View of Penggunaan Model Pembelajaran Terpadu sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pkn Pada Siswa Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Kokop Kabupaten Bangkalan

Penggunaan Model Pembelajaran Terpadu sebagai Upaya Meningkatkan -Sumarni

Penggunaan Model Pembelajaran Terpadu sebagai Upaya Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pkn Pada Siswa Kelas VIII-A
SMP Negeri 1 Kokop Kabupaten Bangkalan

Sumarni
sumarnia706@gmail.com/SMP Negeri 1 Kokop-Bangkalan

Abstrak : Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat mengakibatkan
perubahan di segala bidang kehidupan. Kemajuan ini tentu memberi dampak pada
lembaga pendidikan salah satunya, dim ana lem baga pendidikan dituntut untuk dapat
menyelenggarakan proses pendidikan secara optimal dan aktif sebagai upaya untuk
meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan itu sendiri. Penelitian ini menggunakan
penelitian tindakan (Action Research) sebanyak dua putaran. Setiap putaran terdiri dari
empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Sasaran
penelitian ini adalah siswa Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Kokop Kabupaten Bangkalan
Tahun Pelajaran 2017/2018. Dari hasil kondisi awal prestasi siswa dapat dililhat siswa
yang tuntas belajar sebanyak 8 siswa, hal itu besar presentasenya adalah 33,33%. Pada
siklus 1 siswa yang tuntas belajar sebanyak 13 siswa atau sebesar 54,17%. Sedangkan
pada siklus 2 siswa yang tuntas belajar sebesar 19 siswa atau 79,19%, hal itu

menunjukkan peningkatan yang signifikan terhadap prestasi siswa setelah pengunaan
pembelajaran terpadu. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan
metode pembelajaran terpadu dapat meningkatkan prestasi belajar PKn pada siswa Kelas
VIII-A SMP Negeri 1 Kokop Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran 2017/2018.
Kata Kunci : Pembelajaran Terpadu, Prestasi Belajar, PKn
Abstract: The progress of science and technology very rapidly in all areas of life. This
progress certainly has an impact on educational institutions, one of them, in which
education is required to be able to manage the educational process optimally and actively
in an effort to improve the quality and quality of education itself. This study uses action
research (Action Research) as much as two rounds. Each round consists of four stages:
planning, execution, observation, and reflection. The target of this research is Student
Class VIII-A SMP Negeri 1 Kokop Kabupaten Bangkalan Lesson Year 2017/2018. From
the results of the initial activities of student achievement can dililhat students who
complete learning as many as 8 students, it was a large percentage is 33.33%. In cycle 1
students who thoroughly learn as many as 13 students or equal to 54.17%. While in cycle
2 students who finished studying 19 students or 79.19%, it shows a significant
improvement on student achievement after the use of integrated learning. Based on these
results can be concluded that the integrated learning method can improve the achievement
of learning Civics in students Class VIII-A SMP Negeri 1 Kokop Kabupaten Bangkalan
Lesson 2017/2018.


Keywords: Integrated Learning, Learning Achievement, Civics

211

Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 211-226

mengajar

Pendahuluan
Pendidikan

berkurang

dan

hanya

Kewarganegaraan bergantung pada guru. Metode ini


(PKn) merupakan mata pelajaran yang

berkisar pada pem berian ceramah,

diwajibkan untuk kurikulum di jenjang

tanya jawab, diskusi, dan penugasan.

pendidikan dasar, menengah, dan mata Akibatnya dalam mempelajari materi
kuliah

wajib

untuk

kurikulum PKn siswa cenderung kurang semangat

pendidikan tinggi, sebagaimana yang dan dianggap sebagai pelajaran yang
diamanatkan dalam Undang-Undang membosankan. Hal tersebut terjadi pula
Nomor


20

Tahun

2003

tentang di SMP Negeri 1 Kokop Kabupaten

Sisdiknas pasal 37. Berdasarkan hal Bangkalan.
tersebut PKn tidak bisa dianggap remeh

Permasalahan yang akan diteliti,

karena merupakan mata pelajaran yang peneliti temukan di Kelas VIII-A SMP
diwajibkan,

sehingga

upaya-upaya Negeri 1 Kokop Kabupaten Bangkalan


untuk memperbaiki proses pembela- Tahun Pelajaran 2017/2018.
jaran PKn di sekolah-sekolah maupun tersebut

memiliki

Kelas

permasalahan

perguruan tinggi harus terus diting- prestasi belajar rata-rata kelas pada
katkan.

mata pelajaran PKn yang rendah. Hal

Kenyataan di lapangan pelajaran ini dapat dilihat berdasarkan nilai rataPendidikan Kewarganegaraan (PKn)
masih

dianggap


sebagai

rata PKn kelas semester gasal yaitu

pelajaran 58,2 dengan batas ketuntasan mini-

nomor dua atau dianggap sepele oleh malnya (KKM) yaitu 70. Berdasar data
sebagian besar siswa. Kenyataan ini tersebut siswa yang mampu mencapai
sem akin diperburuk dengan metode nilai > 70 hanya 40%, sedangkan
mengajar yang dipakai oleh sebagian sisanya memperoleh nilai di bawah
besar guru PKn masih memakai metode batas ketuntasan minimal tersebut. Data
konvensional atau tradisional. Metode ini peneliti dapatkan setelah melakukan
konvensional m erupakan m etode dim wawancara

dengan

guru

PKn


di

ana guru memegang peranan utama sekolah tersebut. Rendahnya prestasi
dalam menentukan isi dan langkah- belajar

siswa tersebut

antara

lain

langkah dalam menyampaikan materi disebabkan oleh kurangnya semangat
kepada siswa. Sehingga keaktifan siswa siswa dalam belajar PKn, tidak semua
dalam mengikuti kegiatan belajar dan siswa mempunyai buku pegangan atau

