FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAK (1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAK
PATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK
PERTAMBAHAN NILAI

Dr. Anik Yuesti,SE,MM

Oleh:
DESAK NYOMAN TRI WIDYANI

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2018

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAK
PATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK
PERTAMBAHAN NILAI

OLEH :
DESAK NYOMAN TRI WIDYANI

ABSTRAK

Penelitian ini

dilakukan

untuk

mengetahui

faktor-faktor

apakah yang secara signifikan mempengaruhi ketidakpatuhan Wajib
Pajak dalam membayar pajak pertambahan nilai. Jumlah responden
yang digunakan dalam penelitian ini adalah 165 pengusaha kena
pajak. Teknik analisa yang digunakan adalah analisis faktor dan
menggunakan uji validitas serta uji reliabilitas. Hasil penelitian
menunjukkan ada 5 faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan wajib
pajak dalam membayar pajak pertambahan nilai. Faktor-faktor itu
adalah faktor kepercayaan atas kepastian hukum, faktor persepsi
wajib pajak atas sanksi pajak pertambahan nilai, faktor kondisi
ekonomi perusahaan, faktor media massa dan politik, dan faktor

kesadaran pajak pertambahan nilai

Kata kunci: ketidakpatuhan wajib pajak, pajak pertambahan nilai

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kepatuhan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) pada prinsipnya adalah
tindakan WP (Wajib Pajak) dalam memenuhi kewajiban membayar PPN sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang undangan dan peraturan pelaksanaan
perpajakan yang berlaku dalam suatu negara. Predikat WP patuh dalam arti
disiplin dan taat, tidak sama dengan WP yang berpredikat pembayar PPN dalam
jumlah besar, karena tidak ada hubungan antara kepatuhan dengan jumlah
nominal PPN yang disetor yang dibayarkan pada kas negara. Dengan demikian,
pembayar PPN terbesar sekalipun belum tentu memenuhi kriteria sebagai WP
patuh, karena meskipun WP memberikan kontribusi besar pada negara jika masih
memiliki tunggakan maupun keterlambatan penyetoran PPN maka tidak dapat
diberi predikat WP patuh.


B. RUMUSAN MASALAH

1. Jelaskan Faktor yang mempengaruhi WP dalam membayar PPN!
2. Apa Pengaruh kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak
terhadap kepatuhan wajib pajak?
3. Apa pengaruh kepatuhan Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak?
4. Apa Pengaruh sikap,norma,subjektif,dan kontrol perilaku persepsian
terhadap kepatuhan WP orang pribadi dengan mematuhi pajak sebagai
variabel pemoderasi

C. TUJUAN MASALAH

1. Mengetahui faktor yang mempengaruhi WP dalam membayar PPN
2. Mengetahui pengaruh kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi
terhadap kepatuhan wajib pajak
3. Mengetahui pengaruh kepatuhan Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
4. Mengetahui


Pengaruh

sikap,norma,subjektif,dan

kontrol

perilaku

persepsian terhadap kepatuhan WP orang pribadi dengan mematuhi pajak
sebagai variabel pemoderasi

BAB II
PEMBAHASAN

A.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAJIB PAJAK
DALAM MEMBAYAR PAJAK PERTAMBAHAN NILAI


Rotasi faktor :
Rotasi faktor sangat di perlukan agar dapat menghasilkan sekor
faktor yang berbeda antara faktor satu dengan faktor lainnya. Kriteria signifikansi
merupakan faktor loading lebih besar dari 0,5 faktor yang saling membentuk dan
menyatu menjadi faktor baru.

Faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan WP dalam membayar PPN :
1. Faktor kepercayaan atas kepastian Hukum, WP yang tidak percaya dengan
kepastian hukum pemerintah akan berusaha memfaatkan celah atau
melakukan kecurangan untuk mengurangi pajak, dikarenakan WP
beranggapan pajak yang dibayar akan di korupsi sehingga membentuk niat
ketidakpatuhan.
2.

Faktor Persepsi WP terhadap sanksi PPN, sanksi yang berlaku dapat
meningkatkan ketidakpatuhan WP dikarenakan cara pandang WP terhadap
sanksi itu sendiri. Sanksi PPN yang dianggap memberatkan. Contoh WP
yang telat melapor SPT PPN masa, harus dikenakan sanksi.

3.


Faktor ekonomi perusahan juga dapat meningkatkan ketidakpatuhan WP
dalam membayar PPN dikarenakan WP memiliki batasan kestabilan
ekonomi perusahaan masing-masing. Omzet yang kecil dapat membuat
WP untuk tidak patuh dikarenakan WP dengan alasan masih memerlukan
dana perputaran untuk meningkatkan omzet kedepannya.

