Kajian Prasarana Transportasi Pendukung. pdf

1

Kajian Prasarana Transportasi Pendukung
Pengembangan Kawasan Minapolitan
di Kabupaten Sidoarjo
Dira Arumsani 3214205006
Program Magister Manajemen Pembangunan Kota Jurusan Arsitektur,
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: dira.arumsani@yahoo.com
Abstrak—Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan
dan perkembangan suatu kota, maka tuntutan untuk
pemenuhan segala kebutuhan masyarakat dalam
menghadapi kemajuan suatu kota juga akan semakin
meningkat pula. Terutama hal yang menjadi salah satu
prioritas kebutuhan masyarakat adalah dari segi
ketersediaan infrastruktur.
Kabupaten Sidoarjo sebagai salah satu penyangga
ibukota provinsi Jawa Timur merupakan daerah yang
mengalami perkembangan pesat karena adanya berbagai
potensi yang ada di wilayahnya, yang dalam

perkembangannya Kabupaten Sidoarjo mampu menjadi
salah satu daerah strategis bagi pengembangan
perekonomian regional, terutama dalam pengembangan
kawasan minapolitan (Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Daerah (MP3ED)
Kabupaten Sidoarjo). Dalam upaya pengembangan
kawasan
minapolitan,
ketersediaan
prasarana
transportasi sangatlah dibutuhkan dimana fungsinya
adalah untuk meningkatkan kegiatan minabisnis. Dalam
hal ini untuk mengetahui bagaimana kondisi dari
prasarana transportasi pendukung kawasan minapolitan
adalah ditinjau dari berbagai rencana tata ruang, serta
referensi maupun penelitian terdahulu. Dan selanjutnya
akan dibandingkan dengan kondisi eksisting saat ini
sehingga akan dapat diketahui bagaimana ketersediaan
maupun kondisi prasarana transportasi di Kabupaten
Sidoarjo saat ini dalam mendukung upaya pengembangan

kawasan minapolitan.
Kata Kunci— Prasarana Transportasi, Kondisi Eksisting,
Kebijakan

I. PENDAHULUAN
Sarana transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara
memegang peranan vital dalam berbagai aspek termasuk
sosial dan ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah
satu dengan daerah yang lain. Dengan adanya hal tersebut

maka transportasi dapat menjadi salah satu sarana untuk
mengintegrasikan berbagai wilayah di Indonesia, sehingga
salah satu tujuan rencana nasional untuk mengurangi adanya
kesenjangan antar wilayah di Indonesia dapat tercapai karena
melalui transportasi penduduk antara wilayah yang satu
dengan lainnya dapat ikut merasakan hasil pembangunan yang
sama.
Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu wilayah
yang mengalami perkembangan pesat akibat adanya potensi
minabisnis di dalamnya. Dalam rencana pembangunannya

untuk mengembangkan kawasan minapolitan, yang mana
dalam ini ditingkatkan dari kegiatan minabisnis yang sudah
ada, adalah dengan mengintegrasikan produksi yang
dihasilkan ke wilayah-wilayah lainnya. Untuk kegiatan
pendistribusian tersebut maka dibutuhkan prasarana
transportasi yang memadai dan mendukung, seperti: jalan,
kereta api, pelabuhan laut, dan bandara udara.
Namun pada kondisi eksistingnya, masih terjadi
berbagai permasalahan prasarana transportasi di Kabupaten
Sidoarjo, salah satunya adalah adanya kerusakan jalan.
Menurut Kepala Dinas Pengerjaan Umum (PU) Bina Marga
Kabupaten Sidoarjo, Sigit Setyawan, dalam berita
suarasurabaya.net menyebutkan panjang kerusakan jalan di
Kabupaten Sidoarjo adalah mencapai 179
kilometer.
Kerusakan tersebut umumnya disebabkan karena tidak adanya
saluran drainase dimana curah hujan tinggi di Kabupaten
Sidoarjo, sehingga mengakibatkan adanya genangan air dan
merusakan jalanan. Disamping itu juga disebabkan karena
adanya kendaraan-kendaraan besar yang melintas dimana

membawa beban angkutan mencapai 8 ton. Selain itu dari segi
prasarana kereta api, terdapat adanya masalah banjir di Porong
yang seringkali terjadi akibat curah hujan yang cukup tinggi
sehingga mengganggu adanya aktivitas perkeretaapian baik
dalam hal angkutan manusia, maupun angkutan barang.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka perlu adanya
suatu kajian pada ketersediaan dan kondisi prasarana
transportasi dalam mendukung adanya upaya pengembangan
kawasan minapolitan di Kabupaten Sidoarjo.