212

Penggunaan Model Pembelajaran Terpadu sebagai Upaya Meningkatkan -Sumarni

buku paket PKn, dan metode mengajar

guru

yang

masih

berkisar

Berdasarkan

pada peneliti

ceramah, tanya jawab serta penugasan.

uraian

bermaksud

di


atas

menggunakan

model pembelajaran terpadu Model ini

Berdasarkan sebab-sebab tersebut dipilih karena melalui pembelajaran
peneliti memfokuskan pada metode terpadu peserta didik dapat memperoleh
mengajar guru yang masih bersifat pengalaman langsung, sehingga dapat
konvensional. Salah satu cara yang

menambah kekuatan untuk menerima,

dapat ditem puh oleh guru berkaitan menyimpan, dan mem produksi kesandengan

pengem

bangan

metode kesan tentang hal-hal yang dipela-


mengajar agar tidak terpaku pada jarinya. Dengan demikian, peserta didik
metode mengajar konvensional adalah terlatih untuk dapat menemukan sendiri
sebagaim ana yang dikem ukakan oleh berbagai konsep yang dipelajari secara
Hamzah

B.U

no

yaitu

dengan holistik, bermakna, otentik, dan aktif.

mengubah dari sekedar metode ceram Cara pengemasan pengalaman belajar
ah dengan berbagai var(2008:17)iasi yang dirancang guru sangat berpemetode yang lebih relevan dengan ngaruh terhadap kebermaknaan pengatujuan pem belajaran, memperkecil laman

bagi

para


peserta

didik.

kebiasaan cara belajar peserta yang Pengalaman belajar lebih menunjukkan
baru merasa belajar dan puas kalau kaitan unsur-unsur konseptual menjabanyak mendengarkan dan menerima dikan proses pembelajaran lebih efektif.
informasi (diceramahi) guru, atau baru
belajar kalau ada guru.

Berdasarkan observasi awal yang
dilakukan peneliti dengan mengadakan

Oleh karena itu metode konven- tes kemampuan awal dan wawancara
sional dalam pengajaran PKn harus dengan guru PKn Kelas VIII-A, maka
diubah. Hal ini dilakukan supaya siswa penelitian ini akan dilaksanakan di
tidak

lagi

merasa

bosan

dalam Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Kokop

mengikuti pelajaran PKn. Sebaliknya Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran
dengan metode baru siswa diharapkan 2017/2018.
lebih aktif tidak lagi hanya sekedar

Oleh karena itu untuk mening-

menerima informasi atau diceramahi katkan prestasi belajar khususnya pada
guru, tetapi bisa memberikan informasi mata pelajaran Pendidikan Kewargakepada teman-temannya.

negaraan (PKn), peneliti bermaksud

213

Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 211-226

mencobakan

model

pembelajaran penggunaan

model

pembelajaran

terpadu pada Kelas VIII-A SMP Negeri terpadu terhadap prestasi belajar PKn
1 Kokop Kabupaten Bangkalan Tahun pada siswa Kelas VIII-A SMP Negeri 1
Pelajaran

2017/2018.

Metode

ini Kokop Kabupaten Bangkalan Tahun

diterapkan agar dapat membantu guru Pelajaran 2017/2018".
khusunya dalam meningkatkan prestasi

Pembelajaran

merupakan

suatu

belajar siswa. Selain itu agar penyajian kombinasi yang tersusun tlari unsurbahan ajar PKn tidak lagi terbatas unsur manusiawi, material, fasilitas,
hanya ceramah dan membaca isi buku, perlengkapan dan prosedur yang saling
sehingga diharapkan siswa tidak lagi mempengaruhi guns mencapai tujuan
merasa bosan dan jenuh dengan materi pembelajaran". (Oemar Hamalik, 1995
pelajaran.

: 57).

Berdasarkan

uraian

di

atas,

Menurut

J.

