FORMULASI GRANUL EFERVESEN EKSTRAK KERIN

FORMULASI GRANUL EFERVESEN EKSTRAK KERING
KULIT BUAH MANGGIS
(Garciniae mangostanae Cortex fructus)

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh ijazah
Program Diploma III Farmasi

Disusun Oleh :
YUSUP
NIM : 093901S12107

AKADEMI FARMASI MUHAMMADIYAH
CIREBON
2 0 15

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Karya tulis ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui oleh dosen pembimbing
Akademi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Cirebon, Juni 2015

Pembimbing I

Renny Amelia, S.Farm, M.Sc., Apt

Pembimbing II

Rinto Susilo, S.Si, M.Sc., Apt

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan
dihadapan
tim penguji Akademi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Cirebon, Juli 2015

1. Penguji I
(

)


(

)

(

)

2. Penguji II

3. Penguji III

Akademi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Direktur

( Drs. H. Arsyad Bachtiar, M. Si. )

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


Nama

: YUSUP

Tempat, Tanggal Lahir

: Cirebon, 24 Juni 1983

Jenis Kelamin

: Laki-Laki

Agama

: Islam

Alamat

: Perum Graha Permai Blok C1 No. 8 RT 20/RW 02

Kelurahan

Watubelah

Kecamatan

Kabupaten Cirebon

Pendidikan
1. SDN Sendang

Thn. 1990-1996

2. SMPN 3 Cirebon

Thn. 1996-1999

3. SMF Muhammadiyah Cirebon

Thn. 1999-2002


4. AKFAR Muhammadiyah Cirebon

Thn. 2012-2015

Sumber

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan nikmatNya kepada seluruh makhluk yang ada di bumi maupun yang ada di langit, yang
dzahir maupun yang bathin, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah

yang berjudul “ FORMULASI GRANUL EFERVESEN EKSTRAK

KERING KULIT BUAH MANGGIS (Garciniae mangostanae Cortex fructus)’’.
Sebuah karya sederhana dalam bentuk karya tulis ilmiah ini disusun
dengan bekal dan pengetahuan yang sangat terbatas, sehingga tanpa bantuan dan
petunjuk


dari

berbagai

pihak,

maka

akan

sulit

bagi

penulis

untuk

menyalasaikannya. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa

syukur, penulis haturkan rasa terimakasih tak terhingga kepada :
1.

Drs. H. Arsyad Bachtiar, M.Si., selaku Direktur Akademi Farmasi
Muhammadiyah Cirebon.

2.

Ibu Iin Indawati S.Si.,M.Farm.,Apt., selaku dosen wali yang senantiasa
memberikan nasehat, motivasi dan informasi selama penulis mengikuti
perkuliahan di AKFAR Muhammadiyah Cirebon.

3.

Ibu Renny Amelia, S.Farm.,M.Sc., Apt., selaku dosen pembimbing I Karya
Tulis Ilmiah yang dengan tulus memberikan ilmu, bimbingan dan dorongan,
sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.

4.


Bapak Rinto Susilo, S.Si, M.Sc., Apt, selaku dosen pembimbing II yang telah
banyak memberikan petunjuk dalam membimbing penulisan Karya Tulis
Ilmiah ini.

5.

Seluruh

Dosen,

Staf

Karyawan

dan

Laboran

Akademi


Farmasi

Muhammadiyah Cirebon yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini.
6.

Ayah dan Ibu tercinta, yang telah mengasuh, membimbing,selalu mengirim
do’a, kasih sayang, harapan, dorongan, dan semuanya yang telah diberikan
kepada penulis yang tidak akan pernah terbalaskan sampai kapanpun.

7.

Istriku tercinta yang sedang mengandung, yang selalu memberikan semangat
dari awal hingga akhir penulisan karya tulis ilmiah ini.

8.

Aufa Farzana Ayunindya, anakku yang tercinta yang selalu membuatku
semangat untuk menyalesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.


9.

Semua teman-teman mahasiswa angkatan 2012

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan yang
tercantum dalam Karya Tulis Ilmiah ini.Oleh karena itu, kritik dan saran sangat
penulis harapkan demi terciptanya kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Terimakasih semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat khususnya bagi
penulis pribadi dan umumnya bagi semua pihak.Amin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Cirebon, Juni 2015

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR.................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
DAFTAR TABEL.......................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................
B. Perumusan Masalah...........................................................................
C. Tujuan Penelitian................................................................................
D. Manfaat Penelitian.............................................................................
E. Ruang Lingkup...................................................................................

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Ekstrak Kulit Buah Manggis..............................................................
B. Ekstrak................................................................................................
C. Granul.................................................................................................

BAB III

METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian...................................................................................
B. Populasi dan Sampel..........................................................................
C. Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................

D. Cara Pengumpulan Data.....................................................................
E. Prosedur Kerja....................................................................................
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Formulasi Granul Efervesen..............................................................
B. Evaluasi Granul Efervesen.................................................................

BAB VI

PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................
B. Saran...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1

Indeks Konsolitas ( K )……………………………………….

Tabel 2.2

Indeks Alir……………………………………………………

Tabel 2.3

Penilaian granul berdasarkan sudut istirahatnya……………..

Tabel 3.1

Formulasi Granul Efervesen Ekstrak kering Kulit Buah Manggis…

Tabel 4.1.

Hasil evaluasi granul efervesen………………………………

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.

Perhitungan Formulasi Granul Ekstrak Efervesen

Lampiran 2.

Perhitungan Evaluasi Granul Ekstrak Eferfesen

Lampiran 3.

Foto Ekstrak kering kulit buah manggis dan Granul Efervesen

Lampiran 4.

Foto alat uji mampat dan alat kecepatan alir

Lampiran 5.

Foto larutan efervesen dan alat pengukur RH

Lampiran 6.

