Pembangunan ekonomi yang berdasarkan demokrasi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kondisi perekonomian Provinsi Riau dan kecendrungan perkembangannya
pada dasarnya didukung oleh sumber daya alam (Resource Base Economy) yang
dimiliki seperti perkebunan, kehutanan dan perikanan serta pertambangan dan
energi. Berdasarkan potensi sumber daya alam tersebut, maka pengelolaan yang
efektif dan efisien akan memperkokoh struktur perekonomian Provinsi Riau.
Disamping hal tersebut kekayaan sumber daya pesisir dan kelautan juga menjadi
penting bagi perkembangan perekonomian pada masa mendatang melalui kegiatan
perikanan, wisata bahari, pertambangan dan jasa kelautan seperti kepelabuhan dan
lainnya.
Pengembangan dan pembangunan ekonomi Provinsi Riau tersebut tidak
hanya didukung oleh potensi sumber daya alam yang dimiliki Provinsi Riau,
tetapi pengembangan dan pembangunan perekonomian Provinsi Riau ini harus
didukung oleh sumber daya manusianya agar pengelolaannya bisa seefektif dan
seefesien mungkin. Untuk menigkat sumber daya manusia yang bisa mengelola
pertumbuhan ekonomi Riau maka sumber daya manusia tersebut harus dibekali
dengan pendidikan dan keahlian yang berbasis Syariah. Dengan demikian,
pengelolaan sektor ekonomi bisa berkembangan dengan baik berlandaskan
syariah.

Pengembangan dan pembangunan ekonomi Riau berdasarkan ekonomi
Islam sudah terlihat jelas yaitu dari sektor perbankan, pendidikan Islam yang
mencetak potensi sumber daya manusia dalam pengelolaan pertumbuhan dan
pembangunan perekonomian Riau.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perencanaan Pembangunan
Perencanaan

pembangunan

ekonomi

adalah

Suatu

proses


yang

bersinambung dan mencakup keputusan atau pilihan berbagai alternatif
penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu pada masa yang akan
datang (Conyers & hills:1994).
Berdasarkan definisi diatas terdapat 4 elemen perencanaan.
1.

Merencanakan berarti memilih

2.

Perencanaan merupakan alat pengalokasian sumber daya

3.

Perencanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan

4.


Perencanaan untuk masa depan
ARTHUR LEWIS (1966) dalam buku “DEVELOPMENT PLANNING”,

membagi perencanaan kedalam 6 pengertian :
1.

Berarti faktor letak geografis, bangunan, tempat tinggal, bioskop, dll.
DI NYSB Perencanaan kota & negara (Town & Country Planning)
Perencanaan tata guna tanah (Land-use Planning)
Perencanaan fisik (Physical Planning)
Perencanaan kota & daerah (Urban & Regional Planning)

2.

Berarti keputusan penggunaan dana pemerintah di masa datang

3.

Berarti ekonomi berencana


4.

Perencanaan kadangkala setiap penentuan sasaran produksi pemerintah

5.

Penetapan sasaran perekonomian secara keseluruhan

6.

Perencanaan kadangkala untuk menggambarkan sarana pemerintah
Perencanaan ada sebagai upaya untuk mengantisipasi ketidakseimbangan

yang terjadi yang bersifat akumulatif. Artinya perubahan pada suatu
keseimbangan awal dapat mengakibatkan perubahan pada sistem sosial yang

akhirnya membawa sistem yang ada menjauhi keseimbangan awal. Perencanaan
sebagai bagian daripada fungsi manajemen yang bila ditempatkan pada
pembangunan daerah akan berperan sebagai arahan bagi proses pembangunan
berjalan menuju tujuan di samping itu menjadi tolok ukur keberhasilan proses

