PERAN PERKEMBANGAN HUKUM INTERNASIONAL. docx

HUKUM INTERNASIONAL
PERAN PERKEMBANGAN HUKUM
INTERNASIONAL

KELOMOK III
SULKIFLI 15501010064
YONGGI 15501010048
RIKMON 1550101010049
SYAHRIL 15501010068
ANA MARITO 15501010070
AJI NURUL 15501010042
SALMIA 15501010057

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

1

KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kamiucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas Berkat

dan Rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang diamanatkan
kepada kami dengan judul Repsentasi Peran Perkembangan Hukum
Internasional dan Makalah ini diajukan guna memenuhi Tugas Kuliah Hukum
Internasional.
Makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya, dan Makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
mambangun sangat kami harapkan Sehingga sempurnanya Makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu bagi kita
semua.
TARAKAN, 5 OKTEBER 2017
TIM PENYUSUN

…………………………..

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
I.I LATAR BELAKANG............................................................................................1
I.II RUMUSAN MASALAH.....................................................................................2
I.III TUJUAN DAN MANFAAT...............................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................3
II.I HAKIKAT HUKUM INTERNASIONAL...........................................................3
II.II SUMBER HUKUM INTERNASIONAL...........................................................4
II.III PERAN HI TERHADAP KETERTIBAN DUNIA............................................5
BAB III........................................................................................................................14
PENUTUP...................................................................................................................14
III.I Kesimpulan...................................................................................................14
III.II Saran............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

1

BAB I

PENDAHULUAN
I.I LATAR BELAKANG
Persoalan mengenai hukum internasional selalu memberikan kesan yang menarik
untuk di bahas.Topik ini senantiasa memberikan daya tarik yang tinggi pada setiap orang.
Secara teori hukum internasional mengacu pada peraturan-peraturan dan norma-norma
yang mengatur tindakan Negara-negara dan kesatuan lain yang pada suatu saat akan diakui
mempunyai kepribadian internasional, seperti misalnya organisasi internasional dan
individu, dalam hal hubungan satu dengan yang lainnya.
Negara-negara perlu hidup bersama-sama. Hukum internasional disusun dan lahir
karena kebutuhan dan dirancang untuk mencapai ketertiban dan perdamaian dunia. Suatu
sistem yang bertujuan untuk men-cap suatu negara sebagai “bersalah” dan negara lain
sebagai “tidak bersalah” dan partisiapasi utama dari sistem hukum internasional yaitu
negara-negara

yang

semuanya

diperlakukan


sebagai

pemilik

kedaulatan

yang

sama.Hubungan-hubungan internasional yang diadakan antar negara tidak selamanya
terjalin dengan baik.Seringkali hubungan itu menimbulkan sengketa di antara
mereka.Sengketa dapat bermula dari berbagai sumber potensi sengketa.Sumber potensi
sengketa antar negara dapat berupa perbatasan, sumber daya alam, kerusakan lingkungan,
perdagangan, dll.Manakala hal demikian itu terjadi, hukum internasional memainkan
peranan yang tidak kecil dalam penyelesaiannya.
Seiring perkembangan zaman, hukum internasional juga terus berkembang. Sejak
pergaulan internasional makin meningkat menjelang abad 19 hukum internasional telah
menjadi suatu sistem universil dan pada abad 20 telah merupakan suatu perluasan yang
tidak ada tandingannya dan Upaya-upaya penyelesaian terhadapnya telah menjadi perhatian

2


yang cukup penting di masyarakat internasional sejak awal abad ke- 20. Upaya-upaya ini
ditujukan untuk menciptakan hubungan-hubungan antara negara yang lebih baik
berdasarkan prinsip perdamaian dan keamanan internasional Hal itulah yang sangat
menarik untuk kita amati, bagaimana peranan yang seharusnya dilakukan oleh hukum
internasional dalam menegakkan keadilan demi tercapainya perdamaian dunia.

