PENGARUH UKURAN PARTIKEL DAN JENIS PELARUT SERTA WAKTU EKSTRAKSI TERHADAP YIELD MINYAK PIPER RETROFRACTUM VAHL

  

PENGARUH UKURAN PARTIKEL DAN JENIS PELARUT

SERTA WAKTU EKSTRAKSI TERHADAP YIELD

MINYAK PIPER RETROFRACTUM VAHL

Rosdiana Moeksin*, Bayu Saputra, Hesti Mareta

  Jl. Srijayanegara Bukit Besar Palembang 30139 Email: rosmoeksin@yahoo.co.id

  

Abstrak

Piper retrofractum vahl (Cabe Jawa) merupakan salah satu tanaman obat-obatan yang sudah

  dimanfaatkan sejak zaman dahulu. Salah satu manfaatnya adalah sebagai bahan baku pembuatan minyak atsiri yang dapat dilakukan dengan cara ekstraksi. Ekstraksi dapat dilakukan dengan cara memvariasikan ukuran partikel dan jenis pelarut serta waktu ekstraksi untuk mendapatkan minyak piper retrofractum

  

vahl . Jumlah yield paling tinggi dihasilkan oleh ekstraksi piper retrofractum vahl berukuran halus dengan

  menggunakan pelarut etanol dan waktu ekstraksi selama dua jam, yaitu 14,52%, berat jenis 0,884 gr/ml,

  2 viskositas 3,864 mm /s, dan angka asam 34,70.

  Kata kunci : Piper retrofractum vahl, ekstraksi, ukuran partikel, jenis pelarut, dan waktu ekstraksi

Abstract

  Piper retrofractum vahl (cabe jawa) is one of medical plants was commonly used in the past. One of its advantages is as material of atsiri oil production by extraction method. Extraction may be conducted by variation of particle size and dissolved variety and also extraction period agains yield piper retrofractum vahl. The biggest yield production is showed by piper retrofractum vahl extraction with micro size and etanol as its solvent with ectraction period two hours, and its yield is 14,52%, density is 0,884 gr/ml,

  2 viscosity is 3,864 mm /s and acid number is 34,70 mg/gr.

  Keywords : piper retrofractum vahl, extraction, particle size, solvent variety and extraction period

1. PENDAHULUAN bertujuan untuk mendapatkan minyak piper retrofractum vahl secara ekstraksi.

  Tanaman obat tradisional merupakan salah Minyak yang dihasilkan bersifat anti bakteri satu modal dasar pembangunan kesehatan dan zat piperin yang berkhasiat menurunkan nasional. Salah satunya adalah piper panas, membuat tidur nyenyak, dan bersifat anti

  

retrofractum vahl (cabe jawa) yang tersedia radang. Rasa pedasnya menghangatkan dan

  dalam jumlah banyak di pasaran dengan harga menyegarkan juga melancarkan peredaran yang relatif murah. Akan tetapi penggunaannya darah. masih sangat jarang, hanya terbatas pada bumbu dapur dan pembuatan jamu. Padahal piper Ekstraksi dan Leaching

  

retrofractum vahl ini banyak sekali manfaatnya, Ekstraksi merupakan suatu proses pengambilan

  salah satunya adalah dapat dibuat minyak atsiri. kandungan zat yang digunakan dalam suatu fase Berdasarkan hal tersebut maka akan padatan melalui kontak dengan pelarut. dilakukan penelitian terhadap pemanfaatan Sedangkan leaching suatu proses yang piper retrofractum vahl dengan cara dilakukan dengan cara mengontakkan padatan mengekstraksi minyak dari buah piper dengan pelarut sehingga diperoleh larutan yang retrofractum vahl tersebut. Penelitian ini

  • – faktor yang mempengaruhi ekstraksi : 1.

  (CH

  C) : 0,69 kkal/gr C  Boiling point

  : 78,3 C  Titik beku

  : -117,3 C  P Kritis : 63 atm  T kritis

  : 243,3 C  Mudah menguap (volatile)  Dapat bercampur dengan air dengan segala perbandingan

  Heksana

  Heksana adalah sebuah C

  6 H

  14

  (isomer utama n-heksana memiliki rumus CH

  3

  2

  3

  )

  4 CH

  3

  ). Awalan heks- merujuk pada enam karbon atom yang terdapat pada heksana dan akhiran -ana berasal dari alkana, yang merujuk pada yang menghubungkan atom-atom karbon tersebut.

