PROPOSAL PERAWATAN SISTEM PENDINGIN MOTO
A. Latar Belakang
Kapal
adalah
sarana
transportasi
yang
sangat
efisien.
Mengikuti
perkembangan jaman yang dewasa ini semakin maju dan modern serta canggih,
kapal juga dirancang sedemikian sehingga dapat memenuhi kebutuhan yang
diinginkan. Untuk menunjang operasional kapal tersebut, diperlukan pula ABK
yang terampil dan siap kerja diatas kapal.
Lancarnya kinerja dari mesin induk tidak lepas dari peran serta faktor air
pendingin. Pada sistim air pendingin mesin induk tergantung juga pada dua faktor
yaitu faktor kualitas air pendingin dan faktor bahan itu sendiri. perawatan adalah
suatu fungsi dari kerusakan dimana hal tersebut diartikan bahwa apabila terjadi
kerusakan maka dibutuhkan perawatan.
Perawatan tidak dapat dianggap hal yang dapat dikesampingkan karena
apabila dalam proses unjuk kerja suatu mesin utama kapal, jika tidak dilakukan
perawatan maka akan mengalami unjuk kerja secara perlahan tapi pasti. Salah
satu sistem yang kritis dari sistem pendukung motor induk adalah sistem
pendingin. Apabila sistem pendingin mengalami kerusakan maka akan
mengurangi unjuk kerja mesin utama kapal. Sehingga hal tersebut akan
mengakibatkan kerugian yang dialami pihak pemilik kapal dari segi teknis
maupun ekonomis. Sepanjang operasinya maka tak terhindar dari terjadinya
kerusakan.
Untuk menjamin agar mesin-mesin kapal bisa beroperasi secara baik dan
tetap terjaga, maka diperlukan sistem pendingin pada mesin kapal. Yang diamati
sebagai objek penelitian ini ruang lingkup dan batasan masalah.
Berdasarkan hasil survei lapangan dan PKL yang penulis lakukan di navigai,
maka penulis tertarik membahas lebih jauh menyangkut sistem pendingin pada
kapal KN.Mina yang ada di navigasi
1 | Page
B. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah
1.
Ruang lingkup
Adapun ruang lingkup yang perlu dirumuskan penulis berdasarkan latar
belakang diatas ialah : Bagaimana Perawatan sistem pendingin motor induk
2.
merek Dresser-Rand 650 PK pada KN. Mina?
Batasan masalah
Untuk mengetahui ruang lingkup di atas maka penulis dapat
menyimpulkan batasan masalah sebagai berikut :
a. Sistem pendingin yang menjadi objek type Dresser-Rand di KN.
Mina.
b. Mengingat luasnya mesin kapal yang ada pada KN.MINA maka
masalah yang di angkat dalam penelitian ini adalah dibatasi pada
sistem pendingin mesin Dresser-Rand yang ada di atas kapal
KN.MINA milik navigasi.
C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan uraian perumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin
dicapai adalah:
1. Menentukan sistem pendingin motor induk pada kapal yang menjadi obyek
Penelitian.
2. Mengetahui prinsip perawatan sistem pendingin motor induk pada kapal.
3. Untuk merawat dan mencegah kerusakan pada sistem pendingin pada kapal
milik navigasi.
D. Manfaat Penulisan
1. Sebagai bahan masukan bagi Distrik Navigasi Kelas II Kupang dalam
melakukan perawatan pada sistem pendingin motor induk tersebut.
2. Bagi mahasiswa : agar dapat mengetahui proses kerja dari sistem pendingin
tersebut.
E. Metode Penyelesaian Masalah
2 | Page
Adapun metode yang digunakan dalam penyelesaian tugas akhir ini adalah :
a.
Observasi
Penulis mengamati secara langsung dan menganalisa gangguan yang terjadi
pada sistem ini serta proses perawatan pada sistem ini.
b.
Wawancara
Penulis melakukan wawancara kepada ABK kapal untuk mengetahui gejala
gangguan yang terjadi pada sistem pendigin motor induk pada KN.Mina dan
gangguan-gangguan yang sebelumnya terjadi pada sistem ini dan proses
perawatan.
c.
Idenfikasi Masalah
Berdasarkan idenvikasi masalah di lapangan maka ditemukan gangguan yang
terjadi pada sistem pendingin motor induk pada KN.Mina adalah kebocoran
pipa air laut pipa air tawar akibat korosi sehingga perlu dilakukan perawatan
lanjutan untuk mencegah terjadi gangguan kembali tejadi.
d. Tindakan
Penulis ikut dalam melakukan pengecekan kondisi dari pendingin motor inuk
melakukan perawatan pada komponen yang mengalami kerusakan. Pada sistem
pendigin motor induk pada KN.Mina mengalami kebocoran pada pipa yang
mengisap air laut masuk ke interkuler sedangkan air tawar mengalami kerusakan
pada pompa yaitu kerusakan atau korosi sehingga tindakan yang akan dilakukan
yaitu penggantian pipa dan pompa serta pemacetan pada pipa.
e.
Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk mempelajari teori-teori yang berhubungan
dengan topik yang diangkat
3 | Page
F. Landasan Teori
1. Sistem Pendingin
Mesin yang dipasang pada kapal dirancang untuk bekerja dengan efisien
maksimal dan berjalan selama berjam - jam berjalan lamanya. Hilangnya energi
paling sering dan maksimum dari mesin adalah dalam bentuk energi panas.
