AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

LAPORAN

AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

TAHUN 2016

D D D E E E P P P U U U T T T II I B B B II I D D D A A A N N N G G G T T T E E E K K K N N N O O O L L L O O O G G G II I A A A G G G R R R O O O II I N N N D D D U U U S S S T T T R R R II I

D D D A A A N N N B B B II I O O O T T T E E E K K K N N N O O O L L L O O O G G G II I BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang atas rahmat-Nya, Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi - BPPT dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Tingkat Unit Organisasi Eselon I periode tahun 2016.

Laporan Akuntabilitas Kinerja merupakan salah satu dari lima komponen dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP) yang berlaku dan diwajibkan kepada seluruh instansi pemerintah secara nasional baik untuk pemerintah Pusat (Kementerian dan Lembaga) maupun Daerah.

Kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja ini merupakan amanat pemerintah melalui Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, peraturan kementerian PAN dan RB No. 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan Kinerja Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi Tahun 2015 ini merupakan laporan kinerja Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi yang pertama dalam periode RPJMN 2015-2019, laporan ini merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban kepada BPPT atas pelaksanaan tugas pokok melalui program dan kegiatan yang ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi - BPPT Tahun 2016.

Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah meliputi pemahaman atas tanggungjawab pejabat/ penyelenggara negara sebagai berikut

RINGKASAN EKSEKUTIF

Dalam pelaksanaan Sistem AKIP BPPT pada Tahun 2016, Deputi Bidang TAB memperhatikan dan merujuk peraturan terkait sistem perencanaan pembangunan nasional (SPPN) dan sejumlah ketentuan / pedoman terkait Sistem AKIP khususnya ketentuan/ pedoman yang diatur oleh kementerian PAN dan RB.

Pada tahun Perjanjian Kinerja tahun 2016 Deputi Bidang TAB menetapkan 2 (dua) Sasaran Program, masing-masing Sasaran Program mempunyai 2 (dua) Indikator Kinerja. Dari hasil evaluasi atas capaian Kinerja dapat disampaikan bahwa semua target indikator kinerja dari kedua Sasaran Program tersebut tercapai 100 %.

Sasaran Program 1 (SP 1) yaitu Terwujudnya inovasi di bidang Agroteknologi dan Bioteknologi untuk mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa, dengan

2 (dua) Indikator Kinerja dan target sebagai berikut:

1. Jumlah Inovasi di bidang TAB yang dihasilkan dengan target 2 Inovasi, yang meliputi :

a) Paten Proses Produksi Enzim Xilanase, target 1 Buah; Diperolehnya paten Proses produksi Enzim Xilanase untuk aplikasi di industri

pulp dan kertas

b) Alih Teknologi Pemanfaatan agen hayati (biopeat), Target 1 Buah Alih Teknologi Produksi Mikrob Gambut (BioPeat) kepada PT. Riau Sakti

United Plantation

2. Jumlah Rekomendasi di bidang TAB yang dimanfaatkan dengan target 2, yang meliputi :

a) Buku outlook teknologi pangan, target 1 Buku Outlook

Buku Outlook Teknologi Pangan 2016 ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan acuan bagi instansi pemerintah, swasta, industri, akademisi dan masyarakat pada umumnya dalam pengembangan teknologi untuk mendukung diversifikasi pangan nasional jangka panjang

b) Buku outlook teknologi kesehatan, target 1 Buku Outlook Buku Outlook Teknologi Kesehatan yang dihasilkan diharapkan dapat menjadi

sumber informasi, acuan dan bahan pertimbangan dalam melakukan pengembangan teknologi untuk industri farmasi dan alat kesehatan nasional jangka panjang

Capaian Sasaran Program 2 (SP 2) yaitu Terwujudnya layanan teknologi di bidang Agroteknologi dan Bioteknologi untuk mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa, dengan 2 (dua) Indikator Kinerja dan target sebagai berikut:

1. Jumlah Layanan teknologi di bidang TAB:

a) Layanan konsultasi kepada UKM pengolah produk olahan jagung; target 2 Layanan konsultasi teknologi Proses Produksi Emping Jagung pada UKM KUB

Mekar Sari Abadi dan Layanan konsultasi teknologi Proses Produksi marning Jagung pada UKM KUB Sumber Makmur

b) Alih teknologi produksi mie jagung di Technopark Grobogan; target 1 Alih teknologi produksi mie jagung di Technopark Grobogan, memberikan

informasi, pelatihan hingga UKM bisa mandiri melakukan proses produksi mie jagung

c) Layanan konsultasi kepada 4 UKM, target 4 Layanan Konsultasi Pada Pelaku Usaha Bidang Pangan di Provinsi Lampung;

Layanan Konsultansi Kepada UKM Bidang Pangan di Kabupaten Lampung Tengah; Layanan Konsultansi Kepada Peternak Sapi Kabupaten Lampung

Tengah Tentang Kesehatan Hewan dan Pakan Ternak; Layanan Konsultansi Produk Inovasi Techno Park Lampung Tengah Kepada UKM Bidang Pangan di Kabupaten Lampung Tengah

d) Layanan difusi olahan produk pati; target 2 Layanan Difusi Teknologi Produksi Pati Termodifikasi (pati pragel) dan

Layanan Difusi Teknologi Pengolahan Sorgum

e) Layanan teknologi budidaya ubi kayu dan tebu; target 1 Layanan jasa teknologi budidaya ubi kayu dan tebu yang dilaksanakan oleh

Mitra CV. Kresna dan PT. Gunung Madu Plantation

f) Terbentuknya 2 Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dan 100 orang penerima manfaat teknologi di Technopark Kab. Bantaeng; target 2

Terbentuknya 2 PPBT bidang perbenihan dan pengolahan pangan (pasca panen) melalui proses inkubasi bisnis yaitu Koperasi Serba Usaha dan Koperasi Pembenihan Jagung, serta kegiatan desiminasi teknologi yang memberikan manfaat kepada 100 orang penerima manfaat teknologi berupa pelatihan-pelatihan kegiatan pembenihan dan pasca panen.

g) Layanan teknologi produksi bibit tanaman melalui kultur jaringan ex-vitro dan in-vitro; target1

Layanan Teknologi melalui Aplikasi Teknologi Kultur Jaringan Ex Vitro untuk Perbanyakan Bibit Lada di Kabupaten Bangka dalam rangka pemanfaatan dan peningkatan produktivitas sumber daya perkebunan Kabupaten Bangka.

