Identifikasi Kawasan Agropolitan Di Kecamatan Wanasalam

(1)

Nama : Bella Riska Amalia NRP : 123.14.000.06

Ujaian Tengah Semester (Perencanaan Wilayah)

Identifikasi Kawasan Agropolitan Di Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak

1.1 Pendahuluan (Latar Belakang)

Pembangunan di Negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan ekonomi, hal ini disebabkan karena terjadi kebelakangan ekonomi. Pembangunan di bidang ekonomi dapat mendukung pencapaian tujuan atau mendorong perubahan-perubahan atau pembaharuan bidang kehidupan lainnya.

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan daerah dan sector swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru, serta merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut.

Agropolitan dapat dikatakan sebagai salah satu konsep pengembangan wilayah perdesaan yang paling tepat saat ini, karena dapat mengintegrasikan secara simultan dan harmonis pembangunan sektor pertanian dengan industri dan jasa terkait dalam suatu kluster pengembangan wilayah. Secara simultan, artinya seluruh aspek terkait dengan pengembangan agropolitan, yang meliputi aspek : pengembangan sumberdaya alam, sumberdaya manusia, sistem dan usaha pertanian, permodalan, prasarana dan sarana, kelembagaan, dan aspek-aspek penunjang lainnya harus dikembangkan sekaligus. Secara harmonis, maksudnya adalah seluruh aspek yang terkait dengan pengembangan agropolitan tersebut harus berjalan secara berimbang, dan tidak ada satu aspekpun yang tertinggal. Ketertinggalan pengembangan salah satu aspek akan menjadi hambatan dalam pengembangan agropolitan secara keseluruhan.

Kabupaten Lebak merupakan salah satu Kabupaten dari 8 Kabupaten/Kota di Provinsi Banten. Sebagai salah satu daerah otonom yang memiliki kewenangan untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan serta memberikan pelayanan kepada masyarakat, memiliki


(2)

kewenangan yang luas untuk mengelola, merencanakan dan memanfaatkan potensi ekonomi secara optimal, yang dapat dinikmati seluruh masyarakat di Kabupaten Lebak.

Ditinjau dari Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten bahwa kawasan strategis di Kabupaten lebak salah satunya kawasan Agropolitan, yang dimana juga menurut Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lebak bahwa kawasan strategis Agropolitan berada di Kecamatan Wanasalam.

Wanasalam memiliki potensi besar dalam sektor pertanian tanaman pangan seperti padi,palawija, hortikultura dan perikanan Sektor pertanian memberikan andil cukup besar bagi perekonomian di Wanasalam, selain memiliki area yang cukup luas yaitu sekitar 4.466 ha, juga ditunjang dengan berbagai program usaha tani yang berwawasan bisnis danpencanangan daerah kawasan agropolitan di kabupaten Lebak yaitu pengembangan keterpaduan antara pemerintah dan petani, Wanasalam memiliki potensi sumber daya alam yang beragam diantaranya adalah subsector perikanan tangkap laut dan perikanan budidaya, perikanan tangkap laut merupakan salah satu sumber kehidupan masyarakat wanasalam terutama bagi penduduk yang berada diwilayah pesisir, pola kehidupanya sebagai nelayan tradisional yang menggantungkan hidupnya pada sumber daya laut, dengan berbagai macam aturan dan kearifan lokal yang sudah menjadi tradisi dan budaya turun temurun.

1.2 Isu Strategi

Adanya ketidaksesuaian antara tuntutan dan dukungan sumber daya yang ada terhadap perwujudan sebuah kawasan argopolitan di Kecamatan Wanasalam, Maka menimbulkan beberapa permasalahan, yaitu :

 Berdasarkan RTRW Provinsi Banten Tahun 2010-2030, Kabupaten Lebak ditetapkan sebagai bagian dari beberapa kawasan strategis yang dibentuk untuk kepentingan Pertumbuhan ekonomi untuk Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT) Provinsi Banten yang meliputi Kawasan agropolitan terpadu khususnya di wanasalam

 Komoditas unggulan yang ada tidak memiliki keunggulan yang luas atau hanya untuk skala global sehingga nilai kempetitipnya juga rendah. Hal ini menyebabkan pengembangan Kawasan Argopolitan Kecamatan Wanasalam akan semakin berat dan perlu program tindak yang baik.