Untuk menghilangkan energi panas yang berlebihan harus menggunakan media
pendingin (Cooller) untuk menghindari gangguan fungsional mesin atau
kerusakan pada mesin. Untuk itu, sistem air pendingin dipasang pada kapal. Ada
dua sistem pendingin yang digunakan di kapal untuk tujuan pendinginan:
a) Sistem pendingin Air Laut
Air laut langsung digunakan dalam sistem mesin sebagai media pendingin
untuk penukar panas.
b) Air Tawar atau sistem pendingin utama
Air tawar digunakan dalam rangkaian tertutup untuk mendinginkan mesin
yang ada di kamar mesin. Air tawar kembali dari exchanger panas setelah
pendinginan mesin yang selanjutnya didinginkan oleh air laut pada
pendingin air laut.
Gambar 1. Sistem Pendingin pada Kapal
4 | Page
2. Macam – macam Jenis Pendingin pada Kapal
a. Sistem Pendingin Terbuka
Merupakan sistem pendingin yang langsung berhubungan dengan air laut.
Sistem ini menggunakan air laut yang langsung masuk untuk
mendinginkan komponen yang perlu untuk didinginkan.
1) Keuntungan Pendingin Terbuka
a) Sistem cukup sederhana, tidak memerlukan tangki expansi, cooler
sehingga biaya berkurang.
b) Media pendingin atau air laut selalu tersedia.
2) Kerugian Pendingin Tertutup
a)
Pada suhu lebih dari 50°c akan terjadi kerak garam yang akan
mempersempit pipa.
b)
Resiko terhadap proses korosi sangat besar sehingga motor akan cepat
rusak.
c)
Resiko berlayar di daerah dingin maka pengaturan suhu air masuk
motor sulit diatur karena suhu air laut terlalu rendah sehingga cylinder
liner dapat retak karena perbedaan suhu yang tinggi antara di dalam
cylinder liner dan suhu air laut di luar cylinder liner.
b. Sistem Pendingin Tertutup
Sistem pendingin yang menggunakan air tawar yang disirkulasikan dalam
suatu sirkuit tertutup untuk mendinginkan komponen yang perlu didinginkan.
Kemudian air tawar tersebut didinginkan oleh air laut, kemudian air tawar
tersebut disirkulasikan kembali untuk mendinginkan komponen. Sistem ini
dibagi menjadi dua yaitu:
a)
Sistem independent
5 | Page
Yaitu, dimana air tawar yang digunakan untuk mendinginkan tiap-tiap
komponen didinginkan secara terpisah, tidak bersama dalam sebuah
penukar panas.
b)
Sistem terpusat
Yaitu, dimana air tawar yang digunakan untuk mendinginkan
komponen, dikumpulkan untuk didinginkan secara bersama, dalam
sebuah heat exchanger. Sistem pendingin ini didesain dengan hanya
mempunyai satu heat exchanger yang didinginkan dengan air
laut, sedangkan untuk cooler yang lain termasuk jacket water, minyak
pelumas, udara bilas, didinginkan dengan air tawar yang bertemperatur
rendah. Sistem pendingin jenis ini sangat kecil peralatan yang
berhubungan langsung dengan air laut sehingga masalah korosi dapat
dikurangi.
(sumber
:
Diposkan
oleh rikisanjaya di 17:12 Label: SISTEM DI KAPAL)
1) Keuntungan Pendingin Tertutup
a)
Dengan media air tawar maka resiko terhadap korosi dapat dicegah
atau dihindari.
b)
Pengaturan suhu masuk dan suhu keluar dari air pendingin lebih
mudah diatur melalui cooler.
2) Kerugian Pendingin Tertutup
a)
Ketergantungan terhadap persediaan air tawar pendingin (fresh water
generator).
b)
Konstruksi rumit karena memerlukan perlengkapan expansi tank
maupun cooler sehingga biaya perawatan lebih mahal. (sumber :
http://lautbiru50.blogspot.co.id/2015/03/macam-macam-jenispendinginan-pada-kapal.html)
3. Gangguan Pada Sistem Pendingin
6 | Page
Beberapa gangguan yang sering terjadi pada mesin pendingin (Suharto,1991).
a. Tersumbatnya pipa-pipa dan saluran-saluran pendinginan (pada mantelmantel air) oleh kerak-kerak.
b. Terhambatnya aliran udara yang dihisap pada permukaan radiator oleh
debu atau kotoran-kotoran
c. Berobahnya desain serta pemasangan pendingin Radiator
d. Menurutnya kapasitas pendinginan disebabkan performasi engine yang
tidak bisa terimbangi oleh performasi pompa pensirkulasi airnya. Mungkin
hal ini untuk engine yang berkali-kali overhaul sementara pompanya tetap
lama.
e. Kekosongan Air Pendingin di Tangki Air Tawar.
f. Air Tawar ditangki Cepat Habis.
g. Air Ditangki Air Tawar Cepat Kotor .
4. Peralatan Pendingin
Peralatan meliputi perlengkapan yang diperlukan untuk pendinginan yang
efektif dari mesin diesel. Pada sistem pendingin tertutup memerlukan
peralatan terdiri atas :
a.
Pompa sirkulasi air tawar beserta alat penduga tekanannya (isap dan
tekan).
b.
Saluran pipa untuk sirkulasi air tawar.
c.
Tangki ekspansi untuk air tawar.
d.