4. Faktor media massa dan politik, termasuk kegiatan luar WP, lingkungan
WP dan media massa. Kurang peduli masyarakat terhadap perpajakan

dapat mempengaruhi lingkungan tempat mereka dan kurangnya informasi
tentang PPN akan membuat masyarakat lebih tidak patuh dalam
membayar PPN.
5.

Faktor kesadaran PPN, kurangnya kebanggan dalam membayar PPN
dapat meningkatkan ketidakpatuhan WP dalam membayar PPN dikarena
WP yang bangga dengan membayar PPN akan lebih proaktif untuk
mencari informasi PPN sehingga meningkatkan pengetahuan tentang PPN.


B.

Pengaruh kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, dan
sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak
1. Pengaruh kesadaran WP terhadap kepatuhan WP
Kesadaran WP merupakan suatu kondisi dimana wajib pajak
mengetahui, memahami dan melaksanakan ketentuan perpajakan
dengan benar dan suka rela.
2. Pengaruh pelayanan Fiskus terhadap WP
Pelayanan

adalah

cara

melayani(membantu

mengurus

atau


menyiapkan segala kebutuhan yang diperlukan seseorang). Sementara
Fiskus merupakan petugas pajak,jadi pelayanan fiskus dapat diartikan
sebagai cara petugas ajak dalam membantu, mengurus atau
menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan seseorang.
3. Pengaruh sanksi pajak terhadap WP
Sanksi pajak bertujuan agar WP takut untuk melanggar UndangUndang. Wajib Pajak akan mematuhi pembayaran pajaknya karena
jika WP melanggar akan lebih banyak rugi.

Pengaruh

kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak

terhadap kepatuhan wajib pajak :

a. Seluruh variabel bebas berupa kesadaran Wajub Pajak, Pelyanan fiskus
dan sanksi pajak secara simultan atau bersama-sama berpengruh
signifikan Wajib Pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP.
b. Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepatuhan Wajib Pajak.

c. Pelayanan fiskus berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepatuhan Wajib Pajak
d. Sanksi pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan
Wajib Pajak

C.

PENGARUH KEPATUHAN TENTANG PAJAK DAN
PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP WAJIB PAJAK
1. Pengetahuan tentang pajak berpengaruh positif terhadap Wajib Pajak
2. Pemeriksaan pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan pajak
3. Pengetahua

tentang

pajak

dan

pemeriksaan


secara

serentak

berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak.

Tujuan Pemeriksaan Pajak
Tujuan pelaksanaan pemeriksaan pajak adalah untuk menguji kepatuhan
wajib pajak dalam upaya pemenuhan kewajiban-nya dalam membayar pajak.
Pemeriksaan pajak berguna untuk mengantisipasi setiap upaya kecurangan atau
manipulasi perpajakan yang sangat mungkin terjadi sehingga wajib pajak akan
patuh pada perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

Rekomendasi Pajak
1. Direktorat Jenderal Pajak agar dapat melakukan sosialisasi mengenai
ketentuan umum dan tata cara perpajakan dengan menggunakan metode
serta bahasa yang mudah dipahami sehingga mampu meningkatkan
pengetahuan Wajib Pajak


2. Direktorat Jenderal Pajak agar dapat menegakkan hukum perpajakan yang
berlaku sehingga mampu meningkatkan kepercayaan Wajib Pajak
terhadap penerapan hukum perpajakan serta pemberian sanksi yang tegas
terhadap pelanggar hukum perpajakan. Dengan demikian persepsi Wajib
Pajak terhadap sanksi pajak dapat meningkat.
3.

Direktorat Jenderal Pajak agar dapat melakukan pemeriksaan data
perpajakan sesuai dengan peraturan yang berlaku kepada seluruh Wajib
Pajak tanpa terkecuali guna menghindari manipulasi data perpajakan oleh
Wajib Pajak.

D.

Pengaruh

sikap,norma,subjektif,dan

kontrol

perilaku

persepsian terhadap kepatuhan WP orang pribadi dengan
mematuhi pajak sebagai variabel pemoderasi

1.

Sikap berpengaruh terhadap kepauhan WP pribadi

Sikap positif terhadap pajak akan membuat seseorang WP orang
pribad ipatuh terhadap aturan perpajakan. Semakin bertambahnya sikap positif
terhadap pajak maka akan semakin tinggi pul kepatuhannya,dikarenakan WP
memiliki pandangan positif mengenai kewajiban dalam membayar pajak shingga
lebih patuh dan tidak melakukan kecurangan atau hal lain bertentangan dengan
aturan yang berlaku. Bila seorang WP melakukan sikap negatif terhadap pajak,

mungkin saja WP melakukan kecurangan seperti melaporkan penghasilan yang
tidak sesuai dengan sebenarnya. Contoh, pegawai negeri bisa saja tidak
melaporkan penghasilan lain di luar gajinya sebagai pegawai.