Gino

(2000:

6)

peneliti terdorong untuk mengadakan mengatakan bahwa belajar diartikan
penelitian dengan judul "Penggunaan sebagai proses tingkah laku dalam arti
Model Pembelajaran Terpadu Sebagai luas yang diubah melalui praktek atau
Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar latihan, "Learnimg is a process which
Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Pada behavior On the broader sense) is
Siswa Kelas VIII-A SMP Negeri 1 originated through practise or training".
Di samping itu J. Gino juga

Kokop Kabupaten Bangkalan Tahun

mengatakan bahwa, "belajar adalah

Pelajaran 2017/2018".
Berdasarkan

latar

belakang aktivitas mental (psikis) yang berlang-

masalah, maka dapat dikemukakan sung dalam interaksi dengan lingkuperumusan
adalah

masalah

"Apakah

pembelajaran

penelitian
melalui

ini ngan yang menghasilkan perubahan-

model perubahan pengetahuan pemahaman,

terpadu,

dapat ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan

meningkatkan prestasi belajar PKn itu bersifat konstan dan berbekas"
pada siswa Kelas VIII-A SMP Negeri 1 (J.Gino,2000:6). Sedangkan Cronbach
Kokop Kabupaten Bangkalan Tahun dalam
Pelajaran 2017/2018?"
Tujuan
"Untuk

penelitian
mengetahui

Syaiful

Bahri

Djamarah

(2002:12) berpendapat "Learning is
ini

adalah show n by change in behavior as a

pengaruh result a f oNperience ", yang artinya

214

Penggunaan Model Pembelajaran Terpadu sebagai Upaya Meningkatkan -Sumarni

belajar sebagai suatu aktivitas yang pendekatan

belajar-mengajar

yang

ditunjukkan oleh perubahan tingkah melibatkan beberapa bidang studi untuk
laku sebagai hasil dari pengalaman.

memberikan pengalaman yang bermak-

Jadi belajar menurut penulis adalah na kepada anak." (tim pengembang
perubahan perilaku akibat pengalaman.
Tujuan

(goaIs)

PGSD,2001:6)

Dikatakan

bermakna

pembelajaran karena dalam pembelajaran terpadu,

adalah "rumusan yang luas menge-nai anak akan memahami konsep-konsep
hasilhasil pendidikan yang diinginkan. yang

mereka

pelajari

itu

melalui

Di dalamnya mengandung tujuan yang pengalaman langsung dan menghumenjadi

target

pembelajaran

dan bungkan dengan konsep lain yang

menyediakan pilar untuk menyediakan sudah

mereka

hadapi.

Pengertian

pengalaman belajar" (Oemar Hamalik, pembelajaran terpadu dapat dilihat
1995 :76).

sebagai:

Untuk mencapai tujuan pembela-

1) Pembelajaran yang beranjak dari

jaran tersebut diperlukan suatu strategi

satu tema tertentu sebagai pusat

yang diyakini efektivitasnya. Penerapan

perhatian (center of interest) yang

stategi pembelajaran tidak asal memilih

digunakan

tetapi, seorang guru perlu memilih

gejala-gejala dan konsep lain baik

suatu model pembelajaran yang tepat.

yang berasal dari bidang studi

Model

yang bersangkutan maupun dari

pembelajaran

dengan

teknik

menunjang

yang

sesuai

mengajar

yang

pelaksanaan

model

mengajar.

untuk

memahami

bidang studi lainnya,
2) Suatu pendekatan pembelajaran
yang menghubungkan berbagai

Jadi dapat disimpulkan pembela-

bidang studi yang mencerminkan

jaran menurut penulis adalah siasat,

dunia

strategi guru agar peserta didik mau

dalam rentang kem am puan dan

belajar dan mau memahami subyek

perkembangan anak,

belajar

sehingga

peserta

didik

nyata

3) Suatu cara untuk

mengalami perubahan perilaku akibat

bangkan

pengalaman dari pembelajaran tersebut.

keterampilan

Pembelajaran

terpadu

sebagai

suatu konsep dapat dikatakan sebagai

215

disekeliling

m engem

pengetahuan
anak

dan

dan
secara

simultan,
4) Merakit

atau

menggabungkan

Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 211-226

sejumlah konsep dalam beberapa karena hasil dari usaha belajar tersebut
bidang

studi

yang

berbeda,

dinyatakan

dalam

bentuk

prestasi.

dengan harapan anak akan belajar

Sebagaimana diungkapkan oleh Nana

dengan lebih baik dan bermakna.

Syaodih

(Tim

Pengembang

Sukmadinata

(2005:102)

PGSD, menyatakan bahwa:
“Prestasi belajar dapat disebut

2001:8)
5)

juga

sebagai

hasil

belajar

yang

Pembelajaran terpadu dikembangkan merupakan realisasi atau pemekaran
selain

untuk

mencapai

tujuan dari kecakapan potensi atau kapasitas

pembelajaran yang telah ditetapkan, yang dimiliki oleh seseorang yang
diharapkan siswa juga dapat:
1) Meningkatkan

dapat dilihat dari perilaku dalam bentuk

pemahaman penguasaan pengetahuan, ketrampilan

konsep yang dipelajari secara berpikir maupun ketrampilan motorik.
lebih bermakna.

Prestasi belajar ini dinyatakan dalam

2) Mengembangkan
menemukan,

keterampilan bentuk simbol, angka, huruf, atau

mengolah

dan kalimat yang mencerminkan hasil yang

memanfaatkan informasi.

dicapai dalam periode tertentu”.

