View of Penggunaan Model Pembelajaran Terpadu sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pkn Pada Siswa Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Kokop Kabupaten Bangkalan
Penggunaan Model Pembelajaran Terpadu sebagai Upaya Meningkatkan -Sumarni
Penggunaan Model Pembelajaran Terpadu sebagai Upaya Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pkn Pada Siswa Kelas VIII-A
SMP Negeri 1 Kokop Kabupaten Bangkalan
Sumarni
sumarnia706@gmail.com/SMP Negeri 1 Kokop-Bangkalan
Abstrak : Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat mengakibatkan
perubahan di segala bidang kehidupan. Kemajuan ini tentu memberi dampak pada
lembaga pendidikan salah satunya, dim ana lem baga pendidikan dituntut untuk dapat
menyelenggarakan proses pendidikan secara optimal dan aktif sebagai upaya untuk
meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan itu sendiri. Penelitian ini menggunakan
penelitian tindakan (Action Research) sebanyak dua putaran. Setiap putaran terdiri dari
empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Sasaran
penelitian ini adalah siswa Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Kokop Kabupaten Bangkalan
Tahun Pelajaran 2017/2018. Dari hasil kondisi awal prestasi siswa dapat dililhat siswa
yang tuntas belajar sebanyak 8 siswa, hal itu besar presentasenya adalah 33,33%. Pada
siklus 1 siswa yang tuntas belajar sebanyak 13 siswa atau sebesar 54,17%. Sedangkan
pada siklus 2 siswa yang tuntas belajar sebesar 19 siswa atau 79,19%, hal itu
menunjukkan peningkatan yang signifikan terhadap prestasi siswa setelah pengunaan
pembelajaran terpadu. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan
metode pembelajaran terpadu dapat meningkatkan prestasi belajar PKn pada siswa Kelas
VIII-A SMP Negeri 1 Kokop Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran 2017/2018.
Kata Kunci : Pembelajaran Terpadu, Prestasi Belajar, PKn
Abstract: The progress of science and technology very rapidly in all areas of life. This
progress certainly has an impact on educational institutions, one of them, in which
education is required to be able to manage the educational process optimally and actively
in an effort to improve the quality and quality of education itself. This study uses action
research (Action Research) as much as two rounds. Each round consists of four stages:
planning, execution, observation, and reflection. The target of this research is Student
Class VIII-A SMP Negeri 1 Kokop Kabupaten Bangkalan Lesson Year 2017/2018. From
the results of the initial activities of student achievement can dililhat students who
complete learning as many as 8 students, it was a large percentage is 33.33%. In cycle 1
students who thoroughly learn as many as 13 students or equal to 54.17%. While in cycle
2 students who finished studying 19 students or 79.19%, it shows a significant
improvement on student achievement after the use of integrated learning. Based on these
results can be concluded that the integrated learning method can improve the achievement
of learning Civics in students Class VIII-A SMP Negeri 1 Kokop Kabupaten Bangkalan
Lesson 2017/2018.
Keywords: Integrated Learning, Learning Achievement, Civics
211
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 211-226
mengajar
Pendahuluan
Pendidikan
berkurang
dan
hanya
Kewarganegaraan bergantung pada guru. Metode ini
(PKn) merupakan mata pelajaran yang
berkisar pada pem berian ceramah,
diwajibkan untuk kurikulum di jenjang
tanya jawab, diskusi, dan penugasan.
pendidikan dasar, menengah, dan mata Akibatnya dalam mempelajari materi
kuliah
wajib
untuk
kurikulum PKn siswa cenderung kurang semangat
pendidikan tinggi, sebagaimana yang dan dianggap sebagai pelajaran yang
diamanatkan dalam Undang-Undang membosankan. Hal tersebut terjadi pula
Nomor
20
Tahun
2003
tentang di SMP Negeri 1 Kokop Kabupaten
Sisdiknas pasal 37. Berdasarkan hal Bangkalan.
tersebut PKn tidak bisa dianggap remeh
Permasalahan yang akan diteliti,
karena merupakan mata pelajaran yang peneliti temukan di Kelas VIII-A SMP
diwajibkan,
sehingga
upaya-upaya Negeri 1 Kokop Kabupaten Bangkalan
untuk memperbaiki proses pembela- Tahun Pelajaran 2017/2018.
jaran PKn di sekolah-sekolah maupun tersebut
memiliki
Kelas
permasalahan
perguruan tinggi harus terus diting- prestasi belajar rata-rata kelas pada
katkan.
mata pelajaran PKn yang rendah. Hal
Kenyataan di lapangan pelajaran ini dapat dilihat berdasarkan nilai rataPendidikan Kewarganegaraan (PKn)
masih
dianggap
sebagai
rata PKn kelas semester gasal yaitu
pelajaran 58,2 dengan batas ketuntasan mini-
nomor dua atau dianggap sepele oleh malnya (KKM) yaitu 70. Berdasar data
sebagian besar siswa. Kenyataan ini tersebut siswa yang mampu mencapai
sem akin diperburuk dengan metode nilai > 70 hanya 40%, sedangkan
mengajar yang dipakai oleh sebagian sisanya memperoleh nilai di bawah
besar guru PKn masih memakai metode batas ketuntasan minimal tersebut. Data
konvensional atau tradisional. Metode ini peneliti dapatkan setelah melakukan
konvensional m erupakan m etode dim wawancara
dengan
guru
PKn
di
ana guru memegang peranan utama sekolah tersebut. Rendahnya prestasi
dalam menentukan isi dan langkah- belajar
siswa tersebut
antara
lain
langkah dalam menyampaikan materi disebabkan oleh kurangnya semangat
kepada siswa. Sehingga keaktifan siswa siswa dalam belajar PKn, tidak semua
dalam mengikuti kegiatan belajar dan siswa mempunyai buku pegangan atau
212
Penggunaan Model Pembelajaran Terpadu sebagai Upaya Meningkatkan -Sumarni
buku paket PKn, dan metode mengajar
guru
yang
masih
berkisar
Berdasarkan
pada peneliti
ceramah, tanya jawab serta penugasan.
uraian
bermaksud
di
atas
menggunakan
model pembelajaran terpadu Model ini
Berdasarkan sebab-sebab tersebut dipilih karena melalui pembelajaran
peneliti memfokuskan pada metode terpadu peserta didik dapat memperoleh
mengajar guru yang masih bersifat pengalaman langsung, sehingga dapat
konvensional. Salah satu cara yang
menambah kekuatan untuk menerima,
dapat ditem puh oleh guru berkaitan menyimpan, dan mem produksi kesandengan
pengem
bangan
metode kesan tentang hal-hal yang dipela-
mengajar agar tidak terpaku pada jarinya. Dengan demikian, peserta didik
metode mengajar konvensional adalah terlatih untuk dapat menemukan sendiri
sebagaim ana yang dikem ukakan oleh berbagai konsep yang dipelajari secara
Hamzah
B.U
no
yaitu
dengan holistik, bermakna, otentik, dan aktif.
mengubah dari sekedar metode ceram Cara pengemasan pengalaman belajar
ah dengan berbagai var(2008:17)iasi yang dirancang guru sangat berpemetode yang lebih relevan dengan ngaruh terhadap kebermaknaan pengatujuan pem belajaran, memperkecil laman
bagi
para
peserta
didik.
kebiasaan cara belajar peserta yang Pengalaman belajar lebih menunjukkan
baru merasa belajar dan puas kalau kaitan unsur-unsur konseptual menjabanyak mendengarkan dan menerima dikan proses pembelajaran lebih efektif.
informasi (diceramahi) guru, atau baru
belajar kalau ada guru.
Berdasarkan observasi awal yang
dilakukan peneliti dengan mengadakan
Oleh karena itu metode konven- tes kemampuan awal dan wawancara
sional dalam pengajaran PKn harus dengan guru PKn Kelas VIII-A, maka
diubah. Hal ini dilakukan supaya siswa penelitian ini akan dilaksanakan di
tidak
lagi
merasa
bosan
dalam Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Kokop
mengikuti pelajaran PKn. Sebaliknya Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran
dengan metode baru siswa diharapkan 2017/2018.
lebih aktif tidak lagi hanya sekedar
Oleh karena itu untuk mening-
menerima informasi atau diceramahi katkan prestasi belajar khususnya pada
guru, tetapi bisa memberikan informasi mata pelajaran Pendidikan Kewargakepada teman-temannya.
negaraan (PKn), peneliti bermaksud
213
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 211-226
mencobakan
model
pembelajaran penggunaan
model
pembelajaran
terpadu pada Kelas VIII-A SMP Negeri terpadu terhadap prestasi belajar PKn
1 Kokop Kabupaten Bangkalan Tahun pada siswa Kelas VIII-A SMP Negeri 1
Pelajaran
2017/2018.
Metode
ini Kokop Kabupaten Bangkalan Tahun
diterapkan agar dapat membantu guru Pelajaran 2017/2018".
khusunya dalam meningkatkan prestasi
Pembelajaran
merupakan
suatu
belajar siswa. Selain itu agar penyajian kombinasi yang tersusun tlari unsurbahan ajar PKn tidak lagi terbatas unsur manusiawi, material, fasilitas,
hanya ceramah dan membaca isi buku, perlengkapan dan prosedur yang saling
sehingga diharapkan siswa tidak lagi mempengaruhi guns mencapai tujuan
merasa bosan dan jenuh dengan materi pembelajaran". (Oemar Hamalik, 1995
pelajaran.
: 57).
Berdasarkan
uraian
di
atas,
Menurut
J.
Gino
(2000:
6)
peneliti terdorong untuk mengadakan mengatakan bahwa belajar diartikan
penelitian dengan judul "Penggunaan sebagai proses tingkah laku dalam arti
Model Pembelajaran Terpadu Sebagai luas yang diubah melalui praktek atau
Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar latihan, "Learnimg is a process which
Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Pada behavior On the broader sense) is
Siswa Kelas VIII-A SMP Negeri 1 originated through practise or training".
Di samping itu J. Gino juga
Kokop Kabupaten Bangkalan Tahun
mengatakan bahwa, "belajar adalah
Pelajaran 2017/2018".