pembangunan yang dilaksanakan.
Menurut Tjokroamidjojo (1992), perencanaan dalam arti seluas-luasnya tidak lain
adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan untuk mencapai sesuatu tujuan tertentu. Perencanaan adalah suatu cara
bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya dengan sumber-sumber yang ada
supaya lebih efisien dan efektif.
Ciri-ciri perencanaan pembangunan ekonomi :
a. Usaha mencapai perkembangan sosial ekonomi mantap (Steady social
economic growth). Tercermin pada pertumbuhan ekonomi positif.
b. Usaha meningkatkan pendapatan
c. Usaha perubahan struktur ekonomi ; Usaha diversifikasi ekonomi
d. Usaha perluasan kesempatan kerja
e. Usaha pemerataan pembangunan ; DISTRIBUTIVE JUSTICE
f. Usaha pembinaan lembaga ekonomi masyarakat
g. Usaha terus menerus menjaga stabilitas ekonomi

2.2 Fungsi Perencanaan Pembangunan Ekonomi
Adapun yang menjadi fungsi dari perencanaan pembangunan ekonomi,
yaitu :
a. Terdapat pengarahan kegiatan, pedoman kegiatan kepada pencapain tujuan

pembangunan;
b. Terdapat perkiraan potensi, prospek perkembangan, hambatan & risiko masa
yang akan datang;
c. Memberi kesempatan mengadakan pilihan terbaik;
d. Dilakukan penyusunan skala priorotas dari segi pentingnya tujuan;

e. Sebagai alat mengukur / standar terhadap pengawasan evaluasi.
Dari sudut pandang ekonomi, perlunya perencanaan adalah :
1. Agar penggunaan sumber pembangunan terbatas dapat efesien dan efektif,
sehingga terhindar dari pemborosan;
2. Agar perkembangan / pertumbuhan ekonomi menjadi mantap;
3. Agar tercapai stabilitas ekonomi dalam menghadapi siklus konjungtur.
Manfaat dari Perencanaan adalah Diharapkan terdapat suatu pengarahan
kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan
kepada pencapaian tujuan pembangunan .Dapat dilakukan suatu perkiraan
terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui. Perkiraan dilakukan
mengenai potensi dan prospek pengembangan, juga mengenai hambatan dan
resioko yang mungkin dihadapi. Memberi kesempatan untuk memilih berbagai
alternatif tentang cara yang terbaik atau kesempatan untuk memilih kombinasi
cara yang baik.

Dapat dilakukan penyusunan skala prioritas, memilih urutan dari segi
pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan usahanya . Akan ada suatu alat
pengukur untuk mengadakan suatu pengawasan dan evaluasi. Perkembangan
ekonomi yang mantap atau pertumbuhan ekonomi yang terus menerus dapat
ditingkatkan. Dapat dicapai stabilitas ekonomi.
2.3. Syarat Syarat Pembangunan Ekonomi
Perencanaan dapat dilakukan dalam berbagai bidang. Namun tidak semua
rencana merupakan perencanaan pembangunan Terkait dengan kebijaksanaan
pembangunan maka pemerintah berperan sebagai pendorong pembangunan (agent
of development), ini terkait dengan definisi perencanaan yang merupakan upaya
institusi public untuk membuat arah kebijakan pembangunan yang harus
dilakukan di sebuah wilayah baik negara maupun di daerah dengan didasarkan
keunggulan dan kelemahan yang dimiliki oleh wilayah tersebut.
Adapun yang menjadi syarat dari pembangunan ekonomi, yaitu :

1. Komisi perencanaan ; terorganisir dan ahli.
2. Data statistik
3. Tujuan
4. Penetapan sasaran & prioritas (secara makro dan sektoral )
5. Mobilisasi sumber daya ( luar negeri & dalam negeri ,Saving, Laba & Pajak)