3) Menumbuhkembangkan

sikap

Berdasarkan beberapa pendapat ahli

positif, kebiasaan baik, dan nilai- mengenai prestasi belajar, maka dapat
nilai luhur yang diperlukan dalam diambil kesimpulan bahwa prestasi
kehidupan.

belajar adalah hasil dari suatu usaha

4) Menumbuhkembangkan

belajar yang dilakukan oleh siswa

keterampilan sosial seperti kerja termasuk

di

sama, toleransi, komunikasi, serta pengetahuan
menghargai pendapat orang lain.
5) Meningkatkan

gairah

dalamnya
maupun

penguasaan
ketrampilan,

selanjutnya prestasi belajar tersebut

dalam dapat dinyatakan dalam bentuk simbol,

belajar.

angka,

huruf,

atau

kalimat

6) Memilih kegiatan yang sesuai mencerminkan

hasil

yang

dengan minat dan kebutuhan

yang
dicapai

dalam periode tertentu.
Menurut Nana Sudjana (2005: 5)"

Kegiatan
kaitannya

belajar
dengan

mengajar
prestasi

erat Dari segi alatnya penilaian prestasi

belajar, belajar dapat dibedakan menjadi 2 yaitu

216

Penggunaan Model Pembelajaran Terpadu sebagai Upaya Meningkatkan -Sumarni

tes dan non tes" .Untuk jenis kategori

cerdas, terampil, dan berkarakter

tes dapat berupa test tulisan dan tes

yang diamanatkan oleh Pancasila

lisan sedangkan untuk non test dapat

dan UUD 1945". (PERMENDIK-

berupa

kuesioner,

NAS RI No. 22 Tahun 2006

wawancara, skala, sosiometri, studi

Tentang Standar Isi Untuk Satuan

kasus, ".

Pendidikan Dasar dan Menengah)

observasi,

Dari pendapat pakar ahli di atas
dapat disimpulkan bahwa alat ukur

Mata

pelajaran

pendidikan

prestasi belajar dapat dikategorikan kewarganegaraan di sekolah bertujuan
menjadi 2 yaitu tes dan non test. Kedua agar

siswa

memiliki

kemampuan

jenis kategori penilaian tersebut dapat sebagai berikut:
digunakan untuk mengukur seberapa
keberhasilan

proses

pembelajaran.

Pembuatan alat penilaian ini tergantung
pada aspek yang mau dinilai untuk
aspek

kognitif

mengunakan

test

1) Berfikir secara kritis, rasional,
dan kreatif dalam menanggapi isu
kew arganegaraan.
2) Berpartisipasi secara aktif dan
bertanggung

jawab

dengan

sedangkan untuk aspek afektif dan

bertindak secara cerdas dalam

psikomotor dapat mengunakan alat non

kegiatan

test.

berbangsa serta anti korupsi.
Peraturan

asyarakat,

Pendidikan

3) Berkembang secara positif dan

Nasional RI . No. 22 Tahun 2006

demokratis untuk membentuk diri

tentang standar isi untuk Pendidikan

berdasarkan

Dasar

masyarakat Indonesia agar dapat

dan

Menteri

berm

Menengah

menetapkan

bahwa:
"Mata

hidup bersama dengan bangsapelajaran

kewarganegaraan
mata

karakter-karakter

pelajaran

pendidikan
merupakan
yang

bangsa lainnya.
4) Berinteraksi

dengan

bangsa

lain

memfokuskan pada pembentukan

dunia

secara

warga Negara yang memahami

langsung dengan memanfaatkan

dan mampu memiliki hak-hak

teknologi

dan kewajibannya untuk menjadi

komunikasi.

warga negara Indonesia yang

217

dalam

bangsaperaturan

langsung/tidak

informasi

dan

Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 211-226

Pendidikan demokrasi di sekolah proses pembelajaran dengan model
dalam

pendidikan

kewarganegaraan pembelajaran yang sesuai.

diwujudkan dengan cara kesempatan

Arnie

Fajar

(2005:

141)

belajar pada siswa secara aktif pada menguraikan bahwa "Mata pelajaran
pembelajaran.
dengan

Pembelajaran

aktif Kewarganegaraan

mata

menciptakan suatu kondisi pelajaran yang memfokuskan pada

dimana siswa dapat berperan aktif,
sedangkan

guru

fasilitator

merupakan

bertindak

salah

mengembangkan

pembentukan diri yang beragam dari

sebagai segi agama, sosiokultural, bahasa, usia,
satu dan suku bangsa untuk menjadi warga

alternatif yang dapat digunakan guru
untuk

merupakan

Negara Indonesia yang cerdas, teram

nilai-nilai pil dan berkarakter yang diamanatkan

demokrasi di sekolah. Siswa dengan oleh pncasila dan UUD 1945"
bebas mengungkapkan gagasan dan

Pendidikan

pikirannya tanpa ada rasa ketakutan adalah

mata

kewarganegaraan
pelajaran

yang

terhadap guru. Hal ini akan tercipta mengandung niai-nilai moral yang akan
menumbuhkan
kelas,

yang

terciptanya

demokratisasi
akan

suasana

dalam mempengaruhi

mendorong bertingkah

yang

laku

cara
anak,

berfikir

dan

baik

yang

kondusif berhubungan dengan dirinya sendiri

dalam meningkatkan keaktifan siswa maupun orang lain. Bidang studi ini
dalam pembelajaran yang optimal.
Pembelajaran
negaraan

pendidikan

hendaknya

telah ditetapkan oleh M PR dengan Tap

kewarga- M PR No. II / M PR / 1998 yang mana

mengutamakan sebagai

realisasinyadalam

GBHN

proses pembinaan nilai, sikap dan sebagai berikut :
perilaku-perilaku yang positif supaya