Berdasarkan
latar
belakang aktivitas mental (psikis) yang berlang-
masalah, maka dapat dikemukakan sung dalam interaksi dengan lingkuperumusan
adalah
masalah
"Apakah
pembelajaran
penelitian
melalui
ini ngan yang menghasilkan perubahan-
model perubahan pengetahuan pemahaman,
terpadu,
dapat ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan
meningkatkan prestasi belajar PKn itu bersifat konstan dan berbekas"
pada siswa Kelas VIII-A SMP Negeri 1 (J.Gino,2000:6). Sedangkan Cronbach
Kokop Kabupaten Bangkalan Tahun dalam
Pelajaran 2017/2018?"
Tujuan
"Untuk
penelitian
mengetahui
Syaiful
Bahri
Djamarah
(2002:12) berpendapat "Learning is
ini
adalah show n by change in behavior as a
pengaruh result a f oNperience ", yang artinya
214
Penggunaan Model Pembelajaran Terpadu sebagai Upaya Meningkatkan -Sumarni
belajar sebagai suatu aktivitas yang pendekatan
belajar-mengajar
yang
ditunjukkan oleh perubahan tingkah melibatkan beberapa bidang studi untuk
laku sebagai hasil dari pengalaman.
memberikan pengalaman yang bermak-
Jadi belajar menurut penulis adalah na kepada anak." (tim pengembang
perubahan perilaku akibat pengalaman.
Tujuan
(goaIs)
PGSD,2001:6)
Dikatakan
bermakna
pembelajaran karena dalam pembelajaran terpadu,
adalah "rumusan yang luas menge-nai anak akan memahami konsep-konsep
hasilhasil pendidikan yang diinginkan. yang
mereka
pelajari
itu
melalui
Di dalamnya mengandung tujuan yang pengalaman langsung dan menghumenjadi
target
pembelajaran
dan bungkan dengan konsep lain yang
menyediakan pilar untuk menyediakan sudah
mereka
hadapi.
Pengertian
pengalaman belajar" (Oemar Hamalik, pembelajaran terpadu dapat dilihat
1995 :76).
sebagai:
Untuk mencapai tujuan pembela-
1) Pembelajaran yang beranjak dari
jaran tersebut diperlukan suatu strategi
satu tema tertentu sebagai pusat
yang diyakini efektivitasnya. Penerapan
perhatian (center of interest) yang
stategi pembelajaran tidak asal memilih
digunakan
tetapi, seorang guru perlu memilih
gejala-gejala dan konsep lain baik
suatu model pembelajaran yang tepat.
yang berasal dari bidang studi
Model
yang bersangkutan maupun dari
pembelajaran
dengan
teknik
menunjang
yang
sesuai
mengajar
yang
pelaksanaan
model
mengajar.
untuk
memahami
bidang studi lainnya,
2) Suatu pendekatan pembelajaran
yang menghubungkan berbagai
Jadi dapat disimpulkan pembela-
bidang studi yang mencerminkan
jaran menurut penulis adalah siasat,
dunia
strategi guru agar peserta didik mau
dalam rentang kem am puan dan
belajar dan mau memahami subyek
perkembangan anak,
belajar
sehingga
peserta
didik
nyata
3) Suatu cara untuk
mengalami perubahan perilaku akibat
bangkan
pengalaman dari pembelajaran tersebut.
keterampilan
Pembelajaran
terpadu
sebagai
suatu konsep dapat dikatakan sebagai
215
disekeliling
m engem
pengetahuan
anak
dan
dan
secara
simultan,
4) Merakit
atau
menggabungkan
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 211-226
sejumlah konsep dalam beberapa karena hasil dari usaha belajar tersebut
bidang
studi
yang
berbeda,
dinyatakan
dalam
bentuk
prestasi.
dengan harapan anak akan belajar
Sebagaimana diungkapkan oleh Nana
dengan lebih baik dan bermakna.
Syaodih
(Tim
Pengembang
Sukmadinata
(2005:102)
PGSD, menyatakan bahwa:
“Prestasi belajar dapat disebut
2001:8)
5)
juga
sebagai
hasil
belajar
yang
Pembelajaran terpadu dikembangkan merupakan realisasi atau pemekaran
selain
untuk
mencapai
tujuan dari kecakapan potensi atau kapasitas
pembelajaran yang telah ditetapkan, yang dimiliki oleh seseorang yang
diharapkan siswa juga dapat:
1) Meningkatkan
dapat dilihat dari perilaku dalam bentuk
pemahaman penguasaan pengetahuan, ketrampilan
konsep yang dipelajari secara berpikir maupun ketrampilan motorik.
lebih bermakna.
Prestasi belajar ini dinyatakan dalam
2) Mengembangkan
menemukan,
keterampilan bentuk simbol, angka, huruf, atau
mengolah
dan kalimat yang mencerminkan hasil yang
memanfaatkan informasi.
dicapai dalam periode tertentu”.
3) Menumbuhkembangkan
sikap
Berdasarkan beberapa pendapat ahli
positif, kebiasaan baik, dan nilai- mengenai prestasi belajar, maka dapat
nilai luhur yang diperlukan dalam diambil kesimpulan bahwa prestasi
kehidupan.
belajar adalah hasil dari suatu usaha
4) Menumbuhkembangkan
belajar yang dilakukan oleh siswa
keterampilan sosial seperti kerja termasuk
di
sama, toleransi, komunikasi, serta pengetahuan
menghargai pendapat orang lain.
5) Meningkatkan
gairah
dalamnya
maupun
penguasaan
ketrampilan,
selanjutnya prestasi belajar tersebut
dalam dapat dinyatakan dalam bentuk simbol,
belajar.
angka,
huruf,
atau
kalimat
6) Memilih kegiatan yang sesuai mencerminkan
hasil
yang
dengan minat dan kebutuhan
yang
dicapai
dalam periode tertentu.
Menurut Nana Sudjana (2005: 5)"
Kegiatan
kaitannya
belajar
dengan
mengajar
prestasi
erat Dari segi alatnya penilaian prestasi
belajar, belajar dapat dibedakan menjadi 2 yaitu
216
Penggunaan Model Pembelajaran Terpadu sebagai Upaya Meningkatkan -Sumarni
tes dan non tes" .Untuk jenis kategori
cerdas, terampil, dan berkarakter
tes dapat berupa test tulisan dan tes
yang diamanatkan oleh Pancasila
lisan sedangkan untuk non test dapat
dan UUD 1945". (PERMENDIK-
berupa
kuesioner,
NAS RI No. 22 Tahun 2006
wawancara, skala, sosiometri, studi
Tentang Standar Isi Untuk Satuan
kasus, ".
Pendidikan Dasar dan Menengah)
observasi,
Dari pendapat pakar ahli di atas
dapat disimpulkan bahwa alat ukur
Mata
pelajaran
pendidikan
prestasi belajar dapat dikategorikan kewarganegaraan di sekolah bertujuan
menjadi 2 yaitu tes dan non test. Kedua agar
siswa
memiliki
kemampuan
jenis kategori penilaian tersebut dapat sebagai berikut:
digunakan untuk mengukur seberapa
keberhasilan
proses
pembelajaran.
Pembuatan alat penilaian ini tergantung
pada aspek yang mau dinilai untuk
aspek
kognitif
mengunakan
test
1) Berfikir secara kritis, rasional,
dan kreatif dalam menanggapi isu
kew arganegaraan.
2) Berpartisipasi secara aktif dan
bertanggung
jawab
dengan
sedangkan untuk aspek afektif dan
bertindak secara cerdas dalam
psikomotor dapat mengunakan alat non
kegiatan
test.
berbangsa serta anti korupsi.
Peraturan
asyarakat,
Pendidikan
3) Berkembang secara positif dan
Nasional RI . No. 22 Tahun 2006
demokratis untuk membentuk diri
tentang standar isi untuk Pendidikan
berdasarkan
Dasar
masyarakat Indonesia agar dapat
dan
Menteri
berm
Menengah
menetapkan
bahwa:
"Mata
hidup bersama dengan bangsapelajaran
kewarganegaraan
mata
karakter-karakter
pelajaran
pendidikan
merupakan
yang
bangsa lainnya.
4) Berinteraksi
dengan
bangsa
lain
memfokuskan pada pembentukan
dunia
secara
warga Negara yang memahami
langsung dengan memanfaatkan
dan mampu memiliki hak-hak
teknologi
dan kewajibannya untuk menjadi
komunikasi.
warga negara Indonesia yang
217
dalam
bangsaperaturan
langsung/tidak
informasi
dan
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 211-226
Pendidikan demokrasi di sekolah proses pembelajaran dengan model
dalam
pendidikan
kewarganegaraan pembelajaran yang sesuai.
diwujudkan dengan cara kesempatan
Arnie
Fajar
(2005:
141)
belajar pada siswa secara aktif pada menguraikan bahwa "Mata pelajaran
pembelajaran.
dengan
Pembelajaran
aktif Kewarganegaraan
mata
menciptakan suatu kondisi pelajaran yang memfokuskan pada
dimana siswa dapat berperan aktif,
sedangkan
guru
fasilitator
merupakan
bertindak
salah
mengembangkan
pembentukan diri yang beragam dari
sebagai segi agama, sosiokultural, bahasa, usia,
satu dan suku bangsa untuk menjadi warga
alternatif yang dapat digunakan guru
untuk
merupakan
Negara Indonesia yang cerdas, teram
nilai-nilai pil dan berkarakter yang diamanatkan
demokrasi di sekolah. Siswa dengan oleh pncasila dan UUD 1945"
bebas mengungkapkan gagasan dan
Pendidikan
pikirannya tanpa ada rasa ketakutan adalah
mata
kewarganegaraan
pelajaran
yang
terhadap guru. Hal ini akan tercipta mengandung niai-nilai moral yang akan
menumbuhkan
kelas,
yang
terciptanya
demokratisasi
akan
suasana
dalam mempengaruhi
mendorong bertingkah
yang
laku
cara
anak,
berfikir
dan
baik
yang
kondusif berhubungan dengan dirinya sendiri
dalam meningkatkan keaktifan siswa maupun orang lain. Bidang studi ini
dalam pembelajaran yang optimal.
