Kebijakan IDI Mendukung Peran Dokter Indonesia dalam Pelayanan Medical Tourism

Kebijakan IDI Mendukung Peran Dokter Indonesia
dalam Pelayanan Medical Tourism

Budi Wiweko
budi.wiweko@gmail.com

Bidang Hubungan Internasional, Globalisasi dan Kajian MEA
Ikatan Dokter Indonesia

TOPIK BAHASAN
1. Mengapa pasien memilih medical tourism
2. Tantangan dan peluang

3. Kebijakan dan peran IDI
4. Take home messages

Mengapa
pasien
memilih
medical
tourism


Tantangan
dan
peluang

Kebijakan
dan peran
IDI

Take home
messages

Medical tourists are patients who travel internationally for nonurgent medical treatments like organ transplants, stem cell
treatments, reproductive services, cosmetic surgery, and dental
care, etc.

Tourism management, 2014

Mengapa
pasien

memilih
medical
tourism

Tantangan
dan
peluang

Kebijakan
dan peran
IDI

High costs, lack of insurance, under-insured, long
waiting-times, and domestically unavailable
treatments are some of the causes to go abroad to
seek medical services

Take home
messages
Chuang et al. Tourism management, 2014


Mengapa
pasien
memilih
medical
tourism

Tantangan
dan
peluang

Kebijakan
dan peran
IDI

Take home
messages

Mengapa
pasien

memilih
medical
tourism

Tantangan
dan
peluang

Kebijakan
dan peran
IDI

Take home
messages

Mengapa
pasien
memilih
medical
tourism


Tantangan
dan
peluang

Kebijakan
dan peran
IDI

Take home
messages

Mengapa
pasien
memilih
medical
tourism

Tantangan
dan

peluang

Kebijakan
dan peran
IDI

Take home
messages

Mengapa
pasien
memilih
medical
tourism

Tantangan
dan
peluang

Kebijakan

dan peran
IDI

Take home
messages

Mengapa
pasien
memilih
medical
tourism

Tantangan
dan
peluang

Kebijakan
dan peran
IDI


Take home
messages

SINGAPORE
Mengapa
pasien
memilih
medical
tourism

Tantangan
dan
peluang

Kebijakan
dan peran
IDI

Take home
messages


MALAYSIA
Mengapa
pasien
memilih
medical
tourism

Tantangan
dan
peluang

Kebijakan
dan peran
IDI

Take home
messages

INDONESIA

Mengapa
pasien
memilih
medical
tourism

Tantangan
dan
peluang

Kebijakan
dan peran
IDI

Take home
messages

Mengapa
pasien
memilih

medical
tourism

Tantangan
dan
peluang

Kebijakan
dan peran
IDI

Take home
messages

IVF COVERAGE FOR ASPIRE MEMBER COUNTRIES
No

Country

Number of Clinic

Total cycles

Ratio/106

1

Japan

627

117.825

925

2

India

> 3000

500.000

384.6

3

China

?

700.000

466.7

4

Korea

92

36.861

758

5

Taiwan

?

10.000 ?

271

6

Vietnam

22

20.000

217

7

Thailand

35

20.000

223

8

Malaysia

30

10.000

330

9

Singapore

30

5000

925

Myanmar

10

Indonesia

32

9100

37

Laos

11

Philippines

3

3000

30

etc

12

Australia

?

60.000

2500

13

Hong Kong

?

?

?

Source: ICMART data and Personal communication

Pakistan
Bangladesh
Sri Lanka
Brunei
Cambodia

10 among 34 provinces
Mengapa
pasien
memilih
medical
tourism



1

10



 12
11

  
5

2

Take home
messages

 13

4

8

 
6 
7

Tantangan
dan
peluang

Kebijakan
dan peran
IDI

3

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Medan
Jakarta
Bandung
Semarang
Magelang
Yogyakarta
Surakarta
Surabaya
Denpasar
Padang
Depok
Makasar
Pontianak

9

32 IVF clinics are distributed in Indonesia







1 clinic in Medan – North Sumatera
1 clinic in Padang – West Sumatera
4 clinics in Denpasar – Bali
1 clinic in Pontianak
1 clinic in Makasar
24 clinics in Java

