FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR DALAM MEMBERIKAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2013-2015)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR DALAM
MEMBERIKAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
(Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2013-2015)
Uun Kumalasari, Arief Rahman, Tri Lestari
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Bhayangkara Surabaya
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi opini audit going concern. Faktor-faktor yang diuji adalah reputasi auditor, ukuran perusahaan, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2013-2015. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan pendekatan
purposive sampling , sehingga diperoleh 24 perusahaan dengan total sampel 72
perusahaan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logistik pada tingkat signifikansi 5%. Hasil analisis disimpulkan bahwa rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas berpengaruh bagi auditor dalam memberikan opini audit going concern, sedangkan reputasi auditor dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh bagi auditor dalam memberikan opini audit going concern.
Kata kunci : opini audit going concern, reputasi auditor, ukuran perusahaan, rasio
profitabilitas, rasio solvabilitas.
ABSTRACT
This study aims to examine the factors that influence going concern auditopinion. The factors tested were auditor reputation, firm size, profitability ratio,
solvency ratio. Population in this study is a publicly listed manufacturing company
listed on the Indonesian Stock Exchange during the period 2013-2015. Sample obtained
by purposive sampling, so that obtained by 24 companies with a total sample 72
companies. Hypotesis testing on this study was conducted by using logistic regression
analysis at a significance level of 5%. Based on the results of the analysis concluded
that the ratio of profitability and solvency ratio affects the auditor in giving a going
concern audit opinion, while the auditor’s reputation, and firm size have no affect for
the auditor in giving a going concern audit opinion.Keywords : going cocern audit opinion, audi tor’s reputation, firm size, profitability ratio, solvency ratio
PENDAHULUAN
Laporan keuangan merupakan salah satu media utama yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan informasi keuangannya kepada pihak luar seperti investor. Laporan keuangan berisi informasi penting yang sangat diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Oleh karena itu dibutuhkan pihak independen yakni auditor. Auditor mempunyai peranan penting dalam menjembatani antara kepentingan investor sebagai pengguna laporan keuangan dan kepentingan perusahaan sebagai penyedia laporan keuangan. Data perusahaan akan mudah dipercaya oleh investor dan pemakai laporan keuangan lainnya apabila laporan keuangan tersebut mencerminkan kinerja dan kondisi perusahaan serta telah mendapatkan pernyataan wajar dari auditor. Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP, 2011:508:2) laporan auditor independen memuat suatu pernyataan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan suatu entitas, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
Agoes (2014:52), Terjadinya kasus manipulasi data keuangan yang dilakukan oleh beberapa perusahaan besar di Amerika yang banyak melibatkan beberapa pihak dan mempunyai dampak yang cukup luas seperti Worldcom, Enron, Xerox, dan Lehman
Brothers dan lain-lain yang pada akhirnya mengalami kebangkrutan, menyebabkan
ditutupnya KAP Athur Anderson kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan publik menurun drastis. Auditor dianggap memiliki peran penting dalam memberikan informasi yang salah, sehingga banyak pihak yang merasa dirugikan.
Purba (2016:47), Asumsi going concern diartikan sebagai asumsi yang mengharuskan perusahaan yang menyajikan laporan keuangan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi skala material skala usahanya. Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP, 2011) opini audit going concern merupakan opini audit modifikasi yang diberikan auditor apabila terdapat keraguan atas kemampuan going concern perusahaan atau terdapat ketidakpastian atas kelangsungan hidup perusahaan dalam menjalankan operasinya dalam kurun waktu yang pantas, tidak lebih dari satu tahun.
Masalah going concern suatu perusahaan merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui dan diungkapkan agar perusahaan mampu mengambil tindakan selanjutnya, serta mengambil keputusan yang tepat untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Dalam mengeluarkan opini audit, auditor juga harus memperhatikan reputasi auditor, ukuran perusahaan, rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas.
Rumusan Masalah 1.
Apakah reputasi auditor berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern ? 2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pemberian opini audit going
concern ? 3.
Apakah rasio profitabilitas berpengaruh terhadap pemberian opini audit going
concern ? 4.
Apakah rasio solvabilitas berpengaruh terhadap pemberian opini audit going
concern ? Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : Untuk menguji dan menganalisa pengaruh reputasi audit, ukuran perusahaan, rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas. terhadap pemberian opini audit going concern. Manfaat penelitian yang diharapkan : Bagi auditor Memberikan tambahan informasi tentang penilaian keputusan opini audit yang mengacu pada kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang. Bagi perusahaan Dapat memberi konstribusi tentang kinerja perusahaan saat ini, serta perbaikan dan penyempurnaan terhadap kekurangan perusahaan.
KAJIAN TEORI Agensi
Jensen dan Meckling (1976) Dalam Noverio (2011), teori tersebut menggambarkan Adanya hubungan kontrak antara manajemen (agent) dengan pemilik
(principal). Agen diberi wewenang oleh pemilik untuk melakukan operasional
perusahaan, sehingga agen lebih banyak mempunyai informasi dibandingkan dengan pemilik. Sobri (2016), Masalah keagenan akan muncul ketika terjad konflik kepentingan antara prinsipal dengan agen. Masing-masing pihak berusaha memaksimalkan kepentingan pribadi. Prinsipal menginginkan hasil akhir keputusan yang menghasilkan laba sebesar-besarnya atau peningkatan nilai investasi dalam perusahaan. agen pun pasti memiliki kepentingan pribadi yang ingin dicapai yaitu penerimaan kompensasi yang memadai atas kinerja yang dilakukan.
Auditing
Auditing merupakan salah satu bentuk atestasi. Atestasi adalah suatu komunikasi dari seorang expert mengenai kesimpulan tentang realibilitas dari pernyataan seseorang. Menurut Agoes (2014:4) auditing adalah: “Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan k euanagn tersebut”.
Opini Audit
Standar Profesional Akuntan Publik per 31 Maret 2011 (PSA 29 SA Seksi 508), terdapat lima jenis pendapat yang dapat diberikan auditor yaitu:
1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified opinion) 2.
Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelasan yang Ditambahkan dalam Laporan Audit Bentuk Baku (Unqualified opinion with explanatory
language) 3.
Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified opinion) 4. Pendapat Tidak Wajar (Adverse opinion) 5. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer opinion)
Going Concern
Opini audit mengenai going concern suatu perusahaan sangat penting dan dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan ketika kondisi keuangan berada pada situasi yang tidak pasti. Para pemakai laporan keuangan juga mengharapkan auditor dapat memberikan peringatan awal bagi pemakai laporan keuangan akan kegagalan keuangan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya yang dapat berdampak pada kecenderungan kebangkrutan apabila menemukan beberapa hal yang tidak wajar melalui opininya atas laporan keuangan.
Asumsi going concern berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
paragraf 23 mengatur sebagai berikut : “Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen membuat penilaian tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Entitas menyusun laporan keuangan berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, kecuali manajemen bertujuan untuk melikuidasi entitas atau menghentikan perdagangan, atau tidak mempunyai alternatif lain yang realistis selain melakukan nya’’.
Opini Audit Going Concern
Standar Profesional Akuntan Publik SA Seksi 341 paragraf 3 (SPAP, 2011), bahwa auditor bertanggungjawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan entitas dalm mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu yang pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit. SA Seksi 341 paragraf 06 (SPAP, 2011), menyatakan bahwa auditor dapat mengidentifikasi informasi mengenai kondisi atau peristiwa tertentu yang menunjukkan adanya kesangsian besar tentang kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka.
Kerangka Konseptual Reputasi Auditor (X1) Ukuran Perusahaan (X
2 ) Opini Audit Going
Concern (Y) Rasio Profitabilitas (X 3 ) Rasio Solvabilitas (X4)
Sumber : Peneliti (2017)
Gambar 1 Kerangka Konseptual
HIPOTESIS 1. Reputasi Auditor dan Opini Audit Going Concern
Auditor dengan reputasi yang baik cenderung akan menerbitkan opini audit
going concern jika klien terdapat masalah berkaitan dengan going concern perusahaan.
KAP dengan reputasi yang tinggi akan cenderung memberikan opini audit going
concern jika parusahaan memiliki masalah yang berkaitan dengan kelangsungan
usahanya. KAP non big four memiliki reputasi yang lebih rendah daripada KAP big
four sehingga kualitas audit yang diberikan akan lebih rendah. Reputasi auditor dapat
diproksikan dengan Big Four dan Non Big Four.penelitian yang dilakukan oleh Sari (2013) dan Wulandari (2014), membuktikan bahwa reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap pemberian opini audit going
concern . Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis penelitian yang pertama yang
diajukan sebagai berikut :
H1 : Reputasi Auditor berpengaruh terhadap pemberian opini audit going
concern.2. Ukuran Perusahaan dan Opini Audit Going Concern
Sobri (2016), mengungkapkan bahwa auditor lebih sering mengeluarkan opini audit going concern pada perusahaan kecil karena auditor mempercayai bahwa perusahaan besar dapat menyelesaikan kesulitan-kesulitan keuangan yang dihadapinya daripada perusahaan kecil. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini dilihat berdasarkan total aset yang dimiliki perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2013), Wulandari (2014), Zulfikar (2013), dan Sobri (2016), mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis penelitian yang kedua yang diajukan sebagai berikut :
H2 : Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap pemberian opini audit going
concern.3. Rasio Profitabilitas dan Opini Audit Going Concern
Menurut Hery, (2015:226), Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas normal bisnisnya. Rasio profitabilitas diproksikan dengan return on assets. Setiawan (2016), mengungkapkan bahwa semakin tinggi nilai return on assets (ROA) menunjukkan semakin efektif pula penggelolaan asetnya, dan diharapkan dapat memperoleh laba yang tinggi sehingga kemungkinan kecil bagi perusahaan untuk memperoleh opini audit
going concern .
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sari (2013), dan Setiwan (2016), menemukan bukti bahwa rasio profitabilitas memiliki pengaruh terhadap pemberian opini audit going concern. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Noverio (2011), Sari (2013), Wulandari (2014), memberikan bukti bahwa rasio profitabilitas tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis penelitian yang ketiga yang diajukan sebagai berikut :
H3 : Rasio Profitabilitas berpengaruh terhadap pemberian opini audit going
concern.4. Rasio Solvabilitas dan Opini Audit Going Concern
Menurut Hery (2015:190-191), Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai dengan utang. Rasio solvabilitas diproksikan dengan debt to total assets Semakin tinggi rasio solvabilitas, semakin menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang buruk dan dapat menimbulkan ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini menyebabkan peluang bagi auditor memberikan opini audit going concern terhadap perusahaan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sari (2013), dan Setiawan (2016), menemukan bukti bahwa rasio solvabilitas mempunyai pengaruh terhadap pemberian opini audit going concern. Sedangkan Noverio (2011), Wulandari (2014), Setiawan (2016) mengungkapkan bahwa rasio solvabilitas tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis penelitian yang keempat yang diajukan sebagai berikut :
H1 : Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap pemberian opini audit going
concern.METODELOGI PENELITIAN Definisi Operasional dan Variabel Penelitian
Variabel Terikat Opini Audit Going Concern diukur dengan menggunakan variabel dummy yaitu perusahaan yang menerima opini audit going concern diberi kode 1 dan untuk perusahaan yang tidak menerima opini audit going concern diberi kode 0. Variabel Bebas 1.
Reputasi Auditor Reputasi auditor dapat diproksikan dengan Big Four dan Non Big Four. Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy 1 untuk perusahaan yang diaudit oleh kelompok Kantor Akuntan Publik Big Four dan variabel dummy 0 untuk perusahaan yang diaudit oleh kelompok Kantor Akuntan Publik Non Big Four.
2. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan diproksikan dengan Log Total Aktiva dengan menggunakan rumus berikut:
SIZE 3.
Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas diproksikan sebagai return on asset (ROA) sehingga dapat dirumuskan :
Return On Assets (ROA) 4.
Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas diproksikan dengan menggunakan debt to total assets sehingga dapat dirumuskan :
Debt To Total Assets Populasi dan Sampel
Populasi Menurut Sugiyono (2015:80), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian dapat ditarik kesimpulan. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015. Teknik pengambilan sampel dipilih dengan menggunakan pendekatan purposive sampling. Dengan metode ini sampel yang digunakan adalah yang memenuhi kriteria-kriteria tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sehingga dapat mewakili populasi dengan benar.
Tabel 1
Pemilihan Sampel
No. Kriteria Jumlah
1. Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek 143 Indonesia periode 2013-2015
Populasi yang tidak sesuai kriteria:
2. Perusahaan terdaftar setelah 1 Januari 2013 (5)
3. Akses data tidak tersedia (13)
4. Menggunakan mata uang selain rupiah sebagai mata uang (28) pelaporan
5. Perusahaan yang tidak mengalami laba bersih setelah pajak yang (73) negatif sekurangnya dua periode laporan keuangan Total Sampel
24 Jumlah periode penelitian
3 Total Sampel
72 Sumber : Peneliti (2017)
Metode Pengumpulan Data
Dokumentasi Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencatat data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang sesuai dengan objek penelitian. Metode dokumentasi yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat dan mengkaji data sekunder yang berupa laporan keuangan auditan perusahaan manufaktur yang dipublikasikan oleh (BEI).
Metode Analisis Data
Statistik Deskriptif Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif dimana analisis data dilakukan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data menggunakan statistik. Ukuran pemusatan data yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah nilai minimum (minimum), nilai (maximum), nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi (deviation standard). Analisis Regresi Logistik
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi logistik karena variabel bebasnya (dependent) merupakan kombinasi antara metric dan
non metric (nominal). Reputasi auditor termasuk dalam variabel non metrik sedangkan
ukuran perusahaan, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas merupakan variabel metrik.Sari (2013), Teknik analisis regresi logistik tidak memerlukan uji normalitas dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya. Regresi logistik juga menggabaikan
heteroscedacity , artinya variabel dependen tidak memerlukan homoscedacity untuk
masing-masig variabel independennya.= α+ B1X1 + B2X2 + B3X3 + B4X4 + e
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan dua cara yaitu membandingkan antara nilai propabilitas ( sig) dengan tingkat signifikan (α). Dengan menggunakan α = 5% maka kriteria keputusan opini audit sebagai berikut :
1. Jika nilai probabilitas (signifikansi) dari variabel bebas (reputasi auditor, ukuran perusahaan, rasio profitabilitas, dan rasio solvabilitas) ≥ 0,05, maka variabel tersebut tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat.
2. Jika nilai probabilitas (signifikansi) dari variabel bebas (reputasi auditor, ukuran perusahaan, rasio profitabilitas, dan rasio solvabilitas) ≤ 0.05, maka variabel tersebut mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat.
HASIL ANALISIS DESKRIPTIF Tabel 2
Data Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Reputasi Auditor
72 1 .21 .409 Log total aktiva
72
6.29 13.40 10.9457 1.71822
Return On Assets
72 -28.00 19.00 -2.5694 7.02476
72 4.00 303.00 83.8750 62.58086
Debt to Total Assets
Valid N (listwise)
72 Sumber : Peneliti (2017) Nilai minimum variabel reputasi auditor adalah 0 dan nilai maksimum adalah 1.
Rata-rata dari variabel reputasi auditor adalah 0.21 dengan standart deviasi 0.409. Hal ini menunjukkan bahwa peluang bagi perusahaan yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Big Four adalah sebesar 21%. Nilai minimum Log total aktiva adalah
6.29 dan
nilai maksimum adalah
13.40 . Rata-rata dari log total aktiva adalah 10.9457 dengan
standart deviasi 1.71822 . Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan aktiva yang diikuti 10.9457. dengan penigkatan hasil operasi akan semakin bertambah
Nilai minimum return on assets adalah -28.00 dan nilai maksimum adalah 19.00 . Rata-rata dari return on assets adalah -2.5694 dengan standart deviasi 7.02476 . Hal ini menunjukkan bahwa kinerja menejemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang -2.5694. ditujukan oleh laba yang dihasilkan sebesar Nilai minimum debt to total assets adalah
4.00 dan nilai maksimum adalah 303.00 . Rata-rata dari debt to total assets adalah
83.8750 dengan standart deviasi 62.58086 . Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
83.8750.perusahaan membayar utangnya adalah sebesar Berdasarkan distribusi observasi opini audit pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2013-2015. Perusahaan yang menerima opini audit going concern yaitu sebanyak 33 atau (45.8), sedangkan perusahaan yang menerima opini audit non going concern yaitu sebanyak 39 atau (54.2), jumlah perusahaan yang menerima opini audit going concern terkecil terjadi pada tahun 2013 yaitu sebanyak 8 perusahaan (33.3) dan terbesar terjadi pada tahun 2015 yaitu sebanyak 13 perusahaan (54.2).
Tabel 3
Distribusi Observasi Berdasarkan Opini Audit
2013 2014 2015 Total Opini Audit Fr % Fr % Fr % Fr %GCAO (dummy 1)
8
33.3
12
50.0
13
54.2
33
45.8 NGCAO (dummy 0)
16
66.7
12
50.0
11
45.8
39
54.2 Total 24 100.0 24 100.0 24 100.0 72 100.0
Sumber: Peneliti (2017) Hasil Analisis Regresi Logistik a. Menilai Kelayakan Model Regresi
Model regresi logistik dikatakan layak jika
Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test menghasilkan nilai signifikansi Chi-Square
> 0.05 (α=5%). Berikut adalah hasil
Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test:
Tabel 4
PengujianHosmer And Lemeshow’s Goodness Of Fit Test Model Fit Chi-square Df Sig.
8.574 8 0.379
Sumber : Peneliti (2017)
Berdasarkan Tabel 4 Hasil dari Hosmer an
d Lemeshow’s Goodness of Fit
menunjukkan bahwa nilai Chi-Square adalah sebesar 8.574 dengan nilai signifikansi sebesar 0.379 > 0.05, Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari (0.05) α=5% yang artinya tidak ada perbedaan antar prediksi dari model regresi logistik dengan hasil pengamatan.
b. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Model regresi logistik dikatakan fit (sesuai) dengan data jika terdapat pengurangan nilai dari -2 Log Likelihood awal (Block number = 0) menjadi nilai -2 Log
Likelihood akhir (Block number = 1) sehingga penurunan Log Likelihood
mengindikasikan model regresi semakin baik.
Tabel 5
Nilai -2 Log Likelihood
-2 Log Likelihood Nilai Hasil Kesimpulan
- 2 Log Likelihood awal
99.313 Terjadi penurunan -2 Secara
(Block number = 0)
Log Likelihood awal ke Keseluruhan
- 2 Log Likelihood -2 Log Likelihood akhir Model layak untuk
akhir (Block number = 70.916 sebesar 28.397. digunakan.
1)
Sumber : Peneliti (2017)
Hal ini menunjukkan bahwa -2 Log Likelihood mengalami penurunan sebesar 28.397 dari model awal 99.313 menjadi model akhir 70.916, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi logistik pada penelitian ini telah fit (sesuai) dengan data.
c. Koefisien Determinasi (Cox and Snell R Square and Nagelkerke R Square)
Uji penilaian model menggunakan nilai Nagelkerke R Square dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel-variabel bebas mampu memperjelas variabel terikat.
Tabel 6
Uji Koefisien Determinasi
Cox & Snell R Negelkerke R Step -2 Log Likelihoood Square Square1 70.916 0.326 0.436
Sumber : Peneliti (2017)
Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 43.6 % variabel bebas reputasi auditor, ukuran perusahaan, rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas berpengaruh pada opini audit going concern yang dilakukan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2013-2015. Sementara sisanya 56.4 % dipengaruhi oleh variabel lain selain variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
d. Matrik Klasifikasi
Matrik klasifikasi akan menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan penerimaan opini audit going concern oleh auditor.
Tabel 7
Matrik Klasifikasi
Prediksi Persentase Observasi(%) Non Going Concern Going Concern
Non Going Concern
34
5
87.2 Going Concern
12
21
63.6 Persentase Keseluruhan
76.4 Sumber: Peneliti (2017) Secara keseluruhan matrik klasifikasi diketahui ketepatan klasifikasi dari model regresi logistik adalah sebesar 76.4 bisa dikatakan model regresi logistik pada penelitian ini mempunyai ketepatan yang tinggi dalam memprediksi opini audit going concern.
e.
Estimasi Hasil Regresi
Tabel 8
Estimasi Koefisien Regresi Logistik Dan Uji Wald Test
Variabel Koefisien Wald Sig. Exp (B)Konstanta -3.756 2.091 0.148 0.023 Reputasi Auditor (X
1 ) -0.939 1.551 0.213 0.391
Ukuran Perusahaan (X
2 ) 0.093 0.240 0.624 1.097
Profitabilitas (X
3 ) -0.157 6.479 0.011 0.855
Solvabilitas (X
4 ) 0.032 4.897 0.027 1.033 Sumber : Peneliti (2017)
Berdasarkan hasil estimasi koefisien regresi logistik pada tabel 8 diperoleh model regresi logistik sebagai berikut: = -3.756 - 0.939 Reputasi Auditor + 0.093 Ukuran Perusahaan -
0.157 Rasio Profitabilitas + 0.032 Rasio Solvabilitas
PEMBAHASAN
Pengaruh reputasi auditor terhadap pemberian opini audit going concern adalah tidak signifikan karena nilai signifikansi yang dihasilkan wald test sebesar 0.213 > 0.05, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis pertama (H1) yang menduga bahwa reputasi auditor berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern ditolak.
Pengaruh ukuran perusahaan terhadap pemberian opini audit going concern adalah tidak signifikan karena nilai signifikansi yang dihasilkan wald test sebesar 0.624 > 0.05, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis kedua (H2) yang menduga bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern ditolak.
Pengaruh rasio profitabilitas terhadap pemberian opini audit going concern adalah signifikan karena nilai signifikansi yang dihasilkan wald test sebesar 0.011 < 0.05, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis ketiga (H3) yang menduga bahwa rasio profitabilitas berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern dapat diterima.
Pengaruh rasio solvabilitas terhadap pemberian opini audit going concern adalah signifikan karena nilai signifikansi yang dihasilkan wald test sebesar 0.027 < 0.05, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis keempat (H4) yang menduga bahwa rasio solvabilitas berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern dapat diterima.
SIMPULAN
Pengaruh reputasi auditor dan ukuran perusahaan terhadap pemberian opini audit going concern adalah tidak signifikan karena nilai signifikansi yang dihasilkan
wald test > 0.05, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis pertama dan kedua
(H1) dan (H2) berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern ditolak.Pengaruh rasio profitabilitasdan rasio solvabilitas terhadap pemberian opini audit adalah signifikan karena nilai signifikansi yang dihasilkan wald test
going concern
sebesar < 0.05, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis ketiga dan keempat (H3) dan (H4) berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern dapat diterima.
SARAN 1.
Bagi investor dan calon investor dalam melakukan investasi sebaiknya memperhatikan profitabilitas dan solvabilitas, dan opini yang diberikan auditor terkait kelangsungan usaha going concern agar dapat membuat keputusan berinvestasi pada perusahaan yang tepat
2. Bagi peneliti selanjutnya agar menambahkan variabel bebas yang lainnya seperti komite audit, pertumbuhan perusahaan, likuiditas, manajemen laba dan opini audit tahun sebelumnya, agar hasil penelitian selanjutnya bisa memprediksi penerimaan opini audit going concern dengan lebih tepat. Karena pada penelitian ini koefisien determinasi (Nagelkerke R Square) sebesar 0.436, hal ini menunjukkan bahwa sebesar 43.6 % variabel bebas reputasi auditor, ukuran perusahaan, rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas berpengaruh pada opini audit going concern, sedangkan sisanya 56.3% dijelaskan oleh variabel lain.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno 2014, Auditing, Buku Satu, Edisi keempat, Salemba Empat, Jakarta.Hery 2015, Analisis Laporan Keuangan : Pendekatan Rasio Keuangan, CAPS, Yogyakarta. Institut Akuntan Publik Indonesia 2011, Standar Profesional Akuntan Publik, Salemba Empat, Jakarta. Purba, Marisi P 2016, Asumsi Going Concern : Suatu Tinjauan Terhadap Dampak
Krisis Keuangan atas Opini Audit dan Laporan Keuangan , Edisi kedua, Ekuilibria, Yogyakarta.
Sugiyono 2015, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung. Setiawan, Feri 2016, Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas, dan
Leverage Terhadap Opini Audit Going Concern, Jurnal Ilmu dan Riset
Akuntansi , 4(3). Diakses pada 19 November 2016.
Sari, Zarra Ferlinta 2013, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Auditor Dalam Memberikan Opini Audit Going Concern, Skripsi, Universitas Airlangga, Surabaya.
Sobri, Muhamad Aulia 2016, Pengaruh Kualitas audit Kondisi Keuangan Perusahaan Audit Tenure Ukuran Perusahaan dan Manajemen Laba Terhadap Opini Audit Going Concern, Skripsi, Universitas Airlangga, Surabaya.