Pembelajaran
negaraan
pendidikan
hendaknya
telah ditetapkan oleh M PR dengan Tap
kewarga- M PR No. II / M PR / 1998 yang mana
mengutamakan sebagai
realisasinyadalam
GBHN
proses pembinaan nilai, sikap dan sebagai berikut :
perilaku-perilaku yang positif supaya
"Bahwa pendidikan kewargane-
dapat internalisasikan dalam kehidupan
garaan
sehari-hari.
pancasila dan unsur-unsurnya yang
pendidikan
Dalam
pembelajaran
pendidikan
harus
dapat meneruskan dan mengem-
yang
bangkan jiwa dan nilainilai 45
menyenangkan sehingga siswa akan
kepada generasi muda dimasukkan
termotifasi
dibuat
pada
pembelajaran.
kewarganegaraan
termasuk
suatu
sampai
Siswa
kondisi
akhir
proses
dalam kurikulum di sekolahsekolah,
akan
belajar
mulai dari TK sampai Universitas
dengan baik serta mudah mengikuti
218
Penggunaan Model Pembelajaran Terpadu sebagai Upaya Meningkatkan -Sumarni
baik
negeri
maupun
swasta". Undang- Undang Sistem Pendidikan
(Depdikbud, 2006:53).
Nasional)
Pernyataan tersebut menunjukkan
Pendidikan
Kewarganegaraan
bahwa perhatian pemerintah sangat dianggap sebagai pendidikan demokbesar
terhadap
bidang
studi
ini,
rasi. yang menjatli strategis dan mutlak
sehingga pemerintah menetapkan untuk bagi
perwujudan
masyarakat
dan
diadakan mata pelajaran pendidikan negara tlemokrasi. Demokrasi tlalam
kewarganegaraan
disetiap
jenjang suatu negara hanya akan tumbuh subur
pendidikan mulai dari Taman Kanak- apabila dijaga oleh warga negara yang
Kanak sampai Perguruan Tinggi.
Mata
pelajaran
tlemokratis.
Warga
Negara
yang
pendidikan tlemokratis
bukan
hanya
dapat
kewarganegaraan adalah mata pelajaran menikmati hak kebebasan individu,
yang digunakan sebagai wahana untuk tetapi juga harus memikul tanggung
mengembangkan dan melestarikan nilai jawab secara bersama-sama dengan
luhur dan moral tersebut diharapkan orang lain untuk membentuk masa
dapat
mewujudkan
dalam
bentuk depan
yang
cerah.
Sesungguhnya,
perilaku kehidupan sehari-hari siswa, kehidupan yang tlemokratis adalah citabaik sebagai individu maupun sebagai cita yang dicerminkan dan diamanatkan
anggota
masyarakat
dan
mahkluk oleh para pendiri bangsa dan negara
ciptaan Tuhan.
Pendidikan
ketika
mereka
pertama
kali
kewarganegaraan merumuskan Pancasila dan UUD 1945.
dimaksudkan membekali siswa dengan
Pendidikan
Kewarganegaraan
budi pekerti, pengetahuan kemanusiaan dimaksudkan agar setiap warga Negara
dasar berkenaan dengan hubungan antar memiliki wawasan kesadaran bernegara
warga Negara dengan Negara serta untuk bela negara dan memiliki pola
pendidikan pendahuluan bela Negara pikir, pola sikap dan perilaku sebagai
agar menjatli warga Negara yang dapat
pola tindak yang cinta tanah air
diandalkan oleh bangsa dan Negara.
berdasarkan
Pendidikan
adalah"pendidikan
kewarganegaraan diperlukan
yang
Pancasila,
demi
tetap
semua
itu
utuh
dan
mengem- tegaknya Negara Kesatuan Republik
bangkan semangat kebangsaan dan Indonesia.
cinta tanah air".(penjelasan pasal 37
219
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 211-226
Dari
uraian
tersebut
yang berhasil, akan membuahkan sikap dijelaskan
bahwa
dalam
Pendidikan
Kewarganegaraan
mental bersifat cerdas, penuh rasa kemerdekaan
menghadapi
dapat
mengisi
pengaruh
tanggung jawab dari peserta didik global , maka setiap warga negara harus
tetap pada jati dirinya yang berjiwa
dengan perilaku yang :
1) Beriman dan bertagwa terhadap patriotik dan cinta tanah air di dalam
Tuhan Yang
maha Esa dan perjuangan non fisik sesuai dengan
menghayati nilai-nilai
falsafah bidang profesi masing-masing di dalam
disemua aspek kehidupan, khususnya
bangsa.
2) Berbudi pekerti luhur, berdisiplin untuk
memerangi
tlalam bermayarakat, bangsa dan kemis-kinan,
keterbelakangan,
kesenjangan
sosial,
korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN),
Negara.
3) Bersikap rasional, dinamis dan menguasai
sadar akan hak dan kewajiban teknologi,
ilmu
pengetahuan
meningkatkan
dan
kualitas
sumber daya manusia guna memiliki
sebagai warga N egara.
4) Bersifat professional yang dijiwai daya saing/kompetitif, transpran dan
memelihara serta menjaga persatuan
oleh kesadaran Bela Negara.
5) Aktif
memanfaatkan
ilmu dan kesatuan bangsa, berpikir obyektif
pengetahuan dan teknologi serta rasional dan mandiri, sehingga menjadi
seni untuk kepentingan kemanu- bangsa
siaan, bangsa dan Negara.
yang
dapat
diperhitungkan
dalam peraturan global dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia tetap
Melalui Pendidikan Kewargane- utuh, tegak dan jaya sepanjang masa.
garaan ini diharapkan mampu untuk
Kerangka
berpikir
merupakan
memahami, menganalisis dan menja- alur penalaran yang sesuai dengan tema
wab masalah-masalah yang dihadapi dan masalah penelitian, serta didaoleh masyarakat, bangsa dan negaranya sarkan pada kajian teoritis. Kerangka
secara berkesinambungan dan konsisten berpikir ini digambarkan dengan skema
dengan cita-cita dan tujuan nasional secara holistik dan sistematik. Selaras
seperti
yang
digariskan
Pembukaan UUD 1945.
dalam dengan judul penelitian "Penggunaan
Model Pembelajaran Terpadu Sebagai
Upaya Meningkatakan Prestasi Belajar
220
Penggunaan Model Pembelajaran Terpadu sebagai Upaya Meningkatkan -Sumarni
Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan ditindaklanjuti
Kewarganegaraan Kelas VIII-A SMP dakan
nyata
dengan
yang
tindakan-tin
terencana
dan
Negeri 1 Kokop Kabupaten Bangkalan terukur".
Tahun Pelajaran 2017/2018".
Hal-hal
panting
yang
harus
Dalam penelitian ini hipotesis diperhatikan dalam penelitian tindakan
dari peneliti adalah: "Bahwa Peng- kelas, menurut Suharsimi Arikunto,
gunaan Pembalajaran Terpadu Dapat Sudjanto dan Supardi (2006:16), yakni:
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa "perencanaan, pelaksanaan, pengamaDalam
Mata
Pelajaran
Pendidikan tan dan, refleksi".
Kewarganegaraan"
Keempat
komponen
tersebut
merupakan langkah-langkah yang harus
ditempuh setiap peneliti yang akan
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP melaksanakan
penelitian
tindakan
Negeri 1 Kokop Kabupaten Bangkalan. kelas. Strategi yang digunakan dalam
Alasan pemilihan sekolah ini sebagai penelitian ini adalah deskriptif yang
tempat penelitian adalah karena peneliti bertujuan
mengajar di sekolah tersebut.
September
sampai
menjelaskan
atau
menggambarkan realita atau kenyataan
Penelitian ini dilakukan pada yang
bulan
untuk
ada.
Peneliti
menjabarkan
dengan keadaan di lapangan dengan disertai
November 2017.
data yang diperoleh selama proses
Penelitian ini merupakan peneliti- penelitian.
an tindakan (Action Research), karena
penelitian
dilakukan
untuk
Akibat
adanya
keterbatasan
meme- waktu, tenaga, dan biaya peneliti tidak
cahkan masalah pembelajaran di kelas.
mencari semua informasi sebagai objek
Sarwiji Suwandi (2004: 119) kajian dalam penelitian ini. Peneliti
mengungkapkan
bahwa
"PTK hanya mengambil informasi Guru kelas
merupakan penelitian yang bersifat sekaligus guru bidang studi PKn serta
reflektif. Kegiatan penelitian berangkat
siswa Kelas VIII-A SMP Negeri 1
dari permasalahan nil yang dihadapi Kokop Kabupaten Bangkalan Tahun
oleh
guru
mengajar,
dalam
kemudian
proses
belajar
Pelajaran 2017/2018 sebagai subjek
direfleksikan penelitian.
Pengumpulan
data
dari
alternatif pemecah masalahnya dan siswa dilakukan dengan observasi di
221
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 211-226
Kerjasama dalam
kelompok
Kemampuan siswa
mengemukakan
pendapat dalam
kelompok
Mendengarkan
dengan baik ketika
teman berpendapat
Saling membantu dan
menyelesaikan
masalah
kelas dan tugas-tugas siswa untuk
kemudian dianalisis sebagai sumber
data.
Teknik
pengumpulan
data
merupakan cara yang ditempuh untuk
mendapatkan data yang diperlukan
dengan menggunakan teknik tertentu.
yang
observasi,
digunakan,
wawancara,
yaitu:
tes,
dan
doku-
keberhasilan
dalam
mentasi.
Lembar
observasi
65%
Lembar
observasi
65%
Lembar
observasi
65%
Lembar
observasi
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dalam penelitian ini alat pengumpulan
data
65%
Data yang diperoleh peneliti di
lapangan penelitian yaitu di SMP
Negeri 1 Kokop Kabupaten Bangkalan
Tahun Pelajaran 2017/2018 dikum-
Indikator
Penelitian
Tindakan
Kelas
ini
difokuskan pada prestasi belajar dalam
pulkan, kemudian data tersebut diolah
dan dianalisis sehingga dapat disajikan
secara sistematis.
proses belajar mengajar berlangsung
dengan menggunakan model pembela- Hasil Tes Siklus I
jaran terpadu.