  Tabel 1. Sifat-sifat Fisika dan Kimia Heksana

  Sifat-Sifat Keterangan Rumus Molekul C

  6 H

  14 Berat Molekul 86,18 g / mol

  Wujud (25

  C) Cair Densitas 0,6548 g / ml Titik lebur -95° C (178 K) Titik didih 69°C (342 K) 69°C

  (342 K) Viskositas 0,pada 25°C Penampilan Cairan tak berwarna Kegunaan dari Heksana antara lain : 1.

   Cp ( 25

  C) : cair tidak berwarna  Densitas : 0,789 gr/cm

  • –OH yang mengakibatkan etanol bersifat basa. (Ilmu Kimia SMA 2B, Erlangga).

  2 H

  diinginkan kemudian dipisahkan dari padatan sisanya. Faktor

  Jumlah pelarut 2. Temperatur 3. Ukuran partikel 4. Waktu kontak 5. Tekanan

  Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Bangsa : Piperales Famili : Piperaceae Marga : Piper Jenis : Piper retrofractum vahl

  (Backer dan Van Den Brink, 1968) Tanaman piper retrofractum vahl berbunga majemuk dan bekelamin tunggal. Bunga majemuknya tersusun dalam bentuk bulir. Benang sari berjumlah 2-3 buah dan berwarna hijau kekuningan. Buahnya bulat panjang silindris, beurkuran 4-6 cm. Buah muda berwarna hijau, setelah cukup tua berwarna kuning gading, dan setelah masak akan berwarna merah (Syukur, 2005).

  Etanol

  Etanol atau Etil Alkohol memiliki rumus molekul C

  2 H

  5 OH. Etanol senyawa organik

  gugus alkohol (R-OH) yang termasuk ke dalam jenis alkohol primer. Dilihat dari gugus penyusunnya, alkohol mengandung gugus alkil (R) dan gugus

  Selain itu etanol juga dapat diartikan sebagai salah satu pelarut murni yang merupakan hasil dari proses fermentasi pati dan gula. Etanol dikenal juga dengan nama Etil Alkohol dan memiliki rumus kimia C

  5 OH.

   Wujud (25

  

  1. Sebagai pelarut organik 2.

  Sebagai bahan baku industri turunan alkohol 3. Untuk campuran dalam minuman keras seperti sake atau gin

  4. Sebagai bahan baku pembuatan senyawa- senyawa organik lain, seperti asam asetat

  5. Untuk bahan baku farmasi dan kosmetika seperti perawatan kimia lainnya

  6. Untuk campuran dalam bahan baku kendaraan, peningkatan bilangan oktan serta sebagai campuran bensin alkohol yang disebut dengan gasohol.

  Sifat-Sifat Fisika Etanol dan Kimia Etanol

   Rumus molekul : C

  2 H

  5 OH

   Berat molekul : 46,07 gr/mol

  Digunakan dalam laboratorium untuk dicampur dengan bahan kimia yang sama untuk membuat solvent.

  2. Digunakan untuk cleaning agents pada tekstil, furniture, shoemaking, dan printing

  destilasi yang berwarna coklat kehitaman apabila menggunakan etanol dan jingga kemerahan apabila menggunakan heksana.

  Pelarut yang digunakan adalah etanol dan heksana dengan konsetrasi yang sama yaitu 96%. Volume yang digunakan juga sama yaitu 200 ml. Kemudian pelarut tersebut dimasukkan ke dalam labu godok 250 ml.

  4. Tahap ekstraksi

  Proses ekstraksi dilakukan dengan menggunakan sokhlet. Sampel ditimbang seberat 50 gram, kemudian dibungkus dengan menggunakan keras saring yang dibentuk seperti silinder dimana besarnya sesuai dengan sampel tersebut dimasukkan ke dalam sokhlet yang telah dirangkai dengan kondenser dan labu godok. Solvent berupa etanol ataupun heksana dimasukkan ke dalam labu godok sebanyak 200 ml. Kemudian rangkaian tersebut diletakkan di atas pemanas lalu dipanaskan pada suhu 80

  o C.

