Vol.14 No.3 Juli 2013

ISSN: 1412-968X
Volume 14, Nomor 3, Juli 2013

JOURNAL OF

Economic
Management
& Business
Pengaruh Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, dan Arus Kas Pendanaan
Terhadap Return Saham pada Perusahaan Go Publik di Bursa Efek Indonesia
Iswadi

249

Analisis Pengaruh Pembatasan Pemakaian BBM Solar Terhadap
Pendapatan Rumah Tangga Nelayan
Studi Kasus pada Gampong Ujong Blang Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe
Ikramuddin dan Yul Bahri
261
Potensi Zakat pada Nelayan di Wilayah Pusong Kota Lhokseumawe
Damanhur


273

Analisis Capaian Kepuasan Masyarakat Atas Layanan Pegawai Pemerintah
Kota Lhokseumawe
Muhammad Nasir

287

Pengaruh Laba, Arus Kas dan Leverage Terhadap Return Saham
Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia
Nur Afni Yunita dan Rayyan Firdaus

301

The Inluence Of Family Expectations Program (FEP) In Overcoming Poverty
in Lhokseumawe
Sutriani

313


Pengaruh Budaya Perusahaan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada
PT. Pupuk Iskandar Muda di Aceh Utara
Tafriadi dan Ristati

325

Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Produk Garmen
di Pasar Tradisional Geudong, Aceh Utara
Teuku Zulkarnaen

335

Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Laba Usaha Industri Kerajinan Meubel
di Kota Lhokseumawe
Umaruddin Usman
347
Kredit Bank Perkreditan Rakyat dan Pengaruhnya pada Perkembangan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kota Banda Aceh
Yurina


FAKULTAS EKONOMI
Universitas Malikussaleh

355

ISSN: 1412-968X
Volume 14, Nomor 3, Juli 2013

JOURNAL OF

Economic
Management
& Business
Pengaruh Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, dan Arus Kas Pendanaan
Terhadap Return Saham pada Perusahaan Go Publik di Bursa Efek Indonesia
Iswadi

249


Analisis Pengaruh Pembatasan Pemakaian BBM Solar Terhadap
Pendapatan Rumah Tangga Nelayan
Studi Kasus pada Gampong Ujong Blang Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe
Ikramuddin dan Yul Bahri

261

Potensi Zakat pada Nelayan di Wilayah Pusong Kota Lhokseumawe
Damanhur

273

Analisis Capaian Kepuasan Masyarakat Atas Layanan Pegawai Pemerintah
Kota Lhokseumawe
Muhammad Nasir

287

Pengaruh Laba, Arus Kas dan Leverage Terhadap Return Saham
Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia

Nur Afni Yunita dan Rayyan Firdaus

301

The Inluence Of Family Expectations Program (FEP) In Overcoming Poverty
in Lhokseumawe
Sutriani

313

Pengaruh Budaya Perusahaan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada
PT. Pupuk Iskandar Muda di Aceh Utara
Tafriadi dan Ristati

325

Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Produk Garmen
di Pasar Tradisional Geudong, Aceh Utara
Teuku Zulkarnaen


335

Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Laba Usaha Industri Kerajinan Meubel
di Kota Lhokseumawe
Umaruddin Usman
347
Kredit Bank Perkreditan Rakyat dan Pengaruhnya pada Perkembangan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kota Banda Aceh
Yurina

FAKULTAS EKONOMI
Universitas Malikussaleh

355

E-MABIS

JOURNAL OF

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MALIKUSSALEH


Economic
Management
& Business

ISSN : 1412 – 968X

Diterbitkan Oleh :
Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh
Dewan Penasehat/Advisory Board
Rektor Universitas Malikussaleh
Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh
Ketua Penyunting/ Chief Editor
Wahyuddin (Chief)
Pengelola Penyunting/Managing Editor
Khairil Anwar (Chief)
Iswadi, Anwar Puteh, Ichsan, Ghazali Syamni,
Damanhur, Naufal Bachri, Husaini, Yulbahri
Penasehat Editorial dan Dewan Redaksi/
Editorial Advisory and Review Board

Prof. A. Hadi Ariin (Unimal), Jullimursyida, Ph.D (Unimal),
Adi Aif Zakaria, Ph.D (UI), Zafri Ananto Husodo, Ph.D (UI),
Fachruzzaman (UNIB), Erlina, Ph.D (USU), Muhammad Nasir, Ph.D (USK),
Sofyan Syahnur, Ph.D (USK), Tafdil Husni, Ph.D (UNAND),
Jeliteng Pribadi, MA (USK),
Sirkulasi & Secretary :
Kusnandar Zainuddin, Fuadi, Karmila, Ismail
Kantor Penyunting/Editorial Ofice
Kampus Bukit Indah P.O. Box. 141 Lhokseumawe Telp. (0645) 7014461 Fax. (0645) 56941
E-mail : emabis@fe-unimal.org - Hompage: www.fe-unimal.org/jurnal/emabis
Jurnal E-Mabis Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh diterbitkan sejak tahun 2000 sesuai dengan
Surat Keputusan Rektor Universitas Malikussaleh nomor SK. No.34/UM.H/KP/2000
Jurnal E-Mabis diterbitkan oleh FE Unimal bekerjasama dengan ISEI Lhokseumawe
Dekan : Wahyuddin, Pembantu Dekan I : Khairil Anwar, Pembantu Dekan II: Iswadi,
Pembantu Dekan III : Anwar Puteh, Pembantu Dekan IV : Ichsan
Jurnal E-Mabis terbit 4 kali setahun pada bulan Januari, April, Juli, dan Oktober.
ISSN : 1412-968X. keputusan terbit 4 kali setahun mulai Edisi Vol.13 Nomor: 1, Januari 2012

Daftar Isi
Pengaruh Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, dan Arus Kas Pendanaan

Terhadap Return Saham pada Perusahaan Go Publik di Bursa Efek Indonesia
Iswadi

249

Analisis Pengaruh Pembatasan Pemakaian BBM Solar Terhadap
Pendapatan Rumah Tangga Nelayan
Studi Kasus pada Gampong Ujong Blang Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe
Ikramuddin dan Yul Bahri

261

Potensi Zakat pada Nelayan di Wilayah Pusong Kota Lhokseumawe
Damanhur

273

Analisis Capaian Kepuasan Masyarakat Atas Layanan Pegawai Pemerintah
Kota Lhokseumawe
Muhammad Nasir


287

Pengaruh Laba, Arus Kas dan Leverage Terhadap Return Saham
Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia
Nur Afni Yunita dan Rayyan Firdaus

301

The Inluence Of Family Expectations Program (FEP) In Overcoming Poverty
in Lhokseumawe
Sutriani

313

Pengaruh Budaya Perusahaan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada
PT. Pupuk Iskandar Muda di Aceh Utara
Tafriadi dan Ristati

325


Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Produk Garmen
di Pasar Tradisional Geudong, Aceh Utara
Teuku Zulkarnaen

335

Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Laba Usaha Industri Kerajinan Meubel
di Kota Lhokseumawe
Umaruddin Usman

347

Kredit Bank Perkreditan Rakyat dan Pengaruhnya pada Perkembangan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kota Banda Aceh
Yurina