I.II RUMUSAN MASALAH
a. Apa itu hukum internasional?
b. Bagaimana perkembangan hukum internasional saat ini?
c. Bagaimana peran hukum internasional terhadap perdamaian dunia?

I.III TUJUAN DAN MANFAAT
a. Mengetahui Sistem Apa itu hukum internasional?
b. Mengetahui perkembangan hukum internasional saat ini ?
c. Mengetahuiperan hukum internasional terhadap perdamaian dunia?

3

BAB II

PEMBAHASAN

II.IHAKIKAT HUKUM INTERNASIONAL
Pada umumnya hukum internasional diartikan sebagai himpunan peraturanperaturan dan ketetntuan-ketentuan yang mengikat serta mengatur hubungan antara negaranegara dan subjek-subjek hukum lainnya dalam kehidupan masyarakat internasional.
Definisi hukum internasional yang diberikan oleh para pakar-pakar hukum terkenal di masa
lalu seperti oppenheim dan brierly, terbatas pada negara sebagi satu-satunya pelaku hukum
dan tidak memasukkan subjek hukum lainnya.
Namun dengan perkembangan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi pada paruh
kedua abad 20 dan pola hubungan internasional yang semakin kompleks pengertian ini
kemudian meluas sehingga hukum internasional juga mengurusi struktur dan perilaku
organisasi internasional, kelompok-kelompok supranasional, dan gerakan-pembebasan
pembebasan nasional. Bahkan, dalam hal tertentu, hukum internasional juga diberlakukan
terhadap individu-individu dalam hubungannya dengan negara-negara.
Sedangkan menurut pendapat Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H. Hukum
Internasional adalah keseluruhan kaidah – kaidah dan asas – asas hukum dan mengatur
hubungan atau persoalan yang melintasi batas – batas negara yaitu hubungan internasional
yang tidak bersifat perdata.
Selain itu hukum Internasional dapat didefinisikan sebagai keseluruhan hukum yang
untuk sebagian besar terdiri dari prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah perilaku yang
terhadapnya negara-negara merasa dirinya terikat untuk menaati dan karenanya benar-benar

ditaati secara umum dalam hubungan-hubungan mereka satu sama lain, dan meliputi juga:

4

a. Kaidah-kaidah hukum yang berkaitan dengan berfungsinya lembaga-lembaga atau
organisasi-organisasi internasional, hubungan-hubungan antara mereka satu sama
lain, dan hubungan mereka dengan negara-negara dan individu-individu.
b. Kaidah-kaidah hukum tertentu yang berkaitan dengan individu-individu dan badanbadan non-negara sejauh hak-hak dan kewajiban individu dan badan non-negara
tersebut penting bagi masyarakat internasional.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hukum
internasional adalah bagian hukum yang mengatur aktivitas entitas berskala internasional
atau merupakan keseluruhan kaedah dan asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang
melintasi batas negara antara negara dengan Negara serta negara dengan subyek hukum lain
bukan negara atau subyek hukum bukan negara satu sama lain.

II.II SUMBER HUKUM INTERNASIONAL
Pada dasarnya, sumber hukum terbagi menjadi dua, yaitu: sumber hukum dalam arti
materiil dan sumber hukum dalam arti formal. Sumber hukum dalam arti materiil adalah
sumber hukum yang membahas materi dasar yang menjadi substansi dari pembuatan
hukum itu sendiri.

Sumber hukum dalam arti formal adalah sumber hukum yang membahas bentuk
atau wujud nyata dari hukum itu sendiri. Dalam bentuk atau wujud apa sajakah hukum itu
tampak dan berlaku. Dalam bentuk atau wujud inilah dapat ditemukan hukum yang
mengatur suatu masalah tertentu.
Sumber hukum internasional dapat diartikan sebagai:
a. Dasar kekuatan mengikatnya hukum internasional;
b. Metode penciptaan hukum internasional.