Pada tanggal 19 September 2017
Tabel 3.1.
peneliti
bersama
salah
satu
guru
Indikator keberhasilan tindakan untuk
menentukan tema dan sub-tema dalam
prestasi belajar PKn
pembelajaran terpadu, dan ditentukan
tema yang sesuai adalah menampilkan
Aspek yang
Target
Dinilai
Alat
ketaatan terhadap perundang-undangan
Penilaian
Batas tuntas
70%
Tes
nasional, setelah ditentukan temannya
Ketuntasan kelas
75%
Tes
maka peneliti menyiapkan RPP sumber
belajar untuk materi tersebut, dan
Tabel 3.2
instrumen penelitian berupa lembar
Indikator Keberhasilan Tindakan untuk
observasi guru dan observasi keaktifan
Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
Pkn
siswa
dalam
pembelajaran,
daftar
pertanyaan setelah diadakan siklus 1),
kisi-kisi, beserta soal tes, dan kunci
Aspek yang Dinilai
Perhatian siswa
terhadap penjelasan
guru
Target
Alat
Penilaian
jawabannya dan soal tersebut telah di
65%
Lembar
observasi
uji validitas dan realibitasnya
222
Penggunaan Model Pembelajaran Terpadu sebagai Upaya Meningkatkan -Sumarni
Pelaksanaan tindakan I dilakukan dengan batas tuntas 70 dan ketuntasan
pada hari Rabu, 27 September 2017 dan kelas sebesar 75%. Berdasarkan tabel di
04 Oktober 2017 pada jam ke-5 sampai atas dapat dilihat bahwa target yang
jam ke-6 (pukul 10.00 s.d. 11.00 WIB). diharapkan belum tercapai. Keadaan ini
Sesuai
kesepakatan
bahwa
siklus akan diperbaiki pada siklus II.
pertama dilakukan sebanyak 2 kali
dengan alokasi waktu selama 40 menit
Hasil Tes Siklus II
Perencanaan siklus II dilakukan
setiap pertemuan. Pertemuan pertama
menjelaskan
mengenai
Pancasila
sebagai sumber dari segala sumber
hukum di Indonesia dan pertemuan
kedua menjelaskan mengenai konstitusi
Berdasarkan tes siklus I terdapat
siswa yang mendapat nilai kurang dari
sebanyak
11
siswa
dengan
persentase sebesar 45,83% dan yang
mendapat nilai > 70 sebanyak 13
dengan persentase sebesar
Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Kokop
Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran
2017/2018
untuk
mempersiapkan
skenario pembelajaran yang berupa
yang pernah berlaku di Indonesia.
70
tanggal 14 Oktober 2017 pada siswa
54,17%
siswa, dan nilai rata-rata kelas yang
RPP bahan ajar yang berasal dari bukubuku dan sumber lainnya, instrument
penelitian
yang
berupa
lembar
observasi
tentang
kegiatan
selama
pembelajaran dan daftar wawancara,
kisi-kisi sikus II yang berjumlah 15
pilihan esay beserta soal tes, dan kunci
jawaban soal tes tersebut telah di uji
dicapai sebesar 54,17.
Ketuntasan belajar siswa tersebut
validitas dan reliabiltasnya.
Berdasarkan tes siklus II terdapat
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
siswa yang mendapat nilai kurang dari
Tabel 4.1.
70 sebanyak 5 siswa dengan persentase
Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
sebesar 20,83% dan yang mendapat
Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I
Kriteria
Tuntas
Jumlah Siswa
13
Persentase
54,17%
Belum Tuntas
11
45,83%
Jumlah
24
100%
Kriteria
keberhasilan
nilai
2
70
sebanyak
19
dengan
persentase sebesar 79,17% siswa, dan
nilai
rata-rata
kelas
yang
dicapai
sebesar 65,04. Ketuntasan belajar siswa
tindakan
untuk prestasi belajar adalah 54,17%
tersebut dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.2
223
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 211-226
33,33% atau sebanyak 8 siswa. Pada
Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
siklus I didapatkan presentase siswa
Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
Kriteria
Tuntas
Jumlah Siswa
19
Persentase
79,17
Belum Tuntas
5
20,83
Jumlah
24
100%
tutas belajar sebesar 54,17% atau
sebanyak 13 siswa, sedangkan pada
siklus II didapatkan presentase siswa
tuntas belajar sebesar 79,19% atau
Kriteria
keberhasilan
tindakan sebanyak 19 siswa. Sehingga telah
untuk prestasi belajar adalah 79,17% sesuai
dengan
apa
yang
telah
dengan batas tuntas 70 dan ketuntasan diharapkan sesuai dengan indikator
kelas sebesar 75%. Berdasarkan tabel di yang direncanakan yaitu ketuntasan
atas dapat dilihat bahwa target yang sebesar 75%.
Tabel 4.3
diharapkan sudah tercapai.
Berdasarkan
tindakan
Perbandingan Prestasi Belajar Siswa
yang
Hasil Kondisi Awal, Siklus I, dan
dilakukan pada kondisi awal yang
hanya
menggunakan
Siklus II
model
pembelajaran ceramah sebagai proses
Presentase
pembelajaran dan penggunaan model
Keadaan
Ketuntasan
Belajar
pembelajarn terpadu pada siklus I
dengan model pembelajaran ceramah
dan tugas kelompok kemudian pada
siklus II dirubah menggunakan model
Jumlah
SiswaTuntas
Kondisi awal
33,33%
8 siswa
Sikus I
54,17%
13 siswa
Siklus II
79,19%
19 siswa
pembelajaran terpadu dengan model
pembelajaran
kerja
kelompok
Dari hasil kondisi awal yang
dan
hanya siswa tuntas belajar sebanyak 8
bermain peran.
Dibandingkan pada kondisi awal orang atau sebesar 33,33%, sedangkan
pada pembelajaran siklus I dan siklus II pada siklus I meningkat menjadi 13
terjadi peningkatan prestasi belajar. siswa atau sebesar 54,17% dan pada
Prestasi belajar pada kondisi awal siklus II meningkat kembali menjadi 19
ditunjukkan dengan hasil dari mid siswa atau sebesar 79,19 siswa, dapat
semester gasal dengan batas ketuntasan disimpulkan bahwa denga mengbelajar adalah 70 sehingga didapat
gunakan model pembelajarn terpadu
presentase siswa tuntas belajar sebesar
pada
224
mata
pelajaran
pendidikan
Penggunaan Model Pembelajaran Terpadu sebagai Upaya Meningkatkan -Sumarni
kewarganegaraan dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa.
Dari
hasil
penelitian
yang
diperoleh dari uraian sebelumnya agar
proses belajar mengajar PKn lebih
Penutup
efektif dan lebih memberikan hasil
Penggunaan model pembelajaran
terpadu ini merupakan sebagai langkah
upaya perbaikan pada kondisi awal,
dari hasil siklus I dan II dibuktikan
dengan adanya peningkatan presatsi
belajar siswa dari hasil kondisi awal
yang
hanya
siswa
tuntas
belajar
sebanyak 8 orang atau sebesar 33,33%,
sedangkan pada siklus I meningkat
menjadi 13 siswa atau sebesar 54,17%
dan pada siklus II meningkat kembali
menjadi 19 siswa atau sebesar 79,19
siswa,
dapat
disimpulkan
bahwa
dengan menggunakan model pembelajaran terpadu pada mata pelajaran
pendidikan
kewarganegaraan
dapat
meningkatakan prestasi belajar siswa.
Hal
ini
penggunaan
menunjukkan
model
yang
optimal
bagi
siswa,
maka
disampaikan saran sebagai berikut :
1) Hendaknya guru dapat menerapkan
metode pem belajaran terpadu untuk
dapat meningkatkan prestasi belajar dan
keaktifan siswa. 2) Hendaknya siswa
dapat memberikan respon yang baik
terhadap guru dalam penerapan metode
pembelajaran terpadu, sehingga dapat
meningkatkan
prestasi
belajar
dan
keaktifan siswa pada mata pelajaran
PKn khususnya. 3) Hendaknya peneliti
lain yang ingin melakukan penelitian
sejenis terlebih dahulu menganalisis
metode
untuk
penerapannya,
disesuaikan
terutama
dengan
dalam
hal
alokasi waktu, fasilitas pendukung,
bahwa
pembelajaran
terpadu dapat meningkatkan prestasi
media pembelajaran, dan karakteristik
siswa yang ada pada sekolah tempat
penelitian tersebut dilakukan.
belajar siswa pada materi pokok tata
urutan
peratuaran
perundangan Daftar Pustaka
nasional. Sesuai dengan dengan Anonim. 2003. Undang-Undang No 20
Tahun 2003 tentang Sistem
penelitian yang sebelumnya. Hasil
Pendidikan Nasional.
penelitian ini m enunjukan kebenaran
Anwar Holil, 2008. Model-Model
Pembelajaran
Terpadu,
http:
antara
hipotesis
bahwa
dengan
llanwarholil.
blogspot.com
pengunaan model pembelajaran terpadu
/2014/04/ model-model-pembelajaranterpadu.htmI.
diakses
dapat meningkatkan prestasi belajar
tanggal 18 April 2014
siswa.
225
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 211-226
Arnie
Fajar.
2005.
Portofolio.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Basrowi dan Suwandi. 2008. Prosedur
Penelitian Tindakan Kelas. Bogor:
Ghalia Indonesia
Depdikbud. 2006. Kurikulum 2006
Standar
Kompetensi
dan
Kompetensi Dasar PKn. Bandung:
CV . M ini Jaya A badi.
Hamzah B.U no. 2008. Profesi
Kependidikan.
Jakarta:
Bumi
Aksara
J.
Gino.
2000.
Belajar
dan
Pembelajaran. Surakarta: UNS
Press
Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil
Belajar Mengajar. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya
Nana Syaodih Sukmadinata. 2005.
Landasan Psikologi Proses Pendidi
kan. Bandung: Rosdakarya.
Oemar Hamalik. 1995. Kurikulum dan
Pengajaran. Bandung : Bumi
Aksara.
Sarwiji Suwandi. 2004. Peneltian
Tindakan Kelas. Bandung: Bumi
Aksara
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur
Penelitian
suatu
Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Syaiful
Bahri
Djamarah.2002.
Psikologi
Belajar.
Jakarta:
RinekaCipta
Tim pengembang PG SD. 2001.
Metode Pembelajaran Terpadu.
Bandung: CV Maulana
Winarno. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan. Surakarta : Universitas
Sebelas Maret.
