ALIRAN HUKUM SEJARAH SOSIOLOGICAL

ALIRAN HUKUM SEJARAH

LATAR BELAKANG
• Reaksi terhadap pemikiran dogmatik
deduktif yang tidak memerhatikan
fakta sejarah, kekhususan dan
kondisi nasional.
• Semangat revolusi Perancis.
• Reaksi terhadap peran hakim
sebagai corong undang-undang.

TOKOH – TOKOH
• Friedrich Karl von Savigny (1770 – 1861)
– Tumbuhnya hukum seperti tumbuhnya bahasa.
– Hukum muncul bukan karena perintah penguasa, tetapi karena
perasaan keadilan dalam jiwa bangsa (Volksgeist).
– Hukum tidak dibuat, melainkan tumbuh dan berkembang
bersama masyarakat.

• Puchta (1778 – 1846)
– Pembentukan hukum: (1) melalui undang-undang; (2) melalui

ilmu hukum karya para juris.
– Keyakinan hukum dalam jiwa bangsa disahkan melalui
kehendak umum masyarakat yang terorganisasi dalam negara.
– Mengutamakan pembentukan hukum dalam negara sampai
tidak ada lagi sumber hukum selain hukum negara 
absolutisme negara.

SOCIOLOGICAL
JURISPRUDENCE
• Berbeda dengan sosiologi hukum.
• Memisahkan antara hukum positif
(positive law) dan hukum yang hidup
(living law).
• Merupakan hasil dialektika antara
positivisme dan mahzab sejarah.
• Hukum positif yang baik haruslah
hukum yang sesuai dengan hukum
yang hidup di masyarakat.

TOKOH-TOKOH

• Eugen Ehrlich (1862 – 1922)
– Hukum positif baru akan memiliki daya berlaku apabila selaras
dengan hukum yang hidup dalam masyarakat.
– Hukum tunduk pada kekuatan-kekuatan sosial tertentu. Keberlakuan
hukum karena pengakuan, bukan karena penerapan oleh negara.
– Kenyataan sosial yang a-normatif menjadi dasar pembentukan hukum
yang normatif (kebiasaan, kekuasaan, milik, pernyataan pribadi).

• Roscoe Pound (1870 – 1964)
– Hukum sebagai alat merekayasa masyarakat. Hukum sebagai jalan
untuk mencapai tujuan tertentu.
– Pengaruh timbal balik antara hukum dan masyarakat.
– Fungsi hukum untuk melindungi ketertiban, yaitu:
• Melindungi kepentingan umum/negara
• Melindungi kepentingan masyarakat
• Melindungi kepentingan pribadi

REALISME HUKUM
• Berkembang bersamaan dengan sociological
jurisprudence.

• Hukum adalah hasil dari kekuatan-kekuatan
sosial dan alat kontrol sosial.
• Tidak ada hukum yang mengatur suatu
perkara sampai ada putusan hakim terhadap
perkara itu. Hukum positif hanya merupakan
perkiraan hukum, belum hukum itu sendiri.
• Realisme Amerika dan Realisme Skandinavia.

Studi Hukum Kritis
• Menolak netralitas hukum, otonomi,
dan pemisahan hukum dengan
politik.
• Kritik terhadap liberalisme  antinomi
antara rasionalitas dan hawa nafsu,
antara aturan dan nilai.
• Perubahan hukum melalui
transformasi sosial untuk
menghilangkan dominasi.

LATAR BELAKANG

• REALISME HUKUM AMERIKA 
PENGADILAN
• MENOLAK PEMISAHAN HUKUM DAN
POLITIK
• HUKUM ADALAH POLITIK DENGAN
BAJU LAIN
• HUKUM HANYA ADA DALAM SUATU
IDEOLOGI
• MEMBONGKAR POLITIK DOMINASI DI
BALIK HUKUM

Roberto M. Unger
• KRITIK THD LIBERALISME:
(1) rasionalitas dan hawa nafsu,
(2) keinginan yang sewenang-wenang,
(3) Analisis,
(4) Aturan-aturan dan nilai-nilai,
(5) nilai subyektif, dan
(6) individualisme.
• PENYELESAIAN

1. Trasformasi Sosial menghilangkan Dominasi
2. Revolusi Teoretis untuk Kebaikan Umat Manusia