2. Indeks Kepuasan Masyarakat dengan target B Capaian kinerja Deputi TAB untuk Indek Kepuasan Masyarakat (IKM) melalui unit

Balai Bioteknologi berhasil mencapai Nilai 88,75 seta ra dengan “A”, sedangkan Target hanya “B

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

ii

RINGKASAN EKSEKUTIF

iv

DAFTAR ISI

vii

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

xv

BAB I PENDAHULUAN

I –1

1.1. Penjelasan Umum Organisasi

I –1

1.2. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Deputi Bidang TAB

I –4

1.3. Struktur Organisasi Deputi Bidang TAB

I –5

1.4. Sumber Daya Manusia

I – 11

1.5. Aspek Strategis dan Permasalahan Utama

I – 16

1.5.1 Strategi untuk mendukung peningkatan daya

I – 17

saing industri

1.5.1 Strategi untuk mendukung kemandirian bangsa

I – 18

1.6. Sistematika Penyajian

I – 19

BAB II PERENCANAAN KINERJA

II –1

2.1. Rencana Strategis

II –1

2.1.1 Visi dan Misi

2.1.3 Sasaran Program

II –5

2.2. Keterkaitan Program Deputi Bidang TAB dengan RPJMN

II –6

2015 - 2019

2.3. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014

II – 13

2.4. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2014

II – 14

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA III –1

3.1. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Program

III –1

3.1.1 Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Program 1

III –3

3.1.1.1 Pengukuran Capaian Indikator Kinerja 1 dari

III –3

Sasaran Program 1

a. Jumlah Patent Proses Produksi Enzim

III –5

Xilanase

b. Jumlah perusahaan yang telah

III – 17

memanfaatkan inovasi teknologi pemanfaatan agen hayati (BioPeat)

3.1.1.2 Pengukuran Capaian Indikator Kinerja 2 dari

III – 36

Sasaran Program 1

a. Buku outlook teknologi pangan

III – 37

b. Buku outlook teknologi kesehatan

III – 41

3.1.2 Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Program 2

III – 51

3.1.2.1 Pengukuran Capaian Indikator Kinerja 1 dari

III – 51

Sasaran Program 2

a. Layanan konsultasi kepada UKM pengolah

III – 54

produk olahan jagung

b. Alih teknologi produksi mie jagung di

III – 61

Technopark Grobogan

c. Layanan konsultasi kepada 4 UKM

III – 65

d. Layanan difusi olahan produk pati, 2 difusi

III – 78

e. Layanan teknologi budidaya ubi kayu dan

III – 86

tebu

f. Layanan kepada Usaha berbadan hukum

III – 91

dan 100 orang penerima manfaat teknologi di Technopark Kab. Bantaeng

g. Layanan teknologi produksi bibit tanaman

III – 119 melalui kultur jaringan ex-vitro dan in- vitro

3.1.2.2 Pengukuran Capaian Indikator Kinerja 2 dari

III – 128

Sasaran Program 1 Sasaran Program 1

III – 128

3.2. Realisasi Anggaran 2016

III – 138

BAB IV PENUTUP IV –1 LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Peran dan Tugas BPPT I-2 Gambar 1.2.

Bisnis Inti Deputi Bidang TAB I-3 Gambar 1.3.

Struktur Organisasi BPPT I-7 Gambar 1.4.

Struktur Organisasi Deputi Bidang TAB I-8 Gambar 1.5.

Struktur Organisasi Balai Besar Pati - Deputi Bidang TAB I-9 Gambar 1.6.

I - 10 Gambar 1.7.

Struktur Organisasi Balai Bioteknologi Deputi Bidang TAB

Peta distribusi SDM Deputi Bidang TAB pada 6 unit kerja

I - 11 Berdasarkan Kelompok Pendidikan

Gambar 1.8.

I - 12 Gambar 1.9.

SDM Deputi Bidang TAB Berdasarkan Kelompok Pendidikan

Peta distribusi SDM Deputi Bidang TAB pada 6 unit kerja

I - 13 Berdasarkan Kelompok Umur (Rentang Usia)

Gambar 1.10. SDM Deputi Bidang TAB Berdasarkan Kelompok Umur (rentang

I - 13 Usia)

Gambar 1.11. Peta distribusi SDM Deputi Bidang TAB pada 6 unit kerja

I - 14 Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambar 1.12. SDM Deputi Bidang TAB Berdasarkan Jenis Kelamin

I - 14 Gambar 1.13.

Peta distribusi SDM Deputi Bidang TAB pada 6 unit kerja

I - 15 Berdasarkan Jabatan Fungsional

Gambar 1.14. SDM Deputi Bidang TAB Berdasarkan Jabatan Fungsional

I - 16 Gambar 2.1.

II - 4 Gambar 2.2.

Peta Strategi BPPT 2015 - 2019

II - 9 dan Penetapan Kinerja (PK) Gambar 2.3.

Alur keterkaitan RPJMN, Renstra, Rencana Kerja (Renja), RKT

II - 12 Gambar 3.1.

Kerangka SIN sebagai Acuan Kegiatan BPPT

Pengamatan jumlah sel selama produksi xilanase dalam fermentor

III –9

10 liter Gambar 3.2.

Pengamatan kadar protein larutan enzim selama produksi xilanase

III - 9

oleh Bacillus halodurans CM1 dalam fermentor 10 liter dengan volume kerja 8 L

Gambar 3.3. Pengaruh jenis antifoam terhadap aktivitas xilanase

III - 10 Gambar 3.4.

III - 11 Gambar 3.5.

Pengaruh cara penyimpanan terhadap aktivitas xilanase

Foto bersama peserta pelatihan Alih Teknologi Produksi Mikrob

III – 21 Gambut

Gambar 3.6. Pemaparan materi pelatihan

III - 21 Gambar 3.7.

III - 22 Gambar 3.8.

Pelatihan proses produksi pupuk hayati BioPeat Pine

III – 23 Produksi Mikrob Penyubur (BioPeat-Pine)

Serah terima berita acara pelaksanaan Pelatihan Alih Teknologi

Gambar 3.9. Skema produksi BioPeat Pine

III - 23 Gambar 3.10. Diagram alir proses produksi BioPeat Pine

III – 24 Gambar 3.11. Alur Proses Produksi Biopeat Pine

III - 24 Gambar 3.12. Preparasi media teknis untuk produksi inoculum

III – 25 Gambar 3.13. Preparasi inokulum (BioPeat) dengan cara melarutkan inokulum

III - 25 dengan air (ekstraksi biomassa)

Gambar 3.14. Produksi inokulum melalui fermentasi cair (400 L) selama 38 jam

III – 26 dengan aerasi menggunakan kompresor

Gambar 3.15. Pengamatan parameter berupa pH dan Biomassa selama proses

III - 26 fermentasi

Gambar 3.16. Produksi BioPeat Pine dengan kapasitas 14 ton (inokulasi biomassa

III - 27 hasil fermentasi ke limbah nanas)

Gambar 3.17. Analisis program/kegiatan penunjang keberhasilan Alih Teknologi

III - 34 Pemanfaatan Agen Hayati (BioPeat)

Gambar 3.18. FGD dalam rangka penyusunan Outlook teknologi Pangan

III - 38 Gambar 3.19. Buku Outlook Teknologi Pangan Edisi 2016

III - 39 Gambar 3.20. Buku Outlook Teknologi Kesehatan Edisi 2016

III - 43 Gambar 3.21. Rangkaian kegiatan penyusunan Buku Outlook Teknologi

III - 46 Kesehatan 2016, gambar (a) dan (b) Konsinyering penyusunan buku outlook teknologi kesehatan 2016 oleh tim penyusun; (c) dan (d) Lounching dan pemberian buku outlook teknologi kesehatan 2016 untuk stakeholder

