BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Model Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah Di SMP Mardi Rahayu Ungaran

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
PENELITIAN
Pada bab ini penulis akan menyajikan dan
membahas temuan hasil penelitian. Temuan hasil
penelitian berupa tahapan pengembangan model dan
pembuatan panduan pengelolaan pendidikan karakter
berbasis budaya sekolah di SMP Mardi Rahayu
Ungaran. Pembahasan yang dipaparkan adalah out put
penelitian berupa panduan pelaksanaan model
pendidikan karakter berbasis budaya sekolah

4.1 Profil Sekolah
Penelitian tentang model pendidikan karakter
berbasis budaya sekolah ini mengambil lokasi di SMP
Mardi Rahayu Ungaran. Alamat sekolah di Jalan
Diponegoro No.741 Ungaran, Kecamatan Ungaran
Barat Kabupaten Semarang.
SMP Mardi Rahayu Ungaran merupakan sekolah
swasta yang didirikan dan dikelola oleh suster-suster
religius yang mempersembahkan kehidupannya kepada

Tuhan melalui karya pendidikan dalam naungan
Yayasan Santa Maria Abdi Kristus yang berdiri sejak
tahun 1983. Semangat Maria Hamba Allah menjadi
budaya yang dikembangkan di sekolah ini, yaitu
semangat beriman, kasih, kesederhanaan, kerendahan
hati, kepekaan, dan etos kerja. Semangat tersebut
nampak dalam visi SMP mardi Rahayu Ungaran yaitu
“Komunitas
pendidikan
yang
beriman, cerdas,
terampil, berbudi pekerti
luhur dan berwawasan
global”. Untuk mencapai visi tersebut sekolah
merumuskan misi sekolah sebagai berikut; (1)
komunitas yang aktif membina iman agar mendalam ,
tangguh , missioner dengan berpolakan semangat
Maria
Hamba
Allah; (2)komunitas yang aktif

mengembangkan kecerdasan intelektual , emosional
dan spiritual secara utuh dan seimbang; (3)komunitas
42

yang aktif mengembangkan keunggulan komparatif dan
kompetitif serta berwawasan global; (4)komunitas yang
aktif mengembangkan ketrampilan hidup (soft skill)
sesuai dengan bakat dan minatnya sehingga potensi
dirinya berkembang secara optimal; (5) komunitas yang
aktif membina pribadi peserta didik sehingga
mempunyai sikap setia kawan atas dasar cinta
kasih;(6) komunitas yang aktif meningkatkan prestasi
kerja dan prestasi belajar dengan menyediakan sarana
dan prasarana belajar yang relevan dan up to date
menciptakan lingkungan yang kondusif , berbudaya
dan tertib.
Jumlah siswa SMP Mardi Rahayu Ungaran
Tahun Pelajaran 2014/2015 sebanyak 373 anak,
sedangkan jumlah guru 21 orang dan semua berijasah
S1. Mengenai data guru secara rinci disajikan dalam

daftar personalia guru pada tabel 2 (lampiran 2).

4.2 Tahap
Pengembangan
Model
dan
Panduan Pengelolaan Model Pendidikan
Karakter Berbasis Budaya Sekolah di
SMP Mardi Rahayu Ungaran
4.2.1 Researcch and Information Collecting
Berdasarkan data-data yang diperoleh dari
observasi, wawancara, angket, dan focus group
discussion
(FGD)
diperoleh
temuan
untuk
mengidentifikasi
faktor-faktor
yang

menimbulkan
permasalahan sehingga perlu adanya pengembangan
model baru. Identifikasi faktor permasalahan dilakukan
dengan meneliti pengelolaan pendidikan karakter yang
selama ini dilaksanakan di SMP Mardi Rahayu Ungaran
yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
1. Perencanaan Pendidikan Karakter di SMP Mardi
Rahayu Ungaran