5

c. Tempat diketemukannya ketentuan-ketentuan hukum internasional yang dapat
diterapkan pada suatu persoalan konkrit.
Menurut Pasal 38 ayat (1) Statuta Mahkamah Internasional, sumber-sumber hukum
internasional yang dipakai oleh Mahkamah dalam mengadili perkara, adalah:
a. Perjanjian internasional (international conventions), baik yang bersifat umum,
maupun khusus;
b. Kebiasaan internasional (international custom);
c. Prinsip-prinsip hukum umum (general principles of law) yang diakui oleh negaranegara beradab.
d. Keputusan pengadilan (judicial decision) dan pendapat para ahli yang telah diakui
kepakarannya, yang merupakan sumber hukum internasional tambahan.


II.IIIPERAN HI TERHADAP KETERTIBAN DUNIA
Pada dasarnya peran hukum internasional lebih banyak tertuju pada cara-cara untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi dalam ruang lingkup internasional.Hubunganhubungan internasional yang diadakan antar negara tidak selamanya terjalin dengan
baik.Seringkali hubungan itu menimbulkan sengketa di antara mereka.Sengketa dapat
bermula dari berbagai sumber potensi sengketa.Sumber potensi sengketa antar negara dapat
berupa perbatasan, sumber daya alam, kerusakan lingkungan, perdagangan, dll.Manakala
hal demikian itu terjadi, hukum internasional memainkan peranan, yang tidak kecil dalam
penyelesaiannya.
Upaya-upaya penyelesaian terhadapnya telah menjadi perhatian yang cukup
penting di masyarakat internasional sejak awal abad ke- 20.Upaya-upaya ini ditujukan
untuk menciptakan hubungan-hubungan antara negara yang lebih baik berdasarkan prinsip
perdamaian dan keamanan internasional.

6

Dewasa ini ada beberapa peran yang hukum internasional dapat mainkan dalam
menyelesaikan sengketa:
1. Pada prinsipnya hukum internasional berupaya agar hubungan-hubungan antar
negara terjalin dengan persahabatan (friendly relations among States) dan tidak

mengharapkan adanya persengketaan
2. Hukum internasional memberikan aturan-aturan pokok kepada negara-negara yang
bersengketa untuk menyelesaikan sengketanya.
3. Hukum internasional memberikan pilihan-pilihan yang bebas kepada para pihak
tentang cara-cara, prosedur atau upaya yang seyogyanya ditempuh untuk
menyelesaikan sengketanya.
4. Hukum internasional modern semata-mata hanya menganjurkan cara penyelesaian
secara damai; apakah sengketa itu sifatnya antar negara atau antar negara dengan
subyek hukum internasional lainnya. Hukum internasional tidak menganjurkan
sama sekali cara kekerasan atau peperangan.
Perang telah digunakan negara-negara untuk memaksakan hak-hak dan pemahaman
mereka mengenai aturan-aturan hukum internasional.Perang bahkan telah telah pula
dijadikan sebagai salah satu wujud dari tindakan negara yang berdaulat.Bahkan para sarjana
masih menyadari adanya praktek negara yang masih menggunakan kekerasan atau perang
untuk menyelesaikan sengketa dewasa ini. Sebaliknya, cara damai belum dipandang
sebagai aturan yang dipatuhi dalam kehidupan atau hubungan antar negara. Pada umumnya
metode penyelesaian sengketa internasional digolongkan dalam dua kategori yaitu :
A.

PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL SECARA PERDAMAIAN


A.

NEGOSIASI
Negosiasi adalah cara penyelesaian sengketa yang paling dasar dan yang paling tua

digunakan oleh umat manusia. Penyelesaian melalui negosiasi merupakan cara yang paling
penting. Banyak sengketa diselesaikan setiap hari oleh negosiasi ini tanpa adanya publisitas

7

atau menarik perhatian publik. Alasan utamanya adalah karena dengan cara ini, para pihak
dapat mengawasi prosedur penyelesaian sengketanya dan setiap penyelesaiannya
didasarkan pada kesepakatan atau konsensus para pihakNegosiasi dapat dilangsungkan
melalui saluran-saluran diplomatik pada konperensi-konperensi internasional atau dalam
suatu lembaga atau organisasi internasional.
B.

