OPT WBC Padi Tahun 2015

MATERI

OPT PENTING TANAMAN PADI

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
BADAN PELAKSANA PENYUUHAN PERTANIAN
PERIKANAN DAN KEHUTANAN

TANTANGAN
KE DEPAN

PENGAMANAN PRODUKSI DARI
GANGGUAN OPT DAN DAMPAK
PERUBAHAN IKLIM (DPI)

BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN
PERIKANAN DAN KEHUTANAN
KABUPATEN LAMPUNGTENGAH

APA YANG
HARUS KITA

LAKUKAN ??????

PENINGKATAN PRODUKSI TANAMAN
PANGAN DENGAN CARA :
1. Peningkatan produktivitas
2. Perluasan areal tanam,
3. Pengamanan produksi
4. Pemberdayaan kelembagaan
pertanian dan dukungan
pembiayaan usahatani.

PENGAMANAN PRODUKSI


Motto :
 Amankan luas tanam



Maksimalkan panen


• Rencana Aksi
Minimalkan OPT, DPI
dengan pengawalan
ketat

FAKTOR PEMBATAS KENAIKAN
PRODUKSI ANTARA LAIN :


DAMPAK PERUBAHAN
IKLIM (DPI)

• ORGANISME PENGGANGGU
TUMBUHAN (OPT)

FOKUS KEGIATAN PENGAMANAN 7 KOMODITAS
TAN PANGAN TERHADAP SERANGAN OPT
 OPT Utama
Komoditas


Jenis OPT

1. Padi

Tikus, wbc, pbp, kresek, blas, tungro, belalang,
keong mas, dll

2. Jagung

lalat bibit, bulai, penggerek tongkol, tikus

3. Kedelai

ulat grayak, tikus, lalat kacang, penggerek polong,
ulat jengkal

4. Kacang Tanah

ulat grayak, kutu kebul, karat daun, bercak daun,

sapu setan

5. Kacang hijau

ulat grayak, penggerek polong, bercak daun, karat

6. Ubi Kayu

tungau merah, kutu kebul, lundi/uret

7. Ubi Jalar

Cylas formicarius, pengorok daun

Luas Serangan OPT Utama Tanaman Padi
di Provinsi Lampung (ha) 5 Tahun Terakhir
Jenis OPT
Utama
PBP
Tikus

Wereng Batang
Coklat (WBC)
Blas
Tungro
Xanthomonas

2006

2007

2008

2009
T

2010

T

P


T

P

T

P

P

T

P

5.786

0

6.584


0

5.633

0

295

0

757

0

535

0

927


0

1.021

9

1.988

0

2.119

2

1.711

0

1.423


0

4.043

4

382

0

188

0

64

0

97


0

123

0

7.231 0 8.646 0
12.79
12.14
6.394 26 4.929 12 6.089 46
3
48
4
131

581
15.42
Jumlah
6


0

913
15.49
26
0

0

1.552
15.58
14
4

0

1.833
24.30
46
4

0

2.681
28.65
48
8

0
144

Luas Serangan OPT Utama Tanaman Jagung
Di Provinsi Lampung (ha) 5 Tahun Terakhir
Jenis OPT
Utama
Penggerek
batang
Penggerek
tongkol

2006
T
P

2007
T
P

2008
T
P

2009
T
P

2010
T
P

192

0

1.011

0

514

0

291

0

481

0

793

0

2.051

0

628

0

498

0

1.189

0

Tikus

320

0

414

0

1.437

6

1.664

2

1.476

0

Ulat grayak

426

0

1.209

0

903

0

673

0

725

0

Lalat bibit

333

8

660

0

954

43

617

0

421

0

Bulai

416

18

14

1

849

18 1.295 177 1.138 184

Jumlah 2.480 26 5.359

1

5.285 67 5.038 179 5.430 184

Luas Bencana AlamTanaman Padi dan Jagung di
Provinsi Lampung (ha) 5 Tahun Terakhir
Jenis Tanaman /
Komoditas
PADI
Kekeringan
Banjir
JAGUNG
Kekeringan
Banjir

