ANALISIS GEOSPASIAL PERSEBARAN TPS DAN TPA DI KABUPATEN BATANG MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)
IV-1
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. TPS
Berdasarkan hasil observasi lapangan diperoleh jumlah TPS sebanyak 86 buah. TPS tersebut tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Batang. Dari 15 (lima belas) kecamatan tersebut ada beberapa kecamatan yang tidak memiliki fasilitas TPS.
Tabel 4.1. Persebaran TPS Kabupaten Batang
Daerah
Pelayanan Kecamatan
Jumlah
TPS Kapasitas
Kondisi
Bagus Rusak Hancur
Dalam Kota
Batang 58 293,368 32 24 2
Warungasem 18 111,473 10 8 0
Wonotunggal 2 4,73 1 1 0
Luar Kota
Subah 1 48 1 0 0
Banyuputih 1 7,5 0 1 0
Gringsing 1 43 1 0 0
Bandar 1 59,15 1 0 0
Blado 1 0 0 0 1
Limpung 1 18 1 0 0
Tersono 1 54,6 1 0 0
Bawang 1 18 1 0 0
Sumber: Hasil Observasi Lapangan (2013)
Daerah pelayanan kebersihan di Kabupaten Batang masih terbatas di sebelas kecamatan seperti yang tertera dalam tabel di atas. Empat kecamatan lainnya yaitu Kecamatan Kandeman, Kecamatan Tulis, Kecamatan Reban, dan Kecamatan Pecalungan belum mendapatkan pelayanan kebersihan dari pemerintah.
Pelayanan kebersihan di Kabupaten Batang dibagi menjadi dua daerah pelayanan. Daerah pelayanan utama yaitu daerah pelayanan dalam kota yang meliputi 3 (tiga) Kecamatan yaitu Kecamatan Batang, Kecamatan Warungasem, dan Kecamatan Wonotunggal. Sedangkan untuk pelayanan luar kota terbatas hanya untuk kawasan pasar saja yaitu Kecamatan Bandar, Kecamatan Blado, Kecamatan Subah, Kecamatan Banyuputih, Kecamatan Gringsing, Kecamatan Limpung, Kecamatan Tersono, dan Kecamatan Bawang.
(2)
IV-2
Gambar 4.1. Persebaran TPS di Kabupaten Batang per Kecamatan
Dari grafik di atas diketahui bahwa persebaran TPS di Kabupaten Batang tidak merata, dimana 67,44% berada di Kecamatan Batang dan sisanya berada di luar Kecamatan Batang (Lihat Gambar 4.2). Hal ini menunjukan bahwa timbulan sampah terbesar berada di Kecamatan Batang.
Gambar 4.2. Peta Persebaran TPS di Kabupaten Batang 0
10 20 30 40 50 60 70
B
u
ah
(satu
an
)
Kecamatan
(3)
IV-3
Jika dikelompokkan sesuai daerah pelayanannya maka untuk pelayanan dalam kota terdapat 78 buah TPS dan untuk luar kota terdapat 8 buah TPS. Berikut disajikan grafik persebaran TPS berdasarkan daerah pelayanannya
Gambar 4.3. Persebaran TPS di Kabupaten Batang per Daerah Pelayanan 4.1.1.Analisis Kesesuaian Lokasi TPS
Analisis kesesuaian lokasi TPS dilakukan sesuai dengan tabel variabel kesesuain lokasi TPS pada bab 3. Data diperoleh melalui observasi dan pengamatan lapangan. Untuk mengetahui jarak TPS terhadap sumber sampah yaitu pemukiman dilakukan fungsi buffer sesuai ketentuan dalam variabel yaitu sejauh 500 m, 1000 m, 1500 m , dan >1500 m. Dari fungsi tersebut dapat diketahui jarak TPS terhadap sumber sampah. Untuk analisis kondisi jalan, penempatan TPS, dan aktivitas dominan TPS maka dilakukan observasi langsung ke lapangan melalui pengamatan. Berikut disajikan gambar analisis buffer jarak TPS terhadap sumber sampah dalam gambar 4.4 dan tabel kesesuaian lokasi persebaran TPS di Kabupaten Batang.
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Dalam Kota Luar Kota
B
u
ah
(satu
an
)
Daerah Pelayanan
(4)
IV-4
Gambar 4.4. Buffer Sumber Sampah terhadap TPS
Dari tabel kesesuaian lokasi TPS akan diketahui nilai setiap variabel dari masing-masing TPS. Tabel kondisi TPS di lapangan dapat dilihat pada lampiran. Dalam bab ini variabel tersebut dilambangkan sebagai berikut:
A = Jarak
B = Kondisi Jalan C = Penempatan TPS D = Aktivitas Dominan
Tabel 4.2. Kesesuaian Lokasi TPS
No. Nama A B C D Keterangan
(4) (3) (2) (1)
1. TPS RM Kulu Asri 3 4 2 2 2 28 Sesuai
2. TPS SPBE 4 2 2 2 28 Sesuai
3. TPS Cepokokuning 4 2 2 2 28 Sesuai
4. TPS SDN 01 Cepokokuning 4 2 2 2 28 Sesuai
5. TPS Rowobelang 4 2 2 2 28 Sesuai
6. TPS Perum Pasekaran 4 2 2 2 28 Sesuai
7. TPS Balai Desa Pasekaran 4 2 2 2 28 Sesuai
8. TPS SMP 4 Batang 4 2 2 2 28 Sesuai
9. TPS Gg. Botol 4 2 2 2 28 Sesuai
(5)
IV-5
Tabel 4.2. Kesesuaian Lokasi TPS (Lanjutan)
No. Nama A B C D Keterangan
(4) (3) (2) (1)
11. TPS SMA 2 Batang 4 2 2 2 28 Sesuai
12. TPS Kalisalak (Kebun) 4 2 2 2 28 Sesuai 13. TPS Kalisalak (Lapangan) 4 2 2 2 28 Sesuai 14. TPS Kalisalak (Bupati
Bintoro) 4 2 2 2 28 Sesuai
15. TPS Balai Desa Kauman
(depan) 4 2 2 2 28 Sesuai
16. TPS RSUD Batang
(Belakang) 4 2 2 2 28 Sesuai
17. TPS Kalipucang Kulon 4 2 2 2 28 Sesuai
18. TPS Indomaret Kalisari
(Depan) 4 2 2 2 28 Sesuai
19. TPS Watesalit 1 4 2 2 2 28 Sesuai
20. TPS Watesalit 2 4 2 2 2 28 Sesuai
21. TPS Watesalit 3 (BPN) 4 2 2 2 28 Sesuai
22. TPS Watesalit 4 4 2 2 2 28 Sesuai
23. TPS Watesalit 5 4 2 2 2 28 Sesuai
24. TPS PDIP 4 2 1 2 26 Sesuai
25. TPS SMK 1 Batang
(Belakang) 4 2 2 2 28 Sesuai
26. TPS Kecepak 4 2 2 2 28 Sesuai
27. TPS Sambong 4 2 2 2 28 Sesuai
28. TPS Pasar Sambong 4 2 2 1 27 Sesuai
29. TPS Matangan 4 2 2 2 28 Sesuai
30. TPS RM Padang 4 2 2 2 28 Sesuai
31. TPS Gedung KORPRI 4 2 2 2 28 Sesuai
32. TPS Perum Prisma 4 2 2 2 28 Sesuai
33. TPS Madrasah (Depan) 4 2 2 2 28 Sesuai
34. TPS Arteri Btg-Pklgn 4 2 2 2 28 Sesuai
35. TPS Kasepuhan (Perempatan) 4 2 2 2 28 Sesuai 36. TPS Kasepuhan (Makam) 4 2 2 2 28 Sesuai
37. TPS Karang Tengah 4 2 2 2 28 Sesuai
38. TPS SD Kasepuhan 6 4 2 2 2 28 Sesuai
39. TPS SMP 6 Batang 4 2 2 2 28 Sesuai
40. TPS Kantor Lurah Kasepuhan 4 2 2 2 28 Sesuai 41. TPS SD Kasepuhan 5 (1) 4 2 2 2 28 Sesuai 42. TPS SD Kasepuhan 5 (2) 4 2 2 2 28 Sesuai
(6)
IV-6
Tabel 4.2. Kesesuaian Lokasi TPS (Lanjutan)
No. Nama A B C D Keterangan
(4) (3) (2) (1)
43. TPS Gapura Kasepuhan 4 2 2 2 28 Sesuai
44. TPS Arteri Btg-Pklgn 2 4 2 2 2 28 Sesuai 45. TPS Yos Soedarso (Senggol) 4 2 1 2 26 Sesuai
46. TPS Yos Soedarso 4 2 1 2 26 Sesuai
47. TPS Pasar Batang (Depo) 4 2 2 1 27 Sesuai
48. TPS SMP 2 Batang 4 2 2 2 28 Sesuai
49. TPS Jembatan Klidang 4 2 2 2 28 Sesuai
50. TPS Kantor Lurah Klidang
Wetan 4 2 2 2 28 Sesuai
51. TPS RE (Jembatan) 4 2 2 2 28 Sesuai
52. TPS/Depo Pekuncen 4 2 2 2 28 Sesuai
53. TPS Gg. Kakap 4 2 2 2 28 Sesuai
54. TPS SMP 9 Batang 4 2 2 2 28 Sesuai
55. TPS RE Sipung (ke pantai) 4 2 2 2 28 Sesuai
56. TPS RE (ke pantai) 4 2 2 2 28 Sesuai
57. TPS TPI Ngebom 4 2 1 2 26 Sesuai
58. TPS Sigandu 4 2 2 1 27 Sesuai
59. TPS Pasar Hewan 4 2 2 1 27 Sesuai
60. TPS Samsat 4 2 2 2 28 Sesuai
61. TPS Pisma Griya 4 2 2 2 28 Sesuai
62. TPS Terban 4 2 2 2 28 Sesuai
63. TPS Puskesmas Warungasem 4 2 2 2 28 Sesuai
64. TPS Pasar Warungasem 4 2 2 1 27 Sesuai
65. TPS Warungasem 1 4 2 2 2 28 Sesuai
66. TPS Kantor Kades
Warungasem 4 2 2 2 28 Sesuai
67. TPS Warungasem 2 4 2 2 2 28 Sesuai
68. TPS KUA Warungasem 4 2 2 2 28 Sesuai
69. TPS Kantor POS
Warungasem 4 2 2 2 28 Sesuai
70. TPS Masin 1 4 2 2 2 28 Sesuai
71. TPS Masin 2 4 2 2 2 28 Sesuai
72. TPS Masin 3 4 2 2 2 28 Sesuai
73. TPS Cuci Motor 4 2 2 2 28 Sesuai
74. TPS Mj. Tholabuddin 1 4 2 2 2 28 Sesuai 75. TPS Mj. Tholabuddin 2 4 2 2 2 28 Sesuai
(7)
IV-7
Tabel 4.2. Kesesuaian Lokasi TPS (Lanjutan)
No. Nama A B C D Keterangan
(4) (3) (2) (1)
77. TPS Kuburan 4 2 2 2 28 Sesuai
78. TPS SMP 1 Warungasem 4 2 2 2 28 Sesuai
79. TPS Pasar Bandar 4 2 2 1 27 Sesuai
80. TPS Pasar Blado 4 2 2 1 27 Sesuai
81. TPS Pasar Bawang 4 2 2 1 27 Sesuai
82. TPS Limpung 4 2 2 2 28 Sesuai
83. TPS Pasar Tersono 4 2 1 1 25 Sesuai
84. TPS Pasar Subah 4 2 2 1 27 Sesuai
85. TPS Pasar Banyuputih 4 2 2 1 27 Sesuai
86. TPS Pasar Gringsing 4 2 2 1 27 Sesuai
Sumber: Hasil Analisis (2013)
Dari tabel tersebut selanjutnya disajikan dalam grafik kesesuaian lokasi TPS.