PENCARIAN FAKTA (FACT FINDING)
Metode penyelesaian sengketa ini digunakan untuk mencapai penyelesaian sebuah

sengketa dengan cara mendirikan sebuah komisi atau badan untuk mencari dan
mendengarkan semua bukti-bukti yang bersifat internasional, yang relevan dengan
permasalahan.
Tujuan dari pencari fakta (Fact Finding) yang paling utama adalah memberikan
laporan kepada para pihak mengenai fakta yang ada.Sedangkan tujuan lain dari
penyelesaian sengketa internasional dengan cara pencari fakta yaitu :
1. Membetuk suatu dasar bagi penyelesaian semgketa antar dua negara
2. Mengawasi pelaksanaan suatu perjanijian internasional.
3. Memberikan informasi guna membuat putusan ditingkat internasional
C.

GOOD OFFICES (JASA-JASA BAIK)
Jasa-jasa baik adalah suatu cara penyelesaian sengketa melalui pihak bantuan pihak

yang ketiga. Pihak ketiga ini berupaya agar para pihak menyelesaikan sengketanya dengan
negoisasi. Fungsi dari jasa-jasa baik yang paling utama adalah memperemukan para pihak
agar mereka mau bertemu, duduk bersama dan bernegoisasi atau dikenal dengan nama
fasilisator.
Keikut sertaan pihak ketiga dalam penyelesaian sengketa dapat dua macam yaitu
atas permintaan para pihak atau inisiatif pihak ketiga sendiri yang menawarkan jasa-jasa
baiknya guna menyelesaiakan sengketa. Dalam kedua cara ini, syarat mutlak yang harus
ada adalah kesepakatan para pihak.

8

D.

MEDIASI
Yang menjadi pihak ketiga ini organisasi internasional, negara ataupun individu.

Pihak ketiga ini dalam sengketa ini dinamakan mediator. Biasanya ia dengan kapasitasnya
sebagai pihak yang netral berupa mendamaikan para pihak dengan memberikan saran
penyelesaian sengketa
Fungsi utamanya adalah mencari solusi (penyelesaian) mengidentifikasi, hal-hal
yang dapat disepakati para pihak serta membuat usulan-usulan yang dapat mengakhiri
sengketa, informal, dan bersifat aktif. Dalam proses negoisasi sesuai dengan pasal 3 dan 4
haque convention on the pacific settlement of disputes yang menyatakan bahwa usulanusulan yang diberikan mediator janganlah dianggap sebagai suatu tindakan yang bersahabat
terhadap suatu pihak (yang merasa merugikan).
E.

KONSILIASI
Konsiliasi adalah cara penyelesaian sengketa yang sifatnya lebih formal

dibandingkan mediasi. Biasanya konsiliasi ini berbentuk badan konsiliasi yang dibentuk
oleh para pihak melalui perjanjian.Komisi ini berfungsi untuk menetapkan persyaratanpersyaratan penyelesaian yang diterima oleh para pihak, sehingga lebih formal atau luas
karena ada aturan dan ada lembaga atau lembaganya.
. Para pihak mendengarkan keterangan lisan para pihak dan dapat diwakkili oleh
kuasanya.Hasil fakta-fakta yang diperoleh konsilator (sebutan dari konsiliasi) menyerahkan
laporannya kepada para pihak dengan kesimpulan dan usulan-usulannya, dan putusannya
tidak mengikat karena diterima atau tidaknya usulan tersebut tergantung sepenuhnya
kepada para pihak.
F.

