MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LAB

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan disadari perlunya menghubungkan antara teori
dan praktek. Prinsip-prinsip akan dikaji dalam praktek. Apa yang terdapat dalam
pengalaman praktek dicari dasar-dasarnya dalam teori dan dalam prinsip-prinsip.
Hubungan antara teori dan praktek seyogianya bersifat berlapis-lapis yang
integratif, di mana teori dan praktek secara bergantian dan bertahap saling isimengisi, saling mencari dasar, dan saling mengkaji. Sehubungan kaitan antara
teori dan praktek inilah laboratorium dan fasilitas lain dalam proses belajarmengajar patut mendapat perhatian. Di laboratorium berlangsung kegiatan kerja
laboratorium (laboratory work) (Mustaji, 2009).
Setiap ilmuwan harus mampu menjaga keseimbangan antara kegiatan
ilmiah di ruang laboratorium dan kegiatan mengajar di ruang kelas. Penciptaan,
penemuan, dan produksi ilmu pengetahuan terjadi melalui proses yang panjang,
suatu sinergi antara ketekunan bereksperimen di laboratorium (termasuk riset
lapangan) dan kegigihan berdialektika di ruang kuliah (Anonim, 2011).
Alat-alat yang digunakan tersebut disesuaikan dengan tujuan percobaan.
Akan tetapi, selain kita sudah mengetahui masing-masing nama alat. Kita juga
harus

mengetahui


fungsi

alat-alat

yang

digunakan,

bagaimana

cara

penggunaannya. Hal ini bertujuan agar praktikum yang kita lakukan bisa berjalan
dengan lancar, baik, dan benar. Selain itu, kita juga harus berhati-hati serta penuh
ketelitian dalam menggunakan alat-alat laboratorium, karena sebagian alat-alat
laboratorium tersebut terbuat dari kaca,porselin, dan sejenisnya yang bersifat
mudah pecah (Khaerul Badawi, dkk., 2011).
Namun pembahasan ini akan dijelaskan pada pembahasan berikutnya.
Membicarakan tentang beberapa pengertian laboratorium, cara mendesain suatu

laboratorium yang baik, tata tertib yang harus diterapkan dan dipatuhi dalam
bekerja di dalam laboratorium sehingga keselamatan kerja dapat terwujud, serta
Makalah Pengantar Laboratorium Metodik Kimia| By Kelompok
VIII

1

alat dan bahan laboratorium akan selalu menjadi buah bibir yang menyenangkan
bagi mahasiswa jurusan mipa.Karena dari semua sisi akan diuntungkan.Baik bagi
sipembicara atau hanya sekedar mendengarkan (Khaerul Badawi, dkk. 2011).
Berbicara

tentang

alat-alat

laboratorium

secara


ilmiah

tidaklah

mudah.karena harus membuka bermacam referensi. Bahkan tidak menutup
kemungkinan kita tidak menemukan referensi yang kita harapkan Pada zaman
modern ini kita mengenal alat-alat dan bahan yang sangat berguna atau menghiasi
laboratorium sebagian besar gelas ukur,tabung reaksi,gelas piala,HCl,NaCl dan
lain-lain. Laboratorium bagaikan sebuah dapur yang dilengkapi berbagai alat dan
bahan yang banyak menghiasi laboratorium adalah alat dan bahan tidak sembarang
karena apabila salah pemakaian dan penggunaan akan berakibat buruk (Khaerul
Badawi, dkk. 2011).
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian Model Pembelajaran Berbasis Laboratorium?
2. Teori-teori

apakah

yang


mendasari

Model

Pembelajaran

Berbasis

Laboratorium?
3. Bagaimanakah desain dari Model Pembelajaran Berbasis Laboratorium?
4. Bagaimana sintaks dari Model Pembelajaran Berbasis Laboratorium
5. Bagaimanakah tata tertib di dalam laboratorium?
6. Apa saja alat dan bahan yang terdapat di laboratorium mipa?
7. Apa perbedaan alat dan bahan?
8. Bagaimanakah keselmatan kerja di dalam laboratorium?
C. Cara Pemecahan Masalah
Adapun cara pemecahan masalah yang dihadapi,menurut penulis dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Mencari referensi dari berbagai media (internet dan atau buku-buku yang

bersangkutan dengan pengantar laboratorium).

Makalah Pengantar Laboratorium Metodik Kimia| By Kelompok
VIII

2

2. Mencari referensi berupa pendapat para ahli laboratorium, misalnya seseorang
yang berkecimpun di dunia laboratorium.
3. Memadukan dengan teori ataupun pendapat para ahli tentang suatu
permasalahan untuk mendapatkan kesimpulan tentang permasalahan tersebut.
D. Tujuan
Adapun tujuan yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Memahami pengertian Model Pembelajaran Berbasis Laboratorium.
2. Mengetahui dan memahami teori-teori yang mendasari Model Pembelajaran
Berbasis Laboratorium.
3. Mengetahui dan memahami desain dari Model Pembelajaran Berbasis
Laboratorium.
4. Mengetahui dan memahami sintaks dari Model Pembelajaran Berbasis

Laboratorium.
5. Mengetahui dan memahami tata tertib di dalam laboratorium.
6. Menambah pengetahuan mahasiswa tentang alat dan bahan laboratorium
7. Menambah wawasan mahasiswa tentang alat dan bahan lab walaupun
pembahasan disajikan tidak komprehensif.
8. Mengetahui dan memahami keselamatan kerja di dalam laboratorium.