2006
T

P

2007
T

P

2008
T

P

2009
T

P

2010
T

P

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
19.77
24.31
7 2.361 4.511 736
8 2.152 3.549 112
3
0
28.80
35.82 13.33
5.965 704 2.976 472
5 9.604 9.062 3.634 8
6
 
 
 
 
 
 
 
15.64
28.87
3 4.654 8.014 229
8
598 3.058

 

 

 

0

0

0

94
16 2.450 554 5.958 2.342 1.142 620 2.286 929
41.47
17.95
87.95 14.69 16.81
38.11 14.26
Jumlah 9 7.735 1 1.991 9
6
1 4.366 7
5

OPT yang perlu mendapat
perhatian khusus :

Wereng Batang Coklat

WERENG BATANG COKLAT
Nilaparvata lugens Stal










Hama laten
Salah satu organisme pengganggu tumbuhan
(OPT) utama pada tanaman padi
Menyerang setiap stadia tanaman padi mulai
persemaian sampai menjelang panen
Mempunyai dua fungsi yang merusak sebagai
hama dan sebagai vektor (pembawa) penyakit
virus
Ada di semua negara penghasil padi
Dapat hidup pada rerumputan atau gulma
sebagai inang

KARAKTERISTIK WBC









Merupakan hama exotic/exclusif/executive
Menimbulkan dampak sosial/ekonomi/politis
yang sangat besar
Mempunyai genetik plastisitas yang tinggi
Merupakan hama laten
Dapat melemahkan kerja insektisida
Dapat mentransfer virus kerdil hampa/rumput
Mudah mengalami resistensi, resurjensi

Faktor Pendukung Terjadinya Serangan









Sangat dipengaruhi kondisi lingkungan cuaca,
ketahanan varietas, pola tanam, keberadaan musuh
alami, penggunaan pestisida kurang bijaksana
Musim kemarau yang basah (keragaman hujan pada
MK)
Dominasi suatu varietas tahan dalam jangka lama
(ledakan biotipe 1 karena penanaman VUTW-1,
biotipe 2 penanaman VUTW-2)
Pola tanam padi-padi-padi (faktor ketersediaan air)
Penggunaan pestisida tidak memenuhi kaidah 6 tepat
(tepat jenis, sasaran, waktu, dosis, cara dan tempat)

MENGGELORAKAN PHT
 Sebagai amanat UU No. 12 Tahun

1992 tentang sistem budidaya
tanaman, pengendalian OPT
dilakukan dengan sistem PHT.

 PHT diterapkan secara benar dan

tepat (Revitalisasi)

Unsur-Unsur PHT dalam Pengendalian OPT
Varietas

Pola
tanam

Musuh
alami
Populasi
Biotipe

Insektisida
secara
bijaksana

Pengamatan
teratur

SISTEM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN PERLINDUNGAN
TANAMAN
Sarana

Peramalan
Peringatan Dini

Pengambilan
Keputusan

Pengamatan

Ekosistem Pertanian

Operasional
Pengendalian

Pengendalian OPT



Penerapan Kebijakan Perlindungan Tanaman Pangan



Pengelolaan Ekosistem



Pelestarian dan Pemanfaatan Musuh Alami



Pengamatan Intensif



Penggunaan Pestisida

Pengelolaan Ekosistem


Pemilihan varietas tahan dan toleran



Penanaman benih sehat, unggul dan bermutu



Pengaturan jarak tanam/sistem legowo



Pengelolaan tanah dan air



Sanitasi lingkungan

Pelestarian dan Pemanfaatan Musuh Alami
dengan cara :



Selektif dalam aplikasi pestisida



Penanaman varietas toleran



Penggunaan pestisida ramah lingkungan



Penggunaan agensia hayati pada populasi rendah

Pengamatan Intensif

 Penerapan sistem early warning system (EWS)
 Pengamatan secara teratur dan berkelanjutan
 Penetapan saat yang tepat untuk pengendalian