Zainal
Arifin.
1990.
Evaluasi
Instruksional.
Bandung:
PT
Remaja Rosdakarya.
226
Penggunaan Model Pembelajaran Terpadu sebagai Upaya Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pkn Pada Siswa Kelas VIII-A
SMP Negeri 1 Kokop Kabupaten Bangkalan
Sumarni
sumarnia706@gmail.com/SMP Negeri 1 Kokop-Bangkalan
Abstrak : Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat mengakibatkan
perubahan di segala bidang kehidupan. Kemajuan ini tentu memberi dampak pada
lembaga pendidikan salah satunya, dim ana lem baga pendidikan dituntut untuk dapat
menyelenggarakan proses pendidikan secara optimal dan aktif sebagai upaya untuk
meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan itu sendiri. Penelitian ini menggunakan
penelitian tindakan (Action Research) sebanyak dua putaran. Setiap putaran terdiri dari
empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Sasaran
penelitian ini adalah siswa Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Kokop Kabupaten Bangkalan
Tahun Pelajaran 2017/2018. Dari hasil kondisi awal prestasi siswa dapat dililhat siswa
yang tuntas belajar sebanyak 8 siswa, hal itu besar presentasenya adalah 33,33%. Pada
siklus 1 siswa yang tuntas belajar sebanyak 13 siswa atau sebesar 54,17%. Sedangkan
pada siklus 2 siswa yang tuntas belajar sebesar 19 siswa atau 79,19%, hal itu
menunjukkan peningkatan yang signifikan terhadap prestasi siswa setelah pengunaan
pembelajaran terpadu. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan
metode pembelajaran terpadu dapat meningkatkan prestasi belajar PKn pada siswa Kelas
VIII-A SMP Negeri 1 Kokop Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran 2017/2018.
Kata Kunci : Pembelajaran Terpadu, Prestasi Belajar, PKn
Abstract: The progress of science and technology very rapidly in all areas of life. This
progress certainly has an impact on educational institutions, one of them, in which
education is required to be able to manage the educational process optimally and actively
in an effort to improve the quality and quality of education itself. This study uses action
research (Action Research) as much as two rounds. Each round consists of four stages:
planning, execution, observation, and reflection. The target of this research is Student
Class VIII-A SMP Negeri 1 Kokop Kabupaten Bangkalan Lesson Year 2017/2018. From
the results of the initial activities of student achievement can dililhat students who
complete learning as many as 8 students, it was a large percentage is 33.33%. In cycle 1
students who thoroughly learn as many as 13 students or equal to 54.17%. While in cycle
2 students who finished studying 19 students or 79.19%, it shows a significant
improvement on student achievement after the use of integrated learning. Based on these
results can be concluded that the integrated learning method can improve the achievement
of learning Civics in students Class VIII-A SMP Negeri 1 Kokop Kabupaten Bangkalan
Lesson 2017/2018.
Keywords: Integrated Learning, Learning Achievement, Civics
211
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 211-226
mengajar
Pendahuluan
Pendidikan
berkurang
dan
hanya
Kewarganegaraan bergantung pada guru. Metode ini
(PKn) merupakan mata pelajaran yang
berkisar pada pem berian ceramah,
diwajibkan untuk kurikulum di jenjang
tanya jawab, diskusi, dan penugasan.
pendidikan dasar, menengah, dan mata Akibatnya dalam mempelajari materi
kuliah
wajib
untuk
kurikulum PKn siswa cenderung kurang semangat
pendidikan tinggi, sebagaimana yang dan dianggap sebagai pelajaran yang
diamanatkan dalam Undang-Undang membosankan. Hal tersebut terjadi pula
Nomor
20
Tahun
2003
tentang di SMP Negeri 1 Kokop Kabupaten
Sisdiknas pasal 37. Berdasarkan hal Bangkalan.
tersebut PKn tidak bisa dianggap remeh
Permasalahan yang akan diteliti,
karena merupakan mata pelajaran yang peneliti temukan di Kelas VIII-A SMP
diwajibkan,
sehingga
upaya-upaya Negeri 1 Kokop Kabupaten Bangkalan
untuk memperbaiki proses pembela- Tahun Pelajaran 2017/2018.
jaran PKn di sekolah-sekolah maupun tersebut
memiliki
Kelas
permasalahan
perguruan tinggi harus terus diting- prestasi belajar rata-rata kelas pada
katkan.
mata pelajaran PKn yang rendah. Hal
Kenyataan di lapangan pelajaran ini dapat dilihat berdasarkan nilai rataPendidikan Kewarganegaraan (PKn)
masih
dianggap
sebagai
rata PKn kelas semester gasal yaitu
pelajaran 58,2 dengan batas ketuntasan mini-
nomor dua atau dianggap sepele oleh malnya (KKM) yaitu 70. Berdasar data
sebagian besar siswa. Kenyataan ini tersebut siswa yang mampu mencapai
sem akin diperburuk dengan metode nilai > 70 hanya 40%, sedangkan
mengajar yang dipakai oleh sebagian sisanya memperoleh nilai di bawah
besar guru PKn masih memakai metode batas ketuntasan minimal tersebut. Data
konvensional atau tradisional. Metode ini peneliti dapatkan setelah melakukan
konvensional m erupakan m etode dim wawancara
dengan
guru
PKn
di
ana guru memegang peranan utama sekolah tersebut. Rendahnya prestasi
dalam menentukan isi dan langkah- belajar
siswa tersebut
antara
lain
langkah dalam menyampaikan materi disebabkan oleh kurangnya semangat
kepada siswa. Sehingga keaktifan siswa siswa dalam belajar PKn, tidak semua
dalam mengikuti kegiatan belajar dan siswa mempunyai buku pegangan atau
212
Penggunaan Model Pembelajaran Terpadu sebagai Upaya Meningkatkan -Sumarni
buku paket PKn, dan metode mengajar
guru
yang
masih
berkisar
Berdasarkan
pada peneliti
ceramah, tanya jawab serta penugasan.
uraian
bermaksud
di
atas
menggunakan
model pembelajaran terpadu Model ini
Berdasarkan sebab-sebab tersebut dipilih karena melalui pembelajaran
peneliti memfokuskan pada metode terpadu peserta didik dapat memperoleh
mengajar guru yang masih bersifat pengalaman langsung, sehingga dapat
konvensional. Salah satu cara yang
menambah kekuatan untuk menerima,
dapat ditem puh oleh guru berkaitan menyimpan, dan mem produksi kesandengan
pengem
bangan
metode kesan tentang hal-hal yang dipela-
mengajar agar tidak terpaku pada jarinya. Dengan demikian, peserta didik
metode mengajar konvensional adalah terlatih untuk dapat menemukan sendiri
sebagaim ana yang dikem ukakan oleh berbagai konsep yang dipelajari secara
Hamzah
B.U
no
yaitu
dengan holistik, bermakna, otentik, dan aktif.
mengubah dari sekedar metode ceram Cara pengemasan pengalaman belajar
ah dengan berbagai var(2008:17)iasi yang dirancang guru sangat berpemetode yang lebih relevan dengan ngaruh terhadap kebermaknaan pengatujuan pem belajaran, memperkecil laman
bagi
para
peserta
didik.
kebiasaan cara belajar peserta yang Pengalaman belajar lebih menunjukkan
baru merasa belajar dan puas kalau kaitan unsur-unsur konseptual menjabanyak mendengarkan dan menerima dikan proses pembelajaran lebih efektif.
informasi (diceramahi) guru, atau baru
belajar kalau ada guru.
Berdasarkan observasi awal yang
dilakukan peneliti dengan mengadakan
Oleh karena itu metode konven- tes kemampuan awal dan wawancara
sional dalam pengajaran PKn harus dengan guru PKn Kelas VIII-A, maka
diubah. Hal ini dilakukan supaya siswa penelitian ini akan dilaksanakan di
tidak
lagi
merasa
bosan
dalam Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Kokop
mengikuti pelajaran PKn. Sebaliknya Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran
dengan metode baru siswa diharapkan 2017/2018.
lebih aktif tidak lagi hanya sekedar
Oleh karena itu untuk mening-
menerima informasi atau diceramahi katkan prestasi belajar khususnya pada
guru, tetapi bisa memberikan informasi mata pelajaran Pendidikan Kewargakepada teman-temannya.
negaraan (PKn), peneliti bermaksud
213
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 211-226
mencobakan
model
pembelajaran penggunaan
model
pembelajaran
terpadu pada Kelas VIII-A SMP Negeri terpadu terhadap prestasi belajar PKn
1 Kokop Kabupaten Bangkalan Tahun pada siswa Kelas VIII-A SMP Negeri 1
Pelajaran
2017/2018.
Metode
ini Kokop Kabupaten Bangkalan Tahun
diterapkan agar dapat membantu guru Pelajaran 2017/2018".
khusunya dalam meningkatkan prestasi
Pembelajaran
merupakan
suatu
belajar siswa. Selain itu agar penyajian kombinasi yang tersusun tlari unsurbahan ajar PKn tidak lagi terbatas unsur manusiawi, material, fasilitas,
hanya ceramah dan membaca isi buku, perlengkapan dan prosedur yang saling
sehingga diharapkan siswa tidak lagi mempengaruhi guns mencapai tujuan
merasa bosan dan jenuh dengan materi pembelajaran". (Oemar Hamalik, 1995
pelajaran.
: 57).
Berdasarkan
uraian
di
atas,
Menurut
J.
Gino
(2000:
6)
peneliti terdorong untuk mengadakan mengatakan bahwa belajar diartikan
penelitian dengan judul "Penggunaan sebagai proses tingkah laku dalam arti
Model Pembelajaran Terpadu Sebagai luas yang diubah melalui praktek atau
Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar latihan, "Learnimg is a process which
Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Pada behavior On the broader sense) is
Siswa Kelas VIII-A SMP Negeri 1 originated through practise or training".
Di samping itu J. Gino juga
Kokop Kabupaten Bangkalan Tahun
mengatakan bahwa, "belajar adalah
Pelajaran 2017/2018".