Makalah Pengantar Laboratorium Metodik Kimia| By Kelompok
VIII

3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Laboratorium
1.

Model Pembelajaran Laboratorium
Manajemen laboratorium disebut juga pengelolaan laboratorium berasal


dari kata laboratory management. Pengelolaan merupakan suatu proses
pendayagunaan sumber daya (resources) secara efektif dan efisien untuk
mencapai

suatu

pembelajaran

sasaran

yang

berbasis

diharapkan

secara

laboratorium


optimal.

merupakan

Model
model

p e m b e l a j a r a n yang memungkinkan peserta didik dapat mempraktekkan secara
empiris kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik menggunakan sarana
laboratorium. Laboratorium adalah Tempat kerja/praktek untuk unjuk kerja atau
melakukan percobaan/ekspriment dapat berupa tempat real dan maya (virtual).
laboratorium dapat berupa : Bengkel, Rumah sakit, Studio, Laut, Pasar, Hotel,
Perkantoran, Pabrik Dll.
Henri Fayol seorang ahli

manajemen

menyatakan


bahwa

pengelolaan hendaknya dijalankan berkaitan dengan unsur atau fungsi-fungsi
manajer,

yakni

perencanaan

(planning),

pemberian komando (commanding),

pengorganisasian

(organizing),

pengkoordinasian (coordinating), dan

pengendalian (controlling) dengan akronim yang terkenal POCCC.

Luther M. Gullick menyatakan fungsi-fungsi manajemen yang penting
adalah perencanaan(planning),pengorganisasian (organizing), pengadaan tenaga
kerja

(staffing),

pemberian

bimbingan

(directing),pengkoordinasian

(coordinating), pelaporan (reporting), dan penganggaran (budgeting)

dengan

akronim yang terkenal POSDCoRB.
Para personel pengelola laboratorium hendaknya memiliki keterampilan
dan pemahaman tentang laboratorium dan fasilitasnya. Mengetahui dan mampu
bekerja


sesuai tugas

dan tanggung

jawabnya,

mengikuti peraturan dan

melaksanakan tugas yang diberikan oleh lembaganya. Personel

pengelola

Makalah Pengantar Laboratorium Metodik Kimia| By Kelompok
VIII

4

laboratorium umumnya

terdiri

dari

Kepala Laboratorium, Ketua

laboratorium, Pimpinan / Pembimbing praktikum, tenaga Teknisi dan Analis
serta tenaga Pembantu atau Juru laboratorium .
Menurut Ikhwan Insan Cita (2012), jenis-jenis laboratorium ditinjau dari
tujuan dan fungsinya dapat dibagi menjadi:
a. Laboratorium dasar. Laboratorium dasar merupakan tempat yang dapat
digunakan siswa untuk memperkenalkan dan memahami konsep dasar
yang menjadi tuntutan untuk mengembangkan pengetahuan lanjut.
b. Laboratorium pengembangan. Laboratorium pengembangan mengemban
tugas khusus, sesuai dengan spesialisasi bidang ilmu yang digeluti oleh
personil-personil yang ada di laboratorium tersebut.
c. Laboratorium

metodologi

pengajaran.

Laboratorium

metodologi

pengajaran di sekolah mempunyai kedudukan yang sangat khusus, karena
mewarnai penampilan (performance) guru dalam tugasnya. Jadi,
laboratorium metodologi pengajaran merupakan wahana dan tempat
pengembangan kompetensi pedagogis (keguruan) bagi guru-guru di
sekolah, sehingga laboratorium metodologi pengajaran sangat Lainnya
Blog Berikut» Buat Blog Masuk diperlukan di suatu sekolah dan atau
madrasah.
d. Laboratorium penelitian. Laboratorium penelitian diharapkan dapat
digunakan sebagai wahana atau tempat melakukan penelitian bidang ilmu
yang ditekuni oleh guru dan murid. Dengan demikian, laboratorium
penelitian dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan kegiatan
ilmiah yang endingnya adalah penemuan konsep, prinsip, teori, azas,
aturan, atau hukum-hukum dalam bidang ilmu yang digelutinya atau
disebut sebagai produk ilmiah.
B. Teori

Belajar

Yang

Melandasi

Model

Pembelajaran

Berbasis

Laboratorium (Laboratory Based Learning)
Berapa model dan Paradigma pendidikan telah mengacu pada strategi
berbasis laboratorium semisal, konstruktivistik, contectual learning dll. Beberapa
Makalah Pengantar Laboratorium Metodik Kimia| By Kelompok
VIII