Foto timbangan analitik

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian ( sediaan galenik )
atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun-temurun telah digunakan
untuk pengobatan dan berdasarkan pengalaman (Anonim, 2003).
Obat tradisional dari masa lalu hanya dikemas dalam bentuk yang
sederhana, kurang menarik dan rasa yang kurang enak.Obat tradisional bentuk
cair kurang praktis serta banyak kekurangan seperti mudah tumbuh jamur,
sediaanserbukbiasanya mempunyai rasa yang pahit, sekarang ini yang banyak
disuka dalam sediaan kapsul Berdasarkan kekurangan bentuk sediaan obat
tradisional yang disebut diatas dan juga tuntutan masyarakat yang
menginginkan dapat mengkomsumsi sediaan yang lebih praktis, maka dapat
diformulasikan dalam bentuk sediaan granul efervesen.
Berdasarkan pendapat Ansel Howard (1989) granul adalah gumpalan gumpalan dari partikel - partikel yang lebih kecil.Umumnya berbentuk tidak
merata dan menjadi seperti partikel tunggal yang lebih besar. Granul dapat
dikatakan baik apabila granul tersebut memenuhi syarat dalam uji waktu alir,
porositas dan kompresibilitas.

Efervesen memiliki beberapa keuntungan, antara lain, memberi cita
rasa menyenangkan karena karbonasi membantu menutup rasa zat aktif yang
tidak menyenangkan, efervesen mudah digunakan setelah dilarutkan, nyaman,
dan merupakan bentuk sediaan mengandung zat aktif yang telah diukur, dapat
dikemas individual untuk mencegah masuknya kelembaban sehingga
menghindari masalah ketidakstabilan kandungan selama masa penyimpanan,
telah dapat diformulasikan efervesen yang mengandung beragam zat aktif,
dapat diberikan kepada pasien yang sulit menelan tablet atau kapsul (setelah
dilarutkan terlebih dulu dalam air minum), zat aktif yang tidak stabil apabila
disimpan dalam larutan bercair akan lebih stabil dalam efervesen (Charles J.P
Siregar,2007).
Menurut Soedibyo (2008) dalam Alam Sumber Kesehatan kandungan
metabolit sekunder dalam kulit buah manggis yaitu tannin dan xanthone.
Xanthone merupakan substansi kimia alami yang tergolong senyawa
polyphenolic.Senyawa xanthone, mangostin, garsinone, flavonoid dan tannin
di buah manggis merupakan senyawa bioaktif fenolik.Senyawa-senyawa ini
diduga

berperan

dalam

menentukan

jumlah

antioksidan

pada

manggis.Beberapa penelitian menyebutkan kulit buah manggis memiliki
aktivitas

farmakologi

sebagai

antioksidan,

antikanker,

antiinflamasi,

antibakteri, antifungi, dan lain-lain (Chaverri et al., 2008).
Pada penelitian sebelumnya Mis Bakhul Munir, 2012 membuat tablet
efervesen dengan formulasi efervesen mix 60%, 70%, 80% dengan
perbandingan asam sitrat, asam tartat, dan natrium bikarbonat 1 : 2 : 3,4. Dari
permasalahan yang dikemukakan diatas, maka penulis ingin membuat granul

efervesen yang mengandung ekstrak kulit buah manggis dengan formulasi
yang pernah dibuat. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian dengan
judul penelitian

“FORMULASI GRANUL EFERVESEN

EKSTRAK

KERING KULIT BUAH MANGGIS (Garciniae mangostanae Cortex
fructus)”

B. Perumusan Masalah
Bagaimanakah formulasi granul efervesen ekstrak kering kulit
manggis sehinnga menghasilkan nilai evaluasi mutu granul efervesen meliputi
uji waktu larut, kadar air, kompresibilitas, kecepatan alir, sudut istirahat.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Membuatgranul efervesen dari ekstrak kering kulit buah manggis.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui formulasi granul efervesen dari ekstrak kering kulit
buah manggis dan hasil mutu granul efervesen dengan evaluasi meliputi uji
waktu larut, kadar air, kompresibilitas, kecepatan alir, sudut istirahat.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Mengetahui cara pembuatan Granul Efervesen Ekstrak Kering Kulit
Buah Manggis dan evaluasi mutu granul efervesen yang baik meliputi uji
waktu larut, kadar air, kompresibilitas, kecepatan alir, sudut istirahat.

2. Bagi Pembaca
Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada pembaca tentang pembuatan granul efervesenekstrak kering kulit
buah manggis.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menambah literatur bagi para mahasiswa dalam pembuatan
karya tulis ilmiah berikutnya.

E. Ruang Lingkup
Pembuatan granul efervesen ekstrak kering kulit buah manggis dengan
menggunakan metode granulasi basah.Evaluasi granul meliputi waktu larut,
kadar air, kompresibilitas, kecepatan alir, sudut istirahat.Penelitian ini
dilaksanakan di Laboratorium Farmasetika Akademi Farmasi Muhammadiyah
Cirebon pada bulan Februari 2015 sampai dengan Juni 2015.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Ekstrak Kulit Buah Manggis( Garcinia mangostana Linn )
1. Klasifikasi tanaman
Klasifikasi buah manggis menurut Hutapea(2006) kedudukan
taksonomi dari Garcinia mangostana Linn.yaitu :
a. Kingdom

: Plantae

b. Divisi

: Spermatophyta

c. Sub divisi

: Angiospermae

d. Kelas

: Dicotyledonae

e. Ordo

: Guttiferanales

f. Famili

: Guttiferae

g. Genus

: Garcini

h. Spesies

: Garcinia mangostana Linn.

i.