355

Journal
Of Economic
Management
& Business - Volume
14, Nomor 3, Juli 2013
JOURNAL
OF ECONOMIC
MANAGEMENT
& BUSINESS
Volume 14, Nomor 3, Juli 2013
ISSN: 1412 – 968X
Hal. 249-259

249

PENGARUH ARUS KAS OPERASI, ARUS KAS
INVESTASI, DAN ARUS KAS PENDANAAN
TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN
GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA
ISWADI
Dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh

The objective of this research is to prove the inluence of operating cash low,
investing cash low, and inancing cash low on stock return. This research was
conducted at Indonesian Stock Exchange. The data were collected from the Capital
Market Reference Center. Data analysis used is multiple linear regression method.
The result of the research indicated that operating cash low inluence stock return
signiicantly, investing cash low and inancing cash low not inluence stock return
signiicantly.
Keywords: Operating cash low, investment cash low, inancing cash low, stock
return

250

ISWADI

LATAR BELAKANG
Investasi saham merupakan jenis
investasi yang diminati oleh investor. Ada
dua keuntungan yang diharapkan investor
dari investasi saham yaitu dividen dan
capital gain. Dividen merupakan pembagian
keuntungan perusahaan kepada para
pemegang saham sedangkan capital gain
merupakan selisih positif antara harga jual
dengan harga beli suatu saham. Harga
saham merupakan cerminan ekspektasi
investor dalam memperoleh keuntungan.
Harga saham sering dipertimbangkan oleh
investor dalam pengambilan keputusan
investasi.
Harga saham di pasar modal selalu
berluktuasi. Investor biasanya melakukan
analisis saham dalam usaha untuk
memperoleh imbal hasil saham yang
baik. Salah satu informasi penting yang
dibutuhkan oleh investor dalam melakukan
analisis saham adalah informasi kinerja
keuangan perusahaan. Kinerja keuangan
tercermin pada laporan keuangan sehingga
laporan ini dijadikan sumber informasi
utama oleh investor.
Husnan (2002:5) menyatakan bahwa
“dalam pasar modal yang eisien, harga
saham mencerminkan semua informasi
publik yang relevan yang tersedia di
pasar”. Informasi publik tersebut antara
lain adalah laporan arus kas (cash low) yang
diterbitkan melalui laporan keuangan. Arus
kas merupakan ukuran kinerja keuangan
perusahaan yang menggunakan akuntansi
arus kas. Investor menggunakan informasi
arus kas sebagai salah satu pertimbangan
pengambilan keputusan investasi saham.
Jogianto (2000:96) berpendapat bahwa “Jika
Informasi aliran kas lebih diyakini mewakili
nilai dari perusahaan dibandingkan
informasi laba, maka seharusnya investor
yang canggih menggunakan informasi arus
kas”.
Arus kas begitu vital karena perusahaan
dalam
menjalankan
aktivitasnya
membutuhkan kas. Gambaran menyeluruh

mengenai penerimaan dan pengeluaran
kas hanya bisa diperoleh dari laporan
arus kas. Informasi laporan arus kas dapat
diukur dengan menggunakan kekuatan
hubungan antara arus kas dengan return
saham. Penelitian tentang arus kas sudah
banyak dilakukan yang diantaranya adalah
Triyono dan Jogiyanto (2000) yang sudah
memisahkan komponen arus kas menjadi
arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus
kas pendanaan, Daniati dan Suhairi (2006),
dan Pamudji dkk (2008) yang hasilnya masih
kontradiktif sehingga menarik untuk diteliti
kembali. Penelitian ini mengkaji pengaruh
arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus
kas pendanaan terhadap return saham.
Bursa Efek Indonesia merupakan pasar
modal Indonesia yang berfungsi untuk
memediasi pemindahan dana dari lender
ke borrower dengan cara berinvestasi dalam
bentuk sekuritas perusahaan go publik.
Melalui pasar modal, lender dimungkinkan
melakukan investasi tanpa harus menunggu
tersedianya dana operasi perusahaan.
Dengan investasi ini, pemilik dana
mengharapkan return dari investasinya.
Berdasarkan uraian di atas, maka
penelitian ini menguji Pengaruh Arus Kas
Operasi, Arus Kas Investasi, dan Arus
Kas Pendanaan Terhadap Return Saham
Pada Perusahaan Go Publik di Bursa Efek
Indonesia”. Masalah pokoknya adalah
apakah arus kas operasi, arus kas investasi
dan arus kas pendanaan berpengaruh
terhadap return saham?
TINJAUAN TEORITIS
Arus kas dapat memberikan informasi
historis tentang perubahan kas dan setara kas
dari suatu perusahaan melalui laporang arus
kas. Menurut Darsono dan Ashari (2005:90),
mengemukakan ”arus kas yaitu suatu
laporan yang memuat informasi tentang
sumber dan penggunaan kas perusahaan
selama periode tertentu”. Menurut PSAK
No.2, (2009:2.2) pengertian arus kas adalah
“arus kas masuk dan arus kas keluar atau

Journal Of Economic Management & Business - Volume 14, Nomor 3, Juli 2013

setara kas. Schroeder (1995:224) menyatakan
arus kas masuk dan arus kas keluar entitas
bisnis sangat penting bagi investor dan
kreditor. Penyajian informasi arus kas
membantu investor untuk memprediksi
jumlah kas yang yang dapat didistribusikan
sebagai dividen dan untuk mengevaluasi
risiko potensial investasi.
Prastowo (2000:120) menyatakan bahwa
ada tiga klasiikasi arus kas yaitu:
1. Aktivitas operasi (operating activities) adalah aktivitas penghasil utama
pendapatan perusahaan dan aktivitas
lain yang mencakup aktivitas produksi
dan pengiriman barang atau penyerahan
jasa;
2. Aktivitas investasi (investing activities)
mencakup aktivitas meminjamkan uang
dan mengumpulkan piutang serta memperoleh dan menjual investasi dan aktiva
jangka panjang produktif;
3. Aktivitas pendanaan (inancing activities)
berkaitan dengan pos-pos hutang jangka
panjang dan modal.
Return Saham merupakan hasil yang
diperoleh dari suatu investasi. Menurut
Jogianto (2000:142) “return merupakan hasil
atau keuntungan yang diperoleh pemegang
saham sebagai hasil dari investasinya”.
Sedangkan pengertian return menurut
Ang (2001:202) “tingkat keuntungan yang
dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi
yang dilakukannya”. Tanpa adanya tingkat
keuntungan yang dinikmati dari suatu
investasi, tentunya di pasar. Komponen
return terdiri dari 2 jenis yaitu current
income (pendapatan lancar) dan capital gain
(keuntungan selisih harga). Current income
merupakan keuntungan yang diperoleh
melalui pembayaran yang bersifat periode
seperti pembayaran bunga deposito, bunga
obligasi, dividen dan sebagainya. Disebut
sebagai pendapatan lancar, maksudnya
adalah keuntungan yang diterima biasanya
dalam bentuk kas atau setara kas, sehingga
dapat diuangkan secara cepat, seperti
bunga/jasa giro dan dividen tunai. Dan yang

