Majalah Infotek Edisi I 2016

MAJALAH

INFOTEK

Bantu Kami K urangi P ermasala han Sam

pah Den gan Memilah Sampah

EDISI 1 2016

FOLLOW US

DARI REDAKSI

@BPPT_HUMAS WIWI

SYAFARHADIATI

Sahabat Teknologi,

Pernahkah kita menyadari, sampah ternyata menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kita? Seumur hidup kita, pernahkah kita mencoba mengkalkulasikan, berapa banyak sampah yang kita hasilkan setiap harinya, mulai dari bangun tidur, saat kita dikantor, hingga saat kita kembali kerumah? Jawabnya tentu tidak pernah.

Teknologi saat ini, memungkinkan kita untuk memanfaatkan sampah yang tadinya hanya kita buang, menjadi sesuatu yang bernilai tinggi, bahkan bagi kita, si penghasil sampah tersebut. Banyak negara maju, secara serius memperlakukan sampah sebagai aset. Demikian juga harusnya Indonesia.

Sebagai negara besar, Indonesia pun dituntut banyak hal: lebih bersih, lebih aman, lebih nyaman, lebih segalanya. Pemerintah tentunya tak tinggal diam. Berbagai terobosan dilaksanakan, guna memenuhi harapan yang terus bermunculan, termasuk keberadaan kereta cepat yang biasa diasosiasikan sebagai simbol sebuah negara maju. Dengan berbagai pro dan kontra yang senantiasa mengiring, pemerintah bergeming, inilah cara agar Indonesia tak dipandang sebelah mata.

Dari sisi teknologi, kami mencoba mengulas hal-hal besar tersebut. Dengan bahasa-bahasa keseharian, kami bawa Anda, Sahabat Teknologi, mengenal lebih dekat berbagai topik yang hangat di masyarakat, topik yang dekat dengan kita. Bukan untuk menggurui, tapi agar kita semua saling memahami.

Tak ada gading yang tak retak. Demikian juga kami, tak luput dari kesalahan yang memang sudah pasti akan selalu ada. Kritikan, adalah cermin bagi kami, untuk berkaca dan memperbaiki diri.

tetap terhubung dengan kami di

www.bppt.go.id Selamat membaca.

INFO

TEK

MAJALAH INFORMASI TEKNOLOGI EDISI 1 TAHUN 2016

Penanggung Jawab:

Ardi Matutu

Pimpinan Redaksi:

Wiwi Syafarhadiati

Redaktur & Editor:

Surya Pratama

Reporter:

YW Alfa | Ade Surya Arizona | Ratna Titik | Sherly

Fotografer:

Juprianto | Agustian Fasyah | Indra Pranajaya | Septa Adi Sasetyo

Desain Grafis:

Septa Adi Sasetyo

Sirkulasi & Administrasi:

Yutie | Syahrul

Hubungan Masyarakat BPPT Biro Hukum Kerja Sama dan Humas

Gd.2 BPPT Lt.15 Jl M.H. Thamrin No. 8 Jakarta 10340

Telp : 021-3168200/11 Fax : 021-3168219/31924319

Untuk masukan / pertanyaan: humas@bppt.go.id

Ikuti Kami di:

@bppt_humas Humas BPPT

LIPUTAN KHUSUS

Dilema Sampah Perkotaan ..................................... 6

KAJIAN TEKNOLOGI

Kereta Cepat : Momentum Kebangkitan Industri Nasional ................................................................... 10

TERAPAN TEKNOLOGI

Lindungi, Hemat, dan Olah Air ................................. 14

RAPAT KERJA BPPT 2016

Dengan Organisasi Baru Kita Tingkatkan Inovasi dan Layanan Teknologi ................................................... 16

MENJAWAB TANTANGAN Teknologi Informasi, Energi, dan Material ........... 20

KABAR STP

Techno Park Kab. Pelalawan .................................. 24

KEGIATAN

Kerja Sama BPPT Dengan Cina, Hilirisasi Bioindustri di Indonesia ........................................................... 26

BPPT-BPS Teken MoU Pendekatan Kerangka Sampel Area Untuk Estimasi Luasan Padi .......................... 27

BPPT Kembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Untuk Kepulauan ........................................... 28

BPPT dan Jepang Temukan Teknologi Pemanfaatan Energi Biomassa Bahan Bakar cair dan Gas ......... 29

Perkuat Data Pengamatan Laut, BPPT dan NOAA Lakukan Kerja Sama ................................................ 30

BPPT Siap Uji Emisi Motor Gede 250 - 2000 CC ... 31 BPPT Mampu Berkontribusi Dalam Mendorong

Hilirisasi dan Kandungan Lokal ............................. 32 Dengan Semangat Revolusi Mental, Kita Tingkatkan

Layanan Prima BPPT .............................................. 33 Di Hadapan Wapres, Kepala BPPT : Kami Mampu

Tingkatkan Pemanfaatan Energi Panas Bumi Nasional .................................................................. 34

Berita Gambar

Bingkai Kegiatan ..................................................... 35

26

16

Liputan khusus

DILEMA SAMPAH PERKOTAAN

kabar

stp

RAPAT KERJA BPPT TAHUN 2016

LIPUTAN KHUSUS dilema sampah perkotaan

1 Sampah dikumpulkan di tempat penampungan

2 Kemudian sampah diangkut menggunakan crane dan

dimasukkan ke insinerator

3 Sampah yang terbakar memanaskan air, dan

menghasilkan uap air

4 Hasil pembakaran kemudian disaring sebelum keluar

melalui cerobong asap

5 Uap air menggerakkan turbin menghasilkan

energi listrik sebesar

14 - 30 MW

6 Sisa abu hasil pembakaran dibuang dan di tampung di

Gambaran singkat pola kerja thermal incinerator

P residen RI Joko Widodo beberapa

waktu lalu dalam rapat kabinet terbatas menekankan untuk segera menanggulangi masalah sampah di kota- kota besar, Ia meminta agar sampah bisa

dikelola dengan baik menjadi sumber listrik, namun yang paling penting agar sampah bisa hilang dari kota besar di Indonesia.

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Unggul Priyanto menuturkan bahwa teknologi pengolahan sampah ada beberapa macam. Namun menurutnya, yang paling tepat diterapkan di daerah perkotaan, misalkan DKI Jakarta adalah teknologi thermal Incenerator.

“Dengan teknologi ini, sampah yang ada akan mampu dihilangkan dalam waktu yang cepat dan dalam jumlah yang banyak. Hasilnya pun sangat bagus. 90 persen sampah akan hilang. Teknologi ini akan memilah dulu sampah yang ada, sampah seperti kaleng, gelas dan kaca secara otomatis akan dipisahkan. Sedangkan sisanya langsung dibakar habis. Hanya saja kita perlu memperhatikan emisi hasil pembakaran tersebut agar tidak mengganggu lingkungan,” kata Kepala BPPT dalam dialognya di tv swasta nasional.

Menyikapi persoalan sampah yang dapat diolah menjadi energi listrik, Ia memandang hal tersebut hanyalah bonus dari kegiatan pengolahan sampah. Dari 6500 ton sampah DKI Jakarta, hanya mampu

menghasilkan listrik maksimal 30 MW (Mega Watt). Nilai tersebut menurut Unggul, sangatlah kecil dibandingkan dengan sumber-sumber energi lain, misalnya dari PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap).

