakat yaitu antara 25 – 100
maka hasil penilaian tersebut di atas dikonversikan dengan nilai dasar 25, dengan rumus sebagai
berikut:
Nilai Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan x 25

Mengingat unit pelayanan mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, maka setiap unit pelayanan dimungkinkan untuk:
a. Menambah unsur yang dianggap relevan
b. Memberikan bobot yang berbeda terhadap 14
(empat belas) unsur yang dominan dalam unit
pelayanan, dengan catatan jumlah bobot seluruh unsur tetap 1 (satu).
Analisis dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
Untuk penghitungan Nilai Kepuasan Masyarakat
digunakan rumus sebagai berikut:
a. Untuk abstain (tidak mengisi) diberi skor 0
b. Untuk “Tidak...= 1, “kurang...=2, “puas = 4
dan sangat...= 5
c. Semua pilihan jawaban responden (frekuensi),
masing-masing dikalikan dengan skor sehingga diperoleh nilai. Contoh item pertanyaan nomor 1 tentang kemudahan prosedur pelayanan.
d. Selanjutnya dihitung Kepuasan Masyarakat
dengan formula sebagai berikut: IKM = (F0 x
S0) + (F1 x S1) + (F2 x S2) + (F4 x S4) + (F5
x S5) x 100% (ΣF x 5)
Keterangan:
F0 = Jumlah (Frekuensi) responden yang tidak
menjawab (0)
F1 = Jumlah (Frekuensi) responden yang menjawab “tidak...” (skor 1 )

Metode pengukuran untuk survei masyarakat,
dengan responden sebagai pengguna/ pengunjung
rumah sakit dan Puskesmas di Kabupaten Aceh
Utara. Alat ukur adalah kuesioner pilihan dengan skala Likert. Angka 1 mewakili: tidak puas,
2 mewakili: kurang puas, 3 sengaja dihilangkan
untuk menghindari central tendency 2, 4 mewakili: puas, 5 mewakili: sangat puas. Pemilihan kata
di atas disesuaikan dengan item pertanyaan agar
responden mudah memahami pertanyaan dalam
kuesioner. Pengolahan data diberikan skor seperti
tersebut di atas.
peMBahasan
Indek Kepuasan Masyarakat per unsur
pelayanan
Hasil penghitungan nilai kepuasan masyarakat
setiap unit pelayanan diperoleh dari jumlah nilai
rata-rata setiap unsur pelayanan. Sedangkan nilai
indeks komposit (gabungan) untuk setiap unit pelayanan adalah jumlah nilai rata-rata dari setiap
unsur pelayanan dikalikan dengan penimbangan
yang sama, yaitu 0,071. Hasil penghitungan nilai
kepuasan masyarakat per unit pelayanan sejumlah
instansi pemerintah di kabupaten Aceh Utara tahun 2012 sebagaimana terdapat pada Tabel 2

Tabel 1
nilai persepsi Indeks Kepuasan Masyarakat
Nilai
Persepsi
1
2
3
4

Nilai Interval IKM
1,00 – 1,74
1,76 – 2,50
2,51 – 3,25
3,26 – 4,00

Nilai interval
Konversi IKM
25 – 43,75
43,76 – 62,50
62,51 – 81,25
81,26 – 100,00

Mutu
Pelayanan
D
C
B
A

Kinerja unit pelayanan
kesehatan
Tidak baik (Bad)
Kurang baik (NG)
Baik (G)
Sangat baik (VG)

Journal Of Economic Management & Business - Vol. 14, No. 4, Oktober 2013

Tabel 2
nilai Kepuasan Masyarakat per unsur pelayanan
pada puskesmas simpang Kramat Kabupaten aceh utara
No.

Unsur Pelayanan

Prosedur Pelayanan
1
Persyaratan Pelayanan
2
Kejelasan Petugas pelayanan
3
Kedisiplinan Petugas pelayanan
4
Tanggung jawab petugas pelayanan
5
Kemampuan Petugas pelayanan
6
Kecepatan Pelayanan
7
Keadilan mendapatkan pelayanan
8
Kesopanan dan Keramahan Petugas
9
Kewajaran biaya pelayanan
10
Kesesuaian biaya pelayanan
11
Ketepatan Jadwal Pelayanan
12
Kenyamanan lingkungan
13
Keamanan Lingkungan
14
Jumlah Nilai Indeks

Nilai Unsur
2,83
2,83
2,83
2,83
2,80
2,76
2,73
2,81
3,00
2,97
3,11
3,17
3,00
2,99

Nilai Unsur Pelayanan
x 0,071
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,19
0,20
0,21
0,21
0,22
0,23
0,21
0,21
2,89

Tabel 3
nilai Kepuasan Masyarakat per unsur pelayanan
pada puskesmas paya Bakong Kabupaten aceh utara
No.