251

setara kas adalah saham bonus atau dividen
saham yaitu dividen yang dibayarkan dalam
bentuk saham dan dapat dikonversi menjadi
uang kas.
Komponen kedua dari return adalah
capital gain, yaitu keuntungan yang diterima
karena adanya selisih antara harga jual
dengan harga beli saham dari suatu
instrumen investasi. Capital gain sangat
tergantung dari harga pasar instrumen
investasi, yang berarti bahwa instrumen
investasi harus diperdagangkan di pasar.
Dengan adanya perdagangan maka akan
timbul perubahan nilai suatu instrumen
investasi yang memberikan capital gain.
Besarnya capital gain dilakukan dengan
analisis return historis yang terjadi pada
periode sebelumnya, sehingga dapat
ditentukan besarnya tingkat kembalian
yang diinginkan.
Pengaruh Arus Kas Operasi, Arus Kas
Investasi, dan Arus Kas Pendanaan
Terhadap Return Saham
Menurut PSAK No.2 (2009:2.4) Arus
kas dari aktivitas operasi adalah aktivitas
penghasil utama pendapatan perusahaan.
Arus kas
tersebut umumnya berasal
dari transaksi dan peristiwa lain yang
mempengaruhi penetapan laba atau
rugi bersih. Arus kas operasi merupakan
indikator yang menentukan apakah dari
operasi perusahaan dapat menghasilkan
kas
yang
cukup
untuk
melunasi
pinjaman,
memelihara
kemampuan
operasi perusahaan, membayar deviden
dan melakukan investasi baru tanpa
mengandalkan pada sumber pendanaan
dari luar.
Livnat dan Zarowin (1990) menyatakan
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan dan meningkatkan arus
kas dari aktivitas operasi mempengaruhi
ekspektasi investor untuk memperoleh
arus kas setiap periode yang menyebabkan
meningkatnya permintaan terhadap saham
sehingga pada akhirnya mempengaruhi
harga saham yang bersangkutan. Hasil

252

penelitian Triyono dan Hartono (2000)
membuktikan total arus kas tidak
mempunyai hubungan yang signiikan
dengan harga saham, tetapi pemisahan
arus ke dalam komponen arus kas operasi,
arus kas investasi, dan arus kas pendanaan
menunjukkan adanya hubungan yang
signiikan dengan harga saham. Pamudji dkk
(2008) bahwa arus kas operasi berpengaruh
signiikan terhadap return saham.
Menurut PSAK No.2 (2009:2.4) Arus
kas investasi mencerminkan pengeluaran
kas sehubungan dengan sumber daya yang
bertujuan untuk menghasilkan pendapatan
dan arus kas masa depan. Aktivitas
investasi adalah aktivitas yang menyangkut
perolehan atau pelepasan aktiva jangka
panjang (aktiva tidak lancar) serta investasi
lain yang tidak termasuk dalam setara kas,
mencakup aktivitas meminjamkan uang
dan mengumpulkan piutang tersebut serta
memperoleh dan menjual investasi dan
aktiva jangka panjang produktif. Penelitian
yang dilakukan oleh Daniati dan Suahiri
(2006) memperoleh hasil adanya pengaruh
yang signiikan dan negatif antara arus kas
investasi terhadap return saham. Secara teori,
semakin tinggi arus kas investasi perusahaan
maka semakin tinggi kepercayaan investor
pada perusahaan tersebut, sehingga semakin
besar pula return saham.
Menurut
PSAK
No.2
(2009:2.5)
pengungkapan terpisah arus kas yang timbul
dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan
sebab berguna untuk memprediksi kalim
terhadap arus kas masa depan oleh para
pemasok modal perusahaan. Arus kas
pendanaan berpengaruh terhadap return
saham umumnya dijelaskan dengan
menggunakan signaling theory. Miller dan
Rock (1985) dalam Triyono dan Jogiyanto
(2000) menyatakan pasar akan bereaksi
negatif terhadap pengumuman pendanaan
dari luar karena akan berpengaruh terhadap
arus kas operasi yang lebih rendah untuk
masa yang akan datang. Lebih lanjut Smith
(1986) dalam Triyono dan Jogiyanto (2000)
berpendapat bahwa berdasarkan teori

ISWADI

keuangan, penerbitan atau penarikan saham
biasa akan berpengaruh terhadap return
saham.
Berdasarkan uraian di atas maka
hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Ha1 : Arus kas operasi berpengaruh signiikan terhadap return saham.
Ha2 : Arus kas investasi berpengaruh signiikan terhadap return saham.
Ha3 : Arus kas pendanaan berpengaruh signiikan terhadap return saham.
METODE PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar (listing) di Bursa efek Indonesia
pada tahun 2009-2011 yang berjumlah
131 perusahaan yang dimuat dalam IDX.
Data arus kas tahun 2009 digunakan untuk
mengukur perubahan arus kas tahun
2010. Subjek penelitiannya dibatasi pada
perusahaan manufaktur karena jumlah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia lebih banyak dibanding
sektor-sektor lain, sehingga analisis dalam
suatu penelitian dapat menghasilkan
simpulan yang dapat dibandingkan antara
satu perusahaan dengan perusahaan lainnya,
dan perusahaan manufaktur mempunyai
kriteria pengungkapan yang lebih sederhana
dibandingkan dengan perusahaan lainnya
seperti perusahaan perbankan cenderung
mempunyai rasio hutang atas modal yang
relatif sangat tinggi.
Sampel dipilih dengan menggunakan
purposive sampling, yaitu mengambil
sampel yang telah ditentukan sebelumnya
berdasarkan maksud dan tujuan penelitian.
Jumlah sampel dalam penelitian ini
berjumlah 37 perusahaan manufaktur
yang tedaftar di BEI pada tahun 2009-2011.
Adapun kriteria pemilihan Sampel yang
digunakan adalah perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI yang dapat diakses
laporan keuangan yang telah diaudit secara

Journal Of Economic Management & Business - Volume 14, Nomor 3, Juli 2013

berturut-turut selama tahun 2009 sampai
tahun 2011, dan tersedia harga saham selama
periode 2010-2011 secara berturut-turut.
Sumber data penelitian ini merupakan
data sekunder, berupa laporan keuangan
tahunan
yang
telah
diaudit
dan
dipublikasikan di Pusat Referensi Pasar
Modal Bursa Efek Indonesia untuk tahun
2009 sampai tahun 2011. Sedangkan data
harga saham yang digunakan hanya harga
tahun 2010 dan 2011 selama event windows
yang ditetapkan. Sumber data penelitian
situs BEI yaitu www.idx.co.id.
Variabel Independen
1. Arus kas operasi
Arus kas operasi merupakan aktivitas
penghasil utama perusahaan dan aktivitas
lain selain investasi dan pendanaan. Arus
kas operasi pada penelitian ini diproksi
menggunakan selisih antara arus kas operasi
masuk dengan arus kas operasi keluar. Arus
kas operasi diukur melalui perubahan arus
kas operasi yang dihitung dengan cara:
arus kas operasi perusahaan i pada periode
t dikurangi arus kas operasi perusahaan
i pada periode t-1 dibagi arus kas operasi
perusahaan i pada periode t-1.
2. Arus kas investasi
Arus kas investasi merupakan aktivitas
yang menyangkut perolehan atau pelepasan
aktiva jangka panjang serta investasi lain
yang tidak termasuk dalam setara kas,
mencakup aktivitas meminjamkan uang dan
mengumpulkan piutang serta memperoleh
dan menjual investasi dan aktiva jangka
panjang. Arus kas investasi pada penelitian
ini diproksi menggunakan selisih antara
arus kas investasi masuk dengan arus kas
investasi keluar. Arus kas investasi diukur
melalui perubahan arus kas investasi yang
dihitung dengan cara: arus kas investasi
perusahaan I pada periode t dikurangi arus
kas investasi perusahaan i pada periode t-1
dibagi arus kas investasi perusahaan i pada
periode t-1.