43

Pendidikan karakter di SMP Mardi Rahayu
Ungaran merupakan bagian dari manajemen berbasis
sekolah (MBS) yang dirancang dan didokumentasikan
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Hal tersebut dinyatakan oleh kepala sekolah Dra.Suster
Maria Valentine, AK dalam wawancara pada tanggal 20
November 2014 sebagai berikut
“pada

dasarnya
pendidikan
karakter
merupakan bagian dari manajemen sekolah,
maka pendidikan karakter dirancang dan
didokumentasikan oleh tim pengembang
kurikulum dalam Kurikulum Tingkat satuan
pendidikan (KTSP). Program pendidikan
karakter dalam KTSP terintegrasi dalam
proses pembelajaran dan terdapat dalam
kegiatan pengembangan diri“
Pernyataan tersebut diperkuat oleh bidang
kurikulum Thomas Sugiyatno, S.Pd dalam wawancara
pada tanggal 20 November 2014 yang menyatakan
bahwa
“sebelum awal tahun pembelajaran dimulai
tim pengembang kurikulum menyusun
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yang didalamnya memuat rancangan
pelaksanaan pendidikan karakter. Dalam

struktur kurikulum tidak ada pendidikan
karakter secara baku namun secara implisit
dilakukan dalam proses pembelajaran yang
dirancang dalam pembuatan silabus dan
RPP. Secara khusus rancangan pendidikan
karakter diprogramkan dalam kegiatan
pengembangan diri pada”
Lebih lanjut Bidang Kesiswaan Ludwina Wiwik
Dwi Suryani, S.Pd dalam wawancara pada tanggal 21
November 2014 menyatakan bahwa “pendidikan
karakter di SMP Mardi Rahayu Ungaran diprogramkan
dalam program kesiswaan yang dijabarkan dalam
44

program bimbingan konseling dan program ekstra
kurikuler”.
Berdasarkan pernyataan di atas nampak bahwa
perencanan pendidikan karakter di SMP Mardi Rahayu
Ungaran dirancang dalam KTSP adalah terintegrasi
dalam proses pembelajaran dan melalui pengembangan

budaya dalam program pengembangan diri.
Mengenai budaya sekolah dalam pendidikan
karakter peneliti menganalisis dokumen KTSP tahun
2014 Bab III sub J tentang pendidikan karakter yang
dirancang di SMP Mardi Rahayu Ungaran sebagai
berikut
“Sekolah sebagai bagian dari lingkungan
memiliki peranan yang sangat penting. Oleh
sebab itu setiap sekolah dan seluruh
lembaga pendidikan memiliki school culture
,
dimana
setiap
sekolah
memilih
pendisiplinan dan kebiasaan mengenai
karakter yang akan dibentuk. Para pendidik
lembaga pendidikan tersebut dapat mampu
memberikan
suri

teladan
mengenai
karakter
tersebut.
Pendidikan karakter ini tidak dijadikan
kurikulum
yang
baku,
melainkan
dibiasakan melalui proses pembelajaran.
Selain itu mengenai sarana-prasarana,
pendidikan karakter ini tidak memiliki
sarana-prasarana yang istimewa, karena
yang diperlukan adalah proses penyadaran
dan pembiasaan”.
Selanjutnya pada lampiran II KTSP tahun 2014
mengenai pendidikan karakter di SMP Mardi Rahayu
Ungaran dirancang secara implisit dalam kegiatan
pengembangan diri. Pengembangan diri merupakan
kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai

bagian integral dari kurikulum sekolah. Kegiatan
pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan
pelayanan konseling berkenaan dengan masalah diri
45

pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan
pengembangan karir peserta didik, serta kegiatan
ekstra kurikuler . Rancangan pelaksanaan pendidikan
karakter melalui kegiatan pengembangan diri dapat
dilakukan sebagai berikut (KTSP tahun 2014):
1. Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan secara terusmenerus dan konsisten setiap saati seperti : upacara
bendera, pembinaan Wali Kelas, doa bersama
sebelum dan sesudah pelajaran, pemeliharaan
kebersihan dan kesehatan diri.
2. Spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam
kejadian khusus seperti: pembentukan perilaku
memberi
salam,
membuang
sampah

pada
tempatnya, antri, mengatasi silang pendapat
(pertengkaran).
3. Keteladanan, adalah kegiatan dalam bentuk
perilaku sehari-hari seperti:
berpakaian rapi,
berbahasa yang baik, rajin membaca, memuji
kebaikan dan atau keberhasilan orang lain, datang
tepat waktu.
4. Terprogram, adalah kegiatan
yang dirancang
secara khusus dalam kurun waktu tertentu untuk
memenuhi
kebutuhan
peserta
didik
secara
individual,
kelompok, dan klasikal melalui
penyelenggaraan layanan dan kegiatan pendukung

konseling, krida, karya ilmiah, latihan/lomba
keberbakatan/prestasi, seminar, dan lain-lain
5. Pengkondisian, adalah pengadaan sarana yang
mendorong terbentuknya perilaku terpuji.