“Yang terpenting adalah menghilangkan permasalahan sampah, khususnya di kota besar, secara cepat dan masif. Sedangkan listrik yang didapat, itu hanya sampingan. Faktor kesadaran serta kerjasama yang baik antara masyarakat dan pemerintah daerah juga perlu. Bila semua berjalan, saya yakin masalah sampah di perkotaan akan mampu terselesaikan,” lugasnya.

Lebih lanjut Ketua Tim Lingkungan BPPT Rudi Nugroho menguraikan bahwa teknologi pengolahan sampah dengan menggunakan proses thermal Incenerator dipandang mampu mengurai 1000 ton sampah per hari hanya dalam waktu satu hingga

dua jam saja, meminimalisir bau dari sampah, serta mampu mengkonversi hampir 70% panas yang dihasilkan menjadi energi listrik. Energi yang dihasilkan dari teknologi proses thermal Incenerator hanyalah 30 KWh per ton, nilai tersebut relatif kecil dan tidak bisa dibandingkan langsung dengan pembangkit listrik berbahan bakar lainnya, seperti batu bara dan minyak.

“Namun perlu diingat, fokus kita adalah memusnahkan sampah dalam jumlah masif (darurat sampah) di kota besar Indonesia secara cepat, dan teknologi yang paling tepat saat ini adalah thermal incenerator. Listrik itu bonusnya,” cetus Rudi.

BPPT, sebut Rudi mendukung kebijakan Presiden RI terkait pemanfaatan sampah menjadi listrik, dan siap mendampingi pemerintah, baik itu pemerintah pusat maupun daerah dalam memberi rekomendasi dan mengaplikasikan teknologi pengolahan sampah yang tepat sesuai karakter di daerah masing-masing.

MUSNAH SAMPAH ALA BPPT

BPPT sebagai badan pengkaji terap teknologi memandang teknologi yang paling tepat saat ini untuk mengatasi masalah sampah di kota besar Indonesia (darurat sampah) adalah dengan menggunakan teknologi proses thermal Incenerator, yang secara prinsip mampu mengurangi timbunan sampah dalam jumlah besar dan cepat.

THERMAL

LIPUTAN KHUSUS dilema sampah perkotaan

Kegiatan komposting, mulai dari proses memilah sampah, pencacahan sampah daun, pembusukan, hingga pengemasan kompos dilakukan di satu tempat terpadu dalam lingkungan perkantoran BPPT

SISTEM PENGOLAHAN SAMPAH Perlu diketahui bahwa saat ini terdapat beberapa

sistem pemanfaataan sampah menjadi energi yaitu proses bio dengan digester anaerobik atau pemanenan gas TPA (landfill) yang menghasilkan biogas yang juga dapat dimanfaatkan jadi energi listrik. Selanjutnya adalah proses thermal, yang terdiri dari tiga jenis yaitu combustion (insinerasi), gasifikasi dan pyrolisis yang energi panasnya dapat dimanfaatkan menjadi energi listrik. Rudi menuturkan bahwa kedua proses ini tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan masing- masing.

“Akar permasalahan darurat sampah adalah meniadakan timbunan sampah dalam jangka waktu yang singkat, tentu proses bio dengan digester anaerobik atau pemanenan gas TPA (landfill) kurang efektif dan efisien karena masih menyisakan timbunan masa sampah dalam jumlah besar dan dalam jangka waktu yang panjang. Teknologi ini sudah dilakukan di beberapa TPA, yaitu antara lain di TPA Bantar Gebang (Bekasi), TPA Sukawinatan (Palembang), dan TPA Suwung (Denpasar) dengan cara memanen gas TPA,” ungkapnya.

Oleh karena itu sambungnya, dalam menyelesaikan permasalahan persampahan kota-kota besar di Indonesia, mau tidak mau harus menggunakan teknologi proses termal yang secara prinsip dapat meniadakan/mengurangi masa timbunan sampah

Rudi menambahkan, khusus untuk sampah yang bisa didaur ulang seperti sampah daun dan ranting, BPPT sudah mampu mengolah hingga menjadi kompos, langsung di lokasi parkiran BPPT tempat alat pengolahan sampah berada. “Tahap pertama kami masukan sampah daun dan ranting ke alat cacah. Selanjutnya kami tampung ke dalam kotak- kotak hingga enam minggu untuk dapatkan hasil kompos terbaik,” ucapnya.

Dirinya memandang, apabila semua perkantoran memiliki alat seperti BPPT, akan sangat membantu TPA dalam mengurangi beban sampah yang ada. Bahkan hingga saat ini, Ia yakin hanya BPPT yang sudah menerapkan sistem pengolahan sampah, mulai dari pemilahan hingga menjadi kompos.

“Yang diutamakan dalam pengelolaan sampah adalah 3R, Reduce, Reuse dan Recycle. Biasanya perkantoran hanya memilah sampah saja. BPPT sudah sampai pada tahap pengolahan menjadi kompos, langsung dilokasi kantor,” pungkas Rudi.

TATA KELOLA SAMPAH PLASTIK, PENTING! Terkait isu plastik yang banyak digunakan untuk

kemasan yang akhirnya menumpuk menjadi sampah, BPPT melalui Kepala Manajer Pengujian Balai Teknologi Polimer, Syuhada menjelaskan bahwa plastik perlu di daur ulang penggunaannya agar tidak menumpuk menjadi sampah.

dalam jumlah besar dan cepat. “Perlu proses thermal, supaya timbunan limbah padat (sampah) dalam jumlah besar melalui proses thermal (panas) dapat diubah menjadi panas yang kemudian dikonversikan menjadi energi dalam bentuk energi listrik,” jelasnya.

Perlu diketahui, dari data yang dirangkum BPPT, Jakarta bisa menghasilkan sampah 6.500 ton sehari. Bisa dihitung, dari jumlah penduduk Jakarta dikalkulasikan satu orang menghasilkan sampah 0,6 kilogram per hari. “Oleh karena itu yang terbaik adalah dengan cara thermal, karena yang menjadi prioritas utama adalah cara memusnahkan sampah, bukan menghasilkan listrik lebih banyak,” jelasnya.

OLAH SAMPAH PERKANTORAN, BPPT GUNAKAN TEKNIK KOMPOSTING

BPPT sebagai badan pengkaji terap teknologi pemerintah, sejak Tahun 2011 telah memiliki tempat pengolahan sampah terpadu. Digunakan untuk mengelola sampah di lingkungan perkantoran.

“Disini kami coba memilah sampah-sampah yang terkumpul, dimulai dari sampah yang laku dijual dan tidak dijual. Untuk yang tidak laku dijual, kami langsung kirimkan ke TPA (Tempat Pengolahan Akhir). Bahkan dari proses awal kita sudah mampu mengurangi sampah yang dikirim ke TPA hingga 50 persen,” kata Rudi Nugroho, Ketua Tim Lingkungan BPPT.

“Plastik juga fleksibel dan sangat beragam bisa kita buat dari material plastik. Mulai dari yang sederhana sampai dengan yang membutuhkan teknologi tertentu dengan karakterisasi dan sertifikasi yang khusus,” tuturnya kala diwawancarai di Balai Teknologi Polimer, Puspiptek.

Menurutnya, bahan baku untuk plastik itu menggunakan 1,5% dari frutoil atau minyak mentah yang ada di bumi, lalu kelebihan lain yaitu adalah penggunaan energi pada saat memproduksi. Plastik sederhana tambahnya, memang kalau dilihat penggunaan dari berbagai macam sektor industri yang menggunakan material plastik, dari elektronik dan konstruksi mengambil porsi yang paling besar untuk saat ini.