Gambar 4.5. Kesesuaian Lokasi TPS
Berdasarkan diagram di atas diketahui bahwa 100% (86 buah) persebaran TPS di Kabupaten Batang sudah berada di lokasi yang sesuai. Namun perlu ditinjau lagi tidak hanya berdasarkan nilai semata, tapi juga dari variabel tiap TPS
100% 0% 0%
Kesesuaian Lokasi TPS
(8)
IV-8
apakah sudah benar 100% sesuai jika dilihat dari tiap paramaternya. Sebagai contoh adalah TPS Yos Sudarso memiliki nilai 26 dimana sudah termasuk kriteria sesuai, tapi juga perlu dilihat kekurangannya untuk perbaikan seperti pada TPS Yos Sudarso tersebut penempatan TPS masih di badan jalan/mengganggu sarana umum. Untuk itu perlu dicarikan lokasi khusus di daerah sekitarnya agar TPS berada pada lokasi khusus untuk TPS.
Berikut disajikan Peta Persebaran TPS berdasarkan kondisinya.
Gambar 4.6. Peta Persebaran TPS dengan Kondisinya 4.1.2.Analisis Kondisi dan Kapasitas TPS terhadap Volume Sampah
TPS merupakan perwadahan sebelum sampah diangkut menuju TPA. Jadi TPS harus mampu menampung sementara sampah-sampah tersebut sebelum dipindahkan ke TPA. TPS minimal harus mampu menampung volume sampah dengan umur 1 hari sebelum dipindahkan ke TPA. Jika kapasitas TPS tidak mampu menampung volume sampah per hari maka TPS tersebut dikatakan tidak memenuhi. Volume sampah di Kabupaten Batang yaitu volume sampah yang masuk ke TPA Randukuning setiap harinya.
(9)
IV-9
Berikut adalah data volume sampah Kabupaten Batang. Tabel 4.3. Volume sampah Kabupaten Batang
No. Daerah Layanan Kecamatan Volume/hari (m3)
1. Dalam Kota
Batang
121,89 Warungasem
Wonotunggal
2. Luar Kota
Bandar
23,08 Blado
Subah Banyuputih Gringsing Tersono Limpung Bawang
Sumber: Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Kebersihan Kabupaten Batang (2013)
Volume sampah terdata di Kabupaten Batang merupakan volume sampah yang masuk ke TPA Randukuning setiap harinya. Volume sampah yang masuk ke TPA merupakan sampah yang diangkut oleh kendaraan pengangkut sampah yang beroperasi sesuai daerah pelayanannya.
Gambar 4.7. Volume sampah Kabupaten Batang Dalam Kota
84% Luar Kota
16%
(10)
IV-10
Dari diagram volume sampah di atas diketahui bahwa 86% sampah di Kabupaten Batang berasal dari daerah pelayanan dalam kota yaitu Kecamatan Batang, Kecamatan Warungasem, dan Kecamatan Wonotunggal. Sedangkan 26% sampah berasal dari daerah pelayanan luar kota yaitu Kecamatan Bandar, Blado, Subah, Banyuputih, Gringsing, Limpung, Tersono, dan Bawang.
Selanjutnya berdasarkan hasil observasi lapangan diketahui kapasitas TPS di Kabupaten Batang sebesar 407,29 m3 untuk daerah pelayanan dalam kota dan 248,25 m3 untuk daerah pelayanan luar kota. Kapasitas total TPS diperoleh dari penjumlahan kapasitas tiap TPS yang masih memiliki bentuk fisik atau kemampuan untuk menampung sampah.
Di bawah ini disajikan grafik kapasitas TPS di Kabupaten Batang berdasarkan daerah pelayanannya.
Gambar 4.8. Kapasitas TPS di Kabupaten Batang
Berdasarkan grafik tersebut diketahui kapasitas TPS dalam kota lebih besar dari kapasitas TPS luar kota. Hal ini sebanding dengan jumlah timbulan sampah di Kabupaten Batang dimana sebagian besar timbulan sampah berasal dari daerah pelayanan dalam kota.
Secara umum kapasitas TPS yang tersedia telah memenuhi kebutuhan untuk menampung sementara sampah yang ada di Kabupaten Batang sebelum diangkut
0 100 200 300 400 500
Dalam Kota Luar Kota
Vo
lu
m
e
(m
3)
Daerah Pelayanan
(11)
IV-11
ke TPA. Kapasitas yang ada dibandingkan dengan volume sampah harian untuk mengetahui kemampuan daya tampung TPS terhadap timbulan sampah. Berikut penyajiannya dalam bentuk grafik.
Gambar 4.9. Kapasitas TPS terhadap Volume Sampah
Untuk menganalisis kemampuan individu tiap TPS, maka dilakukan pembahasan yang lebih mendetail. Kemampuan perwadahan atau kapasitas penampungan TPS juga dipengaruhi oleh kondisi TPS tersebut. Dari observasi dan pengamatan di lapangan diketahui bahwa kondisi fisik perwadahan TPS di Kabupaten Batang tidak semuanya dalam kondisi bagus. Ada yang rusak bahkan hancur. Hampir setengah atau 43,02% TPS di Kabupaten Batang dalam kondisi rusak dan hancur. Kondisi perwadahan yang rusak dapat mengurangi kemampuan TPS dalam menampung sampah, sedangkan TPS dengan kondisi hancur maka tidak lagi mampu untuk menampung sampah. Sampah yang tidak tertampung karena perwadahan yang hancur mengakibatkan sampah berserakan sehingga dapat merusak estetika lingkungan.
0 100 200 300 400 500
Dalam Kota
Luar Kota
Vo
lu
m
e
(m
3)
Daerah Pelayanan
Grafik Kapasitas TPS terhadap Volume Sampah
Kapasitas Volume Sampah
(12)
IV-12
Berikut disajikan diagram kondisi TPS di Kabupaten Batang.
Gambar 4.10. Kondisi TPS di Kabupaten Batang
Dari data yang telah dijelaskan sebelumnya dapat diketahui rata-rata volume sampah di TPS sebelum diangkut ke TPA. Rata-rata volume sampah per TPS dapat dihitung dengan membagi volume sampah masuk TPA dengan jumlah TPS eksisting.
Berikut adalah cara perhitungannya (Hendrawan, 2004)
rata−rata = � � �ℎ � ��
�ℎ � � �
Untuk dalam kota diperoleh rata-rata sampah 1,56 m3 dan untuk luar kota sebesar 2,88 m3. Selanjutnya dapat dibandingkan antara kapasitas TPS eksisting dengan volume sampah untuk mengetahui apakah TPS telah memenuhi kebutuhan kapasitas atau tidak. Berikut disajikan tabel analisis kondisi dan kapasitas dari masing-masing TPS terhadap volume sampah di Kabupaten Batang.