6. Kesinambungan perencanaan.
7. Sistim administrasi yang efesien ; kuat, tidak korup (Lewis)
8. Kebijaksanaan pembangunan yang tepat
9. Administrasi yg ekonomis
10. Dasar pendidikan.
11. Teori konsumsi; menurut GALBRAITH (1962)
12. Dukungan masyarakat; rencana nasional
Dalam melakukan pembangunan ekonomi, tentu saja sebuah Negara
mempunyai sasaran yang ingin di capai. Adapun yang menjadi sasaran
pembangunan ialah:
a. Meningkatkan persediaan dan memperluas pembagian secara merata bahan
pokok yang di butuhkan untuk bias hidup;
b. Mengangkat taraf hidup termasuk menambah dan mempertinggi pendapatan
serta penyediaan lapangan kerja, pendidikan yang lebih tinggi dan perhatian
lebih terhadap nilai-nilai manusiawi;
c. Memperluas jangkauan pilihan ekonomi dan social bagi semua individu dan
nasional.
Dalam mencapai sasaran tersebut tidak luput pula dari penyusunan strategistrategi pembangunan yang bagus untuk dapat menghasilkan output yang di
inginkan, strategi-strategi tersebut di antaranya:
a. Meningkatkan output nyata / produktivitas yang tinggi (terus menerus

meningkat );
b. Tingkat penggunaan tenaga kerja dalam negeri yang tinggi:
c. Pengurangan dan pemberantasan ketimpangan;
d. Perubahan sosial, sikap mental dan tingkah laku masyarakat dalam lembaga
pemerintah.

2.4 Sumber Sumber Pembiayaan Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan pedapatan
per kapita suatu masyarakat meningkat dalam jangka waktu atau periode yang
panjang.
1.Tabungan Dalam Negeri
2.Investasi dan Pertumbuhan
3.Effisiensi penggunaan modal
4.Sumber dana dari luar negeri : pemerintah / swasta
5.Bantuan luar negeri
Tipe tipe perencanaan pembangunan dan penerapan dalam berbagai
sistem ekonomi adalah:
a. Sistem ekonomi kapasitas : berdasarkan sistem ekonomi kapitalis dimana
ekonomi yang diterapkan adalah free private enterprise system merupakan
perekonomian diatur melalui ekonomi pasar dan tidak direncanakan secara

terpusat oleh pemerintah.
b. Sistem ekonomi sosial : dalam sistem ini dianut sistem planning by direction
yaitu perencanaan ekonomi diatur oleh pemerintah melalui badan
perencanaan pusat .
c. Sistem ekonomi campuran : dalam perekonomian campuran lembaga lembaga
produksi dimiliki oleh swasta dengan kontrol dan pengendalian pemerintah

2.5. Pengembangan dan Pembangunan Ekonomi Riau
Inayatullah (1976), mendefinisikan pembangunan sebagai perubahan
menuju pola-pola masyarakat yang lebih baik dengan nilai-nilai kemanusiaan
yang memungkinkan suatu masyarakat mempunyai kontrol yang lebih besar
terhadap lingkungan dan tujuan politiknya, juga memungkinkan warganya
memperoleh

kontrol

yang

lebih


terhadap

diri

mereka

sendiri

serta

pertanggungjawaban atas perbuatannya di akhirat terhadap Allah SWT.
Dalam pengembangan ekonomi di Riau dapat didasarkan pada dua potensi
yang sangat berpengaruh pada perkembangan ekonomi Riau. Adapun kedua
potensi tersebut yaitu sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada di
Riau.
2.5.1. Potensi Sumber Daya Alam
Sumber daya alam (biasa disingkat SDA) adalah segala sesuatu yang
muncul secara alami yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia
pada umumnya. Tergolong di dalamnya tidak hanya komponen biotik, seperti
hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme, tetapi juga komponen anbiotik, seperti
minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air, dan tanah.
Potensi SDA Riau sangat beragam diantaranya perkebunan, perikanan,
pertambangan serta dan energi.
1. Perkebunan
Di sektor perkebunan, Pemerintah Provinsi Riau tengah berupaya
mengembangkan industri hilir hasil produksi kelapa sawit dengan membangun
pabrik pengolahan kelapa sawit dan industri turunan CPO. Sebagai sebuah daerah
agraris, Provinsi Riau memiliki lahan perkebunan yang sangat luas.
Provinsi Riau kini mampu menjadi daerah penghasil produk perkebunan
yang bermutu tinggi. Data statistik menyatakan bahwa saat ini Provinsi Riau
memiliki 1.530. 150 hektar lahan perkebunan sawit ( terluas di Indonesia) dengan
produksi CPO sebanyak ±4,659,246 ton/ tahun (nomor dua terbesar di Indonesia).