253

3. Arus kas pendanaan
Arus kas operasi merupakan aktivitas
yang mengakibatkan perubahan dalam
jumlah serta komposisi ekuitas dan
pinjaman perusahaan. Arus kas operasi
pada penelitian ini diproksi menggunakan
selisih antara arus kas pendanaan masuk
dengan arus kas pendanaan keluar. Arus
kas pendanaan diukur melalui perubahan
arus kas pendanaan yang dihitung dengan
cara: arus kas pendanaan perusahaan i pada
periode t dikurangi arus kas pendanaan
perusahaan i pada periode t-1 dibagi arus
kas pendanaan perusahaan i pada periode
t-1.
Variabel dependen
Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah return saham. Indikator yang
digunakan adalah rata-rata actual return (Rit)
yang dihitung mengacu kepada Jogianto
(2000:34) dengan rumus :
R i,t =

P i,t - Pi,t-1
Pi,t-1

Dimana :
R i,t = Actual return saham i pada periode t
P i,t = harga saham i pada periode t
Pi,t-1 = harga saham i pada periode t-1
Metode Analisis Data
Model analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah model regresi
berganda (multiple regression) untuk mencari
pengaruh fungsional antara arus kas operasi,
arus kas investasi, dan arus kas pendanaan
terhadap return saham pada perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Model ini dipilih karena penelitian ini
dirancang untuk menentukan variabel
independen yang mempunyai pengaruh
terhadap variabel dependen.
Adapun persamaan yang digunakan
dalam analisis regresi linear berganda
sebagai berikut :
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

254

ISWADI

Dimana :
Y = Return saham
β1-4 = Koeisien regresi variabel independen
X1 = Arus kas dari aktivitas operasi
X2 = Arus kas dari aktiitas investasi
X3 = Arus kas dari aktiitas pendanaan
α = Konstanta
e = Error term

heteroskesdastisitas dapat dilihat melalui
graik scatterplots antara nilai prediksi
variabel terikat dengan residualnya. Jika
pola pada graik ditunjukkan dengan titiktitik menyebar di atas dan di bawah angka
0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi heteroskesdastisitas
pada model regresi.

Sebelum melakukan pengujian hipotesis,
terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik
terhadap data yang didapat. Uji asumsi
klasik dilakukan agar nilai parameter
penduga sahih dan tidak bias. Uji asumsi
klasik yang dilakukan meliputi uji:
normalitas, multikolinearitas,heteroskedast
isitas, dan autokorelasi.

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji
apakah dalam sebuah model regresi linear
ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Tentu
saja model regresi yang baik regresi yang
bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi
dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan nilai uji Durbin Watson (Uji
DW). Menurut Ghozali (2011:111) uji DW
hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat
satu dan mensyaratkan adanya intercept
dalam model regresi dan tidak ada variable
lag di antara variable independen. Hipotesis
yang akan diuji adalah:
H0 : tidak ada autokerelasi ( r = 0)
HA : ada autokorelasi ( r ≠ 0)

Uji normalitas dilakukan bahwa
data penelitian ini berdistribusi normal.
Alat uji yang digunakan adalah graik
normal probability plot. Ghozali (2011;161)
mengatakan” distribusi normal akan
membentuk satu garis lurus diagonal dan
ploting data residual akan dibandingkan
dengan garis diagonal. Jika distribusi
data residual normal, maka garis yang
menggambarkan data sesungguhnya akan
mengikuti garis diagonalnya”. Dengan
demikian data dikatakan berdistribusi
normal jika menyebar di sekitar garis
diagonal dan mengikuti garis diagonal.
Uji Multikolinearitas bertujuan mengetahui ada tidaknya multikolinearitas
antar variabel-variabel independen. Uji
multikolonieritas dalam penelitian ini
dilakukan dengan melihat nilai tolerance
dan variance inlation factor (VIF). Menurut
Ghozali (2011:106) nilai cut off yang umum
dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolinearitas adalah jika nilai tolerance ≤
0.10 atau sama dengan VIF ≥ 10.
Uji heteroskesdastisitas bertujuan menguji terjadinya perbedaan varian residual
suatu periode pengamatan ke periode
yang lain. Menurut Ghozali (2011:139),

Pengambilan keputusan ada tidaknya
autokorelasi adalah:
Hipotesis nol
Tidak ada
autokorelasi positif
Tidak ada
autokorelasi positif
Tidak ada korelasi
negative
Tidak ada korelasi
negatif
Tidak ada
autokeralasi, positif
maupun negatif

Keputusan

Jika

Tolak

0 < d < dl

No decision

Dl ≤ d ≤ du

Tolak

4 – dl < d < 4

No decision

4 – du ≤ d ≤

Tidak ditolak

du < d < 4 - du

Pengujian Hipotesis ini bertujuan untuk
mengetahui apakah arus kas operasi, arus
kas investasi, dan arus kas pendanaan
mempunyai pengaruh terhadap return
saham. Pengambilan keputusan dilakukan
berdasarkan perbandingan nilai signiikansi
hitung masing-masing variabel dengan
tingkat signiikansi (α) 5%. Jika nilai

255

Journal Of Economic Management & Business - Volume 14, Nomor 3, Juli 2013

signiikansi hitung masing-masing variable
lebih kecil dari tingkat signiikansi (α ) 5%,
Ha diterima dan H0 ditolak.
HASIL PENELITIAN

Hasil Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas dalam penelitian
ini dilakukan dengan melihat nilai tolerance
dan variance inlation factor (VIF). Hasil uji
multikolonieritas disajikan pada tabel 1
berikut :

Uji normalitas data dilakukan dengan
menggunakan normal probality plot. Hasil uji
normalitas terlihat pada Gambar 1.
Berdasarkan graik tersebut terlihat
bahwa data menyebar di sekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
yang menunjukkan data penelitian ini
berdistribusi normal.

