Pengantar Ilmu Ekonomi Makro pdf

Kata Pengantar

Ekonomi merupakan salah satu aspek kehidupan yang tidak akan pernah terlepas dari keseharian kita. Banyak pakar yang telah menuliskan berbagai macam teoridan analisis terhadap perkembangan perekonomian.

Ekonomi makro akan sedikit berbeda dengan ekonomi miro, perbedaannya adalah cangkupan dari konsep ekonomi itu sendiri. Tulisan ini akan mengupas beberapa masalah yang biasa kita temui dalam kehidupan sehari hari. Dengan berdasaran tulisan para ahli ekonomi yang sudah tidak diragukan lagi namanya dalam dunia perekonomian.

Dalam tulisan ini akan melihat perekonomian dalam skala nasioanal, seperti pendapatan nasional, tenaga kerja, inflasi dan sebagainya. Dengan demikian bukan hanya individu yang dilihat disini, tapi merupakan gabungan dari seluruh individu (agregat)

Tulisan ini merupakan kutipan-kutipan dari para pakar ekonomi yang membahas dengan teori yang mereka kemukakan. Dengan adanya tulisanini diharapkan pembaca depat mengambil manfaat untuk bisa menghadapi kondisi ekonomi yang terjadi dalam keseharian.

Bandung, Mart 2010

BAB I

KELAHIRAN ILMU EKONOMI

Tahun 1930-an menandai kemunculan pertama dari ilmu makroekonomi,yang di temukan oleh John Maynard Keynes seiring dengan usahanya memahami mekanisme perekonomian yang menghasilkan Depresi Besar-besaran.Setelah perang dunia II, yang mencerminkan baik pengaruh yang meningkat dari pandangan keynesian maupun ketakutan atas depresi yang lain, Kongres amerika serikat menyatakan tanggung jawab negara federal untuk pelaksanaan ekonomi makro.

Sejak undang-undangan ketenaga kerjaan tahun 1946,prioritas negara di antara ketiga tujuan ini telah berubah.tujuan ini masih menyisakan pertanyaan- pertanyaan sentral ekonomi makro.

1. mengapa output dan lapangan kerja kadang-kadang menurun,dan bagaimana pengangguran dapat di kurangi?

Semua ekonomi pasar menunjukan pola ekspansi dan kontraksi yang di kenal dengan siklus bisnis.Kecendrungan turunnya siklus bisnis terakhir yang utama di amerika serikat muncul pada tahun 1990-1991, ketika produksi barang dan jasa jatuh dan jutaan orang kehilangan pekerjaannya.

2.Apakah yang menjadi sumber inflansi harga,dan bagaimana mengendalikannya?

Suatu ekonomi pasar menggunakan harga sebagai ukuran untuk mengukur nilai-nilai ekonomi dan melaksanakan bisnis.Selama periode cepatnya kenaikan harga, yang disebut dengan inflansi harga,ukuran harga tersebut kehilangan nilainya.orang-orang menjadi bingung, membuat kesalahan dan menghabiskan banyak waktu mereka menghawatirkan mengenai inflansi yang memakan habis pendapatan mereka.

3.Bagaimana sebuah negara dapat meningkatkan angka pertumbuhan ekonominya?

Yang terpenting ilmu ekonomi berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, yang mengacu pada pertumbuhan dalam potensi produktif suatu perekonomian .Suatu potensi produktif perekonomian merupakan faktor sentral dalam penentuan pertumbuhan dalam upah riilnya dan standart hidup.

SASARAN DAN INSTRUMEN ILMU MAKROEKONOMI

Tujuan yang ingin dicapai dalam bidang ekonomi adalah mencapai tingkat kesejahteraan yang sebesar-besarnya dalam segala aspek kehidupan. Bagaimana caranya kita mencapai tujuan ini. Siapakah yang paling bertanggungjawab memberikan kesejahteraan bagi rakyat. Bisakah kesejahteraan itu dinikmati setiap orang. Di sinilah peran pemerintah sangat dominan dan paling bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya. Bahkan kinerja (sebut : amal shaleh) pemerintah akan sangat ditentukan oleh kemampuannya dalam mensejahterakan rakyatnya. Ketika pemerintah tidak bisa memberikan kesejahteraan pada rakyatnya, tapi sebaliknya yang terjadi adalah ketimpangan ekonomi yang semakin terbuka lebar, maka Tujuan yang ingin dicapai dalam bidang ekonomi adalah mencapai tingkat kesejahteraan yang sebesar-besarnya dalam segala aspek kehidupan. Bagaimana caranya kita mencapai tujuan ini. Siapakah yang paling bertanggungjawab memberikan kesejahteraan bagi rakyat. Bisakah kesejahteraan itu dinikmati setiap orang. Di sinilah peran pemerintah sangat dominan dan paling bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya. Bahkan kinerja (sebut : amal shaleh) pemerintah akan sangat ditentukan oleh kemampuannya dalam mensejahterakan rakyatnya. Ketika pemerintah tidak bisa memberikan kesejahteraan pada rakyatnya, tapi sebaliknya yang terjadi adalah ketimpangan ekonomi yang semakin terbuka lebar, maka

2. Tujuan Akhir Kebijakan Ekonomi Makro

Tujuan akhir kebijakan ekonomi makro adalah : (1) price level stability , (2) high employment level , (3) long-term economic growth , dan (4) exchange rate stability (Thomas, 1997:448). Empat variabel ekonomi makro inilah yang paling berpengaruh terhadap kehidupan manusia secara keseluruhan, sehingga prilakunya perlu diamati dan dikendalikan. Di bawah ini diuraikan lebih rinci tentang variabel-variabel tersebut.

Penawaran dan permintaan agregat.

Secara definitif permintaan agregat dan kurva permintaan agregat berbeda. Yang disebut pertama menunjukkan permintaan masyarakat akan barang-barang produksi dalam negeri, sedangkan yang disebut terakhir menunjukkan hubungan antara tingkat harga dalam negeri dengan keluaran riil yang menjamin keseimbangan baik di pasar barang maupun di pasar uang.

Dalam pembicaraan mengenai permintaan agregat, kita tidak menganalisis besaran ekonomi nominal sebab tekanan analisis ini mengenai jumlah barang dan jasa yang diminta oleh masyarakat. Hal ini seltingkat dengan teori permintaan dalam ekonomi mikro.

Penurunan permintaan agregat secara grafik dapat dilakukan dengan pendekatan IS dan LM. Penggunaan pendekatan tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran sederhana mengenai hubungan antara keseimbangan di kedua pasar dengan permintaan agregat.