2.

Norma subjektif berpengaru terhadap kepatuhan WP orang pribadi

Wajib Pajak cukup mempertimbangkan saran dan dorongan dari pihak
reperents dalam berprilaku patuh atau tidak patuh terhadap pajak

3.

Kontrol prilaku Persepsian terhadap kepatuhan WP orang pribadi

Kontrol prilaku persepsian merupakan kontrol yang dimulai seseorang
yang berasal dari pengalaman masa lalu individu mengenai sulit atau tidaknya
melakukan sebuah perilaku

4.

Niat Mematuhi Pajak Memoderasi Pengaruh Sikap terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Daerah Istimewa Yogyakarta

Ada atau tidaknya niat untuk mematuhi pajak dalam diri Wajib Pajak tidak
merubah pengaruh sikap positif Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
tersebut. Hal tersebut juga terlihat dari mayoritas Wajib Pajak yang memiliki nilai
sikap positif terhadap pajak.

5.

Niat Mematuhi Pajak Memoderasi Pengaruh Norma Subjektif

terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.

Saran ataupun dorongan dari pihak referents sangat dipertimbangkan oleh
Wajib Pajak dalam berperilaku patuh atau tidak patuh terhadap pajak. Meskipun
Wajib Pajak tersebut pada awalnya memiliki niat untuk tidak mematuhi pajak,
namun karena ada dorongan positif yang datang dari pihak referents, maka Wajib
Pajak tersebut cenderung akan tetap patuh. Hal ini wajar terjadi dalam lingkungan
kerja yang memang menuntut Wajib Pajak untuk berperilaku patuh terhadap

pajak, seperti seorang PNS. Karena ada ataupun tidak adanya niat pegawai
tersebut untuk berperilaku patuh, mereka memang akan tetap berada dalam
koridor kepatuhan, setidaknya untuk penghasilan yang diterima setiap bulan.

6.

Niat Mematuhi Pajak Memoderasi Pengaruh Kontrol Perilaku

Persepsian terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi tidak dipengaruhi oleh Kontrol
Perilaku Persepsian dan Niat Mematuhi Pajak tidak memoderasi pengaruh
tersebut. Hal tersebut berarti ada atau tidaknya niat untuk mematuhi pajak dalam
diri Wajib Pajak tidak memperkuat atau memperlemah pengaruh Kontrol Perilaku
Persepsian terhadap Kepatuhan Wajib Pajak tersebut. Pengaruh Kontrol Perilaku
Persepsian yang kecil menunjukkan bahwa meskipun Wajib Pajak memiliki
persepsi bahwa sulit untuk melakukan pelanggaran pajak karena memang kondisi
pengendalian di lapangan baik, namun bukan berarti Wajib Pajak tersebut patuh
terhadap pajak hanya karena hal itu. Niat mematuhi pajak tidak memperkuat
ataupun memperlemah pengaruh antara Kontrol Perilaku Persepsian dengan
Kepatuhan WPOP. Wajib Pajak yang berprofesi sebagai PNS yang memang pada
dasarnya akan otomatis lebih patuh pajak karena tuntutan pekerjaan dan
mendapatkan penghasilan setelah dipotong pajak. Ada atau tidaknya niat
mematuhi pajak dalam diri Wajib Pajak PNS tersebut tidak akan bisa
mempengaruhi kepatuhannya.

BAB III
PENUTUP

A.

KESIMPULAN
1. Faktor kepercayaan atas kepastian Hukum,
2. Faktor Persepsi WP terhadap sanksi PPN,
3. Faktor ekonomi perusahan juga dapat meningkatkan ketidakpatuhan
WP dalam membayar PPN dikarenakan WP memiliki batasan
kestabilan ekonomi perusahaan masing-masing
4. Faktor media massa dan politik
5. Faktor kesadaran PPN
6. Semua pengaruh kesadaran, pelayanan, sanksi, kepatuhan, dan
pemeriksaan terhadap Wajib Pajak bersifat positif dan signifikan
terhadap Wajib Pajak.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. (1997). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Budi, Triton Prawira. (2005). SPSS 13.0 Terapan: Riset Statistik
Parametrik. Yogyakarta: Andi.
Umar, Husein. (1997). Riset Akuntansi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Subiyantoro. (2006). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Wajib
Pajak Patuh Membayar Pajak Studi Kasus Pada Pedagang Pasar Pramuka Jakarta
Timur. Tesis. Universitas Indonesia www.digilib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak109313.pdf
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.
Rustiyaningsih,

Sri.

