BAB 5 KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN - DOCRPIJM 69b89b66d0 BAB VLap II Bab 5 Krka Strategi Pembiayaan Infa CK RPIJM Nira R2

BAB

5
BAB 5 KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN
INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

5.1.

ARAHAN KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BIDANG CIPTA KARYA

Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan arahan
dalam peraturan dan perundangan terkait, antara lain adalah:
1. Undang-Undang

No.

32

Tahun

2004


Tentang

Pemerintah

Daerah: Pemerintah Daerah diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak,
wewenang,

dan

kewajiban

daerah

otonom

untuk

mengatur


dan

mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam hal ini,
Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi
urusan

Pemerintah

Pusat

yaitu

politik

luar

negeri,


pertahanan,

keamanan, yustisi, moneter dan fiscal nasional, serta agama.
2. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan
Keuangan

Antara

Pemerintah

Pusat

dan

Daerah:

untuk

mendukung penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah daerah
didukung sumber-sumber pendanaan meliputi Pendapatan Asli Daerah,

Dana Perimbangan, Pendapatan Lain yang Sah, serta Penerimaan
Pembiayaan. Penerimaan daerah ini akan digunakan untuk mendanai
pengeluaran daerah yang dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) yang ditetapkan mealui Peraturan Daerah.
3. Peraturan

Pemerintah

No.

55

Tahun

2005

Tentang

Dana


Perimbangan: Dana Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum,
Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi Khusus. Pembagian DAU dan DBH
ditentukan melalui rumus yang ditentukan Kementerian Keuangan.
Sedangkan DAK digunakan untuk mendanai kegiatan khusus yang
ditentukan Pemerintah atas dasar prioritas nasional. Penentuan lokasi
IV - 1

dan besaran DAK dilakukan berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus
dan kriteria teknis.
4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah , Pemerintah Daerah
Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota: Urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah terdiri atas
urusan

wajib

dan

urusan


pilihan.

Urusan

wajib

yang

menjadi

kewenangan pemerintahan daerah untuk Kabupaten/Kota merupakan
urusan yang berskala Kabupaten/Kota meliputi 26 urusan, termasuk
bidang pekerjaan umum. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang
bersifat wajib yang berpedoman pada standar pelayanan minimal
dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah. Urusan
wajib pemerintahan yang merupakan urusan bersama diserahkan
kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana
dan


prasarana,

serta

kepegawaian

sesuai

dengan

urusan

yang

didesentralisasikan.
5. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman
Daerah: Sumber pinjaman daerah meliputi Pemerintah, Pemerintah
Daerah lainnya, Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank, serta
Masyarakat. Pemerintah Daerah tidak dapat melakukan pinjaman
langsung


kepada

pihak

luar

negeri,

tetapi

diteruskan

melalui

pemerintah pusat. Dalam melakukan pinjaman daerah Pemda wajib
memenuhi persyaratan :
a. Total jumlah pinjaman pemerintah daerah tidak lebih dari 75%
penerimaan APBD tahun sebelumnya;
b. Memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk

mengembalikan pinjaman yang ditetapkan pemerintah paling sedikit
2,5;
c. Persyaratan lain yang ditetapkan calon pemberi pinjaman;
d. Tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang
bersumber dari pemerintah; dan
e. Pinjaman jangka menengah dan jangka panjang wajib mendapatkan
persetujuan DPRD.
6. Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama
Pemerintah

dengan

Infrastruktur

(dengan

Badan
perubahan

Usaha

Perpres

dalam
13/2010

Penyediaan
&

Perpres
IV - 2

56/2010) : Menteri atau Kepala Daerah dapat bekerjasama dengan
badan

usaha

dalam

penyediaan


infrastruktur.

Jenis

infrastruktur

permukiman yang dapat dikerjasamakan dengan badan usaha adalah
infrastruktur air minum, infrastruktur air limbah permukiman dan
prasarana persampahan.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang
Pedoman

Pengelolaan

Keuangan

Daerah

(dengan

perubahan

Permendagri 59/2007 dan Permendagri 21/2011): Struktur APBD terdiri
dari :
a. Pendapatan daerah yang meliputi : Pendapatan Asli Daerah, Dana
Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.
b. Belanja Daerah meliputi : Belanja Langsung dan Belanja Tidak
Langsung
c. Pembiayaan

Daerah

meliputi

:

Pembiayaan

Penerimaan

dan

Pembiayaan Pengeluaran.
8. Peraturan Menteri PU No. 15 Tahun 2010 Tentang Petunjuk
Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur.
Kementerian PU menyalurkan DAK untuk pencapaian sasaran nasional
bidang Cipta Karya, adapun ruang lingkup dan kriteria teknis DAK
bidang Cipta Karya adalah sebagai berikut :
a. Bidang Infrastruktur Air Minum
DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan
sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan
rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk
daerah pesisir dan permukiman nelayan. Kriteria teknis alokasi DAK
diutamakan untuk program percepatan pengentasan kemiskinan dan
memenuhi sasaran/target Millenium Development Goals (MDGs)
yang mempertimbangkan :


Jumlah masyarakat berpenghasilan rendah



Tingkat kerawanan air minum

b. Bidang Infrastruktur Sanitasi
DAK

Sanitasi

digunakan

untuk

memberikan

akses

pelayanan

sanitasin(air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala
kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan
yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat.
DAK Sanitasi diutamakan

untuk program

peningkatan

derajat
IV - 3

kesehatan masyarakat dan memenuhi sasaran/target MDGs yang
dengan kriteria teknis :


Kerawatan sanitasi



- Cakupan pelayanan sanitasi

9. Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pelaksanaan

Kegiatan

Kementerian

Pekerjaan

Umum

yang

merupakan kewenangan Pemerintah dan dilaksanakan sendiri:
Dalam

menyelenggarakan

kegiatan

yang

dibiayai

dana

APBN,

Kementerian PU membentuk satuan kerja berupa Satker Tetap Pusat,
Satker Unit pelaksana Teknis Pusat, dan Satuan Non Vertikal tertentu.
Rencana program dan usulan kegiatan yang diselenggarakan Satuan
Kerja harus mengacu pada RPIJM bidang infrastruktur ke-PU-an yang
telah

disepakati.

mengkoordinasikan

Gubernur

sebagai

penyelenggaraan

wakil

urusan

Pemerintah

kementerian

yang

dilaksanakan di daerah dalam rangka keterpaduan pembangunan
wilayah dan pengembangan lintas sektor.
Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
lingkup sumber dana kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya yang dibahas
dalam RPIJM meliputi :
1. Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya
kepada Satuan Kerja di tingkat provinsi (dana sektoral di daerah) serta
Dana Alokasi Khusus bidang Air Minum dan Sanitasi
2. Dana APBD Provinsi, meliputi dana daerah untuk urusan bersama
(DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk
pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala provinsi/regional
3. Dana APBD Kabupaten/Kota, meliputi dana daerah untuk urusan
bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah
kabupaten untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala
Kabupaten/Kota
4. Dana Swasta, meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama
pemerintah dengan swasta (KPS), maupun skema Coorporate Social
Responsibility (CSR)
5. Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat
6. Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar
negeri.
IV - 4

5.2.