Gambar 3.22. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan

III - 47 target jangka menengah

Gambar 3.23. Analisis program/kegiatan penunjang keberhasilan Outlook

III - 48 Teknologi Kesehatan 2016

Gambar 3.24. Layanan teknologi untuk KUB Mekar Abadi di Kawasan Teknopark

III - 55 Grobogan

Gambar 3.25. Pendampingan Teknologi KUB Sumber Makmur

III - 58 Gambar 3.26. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan

III - 59 target jangka menengah Layanan konsultasi kepada UKM pengolah produk olahan jagung

Gambar 3.27. Analisis program/kegiatan penunjang keberhasilan Layanan

III - 61 konsultasi kepada UKM pengolah produk olahan jagung

Gambar 3.28. Workshop Sosialisasi Teknologi Mie Jagung

III - 62 Gambar 3.29. Analisis program/kegiatan penunjang keberhasilan Alih teknologi

III - 65 produksi mie jagung di Technopark Grobogan

Gambar 3.30. Acara Temu Bisnis di Gedung Pusat Informasi Bisnis Teknologi dan

III - 67 Technopark

Gambar 3.31. Survey Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati Gunung Sari, Telawang

III - 68 Sari, Gunung Sugih Lampung Tengah

Gambar 3.32. Survey IKM Bolu Yukum, Bandar Jaya Lampung Tengah

III – 68 Gambar 3.33. Survey Kelompok Wanita Tani (KWT) Lancar Abadi, Buyut Ilir

III – 69 Lampung Tengah

Gambar 3.34. Survey IKM Kue Lempit, Nambah Dadi Bandar Jaya Lampung

III - 69 Tengah

Gambar 3.35. Pendaftaran Peserta Pelatihan Ternak Sapi

III – 70 Gambar 3.36. Pelaksanaan Pelatihan Ternak Sapi

III - 71 Gambar 3.37. Paparan Pelatihan Produk Inovasi

III - 73 Gambar 3.38. Analisis program/kegiatan penunjang keberhasilan Layanan

III - 78 konsultasi kepada 4 UKM

Gambar 3.39. Layanan Difusi Teknologi Pati Pragel

III - 79 Gambar 3.40. Biji Sorgum Coklat 4 mili

III – 80 Gambar 3.41. Biji Sorgum Coklat Setelah Disosoh

III – 80 Gambar 3.42. Biji Sorgum Putih 3 mili

III – 81 Gambar 3.43. Proses Penyosohan Sorgum

III – 81 Gambar 3.44. Sorgum Putih Setelah Disosoh

III – 82 Gambar 3.45. Analisis program/kegiatan penunjang keberhasilan Layanan difusi

III – 85 olahan produk pati

Gambar 3.46. Kegiatan Budidaya Tanaman Ubi kayu

III – 86 Gambar 3.47. Kegiatan Pengolahan Lahan Budidaya Tanaman Tebu

III – 87 Gambar 3.48. Kegiatan Pemeliharaan Tanaman Tebu

III – 87 Gambar 3.49. Kegiatan Panen Tanaman Tebu

III – 88 Gambar 3.50. Analisis program/kegiatan penunjang keberhasilan Layanan

III – 90 teknologi budidaya ubi kayu dan tebu

Gambar 3.51. SK dan Peraturan Bupati Bantaeng tentang Technopark

III – 99 Gambar 3.52. Uji produktivitas benih jagung hibrida hasil rakitan BPPT (BI-3 dan III – 105

BR-4) di Technopark Bantaeng Gambar 3.53. Pelatihan produsen benih jagung hibrida di Technopark Bantaeng

III – 107 Gambar 3.54. Panen varietas unggul baru (VUB) padi di Technopark Bantaeng

III – 108 bersama anggota DPR RI Komisi VII Dapil Sulawesi Selatan, Bapak Muchtar Tompo

Gambar 3.55. Pelatihan produsen benih padi untuk mendukung pengembangan

III – 110 kawasan Technopark

Gambar 3.56. Pelatihan perbanyakan Trichoderma spp untuk produksi benih

III – 111 Gambar 3.57. Pengukuhan koperasi benih Errematika oleh Sekda Bantaeng

III – 112 Gambar 3.58. Sosialisasi e-commerce oleh Direktur PTPP-BPPT

III – 112 Gambar 3.59. Pelatihan diseminasi teknologi pengolahan pasca panen

III – 114 Gambar 3.60. Pengolahan produk inovatif pati ganyong/Ta’sabbe dan Produk

III – 115 (Stick Bandeng) dalam kemasan

Gambar 3.61. Mahasiswa Diploma Vokasi (D1) Pertanian IPB di Bantaeng sedang

III – 116 mengikuti kuliah umum awal tahun

Gambar 3.62. Sarana dan prasarana pembibitan dan pendukungnya. a.

III – 122 Screenhouse, b. Ruangan-ruangan dalam screenhouse, c. Inkubator, d. Instalasi irigasi mikro (fogging system), e. Rumah pompa dan kontainer fertigasi, f. Fasilitas MCK

Gambar 3.63. Bibit lada hasil ex vitro. a, b. Bibit siap salur, c. Kegiatan sortasi

III – 123 bibits, d. Pelabelan bibit

Gambar 3.64. Pendapat Responden tentang Pelayanan Publik menurut Surat

III - 131 Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. KEP/25/M.PAN/2/2004

DAFTAR TABEL

I – 11 Tabel 1.2.

Tabel 1.1.

SDM Deputi Bidang TAB Berdasarkan Kelompok Pendidikan

I – 12 Usia)

SDM Deputi Bidang TAB Berdasarkan Kelompok Umur (Rentang

Tabel 1.3. SDM Deputi Bidang TAB Berdasarkan Jenis Kelamin

I – 14 Tabel 1.4.

I – 15 Tabel 2.1.

SDM Deputi Bidang TAB Berdasarkan Jabatan Fungsional

II –6 Tabel 2.2.

Tujuan, Sasaran Program dan Indikator Kinerja

II – 13 Tabel 2.3.

Rencana Kinerja Tahun 2016 Deputi Bidang TAB

II – 15 Tabel 3.1.

Perjanjian Kinerja (PK) Deputi Bidang TAB Tahun 2016

III –2 Tabel 3.2.

Rekapitulasi Pengukuran Kinerja Tingkat Eselon I

III –4 Tabel 3.3.

Capaian Kinerja Indikator Kinerja 1 dari Sasaran Program 1

III –5 Tabel 3.4.

Kriteria indikator kinerja Paten Komersial Proses produksi Xilanase

III –8 Tabel 3.5.

Hasil pengamatan jumlah sel selama produksi xilanase

III – 12 Tabel 3.6.