Efek Keynes dan efek Pigou dapat menjelaskan penurunan kurva permintaan agregat. Dalam analisis Keynes, kenaikan keluaran riil diikuti oleh penurunan suku bunga, sedangkan dalam analisis Pigou, kenaikan keluaran riil disertai dengan kenaikan suku bunga.

Bentuk kurva permintaan agregat pada umunya mempunyai gradien negatif. Namun demikian, dalam beberapa kasus seperti tidak responsifnya pengeluaran investasi terhadap suku bunga dan adanya perangkap likuiditas mengakibatkan kurva permintaan agregat mempunyai bentuk vertikal atau patah.

Pergeseran kurva permintaan agregat yang disebabkan oleh kebijakan fiskal dan moneter serta variabel lain dapat terjadi karena perubahan gradien atau intersep kurva permintaan agregat.

ILMU EKONOMI NORMATIF POSITIF PENGANTAR ILMU EKONOMI

Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara

tangga‖ dan ό ος (nomos), atau ―peraturan, aturan, hukum,‖ dan secara garis besar diartikan sebagai ―aturan rumah tangga‖ atau ―manajemen rumah tangga.‖.

Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang yang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.

Secara umum, subyek dalam ekonomi dapat dibagi dengan beberapa cara, yang paling terkenal adalah mikroekonomi vs makroekonomi. Selain itu, subyek ekonomi juga bisa dibagi menjadi positif (deskriptif) vs normatif, mainstream vs heterodox, dan lainnya. Ekonomi juga difungsikan sebagai ilmu terapan dalam manajemen keluarga, bisnis, dan pemerintah. Teori ekonomi juga dapat digunakan dalam bidang-bidang selain bidang moneter, seperti misalnya penelitian perilaku kriminal, penelitian ilmiah, kematian, politik, kesehatan, pendidikan, keluarga dan lainnya. Hal ini dimungkinkan karena pada dasarnya ekonomi — seperti yang telah disebutkan di atas — adalah ilmu yang mempelajari pilihan manusia.

Ada sebuah peningkatan trend untuk mengaplikasikan ide dan metode ekonomi dalam konteks yang lebih luas. Fokus analisa ekonomi adalah ―pembuatan keputusan‖ dalam

berbagai bidang dimana orang dihadapkan pada pilihan-pilihan. Misalnya bidang pendidikan, pernikahan, kesehatan, hukum, kriminal, perang dan agama. Gary Backer dari University of Chicago adalah seorang perintis trend ini. Dalam artikel-artikelnya ia menerangkan bahwa ekonomi seharusnya tidak ditegaskan melalui pokok persoalannya, tetapi sebaiknya ditegaskan sebagai pendekatan untuk menerangkan perilaku manusia. Pendapatnya ini terkadang digambarkan sebagai ekonomi imperialis oleh beberapa kritikus.

EKONOMI YANG NORMATIF POSITIF

Persoalan ekonomi mendasar yang dihadapi umat manusia sekarang adalah munculnya suatu pandangan yang menempatkan aspek material yang bebas dari dimensi nilai pada posisi yang dominan. Pandangan hidup yang berpijak pada ideologi materialisme inilah yang kemudian mendorong perilaku manusia menjadi pelaku ekonomi yang hedonistik, sekularistik dan materialistik. Dampak yang ditimbulkan dari cara pandang inilah yang kemudian membawa malapetaka dan bencana dalam kehidupan sosial masyarakat seperti eksploitasi dan perusakan lingkungan hidup, disparitas pendapatan dan kekayaan antar golongan dalam masyarakat dan antar negara di dunia, lunturnya sikap kebersamaan dan persaudaraan, timbulnya penyakit-penyakit sosial (social disease) seperti pelacuran, penyalahgunaan wewenang (KKN), anarkisme, perjudian, minuman keras dsb. Fenomena sosial ini muncul disebabkan adanya beberapa kemungkinan. Pertama, karena perilaku manusia didasarkan pada paradigma ilmu ekonomi yang cenderung berbicara dalam dataran ekonomi positif (positive economics) yang menekankan aspek efisiensi alokasi sumber daya ekonomi dengan maksud untuk tetap menjaga objektifitas ilmu. Kedua, model masyarakat yang dikembangkan dalam ilmu ekonomi modern beranjak dari tradisi masyarakat barat yang sekuler sehingga contoh, model dan rumusan teori ekonominya diilhami dari latar belakang masyarakat barat. Ketiga, tradisi pemikiran Neo-Klasik menempatkan aspek individualisme, naturalisme dan utilitarianisme dalam posisi yang sentral dalam membangun paradigma ilmu ekonomi, sehingga teori dan model yang dikembangkan Persoalan ekonomi mendasar yang dihadapi umat manusia sekarang adalah munculnya suatu pandangan yang menempatkan aspek material yang bebas dari dimensi nilai pada posisi yang dominan. Pandangan hidup yang berpijak pada ideologi materialisme inilah yang kemudian mendorong perilaku manusia menjadi pelaku ekonomi yang hedonistik, sekularistik dan materialistik. Dampak yang ditimbulkan dari cara pandang inilah yang kemudian membawa malapetaka dan bencana dalam kehidupan sosial masyarakat seperti eksploitasi dan perusakan lingkungan hidup, disparitas pendapatan dan kekayaan antar golongan dalam masyarakat dan antar negara di dunia, lunturnya sikap kebersamaan dan persaudaraan, timbulnya penyakit-penyakit sosial (social disease) seperti pelacuran, penyalahgunaan wewenang (KKN), anarkisme, perjudian, minuman keras dsb. Fenomena sosial ini muncul disebabkan adanya beberapa kemungkinan. Pertama, karena perilaku manusia didasarkan pada paradigma ilmu ekonomi yang cenderung berbicara dalam dataran ekonomi positif (positive economics) yang menekankan aspek efisiensi alokasi sumber daya ekonomi dengan maksud untuk tetap menjaga objektifitas ilmu. Kedua, model masyarakat yang dikembangkan dalam ilmu ekonomi modern beranjak dari tradisi masyarakat barat yang sekuler sehingga contoh, model dan rumusan teori ekonominya diilhami dari latar belakang masyarakat barat. Ketiga, tradisi pemikiran Neo-Klasik menempatkan aspek individualisme, naturalisme dan utilitarianisme dalam posisi yang sentral dalam membangun paradigma ilmu ekonomi, sehingga teori dan model yang dikembangkan

(full employment). Berpijak pada kerangka paradigma ekonomi neo klasik inilah kemudian melahirkan sistem ekonomi kapitalisme dan sosialisme yang kedua-duanya lahir dari pemikiran materialisme. Dari aspek positive economics ada prinsip-prinsip ekonomi neo klasik yang sejalan dengan prinsip ekonomi Islam yaitu pentingnya peranan mekanisme pasar (market mechanism) dalam mendorong tercapainya efisiensi ekonomi dalam pengaturan alokasi sumber daya ekonomi yang jumlahnya terbatas (scarcity) untuk memenuhi kebutuhan manusia yang cenderung terus meningkat.