PROFIL ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
KABUPATEN NIAS UTARA

Otonomi daerah berimplikasi pada semakin luasnya kewenangan daerah untuk
mengatur dan mengelola pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah.
Sehubungan dengan hal tersebut maka secara bertahap daerah dituntut untuk
mengupayakan

kemandirian

pendapatannya

dengan

mengoptimalkan

seluruhpotensi pendapatan yang dimilikinya.
Profil APBD Kabupaten Nias Utara menggambarkan struktur APBD daerah
selama 5 tahun terakhir (2015-2016) dengan sumber data yang berasal dari
dokumen RPJMD Kabupaten Nias Utara Tahun 2016-2021 Kinerja Pelaksanaan
APBD dalam 5 tahun terakhir. Komponen yang dianalisis berdasarkan
Permendagri No. 13 Tahun 2006 adalah sebagai berikut:
a. Pendapatan Daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana
Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.
b. Belanja Daerah yang meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tak
Langsung.
c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan
Pengeluaran.
5.2.1. Pendapatan Daerah
Perkembangan pendapatan daerah dilihat dalam 5 tahun terakhir, yaitu dari
tahun 2011 sampai tahun 2015 sebagai berikut:
Tabel 5. 1. Perkembangan Pendapatan Daerah Kab. Nias Utara Tahun
Anggaran 2011-2015
Pencapaian
Uraian

Rencana Pendapatan

Realisasi Pendapatan
%

Pendapatan Asli Daerah
2011

2.534.574.343,00

6.655.233.082,73

262,58

2012

5.000.000.000,00

7.008.910.631,02

140,18

2013

12.500.000.000,00

8.857.118.964,41

70,86

2014

23.200.000.000,00

10.961.907.851,32

47,25

2015

30.000.000.000,00

16.923.883.730,20

56,41

Dana Perimbangan
2011

330.674.623.523,00

319.280.662.916,00

96,55

2012

332.108.295.000,00

336.247.528.829,00

101,25

IV - 5

2013

387.413.897.756,00

383.237.411.835,00

98,92

2014

466.106.177.435,00

471.359.677.382,00

101,13

2015

565.074.436.000,00

578.541.089.057,00

102,38

Lain-lain Pendapatan yang sah
2011

4.817.300.000,00

4.717.538.062,00

97,93

2012

3.557.916.000,00

3.557.916.000,00

100

2013

25.716.458.000,00

18.366.458.000,00

71,42

2014

8.943.916.900,00

7.943.916.900,00

88,82

2015

39.555.471.000,00

4.141.702.220,00

10,47

Total Pendapatan Daerah
2011

338.026.497.866,00

330.653.434.060,73

97,82

2012

340.666.211.000,00

346.814.355.460,02

1,8

2013

425.630.355.756,00

410.460.988.799,41

96,4

2014

498.250.094.335,00

490.265.502.133,32

98,4

2015

634.629.907.000,00

599.606.675.007,20

94,48

Sumber : Laporan Perhitungan APBD Kab. Nias Utara
Pendapatan daerah secara keseluruhan meningkat dari Rp. 946.470.000.000
pada tahun 2011 menjadi Rp. 1.475.000.000.000 pada tahun 2015 atau ratarata kenaikan sebesar 11,85%.
Berdasarkan

pencapaian

realisasi

pendapatan

daerah

terhadap

target

pendapatan daerah, maka selama kurun waktu 5 tahun, realisasi pendapatan
selalu melampui target, untuk PAD rata-rata sebesar 115,53%, dana
perimbangan

sebesar

100,88%,

lain-lain

pendapatan

rata-rata

sebesar

131,23% dan total pendapatan rata-rata mencapai 105,85% dari target.
Dana perimbangan memberikan sumbangan terbesar terhadap pendapatan
daerah, rata-rata sebesar 68,45%, yang berarti ketergantungan pendanaan
terhadap pemerintah pusat masih sangat besar. Sumbangan pendapatan asli
daerah rata-rata sebesar 15,82%.
Tabel 5. 2. Kemampuan Keuangan Daerah dalam Pembiayaan Pembangunan
Tahun 2011-2015
Kemampuan
Uraian

Realisasi Pendapatan

Realisasi Belanja
%

Pendapatan Asli Daerah
2011

6.655.233.082,73

280.931.462.456,96

2,37

IV - 6

2012

7.008.910.631,02

335.372.620.286,38

2,09

2013

8.857.118.964,41

442.082.330.985,35

2,00

2014

10.961.907.851,32

446.661.720.642,68

2,45

2015

16.923.883.730,20

615.651.186.431,01

2,75

Dana Perimbangan
2011

319.280.662.916,00

280.931.462.456,96

113,65

2012

336.247.528.829,00

335.372.620.286,38

100,26

2013

383.237.411.835,00

442.082.330.985,35

86,69

2014

471.359.677.382,00

446.661.720.642,68

105,53

2015

578.541.089.057,00

615.651.186.431,01

93,97

Lain-lain Pendapatan yang sah
2011

4.717.538.062,00

280.931.462.456,96

1,68

2012

3.557.916.000,00

335.372.620.286,38

1,06

2013

18.366.458.000,00

442.082.330.985,35

4,15

2014

7.943.916.900,00

446.661.720.642,68

1,78

2015

4.141.702.220,00

615.651.186.431,01

0,67

Total Pendapatan Daerah
2011

330.653.434.060,73

280.931.462.456,96

117,7

2012

346.814.355.460,02

335.372.620.286,38

103,41

2013

410.460.988.799,41

442.082.330.985,35

92,85

2014

490.265.502.133,32

446.661.720.642,68

109,76

2015

599.606.675.007,20

615.651.186.431,01

97,39

Sumber : Laporan Perhitungan APBD Kab. Nias Utara
Kemampuan keuangan daerah dalam pembiayaan pembangunan, dapat dilihat
dari rasio PAD terhadap realisasi belanja. PAD hanya mampu membiayai
ratarata 2,33% dari kebutuhan belanja. Proporsi terbesar untuk pembiayaan
pembangunan berasal dari dana perimbangan rata-rata 100,02%.
5.2.2. Belanja Daerah
Belanja daerah digunakan untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi
masing-masing satuan kerja perangkat

daerah

serta untuk memenuhi

kebutuhan anggaran sesuai dengan prioritas yang ditetapkan. Perkembangan
belanja daerah dari tahun 2011 sampai tahun 2015 sebagai berikut:

IV - 7

Tabel 5. 3. Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Nias Utara Tahun
anggaran 2011-2015
No
A

Uraian
Belanja Tidak
Langsung

Tahun 2011
Rencana
100.100.416.917,0
0

Realisasi

%

94.497.468.885,96

94,4

92.308.013.661,00

88.559.373.505,00

95,94

1

Belanja Pegawai

2

Belanja Bunga

-

-

-

3

Belanja Subsidi

-

-

-

4

3.414.162.465,00

2.977.369.465,00

87,21

6

Belanja Hibah
Belanja Bantuan
Sosial
Belanja Bantuan
Keuangan kpd
Prop/Kab/Kota dan
Pemerintahan Desa

3.201.000.000,00
250.000.000,00

2.707.465.000,00
241.708.915,96

84,58
96,68

7

Belanja Tak Terduga

927,240,791,00
267.926.649.001,0
0

11.552.000,00
186.433.993.571,0
0

1,25
69,58

5

B

Belanja Langsung

1

Belanja Pegawai

27.993.751.140,00

24.693.121.306,00

88,21

2

Belanja Barang Jasa

86.580.739.709,00

67.247.999.246,00

77,67

3

Belanja Modal

153.352.158.152,00
368.027.065.918,0
0
Tahun 2012
Rencana
145.444.843.055,0
0

94.492.873.019
280.931.462.456,9
6

61,62

Total Belanja
No
A

Uraian
Belanja Tidak
Langsung

Realisasi
114.816.035.921,3
8

76,33
%
78,94

1

Belanja Pegawai

123.237.992.751,00

109.930.918.417,00

89,20

2

Belanja Bunga

-

-

-

3

Belanja Subsidi

-

-

-

4

2.100.000.000,00

1.585.000.000,00

75,48

6

Belanja Hibah
Belanja Bantuan
Sosial
Belanja Bantuan
Keuangan kpd
Prop/Kab/Kota dan
Pemerintahan Desa

2.000.000.000,00
500.000.000,00

1.277.500.000,00
499.999.804,38

55,13
99,99

7

Belanja Tak Terduga

17.606.850.304,00
270.433.265.443,0
0

1.522.617.700,00
220.556.584.365,0
0

8,65
81,55

32.130.564.750,00

29.067.155.650,00

90,46

101.947.687.453,00

84.104.854.334,00

82,49

136.355.013.240,00
415.878.108.498,0
0
Tahun 2013
Rencana
151.584.588.753,0
0

107.384.574.381
335.372.620.286,3
8

78,75

5

B

Belanja Langsung

1

Belanja Pegawai

2

Belanja Barang Jasa

3

Belanja Modal
Total Belanja

No
A

Uraian
Belanja Tidak
Langsung

Realisasi
133.552.088.103,3
5

80,64
%
88,1

IV - 8

1

Belanja Pegawai

2
3
4
5
6

7
B

127.766.076.533,00

116.469.594.593,00

91,16

Belanja Bunga

-

-

-

Belanja Subsidi

-

-

-

12.260.600.000,00

11.038.346.664,00

90,03

7.246.000.000,00
-

6.029.696.846,35
-

83,21
-

4.311.912.220,00
348.502.417.286,0
0

14.450.000,00
308.530.242.882,0
0

0,34
88,53

30.398.817.000,00

28.037.819.800,00

92,23

112.416.935.547,00

96.136.209.615,00

85,52

205.686.664.739,00
500.087.006.039,0
0
Tahun 2014
Rencana
178.269.929.946,0
0

184.356.213.467
442.082.330.985,3
5

89,63

Realisasi
145.370.327.692,6
8

%

153.642.167.949,00

126.241.470.046,00

82,17

Belanja Hibah
Belanja Bantuan
Sosial
Belanja Bantuan
Keuangan kpd
Prop/Kab/Kota dan
Pemerintahan Desa
Belanja Tak Terduga
Belanja Langsung

1

Belanja Pegawai

2

Belanja Barang Jasa

3

Belanja Modal
Total Belanja

No
A

Uraian
Belanja Tidak
Langsung

88,4

81,55

1

Belanja Pegawai

2

Belanja Bunga

-

-

-

3

Belanja Subsidi

-

-

-

4

Belanja Hibah

4.935.000.000,00

3.339.875.000,00

67,68

2.100.000.000,00
14.731.800.000,00

1.567.500.000,00
14.141.146.946,68

74,64
95,99

2.860.961.997,00
362.815.488.826,0
0

80.335.700,00
301.291.392.950,0
0

2,81
83,04

35.200.214.300,00

32.071.264.266,00

91,11

150.689.967.697,00

127.612.585.280,00

84,69

176.925.306.829,00
541.085.418.772,0
0
Tahun 2015
Rencana
251.314.888.923,0
0

141.607.543.404
446.661.720.642,6
8

80,04

176.887.899.085,00

159.431.970.569,00

90,13

5
6

7
B

Belanja Bantuan
Sosial
Belanja Bantuan
Keuangan kpd
Prop/Kab/Kota dan
Pemerintahan Desa
Belanja Tak Terduga
Belanja Langsung

1

Belanja Pegawai

2

Belanja Barang Jasa

3

Belanja Modal
Total Belanja

No

1

Uraian
Belanja Tidak
Langsung
Belanja Pegawai

2

Belanja Bunga

-

-

-

3

Belanja Subsidi

-

-

-

4

Belanja Hibah

26.115.914.838,00

26.115.914.838,00

100,00

A

Realisasi
232.037.972.057,0
1

82,55
%
92,33

IV - 9

5
6

7
B

Belanja Bantuan
Sosial
Belanja Bantuan
Keuangan kpd
Prop/Kab/Kota dan
Pemerintahan Desa
Belanja Tak Terduga
Belanja Langsung