Tabel 4.4. Kapasitas dan Kondisi TPS terhadap Volume Sampah
No. NAMA Daerah
Pelayanan Kecamatan Kondisi
Kapasitas TPS (m3)
Rata-rata Timbunan Sampah
(m3)
Status
1. TPS RM Kulu Asri 3 Dalam Kota Wonotunggal Rusak 2,52 1,56 Memenuhi
2. TPS SPBE Dalam Kota Wonotunggal Bagus 2,21 1,56 Memenuhi
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Dalam Kota Luar Kota
S atu an (b u ah ) Daerah Pelayanan
Grafik Kondisi TPS di Kabupaten Batang
Bagus Rusak Hancur
(13)
IV-13
Tabel 4.4. Kapasitas dan Kondisi TPS terhadap Volume Sampah (Lanjutan)
No. NAMA Daerah
Pelayanan Kecamatan Kondisi
Kapasitas TPS (m3)
Rata-rata Timbunan
Sampah (m3)
Status
3. TPS Cepokokuning Dalam Kota Batang Bagus 3,78 1,56 Memenuhi
4. TPS SDN 01
Cepokokuning Dalam Kota Batang Bagus 3,48 1,56 Memenuhi
5. TPS Rowobelang Dalam Kota Batang Rusak 3,696 1,56 Memenuhi
6. TPS Perum
Pasekaran Dalam Kota Batang Bagus 5,382 1,56 Memenuhi
7. TPS Balai Desa
Pasekaran Dalam Kota Batang Bagus 2,34 1,56 Memenuhi
8. TPS SMP 4 Batang Dalam Kota Batang Bagus 3,74 1,56 Memenuhi
9. TPS Gg. Botol Dalam Kota Batang Rusak 9,9 1,56 Memenuhi
10. TPS Reservoir
PDAM Dalam Kota Batang Bagus 7,2 1,56 Memenuhi
11. TPS SMA 2 Batang Dalam Kota Batang Bagus 4,32 1,56 Memenuhi
12. TPS Kalisalak
(Kebun) Dalam Kota Batang Rusak 5,28 1,56 Memenuhi
13. TPS Kalisalak
(Lapangan) Dalam Kota Batang Rusak 5,06 1,56 Memenuhi
14. TPS Kalisalak
(Bupati Bintoro) Dalam Kota Batang Rusak 7,128 1,56 Memenuhi
15. TPS Balai Desa
Kauman (depan) Dalam Kota Batang Rusak 8,58 1,56 Memenuhi
16. TPS RSUD Batang
(Belakang) Dalam Kota Batang Bagus 9,28 1,56 Memenuhi
17. TPS Kalipucang
Kulon Dalam Kota Batang Bagus 4,725 1,56 Memenuhi
18. TPS Indomaret
Kalisari (Depan) Dalam Kota Batang Rusak 10,23 1,56 Memenuhi
19. TPS Watesalit 1 Dalam Kota Batang Rusak 3,06 1,56 Memenuhi
20. TPS Watesalit 2 Dalam Kota Batang Bagus 4,5 1,56 Memenuhi
21. TPS Watesalit 3
(BPN) Dalam Kota Batang Bagus 6,21 1,56 Memenuhi
22. TPS Watesalit 4 Dalam Kota Batang Bagus 3,99 1,56 Memenuhi
23. TPS Watesalit 5 Dalam Kota Batang Rusak 5,244 1,56 Memenuhi
24. TPS PDIP Dalam Kota Batang Bagus 6 1,56 Memenuhi
25. TPS SMK 1 Batang
(Belakang) Dalam Kota Batang Rusak 5,4 1,56 Memenuhi
26. TPS Kecepak Dalam Kota Batang Bagus 2,43 1,56 Memenuhi
27. TPS Sambong Dalam Kota Batang Bagus 2,28 1,56 Memenuhi
28. TPS Pasar Sambong Dalam Kota Batang Rusak 10,24 1,56 Memenuhi
29. TPS Matangan Dalam Kota Batang Bagus 5,4 1,56 Memenuhi
30. TPS RM Padang Dalam Kota Batang Bagus 2,86 1,56 Memenuhi
31. TPS Gedung
(14)
IV-14
Tabel 4.4. Kapasitas dan Kondisi TPS terhadap Volume Sampah (Lanjutan)
No. NAMA Daerah
Pelayanan Kecamatan Kondisi
Kapasitas TPS (m3)
Rata-rata Timbunan
Sampah (m3)
Status
32. TPS Perum Prisma Dalam Kota Batang Rusak 5,6 1,56 Memenuhi
33. TPS Madrasah
(Depan) Dalam Kota Batang Bagus 4,212 1,56 Memenuhi
34. TPS Arteri Btg-Pklgn Dalam Kota Batang Bagus 1,848 1,56 Memenuhi 35. TPS Kasepuhan
(Perempatan) Dalam Kota Batang Bagus 4,284 1,56 Memenuhi
36. TPS Kasepuhan
(Makam) Dalam Kota Batang Rusak 5,184 1,56 Memenuhi
37. TPS Karang Tengah Dalam Kota Batang Rusak 4 1,56 Memenuhi
38. TPS SD Kasepuhan 6 Dalam Kota Batang Rusak 4,114 1,56 Memenuhi
39. TPS SMP 6 Batang Dalam Kota Batang Bagus 6,318 1,56 Memenuhi
40. TPS Kantor Lurah
Kasepuhan Dalam Kota Batang Rusak 5,4 1,56 Memenuhi
41. TPS SD Kasepuhan 5
(1) Dalam Kota Batang Rusak 2,926 1,56 Memenuhi
42. TPS SD Kasepuhan 5
(2) Dalam Kota Batang Rusak 2,926 1,56 Memenuhi
43. TPS Gapura
Kasepuhan Dalam Kota Batang Hancur 0 1,56
Tidak Memenuhi 44. TPS Arteri Btg-Pklgn Dalam Kota Batang Rusak 1,805 1,56 Memenuhi 45. TPS Ys Soedarso
(Senggol) Dalam Kota Batang Bagus 6 1,56 Memenuhi
46. TPS Yos Soedarso Dalam Kota Batang Bagus 6 1,56 Memenuhi
47. TPS Pasar Batang Dalam Kota Batang Bagus 18 1,56 Memenuhi
48. TPS SMP 2 Batang Dalam Kota Batang Rusak 8,64 1,56 Memenuhi
49. TPS Jembatan
Klidang Dalam Kota Batang Rusak 5,04 1,56 Memenuhi
50. TPS Kantor Lurah
Klidang Wetan Dalam Kota Batang Bagus 4,092 1,56 Memenuhi
51. TPS RE (Jembatan) Dalam Kota Batang Hancur 0 1,56 Tidak
Memenuhi
52. TPS/Depo Pekuncen Dalam Kota Batang Bagus 3 1,56 Memenuhi
53. TPS Gg. Kakap Dalam Kota Batang Rusak 3,3 1,56 Memenuhi
54. TPS SMP 9 Batang Dalam Kota Batang Bagus 1,539 1,56 Tidak
Memenuhi 55. TPS RE Sipung (ke
pantai) Dalam Kota Batang Bagus 4,5 1,56 Memenuhi
56. TPS RE (ke pantai) Dalam Kota Batang Bagus 4,5 1,56 Memenuhi
57. TPS TPI Ngebom Dalam Kota Batang Bagus 12 1,56 Memenuhi
58. TPS Sigandu Dalam Kota Batang Bagus 8,008 1,56 Memenuhi
59. TPS Pasar Hewan Dalam Kota Batang Rusak 3 1,56 Memenuhi
60. TPS Samsat Dalam Kota Batang Bagus 1,092 1,56 Tidak
(15)
IV-15
Tabel 4.4. Kapasitas dan Kondisi TPS terhadap Volume Sampah (Lanjutan)
No. NAMA Daerah
Pelayanan Kecamatan Kondisi
Kapasitas TPS (m3)
Rata-rata Timbunan
Sampah (m3)
Status
61. TPS Pisma Griya Dalam Kota Warungasem Bagus 3,36 1,56 Memenuhi
62. TPS Terban Dalam Kota Warungasem Rusak 5,434 1,56 Memenuhi
63. TPS Puskesmas
Warungasem Dalam Kota Warungasem Rusak 2,079 1,56 Memenuhi
64. TPS Pasar
Warungasem Dalam Kota Warungasem Bagus 54 1,56 Memenuhi
65. TPS Warungasem 1 Dalam Kota Warungasem Bagus 2,64 1,56 Memenuhi 66. TPS Kantor Kades
Warungasem Dalam Kota Warungasem Rusak 5,712 1,56 Memenuhi
67. TPS Warungasem 2 Dalam Kota Warungasem Bagus 3,4 1,56 Memenuhi
68. TPS KUA
Warungasem Dalam Kota Warungasem Rusak 5,2 1,56 Memenuhi
69. TPS Kantor POS
Warungasem Dalam Kota Warungasem Bagus 2,89 1,56 Memenuhi
70. TPS Masin 1 Dalam Kota Warungasem Rusak 2,89 1,56 Memenuhi
71. TPS Masin 2 Dalam Kota Warungasem Rusak 2,89 1,56 Memenuhi
72. TPS Masin 3 Dalam Kota Warungasem Rusak 2,916 1,56 Memenuhi
73. TPS Cuci Motor Dalam Kota Warungasem Bagus 3,24 1,56 Memenuhi
74. TPS
Mj. Tholabuddin 1 Dalam Kota Warungasem Bagus 3,3 1,56 Memenuhi
75. TPS
Mj. Tholabuddin 2 Dalam Kota Warungasem Bagus 3,3 1,56 Memenuhi
76. TPS SD Cepagan 2 Dalam Kota Warungasem Rusak 2,34 1,56 Memenuhi
77. TPS Kuburan Dalam Kota Warungasem Bagus 2,21 1,56 Memenuhi
78. TPS SMP 1
Warungasem Dalam Kota Warungasem Bagus 3,672 1,56 Memenuhi
79. TPS Pasar Bandar Luar Kota Bandar Bagus 59,15 2,88 Memenuhi
80. TPS Pasar Blado Luar Kota Blado Hancur 0 2,88 Tidak
Memenuhi
81. TPS Pasar Bawang Luar Kota Bawang Bagus 18 2,88 Memenuhi
82. TPS Limpung Luar Kota Limpung Bagus 54,6 2,88 Memenuhi
83. TPS Pasar Tersono Luar Kota Tersono Bagus 18 2,88 Memenuhi
84. TPS Pasar Subah Luar Kota Subah Bagus 48 2,88 Memenuhi
85. TPS Pasar
Banyuputih Luar Kota Banyuputih Rusak 7,5 2,88 Memenuhi
86. TPS Pasar Gringsing Luar Kota Gringsing Bagus 43 2,88 Memenuhi
Sumber: Hasil Analisis (2013)
Dari tabel 4.4 di atas diketahui bahwa sebagian besar persebaran TPS di Kabupaten Batang telah sesuai (81 buah) atau memenuhi dalam kaitannya untuk
(16)
IV-16
menampung sampah sementara sebelum diangkut ke TPA. Dari beberapa TPS terdapat 5 (lima) TPS yang tidak memenuhi. TPS samsat dan TPS SMP 9 Batang yang kekurangan daya tampung, serta TPS Gapura Kasepuhan, TPS RE (Jembatan), dan TPS Pasar Blado dengan kondisi hancur sehingga TPS tidak berfungsi semestinya untuk menampung sampah. Kondisi TPS yang rusak atau hancur menyebabkan sampah tidak berada pada tempatnya dan berceceran sehingga mengganggu estetika. Untuk TPS yang tidak memenuhi tersebut harus segera dilakukan penambahan kapasitas dan perbaikan.
Gambar 4.11. Peta Persebaran TPS dengan Kapasitasnya
TPS yang tidak memenuhi tersebut berasal dari daerah pelayanan dalam kota sebanyak 4 buah yang semuanya terdapat di Kecamatan Batang, sedangkan 1 (satu) buah lagi berasal dari daerah pelayanan luar kota yang terletak di Kecamatan Blado.
(17)
IV-17
Berikut adalah analisis kapasitas TPS terhadap volume sampah yang disajikan melalui grafik.
Gambar 4.12. Kondisi Kapasitas TPS
Dari uraian kesesuaian lokasi TPS dan kapasitas TPS dapat diketahui bahwa TPS di Kabupaten Batang telah sesuai namun perlu dilakukan beberapa perbaikan seperti pemindahan lokasi TPS yang berada di badan jalan serta perbaikan untuk TPS yang hancur dan kekurangan daya tampung.