(3)

 Sumber data manusia pertanian yang di Kecamatan Wanasalam dinilai masih kurang memadai, terutama untuk pengembangan komoditas oertanian yang membutuhkan teknologi lebih tinggi. Selain itu kualitas SDM dalam arti kelengkapan prasarana dan sarana permukiman serta pendidikan yang rendah akan menjadi kendala jika tidak diambil tindakan perubahan yang lebih cepat

1.3 Profil wilayah  Letak Geografis

Secara geografis Kecamatan Wanasalam terletak pada 06050’40” - 06054’40” Lintang Selatan dan 105052’40”-105058’40” Bujur Timur, dengan batas-batas sebagai berikut:

Selatan : Samudera Indonesia Utara : Kecamatan Banjarsari Timur : Kecamatan Malingping Barat : Kabupaten Pandeglang

Kecamatan Wanasalam memiliki luas wilayah 134,29 km2 (sekitar 4,41 persen) dari luas wilayah Kabupaten. Letak geografis Kecamatan Wanasalam berada dibagian selatan Kabupaten Lebak dengan jarak tempuh sekitar 98 km, dari Ibukota kabupaten Lebak.

Bentuk topografi pada umumnya merupakan dataran dan pantai, yang dilalui 1 sungai besar, dan sekitar 9 anak sungai, dengan ketinggian berkisar antara 2-62 meter diatas permukaan laut (mdpl). Kecamatan Wanasalam pada umumnya beriklim trofis, dan dipengaruhi oleh Angin Monson (Monson Trade) dan gelombang La Nina atau El Nino, Pada musim penghujan (November-Maret) Cuaca didominasi oleh angin barat dan selatan. Temperatur didaerah pantai berkisar antara 210C - 330C. Jumlah hari hujan sekitar 145 hari, dengan rata-rata per-bulan sekitar 12 hari, curah hujan berkisar 2.041 mm per-tahun. Tipologi Kecamatan Wanasalam terbagi kedalam tiga bagian yaitu: sawah, ladang dan pesisir pantai. Jadi penduduknya selain bertani tanaman pangan, perkebunan, kehutanan juga sebagai nelayan, terutama desa muara yang sebagian besar masyarakatnya mendiami wilayah pesisir membentuk dan memiliki kebudayaan yang khas dan ketergantungannya pada pemanfaatan sumber daya laut dan pesisir/pantai.


(4)

 Penggunaan lahan

Pemanfaatan ruang/pengunaan lahan di kecamatan wanasalam didominasi oleh kawasan budidaya dataran rendah (pertanian lahan basah, pertanian lahan kering) dan kawasan non-budidaya (permukiman, kawasan pariwisata, pengembangan pelabuhan laut, dan fasilitas umum) pengembangan lahan sebagai kawasan budidaya lahan dan basah terdapat hampir disemua desa yang ada di Kecamatan Wanasalam 11.35 ha.


(5)

Untuk kawasan permukiman dan fasilitas lainnya di Kecamatan Wanasalam tersebar di 12 desa, sedangkan untuk kawasan pariwisata penyebaran terbesar adalah di Desa Wanasalam, Muara dan Sukatani. Khusus kawasan pengembangan pelabuhan laut berada di desa Muara.

1.4 Kependudukan

Jumlah penduduk merupakan faktor utama dalam perencanaan pembangunan, penduduk yang besar dapat menjadi potensi, tetapi dapat pula menjadi beban dalam proses pembangunan jika berkualitas rendah. Masalah kependudukan yang meliputi jumlah, komposisi dan distribusi penduduk merupakan determinan yang perlu diperhatikan dalam proses pembangunan. Perkembangan penduduk Wanasalam pada tahun 1990-2015 menunjukan trend perubahan dalam kurun waktu tertentu. Pada periode 1990 2000 laju pertumbuhan penduduk tercatat 2,23 persen per-tahun, menurun bila dibandingkan dengan periode 2000-2015 laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Wanasalam tumbuh sekitar1,56 persen per-tahun. Berdasarkan hasil proyeksi, jumlah penduduk Kecamatan Wanasalam pada tahun 2015 tercatat 53.606 orang, dengan komposisi penduduk laki-laki berjumlah 27.342 orang (51,36 persen) dan perempuan 25.892 orang (48,64 persen).