Tabel 1
Hasil Uji Multikolonieritas

1

Model
(Constant)
AKO
AKI
AKP

Gambar 1. Normal Probability Plot

Gambar 2. Graik Scatterplots

Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
.954
.986
.942

1.048
1.014
1.062

256

ISWADI

Dari tabel 1 di atas terlihat tidak ada
variabel independen yang mempunyai nilai
tolerance kurang dari 0,10 dan tidak ada
variabel independen yang memiliki nilai
VIF lebi dari 10 sehingga dapat disimpulkan
bahwa semua variabel independen dalam
penelitian ini bebas multikolinieritas.
Uji heteroskedastisitas dalam penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan graik
scatterplots. Hasil uji heteroskesdastisitas
dapat dilihat pada Gambar 2.
Dari graik scatterplot terlihat bahwa titiktitik menyebar di atas dan di bawah 0 pada
sumbu Y sehinnga dapat disimpulkan tidak
terjadi heteroskesdastisitas pada model
regresi ini.
Uji autokorelasi dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan nilai uji
Durbin Watson (Uji DW). Berdasarkan hasil
uji autokorelasi didapat nilai DW sebesar
2,132. Nilai DW 2,132 lebih besar dari batas
atas (du) 1,70 dan kurang dari (4 – du) 4
– 1,70 sehingga dapat disimpulkan tidak
terjadi autokorelasi positif ataupun negatif.
Hasil Regresi Linear Berganda. Hasil
uji asumsi klasik menunjukkan model
yang digunakan dalam penelitian ini sudah
memenuhi uji asumsi klasik. Hasil regresi
berganda disajikan pada Tabel 2 berikut:

Berdasarkan hasil pada Tabel 2 di atas
maka dibuat persamaan regresi sebagai
berikut:
Y = -0.013 + 0,055 X1 + 0,010X2 + 0,008 X3
Dari persamaan regresi linear tersebut
dapat dilihat bahwa besarnya nilai konstanta
adalah -0.013. Ini berarti bahwa dengan
asumsi pada saat variabel independen (arus
kas operasi, arus kas investasi, dan arus
kas pendanaan) bernilai nol maka return
saham berada pada posisi -0.013. Jika arus
kas operasi meningkat satu persen maka
return saham akan meningkat 5,5 persen
(0.055) pada kondisi arus kas investasi dan
arus kas pendanaan konstan. Jika arus
kas investasi meningkat satu persen maka
return saham akan meningkat satu persen
(0.010) pada kondisi arus kas operasi dan
arus kas pendanaan konstan. Jika arus kas
pendanaan meningkat satu persen maka
maka return saham akan meningkat 0,8
persen (0.008) pada kondisi arus kas operasi
dan investasi konstan.
Nilai F dipergunakan untuk melihat
tingkat
signiikansi
hubungan
dan
pengaruh
dari
variabel
independen
terhadap variabel dependen. Selanjutnya
seberapa besar hubungan dan pengaruh
yang signiikan tersebut dilihat dari nilai R
(koeisien korelasi). Nilai koeisien korelasi
berganda menjelaskan tingkat keeratan

Tabel 2
Hasil Regeresi Berganda
Variabel Independen
Konstanta
Arus Kas Operasi (AKO) X1
Arus Kas Investasi (AKI) X2
Arus Kas Pendanaan (AKP)
X3
R
0.335
R Square
0.112
Sumber: Hasil Penelitian

Koeisien
Regresi

Standard of Error

thitung

Signiikansi

-0.013
0.055
0.010

0.036
0.023
0.015

-0.350
2.426
0.660

0.727
0.018
0.511

0.008

0.008

0.951

0.345

Adjusted R Square
F
Sig F

0.074
2.955
0.038

Journal Of Economic Management & Business - Volume 14, Nomor 3, Juli 2013

hubungan antara variabel dependen
dengan independen. Dari analisis diperoleh
nilai koeisien korelasi sebesar 0.335 (R =
33,5%). Artinya tingkat keeratan hubungan
antara variabel dependen dengan variabel
independen lemah.
Nilai R2 atau koeisien determinasi
merupakan ukuran yang menyatakan
kontribusi dari variabel independen
dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap
variabel dependen. Berdasarkan hasil
pengujian dengan menggunakan analisis
regresi berganda (multiple regression analysis)
diperoleh R2 (nilai koeisien determinasi)
sebesar 0.112 atau 11,2%. Hal ini menjelaskan
bahwa besarnya pengaruh dari return saham
dalam perusahaan yang mampu dijelaskan
oleh variabel arus kas operasi,arus kas
investasi, dan arus kas pendanaan sebesar
11,2%. Sisanya 88,8 % dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan ke
dalam model.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Arus kas operasi terhadap
return saham
Berdasarkan Tabel 2 di atas dapat
diketahui bahwa arus kas operasi (X1)
memiliki nilai signiikansi sebesar 0,018
lebih kecil dari α 0,05 yang berarti arus
kas operasi (X1) berpengaruh signiikan
terhadap return saham. Degan demikian
Ha1 diterima. Pengaruh arus kas operasi
terhadap return
saham sebesar 0.055.
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil
utama pendapatan perusahaan (principal
revenue activities) dan aktivitas lain yang
bukan merupakan aktivitas investasi dan
pendanaan, umumnya berasal dari transaksi
dan peristiwa lain yang mempengaruhi
penetapan laba atau rugi bersih, dan
merupakan indikator yang menentukan
apakah dari operasi perusahaan dapat
menghasilkan kas yang cukup untuk
melunasi
pinjaman,
memelihara
kemampuan operasi perusahaan, membayar
deviden dan melakukan investasi baru tanpa

257

mengandalkan pada sumber pendanaan
dari luar.
Arus kas operasi berpengaruh signiikan
terhadap return saham karena arus kas
operasi yang positif mencerminkan kinerja
atau realitas ekonomi perusahaan yang baik
sehingga diharapkan dapat meningkatkan
return saham. Arus kas operasi yang positif
juga memberi sinyal ke public bahwa
perusahaan akan mengalirkan dividen
kepada investor. Hasil penelitian ini
konsisten dengan hasil penelitian Pamudji
dkk (2008) dan Triyono dan Hartono (2000)
bahwa arus kas operasi berpengaruh
signiikan terhadap return saham.
Pengaruh Arus kas investasi terhadap
return saham
Berdasarkan Tabel 2 di atas dapat
diketahui bahwa arus kas investasi (X2)
memiliki nilai signiikansi sebesar 0,511 lebih
besar dari α 0,05 yang berarti bahwa arus kas
investasi (X2) tidak berpengaruh signiikan
terhadap return saham. Dengan demikian
Ha2 ditolak. Pengaruh arus kas investasi
terhadap return saham sebesar 0.010. Arus
kas investasi tidak berpengaruh signiikan
terhadap return saham karena investor tidak
tertarik pada arus kas investasi perusahaan.
Aktivitas
investasi
mencerminkan
pengeluaran kas sehubungan dengan sumber
daya yang bertujuan untuk menghasilkan
pendapatan dan arus kas masa depan
sehingga mengakibatkan penundanaan atau
pengurangan pembayaran dividen kepada
pemegang saham karena sebagian kas
digunakan untuk investasi perusahaan.
Pengaruh Arus kas pendanaan terhadap
return saham
Berdasarkan Tabel 2 di atas dapat
diketahui bahwa arus kas pendanaan (X3)
memiliki nilai signiikansi sebesar 0,345
lebih besar dari α 0,05 yang berarti arus kas
pendanaan (X3) tidak berpengaruh signiikan
terhadap return saham. Dengan demikian,
penelitian ini tidak berhasil mendukung
Ha3. Pengaruh arus kas pendanaan terhadap