Nama daerah

:

Jawa Barat :Manggu, Lampung :Manggus,

Minangkabau :Mangih, Jawa :Manggis
j. Nama asing

: Balanda :Manggistan, Inggris :Manggosteen,
Jerman

:Mangastane, Hindi : Mangustan,

Perancis :Mangostan, Malaysia :Mangusta.
2. Deskripsi tanaman
Manggis merupakan tumbuhan pepohonan, yang memiliki tinggi
hingga 15 meter.Mempunyai batang berkayu, bulat, tegak bercabang
simodial dan berwarna hijau kotor. Berdaun tunggal, lonjong, ujung

runcing, pangkal tumpul tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 20-25
cm lebar 6-9 cm, tebal, tangkai silindris hijau. Bunga tunggal, berkelamin
dua, diketiak daun.Buah seringkali, bersalut lemak berdiameter 6-8 cm
dengan warna coklat keunguan.Biji bulat berdiameter 2 cm, dalam satu
buah terdapat 5-7 biji (Hutapea, 2006).
3. Kandungan dan khasiat zat aktif kulit buah ( Garcinia mangostana Linn)
Kandungan kimia kulit manggis diantaranya adalah xanton,
mangostin, garsinon, flavonoid dan tannin (Heyne, 1997). Kurang lebih
enam puluh xanton diisolasi dari Garcinia mangostanaa-mangostin, ßmangostin, 1-isomangostin, 3-isomangostin, 9-hidroksicalabaxanton, 8deoksiagartanin, dimetilcalabaxanton, garsinon B, garsinon D, garsinon E,
gartanin, mangostanal, mangostanin, dan mangostinon (Walker, 2007).
Beberapa penelitian menyebutkan kulit buah manggis memiliki aktivitas
farmakologi sebagai antioksidan, antikanker, antiinflamasi, antibakteri,
antifungi, dan lain-lain (Chaverri et al., 2008).Manfaat kulit manggis
Antioksidan,

Antikanker,

AntiinflamasiAntibakteri,

antijamur

dan

antivirusAntimalaria (Anonim, 2015).

B. Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair yang diperoleh
dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia
hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir
semua pelarut diuapkan dan masa atau serbuk yang tersisa diperlakukan
sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Anonim, 2000).

Cara ekstraksi yang dilakukan tergantung dari sifat zat aktif yang terkandung
dalam simplisia tersebut.
Metode Pembuatan Ekstrak
1. Cara Dingin
a. Maserasi
Maserasi
menggunakan

adalah

pelarut

proses
dengan

pengadukan pada temperatur

pengekstrakan
beberapa

kali

simplisia

dengan

pengocokan

atau

ruangan (kamar). Secara teknologi

termasuk ekstraksi dengan prisip metode pencampaian konsentrasi pada
keseimbangan.Maserasi kinetik berarti melakukan pengadukan yang
kontinu

(terus-menerus).Remerasi

berarti

dilakukan

pengulangan

penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama dan
seterusnya (Anonim, 2000).
b. Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai
sempurna (exhaustive extraction) yang umumnya dilakukan pada
temperature ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan,
tahap

maserasi

antara,

tahap

perkolasi

sebenarnya

(penetesan/penampungan), terus menerus sampai diperoleh ekstrak
(perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan (Anonim, 2000).
2. Cara Panas
a. Refluk
Refluk adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik
didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif
konstan

dengan

adanya

pendingin

balik.

Umumnya

dilakukan

pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat
termasuk proses ekstraksi sempurna (Anonim, 2000).
b. Soxhlet
Soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru
yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi
kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin
balik (Anonim, 2000).
c. Digesti
Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinyu)
pada temperatur ruangan (kamar), yaitu secara umum dilakukan pada
temperatur 40-50ᵒC (Anonim, 2000).
d. Infus
Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas
air, bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur
terukur 96-98ᵒC selama waktu tertentu (15 – 20) menit (Anonim,
2000).
e. Dekok
Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama (≥ 30 menit) dan
temperatur sampai titik didih air (Anonim, 2000).
C. Granul
1. Pengertian Granul
Granul adalah gumpalan - gumpalan dari partikel - partikel yang
lebih kecil (Ansel Howard, 1989).Granul efervesen merupakan produk
granul atau serbuk kasar sampai kasar sekali yang mengandung unsur obat
dalam campuran yang kering, biasanya terdiri dari natrium karbonat, asam
karbonat dan asam tartrat. Campuran ini bila ditambah dengan air, asam
dan karbonatnya akan bereaksi dan membebaskan karbondioksida yang

menghasilkan buih (Kailaku dkk, 2012).Umumnya berbentuk tidak merata
dan menjadi seperti partikel tunggal yang lebih besar.Reaksinya adalah
sebagai berikut (Ansel Howard, 1989) :


H3C6H5O7.H2O + 3NaHCO3→ Na3C6H5O7 + 4H20 + 3CO2
Asam sitrat



Na-bikarbonat

Na-sitrat

H2C4H4O6.H2O + 2NaHCO3 → Na2C4H4O6 + 2H2O + 2CO2
Asam tartrat Na-bikarbonat

Na-tartat

2. Komponen Granul Efervesen
a. Zat aktif
Zat aktif merupakan zat yang terbukti memberikan efek
farmakologis pada tubuh manusia atau hewan dalam dosis tertentu
(Anonim, 2015)
b. Eksipien atau bahan tambahan.
1). Bahan pengisi
Bahan pengisi (diluen) berfungsi untuk memperbesar
volume massa agar mudah dicetak atau dibuat. Bahan pengisi
ditambahkan jika zat aktifnya sedikit atau sulit dikempa.Misal
laktosa (Syamsuni, 2006).

2). Bahan pengikat
Bahan pengikat (binder) berfungsi memberikan daya adhesi
pada massa serbuk sewaktu granulasi serta menambah daya kohesi

pada bahan pengisi, misal sukrosa,polietilin glikol 6000,mannitol,
sorbitol,larutan gom arab,tragakan, (Syamsuni, 2006)
3). Sumber asam
Senyawa asam dapat diperoleh dari tiga sumber utama yaitu
asam makanan, asam anhidrida dan garam asam.Asam makanan
paling sering dan umum digunakan pada makanan serta secara
alami terdapat pada makanan contohnya asam sitrat, asam tartat,
asam malat, asan fumarat, asam adipat dan asam suksinat (Mohrle,
1989).
4). Sumber basa
Senyawa karbonat yang paling banyak digunakan dalam
formulasi efervesen adalah garam karbonat kering karena
kemampuannya menghasilkan CO2.Sumber karbonat yang biasa
digunakan adalah natrium bikarbonat, natrium karbonat, kalium
hydrogen karbonat dan kalium bikarbonat (Mohrle, 1989).
c. Ajuvan
1) Bahan pewarna (colouring agent) dan lak berfungsi untuk
meningkatkan estetika atau untuk identitas produk, misal zat
pewarna dari tumbuhan.
2) Bahan pengaroma ( flavor ) berfungsi unuk menutupi rasa dan bau
zat khasiat yang tidak enak Misal macam macam minyak atsiri
(Syamsuni, 2006).
3. Metode Pembuatan Granul Efervesen