Penggunaan medium Starte pada produksi xilanase

III – 28 Tabel 3.7.

Perhitungan Biaya Bahan Baku BioPeat-Pine 14 Ton

III – 29 Tabel 3.8.

Perhitungan Biaya Produksi BioPeat-Pine 4200 ton/tahun

III – 30 Tabel 3.9.

Perhitungan investasi peralatan

Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja tahun ini

III – 35 Indikator Kinerja 1 dari Sasaran Program 1

Tabel 3.10. Capaian Kinerja Indikator Kinerja 2 dari Sasaran Program 1

III – 36 Tabel 3.11.

III – 49 Tabel 3.12.

Kriteria indikator kinerja untuk Indikator Outlook Teknologi

Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja tahun ini

III - 50 Indikator Kinerja 2 sasaran program 1

Tabel 3.13. Capaian Kinerja Indikator Kinerja 1 Sasaran Program 2

III – 52 Tabel 3.14.

Perbandingan antara capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu

III – 58

dan beberapa tahun terakhir Layanan konsultasi kepada UKM pengolah produk olahan jagung

Tabel 3.15. Perbandingan antara capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu

III – 63 dan beberapa tahun terakhir Alih teknologi produksi mie jagung di Technopark Grobogan

Tabel 3.16.

III – 102 Tabel 3.17.

Hasil perhitungan dan analisis LQ statis tahun 2013 s/d 2015

III – 116 tahun terakhir

Perbandingan capaian kinerja PTPP tahun ini dengan beberapa

Tabel 3.18.

Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja tahun ini

III – 126 Indikator Kinerja 1 sasaran Program 2

Tabel 3.19. Capaian Kinerja Indikator Kinerja 2 Sasaran Program 2

III – 128 Tabel 3.20.

Konversi nilai persepsi, Interval IKM, Interval Konversi IKM, Mutu

III – 133 Pelayanan dan Kinerja Unit Pelayanan

Tabel 3.21. Hasil analisa Indeks Kepuasan Masyarakat Tahun Anggaran 2016

III – 134 Tabel 3.20.

Realisasi Anggaran Kedeputian Bidang Teknologi Agroindustri dan

III – 138 Bioteknologi (TAB) – BPPT (Rupiah)

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Penjelasan Umum Organisasi

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (RPJPN) 2005 – 2025 disebutkan bahwa persaingan yang makin tinggi pada masa yang akan datang menuntut peningkatan penguasaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dalam rangka menghadapi perkembangan global menuju ekonomi berbasis Iptek. Dalam rangka meningkatkan kemampuan dan penerapan Iptek nasional, tantangan yang dihadapi adalah perlu adanya peningkatan kontribusi Iptek untuk memenuhi hajat hidup bangsa; menciptakan rasa aman; memenuhi kebutuhan kesehatan dasar, energi, dan pangan; memperkuat sinergi kebijakan Iptek dengan kebijakan sektor lain; mengembangkan budaya Iptek di kalangan masyarakat; meningkatkan komitmen bangsa terhadap pengembangan Iptek; mengatasi degradasi fungsi lingkungan; mengantisipasi dan menanggulangi bencana alam; serta meningkatkan ketersediaan dan kualitas sumber daya Iptek, baik Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan prasarana, maupun pembiayaan Iptek.

Sebagai salah satu Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui menteri yang membidangi urusan pemerintah di bidang riset dan teknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memiliki peran yang penting dalam mendukung pembangunan nasional agar mampu meningkatkan daya saing industri dan kemandirian bangsa Indonesia. Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka kedepannya BPPT akan memiliki peran yang penting dalam rangka meningkatkan posisi daya saing bangsa, khususnya dalam upaya meningkatkan kinerja dari 3 (tiga) pilar yang berkaitan langsung dengan daya dukung teknologi, yaitu: (1) Kesiapan Teknologi, (2) Kecanggihan Bisnis, dan (3) Inovasi.

Deputi Bidang Teknologi Industri dan Bioteknologi (Deputi Bidang TAB) merupakan salah satu unit kerja eselon I di BPPT yang berperan sebagai lembaga

pengkaji, solusi, intermediasi, dan audit teknologi serta technology clearing

house (TCH), dalam mendukung pembangunan nasional agar mampu meningkatkan daya saing industri dan kemandirian bangsa Indonesia dalam bidang pangan dan kesehatan. Kelima peran tersebut merupakan kinerja untuk menghasilkan outcome dari pelaksanaan program / kegiatan sesuai Peran dan Tugas BPPT seperti pada pada Gambar 1.1 berikut ini

Gambar 1.1. Peran dan Tugas BPPT

Mengacu pada peran BPPT sebagai lembaga intermediasi, technology clearing house, pengkajian teknologi, audit teknologi dan solusi teknologi dalam rangka meningkatkan kemandirian dan daya saing bangsa Indonesia, Deputi Bidang TAB menempatkan bidang pangan, agroindustri dan kesehatan sebagai kompetensi inti ke dalam Rencana Strategis Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan

Bioteknologi Tahun 2015 – 2019. Bisnis inti Deputi BidangTAB dapat dilihat pada gambar 1.2

Gambar 1.2. Bisnis Inti Deputi Bidang TAB

Sejalan dengan hal-hal tersebut di atas Deputi Bidang TAB, sebagai salah satu unit kerja di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, dalam merencanakan dan mengimplementasikan pelaksanaan program kegiatannya senantiasa mengacu kepada kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsinya.

1.2. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Deputi Bidang TAB

Berdasarkan Peraturan Kepala BPPT Nomor 009 Tahun 2015, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi , tanggal 14 September 2015, pada Bab VII bagian Kesatu, pasal 118, 119 dan 120, Deputi Bidang TAB mempunyai kedudukan, tugas dan fungsi sebagai berikut :

 Kedudukan

 Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi BPPT dibidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BPPT.

 Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi dipimpin oleh Deputi

 Tugas

Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi.

 Fungsi

Dalam melaksanakan tugasnya, Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi menyelenggarakan fungsi :

perumusan kebijakan teknis pelaksanaan dibidang pengkajian dan penerapan teknologi agroindustri dan bioteknologi.

pelaksanaan kegiatan teknologi produksi pertanian, teknologi agroindustri, teknologi bioindustri dan teknologi farmasi dan medika pelaksanaan kegiatan teknologi produksi pertanian, teknologi agroindustri, teknologi bioindustri dan teknologi farmasi dan medika

pembinaan dan pemberian bimbingan dibidang pengkajian dan penerapan teknologi agroindustri dan bioteknologi, dan

pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala.

