SERTA JENIS DAN SUMBER DATA

POPBJLASI DAN SAMPEL

rr

SERTA JENIS DAN SUMRER DATA

Disampaikan pada:
Latihan Metodologi Penelltian Tingkat Mahasiswa
Se-Universitas Negeri Padang pada tanggal 1 April 2000
di Universitas Negeri Padang

POPULASI DAN SAMPEL
SERTA JENIS DAN SUMBER DATA

..................................................................................................

M. Zaim

1. PENDAFIULUAN
Kits tidak perlu mcmotong seekor kambing untuk menyatak'm bahwa dafjng
kainbing itu enak. Minya kita dapat nlcnyalakan cnaknya kambing dengar1 membeli

beberapa polong gulai kainbing. Ini mclupakan prinsip sampling: nlcndapalkarl info~masi
keseluruhan tlengan hanya menggunakan sebagian. Sampling adalah sebuah prosedur di
maria

kita dapnt mengambil dari sekelompok yang berjumlah besar (kih sehut sebagai

p~pulasi)merljadi llanya sebagian (sebagai sampel).
Ada dun alasan kenapa kita memakai sampel. Pcrtama, berhubungan dengarl waktu
dcm biaya. Dengan sampel, pcnclitian menjadi lcbill singkat sehingga kecepatan hasil
pei~clitiantlapat clilihat segera. Kcdua, pcmakaian sampel dapat rnenekan biaya yang
sering menjadi kendala dalarn melaksanakan pcnelitian. Alnsan lain karena ketidakmungkinan

peneliti

mengamati

setnua

anggota


populasi.

Penarikan

sampel

memungkinka~lpeneliti menyelidiki sebagian dari populasi, bukan seluruh populasi.
Dalam berfikir ilmiah, adn dua jenis ~~enalaran,
yaitu penalaran deduktif darl
penalaran induktif. Deduktif adalall cara berfikir di mana dari pernyataan yang bersifat
umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Induktif mcrupakan cara berfiiir di mana
dtarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dasi berbagai kasus yang bersifat individual
(Sut-iasumantri, 1998). Penalasan induktif menuntut kita melakukan pengalna tan dan
kemuclian menarik kesimpulan dari pcngamatan itu. Aty (1982) menyatakan bahwa kalau
seosang pcncliti dapat menganlati scmua contoh populasi, kenludian dengan penuh
keynkinan dia rnenarik kesimpulan tcntang populasi tcrsebut, maka proses pengambilan
kesimpulan itu discbut irlduki senlpurrla. Sebaliknya, kalau yang diamati itu hanya
bcberapa contoll silja dasi populasi, lalu tli;~menduga bali.wa pengamatan tersebut akan
sesuai dengan ~)opulasisecara kescluruhan, maka proses tessebut disebut induh:~ihurarlg
senIpurna. Jadi, kcgiatan menarik sanlpcl mcrupakan tinclakan menarik sebagian dari


populasi dan kemudian menggeneralisasikan hasil pcngamatan itu kcpada populasi indul;.
Disampakan pada Latihart Metodologi Penclilian 'ringkat Mahasiswa Se-Universitas Ne2el-i Padang
tanggnl 1 April 2000 di Universitas Negeri Padarlg

1

2. I'OPULASI

l'opulasi scring disalall-a1-tikan scbagai penduduk atau orang. Populasi dalanl
pcngertian penelitian bisa belupa orang, hcnda, darl kcjadian. Populasi dapat dirumuskan
sebagai "semua anggota kelompok orang, kejadian, atau objek yang telah duumuskan
secara jelas" (Ary, 1982). Scbagai contoll, dalan~ suatu studi tcntang nnak remajn
Indonesia, kita dapat merumuskan populasulya adalah "semua anak laki-laki dan
pcrempuan Indonesia yang bcrumur antara 12 - 21 tahun".
Populasi jni tcrbentuk olch tujuan clan topik penelitian (Eriyanto, 1999). Kalau atla
isu mcngenai upall pekcrjq maka pol>ulasi yang diambil a h l a h buruh. Kalau kita
membuat peneiilian tentang r i ~ s lOank
~ 13ali, populasi yang tepat adalah nasabah bank
Bali. Kalau kita salah mendcfirlisikan populasi, llasil pcnelitian jadi ticlak akurat.

Misalnya, pcrlelitian tentang Jamsostek, lctapi populasi penclitiannya adalah mahasiswa,
jelas lidak akurat.
Populasi itu sendiri masill belum jclas, karena itu perlu dibuat targct populasi.
Target populasi ilulah yang dipakai dal-i mana sampel akan diambil. Misalnya, kalau
populasinya adalah buruh, buruh yang rnana? Di mana? Di sini peneliti menetapkan
defmisi operasional dan pembatasan dari bu~ullpabrik itu, misalnya apakah manejer
clihitung sebagai buiuh pabrik? IGiteria yang relevan untuk mcndefmisikan target
populasi itu adalah dcngan memasukka~lkatcgori di antaranya wilayah, umur, jenis
kelamin, pendiclikan. batas-batas kritcria irli diberikan secara eksplisit dalam menentuknn
target populasi, yaitu memasukkan sesuai dengan target populasi dan mengeluarkannya
bagi yang ticlak sesuai. Contoh targct populasi:

1) Seinua wisata~vanmancancgarn dan domestik yang ada di Padang dalam bulan
Januari 2000.