Pada proses pembuatan granul efervesen dibutuhkan kondisi khusus
dimana nilai RH (Relatif Humidity) maksimum yang memenuhi persyaratan
yaitu 40% pada suhu 25ᵒC (Banker, 1994). Kondisi khusus ini diperlukan
untuk menghindari reaksi efervesen dini dan melekatnya bahan dicetakan
selama proses pembuatan akibat pengaruh kelembaban. Kondisi tersebut
juga diperlukan pada penyimpanan hasil produksi, karena kondisi yang
lembab dapat menginisiasi reaksi pembentukan gas CO2
Cara pembuatan granul terbagi atas dua cara yaitu:
a. Granulasi kering
Yaitu memproses bahan zat aktif dan eksipien dengan mengempa
campuran bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah
lagi untuk menghasilkan ukuran partikel serbuk yang lebih besar atau
granul, kemudian granul yang dihasilkan dicetak menjadi tablet. Pada
proses granulasi kering natrium karbonat sebagai sumber basah
ditambahkan sebelum tablet efervesen dicetak bersama dengan lubrikan,
agar reaksi efervesen dini tidak terjadi pada saat granulasi (Syamsuni,
2006).
b. Granulasi Basah
Metode ini biasa digunakan untuk bahan-bahan yang tahan air dan
kelembaban.Granulasi basah merupakan metode tertua yang sampai
sekarang masih banyak dipakai.Metode basah juga umum dipakai untuk
zat aktif yang sulit di cetak langsung karena sifat aliran dan
komprebilitas yang tidak baik.Prinsip dari metode ini adalah dengan
memisahkan antara granul asam dan granul basa, kemudian masing –

masing granul dibasahi dengan larutan pengikat sampai mendapat
tingkat kebasahan tertentu. Granul kemudian diayak dengan ukuran
tertentu, setelah proses pengayakan granul dikeringkan. Granul yang
telah kering kemudian diayak kembali sebelum dicetak menjadi tablet.
Pemisahan granul asam dan granul basa pada proses granulasi ini
bertujuan untuk mencegah terjadinya reaksi efervesen dini(Syamsuni,
2006).
4.

Evaluasi granul
a. Uji waktu larut
Cara pengujian dengan memasukkan sejumlah granul tiap
formula ke dalam 200 mL aquadest pada suhu 15-25ᵒC. Waktu larut
dihitung dengan menggunakan stopwatch dimulai dari granul tercelup
ke dalam aquadest sampai granul terlarut dan gelembung-gelembung di
sekitar wadah mulai menghilang. Waktu larut granul effervescent
berkisar antara 1-2 menit. Bila granul tersebut terdispersi dengan baik
dalam air dengan waktu ≤ 5 menit, maka sediaan tersebut memenuhi
persyaratan waktu larut (Anshory, 2007)

b. Uji Kadar Air (Lachman, 1989)
Granul basah ditimbang kemudian dikeringkan dalam lemari
pengeringhingga diperoleh bobot yang tetap. Kadar air dihitung dengan
rumus :

1) LOD (Loss on Drying) yaitu suatu pernyataan kadar kelembaban
berdasarkan bobot basah yang dihitung sebagai berikut :
LOD=

bobot granul basah−Bobot granul kering
x 100
Bobot granul basah



2) MC (Moisture Content) yaitu suatu pernyataan kandungan lembab
berdasarkan bobot kering dihitung sebagai berikut :

bobot granulbasah−Bobot granul kering
MC=
x 100
Bobot granul kering

c. Kompresibilitas ( K )
Kompresibilitas adalah persen penyimpangan antara massa jenis
benar dengan massa jenis mampat, dengan rumus (Wikarsa dan Siregar,
2010):
K ¿

ρT −ρβ
X 100
ρT
Tabel 2.1 Indeks Konsolitas ( K )

Indeks konsolidasi ( % )

Sifat Alir

5-15

Baik sekali

12-16

Baik

18-21

Agak Baik

23-35

Buruk

33-38

Sangat Buruk
Sumber (Siregar, 2007)

d. Kecepatan alir

Prosedur kerja untuk memperoleh granul dengan kualitas yang
baik yaitu sejumlah granul dimasukkan ke dalam corong yang tertutup
bagian bawahnya.Buka secara perlahan sampai semua granul keluar
dari corong dan membentuk timbunan di atas kertas (Anshory, 2007).
Tabel 2.2 Indeks Alir
Indek alir
5-15
12-16
18-21
25-32
33-38
>40

Sifat alir
Baik sekali
Baik
Agak Baik
Buruk
Sangat Buruk
Sangat sangat buruk
Sumber (Siregar, 2007)

e. Sudut istirahat
Untuk memperoleh granul dengan kualitas yang baik yaitu
sejumlah granul dimasukkan ke dalam corong yang tertutup bagian
bawahnya.Buka secara perlahan sampai semua granul keluar dari
corong

dan

membentuk

timbunan

di

atas

kertas

(Anshory,

2007).Darinilai sudut diam dapat menunjukkan suatu nilai indikasi bias
diterimanaya sifat aliranyang dimiliki oleh suatu bahan (Banker
danAnderson, 1989).
Tabel 2.3 Penilaian granul berdasarkan sudut istirahatnya
o

Aliran

< 25o

Sangat baik

25 - 30o

Baik

30 – 40o

Cukup baik

> 40o

Cukup
Sumber (Siregar, 2007)