ARBITRASI
Biasanya arbitase menunjukkan pada prosedur yang persis sama sebagaimana dalam

hukum nasional yaitu menyerahkana sengketa kepada orang-orang tertentu yang dinamakan
arbitrator, yang dipilih bebas oleh para pihak. Arbitasi adalah suatu institusi yang sudah

9

cukup tua tetapi sejarah baru mencatatat pada tahun 1797, pada kasus jay treaty antara
inggris dan amerika. Yang mengatur joint mixed commission. Yang menyesaikan sengketa
beberapa peerselisihan tertentu yang tidak dapat diselesaikan selama perundingan di traktat
tersebut.suatu langkah penting telah diambil dalam pada tahun 1899 ketika konferensi the
haque tidak hanya mengkodifikasi hukum arbitatrase tetapi menjadikan landasan bagi
pembentukan permanent court arbitration.
Lembaga PCA tidak bersifat “tetap” pun bukan sebuah pengadilan. Permanent court
of arbitration sendiri tidak memiliki yurisdiksi yang spesifik. Sehingga hanya 20 kasus
yang ditangani abtara lain muscat dhowe case 1905 antara inggris dan perancis danNorth
Atlantic Coast fisheries case 1910 antar inggris dan amerika serikat. Meskipun ada
kekurangan yang nyata menurut Hakim Manly O. Hudson, permanent court arbitration
merupakan suatu metode dan suatu prosedur.Arbitrasi pada haikaknnya adalah suatu
prosedur konsensus, artinya negara-negara tidak dapat dipaksa untuk dibawa dimuka
arbitrase kecuali mereka setuju untuk melakukan hal tersebut.
Pada tahun 1966 bank dunia mendirikan badan ICSID (international Centre for the
Settlement of Investment Disputes).Terbentuknya Konvensi adalah sebagai akibat dari
situasi perekonomian dunia pada waktu1950-1960-an yaitu Khususnya dikala beberapa
negara berkembang menasionalisasi atau mengekspropriasi perusahaan-perusahaan asing
yang berada di dalam wilayahnya.
Di

antara

kasus-kasus

nasionalisasi

yang

langsung

mempengaruhi

dan

menggerakkan Bank Dunia membentuk Konvensi ini adalah kasus nasionalisasi
perusahaan-perusahaan Perancis di Tunisia.Kasus ini bermula dengan tindakan DPR
Tunisia (the Tunisian National Assembly) yang mengeluarkan UU Nasionalisasi tanahtanah
milik orang asing (khususnya Perancis) pada tanggal 10 Mei 1964.
Negara-negara yang bisa menjadi anggota konvensi ICSID adalah setiap anggota
Bank Dunia.Namun negara-negara bukan anggota Bank Dunia dapat menjadi anggota
konvensi asal negara tersebut adalah anggota pada Statuta Mahkamah Internasional.Sampai

10

1993, 105 negara telah menjadi anggota pada konvensi ini.ICSID dikelola oleh suatu
administrative Council (Dewan Administratif).Setiap negara peserta konvensi memiliki
seorang wakil dan memiliki satu suara.Dewan ini memiliki ketua ex officio, yaitu Presiden
Bank Dunia.Badan utama struktur organisasi ICSID adalah Secretary General (Sekjen).Ia
berfungsi sebagai registrar (pendaftar atau panitera). ICSID menyimpan daftar nama untuk
dicantumkan ke dalam suatu panel arbitrase atau konsiliasi. Setiap negara peserta konvensi
dapat menunjuk 4 orang arbitrator atau konsiliator ke dalam masing-masing daftar panel
tersebut.Mereka dapat warganegaranya atau orang asing.Ketua Dewan Admintratif dapat
menunjuk 10 orang pada masing-masing panel.
Contoh lain dalam sengketa di ICSID ini adalah sengketa antara KPC dan
pemerintah Kaltim, Pemprov Kaltim telah mencabut gugatan sengketa divestasi melalui
ICSID pada 2008 saat era Gubernur Kaltim Yurnalis Ngayoh. Dampak pencabutan itu,
Pemprov Kaltim bakal menerima kompensasi senilai Rp 285 miliar, tetapi hingga kini
belum dibayar KPC.
G.