5

Teori belajar yang mendasari strategi pembelajaran berbasis labaraotorium
diantaranya:
1. Gestalt dan eld teories (pandangan kognitif): menurut pandangan kognitif
belajar merupakan perubahan kognitif (pemahaman). Belajar bukan hanya
ulangan tetapi perubahan struktur pengertian.
2. Teori belajar piaget: bahwa Interaksi yang terus menerus antara individu dan
lingkungan adalah pengetahuan. Untuk memahami pengetahuan seseorang
dituntut untuk mengenali dan menjelaskan berbagai cara bagaimana individu
berinteraksi dengan lingkungannya.
3. Teori belajar brunner, menyatakan untuk mendapatkan pemahaman belajar
dengan menemukan sendiri, sehingga menggunakan pendekatan discovery
(menemukan sendiri). Pemahaman didapatkan secara induktif dengan
membuat perkiraan yang masuk akal atau menarik kesimpulan.
C. Desain Laboratorium
Dalam pengertian terbatas laboratorium yang merupakan suatu ruangan
yang tertutup dimana percobaan dan penelitian dilakukan. Untuk design
laboratorium kimia harus mulai dari awal, seperti yang dilakukan berikut ini:
1. Analysis apakah yang akan dilakukan.
2. Peralatan apa yang dibutuhkan.
3. Seperti apa Lay Outnya.
4. Pengaturan ruangan compatibility antara suatu analysis dengan analysis lain
5. Masalah instalasi listrik, limbah, air dan gas dan juga rencana pengembangan
Lab ke depan.
Jadi memang harus benar-benar direncanakan dari awal. Terkait dengan
laboratorium yang ada di Indonesia, beberapa diantaranya ada dulu ruangan baru
ada laboratoriumnya, sehingga ketika ada pengembangan dari lab tersebut
mengakibatkan adanya keterbatasan. Jadi ketika merancang suatu lab, harus tahu
perhitungan sbb:
1. Berapa space yang dibutuhkan

3. exhaust Fan

2. Hood

4. lighting

Makalah Pengantar Laboratorium Metodik Kimia| By Kelompok
VIII

6

5. chemical godown
6. berapa

9. Safety equipment and location

employee

yang

akan

10. Furnishings
11. Fire protection

bekerja
7. berapa office

12. Plumbing dan sebagainya

8. administration
Mengenai operational, lab yang sudah terakreditasi sudah ada dalam
bentuk SOP Operationals, FORM, JSA dan HES Manuals. HES Manuals adalah
uraian tentang point-point HES yang ada di Laboratorium. SOP Operationals
adalah prosedurs bagaimana menjalankan sebuah laboratory misal:
1. Sample Custody Procedure

7. Internal Audit Procedure

2. Chemical Management and

8. Emergency

Hazard

Communication

Procedure

Respone

Plan

Procedure
9. PPE Procedure

3. Cylender Handling Procedure

10. MSDS Procedure

4. Waste Handling Procedure

11. Access Control Procedure

5. Document

12. LOTO Procedure

Control

and

handling Procedure
6. Equipment

Calibration

13. JSA Procedure
14. Housekeeping Procedure

Procedure
Dan yang lebih penting lagi setiap aktivitas dan analysis di laboratorium harus ada
JSA (Job Safety/Hazard Analysis) dan dipahami oleh semua personal yang ada di
Lab tersebut. JSA adalah analisa potensi-potensi bahaya yang kemungkinan terjadi
ketika aktivitas di lab dilakukan. Biasanya setiap SOP atau Prosedur menpunyai 1
atau lebih JSA. Untuk penyimpanan bahan kimia perlu ada ruangan khusus dan
perlu diperhatikan compatibity dari chemical, MSDS, Fan, Inventory, Spill Kit,
Lemari khusus misal untuk asam, reagent, access control dan sebagainya (anonym,
2010).

Makalah Pengantar Laboratorium Metodik Kimia| By Kelompok
VIII

7

Gambar 1. Bangunan Laboratorium, Desain Laboratorium Tipe Klasikal

Gambar 2. Bangunan Laboratorium, Desain Laboratorium Tipe Kelompok
Instalasi laboratorium meliputi instalasi listrik dan instalasi air. Instalasi listrik
diperlukan untuk mengoperasikan peralatan dan penerangan pada saat kegiatan
praktikum. Limbah dari laboratorium fisika umumnya hanya merupakan bahanbahan yang habis pakai. Oleh karena itu diperlukan kotak sampah untuk
pembuangan sementara limbah-limbah tersebut (La Tahang, 2013).

Makalah Pengantar Laboratorium Metodik Kimia| By Kelompok
VIII

8

Gambar.3. Laboratorium Kimia

Gambar. 4. Meja pada praktikum

Gambar. 5. Ruang Persiapan ( Preparasi )

Gambar. 6. Ruang bahan Kimia

Gambar. 7. Ruang Timbang

Gambar. 8. Ruang Untuk Instrumen

Gambar. 9. Ruang Staf

D. Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Laboratorium (Laboratory Based
Learning)
Berbagai

pengembang

pembelajaran

berbasis

laboratorium

telah

menunjukkkan ciri-ciri pengajaran berbasis masalah sebagai berikut.
1. Guru
Seorang guru harus kreatif dan berkompeten. Kreatif, ketika alat dan bahan
disuatu sekolah tidak memadai menggunakan alat sederhana. Contohnya,
ketika praktikum asam-basa, siswa disuruh membawa berbagai macam
kebutuhan rumah tangga seperti, air jeruk, cuka pasar, detergen dan lain
sebagainya. Berkompeten, sebelum mengajarkan kepada siswa tentang
keterampilan proses, guru harus lebih mahir tentang hal-hal yang berkaitan
dengan keterampilan proses dasar maupun terpadu. Selanjutnya adalah mampu
mengelola laboratorium dan kegiatan praktikum serta keamanannya dengan
Makalah Pengantar Laboratorium Metodik Kimia| By Kelompok
VIII

