Analisis Humor dalam Tindak Tutur di Ser

Analisis Humor dalam Tindak Tutur di Serial Komedi “Preman Pensiun”
Cipto Wardoyo
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
cipto_w@yahoo.com
Abstrak
Humor adalah sesuatu yang penting dalam kehidupan, kehadirannya sangat diperlukan seperti
garam di dalam menu masakan. Setiap sisi kehidupan manusia walaupun sulit dan rumit namun
sebenarnya di sana ada tersisip hal-hal jenaka yang mampu membuat hidup lebih rileks dan
menyenangkan. Fenomena mengenai wacana humor sangat menarik terutama humor verbal apabila dikaji
secara linguistik, karena tidak saja melibatkan tuturan kata dalam kalimat tetapi juga konteks tuturan yang
mendasarinya terutama terkait dengan situasi dan konteks budaya. Serial komedi “Preman Pensiun”
mampu menyuguhkan realitas kehidupan masyarakat Bandung dengan menampilkan keseharian
masyarakat dengan alur cerita dan dialog yang jenaka. Serial komedi ini mampu menampilkan sisi
kehidupan preman yang humanis dan lucu, komedi ini tidak hanya membuat penonton tertawa tetapi
juga mampu memberikan pesan-pesan moral yang dikemas secara lucu dan menarik. Penelitian ini
mencoba untuk membahas dua hal, pertama untuk mengetahui tindak tutur apa yang mengandung humor
dalam serial komedi “Preman Pensiun”, kedua untuk mengetahui penyimpangan prinsip kerjasama yang
dapat menciptakan humor. Dalam makalah ini penulis menggunakan teori humor, teori tindak tutur, dan
prinsip kerjasama. Penulis mencoba untuk menganalisis humor dalam serial komedi “Preman Pensiun”
secara pragmatik dengan menggunakan teori tindak tutur Searle, dan prinsip kerjasama Grice. Data
penelitian ini diambil dari tuturan percakapan tokoh yang mengandung unsur humor dengan

menggunakan metode simak catat. Penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk menganalisis
setiap tuturan jenaka secara pragmatik.
Kata Kunci: Pragmatik, Humor, Tindak Tutur, Prinsip Kerjasama
Latar belakang
Problematika kehidupan dan persaingan dunia kerja memicu manusia untuk bekerja keras,
disiplin dan hidup dengan penuh rasa khawatir. Setiap manusia dalam kehidupannya membutuhkan
humor untuk menjadikan hidupnya lebih rileks, lebih tenang dan jauh dari stres. Hal ini menandakan
bahwa humor adalah hal yang penting dalam kehidupan manusia. Humor sangat digemari masyarakat
sehingga tidak mengherankan jika banyak acara televisi yang menayangkan humor seperti Overa Van
Java, Tawa Sutra, Sketsa, The Comment dan lain-lain. Bahkan setiap program televisi memiliki program
unggulan yang bertema humor, hal ini karena semua kalangan menyukai humor sebagai hiburan dalam
kehidupannya. Ini menandakan humor semakin penting dalam kehidupan manusia, hal ini terlihat juga
dengan banyaknya iklan komersial yang mengandung humor untuk menarik para pemirsa.
Humor memiliki banyak manfaat seperti untuk membuat komunikasi tidak tegang dan hubungan
akan menjadi lebih harmonis. Humor juga bermanfaat secara psikologis yakni humor yang menyebabkan
orang tertawa akan membuat hidup lebih bahagia, dengan tertawa maka jantung manusia akan semakin
sehat karena aliran darah ke jantung lancar. Fenomena humor sebagai kajian linguistik merupakan
fenomena menarik karena tidak hanya berbicara tentang struktur kalimat dan maknanya tetapi juga
pengaruh budaya. Kajian tentang humor sudah menjadi kajian akademis yang cukup menarik baik secara
semantik, pragmatik maupun sosiolinguistik.