“Bisa sampai 70% sementara kemasan ini merupakan produk plastik yang pemakaiannya short time. Setelah kemasan dibuka, biasanya plastik penutup itu langsung dibuang. Demikian permasalahannya, lalu menumpuk pada saat pengelolaan sampahnya. Hal itu yang menimbulkan masalah. Oleh karena itu butuh pengelolaan sampah plastik yang lebih terpadu,” pungkasnya.

kajian TEKNOLOGI TEKNOLOGI INDUSTRI RANCANG BANGUN dan REKAYASA

KERETA Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Industri Negara (BUMN) untuk bersama-sama mempelajari

adan Pengkajian dan Penerapan

Walau hingga saat ini pemerintah belum

Teknologi (BPPT) mendukung penuh

mengumumkan secara resmi jenis kereta api cepat

program Kereta Api Cepat Jakarta-

apa yang akan dipakai, Barman Tambunan, Direktur

Bandung yang telah diresmikan Presiden

Pusat Teknologi Industri Permesinan (PTIP) BPPT,

Joko Widodo beberapa waktu lalu.

mengharapkan pemerintah akan menggandeng

CEPAT

BPPT, Universitas dan semua Badan Usaha Milik

Rancang Bangun dan Rekayasa, Erzi Agson

teknologi dan mengembangkannya sendiri.

Gani menyampaikan memang sudah saatnya pemerintah menunjukkan keberpihakannya kepada

“BUMN seperti PT INTI, PT LEN dan PINDAD perlu

moda transportasi massal tersebut. Terlebih lagi

dilibatkan untuk memperkuat industri dalam

menurutnya, kereta api hingga saat ini belum

negeri. Selain itu, pemilihan teknologi atau clearing

dijadikan moda transportasi utama di Indonesia.

house technology harus dikedepankan. Karena

MOMENTUM api. Jangan kita banding-bandingkan dengan

dengan begitu kita akan mampu melihat teknologi

“Kita harus ciptakan pasar tersendiri bagi kereta

apa yang cocok dan sesuai dengan kondisi negara

KEBANGKITAN khususnya di sektor pengiriman logistik atau

kita,” urainya.

moda transportasi lain seperti pesawat. Kereta api menurut saya sangat mempunyai peran penting

INDUSTRI Terkait kereta api cepat yang sedianya akan

barang,” papar Erzi ketika ditemui di ruang kerjanya.

Kereta Api

NASIONAL (PTSPT) BPPT, Rizqon Fajar mengatakan bahwa hal

didatangkan dari Negara Cina, Direktur Pusat

Teknologi Sistem dan Prasarana Transportasi

Mempunyai

tersebut harus dijadikan momentum bagi Indonesia untuk mengembangkan industri kereta api dalam negeri.

Peran Penting

Khususnya di Sektor

Untuk kereta cepat buatan Cina ini, sambung

Rizqon, kita mestinya tidak hanya mendatangkan, tapi juga mensyaratkan Cina untuk melakukan transfer teknologi. Dengan begitu akhirnya kita

Pengiriman Logistik

mampu menguasai dan mengembangkan teknologi perkeretaapian sendiri. “Cina pun awalnya

atau Barang

melakukan hal tersebut, hingga akhirnya mampu membuat kereta sendiri,” terangnya.

ERZI AGSON GANI

Hal serupa juga disampaikan Kepala Balai Besar Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika

dan Aeroakustika (BBTA3) BPPT, Fariduzzaman. Menurutnya selain transfer teknologi, Indonesia

Deputi TIRBR

juga perlu mendapatkan hak untuk melakukan desain ulang dari teknologi tersebut. Karena dari hak tersebut, Indonesia akan mempunyai kesempatan untuk menciptakan desainnya sendiri dan pada akhirnya akan mendapatkan paten.

“Kereta Maglev (Magnetic Levitation) contohnya. Awalnya Cina mendapat teknologi dari Perancis. Namun berkat hak untuk mendesain ulang, mereka mampu mengembangkannya lebih baik lagi. Bahkan Maglev di Cina merupakan kereta api tercepat didunia, 380 km/jam,” paparnya.

kajian TEKNOLOGI TEKNOLOGI INDUSTRI RANCANG BANGUN dan REKAYASA

Rel Magnetik

BAGAIMANA KERETA MAGLEV BEROPERASI?

COILS

SISTEM LEVITASI

SISTEM PENGGERAK

Dipasang di kedua sisi dinding rel magnetik

Magnet yang tertanam pada dinding menciptakan aliran listrik pada coils dan mengubah menjadi elektromagnetis.

Proses ini menimbulkan daya tarik dan dorong yang mengangkat kereta dan membuatnya melayang pada ketinggian tertentu

Kereta digerakkan oleh daya tarik dan dorong yang dihasilkan ketika polaritas magnet berubah dengan cepat dan teratur sepanjang rel kereta.

Secara bergantian menarik dan menolak magnet yang ada di badan kereta

Kereta Maglev, sesuai dengan

namanya, membutuhkan medan magnet yang besar untuk

mengangkat badan kereta.

Magnet akan bekerja bila DITOPANG OLEH ALIRAN LISTRIK YANG SANGAT BESAR DAN STABIL.

ITU YANG HARUS DIPERHATIKAN

Kami siap jika ditunjuk untuk melaksanakan pengujian rancang bangun kereta api cepat.

KAMI PUNYA FASILITAS UJI TERLENGKAP SE-ASIA UNTUK TES KELAYAKAN KERETA API TERMASUK KERETA CEPAT

Kita mestinya tidak hanya mendatangkan, tapi juga MENSYARATKAN CINA UNTUK MELAKUKAN TRANSFER TEKNOLOGI.

Dengan begitu akhirnya kita mampu menguasai dan mengembangkan teknologi perkeretaapian sendiri

FARIDUZZAMAN

Kepala BBTA3

BARMANTAMBUNAN

Dir. PTIP

RIZQON FAJAR

Direktur PTSPT

BPPT BERI REKOMENDASI REL LEBIH LEBAR Lebih lanjut Plt. Kepala Balai Besar Teknologi

Kekuatan Struktur (B2TKS) Barman Tambunan menyebut pentingnya uji rancang bangun dan performa dari seluruh aspek kereta api cepat tersebut. “Kami siap jika ditunjuk untuk melaksanakan pengujian rancang bangun kereta api cepat. Kami punya fasilitas uji yang lengkap untuk tes kelayakan kereta api cepat. Namun hingga kini kami belum dilibatkan,” ungkap Barman kala ditemui di fasilitas uji B2TKS BPPT, Puspiptek.

Pihaknya kemudian merekomendasi untuk kereta cepat nantinya tentu membutuhkan rel yang lebih lebar. Hal ini penting karena kereta yang melaju dengan kecepatan mencapai 350 km/jam butuh lintasan yang lebih lebar agar lebih stabil.

Dirinya juga berharap kedepan manufaktur komponen dan pengujian kereta cepat juga dapat dilaksanakan di Indonesia. “Kita ingin membangun teknologi yang proven untuk industri dalam negeri.

“Satu rangkaian ada 6 gerbong kereta yang terdiri dari kereta penumpang ac, non ac, kereta barang, bagasi, dan lainnya. Itu semua telah kami uji selama dua bulan. Alhamdulillah hasil uji nya layak,” kata Anwar.