9

mensosialisasikan zat-zat yang akan dipakai praktikum. Guru juga harus
memberikan arahan kepada siswa agar pada kegiatan praktikum dapat bejalan
dengan lancar. Selain itu guru harus sudah siap dengan perangkat dalam
praktikum. Seperti :
a. Membuat LKS praktikum yang di dalamnnya terdapat tujuan praktikum,
rincian alat dan bahan , dan prosedur praktikum da tugas.
b. Setelah itu guru mengawasi dan membimbing siswa saat pelaksanaan
praktikum.
2. Siswa
Siswa harus memahami aspek yang akan dilakukan ketika kegiatan
praktikum berlangsung seperti keterampilan dalam mengamati objek,
menafsirkan dan mengolah data, serta menarik kesimpulan yang sesuai dengan
tujuan praktikum. Siswa diberikan pre-test yakni tes awal yang diberikan
kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa sebelum melakukan
praktikum. Ketika sudah selesai melaksanakan praktikum dilakukan post-test
yakni test akhir yang dilakukan ketika selesai praktikum untuk mengecek
sejauh mana siswa memahami materi yang di praktikumkan.
3. Materi
Materi yang disajikan untuk memenuhi pembelajaran berbasis
laboratorium adalah Materi-materi kimia SMA yang bisa di-praktikumkan
adalah untuk kelas X daitaranya: Kelas X: Kepolaran suatu senyawa, Larutan
Elektrolit, Reaksi Redoks, reaksi Hidrokarbon. Kelas XI: Kalorimeter, Asam
Basa, Ksp, Kesetimbangan, Titrasi, Koloid, Laju reaksi. Kelas XII: Koligatif
dan Unsur Golongan Alkali & Alkali Tanah.
4. Media pembelajaran
Media dalam pembelajaran berbasis Laboratorium adalah alat-alat
praktikum yang akan digunakan dalam praktikum. Alat minimum yang
digunakan adalah pipet tetes, gelas ukur, gelas kimia. Selain laboratorium fisik
bisa juga menggunakan virtual lab, yang penggunaannya hemat waktu dan

Makalah Pengantar Laboratorium Metodik Kimia| By Kelompok
VIII

10

tempat. virtual lab adalah laboratorium dalam computer. Meskipun dengan
computer, semua keterampilan proses sains bisa di laksanakan.
Mengacu kepada Meril Physical Science: Laboratory Manual (1995), isi
petunjuk praktikum diorganisasikan sebagai berikut.
1. Pengantar
Berisi uraian singkat yang mengetengahkan bahan pelajaran (berupa
konsep-konsep IPA) yang dicakup dalam kegiatan/praktikum. Selanjutnya
tuliskan Informasi khusus yang berkaitan dengan masalah yang akan
dipecahkan melalui praktikum.
2. Tujuan
Memuat tujuan yang berkaitan dengan permasalahan yang diungkapkan di
pengantar atau berkaitan dengan unjuk kerja siswa (misalnya dapat membuat
grafik kecepatan terhadap waktu)
3. Alat dan Bahan
Memuat alat dan bahan yang diperlukan. Saat merumuskan alat dan
bahan, yakinkan pada diri Anda bahwa peralatan tersebut dapat Anda peroleh
untuk kelas IPA Anda. Bila diperlukan, rancanglah kebutuhan alat dan bahan
sehingga untuk beberapa di antaranya dapat dipenuhi oleh siswa dengan
membawa dari rumah.
4. Prosedur/Langkah Kegiatan
Merupakan instruksi untuk melakukan kegiatan selangkah demi selangkah.
Bila Anda anggap perlu, tampilkan sketsa gambar untuk mempermudah kerja
siswa.
5. Data Hasil Pengamatan
Meliputi tabel-tabel data atau grafik kosong yang dapat diisi siswa untuk
membantu siswa mengorganisasikan data. Selain itu berikan tempat agar siswa
dapat menuliskan semua hasil pengamatan dengan indera yang sesuai.
6. Analisis
Bagian ini membimbing siswa untuk melakukan langkah-langkah analisis
data sehingga kesimpulan dapat diperoleh. Bagian ini dapat berupa pertanyaan
Makalah Pengantar Laboratorium Metodik Kimia| By Kelompok
VIII