Berdasarkan
latar
belakang aktivitas mental (psikis) yang berlang-
masalah, maka dapat dikemukakan sung dalam interaksi dengan lingkuperumusan
adalah
masalah
"Apakah
pembelajaran
penelitian
melalui
ini ngan yang menghasilkan perubahan-
model perubahan pengetahuan pemahaman,
terpadu,
dapat ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan
meningkatkan prestasi belajar PKn itu bersifat konstan dan berbekas"
pada siswa Kelas VIII-A SMP Negeri 1 (J.Gino,2000:6). Sedangkan Cronbach
Kokop Kabupaten Bangkalan Tahun dalam
Pelajaran 2017/2018?"
Tujuan
"Untuk
penelitian
mengetahui
Syaiful
Bahri
Djamarah
(2002:12) berpendapat "Learning is
ini
adalah show n by change in behavior as a
pengaruh result a f oNperience ", yang artinya
214
Penggunaan Model Pembelajaran Terpadu sebagai Upaya Meningkatkan -Sumarni
belajar sebagai suatu aktivitas yang pendekatan
belajar-mengajar
yang
ditunjukkan oleh perubahan tingkah melibatkan beberapa bidang studi untuk
laku sebagai hasil dari pengalaman.
memberikan pengalaman yang bermak-
Jadi belajar menurut penulis adalah na kepada anak." (tim pengembang
perubahan perilaku akibat pengalaman.
Tujuan
(goaIs)
PGSD,2001:6)
Dikatakan
bermakna
pembelajaran karena dalam pembelajaran terpadu,
adalah "rumusan yang luas menge-nai anak akan memahami konsep-konsep
hasilhasil pendidikan yang diinginkan. yang
mereka
pelajari
itu
melalui
Di dalamnya mengandung tujuan yang pengalaman langsung dan menghumenjadi
target
pembelajaran
dan bungkan dengan konsep lain yang
menyediakan pilar untuk menyediakan sudah
mereka
hadapi.
Pengertian
pengalaman belajar" (Oemar Hamalik, pembelajaran terpadu dapat dilihat
1995 :76).
sebagai:
Untuk mencapai tujuan pembela-
1) Pembelajaran yang beranjak dari
jaran tersebut diperlukan suatu strategi
satu tema tertentu sebagai pusat
yang diyakini efektivitasnya. Penerapan
perhatian (center of interest) yang
stategi pembelajaran tidak asal memilih
digunakan
tetapi, seorang guru perlu memilih
gejala-gejala dan konsep lain baik
suatu model pembelajaran yang tepat.
yang berasal dari bidang studi
Model
yang bersangkutan maupun dari
pembelajaran
dengan
teknik
menunjang
yang
sesuai
mengajar
yang
pelaksanaan
model
mengajar.
untuk
memahami
bidang studi lainnya,
2) Suatu pendekatan pembelajaran
yang menghubungkan berbagai
Jadi dapat disimpulkan pembela-
bidang studi yang mencerminkan
jaran menurut penulis adalah siasat,
dunia
strategi guru agar peserta didik mau
dalam rentang kem am puan dan
belajar dan mau memahami subyek
perkembangan anak,
belajar
sehingga
peserta
didik
nyata
3) Suatu cara untuk
mengalami perubahan perilaku akibat
bangkan
pengalaman dari pembelajaran tersebut.
keterampilan
Pembelajaran
terpadu
sebagai
suatu konsep dapat dikatakan sebagai
215
disekeliling
m engem
pengetahuan
anak
dan
dan
secara
simultan,
4) Merakit
atau
menggabungkan
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 211-226
sejumlah konsep dalam beberapa karena hasil dari usaha belajar tersebut
bidang
studi
yang
berbeda,
dinyatakan
dalam
bentuk
prestasi.
dengan harapan anak akan belajar
Sebagaimana diungkapkan oleh Nana
dengan lebih baik dan bermakna.
Syaodih
(Tim
Pengembang
Sukmadinata
(2005:102)
PGSD, menyatakan bahwa:
“Prestasi belajar dapat disebut
2001:8)
5)
juga
sebagai
hasil
belajar
yang
Pembelajaran terpadu dikembangkan merupakan realisasi atau pemekaran
selain
untuk
mencapai
tujuan dari kecakapan potensi atau kapasitas
pembelajaran yang telah ditetapkan, yang dimiliki oleh seseorang yang
diharapkan siswa juga dapat:
1) Meningkatkan
dapat dilihat dari perilaku dalam bentuk
pemahaman penguasaan pengetahuan, ketrampilan
konsep yang dipelajari secara berpikir maupun ketrampilan motorik.
lebih bermakna.
Prestasi belajar ini dinyatakan dalam
2) Mengembangkan
menemukan,
keterampilan bentuk simbol, angka, huruf, atau
mengolah
dan kalimat yang mencerminkan hasil yang
memanfaatkan informasi.
dicapai dalam periode tertentu”.
3) Menumbuhkembangkan
sikap
Berdasarkan beberapa pendapat ahli
positif, kebiasaan baik, dan nilai- mengenai prestasi belajar, maka dapat
nilai luhur yang diperlukan dalam diambil kesimpulan bahwa prestasi
kehidupan.
belajar adalah hasil dari suatu usaha
4) Menumbuhkembangkan
belajar yang dilakukan oleh siswa
keterampilan sosial seperti kerja termasuk
di
sama, toleransi, komunikasi, serta pengetahuan
menghargai pendapat orang lain.
5) Meningkatkan
gairah
dalamnya
maupun
penguasaan
ketrampilan,
selanjutnya prestasi belajar tersebut
dalam dapat dinyatakan dalam bentuk simbol,
belajar.
angka,
huruf,
atau
kalimat
6) Memilih kegiatan yang sesuai mencerminkan
hasil
yang
dengan minat dan kebutuhan
yang
dicapai
dalam periode tertentu.
Menurut Nana Sudjana (2005: 5)"
Kegiatan
kaitannya
belajar
dengan
mengajar
prestasi
erat Dari segi alatnya penilaian prestasi
belajar, belajar dapat dibedakan menjadi 2 yaitu
216
Penggunaan Model Pembelajaran Terpadu sebagai Upaya Meningkatkan -Sumarni
tes dan non tes" .Untuk jenis kategori
cerdas, terampil, dan berkarakter
tes dapat berupa test tulisan dan tes
yang diamanatkan oleh Pancasila
lisan sedangkan untuk non test dapat
dan UUD 1945". (PERMENDIK-
berupa
kuesioner,
NAS RI No. 22 Tahun 2006
wawancara, skala, sosiometri, studi
Tentang Standar Isi Untuk Satuan
kasus, ".
Pendidikan Dasar dan Menengah)
observasi,
Dari pendapat pakar ahli di atas
dapat disimpulkan bahwa alat ukur
Mata
pelajaran
pendidikan
prestasi belajar dapat dikategorikan kewarganegaraan di sekolah bertujuan
menjadi 2 yaitu tes dan non test. Kedua agar
siswa
memiliki
kemampuan
jenis kategori penilaian tersebut dapat sebagai berikut:
digunakan untuk mengukur seberapa
keberhasilan
proses
pembelajaran.
Pembuatan alat penilaian ini tergantung
pada aspek yang mau dinilai untuk
aspek
kognitif
mengunakan
test
1) Berfikir secara kritis, rasional,
dan kreatif dalam menanggapi isu
kew arganegaraan.
2) Berpartisipasi secara aktif dan
bertanggung
jawab
dengan
sedangkan untuk aspek afektif dan
bertindak secara cerdas dalam
psikomotor dapat mengunakan alat non
kegiatan
test.
berbangsa serta anti korupsi.
Peraturan
asyarakat,
Pendidikan
3) Berkembang secara positif dan
Nasional RI . No. 22 Tahun 2006
demokratis untuk membentuk diri
tentang standar isi untuk Pendidikan
berdasarkan
Dasar
masyarakat Indonesia agar dapat
dan
Menteri
berm
Menengah
menetapkan
bahwa:
"Mata
hidup bersama dengan bangsapelajaran
kewarganegaraan
mata
karakter-karakter
pelajaran
pendidikan
merupakan
yang
bangsa lainnya.
4) Berinteraksi
dengan
bangsa
lain
memfokuskan pada pembentukan
dunia
secara
warga Negara yang memahami
langsung dengan memanfaatkan
dan mampu memiliki hak-hak
teknologi
dan kewajibannya untuk menjadi
komunikasi.
warga negara Indonesia yang
217
dalam
bangsaperaturan
langsung/tidak
informasi
dan
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 211-226
Pendidikan demokrasi di sekolah proses pembelajaran dengan model
dalam
pendidikan
kewarganegaraan pembelajaran yang sesuai.
diwujudkan dengan cara kesempatan
Arnie
Fajar
(2005:
141)
belajar pada siswa secara aktif pada menguraikan bahwa "Mata pelajaran
pembelajaran.
dengan
Pembelajaran
aktif Kewarganegaraan
mata
menciptakan suatu kondisi pelajaran yang memfokuskan pada
dimana siswa dapat berperan aktif,
sedangkan
guru
fasilitator
merupakan
bertindak
salah
mengembangkan
pembentukan diri yang beragam dari
sebagai segi agama, sosiokultural, bahasa, usia,
satu dan suku bangsa untuk menjadi warga
alternatif yang dapat digunakan guru
untuk
merupakan
Negara Indonesia yang cerdas, teram
nilai-nilai pil dan berkarakter yang diamanatkan
demokrasi di sekolah. Siswa dengan oleh pncasila dan UUD 1945"
bebas mengungkapkan gagasan dan
Pendidikan
pikirannya tanpa ada rasa ketakutan adalah
mata
kewarganegaraan
pelajaran
yang
terhadap guru. Hal ini akan tercipta mengandung niai-nilai moral yang akan
menumbuhkan
kelas,
yang
terciptanya
demokratisasi
akan
suasana
dalam mempengaruhi
mendorong bertingkah
yang
laku
cara
anak,
berfikir
dan
baik
yang
kondusif berhubungan dengan dirinya sendiri
dalam meningkatkan keaktifan siswa maupun orang lain. Bidang studi ini
dalam pembelajaran yang optimal.