1.3. Struktur Organisasi Deputi Bidang TAB

Berdasarkan Peraturan Kepala BPPT Nomor 009 Tahun 2015, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi , tanggal 14 September 2015, pada Bab VII bagian Kedua, pasal 121, Deputi Bidang TAB membawahi struktur Organisasi unit kerja eselon II sebagai berikut :

1. Pusat Teknologi Produksi Pertanian

2. Pusat Teknologi Agroindustri

3. Pusat Teknologi Bioindustri

4. Pusat Teknologi Farmasi dan Medika

Disamping 4 Pusat di atas Deputi Bidang TAB juga membawahi 2 Unit Pelaksana Teknis di lingkungan BPPT. Kedua Unit tersebut adalah :

1. Balai Besar Teknologi Pati; berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi.

2. Balai Pengkajian Bioteknologi; berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Pusat Teknologi Farmasi dan Medika, Deputi Bidang

Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi

Secara keseluruhan organisasi Deputi Bidang TAB terdiri atas 6 unit kerja yaitu 4 Pusat, 1 Balai Besar dan 1 Balai.

Adapun struktur organisasi BPPT dan struktur organisasi Deputi Bidang TAB berdasarkan Peraturan Kepala BPPT Nomor 009 Tahun 2015, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi , tanggal 14 September 2015, dilihat pada gambar 1.3 dan gambar 1.4

Struktur organisasi Balai Besar Teknologi Pati; berdasarkan Peraturan Kepala BPPT Nomor 011 Tahun 2015, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Tanggal 19 Oktober 2015 dilihat pada gambar 1.5

Struktur organisasi Balai Bioteknologi; berdasarkan Peraturan Kepala BPPT Nomor 019 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Bioteknologi dilihat pada gambar 1.6

Struktur Organisasi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Berdasarkan Peraturan Kepala BPPT Nomor 009 Tahun 2015

Gambar 1.3. Struktur Organisasi BPPT

LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2016

I -7

Struktur Organisasi Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi

Berdasarkan Peraturan Kepala BPPT Nomor 009 Tahun 2015

Gambar 1.4. Struktur Organisasi Deputi Bidang TAB

LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2016

I -8

Struktur Organisasi Balai Besar Teknologi Pati

Berdasarkan Peraturan Kepala BPPT Nomor 011 Tahun 2015

Balai Besar

Teknologi Pati

Bagian Umum

Sub Bagian

Sub Bagian

Sub Bagian

Perencanaan

Keuangan

Tata Usaha dan Rumah Tangga

Bidang Penerapan Bidang Layanan Jasa Teknologi dan Kerja Sama

Teknologi

Subbid Jasa Penerapan

Subbid Subbid Kerja

Subbid Sarana

Kelompok Jabatan

Subbid Jasa

Subbid Jasa

Analisa dan Teknologi

Sama dan

Teknik

Fungsional Budidaya

Produksi Pati

Pemasaran

Produksi

dan Produk

Pengujian

Derivatifnya

Gambar 1.5. Struktur Organisasi Balai Besar Teknologi Pati

LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2016

I -9

Struktur Organisasi Balai Bioteknologi

Berdasarkan Peraturan Kepala BPPT Nomor 019 Tahun 2015

Balai Bioteknologi

Sub Bagian Tata Usaha

Seksi Kerjasama dan Penerapan Bioteknologi

Seksi Program dan

Pelayanan Jasa Teknologi

Kelompok Jabatan

Fungsional

Gambar 1.6. Struktur Organisasi Balai Bioteknologi

LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2016

I -10

1.4. Sumber Daya Manusia

Deputi Bidang TAB per Desember tahun 2016 mempunyai Aparatur Sipil Negara (ASN) / sumber daya manusia (SDM) sebanyak 466 orang yang terdistribusi pada 6 unit kerja.

Distribusi SDM Deputi Bidang TAB berdasarkan kelompok pendidikan ditampilkan pada Tabel 1.1, Gambar 1.7 dan gambar 1.8 di bawah ini.

Tabel 1.1. SDM Deputi Bidang TAB Berdasarkan Kelompok Pendidikan

BALAI

PENDIDIKAN PTB

PTFM

PTA

PTPP B2TP

Gambar 1.7. Peta distribusi SDM Deputi Bidang TAB pada 6 unit kerja berdasarkan

kelompok Pendidikan

Gambar 1.8. SDM Deputi Bidang TAB Berdasarkan Kelompok Pendidikan

Distribusi SDM Deputi Bidang TAB tahun 2016 berdasarkan kelompok umur (rentang usia) ditampilkan pada Tabel 1.2, Gambar 1.9 dan Gambar 1.10 di bawah ini.

Tabel 1.2. SDM Deputi Bidang TAB Berdasarkan Kelompok Umur (Rentang Usia)

RENTANG

BALAI

TAB % USIA

PTB

PTFM

PTA

PTPP

B2TP

BIOTEK

5.36 30-40

25.32 40-50

33.69 JUMLAH

Gambar 1.9. Peta distribusi SDM Deputi Bidang TAB pada 6 unit kerja Berdasarkan Kelompok Umur (rentang Usia)

Gambar 1.10. SDM Deputi Bidang TAB Berdasarkan Kelompok Umur (Rentang

Usia)

Distribusi SDM Deputi Bidang TAB tahun 2016 berdasarkan Jenis Kelamin ditampilkan pada Tabel 1.3, Gambar 1.11 dan Gambar 1.12 di bawah ini.

Tabel 1.3. SDM Deputi Bidang TAB Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis

BALAI

TAB % Kelamin

PTPP B2TP

Gambar 1.11. Peta distribusi SDM Deputi Bidang TAB pada 6 unit kerja

Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambar 1.12. SDM Deputi Bidang TAB Berdasarkan Jabatan Jenis Kelamin

Distribusi SDM Deputi Bidang TAB tahun 2016 berdasarkan kelompok Jabatan Fungsional ditampilkan pada Tabel 1.4, Gambar 1.13 dan Gambar 1.14 di bawah ini.

Tabel 1.4. SDM Deputi Bidang TAB Berdasarkan Jabatan Fungsional

Jabatan

BALAI

TAB % Fungsional

PTPP B2TP

Jabatan Fungsional

27.47 Umum (JFU)

Gambar 1.13. Peta distribusi SDM Deputi Bidang TAB pada 6 unit kerja

Berdasarkan Jabatan Fungsional

Gambar 1.14. SDM Deputi Bidang TAB Berdasarkan Jabatan Fungsional

1.5. Aspek Strategis dan Permasaalahan Utama

Arah kebijakan Deputi TAB, BPPT sangat terkait dengan arah kebijakan dan strategi nasional yang terdiri dari :

1. Peningkatan dukungan iptek bagi daya saing sektor produksi, maka pembangunan diarahkan pada Penyelenggaraan Litbang (Riset); Layanan

Perekekayasaan dan Teknologi dan Penguatan Kerjasama Swasta Pemerintah – Perguruan Tingi.

2. Peningkatan dukungan iptek bagi keberlanjutan dan pemanfaatan sumberdaya alam maka pembangunan terutama diarahkan pada Sumberdaya

hayati

3. Peningkatan dukungan bagi riset dan pengembangan dasar

4. Taman Tekno dan Taman Sains.

Dalam upaya mewujudkan visi dan misi dan pencapaian sasaran strategis Deputi TAB maka arah kebijakan Deputi TAB pada tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:

1. Mendukung peningkatan daya saing industri melalui : Penyelenggaraan litbangyasa teknologi untuk menghasilkan inovasi dalam

bidang teknologi pangan, pertanian, obat dan kesehatan.