1

Belanja Pegawai

2

Belanja Barang Jasa

3

Belanja Modal
Total Belanja

5.280.950.000,00
42.515.125.000,00

4.806.083.800,00
41.684.002.850,01

91,01
98,05

515.000.000,00
469.254.124.006,0
0

383.613.214.374,0
0

81,75

35.748.152.400,00

34.656.699.770,00

96,95

153.227.355.494,00

129.913.240.786,00

84,78

280.278.616.112,00
219.043.273.818
78,15
720.569.012.929,0 615.651.186.431,0
85,44
0
1
Sumber : Laporan Perhitungan APBD Kab. Nias Utara

Tabel 5. 4. Grafik Persentasi Realisasi Anggaran APBD Kabupaten Nias Utara
Tahun 2011-2015

Dari grafik yang ada terlihat bahwa proporsi belanja tidak langsung terhadap
total belanja rata-rata sebesar 67,67%, sedang belanja langsung rata-rata
sebesar 32,33%. Proporsi terbesar dari belanja tidak langsung adalah untuk
membiayai belanja pegawai. Diketahui dari tahun 2011-2015 jumlah belanja
tidak langung mengalami peningkatan dibandingkan dengan belanja langsung,
dengan rata-rata realiasi penganggaran terhadap rencana hanya mencapai
82,67%.

IV - 10

5.2.3. Pembiayaan Daerah
Realisasi pembiayaan daerah Kabupaten Nias Utara Tahun 2011-2015 seperti
terlihat dalam tabel berikut:
Tabel 5. 5. Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Nias Utara Tahun
Anggaran 2012-2015
No

Uraian

1

Surplus / Defisit

2
3

2011

Penerimaan
Pembiayaan
Pengeluaran
Pembiayaan

4

Pembiayaan netto

5

Sisa lebih/ kurang
pembiayaan anggaran

2012

2013

49.721.971.603,77

1.441.735.173,64

(31621342185,94)

36.876.724.453,00

78.972.312.086,77

85.882.563.066,41

6.876.156.401,00

4.531.484.194,00

11.425.896.442,00

30.000.568.052,00

74.440.827.892,77

74.456.666.624,41

0

85.882.563.066,41

42.835.324.438,47

2014

2015

43.603.781.490,64

(16.044.511.423,81)

42.835.324.438,47

86.439.105.929,11

0

500.000.000,00

42.835.324.438,47

85.939.105.929,11

86.439.105.929,11

69.894.594.505,30

Sumber : Laporan Perhitungan APBD Kab. Nias Utara
5.2.4. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Nias Utara
Dalam melaksanakan suatu program, anggaran menjadi sesuatu yang sangat
penting dalam menentukan berjalan tidaknya suatu program. Anggaran
Pendapatan
perwujudan

dan

Belanja

amanat

Daerah

rakyat

(APBD)

kepada

pada

eksekutif

hakikatnya
dan

merupakan

legislatif

untuk

meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan umum kepada masyarakat dalam
batas otonomi daerah yang dimiliki. Bertitik tolak pada hal tersebut, maka
arah kebijakan pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Nias Utara adalah
sebagai berikut :
a. Menopang proses pembangunan daerah yang berkelanjutan sesuai
dengan visi dan misi daerah;
b. Menjamin ketersediaan pendataan pelayanan dasar secara memadai
bagi kesejahteraan masyarakat dengan memberikan fokus pembiayaan
secara proporsional;
c. Menjamin

ketersediaan

pendanaan

khususnya

untuk

membiayai

program pembangunan yang memiliki potensi besar bagi penyerapan
IV - 11

tenaga

kerja

melakukan

dan

pengurangan

pinjaman

kepada

kemiskinan,
pihak

dengan

pihak

lainnya

alternatif
dengan

memperhatikan aspek kemanfaatan dan resiko fiskal lainnya;
d. Meminimalkan resiko fiskal sehingga kesinambungan anggaran daerah
dapat terjamin;
e. Kesinambungan anggaran dengan merujuk kepada ketentuan UU
Nomor 27 Tahun 2003 dan UU Nomor 33 Tahun 2004 terkait dengan
batas defisit anggaran dan batas pinjaman/utang;
f. Peningkatan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan anggaran serta
peningkatan

partisipasi

masyarakat

dalam

proses

penyusunan

perencanaan dan penganggaran.
5.3.

PERKEMBANGAN INVESTASI PEMBANGUNAN CIPTA KARYA

5.3.1. Investasi Pembangunan Cipta Karya Dari Dana APBD
Dana APBD Pemerintah Kabupaten Nias Utara selama kurun waktu 5 (lima) 5
tahun terakhir (Tahun 2012 sampai dengan tahun 2016) untuk pembangunan
bidang Cipta karya mengalami penurunan. Total alokasi dana APBD untuk
bidang Cipta Karya tahun 2016 sebesar Rp 9.103.699.000, Tahun 2014
menurun menjadi Rp 8.730.817.643,- atau rata-rata menurun sebesar 2.81%.
Dari Total alokasi dana APBD tertinggi pada sektor Penyehatan Lingkungan
Pemukiman rata-rata sebesar 1.98% dari total dana APBD pembangunan
bidang

Cipta

Karya

dan

yang

terkecil

adalah

sektor

Pengembangan

Pemukiman atau rata-rata sebesar 0.05% dari total dana APBD pembangunan
bidang Cipta Karya.
Selain dana APBD untuk pembangunan bidang Cipta Karya, Pemerintah
Kabupaten Nias Utara juga mengalokasikan Dana daerah untuk Urusan
Bersama (DDUB) selama 5 tahun terakhir (Tahun 2012 sampai dengan 2016),
Perkembangan erkembangan alokasi APBD untuk pembangunan Bidang Cipta
Karya dan Dana DDUB Tahun 2012 - 2016 seperti dijelaskan pada tabel
berikut :

IV - 12

IV - 13

Perkembangan Alokasi APBD untuk pembangunan Bidang Cipta Karya Tahun 2012 - 2016
2012
Uraian

Alokasi (Rp)

2013
%
APBD

Alokasi (Rp)

2014
%
APBD

Alokasi (Rp)