"Bahwa pendidikan kewargane-

dapat internalisasikan dalam kehidupan

garaan

sehari-hari.

pancasila dan unsur-unsurnya yang

pendidikan

Dalam

pembelajaran

pendidikan

harus

dapat meneruskan dan mengem-

yang

bangkan jiwa dan nilainilai 45

menyenangkan sehingga siswa akan

kepada generasi muda dimasukkan

termotifasi

dibuat

pada

pembelajaran.

kewarganegaraan

termasuk

suatu

sampai
Siswa

kondisi

akhir

proses

dalam kurikulum di sekolahsekolah,

akan

belajar

mulai dari TK sampai Universitas

dengan baik serta mudah mengikuti

218

Penggunaan Model Pembelajaran Terpadu sebagai Upaya Meningkatkan -Sumarni

baik

negeri

maupun

swasta". Undang- Undang Sistem Pendidikan

(Depdikbud, 2006:53).

Nasional)

Pernyataan tersebut menunjukkan

Pendidikan

Kewarganegaraan

bahwa perhatian pemerintah sangat dianggap sebagai pendidikan demokbesar

terhadap

bidang

studi

ini,

rasi. yang menjatli strategis dan mutlak

sehingga pemerintah menetapkan untuk bagi

perwujudan

masyarakat

dan

diadakan mata pelajaran pendidikan negara tlemokrasi. Demokrasi tlalam
kewarganegaraan

disetiap

jenjang suatu negara hanya akan tumbuh subur

pendidikan mulai dari Taman Kanak- apabila dijaga oleh warga negara yang
Kanak sampai Perguruan Tinggi.
Mata

pelajaran

tlemokratis.

Warga

Negara

yang

pendidikan tlemokratis

bukan

hanya

dapat

kewarganegaraan adalah mata pelajaran menikmati hak kebebasan individu,
yang digunakan sebagai wahana untuk tetapi juga harus memikul tanggung
mengembangkan dan melestarikan nilai jawab secara bersama-sama dengan
luhur dan moral tersebut diharapkan orang lain untuk membentuk masa
dapat

mewujudkan

dalam

bentuk depan

yang

cerah.

Sesungguhnya,

perilaku kehidupan sehari-hari siswa, kehidupan yang tlemokratis adalah citabaik sebagai individu maupun sebagai cita yang dicerminkan dan diamanatkan
anggota

masyarakat

dan

mahkluk oleh para pendiri bangsa dan negara

ciptaan Tuhan.
Pendidikan

ketika

mereka

pertama

kali

kewarganegaraan merumuskan Pancasila dan UUD 1945.

dimaksudkan membekali siswa dengan

Pendidikan

Kewarganegaraan

budi pekerti, pengetahuan kemanusiaan dimaksudkan agar setiap warga Negara
dasar berkenaan dengan hubungan antar memiliki wawasan kesadaran bernegara
warga Negara dengan Negara serta untuk bela negara dan memiliki pola
pendidikan pendahuluan bela Negara pikir, pola sikap dan perilaku sebagai
agar menjatli warga Negara yang dapat

pola tindak yang cinta tanah air

diandalkan oleh bangsa dan Negara.

berdasarkan

Pendidikan
adalah"pendidikan

kewarganegaraan diperlukan
yang

Pancasila,
demi

tetap

semua

itu

utuh

dan

mengem- tegaknya Negara Kesatuan Republik

bangkan semangat kebangsaan dan Indonesia.
cinta tanah air".(penjelasan pasal 37

219

Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 211-226

Dari

uraian

tersebut

yang berhasil, akan membuahkan sikap dijelaskan

bahwa

dalam

Pendidikan

Kewarganegaraan

mental bersifat cerdas, penuh rasa kemerdekaan

menghadapi

dapat
mengisi

pengaruh

tanggung jawab dari peserta didik global , maka setiap warga negara harus
tetap pada jati dirinya yang berjiwa

dengan perilaku yang :

1) Beriman dan bertagwa terhadap patriotik dan cinta tanah air di dalam
Tuhan Yang

maha Esa dan perjuangan non fisik sesuai dengan

menghayati nilai-nilai

falsafah bidang profesi masing-masing di dalam
disemua aspek kehidupan, khususnya

bangsa.

2) Berbudi pekerti luhur, berdisiplin untuk

memerangi

tlalam bermayarakat, bangsa dan kemis-kinan,

keterbelakangan,

kesenjangan

sosial,

korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN),

Negara.

3) Bersikap rasional, dinamis dan menguasai
sadar akan hak dan kewajiban teknologi,

ilmu

pengetahuan

meningkatkan

dan

kualitas

sumber daya manusia guna memiliki

sebagai warga N egara.