2. Mendukung kemandirian bangsa melalui : Penyelenggaraan litbangyasa teknologi untuk menghasilkan inovasi dalam

bidang teknologi pangan, pertanian, obat dan kesehatan.

Strategi pelaksanaan dari arah kebijakan tersebut diatas dilakukan melalui upaya- upaya inisiatif strategis yang diimplementasikan dalam program Pengkajian dan Penerapan Teknologi (PPT) dalam lingkup Deputi TAB yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan pada unit-unit kerja sebagai berikut :

1. Pengkajian dan Penerapan Teknologi Produksi Pertanian

2. Pengkajian dan Penerapan Teknologi Agroindustri

3. Pengkajian dan Penerapan Teknologi Bioindustri

4. Pengkajian dan Penerapan Teknologi Farmasi dan Medika

5. Pengkajian dan Penerapan Teknologi Pati

6. Pengkajian dan Penerapan Bioteknologi

1.5.1. Strategi untuk mendukung peningkatan daya saing industri

Strategi program untuk mendukung peningkatan daya saing industry dilaksanakan melalui pelaksanaan kegiatan-kegiatan dengan output-output sebagai berikut :

1. Berlangsungnya difusi-difusi teknologi untuk memacu pertumbuhan industri serta berdirinya perusahaan-perusahaan baru berbasis teknologi pada

teknopark di Kabupaten Grobogan, Lampung Tengah, dan Bantaeng.

1.5.2. Strategi untuk mendukung kemandirian bangsa

Strategi untuk mendukung kemandirian bangsa dilaksanakan melalui pelaksanaan kegiatan-kegiatan dengan output-output sebagai berikut :

1. Terwujudnya inovasi dan layanan teknologi produksi Bahan Baku Obat (BBO) pada perusahaan farmasi dalam negeri

2. Terwujudnya inovasi dan layanan teknologi produksi pangan berbahan baku lokal untuk mendukung diversifikasi pangan di kabupaten percontohan

3. Alih teknologi produksi pengolahan pangan berbahan baku lokal berbasis jagung, ubi kayu, sagu dan sorgum yang mendukung diversifikasi pangan.

4. Alih teknologi produksi bahan baku obat (dekstrosa dan Cephaloporin C.) yang mendukung kemandirian industri bahan baku obat.

5. Alih teknologi produksi perikanan budidaya ikan Salina dan ikan Maharsih dalam rangka mendukung kemandirian produksi pangan sumer protein

hewani.

6. Alih teknologi produksi pangan fungsional pangan fungsional gizi tinggi berbasis polipeptida bioaktif dalam rangka mendukung pemenuhan

kebutuhan pangan bergizi, mencegah masalah kekurangan gizi.

7. Alih teknologi produksi produk bioindustri enzim xylanase dalam rangka kemandirian industri enzim nasional.

8. Alih Teknologi Pemanfaatan agen hayati (biopeat)

1.6. Sistematika Penyajian

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Deputi Bidang TAB Tahun 2016 berisi

4 Bab yaitu:

Bab I. Pendahuluan

Berisi penjelasan umum; kedudukan, tugas dan fungsi; Struktur organisasi; Sumberdaya manusia; serta aspek strategis dan permasalahan utama (Strategic Issue).

Bab II. Perencanaan Kinerja

Berisi Keterkaitan RPJMN; Rencana strategis dan Perencanaan Kinerja; Rencana strategis Deputi Bidang TAB tahun 2015-2019, Keterkaitan Program dengan RPJMN 2015-2019, Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Perjanjian Kinerja (PK) tahun 2016

Bab III. Akuntabilitas Kinerja

Berisi Pengukuran Kinerja; Pengukuran Capaian sasaran strategis dan Indikator Kinerja Utama; dan Realisasi Anggaran

Bab IV. Penutup

Berisi Kesimpulan dan Rekomendasi rencana perbaikan

BAB II. PERENCANAAN KINERJA

2.1. Rencana Strategis

Rencana Strategis Kementerian/ Lembaga (Renstra K/L) atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kementerian/ Lembaga adalah merupakan dokumen perencanaan Kementeriaan/ Lembaga untuk periode 5 (lima) tahun. Penyusunan Renstra tahun 2015-2019 harus berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 -2019, dari presiden dan wakil presiden terpilih.

Pasal 6 ayat 1, Undang undang nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasion al (SPPN).menjelaskan bahwa “Renstra K/L memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga yang disusun dengan berpedoman pada RPJMN dan bersifat indikatif.”

Berkaitan dengan tentang tata cara penyusunan rencana strategis K/L yang terdapat di dalam Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (RENSTRA K/L) 2015-2019, maka renstra harus mengakomodasi hal-hal sebagai berikut:

• Sasaran program prioritas Presiden terjabarkan ke sasaran tujuan K/L •

Kebijakan K/L konsisten dengan RPJMN •

Program dan Kegiatan K/L konsisten dengan RPJMN •

Sasaran hasil (outcome) à sinergis dengan program prioritas Presiden •

Sasaran keluaran (output) à sasaran hasil (outcome) •

Sumber daya yang diperlukan layak menurut kerangka ekonomi makro

BPPT dalam menyusun program dan kegiatannya memperhatikan perkembangan lingkungan strategis sekitar dan mengacu pada Perpres No. 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang merupakan penjabaran dari Visi, Misi dan Agenda (Nawacita) Presiden / Wakil Presiden serta Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005- 2025 khususnya Rencana Pembangunan di Bidang Iptek.

RPJPN 2005-2025 bidang Iptek mengamanatkan bahwa dalam rangka peningkatan dukungan iptek bagi daya saing sektor produksi, maka pembangunan diarahkan pada : Pengembangan, dan Pemanfaatan Iptek untuk mendukung 7 (tujuh) bidang prioritas yaitu : (i) pembangunan ketahanan pangan, (ii) penciptaan dan pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan (iii) pembangunan teknologi transportasi, (iv) penciptaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, (v) pengembangan teknologi pertahanan, (vi) pengembangan teknologi kesehatan dan obat-obatan, dan (vii) pengembangan teknologi material maju.

Sesuai dengan RPJMN 2015-2019 dan Renstra BPPT 2015-2019 maka penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Kedeputian Teknologi Agroindustri dan Biteknologi (TAB) merupakan turunan (cascading) terhadap Renstra diatasnya. Secara khusus di dalam RPJPN 2005-2025 menyatakan bahwa Penguasaan, Pengembangan, dan Pemanfaatan Iptek difokuskan pada 7 (tujuh) bidang prioritas, dua diantaranya berhubungan dengan bidang teknologi agroindustri dan bioteknologi yaitu

 untuk mendukung ketahanan pangan (prioritas 1);

 pengembangan teknologi kesehatan dan obat-obatan (prioritas 6)

Penyusunan Renstra TAB juga mempertimbangkan perkembangan lingkungan strategis terakhir dan kondisi umum serta potensi dan permasalahan yang sedang dan akan dihadapi pada tahun-tahun mendatang khususnya di bidang teknologi agroindustri dan bioteknologi.