Disamping itu, produk-produk hasil perkebunan lainnya seperti karet, kopi,
kelapa, dan sayur sayuran merupakan potensi yang memberikan kontribusi besar
bagi partumbuhan perekonomian daerah. Dalam rangka memaksimalkan
pemanfaatan terminal agribisnis di Kota Dumai, Pemerintah Provinsi Riau
membuka peluang seluas-luasnya bagi kalangan pelaku usaha dan pemilik modal
untuk menanamkan modalnya melalui pemmbangunan pabrik pengolahan kelapa
sawit dan industri turunan CPO di sebuah kawasan khusus yang diberi nama
Kawasan Industri Dumai. Peluang investasi tersebut sepenuhnya terbuka bagi
para investor dalam negeri (PMDN) maupun investor asing (PMA) dan BUMD /
BUMN.
Perkebunan inilah yang merupakan bentuk upaya pemerintah dalam
mengembangan perekonomian Provinsi Riau.
2. Perikanan
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Riau Irwan Effendi mengatakan,
potensi perikanan di Riau cukup tinggi, yakni mencapai 132.000 ton, meningkat
daripada tahun sebelumnya yang hanya 127.000 ton. Potensi tersebut dapat dilihat
dari beberapa sektor pengembangan, baik perikanan dan kelautan di Laut Cina
Selatan, Selat Malaka, perairan umum, maupun budidaya kolam, tambak, dan
keramba. "Kami melihat potensi dari sektor perikanan masih cukup besar untuk
dikembangkan," ujar Irwan, Senin (31/1/2011).
Potensi biota di Laut China Selatan mencapai 361.430 ton, sedangkan
pemanfaatannya baru 211.732 ton atau 58,8 persen. Untuk beberapa potensi,
pemanfaatannya sudah melampaui batas (overfishing), seperti di Selat Malaka dan
perairan umum. Potensi pengembangan di Selat Malaka senilai 84.928 ton.
Namun, pemanfaatannya mencapai 84.994 ton atau 100,07 persen. Begitu juga di
perairan

umum,

potensi

pengembangannya

14.232

ton.

Akan

tetapi,

pemanfaatannya melebihi potensi tersebut, yakni 14.354,9 ton atau 100,01 persen.
"Dengan kondisi ini, ikan dan biota perairan yang masih tergolong kecil dan tahap
pembesaran juga tereksploitasi nelayan. Jika berlarut-larut, ini akan berdampak