Unsur Pelayanan

Prosedur Pelayanan
1
2
Persyaratan Pelayanan
3
Kejelasan Petugas pelayanan
4
Kedisiplinan Petugas pelayanan
Tanggung jawab petugas pelayanan
5
Kemampuan Petugas pelayanan
6
7
Kecepatan Pelayanan
Keadilan mendapatkan pelayanan
8
Kesopanan dan Keramahan Petugas
9
10
Kewajaran biaya pelayanan
11
Kesesuaian biaya pelayanan
12
Ketepatan Jadwal Pelayanan
Kenyamanan lingkungan
13
Keamanan Lingkungan
14
Jumlah Nilai Indeks

Nilai Unsur
3,04
3,56
2,87
2,83
2,75
2,89
2,69
2,95
2,89
2,83
2,77
2,71
2,71
2,89

Nilai Unsur Pelayanan
x 0,071
0,22
0,25
0,20
0,20
0,20
0,21
0,19
0,21
0,21
0,20
0,20
0,19
0,19
0,21
2,87

Tabel 4
nilai Kepuasan Masyarakat per unsur pelayanan
pada puskesmas Tanah Jambo aye Kabupaten aceh utara
No.

Unsur Pelayanan

1
Prosedur Pelayanan
2
Persyaratan Pelayanan
3
Kejelasan Petugas pelayanan
Kedisiplinan Petugas pelayanan
4
5
Tanggung jawab petugas pelayanan
6
Kemampuan Petugas pelayanan
7
Kecepatan Pelayanan
8
Keadilan mendapatkan pelayanan
Kesopanan dan Keramahan Petugas
9
10
Kewajaran biaya pelayanan
11
Kesesuaian biaya pelayanan
12
Ketepatan Jadwal Pelayanan
Kenyamanan lingkungan
13
14
Keamanan Lingkungan
Jumlah Nilai Indeks

Nilai Unsur
2,69
2,53
2,69
2,67
2,62
2,47
2,06
2,54
2,95
2,76
2,42
2,35
2,10
2,41

Nilai Unsur Pelayanan
x 0,071
0,19
0,18
0,19
0,19
0,19
0,18
0,15
0,18
0,21
0,20
0,17
0,17
0,15
0,17
2,50

379

380

Dari Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai indeks
pelayanan kesehatan dan surat Rekomendasi Pengujian Kesehatan pada Puskesmas Simpang Kramat Kabupaten Aceh Utara adalah 2,89 dimana
hasilnya sebagai berikut:
a. Nilai IKM setelah dikonversi
= Nilai Indeks x Nilai Dasar
= 2,89 x 25
= 72,17
b. Mutu Pelayanan
=B
c. Kinerja Unit Pelayanan
= Baik
pelayanan Kesehatan dan surat rekomendasi
pengujian Kesehatan pada puskesmas paya
Bakong Kabupaten aceh utara
Dari hasil survey yang telah dilakukan, diperoleh data nilai kepuasan masyarakat per unsur
pelayanan sebagaimana terdapat pada Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai indeks pelayanan kesehatan dan surat Rekomendasi Pengujian Kesehatan
pada Puskesmas Paya Bakong Kabupaten Aceh
Utara adalah 2,87 dimana hasilnya sebagai berikut:
a. Nilai IKM setelah dikonversi
= Nilai Indeks x Nilai Dasar
= 2,87 x 25
= 71,67
b. Mutu Pelayanan
=B
c. Kinerja Unit Pelayanan
= Baik
pelayanan Kesehatan dan surat rekomendasi
pengujian Kesehatan pada puskesmas Tanah
Jambo aye Kabupaten aceh utara
Dari hasil survey yang telah dilakukan diperoleh data nilai kepuasan masyarakat per unsur pelayanan sebagaimana terdapat pada Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai indeks pelayanan kesehatan
dan surat Rekomendasi Pengujian Kesehatan pada
Puskesmas Tanah Jambo Aye Kabupaten Aceh Utara adalah 2,50 dimana hasilnya sebagai berikut:
a. Nilai IKM setelah dikonversi
= Nilai Indeks x Nilai Dasar
= 2,50 x 25
= 62,59

FakrIaH daN Syawal HarIaNtO

b. Mutu Pelayanan
=C
c. Kinerja Unit Pelayanan
= Kurang Baik
pelayanan Kesehatan dan s