4) Bersifat professional yang dijiwai daya saing/kompetitif, transpran dan
memelihara serta menjaga persatuan

oleh kesadaran Bela Negara.
5) Aktif

memanfaatkan

ilmu dan kesatuan bangsa, berpikir obyektif

pengetahuan dan teknologi serta rasional dan mandiri, sehingga menjadi
seni untuk kepentingan kemanu- bangsa
siaan, bangsa dan Negara.

yang

dapat

diperhitungkan

dalam peraturan global dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia tetap

Melalui Pendidikan Kewargane- utuh, tegak dan jaya sepanjang masa.
garaan ini diharapkan mampu untuk

Kerangka

berpikir

merupakan

memahami, menganalisis dan menja- alur penalaran yang sesuai dengan tema
wab masalah-masalah yang dihadapi dan masalah penelitian, serta didaoleh masyarakat, bangsa dan negaranya sarkan pada kajian teoritis. Kerangka
secara berkesinambungan dan konsisten berpikir ini digambarkan dengan skema
dengan cita-cita dan tujuan nasional secara holistik dan sistematik. Selaras
seperti

yang

digariskan

Pembukaan UUD 1945.

dalam dengan judul penelitian "Penggunaan
Model Pembelajaran Terpadu Sebagai
Upaya Meningkatakan Prestasi Belajar

220

Penggunaan Model Pembelajaran Terpadu sebagai Upaya Meningkatkan -Sumarni

Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan ditindaklanjuti
Kewarganegaraan Kelas VIII-A SMP dakan

nyata

dengan
yang

tindakan-tin

terencana

dan

Negeri 1 Kokop Kabupaten Bangkalan terukur".
Tahun Pelajaran 2017/2018".

Hal-hal

panting

yang

harus

Dalam penelitian ini hipotesis diperhatikan dalam penelitian tindakan
dari peneliti adalah: "Bahwa Peng- kelas, menurut Suharsimi Arikunto,
gunaan Pembalajaran Terpadu Dapat Sudjanto dan Supardi (2006:16), yakni:
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa "perencanaan, pelaksanaan, pengamaDalam

Mata

Pelajaran

Pendidikan tan dan, refleksi".

Kewarganegaraan"

Keempat

komponen

tersebut

merupakan langkah-langkah yang harus
ditempuh setiap peneliti yang akan

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP melaksanakan

penelitian

tindakan

Negeri 1 Kokop Kabupaten Bangkalan. kelas. Strategi yang digunakan dalam
Alasan pemilihan sekolah ini sebagai penelitian ini adalah deskriptif yang
tempat penelitian adalah karena peneliti bertujuan
mengajar di sekolah tersebut.

September

sampai

menjelaskan

atau

menggambarkan realita atau kenyataan

Penelitian ini dilakukan pada yang
bulan

untuk

ada.

Peneliti

menjabarkan

dengan keadaan di lapangan dengan disertai

November 2017.

data yang diperoleh selama proses

Penelitian ini merupakan peneliti- penelitian.
an tindakan (Action Research), karena
penelitian

dilakukan

untuk

Akibat

adanya

keterbatasan

meme- waktu, tenaga, dan biaya peneliti tidak

cahkan masalah pembelajaran di kelas.

mencari semua informasi sebagai objek

Sarwiji Suwandi (2004: 119) kajian dalam penelitian ini. Peneliti
mengungkapkan

bahwa

"PTK hanya mengambil informasi Guru kelas

merupakan penelitian yang bersifat sekaligus guru bidang studi PKn serta
reflektif. Kegiatan penelitian berangkat

siswa Kelas VIII-A SMP Negeri 1

dari permasalahan nil yang dihadapi Kokop Kabupaten Bangkalan Tahun
oleh

guru

mengajar,

dalam
kemudian

proses

belajar

Pelajaran 2017/2018 sebagai subjek

direfleksikan penelitian.

Pengumpulan

data

dari

alternatif pemecah masalahnya dan siswa dilakukan dengan observasi di

221

Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 211-226

Kerjasama dalam
kelompok
Kemampuan siswa
mengemukakan
pendapat dalam
kelompok
Mendengarkan
dengan baik ketika
teman berpendapat
Saling membantu dan
menyelesaikan
masalah

kelas dan tugas-tugas siswa untuk
kemudian dianalisis sebagai sumber
data.
Teknik

pengumpulan

data

merupakan cara yang ditempuh untuk
mendapatkan data yang diperlukan
dengan menggunakan teknik tertentu.

yang

observasi,

digunakan,
wawancara,

yaitu:

tes,

dan

doku-

keberhasilan

dalam

mentasi.

Lembar
observasi

65%

Lembar
observasi

65%

Lembar
observasi

65%

Lembar
observasi

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam penelitian ini alat pengumpulan
data

65%

Data yang diperoleh peneliti di
lapangan penelitian yaitu di SMP
Negeri 1 Kokop Kabupaten Bangkalan
Tahun Pelajaran 2017/2018 dikum-

Indikator
Penelitian

Tindakan

Kelas

ini

difokuskan pada prestasi belajar dalam

pulkan, kemudian data tersebut diolah
dan dianalisis sehingga dapat disajikan
secara sistematis.

proses belajar mengajar berlangsung
dengan menggunakan model pembela- Hasil Tes Siklus I
jaran terpadu.
Pada tanggal 19 September 2017
Tabel 3.1.