Source: PERFITRI annual report 2017

Mengapa
pasien
memilih
medical
tourism

Tantangan
dan
peluang

Kebijakan
dan peran
IDI

ACCESS TO FERTILITY CARE AMONG INDONESIAN POPULATION
No Distance travelled to access infertility care Number of patients
1

Able to access care within their own district

97 (46%)

2

Travelled outside their own district to access
care

53 (25%)

3

Travelled outside of their own province to access
care

19 (9%)

4

Travelled outside of their own island to access
care

34 (16%)

5

Travelled to another country to access care

9 (4%)

n = 212
Take home
messages
Bennet, Wiweko, Hinting, Adnyana, Pangestu. Reprod Health, 2012

COST OF ART TREATMENT CYCLES
Mengapa
pasien
memilih
medical
tourism

16.000
14.000
12.000
10.000

Tantangan
dan
peluang

8.000

6.000
4.000
Kebijakan
dan peran
IDI

2.000
0

Take home
messages
Cost of fresh cycles

Income per capita

Chambers et al. Fertil Steril, 2009

Mengapa
pasien
memilih
medical
tourism

Tantangan
dan
peluang

Kebijakan
dan peran
IDI

Take home
messages

Mengapa
pasien
memilih
medical
tourism

Tantangan
dan
peluang

Kebijakan
dan peran
IDI

Take home
messages

Mengapa
pasien
memilih
medical
tourism

Tantangan
dan
peluang

Kebijakan
dan peran
IDI

Take home
messages

Mengapa
pasien
memilih
medical
tourism

Tantangan
dan
peluang

Kebijakan
dan peran
IDI

Take home
messages

MEDICAL TOURISM
Mengapa
pasien
memilih
medical
tourism

Tantangan
dan
peluang

Kebijakan
dan peran
IDI

Take home
messages

Mengapa
pasien
memilih
medical
tourism

Tantangan
dan
peluang

Kebijakan
dan peran
IDI

Take home
messages

IVF
TRAINING CENTER

NUMBER OF
IVF SPECIALIST

NUMBER OF
EMBRYOLOGIST

IVF COST
OPTIMALISATION

IDI

NUMBER OF IVF NURSES
AND COUNSELOR

PROCEDURES
HORMONAL
STIMULATION

GEOGRAPHICAL
AREA

NUMBER OF IVF
CLINICS
DISTRIBUTION OF
IVF CLINICS

ACCESS TO
SERVICES

TRANSPORTATION

GOVERNMENT
POLICIES

COST OF
IVF CYCLES

GOVERNMENT
POLICIES
AFFORDABILITY

IDI

IVF COVERAGE

ACCREDITATION

QUALITY OF
SERVICES

PUBLIC AWARENESS

TRUST-WORTHIES

PATIENT’S KNOWLEDGE

MEDIA CAMPAIGNE

SOCIAL CULTURAL AND
BEHAVIOUR

SOURCE OF INFORMATION

REFERRAL SYSTEM

IDI

HEALTH PROVIDER’S
KNOWLEDGE

Factors related to IVF coverage

PELUANG

JUMLAH ANGGOTA IDI
IDI CABANG, PDSP, PDSM, PDPP

MASYARAKAT EKONOMI
ASEAN

JAMINAN
KESEHATAN NASIONAL

INDIKATOR KESEHATAN

KOMUNIKASI DAN KESEJAWATAN

KEANEKARAGAMAN ANGGOTA
KESIBUKAN ANGGOTA

AKI – AKB - STUNTING

PROFESIONALISME

KOMPETENSI ANGGOTA

KUALITAS LAYANAN

HEALTH LITERACY

Mengapa
pasien
memilih
medical
tourism

4 PILAR PENTING

PROFES IONALISME
Tantangan
dan
peluang

Kebijakan
dan peran
IDI

KESEJAWATAN
KOLABORASI
EDUKASI

Take home
messages

“ Towards professional and care physician “

PROFES IONALISME
“ knowledge, skill, professional behavior “

o Meningkatkan dan menjaga kompetensi anggota IDI
o Meningkatkan perilaku profesionalisme dalam pelayanan
kesehatan
o Membangun dan menjaga kemandirian pelayanan kesehatan

post graduate training

magang / apprenticeship

Mengaktifkan kerja sama dengan cabang, PDSP, PDSM, PDPP
Menyiapkan diri menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
Professional behaviour reminder / messages and workshop (eModule)

eModule

“ Be smart with us “

EDUKASI
o Meningkatkan pengetahuan dan kompetensi anggota IDI
o Mendidik dan meningkatkan pengetahuan serta pemahaman
masyarakat (termasuk media) mengenai kesehatan

Kanal media edukasi bagi masyarakat
Kanal media edukasi bagi anggota (P2KB mandiri) --- eModule

POGI Campus: Peningkatan kompetensi bagi anggota
POGI “Meet and share” (di setiap PIT / KOGI)

A mutual recognition agreement (MRA) is
an international agreement by which two
or more countries agree to recognize one
another's conformity assessments.
A mutual recognition arrangement is an
international arrangement based on such
an agreement.

Sistem dan Silabus

1

Pusat Pelatihan

Pelatihan

PDSP
PDSM
PDPP

Trainer
Inovasi layanan

Pusat layanan
Pengetahuan

2

KOLEGIUM

Distribusi dokter

6
Kompetensi
3

P2KB

Etik, perilaku dan kesejawatan

6
Standar layanan

8

Profesionalisme

MKEK

ORGANISASI

Letak geografis

Akses

Sistem rujukan

PROFESI

Kualitas layanan

KETAHANAN DAN KEMANDIRIAN KESEHATAN

Kebijakan
7

Pengetahuan pasien
4

ILMIAH

Kesadaran
masyarakat

Pembiayaan

Kepercayaan masyarakat

Evidence based approach

Perubahan perilaku

Big Data
5

ILMIAH
Penelitian

Gambar: Skema pencapaian ketahanan dan keamndirian kesehatan(Wiweko, 2018)

INAJOG

PDSP
PDSM
PDPP

Mengapa
pasien
memilih
medical
tourism

PUSAT PELAYANAN TRB PERLU DIBANGUN

Tantangan
dan
peluang

Batam

1

Balikpapan

Medan

Manado

Pekanbaru



10

Pontianak
Jambi
Palembang

Jayapura

Banjarmasin
Makasar

Kebijakan
dan peran
IDI

Take home
messages

 3 4
5
11

2

8

9



6 
7

Mengapa
pasien
memilih
medical
tourism

Tantangan
dan
peluang

Kebijakan
dan peran
IDI

Take home
messages

CLINICIAN AND EMBRYOLOGIST TRAINING
1. Curriculum / syllabus of training
a. Level of competencies
b. Duration of training
c. Unit cost of training
2. Training center
a. National
b. Regional

CERTIFICATION OF IVF COMPETENCIES
Mengapa
pasien
memilih
medical
tourism

Tantangan
dan
peluang

Kebijakan
dan peran
IDI

Take home
messages

Mengapa
pasien
memilih
medical
tourism

Tantangan
dan
peluang

Kebijakan
dan peran
IDI

Take home
messages

Mengapa
pasien
memilih
medical
tourism

Tantangan
dan
peluang

Kebijakan
dan peran
IDI

Take home
messages

1. Fokus utama medical tourism di Indonesia adalah untuk
mempertahankan kemandirian bangsa dalam bidang kesehatan.
2. Konsep medical tourism bertujuan untuk meningkatkan akses
dan kualitas pelayanan bagi seluruh rakyat Indonesia.
3. IDI berkewajiban untuk menjaga dan meningkatkan kompetensi
seluruh anggotanya dalam mengembangkan pelayanan
kesehatan.
4. Standarisasi, bench marking dan afiliasi dalam proses
pendidikan, pelayanan dan penelitian merupakan 3 komponen
penting untuk mendukung mutual recognition agreement bidang
kesehatan.

ACADEMIC HEALTH SYSTEM – UNIVERSITAS INDONESIA

INDONESIAN MEDICAL EDUCATION AND RESEARCH INSTITUTE

Indonesia innovation
for health
INNOVATE

“ Membangun Ketahanan dan Kemandirian Kesehatan Indonesia “
INDONESIAN HEALTH INDUSTRY

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

OPTIMASI FORMULASI dan UJI EFEKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN KRIM EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L) dalam BASIS VANISHING CREAM (Emulgator Asam Stearat, TEA, Tween 80, dan Span 20)

97 464 23

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Diskriminasi Perempuan Muslim dalam Implementasi Civil Right Act 1964 di Amerika Serikat

3 55 15

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Kekerasan rumah tangga terhadap anak dalam prespektif islam

7 74 74

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147