Tabel 1.1

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kec. Wanasalam

Sumber : Wanasalam Dalam Angka 2016

No Nama Desa Laki-laki Perempuan Sex Ratio

1 Wanasalam 3.087 2.905 106

2 Muara 5.487 5.056 109

3 Cipedang 1.782 1.760 101

4 Sukatani 2.442 2.324 105

5 Cisarap 1.654 1.635 101

6 Bejod 2.738 2.699 101

7 Parung Sari 1.424 1.344 106

8 Parungpanjang 2.212 2.009 110

9 Ketapang 1.747 1.693 103

10 Cilangkap 1.142 1.028 111

11 Cipeucang 1.153 1.105 104

12 Cikeusik 1.529 1.502 102

13 Krg. Pamidangan 1.122 1.027 109


(6)

Secara keseluruhan jumlah penduduk laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk perempuan. Ratio jenis kelamin memperlihatkan banyaknya penduduk laki-laki per-100 penduduk perempuan. Secara umum berdasarkan tabel disamping bahwa penduduk Wanasalam pada tahun 2015, ratio-nya 106 atau diantara100 orang perempuan terdapat sebanyak 106 laki-laki. Kepadatan penduduk Wanasalam tahun 2015 sebesar 399 jiwa untuk setiap kilometer persegi. Kondisi ini meningkat bila dibandingkan tahun lalu. Desa Muara yang paling padat yaitu sebesar 871 jiwa/km2, dan yang terendah desa Cisarap sekitar 239 jiwa/km2.

1.5 Ekonomi

Kegiatan ekonomi wanasalam didominasi sector pertanian (pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, perikanan dan pertenakan). Kegiatan pertanian tanaman pangan yang mendominasi kegiatan tani di Kecamatan Wanasalam adalah tanaman padi, produksi tanaman padi di kecamatan Wanasaam dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.2

Jumlah Produksi Padi di Kecamatan Wanasalam

No Nama Desa

Produksi

Padi Sawah Padi Ladang

1 Wanasalam 6.589,3

2 Muara 300,9

3 Cipedang 7.350,9

4 Sukatani 4.211,3

5 Cisarap 6.758,8

6 Bejod 3.994,3

7 Parung Sari 1.010,0 68,0

8 Parungpanjang 2.679,1 820,0

9 Ketapang 779,2 82,1

10 Cilangkap 141,3 875,2

11 Cipeucang 2.671,9

12 cikeusik 4.671,7

13 Krg. Pamidangan - -

41.158,7 1.845,3

Sumber : Wanasalam Dalam Angka 2016

Produksi padi sawah di kecamatan wanasalam sebesar 41.158,7 ton dan padi lading 1.845,3 ton pada tahun 2014 berarti kecamatan wanasalam merupakan salah satu lumbung padi di Kabupaten Lebak. Produksi padi sawah yang terbesar yaitu du cipedang, wanasalam, ciserap dan cikeusik,


(7)

sedangkan produksi padi ladang terbesar di desa cilangkap dan parungpanjang. Potensi lain selain tanaman padi adalah tanaman palwija yang terdiri dari jagung, kketela rambat, ketela pohon. Berikut adalah tabel produktifitas tanaman pangan :

Tabel 1.3

Jumlah Produksi Palwija (Ton) di Kecamatan Wanasalam

No Nama Desa Jagung Ketela Rambat Ketela

Pohon

Kacang Tanah

1 Wanasalam 51,3 152 145 31,1

2 Muara 42,9 28 44 17,1

3 Cipedang 11,8 41 87 6,2

4 Sukatani 59,9 174 23 36,3

5 Cisarap 6,8 26 64 6,2

6 Bejod 8,7 48 105 3,4

7 Parung Sari 8,8 24 124 3,5

8 Parungpanjang 13,8 42 138 6,1

9 Ketapang 17,5 46 77 3,2

10 Cilangkap 34,3 26 154 3,6

11 Cipeucang 6,9 18 41 4,5

12 cikeusik 3,6 40 41 8,2

13 Krg. Pamidangan

266,3 665 1.043 129,4

Sumber : Wanasalam Dalam Angka 2016

Jumlah produksi palwija adalah ketela pohon sebesar 1.043 ton dan ketela rambat sebesar 655 ton yang penyebarannya disetiap desa terkecuali di desa sukatani dan wanasalam produksi ketela phon cukup tinggi, dan begitu juga dengan produski palwija yang relative menyebar produksinya untuk setiap desa. Produksi palwija sebenernya hanya digunakan konsumsi tambahan jarang sekali dijual karena harganya relative murah jika ada pasar yang potensial kemungkinan besar petani yang menanam palwija akan lebih besar.