Penukar kalor
e.
Termometer untuk air tawar masuk dan keluar mesin.
f.
Alat pengaman (sistem alarm tanda bahaya) untuk melindungi mesin
g.
Pompa sirkulasi air laut beserta alat penduga tekanannya (isap dan
tekan).
h.
Saluran pipa air laut yang dilengkapi dengan bypass.
i.
Termometer untuk pendingin air laut masuk dan keluar penukar kalor.
j.
Alat penghenti mesin otomatis.
7 | Page
Bagian motor berikut dalam rangka pembakaran harus mendapatkan
pendinginan :
a.
Bagian dari lapisan silinder.
b.
Tutup silinder.
c.
Bagian atas torak.
d.
Rumah katup buang dan sejenis, termasuk juga katup buang.
e.
Bagian dari katup bahan bakar disekeliling pengabut.
f.
Rumah turbin gas buang
5. Perawatan air pendingin
Pada sistem pendinginan tertutup, volume air harus selalu penuh dan
alirannya konstan perhatikan terhadap kekurangan atau kehilangan air oleh
penguapan. Tegangan panas dan beban mekanis pada motor diesel sangat
dipengaruhi oleh baik buruknya peredaran dan kebutuhan air pendingin.
Selain itu perawatan terhadap air pendingin akan mengurangi bahaya kavitasi
dan korosi pada komponen motor, itulah pentingnya memberikan bahan
pelindung korosi, yang bahannya bisah berupa bahan kimia atau minyak
emulsi. Air tawar pendingin motor diesel yang cocok adalah :
a. Air tanah.
b. Air kondensat.
c. Air deionisasi.
6. Spesifikasi Mesin
Type
: Dresser-Rand SF 240 TA
Silinder
: Inline 8 Silinder
Siklus
: 4 Langkah
Diameter Silinder
: 152 mm
Panjang Langkah
: 165 mm
Kapasitas Silinder
: 23,96 liter
Rasio Kompresi
: 13,5 : 1
8 | Page
Power
: 635 KW
Berat Mesin
: 3400 Kg
7. Bahan Pendingin
Sebagai bahan pendingin untuk motor diesel digunakan bahan sebagai berikut:
a.
Air laut
Untuk kapal laut bahan pendingin tersebut dengan mudah sekali
didapat dan tersedia berlimpah-limpah. Air laut sebagai bahan
pendingin, memiliki beberapa sifat yang menguntungkan seperti panas
jenis besar pada kepekatan relatif tinggi.
Berarti bahwa persatuan volume dapat ditampung panas yang
besar, sehingga kapasitas pompa dan dayanya dapat dibatasi. Ditinjau
dari tersedianya secara berlimpah digunakan sebagai bahan pendingin
sehingga sistem pendinginan menjadi sederhana dalam penataannya.
Meskipun memiliki sifat yang menguntungkan tersebut di atas, air laut
tidak secara langsung digunakan untuk pendinginan dari bagian motor.
Air tersebut mengandung antara lain persentase tinggi mineral yang
larut di dalamnya ( ± 3% massa ). Mineral tersebut akan menjadi
kristal sewaktu dipanasi yang akan membentuk kerak keras di bagian
permukaan yang didinginkan. Kerak tersebut sangat keras sekali
sehingga mengganggu perpindahan panas dan akan membantu saluran
pendingin yang sempit. Disamping itu dengan kadar chlorida yang
tinggi dari air laut maka kemungkinan korosi dari bagian motor yang
didinginkan menjadi besar. Dengan alasan tersebut maka air laut
sebagai bahan pendingin digunakan secara tidak langsung, terkecuali
kadang - kadang untuk pendinginan udara bilas dan udara
pembakaran. Dengan penggunaan material khusus, maka pendingin
dapat dijaga terhadap korosi dan oleh karena suhu air pendingin yang
relatif rendah pengendapan dari kerak juga akan berkurang. Demikian
9 | Page
pula bidang hantar pada motor kepala silang putaran rendah yang
besar beberapa waktu lalu digunakan air laut sebagai bahan pendingin.
Air laut selalu digunakan sebagai bahan pendingin secara tidak
langsung, bahan pendingin ( air tawar atau minyak pelumas ) yang
mengambil panas dari motor akan menyerahkan panas tersebut melalui
sebuah alat pemindah panas ( alat pendingin/cooler ) ke air laut lagi.
b.
Air tawar
Air Tawar di atas kapal sangat mahal sekali harganya, sehingga tak
memiliki beberapa sifat yang kurang baik. Dengan menghilangkan
udara yang ada di dalamnya sebaik-baiknya serta dilunakkan
(outhard ) maka air tawar akan mengakibatkan sedikit atau tidak sama
sekali dan juga tidak mengakibatkan pengendapan kerak, sehingga
dapat digunakan untuk pendinginan bagi semua motor.
Air tawar di atas kapal sangat mahal sekali harganya sehingga
selalu diusahakan penggunaannya dalam suatu siklus tertutup untuk
dapat digunakan berulang kali. Siklus tertutup tersebut terdiri dari
selain ruang pendingin dari bagian motor yang harus didinginkan juga
saluran, kerem penutup, pompa dan pesawat pendingin ( cooler ).
c.