Kajian humor adalah kajian yang sangat menarik hal ini terlihat dengan adanya penelitian dari
berbagai bidang kajian seperti Shanker Krishnan dan Dipankar Chakravarti (2013) yang mengkaji efek
humor dalam iklan A Process Analysis of the Effects of Humorous Advertising Executions on Brand
Claims Memory. Selain itu Bahaa-eddin Abulhassan Hassan(2013) meneliti humor politik dengan
artikelnya yang berjudul The Pragmatics of Humor: January 25th Revolution and Occupy Wall Street.
Anand Firmansyah (2011) penyimpangan prinsip kerja sama dan prinsip kesopanan dalam wacana humor
Wardoyo, Cipto. 2015. Analisis Humor dalam Tindak Tutur di Serial Komedi “Preman Pensiun”. Makalah dalam prosiding Konferensi
Linguistik Tahunan Atmajaya (Kolita) ke-13 8-9 april 2015

verbal tulis pada buku mangkunteng. Hyunisa Rahmanadia (2010) Ambiguitas makna dalam anekdot
berbahasa Rusia.
Menurut Ross (1998) humor adalah sesuatu yang membuat seseorang tersenyum atau tertawa,
lebih lanjut Ross menjelaskan bahwa humor juga terkait dengan prilaku sosial dan budaya, bisa jadi
menurut seseorang sesuatu itu dianggap lucu tapi menurut orang lain itu dianggap tidak lucu atau bahkan
memalukan. Nash di dalam Gretchi (2004) humor adalah kharaktersitik yang spesifik dari kemanusiaan,
humor hadir dalam konvensi sosial dan artefak budaya serta muncul dalam interaksi dengan orang lain.
Tindak tutur menurut Austin(1962) adalah ketika seseorang mengucapkan sesuatu pada
hakikatnya ia telah melakukan tindakan melalui kata-katanya. Lebih jauh Searle (1972) membagi tindak
tutur menjadi lima kategori yakni representatif (memberi informasi atau sesuatu yang diyakini
kebenarannya), direktif (meminta seseorang untuk melakukan sesuatu), ekspresif ( mengekspresikan apa

yang dirasakannya), komisif (berencana melakukan sesuatu yang telah dikatakannya) dan deklaratif
(meciptakan hal atau kondisi yang baru) . Ketika seseorang mengucapkan perasaan gembiranya maka
pada saat itu ia telah melakukan tindak tutur ekspresif, ketika seseorang meyuruh seseorang pada saat itu
ia sedang melakukan tindak tutur direktif.
Humor atau sesuatu yang jenaka karena dalam teks humor tersebut ada ambiguitas, menurut
Ullman di dalam Rahmanadia (2010) ambiguitas makna dikelompokkan menjadi tiga yakni ambiguitas
fonetik, leksikal dan gramatikal. Ambiguitas fonetik terjadi karena membaur atau tidak jelasnya struktur
fonetik suatu kata atau frasa, misalnya kata “bantuan” bisa dimaknai ganda yakni “bantuan” dan “ban
tuan”. Ambiguitas gramatikal adalah ambiguitas yang disebabkan oleh faktor gramatikal atau struktur
suatu kata, frasa atau kalimat, contoh kalimat “pukul” apabila diberi imbuhan peN maka akan menjadi
“pemukul” yang memiliki makna ganda yakni orang yang memukul atau alat untuk memukul.
Ambiguitas leksikal adalah ambiguitas pada tataran leksem, misalnya kata “bank” dan “bang” meski
secara pengucapan sama tapi memiliki makna yang berbeda.
Grice di dalam Chaer (2010) mengatakan bahwa pertuturan akan berlangsung baik apabila
penutur dan mitra tutur mentaati prinsip-prinsip kerjasama dalam percakapan. Grice mengatakan bahwa
peserta tutur harus mentaati empat maksim agar komunikasi mereka berhasil dengan baik, pertama
maksim kuantitas yakni peserta tutur harus memberi informasi yang cukup, tidak kurang dan juga tidak
terlalu berlebihan. Kedua maksim kualitas bahwa peserta tutur harus mengatakan yang sebenarnya.
Ketiga maksim relevansi, peserta tutur harus memberikan kontribusi yang relevan dengan masalah atau
topik tuturan. Maksi keempat adalah peserta tutur harus berbicara secara langsung, tidak ambigu dan