Renstra Kedeputian Teknologi Agroindustri dan Biteknologi (TAB) 2015 – 2019, dijadikan acuan dalam pelaksanaan program dan kegiatan di lingkungan Kedeputian TAB. Renstra ini juga mencakup strategi pelaksanaan yang meliputi sumberdaya manusia, perencanaan anggaran maupun sarana dan prasarana. Renstra ini juga menjadi bagian tak terpisahkan dari pelaksanaan mekanisme pelaksanaan tata kelola kedeputian yang baik.

2.1.1. Visi dan Misi

Mengacu kepada Visi BPPT, maka Visi Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi adalah

“Pusat Unggulan Teknologi Agroindustri Dan Bioteknologi yang Mengutamakan Inovasi Dan Layanan Teknologi untuk meningkatkan Daya Saing dan

Kemandirian Bangsa”

Untuk mencapai Visi tersebut di atas, maka misi Deputi Bidang teknologi Agroindustri dan Bioteknologi adalah melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan inovasi dan layanan teknologi di bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi

Dalam rangka pencapaian visi dan misi, dilakukan pemetaan potensi dan permasalahan untuk mengoptimalkan semua peluang dan kesempatan yang ada termasuk juga adanya hambatan atau tantangan yang harus dihadapi, sesuai dengan Peta strategi BPPT 2015-2019 pada gambar 2.1

Gambar 2.1. Peta Strategi BPPT 2015 - 2019

2.1.2. Tujuan

Dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi Deputi Bidang TAB ke dalam program-program yang mendukung pembangunan nasional dan pembangunan bidang yang akan dilaksanakan, maka tujuan Deputi Bidang TAB tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:

Meningkatkan inovasi dan layanan teknologi dalam mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa (T1)

Pencapaian tujuan ini diukur dengan beberapa Indikator yang disebut sebagai Indikator Kinerja Utama antara lain :

1. Jumlah Inovasi yang dihasilkan

Ukuran Kinerja tingkat Kedeputian TAB terhadap kontribusi pembangunan teknologi nasional dengan melakukan fungsi kerekayasaan dalam bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi dengan fokus menghasilkan inovasi - inovasi yang mendukung industri /usaha berbasis teknologi.

2. Jumlah Rekomendasi yang dimanfaatkan Ukuran Kinerja tingkat Kedeputian TAB terhadap kontribusi pembangunan

teknologi nasional dengan melakukan fungsi menyusun rekomendasi- rekomendasi teknologi yang disampaikan kepada pihak-pihak yang membutuhkan

3. Jumlah Layanan Teknologi Ukuran Kinerja tingkat Kedeputian TAB terhadap kontribusi pembangunan

teknologi nasional dengan melakukan fungsi layanan teknologi kepada para pengguna teknologi.

4. Indeks Kepuasan Masyarakat Ukuran Kinerja Kedeputian TAB atas pelayanan teknologi terhadap pengguna

teknologi , yang mana ukuran pencapaiannya dipengaruhi oleh kualitas pemberian layanan kepada pengguna teknologi.

2.1.3. Sasaran Program

Sasaran Program Deputi Bidang TAB Tahun 2015-2019 merupakan penjabaran lebih detail dari Tujuan Program dengan indikator dan target yang terukur. Formulasi keterkaitan antara Tujuan dan Sasaran Program Deputi Bidang TAB 2015-2019 adalah sebagai berikut:

Sasaran Program terkait Tujuan 1 adalah:

 Sasaran Program 1: Terwujudnya inovasi di bidang Agroindustri dan Bioteknologi untuk mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa.

Indikator Kinerja Sasaran Program 1 adalah: i.

Jumlah Inovasi yang dihasilkan,

Jumlah Rekomendasi yang dimanfaatkan.  Sasaran Program 2: Terwujudnya layanan teknologi di bidang Agroindustri

ii.

dan Bioteknologi untuk mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa.

Indikator Kinerja Sasaran Program 2 adalah:

i. Jumlah Layanan Teknologi,

ii. Indeks Kepuasan Masyarakat. Secara lebih rinci sasaran dan indikator kinerja tersebut dapat dilihat pada tabel

Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja.

Tabel 2.1. Tujuan, Sasaran Program dan Indikator Kinerja

2.2. Keterkaitan Program Deputi Bidang TAB dengan RPJMN 2015 - 2019

Pasal 31 Ayat 5 UUD 1945 hasil Amandemen ke-4 menyebutkan bahwa “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung Pasal 31 Ayat 5 UUD 1945 hasil Amandemen ke-4 menyebutkan bahwa “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung

mempunyai peran penting bagi upaya pencapaian kemajuan bangsa dan kesejahteraan rakyat. Pembangunan iptek hanya akan memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan nasional dalam upaya meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat jika output yang dihasilkan bisa dimanfaatkan untuk mendorong kemajuan industri, memenuhi kebutuhan masyarakat atau menjadi solusi bagi permasalahan nasional.

Dalam Buku II Bab IV Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dijelaskan bahwa Pembangunan Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) diarahkan Penyelenggaraan Litbang (Riset); Layanan Perekayasaan dan Teknologi; Layanan Infra Struktur Mutu; Layanan pengawasan Tenaga Nuklir; Penguatan Kerjasama Akademisi – Swasta-Pemerintah

Penyelenggaraan Litbang (Riset) difokuskan pada bidang-bidang yang diamanatkan pada RPJPN 2005-2025 yaitu : 1) pangan dan pertanian; 2) energi, energi baru dan terbarukan; 3) kesehatan dan obat; 4) transportasi; 5) telekomunikasi, informasi dan komunikasi (TIK); 6) Transportasi pertahanan dan keamanan; dan 7) material maju. Yang selanjutnya disebut PUNAS RISTEK

Dalam RPJMN 2015-2019 strategi untuk melaksanakan PUNAS Ristek adalah :

1. Semua Kegiatan Riset harus menunjukkan kemajuan capaian secara berturut-turut dari eksplorasi hingga difusi;

2. Prioritas kegiatan Riset adalah kegiatan yang dapat mencapai tahap difusi;

3. Penyediaan kebutuhan disetiap tahapan Riset secara memadai

Penjabaran Strategi ini kedalam PUNAS Riset, khususnya yang terkait dengan kegiatan BPPT dan Deputi Bidang TAB adalah :