4.2. TPA
Penentuan lokasi dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu tahapan regional dan tahapan penyisih (penilaian). Dalam setiap tahapan akan disaring dan dianalisis sehingga terjadi pengurangan daerah yang layak untuk dijadikan lokasi TPA. Dalam tahapan tersebut akan diuraikan mengenai daerah mana yang sesuai untuk dijadikan lokasi TPA sesuai parameter pembatasnya. Dari analisis tersebut nantinya juga dapat digunakan untuk menganalisis keberadaan TPA Randukuning Batang apakah sudah berada pada zona layak TPA atau tidak. Peta Persebaran TPA Kabupaten Batang dapat dilihat dalam gambar 4.13.
Memenuhi Kapasitas
94% Tidak Memenuhi
Kapasitas 6%
(18)
IV-18
Gambar 4.13. Peta Persebaran TPA Kabupaten Batang 4.2.1.Analisis Tahap Regional
Tahap regional ini merupakan penyaringan awal yang akan menghasilkan zona layak dan tidak layak TPA.
1. Geologi
Fasilitas pengurugan sampah (TPA) tidak dibenarkan berlokasi di daerah bahaya geologi seperti zona patahan, zona volkanik aktif dan daerah rawan pergerakan tanah (longsor). Untuk mencegah potensi penyebaran lindi dipilih jenis batuan yang mempunyai sifat permeabilitas rendah. Jenis batuan tersebut yaitu batuan lanau atau batuan lempung. Di Kabupaten Batang tidak ditemukan zona patahan aktif dan pergerakan tanah yang terjadi relatif stabil. Daerah yang dianggap tidak layak adalah daerah dengan formasi batuan pasir dan beku hasil proses pembekuan magma dari gunung berapi. Contoh batuan beku yaitu batu granit, batu andesit, batu gamping atau batuan berongga dan batuan berkekar lainnya. Batuan-batuan tersebut merupakan material kasar hasil rombakan batuan gunung api.
Batuan di daerah Kabupaten Batang disusun oleh berbagai macam jenis batuan. Berdasarkan peta geologi Kabupaten Batang terdapat 8 (delapan) formasi
(19)
IV-19
batuan. Berikut adalah jenis batuan tersebut beserta litologi penyusun dari formasi batuan tersebut:
Tabel 4.5. Formasi Batuan Kabupaten Batang
No. Formasi Litologi
1. Formasi Damar Batu lempung tufan, breksi gunungapi, batu pasir tufan berlapis silangsiur dan konglomerat
2. Alluvium Kerikil pasir, lanau dan lempung, endapan sungai dan rawa
3. Batuan
Gunungapi Dieng
Lava andesit dan andesit kuarsa, serta batuan klastika gunungapi
4.
Batuan Gunungapi Jembangan
Lava andesit dan batuan klastika gunungapi
5. Kipas alluvium Bahan rombakan gunung api telah tersayat 6. Endapan danau
dan alluvium Pasir, lanau, lumpur dan lempung setempat tufan 7. Kaligetas Breksi vulkanik, aliran lava, tuf, batu pasir tufan,
batu lempung
8.
Anggota batu pasir formasi damar
Batu pasir tufan, dan konglomerat sebagian kalsit
Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Batang (2013)
Berdasarkan tabel di atas daerah yang layak dijadikan lokasi TPA yaitu formasi yang memiliki jenis batuan lempung atau lanau karena mempunyai sifat permeabilitas rendah. Daerah yang termasuk ke dalam kriteria tersebut yaitu:
Tabel 4.6. Formasi Batuan Layak Lokasi TPA
No. Formasi Litologi
1. Formasi Damar Batu lempung tufan, breksi gunungapi, batu pasir tufan berlapis silangsiur dan konglomerat
(20)
IV-20
Tabel 4.6. Formasi Batuan Layak Lokasi TPA (Lanjutan)
No. Formasi Litologi
2. Alluvium Kerikil pasir, lanau dan lempung, endapan sungai dan rawa
3. Endapan danau dan alluvium
Pasir, lanau, lumpur dan lempung setempat tufan
4. Kaligetas Breksi vulkanik, aliran lava, tuf, batu pasir tufan, batu lempung
Sumber: Hasil Analisis (2013)
Daerah tersebut memiliki luas 38.614,82 Ha atau 45,13% dari luas Kabupaten Batang. Daerah tersebut meliputi wilayah Kabupaten Batang bagian selatan, bagian tengah, dan sedikit di bagian utara. Wilayah administrasi yang masuk ke dalam zona tidak layak lokasi TPA berdasarkan jenis batuannya yaitu berada di Kecamatan Bawang, Blado, Reban, Bandar, Wonotunggal, Limpung, Tersono, dan sebagian kecil di Kecamatan Kandeman, Tulis, Subah, Banyuputih, dan Pecalungan. Gambar 4.14 adalah hasil analisis daerah yang tidak layak dijadikan lokasi TPA terhadap jenis batuan penyusunnya.
(21)
IV-21
Dari peta penyisih geologi diketahui bahwa TPA eksisting (Randukuning) berada di zona layak terhadap jenis batuan penyusunnya. TPA Randukuning berada pada Formasi Damar dimana batuan penyusunnya terdapat unsur batuan lempung yang memiliki permeabilitas rendah sehingga tepat untuk dijadikan lokasi TPA.
2. Rawan Bencana
Potensi bencana yang berkaitan dengan analisis lokasi TPA sampah adalah bencana banjir dan longsor. Dalam analisis rawan bencana ini masih berkaitan dengan lingkup geologi yaitu berupa daerah volkanik dan rawan gerakan tanah atau longsor. Selain bencana volkanik dan longsor, potensi bencana yang berkaitan dengan analisis lokasi TPA yaitu kawasan rawan banjir dan abrasi. Bencana-bencana tersebut dianggap dapat merusak kontruksi sarana dan prasarana TPA dan menyebabkan terjadinya pencemaran atau penyebaran limbah diakibatkan terbawa oleh air banjir. Daerah layak TPA harus berada di kawasan bebas banjir 25 tahunan.
Gambar 4.15. Peta Faktor Pembatas Rawan Bencana
Dari Peta Rawan Bencana Kabupaten Batang terlihat bahwa Kabupaten Batang berada di lingkup aman dari bencana volkanik/gunung api meskipun di
(22)
IV-22
bagian selatan wilayah Kabupaten Batang berdekatan dengan Dataran Tinggi Dieng. Di samping bencana gunung api, terdapat wilayah dengan status rawan longsor yang berada di sebagian Kecamatan Bawang, Kecamatan Tersono, Kecamatan Gringsing, dan Kecamatan Subah. Wilayah dengan daerah rawan longsor tersebut dinilai tidak cocok digunakan sebagai tempat calon lokasi TPA. Secara umum Kabupaten Batang masih termasuk zona aman dari potensi gempa dan memiliki wilayah dengan pergerakan tanah yang relatif stabil. Untuk zona rawan banjir tersebar di sebagian kecil Kecamatan Batang, Kecamatan Tulis, dan Kecamatan Gringsing. Sedangkan zona rawan abrasi berada di sebagian kecil pesisir Kecamatan Batang, Kecamatan Subah, dan Kecamatan Gringsing. Total luas dari faktor pembatas rawan bencana yaitu 4.469,98 Ha atau 5,22% dari luas Kabupaten Batang
Dari peta rawan bencana diketahui bahwa TPA Randukuning Batang tidak berada pada daerah rawan bencana baik itu bencana banjir, tanah longsor, maupun abrasi.
3. Hidrologi
Fasilitas pengurugan limbah atau sampah tidak diinginkan berada pada suatu lokasi dengan kedalaman air tanah yang dangkal. Permukaan air yang dangkal lebih mudah dicemari lindi. Disamping itu, lokasi sarana tidak boleh terletak di daerah dengan sumur-sumur dangkal yang mempunyai lapisan kedap air yang tipis atau pada batu gamping yang berongga. Lahan yang berdekatan dengan badan air akan lebih berpotensi untuk mencemarinya, baik melalui aliran permukaan maupun melalui air tanah. Lahan yang berlokasi jauh dari badan air akan memperoleh nilai yang lebih tinggi dari pada lahan yang berdekatan dengan badan air. Iklim setempat hendaknya mendapat perhatian juga. Makin banyak hujan, makin besar pula kemungkinan lindi yang dihasilkan, disamping makin sulit pula pegoperasian lahan. Oleh karenanya, daerah dengan intensitas hujan yang lebih tinggi akan mendapat penilaian yang lebih rendah dari pada daerah dengan intensitas hujan yang lebih rendah.
(23)
IV-23
Gambar 4.16. Peta Faktor Pembatas Kedalaman Air Tanah
Dari Peta Kedalaman Air Tanah Kabupaten Batang diketahui kedalaman air tanah paling dangkal berada di kawasan utara atau pesisir Kabupaten Batang yaitu antara 0-5 m. Semakin ke arah selatan kedalaman air tanah semakin dalam. Hal ini berbanding lurus dengan topografi Kabupaten Batang yaitu berupa daerah perbukitan dan pegunungan di bagian tengah sampai ke selatan. Dari kondisi tersebut wilayah yang tidak layak dijadikan lokasi TPA yaitu berada di sebagian besar Kecamatan Batang dan sebagian kecil daerah pesisir di Kecamatan Kandeman, Tulis, Subah, Banyuputih dan Gringing. Total luas dari faktor pembatas kedalaman air tanah yaitu 5.915,78 Ha atau 6,91% dari luas Kabupaten Batang.
Selain ditinjau dari air tanah hal yang perlu diperhatikan juga yaitu air permukaan atau badan-badan air. Jarak TPA terhadap sungai ditetapkan sejauh 150 meter dan untuk garis pantai sejauh 250 meter. Jarak atau buffer ini berfungsi sebagai sempadan untuk mencegah pencemaran oleh limbah atau sampah dari TPA. Dari ketentuan tersebut dilakukan buffer terhadap sungai-sungai di Kabupaten Batang. Daerah sempadan sungai tersebut tidak layak dijadikan sebagai TPA, sedangkan untuk buffer garis pantai dilakukan di sepanjang pesisir
(24)
IV-24
Kabupaten Batang dari Kecamatan Batang sampai ke Kecamatan Gingsing. Daerah buffer tersebut tidak layak dijadikan lokasi TPA.
Gambar 4.17. Peta Faktor Pembatas Air Permukaan
Total luas dari faktor pembatas badan sungai yaitu 22.559,40 Ha atau 26, 36% dari luas Kabupaten Batang. Sedangkan total luas faktor pembatas dari buffer
garis pantai yaitu 944,25 Ha atau 1,10% dari total luas Kabupaten Batang.