11

atau isian yang jawabannya berupa perhitungan terhadap data. Bisa juga pada
bagian ini Anda meminta siswa untuk membuat grafik, untuk melihat hubungan
sebab-akibat antara dua hal seperti yang dirumuskan dalam masalah.
7. Kesimpulan
Berisi pertanyaan-pertanyaan yang didesain sedemikian rupa hingga
jawabannya berupa kesimpulan (menjawab permasalahan). Anda dapat pula
memasukkan pertanyaan yang mengaitkan hasil praktikum dengan konsepkonsep IPA dan penerapannya.
8. Langkah Selanjutnya
Merupakan kegiatan perluasan, proyek, atau telaah pustaka yang
membantu siswa belajar lebih lanjut tentang materi pembelajaran yang dia
pelajari melalui kegiatan praktikum ini serta penerapannya dalam bidangbidang lain.
E. Tata Tertib Laboratorium
Menurut Sarna Suryana (2010), bekerja di laboratorium perlu aturan atau
tata tertib yang mengatur sehingga siswa/mahasiswa/peneleliti atau siapapun yang
menggunakan laboratorium merasa aman dan pihak yang memiliki laboratorium
merasa aman, contoh tata tertib sebagai berikut :
1. Dilarang
a. Merokok, makan dan minum di laboratorium
b. Membuang sampah dan bahan lain dalam washtafel, laci meja dan lantai
c. Menulis dan atau mencoret-coret dinding dan permukaan meja.
d. Masuk ruang persiapan/staf, tanpa seizing staf/kepala laboratorium.
2. Diwajibkan
a. Memeriksa kelengkapan alat dan melaporkan setiap kerusakan alat pada
laboran,
b. Staf/kepala laboratorium.
c. Mengisi daftar hadir dan melaporkan kegiatan individual kepada kepala
laboratorium.

Makalah Pengantar Laboratorium Metodik Kimia| By Kelompok
VIII

12

d. Memahami dan mengikuti petunjuk penggunaan alat, dan mengisi daftar
isian kartu alat.
e. Membersihkan sisa praktikum/penelitian pada setiap meja dan washtafel
tempat anda bekerja.
f. Kegiatan mahasiswa di laboratorium harus diketahui kepala laboratorium
atau penanggung jawab praktikum.
g. Setiap pemakaian alat (elektrik, mekanik, optik atau perpaduannya) wajib
memahami petunjuk pemakaian dan mengisi format isian pada kartu alat.
h. Bila terjadi kerusakan terhadap alat, setiap pemakai alat wajib mengganti
kerusakan komponen atau alat dengan spesifikasi yang setara.
i. Peralatan yang telah selesai digunakan, dikembalikan kepada laboran dalam
keadaan bersih dan kering.
j. Setelah selesai melakukan kegiatan, ruangan laboratorium harus dalam
keadaan bersih.
3. Dianjurkan
a. Ambil bahan seperlunya dan gunakan sendok zat yang sesuai dan bersih.
Gunakan alas yang tepat (kertas perkamen, botol timbang, kaca arloji,
cawan, dsb.) ketika menimbang.
b. Gunakan air secukupnya dan membuka kran tidak berlebihan (air
bertekanan tinggi).
c. Buanglah sampah atau sisa praktikum pada tempat yang disediakan.
4. Sanksi
a. Teguran.
b. Dianggap tidak hadir dalam praktikum
c. Tidak diizinkan masuk dalam kegiatan praktikum/perkuliahan.
F. Penataan Alat dan Bahan Laboratorium
1. Penataan Alat Laboratorium
Penataan (ordering) alat dimaksudkan adalah proses pengaturan alat di
laboratorium agar tertata dengan baik. Dalam menata alat tersebut berkaitan
Makalah Pengantar Laboratorium Metodik Kimia| By Kelompok
VIII

13

erat dengan keteraturan

dalam penyimpanan (storing) maupun kemudahan

dalam pemeliharaan (maintenance).
Keteraturan penyimpanan dan pemeliharaan alat itu, tentu memerlukan cara
tertentu agar petugas lab (teknisi dan juru lab) dengan mudah dan cepat
dalam pengambilan alat untuk keperluan kerja lab, juga ada kemudahan dalam
memelihara kualitas dan kuantitasnya.
Dengan demikian penataan alat laboratorium bertujuan agar alat-alat
tersebut tersusun secara teratur, indah dipandang (estetis), mudah dan aman
dalam pengambilan dalam arti tidak terhalangi atau mengganggu peralatan
lain, terpelihara identitas dan presisi alat, serta terkontrol jumlahnya dari
kehilangan. Hanya diperkenalkan beberapa contoh alat secara terbatas untuk
kepentingan pembahasan tentang penataannya.
Di laboratorium terdapat berbagai macam fasilitas umum lab maupun
peralatan. Beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan di dalam penataan
alat terutama cara penyimpanannya, diantaranya adalah :
1) Fungsi alat, apakah sebagai alat ukur ataukah hanya sebagai penyimpan
bahan kimia saja
2) Kualitas alat termasuk kecanggihan dan ketelitian (Alat) alat
3) Keperangkatan
4) Nilai/ harga alat
5) Kuantitas alat termasuk kelangkaannya
6) Sifat alat termasuk kepekaan terhadap lingkungan
7) Bahan dasar penyusun alat, dan
8) Bentuk dan ukuran alat
9) Bobot / berat alat
Pada praktisnya untuk melakukan penataan / penyimpanan alat tidak
dapat digunakan secara mutlak menurut fungsinya saja atau menurut
kecanggihan dan sifatnya saja. Cara terbaik disarankan mengkombinasikan di
antara aspek-aspek tersebut. Ketidak mutlakan dalam menerapkan aspek di
atas dalam menentukan penataan alat sangat nampak sekali dalam mata
Makalah Pengantar Laboratorium Metodik Kimia| By Kelompok
VIII