2) Semua dosen yang mengajar di Pcrguruan Tinggi Ncgeri ataupun Swasta di
Padang antara bulan Januari sampai Descmber 2000.
Kedua contoh di atas memasukki~nelemen yang akan di sampel (wisatawan, dosen),
~vilayahgeogrcafis (Padang), dan batas waktu yang jelas. Eriyanto (1999) menyatakan
bahwa seorang peneliti memulai dengan scbual~populasi tetapi didefinisikan secara lebih

tepat dalam bentuk target populasi yang menunjuk kepada kelompok yang lebih khusus
di mana mereka itulall yang ingin kih ketallui pendapatnya.

3. SAMPEL

Salnpel adalali scbagian dari populasi. Pcnarikan sampel meliputi tindakan menarik
sebagian dari populasi, mcngami~tibagian ini, clan hcmudian menggcneralisasikan hasil
pengamatm ini kepada populasi. Penting diusahakan agar unsur yang dinx~sukkankc
1

dal'un sampel mcrupakan wakil yang representatif, y'mg benar-benar mcwakili scmua
unsur yang ada &lam populasi.
Sebelum peneliti menetapkan s;~tnpcl, dia rncmbuluhkan estirnasi (pcrkiraan)
populasi. Setelah target populasi didelinisikan dengan jelas, peneliti kemudian membuat
kerangka yang lebih opcrasional, yailu kerangka sampcl. Dalam kernngka sampcl
diidentifikavikan selnua a~iggolat1;u.i target populasi. Dnri haail identifikasi itulah sampel
akan cli aml~il.
Ada dua tekrlik penarikan saliipcl. I-'erta~nrr,s'unpcl acak (probahrlrty sc?nlpfr~~g'
rar~dunj sanzpli~~g),yailu sampcl yarlg tlitarik nicnurut hukun-hukum probabilitixs.
k t i n y a , scliap inclividu ~ncml>unyailicacmpatan yang sama untuk dipilill scbagai sa~npel.

Keihra, sampel tak acak (non-prol>ability sampling), yaitu sampel dipilih tidak menurut
llukum-hukum probabilitas.
3.1 Snmpel Acak

Pcngambilan sampel acak niernpunyai bebcrapa teknik pula, yaitu Sampcl acak
seclcrliana, sampcl acak sistematis, aanlpcl acak skatifikasi proporsional, sampcl acak
stratifikasi tidal< proporsional, sampcl klastcr, dan sampel klaster proponionnl

3.1.I S a ~ j ~ yAcak
c f Sederhana
l'emalcaian teknilc samlxl acak scdcrhana perlu memcnulli beberapa syarat: (1)
11al.u~tcrsedia kcrangka sampcl. Knlau keratlgka sampel tidak terscdia, 11a1-u dibuat
terlebill daliulu, (2) sifat populasi hornogerl clan keaclaan populasi tidak tcrscbar secara
gcografis. Ada dun cara untuk niengambil sampel acak sederliana ini. Pertania, dengan
jalan mengundi, dan licdua, dcngan menggunakall tnbcl angka acak.

3.1.2 Satltpel Acak Siste~natis
Pengambilan sampcl sisteniatis adalall suatu metode dimana hanya unsur perlama
saja dari sampel dipilih secara acak, sedanghan unsur-unsur selanjutnya dipilih secara
sistematis dengan pola tertentu. Teknik ini dapat dijalankan apabila ada dua keadaan: (1)

apabila identifikasi intlividu dalarn populasi itu dapat diberi nomor urut, (2) apabila
yopulasi tersebut mcmpunyai pola beratusan, scperti menutut abjad, dan sebagainya.
Sebagai contoll, kita tnenginginkan meng;lmbil 300 nama dari populasi sejumlall
900 orang. Setelah mcnyclcksi sccara acak pada langki~hpcrtama, kita mcnyclcksi sctiap
lign nama sa~npai300 scllingga telyilill 300 nama. Interval sampel kita di sini adalah 3.
Interval sampel mudah dil~itung.Interval adalh kebalikan dari rasio sampel. Rasio untuk
300 sampel adala113001900
3.1.3

-

0,3 (33%). Interval sampling adalah 900/300 = 3.