Minyak pelumas
Dengan bantuan minyak pelumas dari sistem pelumas motor, torak
pada motor torak dan ada kalanya juga torak pada motor kepala silang
dapat didinginkan. Pada pelumasan dari berbagai bagian dari motor,
minyak pelumas tidak hanya digunakan sebagai bahan pelumas, tetapi
juga sebagai penyalur panas gesekan atau sebagai bahan pendingin.
Pemilihan minyak pelumas sebagai bahan pendingin untuk torak trank
dapat dipahami, minyak tersebut dialirkan melalui saluran dalam poros
engkol dan dalam batang gerak, sedangkan pembuangan daripadanya
dianggap berlebihan. Minyak pelumas dengan mudah dapat mengalir
keluar dari torak ke dalam torak engkol. Untuk mencegah agar tidak
10 | P a g e
terlalu banyak pelumas terlempar pada dinding silinder, khusus pada
motor besar, maka minyak pelumas disalurkan melalui saluran dalam
batang gerak ke bagian bawah dari kotak engkol. Torak pada motor
kepala silang juga didinginkan dengan minyak pelumas. Keuntungan
besar dari minyak pelumas sebagai bahan pendingin dalam hal tersebut
adalah seperti halnya pada torak trank bahwa kebocoran bahan
pendingin ke dalam kotak engkol tidak membawa permasalahan,
sehingga pipa teleskop yang mahal dan mudah rusak untuk
pemasukkan dan pengeluaran air pendingin ke torak tidak diperlukan
lagi.
d.
Udara
Sebagai bahan pendingin, seperti halnya untuk silinder dan tutup
silinder pada motor kecil, udara tidak digunakan pada motor diesel
kapal. Sebagai akibat massa jenis yang sangat rendah dan panas jenis
yang rendah dari udara maka diperlukan pemindahan volume yang
sangat besar sekali sehingga vertilator yang digunakan harus memiliki
daya penggerak yang besar.
Pada pembilasan ruang pembakaran dari niotoa 4 tak dan
seluruh silinder pada motor 2 tak ditampung sejumlah besar panas dari
udara bilas dan khusus piringan katup buang dan tempat duduk
didinginkan dengan udara. Bahwa pendingin disalurkan ke dalam
motor dengan tekanan tertentu, sehingga tidak memungkinkan
gelembung udara terbentuk, hal tersebut dikarenakan tekanan uap air
pada suhu yang berlangsung. (Sumber : Purifier Alfa Laval
Maintenance and Adjustment Book).
Sistem pendingin pada kapal laut sangat berbeda dengan sistem
pada mesin diesel yang ada didarat misalnya otomotif, generator,
diesel dan lain-lain. Hakekat pendingin pada mesin diesel kapal laut,
memiliki kombinasi sistem pendingin terbuka dan sistem pendingin
tertutup.
11 | P a g e
Sistem pendingin tertutup pada kapal laut dimaksud terdiri atas
tangki penampung air tawar, pompa, intercooler, mesin pendingin
mirip radiator pada mesin diesel di darat.
G. Rancangan Sistem
Mulai
Observasi lapangan
Indenvikasi masalah melalui inteview
Pemelihan tempat penelitian di KN. Mina
12 | P a g e
Kumpulan data melalui inteview lapangan
Pengolahan dan analisa data
inteview lapangan
Kesimpulan
Selesai
H. Jadwal Penyelesaian Tugas Akhir
Penyelesaian tugas akhir ini direncanakan selama 5 bulan di mulai dari bulan juni
2016 s/d oktober 2016 seperti diperlihatkan pada tabel di bawah ini.
N
o.
an
1
.
Bulan / Mingguan
Kegiat
1
Juni
2 3
4
1
Juli
2 3
4
1
Agust
2 3 4
1
Sept
2 3 4
1
Penyus
unan
13 | P a g e
Okt
2 3
4
Proposal
2
.
Semina
r Proposal
3
Pelaks
.
anaan Tugas
Akhir
4
.
Ujian
Sidang
I. Rencana Anggaran Biaya
N
Nama Barang
o
1
.
pakai
Pembelian barang habis
(ATK,
fotocopy,
Jumlah Barang
Harga Barang
Rp. 250.000.00
14 | P a g e
internet)
2
.
3
.
Perjalanan pengambilan
data dan observasi
Sewa alat
Rp. 150.000.00
Rp. 500.000.00
4
.
5
.
6
.
Jumlah
Rp. 900.000.00
DAFTAR PUSTAKA
Bowden JK “ Marine Diesel Engine”, Tenth Edition, Editor James Munro & Co
Manajemen Perawatan dan Perbaikan”, Terbitan DITJEN PERLA.
15 | P a g e
Manen P. Van, “Motor Diesel Kapal” jilid I, Terbitan DITJEN PERLA
riki sanjaya di 17:12 Label: SISTEM DI KAPAL
http://lautbiru50.blogspot.co.id/2015/03/macam-macam-jenis-pendinginan-pada
Purifier Alfa Laval Maintenance and Adjustment Book
Arismunandar, W dan Kuichi Tsuda, 2004, Motor Diesel Putaran Tinggi. PT
Pradnya Paramita, Jakarta.
Maimun, Priyanto. M, Haiba. U.M, Budiyanto. M, 2004, Manajemen Perawatan
Mesin. Sekolah Tinggi Perikanan, Jakarta.
Maleev, V.L, ME., DR. A.M. dan Bambang Priambodo, Ir., 1995, Operasi Dan
Pemeliharaan Mesin Diesel, Erlangga, Jakarta.
Suharto, 1991. Manajemen Perawatan Mesin, Jakarta.