Dari ke 5 (lima) kegiatan tersebut, kegiatan
terprogram yang dirancang dalam program kesiswaan
(lampiran 6), program bimbingan konseling (lampiran
7), dan program ekstra kurikuler (lampiran 8) adalah
kegiatan
ke 4 (empat) yaitu kegiatan terprogram.
Pembuatan program dikerjakan secara rinci per
kegiatan dengan skedul waktu dan penanggung jawab
pelaksana. Penanggung jawab program kesiswaan
adalah
bidang
kesiswaan,
sedangkan
program
bimbingan konseling adalah guru BK, dan program
ekstrakurikuler adalah koordinator ekstrakurikuler.
Meskipun pendidikan karakter melalui pengembangan
diri pada kegiatan terprogram sudah diprogramkan
46

namun nilai-nilai karakter yang menjadi pembudayaan
dan basis pelaksanaan pendidikan karakter belum
dijabarkan kedalam deskripsi perilaku dan bentuk
kegiatannya, serta indikator perilaku yang akan
dicapai. Program kegiatan disosialisasikan pada awal
tahun pelajaran dalam rapat kerja yang dipimpin oleh
Kepala Sekolah dan disosialisasikan oleh masingmasing bidang dan koordinator.
Rancangan pendidikan karakter melalui proses
pembelajaran terdapat pada silabus dan RPP masingmasing
mata
pelajaran.
Melalui
implementasi
kurikulum 2013 dalam RPP pendidikan karakter
dirancang secara jelas indikator bentuk kegiatan dan
evaluasinya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan tentang
konsep perencanaan pendidikan karakter di SMP Mardi
Rahayu Ungaran dirancang bukan merupakan program
khusus pendidikan karakter melainkan terintegrasi
dalam proses pembelajaran, dan kegiatan rutin
terprogram seperti program kesiswaan, program
bimbingan konseling dan program ekstrakurikuler.
Sedangkan pendidikan karakter melalui kegiatan rutin,
spontan, keteladanan, dan pengkondisian tidak
dirancang dalam sebuah program.
2. Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Mardi
Rahayu Ungaran
SMP
Mardi
Rahayu
Ungaran
sudah
melaksanakan
pendidikan
karakter.
Pendidikan
karakter dilaksanakan sesuai dengan nilai-nilai
karakter yang dirumuskan dalam visi dan misi sekolah
baik dalam proses pembelajaran, dan kegiatan
pengembangan diri.
Budaya yang ditumbuhkembangkan di sekolah
disampaikan oleh kepala sekolah Dra. Sr Maria
Valentine AK dalam wawancara pada tanggal 20
November 2014 sebagai berikut

47

“budaya yang ditumbuhkembangkan di SMP Mardi
Rahayu adalah semangat “Maria Hamba Allah”.
Semangat tersebut merupakan adopsi dari semangat
religius suster-suster abdi Kristus sebagai pendiri
dan yayasan pengampu sekolah. Semangat tersebut
mengandung nilai karakter yang berupa Nilai – nilai
luhur yang hendak dicapai sekolah yang meliputi :
(1) Iman, (2) Kasih, (3) Kerendahan hati, (4)
Kejujuran, (5) Kesederhanaan, (6) Kesetiaan, (7)
Ketulusan, (8) Solidaritas, (9) Keterbukaan, (10)
Kepekaan, dan (11) Daya juang. Nilai-nilai tersebut
merupakan pembudayaan sekolah dan menjadi
basis
dalam semua perikehidupan sekolah
termasuk pelaksanaan pendidikan karakter”
Pernyataan Kepala sekolah tersebut dikuatkan
dalam KTSP Bab II Tujuan Sekolah tentang sebelas (11)
nilai-nilai luhur sebagai nilai-nilai karakter yang
menjadi pembudayaan sekolah tersebut
belum
dideskripsikan secara operasional dalam perilaku.
Namun demikian dalam pengamatan peneliti pada
tanggal 5 Desember 2014 dan tanggal 10 Desember
2015 nilai-nilai karakter tersebut sudah nampak dalam
perilaku siswa di sekolah. Untuk lebih jelasnya,
kegiatan pendidikan karakter disajikan dalam bentuk
foto (lampiran 10)
Dari hasil diskusi pada focus discussion group
(FGD) dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah,
bidang kurikulum, bidang kesiswaan, guru BK, dan
wali kelas pada tanggal 20 Desember 2015 serta hasil
kuesioner dirumuskan bahwa prioritas nilai-nilai
karakter yang ditumbuhkembangkan dalam pendidikan
karakter di SMP Mardi Rahayu diatas dirangkum
menjadi 8 nilai karakter yang menjadi prioritas sekolah,
yaitu : (1) religius, (2) kejujuran, (3) kesederhanaan, (4)
kerendahan hati, (5) kediplinan, (6) kepedulian, (7) daya
juang, dan (8) cinta tanah air
Mengenai pelaksanaan pendidikan karaktrer
berbasis budaya sekolah di SMP Mardi Rahayu
Ungaran disampaikan oleh Wali Kelas VIII
Lucia
Haryati, S.Pd dalam wawancara pada tanggal 26
November 2014 bahwa
48