PENYELESAIAN YUDISIAL.
Penyelesaiaan yudisial berarti suatu penyelesaian yang dihasilkan melalui suatu

yang

penagdilan

internasional

yang

dibentuk

sebagaimana

mestinya,

dengan

memberlakukan kaidah-kaidah hukum. Salah satunya “organ umum” untuk penyelesaian
yudisial yang saat ini tersedia dalam masyarakat inetrnasional adalah International Court
of justice di the Haque yang menggantikan dan melanjutkan kontinuitas Permanent Court
of International Justice. Pengukuhan lembaga ini dilaksanakan pada tanggal 18 april 1946
oleh dewan majelis PBB.
Intenational Court of justice dibentuk berdasarkan Bab IV (pasal 92-96) Charter
PBB yang dirumuskan di san fransisico pada tahun 1945. Mahkamah Internasional terdiri
dari 15 hakim, dua merangkap ketua dan wakil ketua, masa jabatan 9 tahun.Anggotanya
direkrut dari warga Negara anggota yang dinilai cakap di bidang hukum internasional.Lima

11

berasal dari Negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB seperti Cina, Rusia, Amerika
serikat, Inggris dan Prancis.
Fungsi Mahkamah Internasional Adalah menyelesaikan kasus-kasus persengketaan
internasional yang subyeknya adalah Negara. Ada 3 kategori Negara, yaitu :
1. Negara anggota PBB, otomatis dapat mengajukan kasusnya ke Mahkamah
Internasional.
2. Negara bukan anggota PBB yang menjadi wilayah kerja Mahkamah intyernasional.
Dan yang bukan wilayah kerja Mahkamah Internasional boleh mengajukan
kasusnya ke Mahkamah internasional dengan syarat yang ditentukan dewan
keamanan PBB
3. Negara bukan wilayah kerja (statute) Mahkamah internasional, harus membuat
deklarasi untuk tunduk pada ketentuan Mahjkamah internasional dan Piagam PBB.
ICJ merupakan salah satu dari 6 organ utama PBB.Namun badan ini memiliki
kedudukan khusus dibandingkan 5 organ utama lainnya.ICJ atau Mahkamah tidak memiliki
hubungan hierarkhis dengan badan-badan utama PBB lainnya.Ia benar-benar lembaga
hukum dalam sebagai suatu pengadilan. Ia bukan pula pengadilan konstitutsi
(Constitutional Court) yang memiliki kewenangan untuk meninjau (mereview) putusanputusan politis yang dibuat oleh Dewan Keamanan. Ia menggunakan nama resmi ICJ dan
tidak menggunakan simbol atau nama PBB dalam putusannya.
kedudukan ICJ ini memang unik. Kedudukan seperti ini memang perlu
dipertahankan. Sebagai salah satu organ utama PBB, ia harus benar-benar menunjukkan
kemandiriannya sebagai suatu organ atau badan pengadilan.
Jurisdiksi Mahkamah Internasional mencakup dua hal: 1 Jurisdiksi atas pokok
sengketa yang diserahkannya (contentious jurisdiction); dan 2 non-contentious jurisdiction
atau jurisdiksi untuk memberikan nasihat hukum (advisory jurisdiction). Tindakann
perlindungan sementara ini termasuk juga ke dalam jurisdiksi Mahkamah, yakni berada

12

dalam ruang lingkup jurisdiksi yang disebut incidental jurisdiction.Berdasarkan jurisdiksi
ini, Mahkamah memiliki wewenang untuk menyatakan diberlakukannya suatu tindakantindakan perlindungan sementara, membolehkan suatu intervensi dan manafsirkan atau
merubah suatu putusan.
Sesuai dengan namanya, tindakan perlindungan sementara ini berkaitan dengan
perlindungan hak-hak para pihak sementara persidangan atas pokok sengketanya sendiri
sedang berlangsung Dasar hukum yang mendasari jurisdiksi seperti ini terdapat dalam Pasal
41 Statuta ICJ.Dasar pembenaran pemberian perlindungan ini berasal dari prinsip hukum
yang sudah mendasar yakni bahwa putusan suatu pengadilan haruslah efektif.Karenanya,
sangatlah penting bagi pengadilan untuk mencegah salah satu atau kedua belah pihak untuk
mengganggu situasi atau mencoba untuk membuat pihak lainnya fait accompli.
B.