Ilmu ekonomi muncul karena adanya tiga kenyataan berikut :  Kebutuhan manusia relatif tidak terbatas.

 Sumber daya tersedia secara terbatas.  Masing-masing sumber daya mempunyai beberapa alternatif penggunaan.

Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia di dalam memenuhi kebutuhannya yang relatif tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas dan masing-masing sumber daya mempunyai alternatif penggunaan ( opportunity cost ).

Secara garis besar ilmu ekonomi dapat dipisahkan menjadi dua yaitu ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro.

1. Ekonomi Makro Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan).

Variabel-variabel tersebut antara lain : pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.

Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utama sebagai berikut :  Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalam kegiatan ekonomi.

Apabila seluruh sumber daya telah dimanfaatkan keadaan ini disebut full employment . Sebaliknya bila masih ada sumber daya yang belum dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keadaan under employment atau terdapat pengangguran/belum berada pada posisi kesempatan kerja penuh.

 Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas di bidang moneter. Apabila nilai uang cenderung menurun dalam jangka panjang berarti terjadi

inflasi. Sebaliknya terjadi deflasi.  Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan tersebut disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik antara pertumbuhan ekonomi

dan pemerataan dalam distribusi pendapatan terdapat trade off maksudnya bila yang satu membaik yang lainnya cenderung memburuk.

Sementara ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga.

Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan yang optimum. Secara teori, tiap individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi yang optimum bersama dengan individu-individu lain akan menciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi

ceterispa ribus .

Perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro

Ekonomi Makro dari

Dilihat

Ekonomi Mikro

Harga

Harga adalah nilai dari komoditas (barang tertentu saja)

Harga ialah nilai dari suatu

komoditas

secara agregat

(keseluruhan)

Unit

Pembahasan tentang kegiatan

Pembahasan tentang

analisis

ekonomi secara individual. Contohnya kegiatan ekonomisecara permintaan dan dan penawaran, keseluruhan. Contohnya pendapatan perilaku konsumen, perilaku produsen, nasional, pertumbu8han ekonomi, pasar, penerimaan, biaya dan laba atau inflasi, pengangguran, investasi dan rugi perusahaan

kebijakan ekonomi.

Tujuan

Lebih memfokuskan pada

Lebih memfokuskan pada

analisis

analisis tentang cara mengalokasikan analisis tentang pengaruh kegiatan sumber daya agar dapat dicapai ekonomi terhadap perekonomian kombinasi yang tepat.

secara keseluruhan Masalah-masalah

bidang ekonomi: 1.Masalah

kemiskinan Upaya penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya program IDT (Inpres Desa Tertinggal), KUK (Kredit Usaha Kecil), KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen) PKT (Program Kawasan Terpadu), GN-OTA dan program wajib belajar.

Keterbelangkangan Masalah yang dihadapi adalah rerndahnya tingkat pendapatan dan pemerataannya, rendahnya pelayanan kesehatan, kurang terpeliharanya fasilitas umum, rendahnya tingkat disiplin masyarakat, renddahnya tingkat keterampilan, rendahnya tingkat pendidikan formal, kurangnya modal, produktivitas kerja, lemahnya manajemen usaha. Untuk mengatasi masalah ini pemerintah berupaya meningkatkan kualitas SDM, pertukranan ahli, transper teknologi dari Negara maju.

2. Masalah

kesempatan kerja Masalah pengangguran timbul karena terjadinya ketimpangan antara jumlah angkatan kerja dan kesempatan kerja yang tersedia. Untuk mengatasi masalah ini pemerintah melakukan pelatihan bagi tenaga kerja sehingga tenaga kerja memeiliki keahlian sesuai dengan lapangan

3. Masalah

pengangguran

dan dan

modal Kekurangan modal adalah suatu cirri penting setiap Negara yang memulai proses pembangunan. Kekurangan modal disebabkan tingkat pendapatan masyarakat yang rendah yang menyebabkan tabungan dan tingkat pembentukan modal sedikit. Cara mengatasinya memlaui peningkatan kualitas SDM atau peningkatan investasi menjadi lebih produktif.

4. Masalah

kekurangan

Peran dan Fungsi Pemerintah di Bidang Ekonomi

1. Fungsi stabilisasi, yaitu fungsi pemerintah dalam menciptakan kestabilan ekonomi, sosial politik, hokum, pertahanan dan keamanan.

2. Fungsi alokasi, yaitu fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan jasa public, seperti pembangunan jalan raya, gedung sekolah, penyediaan fasilitas penerangan, dan telepon.

3. Fungsi distribusi, yaitu fungsi pemerintah dalam pemerataan atau distribusi pendapatan masyarakat.

Fungsi pemerintah sebagai stabitator adalah dimana pada saat pemerintah dapat mengeluarkan tindakan ataupun kebijakan yang mana akan tercapai suatu titik stabil di negara itu.contohnya pada saat BLT(bantuan langsung tunai) dicairkan maka terdapat suatu tujuan lain dimana pemerintah ingin menstabilkan kondisi ekonomi yang sempat timpang dengan adanya krisis global dan kenaikan harga-harga pasar.

Sedangkan contoh lain dari pemerintah sebagai fungsi alokasi adalah pada saat pemerintah mendirikan PLN atau PT.TELKOM dimana keduanya pernah memonopoli tiap- tiap bidang kerjanya dan juga disini pemerintah bertindak senagai penyedia kebutuhan barang serta jasa utuk masyarakat agar masyarakat mendapatkan kenyamanan di kehidupannya.

Dan untuk fungsi distribusi kita dapat melihat kebijakan adanya standar minimum upah atau gaji seorang tenaga kerja maka kita dapat lihat disini pemerintah berusaha memeratakan pendapatan dan sekaligus bertindak sebagai distributor(dalam bidang pemerataan gaji)

menurut adanya sistem ekonomi yang bebas maka akan bisa dicapai:

1. Suatu tingkat kegiatan ekonomi yang optimal atau apa yang disebut dengan full employement economy, dimana kegiatan ekonomi berada pada titik optimal, semua orang bekerja dan tidak ada factor produksi yang menganggur secara sukarela.