16 | P a g e
Kapal
adalah
sarana
transportasi
yang
sangat
efisien.
Mengikuti
perkembangan jaman yang dewasa ini semakin maju dan modern serta canggih,
kapal juga dirancang sedemikian sehingga dapat memenuhi kebutuhan yang
diinginkan. Untuk menunjang operasional kapal tersebut, diperlukan pula ABK
yang terampil dan siap kerja diatas kapal.
Lancarnya kinerja dari mesin induk tidak lepas dari peran serta faktor air
pendingin. Pada sistim air pendingin mesin induk tergantung juga pada dua faktor
yaitu faktor kualitas air pendingin dan faktor bahan itu sendiri. perawatan adalah
suatu fungsi dari kerusakan dimana hal tersebut diartikan bahwa apabila terjadi
kerusakan maka dibutuhkan perawatan.
Perawatan tidak dapat dianggap hal yang dapat dikesampingkan karena
apabila dalam proses unjuk kerja suatu mesin utama kapal, jika tidak dilakukan
perawatan maka akan mengalami unjuk kerja secara perlahan tapi pasti. Salah
satu sistem yang kritis dari sistem pendukung motor induk adalah sistem
pendingin. Apabila sistem pendingin mengalami kerusakan maka akan
mengurangi unjuk kerja mesin utama kapal. Sehingga hal tersebut akan
mengakibatkan kerugian yang dialami pihak pemilik kapal dari segi teknis
maupun ekonomis. Sepanjang operasinya maka tak terhindar dari terjadinya
kerusakan.
Untuk menjamin agar mesin-mesin kapal bisa beroperasi secara baik dan
tetap terjaga, maka diperlukan sistem pendingin pada mesin kapal. Yang diamati
sebagai objek penelitian ini ruang lingkup dan batasan masalah.
Berdasarkan hasil survei lapangan dan PKL yang penulis lakukan di navigai,
maka penulis tertarik membahas lebih jauh menyangkut sistem pendingin pada
kapal KN.Mina yang ada di navigasi
1 | Page
B. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah
1.
Ruang lingkup
Adapun ruang lingkup yang perlu dirumuskan penulis berdasarkan latar
belakang diatas ialah : Bagaimana Perawatan sistem pendingin motor induk
2.
merek Dresser-Rand 650 PK pada KN. Mina?
Batasan masalah
Untuk mengetahui ruang lingkup di atas maka penulis dapat
menyimpulkan batasan masalah sebagai berikut :
a. Sistem pendingin yang menjadi objek type Dresser-Rand di KN.
Mina.
b. Mengingat luasnya mesin kapal yang ada pada KN.MINA maka
masalah yang di angkat dalam penelitian ini adalah dibatasi pada
sistem pendingin mesin Dresser-Rand yang ada di atas kapal
KN.MINA milik navigasi.
C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan uraian perumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin
dicapai adalah:
1. Menentukan sistem pendingin motor induk pada kapal yang menjadi obyek
Penelitian.
2. Mengetahui prinsip perawatan sistem pendingin motor induk pada kapal.
3. Untuk merawat dan mencegah kerusakan pada sistem pendingin pada kapal
milik navigasi.
D. Manfaat Penulisan
1. Sebagai bahan masukan bagi Distrik Navigasi Kelas II Kupang dalam
melakukan perawatan pada sistem pendingin motor induk tersebut.
2. Bagi mahasiswa : agar dapat mengetahui proses kerja dari sistem pendingin
tersebut.
E. Metode Penyelesaian Masalah
2 | Page
Adapun metode yang digunakan dalam penyelesaian tugas akhir ini adalah :
a.
Observasi
Penulis mengamati secara langsung dan menganalisa gangguan yang terjadi
pada sistem ini serta proses perawatan pada sistem ini.
b.
Wawancara
Penulis melakukan wawancara kepada ABK kapal untuk mengetahui gejala
gangguan yang terjadi pada sistem pendigin motor induk pada KN.Mina dan
gangguan-gangguan yang sebelumnya terjadi pada sistem ini dan proses
perawatan.
c.
Idenfikasi Masalah
Berdasarkan idenvikasi masalah di lapangan maka ditemukan gangguan yang
terjadi pada sistem pendingin motor induk pada KN.Mina adalah kebocoran
pipa air laut pipa air tawar akibat korosi sehingga perlu dilakukan perawatan
lanjutan untuk mencegah terjadi gangguan kembali tejadi.
d. Tindakan
Penulis ikut dalam melakukan pengecekan kondisi dari pendingin motor inuk
melakukan perawatan pada komponen yang mengalami kerusakan. Pada sistem
pendigin motor induk pada KN.Mina mengalami kebocoran pada pipa yang
mengisap air laut masuk ke interkuler sedangkan air tawar mengalami kerusakan
pada pompa yaitu kerusakan atau korosi sehingga tindakan yang akan dilakukan
yaitu penggantian pipa dan pompa serta pemacetan pada pipa.
e.
Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk mempelajari teori-teori yang berhubungan
dengan topik yang diangkat
3 | Page
F. Landasan Teori
1. Sistem Pendingin
Mesin yang dipasang pada kapal dirancang untuk bekerja dengan efisien
maksimal dan berjalan selama berjam - jam berjalan lamanya. Hilangnya energi
paling sering dan maksimum dari mesin adalah dalam bentuk energi panas.