CARA PENYELESAIAN PAKSA

a. Perang dan Tindakan bersenjata Non perang
Keseluruhan tujuan perang adalah untuk menaklukan negara lawan dan
mebebankan syarat-syarat penyelesaiaan diamana negara yang ditaklukan itu tidak
memiliki alternative lain selain mematuhinya.
b. Retorsi (retorsion)
Retorsi adalah istilah teknik pembalasan dendam oleh suatu negara terhadap
tindakan-tindakan yang tidak pantas aatau tidak patut dari negara lain, balas dendam
tersebut dilakuakna dalam bentuk tindakan-tindakan sah yang tidak bersahabat didalam
konferensi negara yang kehormatannya dihina: misalnya merenggangnya hubungan
diplomati anta 2 negara, pencabutan previllage diplomatic dan lain-lain.
c. Tindakan-tindakan Pembalasan (Repraisals)
Pembalasan adalah tindakan yang dipakai oleh negara-negara untuk mengupayakan
diperolehnya ganti rugi dari negara-negara lain dengan melakukan tindakan-tindakan yang
besifat pembalasan.Saat ini praktek pembalasan hanya dibenarkan, apabila negara yang

13

dituju oleh pembalasan ini bersalah melakukan tindakan yang sifatnya merupakan
pelanggaran internasional. Contoh nyata tindkan pembalsan, misalnya pengusiran orangorang hungaria dari Yugoslavia pada tahun 1935, yang merupakan balas dendam dari
pembunuhan raja Alexander dari yugoslavia.
d. Blokade Secara Damai (pacific Blokade)
Blokade secara damai adalah suatu tindakan yang dilakukan secara damai. Kadangkadang dilakukan sebagi suatu pembalasan, tindakan itu pada umumnya ditujukan untuk
memaksa negara yang pelabuhannya diblokade untuk mentaati permintaan ganti rugi
kerugian yang diderita oleh negara untuk meblokade.
Ada beberapa manfaat nyata dalam pengunaan blokade damai. Tindakan ini
merupakan cara yang jauh dari kekerasan dibanding dengan perang dan blokade yang
sifatnya fleksibel.
Berikut ini adalah beberapa contoh mengenai perana hukum internasional
(berdasarkan sumber-sumbernya) dalam menjaga perdamaian dunia.
1. Perjanjian pemanfaatan Benua Antartika secara damai pada tahun 1959
2. Perjanjian pemanfaatan nuklir untuk kepentingan perdamaian pada tahun 1968
3. Perjanjian damai Dayton (Ochio-AS) pada tahun 1995 yang mengharuskan Serbia,
Muslim Bosnia, dan Krosia mematuhinya. Untuk mengatasi prjanjiantersebut,
NATO menempatkan pasukannya guna menegakkan hukum intgernasional yang
telah disepakati.