tidak bertele-tele. Ketika maksim Grice ini dilanggar biasanya akan terjadi kesalahpahaman dan ini juga
sering menjadi faktor munculnya hal lucu atau humor.
Makalah ini mencoba untuk mendeskripsikan tuturan humor yang ada dalam serial komedi
“Preman Pensiun”. Komedi ini bernuansa kental budaya Sunda yang menggambarkan kondisi kehidupan
masyarakat Bandung secara apik dan apa adanya. Serial komedi ini menggambarkan sisi kehidupan
preman yang humanis dan lucu. Preman yang biasanya digambarkan sebagai seorang yang kasar, tak
mememiliki empati dan kejam, namun di serial komedi ini preman digambarkan sebagai sosok manusia
yang seutuhnya dengan berbagai karakter unik yang dimilikinya.
Metodologi
Metode penelitian yang penulis gunakan dalam makalah ini adalah metode penelitian kualitatif.
Cresswel (1994: 2) mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu proses untuk memahami
fenomena sosial atau yang berkaitan dengan prilaku manusia secara menyeluruh, kompleks dan holistik.
Lebih jauh Marvasti (2004: 7) menyatakan bahwa penelitian kualitatif menggambarkan dan menjelaskan
kualitas pengalaman seseorang. Ritche dan Lewis (2003:3) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif
memberikan arahan yang jelas dalam rangka memahami fenomena sosial dari partisipan melalui nilainilai sosial, pengalaman dan cara pandang mereka. Sedangkan Woods (2006:2) mengatakan bahwa
penelitian kualitatif fokus pada kondisi alamiah yang memiliki makna, perspektif, dan pemahaman yang
mempertimbangkan proses. Dari pengertian metode penelitian kualitatif di atas dapat disimpulkan bahwa
metode kualitatif akan menjelaskan data secara deskriptif, holistik dan menyeluruh mengenai fenomena
sosial untuk dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh dan komprehensif. Sumber data makalah ini diambil
Wardoyo, Cipto. 2015. Analisis Humor dalam Tindak Tutur di Serial Komedi “Preman Pensiun”. Makalah dalam prosiding Konferensi

Linguistik Tahunan Atmajaya (Kolita) ke-13 8-9 april 2015

dari serial komedi “Preman Pensiun”, penulis mentranskrip data humor verbal lalu memilah data yang
mengandung humor. Tuturan yang mengandung humor kemudian dideskripsikan secara kualitatif dan
selanjutnya data diinterpretasi berdasarkan teori humor.
Pembahasan
Dalam pembahasan tindak tutur humor di serial “Preman Pensiun” ini penulis memaparkan data
yang ditemukan dan mendeskripsikan fenomena humor yang muncul di setiap data.
Data 1
Komar : Di pasar ada tukang dagang namanya Supardi. Dia suka dibantu sama anaknya. Gua sukaaaa
ama dia.
Herman: Sama Supardi?
Komar : Ihh…Anaknya!
Tuturan di atas adalah dialog antara Komar dan Herman, keduanya adalah preman anak buah
Muslihat. Komar ditugasi untuk menjaga keamanan pasar, tetapi Komar malah sering menggoda
perempuan yang berdagang di pasar. Komar menyatakan perasaannya dengan tindak tutur ekspresif
bahwa dia menyukai seseorang di pasar dengan tindak tutur ekspresif “gua sukaaa ama dia”, namun
Herman salah persepsi terhadap referen orang yang disukai oleh Komar. Kelucuan dari dialog di atas
disebabkan karena Komar tidak mentaati maksim cara karena kata-katanya memiliki ambiguitas makna
sehingga Herman menangkap makna bahwa Komar menyukai Supardi bukan anaknya Supardi.