2. Sumber daya ekonomi dan faktor-faktor produksi diantara bermacam kegiatan ekonomi teralokasi secara efisien. Setiap faktor produksi berada pada tempat yang tepat dan memproduksi barang yang tepat sesuai dengan permintaan konsumen sehingga tidak terjadi pemborosan

(mubazir)

dari

sumber daya.

Karena semuanya berjalan lancar sehingga pemerintah dibatasi peranannya seminimal Karena semuanya berjalan lancar sehingga pemerintah dibatasi peranannya seminimal

makro

Klasik.

Kebijakan pemerintah untuk merekayasa upah, misalnya dengan menerapkan upah minimum, dengan tujuan agar pekerja lebih sejahtera akan berakhir dengan sia-sia. Upah minimum akan menyebabkan timbulnya pengangguran karena bertentangan dengan kehendak pasar.

Bila ekonomi dalam keadaan full employment, dimana setiap bekerja dan produksi dalam keadaan kapasitas penuh, maka dalam keadaan seimbang permintaandan penawaran tenaga kerja adalah sama yaitu Nf, dan upaha adalah Wf. Karena adanya desakan serikat buruh maka pemerintah pemberlakukan ketentuan upah minimum yang harus dibayar oleh pengusaha, yaitu sebesar WM. Tujuan penerapan upah minimum adalah agar kelompok buruh menjadi lebih sejahtera karena mereka dibayar lebih mahal. Karena upah minimum lebih tinggi dari upah yang berlaku di pasar maka sesuai dengan hukum pasar permintaan akan turun dan penawaran naik sehingga yang terjadi justru adalah pengangguran. Dalam gambar pengangguran terjadi sebesar kelebihan penawaran ditambah dengan kekurangan permintaan,

Gambar 3.2. Pasar Tenaga Kerja dengan Upah Minimum. Pada saat ekonomi dalam keadaan full employment (semua orang bekerja) maka upah

pada tingkat Wf dan jumlah tenaga kerja yang ditawarkan dan diminta adalah Nf. Ketika upah dipkasa naik menjadi NM maka terjadi kelebihan penawaran dan penurunan permintaan sehinga

terjadi

pengangguran

sebesar N1N2.

Menurut teori klasik supply uang atau pasar uang ditentukan oleh pemerintah berdasarkan pertimbangan ekonomi maupun politik, dengan demikian tidak dipengaruhi oleh kekuatan ekonomi. Sementara permintaan terhadap uang ditentukan oleh kebutuhan kuantitas transaksi, tidak ada motive lain selain dari transaksi. Teori ini disebut juga teori kuantitas (quantity theory). Karena uang tidak menghasilkan bunga maka jumlah uang yang diminta ditentukan oleh kebutuhan transaksi konsumen dan produsen dan uang semata-mata digunakan untuk mempermudah proses jual beli barang dan jasa atau untuk keperluan Menurut teori klasik supply uang atau pasar uang ditentukan oleh pemerintah berdasarkan pertimbangan ekonomi maupun politik, dengan demikian tidak dipengaruhi oleh kekuatan ekonomi. Sementara permintaan terhadap uang ditentukan oleh kebutuhan kuantitas transaksi, tidak ada motive lain selain dari transaksi. Teori ini disebut juga teori kuantitas (quantity theory). Karena uang tidak menghasilkan bunga maka jumlah uang yang diminta ditentukan oleh kebutuhan transaksi konsumen dan produsen dan uang semata-mata digunakan untuk mempermudah proses jual beli barang dan jasa atau untuk keperluan

Md=k.PY

Rumus ini bararti bahwa jumlah permintaan uang ditentukan oleh output atau income (Y) dan harga barang (P) serta konstanta (k). Konstanta antara lain adalah kecepatan uang digunakan dalam transaksi, dimana k = 1/V (V adalah kecepatan uang digunakan atau turn over). Karena dalam jangka pendek income (output) dan konstanta adalah tidak berubah (tetap) maka jumlah permintaan uang akan ditentukan hanya oleh harga. Jadi permintaan uang

harga (P). Penawaran uang (supply) akan ditentukan oleh kebijakan moneter yang ditempuh oleh pemerintah, namun mekanisme pasar akan menyebabkan jumlah uang yang ditawarkan/permintaan:

Md=Ms=k.PY

Kenapa kenaikan harga barang dan permintaan uang berkorelasi? Karena bila jumlah uang yang beredar bertambah maka permintaan barang akan naik juga. Konsumen atau rumah rangga yang memegang uang lebih banyak, yang berarti mempunyai income nominal lebih tinggi, akan terdorong untuk berbelanja lebih banyak. Dalam jangka pendek kapasitas produksi tidak bertambah karena dibutuhkan waktu yang cukup untuk menyesuaikan kapasitas produksi dengan naiknya permintaan. Akibatnya adalah harga barang dan jasa akan naik. Dalam keadaan demikian yang terjadi adalah inflasi, yaitu naiknya harga-harga umum di pasar barang. Inilah alasannya kenapa pemerintah memberlakukan uang ketat yang dimaksudkan

untuk

menekan

laju inflasi.

Kebijaksanaan fiskal dan moneter juga tidak ada pengaruhnya terhadap output dan employment. Peningkatan pengeluaran pemerintah misalnya hanya akan menyebabkan crowding out, yaitu naiknya suku bunga dan selanjutnya investasi akan turun sebanding dengan dengan naiknya jumlah pengeluaran pemerintah. Kebijaksanaan moneter juga tidak berpengaruh terhadap output dan employment. Tetapi pemotongan pajak (taxcut) akan berpengaruhterhadapoutput.

Untuk pasar luar negeri,menurut teori klasik negara tidak perlu repot untuk menyeimbangkan masalah neraca perdagangan maupun neraca pembayaran dengan melakukan kebijakan-kebijakan khusus karena semua ketidak seimbangan tersebut secara otomatis akan terkoreksi sendiri sehingga keadaan kembali ke titik equilibrium. Misalnya defisit perdagangan tidak akan terjadi terus menerus karena akan mengakibatkan nilai mata uang Rupiah rendah sehingga barang import menjadi mahal dan import akan terhenti dengan sendirinya secara otomatis. Dengan mahalnya barang luar negeri maka barang produksi dalam negeri akan murah sehingga export naik.