Dirinya juga menuturkan bahwa BPPT lah satu- satunya lembaga yang memiliki fasilitas uji kereta api ini. “Fasilitas kami ini paling lengkap bahkan di tingkat Asia Tenggara,” tukasnya.

KERETA MAGLEV Apabila jenis kereta cepat yang nanti dipakai di

Indonesia adalah kereta Maglev (MAGnetically LEVitated trains), Kepala Balai Besar Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika dan Aeroakustika (BBTA3) BPPT, Fariduzzaman menjelaskan ada beberapa faktor yang mesti dipersiapkan secara seksama.

Bahkan meningkatkan penggunaan bahan baku lokal,” ujarnya.

Barman juga meyakini apabila industri lokal melihat demand komponen kereta api bermunculan, tentu industri mau berinvestasi. Selain iu dia juga melihat pentingnya pihak terkait untuk menciptakan standar nasional Indonesia atau minimal ada uji kelayakan untuk kereta api manapun yang digunakan di Indonesia. “Kami siap jika ditunjuk untuk menjadi pihak yang menguji kelayakan kereta api,” pungkasnya.

Sebagai informasi sebelumnya BPPT melalui B2TKS juga telah terlibat dalam uji rancang bangun pembuatan kereta api yang akan di ekspor oleh PT INKA (Industri Nasional Kereta Api) ke Negara Bangladesh.

Chief Engineer Program Uji Struktur Kereta dan Komponen B2TKS BPPT, Anwar menyebut telah menyelesaikan uji rancang bangun untuk rangkaian kereta api yang akan diekspor PT INKA tersebut.

“Kereta Maglev, sesuai dengan namanya, membutuhkan medan magnet yang besar untuk mengangkat badan kereta. Magnet akan bekerja bila ditopang oleh aliran listrik yang sangat besar dan stabil. Itu yang harus diperhatikan,” kata Fariduzzaman.

Sebagai informasi, kereta cepat membutuhkan rel dengan lebar 1435 mm, berbeda dengan rel yang ada di Indonesia yang hanya 1067 mm atau disebut rel sempit. Untuk akselerasi dan deselerasi, kereta api cepat membutuhkan jarak empat meter diawal dan diakhir. Jadi misalkan jarak Jakarta - Karawang adalah 30km, maka 22km perjalanan akan ditempuh pada kecepatan maksimal. “Atau hanya butuh dua menitan untuk sampai ke Karawang,” pungkas Fariduzzaman.

TERAPAN TEKNOLOGI TEKNOLOGI LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN

H ari Air Sedunia atau World Water Day yang jatuh pada 22 Maret

ini mesti mengingatkan kita di Indonesia bahwa sumberdaya air sangatlah penting bagi kita semua.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melalui Pusat Teknologi Lingkungan (PTL-BPPT) mengajak masyarakat untuk memperlakukan air secara bijak. Direktur PTL BPPT, Rudi Nugroho mengatakan bahwa sumberdaya air harus dijaga agar keberlangsungannya terjamin. “Semua lapisan masyarakat harus lindungi sumber air, hemat air dan olah air,” ungkapnya.

Menurut Rudi terkait pengelolaan sumberdaya air di Indonesia, yang perlu ditekankan adalah bagaimana mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas dan kuantitas air. “Dari sisi kuantitas kita perlu menahan aliran air saat musim hujan dan memanennya saat musim kemarau. Ini salah satu upaya untuk memperkecil resiko banjir,” katanya. Sementara untuk menjaga kualitas air dia menegaskan agar semua pihak menghindari membuang air yang tercemar ke sungai. “Semua aktifitas yang menghasilkan air limbah, harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang. Baik itu rumah tangga, perkantoran, maupun industri,” ujarnya.

Rudi juga menuturkan BPPT telah mengkaji terap berbagai teknologi pengolahan air. Dari mulai teknologi sederhana tanpa listrik sampai yang mutakhir dengan menggunakan membran. “Dari mulai air baku air sungai air tanah, air gambut, air laut, air hujan bahkan air tercemar dapat diolah menjadi air bersih yang siap dikonsumsi oleh masyarakat,” paparnya.

LINDUNGI, HEMAT, DAN OLAH AIR

22 MARET HARI AIR SEDUNIA

Kualitas Air Tanah Nasional Cenderung Rendah, BPPT Beri Solusi Ketersediaan Air Layak Minum

Rudi lebih lanjut mengingatkan juga pentingnya air sebagai kebutuhan air minum. Sebagai Ketua Tim Air Bersih dan Sanitasi BPPT, dia juga menyebut permasalahan yang sering dijumpai adalah kualitas air tanah maupun air sungai yang digunakan masyarakat kurang memenuhi syarat sebagai air minum yang sehat. “Bahkan di beberapa tempat tidak layak untuk diminum,” sebutnya.

Untuk mengatasi masalah tersebut, BPPT sebut Rudi, telah mengkaji terap Teknologi Biofiltrasi dan Teknologi Ultrafiltrasi. Kedua teknologi yang dihasilkan oleh Pusat Teknologi Lingkungan BPPT tersebut diyakini Rudi dapat meningkatkan kualitas air baku yang tercemar limbah domestik, untuk selanjutnya diolah menjadi air siap minum. Teknologi ini diharapkan dapat menjadi solusi permasalahan ketersediaan air minum yang layak dan bersih di Indonesia.

“Kedepan kami akan melakukan kaji terap terkait restorasi sungai dan perbaikan kualitas air danau. Sehingga kualitasnya meningkat dan dapat digunakan sebagai sumber air baku untuk kebutuhan air minum yang layak,” tuturnya.

Air minum jelasnya, merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus tercukupi. Dalam Millenium Developments Goals (MDGs) yang berakhir di September 2015, tingkat pemenuhan kebutuhan air minum untuk perdesaan masih di bawah yang ditargetkan yakni 68,8%.

Target universal access atau akses 100% terhadap sumber air minum yang aman lanjutnya, bukanlah hal mudah yang bisa dicapai. Kendala utama yang dihadapi adalah kualitas air baku yang semakin menurun karena beban pencemaran yang semakin tinggi. “Secara jumlah, sering kali kita menghadapi kekurangan air baku terutama pada musim kemarau, sementara di musim hujan kita menghadapi masalah banjir,” paparnya.

Institusi penyedia Air Minum atau PDAM tutur Rudi, juga memiliki berbagai kendala. Banyak PDAM harus menanggung harga produksi yang lebih tinggi daripada tarif atau harga air dari masyarakat. Masalah berikutnya adalah tingkat kebocoran yang masih cukup tinggi yakni rata-rata 33%. Selain itu sambungnya, masih banyak masyarakat yang tidak terjangkau oleh sistem perpipaan PDAM yang tinggal di daerah pesisir maupun pelosok yang kualitas air bakunya kurang memadahi seperti gambut atau bahkan payau/asin.

“Untuk mengatasi hal tersebut, perlu lompatan besar dan sinergi yang kuat semua pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, pihak swasta, maupun masyarakat untuk memberikan solusi konkrit,” ujarnya.

Rudi juga mengungkapkan bahwa BPPT terus mengembangkan berbagai teknologi untuk memberikan solusi peningkatan akses air minum. “Selain teknologi Biofiltrasi dan Ultrafiltrasi untuk perbaikan kualitas air baku PDAM, BPPT juga mengkaji terap teknologi online monitoring untuk pengendalian pencemaran air baku, teknologi daur ulang air limbah

APA YANG AKAN KAMU LAKUKAN UNTUK untuk substitusi kebutuhan air bersih, serta teknologi pengolahan air MEMBUAT SEBUAH PERUBAHAN BAGI BUMI KITA?