Data 2
Amin: Imas
Imas: Ada apa?
Amin: Kopi dong..
Imas: Nanti kalau kebanyakan minum kopi kamu tambah item
Amin: Kamu jangan menghina, ini itemnya item kurma biar item manis rasanya
Imas: Imas bikinin kopi susu ya?
Amin: boleh
Imas: biar gak terlalu item
Dialog di atas adalah percakapan antara Amin dan Imas, keduanya adalah pembantu kang Bahar,
percakapan ini mengandung humor karena ketika Amin melakukan tindak tutur permintaan untuk
dibuatkan kopi dengan mengucapkan tuturan “kopi dong”, Imas malah menjawab dengan sindiran bahwa
Amin akan bertambah hitam kulitnya kalau minum kopi. Amin tidak marah, ia menghibur dirinya dengan
ungkapan “item kurma” yang artinya biar hitam tapi manis rasanya. Imas menimpali jawaban Amin
dengan mengatakan bahwa dia akan membuatkan kopi susu untuk Amin agar dia kulitnya tidak terlalu
hitam. Kelucuan ini disebabkan karena Imas tidak mentaati maksim relevansi, tidak adanya relevansi
antara minum kopi dan pengaruhnya terhadap hitamnya kulit seseorang. Tuturan Imas ini adalah bentuk
sindiran kepada Amin yang berkulit hitam.
Data 3
Muslihat: Langsung aja

Supardi : langsung apanya kang?
Muslihat: Tadi katanya bapak mau minta tolong ke saya. Saya khan belum tau bapak minta tolong apa
ke saya.
Supardi : jadi begini kang Mus. Saya biasanya di pasar dibantu anak saya si Sari, tetapi sekarang si Sari
gak mau bantuin saya di pasar, kang.
Muslihat: Terus bapak minta tolong ke saya untuk membujuk si Sari untuk membantu bapak di pasar?
Supardi : Bukan Kang
Muslihat: atau bapak meminta saya gantiin si Sari?
Supardi :Juga bukan
Muslihat: Jadi saya harus nolong apa?
Supardi : Maaf,kang Mus gak ngerti karena omongan saya belum selesai kang
Wardoyo, Cipto. 2015. Analisis Humor dalam Tindak Tutur di Serial Komedi “Preman Pensiun”. Makalah dalam prosiding Konferensi
Linguistik Tahunan Atmajaya (Kolita) ke-13 8-9 april 2015

Muslihat: Ya udah selesaikan aja dulu omongannya
Esih
: Silakan pak,,tehnya diminum dulu
Supardi : Maaf tadi kang Mus nyuruh saya menyelesaikan omongan saya dulu
Dialog di atas adalah percakapan antara Muslihat dan Supardi, Supardi ingin mengadukan
prilaku Komar anak buah Muslihat yang sering menggoda anaknya sehingga anaknya tidak mau lagi

