BAB IV - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Interaksi dan Adaptasi Sosial Pelajar Papua: Studi Kasus Pelajar Asal Papua di SMA Kristen Satya Wacana dan SMA Theresiana Kota Salatiga

  

BAB IV

GAMBARAN ORANG PAPUA DI SALATIGA

4.1 HIMPPAR

  HIMPPAR atau Himpunan Mahasiswa dan Pelajar Papua Barat merupakan organiasi anggota persaudaraan pelajar dan mahasiswa Papua yang berada di Kota Salatiga. HIMPPAR pada awalnya merupakan organiasi yang mewadahi mahasiswa asal Irian Jaya yang dikenal dengan nama PERMINIJA (Persatuan Mahasiswa Indonesia Asal Irian Jaya) yang dibentuk sebelum tahun 1986. Pada awal tahun 1986, tepatnya tanggal 30 Maret 1986 organisasi PERMINIJA diganti dengan nama HIPMIJA (Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Asal Irian Jaya) dimana salah satu penyebab utama pergantian nama ini dikarenakan adanya perkembangan dari anggota organiasi yang tidak hanya dari kalangan mahasiswa tetapi juga dari kalangan pelajar.Selanjutnya, pada tahun 1999 nama Irian Jaya yang diubah menjadi Papua oleh pemerintah pusat, perubahan tersebut kemudian menjadi alasan perubahan nama utama HIPMIJA menjadi HIMPPAR.

  Berdasarkan fungsi, HIMPPAR merupakan wadah untuk mencari solusi dari semua yang terjadi, sebagai oraganisasi yang merangkul mahasiswa, pelajar, dan keluarga guna mempererat hubungan persaudaraan serta memotivasi mahasiswa dan pelajar untuk dapat menempuh pendidikan dengan hasil yang baik sehingga bermanfaat bagi pribadi,keluarga, dan lingkungan. Guna mencapai fungsi organisasi, HIMPPAR memiliki berbagai kegiatan tahunan yang melibatkan seluruh anggota organisasi seperti kegiatan Makrab atau malam keakraban. Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk merangkul para pelajar atau mahasiswa baru yang datang untuk belajar di Salatiga. Selain itu kegiatan ini juga bertujuan untuk mempererat hubungan antar anggota HIMPPAR.

  Berdasarkan tujuan, HIMPPAR bertujuan untuk merangkul seluruh mahasiswa dan pelajar dari Papua untuk bersatu dalam persaudaraan didalam

4.2 Profil Informan

  Profil informan merupakan gambaran tentang subjek atau narasumber yang menjadi bagian dalam penelitian, secara keseluruhan terdapat sembilan pelajar asal Papua dengan latar belakang usia, tempat asal, agama yang berbeda. Informan adalah siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X

  kondisi apapun dan suku apapun. Berbagai permasalahan yang terjadi dan melibatkan anggota HIMPPAR baik permasalahan yang terjadi dilingkungan sekolah, universitas, dan lingkungan tempat tinggal menjadi tanggung jawab HIMPPAR.

  • – XII dari beberapa seklolah berbeda. Profil informan secara lengkap dapat dilihat dalam tabel berikut.

  

Tabel 4.1

Karakteristik Informan

  16 Biak Protestan Laki-laki Kost SMA LAB

  kota Salatiga dengan usia antara 16

Tabel 4.1 merupakan uraian karakteristik informan yang merupakan pelajar atau siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) asal Papua yang berada di

  16 Nduga Protestan Laki-laki Kost SMA Theresiana

  9 Wanbil

  16 Nduga Protestan Laki-laki Kost SMA Theresiana

  8 Sius

  16 Nabire Protestan Perempuan Keluarga SMA LAB

  Ayomi

  7 Angelin C.

  6 Johan Kevin

  No Nama Usia Asal Agama Jenis Kelamin Tempat Tinggal Sekolah 1 Yunita C.

  20 Nabire Katolik Laki-laki Kost SMA Theresiana

  18 Nabire Katolik Laki-laki Kost SMA Theresiana 5 Emanuel T.

  4 Tom Richard Erari

  17 Biak Protestan Perempuan Kost SMA Theresiana

  3 Marice

  16 Sorong Katolik Perempuan Kost SMA Theresiana

  2 Kesia Melles

  17 Biak Protestan Perempuan Kost SMA Theresiana

  Kiriho

  Waine

  • – 20 tahun. Berdasarkan agama, terdapat 3 orang informan beragama Katolik dan 6 informan beragama Kristen Protestan. Berdasarkan tempat tinggal, terdapat 8 informan tinggal di tempat kos-kosan sedangkan 1 informan tinggal bersama saudara. Informan merupakan siswa-
siswa asal Papua dari beberapa wilayah berbeda yaitu Nabire, Biak, Sorong, dan Nduga. Berdasarkan jenis kelamin, terdapat 5 informan Laki-laki dan 4 informan Perempuan. Bedasarkan tahun datang, terdapat 4 informan yang datang ke Salatiga pada tahun 2014 yaitu Angelina C Ayomi, Marice, Tom Ricard Erari dan Emanuel T Waine dan terdapat 5 informan yang datang ke Salatiga pada tahun 2015 yaitu Johan Kevin, Sius, Wambil, Yunita C Kiriho dan Kesia Melles.