negatif berupa penurunan potensi dari sektor perikanan dan kelautan di Riau,"
katanya.
Dia juga menjelaskan, potensi sektor perikanan tidak hanya berada di
sektor kelautan, tetapi juga perikanan darat. Hal ini terlihat dari potensi budidaya
kolam yang mencapai 14.000 ton, sementara pemanfaatannya baru 2.403,58 ton
atau 17,17 persen. "Begitu juga potensi pengembangan tambak dan keramba,
pemanfaatannya masih di bawah 10 persen," ungkapnya. Beberapa potensi inilah,
menurut dia, yang dapat dikembangkan secara optimal dalam mendukung
pendapatan asli daerah untuk Pemerintah Provinsi Riau.
3. Pertambangan
Hasil pertambangan provinsi Riau adalah Minyak bumi, Gas, dan Batu
Bara. Minyak bumi merupakan pertambangan mayoritas daerah Riau, minyak
bumi terdapat di daerah Kabupaten Siak tepatnya di Minas, kabupaten Bengkalis
Tepatnya di kecamatan Mandau Duri , dan Rokan Hilir tepatnya di kecamatan
Tanah Putih di desa Sintung.
Potensi ini merupakan asset perekonomian Riau yang merupakan
pengembangan dari perekonomian Riau.
2.5.2. Potensi Sumber Daya Manusia
Pengembangan dan pembangunan ekonomi Riau sangat bergantung
kepada sumber daya manusia yang berintelektual dan memiliki agamais yang
kuat. Hal ini diperlukan karena dalam pengembangan dan pembangunan ekonomi
Riau bisa berjalan dengan baik dan tidak menyimpang dari syariat. Dengan
demikian dibutuhkan sarana dan prasarana dalam menyiapkan SDM yang
berpontensi yang sesuai syariah sehingga bisa mengembangkan dan membangun
perekonomian Riau bedasarkan Ekonomi Islam. Dalam menyiapkan SDM
berbasis syariah ini diperlukan peran serta pemerintah.
Pemerintah Provinsi Riau sudah mulai perupaya untuk mencetak SDM
yang berbasis syariah yaitu dengan cara mendirikan lembaga pendidikan Islam
seperti Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Dengan adanya

lembaga pendidikan ini maka SDM Riau akan banyak meluluskan sarjana-sarjana
Islam yang dapat mengembangkan dan membangun ekonomi berbasis Islam di
Riau.
2.6. Upaya pengembangan dan pembangunan ekonomi Riau
Upaya pengembangan dan pembangunan ekonomi riau berdasarkan
ekonomi Islam berdasarkan bebrapa sector pendukungnya akan dibahas sebagai
berikut :
1. Sektor pendidikan
Pengembangan dan pembangunan ekonomi Riau berdasarkan ekonomi
Islam sangat dibutuhkan peran serta lembaga pendidikan, terutama PTNI
(Perguruan Tinggi Ngeri Islam). Peran dari lembaga pendidikan Islam
adalah membentuk sumber daya manusia yang memiliki intelektual yang
berdasarkan syariah. Sehingga untuk membentuk sumber daya seperti itu
peran PTNI ini memberikan pendidikan Ekonomi Islam pada setiap
mahasiswa.
2. Sektor lembaga keuangan
Dalam sector keuangan Riau telah mulai mengembangkan system syariah
dengan bukti tersebarnya perbankan syariah di berbagai daerah Riau.
Seperti bagansiapiapi disana telah terdapat BSM tepatnya di ibu kota
kabupaten Rokan Hilir dan juga didaerah kecamatannya.
Lembaga keuangan syariah ini sangat membantu dalam pengembangan
ekonomi Riau yang Islami. Dengan adanya ini maka kesejahteraan
masyarakat akan mulai tercapai dan masyarakat tidak lagi bergelut dengan
riba dengan menggunakan perbankan konvensioal.
3. Sektor Lembaga pemerintahan
Lembaga pemerintahan kini telah mulai mempersipakan berbagai cara
untuk mengembangkan dan membangun ekonomi Riau berbasis ekonomi
Islam. Dengan adanya PTN Islam seperti Universitas Islam Negeri. Ini
merupakan suatu upaya pemerintah dalam mengembagnkan dan
membangun ekonomi Riau dengan system syariah. Kemudian dalam

masalah keaungan, Riau telah membuka Unit usaha syariah pada bank
Riau.