5. Monografi Bahan Tambahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan tablet efervesen
pada penelitian kali ini adalah :
a. Asam sitrat
Asam sitrat pemerian hablur bening, tidak berwarna atau
serbuk hablur granul sampai halus,putih, tidak berbau atau praktis tidak
berbau, rasa sangat asam,sangat mudah larut dalam air, mudah larut
dalam etanol,agak sukar larut dalam eter. Asam sitrat berfungsi sebagai
sumber asam pada tablet everfesen (Anonim, 1995).
b. Asam tartat
Asam tartat memiliki bentuk hablur, tidak berwarna atau
bening atau serbuk hablur halus sampai granul, warna putih ,tidak
berbau, rasa asam dan stabil di udara. Sangat larut dalam air, mudah
larut dalam etanol. Asam tartat berfungsi sebagai sumber asam bersama
asam sitrat pada pembuatan tablet everfesent (Anonim, 1995).
c. Natrium bikarbonat
Natrium bikarbonat bentuk hablur, tidak berwarna atau
bening, stabil di udara stabil,larut dalam air, tidak

larut dalam

etanol. Natrium bikarbonat berfungsi sebagai sumber dari pembuatan
tablet efervesen untuk menghasilkan CO2 untuk penghancuran tablet
(Anonim, 1995).
d. Pulvis gummi acacia
Gom akasia pemerian serbuk, putih atau putih kekuningan,tidak
berbau, larut hampir sempurna dalam air, tetapi sangat lambat,

meninggalkan sisa bagian tanaman dalam jumlah sangat sedikit, dan
memberikan cairan seperti mucilago, tidak berwarna atau kekuningan
(Anonim, 1995).
e. Aspartam
Aspartam adalah dipeptida metil ester yang terdiri dari dua
asam amino, yaitu fenilalanin dan asam aspartat. Pemerian Serbuk putih
hampir tidak berbau, rasa manis.Acceptable Daily Intake( ADI ) 0 – 40
mg (Anonim, 1985).
f. Laktosa
Pemerian serbuk atau masa hablur, keras, putih atau putih
krem, tidak berbau dan rasa sedikit manis.stabil di udara tetapi mudah
menyerap bau. Kelarutan mudah ( dan pelan-pelan) larut dalam air dan
mudah larut dalam air mendidih, sukar larut dalam etanol,tidak larut
dalam klorofom dan dalam eter(Anonim, 1995).

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu metode penelitian
yang berusaha menggambarkan atau menginterpretasi objek sesuai dengan apa
adanya. Dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan atau
dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang terdapat pada
penelitian eksperimen.

B. Populasi dan Sampel
Granulefervesen ekstrak kulit buah manggis yang mengandung ekstrak
kering kulit buah manggis yang di peroleh dari PT. Herbal Indo Plant, yang
dibuat di Laboratorium Farmasetika Akademi Farmasi Muhammadiyah
Cirebon.

C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium FarmasetikaAkademi Farmasi
Muhammadiyah Cirebon.Waktu pelaksanaan dari bulan
sampai dengan Juni 2015.

Februari 2015

D. Cara Pengumpulan Data
1. Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data ini dilakukan melalui penelitian terhadap granul
efervesen meliputi uji waktu larut, kadar air, kompresibilitas, kecepatan
alir, sudut istirahat.
2. Pengumpulan Data Sekunder
Pengumpulan data ini yaitu dengan mengumpulkan data, informasi
dan keterangan yang bersumber dari studi pustaka atau buku ilmiah yang
sesuai dengan masalah sebagai bahan penunjang dan pembanding dengan
data yang diperoleh dari hasil penelitian.
E. Prosedur Kerja
1. Alat dan Bahan
a. Alat
1)

Mortir dan stamper

2)

Stopwatch

3)

Oven (FCD – 2000 Serials)

4)

Nampan

5)

Ayakan mesh 16

6)

Corong

7)

Gelas ukur 100 ml

8)

Kertas perkamen

9)

Cawan

10)

Timbangan analitik (Sartorius Bl 210 S)

11)

Alat uji laju alir/flow tester yang telah dimodifikasi

12)

Alat uji kompresibilitas (tap density tester)

b. Bahan
1) Ekstrak kering kulit buah manggis ( PT.Herbal Indo Plant )
2) Asam Sitrat
3) Asam Tartat
4) Natrium Bikarbonat
5) Lactosa
6) Gummi Arabicum
7) Aspartam
8) Pewarna blackcuren
2. Formulasi Granul Efervesen Ekstrak Kering Kulit Buah Manggis
Formulasi yang akan dibuat terdiri dari formulasi I, II dan III
dimana kandungan campuran asam dan basa (efervesen mix) secara
berturut-turut adalah 80%, 70% dan 60%, perbandingan untuk asam sitrat,
asam tartat dan natrium bikarbonat formula ( 1 : 2 : 3,4 ) (Munir, 2012).
Tabel 3.1
Formulasi Granul Efervesen Ekstrak kering Kulit Buah Manggis
Formula ( mg )
Komponen
I
II
III
Ekstrak kulit manggis ( maltodextrin )

100

100

100

Effervesent mix


Asam sitrat

375

328

281



Asam tartat

750

656

563



Natrium bikarbonat

1,275

1,116

956

Larutan PGA 1%

qs

qs

qs

Pewarna Blackcuren

15

15

15

Aspartam

1

1

1

Laktosa

484

Jumlah

3000

784
3000

1,084
3000

Pembuatan granul dibuat pada kondisi kelembaban relative ( RH )
40 % pada suhu 25ᵒC dengan menggunakan metode granulasi basah.
Proses granulasi menggunakan tiga tahap yaitu tahap pembuatan granul
asam, basa dan pencampuran asam basa(Munir, 2012).
3. Pembuatan granul
a. Granul asam
Masukkan ekstrak kering kulit buah manggis dalam mortar,
tambahkan asam tartat gerus hingga homogen, tambahkan asam sitrat
gerus hingga homogen, tambahkan sebagian pewarna blackurent gerus
hingga homogen, tambahkan sebagian laktosa gerus hingga homogen,
tambahkan dengan di semprot larutan PGA 1 % dikit demi sedikit
sehingga masa menjadi kempal, kemudian oven 40 ᵒc selama 39 jam
(massa 1).
b. Granul basa
Masukkan natrium bikarbonat gerus, tambahkansisa pewarna
blackcuren gerus hingga homogen, tambahkan aspartam gerus hingga
homogen, tambahkan sisa laktosa gerus hingga homogen, tambahkan
dengan disemprot larutan pulvis gumosus 1 % dikit demi sedikit
sehingga masa menjadi kempal, kemudian oven 40 ᵒc selama 39 jam
(massa 2).
c. Pencampuran asam dan basa