(8)

Tabel 1.4

Jumlah Produksi Perkebunan (Ton) di Kecamatan Wanasalam

No Nama Desa Kopi Karet Kelapa Sawit Cengkeh Aren

1 Wanasalam 9.010

2 Muara 27.505

3 Cipedang 122

4 Sukatani 1887

5 Cisarap 8

6 Bejod 0,77 3.086

7 Parung Sari 0,78 100 1,20

8 Parungpanjang 0,78 12 1,35

9 Ketapang 6

10 Cilangkap 2,07 0,7 90.100

11 Cipeucang 0,41 15 0,4 72,0

12 cikeusik 175

13 Krg.

Pamidangan

Jumlah 4,76 0,7 130.326 2,55 0,4 72,0

Sumber : Wanasalam Dalam Angka 2016

Sementara itu tanaman perkebunan yang mendominasi kegiatan pertanian di wanasalama dalah tanaman kelapa dengan hasil produksi selama tahun 2014 sebanyak 130.326 ton, dengan produksi tertinggi terdapat di Desa Cilangkap sebesar 90.100 ton dan Desa Muara sebesar 27.505 ton. Tanaman laiannya yang potensial adalah aren dengan hasil produksi mencapai rata-rata 72 ton pertahun terdapat di Desa Cilangkap.

Satu potensi yang luar biasa dari kecamatan Wanasalam dibandingkan dengan kecamatan Hinterland-nya adalah Budidaya Perikanan. Wanasalam memiliki potensi sumber daya alam yang beragam diantaranya adalah subsector perikanan tangkap laut dan perikanan budidaya, perikanan tangkap laut merupakan salah satu sumber kehidupan masyarakat wanasalam terutama bagi penduduk yang berada diwilayah pesisir, pola kehidupanya sebagai nelayan tradisional yang menggantungkan hidupnya pada sumber daya laut, dengan berbagai macam aturan dan kearifan lokal yang sudah menjadi tradisi dan budaya turun temurun. Perikanan tangkap di Wanasalam terbagi atas perikanan tangkap laut dan perairan umum, sarana dan prasarana yang digunakan berupa alat tangkap seperti: kapal motor sebanyak 311 unit, motor tempel sebanyak 162 unit, Bagan 54 unit, TPI sebanyak 2 unit, dan PPI sebanyak 2 lokasi. Berikut adalah produksi ikan di kecamatan Wanasalam.


(9)

Tabel 1.5

Jumlah Produksi Ikan (Ton) di Kecamatan Wanasalam

No Nama Desa Ikan Laut Ikan Tawar Jumlah

1 Wanasalam 15,57 15,57

2 Muara 3.925 8,25 3.933,25

3 Cipedang 2,30 2,30

4 Sukatani 12,20 12,20

5 Cisarap 0,82 0,82

6 Bejod 1,20 1,20

7 Parung Sari 1,50 1,50

8 Parungpanjang 2,60 2,60

9 Ketapang 6,20 6,20

10 Cilangkap 3,55 3,55

11 Cipeucang 4,20 4,20

12 cikeusik 1,75 1,75

13 Krg. Pamidangan

Jumlah 3.925 59,74 3.984,74

Sumber : Wanasalam Dalam Angka 2016

1.6Sarana-prasarana A.Sarana

Sarana sangat penting pada tiap-tiap wilayah, berikut adalah sarana yang berada di Kecamatan Wanasalam :

Tabel 1.6

Sarana di Kecamatan Wanasalam

No Jenis Sarana Keterangan Jumlah

1 Sarana Kesehatan Puskesmas 2

Pos KB 13

Bidan 16

2 Sarana Pendidikan TK/RA 10

SD 32

SMP 15

SMA 7

3 Sarana Peribadatan Masjid 61

Mushollah 145


(10)

Dilihat pada tabel diatas maka dapat diketahui bahwa kecamatan Wanasalam memiliki hampir tiap sarana, namn masih adanya sarana yang belum tersear merata ditiap wilayahnya. Bisa dilihat pada sarana kesehatan puskesmas hanya terdapat 2 unit yang berada di Kecamatan Wanasalam sehingga kurangnya sarana keseheatan yang tersebar di Kecamatan Wanasalam. Selanjutnya sarana pendidikan yang cukup baik dimana hampir setiap kawasan memiliki sarana pendidikan. Selain itu sarana peribadatan yang ada juga sudah mencukupi yang dimana bisa dilihat bahwa mayoritas masyarakatnya beragama islam.