14

pelajaran sains lainnya seperti fisika dan biologi. Dalam lab fisika penataan
alat seringkali dikelompokkan atas dasar jenis percobaan seperti alat-alat
untuk percobaan listrik, magnet, optik, panas, cahaya dst. Demikian untuk
alat-alat biologi dikelompokkan secara khas pula seperti penataan untuk alatalat genetika, ekologi, fisiologi juga ada model, awetan, gambar dst.
Kembali pada sembilan aspek di atas, suatu alat ada yang memiliki
satu fungsi dan yang multi fungsi. Misalnya buret hanya dapat digunakan
untuk mengukur volume zat cair saja, sedangkan pH meter dapat digunakan
untuk mengukur pH dan juga mV, demikian juga multimeter (AVO-meter)
dapat digunakan untuk mengukur kuat arus listrik (mA, A), tegangan listrik
(mV, V), dan tahan listrik (ohm). Tentu kalau penyimpanan alat mengacu atas
dasar fungsi alat, maka akan diperoleh jumlah kelompok alat yang relatif
banyak sesuai konsep-konsep kimia yang harus dipelajari.
Oleh karena itu pengelompokkan berdasarkan fungsi alat cukup kita
bagi menjadi alat yang berfungsi sebagai alat ukur dan alat bukan alat ukur.
Demikian alat lab yang berfungsi sebagai alat ukur harus mendapat perhatian
lebih dalam mempertimbangkan penyimpanan, penataan dan pemeliharaannya
dibandingkan dengan alat lab bukan alat ukur. Tabel-2 memperlihatkan
beberapa contoh fungsi alat ukur dan penyimpanannya.

(Digital
Analytic
Balance)

(Weighing)
(Swing
Analytic
Balance)

In the
Patent weighing room & divert from high temperature

Makalah Pengantar Laboratorium Metodik Kimia| By Kelompok
VIII

15

Cabinet, kering. Jaga elektroda tetap basah dengan laru
(Keep the electrode not to be dry from saturated KCl s
Mengukur pH larutan
(Measuring solution pH)

(Measuring cylinder)

(Measuring the liquid volume)

(Measuring fask)
(Make the standart solution)

Makalah Pengantar Laboratorium Metodik Kimia| By Kelompok
VIII

16

Makalah Pengantar Laboratorium Metodik Kimia| By Kelompok
VIII

17

Makalah Pengantar Laboratorium Metodik Kimia| By Kelompok
VIII

18

Makalah Pengantar Laboratorium Metodik Kimia| By Kelompok
VIII

19

Makalah Pengantar Laboratorium Metodik Kimia| By Kelompok
VIII

20

Makalah Pengantar Laboratorium Metodik Kimia| By Kelompok
VIII

21

Makalah Pengantar Laboratorium Metodik Kimia| By Kelompok
VIII

22

Makalah Pengantar Laboratorium Metodik Kimia| By Kelompok
VIII

23

Dari uraian yang telah dikemukakan, yang menjadi kunci dalam melakukan
penyimpanan dan penataan alat lab dengan baik dan lancar, manakala
petugas/pengelola lab mengenali dan memahami dengan baik karakteristik dari
masing-masing alat.

Karakteristik dari suatu alat dinamakan spesifikasi alat.

Setiap alat lab harus dibuatkan spesifikasinya, yaitu informasi-informasi yang
memberikan gambaran tentang suatu alat, sehingga dari peciri tersebut secara
spesifik alat itu terbedakan dari alat lain. Alat sederhana tentunya memiliki
spesifikasi lebih sederhana dari alat rumit. Spesifikasi alat ini harus dimuat dalam
kartu alat, dimana setiap alat harus memiliki satu kartu. Jika di suatu lab telah
dibuatkan kartu-kartu spesifikasi alat, maka pada saat penyimpanan dan penataan
petugas lab harus mencatat data alat pada kartu tersebut. Literatur alat lab dikenal
dengan nama katalog.
2.

Penataan Bahan Kimia
Makalah Pengantar Laboratorium Metodik Kimia| By Kelompok
VIII