San~peZAcalt SiratiJ;:kasiPro~~orsior~al
Teknik ini dipakai untuk populasi yang heterogen, yaitu berbeda dalam ha1

karakteristik populasi scprti tingkat pendidikan atau tirlgltat penghasilan. Untuk dapat
menggambarkan secara tepat sifat populasi yang heterogen tersebut, maka populasi harus
dil~agiterlebih dallulu dalam lapisan (strata) yang seragam dan dari setiap lapisan itu baru
diambil sampcl secara acak sesuai dengan proporsinya dalam populasi dcngan

perbandingan terlentu. Proposrsi yang terbesar tentu saja mendapat sampel terbesar,
scdangkan proporsi yang kecil akan mendapatkan sampel yang kecil juga.
3.1.4

Sc1tt1pc.1
Aculi Strui$lwsi T i d d Proporsio17ul
Teknik ini 11aml)ir s6ma dcngan proporsional. Perbehnnya terletak pada strata

&?lam sampel tidak sama dengan proporsi strata pada populzqi. 'Teknik ini dipakai jika
salall salu dari strata itu jurnlallnya tcramat kccil (sedikit) sehingga apabila dipakai strata
yroporsional, ada strata yang tidak terwakili dillam sampel. blisalnya: kepangkatan dalam
militer, eselon pegawai negeri, anggota DPK, dan sebagainya. Dengan demikian pencliti
nlemberi bobot kclompok tertentu agar mcnjadi lebih seinlbang.

3.1.5 Satnpel Klasler
Dalam sampcl klaster ini, unit analisis dalam populasi digolongkan &lam p g u s g u p s yang discbut klaster yang mcrupakan satuan-satuan darimana sarnpcl aban di
ambil. Jumlah gugus yang diambil scbngai sarnpel hams acak. Lalu dari gugus terpilih,
individu tlnlatn g ~ g u situ clinmbil sccara acak. Dcngan kata lain, penelili sccara acak
mengan~bilsampcl klastcs, kcmudian sccara acak pula mengarnbil clemcn dari dalanl
klaster yang tclall disclcksi.


3.1.6

Sanjpel Klaster Proyor.siona1
Asulnsi yang dipakai dalam penarikan sampel klaster adalah setiap klaster

mcmpunyai cle~nenyang snma bnnynk jumlahnya dan sama homogennya. I'adallal dalam
kcnyataannya tidak dernikian, kelompok klaster mempunyai jurnlah elernen yang
berbeda. Kalau ha1 ini terjadi, peneliti hatus membuat perlakuan agar probabilitas atau
rasio sampling clemen seimbang.
3.2 Sa~iipclTak Acak

3.2.1 San~pelKonvenien (Accidental Snn1plir7.g)
Sarnpcl konvenien dapat digamharkan seperli seorang wartawan televisi yang
keluar kc jal'm dcngan kamcra dan n~ewawancarilibeberapa orang yang kebetulan
kctcrnu di jalan. Pcmilihan sampcl scringkali clidasarkan atas pcrtimbnngan pribadi
wartawan: menyeleksi orang yang Lampak normal, clan menghindari orang yang tidak
menarik, Lua, rniskin. Contoh penelilia11yang mcnggunakan teknik ini adalah: masalah
mudik lebaran, clan masalah kampanyc pcmilu.
3.2.2 Sanipel Kuola (Quota San~pliiig)


Telinik ini merupakan pengembangan dari sampel konvenien. Langknh-langkalmya
sebagai berikut. Peneliti pertama kali mernbuat identifikasi kategori atau karakteristih
dari orang y'mg akan disampel (laki-laki, perempuan, pendidikan tinggi, pendidikan
rendah, dsb.), kemudian memutuskan bcrapa banyak orang yang akan dimasukkan dalam

tiap kategori. Peneliti membuat matrik bc~upasel-sel yang akan dijadikan pancluan oleh
pewawancara di k~pangan,kemudian jurnlah orang yang dirnasukkan ke dalam tiap

kategori dilentukan. Tenaga pewawancara diinstruksikan melengkapi kuota yang tclnli
dilentukari deng'm kcbebasan menlilih rcsponden.

3.2.3 Surtipel Pttrposf{Purposive~Jt~~/gnienf
Sattipling)
Sampel purposif digunakan dalam situasi khusus dan menyertakan sampel yang
khusus untuk mcmlapatkan informasi kliusus. Untuk ity peneliti membuat judgment
dalam menyeleksi rcspondcti sesuai dcngan tujuan pcnelitiannya. Misalnya: penclitirui
tentang bagaimana pcndapat mallasiswa tentang reformasi politik. Sampcl yang dipilih
adalah para aktivis rnaliasiswa, dcngari i~sumsimercka inilall yang terlibat intcnsif dcngarl
reformasi politik.

4. JENIS DAN SUMBER DATA

4.I Je& Data

Data dalam penelitian adalall semua keterangan mengenai variabel yang diteliti.
Yada dasamya, data penelitian dapat dikeloinpokkari menjadi dua jenis, yaitu: data
Lualitatfdan data kuantilatif: Data kuali tatif dulyatakan dalam bentuk kata atau kalima t.
Data kuantitatif tlinyatakan dalam bentuk angka. Dalam penelitian, data kualitatif'
seringkali ditransformasikan ke dalam data kuantitatif dengan memberikan simbol angha,
atau dengan menghitung fiekuensi.
Berikut ini dikcmukakan jenis data huantitatil, baik berasal dari transformasi data
kualitatifmaupun scjak semula sudall bersifat kuantitatif (I-Iadi & Haryono, 1998).

4.1. I

Data Skala Norninal

Data skala nominal ditetal)l