peneliti

bersama

salah

satu

guru

Indikator keberhasilan tindakan untuk

menentukan tema dan sub-tema dalam

prestasi belajar PKn

pembelajaran terpadu, dan ditentukan
tema yang sesuai adalah menampilkan

Aspek yang

Target

Dinilai

Alat

ketaatan terhadap perundang-undangan

Penilaian

Batas tuntas

70%

Tes

nasional, setelah ditentukan temannya

Ketuntasan kelas

75%

Tes

maka peneliti menyiapkan RPP sumber
belajar untuk materi tersebut, dan

Tabel 3.2

instrumen penelitian berupa lembar

Indikator Keberhasilan Tindakan untuk

observasi guru dan observasi keaktifan

Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
Pkn

siswa

dalam

pembelajaran,

daftar

pertanyaan setelah diadakan siklus 1),
kisi-kisi, beserta soal tes, dan kunci

Aspek yang Dinilai
Perhatian siswa
terhadap penjelasan
guru

Target

Alat
Penilaian

jawabannya dan soal tersebut telah di

65%

Lembar
observasi

uji validitas dan realibitasnya

222

Penggunaan Model Pembelajaran Terpadu sebagai Upaya Meningkatkan -Sumarni

Pelaksanaan tindakan I dilakukan dengan batas tuntas 70 dan ketuntasan
pada hari Rabu, 27 September 2017 dan kelas sebesar 75%. Berdasarkan tabel di
04 Oktober 2017 pada jam ke-5 sampai atas dapat dilihat bahwa target yang
jam ke-6 (pukul 10.00 s.d. 11.00 WIB). diharapkan belum tercapai. Keadaan ini
Sesuai

kesepakatan

bahwa

siklus akan diperbaiki pada siklus II.

pertama dilakukan sebanyak 2 kali
dengan alokasi waktu selama 40 menit

Hasil Tes Siklus II
Perencanaan siklus II dilakukan

setiap pertemuan. Pertemuan pertama
menjelaskan

mengenai

Pancasila

sebagai sumber dari segala sumber
hukum di Indonesia dan pertemuan
kedua menjelaskan mengenai konstitusi

Berdasarkan tes siklus I terdapat
siswa yang mendapat nilai kurang dari
sebanyak

11

siswa

dengan

persentase sebesar 45,83% dan yang
mendapat nilai > 70 sebanyak 13
dengan persentase sebesar

Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Kokop
Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran
2017/2018

untuk

mempersiapkan

skenario pembelajaran yang berupa

yang pernah berlaku di Indonesia.

70

tanggal 14 Oktober 2017 pada siswa

54,17%

siswa, dan nilai rata-rata kelas yang

RPP bahan ajar yang berasal dari bukubuku dan sumber lainnya, instrument
penelitian

yang

berupa

lembar

observasi

tentang

kegiatan

selama

pembelajaran dan daftar wawancara,
kisi-kisi sikus II yang berjumlah 15
pilihan esay beserta soal tes, dan kunci
jawaban soal tes tersebut telah di uji

dicapai sebesar 54,17.
Ketuntasan belajar siswa tersebut

validitas dan reliabiltasnya.
Berdasarkan tes siklus II terdapat

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

siswa yang mendapat nilai kurang dari

Tabel 4.1.

70 sebanyak 5 siswa dengan persentase

Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I

sebesar 20,83% dan yang mendapat
Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I
Kriteria
Tuntas

Jumlah Siswa
13

Persentase
54,17%

Belum Tuntas

11

45,83%

Jumlah

24

100%

Kriteria

keberhasilan

nilai

2

70

sebanyak

19

dengan

persentase sebesar 79,17% siswa, dan
nilai

rata-rata

kelas

yang

dicapai

sebesar 65,04. Ketuntasan belajar siswa

tindakan

untuk prestasi belajar adalah 54,17%

tersebut dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.2

223

Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 211-226

33,33% atau sebanyak 8 siswa. Pada

Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II

siklus I didapatkan presentase siswa
Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
Kriteria
Tuntas

Jumlah Siswa
19

Persentase
79,17

Belum Tuntas

5

20,83

Jumlah

24

100%

tutas belajar sebesar 54,17% atau
sebanyak 13 siswa, sedangkan pada
siklus II didapatkan presentase siswa
tuntas belajar sebesar 79,19% atau

Kriteria

keberhasilan

tindakan sebanyak 19 siswa. Sehingga telah

untuk prestasi belajar adalah 79,17% sesuai

dengan

apa

yang

telah

dengan batas tuntas 70 dan ketuntasan diharapkan sesuai dengan indikator
kelas sebesar 75%. Berdasarkan tabel di yang direncanakan yaitu ketuntasan
atas dapat dilihat bahwa target yang sebesar 75%.
Tabel 4.3

diharapkan sudah tercapai.
Berdasarkan

tindakan

Perbandingan Prestasi Belajar Siswa

yang

Hasil Kondisi Awal, Siklus I, dan

dilakukan pada kondisi awal yang
hanya

menggunakan

Siklus II

model

pembelajaran ceramah sebagai proses
Presentase

pembelajaran dan penggunaan model

Keadaan

Ketuntasan
Belajar

pembelajarn terpadu pada siklus I
dengan model pembelajaran ceramah
dan tugas kelompok kemudian pada
siklus II dirubah menggunakan model

Jumlah
SiswaTuntas

Kondisi awal

33,33%

8 siswa

Sikus I

54,17%

13 siswa

Siklus II

79,19%

19 siswa

pembelajaran terpadu dengan model
pembelajaran

kerja

kelompok

Dari hasil kondisi awal yang

dan

hanya siswa tuntas belajar sebanyak 8

bermain peran.