“ pendidikan karakter berbasis budaya sekolah sudah
dilaksanakan di SMP Mardi Rahayu Ungaran baik
melalui proses pembelajaran maupun pengembangan
diri. Pelaksanaan pendidikan karakter melalui
pengembangan diri yang meliputi (1) kegiatan rutin,
(2) kegiatan spontan, (3) keteladanan, (4) terprogram
dan (5) Pengkondisian. Dari ke empat kegiatan
tersebut yang paling diutamakan dalam penanaman
nilai-nilai karakter adalah keteladanan guru. Misalnya
apabila guru tertib dan disiplin datang dan masuk
kelas , maka guru akan lebih mudah dalam
membentuk karakter disiplin siswa dalam hal
ketepatan waktu masuk sekolah/kelas”
Selanjutnya guru BK Demitri Budiningrum, S.Pd
menegaskan dalam wawancara pada tanggal 26
November 2014 bahwa
“Kegiatan rutin dilaksanakan oleh peserta didik
secara terus menerus dan konsisten setiap saat.
Kegiatan terprogram dilaksanakan susuai program
kesiswaan yang dijabarkan dalam program BK, dan
program
ekstrakurikuler.
Kegiatan
spontan
dilaksanakan oleh guru atau karyawan dengan
memperingatkan dan membina secara langsung bila
ada siswa yang melanggar tata tertib,
bertindak
kurang sopan, mencontek saat ulangan, dsb. Atau
ketika ada musibah baik yang dialami keluarga warga
sekolah atau dari luar sekolah segera menggalang
dana untuk membantu dengan dikoordinir oleh wali
kelas
masing-masing.
Kegiatan
keteladanan
dilaksanakan oleh guru dan karyawan dengan
memberi contoh perilaku yang menunjukkan karakter
positif, misalnya guru masuk kelas tepat waktu, guru
berkata-kata yang sopan, guru menepati janji, dsb.
Sedangkan kegiatan pengkondisian terkait dengan
upaya sekolah untuk menciptakan kondisi yang
mendukung terlaksananya pendidikan karakter,
misalnya
kondisi
toilet
yang
selalu
bersih,
ketersediaan tempat sampah di setiap ruang,
ketersediaan alat kebersihan, dsb.”

Mengenai kegiatan pengembangan diri dalam
bentuk ekstra kurikuler ditegaskan oleh wakil kepala
49

sekolah Drs G. Wasis Waskito dalam FGD pada tanggal
20 Desember 2014 menyatakan bahwa
“Mengingat kegiatan ekstra kurikuler sangat sarat
dengan nilai-nilai membentukan karakter maka perlu
dimasukkan
dalam
rancangan/program
aksi
pendidikan
karakter
dalam
kegiatan
rutin/terprogram”

Pelaksana pendidikan karakter berbasis budaya
sekolah melibatkan semua guru, wali kelas dan
karyawan terlebih dalam kegiatan rutin spontan,
keteladanan dan pengkondisian. Sedangkan kegiatan
terprogram penanggung jawab pelaksana kegiatan
adalah Bidang kesiswaan, guru BK, dan guru ekstra
kurikuler. Selain itu agar nilai-nilai karakter yang
ditanamkan melalui pendidikan karakter dapat
dihayati, dilaksanakan dan ketahui perkembangannya
kepala sekolah Dra. Sr. Maria Valentine, AK dalam FGD
yang dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2015
menyatakan bahwa
“Agar

penanaman nilai-nilai karakter semakin
dihayati dan dilakukan siswa dalam perilaku seharihari sekolah memprogramkan wali kelas dan guru
bimbingan konseling masuk kelas satu minggu sekali.
Hal itu penting sekali agar wali kelas selaku orang tua
siswa di sekolah dapat memantau perkembangan
perilaku siswa dan memberikan pembinaan secara
rutin kepada siswa. Sedangkan guru BK bisa
memberikan layanan bimbingan dan konseling secara
klasikal”