 PUNAS Riset Pangan dan Pertanian

BPPT melalui kegiatan pengkajian dan penerapan teknologi agroindustri diharapkan : 1) teknologi industri pengolahan pangan (sagu) dan diversifikasi produknya yang ramah lingkungan dan berkelanjutan dimanfaatkan oleh masyarakat; 2) strain udang galah unggul Neofemale, teknologi pakan dan teknologi vaksin dimanfaatkan oleh masyarakat; 3) teknologi produksi pangan fungsional berbahan baku lokal oleh industri dimanfaatkan oleh masyarakat; dan 4) dimanfaatkannya teknologi pertanian dan pengolah produk pertanian unggulan seperti : produk turunan minyak sawit (oleokimia), teknologi budidaya coklat, teknologi produk enzim lipase, Xylanase B dan Selulase serta bibit unggul karet

 PUNAS Riset Teknologi Kesehatan dan Obat

BPPT melalui kegiatan pengkajian dan penerapan teknologi obat diharapkan : 1) menghasilkan 6 teknologi produksi ekstrak terstandar dan 2 formula herbal; 2) menghasilkan 1 produk diagnostik kit dan 1 seed vaksin demam

berdarah; dan 3) menghasilkan 3 rekomendasi teknologi produksi bahan baku obat

Deputi Bidang TAB selaku unit kerja Eselon 1 dibawah BPPT telah membuat visi dan misi yang berorientasi kepada pembangunan teknologi lima tahun, serta membuat suatu perencanaan jangka menengah berupa Rencana Strategis 2015- 2019 yang sesuai dengan tupoksi dan mengacu pada RPJMN 2015-2019.

Terkait dengan perencanaan kinerja untuk memenuhi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Deputi Bidang TAB menggunakan Renstra sebagai acuan dalam membuat Rencana Kinerja Tahunan (RKT) seperti yang tercantum dalam lampiran. Alur pikir keterkaitan RPJMN, Renstra, Rencana Kerja (Renja), RKT dan Penetapan Kinerja (PK) dapat dilihat dari Gambar 2.2. berikut ini :

RPJMN

RENSTRA DEPUTI BIDANG TAB Tugas

Rencana Kinerja

Tujuan

Strategis (IKU

Kegiatan

Lima Tahun

dan Target)

DIPA +

Renja dan

Gambar 2.2. Alur keterkaitan RPJMN, Renstra, Rencana Kerja (Renja), RKT dan Penetapan Kinerja (PK)

Dalam melaksanakan amanat yang terkandung dalam RPJMN 2015-2019 dan semangat dari tugas pokok yang diemban, Deputi Bidang TAB telah menghasilkan indikator kinerja utama yang mempunyai keterkaitan erat dengan program yang diprioritaskan dalam RPJMN. Program dan Kegiatan di lingkungan Deputi Bidang TAB berorientasi pada 2 (dua) Bidang Teknologi, yaitu :

1. Bidang Teknologi Pangan.

2. Bidang Teknologi Kesehatan dan Obat.

Langkah-langkah untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut diatas dilaksanakan melalui program dan kegiatan yang mampu mewujudkan visi dan misi Deputi Bidang TAB sesuai langkah – langkah yang dilakukan oleh BPPT, yaitu:

1) Deputi Bidang TAB mengarahkan program dan kegiatan mengacu kepada Peran dan Tugas BPPT untuk memenuhi kriteria :

a. Adanya permintaan dan kebutuhan industri, masyarakat, instansi pemerintah, dan dunia usaha.

b. Berskala nasional dan dapat memecahkan isu nasional serta selaras dengan 13 bidang teknologi.

c. Mampu berperan sebagai lembaga intermediasi, technology clearing house, pengkajian teknologi, audit teknologi dan solusi teknologi;

d. Adanya pelayanan teknologi Deputi Bidang TAB dalam bentuk rekomendasi, alih teknologi, survei, advokasi, pengujian, konsultasi, jasa

operasi, pilot project, pilot plant, prototype, referensi teknis, kajian teknologi dan PPBT

e. Adanya value propositon kepada customer dan stakeholder berupa State of the Art Technology, Daya Saing Industri, dan Kemandirian Bangsa.

2) Deputi Bidang TAB menyusun program dan kegiatan secara partisipatif dengan format lintas unit kerja (internal dan eksternal BPPT) dan lintas bidang teknologi dengan menerapkan Sistem Tata Kerja Kerekayasaan (STKK).

3) Peningkatan kualitas sumberdaya (SDM, paket teknologi, kelembagaan, anggaran, sarana-prasarana) dan budaya kerja (yang bermoral, profesional,

integritas, produktif dan bertanggungjawab).

4) Segala aktivitas pengkajian dan penerapan dalam tahapan dalam tahapan Research, Development, Engineering, and Operation (R, D, E, O).

5) Program Deputi Bidang TAB dilaksanakan dalam kerangka Sistem Inovasi Nasional (SIN) seperti pada Gambar 2.3 di halaman berikut.

Penyusunan program dan kegiatan Deputi Bidang TAB untuk setiap tahunnya mengacu pada Technology Road Map (TRM) yang telah disusun untuk jangka Penyusunan program dan kegiatan Deputi Bidang TAB untuk setiap tahunnya mengacu pada Technology Road Map (TRM) yang telah disusun untuk jangka

Beberapa strategi pelaksanaan program dan kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Terus menerus meningkatkan kompetensi dalam pengkajian dan penerapan teknologi yang unggul (state-of-the-art) pada 6+3 bidang teknologi.

2) Menerapkan Sistem Tata Kerja Kerekayasaan didalam perencanaan dan pelaksanaan program BPPT.

3) Memposisikan BPPT sebagai penggerak utama dalam penguatan sistem inovasi nasional (SIN) (Gambar 2.3).

4) Membangun kemitraan dan pemanfaatan jejaring dengan industri, instansi pemerintah, masyarakat dalam rangka penguasaan teknologi, promosi dan

difusi teknologi, pemanfaatan teknologi, kerjasama dalam dan luar negeri.

5) Pemutakhiran kemampuan infrastruktur dan SDM secara berkesinambungan.

6) Melakukan peningkatan kesejahteraan dan penghargaan bagi Pegawai.

7) Melaksanakan program Reformasi Birokrasi BPPT.

Gambar 2.3. Kerangka SIN sebagai Acuan Kegiatan BPPT

LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2016

II -12

2.3. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2015

Perencanaan Kinerja Tahunan merupakan penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan. Rencana Kinerja Deputi Bidang TAB Tahun 2016 disajikan pada tabel 2.2 halaman berikut :

Tabel 2.2. Rencana Kinerja Tahun 2016 Deputi Bidang TAB NO SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA TARGET

1 Terwujudnya inovasi di Jumlah Inovasi di bidang TAB yang bidang Agroteknologi dan

dihasilkan :

Bioteknologi untuk  Paten Proses Produksi Enzim Xilanase

1 mendukung peningkatan

1 daya saing dan kemandirian

 Alih Teknologi Pemanfaatan agen

hayati (biopeat)

bangsa Jumlah Rekomendasi di bidang TAB yang dimanfaatkan :

 Buku outlook teknologi pangan