B. Prasarana  Air Bersih

Berdasarkan hasil survei pendahuluan bahwa persoalan penyediaan air bersih di Kecamatan Wanasalam termasuk relatif mudah karena terdapat sungai Cibinuangeun dan terdapat Bendun Cikoncang yang luasnya 2.252 Ha, hanya saja infrastruktur dalam mengalirkan air dari sumber air tersebut belum terbangun dalam rangka mendapatkan air bersih. Kedalaman air sumur tercatat bervariasi antara 5-20 m dimana masyarakat pada saat ini menggunakan sumur pompa atau sumur gali untuk mengambil air.

 Sampah

Untuk pengelolaan sampah, masyarakat mengolahnya dengan cara dibakar, ditimbun, dibuang ke lahan terbuka. Jenis sampah yang ada secara umum merupakan sampah organik kecuali sampah yang berasal dari Pasar Muara banyak mengandung sampah non-organik.

 Limbah

Limbah yang ada merupakan limbah rumah tangga. Pengelolaan limbah dilakukan dengan mengalirkan ke septic tank atau aliran saluran air. Untuk MCK yang ada di setiap rumah, sebagian besaru sudah berada di dakam rumah walaupun terdapat pula MCK-nya di luar rumah. Di beberapa Desa masih ada rumah penduduk yang belum memiliki MCK, sehingga penduduk tersebut memanfaatkan MCK umum yang ada.


(11)

 Drainase

Saluran drainase yang ada di kawasan permukiman atau perkampungan yang ada saat ini berupa saluran drainase alami, saluran pinggir jalan dan sebagian lagi sungai atau kali. Dengan morfologi lahan bergelombang hingga landai karena berbatasan dengan lautan, maka wilayah Kecamatan Wanasalam merupakan kawasan banjir terutama pada saat musim penghujan luasan banjir bisa mencapai 2.000 Ha. Saluran drainase utama yang ada saat ini adalah Sungai Cibinuangeun dan persoalan banjir merupakan persoalan yang harus segera dicarikan solusinya.

 Listrik

Jaringan listrik di Wilayah Kecamatan Wanasalam merupakan bagian dari sistem jaringan listrik Malingping, dimana jaringan tegangan tinggi dan gardiu induknya ada di wilayah Malingping. Diketahui masih ada masyarakat yang beum memasang atau memanfaatkan tenaga listik untuk penerangan kegiatan lainnya, seperti ada di Desa Parungpanjang dan Parungsari

1.7Kelembagaan

Dinas Pertanian Kabupaten Lebak sebagai dinas teknis hubungannya dengan ketahanan pangan berupaya membantu masyarakat petani dalam hal meningkatkan produksi taninya baik melalui intensifikasi, ekstensifikasi maupun dalam hal diversifikasi pertanian. Semua itu dalam rangka memperoleh kecukupan pangan yang diperlukan setiap waktu sesuai syarat sehat dalam kehidupan sehari-hari, baik jumlah, jenis, ragam dan mutu gizinya. Untuk itu diperlukan kondisi ketahanan pangan yang baik dengan unsur utamanya adalah ketersediaan produk pertanian dan kemampuan daya beli masyarakat.

1.8Peran dan fungsi

Menurut kebijakan yang ada bahwa fungsi utama wanasalam sebagai pusat pengembangan potensi pertanian pada kawasan perdesaan


(12)

1.9Skenario Pengembangan

Untuk mencapai tujuan sebagaimana di isyaratkan dalam kebijakan pengembangan Kawasan Argopolitan Kecamatan Wanasalam maka dibutuhkan suatu skenario pengembangan yang mengacu pada kondisi eksiting, kebijakan yang ada dan trem perkembangan yang diperkirakan akan terjadi.

