Risiko Audit dalam Laporan Keuangan

Risiko Audit dalam Laporan Keuangan
ISAs memerlukan auditor untuk memperoleh assurance yang beralasan tentang apakah
seluruh laporan keuangan bebas dari misstatement material, apakah terjadi fraud atau error ....
hal tersebut diperoleh ketika auditor telah memperoleh bukti yang cukup untuk mengurangi
risiko audit..... untuk dapat diterima.
“Reasonable berarti auditor memberikan opini true and fair terhadap laporan keuangan,
namun pada praktek yang sesungguhnya terdapat beberapa alasan yang tidak dapat dikontrol
oleh auditor sehingga auditor tidak dapat memberikan opini tersebut”
“Material misstatement atau risiko salah saji berarti auditor tidak memiliki keraguan dalam
menentukan apakah dalam laporan keuangan tersebut tidak terdapat kesalahan atau terdapat
kesalahan, dan apabila terdapat kesalahan auditor harus mengemukakan kesalahan tersebut
dan tidak memberikan opini true and fair.”
Risiko dalam level laporan keuangan dan level asersi:


risiko salah saji material pada tingkat laporan keuangan mengacu pada risiko salah
saji material yang berhubungan erat atas laporan keuangan secara keseluruhan dan
berpotensi mempengaruhi banyak pernyataan.




risiko salah saji material pada tingkat asersi merujuk risiko salah saji material dari
transaksi individu, saldo akun, dan pengungkapan. risiko salah saji material pada
tingkat asersi terdiri dari dua komponen: inherent risk dan control risk.

Risiko salah saji material:
1. Inherent Risk
kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji
material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur struktur
pengendalian intern yang terkait.Penilaian Inherent Risk merupakan pertimbangan
mengenai hal-hal yang mungkin memiliki dampak yang mendalam terhadap asersiasersi untuk semua atau banyak akun dan hal-hal ang hanya berkaitan dengan asersi
spesifik untuk suatu akun spesifik.Inherent Risk dapat lebih besar untuk beberapa
asersi daripada untuk asersi-asersi lainnya. Inherent Risk muncul secara independent
dari audit laporan keuangan. Oleh karena itu, auditor tidak dapat mengubah tingkat
actual dari Inherent Risk. Akan tetapi, auditor dapat mengubah tingkat Inherent Risk
yang dinilai.
2. Control Risk
Control risk adalah risiko terjadinya salah saji material dalam suatu asersi yang tidak
dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh struktur pengendalian intern
entitas.
Risiko dalam audit ISA 315:

1. Audit risk
Risiko yang diungkapkan secara pantas oleh auditor atas pendapatnya terhadap
laporan keuangan ketika laporan keuangan tersebut mengalami salah saji.

2. Business risk
Risiko yang dihasilkan dari kondisi signifikan, keadaan, syarat dan ketentuan yang
berlaku, tindakan-tindakan, atau tidak adanya tindakan yang dapat memberikan efek
negatif pada kemampuan perusahaan untuk meraih strategi objektiv dan
pengaplikasiannya, atau dalam pengaturan strategi yang kurang tepat.
Pendekatan Untuk Meminimalkan Risiko Audit
1. Menginvestigasi legitimasi dari entitas dan integritas dan kompetensi dari
manajemen sebelum menerima “audit assignment”, dan sebelum memulai
proses audit berikutnya.
The risk of accepting a client that is not genuie and is engaged in fraudulent
activities is known as engagement risk. Lack of integrity or competence in
management would be inherent risk factors. When the audit management is
long-standing, auditors will know many of the risk factors that increase audit
risk , leading to modification of audit procedures to reduce risk. This kind of
initial investigation is particularly important when the client has not been
audited by the firm before.

2. Mempertimbangkan independensi dari perusahaan audit dan staff nya dalam
hubungannya dengan entitas sebelum menerima “audit assignment”, dan
sebelum memulai proses audit berikutnya.
This is done prior to acceptance of an audit assignment, during the later stages
of the audit process, and also on continual basis from year to year. This risk is
the risk that auditor may fail to report material misstattement in the financial
statements because they lack independence in fact. Note at this stage that a
substansive procedure is defines in paragraph four of ISA 330 as ‘An audit
procedure designed to detect material misstatement at the assertion level’.
Substantive procedures comprise :
a) Test of details;
b) Substantive analytical procedures.
3. Memahami lingkungan entitas dan keadaan didalamnya, serta bagaimana dalam
pengoperasiannya sebelum memulai pekerjaan audit.
a. Nature yang terdapat dalam suatu entitas:
i. Apa sektor entitas tersebut?
ii. Apakah perusahaan tersebut reaktif terhadap perubahan teknologi?
iii. Apakah perusahaan tersebut merupakan entitas publik?
iv. Apakah perusahaan tersebut mengalami pertumbuhan atau penurunan?
v. Apakah strategi yang ditentukan oleh perusahaan dalam mencapai

tujuannya?
vi. Bagaimanakah transaksi yang terjadi?
vii. Bagaimanakah kondisi investasi perusahaan?
viii. Bagaimanakah keadaan manajemen perusahaan dalam mengelola
perusahaan?
b. Kontrol Entitas
i. Kontrol lingkungan entitas.
ii. Risiko entitas dalam proses assemnent.
iii. Sistem informasi entitas.
iv. Komite audit dan fungsi internal.
v. Kontrol aktivitas yang relevan kepada audit.

4. Perencanaan yang dilakukan auditor untuk meminimalkan risiko salah saji
material dalam laporan keuangan.
Planning an audit involves establishing the overall audit strategy for the
engagement and developing an audit plan. Adequate planning benefits the
audit of financial statement in several ways, including the following :
 Helping the auditor to devote appropriate attention to important
areas of the audit.
 Helping the auditor identify and resolve potential problems on

a timely basis.
 Helping the auditor properly organize and manage the audit
engagement so that it is performed in an effective and efficient
manner.
 Assisting in the selection of engagement team members with
appropriate levels of capabilities and competence to respond to
anticipated risk, and the proper assignment of work to them.
 Ficilitating the direction and supervision of engagement team
members and the review of their work.
 Assisting, where aplicable, in coordination of workdone by
auditors of component and experts.
5. Mendesign pendekatan audit berbasis “apa yang harus diketahui sekarang”
tentang klien audit dan mengatur prestasi material; membentuk dan
keterlibatan team dengan pengalaman dan kemampuan individunya.
The angagement team needs direction and supervision and this is the
responsibility of the engagement partner with the support of the manager in
charge of the assignment. The overall audit approach will be included in the
audit plan, including the decision as to whether there should be extended
testing of transaction and balances.
6. Mendesign program audit untuk memperoleh bukti yang kuat dalam asersi,

mengemukakan opini true and fair pada laporan keuangan.
1. Must be to identify significant business risk.
2. Decide whether the identified business risk will give rise to potential
misstatement, that is, to audit risk.