Pada prinsipnya teori makro klasik ini sama dengan teori pasar bebas atau pasar bersaing sempurna seperti yang ditemui dalam ekonomi mikro, dimana campur tangan pemerintah adalah minimal. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa dalam pasar bebas bila masyarkat dibiarkan berusaha tanpa diintervensi akan menghasilkan kemakmuran bersama. Dalam situasi yang demikian apa peran pemerintah? Peran pemerintah terutama adalah membuat persaingan bebas berjalan secara baik, adil dan fair. Selain itua adalah melakukan pekerjaan yang tidak bisa dilakukan oleh masyarakat atau dilakukan oleh kekuatan pasar. Ada beberapa hal dimana pemerintah disepakati boleh untuk ikut campur.

 mengatur industri-industri yang bersifat monopoli agar tidak merugikan masyarakat.  menghapus hambatan yang menghalangi terjadinya fleksibilitas harga-harga,

menghapus hambatan-hambatan yang menyebabkan tidak bekerjanya secara alamiah pasar bebas tersebut

 memproduksi barang dan jasa yang tidak bisa diproduksi oleh masyarakat.  melindungi masyarakat yang tidak produktif, masyarakat miskin dan penyandang

masalah sosial.  menjaga kestabilan ekonomi Negara, termasuk dalam hal ini adalah membuat

kebijakan makro ekonomi seperti mengatur supply uang sesuai dengan permintan masyarakat sehingga tercipta kestabilan makro ekonomi dan tidak terjadi inflasi

Peranan kebijakan pemerintah

Langkah – langkah pemerintah intuk mengatasi masalah pengangguran dan inflasi dibedakan menjadi 2 bentuk yaitu:

Kebijakan Fiskal

Kebijakan Moneter

KEBIJAKAN FISKAL: Yaitu kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah untuk mengolah / mengarahkan perekonomian ke kondisi yangb lebih baik atau diinginkan dengan cara mengubah-ubah peneriamaan dan pengeluaran pemerintah.

PAJAK: Secara hukum Pajak didefinisikan sebagai iuran wajib kepada pemerintah yang bersifat memaksa dan legal ( berdasarkan undang-undang ), sehingga pemerintah mempunyai kekuatan hukum ( misalnya denda atau kurungan penjara ) untuk menindak wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban..

POLITIK ANGGARAN: Politik anggaran dibagi menjadi :

a. Anggaran Defisit ( Deicit Budget ) Adalah anggaran yang direncanakan untuk defisit, sebab pengeluaran pemerintah

direncanakan lebih besar dari penerimaan pemerintah ( T<G atau G<T )

b. Anggaran Surplus ( Surplus Budget ) Adalah anggaran pemerintah bila penerimaan lebih besar dari pengeluaran ( T>G atau

G>T ).

Melalui anggaran ini pemerintah mengerem pengeluarannya untuk menurunkan tekanan pemerintah atau mengurangi daya beli dengan menaikkan pajak.

c. Anggaran Berimbang ( Balance Budget ) Adalah anggaran yang apabila pengeluaran sama dengan penerimaan (G=T atau

T=G ) KEBIJAKAN MONETER: Kebijakan Moneter (istilah lainnya kebijakan uang ketat )

adalah upaya mengendalikan atau mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yang diinginkan ( lebih baik ) dengan mengatur jumlah uang yang beredar. Melalui kebijakan moneter pemerintah dapat mempertahankan, menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar dalam upaya mempertahankan kemampuan ekonomi bertumbuh, sekaligus mengendalikan inflasi.

Seperti halnya penggunaan isu ekonomi dalam bidang politik maka teori pilihan publik adalah teori yang paling tepat dalam menerapkan metode-metode ekonomi terhadap bidang politik. Seperti yang dikatakan Buchanan (1984:13), teori pilihan publik,yang telah menggunakan sarana dan metode yang telah dikembangkan sampai level analitis yang canggih dalam teori ekonomi untuk diterapkan dalam sektor politik atau sektor pemerintah, terhadap

ekonomi publik.

Sekalipun definisi ini tampaknya sederhana, namun penerapan metode ekonomi ke dalam bidang politik menimbulkan beberapa masalah. Masalah-masalah ini terjadi karena kesulitan dalam mengagregasikan pilihan-pilihan individu menjadi satu dampak kolektif atau ―publik‖, dan ditambah lagi dengan kesulitan di dalam mengkoordinasikan kepentingan dan keputusan individu untuk mencapai tujuan-tujuan kolektif, dan kesulitan yang diakibatkan karena kesalingtergantungan antara keputusan individu yang satu dengan yang lain. Tiga masalah ini telah dibahas dalam literatur tentang aturan pemungutan suara, teori tindakan

permainan strategis, Dalam sebagian besar hasil penelitian standar, pilihan publik didefinisikan sebagai penerapan metode ekonomi terhadap politik (Mueller 1979:1; Buchanan 1984:13; Ekelund dan Tollison 1986:440) tanpa ada upaya untuk menghubungkan metode-metode ini dengan dampak- dampak yang bersifat publik (tinjauan umumnya bisa dibaca dalam Plott 1976). Dalam hal ini penelitian yang dilakukan Stiglitz 91988:145 dst.) dan McLean (1987:9-11) lebih tertuju pada masalah-masalah publik. Namun literatur pilihan publik menyatakan bahwa hubungan antara pilihan publik dengan barang publik adalah sangat erat. Alasannya adalah bahwa jika dampak dari proses-proses dalam masyarakat dapat dianggap tidak dipengaruhi eksternalitas, maka keputusan pribadi dapat membawa keuntungan yang diinginkan. Fokus dari pendekatan pilihan publik ini adalah tetap pada individu yang membuat pilihan, yaitu pilihannya dan perilaku maksimalisasi yang dilakukannya. Hasil atau dampak dari keputusan-keputusan pribadi (dari banyak orang –pent) ini bersifat publik, kolektif dan tidak dapat dibagi-bagi. Publik itu sendiri bukanlah pelaku yang bisa memilih, atau paling tidak dianggap begitu oleh sebuah teori yang secara metodologis bersifat individualistik seperti teori pilihan publik ini.

kolektif dan

Teori pilihan publik memandang bahwa inti dari analisa adalah pelaku-pelaku individu, baik yang bertindak sebagai anggota dari partai politik, kelompok kepentingan, atau birokrasi, baik ketika individu itu bertindak dalam kapasitas sebagai pejabat yang diangkat lewat pemilu atau sebagai warga biasa atau sebagai pimpinan dari perusahaan: Premis dasar Teori pilihan publik memandang bahwa inti dari analisa adalah pelaku-pelaku individu, baik yang bertindak sebagai anggota dari partai politik, kelompok kepentingan, atau birokrasi, baik ketika individu itu bertindak dalam kapasitas sebagai pejabat yang diangkat lewat pemilu atau sebagai warga biasa atau sebagai pimpinan dari perusahaan: Premis dasar

Sebagai contoh dari penggunaan isu ekonomi dalam bidang politik adalah pada ada saatnya pemilu maka dapat kita lihat para calon wakil rakyat kadang menebarkan janji-janji mereka dalam berbagai bidang termasuk ekonomi yang mungkin belum tentu terlaksana namun meraka gunakan hanya untuk menaikkan pamor mereka sendiri yang pada akhirnya walaupun mereka terpilih mereka hanya bisa mengeluarkan kebijakan yang belum tentu sesuai dengan kondisi pada saat itu.