Untuk menghilangkan energi panas yang berlebihan harus menggunakan media
pendingin (Cooller) untuk menghindari gangguan fungsional mesin atau
kerusakan pada mesin. Untuk itu, sistem air pendingin dipasang pada kapal. Ada
dua sistem pendingin yang digunakan di kapal untuk tujuan pendinginan:
a) Sistem pendingin Air Laut
Air laut langsung digunakan dalam sistem mesin sebagai media pendingin
untuk penukar panas.
b) Air Tawar atau sistem pendingin utama
Air tawar digunakan dalam rangkaian tertutup untuk mendinginkan mesin
yang ada di kamar mesin. Air tawar kembali dari exchanger panas setelah
pendinginan mesin yang selanjutnya didinginkan oleh air laut pada
pendingin air laut.
Gambar 1. Sistem Pendingin pada Kapal
4 | Page
2. Macam – macam Jenis Pendingin pada Kapal
a. Sistem Pendingin Terbuka
Merupakan sistem pendingin yang langsung berhubungan dengan air laut.
Sistem ini menggunakan air laut yang langsung masuk untuk
mendinginkan komponen yang perlu untuk didinginkan.
1) Keuntungan Pendingin Terbuka
a) Sistem cukup sederhana, tidak memerlukan tangki expansi, cooler
sehingga biaya berkurang.
b) Media pendingin atau air laut selalu tersedia.
2) Kerugian Pendingin Tertutup
a)
Pada suhu lebih dari 50°c akan terjadi kerak garam yang akan
mempersempit pipa.
b)
Resiko terhadap proses korosi sangat besar sehingga motor akan cepat
rusak.
c)
Resiko berlayar di daerah dingin maka pengaturan suhu air masuk
motor sulit diatur karena suhu air laut terlalu rendah sehingga cylinder
liner dapat retak karena perbedaan suhu yang tinggi antara di dalam
cylinder liner dan suhu air laut di luar cylinder liner.
b. Sistem Pendingin Tertutup
Sistem pendingin yang menggunakan air tawar yang disirkulasikan dalam
suatu sirkuit tertutup untuk mendinginkan komponen yang perlu didinginkan.
Kemudian air tawar tersebut didinginkan oleh air laut, kemudian air tawar
tersebut disirkulasikan kembali untuk mendinginkan komponen. Sistem ini
dibagi menjadi dua yaitu:
a)
Sistem independent
5 | Page
Yaitu, dimana air tawar yang digunakan untuk mendinginkan tiap-tiap
komponen didinginkan secara terpisah, tidak bersama dalam sebuah
penukar panas.
b)
Sistem terpusat
Yaitu, dimana air tawar yang digunakan untuk mendinginkan
komponen, dikumpulkan untuk didinginkan secara bersama, dalam
sebuah heat exchanger. Sistem pendingin ini didesain dengan hanya
mempunyai satu heat exchanger yang didinginkan dengan air
laut, sedangkan untuk cooler yang lain termasuk jacket water, minyak
pelumas, udara bilas, didinginkan dengan air tawar yang bertemperatur
rendah. Sistem pendingin jenis ini sangat kecil peralatan yang
berhubungan langsung dengan air laut sehingga masalah korosi dapat
dikurangi.
(sumber
:
Diposkan
oleh rikisanjaya di 17:12 Label: SISTEM DI KAPAL)
1) Keuntungan Pendingin Tertutup
a)
Dengan media air tawar maka resiko terhadap korosi dapat dicegah
atau dihindari.
b)
Pengaturan suhu masuk dan suhu keluar dari air pendingin lebih
mudah diatur melalui cooler.
2) Kerugian Pendingin Tertutup
a)
Ketergantungan terhadap persediaan air tawar pendingin (fresh water
generator).
b)
Konstruksi rumit karena memerlukan perlengkapan expansi tank
maupun cooler sehingga biaya perawatan lebih mahal. (sumber :
http://lautbiru50.blogspot.co.id/2015/03/macam-macam-jenispendinginan-pada-kapal.html)
3. Gangguan Pada Sistem Pendingin
6 | Page
Beberapa gangguan yang sering terjadi pada mesin pendingin (Suharto,1991).
a. Tersumbatnya pipa-pipa dan saluran-saluran pendinginan (pada mantelmantel air) oleh kerak-kerak.
b. Terhambatnya aliran udara yang dihisap pada permukaan radiator oleh
debu atau kotoran-kotoran
c. Berobahnya desain serta pemasangan pendingin Radiator
d. Menurutnya kapasitas pendinginan disebabkan performasi engine yang
tidak bisa terimbangi oleh performasi pompa pensirkulasi airnya. Mungkin
hal ini untuk engine yang berkali-kali overhaul sementara pompanya tetap
lama.
e. Kekosongan Air Pendingin di Tangki Air Tawar.
f. Air Tawar ditangki Cepat Habis.
g. Air Ditangki Air Tawar Cepat Kotor .
4. Peralatan Pendingin
Peralatan meliputi perlengkapan yang diperlukan untuk pendinginan yang
efektif dari mesin diesel. Pada sistem pendingin tertutup memerlukan
peralatan terdiri atas :
a.
Pompa sirkulasi air tawar beserta alat penduga tekanannya (isap dan
tekan).
b.
Saluran pipa untuk sirkulasi air tawar.
c.
Tangki ekspansi untuk air tawar.
d.
Penukar kalor
e.