membantunya di pasar. Muslihat pada awal tuturan melakukan pelanggaran maksim kuantitas dengan
mengatakan “langsung saja” yang membuat Supardi bingung karena dia tidak tahu maksud ucapan
Muslihat. Tuturan Muslihat berikutnya juga Muslihat tidak mentaati maksim kuantitas karena ia
memotong perkataan Supardi sehingga ia tidak memahami maksud mitra tuturnya. Selanjutnya ketika
istri Muslihat yang bernama Esih datang menawarkan minum untuk tamunya, Supardi menjawab
dengan mengatakan “Maaf tadi kang Mus nyuruh saya menyelesaikan omongan saya dulu” ini tentu
tidak mentaati maksim relevansi karena tawaran untuk meminum teh dijawab dengan mengatakan
bahwa ia harus menyelesaikan pembicaraan terlebih dahulu.
Data 4
Amin : Eh kang Mus, makin ganteng aja
(Muslihat mendekati Amin dan menamparnya)
Amin : Kok saya ditampar?
Muslihat : Kamu jangan coba-coba bohongin saya ya!
Amin : Bohongin apa?
Muslihat: Kamu kira saya setiap hari enggak ngaca? Saya tuh tambah jelek tambah tua…
Data di atas adalah percakapan antara Muslihat preman yang merupakan bawahan kang Bahar
dan Amin sopir kang Bahar. Amin mengucapkan pujian kepada Muslihat dengan mengatakan “Eh kang
Mus, makin ganteng aja” tanpa disangka Muslihat marah dengan pujian itu. Muslihat lalu menampar
Amin, Amin karena tidak tahu kesalahannya keheranan. Muslihat menganggap bahwa Amin telah
membohonginya, Amin seakan-akan mengejeknya dengan tuturan “Kamu kira saya setiap hari enggak

ngaca? Saya tuh tambah jelek tambah tua…”. Tuturan di atas Amin telah melanggar maksim kualitas
dengan mengatakan sesuatu yang tidak sesuai realita, sehingga Muslihat bukannya senang tetapi malah
marah.
Data 5
Bahar : Ada apa senyum senyum sendiri, Ada apa senyum senyum sendiri?
Hey Ada apa senyum senyum sendiri?
Kinanti :Gak ada apa-apa, pi
Bahar : Nanti sore kamu ke dokter Hasan di daerah lengkong, ya
Kinanti : Bawa Mami ke sana?
Bahar : Bukan, kamu..kamu yang diperiksa
Kinanti : Emang kenapa? Kinanti gak kenapa-napa kok
Bahar : Kamu diperiksa karena dia adalah dokter ahli THT
Kinanti : Ey papi apaan sih, dikirain serius
Bahar : Eh papi serius. Papi udah nanya tiga kali kamu baru aja dengar, padahal jarak kita deket
banget
Percakapan di atas antara kang Bahar dan anaknya yang bernama Kinanti yang sedang asyik
dengan telepon pintarnya, prilaku Kinanti yang tidak menjawab pertanyaan ayahnya membuat jengkel
sehingga kang Bahar mengatakan tuturan memerintah Kinanti ke dokter Hasan, Kinanti mengira bahwa
ia diperintah ayahnya untuk membawa ibunya yang sedang sakit ke dokter Hasan. Kelucuan percakapan
di atas karena kang Bahar tidak mentaati maksim relevansi, Kinanti yang tidak mendengar pertanyaannya

karena sibuk dengan telepon pintarnya seakan-akan dianggap memiliki gangguan pada telinga sehingga
perlu ke dokter THT (Telinga Hidung Tenggorokan).
Data 6
Amin :Ada Susi
Wardoyo, Cipto. 2015. Analisis Humor dalam Tindak Tutur di Serial Komedi “Preman Pensiun”. Makalah dalam prosiding Konferensi
Linguistik Tahunan Atmajaya (Kolita) ke-13 8-9 april 2015

Bahar
Amin
Bahar
Amin
Bahar
Amin
Bahar
Amin
Bahar
Amin

: Susi siapa?
:Susi Susilawati?