Seperti halnya apakah perlunya kebijakan moneter dan fiskal untuk menstabilkan perekonomian,maka terdapat 2 sisi jawaban yang masih mengandung arti politik,apabila kita disisi pro akan kebijakan ini kita akan melihat bahwa orang-orang akan berkata ―apabila tidak adanya kebijakan ini maka akan adanya fluktuasi ekonomi,meningkatnya pengangguran serta bisa juga menjadi awal resesi ekonomi yang disebabkan hilangnya kepercayaan terhadap pemerintah.‖jadi dapat kita lihat bahwa dengan adanya isu ekonomi pemerintah dapat menggunakannya sebagai cara untuk mendapatkan dukungan dari kalangan masyarakat termasuk presiden dan juga DPR/MPR yang akan meningkatkan pamor mereka di bidang politik serta megoptimalkan penggunaan teori ekonomi.

Namun apabila secara kontra akan kebijakan ini maka kita akan mendengar penolakan karena kedua kebijakan ini membutuhkan waktu lama untuk menghasilkan surplus ekonomi karena dengan kebijakan moneter maka akan ada permintaan agregat dengan mengubah suku bunga,sedangkan kebijakan fiskal berlaku setelah waktu yang lama karena adanya proses politik yang panjang pada saat dilakukan perubahan pengeluaran pajak oleh pemerintah,maka dari itu para pengamat ekonomi harus mengamati dengan seksama apa dampak yang muncul setelah adanya kedua kebijakan ini.

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa isu ekonomi baik secara mikro maupun makro dapat dipakai dalam bidang apapun termasuk politik yang biasanya dipakai oleh pemerintah.namun sebaiknya dalam penggunaanya pemerintah berhati-hati dalam memilih langkah karena dapat membuat kepercayaan atau rasa pesimistis terhadap pemerintah itu sendiri.

BAB II

Pengukuran output dan Pendapatan Nasional

Salah satu perangkat paling penting dalam ilmu ekonomi adalah perthitungan produk dan pendapatan nasional. Perhitungan GNP di hitung dengan menjumlahkan seluruh hal yang terkait dengan produksi inimenghasilkan ukuran-ukuran yang agregat dalam ekonomi makro.

Siklus aktivitas Ekonomi makro

Gambar 6.1 Produk Nasional Bruto dapat dihitung dari dua segi yaitu a) Arus barang akhir b) arus penghasilan atau biaya

Pendekatan Arus barang

Pendekatan arus barang ini yaitu dengan menjumlahka seluruh barag konsumsi yang di beli masyarakat, missal membeli beras, obat, jasa, dsb. Pada saat kita menjumlahkan semuaharga dari barang yang di beli oleh konsumen maka akhirnya kita akan mendapatkan nilai dari GNP ( gross national product) . Perhitungannya akan cukup sederhana, seperti di bawah ini :

GNP = (P1. Q1) + (P2.Q2) + … + (Pn.Qn)

Pendekatan Arus penghasilan atau Biaya Pendekatan Arus penghasilan atau Biaya

GNP = R + W + i + Dimana (R) adalah rent, (W) adalah wages (upah, (i) interest (bunga) dan ( ) adalah profit

yang di peroleh, maka GNP akan dapat dihitung.

Kesepadanan Dua pendekatan

Dalam perhitugan kedua segi tadi ternyata keudanya memiliki angka yang benar-benar sama. Hal ini dikarnakan dalam kedua segi pencarian GNP tadi di masukan unsure ―keuntungan‖

pada penghasilan atau biaya bersaaan dengan unsure sewa atau upah. Apa ayng di maksud dengan keuntungan? Keuntungan adalah sisa dari sejumlah nilai uang yang kita terima setelah membayar factor-faktor produksi sepeti upah, sewa, dan bunga.

GNP nominal vs GNP riil

Pada saat ita menghitung GNP tentunya dengan menggunakan satuan harga, sedangkan harga setiap tahun mengalami perubahan akibat inflasi, dengan begitu harga merupakan alat ukur yang kurang akurat.

Para ekonom akhirnya menyepakati untuk menggunakan indeks harga ( price index) yang merupakan harga rata-rata atas sejumlah barang. Indeks ini digunakan untuk menghilangkan pengaruh inflasi (pendeflasian).

Kita bisa menghitung GNP untuk tahun tertentu dengan menggunakan harga tahun tersebut. Hasil nya di sebut sebagai GNP nominal, atau GNP pada tingkat harga berlaku. Perhitungannya adalah :

GNP nominal = (P1.Q1) + (P2.Q2) + … (Pn.Qn) Pada umumnya yang lebih di sukai adalah GNP rill, disebutjuga GNP pada saat nilai harga

konstan. Perhitungannya adalah dengan menggunakan harga tahun dasar : GNP Riil = (P1.Q1) + (P1.Q2) + … + (P1.Qn)

GNP rill = (GNP nominal : IHK) x 100% Adajuga yang namanya GNP deflator, GNP deflator ini merepresentasikan Tingkat harga.

Perhitungannya adalah ; GNP deflator = (GNP nominal : GNP riil) x 100

Investasi dan pembentukan modal

Investasi adalah pembelian untuk barang modal bukan untuk konsumsi. Beberapa metode di atas mengesampingkan sisi investasi, sedangkan setiap harinya Negara mengarahkan sejumlah besar outputnya untuk memproduksi barang-barang modal. GNP adalah jumlah Investasi adalah pembelian untuk barang modal bukan untuk konsumsi. Beberapa metode di atas mengesampingkan sisi investasi, sedangkan setiap harinya Negara mengarahkan sejumlah besar outputnya untuk memproduksi barang-barang modal. GNP adalah jumlah

Investasi Bruto dan neto

Istilah bruto ini muncul karena menggambarkan keseluruhan dari investasi yang di lakukan sebelum adanya penyusutan dari barang-barang modal. Apabila kita inin melihat peningkatan modal dalam masyarakat, maka nilai bruto ini tidaklah sangat cocok, karna Bruto ini masih harus di kurangi dengan penyusutan baik mesin, gedung dan sebagainya. Maka haruslah kita menghihitung nilai neto dari investasi tersebut, yaitu nilai investasi awal di kurangi dengan besarnya penysutan, maka dapatlah nilai dari Investasi neto.