Penggunaan Pestisida

 Selektif (insektistatik untuk stadia
nimfa, racun kontak untuk dewasa)
 Analisis ekosistem
 Sesuai anjuran dan diizinkan

KEGIATAN DI TINGKAT
LAPANGAN DALAM UPAYA
PENGAMANAN PRODUKSI

SLPHT


Model Dasar
Pengembangan SLPTT
Pemberdayaan melalui KELOMPOK TANI

• Usaha tani ramah lingkungan dan
berkelanjutan, produk yang aman
PASAR
GLOBAL



Pengamanan produksi OPT Spesifik lokasi

• Pelestarian teknologi kearifan lokal
• Produksi tinggi

Meningkatkan kemampuan petani
dan petugas dalam melakukan
adaptasi dari dampak perubahan
iklim

SLI


SDA dpt
dimanfaatkan
scr maksimal






Petani mampu mengelola lahan
secara optimal sesuai pola iklim di
wilayahnya
Kehilangan hasil dapat diminimalkan
Daya dukung sumber daya alam
(SDA) dalam penyediaan air untuk
keperluan usaha tani meningkat
Peningkatan pendapatan petani

Gerakan
Pengendalian

Memobilisasi & memotivasi
petani untuk melakukan
gerakan pengendalian

• Kesadaran petani meningkat


OPT
terkendali

Petani lebih peduli terhadap kebersamaan

• Pemberdayaan kelompok tani/RPH
• Sosialisasi penerapan teknologi
pengendalian

DUKUNGAN

DUKUNGAN PERLINDUNGAN TANAMAN
DALAM PENGAMANAN PRODUKSI
DI LAMPUNG BARAT
TAHUN 2011
Jenis Kegiatan

No

SL-PHT Padi

1

 

2

KebunTebu

SL-I

1

Pesisir Tengah

Pengawalan Tanaman
Pangan
dari Gangguan OPT

Kecamatan

Keteranga
Jumlah unit
n

Desa/Pekon

Pesisir Selatan Tanjung Raya

 

1 (satu)

Gadu 2011

Tugu Mulya

1 (satu)

Gadu 2011

Pasar Krui

1 (satu)

Gadu 2011

 

 

 

 

 

Seluruh Kecamatan (dilaksanakan oleh 3 POPT dan 4
POPT-THL)

PENGAMANAN
PRODUKSI
OPT (Hama, Penyakit) dan DPI (Banjir,
Kekeringan)





POPT
Lab. PHP
Balai Proteksi (UPTD)

PENGAWALA
N

• SLPHT didekatkan/diimpitkan SLPTT (APBN, APBD,
Kemitraan, Swadaya dll)
• Pengamatan tetap/keliling
• OPT : Bantuan teknologi, bahan pengendali OPT, pestisida/
agen hayati
• DPI : - Bantuan benih CBN untuk tanaman puso banjir dan
kekeringan

 KOORDINASI PUSAT DAN
DAERAH
 Pemerintah Daerah (Propinsi, Kabupaten/

Kota) merupakan ujung tombak gerakan
pengendalian OPT termasuk WBC
 Pusat dan Propinsi merupakan fasilitator
dan dinamisator dalam pelaksanaan
kegiatan
 Kegiatan pengamanan produksi terfokus
di kabupaten

MEKANISME OPERASIONAL PENGENDALIAN OPT
DIREKTORAT PERLINDUNGAN
TANAMAN PANGAN

PUSAT
BPMPT

BBPOPT

BUMN

PROV

DINAS PERTANIAN
PROPINSI
UPTD
BPTPH

SUBDIN
PERLINTAN

BRIGADE
PROTEKSI TAN.

WILAYAH
KAB

DIPERTA
KABUPATEN

KEC

DINAS KECAMATAN
YG MEMBIDANGI PERT.