Masukkan granul asam (massa 1) yang telah kering ke dalam
plastik kemudian masukkan granul basa (massa 2) ke plastik kocok
hingga homogen.
4. Evaluasi Granul
a. Uji waktu larut
Pengujian waktu larut dilakukan dengan memasukkan 3g granul
ekstrak kering kulit buah manggis 3 formulake dalam masing-masing
gelas ukur diisi dengan 200 mL air, hitung waktu larut dengan
stopwatch.
b. Uji Kadar Air
Timbang 10 g granul masukkan ke cawan kemudian masukkan ke
oven dengan temperatur 100ᵒC selama 4 jam, kemudian dinginkan, dan
timbang, hitung selisih berat granul.
c. Kompresibilitas ( K )
Timbang granul 50g masukkan ke dalam gelas ukur 100ml ukur
volume granul, gelas ukur yang berisi granul ke alat pengetuk granul
sehingga volume granul stabil tidak turun lagi. Ulangi percobaan ketiga
formula.
d. Kecepatan alir
Timbang 30 gram granul masukan dalam flowmeter (lubang bagian
bawah ditutup untuk sementara), lepaskan penutup, catat waktu dengan
stopwatch yang diperoleh untuk seluruh granul mengalir, dilakukan
sebanyak 3 x dan diambil rata – ratanya.

e. Sudut istirahat
Timbang 30 gram granul masukan dalam flowmeter (lubang bagian
bawah ditutup untuk sementara), lepaskan penutup. Ukur tinggi puncak
kerucut tumpukan granul yang dilakukan sebanyak 3 x dan diambil rata
– ratanya.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Formulasi Granul Efervesen
Granul efervesen dibuat dengan tiga formulasi dengan kadar
efervesen mix 80%, 70% dan 60% , efervesen mix yang di gunakan dalam
pembuatan garnul efervesen ekstrak kulit buah manggis ini adalah asam
sitrat, asam tartat dan natrium bikarbonat dengan perbandingan 1 : 2 : 3,4.
Selain efervesen mix digunakan juga bahan tambahan lain berupa
pengisi,pengikat, pemanis, dan pewarna.
Pengisi pada ekstrak kulit buah manggis adalah maltodrextrin
karena dapat mengatasi masalah kelarutan, busa berlebih, dan granul yang
terlalu lembab.Kelarutan dari bahan-bahan dan zat aktif dalam air
merupakan hal yang sangat penting dalam penbuatan sediaan efervesen.
Oleh karena itu zat aktif maupun bahan tambahan harus mudah larut
dalam air (Ansel, 1989).
Pengisi granul yang digunakan adalah laktosa yang juga dapat
berfungsi sebagai pemanis juga memiliki kelarutan yang baik dalam
air.Pengikat yang digunakan dalam formulasi adalah PGA 1% dalam
air.PGA merupakan pengikat yang memiliki kelarutan yang tinggi dan
tidak higroskopis.Aspartam digunakan karena tidak bersifat higroskpis,
tingkat kemanisan yang tinggi 160-200 kali sukrosa (gula pasir).
Kelebihan yang lain juga aspartam tidak ada rasa pahit (after taste) yang
sering terdapat pada pemanis buatan. Pewarna yang digunakan black
current karena memeiliki warna ungu seperti kulit buah manggis.

Pemberian pengikat dengan cara menyemprotkan larutan PGA 1%
dalam air untuk memberikan cairan yang homogen dan pemakaian cairan
yang lebih sedikit. Pada proses penggranulan dilakukan pengayakan
untuk meningkatkan banyak tempat kontak dan meningkatkan luas
permukaan

agar

mudah

dikeringkan

(Lachman,

1994).

Proses

pengeringan dilakukan pada suhu 40ᵒC selama 39 jam, supaya
kelembaban yang dihasilkan cukup kecil untuk menghindari terjadinya
reaksi efervesen dini
B. Evaluasi Granul Efervesen
Tabel 4.1. Hasil evaluasi granul efervesen

Formula
I
II
III

Waktu
Larut
(menit)
2,54
1,30
1,12

Kadar
Air
(%)
8,95
10,87
7,32

Laju alir
(g/detik)

Sudut
istirahat
(ᵒ)

Indeks
kopresibilitas
(%)

4,784
4,918
3,699

33,28
35,96
34,18

8,88
10,47
10,98

Granul yang telah dihasilkan dievaluasi dengan mengukur kadar
air, laju alir, sudut istirahat, dan indeks kompresibilitas berfungsi untuk
mengetahui kemampuan mengalir granul yang akan dicetak yang dapat
mempengaruhi keseragaman bobot tablet.
Evaluasi waktu larut dalam formula granul efervesen dalam
penelitian berkisar 1,12-2,54 menit. waktu larut dalam penelitian
memenuhi persyaratan karena waktu larut ≤ 5 menit.
Berdasarkan hasil evaluasi kandungan kadar air, dari ketiga
formula berkisar antara 7,32-10,87. Kadar air dari granul memang
diharapkan cukup kecil untuk menghindari reaksi efervesen dini dan
sticking. Kadar air yang cukup tinggi dalam granul dapat meningkatkan
resiko granul melekat pada punch dan die saat pencetakan, dan dapat