2
II. GAMBARAN UMUM
Wilayah administrasi Kabupaten Sidoarjo terdiri atas
wilayah daratan dan wilayah lautan. Luas wilayah daratan
adalah sebesar 714,245 Km2 dan luas wilayah lautan
berdasarkan perhitungan GIS sampai dengan 4 mil ke arah
laut adalah sebesar 201,6868 Km2 . Secara administratif
Kabupaten Sidoarjo termasuk dalam propinsi Jawa Timur
dimana terbagi atas 18 kecamatan, 322 desa, 31 kelurahan
dengan batas administrasi sebagai berikut :

Sebelah Utara
Sebelah Timur
Sebelah Selatan
Sebelah Barat

: Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik
: Selat Madura
: Kabupaten Pasuruan
: Kabupaten Mojokerto

Pembagian wilayah administrasi dan luas tiap
kecamatan di Kabupaten Sidoarjo dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 1. Pembagian Wilayah Administrasi dan Luas Tiap
Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo
Jumlah
Nama
Luas Wilayah
No.
Kecamatan

(Ha)
Desa Kelurahan
1
Sidoarjo
10
14
6256
2
Buduran
15
4102.5
3
Candi
24
4066.8
4
Porong
13
2982.3
5

Krembung
19
2955
6
Tulangan
22
3120.5
7
Tanggulangin
19
3229
8
Jabon
15
8099.8
9
Krian
19
3
3250

10 Balongbendo
20
3140
11 Wonoayu
23
3392
12 Tarik
20
3606
13 Prambon
20
3422.5
14 Taman
16
8
3153.5
15 Waru
17
3032
16 Gedangan

15
2405.8
17 Sedati
16
7943
18 Sukodono
19
3267.8
Total
322
25
71424.5

Sumber : BPS dan BPN Sidoarjo, 2010

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Sidoarjo Tahun 2008-2028 ditentukan adanya
beberapa kebijakan dan strategi terkait penetapan struktur
ruang wilayahnya, yaitu: adanya pengembangan sentra
pertanian lahan basah dan lahan kering, pengembangan sentra

perikanan darat, pengembangan kawasan agropolitan,
pengembangan kota baru untuk mengantisipasi perkembangan
kegiatan industri, jasa, dan perdagangan; serta pengembangan
kawasan campuran (mix use) pada kawasan yang mengalami
pertumbuhan cepat.
Disamping itu, berdasarkan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur
tahun 2014-2019, dalam pengembangan wilayah Kabupaten
Sidoarjo diperuntukkan pada sektor perikanan budidaya yang
dikemas dalam sebuah sistem minapolitan. Ditinjau dari
kontribusinya terhadap Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2009-2013, sub
sektor perikanan mampu memberikan sumbangan sebesar Rp.
48.091.270.000.000,- pada tahun 2009 dan terus mengalami
peningkatan hingga mencapai Rp. 55.293.916.000.000,- pada
tahun 2013 (Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka, 2014). Nilai
PDRB yang dicapai tersebut didominasi oleh hasil perikanan
budidaya tambak yang merupakan kegiatan perikanan utama
di Kabupaten Sidoarjo, yang mana wilayah tersebut memang
diarahkan pada pengembangan pertambakan dan kolam air