2015
%
APBD

Alokasi (Rp)

2016
%
APBD

Alokasi (Rp)

%
APBD

Pengembangan
Air Minum
Pengembangan
PLP
Pengembangan
Permukiman
Penataan
Bangunan dan
Lingkungan
Total Belanja
APBD, Bicd. CK
Sumber : Nias Utara, 2017

Perkembangan DDUB Kabupaten Nias Utara Tahun 2012 - 2016
2012
Uraian

Alokasi APBN
(Rp)

DDUB
(Rp)

2013
Alokasi
DDUB
APBN
(Rp)
(Rp)

2014
Alokasi APBN
(Rp)

2015
DDUB
(Rp)

Alokasi APBN
(Rp)

DDUB
(Rp)

2016
Alokasi
DDUB
APBN
(Rp)
(Rp)

Pengembangan
Air Minum
Pengembangan
PLP
Pengembangan
Permukiman
Penataan
Bangunan dan
Lingkungan
Total Belanja
DDUM, Bicd.
CK

IV - 14

IV - 15

5.3.2. Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya
Perusahaan

daerah

yang

dibentuk

pemerintah

daerah

memiliki

dua

fungsi,yaitu untuk menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial
(Social Oriented)sekaligus untuk menghasilkan laba bagi perusahaan maupun
sebagai

sumber pendapatan

pemerintah

daerah

(Profit

Oriented). Ada

beberapa perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang
Cipta Karya, seperti di sektor air minum, air limbah dan persampahan dan
pasar.
Kabupaten Nias Utara Belum mempunyai badan pengelola air minum seperti
PDAM, UPTD. Sebelumnya hingga tahun 2013 pengelolaan SPAM perpipaan
kabupaten Nias Utara dikelola oleh Kabupaten Nias Induk, pembentukan UPTD
air Minum Kabupaten Nias Utara Kabupaten Nias Utara baru direncanakan
pada tahun 2017. Namun melalui dokumen RISPAM telah diperkirakan
kebutuhan investasi mendatang terhadap pengembangan SPAM higga tahun
2035

selama

yaitu

sebesar

118.471.600

(Sumber:

Dokumen

RISPAM

Kabupaten Nias Utara, Tahun 2015)
5.3.3. Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Dari Swasta
Sehubungan

dengan

pemerintah,

maka

terbatasnya
dunia

usaha

kemampuan
perlu

pendanaan

dilibatkan

secara

yang
aktif

dimiliki
dalam

pembangunan infrastruktur Cipta Karya melalui skema Kerjasama Pemerintah
dan Swasta (KPS) untuk kegiatan yang berpotensi Cost-recovery atau
Corporate Social Responsibility (CSR) untuk kegiatan non-cost recovery. Dasar
hukum pembiayaandengan skema KPS adalah Perpres No. 67 Tahun 2005
Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan
Infrastruktur serta Permen PPN No. 3 Tahun 2014 Tentang Panduan Umum
Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan
Infrastruktur. Sedangkan landasan hukum untuk pelaksanaan CSR tercantum
dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan UU No. 25
Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
Beberapa kegiatan yang menunjang pembangunan Cipta karya di Kabupaten
Nias Utara dengan investasi dari dana swasta seperti dijelaskan pada tabel
berikut:

IV - 16

Perkembangan KPS Bidang Cipta Karya Kabupaten Nias Utara Tahun 2012 2016

5.3.4. Investasi Pembangunan Cipta Karya Dari Dana APBN
Dana APBN Cipta Karya yang dialokasikan ke Pemerintah Kabupaten Nias
Utara dalam 5 tahun terakhir (Tahun 2012 sampai dengan tahun 2016) selalu
meningkat. Total alokasi dana APBN untuk bidang Cipta Karya tahun 2012 dan
tahun 2013 meningkat dan tahun 2014 sempat menurun namun tahun 2015
meningkat kembali. Di tahun 2016 Kab. Nias Utara tidak mendapat alokasi
dana APBN.
Perkembangan alokasi Dana APBN Bidang Cipta Karya terhadap Kabupaten
Nias Utara selama 5 tahun terakhir seperti dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 5. 6. Perkembangan Alokasi APBN Pembangunan Bidang Cipta Karya
Kab. Nias Utara (2012-2016)
Alokasi (dalam Juta Rupiah)
No
1
2
3
4

Sektor
Pengembangan
Permukiman
Bangunan dan
Lingkungan
Pengembangan
PLP
Pengembangan
Air Minum
Total

2012

2013

2014

2015

2016

-

1.850.000

1.500.000

900.000

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1.000.000

-

-

12.490.046

-

1.000.000

1.850.000

1.500.000

13.390.046

-

-

Sumber : Satker Randal PIP Prov. Sumatera Utara, 2017
Di samping dana APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di
daerah,

untuk

mendukung

pendanaan

pembangunan

infrastruktur
IV - 17

permukiman juga dilakukan melalui penganggaran Dana Alokasi Khusus. DAK
merupakan dana APBN yang dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan
mendanai kegiatan khusus pelayanan kebutuhan dasar bidang air minum dan
sanitasi

sesuai

memberikan

prioritas

akses

nasional.

pelayanan

DAK

sistem

Air

Minum

penyediaan

digunakan

air

minum

untuk
kepada

masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di
perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Sedangkan DAK
Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah,
persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat
berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses
pemberdayaan masyarakat.
Perkembangan DAK untuk air minum dan Sanitasi terhadap Kabupaten Nias
Utara selama 5 tahun terakhir seperti dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 5. 7. Perkembangan Alokasi DAK Infrastruktur Cipta Karya Kab. Nias
Utara (2012-2016)
Alokasi (dalam Juta Rupiah)
No

Jenis DAK
2012

2013

2014

2015

2016

1

DAK Air Minum

795.660

1.397.950

2.277.750

3.493.650

6.304.941

2

DAK Sanitasi

657.350

804.480

2.149.860

2.504.440

5.192.950

Total

1.453.010

2.202.430

4.427.610

5.998.090

11.497.891

Sumber : Satker Randal PIP Prov. Sumatera Utara, 2017

5.4.

POTENSI PENDANAAN APBD

5.4.1. Proyeksi APBD 5 Tahun Ke Depan
Proyeksi APBD dalam lima tahun kedepan dilakukan dengan melakukan
perhitungan regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima (5) tahun
terakhir

menggunakan

asumsi

dasar

trend

historis.