RAPAT KERJA BPPT 2016

KEPALA BPPT:

MONEY

PROGRAM BPPT HARUS IKUTI ARAHAN PRESIDEN, SIGNIFIKAN & BERMANFAAT

FOLLOW

PROGRAM

JANGAN ADA

DUSTA

DIANTARA

KITA UNGGUL PRIYANTO

KEPALA BPPT

RAPAT KERJA BPPT 2016

Peserta Rapat Kerja BPPT 2016, Dengan Organisasi Baru Kita Tingkatkan Inovasi dan Layanan Teknologi

B menyebut bahwa Program dan Kegiatan BPPT Misal dalam teknologi untuk bidang farmasi,

adan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

sesuai dengan kebijakan nasional ya nanti saja

tidak dikenal dan tidak dianggap penting ya jangan

dalam sambutan pada acara Pembukaan Rapat

(BPPT) adakan Rapat Kerja 2016 (Raker

dilaksanakannya,” ungkap Unggul.

terlalu berkegiatan secara individu. Saya minta unit

Kerja BPPT 2016, di Savoy Homann, Rabu (24/02).

2016). Kepala BPPT, Unggul Priyanto

kerja harus lebih membawa nama BPPT. Biar orang

tahu eksistensi BPPT,” pungkas Unggul.

Ia menerangkan, bahwa kata Pengkajian

harus mengikuti arahan Presiden. “Money follow

lanjut Unggul, kita analisa apa permasalahan di

berarti mengumpulkan semua informasi baru,

program. Jangan ada dusta di antara kita,” tegas

Indonesia serta apa kebutuhan industri farmasi

Tingkatkan Layanan Teknologi, Unit Kerja Harus

dan menginformasikan kepada masyarakat.

Unggul saat membuka Raker BPPT, di Hotel Savoy

nasional. “Kita lihat masalah nasional, kasih solusi

Hasilkan Inovasi Jangan Hanya Invensi

“Dalam hal pengkajian teknologi, BPPT bertugas

Homann, Bandung

teknologi. Lihat kebutuhannya dan kita sesuaikan.

mengumpulkan semua informasi terkait teknologi

yang ada di dalam negeri dan teknologi yang akan Terkait hal tersebut, Unggul menuturkan bahwa

Refokusing 2017 harus ikut arahan Presiden. Hasil

BPPT tengah memantapkan perannya dalam bidang

masuk ke Indonesia, lalu disesuaikan agar bisa Presiden meminta agar seluruh instansi pemerintah

harus lebih jelas dan lebih signifikan,” paparnya

pengkajian teknologi di Indonesia. Hal tersebut

ditengarai dengan aktifnya BPPT memberikan diterapkan di Indonesia,” jelas Unggul. menggunakan anggarannya untuk mendukung Selain itu, Kepala BPPT menyoroti kurangnya

masukan-masukan dalam Undang-undang Iptek

program prioritas nasional.

kegiatan BPPT yang dikabarkan di media nasional.

(Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang tengah

Development, tambah Unggul, adalah salah satu

turunan dari pengkajian (assesment). Karenanya, Ia Untuk mendukung kebijakan Presiden itu, salah

Untuk itu Unggul meminta semua unit kerja agar

digodok.

meminta agar unit kerja terus lakukan development satu materi Raker BPPT kali ini adalah Refokusing

berkegiatan dengan membawa nama besar BPPT.

yang ujungnya adalah inovasi. “Contohnya program dan kegiatan. “Terkait refokusing program

“Dalam Undang-undang (UU) baru Iptek yang

e-ktp, yang didalamnya tidak hanya ada invensi dan kegiatan kita harus lihat apa pentingnya,

“Mungkin kegiatan yang kita lakukan dianggap

sedang dibahas saat ini, BPPT mengusulkan kata

(penemuan) tapi juga terkandung inovasi karena apa perlu dilaksanakan sekarang, kalau tidak televisi, dan kurang diketahui orang. Kalau BPPT

tidak penting oleh yang lain, jarang masuk koran,

Pengkajian secara jelas masuk dalam ranah UU

tersebut,” ucap Kepala BPPT, Unggul Priyanto

membawa manfaat yang sangat besar”.

MENJAWAB TANTANGAN TEKNOLOGI INFORMASI, ENERGI, DAN MATERIAL

B ergerak cepat memenuhi arahan Presiden

RI Joko Widodo, Kedeputian Teknologi Informasi Energi Dan Material (TIEM) BPPT

menggelar Rapat Kerja (Raker) 2016 untuk mencari solusi teknologi akan program prioritas nasional. Deputi Kepala BPPT, Hammam Riza menyebut ada 6 (enam) kompetensi yang berada dibawah kedeputiannya yakni; Teknologi Informasi dan Komunikasi, Elektronika, Kelistrikan, Bahan Bakar, Industri Kimia, dan Material.

“Tiap bidang dalam Kedeputian TIEM, punya isu yang terkait program prioritas nasional. Karenanya saya meminta kepada seluruh personil TIEM untuk bersama meningkatkan eksistensi BPPT, yakni dengan membangun daya saing industri dan kemandirian bangsa melalui enam bidang kompetensi teknologi tadi. Misal yang menjadi program nasional kedaulatan energi, unit kerja yang berkompeten, harus menghasilkan inovasi untuk daulat energi nasional,” tegasnya saat membuka Raker (08/3).

Lebih jauh dirinya mengatakan, Presiden juga memberikan mandat kepada setiap kementerian dan lembaga untuk membuat terobosan agar pembangunan lebih cepat dan dirasakan rakyat. Hal ini dimaksud agar dalam setiap rencana kerja pemerintah yang disusun, harus dapat mempercepat pembangunan infrastruktur untuk memperkuat pondasi pembangunan yang berkualitas.

“Kedeputian TIEM harus bisa memberikan solusi teknologi dan impact besar kepada bangsa. Contohnya jika sasaran pembangunan di 2017 adalah pembangunan kesehatan, perumahan dan pemukiman, maka kita memiliki inovasi rumah polimer. Kita juga memiliki ADS-B (Automatic Dependent Surveillance-Broadcast), sebuah teknologi yang mampu mendeteksi penerbangan pesawat sipil, sangat bermanfaat dalam meningkatkan keselamatan pengguna pesawat. Untuk membangun desa dan kota, kita mengembangkan sistem pemerintahan terintegrasi berbasis TIK sebagai backbone sistem pemilihan secara elektronik atau e-voting,” papar Hammam.

Ia menilai, pelaksanakan program di BPPT harus mempunyai nilai baru. Perubahan mindset, imbuhnya, akan memberikan diferensiasi dan keunikan terhadap solusi teknologi bangsa. “BPPT punya landasan kuat dalam memperkuat program nasional. Saya yakin, BPPT akan memberikan nilai baru dalam menangani isu nasional. Live and don’t let die,” tegas Hammam.

TEKNOLOGI ENERGI UNTUK BAHAN BAKAR

Biodiesel nir Katalis, Substitusi Solar Dengan Harga Lebih Kompetitif

Sebagai unit kerja di lingkungan TIEM BPPT, Balai Teknologi Bahan Bakar dan Rekayasa Disain tengah mengkaji terap teknologi produksi biodiesel nir-katalis. Inovasi tersebut, ungkap Kepala Balai Teknologi Bahan bakar dan Rekayasa Disain, Edi Hilmawan bertujuan untuk mendukung pemerintah menyediakan biodiesel sebagai substitusi solar dengan harga yang lebih kompetitif.