258

ISWADI

return saham sebesar 0.008. Laporan arus
kas pendanaan berisi informasi aktivitasaktivitas yang mengakibatkan perubahan
dalam jumlah serta komposisi ekuitas dan
pinjaman perusahaan. Arus kas pendanaan
berguna untuk memprediksi klaim terhadap
arus kas masa depan oleh para pemasok
modal perusahaan. Arus kas pendanaan
tidak berpengaruh terhadap return saham
kemungkinan disebabkan oleh komponen
arus kas dari aktivitas pendanaan dianggap
tidak memberikan kontribusi terhadap
hubungan arus kas pendanaan dengan
return saham dan tidak memiliki kandungan
informasi yang digunakan bagi investor.
Selain hal tersebut, tidak adanya pengaruh
yang signiikan ini dapat disebabkan oleh
keputusan pendanaan tidak mereleksikan
kinerja
perusahaan
yang
dianggap
sebagai tolak ukur nilai perusahaan. Hasil
ini konsisten dengan hasil penelitian
Daniati dan Suhairi (2006) bahwa arus kas
pendanaan tidak berpengaruh signiikan
terhadap return saham.
KESIMPULAN
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa
hanya arus kas operasi yang berpengaruh

signiikan terhadap return saham sedangkan
arus kas investasi dan arus kas pendanaan
tidak berpengaruh signiikan terhadap
return saham. Arus kas operasi berpengaruh
terhadap return saham mencerminkan
kinerja baik perusahaan. Arus kas investasi
tidak berpengaruh signiikan terhadap return
saham menggambarkan penggunaan kas
untuk investasi dapat menunda pembayaran
diveiden kepada pemegang saham. Arus kas
pendanaan tidak berpengaruh signiikan
terhadap return saham karena ini dipandang
sinyal buruk bagi investor.
SARAN
Hasil penelitian ini memperlihatkan
bahwa investor dan pihak-pihak lain
yang berkepentingan terhadap investasi
saham
sebaiknya
mempertimbangkan
arus kas operasi perusahaan dalam
pengambilan keputusan investasi saham.
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat
mempertimbangkan faktor lain yang diduga
berpengaruh terhadap return saham seperti
kondisi perekonomian negara, peristiwa
special perusahaan seperti stock split dan
juga perlu mempertimbangkan dengan
hanya fokus pada saham-saham bluechip.

Journal Of Economic Management & Business - Volume 14, Nomor 3, Juli 2013

259

REFERENSI
Ang, Robert. (1997), Pasar Modal Indonesia. Media Soft Indonesia. Jakarta.
Daniati, Ninna dan Suhairi, (2006). “Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan
Arus Kas, Laba Kotor Dan Size Perusahaan Terhadap Expected Return Saham”.
Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang.
Darsono dan Ashari, (2005), Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, Andi
Yogyakarta.
Ghozali, Imam, (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS, Edisi
Keenam, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Husnan, Suad, (2002). Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan, Edisi I, BPFE, Yogyakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia, (2009), Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, PT. Salemba
Empat, Jakarta.
Jogianto, Hartono. (2000). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi II. BPFE. Yogyakarta.
Livnat, Joshua dan Zarowin, Paul (1990), The Incremental information of Cash Flows
Component, Journal of Accounting and Economics, Vol 13.p 25-46
Pamudji, Sugeng, Hariono, dan Hardian, Sinaga (2008) . “Analisis Pengaruh Total Arus Kas,
Komponen Arus Kas, Laba Akuntansi Terhadap Return Saham”.Jurnal Ekonomi.
Prastowo, Henry (2000). Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Salemba Empat,
Jakarta.
Schroeder, Richad G and Clark, Myrtle (1995), Accounting Theory; Text and Reading, Fifth
Edition, John Willey and Sons Inc, New York
Triyono dan Yogiyanto Hartono, (2000), Hubungan Kandungan Informasi Arus Kas,
Komponen Arus Kas dan Laba Akuntansi dengan Harga atau Return Saham’,Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia, Vol 3, no 1, Yogyakarta.

260

ISWADI

Journal
Of Economic
Management
& Business - Volume
14, Nomor 3, Juli 2013
JOURNAL
OF ECONOMIC
MANAGEMENT
& BUSINESS
Volume 14, Nomor 3, Juli 2013
ISSN: 1412 – 968X
Hal. 261-271

261

ANALISIS PENGARUH PEMBATASAN PEMAKAIAN
BBM SOLAR TERHADAP PENDAPATAN RUMAH
TANGGA NELAYAN
Studi Kasus pada Gampong Ujong Blang Kecamatan Banda Sakti
Kota Lhokseumawe

IKRAMUDDIN DAN YUL BAHRI
Dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh

Usage BBM demarcation affect to earnings degradation socialize isherman
Gampong Ujong Blang, which can generate impact for condition citizen life and
growth specially in area of coastal area in Gampong Ujong Blang, whereabout its
resident very drape to live by ishery sector. This research target is to know how
usage demarcation inluence BBM of diesel fuel to earnings socialize isherman in
Gampong Ujong Blang of Town Lhokseumawe. Result of research obtained by a
Coeficient regresi demarcation BBM variable value ( X) equal to - 0,627, its]meaning
if demarcation BBM experience of increase 1 times hence the isherman earnings ( Y)
will be downhill equal to -62,7 %. value T calculate is equal to 7,109 ( t calculate > t
table or 7,109 > 1,991) hence H0 refused and Ha accepted. Its meaning is demarcation
BBM have inluence which signiikan to isherman earnings. This matter because of
decreasing the isherman activity go sea because lack of fuel for the sea. Better be
governmental give more attention to isherman chance in order to all isherman earn
competent life.
Keywords : Demarcation BBM, earnings socialize isherman

262

IKRAMUDDIN DAN YUL BAHRI

LATAR BELAKANG
Nelayan mempunyai peran yang
sangat substansial dalam memajukan
kehidupan
manusia.Mereka
termasuk
agent of development yang paling reaktif
terhadap perubahan lingkungan.Sifatnya
yang lebih terbuka dibandingkan kelompok
masyarakat yang hidup di pedalaman,
menjadi stimulator untuk menerima
perkembangan peradaban yang lebih
modern.Dalam konteks yang demikian,
timbul sebuah stereotif yang positif tentang
identitas nelayan khususnya dan masyarakat
pesisir pada umumnya.Pendapatan Rumah
Tangga Nelayan sangat bergantung
terhadap pemanfaatan potensi sumberdaya
perikanan yang terdapat di lautan.
Pendapatan Rumah Tangga Nelayan
secara langsung maupun tidak akan sangat
mempengaruhi kualitas hidup mereka,
karena pendapatan dari hasil menangkap
ikan merupakan sumber pemasukan utama
atau bahkan satu-satunya bagi mereka,
sehingga besar kecilnya pendapatan akan
sangat memberikan pengaruh terhadap
kehidupan mereka, terutama kemampuan
mereka dalam mengelola lingkungan
tempat hidup mereka.
Keberadaan nelayan di Gampong Ujong
Blang yang terletak di daerah pantai utara
Kota Lhokseumawe membuat Gampong
Ujong Blang Kecamatan Banda Sakti Kota
Lhokseumawe menjadi salah satu Gampong
yang memiliki karakteristik pesisir sebagai
penghasil perikanan. Kenaikan hargaharga kebutuhan melaut terutama harga
BBM dan harga perbekalan lainnya dapat
menyebabkan
terjadinya
perubahan
Pendapatan Rumah Tangga Nelayan yang
memiliki kecenderungan untuk semakin
menurun.
Menurunnya pendapatan nelayan di
Gampong Ujong Blang ini diduga dengan
berkurangnya hasil tangkapan ikan maupun
nilai produksi dari hasil tangkapan para
nelayan.Penurunan Pendapatan Rumah
Tangga Nelayan di Gampong Ujong Blang