: Susi Susilawati itu siapa?
:Istrinya Maman Suherman kalau gak salah
: Maman Suherman itu siapa?
:Katanya yang ikut kang Mus
: Mau apa?
:Mau minta tolong
: Mau minta tolong apa?
:Tadi bilangnya cuma itu… mau minta tolong
Dialog antara kang Bahar dan pembantunya yang bernama Amin, Amin memberikan informasi
kepada kang Bahar bahwa ada seorang perempuan yang ingin bertemu kang Bahar. Tindak tutur kang
Bahar untuk menggali informasi dari Amin menimbulkan kelucuan karena jawaban Amin tidak cukup
informatif, dalam hal ini Amin tidak mentaati maksim kuantitas karena jawabannya tidak cukup
informatif dan tidak memberikan informasi secara jelas dan lengkap.
Data 7
Komar: Punten
Warga: Mangga
Komar: Kenal Maman?
Warga: Maman yang mana, ya?
Komar: Maman Suherman
Warga: Maman Suherman Itu yang mana ya Kang?
Komar: Itu yang badannya tinggi gede
Warga: Oh, ya ya…
Komar: Kenal?
Warga: Gak kenal Kang, Cuma tahu aja
Komar: Tahu rumahnya?
Warga: Gak juga
Komar: Heuuu..hau..hau…
Percakapan di atas antara Komar dan warga yang ditemui komar di jalan, ia hendak mencari
alamat Maman Suherman tetapi ia tidak tahu alamatnya, maka Komar memutuskan untuk bertanya alamat
yang dicarinya pada orang yang ditemuinya di jalan. Warga yang ditemui Komar ternyata tidak bisa
memberikan informasi secara jelas dan lengkap karena ia tidak mengenal Maman Suherman. Kelucuan
dialog di atas karena warga tidak mentaati maksim kuantitas, sebenarnya di awal percakapan sudah
disampaikan secara implisit bahwa warga tersebut tidak kenal Maman Suherman dengan tuturan kalimat
“Maman Suherman itu yang mana ya,Kang?” tetapi Komar tetap menggali informasi dari warga tersebut.
Simpulan
Dari pemaparan makalah di atas dapat disimpulkan bahwa tindak tutur yang memunculkan
kelucuan disebabkan oleh ambiguitas dan pelanggaran maksim kerjasama. Pelanggaran maksim
kerjasama merupakan penyebab dominan dari kelucuan dari serial komedi “Preman Pensiun”. Penelitian
ini masih jauh dari kata cukup, karena masih banyak hal yang belum digali dalam makalah ini seperti
hubungan antara gender dan humor, fungsi humor dalam tuturan dan respon pembaca atau penonton
terhadap humor yang ada dalam serial komedi.
Referensi
Austin, John L.1962. How to Do Things with Words. Great Britain: Oxford University Press
Attardo, Salvatore. 1962. Linguistic Theories of Humor. Berlin: Mouton de Gruyter.
Chaer, Abdul. 2010. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: PT Rineka Cipta
Creswell, J. W. (1994). Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches. Thousand Oaks: Sage
Publications
Marvasti, Amir. 2004. Qualitative Research in Sociology: An Introduction. Great Britain: The Cromwell Press Ltd.
Rahmanadia, Hyunisa. 2010. Ambiguitas Makna Dalam Anekdot Berbahasa Rusia. Program Studi Bahasa Rusia
Universitas Indonesia.
Ritchie, Graeme. 2004. The Linguistic Analysis of Jokes. London: Routledge
Ritchie, Jane and Jane Lewis. 2003. Qualitative Research Practice: A Guide for Social Science Students and
Researchers. Great Britain: The Cromwell Press Ltd.

Wardoyo, Cipto. 2015. Analisis Humor dalam Tindak Tutur di Serial Komedi “Preman Pensiun”. Makalah dalam prosiding Konferensi
Linguistik Tahunan Atmajaya (Kolita) ke-13 8-9 april 2015

Ross, Alison. 1998. Language of Humor. USA: Routledge
Woods, Peter. 1999. Successful Writing for Qualitative Researchers. New York: Routledge

Wardoyo, Cipto. 2015. Analisis Humor dalam Tindak Tutur di Serial Komedi “Preman Pensiun”. Makalah dalam prosiding Konferensi
Linguistik Tahunan Atmajaya (Kolita) ke-13 8-9 april 2015