Setelah

diketahui

pendapatan dan belanja maka diperkirakan alokasi APBD terhadap bidang
Cipta Karya dalam lima (5) tahun kedepan dengan asumsi proporsinya sama
dengan rata-rata proporsi tahun-tahun sebelumnya.
Adapun langkah-langkah proyeksi APBD ke depan adalah sebagai berikut :
1. Menetukan prosentasi pertumbuhanan per pos pendapatan.
Setiap

pos

pendapatan

dihitung

rata-rata

pertumbuhan

dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

IV - 18

Keterangan:

Y₀ = Nilai tahun ini
Y-₁ = Nilai 1 tahun sebelumnya
Y-₂ = Nilai 2 tahun sebelumnya

2. Menghitung

proyeksi

sumber

pendapatan

dalam

lima

(5)

tahun

kedepan.
Setelah diketahui tingkat pertumbuhan pos pendapatan maka dapat
dihitung

nilai

proyeksi

pada

lima

(5)

tahun

kedepan

dengan

menggunakan rumus proyeksi goematris sebagai berikut :

Keterangan: Yn = Nilai pada tahun n
r = % pertumbuhan
Y₀ = Nilai pada tahun ini
n = tahun ke n (1-5)
3. Menjumlahkan Pendapatan dalam APBD tiap tahun dan menghitung
kapasitas daerah dalam pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya
Setelah didapatkan nilai untuk setiap pos pendapatan, dapat dihitung
total pendapatan. Apabila diasumsikan bahwa total pendapatan sama
dengan total belanja dan diasumsikan pula bahwa proporsi belanja
bidang Cipta karya terhadap APBD sama dengan eksisting maka
diketahui proyeksi kapasitas daerah dalam mengalokasikan anggaran
untuk bidang Cipta karya dalam lima (5) tahun kedepan.
Adapun hasil dari proses perhitungan tersebut dapat ditampilkan pada tabel
berikut:

IV - 19

Tabel 5. 8. Proyeksi Pendapatan APBD Kabupaten Nias Utara 2017-2021
No

Data Tahun
Dasar (2016)
(Rp)

Uraian

2,413,500,000.00

34,034,175,000.00

11,475,350,000.00

12,049,117,500.00

12,651,573,375.00

13,284,152,043.75

13,948,359,645.94

3,439,440,000.00

3,611,412,000.00

3,791,982,600.00

3,981,581,730.00

4,180,660,816.50

DAU

410,931,630,000.00

31,478,211,500.00

453,052,122,075.00

475,704,728,178.75

499,489,964,587.69

DAK

105,766,000,000.00

103,650,680,000.00

102,614,173,200.00

101,588,031,468.00

100,572,151,153.32

28,682,680,000.00

30,116,814,000.00

31,622,654,700.00

33,203,787,435.00

34,863,976,806.75

20,747,506,800.00

21,784,882,140.00

22,874,126,247.00

24,017,832,559.35

25,218,724,187.32

4,717,538,062.00

74,329,008,000.00

78,045,458,400.00

81,947,731,320.00

86,045,117,886.00

90,347,373,780.30

325,935,895,998.73

683,371,614,800.00

717,540,195,540.00

753,417,205,317.00

791,088,065,582.85

830,642,468,861.99

Dana Perimbangan

319,280,662,916.00

DBH Pajak
DBH Bukan Pajak (SDA)

E

2021
(Rp)

30,870,000,000.00

B

D

2020
(Rp)

29,400,000,000.00

Pendapatan Asli Daerah

C

2018
(Rp)

28,000,000,000.00

A

6,655,233,082.73

2017
(Rp)

Proyeksi
2019
(Rp)

Dana Penyesuaian /
Pendapatan Transfer
Pemerintah Pusat Lainnya
Pendapatan Bagi Hasil Pajak
dari Prov. Sumut
Lain-lain Pendapatan yang
Sah
Total Pendapatan

Sumber : Hasil Analisis RPJMD, 2016

Tabel 5. 9. Proyeksi Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran Kabupaten Nias Utara 2017-2021
No
A

Uraian

2017
(Rp)

2018
(Rp)

Proyeksi
2019
(Rp)

2020
(Rp)

2021
(Rp)

PENERIMAAN PEMBIAYAAN
Perkiraan SILPA

48,860,380,950.00

-3,974,342,855.00

39,576,908,569.50

35,619,217,712.55

32,057,295,941.30

48,860,380,950.00

51,303,399,997.50

53,868,569,997.38

56,561,998,497.24

59,390,098,422.11

2,000,000,000.00

2,000,000,000.00

3,000,000,000.00

3,000,000,000.00

4,000,000,000.00

2,000,000,000
50,860,380,950

2,100,000,000.00
53,403,399,998

2,205,000,000.00
56,073,569,997

2,315,250,000.00
58,877,248,497

2,431,012,500.00
61,821,110,922

Penerimaan pinjaman daerah
Jumlah Penerimaan Pembiayaan
B

PENGELUARAN PEMBIAYAAN
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
Pembayaran Pokok Utang
Jumlah Pengeluaran Pembiayaan
Sisa Lebih (riil) Pembiayaan Anggaran

Sumber : Hasil Analisis RPJMD, 2016

IV - 20

5.4.2. Kerangka Pendanaan
Untuk

menentukan

kapasitas

riil

keuangan

daerah

yaitu

jumlah

total

pendapatan daerah ditambah dengan sisa lebih rill perhitungan anggaran
dikurangan dengan belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajibn dan
menggikat serta prioritas utama samapai dengan tahun 2021 mencapai Rp.
399,853,050,066.75, untuk lebih lengkapnya dapat di lihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 5. 10. Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Tahun 2017-2021
Proyeksi
No

Uraian

1

Pendapatan
Pencairan dana
2
cadangan (sesuai
Perda)
Sisa Lebih Riil
3
Perhitungan
Anggaran
Total Penerimaan

4

Dikurangi:
Pengeluaran
Pembiayaan yang
Wajib dan
Mengikat serta
Prioritas Utama
Kapasitas Riil
Kemampuan
Keuangan

2017
(Rp)
683,371,614,800.00

2018
(Rp)
717,540,195,540.00

2019
(Rp)
753,417,205,317.00

2020
(Rp)
791,088,065,582.85

2021
(Rp)
830,642,468,861.99

-

-

-

-

-

50,860,380,950

53,403,399,998

56,073,569,997

58,877,248,497

61,821,110,922

734,231,995,750.00

770,943,595,537.50

809,490,775,314.38

849,965,314,080.09

892,463,579,784.10

464,553,706,832.00

487,781,392,173.60

512,170,461,782.28

537,778,984,871.39

564,667,934,114.96

269,678,288,918.00

283,162,203,363.90

297,320,313,532.10

312,186,329,208.70

327,795,645,669.14

Sumber : Hasil Analisis RPJMD, 2016

Secara teoritis, pendapatan daerah akan sangat dipengaruhi oleh kondisi
perekonomian daerah yang akan terjadi sampai dengan tahun 2021 atau
dengan kata lain, bahwa suatu pendapatan daerah termasuk pendapatan asli
daerah harus benar-benar mampu merespon perkembangan ekonomi yang
diperkirakan akan terjadi.
5.5.