ini tidak hanya disebabkan oleh menurunnya
nilai produksi perikanan, namun juga
diduga dikarenakan semakin meningkatnya
biaya operasional dan perbekalan nelayan
untuk sekali layar, terutama sejak kenaikan
harga BBM khususnya jenis solar.
Subsidi BBM merupakan salah satu
kebijakan pemerintah dalam memberikan
dukungan pada sektor perikanan, khususnya
untuk nelayan kecil. Kondisi kesejahteraan
nelayan akan semakin menurun jika
pemerintah gagal dalam perannya sebagai
pengambil kebijakan dalam mendorong
ekonomi sektor perikanan. Hal ini akan
semakin diperburuk dengan berkurangnya
aktivitas nelayan untuk melaut akibat iklim
yang tidak menentu dan keadaan perikanan
yang sudah dieksploitasi penuh.
Bahan bakar minyak menempati posisi
yang sangat strategis dalam percaturan
masalah perekonomian di semua negara
termasuk Indonesia. Hal ini disebabkan
karena hingga saat ini, manusia belum
mampu menciptakan energi alternatif yang
diproduksi dalam skala massal yang mampu
menggantikan fungsi dan kedudukan
BBM. Tidaklah mengherankan jika terjadi
perubahan kebijakan pemerintah yang
sedikit saja berkaitan dengan BBM, hal itu
akan memberikan dampak dan reaksi yang
sangat luas dari seluruh lapisan masyarakat.
Pembatasan pemakaian BBM ini dapat
berdampak pada penurunan Pendapatan
Rumah Tangga NelayanGampong Ujong
Blang, yang dapat menimbulkan dampak
bagi perkembangan kondisi permukiman
dan kehidupan warga di Gampong
Ujong Blang khususnya pada kawasan
pesisir Gampong Ujong Blang, di mana
penduduknya sangat menggantungkan
hidup dari sektor perikanan.
TINJAUAN TEORITIS
Pengertian Pertanian Perikanan
Pertanian dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu:a)Pertanian dalam arti sempit
atau pertanian dalam arti sehari-hari, yaitu

Journal Of Economic Management & Business - Volume 14, Nomor 3, Juli 2013

kegiatan bercocok tanam.b) Pertanian dalam
arti luas atau pertanian dalam arti ilmiah,
yaitu semua kegiatan manusia yang meliputi
bercocok tanam, peternakan, perkebunan,
kehutanan, perikanan, serta pengolahan hasil
bumi.Menurut Undang Undang Perikanan
No. 31 Tahun 2004, perikanan adalah
semua kegiatan yang berhubungan dengan
pengelolaan dan pemanfaatan sumber
daya ikan dan lingkungannya mulai dari
praproduksi, produksi, pengolahan sampai
dengan pemasaran, yang dilaksanakan
dengan suatu sistem bisnis perikanan.
Sedangkan Menurut Irzal dan Wawan
(2006:2) dalam Manajemen Agribisnis
Perikanan,
perikanan
berarti
semua
kegiatan yang berkaitan dengan ikan,
termasuk memproduksi ikan, baik melalui
penangkapan maupun budidaya dan atau
mengolahnya untuk memenuhi kebutuhan
manusia akan pangan sumber protein dan
non pangan.
Lackey dalam Akhmad Fauzi (2010:16)
yang mengartikan perikanan sebagai suatu
sistem yang terdiri dari tiga komponen
yakni biota perairan, habitat biota, dan
manusia sebagai pengguna sumber daya
tersebut. Setiap komponen tersebut akan
mempengaruhi performa perikanan.
Pengertian Nelayan
Nelayan adalah orang yang mata
pencahariannya melakukan penangkapan
ikan (UndangUndang Republik Indonesia
No. 31 Tahun 2004).Desa pantai (laut)
ditandai
dengan
kondisi
daerahnya
langsung berhadapan dengan lautan,
maka masyarakat yang berdiam di daerah
tersebut pada umumnya mempunyai
sumber penghidupan dari hasil laut.
Masyarakat
yang
mempunyai
mata
pencaharian dan berpenghasilan dari hasil
laut disebut sebagai nelayan.Nelayan
merupakan salah satu dari kelompok
masyarakat yang melakukan aktivitas usaha
dengan mendapat penghasilan bersumber
dari kegiatan nelayan itu sendiri.Nelayan
sering juga disebut dengan Rumah Tangga

263

Perikanan.
Sedangkan Statistik Perikanan PPN
mendeinisikan nelayan sebagai orang yang
secara aktif melakukan pekerjaan dalam
operasi penangkapan ikan atau binatang air
lainnya termasuk ahli mesin dan juru masak
yang bekerja di atas kapal atau perahu
penangkap ikan.
Menurut Manurung (2000:19)Masyarakat
desa pantai, terutama masyarakat nelayan
tergolong masyarakat yang mempunyai
pendapatan rendah dan lebih rendah dari
pendapatan petani di desa sekitarnya. Para
nelayan di Gampong Ujong Blang rata-rata
memiliki tingkat pendapatan yang minim,
hal ini dikarenakan berkurangnya aktivitas
nelayan (melaut) yang disebabkan oleh
pembatasan BBM. Secara langsung hal
ini mengakibatkan menurunnya tingkat
kesejahteraan nelayan tersebut.
Dahuri (1999:17) mengatakan sementara
itu tingkat kesejahteraan para pelaku
perikanan (nelayan) pada saat ini masih
dibawah sektor-sektor lain. Menurut sumber
dari BPS, dari total jumlah masyarakat
miskin di Indonesia sekitar 60 persennya
diperkirakan merupakan masyarakat pesisir
pantai.
Dalam Marbun (2002:18) dikatakan
bahwa berdasarkan sumber pendapatannya,
nelayan dapat dibagi menjadi:
1. Nelayan tetap atau nelayan penuh, yakni
nelayan yang pendapatan seluruhnya berasal dari perikanan.
2. Nelayan sambilan utama, yakni nelayan
yang sebagian besar pendapatannya berasal dari perikanan.
3. Nelayan sambilan tambahan, yakni nelayan yang sebagian kecil pendapatannya berasal dari perikanan.
4. Nelayan musiman, yakni orang yang
dalam musim-musim tertentu saja aktif
sebagai nelayan.
Masyarakat nelayan menurut Satria
(2002) digambarkan memilikikarakteristik
tertentu yang cenderung berbeda dengan
masyarakat lain yang tidaktinggal di