Skenario pembangunan Kawasan Argopolitan di Kecamatan Wanasalam harus dilakukan secara bertahap sesuai dengan skala prioritas. Sebagaimana hasil analisis pada Masterplan Argopolitan yang saya pakai,maka menunjukkan bahwa Kawasan Kecamatan Wanasalam dan Sekitarnya jika dilihat dari indikator Kawasan Agropolitan berada pada tahap Pra Kawasan Agropolitan. Hal ini berarti selangkah lagi menuju Tahap Kawasan Agropolitan.

Untuk mencapai tahap kawasan agropolitan, seluruh indikator yang dipersyaratkan perlu dipenuhi. Berikut ini adalah indikator-indikatir kawasan agropolitan :

1. Tedapat komoditi unggulan 2. Terdapat kelembagaan pasar 3. Terdapat kelembagaan petani 4. Terdapat kelembagaan BPP 5. Tersedia sarana dan prasarana

Jika dilihat dari indikator-indikator diatas, nampak bahwa senua indikator tersebut belum terpenuhi secara baik. Selain indikatir diatas , indikator lain yang perlu diperhatikan adalah tersedianya Rencana Teknis Ruang (RTR) yang khusus untuk kawasan agropolitan Wanasalam. RTR ini diperlukan untuk mengantisipasi isu-isu yang telah dijelaskan diatas terutama yang berkaitan dengan arahan/pedoman pembangunan dari kepastian hukum pembangunan.

Berikut ini adalah skenario pengembangan kawasan agropolitan di Kecamatan Wanasalam dan sekitarnya :


(13)

Gambar 1.3

Grafik Skenario Pengembangan

Penyiapan Lahan , Penyediaan sarana dan Prasarana utama, Penguatan

SDM dan Penguatan Kelembagaan Petani, Pengembangan Komoditas

Unggulan

Penyiapan Lahan , Penyediaan sarana dan Prasarana utama, Penguatan

SDM dan Penguatan Kelembagaan Petani, Pengembangan Komoditas

Unggulan

Penyiapan Lahan , Penyediaan sarana dan Prasarana utama, Penguatan

SDM dan Penguatan Kelembagaan Petani, Pengembangan Komoditas

Unggulan Tahap I :

Peningkatan Produktivitas dan Sistem Usaha Pertanian

Tahap II :

Perwujudan Fisik Kawasan Agropolitan

Tahap III : PeRWUJUDAN Fungsi Kawasan Agropolitan Secara


(1)

Tabel 1.4

Jumlah Produksi Perkebunan (Ton) di Kecamatan Wanasalam No Nama Desa Kopi Karet Kelapa Sawit Cengkeh Aren

1 Wanasalam 9.010

2 Muara 27.505

3 Cipedang 122

4 Sukatani 1887

5 Cisarap 8

6 Bejod 0,77 3.086

7 Parung Sari 0,78 100 1,20

8 Parungpanjang 0,78 12 1,35

9 Ketapang 6

10 Cilangkap 2,07 0,7 90.100

11 Cipeucang 0,41 15 0,4 72,0

12 cikeusik 175

13 Krg.

Pamidangan

Jumlah 4,76 0,7 130.326 2,55 0,4 72,0

Sumber : Wanasalam Dalam Angka 2016

Sementara itu tanaman perkebunan yang mendominasi kegiatan pertanian di wanasalama dalah tanaman kelapa dengan hasil produksi selama tahun 2014 sebanyak 130.326 ton, dengan produksi tertinggi terdapat di Desa Cilangkap sebesar 90.100 ton dan Desa Muara sebesar 27.505 ton. Tanaman laiannya yang potensial adalah aren dengan hasil produksi mencapai rata-rata 72 ton pertahun terdapat di Desa Cilangkap.

Satu potensi yang luar biasa dari kecamatan Wanasalam dibandingkan dengan kecamatan Hinterland-nya adalah Budidaya Perikanan. Wanasalam memiliki potensi sumber daya alam yang beragam diantaranya adalah subsector perikanan tangkap laut dan perikanan budidaya, perikanan tangkap laut merupakan salah satu sumber kehidupan masyarakat wanasalam terutama bagi penduduk yang berada diwilayah pesisir, pola kehidupanya sebagai nelayan tradisional yang menggantungkan hidupnya pada sumber daya laut, dengan berbagai macam aturan dan kearifan lokal yang sudah menjadi tradisi dan budaya turun temurun. Perikanan tangkap di Wanasalam terbagi atas perikanan tangkap laut dan perairan umum, sarana dan prasarana yang digunakan berupa alat tangkap seperti: kapal motor sebanyak 311 unit, motor tempel sebanyak 162 unit, Bagan 54 unit, TPI sebanyak 2 unit, dan PPI sebanyak 2 lokasi. Berikut adalah produksi ikan di kecamatan Wanasalam.