24

Bahan kimia yang ada di lab jumlahnya relatif banyak seperti halnya
jumlah peralatan. Di samping jumlahnya cukup banyak juga bahan kimia
dapat menimbulkan resiko bahaya cukup tinggi, oleh karena itu dalam
pengelolaan lab aspek penyimpanan, penataan dan pemeliharaan bahan kimia
merupakan bagian penting yang harus diperhatikan.
Hal umum yang harus menjadi perhatian di dalam penyimpanan dan
penataan bahan kimia diantaranya meliputi aspek pemisahan (segregation),
tingkat resiko bahaya (multiple hazards), pelabelan (labeling), fasilitas
penyimpanan (storage facilities), wadah sekunder (secondary containment),
bahan kadaluarsa (outdate chemicals), inventarisasi (inventory), dan informasi
resiko bahaya (hazard information).
Penyimpanan dan penataan bahan kimia berdasarkan urutan alfabetis
tidaklah tepat, kebutuhan itu hanya diperlukan untuk melakukan proses
pengadministrasian. Pengurutan secara alfabetis akan lebih tepat apabila
bahan kimia sudah dikelompokkan menurut sifat fisis, dan sifat kimianya
terutama tingkat kebahayaannya. Bahan kimia yang tidak boleh disimpan
dengan bahan kimia lain, harus disimpan secara khusus dalam wadah
sekunder yang terisolasi. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah pencampuran
dengan sumber bahaya lain seperti api, gas beracun, ledakan, atau degradasi
kimia.
Banyak bahan kimia yang memiliki sifat lebih dari satu jenis tingkat
bahaya. Penyimpanan bahan kimia tersebut harus didasarkan atas tingkat
risiko bahayanya yang paling tinggi. Misalnya benzene memiliki sifat
flammable dan toxic. Sifat dapat terbakar dipandang memiliki resiko lebih
tinggi daripada timbulnya karsinogen. Oleh karena itu penyimpanan benzena
harus ditempatkan pada cabinet tempat menyimpan zat cair flammable
daripada disimpan pada cabinet bahan toxic. Berikut ini merupakan panduan
umum untuk mengurutkan tingkat bahaya bahan kimia dalam kaitan dengan
penyimpanannya.
Wadah bahan kimia dan lokasi penyimpanan harus diberi label yang
jelas. Label wadah harus mencantumkan nama bahan, tingkat bahaya, tanggal
Makalah Pengantar Laboratorium Metodik Kimia| By Kelompok
VIII

25

diterima dan dipakai. Alangkah baiknya jika tempat penyimpanan masingmasing kelompok bahan tersebut diberi lab dengan warna berbeda. Misalnya
warna merah untuk bahan flammable, kuning untuk bahan oksidator, biru
untuk bahan toksi putih untuk bahan korosif, dan hijau untuk bahan yang
bahayanya rendah.
E. Pengenalan Simbol bahaya (Hazard symbol)
a. Harmful (Berbahaya).

Bahan kimia iritan menyebabkan luka bakar
pada kulit, berlendir, mengganggu sistem
pernafasan. Semua bahan kimia mempunyai
sifat seperti ini (harmful) khususnya bila
kontak dengan kulit, dihirup atau ditelan.

b. Toxic (beracun).

Produk ini dapat menyebabkan kematian atau
sakit yang serius bila bahan kimia tersebut
masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan,
menghirup

uap,

bau

atau

debu,

atau

penyerapan melalui kulit.
c.

Corrosive (korosif).

Produk ini dapat merusak jaringan hidup,
menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal
bahkan dapat menyebabkan kulit mengelupas.
Awas! Jangan sampai terpercik pada Mata.

d.

Flammable (Mudah terbakar). Senyawa ini memiliki titik nyala rendah dan
bahan

yang

membasahi

bereaksi
udara

dengan
(berkabut)

air

atau
untuk

menghasilkan gas yang mudah terbakar
(seperti misalnya hidrogen) dari hidrida
metal. Sumber nyala dapat dari api bunsen,
Makalah Pengantar Laboratorium Metodik Kimia| By Kelompok
VIII

26

permukaan metal panas, loncatan bunga api
listrik, dan lain-lain.
e. Explosive (mudah meledak).

Produk ini dapat meledak dengan adanya
panas, percikan bunga api, guncangan atau
gesekan.
garam

Beberapa
yang

senyawa

eksplosif

membentuk

pada

kontak

(singgungan dengan logam/metal)
f. Oxidator (Pengoksidasi).

Senyawa ini dapat menyebabkan kebakaran.
Senyawa ini menghasilkan panas pada kontak
dengan bahan organik dan agen pereduksi
(reduktor).

F. Keselamatan Kerja dalam Laboratorium
Menurut chemistry for peace not for war (2012), dalam laboratorium
kimia sangat banyak bahan-bahanber bahaya. Oleh karena itu harus berhati-hati
dalam melakukan kegiatan-kegiatan dalam laboratorium. Perhatikan label-label
yang tertera pada kemasan zat tersebut (Baca : Rambu lalulintas bahan kimia).
Untuk menghindari terjadi hal-hal yang tidak diinginkan berikut beberapa hal yang
perlu diperhatikan ketika berada dalam laboratorium, yakni
1. Jagalah agar semua senyawa dan pelarut jauh darimulut, kulit, mata dan
pakaian.
2. Hindarilah dari menghirup uat atau debu. Untuk mencium gas kibaskas gas
menggunakan tangan sampai bau tercium.
3. Jangan mencicipi atau membawa makanan atau minuman dalam laboratorium.
4. Berhati-hatilah bila bekerja dengan asam kuat reagen korosif, reagen-reagen
yang volatil dan mudah terbakar.
5. Menggunakan kacamata pengaman atau gunakan penutup yang lebih besar
untuk menutupi seluruh wajah.
Makalah Pengantar Laboratorium Metodik Kimia| By Kelompok
VIII