tawar dengan luas rencana pengembangan sebesar 15.766,2
Ha yang meliputi wilayah Kecamatan Waru, Buduran, Sedati,
Sidoarjo, Candi, Tanggulangin, Porong, dan Jabon (Revisi
RTRW Kabupaten Sidoarjo tahun 2008-2028).
Oleh karena itu, berdasarkan potensi ekonomi
tersebut, maka perlu terus dikembangkan dalam meningkatkan
perekonomian daerahnya. Sedangkan dalam perkembangan
kawasan minapolitan ini, tidak akan terlepas dari kegiatan
minabisnis yang tujuannya adalah memberikan nilai tambah
hasil produksi perikanan dan dapat didistribusikan serta
dipasarkan ke tingkat regional hingga mancanegara. Sehingga
berdasarkan hal tersebut perlu adanya ketersediaan prasarana
transportasi yang baik di Kabupaten Sidoarjo dalam
mendukung kelancaran kegiatan distribusi tersebut. Berikut
ini akan dibahas terkait bagaimana ketersediaan dan kondisi
lebih lanjut dari prasarana transportasi yang dapat mendukung
pengembangan kawasan minapolitan di Kabupaten Sidoarjo.
II.

Gambar 1. Peta Administrasi Kabupaten Sidoarjo
Sumber : Bappeda Kab. Sidoarjo, 2015

PEMBAHASAN

Berikut ini akan dijelaskan bagaimana kondisi
prasarana transportasi dalam mendukung pengembangan
kawasan minapolitan di Kabupaten Sidoarjo, yang mana akan
ditinjau dari hasil pengkajian berbagai kebijakan rencana tata
ruang di Kabupaten Sidoarjo yang akan dikaitkan dengan
kondisi eksisting saat ini.

3
1. Prasarana Transportasi Jaringan Jalan
Prasarana jaringan jalan ada yang ada di Kabupaten Sidoarjo
kondisinya cukup baik terutama dalam menunjang pola
pergerakan barang dan orang, sehingga mampu menunjang
kegiatan perekonomian masyarakat dan daerah. Prasarana
jalan di Kabupaten Sidoarjo dapat diklasifikasikan
berdasarkan fungsi jalan, yaitu :
a) Jalan Tol  jalan Tol Waru-Sidoarjo-Porong, yang
menghubungkan Kota Surabaya dengan Kabupaten
Pasuruan (akses penghubung dengan wilayah timur); dan
jalan By pass Krian-Balongbendo yang berfungsi sebagai
jalan alternatif untuk menghindari kemacetan yang biasa
terjadi di sekitar pasar Krian.
b) Jalan Arteri Primer  terdiri dari dua ruas jalan yaitu arah
Utara–Selatan
(menghubungkan
Kota
Surabaya–
Kabupaten
Pasuruan)
dan
arah
Utara–Barat
(menghubungkan Kota Surabaya dan Kabupaten
Mojokerto).
c) Jalan Arteri Sekunder  terdiri dari: Ruas jalan Krian
(jenjang ke II)–Prambon (jenjang ke IV); Ruas jalan Krian
(jenjang II)–Wonoayu (jenjang IV)–Sidoarjo (jenjang I);
dan Ruas jalan Buduran (jenjang IV)–Candi (jenjang IV)
(jalan lingkar Timur).
d) Jalan Kolektor Primer  terdiri dari: Ruas jalan Porong –
Krembung (jenjang IV)- Prambon (jenjang IV); Ruas jalan
Krian (jenjang II)–Sukodono–Gedangan; Ruas jalan
Kedungrejo – Wadung Asri; Ruas 28 – Ruas 29 – Ruas 38;
dan Cemengkalang – Sukodono.
e) Jalan Lokal Primer  terdiri dari: Ruas jalan Taman
(jenjang II)–Sukodono (jenjang IV); Ruas jalan
Balongbendo (jenjang IV)–Tarik (jenjang IV); Ruas jalan
arteri primer Tarik (jenjang IV)–Prambon (jenjang IV);
Ruas jalan Tanggulangin (jenjang III)–Tulangan (jenjang
IV); Ruas jalan Porong (arteri primer)–Jabon; Ruas jalan
Gedangan (arteri primer)–Waru; Ruas jalan Tulangan –
Wonoayu; dan Ruas jalan Waru –Sidoarjo.