Dari hasil angket yang diisi oleh kepala sekolah,
wakil kepala sekolah, bidang kurikulum, bidang
kesiswaan, guru bimbingan konseling dan wali kelas
teridentifikasi sebanyak 103 item kegiatan yang sudah
dilakukan
oleh
warga
sekolah
dalam
rangka
melaksanakan pendidikan berdasarkan nilai-nilai
karakter yang menjadi basis pembudayaan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa
SMP
Mardi
Rahayu
Ungaran
sudah
50

melaksanakan pendidikan karakter berbasis budaya
sekolah. Pelaksanaannya dilakukan dengan model
integratif
melalui
proses
pembelajaran
dan
pengembangan diri yang terdiri dari kegiatan
kesiswaan, bimbingan konseling, dan ekstra kurikuler.
Kegiatan tersebut dilakukan melalui kegiatan
rutin,
spontan,
keteladanan,
terprogram,
dan
pengkondisian.
3. Evaluasi Pendidikan Karakter di SMP Mardi Rahayu
Ungaran
Penilaian Pendidikan Karakter di SMP Mardi
Rahayu Ungaran sebagaimana yang disampaikan
Bidang Kurikulum Thomas Sugiyatno, S.Pd dalam
wawancara tanggal 20 November 2014 menyatakan
bahwa penilaian pendidikan karakter....
“..dilakukan melalui proses pembelajaran
dilaksanakan
berdasarkan
rancangan
penilaian dalam silabus dan RPP. Melalui
implementasi kurikulum 2013 setiap mata
pelajaran melakukan penilaian karakter
berupa sikap spiritual dan sikap sosial.
Proses
penilaian
pendidikan
karakter
dilaksanakan di kelas pada saat proses
pembelajaran secara individual.
Hasil
penilaian secara kualitatif akan dilaporkan
dalam rapor setiap semester. Pelaksana
penilaian
dilakukan
oleh
guru
mata
pelajaran”
Selanjutnya oleh Bidang Kesiswaan Ludwina
Wiwik Dwi Suryani, S.Pd dalam wawancara pada
tanggal 21 November 2014 disampaikan bahwa
“Penilaian

pendidikan
karakter
melalui
pengembangan budaya sekolah dalam kegiatan
pengembangan diri hanya dilakukan pada kegiatan
terprogram yaitu kegiatan dalam program kesiswaan,
program bimbingan konseling dan program ekstra
kurikuler, sedangkan kegiatan rutin, spontan,
keteladanan, dan pengkondisian tidak dinilai karena

51

tidak dirancang program penilaiannya. Pelaksana
penilaian dilakukan oleh bidang kesiswaan, guru BK,
dan guru ekstra kurikuler”

Lebih lanjut mengenai nilai-nilai karakter yang
menjadi basis dalam pelaksanaan pendidikan karakter
beliau menyampaikan bahwa
“nilai-nilai karakter yang menjadi basis dalam
pelaksanaan pendidikan karakter dalam program
pengembangan diri tersebut tidak bisa dinilai tingkat
keberhasilannya karena sejak awal tidak dirancang
penilaian karakter baik pada program kesiswaan,
program bimbingan konseling dan program ekstra
kurikuler“

Berdasarkan
pernyataan
di
atas
dapat
disimpulkan bahwa penilaian pendidikan karakter
dilakukan pada kegiatan pembelajaran di kelas,
kegiatan terprogram berupa kegiatan dalam program
kesiswaan, program bimbingan konseling, dan program
ekstrakurikuler. Sedangkan penilaian tiap nilai nilai
karakter yang dikembangkan dalam pendidikan
karakter tidak bisa dinilai karena tidak dirancang
penilaiannya.
Bersadarkan temuan dalam hasil penelitian di
atas, pengelolaan pendidikan karakter di SMP Mardi
Rahayu Ungaran dalam perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi di atas dapat disimpulkan bahwa SMP Mardi
Rahayu melaksanakan pendidikan karakter berbasis
sekolah dengan model: (1) terintegrasi dalam proses
pembelajaran di kelas (2) pengembangan budaya
sekolah melalui kegiatan pengembangan diri dengan
kegiatan rutin, spontan, keteladanan, terprogram, dan
pengkondisian. Kegiatan terprogram dilaksanakan
implisit dalam program kesiswaan, program BK, dan
perogram ekstra kurikuler. Penilaian pendidikan
karakter hanya dilakukan untuk model terintegrasi
dalam proses pembelajaran dan kegiatan terprogram