LAB.
PHP/LAH

RPH
POS PELAYANAN
AGENS HAYATI

DESA

PPL

KOORDINATOR
PENGAMAT

POPT/
FASILITATOR

PETANI PENGAMAT / PEMANDU
: instruksi
: koordinasi
: pendampingan

33

PUSAT KOMANDO GERAKAN PENGENDALIAN OPT
PUSAT

DINAS PROPINSI

PROV

Laporan Hasil
Pelaksanaan

SUBDIN
PERLINTAN

Laporan Akhir

Pelaporan
BRIGADE
PROTEKSI TAN.

WILAYAH
KAB

Pusat program
pengendalian

KEC

DINAS KECAMATAN
YG MEMBIDANGI PERT.

Pelaksana
pengendalian
DESA

DIPERTA
KABUPATEN

Pelaksana Gerakan

RPH
POS PELAYANAN
AGENS HAYATI

PPL

Penyampai
informasi teknis

PETANI PENGAMAT / PEMANDU

Lokasi pengendalian

UPTD
BPTPH

Sumber
informasi teknis

LAB.
PHP/LAH

KOORDINATOR
PENGAMAT

POPT/
FASILITATOR

POSKO GERAKAN PENGENDALIAN OPT
(WERENG BATANG COKLAT DAN TIKUS)
KA BADAN LITBANG, KA BADAN SDM

BUMN
BPTPH,
LAB PENGAMATAN
KOORDINATOR
PHP

DIRJEN TANAMAN PANGAN
POSKO I (PUSAT)

DINAS PERTANIAN
PROVINSI
BRIGADE PROTEKSI
TANAMAN
DINAS PERTANIAN
KABUPATEN/KOTA

PHP

GUBERNUR
POSKO II (PROVINSI)

KCD

BUPATI/WALIKOTA
POSKO III (KAB/KOTA)

CAMAT
POSKO IV KECAMATAN

BIPP

PPL
KETUA KELOMPOK TANI (POSKO VI)
LAHAN PERTANAMAN

KEPALA DESA
POSKO V KECAMATAN

PENUTUP
1. Swasembada pangan berkelanjutan perlu

dipertahankan sebagai citra suatu bangsa
2. OPT masih menjadi kendala dalam pencapaian

sasaran produksi
3. OPT utama masih menjadi prioritas untuk

dikendalikan sehingga sasaran produksi tidak
terganggu
4. WBC menjadi prioritas utama untuk ditanggulangi

karena serangan sudah terjadi peningkatan di sentra
produksi

Lanjutan …..
5. Teknologi yang harus diterapkan adalah

teknologi Pengendalian Hama Terpadu (PHT)
sesuai dengan amanat UU No. 12 Tahun 1992
6. Koordinasi antara Pemerintah Pusat, Propinsi,
Kabupaten/Kota perlu ditingkatkan untuk
meminimalkan kerusakan yang disebabkan oleh
OPT
7. Pemerintah Kabupaten/Kota sebagai komando
dalam pelaksanaan pengendalian sesuai
dengan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria
yang ditetapkan oleh Pusat.

38

Wassalammu’alaikum. Wr.wb
• Semoga sukses

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun 2004-2013

21 388 5

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN GANGGUAN JIWA (SKIZOFRENIA) Di Wilayah Puskesmas Kedung Kandang Malang Tahun 2015

28 256 11

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

6 101 0

Kajian administrasi, farmasetik dan klinis resep pasien rawat jalan di Rumkital Dr. Mintohardjo pada bulan Januari 2015

19 169 0

Peranan Hubungan Masyarakat (Humas) Mpr Ri Dalam Mensosialisasikan Empat Pilar Bangsa Tahun 2014

4 126 93

Makna Kekerasan Pada Film Jagal (The Act Of Killing) (Analisis Semiotika Roland Barthes pada Film Dokumenter "Jagal (The Act of Killing)" tentang Pembunuhan Anti-PKI pada Tahun 1965-1966, Karya Joshua Oppenheimer)

17 109 98