Pemerintah

Pemerintah merupakan konsumen terbesar dalam suatu Negara, mereka melakukan pembelanjaan yang besar. Pengeluaran pemerintah ini bisa berupa perbaikan jalan, kepentingan militer, pembayaran upah pegawai negeri, dsb.

Transfer payment

Pemerintah mengeuarkan uang dengan maksud untuk tidak mendapat imbalan, misalkan pemerintah memberikan bantuan untuk panti jompo, uang pension bagi pegawai negeri, atau bantuan bagi anak penyandang cacat. Dalam hal ini, pemerintah mengeluarkan uang tidak untuk mempeoleh barang atau jasa, sehingga transfer payment tidak di masukan ke GNP.

Eksport neto

Setiap Negara berhubungan dengan Negara lain, sehingga ekspor dan impor menjadi bagian akhir dari GNP. Selisih nilai ekspor dikurangi impor inilah yang akan masuk ke dalam perhitungan akhir GNP, maka

Pendekatan Pengeluaran

Produk Nasional Bruto atau GNP di definisikan sebagai arus keseluruhan produk yuang dihasilkan oleh masyarakat dan dinyatakan dalam bentuk uang. GNP mencangkup nilai uang dari konsumsi (C), investasi swasta bruto (I), pengeluaran pemerintah untuk barang dan jasa (G), serta ekspor neto (nX). Dirumuskan

GNP = C + I + G + nX

BAB III

Pendapatan, Konsumsi, Tabungan dan Investasi

Pendapatan, konsumsi, tabungan dan investasi memainkan peranan sentral dalam performa ekonomi suatu negara. Pendapatan ( income ) adalah jumlah balas jasa yang diterima pemilik faktor produksi selama 1 tahun dan disimbolkan dengan Y. Konsumsi ( consumption ) adalah bagian dari pendapatan yang dibelanjakan dan disimbolkan dengan C. Tabungan ( saving ) adalah bagian dari pendapatan yang disimpan atau tidak dibelanjakan dan disimbolkan dengan S. Investasi ( invesment ) adalah bagian dari pendapatan perusahaan yang ditanamkan atau sebagai penambah modal kerja dan disimbolkan dengan I.

Negara-negara yang menabung dan menginvestasikan sebagian besar dari pendapatan mereka cenderung akan memiliki pertumbuhan output, pendapatan dan upah yang cepat; pola ini memberikan ciri kepada Amerika Serikat pada abad kesembilan belas, jepang pada abad keduapuluh dan keajaiban Ekonomi Asia Timur pada tiga dasawarsa terakhir. Sebaliknya negara-negara yang mengkonsumsi sebagian besar dari pendapatan mereka, seperti banyak negara-negara di Afrika dan Amerika Latin, menginvestasikan dalam jumlah kecil di dalam pabrik baru dan peralatan yang menunjukan angka pertumbuhan yang rendah dalam produktivitas dan upah. Konsumsi yang tinggi relatif terhadap pendapatan berarti investasi yang rendah dan pertumbuhan yang lambat; penghematan yang tinggi menuntun pada investasi yang tinggi dan pertumbuhan yang cepat.

A. KONSUMSI DAN TABUNGAN

Seorang ahli ilmu ekonomi, John Maynard Keynes berpendapat bahwa pengeluaran seseorang untuk konsumsi dan tabungan dipengaruhi oleh pendapatannya. Pengeluaran konsumsi adalah bagian dari pendapatan yang dibelanjakan (disposible income).

Konsumsi seseorang berbanding lurus dengan pendapatannya. Secara makroagregat, pengeluaran konsumsi masyarakat berbanding lurus dengan pendapatan nasional. Semakin besar pendapatan, semakin besar pula pengeluaran konsumsi. Perilaku tabungan juga begitu. Jadi, bila pendapatan bertambah, baik konsumsi maupun tabungan akan sama-sama

bertambah.

Marginal Propensity to Consume (MPC) Menurut Samuelson, kecenderungan mengonsumsi marginal (MPC = Marginal

Propensity to Consume) adalah jumlah ekstra yang dikonsumsi orang ketika mereka menerima dollar ekstra da ri pendapatan setela pajak. Dengan kata lain bahwa MPC adalah perbandingan antara pertambahan konsumsi ( ΔC) yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan ( ΔY).

MPC = ΔC/ΔY

Average Propensity to Consume (APC)

Kecenderungan mengonsumsi rata-rata (APC = average propensity to consume ) adaklah perbandingan antara tingkat pengeluaran konsumsi (C) dengan tingkat pendapatan disposibel pada tingkat konsumsi (Y).

APC = C/S

Marginal Propensity to Save (MPS) Kecenderungan menabung marginal ( MPS = Marginal Propensity to Save ) adalah

perbandingan antara pertambahan tabungan ( ΔS) dengan pertambahan pendapatan (ΔY).

MPS = ΔS/ΔY

Average Propensity To Save (APS)

Kecenderungan menabung rata-rata ( APS = Average Propensity To Save ) adalah perbandingan antara tabungan (S) dengan pendapatan disposibel (Y). APS = S/Y

Hubungan MPS dan MPC

Menurut Samuelson, MPC dan MPS Berkaitan seperti bayangan cermin. Kita harus ingat bahwa pendapatan setelah dikurangi pajak (disposible income) sama dengan konsumsi seseorang ditambah dengan tabungannya sehingga fungsi pendapatan dapat dinyatakan sebagai berikut:

Y=C+S Ini mengimplikasikan bahwa setiap dollar ekstra dari pendapatan setelah pajak harus

dibagi antara konsumsi ekstra dan tabungan ekstra. Jadi jika MPC sebesar 0, 85 maka MPS harus sebesar 0, 15. Hal tersebut menegaskan bahwa pada tingkat pendapatan (Y) berapapun, MPC haru selalu berjumlah persis 1 (satu), tidak lebih dan tidak kurang. Dimanapun dan selalu MPC + MPS = 1.

Dari pembahasan diatas kita dapat menarik kesimpulan lagi bahwa MPC negara berkembang lebih besar daripada MPC negara maju karena di negara berkembang pendapatan akan cenderung digunakan untuk konsumsi. MPC LDC > MPC DC

Fungsi Konsumsi

Fungsi konsumsi adalah suatu fungsi yang menggambakan hubungan antara tingkat konsumsi rumah tangga dengan pendapatan nasional dalam perekonomian.