menyebabkan terjadinya reaksikimia yang dapat membuat granul
efervesen tidak stabil.. Kadar air yang rendah baik untuk penyimpanan
sediaan dalam jangka waktu yang lebih lama, sedangkan kadar air yang
tinggi merupakan media yag baik untuk pertumbuhan mikroorganisme
seperti jamur, dimana mikroorganisme dapat tumbuh baik dengan kadar air
diatas 10 %.
Kecepatan alir granul yang ditujukkan pada table 4.1 berkisar
antara 3,699-4,918 g/detik, memiliki sifat alir yang baik sekali dengan
indek alir 5-15 (Charles, 2007). Hasil evaluasi dari ketiga formulasi
memiliki sifat alir yang baik sekali.Dengan sifat alir yang baik sekali akan
memudahkan granul mengalir pada mesin cetak dan mengisi ruang cetak
secara kontinyu sehingga bobot tablet memiliki ketepatan takaran yang
tinggi.
Selain kecepatan alir, sifat alir juga ditentukan oleh sudu istirahat
dan indeks kompresibilitas.Semakin kecil sudut istirahat yang terbentuk
maka semakin baik sifat alirnya (Lacman, 1994). Sudut istirahat yang
ditunjukan pada tabel berkisar antara 33,28ᵒ-34,18ᵒ, menunjukan dari
ketiga formulasi tersebut memiliki aliran yang cukup baik.
Indeks kompresibilitas ketiga formula yang ditunjukan Tabel 4.1
berkisar antara 8,88%-10,98%. Indeks kompresibilitas pada formulasi
tersebut memiliki aliran yang baik sekali 5-15% (Charles, 2007).Semakin
kecil nilai kompresibilitas, makin besar daya mengalir dari granul
(Lachman, 1994). Nilai kopresibilitas juga dapat mengetahui baik tidaknya
granul saat akan dibuat tablet, sehingga dapat dijadikan referensi apabila
sediaan akan dibuat tablet.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil evaluasi granul ekstrak kulit buah manggis yang dibuat
dalam tiga formulasi dengan memvariasikan formula efervesen mix
formula I, formula II, Formula III memenuhi syarat evaluasi granul
efervesen.
B. Saran
Pada proses granulasi efervesen sebaiknya dikerjakan diruang
dengan kondisi kelembaban relatif (RH) yang lebih rendah (≤ 25%) agar
sediaan efervesen yang dihasilkan lebih baik. Untuk selanjutnya penelitian
granul efervesen ini bisa dilanjutkan menjadi tablet efervesen.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim¹,1979. Farmakope Indonesia Jilid III. Jakarta; Departemen Kesehatan
Republik Indonesia
Anonim², 1985.Permenkes no. 208 Tentang Pemanis Buatan. Jakarta; Departemen
Kesehatan Republik Indonesia
Anonim³, 1995.Farmakope Indonesia Jilid IV. Jakarta; Departemen Kesehatan
Republik Indonesia
Anonim, 2000.Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta;
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Anonim, 2003.Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional.Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Anonim, 2011.Obat Dan Bentuk Sediaan Obat, dalam http //science
pharmacy.blogspot.com/2011/02/Tanggal 02 Maret 2015

jam

20.10 WIB
Anonim, 2015.pengertian-racun-bahan-obat-zat-aktif-dan-khasiatnya.Diambil
dari http://kimianendenks.com, diakses 2015 tgl 5/6/2015 jam
17.05
Anonim,

2015

Garcinia

mangostana.Diambildari

http://id.wikipedia.org/wiki/Kulit ManggisDiakses pada tanggal 1
Juni 2015. Pukul 23.10 WIB
Ansel Howard.C. 1989. Pengantar bentuk sediaan farmasi, edisi IV : UI Press.
Jakarta
A. Syamsuni, 2006. Farmasetika dasar dan hitungan farmasi. Jakarta

Anshory, H., Syukri, Y., dan Malasari, Y., (2007). Formulasi TabletEffervescent
Dari Ekstrak GinsengJawa (Tlinum paniculatum) DenganVariasi
Kadar Pemanis Aspartam.Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 4 No.I.
Banker.G.S, & Anderson, 1994.Tablet. Dalam L..Lachman, H.A. Lieberman, &
J.L Kanig (Ed).Teori dan peraktek farmasi Industri. Jilid II.
Jakarta : UI press

Chaverri, J. P., N. C. Rodriguez, M. O. Ibarra, and J. M. P. Rojas. 2008. Medicinal
Properties of Mangosteen (Garcinia mangostana). Food and
Chemical Toxicology 46: 3227–3239
Charles J.P. Siregar, 2007. Tehnologi Farmasi Sediaan Tablet : Dasar – Dasar
Praktis. Jakarta.
Heyne.K, 1987.Tumbuhan Berguna Indonesia III, Penerjemah : Badan Penelitian
dan Pengembangan Kehutanan, Yayasan sarana Wahajaya, Jakarta
Hutapea.J.R.,& Sugati S.S, 2006. Inventaris Tanaman Obat Indonesia Jilid
III.Jakarta : Departemen Kesehatan RI dan Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
Sarin Intan Kailaku, Jayeng Sumangat dan Hernani, 2012. Formulasi Granul
Efervesen Kaya Antioksidan dari Ekstrak Daun Gambir Sari.
Jurnal Pascapanen 9(1) 2012: 27 – 34 Bogor
Lachman Leon, Leiberman H. A. dan Kanig J.L, 1986.Teori dan Praktek Farmasi
Industri, edisi III. Jilid 2 : Ui Press. Jakarta
Mis Bakhul Munir, 2012.Skripsi Formulasi Tablet Efervesen Ekstrak Temulawak
(Curcuma Xanthorrhiza Roxb). Jakarta; Universitas Indonesia
Mohrle, R ,1989. Effervescent tablet in pharmaceutical dosage form
tablet.Volume I,3rdedition. New York : Marcel Dekker Inc
Novita Eka Sari, 2012.Skripsi Formulasi Tablet Hisap Ekstrak kulit Manggis
(Garcinia Mangostana L.),Sebagai Produk Nutrasetika.Jakarta;
Universitas Indonesia
Sitti kholidah, yuliet, Akhmad Khumaedi, 2014.Formulasi Tablet Efervesen Jahe
(Z Officinale Roscoe) Dengan Variasi Konsentrasi Sumber Asam
Dan Basa.Jurnal Of Natural Science, Vol 3 (3); 216-229
Sudibyo.M, 1998.Alam Sumber Kesehatan, Balai Pustaka,Jakarta
Walker.

E.B,

2007.