Dibandingkan pada kondisi awal orang atau sebesar 33,33%, sedangkan
pada pembelajaran siklus I dan siklus II pada siklus I meningkat menjadi 13
terjadi peningkatan prestasi belajar. siswa atau sebesar 54,17% dan pada
Prestasi belajar pada kondisi awal siklus II meningkat kembali menjadi 19
ditunjukkan dengan hasil dari mid siswa atau sebesar 79,19 siswa, dapat
semester gasal dengan batas ketuntasan disimpulkan bahwa denga mengbelajar adalah 70 sehingga didapat

gunakan model pembelajarn terpadu

presentase siswa tuntas belajar sebesar

pada

224

mata

pelajaran

pendidikan

Penggunaan Model Pembelajaran Terpadu sebagai Upaya Meningkatkan -Sumarni

kewarganegaraan dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa.

Dari

hasil

penelitian

yang

diperoleh dari uraian sebelumnya agar
proses belajar mengajar PKn lebih

Penutup

efektif dan lebih memberikan hasil

Penggunaan model pembelajaran
terpadu ini merupakan sebagai langkah
upaya perbaikan pada kondisi awal,
dari hasil siklus I dan II dibuktikan
dengan adanya peningkatan presatsi
belajar siswa dari hasil kondisi awal
yang

hanya

siswa

tuntas

belajar

sebanyak 8 orang atau sebesar 33,33%,
sedangkan pada siklus I meningkat
menjadi 13 siswa atau sebesar 54,17%
dan pada siklus II meningkat kembali
menjadi 19 siswa atau sebesar 79,19
siswa,

dapat

disimpulkan

bahwa

dengan menggunakan model pembelajaran terpadu pada mata pelajaran
pendidikan

kewarganegaraan

dapat

meningkatakan prestasi belajar siswa.
Hal

ini

penggunaan

menunjukkan
model

yang

optimal

bagi

siswa,

maka

disampaikan saran sebagai berikut :
1) Hendaknya guru dapat menerapkan
metode pem belajaran terpadu untuk
dapat meningkatkan prestasi belajar dan
keaktifan siswa. 2) Hendaknya siswa
dapat memberikan respon yang baik
terhadap guru dalam penerapan metode
pembelajaran terpadu, sehingga dapat
meningkatkan

prestasi

belajar

dan

keaktifan siswa pada mata pelajaran
PKn khususnya. 3) Hendaknya peneliti
lain yang ingin melakukan penelitian
sejenis terlebih dahulu menganalisis
metode

untuk

penerapannya,

disesuaikan
terutama

dengan

dalam

hal

alokasi waktu, fasilitas pendukung,

bahwa

pembelajaran

terpadu dapat meningkatkan prestasi

media pembelajaran, dan karakteristik
siswa yang ada pada sekolah tempat
penelitian tersebut dilakukan.

belajar siswa pada materi pokok tata
urutan

peratuaran

perundangan Daftar Pustaka
nasional. Sesuai dengan dengan Anonim. 2003. Undang-Undang No 20
Tahun 2003 tentang Sistem
penelitian yang sebelumnya. Hasil
Pendidikan Nasional.
penelitian ini m enunjukan kebenaran
Anwar Holil, 2008. Model-Model
Pembelajaran
Terpadu,
http:
antara
hipotesis
bahwa
dengan
llanwarholil.
blogspot.com
pengunaan model pembelajaran terpadu
/2014/04/ model-model-pembelajaranterpadu.htmI.
diakses
dapat meningkatkan prestasi belajar
tanggal 18 April 2014
siswa.
225

Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 211-226

Arnie
Fajar.
2005.
Portofolio.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Basrowi dan Suwandi. 2008. Prosedur
Penelitian Tindakan Kelas. Bogor:
Ghalia Indonesia
Depdikbud. 2006. Kurikulum 2006
Standar
Kompetensi
dan
Kompetensi Dasar PKn. Bandung:
CV . M ini Jaya A badi.
Hamzah B.U no. 2008. Profesi
Kependidikan.
Jakarta:
Bumi
Aksara
J.
Gino.
2000.
Belajar
dan
Pembelajaran. Surakarta: UNS
Press
Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil
Belajar Mengajar. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya
Nana Syaodih Sukmadinata. 2005.
Landasan Psikologi Proses Pendidi
kan. Bandung: Rosdakarya.
Oemar Hamalik. 1995. Kurikulum dan
Pengajaran. Bandung : Bumi
Aksara.
Sarwiji Suwandi. 2004. Peneltian
Tindakan Kelas. Bandung: Bumi
Aksara
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur
Penelitian
suatu
Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Syaiful
Bahri
Djamarah.2002.
Psikologi
Belajar.
Jakarta:
RinekaCipta
Tim pengembang PG SD. 2001.
Metode Pembelajaran Terpadu.
Bandung: CV Maulana
Winarno. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan. Surakarta : Universitas
Sebelas Maret.
Zainal
Arifin.
1990.
Evaluasi
Instruksional.
Bandung:
PT
Remaja Rosdakarya.

226

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45