Peta penyisih kedalaman air tanah ditampilkan pada Gambar 4.16, sedangkan peta penyisih air permukaan ditampilkan pada Gambar 4.17.Dari peta tersebut diketahui bahwa TPA Randukuning berada pada lokasi dengan kedalaman air tanah antara 10-15 m dan berada jauh dari air permukaan baik sungai maupun air laut sehingga kemungkinan pencemaran terhadap air sangat kecil.
Potensi pencemaran juga berhubungan dengan intensitas hujan. Faktor curah hujan bukan merupakan pembatas utama. Namun, jika memungkinkan maka dipilih zona layak TPA dengan curah hujan yang paling sedikit di daerah tersebut. Lokasi TPA sebaiknya berada di daerah yang memiliki intensitas hujan paling rendah di suatu wilayah Kabupaten/Kota tersebut. Hal ini untuk mencegah
(25)
IV-25
penyebaran dan produksi lindi yang berlebihan dari timbunan sampah di lokasi TPA.
Gambar 4.18. Peta Faktor Pembatas Curah Hujan
Dari Peta Curah Hujan Kabupaten Batang diketahui terdapat 4 (empat) kelas curah hujan yaitu <13,6 mm/hari, 13,61-20,7 mm/hari, 20,71-27,7 mm/hari, dan 27,31-34,8 mm/hari. Curah hujan terendah berada di bagian utara Kabupaten Batang dan semakin besar di bagian selatan wilayah Kabupaten Batang. Kecamatan Batang, Warungasem, Kandeman, Tulis, Subah, Banyuputih, dan Gringsing dinilai lebih layak untuk dijadikan lokasi TPA berdasarkan intensitas hujan. Total luas dari faktor pembatas curah hujan yaitu 62.184,89 Ha atau 72,67% dari luas Kabupaten Batang.
4. Topografi
Tempat pengurukan limbah tidak boleh terletak pada suatu bukit dengan lereng yang tidak stabil. Suatu daerah dinilai lebih bila terletak di daerah landai dengan topografi rendah. Topografi dapat menunjang secara positif maupun negatif pada pembangunan sarana ini. Lokasi yang tersembunyi di belakang bukit atau di lembah mempunyai dampak visual yang menguntungkan karena tersembunyi. Namun suatu lokasi di tempat yang berbukit mungkin lebih sulit untuk dicapai karena adanya lereng-lereng yang curam dan mahalnya
(26)
IV-26
pembangunan jalan pada daerah berbukit. Selain itu kemiringan lereng berkaitan dengan pekerjaan konstruksi dan operasional TPA. Semakin terjal maka semakin sulit dan mahal kontruksi dan operasionalnya.
Gambar 4.19. Peta Faktor Pembatas Topografi
Pada peta kemiringan lereng dapat diketahui bahwa Kabupaten Batang memiliki tiga bagian wilayah secara umum yaitu daerah pesisir di bagian utara, dataran rendah di bagian tengan, dan pegunungan di bagian selatan. Secara terperinci yaitu dearah datar (kemiringan 0-8%) berada di kawasan pesisir Kecamatan Batang, Kandeman, Tulis, Subah, Banyuputih, dan Gringsing. Daerah landai (kemiringan 8-15%) meliputi Kecamatan Batang di bagian selatan, Kandeman, Tulis, Bandar, Subah, Pecalungan, Limpung, Banyuputih, dan sedikit Kecamatan Gringsing dan Tersono. Daerah agak curam (kemiringan 15-25%) berada di Kecamatan Tersono, Kecamatan Bandar di bagian selatan, dan Kecamatan Blado dan Bawang di Bagian utara. Daerah curam (25-40%) tersebar di sebagian kecil wilayah Kecamatan Subah, Pecalungan, Bandar, Blado dan Bawang. Daerah sangat curam (kemiringan > 40%) berada di wilayah Kabupaten Batang bagian selatan yaitu di Kecamatan Blado dan Bawang. Daerah yang sangat curam dinilai memiliki nilai yang lebih rendah karena dikhawatirkan dapat
(27)
IV-27
menyebabkan kelongsoran yang berakibat fatal terutama saat terjadi hujan atau rembesan air yang tinggi.
Dari uraian di atas daerah yang tidak layak dijadikan lokasi TPA yaitu wilyah dengan kemiringan yang curam atau memiliki topografi kelerengan lebih dari 20%. Kawasan tersebut sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Batang bagian selatan yaitu Kecamatan Blado, Bawang, Reban Bandar, Tersono, dan sebagian wilayah Subah, Pecalungan, dan Gringsing. Total luas dari faktor pembatas topografi yaitu 30.033,23 Ha atau 35,10% dari luas Kabupaten Batang.
Dari peta tersebut menunjukkan bahwa TPA Randukuning berada pada lokasi layak terhadap kondisi topografi yaitu berada pada kelerengan antara 8-15% dimana termasuk ke dalam topografi landai.
5. Penggunaan Lahan
TPA tidak diperkenankan berada dalam jarak 3000 meter dari landasan lapangan terbang yang digunakan oleh penerbangan turbo jet atau dalam jarak 1500 meter dari landasan lapangan terbang yang digunakan oleh penerbangan jenis piston. Lokasi pengurugan sampah dapat menarik kehadiran burung sehingga dikhawatirkan dapat mengganggu lalu lintas penerbangan. Disamping itu, lokasi TPA tidak boleh terletak di dalam wilayah yang diperuntukkan bagi daerah lindung perikanan, satwa liar dan pelestarian tanaman. Jenis penggunaan tanah lainnya yang biasanya dipertimbangkan kurang cocok adalah daerah konservasi dan hutan. Lokasi TPA juga tidak diperkenankan berada di lahan produktif seperti sawah dan sebaiknya jauh dari daerah pemukiman.
Berdasarkan Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Batang tidak terdapat bandar udara maupun kawasan penerbangan lainnya. Kawasan hutan tersebar di bagian selatan, tengah, timur, dan utara Kabupaten Batang. Kawasan yang masih layak dikonversi atau digunakan sebagai lokasi TPA adalah daerah tegalan dan kebun campur yang tersebar di seluruh Kabupaten Batang. Dalam tahapan penyisih lokasi TPA terhadap penggunaan lahan harus dilakukan dengan cermat untuk mengurangi singgungan dengan masyarakat dan mencegah kerusakan alam sekitar yang mungkin terjadi. Pada tahap ini juga dilakukan buffer sejauh 300 m
(28)
IV-28
dari pemukiman. Total luas dari faktor pembatas penggunaan lahan yaitu 76.218,71 Ha atau 89,07% dari luas Kabupaten Batang.
Gambar 4.20. Peta Faktor Pembatas Penggunaan Lahan
Dari peta tersebut diketahui bahwa TPA Randukuning berada pada lokasi tidak layak terhadap faktor pembatas penggunaan lahan. Lokasi TPA Randukuning terlalu dekat dengan pemukiman yaitu <300 m. Berdasarkan validasi lapangan (perhitungan dapat dilihat dalam lampiran), diperoleh jarak antara pemukiman terdekat dengan TPA Randukuning yaitu 265 m. Jarak yang terlalu dekat dengan pemukiman dikhawatirkan dapat mengganggu kesehatan maupun kenyamanan masyarakat sekitar. Jadi TPA Randukuning tidak layak terhadap penggunaan lahan.
4.2.2.Hasil Penyaringan Tahap Regional
Setelah dilakukan analisis regional seperti yang telah dijelaskan di atas, maka diperoleh zona layak lokasi TPA Kabupaten Batang. Daerah yang layak digunakan sebagai lokasi TPA dapat dilihat dalam Peta Zona Layak Kabupaten Batang pada Gambar 4.21. Total luas lahan yang dapat digunakan sebagai lokasi TPA yaitu sekitar 1.423,11 Ha atau 1,66% dari total luas wilayah Kabupaten Batang yaitu 85.572,47 Ha.
(29)
IV-29
Gambar 4.21. Peta Zona Layak TPA
Dari zonasi layak TPA dapat digunakan untuk menganalisis keberadaan TPA Randukuning. Berikut adalah kondisi TPA Randukuning terhadap kriteria Regional.
Tabel 4.7. Kondisi TPA Randukuning terhadap Kriteria Regional
No. Kriteria Kondisi Keterangan
1. Geologi
a. Jenis Batuan
Berada pada Formasi Damar dengan dengan litologi batu lempung tufan, breksi gunungapi, batu pasir tufan berlapis silangsiur dan konglomerat
Layak
b. Garis
Patahan Tidak berada pada zona patahan Layak c. Rawan
Bencana
Tidak berada di daerah rawan gempa,
banjir, dan gerakan tanah/longsor Layak 2. Hidrologi
a. Muka air tanah
Berada pada daerah dengan kedalaman
(30)
IV-30
Tabel 4.7. Kondisi TPA Randukuning terhadap Kriteria Regional (Lanjutan)
No. Kriteria Kondisi Keterangan
b. Aliran
sungai Jauh dari aliran sungai (±1,2 km) Layak c. Garis pantai Jauh dari garis pantai (±4,8 km) Layak 3. Topografi Berada pada kelerengan antara 8-15% Layak 4. Tata guna lahan
Jauh dari Bandara (±80 km) Layak
Tidak berada pada daerah banjir 25
tahunan Layak
Jarak terhadap pemukiman terdekat
yaitu < 300 m Tidak Layak
Sumber: Hasil Analisis (2013)
Dari tabel tersebut diketahui bahwa TPA Randukuning tidak layak terhadap kriteria regional dimana letaknya yang terlalu dekat dengan pemukiman.
Selanjutnya daerah yang layak digunakan sebagai lokasi TPA dapat dilihat pada tabel 4.8. Sebagian besar daerah yang masih layak digunakan sebagai lokasi TPA yaitu berupa daerah kebun campur dan tegalan. Kedua jenis lahan tersebut masih layak dikonversi menjadi lokasi TPA dengan pertimbangan lahan tersebut dinilai kurang produktif dan mempunyai zona penyangga alami berupa pepohonan.