(2)

Tabel 1.5

Jumlah Produksi Ikan (Ton) di Kecamatan Wanasalam

No Nama Desa Ikan Laut Ikan Tawar Jumlah

1 Wanasalam 15,57 15,57

2 Muara 3.925 8,25 3.933,25

3 Cipedang 2,30 2,30

4 Sukatani 12,20 12,20

5 Cisarap 0,82 0,82

6 Bejod 1,20 1,20

7 Parung Sari 1,50 1,50

8 Parungpanjang 2,60 2,60

9 Ketapang 6,20 6,20

10 Cilangkap 3,55 3,55

11 Cipeucang 4,20 4,20

12 cikeusik 1,75 1,75

13 Krg. Pamidangan

Jumlah 3.925 59,74 3.984,74

Sumber : Wanasalam Dalam Angka 2016

1.6Sarana-prasarana A.Sarana

Sarana sangat penting pada tiap-tiap wilayah, berikut adalah sarana yang berada di Kecamatan Wanasalam :

Tabel 1.6

Sarana di Kecamatan Wanasalam

No Jenis Sarana Keterangan Jumlah

1 Sarana Kesehatan Puskesmas 2

Pos KB 13

Bidan 16

2 Sarana Pendidikan TK/RA 10

SD 32

SMP 15

SMA 7

3 Sarana Peribadatan Masjid 61 Mushollah 145 Sumber : Wanasalam Dalam Angka 2016


(3)

Dilihat pada tabel diatas maka dapat diketahui bahwa kecamatan Wanasalam memiliki hampir tiap sarana, namn masih adanya sarana yang belum tersear merata ditiap wilayahnya. Bisa dilihat pada sarana kesehatan puskesmas hanya terdapat 2 unit yang berada di Kecamatan Wanasalam sehingga kurangnya sarana keseheatan yang tersebar di Kecamatan Wanasalam. Selanjutnya sarana pendidikan yang cukup baik dimana hampir setiap kawasan memiliki sarana pendidikan. Selain itu sarana peribadatan yang ada juga sudah mencukupi yang dimana bisa dilihat bahwa mayoritas masyarakatnya beragama islam.

B. Prasarana  Air Bersih

Berdasarkan hasil survei pendahuluan bahwa persoalan penyediaan air bersih di Kecamatan Wanasalam termasuk relatif mudah karena terdapat sungai Cibinuangeun dan terdapat Bendun Cikoncang yang luasnya 2.252 Ha, hanya saja infrastruktur dalam mengalirkan air dari sumber air tersebut belum terbangun dalam rangka mendapatkan air bersih. Kedalaman air sumur tercatat bervariasi antara 5-20 m dimana masyarakat pada saat ini menggunakan sumur pompa atau sumur gali untuk mengambil air.

 Sampah

Untuk pengelolaan sampah, masyarakat mengolahnya dengan cara dibakar, ditimbun, dibuang ke lahan terbuka. Jenis sampah yang ada secara umum merupakan sampah organik kecuali sampah yang berasal dari Pasar Muara banyak mengandung sampah non-organik.

 Limbah

Limbah yang ada merupakan limbah rumah tangga. Pengelolaan limbah dilakukan dengan mengalirkan ke septic tank atau aliran saluran air. Untuk MCK yang ada di setiap rumah, sebagian besaru sudah berada di dakam rumah walaupun terdapat pula MCK-nya di luar rumah. Di beberapa Desa masih ada rumah penduduk yang belum memiliki MCK, sehingga penduduk tersebut memanfaatkan MCK umum yang ada.


(4)

 Drainase

Saluran drainase yang ada di kawasan permukiman atau perkampungan yang ada saat ini berupa saluran drainase alami, saluran pinggir jalan dan sebagian lagi sungai atau kali. Dengan morfologi lahan bergelombang hingga landai karena berbatasan dengan lautan, maka wilayah Kecamatan Wanasalam merupakan kawasan banjir terutama pada saat musim penghujan luasan banjir bisa mencapai 2.000 Ha. Saluran drainase utama yang ada saat ini adalah Sungai Cibinuangeun dan persoalan banjir merupakan persoalan yang harus segera dicarikan solusinya.