(2011).

Faktor-Faktor

Yang

Mempengaruhi

Kepatuhan Wajib Pajak. Universitas Katolik Widya Mandala Madiun.
portal.widyamandala.ac.id/jurnal/index.php/warta/article/.../73/76
Widodo, dkk. (2010). Moralitas, Budaya dan Kepatuhan Pajak. Bandung:
Alfabeta
Suryana, Anandita Budi. (2012). Mengerek Kepatuhan Wajib Pajak. Diambil dari:
http://www.pajak.go.id/content/article/mengerek-kepatuhan-wajib-pajak,
pada tanggal 25 April 2016.
Martadiputra, Bambang Avip Priatna. Populasi dan Sampel. Diambil dari:
file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR.PEND.MATEMATIKA/196412051990031-BAMBANG-AVIPPRIATNA-M/MENENTUKAN-UKURAN-SAMPEL.pdf, pada tanggal
16 Februari 2016
Saraswati, Bernadetha Dian. (2016). Laporan Pajak di DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA Belum Dipatuhi Oleh Lebih Dari Separuh Wajib Pajak di
Wilayah

Diambil

Ini.

dari:

http://www.harianjogja.com/baca/2016/03/31/laporan-pajak-separuhlebih-wajib-pajak-di-Daerah

Istimewa

706126 , pada tanggal 2 April 2016

Yogyakarta-belum-lapor-spt-

Cahyonowati, Nur. (2011). Model Moral dan Kepatuhan Perpajakan: Wajib Pajak
Orang Pribadi. JAAI, Volume 15, No.2. Semarang: Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro.
Diana, Anastasia dan Lilis Setiawati. (2010). Perpajakan Indonesia: Konsep,
Aplikasi, dan Penuntun Praktis. Edisi 3. Yogyakarta: CV Andi Offset

Hendri (2012). Perbandingan Sistem Administrasi Pemungutan Pajak
Indonesia dengan Republik Rakyat Cina. Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia.
Kementrian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak. (2013).
Undang-undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya. Diambil dari:
www.pajak.go.id/content/buku-undang-undang-kup-dan-peraturanpelaksanaanya, pada tanggal 20 Januari 2016.
Kementrian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak. (2014).
Laporan Tahunan 2014. Diambil dari: www.pajak.go.id/content/laporantahunan-Direktorat Jenderal Pajak-2014, pada tanggal 20 Januari 2016.
Modugu, Kennedy Prince, dan John Obi Anyaduba PhD. (2014). Impact of Tax
Audit on Tax Compliance in Nigeria. International Journal of Business
and Social Science. Nigeria
Palil, M.R., M.R.Md. Akir, dan Wan Fadillah. (2013). The Perception of Tax
Payers on Tax Knowledge and Tax Education with Level of Tax
Compliance: A Study the Influence of Religiousity. Asean Journal of
Economics, Management and Accounting 1.
Nota Keuangan Dan Rancangan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun
Anggaran 1995/1996. Diambil dari: www.anggaran.depkeu.go.id/content/
publikasi/ NKRAPBN1995-1996.pdf, pada tanggal 20 januari 2016.
Afid

Burhanuddin.

(2012).

“Populasi

dan

Sampel”.

Diambil

dari

http://afidburhanuddin.files.wordpress.com/2012/11/populasi-dansampel.pdf pada tanggal 1 Juni 2016.
Ahmad Farras Adibuddin. (2015). “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Tax Compliance Penyetoran SPT Masa (Survei pada Pengusaha Kena
Pajak yang Terdaftar di KPP Pratama Boyolali). Naskah Publikasi.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Chaizi Nasucha. (2004). Reformasi Administrasi Publik. Jakarta: PT. Grasindo

Diana Sari. (2013). Konsep Dasar Perpajakan. Bandung: Refika Aditama.
Elia Mustikasari. (2007). “Kajian Empiris tentang Kepatuhan Wajib Pajak Badan
di Perusahaan Industri Pengolahan di Surabaya”. SNA X.

Husein Umar. (2003). Metode Riset Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Harian Jogja. (2016). “Kepatuhan Pajak Pengusaha Masih Harus
Ditingkatkan”.

Diambil

dari

http://www.harianjogja.com/baca/2016/03/30/penerimaan-pajakkepatuhan-pajak-pengusaha-masih-harus-ditingkatkan-705500

pada

tanggal 13 April 2016
(2011). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Imam Ghozali. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
10. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.