POTENSI PENDANAAN APBN

Untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi,
dilaksanakan melalui Dana Perimbangan yang merupakan jenis dana yang
bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah. Selain
dimaksudkan untuk membantu Daerah dalam mendanai kewenangannya,
Dana Perimbangan juga bertujuan untuk mengurangi ketimpangan sumber
pendanaan pemerintahan antara Pusat dan Daerah serta untuk mengurangi
kesenjangan pendanaan pemerintahan antar-Daerah. Dana Perimbangan yang

IV - 21

bersumber dari APBN yang terdiri atas Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi
Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK).
A. Dana Bagi Hasil (DBH)
Dana Bagi Hasil (DBH) adalah dana yang bersumber dari APBN yang
dibagihasilkan kepada daerah berdasarkan angka persentase tertentu dengan
memperhatikan potensi daerah penghasil. Pada dasarnya, selain dimaksudkan
untuk menciptakan pemerataan pendapatan daerah, DBH juga bertujuan
untuk memberikan keadilan bagi daerah atas potensi yang dimilikinya. Dana
Bagi Hasil yang bersumber dari pajak negara, meliputi:
a) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB);
b) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB); dan
c) Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang
Pribadi Dalam Negeri dan PPh Pasal 21.
Sedangkan Dana Bagi Hasil yang bersumber dari sumber daya alam, meliputi:
a) Sektor Kehutanan;
b) Sektor Pertambangan umum;
c) Sektor Perikanan;
d) Sektor Pertambangan minyak bumi;
e) Sektor Pertambangan gas bumi; dan
f) Sektor Pertambangan panas bumi.
B. Dana Alokasi Umum (DAU)
Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan dana yang bersumber dari APBN yang
bertujuan

untuk

mengurangi

pemerataan

ketimpangan

kemampuan

kemampuan

keuangan

keuangan

antar-daerah

antar-daerah

atau

melalui

penerapan formula tertentu. DAU suatu daerah ditentukan atas alokasi dasar
dan besar kecilnya celah fiskal (fiscal gap) suatu daerah. Alokasi dasar
dihitung berdasarkan jumlah gaji pegawai negeri sipil daerah (belanja pegawai
daerah) pada daerah yang bersangkutan. Sedangkan celah fiskal merupakan
selisih antara kebutuhan daerah (fiscal need) dan potensi daerah (fiscal
capacity).
Jumlah keseluruhan DAU ditetapkan sekurang-kurangnya 26% (dua puluh
enam persen) dari Pendapatan Dalam Negeri Neto yang ditetapkan dalam
APBN.
C. Dana Alokasi Khusus (DAK)

IV - 22

Dana Alokasi Khusus (DAK) merupakan dana yang bersumber dari APBN yang
dimaksudkan untuk membantu membiayai kegiatan-kegiatan khusus di daerah
tertentu yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional,
khususnya untuk membiayai kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan
dasar masyarakat yang belum mencapai standar tertentu atau untuk
mendorong percepatan pembangunan daerah. Pemerintah pusat menetapkan
kriteria DAK yang meliputi kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.
Kriteria umum ditetapkan dengan mempertimbangkan kemampuan Keuangan
Daerah dalam APBD. Kriteria khusus ditetapkan dengan memperhatikan
peraturan perundang-undangan dan karakteristik Daerah. Sedangkan kriteria
teknis ditetapkan oleh kementerian teknis pelaksana program/kegiatan.
Daerah penerima DAK wajib menyediakan Dana Pendamping sekurangkurangnya 10% (sepuluh persen) dari alokasi DAK. Dana Pendamping tersebut
harus

dianggarkan

dalam

APBD

pada

periode

bersamaan

dengan

dianggarkannya DAK dalam APBN. Namun, untuk daerah dengan kemampuan
fiskal tertentu atau daerah yang selisih antara penerimaan umum APBD dan
Belanja Pegawainya sama dengan 0 (nol) atau negatif, tidak diwajibkan
menyediakan Dana Pendamping tersebut.
5.6.

ALTERNATIF SUMBER PENDANAAN

Potensi alternatif pembiayaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya,
di luar APBN dan APBD, antara lain melalui KPS, CSR, dan sebagainya. Untuk
kegiatan yang layak secara finansial dapat dibangun dengan skema KPS,
sedangkan kegiatan yang tidak layak secara finansial dapat diusulkan kepada
swasta sebagai CSR.
Identifikasi

pendanaan

KPS/CSR

bidang

pembangunan

infrastruktur

permukiman di Kabupaten Nias Utara serta trend sumber pendanaan
kedepannya seperti dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 5. 11. Potensi Alternatif Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur Bidang
Cipta Karya melalui KPS
No

Nama Kegiatan

Deskripsi
Kegiatan

Biaya
Kegiatan
(Rp)

Kelayakan
Finansial

Keterangan

1
2
3

IV - 23

5.7.
5.7.1.