Secara matematis hubungan tersebut ditulis sebagai berikut: Fungsi konsumsi : C = a + bY Dimana:

a = konsumsi rumah tangga secara nasional pada saat pendapatan nasional = 0 b= Marginal Propensity to Consume (MPC)

C = tingkat konsumsi S = tingkat tabungan Y = Tingkat pendapatan nasional

Kurva Fungsi Konsumsi

Fungsi Tabungan

Fungsi tabungan adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat tabungan rumah tangga dengan pendapatan nasional dalam perekonomian.

Secara matematis hubungan tersebut ditulis sebagai berikut: Dari persamaan Y = C + S, dapat ditulis kembali menjadi : S = Y – C ...................................(1) Juga dari persamaan sebelumnya kita tahu C = a + bY ..............(2) Dengan mensubstitusikan persamaan tersebut ( 1 dan 2), maka hubungan antara tabungan

dan pendapatan dapat dicari

S=Y –C =Y – a – bY = -a + (Y-bY) = -a + (1-b) Y

Jadi, Fungsi Tabungan : C = -a + (1 - b) Y

Kurva Fungsi Tabungan

Fungsi konsumsi dan tabungan merupakan garis lurus. Nilai MPC dan MPS masing- masing fungsi menentukan tingkat kecenderungan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan, yang besarnya kurang dari 45°. Fungsi konsumsi selalu memotong garis bersudut 45° (garis Y = C) dan fungsi tabungan memotong sumbu datar ( sumbu pendapatan nasional) pada saat tabungan rumah tangga sama dengan nol.

Kurva Konsumsi dan Tabungan

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi dan tabungan

Faktor- Faktor Penentu Konsumsi Keynes berpendapat bahwa faktor penentu utama dari tabungan adalah pendapatan rumah tangga. Walaupun pendapatan rumah tangga penting peranannya , tetapi ada beberapa faktor penting yang tidak bisa diabaikan yaitu:

a). Kekayaan yang telah terkumpul Sebagai akibat dari mendapat harta warisan, atau tabungan yang banyak sebagai akibat

usaha masa lalu, maka seseorang berhasil mempunyai kekayaan yang mencukupi. Dalam keadaan seperti itu ia sudah tidak terdorong lagi untuk menabung lebih banyak. Maka lebih besar bagian dari pendapatannya yang di gunakan untuk konsumsi di masa sekarang. Sebaliknya, untuk orang yang tidak memperoleh warisan atau kekayaan, mereka akan lebih bertekad untuk menabung untuk memperoleh kekayaan yang lebih banyak di masa yang akan dating, atau untuk memenuhi kebutuhan masa depen keluarganya seperti membeli rumah, membiayai pendidikan anak atu membuat tabungan untuk persiapan hari tua.

b). Suku Bunga Suku bunga dapat dipandang sebagai pendapatan yang diperoleh dari melakukan

tabungan. Rumag tangga akan membuat lebih banyak tabungan apabila suku bunga tinggi karena lebih banyak pendapatan dari penabungan akan diperoleh. Pada suku bunga yang rendah orang tidak begitu suka membuat tabungan Karena mereka merasa lebih baik melakukan pengeluaran konsumsi daripada menabung. Dengan demikian pada tingkat bunga yang rendah masyarakat cenderung menambah pengeluaran konsumsinya.

c). Sikap Berhemat Berbagai masyarakat mempunyai sikap yang berbeda dalam menabung dan

berbelanja.Ada masyarakat yang tidak suka berbelanja berlebih-lebihan dan lebih mementingkan tabungan. Dalam masyarakat seperti itu nilai kecondongan mengkonsumsi marjinal adalah lebih rendah. Tetapi ada pula masyarakat yang nilai kecondongan mengkonsumsinya tinggi.

d). Keadaan Perekonomian Dalam perekonomian yang tumbuh dengan teguh dan tidak banyak pengangguran,

masyarakat berkecenderungan melakukan pengeluaran yang lebih aktif. Mereka mempunyai kecenderungan berbelanja lebih banyak pada masa kini dan kurang menabung. Tetapi dalam keadaan kegiataan perekonomian yang lambat perkembangnya, tingkat pengangguran menunjukkan tedensi meningkat, dan sikap masyarakat dalam menggunakan uang dan pendapatannya menjadi makin berhati-hati.

e). Distribusi Pendapatan Dalam masyarakat yang distribusi pendapatannya tidak merata, lebih banyak tabungan

akan di peroleh. Dalam masyarakat yang demikian sebagian besar pendapatan nasional dinikmati oleh segolongan kecil penduduk yang sangat kaya dan golongan masyarakat ini mempunyai kecenderungan yang tinggi. Maka mereka dapat menciptakan tabungan yang banyak. Segolongan besar penduduk mempunyai pendapatan yang hanya cukup akan di peroleh. Dalam masyarakat yang demikian sebagian besar pendapatan nasional dinikmati oleh segolongan kecil penduduk yang sangat kaya dan golongan masyarakat ini mempunyai kecenderungan yang tinggi. Maka mereka dapat menciptakan tabungan yang banyak. Segolongan besar penduduk mempunyai pendapatan yang hanya cukup

f). Tersedia tidaknya Dana Pensiun Program dana pensiun dijalankan di berbagai Negara. Ada Negara yang memberikan

pension yang cukup tinggi kepada golongan penduduknya yang tua. Apabila pendapatan dari pensiun besar jumlahnya, para pekerja tidak terdorong untuk melakukan tabungan yang banyak pada masa bekerja dan ini menaikkan konsumsi. Sebaliknya, apabila pendapatan pensiun sebagai jaminan hidup dihari tua sangat tidak mencukupi, masyarakat cenderung akan menabung lebih banyak ketika bekerja.

B. INVESTASI

Apabila komponen tabungan (S) merupakan nilai tabungan dari sebagian pendapatan yang disimpan di lembaga keuangan yaitu bank, maka dapat digantikan dengan komponen investasi (I)

Investasi adalah pengeluaran yang ditujukan untuk menambah atau mempertahankan persediaan kapital (Capital Stock). Investasi sering disebut juga dengan penambahan modal, investasi dilakukan jika pendapatan yang dikeluarkan untuk konsumsi masih memiliki

tabungan

(saving).

Adapun jenis-jenis investasi adalah sebagai berikut:

a. Investasi tetap/otonom (autonomous investment), yaitu investasi yang besar kecilnya tidak tergantung pada tingkat pendapatan.

b. Investasi dipacu (incluced investment), yaitu investasi yang tinggi rendahnya/tergantung pada tinggi rendahnya pendapatan.

Jenis investasi menurut asalnya dibagi menjadi: