178378 ID resensi buku book review satjipto rahard

Jurnal Mimbar Justitia
Dwidja Priyatno
(Dosen Pengajar Mata Kuliah Pengantar Ilmu Hukum Universitas Suryakancana– Guru
Besar Hukum Pidana Sekolah Tinggi Hukum Bandung)
dan
M. Rendi Aridhayandi
(Mahasiswa Sekolah Pascasarjana Doktor Ilmu Hukum
Universitas Katolik Parahyangan Bandung)

pada tahun 1982, selanjutnya di tahun
1986, 1991, 1996, 2000, 2006, 2012 dan
2014. Dalam kata pengantar cetakan
kedelapan disebutkan rupa-rupanya buku
ini cukup banyak dikonsumsi oleh
berbagai Fakultas Hukum di Indonesia.
terbukti dengan terbitan 1.500 eksemplar
pada tahun 2012, ternyata pada tahun
2014 awal buku ini harus dicetak lagi.
Sedikit catatan tentang Satjipto
yaitu


menamatkan

pendidikan

pada

Resensi Buku (Book Review) Satjipto

Fakultas Hukum Universitas Indonesia,

Rahardjo, Ilmu Hukum, Bandung:

Jakarta, pada tahun 1960 dan kemudian

PT. Citra Aditya, 2014

meraih gelar Doktor Ilmu Hukum di
Universitas Diponegoro, Semarang, pada
tahun 1979, dengan judul disertasi


I. PENGANTAR
Satjipto

Rahardjo

(lahir

“Hukum dan Perubahan Sosial”. Guru

di

Besar dalam Sosiologi Hukum pada

Banyumas, 15 Februari 1930, meninggal

Fakultas

di Semarang, 9 Januari 2010 pada umur

Buku


karya

Universitas

Diponegoro, Semarang. Selanjutnya ada

79 tahun) adalah seorang tokoh hukum
Indonesia.

Hukum,

sebutan Tjip, (kata Tjip lahir sejak

Satjipto

tahun

Rahardjo yang berjudul Ilmu Hukum


2008.

Yaitu

dilatarbelakangi

berdirinya kelompok diskusi hukum

(Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,

progresif

2014), telah dicetak tidak kurang dari 8

bersama

“Kaum

Tjipian”,


berasal dari kata panggilan Satjipto,

(delapan) kali. Pertama kali diterbitkan

mengutip tradisi Hegelian, Marxian,
881

882

Aristotelian, dst. Pada tahun 2011 telah

II tentang Ilmu Hukum: Suatu Orientasi;

dideklarasikan sebuah lembaga nonprofit

BAB

bernama “Satjipto Rahardjo Institute”).

Ketertibannya; BAB IV tentang Hukum


III

tentang

Masyarakat

dan

Buku ini muncul ini dilatar-

Sebagai Sistem Peraturan; BAB V

belakangi kekosongan buku pegangan

tentang Beberapa Konsep Hukum; BAB

mata kuliah yang disebut “Pengantar

VI tentang Pembidangan Hukum; BAB


Ilmu Hukum” untuk mahasiswa yang

VII

ditulis dalam bahasa Indonesia, selain itu

Sumbernya; BAB VIII tentang Hukum

kebanyakan fakultas-fakultas hukum di

Sebagai Institusi Sosial; BAB IX tentang

Indonesia pada waktu yang lalu secara

Hukum Sebagai Institusi Keadilan; BAB

“tradisional” memakai buku Apeldoorn,

X tentang Proses Hukum; BAB XI


yang menurut Satjipto banyak fakultas

tentang Hukum dan Rekayasa Sosial;

hukum yang sudah tidak lagi meng-

BAB

gunakan buku tersebut. Buku tersebut,

Perspektif Perkembangan; BAB XIII

yang notabene adalah buku pengantar

tentang Berbagai Sistem Hukum di

untuk mempelajari hukum Belanda,

Dunia; BAB XIV Cara Bangsa-Bangsa


kurang memberikan informasi yang

Berhukum; BAB XV tentang Teori

sesuai dengan tingkat perkembangan

Hukum; BAB XVI tentang Hukum dan

pengetahuan tentang hukum dewasa ini.

Metode Hukum; BAB XVII tentang

tentang

XII

Hukum

tentang


dan

Sumber-

Hukum

dalam

Bidang-Bidang Studi Hukum.
Selanjutnya, Satjipto menyatakan

II. ANALISIS ISI
Buku ini berusaha memberikan
informasi mengenai hal-hal yang bersifat
karakteristik bagi suatu buku keilmuan
hukum (jurisprudence), juga membicarakan hal-hal lain yang diharapkan akan
menambah

cakrawala.


Serta,

posisi

Indonesia yang lazim disebut sebagai
negara sedang berkembang juga dicoba
untuk disoroti.
Buku ini terdiri dari XVII BAB,
yaitu BAB I tentang Pendahuluan; BAB
Vol. II No. 02 Edisi Juli-Desember 2016

bahwa

ilmu

hukum

terus

akan

berkembang dengan seiringnya waktu.
Sehingga

cakupan

buku

ini

terus

mengalami penambahan dan perbaikan.
Ulasan buku ini memiliki cakupan yang
cukup luas, sistem peraturan dalam
semua bidang kehidupan dan memiliki
sumber-sumber
dengan

baik,

yang
yang

harus
pada

digali
dasarnya

membahas baik penampilan hukum yang
normatif, sosiologis dan filsafati.

883

Ilmu Hukum merupakan suatu

ingatan. Selanjutnya hukum perdata dan

orientasi, hukum dapat memberikan

publik, pemisahan ini dilakukan dalam

suatu tujuan. Oleh sebab itu, menjadi

sistem hukum Romawi, sistem hukum

penting mempelajari hukum. Masyarakat

Eropa Kontinental yang disebut sistem

dan ketertibannya merupakan dua hal

hukum sipil, yang dalam hal ini tetap

yang berhubungan sangat erat, bahkan

mempertahankan tradisi Romawi itu.

bisa juga dikatakan dua sisi dari satu

Tetapi di Inggris yang sistemnya disebut

mata uang. Hukum yang merupakan

“The Common Law”, tradisi tersebut

sistem peraturan tidak akan tertib jika

tidak diikuti. Di negara tersebut, baik

tanpa dukungan dari masyarakat. Tidak

perorangan

hanya peran lembaga saja. Peraturan

pemerintah tunduk pada suatu macam

tersebut memiliki sistem hukum yang

sistem hukum saja.

menjadi tatanan di suatu negara. Dengan

maupun

Berkenaan

badan

negara/

dengan

hukum

telah disepakatinya suatu sistem hukum,

domestik dan internasional, ada hal

yaitu dengan kontrak sosial, lahirlah hak

menarik yang Satjipto katakana yaitu

dan kewajiban demi menjalankan hukum

domestik bukan nasional. Menggunakan

dengan adil dan tertib.

kata domestik untuk menekankan pada

Buku ini juga menjelaskan tentang
hukum

tertulis

dan

tidak

tertulis.

aspek geografisnya. Hukum domestik itu
berada dan berlaku di dalam suatu

Satjipto menyebutkan bahwa hukum

wilayah

tertulis telah menjadi tanda ciri dari

demikian

hukum modern yang harus mengatur

kejadian

serta

modern.

tersebut. Hukum internasional mengatur

Kehidupan yang semakin kompleks,

hubungan antar negara. Suatu karak-

bidang-bidang yang makin beraneka

teristik yang menonjol pada hukum

ragam, serta perkembangan masyarakat

internasional adalah tidak dijumpainya

yang

satu otoritas tertinggi di situ, berbeda

melayani

tersusun

kehidupan

secara

organisatoris

suatu

negara

mengatur
di

dalam

dengan

hubungan
wilayah

negara

halnya

manusia yang makin kompleks pula,

Keadaan yang demikian itu menyebab-

memang

kan, bahwa sedikit banyak negara-

bisa

lagi

hanya

itu

tetap

hukum

dan

(organized society), hubungan antar

tidak

dengan

dan

domestik.

mengandalkan pada pengaturan tradisi,

negara

mempertahankan

kebiasaan, kepercayaan atau budaya

kedaulatannya sekalipun mereka sudah

Vol. II No. 02 Edisi Juli-Desember 2016

884

masuk ke dalam masyarakat hukum

mendapatkan pengakuan secara formal

internasional. Oleh karena itu, dilihat

oleh hukum, sehingga tidak secara

dari hukum domestic menurut Satjipto,

langsung bisa diterima sebagai hukum.

bisa mempertanyakan, seberapa jauhkah

Selanjutnya,

hukum internasional itu benar-benar

undangan, kebiasaan dan preseden.

membahas

Perundang-

Hukum sebagai institusi sosial,

merupakan hukum.
hukum

adalah hukum lebih dari pada suatu

substantif dan prosedural, yaitu pembuat

sistem peraturan belaka, melainkan juga

hukum

mengeluarkan

bagaimana ia menjalankan fungsi-fungsi

peraturan yang berisi tentang perbuatan

sosial dalam dan untuk masyarakatnya,

apa saja yang boleh dan tidak boleh

seperti mengintegrasikan perilaku dan

dilakukan. Peraturan yang demikian itu

kepentingan para anggota masyarakat.

disebut substantif. Tetapi tidak hanya itu

Secara singkat barangkali bisa dikatakan

saja, sesudah itu harus juga dikeluarkan

bahwa ingin melihat hakikat sosial dari

peraturan yang isinya mengatur tentang

hukum. Di dalamnya membahas tentang

tata

untuk

institusi sosial dan hukum; Sistem Sosial

substantif

dan Pengendalian Sosial; Norma Sosial:

Selanjutnya

tentang

pertama-tama

cara

dan

melaksanakan

tata

tertib

peraturan

tersebut, yaitu yang bersifat prosedural.

Tempat

Pembahasan

mengenai

Masyarakat; Hukum sebagai Mekanisme

lapangan-lapangan hukum yang pada

Pengintegrasi; Hukum dan Kekuasaan;

dasarnya jumlah dan jenis hukum terus

Hukum dan Perlapisan Sosial; Kultur

berkembang, yang semuanya merupakan

Hukum; Hukum dan Pendapat Umum;

pembidangan hukum.

Plurarisme Hukum;

selanjutnya

Pembahasan tentang hukum dan

dan

Peranannya

dalam

Negara Hukum

dalam Dilema.

sumber-sumbernya, dimulai dari dua

Hukum sebagai institusi keadilan,

kategori besar (sumber-sumber yang

apa itu keadilan? Beberapa rumusan-

bersifat hukum dan yang bersifat sosial).

rumusan keadilan sebagai berikut:

Pertama merupakan sumber yang diakui

1. “Keadilan

oleh hukum sendiri sehingga secara

bersifat

langsung

atau

untuk memberikan kepada setiap

yang

orang apa yang semestinya untuknya”

kedua merupakan sumber yang tidak

(Iustitia est constans et perpetua

menciptakan

bisa

melahirkan

hukum.

Adapun

Vol. II No. 02 Edisi Juli-Desember 2016

adalah
tetap

dan

kemauan

yang

terus-menerus

885

voluntas ius suum cuique tribuendi–
Ulpianus);

lingkup dari kemerdekaan individual

2. “Keadilan adalah suatu kebijakan
politik

7. “Norma keadilan menentukan ruang

yang

dalam

mengejar

kemakmuran

aturan-aturannya

individual, sehingga dengan demikian

menjadi dasar dari peraturan negara

membatasi kemerdekaan individu di

dan

dalam

aturan-aturan

ukuran

tentang

ini

apa

merupakan
yang

hak”.

Menurut Arisoteles, orang harus

batas-batas

sesuai

dengan

kesejahteraan umat manusia”. (John
Salmond);

mengendalikan diri dari pleonexia,

8. “Keadilan, buat saya adalah, suatu

yaitu memperoleh keuntungan bagi

tertib sosial tertentu yang di bawah

diri sendiri dengan cara merebut apa

lindungannya usaha untuk mencari

yang merupakan kepunyaan orang

kebenaran bisa berkembang dengan

lain,

subur. Keadilan saya karenanya adalah,

atau

menolak

apa

yang

seharusnya diberikan kepada orang

keadilan

lain;

perdamaian,

3. “Keadilan adalah kebajikan yang
memberikan

hasil,

bahwa

setiap

kemerdekaan,
keadilan

keadilan
demokrasi-

keadilan toleransi”. (Hans Kelsen);
9. “John

Rawls

orang mendapat apa yang merupakan

keadilan

bagiannya”. (Keadilan Justinian);

mengandung

4. “Setiap orang bebas untuk menentu-

orang-orang

mengonsepkan

sebagai

fairness,

asas-asas.
yang

yang

“Bahwa

merdeka

dan

kan apa yang akan dilakukannya, asal

rasional yang berkehendak untuk

ia tidak melanggar kebebasan yang

mengembangkan

sama dari orang lain”. (Herbert

kepentingannya hendaknya memper-

Spencer);

oleh suatu kedudukan yang sama

5. Roscoe

Pound

melihat

kepentingan-

keadilan

pada saat akan memulainya dan itu

dalam hasil-hasil konkrit yang bisa

merupakan syarat yang fundamental

diberikannya

bagi

kepada

masyarakat.

mereka

Singkatnya social engineering yang

perhimpunan

semakin efektif”;

kehendaki”.

6. “Tidak ada arti lain bagi keadilan
kecuali persamaan pribadi” (Nelson);

Menyoal
penegakan
administrasi

untuk

memasuki

yang

mereka

pembuatan

hukum,

hukum,

peradilan

keadilan

dan

merupakan

Vol. II No. 02 Edisi Juli-Desember 2016

886

pembahasan dari proses hukum. Dalam

melainkan merupakan bagian dari suatu

pembuatan hukum, terdapat tahap-tahap

penataan ketatanegaraan yang lebih luas.

sebagai berikut:

Dalam struktur kenegaraan modern,

1. Tahap inisiasi: muncul suatu gagasan

maka

tugas

penegakan

hukum

itu

dijalankan oleh komponen eksekutif dan

dalam masyarakat;
2. Tahap sosio-politis: pematangan dan

dilaksanakan
eksekutif

penajaman gagasan;

oleh

birokrasi

tersebut,

sehingga

dari
sering

3. Tahap yuridis: penyusunan bahan ke

disebut juga birokrasi penegakan hukum.

dalam rumusan hukum dan kemudian

Mengenai hukum dan rekayasa

diundangkan.

sosial, hukum bisa berfungsi untuk

Struktur serta organisasi pembuat

mengendalikan masyarakat dan bisa juga

hukum di dunia dewasa ini umum

menjadi

didasarkan pada pembagian kekuasaan

perubahan-perubahan dalam masyarakat.

antara legislatif, yudikatif dan eksekutif.

dalil yang selalu dikemukakan adalah,

Filsafat yang mendasari pengorgani-

bahwa

sasian

bersamaan

berubah, tidak ada yang statis. Dengan

dengan kebangkitan individualisme dan

mengutip istilah dalam ilmu teknik,

Rechtsstaat di Eropa dan dunia Barat.

penggunaan hukum secara sadar untuk

Dalam rangka melindungi individu,

mengubah

lembaga-lembaga legislatif, peradilan,

sebagai

dan eksekutif dikehendaki memiliki

lengkapnya social engineering bersifat

otonominya masing-masing, sehingga

sistematis,

dimulai

yang satu tidak ditundukkan kepada

problem

sampai

yang lain. Dalam kepustakaan dikenal

pemecahannya, yaitu:

istilah “Check and Balance” dan doktrin

1. Mengenal problem yang dihadapi

tersebut,

Montesquieu

muncul

yang sangat terkenal,

sarana

untuk

masyarakat

itu

masyarakat
social

melakukan

senantiasa

itu

disebut

engineering

dari

atau

identifikasi

kepada

jalan

sebaik-baiknya. Termasuk di dalam-

yaitu “separation of powers” atau

nya

“Trias Politica”. Di atas fondamen

masyarakat yang hendak menjadi

pemisahan

sasaran dari penggarapan tersebut;

kekuasaan

itulah

pengorganisasian pembuatan hukum itu
dilakukan.

Bahwa

pengorganisasian

pembuatan hukum tidak berdiri sendiri,
Vol. II No. 02 Edisi Juli-Desember 2016

mengenali

dengan

saksama

2. Memahami nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat. Hal ini penting dalam hal
social

engineering

itu

hendak

887

diterapkan pada masyarakat dengan

bersifat teritorial daripada “pribadi”,

sektor-sektor kehidupan majemuk.

artinya peraturan yang sama itu

Seperti:

modern

dan

ditetapkan terhadap anggota-anggota

tahap

ini

masyarakat dari semua suku, agama,

ditentukan nilai-nilai dari sektor mana

kelas, daerah dan kelamin. Apabila di

yang dipilih;

situ

tradisional,

perencanaan.

Pada

diakui

adanya

perbedaan-

dan

perbedaan, maka ia bukan sesuatu

memilih mana yang paling layak

yang disebabkan oleh kualitas yang

untuk bisa dilaksanakan;

intrinsik, seperti antara bangsawan

3. Membuat

hipotesa-hipotesa

4. Mengikuti jalannya penerapan hukum

dan kelas-kelas yang lebih rendah di

dan mengukur efek-efeknya.
Selanjutnya,

mengenai

hukum

dalam perspektif perkembangan. Bahwa
hukum bukanlah suatu institusi yang
statis, ia mengalami perkembangan.
Modernitas

memiliki

peran

dan budak atau antara kaum Brahman

besar

terhadap perkembangan hukum, dengan

India, melainkan yang disebabkan
oleh fungsi, kondisi dan hasil-hasil
karya yang dapat oleh seseorang
dalam kehidupan keduniaan ini;
3. Hukum merupakan instrumen yang
dipakai secara sadar untuk mewujudkan

ciri-ciri sebagai berikut:

keputusan-keputusan

politik

masyarakatnya.

1. Mempunyai bentuk tertulis;
2. Hukum itu berlaku untuk seluruh

Hal tersebut di atas merupakan

wilayah negara. Apabila diperhatikan

gambaran hukum modern, lalu hukum di

sejarah,

tidak

negara-negara berkembang disebutkan

selalu demikian. Pada masa-masa

dalam buku Gunnar Myrdal berjudul

yang lalu, dalam suatu wilayah

The Challenge of World Poverty. Bab

negara bisa berlaku berbagai macam

yang ketujuh dari buku tersebut berjudul

hukum dengan otoritas yang bersaing.

The Soft State. Bab tersebut dimulai

maka

keadaannya

dengan

kalimat,

“Semua

negara

oleh

Marc

hukum

modern

berkembang, sekalipun dengan kadar

sekarang ini terdiri dari peraturan-

yang berlainan, adalah “negara-negara

peraturan yang bersifat uniform serta

yang lembek”. Istilah yang dipakai oleh

diterapkan tanpa mengenal variasi.

Weber ini dimaksud untuk mencakup

Peraturan-peraturan

semua bentuk ketidakdisiplinan sosial

Seperti
Galanter,

dikatakan
maka

tersebut

lebih

Vol. II No. 02 Edisi Juli-Desember 2016

888

yang manifestasinya adalah: cacat-cacat

hubungan ini dihadapkan kepada hukum

dalam

dan

di negara-negara sosialis dan komunis,

terutama dalam hal menjalankan dan

yang bisa disebut Hukum Sosialis. Di

menegakkan

ketidak-

samping itu kita juga mengenal Hukum

patuhan yang menyebar dengan luasnya

Islam yang didasarkan pada kitab suci

di kalangan pegawai negeri pada semua

Al-Qur’an. Selanjutnya, orang masih

tingkatan

yang

juga membuat pembedaan antara hukum

ditujukan kepada mereka, dan sering

yang dipakai di suatu negara, sekalipun

mereka ini bertabrakan dengan orang-

pada dasarnya negara itu termasuk ke

orang atau kelompok-kelompok yang

dalam keluarga Common Law atau

berkuasa, yang justru harus mereka

hukum

atur...”.

para

disebabkan oleh karena perkembangan-

mahasiswa hukum atau para penstudi

nya di masing-masing negara pola dasar

hukum umumnya di Indonesia sebaiknya

dari model aslinya telah mengalami

sudah diperkenalkan kepada pilihan

perkembangan yang khas sesuai dengan

masalah khusus yang dihadapi oleh

lingkungannya. Dengan demikian kita

bangsa Indonesia sebagai bangsa dari

bisa berbicara tentang Hukum Amerika

suatu Negara Berkembang.

Serikat, Hukum Cina, Hukum Jepang,

perundang-undangan

hukum,

terhadap

Dengan

suatu

peraturan

demikian

Mengenai berbagai sistem hukum
di dunia, sebagai akibat dijajah oleh
Belanda,

maka

Indonesia

memakai

Romawi-Jerman.

Hal

ini

Hukum Negara-negara Afrika dan lainlain.
Pembahasan

mem-

sistem hukum yang berlaku di Eropa

bicarakan

Benua atau sistem hukum Romawi-

berhukum, ternyata tidak ada cara

Jerman atau “Civil Law System”. Ada

berhukum yang benar-benar universal di

pula sistem hukum Inggris yang lazim

dunia ini. Hukum berakar pada suatu

disebut “Common Law System”. Namun

komunitas kehidupan manusia tertentu.

demikian, segera harus ditambahkan di

Komunitas tersebut dimulai dengan

sini,

banyak

membangun suatu tatanan yang bersifat

mengenali tatanan hukum yang lain,

lebih alami daripada hukum, seperti

yang

untuk

tradisi dan kebiasaan. Di dunia ini

menyandang sebutan sistem hukum.

dijumpai bangsa-bangsa yang berbeda

David & Brierly menyatakan dalam

dalam tradisi dan nilai-nilai tersebut.

bahwa

mungkin

kita

masih

layak

juga

Vol. II No. 02 Edisi Juli-Desember 2016

cara

selanjutnya

bangsa-bangsa

889

Maka dari itu, pada waktu bangsa-

hal yang disampaikan dalam buku

bangsa ini menggunakan hukum modern

berkenaan dengan 1. Masalah konsep; 2.

yang dikembangkan dalam dan dari

Hukum

komunitas

metodologis:

tertentu

yang

berbeda

dan

langkah-langkah

Penerapan

hukum;

3.

daripada komunitasnya. Dalam hal ini

Perundang-undangan dan metode ilmu;

dipusatkan pada dua kultur atau tradisi

4. Prediksi tingkah-laku secara ilmiah; 5.

kehidupan sosial yang berbeda, yaitu

Yurimetri dan komputer; dan 6. Hukum

individualisme dan kontekstualisme.

dan

Mengenai teori hukum, dalam

metode

ilmu:

Wasana

kata

hermeneutika hukum.
Terakhir pembahasan dalam buku

dunia ilmu, teori menempati kedudukan
memberikan

ini adalah tentang bidang-bidang studi

sarana untuk bisa merangkum serta

hukum dilatarbelakangi susah untuk

memahami masalah secara baik. Teori

memberikan batasan terhadap objek

memberikan penjelasan dengan cara

studi

mengorganisasikan dan mensistemati-

disebabkan karena luasnya jangkauan

sasikan masalah yang dibicarakan. Teori

yang bisa diselidikinya. Bidang-bidang

hukum boleh disebut sebagai kelanjutan

studi hukum antara lain 1. Sosiologi

dari usaha mempelajari hukum positif,

hukum; 2. Antropologi hukum; 3.

setidak-tidaknya dalam urutan yang

Perbandingan hukum; 4. Sejarah hukum;

demikian itulah kita merekonstruksikan

5. Politik hukum; 6. Psikologi hukum;

kehadiran teori hukum itu secara jelas.

dan 7. Filsafat hukum.

yang

penting.

Karena

ilmu

hukum,

satu

dan

lain

Berikut teori-teori yang dibahas dalam
buku ini: 1. Teori-teori Yunani dan
Romawi; 2. Hukum Alam; 3. Aliran
Positivisme Hukum; 4. Teori Hukum
Murni;

5.

Sejarah

dan

Pendekatan-pendekatan
Antropologis;

dan

6.

Pendekatan-pendekatan Sosiologis.
Terkait dengan hukum dan metode
hukum, adalah melakukan tindakantindakan yang bermacam-macam, seperti
pembuatan dan penerapan hukum. Hal-

Vol. II No. 02 Edisi Juli-Desember 2016