264

daerah pesisir. Desa pesisir merupakan
cerminan dari desa-pantai danterisolasi
yang memiliki karakteristik dalam beberapa
aspek, diantaranya:
1. Sistem Pengetahuan
Pengetahuan mengenai teknik penangkapan ikan umumnya diperolehsecara
turun temurun dengan berdasarkan
pengalaman empirik.Kuatnyapengetahuan lokal ini menjadi salah satu faktor
terjaminnyakelangsungan hidup sebagai
nelayan.
2. Sistem Kepercayaan
Nelayan masih memiliki kepercayaan
yang kuat bahwa laut memikikekuatan
khusus dalam aktivitas penangkapan
ikan agar keselamatan danhasil tangkapan terjamin.Namun seiring dengan
berjalannya waktutradisi dilangsungkan
hanya sebagai instrumen stabilitas sosial
dalamkomunitas nelayan.
3. Peran Wanita
Istri nelayan dominan dalam hal mengatur ekonomi rumah tangga sehariharisehingga sepatutnya dalam program
pengembangan masyarakat paraistri nelayan dilibatkan.
4. Struktur Sosial
Struktur yang terbentuk dalam hubungan produksi (termasuk pasar)dalam
usaha perikanan, perikanan tangkap
maupun perikanan budidaya,umumnya
dicirikan dengan ikatan patron-klien yang
kuat.Kuatnyahubungan ini konsekuensi
akibat ketidakpastian dan resiko yang
tinggidalam penangkapan ikan.Bentuk
stratiikasi sosial masyarakat pesisir diIndonesia cenderung beragam.Hal ini
dapat dilihat dari semakinbertambahnya
jumlah posisi sosial yang terjadi lebih
mengarah kepadastratiikasi yang vertikal, berjenjang menurut ekonomi, prestise, ataukekuasaan.
5. Posisi Sosial Nelayan
Rendahnya posisi sosial nelayan ini
merupakan akibat dari keterasingannelayan sehingga masyarakat bukan nelayan tidak mengetahui lebih jauhcara

IKRAMUDDIN DAN YUL BAHRI

hidup nelayan. Hal ini terjadi akibat sedikitnya waktu dankesempatan nelayan
untuk berinteraksi dengan masyarakat
lain karenaalokasi waktu yang besar untuk kegiatan penangkapan ikan dibandinguntuk bersosialisasi dengan masyarakat bukan nelayan yang memangsecara
geograis relatif jauh dari pantai. Secara
politis posisi nelayankecil terus dalam
posisi dependen dan marjinal akibat dari
faktor kapitalyang dimilikinya sangatlah
terbatas.
Pengertian Bahan Bakar Minyak (BBM)
Secara etimologi, minyak (petroleum)
berasal dari dua kata, yaitu petro yang berarti
batu dan leaum yang memiliki arti minyak.
Minyak merupakan campuran kimia yang
disebut hydrocarbons karena terdiri atas
campuran molekul karbon dan hidrogen
(www.pertamina.com). Pembentukan minyak
diawali dari sedimentasi sisa-sisa tumbuhan
dan binatang yang terkubur selama jutaan
tahun dan sebagian besar terjadi di bawah
dasar lautan.Material-material organik
tersebut berubah menjadi minyak akibat
efek kombinasi temperatur dan tekanan di
dalam kerak bumi.Kumpulan dari minyak
tersebut membentuk reservoir-reservoir
minyak (www.pertamina.com di unduh
tanggal, 4 Agustus 2012).
Menurut Ron (2008:10) Bahan Bakar
Minyak adalah material dengan suatu jenis
energi yang bisa diubah menjadi energi
berguna lainnya seperti penggunaan bahan
bakar pada mesin yang dapat berubah
menjadi energi gerak. Sedangkan Menurut
Pemerintah Indonesia (2010) Bahan Bakar
Minyak adalah jenis bahan bakar (fuel)
yang dihasilkan dari pengilangan (reining)
minyak mentah (crude oil). Minyak mentah
dari perut bumi diolah dalam pengilangan
(reinen) terlebih dulu untuk menghasilkan
produk-produk minyak (oil products), yang
termasuk di dalamnya adalah BBM. Selain
menghasilkan BBM, pengilangan minyak
mentah menghasilkan berbagai produk lain
terdiri dari gas, hingga ke produk-produk

Journal Of Economic Management & Business - Volume 14, Nomor 3, Juli 2013

seperti naphta, light sulfur wax residue
(LSWR) dan aspal. BBM seperti dideinisikan
oleh pemerintah Indonesia untuk keperluan
pengaturan harga dan subsidi sekarang
meliputi: a) bensin (premium gasoline), b)
solar (IDO & ADO: industrial diesel oil &
automotive diesel oil), c)minyak bakar (FO:
iel oil) serta, d) minyak tanah (kerosene).
Minyak merupakan sumber daya alam
yang tidak dapat diperbaharui. Dibutuhkan
waktu bertahun-tahun untuk mendapatkan
minyak. Disamping itu minyak merupakan
salah satu kebutuhan rumah tangga yang
paling bernilai sebagai bahan bakar untuk
memasak.
Menurut Sayogyo (1999:18), Minyak
adalah salah satu hasil pertambangan
yang mempunyai nilai sangat strategis
bagi kehidupan suatu negara. Tingkat
kehidupan stategisnya bervariasi dari suatu
negara ke negara lainnya, bahkan sebagian
negara karena kondisi setempatnya tidak
menganggap minyak sebagai hal yang
strategis, namun sebagian negara justru
menganggap minyak adalah komoditas
yang sangat strategis.
Kandungan zat kimia yang terkandung
dalam bahan bakar (minyak) sangat
mempengaruhi mutu minyak ketika
digunakan.Semakin baik kandungannya
maka semakin cepat pula prosesnya bekerja.
Pengertian Pembatasan BBM
Pembatasan BBM sebagaimana dapat
dipahami dari naskah RAPBN dan Nota
Keuangan setiap tahun, adalah pembayaran
yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia
kepada PERTAMINA (pemegang monopoli
pendistribusian BBM di Indonesia) dalam
situasi dimana pendapatan yang diperoleh
PERTAMINA dan tugas menyediakan
BBM di Tanah Air adalah lebih rendah
dibandingkan biaya yang dikeluarkannya
untuk rnenyediakan BBM tersebut dengan
membatasi pasokan disetiap daerah
(Pemerintah Republik Indonesia, 2011).
Sedangkan menurut Daryanto (2007:12)

265

Pembatasan BBM adalah penghematan
Bahan Bakar Minyak yang diberlakukan
pemerintah Indonesia untuk kesejahteraan
rakyat banyak.
Harga BBM di Indonesia adalah
harga yang diatur oleh pemerintah
dan berlaku sama di seluruh wilayah
Indonesia. Pada dasarnya, pemerintah
bersama DPR menetapkan harga BBM
setelah
memperhatikan
biaya-biaya
pokok penyediaan BBM yang diberikan
PERTAMINA serta tingkat kemampuan
(willingness to pay) masyarakat. Belakangan,
dalam upaya menyesuaikan harga BBM di
dalam negeri dengan perkembangan harga
BBM internasional, dikeluarkan Keputusan
Presiden yang memungkinkan PERTAMINA
untuk secara berkala menyesuaikan harga
BBM sesuai perkembangan MOPS (Middle
Oil Platts, Singapore). Namun, mekanisme
penyesuaian harga otomatis tersebut tidak
terus dapat dipertahankan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pembatasan BBM
Kenaikan harga BBM sangat berpengaruh
terhadap total biaya produksi suatu produk.
Itulah mengapa jika saat harga BBM naik,
pasti selalu diikuti oleh perubahan harga,
baik itu untuk barang – barang kebutuhan
konsumen, maupun pada jasa angkutan,
serta berbagai industri lainnya.Oleh karena
itu, selain mensubsidi BBM, pemerintah
juga melakukan pembatasan BBM.Faktorfaktor pembatasan BBM yang dila