14

BAB III
PENUTUP
III.I Kesimpulan
Hukum Internasional, sebagaimana kita ketahui merupakan keseluruhan kaidah
yang sangat diperlukan untuk mengatur sebagian besar hubungan-hubungan antar Negaranegara. Tanpa adanya kaidah ini tidak mungkin Negara-negara didunia dapat hidup
berdampingan seperti adanya saat sekarang ini.
Memang benar bahwa pada kalangan tertentu ada kecendrungan untuk mengecilkan
makna hukum internasional, bahakan hingga taraf mempersoalkan keberadaan dan nilai
hukum internasional. Terdapat dua alasan yang mendasari pandangan ini:
a. Pada umumnya dianut pandangan bahwa kaidah-kaidah hukum internasional hanya
ditujuan unutuk memelihara perdamaian,
b. Diabaikannya sejumlah besar kaidah yang berbeda dengan kaiadah-kaidah yang
berkenaan dengan “politik tingkat tinggi”, yaitu masalah masalah perdamaian atau
perang hanya sedikit yang mendapat publisitas,
Pelanggaran-pelanggaran yang mengakibatkan perang atau konflik-konflik agresi
dan ketidakberdayaan hukum internasional untuk menanggulangi persoalan-persoalan
seperti pelucutan senjata , terorisme internasional dan perdagangan senjata-senjata
konvensional cenderung mendapat perhatian yang tidak memuaskan dan dari inilah umum
mengambil kesimpulan yang keliru mengenai tidak berfungsinya sama sekali hukum
internasional. Bagaimanapun juga eksistensi dari hukum internasional itu sendiri tidak bisa
dilupakan begitu saja.

15

Dari uraian sebelumnya dapat diatarik kesimpulan bahwa peranan hukum
internasional terutama dalam penyelesaian sengketa internasional dan terciptanya
perdamaian dunia ada 4 macam yaitu antara lain :
1. Pada prinsipnya hukum internasional berupaya agar hubungan-hubungan antar
negara terjalin dengan persahabatan (friendly relations among States) dan tidak
mengharapkan adanya persengketaan;
2. Hukum internasional memberikan aturan-aturan pokok kepada negara-negara yang
bersengketa untuk menyelesaikan sengketanya;
3. Hukum internasional memberikan pilihan-pilihan yang bebas kepada para pihak
tentang cara-cara, prosedur atau upaya yang seyogyanya ditempuh untuk
menyelesaikan sengketanya.
4. Hukum internasional modern semata-mata hanya menganjurkan cara penyelesaian
secara damai; apakah sengketa itu sifatnya antar negara atau antar negara dengan
subyek hukum internasional lainnya. Hukum internasional tidak menganjurkan
sama sekali cara kekerasan atau peperangan.

III.II Saran
Keberadaan hukum internasional sangat dirasakan demi tercapainaya ketertiban
dunia.Namun tidak dapat dipungkiri juga bahwa dewasa ini ketegasan dari hukum
internasional sudah mulai melemah seiring berkembangnya kekuatan-kekuatan yang
terpusat pada beberapa negara tertentu.
Sebagai generasi penerus yang akan menjalankan tugas-tugas pemerintahan pada masa
akan datang, sangat diharapkan keseriusan dari semua pihak khususnya mahasiswa untuk
kritis terhadap isu-isu, baik yang terjadi di dalam maupun diluar negeri ini, apalagi
menyangkut pelaksanaan dari hukum internasional yang semakin hari semakin melemah
pengimplementasiannya demi tercapainya perdamaian dunia.

DAFTAR PUSTAKA

Starke,J.G. 2006. Pengantar Hukum Internasional Edisi Kesepeuluh.Jakarta: Sinar Grafika
Wallace, Rebecca. 1986. Hukum Internasional Pengantar Untuk Mahasiswa. Semarang : IKIP
Semarang Press
Gutama, Sudargo.
Alumni

1981. Hukum Perdata Internasional Indonesia jilid 1. Bandung: Penerbit

Suryokusumo, Sumaryo. 1993. Studi Kasus Hukum Organisasi Internasional.Badung : Penerbit
Alumni
Hamid, Sulaiman. 2002. Lembaga Suaka dalam Hukum Internasional. Jakarta: PT. RajaGravindo
Barros, James. 1990. PBB Dulu Kini dan Esok. Jakarta: Bumi Aksara
http://khafidsociality.blogspot.com/2011/04/peranan-hukum-internasional-dalam.html
http://www.belbuk.com/hukum-internasional-pengertian-peranan-dan-fungsi-dalam-eradinamika-global-p-9229.html