Tabel 4.8. Daerah Zona Layak Lokasi TPA
No. Zona Layak TPA
Kecamatan Kelurahan/Desa Luas (Ha)
1. Warungasem Lebo, Candiareng 96,64
2. Kandeman Tragung, Juragan 67,01
3. Tulis Ponowareng, Kenconorejo 78,84
4. Subah Kemiri Barat, Kemiri Timur, Gondang,
(31)
IV-31
Tabel 4.8. Daerah Zona Layak Lokasi TPA(Lanjutan)
No. Zona Layak TPA
Kecamatan Kelurahan/Desa Luas (Ha)
5. Banyuputih Kedawung, Banyuputih, Kalibalik,
Penundan, Banaran, Timbang 559,03
6. Gringsing Ketanggan, Sawangan, Krengseng, Plelen,
Surodadi, Sentul, Tedunan 420,10
Sumber: Hasil Analisis (2013)
Dari zona layak TPA yang telah diperoleh tersebut kemudian harus dipertimbangkan lagi beberapa faktor penting lainnya sebagai penyisih seperti lokasi sumber sampah, aksesibilitas menuju lokasi TPA, keberadaan kawasan lindung, dan ketersediaan lahan. Proses ini bertujuan untuk memilih lokasi terbaik dari beberapa lokasi yang lolos dari tahap regional.
Setiap wilayah Kabupaten/Kota pasti memiliki centroid sampah atau daerah timbulan sampah terbesar. Di Kabupaten Batang daerah penghasil sampah terbesar berada di Kecamatan Batang. Kacamatan Batang merupakan salah satu dari 3 (tiga) kecamatan di Kabupaten Batang yang mendapat pelayanan utama untuk kebersihan dari Dinas Kebersihan Kabupaten Batang. Dua Kecamatan yang lainnya yaitu Kecamatan Warungasem dan Kecamatan Wonotunggal. Kecamatan Batang sebagai ibukota kabupaten merupakan pusat kegiatan pemerintahan dan perdagangan dengan jumlah penduduk yang padat sehingga menjadikannya sebagai pusat timbulan sampah di Kabupaten Batang. Dalam kaitannya dengan penempatan lokasi TPA, hendaknya lokasi TPA berada tidak terlalu jauh dari lokasi pengambilan sampah. Hal ini erat kaitannya dengan faktor biaya operasional untuk pengangkutan sampah menuju lokasi TPA. Semakin jauh lokasi TPA dengan sumber sampah maka semakin besar biaya operasional yang dibutuhkan. Dari hal tersebut lokasi yang dapat dipertimbangkan untuk lokasi TPA yaitu berada di Kecamatan Warungasem.
Masih berkaitan dengan aspek operasional, lokasi TPA hendaknya memiliki aksesibilitas yang baik berupa sarana jalan yang memadahi. Untuk lebih
(32)
IV-32
menghemat biaya perencanaan pembuatan TPA sebaiknya memanfaatkan sarana jalan yang sudah ada serta berada pada jalur rute pengangkutan sampah yang telah ada. Daerah seperti wilayah utara Kabupaten Batang bagian timur sebagian besar akses jalannya belum terlalu baik dikarenakan daerahnya yang masih banyak terdapat hutan dengan pemukiman yang sedikit serta letaknya yang jauh dari pusat pemerintahan. Untuk itu daerah-daerah seperti wilayah utara Kecamatan Subah, Banyuputih, dan Gingsing kurang dipertimbangkan untuk lokasi TPA. Penempatan TPA sebaiknya memudahkan lalu-lalang kendaraan pengangkut sampah tetapi juga tidak mengganggu arus lalu lintas umum. Penempatan TPA diusahakan tidak terlalu dekat dengan jalan raya yaitu dengan batas minimal 500 meter agar tidak menimbulkan gangguan estetika dan kenyamanan lalu lintas umum.
Selanjutnya ketersediaan lahan untuk lokasi TPA Rekomendasi merupakan faktor utama yang harus dipertimbangkan. Berdasarkan perhitungan kebutuhan lahan TPA sampah di Kabupaten Batang yaitu sekitar 4 Ha untuk masa pelayanan 10 tahun. Lokasi dengan luas yang besar dianggap lebih tepat.
Selain itu juga perlu dipertimbangkan keberadaan kawasan lindung. Berdasarkan Perda Nomor 7 Tahun 2011 tentang Tata Ruang Wilayah di Kabupaten Batang terdapat beberapa cagar alam dan hutan lindung yang tersebar di beberapa daerah seperti Cagar Alam Peson Subah I dan II, Cagar Alam Ulolanang Kecubung yang berada di Kecamatan Subah dan Hutan Lindung yang ada di Kecamatan Reban dan Bawang. Di wilayah tersebut sebaiknya tidak digunakan sebagai lokasi TPA agar tidak mengganggu habitat yang dilindungi.
Dari tahapan regional dan pertimbangan faktor-faktor di atas dari sekian banyak lokasi yang layak untuk TPA, maka dipilih 3 zona lokasi TPA rekomendasi. Zona tersebut berada di Desa Candiareng Kecamatan Warungasem, Desa Kalibalik Kecamatan Banyuputih, dan Desa Banaran Kecamatan Banyuputih.
(33)
IV-33
Berikut adalah peta lokasi TPA Rekomendasi terpilih.
Gambar 4.22. Peta Lokasi TPA Rekomendasi
Dari peta di atas lokasi TPA Rekomendasi ditandai dengan lingkaran berwarna hijau. Berikut adalah ketiga lokasi tersebut:
1. Zona 1
Zona 1 terletak di Desa Candiareng Kecamatan Warungasem. Zona 1 berada pada Formasi Damar yang memiliki litologi batu lempung tufan, breksi gunungapi, batu pasir tufan berlapis silangsiur dan konglomerat. Jenis batuan tersebut memiliki sifat permeabilitas yang rendah sehingga layak untuk dijadikan lokasi TPA. Untuk kondisi topografi zona 1 berada pada kemiringan lereng antara 8-15% dan berada pada dearah dengan kedalaman muka air tanah antara 5-10 m. Intensitas hujan pada daerah ini antara 13,6-20,7 mm/hari. Lokasi desa Candiareng berada pada jalur angkut sampah dan terdapat akses jalan beraspal menuju lokasi tersebut. Selain itu letak Desa Candiareng dekat dengan sumber sampah yang berada di Kecamatan Batang dan memiliki luas lahan yang cukup untuk masa penimbunan lebih dari 10 tahun.
(34)
IV-34
2. Zona 2
Zona 2 terletak di Desa Kalibalik Kecamatan Banyuputih. Zona 2 berada pada Formasi Damar yang memiliki litologi batu lempung tufan, breksi gunungapi, batu pasir tufan berlapis silangsiur dan konglomerat. Jenis batuan tersebut memiliki sifat permeabilitas yang rendah sehingga layak untuk dijadikan lokasi TPA. Untuk kondisi topografi zona 2 berada pada kemiringan lereng antara 8-15% dan berada pada dearah dengan kedalaman muka air tanah antara 15-25 m. Intensitas hujan pada daerah ini antara 13,6-20,7 mm/hari. Lokasi desa Kalibalik berada pada jalur angkut sampah dan terdapat akses jalan beraspal menuju lokasi tersebut serta memiliki luas lahan yang cukup untuk masa penimbunan lebih dari 10 tahun.
3. Zona 3
Zona 3 terletak di Desa Banaran Kecamatan Banyuputih. Zona 3 berada pada Formasi Damar yang memiliki litologi batu lempung tufan, breksi gunungapi, batu pasir tufan berlapis silangsiur dan konglomerat. Jenis batuan tersebut memiliki sifat permeabilitas yang rendah sehingga layak untuk dijadikan lokasi TPA. Untuk kondisi topografi zona 1 berada pada kemiringan lereng antara 8-15% dan berada pada dearah dengan kedalaman muka air tanah antara 15-25 m. Intensitas hujan pada daerah ini antara 13,6-20,7 mm/hari. Lokasi Desa Banaran berada pada jalur angkut sampah dan terdapat akses jalan beraspal menuju lokasi tersebut serta memiliki luas lahan yang cukup untuk masa penimbunan lebih dari 10 tahun.
4.2.3.Penilaian Menggunakan SNI 19-3241-1994
Penilaian TPA menggunakan SNI 19-3241-1994 digunakan untuk memberikan nilai bagi masing-masing calon lokasi TPA. Penilaian ini meliputi banyak kriteria mulai dari kondisi umum lokasi, kondisi fisik, biologis, sosial masyarakat, dan lain-lainnya. Penjelasan deskripsi kondisi diperoleh dari data primer, data sekunder, dan hasil observasi lapangan. Dari penilaian ini nantinya dapat dilihat kelebihan dan kekurangan dari masing-masing calon lokasi TPA sehingga dapat digunakan sebagai bahan perencanaan dan menghindari
(35)
IV-35
kemungkinan bahaya lingkungan yang akan ditimbulkan. Pada tahap ini juga tetap dilakukan penilaian untuk TPA Randukuning, sehingga dapat dibandingkan nilai TPA Rekomendasi dengan TPA Eksisting di Kabupaten Batang .
1. TPA Randukuning
TPA Randukuning berlokasi di Desa Tegalsari Kecamatan Kandeman dengan luas lahan yaitu 2,5 Ha. TPA Randukuning telah beroperasi sejak tahun 1995 dan direncanakan berakhir masa layanannya sampai tahun 2005. Namun, karena perlakuan khusus, yaitu dilakukan pembongkaran sel sampah setiap lima tahun sekali maka sampai saat ini TPA Randukuning masih tetap digunakan sebagai TPA. Meskipun pada analisis regional TPA Randukuning tidak berada pada zona layak TPA, tetapi berdasarkan Perda Nomor 7 Tahun 2011 tentang Tata Ruang Wilayah Kabupaten Batang TPA Randukuning Batang direncanakan masih tetap digunakan sampai tahun 2031. Jika berdasarkan sistem pengelolaannya yaitu sistem open dumping, maka TPA Randukuning dianggap tidak layak lagi untuk dioperasikan sebagai TPA.
Tabel 4.9. Penilaian SNI 19-3241-1994 TPA Randukuning Batang
No. Parameter Keterangan Nilai Bobot Total
I. UMUM
1. Batas Administrasi dalam batas administrasi 10 5 50 2. Pemilik hak atas
tanah pemerintah daerah /pusat 10 3 30
3. Kapasitas lahan 5 tahun – 10 tahun 8 5 40 4. Jumlah pemilik
tanah satu (1) kk 10 3 30
5. Partisipasi
masyarakat spontan 10 3 30
II. LINGKUNGAN FISIK
1. Tanah (di atas muka air tanah)
harga kelulusan > 10-6 cm/det 0 5 0 2. Air tanah ≥ 10 m dengan kelulusan 10
-6
cm/det – 10-4 cm/det 3 5 15 3. Sistem aliran air
tanah Discharge area lokal 10 3 30
4.