Pembelajaran
negaraan
pendidikan
hendaknya
telah ditetapkan oleh M PR dengan Tap
kewarga- M PR No. II / M PR / 1998 yang mana
mengutamakan sebagai
realisasinyadalam
GBHN
proses pembinaan nilai, sikap dan sebagai berikut :
perilaku-perilaku yang positif supaya
"Bahwa pendidikan kewargane-
dapat internalisasikan dalam kehidupan
garaan
sehari-hari.
pancasila dan unsur-unsurnya yang
pendidikan
Dalam
pembelajaran
pendidikan
harus
dapat meneruskan dan mengem-
yang
bangkan jiwa dan nilainilai 45
menyenangkan sehingga siswa akan
kepada generasi muda dimasukkan
termotifasi
dibuat
pada
pembelajaran.
kewarganegaraan
termasuk
suatu
sampai
Siswa
kondisi
akhir
proses
dalam kurikulum di sekolahsekolah,
akan
belajar
mulai dari TK sampai Universitas
dengan baik serta mudah mengikuti
218
Penggunaan Model Pembelajaran Terpadu sebagai Upaya Meningkatkan -Sumarni
baik
negeri
maupun
swasta". Undang- Undang Sistem Pendidikan
(Depdikbud, 2006:53).
Nasional)
Pernyataan tersebut menunjukkan
Pendidikan
Kewarganegaraan
bahwa perhatian pemerintah sangat dianggap sebagai pendidikan demokbesar
terhadap
bidang
studi
ini,
rasi. yang menjatli strategis dan mutlak
sehingga pemerintah menetapkan untuk bagi
perwujudan
masyarakat
dan
diadakan mata pelajaran pendidikan negara tlemokrasi. Demokrasi tlalam
kewarganegaraan
disetiap
jenjang suatu negara hanya akan tumbuh subur
pendidikan mulai dari Taman Kanak- apabila dijaga oleh warga negara yang
Kanak sampai Perguruan Tinggi.
Mata
pelajaran
tlemokratis.
Warga
Negara
yang
pendidikan tlemokratis
bukan
hanya
dapat
kewarganegaraan adalah mata pelajaran menikmati hak kebebasan individu,
yang digunakan sebagai wahana untuk tetapi juga harus memikul tanggung
mengembangkan dan melestarikan nilai jawab secara bersama-sama dengan
luhur dan moral tersebut diharapkan orang lain untuk membentuk masa
dapat
mewujudkan
dalam
bentuk depan
yang
cerah.
Sesungguhnya,
perilaku kehidupan sehari-hari siswa, kehidupan yang tlemokratis adalah citabaik sebagai individu maupun sebagai cita yang dicerminkan dan diamanatkan
anggota
masyarakat
dan
mahkluk oleh para pendiri bangsa dan negara
ciptaan Tuhan.
Pendidikan
ketika
mereka
pertama
kali
kewarganegaraan merumuskan Pancasila dan UUD 1945.
dimaksudkan membekali siswa dengan
Pendidikan
Kewarganegaraan
budi pekerti, pengetahuan kemanusiaan dimaksudkan agar setiap warga Negara
dasar berkenaan dengan hubungan antar memiliki wawasan kesadaran bernegara
warga Negara dengan Negara serta untuk bela negara dan memiliki pola
pendidikan pendahuluan bela Negara pikir, pola sikap dan perilaku sebagai
agar menjatli warga Negara yang dapat
pola tindak yang cinta tanah air
diandalkan oleh bangsa dan Negara.
berdasarkan
Pendidikan
adalah"pendidikan
kewarganegaraan diperlukan
yang
Pancasila,
demi
tetap
semua
itu
utuh
dan
mengem- tegaknya Negara Kesatuan Republik
bangkan semangat kebangsaan dan Indonesia.
cinta tanah air".(penjelasan pasal 37
219
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 211-226
Dari
uraian
tersebut
yang berhasil, akan membuahkan sikap dijelaskan
bahwa
dalam
Pendidikan
Kewarganegaraan
mental bersifat cerdas, penuh rasa kemerdekaan
menghadapi
dapat
mengisi
pengaruh
tanggung jawab dari peserta didik global , maka setiap warga negara harus
tetap pada jati dirinya yang berjiwa
dengan perilaku yang :
1) Beriman dan bertagwa terhadap patriotik dan cinta tanah air di dalam
Tuhan Yang
maha Esa dan perjuangan non fisik sesuai dengan
menghayati nilai-nilai
falsafah bidang profesi masing-masing di dalam
disemua aspek kehidupan, khususnya
bangsa.
2) Berbudi pekerti luhur, berdisiplin untuk
memerangi
tlalam bermayarakat, bangsa dan kemis-kinan,
keterbelakangan,
kesenjangan
sosial,
korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN),
Negara.
3) Bersikap rasional, dinamis dan menguasai
sadar akan hak dan kewajiban teknologi,
ilmu
pengetahuan
meningkatkan
dan
kualitas
sumber daya manusia guna memiliki
sebagai warga N egara.
4) Bersifat professional yang dijiwai daya saing/kompetitif, transpran dan
memelihara serta menjaga persatuan
oleh kesadaran Bela Negara.
5) Aktif
memanfaatkan
ilmu dan kesatuan bangsa, berpikir obyektif
pengetahuan dan teknologi serta rasional dan mandiri, sehingga menjadi
seni untuk kepentingan kemanu- bangsa
siaan, bangsa dan Negara.
yang
dapat
diperhitungkan
dalam peraturan global dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia tetap
Melalui Pendidikan Kewargane- utuh, tegak dan jaya sepanjang masa.
garaan ini diharapkan mampu untuk
Kerangka
berpikir
merupakan
memahami, menganalisis dan menja- alur penalaran yang sesuai dengan tema
wab masalah-masalah yang dihadapi dan masalah penelitian, serta didaoleh masyarakat, bangsa dan negaranya sarkan pada kajian teoritis. Kerangka
secara berkesinambungan dan konsisten berpikir ini digambarkan dengan skema
dengan cita-cita dan tujuan nasional secara holistik dan sistematik. Selaras
seperti
yang
digariskan
Pembukaan UUD 1945.
dalam dengan judul penelitian "Penggunaan
Model Pembelajaran Terpadu Sebagai
Upaya Meningkatakan Prestasi Belajar
220
Penggunaan Model Pembelajaran Terpadu sebagai Upaya Meningkatkan -Sumarni
Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan ditindaklanjuti
Kewarganegaraan Kelas VIII-A SMP dakan
nyata
dengan
yang
tindakan-tin
terencana
dan
Negeri 1 Kokop Kabupaten Bangkalan terukur".
Tahun Pelajaran 2017/2018".
Hal-hal
panting
yang
harus
Dalam penelitian ini hipotesis diperhatikan dalam penelitian tindakan
dari peneliti adalah: "Bahwa Peng- kelas, menurut Suharsimi Arikunto,
gunaan Pembalajaran Terpadu Dapat Sudjanto dan Supardi (2006:16), yakni:
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa "perencanaan, pelaksanaan, pengamaDalam
Mata
Pelajaran
Pendidikan tan dan, refleksi".
Kewarganegaraan"
Keempat
komponen
tersebut
merupakan langkah-langkah yang harus
ditempuh setiap peneliti yang akan
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP melaksanakan
penelitian
tindakan
Negeri 1 Kokop Kabupaten Bangkalan. kelas. Strategi yang digunakan dalam
Alasan pemilihan sekolah ini sebagai penelitian ini adalah deskriptif yang
tempat penelitian adalah karena peneliti bertujuan
mengajar di sekolah tersebut.
September
sampai
menjelaskan
atau
menggambarkan realita atau kenyataan
Penelitian ini dilakukan pada yang
bulan
untuk
ada.
Peneliti
menjabarkan
dengan keadaan di lapangan dengan disertai
November 2017.
data yang diperoleh selama proses
Penelitian ini merupakan peneliti- penelitian.
an tindakan (Action Research), karena
penelitian
dilakukan
untuk
Akibat
adanya
keterbatasan
meme- waktu, tenaga, dan biaya peneliti tidak
cahkan masalah pembelajaran di kelas.
mencari semua informasi sebagai objek
Sarwiji Suwandi (2004: 119) kajian dalam penelitian ini. Peneliti
mengungkapkan
bahwa
"PTK hanya mengambil informasi Guru kelas
merupakan penelitian yang bersifat sekaligus guru bidang studi PKn serta
reflektif. Kegiatan penelitian berangkat
siswa Kelas VIII-A SMP Negeri 1
dari permasalahan nil yang dihadapi Kokop Kabupaten Bangkalan Tahun
oleh
guru
mengajar,
dalam
kemudian
proses
belajar
Pelajaran 2017/2018 sebagai subjek
direfleksikan penelitian.
Pengumpulan
data
dari
alternatif pemecah masalahnya dan siswa dilakukan dengan observasi di
221
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 211-226
Kerjasama dalam
kelompok
Kemampuan siswa
mengemukakan
pendapat dalam
kelompok
Mendengarkan
dengan baik ketika
teman berpendapat
Saling membantu dan
menyelesaikan
masalah
kelas dan tugas-tugas siswa untuk
kemudian dianalisis sebagai sumber
data.
Teknik
pengumpulan
data
merupakan cara yang ditempuh untuk
mendapatkan data yang diperlukan
dengan menggunakan teknik tertentu.
yang
observasi,
digunakan,
wawancara,
yaitu:
tes,
dan
doku-
keberhasilan
dalam
mentasi.
Lembar
observasi
65%
Lembar
observasi
65%
Lembar
observasi
65%
Lembar
observasi
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dalam penelitian ini alat pengumpulan
data
65%
Data yang diperoleh peneliti di
lapangan penelitian yaitu di SMP
Negeri 1 Kokop Kabupaten Bangkalan
Tahun Pelajaran 2017/2018 dikum-
Indikator
Penelitian
Tindakan
Kelas
ini
difokuskan pada prestasi belajar dalam
pulkan, kemudian data tersebut diolah
dan dianalisis sehingga dapat disajikan
secara sistematis.
proses belajar mengajar berlangsung
dengan menggunakan model pembela- Hasil Tes Siklus I
jaran terpadu.