52

tetapi nilai pengembangan tiap nilai-nilai karakter tidak
tidak ada.
Untuk lebih jelasnya berikut disajikan gambar
model pendidikan karakter di SMP Mardi Rahayu
Ungaran berdasarkan hasil penelitian
Gambar 4.1.
Model Pendidikan Karakter
Di SMP Mardi Rahayu Ungaran

M

I.
Terintegrasi
dalam proses
pembelajaran

O
Rutin

D
E
L

II.
Pengembangan
budaya sekolah
kegiatan
pengembangan
diri
(8 nilai
karakter)

Spontan
Progra
m
BK

Keteladanan

Terprogram

Program
Kesiswaan
Program
Ekskul

Pengkondisian

Berdasarkan
model pengelolaan pendidikan
karakter di SMP Mardi Rahayu Ungaran di atas, peneliti
dapat mengidentifikasi permasalahan yang terjadi
sehingga perlu adanya pengembangan model baru
sebagai berikut
1. Perencanaan
Program pendidikan karakter yang disusun oleh
sekolah melalui pengembangan budaya sekolah dalam
kegiatan pengembangan diri belum terprogram pada
kegiatan
rutin,
spontan,
keteladanan
dan
pengkondisian. Nilai-nilai karakter dalam KTSP sudah
53

dicanangkan sebagai nilai-nilai luhur yang akan dicapai
sekolah
namun nilai –nilai
tersebut belum jelas
digunakan sebagai dasar pengelolaan pendidikan
karakter di sekolah, dan nilai-nilai karakter tersebut
belum dijabarkan kedalam deskripsi operasional.
Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan,
Kemdiknas (2009:9-10) dalam perencanan pendidikan
karakter sekolah perlu menetapkan nilai-nilai karakter
yang dijabarkan dalam deskripsi operasional.
Meskipun sekolah sudah melaksanakan kegiatan
pendidikan karakter melalui kegiatan tersebut, namun
kegiatan perlu diprogramkan agar jelas bentuk
kegiatannya, siapa yang melaksanakan, siapa yang
mengawasi dan menilai, serta bagaimana penilaian
untuk mengukur tingkat keberhasilannya sehingga
tujuan pendidikan karakter dapat tercapai. Pendidikan
karakter melalui pengembangan budaya sekolah
tersebut sangat penting seperti yang disampaikan
dalam
teori
Berkowitz
(Samawi,
2012:14)
mengemukakan “Effective character education is nota
adding a program or set of programs to a school. Rather
it is a transformation of the culture and life of the school“.
Bahwa implementasi pendidikan karakter melalui
transformasi budaya dan perikehidupan sekolah,
dirasakan lebih efektif daripada mengubah kurikulum
dengan menambahkan materi pendidikan karakter
dalam muatan kurikulum. Maka pendidikkan karakter
melalui
pengembangan
budaya
sekolah
perlu
diprogramkan agar efektif. Pelaksanaan program
pendidikan karakter akan efektif apabila hasil yang
dicapai sesuai tujuan (aqib, dkk, 2011:38)
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan pendidikan karakter di SMP Mardi
Rahayu Ungaran terprogram dalam
kegiatan
kesiswaan yang dijabarkan dalam program bimbingan
konseling dan program ekstra kurikuler. Kegiatan
kesiswaan dan ekstrakurikuler di laksanakan menurut
bentuk kegiatan, waktu pelaksanaan, dan tanggung
jawab pelaksana. Kegiatan tersebut sudah terlaksana
54