Kaitan dengan pemanfaatan air tanah
diproyeksikan untuk
(36)
IV-36
Tabel 4.9. Penilaian SNI 19-3241-1994 TPA Randukuning Batang (Lanjutan)
No. Parameter Keterangan Nilai Bobot Total
5. Bahaya banjir tidak ada bahaya banjir 10 2 20 6. Tanah Penutup tanah penutup tidak ada 1 4 4 7. Intensitas hujan di atas 1000 mm per tahun 1 3 3 8. Jalan menuju lokasi datar dengan kondisi baik 10 5 50 9. Transpot sampah
(satu jalan)
kurang dari 15 menit dari
centroid sampah 1 5 50
10. Jalan masuk truk sampah melalui daerah pemukiman berkepadatan
sedang ( ≤ 300 jiwa / ha ) 5 4 20
11. Lalu lintas terletak < 500 m pada lalu lintas
rendah 8 3 24
12. Tata guna tanah mempunyai dampak sedang
terhadap tata guna tanah sekitar 5 5 25 13. Pertanian tidak ada dampak terhadap
pertanian sekitar 5 3 15 14. Daerah
lindung/cagar alam
tidak ada daerah lindung/cagar
alam di sekitarnya 10 2 20 15. Biologis nilai habitat yang rendah 10 3 30 16. Kebisingan, dan
bau terdapat zona penyangga 10 2 20
17. Estetika operasi perlindungan tidak
terlihat dari luar 10 3 30
Jumlah 551
Sumber: Hasil Analisis (2013)
Dari hasil penilaian berdasarkan SNI 19-3241-1994 diketahui bahwa TPA Randukuning memperoleh skor 551 dimana termasuk ke dalam kriteria layak sedang meskipun tidak masuk ke dalam zona layak TPA pada analisis regional. Berikut adalah foto lokasi TPA Candiareng.
(37)
IV-37
2. Desa Candiareng
Desa Candiareng berlokasi di Kecamatan Warungasem dengan luas potensi untuk lokasi TPA yaitu 36 Ha. Berikut adalah kondisi dan hasil penilaian SNI 19-3241-1994 untuk Desa Candiareng.
Tabel 4.10. Penilaian SNI 19-3241-1994 Desa Candiareng
No. Parameter Keterangan Nilai Bobot Total
I. UMUM
1. Batas Administrasi dalam batas administrasi 10 5 50 2. Pemilik hak atas
tanah
lebih dari satu pemilik hak dan
atau status kepemilikan 3 3 9
3. Kapasitas lahan > 10 tahun 10 5 50
4. Jumlah pemilik
tanah lebih dari 10 kk 1 3 3
5. Partisipasi
masyarakat negosiasi 1 3 3
II. LINGKUNGAN FISIK
1. Tanah (di atas muka air tanah)
harga kelulusan > 10
-6
cm/det 0 5 0
2. Air tanah ≥ 10 m dengan kelulusan 10
-6
cm/det – 10-4 cm/det
3 5 15
3. Sistem aliran air
tanah Discharge area lokal 10 3 30
4.
Kaitan dengan pemanfaatan air tanah
diproyeksikan untuk
dimanfaatkan dengan batas 5 3 15 5. Bahaya banjir tidak ada bahaya banjir 10 2 20 6. Tanah Penutup tanah penutup cukup 10 4 40 7. Intensitas hujan Di atas 1000 mm per tahun 1 3 3 8. Jalan menuju lokasi datar dengan kondisi buruk 5 5 25 9. Transpot sampah
(satu jalan)
kurang dari 15 menit dari
centroid sampah 10 5 50
10. Jalan masuk
truk sampah melalui daerah pemukiman berkepadatan
sedang ( ≤ 300 jiwa / ha ) 5 4 20
11. Lalu lintas terletak < 500 m pada lalu lintas
rendah 8 3 24
12. Tata guna tanah mempunyai dampak sedikit
terhadap tata guna tanah sekitar 10 5 50 13. Pertanian tidak ada dampak terhadap
pertanian sekitar 5 3 15 14. Daerah
lindung/cagar alam
tidak ada daerah lindung/cagar
alam di sekitarnya 10 2 20 15. Biologis nilai habitat yang rendah 10 3 30
(38)
IV-38
Tabel 4.10. Penilaian SNI 19-3241-1994 Desa Candiareng (Lanjutan)
No. Parameter Keterangan Nilai Bobot Total
16. Kebisingan, dan bau
terdapat zona penyangga yang
terbatas 5 2 10
17. Estetika operasi perlindungan tidak
terlihat dari luar 10 3 30
Jumlah 512
Sumber: Hasil Analisis (2013)
Dari hasil penilaian berdasarkan SNI 19-3241-1994 diketahui bahwa Desa Candiareng memperoleh skor 512 dimana termasuk ke dalam kriteria layak sedang. Berikut adalah foto lokasi Desa Candiareng.
Gambar 4.24. Lokasi TPA Rekomendasi Desa Candiareng
3. Desa Kalibalik
Desa Kalibalik berlokasi di Kecamatan Banyuputih dengan luas potensi untuk lokasi TPA yaitu 43 Ha. Berikut adalah kondisi dan hasil penilaian SNI 19-3241-1994 untuk Desa Kalibalik.
Tabel 4.11. Penilaian SNI 19-3241-1994 Desa Kalibalik
No. Parameter Keterangan Nilai Bobot Total
I. UMUM
1. Batas Administrasi dalam batas administrasi 10 5 50 2. Pemilik hak atas
tanah
lebih dari satu pemilik hak dan
atau status kepemilikan 3 3 9
3. Kapasitas lahan > 10 tahun 10 5 50
4. Jumlah pemilik
tanah lebih dari 10 kk 1 3 3
5. Partisipasi
(39)
IV-39
Tabel 4.11. Penilaian SNI 19-3241-1994 Desa Kalibalik (Lanjutan)
No. Parameter Keterangan Nilai Bobot Total
II. LINGKUNGAN FISIK
1. Tanah (di atas muka air tanah)
harga kelulusan > 10-6 cm/det 0 5 0 2. Air tanah ≥ 10 m dengan kelulusan 10
-6
cm/det – 10-4 cm/det
3 5 15
3. Sistem aliran air
tanah Discharge area lokal 10 3 30
4.
Kaitan dengan pemanfaatan air tanah
diproyeksikan untuk
dimanfaatkan dengan batas 5 3 15 5. Bahaya banjir tidak ada bahaya banjir 10 2 20 6. Tanah Penutup tanah penutup cukup 10 4 40 7. Intensitas hujan di atas 1000 mm per tahun 1 3 3 8. Jalan menuju lokasi datar dengan kondisi baik 10 5 50 9. Transpot sampah
(satu jalan)
lebih dari 60 menit dari centroid
sampah 1 5 5
10. Jalan masuk
truk sampah melalui daerah pemukiman berkepadatan
sedang ( ≤ 300 jiwa / ha ) 5 4 20
11. Lalu lintas terletak 500 m dari jalan umum 10 3 30 12. Tata guna tanah mempunyai dampak sedikit
terhadap tata guna tanah sekitar 10 5 50 13. Pertanian tidak ada dampak terhadap
pertanian sekitar 5 3 15 14. Daerah
lindung/cagar alam
tidak ada daerah lindung/cagar
alam di sekitarnya 10 2 20 15. Biologis nilai habitat yang rendah 10 3 30 16. Kebisingan, dan
bau
terdapat zona penyangga yang
terbatas 5 2 10
17. Estetika operasi perlindungan tidak
terlihat dari luar 10 3 30
Jumlah 498
Sumber: Hasil Analisis (2013)
Dari hasil penilaian berdasarkan SNI 19-3241-1994 diketahui bahwa Desa Kalibalik memperoleh skor 498 dimana termasuk ke dalam kriteria layak sedang.
(40)
IV-40
Berikut adalah foto lokasi Desa Kalibalik.
Gambar 4.25. Lokasi TPA Rekomendasi Desa Kalibalik
4. Desa Banaran
Desa Banaran berlokasi di Kecamatan Banyuputih dengan luas potensi untuk lokasi TPA yaitu 37 Ha. Berikut adalah kondisi dan hasil penilaian SNI 19-3241-1994 untuk Desa Banaran.
Tabel 4.12. Penilaian SNI 19-3241-1994 Desa Banaran
No. Parameter Keterangan Nilai Bobot Total
I. UMUM
1. Batas Administrasi dalam batas administrasi 10 5 50 2. Pemilik hak atas
tanah
lebih dari satu pemilik hak dan
atau status kepemilikan 3 3 9
3. Kapasitas lahan > 10 tahun 10 5 50
4. Jumlah pemilik
tanah lebih dari 10 kk 1 3 3
5. Partisipasi
masyarakat negosiasi 1 3 3
II. LINGKUNGAN FISIK
1. Tanah (di atas muka air tanah)
harga kelulusan > 10-6 cm/det 0 5 0 2. Air tanah ≥ 10 m dengan kelulusan 10
-6
cm/det – 10-4 cm/det 3 5 15 3. Sistem aliran air
tanah Discharge area lokal 10 3 30
4.
Kaitan dengan pemanfaatan air tanah
diproyeksikan untuk
dimanfaatkan dengan batas 5 3 15 5. Bahaya banjir tidak ada bahaya banjir 10 2 20 6. Tanah Penutup tanah penutup cukup 10 4 40 7. Intensitas hujan di atas 1000 mm per tahun 1 3 3 8. Jalan menuju lokasi datar dengan kondisi buruk 5 5 25
(41)
IV-41
Tabel 4.12. Penilaian SNI 19-3241-1994 Desa Banaran (Lanjutan)
No. Parameter Keterangan Nilai Bobot Total
9. Transpot sampah (satu jalan)
lebih dari 60 menit dari centroid
sampah 1 5 5
10. Jalan masuk
truk sampah melalui daerah pemukiman berkepadatan
sedang ( ≤ 300 jiwa / ha ) 5 4 20
11. Lalu lintas terletak 500 m dari jalan umum 10 3 30 12. Tata guna tanah mempunyai dampak sedikit
terhadap tata guna tanah sekitar 10 5 50 13. Pertanian tidak ada dampak terhadap
pertanian sekitar 5 3 15 14. Daerah
lindung/cagar alam
tidak ada daerah lindung/cagar
alam di sekitarnya 10 2 20 15. Biologis nilai habitat yang rendah 10 3 30 16. Kebisingan, dan
bau
terdapat zona penyangga yang
terbatas 5 2 10
17. Estetika operasi perlindungan tidak
terlihat dari luar 10 3 30
Jumlah 473
Sumber: Hasil Analisis (2013)
Dari hasil penilaian berdasarkan SNI 19-3241-1994 diketahui bahwa Desa Banaran memperoleh skor 473 dimana termasuk ke dalam kriteria layak sedang. Berikut adalah foto lokasi Desa Banaran.
