kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi di

Nama
Nim
Kelas

: Mariyatul Kiptiyah
: 100231100086
:B
: UTS Ekonomi
Pembangunan
Kemiskinan Dan Pertumbuhan Ekonomi
Kemiskinan merupakan suatu keadaan buruk dimana masyarakat kurang mampu
dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya di sebabkan karna adanya pendapatan yang relatif
kecil sehingga kehidupan maupun kesejahteraan masyarakat sedikit terkuras, akibatnya laju
pertumbuhan ekonomipun menjadi terhambat karna hal tersebut selalu menjadi hantu dalam
dunia perekonomian. Berbagai macam isu yang telah menghambat laju pertumbuhan
ekonomi, salah satunya adalah kemiskinan yang semakin meningkat di berbagai negara
terutama yang di alami oleh negara-negara yang sedang berkembang.
Dalam usaha memberikan relevansi analisis dan operasional terhadap konsep
mengenai pengetasan kemiskinanyang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi muncul
dua pendekatan, yakni : Pendekatan yang pertama lebih memfokuskan pada keyakinan
bahwa orang-orang miskin pasti mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan ekonomi

walaupun tidak proporsional. Artinya, pertumbuhan ekonomi memihak kepada orang miskin
jika dibarengi dengan suatu pengurangan kesenjangan atau dalam perkataan lain, pangsa
pendapatan dari kelompok miskin meningkat bersamaan dengan pertumbuhan ekonomi.
Pendekatan ini disebut juga definisi relative. Walaupun secara intuisi menarik, namun
pendekatan atau definisi ini masih terbatas, terutama saat diterapkan di dalam suatu konteks
operasional. pertumbuhan juga bisa mengurangi kesenjangan. Namun, dengan memfokuskan
terlalu berat pada kesenjangan, suatu paket kebijakan bisa mengakibatkan hasil-hasil yang
suboptimal bagi se kelompok rumah tangga (RT).
Pendekatan kedua lebih memfokuskan terhadap percepatan laju pertumbuhan
pendapatan dari kelompok miskin lewat pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dan dengan
memperbesar kesempatan-kesempatan bagi orang-orang miskin untuk berpartisipasi dalam
pertumbuhan, yang hasilnya memperbesar laju penurunan kemiskinan. Bukti empiris
memberi kesan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah penggerak utama laju PPG, tetapi
perubahan-perubahan dalam kesenjangan bisa memperbesar atau mengurangi laju tersebut.
Jadi, mempercepat laju PPG mengharuskan tidak hanya pertumbuhan yang lebih pesat, tetapi
juga upaya-upaya untuk memperbesar kemampuan-kemampuan dari orang-orang miskin
untuk mendapatkan keuntungan dari kesempatan-kesempatan yang di ciptakan oleh
pertumbuhan ekonomi. Dengan penekanan pada akselerasi laju pengurangan kemiskinan,
pendekatan ini konsisten dengan komitmen masyarakat dunia terhadap tujuan pertama dari


Mellinium Development Goals (MDG), yakni pengurangan setengah dari proporsi dari
masyarakat di sunia yang hidup kurang dari 1 dilar AS per hari (disebut kemiskinan ekstrem)
antara tahun 1990 dan tahun 2015.
Hubungan antara pertumbuhan ekonomi atau peningkatan output dan kemiskinan
menghasilkan suatu dasar kerangka pemikiran, yakni efek trickle-down dari pertumbuhan
ekonomi dalam bentuk peningkatan kesempatan kerja atau pengurangan pengangguran dan
peningkatan upah/pendapatan dari kelompok miskin. Dengan asumsi bahwa ada mekanisme
yang diperlukan untuk memfasilitasi trickle-down dari keuntungan dari pertumbuhan
ekonomi kepada kelompok miskin, pertumbuhan ekonomi bisa menjadi suatu alat yang
efektif bagi pengurangan kemiskinan.
Pemerintah sendiri selalu mencanangkan upaya penanggulangan kemiskinan dari
tahun ketahun, namun jumlah penduduk miskin Indonesia tidak juga mengalami penurunan
yang signifikan, walaupun data di BPS menunjukkan kecenderungan penurunan jumlah
penduduk miskn, namun secara kualitatif belum menampakkan dampak perubahan yang
nyata malahan kondisinya semakin memprihatinkan tiap tahunnya.
Untuk mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia perlu diketahui sebenarnya faktorfaktor apa sajakah yang berhubungan atau mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat
kemiskinan (jumlah penduduk miskin) di Indonesia sehingga kedepannya dapat
diformulasikan sebuah kebijakan publik yang efektif untuk mengurangi tingkat kemiskinan di
negara ini dan tidak hanya sekedar penurunan angka-angka saja melainkan secara kualitatif
juga.

Pendekatan kedua fokus pada percepatan laju pertumbuhan pendapatan dari kelompok
miskin lewat pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dan dengan memperbesar kesempatankesempatan bagi orang-orang miskin untuk berpartisipasi dalam pertumbuhan, yang hasilnya
memperbesar laju penurunan kemiskinan. Bukti empiris memberi kesan bahwa pertumbuhan
ekonomi adalah penggerak utama laju PPG, tetapi perubahan-perubahan dalam kesenjangan
bisa memperbesar atau mengurangi laju tersebut. Jadi, mempercepat laju PPG mengharuskan
tidak hanya pertumbuhan yang lebih pesat, tetapi juga upaya-upaya untuk memperbesar
kemampuan-kemampuan dari orang-orang miskin untuk mendapatkan keuntungan dari
kesempatan-kesempatan yang di ciptakan oleh pertumbuhan ekonomi. Dengan penekanan
pada akselerasi laju pengurangan kemiskinan, pendekatan ini konsisten dengan komitmen
masyarakat dunia terhadap tujuan pertama dari Mellinium Development Goals (MDG), yakni
pengurangan setengah dari proporsi dari masyarakat di sunia yang hidup kurang dari 1 dilar
AS per hari (disebut kemiskinan ekstrem) antara tahun 1990 dan tahun 2015.

Hubungan antara pertumbuhan ekonomi atau peningkatan output dan kemiskinan
menghasilkan suatu dasar kerangka pemikiran, yakni efek trickle-down dari pertumbuhan
ekonomi dalam bentuk peningkatan kesempatan kerja atau pengurangan pengangguran dan
peningkatan upah/pendapatan dari kelompok miskin. Dengan asumsi bahwa ada mekanisme
yang diperlukan untuk memfasilitasi trickle-down dari keuntungan dari pertumbuhan
ekonomi kepada kelompok miskin, pertumbuhan ekonomi bisa menjadi suatu alat yang
efektif bagi pengurangan kemiskinan.


Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24