27

6. Bagi yang menggunakan lensa kontak berhati-hati agar tidak ada bahan kimia
yang masuk ke mata. Zat-zat yang bersifat korosif atau beracun dapat masuk
dengan cepat ke bagian belakang lensa kontak, sehingga tidak mungkin dapat
dicuci.
7. Menggunakan sarung tangan bila diperlukan. Namun perlu diingat kerja
menggunakan sarung tangan akan sedikit menghambat pekerjaan terutama
dalam merangkai alat.
8. Selama bekerja dilaboratorium harus menggunakan baju laboratorium dan
harus dikancingkan dengan baik untuk melindungi diri dan mencegah
kontaminasi pada
9. baju yang digunakan sehari-hari. Baju laboratorium harus dicuci secara teratur
dan berhati bila telah terkontaminasi.
10. Jangan memanaskan, mencampur, menuang atau mengocok bahan kimia dekat
wajah dan tubuh sendiri ataupun orang lain.
11. Jangan mengambil larutan menggunakan mulut, selalu gunakan filer pipet.
12. Berhati-hati terhadap asam dan basa kuat khusunya bila

dipanaskan dan

jangan pernah menambah air ke asam atau basa pekat.
13. Bahan-bahan yang menghasilkan gas yang berbahaya harus ditangani di lemari
asam dan menggunakan sarung tangan pelindung. Bahan-bahan tersebut antara
lain adalah halida fosfor, brom, semua klorida asam, anhidrida asam, asam
nitrat berasap, larutan ammonia pekat, cairan amonia, belerang dioksida.
14. Bahan-bahan kimia yang telah di ambil tidak boleh dikembalikan ke dalam
botol stok dan jangan membuang pelarut ke wadah yang telah disediakan
terutama bahan-bahan organik. Untuk bahan-bahan yang lain dibuang sesuai
petunjuk pembimbing.
15. Jangan pernah memanaskan cairan organik meskipun sedikit atau dekat api.
Selalu gunakan penangas air atau penangas minyak atau mantel pemanas
listrik. Bila bekerja dengan eter, petroleum eter dan karbon disulfida
diperlukan perhatian khusus karena bersifat volatil dan mempunyai titik nyala
yang rendah, sehingga harus dipastikan tidak ada nyala api atau sumber api.

Makalah Pengantar Laboratorium Metodik Kimia| By Kelompok
VIII

28

16. Jangan memanaskan cairan atau larutan terutama cairan organik ditempat yang
terbuka. Jika ingin dipanaskan harus menggunakan kondensor yang dapat
disusun
17. sebagai refluks atau destilasi. Untuk semua cairan organik jangan pernah
menguapkan ke udara.
18. Jangan pernah memanaskan sistem tertutup karena dapat terjadi ledakan.
19. Beberapa pelarut misalnya eter dan hidrokarbon dapat membentuk peroksida
yang eksplosif secara spontan waktu disimpan. Destilasi pelarut yang
mengandung peroksida sangat berbahaya, sebab residu peroksida dapat
meledak dengan hebat bila dipanaskan. Oleh karena itu pelarut seperti ini tidak
boleh diuapkan atau didestilasi.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penulisan makalah ini dengan judul “Pengantar
Laboratorium” adalah sebagai berikut:
1. Dengan terwujudnya suatu desain laboratorium yang baik, maka akan mudah
dalam menyusun suatu struktur oranisasi dalam suatu laboratorium.
2. Dengan terpenuhinya segala tata tertib yang ada, maka keselamatan kerja di
dalam laboratorium secara otomatis akan terwujudkan.
3. Alat dan bahan sangat berbeda tetapi mempunyai suatu terikatan maksudnya
tanpa alat apa gunanya suatu bahan begitupuan sebaliknya.

Makalah Pengantar Laboratorium Metodik Kimia| By Kelompok
VIII

29

4. Alat merupakan benda yang digunakan dalam kegiatan lab dimana sifatnya
bisa digunakan berulan-ulang. Contohnya Thermometer.stopwact, gelas kimia.
Labu ukur dll.Sedangkan bahan adalah benda yang digunakan dalam kegiatan
lab yang sifatnya habis di pakai. Misalnya NaCl,NaOH.Kcl.CaCO3,Gula,dll.
B. Saran
Untuk menyempurnakan makalah ini penulis harapkan saran dan kritiknya
dari pembaca yang membangun karena penulis menyadari bahwa makalah ini jauh
dari kesempurnaan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonym.

2010.
Bagaimana
Desain
Laboratorium
http://www.desainlab.blogspot.com.

yang

Baik.

Badawi, Khaerul dkk. 2011. Pengantar Laboratorium Pengenalan Alat dan Bahan
Laboratorium. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Malang: Malang.
Chemistry For Peace Not For War. 2012. Keselamatan Kerja di Laboratorium.
http://www.chemistryforpeacenotforwar.blogger.com.
Insan

Cita,
Ikhwan.
2012.
Pengenalan
Laboratorium.
http://ikhwaninsancita.blogspot.com/2012/12/lab/html.

Makalah Pengantar Laboratorium Metodik Kimia| By Kelompok
VIII

30

La, Tahang. 2013. Desain Laboratorium IPA. Pendidikan Fisika Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unhalu.
Mustaji.

2009.
Laboratorium:
http://www.tp.ac.id/.

Perspektif

Teknologi

Pembelajaran.

Makalah Pengantar Laboratorium Metodik Kimia| By Kelompok
VIII

31

Makalah Pengantar Laboratorium Metodik Kimia| By Kelompok
VIII

32