Termometer untuk air tawar masuk dan keluar mesin.
f.
Alat pengaman (sistem alarm tanda bahaya) untuk melindungi mesin
g.
Pompa sirkulasi air laut beserta alat penduga tekanannya (isap dan
tekan).
h.
Saluran pipa air laut yang dilengkapi dengan bypass.
i.
Termometer untuk pendingin air laut masuk dan keluar penukar kalor.
j.
Alat penghenti mesin otomatis.
7 | Page
Bagian motor berikut dalam rangka pembakaran harus mendapatkan
pendinginan :
a.
Bagian dari lapisan silinder.
b.
Tutup silinder.
c.
Bagian atas torak.
d.
Rumah katup buang dan sejenis, termasuk juga katup buang.
e.
Bagian dari katup bahan bakar disekeliling pengabut.
f.
Rumah turbin gas buang
5. Perawatan air pendingin
Pada sistem pendinginan tertutup, volume air harus selalu penuh dan
alirannya konstan perhatikan terhadap kekurangan atau kehilangan air oleh
penguapan. Tegangan panas dan beban mekanis pada motor diesel sangat
dipengaruhi oleh baik buruknya peredaran dan kebutuhan air pendingin.
Selain itu perawatan terhadap air pendingin akan mengurangi bahaya kavitasi
dan korosi pada komponen motor, itulah pentingnya memberikan bahan
pelindung korosi, yang bahannya bisah berupa bahan kimia atau minyak
emulsi. Air tawar pendingin motor diesel yang cocok adalah :
a. Air tanah.
b. Air kondensat.
c. Air deionisasi.
6. Spesifikasi Mesin
Type
: Dresser-Rand SF 240 TA
Silinder
: Inline 8 Silinder
Siklus
: 4 Langkah
Diameter Silinder
: 152 mm
Panjang Langkah
: 165 mm
Kapasitas Silinder
: 23,96 liter
Rasio Kompresi
: 13,5 : 1
8 | Page
Power
: 635 KW
Berat Mesin
: 3400 Kg
7. Bahan Pendingin
Sebagai bahan pendingin untuk motor diesel digunakan bahan sebagai berikut:
a.
Air laut
Untuk kapal laut bahan pendingin tersebut dengan mudah sekali
didapat dan tersedia berlimpah-limpah. Air laut sebagai bahan
pendingin, memiliki beberapa sifat yang menguntungkan seperti panas
jenis besar pada kepekatan relatif tinggi.
Berarti bahwa persatuan volume dapat ditampung panas yang
besar, sehingga kapasitas pompa dan dayanya dapat dibatasi. Ditinjau
dari tersedianya secara berlimpah digunakan sebagai bahan pendingin
sehingga sistem pendinginan menjadi sederhana dalam penataannya.
Meskipun memiliki sifat yang menguntungkan tersebut di atas, air laut
tidak secara langsung digunakan untuk pendinginan dari bagian motor.
Air tersebut mengandung antara lain persentase tinggi mineral yang
larut di dalamnya ( ± 3% massa ). Mineral tersebut akan menjadi
kristal sewaktu dipanasi yang akan membentuk kerak keras di bagian
permukaan yang didinginkan. Kerak tersebut sangat keras sekali
sehingga mengganggu perpindahan panas dan akan membantu saluran
pendingin yang sempit. Disamping itu dengan kadar chlorida yang
tinggi dari air laut maka kemungkinan korosi dari bagian motor yang
didinginkan menjadi besar. Dengan alasan tersebut maka air laut
sebagai bahan pendingin digunakan secara tidak langsung, terkecuali
kadang - kadang untuk pendinginan udara bilas dan udara
pembakaran. Dengan penggunaan material khusus, maka pendingin
dapat dijaga terhadap korosi dan oleh karena suhu air pendingin yang
relatif rendah pengendapan dari kerak juga akan berkurang. Demikian
9 | Page
pula bidang hantar pada motor kepala silang putaran rendah yang
besar beberapa waktu lalu digunakan air laut sebagai bahan pendingin.
Air laut selalu digunakan sebagai bahan pendingin secara tidak
langsung, bahan pendingin ( air tawar atau minyak pelumas ) yang
mengambil panas dari motor akan menyerahkan panas tersebut melalui
sebuah alat pemindah panas ( alat pendingin/cooler ) ke air laut lagi.
b.
Air tawar
Air Tawar di atas kapal sangat mahal sekali harganya, sehingga tak
memiliki beberapa sifat yang kurang baik. Dengan menghilangkan
udara yang ada di dalamnya sebaik-baiknya serta dilunakkan
(outhard ) maka air tawar akan mengakibatkan sedikit atau tidak sama
sekali dan juga tidak mengakibatkan pengendapan kerak, sehingga
dapat digunakan untuk pendinginan bagi semua motor.
Air tawar di atas kapal sangat mahal sekali harganya sehingga
selalu diusahakan penggunaannya dalam suatu siklus tertutup untuk
dapat digunakan berulang kali. Siklus tertutup tersebut terdiri dari
selain ruang pendingin dari bagian motor yang harus didinginkan juga
saluran, kerem penutup, pompa dan pesawat pendingin ( cooler ).
c.
Minyak pelumas
Dengan bantuan minyak pelumas dari sistem pelumas motor, torak
pada motor torak dan ada kalanya juga torak pada motor kepala silang
dapat didinginkan. Pada pelumasan dari berbagai bagian dari motor,
minyak pelumas tidak hanya digunakan sebagai bahan pelumas, tetapi
juga sebagai penyalur panas gesekan atau sebagai bahan pendingin.