dengan baik, namun untuk memperjelas nilai-nilai
karakter yang dibangun dalam kegiatan itu perlu
dirancang
jenis
nilai
karakter
yang
akan
dikembangkan, bentuk kegiatan, dan penilaiannya.
Sedangkan bentuk kegiatan bimbingan konseling
merupakan
layanan
konselor
dalam
upaya
mendampingi
siswa
untuk
memahami
diri,
memecahkan masalah dan layanan bimbingan karir.
3. Penilaian
Nila-nilai karakter yang terdapat dalam dokumen
KTSP belum dirancang bentuk pengembangan kegiatan
dalam
pendidikan
karakter
dan
instrumen
penilaiannya. Penilaian kegiatan pendidikan karakter di
SMP Mardi Rahayu Ungaran dilaksanakan pada
program kesiswaan, bimbingan konseling, dan ekstra
kurikuler. Penilaian dilakukan pada proses kegiatan
dan setelah kegiatan selesai. Penilaian yang dilakukan
pada keterlaksanaan kegiatan, sudah terlaksana atau
belum, terlaksana atau tidak, dan berapa siswa yang
hadir. Hal tersebut kurang bisa menilai perkembangan
perilaku yang menunjukkan karakter positif siswa.
4.1.2 Planning
Dalam tahap ini peneliti menetapkan desain
model pendidikan karakter untuk memecahkan
masalah yang telah identifikasi pada tahap pertama.
Desain model pengembangan pengelolaan pendidikan
karakter dapat dilihat pada gambar berikut.

55

Gambar 4.2
Model Pengembangan
Pengelolaan Pendidikan Karakter Berbasis
Budaya Sekolah di SMP Mardi Rahayu Ungaran
PERENCANAAN

PELAKSANAAN

PENILAIAN

PROGRAM AKSI
Religius

Religius

Kejujuran

Kejujuran

Kesederhan
aan

Rutin

Kesederhana
an

Spontan
Kerendahan
hati

Kedsiplinan

Keteladanan

Terprogram

Kerenadahan
hati

Kedisiplinan

Pengkondisi
Kepedulian

an

Kepedulian

Daya juang

Daya juang

Cinta tanah
air

Cinta tanah
air

Dalam gambar di atas nampak bahwa model
pengelolaan pendidikan karakter berbasis budaya
sekolah dilaksanakan melalui 3 (tiga tahap) yaitu

56

1. Perencanaan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya
Sekolah
Pada tahap ini peneliti menentukan nilai-nilai
karakter yang diprioritaskan sekolah sebagai basis
budaya
sekolah
dan
merumuskan
deskripsi
operasionalnya
dalam
melaksanakan
pendidikan
karakter. Nilai-nilai karakter tersebut meliputi
1) Religius, adalah Sikap dan perilaku yang patuh dan
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran
terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup
rukun dengan pemeluk agama lain.
2) Kejujuran, adalah Perilaku yang didasarkan pada
upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu
dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan.
3) Kesederhanaan,
adalah
Sikap
dan
perilaku
bersahaja dengan berpenampilan apa adanya dan
tidak suka pamer
4) Kerendahan hati, adalah Setiap perilakukanya
senantiasa menghargai dan menghormati siapapun
5) Kedisiplinan, adalah Tindakan yang menunjukkan
perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan
dan peraturan
6) Kepedulian, adalah sikap dan tindakan yang selalu
berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan
alam di sekitarnya, dan mengembangkan upayaupaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang
sudah terjadi (peduli lingkungan), serta sikap dan
tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada
orang lain dan masyarakat yang membutuhkan
(peduli sosial)
7) Daya juang, adalah Perilaku yang menunjukkan
upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai
hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan
tugas dengan sebaik-baiknya
8) Cinta tanah air, adalah Cara berfikir, bersikap, dan
berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian,
dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan
politik bangsa

Mengacu pada Desain Induk Pendidikan Karakter
dari Kemendiknas ( 2010: 8-9) , menyatakan bahwa
57

pendidikan karakter melalui pengembangan budaya
sekolah pada kegiatan pengembangan diri dirancang
dalam bentuk 4 (empat) kegiatan berdasarkan nilainilai karakter yang hendak dikembangkan sekolah.
Kegiatan
tersebut
diharapkan
dapat
menjadi
pembiasaan sehingga akan membangun karakter siswa.
Bentuk kegiatan tersebut meliputi kegiatan rutin,
spontanitas,
keteladanan,
dan
pengkondisian.
Sedangkan berdasarkan analisis konteks dengan pihak
sekolah peneliti menambah satu (1) kegiatan yaitu
kegiatan terprogram. Sehingga bentuk kegiatan
pendidikan karakter dirancang melalui lima (5) kegiatan
yaitu (1) kegiatan rutin, (2) kegiatan spontan, (3)
keteladanan, (4) kegiatan terprogram, dan (5) kegiatan
pengkondisian.
Penjabaran tahap ini dapat dilihat pada Panduan
Pengelolaan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya
Sekolah di SMP Mardi Rahayu Ungaran ( Lampiran 1),
yaitu pada tabel nilai-nilai karakter dan bentuk
kegiatan siswa; tabel program aksi; dan tabel penilaian
4.1.2.3 Develope Preliminary form of product
Pada tahap ini peneliti menyusun draft panduan
pengelolaan model pendidikan karakter berbasis
budaya sekolah di SMP Mardi Rahayu Ungaran mulai
dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Sistematika penulisan draft tersebut adalah
sebagai berikut
Pengantar
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Sasaran
Bab II Pendidikan Karakter
1.1 Konsep Pendidikan Karakter
1.2 Prinsip Pendidikan Karakter
1.3 Pengelolaan Pendidikan karakter
Bab III Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah
58