HPLC

Analysis

of

Selected

Xanthon

in

MangosteenFruit.J.Sep.Science,30
Xiong et al, 2001. Effervescent Geen Tea Extract Formulation.United States
Patent.Patent Number : 6299925

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1
Perhitungan Formulasi Granul Ekstrak Efervesen 20 sachet
Formula
Komponen
(mg)
20 sachet
I
II
III
II
III
III
Ekstrak kulit manggis
100
100
100
20 2,000 2,000
2,000
(maltodextrin)
Efervesen mix
·
Asam sitrat
375
328
281
20 7,500 6,560
5,620
·
Asam tartat
750
656
563
20 15,000 13,120
11,260
Natrium bicarbonat
1,275 1,116 956
20 25,500 22,320
19,120
PGA (1 %)
qs
qs
Qs
8187
5908
8312
Aspartam
15
15
15
20
300
300
300
Blackuren
1
1
1
20
20
20
20
Laktosa ( pengisi )
484
784 1,084 20 9,680 15,680
21,680
Jumlah
3,000 3,000 3,000

LAMPIRAN II
Perhitungan Evaluasi Granul Efervesen
A. Kadar Air
LOD=

bobot granul basah−Bobot granul kering
x 100
Bobot granul basah

Formula

Cawan
Kosong

Granul
Basah

I
II
III

50,240
48,931
47,271

10
10
10

Cawan +
Granul
kering
59,345
58,844
56,539



Granul
kering

Kadar Air
(%)

9,105
9,285
9,268

8,95
7,15
7,32

B. Kompresibilitas ( K )
Kompresibilitas adalah persen penyimpangan antara massa jenis
benar dengan massa jenis mampat, dengan rumus :
K ¿

ρT −ρβ
X 100
ρT

Formula 1
87 =0,5747
¿
g / ml
T =
50
¿
50
=0, 5263 g / ml
 =
95
0,5747 -0, 5263
X 100 %
=
0,5747
= 8, 88 %
Formula II
77=0,6493
¿
g / ml
T =
50
¿
50
=0, 5813 g / ml
 =
86
0,6493 - 0, 5813
X 100 %
=
0,6493

= 10,47 %
Formula III
81=0,6172
¿
g / ml
T =
50
¿
50
=0,5494 g / ml
 =
91
0,6172 - 0,5494
X 100 %
=
0,6172
= 10,98 %
C. Kecepatan Alir
Kecepatan alir =
Formul
a

gram
detik
Replikasi

I
II
III

1

2

3

Rata –
rata

6,80
6,23
6,23

5,69
6,67
6,67

6,31
5,40
5,40

6,27
6,1
6,1

Kecepatan alir
4,784 g / detik
4,918 g / detik
3,699 g / detik

D. Sudut Istirahat
Formula
I
II
III

Pengukuran
(cm)
Tinggi
Diameter ( ½ d )
Tinggi
Diameter ( ½ d )
Tinggi
Diameter ( ½ d )

Replikasi
1
3
4,5
2,5
4
2,7
3,75

Formulasi I
Sudut Istirahat (  ) =
Tg 0,6566 = 33,280
Formula II

2,83 c m
=0,6566 cm
4,31 cm

2
2,8
4,45
3,1
3,5
2,5
3,8

3
2,7
4
2,4
3,55
2,3
3,5

RataRata
2,83
4,31
2,67
3,68
2,5
3,68

Sudut Istirahat (  ) =

2,67 cm
=0,7255 cm
3,68 cm

Tg 0,7255 = 35,960
Formula III
Sudut Istirahat (  ) =

2,5 cm
=0,6793 cm
3,68 cm

Tg 0,6793 = 34,180

LAMPIRAN III

Gambar 1
Ekstrak kering kulit buah manggis

Gambar 2
Granul Ekstrak Efervesen

LAMPIRAN IV

Gambar 3
Alat Uji Mampat

Gambar 4
Alat Uji Kecepatan alir
LAMPIRAN V

Gambar V
Larutan Efervesen

Gambar 6
Alat Pengukur RH
LAMPIRAN VI

Gambar 7
Timbangan Analitik

Dokumen yang terkait

UJI AKTIVITAS TONIKUM EKSTRAK ETANOL DAUN MANGKOKAN( Polyscias scutellaria Merr ) dan EKSTRAK ETANOL SEDIAAN SERBUK GINSENG TERHADAP DAYA TAHAN BERENANG MENCIT JANTAN (Musmusculus)

50 334 24

OPTIMASI FORMULASI dan UJI EFEKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN KRIM EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L) dalam BASIS VANISHING CREAM (Emulgator Asam Stearat, TEA, Tween 80, dan Span 20)

97 464 23

PENGARUH KADAR CMC-Na TERHADAP MUTU FISIK TABLET HISAP EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza. Roxb) DENGAN BASIS MANITOL

3 39 24

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SEBAGAI ADJUVAN TERAPI CAPTOPRIL TERHADAP KADAR RENIN PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI

37 251 30

UJI EFEKTIFITAS BERBAGAI DOSIS EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica) TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus)

3 39 1

DOCKING MOLEKUL DENGAN METODA MOLEGRO VIRTUAL DOCKER DARI EKSTRAK AIR Psidium guajava, Linn DAN Citrus sinensis, Peels SEBAGAI INHIBITOR PADA TIROSINASE UNTUK PEMUTIH KULIT

1 26 2

EFEKTIFITAS EKSTRAK KULIT BATANG PEPAYA (Carica papayaL.) SEBAGAI LARVASIDA NYAMUK Aedes aegypti L.

0 27 13

JI DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK POLIFENOL BIJI KAKAO Escherichia coli SECARA IN VITRO

6 112 17

KADAR TOTAL NITROGEN TERLARUT HASIL HIDROLISIS DAGING UDANG MENGGUNAKAN CRUDE EKSTRAK ENZIM PROTEASE DARI LAMBUNG IKAN TUNA YELLOWFIN (Thunnus albacares)

5 114 11

PENGHAMBATAN LAJU KOROSI PADA BAJA KARBON C-Mn STEEL MENGGUNAKAN INHIBITOR EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA)

17 118 62