Panjang Jalan (Km)
Negara
Propinsi
Kabupaten
66,23
28,63
866,54
II. Kondisi Jalan
66,23
28,63
636,09
a. Baik
b. Sedang
29,06
c. Rusak
181,22
d. Rusak berat
20,14
66,23
28,63
866,54
III. Kelas Jalan
66,23
28,63
8,6
a. Kelas I
60,92
b. Kelas II
797,02
c. Kelas III A
d. Kelas III B
e. Kelas III C
f. Kelas tak dirinci
Sumber : Kabupaten Sidoarjo dalam Angka Tahun 2007
Keadaan Jalan

Namun apabila ditinjau dari kondisi eksisting saat
ini, jaringan jalan di Kabupaten Sidoarjo mengalami
kerusakan yang cukup parah. Hal tersebut seperti dikatakan
oleh Kepala Dinas Pengerjaan Umum (PU) Bina Marga
Kabupaten Sidoarjo, Sigit Setyawan, dalam berita
suarasurabaya.net menyebutkan panjang kerusakan jalan di
Kabupaten Sidoarjo adalah mencapai 179 kilometer atau 18
persen dari total ruas jalan di Kabupaten Sidoarjo sepanjang
992 kilometer. Dimana berdasarkan tingkat kondisi
kerusakannya dibedakan menjadi tiga level, yaitu level
pertama dengan kondisi jalan masih baik sepanjang 812
kilometer dimana tingkat kerusakannya masih dibawah 10
persen; level kedua yaitu sedang, kerusakannya sepanjang 95
kilometer dimana tingkat kerusakannya mencapai 10-20
persen; dan level ketiga kondisi jalan rusak panjangnya 84
kilometer dengan tingkat kerusakan jalannya lebih dari 20
persen. Menurutnya, kerusakan tersebut umumnya disebabkan
karena tidak adanya saluran drainase dimana curah hujan
tinggi di Kabupaten Sidoarjo, sehingga mengakibatkan adanya
genangan air dan merusakan jalanan. Disamping itu juga
disebabkan karena adanya kendaraan-kendaraan besar yang
melintas dimana membawa beban angkutan mencapai 8 ton.

Berdasarkan kajian dari Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Sidoarjo Tahun 2008-2028,
kondisi jaringan jalan hampir semua sudah merupakan jalan
aspal, hanya beberapa jalan desa dan jalan lingkungan yang
masih berupa jalan makadam dan tanah. Berdasarkan
pengelola jalan, jalan arteri primer(Waru-Gedangan-BuduranSidoarjo-Candi-Tanggulangin-Porong)
dan
jalan(WaruTaman-Krian-Balongbendo) merupakan jalan Propinsi,
sedangkan jalan-jalan kolektor lainnya merupakan jalan
kabupaten. Kondisi jaringan jalan di Kabupaten Sidoarjo
sebagian besar baik. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 2. Panjang Jalan Menurut Kondisi Permukaan di
Kabupaten Sidoarjo Tahun 2006
Keadaan Jalan
I. Jenis Permukaan
a. Aspal
b. Kerikil
c. Tanah
d. Tidak dirinci

Negara
66,23
66,23
-

Panjang Jalan (Km)
Propinsi
Kabupaten
28,63
1438,9
28,63
866,54
7,41
564,95
-

Gambar 2. Genangan Air di Ruas Jalan Akibat Kurangnya
Ketersediaan Saluran Drainase
Sumber: Survey Sekunder, 2015

4

Gambar 3. Kerusakan Jalan Akibat Dilalui oleh Kendaraan
dengan Beban Berat
Sumber: Survey Sekunder, 2015

2. Prasarana Transportasi Kereta Api
Jaringan Jalan Rel Kereta Api di Kabupaten Sidoarjo pada
saat ini terdapat 2 jalur kereta api yang aktif yaitu :
 Jalur pertama (jalur Barat) yaitu dimulai dari Surabaya –
Kecamatan Taman –Kecamatan Krian –Kecamatan Tarik
 Jalur kedua yaitu dimulai dari Surabaya – Kecamatan
Waru – Kecamatan Gedangan–Kecamatan Buduran–
Kecamatan Sidoarjo–Kecamatan Porong.
Berdasarkan hasil kajian dari Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sidoarjo Tahun
2008-2028 untuk jalur kereta api yang melewati Porong saat
ini kondisinya sudah tidak maksimal lagi. Hal ini dikarenakan
sebagian rel kereta api terendam lumpur. Kereta api harus
mengurangi kecepatannya saat melewati jalur kereta api
Porong ini, khususnya pada rel-rel yang tergenang lumpur.
Selain kedua jalur kereta api tersebut,di Kabupaten Sidoarjo
masih ada jalur kereta api yang pada saat ini tidak aktif. Jalur
kereta api tersebut menghubungkan : Kecamatan Sidoarjo–
Kecamatan Candi–Kecamatan Tulangan–Kecamatan Prambon
–Kecamatan Tarik.
Apabila ditinjau dari kondisi eksisting juga
menunjukkan hal yang sama, yaitu berdasarkan penuturan dari
Kepala Dinas Pengerjaan Umum (PU) Bina Marga Kabupaten
Sidoarjo, Sigit Setyawan, dalam berita suarasurabaya.net juga
menyebutkan terdapat adanya masalah banjir di Porong yang
seringkali terjadi akibat curah hujan yang cukup tinggi
sehingga mengganggu adanya aktivitas perkeretaapian baik
dalam hal angkutan manusia, maupun angkutan barang.

Gambar 4. Permasalahan Banjir yang Mengganggu Kegiatan
Perkeretaapian
Sumber: Survey Sekunder, 2015

 Konsep Penanganan
Apabila ditinjau dari kebijakan pembangunan terkait
bagaimana arahan yang diberikan terhadap prasarana
transportasi tersebut adalah sebagai berikut:
a) Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
Kabupaten Sidoarjo.
Arahan
pembangunan
berdasarkan
RPJP
Kabupaten Sidoarjo terutama pada bidang prasarana dan
sarana disebutkan bahwa prasarana dan sistem
transportasi dapat dikembangkan melalui:
- Perbaikan dan pengembangan sarana jalan untuk
menciptakan kelancaran hubungan bisnis dan
perdagangan antar wilayah dan daerah serta
menghindari ketertinggalan dan keterisolasian
Kabupaten Sidoarjo dari daerah lain;
- Peningkatan kualitas dan kuantitas armada
transportasi; dan
- Penciptaan sistem pengembangan transportasi yang
terpadu dan terintegrasi.
b) Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Kabupaten Sidoarjo.
Dalam pembangunannya berdasarkan RPJM
Kabupaten Sidoarjo disebutkan adanya salah satu
strategi dalam pencapaian misinya, yaitu memfasilitasi
pembangunan
infrastruktur
yang
proporsional,
berwawasan lingkungan, dan berkelanjutan, adalah
dengan peningkatan sarana dan prasarana transportasi
untuk mendukung keberlangsungan mobilitas sektor
jasa, perdagangan dan industri.
Jaringan jalan merupakan bagian dari sistem kota
yang apabila direncanakan dengan baik akan mempunyai
peranan penting dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas
kegiatan perkotaan. Jaringan jalan harus dapat melayani
aktivitas perkotaan dalam menunjang pergerakan barang
maupun orang dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi,
sosial, maupun lingkungan. Menurut Arief (2009) konsep
pengembangan pola jaringan prasarana jalan dapat
diformulasikan untuk memenuhi kebutuhan akibat
berkembangnya tata guna lahan, untuk melengkapi dan
menyeimbangkan sistem jaringan yang sudah ada, untuk
menyelaraskan program pembangunan, serta untuk memenuhi
kebutuhan sesuai klasifikasi, fungsi, dan karakteristik jalan.
Sehingga berdasarkan kebijakan dan kondisi eksisting terkait
jaringan jalan di Kabupaten Sidoarjo yang juga dalam
upayanya
mengembangkan
kawasan
minapolitan,
rekomendasi yang dapat diberikan dalam penanganan jaringan
jalan ini adalah:
- Peningkatan kualitas dan kuantitas jalan dengan
perbaikan maupun penambahan jalur alternatif untuk
mengurangi dampak kerusakan jalan akibat beban
kendaraan.
- Peningkatan maupun perbaikan saluran drainase di tiap
ruas jalan untuk meminimalisir genangan air yang terjadi
akibat curah hujan yang cukup tinggi.

5
Selanjutnya untuk prasarana transportasi kereta api,
dimana kontribusinya dalam pengembangan kawasan
minapolitan adalah sebagai prasarana dalam membantu
kelancaran distribusi dan pemasaran hasil produksi perikanan
hingga ke luar daerah, dimana hal tersebut tentunya akan
memberikan nilai tambah bagi perekonomian Kabupaten
Sidoarjo. Perkeretaapian merupakan angkutan barang maupun
manusia yang ramah lingkungan, dengan emisi gas buang
kecil dan mempunyai aksesibilitas yang lebih baik apabila
dibandingkan dengan angkutan air maupun udara (Berto,
2004). Dengan adanya gangguan yang muncul pada prasarana
transportasi kereta api tersebut, maka akan mengganggu
aksesibilitas yang ada, seperti pada kondisi eksisting saat ini
adalah adanya banjir yang menggenangi rel lintasan kereta api
dan cukup membahayakan. Sehingga berdasarkan hal tersebut,
maka rekomendasi penanganan yang dapat diberikan adalah
dengan peninggian jalur kereta api seperti yang disebutkan
oleh Inspectur JJ Daops 8 Surabaya Gubeng, M. Yudhi.
Prasarana transportasi kereta api dinilai cukup penting karena
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa angkutan
kereta api merupakan angkutan yang ramah lingkungan
dengan emisi gas buang yang kecil. Sehingga pengembangan
jenis prasarana ini sesuai dengan misi dari RPJM Kabupaten
Sidoarjo yaitu mengembangkan sarana prasarana transportasi
yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

III. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dijelaskan
sebelumnya terkait prasarana transportasi yang mendukung
pengembangan kawasan minapolitan di Kabupaten Sidoarjo,
maka dapat disimpulkan:
1) Untuk prasarana transportasi yang dapat berkontribusi
dalam pengembangan kawasan minapolitan di Kabupaten
Sidoarjo adalah pada prasarana transportasi jaringan jalan
dan kereta api.
2) Pengembangan prasarana transportasi jaringan jalan
sangatlah diperlukan mengingat kerusakan yang saat ini
terjadi pada ruas jalan cukup tinggi. Sehingga
penanganan yang dapat dilakukan pada prasarana
jaringan jalan di Kabupaten Sidoarjo adalah berupa
peningkatan kualitas dan kuantitas jalan dengan
perbaikan maupun penambahan jalur alternatif untuk
mengurangi dampak kerusakan jalan akibat beban
kendaraan, serta peningkatan maupun perbaikan saluran
drainase di tiap ruas jalan untuk meminimalisir genangan
air yang terjadi akibat curah hujan yang cukup tinggi.
3) Pengembangan prasarana transportasi kereta api adalah
dengan melakukan peninggian jalur kereta api yang
terkena dampak banjir akibat curah hujan yang cukup
tinggi di Kabupaten Sidoarjo. Prasarana transportasi
kereta api merupakan angkutan yang ramah lingkungan
dengan emisi gas buang yang kecil, sehingga
pengembangan jenis prasarana ini sesuai dengan misi dari

RPJM Kabupaten Sidoarjo yaitu mengembangkan sarana
prasarana transportasi yang berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA
[1]

[2]
[3]

[4]

Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Sidoarjo..
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sidoarjo Tahun
2008-2028.
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Sidoarjo.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Sidoarjo.
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Sidoarjo.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Sidoarjo.
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Sidoarjo.
PDRB Kabupaten Sidoarjo