“Inovasi teknologi produksi biodiesel nir katalis ini mampu mengolah bahan baku minyak jelantah dan PFAD (Palm Fatty Acid Distillate) dengan kualitas yang lebih beragam, mengurangi biaya investasi peralatan hingga 50% dan menurunkan biaya produksi hingga 30%,” papar Edi.

Hingga kini lanjut Edi, kaji terap biodiesel nir katalis ini telah mencapai tahap demo plant dengan kapasitas sekitar 1000 liter per hari dan siap dikembangkan menjadi kapasitas yang lebih besar sampai dengan 50 kL per hari. Inovasi ini katanya, dapat digunakan oleh industri yang ingin membangun pabrik biodiesel baru, mengembangkan kapasitas produksinya juga untuk peningkatan efisiensi proses produksinya.

“Kami mengharapkan teknologi ini dapat dijadikan sebagai standard proses produksi biodiesel ke depan untuk mengolah jelantah sebanyak 500.000 ton/tahun serta 500.000 ton/tahun PFAD menjadi high Quality Biodiesel dengan harga yang kompetitif,” tukasnya.

TEKNOLOGI MATERIAL

Rekayasa Teknologi Material, Dukungan Nyata Bagi Industri Nasional

Pusat Teknologi Material (PTM-BPPT) tengah mengkaji terap inovasi terkait ketersediaan dan kualitas bahan baku industri dalam negeri, untuk memperkuat struktur industri nasional

dan meningkatkan nilai tambah sumber daya lokal. Asep Riswoko, Direktur PTM BPPT, menyebutkan

salah satu inovasi yang saat ini sedang dikembangkan PTM adalah pemanfaatan ferronikel lokal sebagai bahan baku utama pembuatan produk implan. Diyakini, inovasi ini bermanfaat bagi tersedianya alat-alat kesehatan yang sangat dibutuhkan masyarakat.

“Hal ini akan mendorong industri dalam negeri untuk memproduksi produk alat kesehatan berbasis bahan baku lokal dengan biaya yang lebih efisien. Setelah memenuhi beberapa persyaratan ijin edar dari instansi terkait, produk yang dihasilkan pun dapat menggantikan produk impor yang selama ini dipakai,” terang Asep.

Hingga kini purwarupa hasil inovasi PTM telah melewati berbagai uji komponen dan uji biokompatibilitas. Saat ini juga, Asep menambahkan, prototip sudah mencapai tahap ujicoba produksi disalah satu perusahaan pengolah bahan logam. Jika persyaratan administrasi dan perizinan terpenuhi, industri lokal tengah menyiapkan untuk produksi masal.

“Kami juga banyak melakukan inovasi rekayasa material lainnya seperti hilirisasi karet alam, bahan komposit, pengolahan logam tanah jarang, dll yang tengah disasar untuk semakin mendorong peningkatan nilai tambah bahan baku lokal menjadi bahan industri yang dibutuhkan. Apabila rekayasa teknologi material ini didukung, tentunya akan memberi dampak nyata baik bagi dunia industri maupun bagi pertumbuhan ekonomi nasional,” tutup Asep.

DEPUTI TIEM BPPT: KITA SIAPKAN SOLUSI TEKNOLOGINYA

SUKSESKAN

PROGRAM NASIONAL

MENJAWAB TANTANGAN TEKNOLOGI INFORMASI, ENERGI, DAN MATERIAL

dengan nama telemedicine. Inovasi telemedicine Amankan Data Pemerintah, BPPT Siapkan Berbagai

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

yang akan memudahkan pengamanan data-data

TEKNOLOGI ELEKTRONIKA

dapat digunakan di Puskesmas atau fasilitas Langkah Jitu

pemerintahan maupun masyarakat dari kegiatan-

Pusat Teknologi Elektronika tengah mengkaji terap

kegiatan merugikan yang dilakukan pihak luar

inovasi konvergensi teknologi telekomunikasi dan

layanan kesehatan yang jauh dari akses dokter

negeri.

elektromedika, serta inovasi tekonologi navigasi

spesialis.

Mewujudkan layanan pemerintahan dan swasta

udara dan laut.

secara elektronik berbasis identifikasi elektronik,

Terkait sistem navigasi udara untuk memantau Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK)

“Kami berharap teknologi ini dapat digunakan

Direktur Pusat Teknologi Elektronika, Yudi pergerakan pesawat dan kendaraan di sekitar tengah mengkaji-terap berbagai inovasi. Direktur

secara nasional oleh pemerintah dan dioperasikan

Purwantoro menuturkan inovasi konvergensi bandara. Inovasi tenologi navigasi laut menciptakan PTIK BPPT, Michael A. Purwoadi, menjelaskan

oleh lembaga pemerintah yang berkompeten di

sistem navigasi untuk memantau pergerakan kapal, secara rinci langkah-langkah yang diambil unitnya

bidang infrastruktur TIK dan keamanan cyber.

telekomunikasi dan elektromedika bertujuan untuk

baik di tengah laut maupun di sekitar pelabuhan. dalam pengakselerasian program.

Dengan begitu maka kementerian teknis dapat fokus

menciptakan sistem diagnosa jarak jauh. Sistem

pada proses bisnis layanan publik yang menjadi

ini menggunakan alat kesehatan di Puskesmas

Keunggulan inovasi ini adalah menghasilkan “Tujuan tersebut dicapai melalui penggunaan dalam mengakses setiap layanan pemerintah,”

wewenangnya. Publik pun akan merasa tenang

yang dapat melakukan komunikasi multimedia

produk yang lebih terjangkau harganya tanpa teknologi internet, mobile communication dan pungkasnya.

dengan dokter spesialis yang ada di rumah sakit

mengorbankan kecanggihan karena menerapkan cloud computing serta pembangunan Otoritas

kota melalui internet, sistem yang sering disebut

teknologi terkini. Selain itu alat tersebut dirancang Sertifikat Dijital (Certificate Authority/CA) yang

menggunakan komponen yang mudah diperoleh

Ilustrasi Prosedur Sertifikat Dijital (Certificate Authortity / CA)

akan memberikan identifikasi elektronik bagi di pasaran, serta perangkat lunak berbasis setiap orang yang bertransaksi melalui internet.

terbuka, sehingga mudah dalam pemeliharaan. Identifikasi elektronik ini akan dapat digunakan

Dengan demikian sistem ini mendukung program dalam mengakses berbagai layanan pemerintahan,

nasional dalam meningkatkan akses kesehatan di layanan swasta. Bahkan identifikasi dapat juga

wilayah yang jauh dari perkotaan. Sistem navigasi digunakan dalam menjalankan hak demokrasinya

mendukung langsung terciptanya keselamatan dalam pemilihan umum melalui inovasi e-Voting

transportasi udara dan laut.

dan e-otentifikasi yang juga sedang diujicobakan ,” terang Purwoadi.

Hingga kini inovasi ini telah mencapai tahap pengembangan desain prototipe dan akan

Ia juga mengatakan, dalam pengembangannya dilanjutkan secara bertahap ke arah uji fungsi di nanti akan dilakukan pula inovasi di bidang cyber

lapangan dan laboratorium sebagai bagian dari security berupa security operation center yang

sertifikasi. Diharapkan kedua inovasi tersebut siap akan mengamankan data-data yang dipertukarkan

diaplikasikan mulai tahun 2018 setelah sertifikasi sekaligus mengamankan data center cloud

dan ada industri nasional yang melakukan computing maupun data center CA.

komersialisasi.

“Keamanan menggunakan internet mobile Sedangkan inovasi teknologi navigasi dapat communication terhadap adalah keharusan.

digunakan oleh Kementerian Perhubungan, Dengan terbangunnya sistem ini, kejahatan cyber

Halo,

Dear

AirNav Indonesia, Pengelola Bandara, Pengelola yang membahayakan pusat data akan terpatahkan,”

saya mau

Pengguna

melakukan

Ini Sertifikat

Pelabuhan, maupun pemilik kapal laut.

urainya. Digital anda

transaksi

elektronik,

untuk melakukan

transaksi

Harapan dari teknologi ini adalah adanya dukungan

ini data saya

Keunggulan dari inovasi yang dihasilkan adalah

dan keterlibatan dari Pemerintah pada aspek adanya kemandirian, ketunggalan dan kerunutan

elektronik

keberlanjutan program dan regulasi, serta industri dalam identifikasi elektronik yang diberikan

Server melakukan pengecekan data

nasional yang siap melakukan komersialisasi. kepada para aktor pengguna. Hal ini menurutnya

pengguna di database nasional

kemudian memberikan sertifikat yang

dikarenakan CA yang digunakan adalah CA-berinduk

hanya bisa digunakan untuk satu kali

Dok: RP-Vita

pada root-CA nasional yakni root-CA yang dibentuk transaksi elektronik oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Prototip robot telemedika, dimana robot ini mampu dikendalikan dari

Perangkat lunak berbasis cloud computing yang

jarak jauh menggunakan koneksi internet untuk mengunjungi pasien

dikembangkan juga dapat dikonfigurasi sesuai

di masing-masing ruangan.

dengan kondisi jaringan komunikasi di Indonesia

Layar utama berfungsi untuk komunikasi audio visual antara dokter

yang sangat bervariasi.

dengan pasien menggunakan sistem teleconference, maupun menampilkan gambar kondisi kesehatan maupun diagnosis dokter.

Dengan dibangunnya data center yang diamankan untuk cloud computing serta CA di Indonesia, Ia meyakini bahwa seluruh server data nantinya akan berada di Indonesia. Hal ini tentu saja

KABAR STP TECHNOPARK KAB. PELALAWAN

Kondisi Pembangunan

STT Pelalawan Pada Bulan November 2015

Walau bertubuh lebih kecil, jumlah daging SAPI BALI mampu mencapai 60% dari total berat tubuhnya

P embangunan Science Technology Park

(Techno Park) merupakan bagian dari program Nawa Cita Presiden RI Joko Widodo yang

menginginkan pembangunan ekonomi melalui ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Pembangunan kawasan Techno Park ini memiliki fungsi sebagai Center of Excellence, yaitu terbentuknya kerjasama antara dunia usaha, pemerintah dan perguruan tinggi, untuk memperkuat daya saing industri nasional.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mendapat mandat untuk melakukan pendampingan terhadap sembilan Science Techno Park Di Indonesia. Kepala BPPT Unggul Priyanto menuturkan bahwa adanya Techno Park dapat meningkatkan kegiatan ekonomi suatu daerah. “BPPT dalam hal ini memberikan pendampingan teknis serta tata cara pengelolaan potensi daerah,” ungkapnya dalam Kunjungan Kerja ke Kabupaten Pelalawan yang merupakan salah satu Techno Park yang didampingi BPPT, (17-18/03).

Kepala BPPT kemudian menyebut Pangkalan Kerinci sebagai ibukota Kabupaten Pelalawan, terus berkembang pesat dengan adanya berbagai macam industri olahan berteknologi canggih. “BPPT akan terus mensupport dan memberikan rekomendasi ke Pemkab Pelalawan,” tegasnya.

Sebagai informasi, Kepala BPPT beserta rombongan meninjau kawasan Techno Park yang juga didampingi Bupati Pelalawan HM. Harris. Tempat pertama yang dikunjungi adalah tempat pembibitan Kelapa Sawit, kemudian hutan alam yang merupakan jalan masuk ke kawasan Techno Park, dan terakhir pembangunan kampus Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan (ST2P).

Kepala BPPT dan rombongan juga mengunjungi RGE Technology Center (RTC) di kawasan Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP). RTC ini merupakan pusat riset pengembangan eukaliptus dan akasia terbesar dan terlengkap yang dikembangkan RAPP.

Pada kesempatan ini Unggul mengatakan agar RTC dapat bekerjasama dengan lembaga riset di Indonesia guna perkembangan ilmu pengetahuan. “Saya ingin fasilitas seperti RTC ini berkolaborasi dengan pemerintah. Agar pembangunan potensi lokal juga meningkat,” ujarnya.

Tidak Harus Impor, Peternak Sapi Lokal Mampu Penuhi Kebutuhan Dalam Negeri

Tidak hanya terfokus pada pendampingan program Technopark, BPPT juga melakukan sejumlah difusi teknologi pada beberapa kelompok masyarakat di Kabupaten Pelalawan. Salah satunya adalah Kelompok Ternak Karya Lestari di Kecamatan Kerumutan, Pelalawan.

Pada awalnya, Kelompok Ternak Karya Lestari yang dipunggawai oleh Beni, hanya memanfaatkan pelepah kelapa sawit bisa dijadikan pakan ternak sapi bali. Itupun dilakukan tidak berdasarkan riset, hanya berbasis informasi saja.

Menurut Kepala Program Difusi dan Aplikasi Teknologi BPPT, Maman Surachman, ada beberapa hal yang didifusikan Tim PTPP kepada Kelompok Ternak Kara Lestari ini. Pertama adalah Difusi Teknologi Pangan, kedua Difusi Teknologi Reproduksi dan Kesehatan Hewan.

“Kami coba terapkan apa yang kami sebut dengan istilah pakan komplit, yakni campuran dari bungkil, solid dan rumput. Hasilnya sangat memuaskan. Ternak dapat bertambah berat dari yang awalnya 0,2kg/hari menjadi 0,4-0,7kg/harinya,” ujar Maman

Maman menambahkan, memang secara pertumbuhan perhari, sapi bali kalah dengan sapi impor. Namun dari sisi reproduksi sapi bali lebih baik dari sapi impor. Demikian juga dengan jumlah daging yang terkandung. Walau terlihat besar, jumlah daging pada sapi impor ternyata hanya 40persen dari berat badannnya, sedangkan pada sapi bali mencapai 60persen.

Sementara itu, Kepala BPPT, Unggul Priyanto menilai walau Indonesia tidak punya banyak rumput, namun Indonesia menyimpan potensi kelapa sawit yang limbahnya bisa dimanfaatkan. BPPT juga telah mampu menghasilkan pakan yang bernutrisi tinggi. Disamping menambah berat tubuh, kesehatan dan reproduksi hewan ternak pun dapat terjaga dengan baik.

“Ada potensi besar bagi peternak sapi untuk menutupi sapi impor yang jumlahnya mencapai 3 juta lebih ekor sapi. Bahkan, kompos dari sapi mampu mengurangi 20persen biaya pemupukan kelapa sawit. BPPT berkomitmen untuk terus melakukan pendampingan. Tidak hanya disini, tapi disetiap kelompok ternak dimanapun,” tegas Unggul.

BPPT TERUS DAMPINGI PEMBANGUNAN TECHNOPARK KABUPATEN

PELALAWAN

KEGIATAN KEGIATAN

Kepala BPPT, Unggul Priyanto bersama dengan perwakilan pihak Qingdao Vland Biotech Co. Ltd., Chengang, usai menandatangani

MoU pengembangan teknologi bioindustri di Tiongkok

Kepala BPS Suryamin dan Kepala BPPT Unggul Priyanto berfoto bersama usai penandatanganan MoU di Kantor BPS, Jakarta.

D itengah pesatnya perkembangan bioteknologi

(bioindustri) di dunia internasional dengan berbagai alat dan teknologi yang mumpuni,

Indonesia tampaknya masih perlu banyak mengejar berbagai ketertinggalan. Dibandingkan dengan negara lain di Asia seperti India, Thailand dan China, fasilitas instrumentasi di Indonesia masih terbilang minim. Sedikitnya belanja riset serta kurangnya dukungan kebijakan, menjadi salah satu faktor penyebab tersendatnya pengembangan bioindustri di negara ini

Dalam rangka meningkatkan penguasaan bioteknologi dan mendukung pengembangan bioindustri di Indonesia, BPPT bersama Qingdao Vland Biotech Group Co.Ltd., sepakat melakukan penandatanganan nota kesepahaman tentang Biotechnology Innovation for Promoting Valuable Products.

“Kerjasama ini merupakan salah satu langkah bagi BPPT untuk menjadi pusat unggulan teknologi bioindustri di Indonesia. Inovasi dan layanan teknologi untuk kemajuan bioindustri Indonesia, akan segera terwujud. Saya yakin akan hal itu,” ucap Kepala BPPT usai melakukan penandatanganan di Gedung Qingdao Vland Biotech Group Co.Ltd, Tiongkok (02/3).

Sebagai informasi, Qingdao Vland Biotech Group Co.Ltd., adalah salah satu industri bioteknologi terbesar di China. Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Tiongkok, telah memiliki kerjasama bilateral dalam bidang Sains dan Teknologi sejak tahun 2011. Penandatangan nota kesepahaman antara BPPT dan Qingdao Vland Biotech Group Co.Ltd, akan segera ditindaklanjuti dengan kerjasama implementasi dalam bentuk Project Agreement dengan fokus transfer teknologi, training, join research dan pengembangan bisnis produk enzim dan biofertilizer di Indonesia dengan prinsip saling menguntungkan.

Deputi kepala BPPT Bidang TAB, Eniya Listyani Dewi, yang turut mendampingi Kepala BPPT menyatakan bahwa kerjasama ini sangatlah penting. “Walaupun antar kedua negara telah melakukan kerjasama bilateral sejak 2011, namun belum ada langkah- langkah konkrit untuk implementasinya sampai sekarang. Dengan adanya kolaborasi BPPT dan Vland Biotech, akan membantu bioindustri Indonesia untuk berjaya dan berdaya saing di pasar internasional”, ucapnya.

KERJASAMA DENGAN CHINA, BPPT PERCEPAT HILIRISASI BIOINDUSTRI DI INDONESIA

D i tengah turunnya tingkat kepercayaan

terhadap reliabilitas data sebagai masukan dalam pembangunan di sektor pertanian

terutama tanaman pangan, sudah menjadi kewajiban kita sebagai institusi pemerintah untuk meningkatkan kualitas data dalam rangka mendukung program ketahanan pangan nasional.

Adalah suatu kebanggaan bagi BPPT, bahwa pada hari ini dapat melaksanakan penandatangan nota kesepahaman bersama dengan Badan Pusat Statistik dalam rangka pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan kualitas dan reliabilitas data terutama untuk mendukung program ketahanan pangan,”demikian sambutan Kepala BPPT Unggul Priyanto saat acara Penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Serah Terima Sistem Kerangka Sampel Area dengan BPS, di kantor BPS, Jakarta. (9/2)

Menurut Kepala BPPT serah terima kali ini merupakan teknologi inventarisasi untuk estimasi dan peramalan luas tanaman padi terutama luas panen yang didasarkan pada kaidah-kaidah ilmiah yang disebut sebagai sistem pendekatan ‘Kerangka Sampel Area (KSA)’. Sistem tersebut merupakan intergrasi dari beberapa disiplin ilmu pengetahuan, terutama Statistika, pertanian, teknologi remote sensing (GIS), GPS dan teknologi informasi. “Saya berharap Sistem Kerangka Sampel Area ini dapat meningkatkan kecepatan dan ketepatan data dan informasi di bidang tanaman pangan pada khususnya dan bidang pertanian pada umumnya,” ungkap Unggul.

SementaraKepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin, menuturkan bahwa pada tahun 2015 BPS bekerjasama dengan BPPT telah menguji pendekatan Kerangka Sampel Area (KSA) untuk mengestimasi luas fase-fase tumbuh padi terutama luas panen di dua Kabupaten yaitu Indramayu dan Garut.

“Hasil evaluasi uji-kaji menyimpulkan, bahwa metodologi baru ini layak untuk diimplementasikan dalam skala Provinsi, Jawa, Luar Jawa dan Nasional. Pendekatan KSA adalah pendekatan statistik spasial berbasis pada penyampelan yang menggunakan area lahan sebagai unit enumerasi. Secara keseluruhan sistem KSA yang diimplementasikan untuk estimasi luasan padi merupakan integrasi beberapa disiplin ilmu pengetahuan, terutama ilmu statistik, pertanian, SIG (Sistem Informasi Geografi), remote sensing, GPS dan teknologi informasi,” ujarnya.

Suryamin kemudian mengharapkan agar hasil- hasil kajian teknologi dari BPPT dapat berperan dengan baik dalam proses pembangunan. “Karya BPPT harus mampumemacu lahirnya karya-karya Iptek yang inovatif sebagai pilar untuk memperkuat daya saing bangsa,” pungkasnya.

BPPT–BPS TEKEN MoU PENDEKATAN KERANGKA SAMPEL AREA UNTUK ESTIMASI LUASAN PADI

KEGIATAN KEGIATAN

Abraham Mose

Dirut PT Len Industri

Unggul Priyanto

Kepala BPPT

Hilmi Panigor

Dirut Medco Group

Sri Sultan Hamengkubuwono X

Gubernur DIY

MoU antara BPPT, PT Len

Industri, Medco Group,

dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dalam

pembangunan pembangkit

listrik tenaga surya 20 MW

Peserta seminar internasional Indonesia dan Jepang, SATREPS “Appropriate Technology For Biomass Derived Full Production”

B adan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

(BPPT) tengah mengkaji terap teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

(PLTPB) skala kecil untuk kawasan kepulauan Indonesia. Menurut Kepala BPPT, Unggul Priyanto, sebenarnya potensi panas bumi di banyak daerah, dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat setempat. “Alih-alih untuk memenuhi kebutuhan listrik dasar,” ungkapnya saat mengikuti Bali Clean Energy Forum 2016, Nusa Dua (11/02).

Energi panas bumi, kata Unggul, sayang jika tidak dimanfaatkan. Menurutnya, potensi geothermal bisa untuk menggantikan energi diesel yang banyak dipakai di pulau-pulau seperti di NTT, NTB atau di Maluku, yang selama ini dirasa kurang memadai.