Pemilihan minyak pelumas sebagai bahan pendingin untuk torak trank
dapat dipahami, minyak tersebut dialirkan melalui saluran dalam poros
engkol dan dalam batang gerak, sedangkan pembuangan daripadanya
dianggap berlebihan. Minyak pelumas dengan mudah dapat mengalir
keluar dari torak ke dalam torak engkol. Untuk mencegah agar tidak
10 | P a g e
terlalu banyak pelumas terlempar pada dinding silinder, khusus pada
motor besar, maka minyak pelumas disalurkan melalui saluran dalam
batang gerak ke bagian bawah dari kotak engkol. Torak pada motor
kepala silang juga didinginkan dengan minyak pelumas. Keuntungan
besar dari minyak pelumas sebagai bahan pendingin dalam hal tersebut
adalah seperti halnya pada torak trank bahwa kebocoran bahan
pendingin ke dalam kotak engkol tidak membawa permasalahan,
sehingga pipa teleskop yang mahal dan mudah rusak untuk
pemasukkan dan pengeluaran air pendingin ke torak tidak diperlukan
lagi.
d.
Udara
Sebagai bahan pendingin, seperti halnya untuk silinder dan tutup
silinder pada motor kecil, udara tidak digunakan pada motor diesel
kapal. Sebagai akibat massa jenis yang sangat rendah dan panas jenis
yang rendah dari udara maka diperlukan pemindahan volume yang
sangat besar sekali sehingga vertilator yang digunakan harus memiliki
daya penggerak yang besar.
Pada pembilasan ruang pembakaran dari niotoa 4 tak dan
seluruh silinder pada motor 2 tak ditampung sejumlah besar panas dari
udara bilas dan khusus piringan katup buang dan tempat duduk
didinginkan dengan udara. Bahwa pendingin disalurkan ke dalam
motor dengan tekanan tertentu, sehingga tidak memungkinkan
gelembung udara terbentuk, hal tersebut dikarenakan tekanan uap air
pada suhu yang berlangsung. (Sumber : Purifier Alfa Laval
Maintenance and Adjustment Book).
Sistem pendingin pada kapal laut sangat berbeda dengan sistem
pada mesin diesel yang ada didarat misalnya otomotif, generator,
diesel dan lain-lain. Hakekat pendingin pada mesin diesel kapal laut,
memiliki kombinasi sistem pendingin terbuka dan sistem pendingin
tertutup.
11 | P a g e
Sistem pendingin tertutup pada kapal laut dimaksud terdiri atas
tangki penampung air tawar, pompa, intercooler, mesin pendingin
mirip radiator pada mesin diesel di darat.
G. Rancangan Sistem
Mulai
Observasi lapangan
Indenvikasi masalah melalui inteview
Pemelihan tempat penelitian di KN. Mina
12 | P a g e
Kumpulan data melalui inteview lapangan
Pengolahan dan analisa data
inteview lapangan
Kesimpulan
Selesai
H. Jadwal Penyelesaian Tugas Akhir
Penyelesaian tugas akhir ini direncanakan selama 5 bulan di mulai dari bulan juni
2016 s/d oktober 2016 seperti diperlihatkan pada tabel di bawah ini.
N
o.
an
1
.
Bulan / Mingguan
Kegiat
1
Juni
2 3
4
1
Juli
2 3
4
1
Agust
2 3 4
1
Sept
2 3 4
1
Penyus
unan
13 | P a g e
Okt
2 3
4
Proposal
2
.
Semina
r Proposal
3
Pelaks
.
anaan Tugas
Akhir
4
.
Ujian
Sidang
I. Rencana Anggaran Biaya
N
Nama Barang
o
1
.
pakai
Pembelian barang habis
(ATK,
fotocopy,
Jumlah Barang
Harga Barang
Rp. 250.000.00
14 | P a g e
internet)
2
.
3
.
Perjalanan pengambilan
data dan observasi
Sewa alat
Rp. 150.000.00
Rp. 500.000.00
4
.
5
.
6
.
Jumlah
Rp. 900.000.00
DAFTAR PUSTAKA
Bowden JK “ Marine Diesel Engine”, Tenth Edition, Editor James Munro & Co
Manajemen Perawatan dan Perbaikan”, Terbitan DITJEN PERLA.
15 | P a g e
Manen P. Van, “Motor Diesel Kapal” jilid I, Terbitan DITJEN PERLA
riki sanjaya di 17:12 Label: SISTEM DI KAPAL
http://lautbiru50.blogspot.co.id/2015/03/macam-macam-jenis-pendinginan-pada
Purifier Alfa Laval Maintenance and Adjustment Book
Arismunandar, W dan Kuichi Tsuda, 2004, Motor Diesel Putaran Tinggi. PT
Pradnya Paramita, Jakarta.
Maimun, Priyanto. M, Haiba. U.M, Budiyanto. M, 2004, Manajemen Perawatan
Mesin. Sekolah Tinggi Perikanan, Jakarta.
Maleev, V.L, ME., DR. A.M. dan Bambang Priambodo, Ir., 1995, Operasi Dan
Pemeliharaan Mesin Diesel, Erlangga, Jakarta.
Suharto, 1991. Manajemen Perawatan Mesin, Jakarta.
16 | P a g e