STRATEGI PENINGKATAN PAD DAN INVESTASI
Kebijakan Umum Pendapatan Daerah

Sejalan dengan kebutuhan pendanaan pembangunan daerah yang terus
meningkat, kebijakan umum pendapatan daerah Kabupaten Nias Utara
diarahkan

untuk

mendorong

peningkatan

pendapatan

daerah

melalui

mobilisasi pendapatan asli daerah dan penerimaan daerah lainnya. Sebagai
mana telah tertuang dalam RPJMD Kabupaten Nias Utara tahun 2016-2021,
Kebijakan umum pendapatan daerah adalah sebagai berikut:
a. Menyesuaikan

struktur

pendapatan

dan

mengoptimalkan

sumber-

sumber pendapatan daerah sehingga target penerimaan minimal dapat
terpenuhi sesuai dengan target yang ditetapkan dan tepat waktu;
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memenuhi kewajibannya
sesuai

dengan

diharapkan

kemampuan

mampu

dan

potensi

memberikan

yang

dukungan

dimiliki

yang

sehingga

optimal

dalam

menunjang kebutuhan dana yang diperlukan dengan mengupayakan
penggalian potensi sumber-sumber pendapatan daerah secara optimal
berdasarkan

kewenangan

dan

potensi

yang

dimiliki

dengan

memperhatikan pentingnya pelayanan dan kemampuan masyarakat;
c. Peningkatan intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan
sesuai kewenangan dan potensi yang ada dengan memperhatikan aspek
keadilan,

kepentingan

umum

dan

kemampuan

masyarakat

serta

efisiensi dan efektivitas pengelolaan keuangan daerah dalam bidang
pendapatan daerah yang ditujukan kepada:
1) Pemanfaatan pendapatan asli daerah secara proporsional pada
program

prioritas

dan

kegiatan

yang

dapat

meningkatkan

pendapatan asli daerah;
2) Peningkatan
pendekatan

upaya

optimalisasi

pelayanan

kepada

penerimaan
wajib

pajak

daerah
dan

melalui

peningkatan

kerjasama dengan melibatkan organisasi masyarakat atau organisasi
non

pemerintah;

Selanjutnya

optimalisasi

sumber-sumber

pendapatan daerah sesuai potensi dan kewenangan yang didukung
sumber

daya

aparat

pengelolan

pendapatan

daerah

serta

kemampuan masyarakat dengan pendekatan kemitraan, koordinasi,
pengawasan dan penegakan hukum;
3) Pengelolaan dan pemanfaatan aset daerah yang potensial.
IV - 24

5.7.2.

Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya

Dalam rangka pencapaian pembangunan bidang Cipta Karya di Kabupaten
Nias Utara, dan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan dalam melaksanakan
usulan program yang ada dalam RPIJM, Pemerintah Kabupaten Nias Utara
telah menyusun strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi pembangunan
infrastruktur permukiman di Kabupaten Nias Utara. Strategi peningkatan
investasi terhadap pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya secara
umum meliputi beberapa aspek antara lain :
1. Strategi

penganggaran

Belanja

Langsung

pelaksanaan

program

dan

kegiatan:
Pengeluaran belanja modal pada lima tahun mendatang diprioritaskan
untuk membangun sarana dan prasarana yang mendukung tercapainya visi
dan misi Kabupaten Nias Utara.
2. Strategi peningkatan DDUB, meliputi:
a) Kerjasama

dan

Sinkronisasi

antara

Pemerimtah

Daerah

dengan

Pemerintah Propinsi dalam hal ini Bappeda Provinsi, Satker Randal dan
Satker Sektoral terkait perencanaan dan pengendalian program secara
menyeluruh, untuk menfasilitasi

dan memberikan penilaian terhadap

dokumen RPIJM maupun dokumen perencanaan terkait lainnya.
b) Komitmen

Pemerintah

Kabupaten

Nias

Utara

terhadap

sharing

pendanaan kegiatan yang dibiayai melalui APBN
3. Strategi

peningkatan

penerimaan

daerah

dan

efisiensi

penggunaan

anggaran, meliputi:
a) Mengoptimalkan penggalian sumber-sumber pendapatan daerah melalui
intensifikasi dan ekstensifikasi.
b) Meningkatkan kualitas SDM petugas Dinas Pendapatan Daerah.
c) Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait serta rapat evaluasi
penerimaan setiap tiga bulan.
d) Melengkapi sarana dan prasarana penunjang operasional.
e) Meningkatkan pengawasan internal khususnya para petugas di lapangan
dan eksternal, yaitu para wajib pajak dan retribusi yang tidak mematuhi
PERDA.
f) Memperbaharui Perda-perda yang tidak sesuai dengan perkembangan.
g) Meningkatkan kegiatan investasi.
4. Strategi

peningkatan

kinerja

keuangan

perusahaan

daerah

(BUMD),

meliputi:
IV - 25

a) Reformasi visi BUMD, restrukturisasi BUMD, dan profitisasi BUMD
b) Meningkatkan

kinerja

pengelolaan

perusahaan

daerah

untuk

meningkatkan pelayanan
c) Meningkatkan cakupan pelayanan kepada masyarakat yang masih
rendah
d) Meningkatkan pengelolaan keuangan perusahaan daerah secara efektif
dan efisien sehingga memperoleh kauntungan
5. Strategi

peningkatan

peran

masyarakat

dan

dunia

usaha

dalam

pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya
a) Melakukan identifikasi dan inventarisasi terhadap kegiatan-kegiatan
pembangunan

yang

berpotensi

didanai

melalui

skema

KPS

(Kerjasama Pemerintah dan Swasta).
b) Melibatkan masyarakat dan dunia usaha dalam proses perencanaan
pembangunan bidang Cipta Karya.
c) Sosialisasi kepada masyarakat dan dunia usaha terhadap kegiatan
bidang Cipta Karya.
d) Perlunya ada Lembaga atau Organisasi yang dapat mengorganisasi
dana CSR maupun Dana Swadaya Masyarakat.
6. Strategi

pendanaan

untuk

operasi,

pemeliharaan

dan

rehabilitasi

infrastruktur permukiman yang sudah ada
e) Membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) sebagai badan
pengelola terhadap infrastruktur permukiman yang terbangun
f) Perlu adanya Regulasi atau PERDA yang mengatur tentang biaya
Operasi,

pemeliharaan

dan

rehabilitasi

pasca

pembangunan

infrastruktur.
7. Strategi pengembangan infrastruktur skala regional.
a) Membangun kemitraan dengan Kab/Kota yang berdekatan
b) Menyiapkan

Regulasi

yang

jelas

melalui

koordinasi

antara

Pemerintah Pusat, Propinsi dan Kab/Kota
c) Menyiapkan dokumen perencanaan yang dibutuhkan terkait program
pembangunan Infrastruktur yang akan dibangun bersama.
8. Mengoptimalkan sumber pendanaan alternatif seperti pinjaman dan hibah
luar negeri (PHLN).

IV - 26