3.1. Konsep Budaya Sekolah
3.2. Prinsip Pendidikan Karakter Berbasis
Budaya Sekolah
3.3. Pengelolaan Pendidikan Karakter Berbasis
Budaya Sekolah
Bab IV Model pengelolaan pendidikan Karakter
Berbasis Budaya Sekolah di SMP Mardi
Rahayu Ungaran
4.1 Perencanaan Pendidikan Karakter Berbasis
4.2 Pelaksanaan Pendidikan Karakter Berbasis
4.3 Evaluasi Pendidikan Karakter Berbasis
Bab V Penutup
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Daftar Pustaka
4.1.2.4 Tahap Validasi Draft Panduan (Uji Pakar)
Pada tahap ini peneliti mengajukan draft
Panduan Pengelolaan Pendidikan Karakter Berbasis
Budaya Sekolah di SMP Mardi Rahayu Ungaran kepada
pakar untuk mendapat validasi. Instrumen uji ahli
menggunakan format terlampir pada lampiran 2 . Hasil
penilaian uji ahli terlampir pada lampiran 3.
Penilaian hasil uji pakar dapat dilihat pada tabel
berikut

59

Tabel 4.9
Nilai Uji Pakar
Panduan Pengelolaan Model pendidikan
Karakter Berbasis Budaya Sekolah Di SMP Mardi
Rahayu Ungaran
No
1

Nama Ahli
Dr.

Bambang

Nulai
Kuantitatif
S. 80,00

Nilai
Kualitatif
Baik

Sulasmono, M.Si
2

Dr.

Harris 63,57

Cukup

Nusarastya, M.Si
Jumlah

143,57

Nilai

143,57/2
= 71,785

Baik

Catatan untuk revisi Draft panduan sebagai berikut :
1. Supaya diringkas khususnya isi bab I sampai
dengan III
2. Bab II dan III tentang konsep pendidikan
karakter bisa dijadikan dalam satu bab yaitu
digabung pada bab II
3. Supaya ditentukan siapa yang melaksanakan
kegiatan pendidikan karakter
4. Supaya
ditentukan
siapa
yang
menilai
pendidikan karakter
5. Dalam implementasinya supaya dilaksanakan
secara bertahap
6. Supaya diarancang agar panduan tersebut tidak
hanya untuk SMP Mardi rahayu Ungaran
melainkan bisa digunakan sekolah lain
Hasil penilaian uji pakar terlampir (lampiran 12)

60

4.1.2.5

Tahap Merevisi Panduan Pengelolaan
pendidikan
karakter
Berbasis Budaya
Sekolah Di SMP Mardi Rahayu Ungaran

Setelah melalui proses revisi oleh pakar, peneliti
menyusun
kembali
draft
panduan
pengelolan
pendidikan karakter di SMP Mardi Rahayu Ungaran
dengan sistematika sebagai berikut
Pengantar
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Sasaran
Bab II Pendidikan Karakter Berbasis Budaya sekolah
2.1 Konsep Pendidikan Karakter
2.2 Konsep Budaya Sekolah
2.3 Prinsip Pendidikan Karakter Berbasis
Budaya Sekolah
Bab III Model pengelolaan pendidikan Karakter
Berbasis Budaya Sekolah di SMP Mardi
Rahayu Ungaran
1.1. Perencanaan Pendidikan Karakter Berbasis
1.2. Pelaksanaan Pendidikan Karakter Berbasis
1.3. Evaluasi Pendidikan Karakter Berbasis
1.4. Tindak Lanjut
1.5. Implementasi
Bab IV Penutup
1.1. Kesimpulan
1.2. Saran
Daftar Pustaka
Panduan Pengelolaan Model Pendidikan Karakter
Berbasis Budaya di SMP Mardi Rahayu Ungaran
secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 1.

61