Pada tanggal 19 September 2017
Tabel 3.1.
peneliti
bersama
salah
satu
guru
Indikator keberhasilan tindakan untuk
menentukan tema dan sub-tema dalam
prestasi belajar PKn
pembelajaran terpadu, dan ditentukan
tema yang sesuai adalah menampilkan
Aspek yang
Target
Dinilai
Alat
ketaatan terhadap perundang-undangan
Penilaian
Batas tuntas
70%
Tes
nasional, setelah ditentukan temannya
Ketuntasan kelas
75%
Tes
maka peneliti menyiapkan RPP sumber
belajar untuk materi tersebut, dan
Tabel 3.2
instrumen penelitian berupa lembar
Indikator Keberhasilan Tindakan untuk
observasi guru dan observasi keaktifan
Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
Pkn
siswa
dalam
pembelajaran,
daftar
pertanyaan setelah diadakan siklus 1),
kisi-kisi, beserta soal tes, dan kunci
Aspek yang Dinilai
Perhatian siswa
terhadap penjelasan
guru
Target
Alat
Penilaian
jawabannya dan soal tersebut telah di
65%
Lembar
observasi
uji validitas dan realibitasnya
222
Penggunaan Model Pembelajaran Terpadu sebagai Upaya Meningkatkan -Sumarni
Pelaksanaan tindakan I dilakukan dengan batas tuntas 70 dan ketuntasan
pada hari Rabu, 27 September 2017 dan kelas sebesar 75%. Berdasarkan tabel di
04 Oktober 2017 pada jam ke-5 sampai atas dapat dilihat bahwa target yang
jam ke-6 (pukul 10.00 s.d. 11.00 WIB). diharapkan belum tercapai. Keadaan ini
Sesuai
kesepakatan
bahwa
siklus akan diperbaiki pada siklus II.
pertama dilakukan sebanyak 2 kali
dengan alokasi waktu selama 40 menit
Hasil Tes Siklus II
Perencanaan siklus II dilakukan
setiap pertemuan. Pertemuan pertama
menjelaskan
mengenai
Pancasila
sebagai sumber dari segala sumber
hukum di Indonesia dan pertemuan
kedua menjelaskan mengenai konstitusi
Berdasarkan tes siklus I terdapat
siswa yang mendapat nilai kurang dari
sebanyak
11
siswa
dengan
persentase sebesar 45,83% dan yang
mendapat nilai > 70 sebanyak 13
dengan persentase sebesar
Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Kokop
Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran
2017/2018
untuk
mempersiapkan
skenario pembelajaran yang berupa
yang pernah berlaku di Indonesia.
70
tanggal 14 Oktober 2017 pada siswa
54,17%
siswa, dan nilai rata-rata kelas yang
RPP bahan ajar yang berasal dari bukubuku dan sumber lainnya, instrument
penelitian
yang
berupa
lembar
observasi
tentang
kegiatan
selama
pembelajaran dan daftar wawancara,
kisi-kisi sikus II yang berjumlah 15
pilihan esay beserta soal tes, dan kunci
jawaban soal tes tersebut telah di uji
dicapai sebesar 54,17.
Ketuntasan belajar siswa tersebut
validitas dan reliabiltasnya.
Berdasarkan tes siklus II terdapat
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
siswa yang mendapat nilai kurang dari
Tabel 4.1.
70 sebanyak 5 siswa dengan persentase
Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
sebesar 20,83% dan yang mendapat
Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I
Kriteria
Tuntas
Jumlah Siswa
13
Persentase
54,17%
Belum Tuntas
11
45,83%
Jumlah
24
100%
Kriteria
keberhasilan
nilai
2
70
sebanyak
19
dengan
persentase sebesar 79,17% siswa, dan
nilai
rata-rata
kelas
yang
dicapai
sebesar 65,04. Ketuntasan belajar siswa
tindakan
untuk prestasi belajar adalah 54,17%
tersebut dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.2
223
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 211-226
33,33% atau sebanyak 8 siswa. Pada
Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
siklus I didapatkan presentase siswa
Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
Kriteria
Tuntas
Jumlah Siswa
19
Persentase
79,17
Belum Tuntas
5
20,83
Jumlah
24
100%
tutas belajar sebesar 54,17% atau
sebanyak 13 siswa, sedangkan pada
siklus II didapatkan presentase siswa
tuntas belajar sebesar 79,19% atau
Kriteria
keberhasilan
tindakan sebanyak 19 siswa. Sehingga telah
untuk prestasi belajar adalah 79,17% sesuai
dengan
apa
yang
telah
dengan batas tuntas 70 dan ketuntasan diharapkan sesuai dengan indikator
kelas sebesar 75%. Berdasarkan tabel di yang direncanakan yaitu ketuntasan
atas dapat dilihat bahwa target yang sebesar 75%.
Tabel 4.3
diharapkan sudah tercapai.
Berdasarkan
tindakan
Perbandingan Prestasi Belajar Siswa
yang
Hasil Kondisi Awal, Siklus I, dan
dilakukan pada kondisi awal yang
hanya
menggunakan
Siklus II
model
pembelajaran ceramah sebagai proses
Presentase
pembelajaran dan penggunaan model
Keadaan
Ketuntasan
Belajar
pembelajarn terpadu pada siklus I
dengan model pembelajaran ceramah
dan tugas kelompok kemudian pada
siklus II dirubah menggunakan model
Jumlah
SiswaTuntas
Kondisi awal
33,33%
8 siswa
Sikus I
54,17%
13 siswa
Siklus II
79,19%
19 siswa
pembelajaran terpadu dengan model
pembelajaran
kerja
kelompok
Dari hasil kondisi awal yang
dan
hanya siswa tuntas belajar sebanyak 8
bermain peran.
Dibandingkan pada kondisi awal orang atau sebesar 33,33%, sedangkan
pada pembelajaran siklus I dan siklus II pada siklus I meningkat menjadi 13
terjadi peningkatan prestasi belajar. siswa atau sebesar 54,17% dan pada
Prestasi belajar pada kondisi awal siklus II meningkat kembali menjadi 19
ditunjukkan dengan hasil dari mid siswa atau sebesar 79,19 siswa, dapat
semester gasal dengan batas ketuntasan disimpulkan bahwa denga mengbelajar adalah 70 sehingga didapat
gunakan model pembelajarn terpadu
presentase siswa tuntas belajar sebesar
pada
224
mata
pelajaran
pendidikan
Penggunaan Model Pembelajaran Terpadu sebagai Upaya Meningkatkan -Sumarni
kewarganegaraan dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa.
Dari
hasil
penelitian
yang
diperoleh dari uraian sebelumnya agar
proses belajar mengajar PKn lebih
Penutup
efektif dan lebih memberikan hasil
Penggunaan model pembelajaran
terpadu ini merupakan sebagai langkah
upaya perbaikan pada kondisi awal,
dari hasil siklus I dan II dibuktikan
dengan adanya peningkatan presatsi
belajar siswa dari hasil kondisi awal
yang
hanya
siswa
tuntas
belajar
sebanyak 8 orang atau sebesar 33,33%,
sedangkan pada siklus I meningkat
menjadi 13 siswa atau sebesar 54,17%
dan pada siklus II meningkat kembali
menjadi 19 siswa atau sebesar 79,19
siswa,
dapat
disimpulkan
bahwa
dengan menggunakan model pembelajaran terpadu pada mata pelajaran
pendidikan
kewarganegaraan
dapat
meningkatakan prestasi belajar siswa.
Hal
ini
penggunaan
menunjukkan
model
yang
optimal
bagi
siswa,
maka
disampaikan saran sebagai berikut :
1) Hendaknya guru dapat menerapkan
metode pem belajaran terpadu untuk
dapat meningkatkan prestasi belajar dan
keaktifan siswa. 2) Hendaknya siswa
dapat memberikan respon yang baik
terhadap guru dalam penerapan metode
pembelajaran terpadu, sehingga dapat
meningkatkan
prestasi
belajar
dan
keaktifan siswa pada mata pelajaran
PKn khususnya. 3) Hendaknya peneliti
lain yang ingin melakukan penelitian
sejenis terlebih dahulu menganalisis
metode
untuk
penerapannya,
disesuaikan
terutama
dengan
dalam
hal
alokasi waktu, fasilitas pendukung,
bahwa
pembelajaran
terpadu dapat meningkatkan prestasi
media pembelajaran, dan karakteristik
siswa yang ada pada sekolah tempat
penelitian tersebut dilakukan.
belajar siswa pada materi pokok tata
urutan
peratuaran
perundangan Daftar Pustaka
nasional. Sesuai dengan dengan Anonim. 2003. Undang-Undang No 20
Tahun 2003 tentang Sistem
penelitian yang sebelumnya. Hasil
Pendidikan Nasional.
penelitian ini m enunjukan kebenaran
Anwar Holil, 2008. Model-Model
Pembelajaran
Terpadu,
http:
antara
hipotesis
bahwa
dengan
llanwarholil.
blogspot.com
pengunaan model pembelajaran terpadu
/2014/04/ model-model-pembelajaranterpadu.htmI.
diakses
dapat meningkatkan prestasi belajar
tanggal 18 April 2014
siswa.
225
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 211-226
Arnie
Fajar.
2005.
Portofolio.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Basrowi dan Suwandi. 2008. Prosedur
Penelitian Tindakan Kelas. Bogor:
Ghalia Indonesia
Depdikbud. 2006. Kurikulum 2006
Standar
Kompetensi
dan
Kompetensi Dasar PKn. Bandung:
CV . M ini Jaya A badi.
Hamzah B.U no. 2008. Profesi
Kependidikan.
Jakarta:
Bumi
Aksara
J.
Gino.
2000.
Belajar
dan
Pembelajaran. Surakarta: UNS
Press
Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil
Belajar Mengajar. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya
Nana Syaodih Sukmadinata. 2005.
Landasan Psikologi Proses Pendidi
kan. Bandung: Rosdakarya.
Oemar Hamalik. 1995. Kurikulum dan
Pengajaran. Bandung : Bumi
Aksara.
Sarwiji Suwandi. 2004. Peneltian
Tindakan Kelas. Bandung: Bumi
Aksara
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur
Penelitian
suatu
Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Syaiful
Bahri
Djamarah.2002.
Psikologi
Belajar.
Jakarta:
RinekaCipta
Tim pengembang PG SD. 2001.
Metode Pembelajaran Terpadu.
Bandung: CV Maulana
Winarno. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan. Surakarta : Universitas
Sebelas Maret.
Zainal
Arifin.
1990.
Evaluasi
Instruksional.
Bandung:
PT
Remaja Rosdakarya.
226