  Angelina C Ayomi datang pada semester 2 kelas 3 SMP pindah dari Nabire pada tahun 2014 sedangkan Marice, Tom Richard Erari dan Emanuel T Waine datang ke Salatiga waktu masuk kelas 1 SMA pada tahun ajaran 2014/2015 dan Johan Kevin, Sius, Wambil datang pada tahun 2015 waktu kelas 1 SMA pada tahun ajaran 2015/2016 sedangkan Yunita C Kiriho dan Kesia Melles pindah ke Salatiga waktu naik kelas 2 SMA semester 1 tahun ajaran 2015/2016, Yunita pindah dari Magelang ke Salatiga sedangkan Kesia pindah dari Semarang ke Salatiga. Keberadaan siswa-siswi asal Papua di Kota Salatiga, merupakan wujud nyata pemerintah Papua dalam meningkatkan kualitas dan distribusi sumber daya manusia melalui pendidikan dengan memberikan beasiswa kepada putra-putri daerah

4.3 Interaksi Pelajar dan Mahasiswa Papua

  Keberadaan pelajar asal Papua di kota Salatiga merupakan bagian dari dukungan pemerintah terhadap pengembangan dan penyebaran sumber daya manusia yang merata di Papua. Keberadaan pelajar sebagaimana dicatat dalam sejarah perkembangan HIMPPAR telah ada sejak tahun 1986 yang juga merupakan cikal bakal perubahan nama PERMINIJA (organisasi mahasiswa saat itu) menjadi HIPMIJA. Keberadaan pelajar di kota Salatiga tentunya tidak lepas dari rasa percaya yang diberikan masyarakat Papua kepada kota salatiga secara umum dan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) secara khusus sebagai tempat memperoleh pendidikan. Rasa percaya tersebut tentunya tidak lepas dari berbagai pengalaman yang di alami oleh para mahasiswa asal Papua yang sudah lebih dulu datang menempuh pendidikan di kota Salatiga. Pengalaman-pengalaman mahasiswa asal Papua tersebut kemudian dikomunikasikan sedemikian rupa sehingga membentuk kesan tentang bagaimana proses yang terjadi dalam menempuh pendidikan di Kota Salatiga.Selain dari pada itu pengalaman tersebut bersumber dari individu yang memiliki berbagai kesamaan atau homogenitas baik kesamaan budaya, bahasa, dan kesamaan penampilan fisik sehingga dapat menciptakan kepercayaan tentang seberapa baiknya menempuh pendidikan di Salatiga. Tentunya, kepercayaan tersebut tidak hanya kepada kota Salatiga dan UKSW sebagai tempat penyelenggara pendidikan tetapi juga kepada komunitas mahasiswa asal Papua sebagai pranata sosial.

  Ketika datang ke Salatiga untuk kali pertama, sebagian besar interaksi sosial pertama para pelajar adalah interaksi dengan mahasiswa Papua yang berada di Salatiga. Hal ini terjadi karena para pelajar yang datang dari Papua

  1

  merasa bahwa kaka-kaka Papua yang ada di Salatiga adalah saudara yang datang dari tempat yang sama dan juga memiliki latar belakang budaya yang sama begitu juga sebaliknya. Selain dari rasa perasaudaraan yang dimiliki antara pelajar dan mahasiswa asal Papua, para mahasiswa asal Papua juga memiliki rasa tanggung jawab yang luar biasa untuk membantu setiap pelajar yang yang datang. Rasa tanggung jawab ini tercermin dari bagaimana kaka-

  kaka membantu para pelajar dalam pengurusan administrasi sekolah,

  membantu pelajar menyiapkan berbagai keperluan, dan membantu pelajar untuk mengenal lingkungan tempat tinggal yang memiliki latar belakang berbeda. Proses pengenalan atau orientasi para pelajar dengan lingkungan juga dikenal dengan sebutan acara Makrab atau malam keakraban. Acara ini diselenggarakan oleh HIMPPAR hampir setiap tahun dengan tujuan memberikan pengenalan kepada para pelajar dan mahasiswa baru untuk saling mengenal satu dengan yang lain sebagai anggota HIMPPAR, dan juga untuk mengenal visi dan misi HIMPPAR sebagai organisasi pelajar dan mahasiswa asal Papua.