Gambar 4.26. Lokasi TPA Rekomendasi Desa Banaran
Dari parameter dan bobot penilaian SNI 19-3241-1994 dapat dilihat bahwa nilai tertinggi untuk TPA Rekomendasi terletak di Desa Candiareng Kecamatan Warungasem dengan nilai 512, kemudian Desa Kalibalik Kecamatan Banyuputih dengan nilai 498, dan Desa Banaran Kecamatan Banyuputih dengan nilai 473. Sementara itu TPA Randukuning Batang memperoleh nilai 551. Berdasarkan
(42)
IV-42
evaluasi tersebut maka lokasi di Desa Candiareng dianggap lebih baik dari dua lokasi lainnya yaitu Desa Kalibalik dan Desa Banaran.
(1)
IV-37
2.
Desa Candiareng
Desa Candiareng berlokasi di Kecamatan Warungasem dengan luas potensi
untuk lokasi TPA yaitu 36 Ha. Berikut adalah kondisi dan hasil penilaian
SNI 19-3241-1994 untuk Desa Candiareng.
Tabel 4.10. Penilaian SNI 19-3241-1994 Desa Candiareng
No. Parameter Keterangan Nilai Bobot Total
I. UMUM
1. Batas Administrasi dalam batas administrasi 10 5 50 2. Pemilik hak atas
tanah
lebih dari satu pemilik hak dan
atau status kepemilikan 3 3 9
3. Kapasitas lahan > 10 tahun 10 5 50
4. Jumlah pemilik
tanah lebih dari 10 kk 1 3 3
5. Partisipasi
masyarakat negosiasi 1 3 3
II. LINGKUNGAN FISIK
1. Tanah (di atas muka air tanah)
harga kelulusan > 10 -6
cm/det 0 5 0
2. Air tanah ≥ 10 m dengan kelulusan 10 -6
cm/det – 10 -4
cm/det
3 5 15
3. Sistem aliran air
tanah Discharge area lokal 10 3 30
4.
Kaitan dengan pemanfaatan air tanah
diproyeksikan untuk
dimanfaatkan dengan batas 5 3 15 5. Bahaya banjir tidak ada bahaya banjir 10 2 20
6. Tanah Penutup tanah penutup cukup 10 4 40
7. Intensitas hujan Di atas 1000 mm per tahun 1 3 3 8. Jalan menuju lokasi datar dengan kondisi buruk 5 5 25 9. Transpot sampah
(satu jalan)
kurang dari 15 menit dari
centroid sampah 10 5 50
10. Jalan masuk
truk sampah melalui daerah pemukiman berkepadatan
sedang ( ≤ 300 jiwa / ha ) 5 4 20
11. Lalu lintas terletak < 500 m pada lalu lintas
rendah 8 3 24
12. Tata guna tanah mempunyai dampak sedikit
terhadap tata guna tanah sekitar 10 5 50 13. Pertanian tidak ada dampak terhadap
pertanian sekitar 5 3 15
14. Daerah
lindung/cagar alam
tidak ada daerah lindung/cagar
alam di sekitarnya 10 2 20
(2)
IV-38
Tabel 4.10. Penilaian SNI 19-3241-1994 Desa Candiareng (Lanjutan)
No. Parameter Keterangan Nilai Bobot Total
16. Kebisingan, dan bau
terdapat zona penyangga yang
terbatas 5 2 10
17. Estetika operasi perlindungan tidak
terlihat dari luar 10 3 30
Jumlah
512
Sumber: Hasil Analisis (2013)
Dari hasil penilaian berdasarkan SNI 19-3241-1994 diketahui bahwa Desa
Candiareng memperoleh skor 512 dimana termasuk ke dalam kriteria layak
sedang. Berikut adalah foto lokasi Desa Candiareng.
Gambar 4.24. Lokasi TPA Rekomendasi Desa Candiareng
3.
Desa Kalibalik
Desa Kalibalik berlokasi di Kecamatan Banyuputih dengan luas potensi
untuk lokasi TPA yaitu 43 Ha. Berikut adalah kondisi dan hasil penilaian
SNI 19-3241-1994 untuk Desa Kalibalik.
Tabel 4.11. Penilaian SNI 19-3241-1994 Desa Kalibalik
No. Parameter Keterangan Nilai Bobot Total
I. UMUM
1. Batas Administrasi dalam batas administrasi 10 5 50 2. Pemilik hak atas
tanah
lebih dari satu pemilik hak dan
atau status kepemilikan 3 3 9
3. Kapasitas lahan > 10 tahun 10 5 50
4. Jumlah pemilik
tanah lebih dari 10 kk 1 3 3
5. Partisipasi
(3)
IV-39
Tabel 4.11. Penilaian SNI 19-3241-1994 Desa Kalibalik (Lanjutan)
No. Parameter Keterangan Nilai Bobot Total
II. LINGKUNGAN FISIK
1. Tanah (di atas muka air tanah)
harga kelulusan > 10-6 cm/det 0 5 0 2. Air tanah ≥ 10 m dengan kelulusan 10
-6
cm/det – 10-4 cm/det
3 5 15
3. Sistem aliran air
tanah Discharge area lokal 10 3 30
4.
Kaitan dengan pemanfaatan air tanah
diproyeksikan untuk
dimanfaatkan dengan batas 5 3 15 5. Bahaya banjir tidak ada bahaya banjir 10 2 20
6. Tanah Penutup tanah penutup cukup 10 4 40
7. Intensitas hujan di atas 1000 mm per tahun 1 3 3 8. Jalan menuju lokasi datar dengan kondisi baik 10 5 50 9. Transpot sampah
(satu jalan)
lebih dari 60 menit dari centroid
sampah 1 5 5
10. Jalan masuk
truk sampah melalui daerah pemukiman berkepadatan sedang ( ≤ 300 jiwa / ha )
5 4 20
11. Lalu lintas terletak 500 m dari jalan umum 10 3 30 12. Tata guna tanah mempunyai dampak sedikit
terhadap tata guna tanah sekitar 10 5 50 13. Pertanian tidak ada dampak terhadap
pertanian sekitar 5 3 15
14. Daerah
lindung/cagar alam
tidak ada daerah lindung/cagar
alam di sekitarnya 10 2 20
15. Biologis nilai habitat yang rendah 10 3 30
16. Kebisingan, dan bau
terdapat zona penyangga yang
terbatas 5 2 10
17. Estetika operasi perlindungan tidak
terlihat dari luar 10 3 30
Jumlah
498
Sumber: Hasil Analisis (2013)
Dari hasil penilaian berdasarkan SNI 19-3241-1994 diketahui bahwa Desa
Kalibalik memperoleh skor 498 dimana termasuk ke dalam kriteria layak sedang.
(4)
IV-40
Berikut adalah foto lokasi Desa Kalibalik.
Gambar 4.25. Lokasi TPA Rekomendasi Desa Kalibalik
4.
Desa Banaran
Desa Banaran berlokasi di Kecamatan Banyuputih dengan luas potensi
untuk lokasi TPA yaitu 37 Ha. Berikut adalah kondisi dan hasil penilaian
SNI 19-3241-1994 untuk Desa Banaran.
Tabel 4.12. Penilaian SNI 19-3241-1994 Desa Banaran
No. Parameter Keterangan Nilai Bobot Total
I. UMUM
1. Batas Administrasi dalam batas administrasi 10 5 50 2. Pemilik hak atas
tanah
lebih dari satu pemilik hak dan
atau status kepemilikan 3 3 9
3. Kapasitas lahan > 10 tahun 10 5 50
4. Jumlah pemilik
tanah lebih dari 10 kk 1 3 3
5. Partisipasi
masyarakat negosiasi 1 3 3
II. LINGKUNGAN FISIK
1. Tanah (di atas muka air tanah)
harga kelulusan > 10-6 cm/det 0 5 0 2. Air tanah ≥ 10 m dengan kelulusan 10
-6
cm/det – 10-4 cm/det 3 5 15 3. Sistem aliran air
tanah Discharge area lokal 10 3 30
4.
Kaitan dengan pemanfaatan air tanah
diproyeksikan untuk
dimanfaatkan dengan batas 5 3 15 5. Bahaya banjir tidak ada bahaya banjir 10 2 20
6. Tanah Penutup tanah penutup cukup 10 4 40
7. Intensitas hujan di atas 1000 mm per tahun 1 3 3 8. Jalan menuju lokasi datar dengan kondisi buruk 5 5 25
(5)
IV-41
Tabel 4.12. Penilaian SNI 19-3241-1994 Desa Banaran (Lanjutan)
No. Parameter Keterangan Nilai Bobot Total
9. Transpot sampah (satu jalan)
lebih dari 60 menit dari centroid
sampah 1 5 5
10. Jalan masuk
truk sampah melalui daerah pemukiman berkepadatan
sedang ( ≤ 300 jiwa / ha ) 5 4 20
11. Lalu lintas terletak 500 m dari jalan umum 10 3 30 12. Tata guna tanah mempunyai dampak sedikit
terhadap tata guna tanah sekitar 10 5 50 13. Pertanian tidak ada dampak terhadap
pertanian sekitar 5 3 15
14. Daerah
lindung/cagar alam
tidak ada daerah lindung/cagar
alam di sekitarnya 10 2 20
15. Biologis nilai habitat yang rendah 10 3 30
16. Kebisingan, dan bau
terdapat zona penyangga yang
terbatas 5 2 10
17. Estetika operasi perlindungan tidak
terlihat dari luar 10 3 30
Jumlah
473
Sumber: Hasil Analisis (2013)
Dari hasil penilaian berdasarkan SNI 19-3241-1994 diketahui bahwa Desa
Banaran memperoleh skor 473 dimana termasuk ke dalam kriteria layak sedang.
Berikut adalah foto lokasi Desa Banaran.
Gambar 4.26. Lokasi TPA Rekomendasi Desa Banaran
Dari parameter dan bobot penilaian SNI 19-3241-1994 dapat dilihat bahwa
nilai tertinggi untuk TPA Rekomendasi terletak di Desa Candiareng Kecamatan
Warungasem dengan nilai 512, kemudian Desa Kalibalik Kecamatan Banyuputih
dengan nilai 498, dan Desa Banaran Kecamatan Banyuputih dengan nilai 473.
Sementara itu TPA Randukuning Batang memperoleh nilai 551. Berdasarkan
(6)
IV-42