 Listrik

Jaringan listrik di Wilayah Kecamatan Wanasalam merupakan bagian dari sistem jaringan listrik Malingping, dimana jaringan tegangan tinggi dan gardiu induknya ada di wilayah Malingping. Diketahui masih ada masyarakat yang beum memasang atau memanfaatkan tenaga listik untuk penerangan kegiatan lainnya, seperti ada di Desa Parungpanjang dan Parungsari

1.7Kelembagaan

Dinas Pertanian Kabupaten Lebak sebagai dinas teknis hubungannya dengan ketahanan pangan berupaya membantu masyarakat petani dalam hal meningkatkan produksi taninya baik melalui intensifikasi, ekstensifikasi maupun dalam hal diversifikasi pertanian. Semua itu dalam rangka memperoleh kecukupan pangan yang diperlukan setiap waktu sesuai syarat sehat dalam kehidupan sehari-hari, baik jumlah, jenis, ragam dan mutu gizinya. Untuk itu diperlukan kondisi ketahanan pangan yang baik dengan unsur utamanya adalah ketersediaan produk pertanian dan kemampuan daya beli masyarakat.

1.8Peran dan fungsi

Menurut kebijakan yang ada bahwa fungsi utama wanasalam sebagai pusat pengembangan potensi pertanian pada kawasan perdesaan


(5)

1.9Skenario Pengembangan

Untuk mencapai tujuan sebagaimana di isyaratkan dalam kebijakan pengembangan Kawasan Argopolitan Kecamatan Wanasalam maka dibutuhkan suatu skenario pengembangan yang mengacu pada kondisi eksiting, kebijakan yang ada dan trem perkembangan yang diperkirakan akan terjadi.

Skenario pembangunan Kawasan Argopolitan di Kecamatan Wanasalam harus dilakukan secara bertahap sesuai dengan skala prioritas. Sebagaimana hasil analisis pada Masterplan Argopolitan yang saya pakai,maka menunjukkan bahwa Kawasan Kecamatan Wanasalam dan Sekitarnya jika dilihat dari indikator Kawasan Agropolitan berada pada tahap Pra Kawasan Agropolitan. Hal ini berarti selangkah lagi menuju Tahap Kawasan Agropolitan.

Untuk mencapai tahap kawasan agropolitan, seluruh indikator yang dipersyaratkan perlu dipenuhi. Berikut ini adalah indikator-indikatir kawasan agropolitan :

1. Tedapat komoditi unggulan 2. Terdapat kelembagaan pasar 3. Terdapat kelembagaan petani 4. Terdapat kelembagaan BPP 5. Tersedia sarana dan prasarana

Jika dilihat dari indikator-indikator diatas, nampak bahwa senua indikator tersebut belum terpenuhi secara baik. Selain indikatir diatas , indikator lain yang perlu diperhatikan adalah tersedianya Rencana Teknis Ruang (RTR) yang khusus untuk kawasan agropolitan Wanasalam. RTR ini diperlukan untuk mengantisipasi isu-isu yang telah dijelaskan diatas terutama yang berkaitan dengan arahan/pedoman pembangunan dari kepastian hukum pembangunan.

Berikut ini adalah skenario pengembangan kawasan agropolitan di Kecamatan Wanasalam dan sekitarnya :


(6)

Gambar 1.3

Grafik Skenario Pengembangan

Penyiapan Lahan , Penyediaan sarana dan Prasarana utama, Penguatan

SDM dan Penguatan Kelembagaan Petani, Pengembangan Komoditas

Unggulan

Penyiapan Lahan , Penyediaan sarana dan Prasarana utama, Penguatan

SDM dan Penguatan Kelembagaan Petani, Pengembangan Komoditas

Unggulan

Penyiapan Lahan , Penyediaan sarana dan Prasarana utama, Penguatan

SDM dan Penguatan Kelembagaan Petani, Pengembangan Komoditas

Unggulan Tahap I :

Peningkatan Produktivitas dan Sistem Usaha Pertanian

Tahap II :

Perwujudan Fisik Kawasan Agropolitan

Tahap III : PeRWUJUDAN Fungsi Kawasan Agropolitan Secara