  Saat ini, sebagian besar pelajar yang ada di Salatiga tinggal di tempat 1 tinggal (kost) yang sama dengan kaka-kaka asal Papua dimana pelajar yang tinggal bersama dengan kaka-kaka Papua memiliki interaksi yang lebih intens dengan kaka-kaka Papua.

  Tinggal di kos, sama dengan kaka dari Papua juga. Kalo di kos campur ada yang dari jawa, ambon, kupang dan banyak kaka-kaka dari Papua juga. Karena di kos banyak kaka-kaka mahasiswa yang dari luar papua jadi bergaulanya dengan teman SMA dan kaka-kaka mahasiswa dari papua karena 2 lebih nyaman kalau untuk cerita dan bergaul dengan mereka .

  Tinggal bersama dengan kaka-kaka Papua juga memberikan rasa nyaman dan terkadang membuat pelajar merasa seperti sedang bersama-sama dengan keluarga di rumah. Perasaan tersebut dapat hadir karena adanya kesamaan bahasa, makanan, dan cara berinteraksi yang sama antara sesama anak Papua.

  Tidak semua pelajar yang datang ke Salatiga tinggal secara bersama- sama dengan kaka-kaka Papua, beberapa pelajar yang datang dari Papua tinggal bersama dan berbaur dengan mahasiswa yang berasal dari Jawa (luar kota Salatiga) dan luar dari beberapa etnis lainnya. Bahkan beberapa dari anak Papua yang datang ke Salatiga untuk kali pertama tidak secara langsung kenal dengan kaka-kaka Papua.

  Disini kos di kalimangka, kos campur ada yang dari Jawa, dan luar Jawa dan Papua hanya tong dua saja deng kaka tingkat di SMA LAB. Dikost ada mahasiswa dan kariawan kantoran. Kalau di kos beriterkasi dengan semua teman- teman SMA dan kaka-kaka mahasiswa yang dari luar papua yang ada dikos. Untuk pergaulan mungkin tidak semua bergaul dekat deng saya karena di kos ada yang anak kantoran dan ada juga anak kos yang tertutub jadi sedikit 3 susah untuk begaul lebih dekat dengan dorang jadi biasa hanya baku tegur saja .

  Sehingga dalam interaksinya pelajar tersebut lebih melakukan kontak sosial dengan teman 2 – teman yang bukan berasal dari Papua yang secara latar 3 Hasil Wawancara dengan Marice, SMA Theresiana, 20 Februari 2017

  belakang budaya memiliki perbedaan. Perilaku interaksi pada pelajar yang tidak secara bersama-sama tinggal atau berbaur dengan kaka-kaka Papua hanya terjadi pada sebagian pelajar, hal ini dapat terjadi karena dilatar belakangi juga oleh karakteristik budaya orang Papua yang oleh Held disebutkan sebagai budaya yang terbuka dan mudah bersahabat.

  Interaksi sosial pelajar asal Papua dalam kehidupan sehari-hari berjalan dengan harmonis, saling menghargai antara satu dengan yang lainnya. Dalam beberapa kesempatan memang terdapat konflik yang terjadi antara sesama anak Papua yang melibatkan mahasiswa dan pelajar namun konflik tersebut hanya sebatas kesalahpahaman. Sebaliknya sebagai bagian dari dinamika sosial anak- anak Papua, para pelajar dan mahasiswa Papua juga memiliki budaya Mob atau cerita lucu yang mempersatukan sesama anak Papua baik pelajar maupun mahasiswa.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Intensitas Bermain Game Online dengan Kemandirian Belajar Siswa Kelas VIII SMP Pangudi Luhur Salatiga

0 0 14

BAB II LANDASAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Pola Asuh Permisif terhadap Disiplin Belajar Mahasiswa BK UKSW 2014

0 2 15

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Pola Asuh Permisif terhadap Disiplin Belajar Mahasiswa BK UKSW 2014

0 2 13

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Pola Asuh Permisif terhadap Disiplin Belajar Mahasiswa BK UKSW 2014

0 2 12

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Perilaku Bullying pada Peserta Didik Kelas IX SMP Pangudi Luhur Salatiga

0 1 8

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perilaku Bullying 2.1.1 Pengertian Bullying - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Perilaku Bullying pada Peserta Didik Kelas IX SMP Pangudi Luhur Salatiga

0 1 17

BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Pendekatan Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Perilaku Bullying pada Peserta Didik Kelas IX SMP Pangudi Luhur Salatiga

0 0 12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Perilaku Bullying pada Peserta Didik Kelas IX SMP Pangudi Luhur Salatiga

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Perilaku Bullying pada Peserta Didik Kelas IX SMP Pangudi Luhur Salatiga

0 1 20

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Interaksi dan Adaptasi Sosial Pelajar Papua: Studi Kasus Pelajar Asal Papua di SMA Kristen Satya Wacana dan SMA Theresiana Kota Salatiga

0 0 11