Ini

sautu

bukti

bahwa

pemerintahan

Riau

telah

mulai

mengembangkan ekonomi Riau secara Ekonomi Islam.
Kemudian dengan penyebaran-penyebaran perbankan syariah diberbagai
daerah kabupaten yang ada di Riau juga merupakan suatu upaya
pemerintah dalam mengembangkan dan membangun ekonomi syariah.
2.7. Analisis
Pengembangan dan pembangunan ekonomi Riau dalam konsep Ekonomi
Islam pemerintah dan masyarakat Riau harus berperan penting dalam upaya
pemgembangan dan pembangunan tersebut. Tanpa peran pemerintah dan
masyarakat Riau maka semua yang direncanakan tidak akan membuahkan hasil
yang baik.
Upaya pengembangan dan pembangunan ekonomi Riau ini pemerintah
telah berupaya seperti mengembangkan pendidikan yang berbasis Islam untuk
mencetak sumber daya manusia yang Islami, sektor keuangan pemerintah telah
menyebarkan perbankan syariah diseluruh daerah Provinsi Riau dan dari segi
lembaga pemerintahan, pejabat pemerintahan sudah banyak yang sarjana-sarjana
Islam.
Potensi yang telah diupayakan pemerintah untuk mengembangankan dan
membangun Ekonomi Riau dalam konsep Islam sudah berjalan walaupun belum
maksimal tetapi pemerintah sudah berupaya untuk menjadi Riau sebagai pusat
pemerintahan yang berbasis Islam.
Selain daripada itu, Masyarakat Riau juga sudah banyak mengerti tentang
Ekonomi Islam terutam kalangan muda yang mengabil jrusan Ekonomi Islam di
perguruan Tinggi Islam yang tersebar di Riau.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Didalam

melakukan

pembangunan,

setiap

Pemerintaah

Daerah

memerlukan perencanaan yang akurat serta diharapkan dapat melakukan evaluasi
terhadap pembangunan yang dilakukannya. Seiring dengan semakin pesatnya
pembangunan bidang ekonomi, maka terjadi peningkatan permintaan data dan
indikator-indikator yang menghendaki ketersediaan data sampai tingkat
Kabupaten/ Kota. Data dan indikator-indikator pembangunan yang diperlukan
adalah yang sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
Pertumbuhan ekonomi tidak akan berjalan jika tidak didukung sumber
daya manusia yang memadai. Sebaliknya, pembangunan kualitas sumber daya
manusia juga tidak akan tercapai tanpa dukungan pertumbuhan ekonomi.
Demikian pula pertumbuhan ekonomi dan pembangunan kualitas sumber daya
manusia.
Pembangunan dan pengembangan ekonomi tergantung kepada SDA dan
SDM yang didukung moralitas pelaku ekonomi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Abu Saud, Mahmud. 1996. GBEI ( Garis-Garis Besar Ekonomi Islam). Jakarta:
Gema Insani Press.
Irawan

dan

Suparmoko.2002.Ekonomika

Pembangunan.Yogyakarta:BPTE

Yogyakarta
Kompas, 2011, Perikanan Indonesia
Martono, trisno.2008.Ekonomi Pembangunan.Surakarta:UNS Press
www.google.com/peluang dan potensi investasi provinsi Riau.2010.

Dokumen yang terkait

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Pengaruh mutu mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa bidang ekonomi di SMA Negeri 14 Tangerang

15 165 84

Status sosial ekonomi orang tua dan hasil belajar matematika siswa si MI Lanatusshibyan 01 Waru Jaya Parung bogor

7 133 76

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan manajemen mutu terpadu pada Galih Bakery,Ciledug,Tangerang,Banten

6 163 90

Efek ekstrak biji jintan hitam (nigella sativa) terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diinduksi gentamisin

2 59 75

Hubungan kecerdasan emosional dengan hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA Darussalam Ciputat Tangerang Selatan

16 134 101

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Kasus pada BUSN Non Devisa Konvensional yang Terdaftar di OJK 2011-2014)

9 104 46

Prosedur Verifikasi Internal Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

2 110 1

Pengaruh Etika Profesi dan Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgment (Penelitian pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung yang Terdaftar di BPK RI)

24 152 62