  Ekstraksi dilakukan selama 0,5 jam, 1 jam, 1,5 jam, dan 2 jam sehingga didapatkan hasil ekstraksi berupa campuran minyak piper retrofractum vahl dengan solven.

  5. Proses Destilasi Hasil Ekstraksi

  Proses destilasi merupakan kelanjutan dari proses ekstraksi. Pada proses destilasi ini digunakan seperangkat alat destilasi, dimana solven yang masih berupa campuran dengan ekstrak piper retrofractum vahl dipisahkan. Selanjutnya akan didapatkan ekstrak piper

  retrofractum vahl yang tinggal di dalam labu

  6. Prosedur Analisa Hasil Menghitung Berat Jenis Minyak

  kecil. Kemudian dibuat tempat untuk menampung piper retrofractum vahl yang akan diekstrak dengan menggunakan kertas saring, seperti membuat teh celup dan staples kedua ujungnya.

  1) Menimbang piknometer kosong yang telah dibersihkan dan dikeringkan.

  2) Menimbang piknometer yang telah berisi sampel minyak piper retrofractum vahl sebanyak 5 ml..

  3) Berat jenis dihitung dengan persamaan:

  V Wo Ws Densitas  

  Dimana : Ws = Berat pikno berisi Wo = Berat pikno kosong V = Volume Piknometer

  7. Menghitung Viskositas

  1) Menyiapkan Viskometer yang akan digunakan bersama stopwatch.

  2) Memasukkan sampel minyak dan hisap sampel dari bagian atas viskometer dengan menggunakan bola karet atau pompa vakum sampai garis batas pertama.

  b. Tahap Menyiapkan Pelarut

  vahl yang kasar dengan cara digunting kecil-

  industries , serta rotogravure printing.

  1. Perlakuan Penelitian

  3. N-Heksana juga merupakan lem khusus yang digunakan pada rofing, shoe, dan lain- lain.

  4. Digunakan pada binding books, working

  leather , shaping pills dan tablets, canning, manufacturing tires , dan pembuatan base

  2. METODOLOGI Bahan baku

  Bahan baku proses ini adalah piper

  retrofractum vahl , etanol dan heksana.

  Bahan baku tersebut diekstraksi dalam suatu soklet ekstraksi.

  Perlakuan Dan Rancangan Penelitian

  Proses ekstraksi minyak piper

  dikeringkan yang buat menjadi dua ukuran yang berbeda, yaitu ukuran kecil atau bubuk dengan cara dihaluskan dan ukuran piper retrofractum

  retrofractum vahl dilakukan dengan

  memberikan perlakuan pada piper

  retrofractum vahl berupa variasi ukuran

  partikel (halus/kasar), variasi pelarut (etanol/heksana), dan variasi waktu ekstraksi (0,5jam – 2 jam).

  2. Rancangan Penelitian

  Ekstraksi yang berlangsung menggunakan ukuran halus dan kasar, pelarutnya etanol dan heksana, serta waktu ekstraksi dari 0,5 jam -2 jam. Volume pelarut yang digunakan 200 ml, dengan massa piper retrofractum vahl sebanyak 50 gram dan suhu ekstraksi 80 C serta dilakukan destilasi untuk mendapatkan minyaknya.

  3 Prosedur Penelitian

  a. Tahap Menyiapkan Sampel Piper retrofractum vahl yang telah

  3) Menghitung waktu tempuh sampel hingga mencapai garis batas kedua.

  4) Viskositas dapat dihitung dengan persamaan

  1,5 jam a.

  1,5 jam a.

  Warna hitam b. Encer c. Baunya agak pekat d. Endapan lumaian banyak 2 jam a.

  Warna hitam pekat b. Encer c. Baunya sangat pekat Banyak terdapat endapan

  b. Ekstraksi minyak piper retrofractum vahl dengan menggunakan pelarut etanol dan piper retrofractum vahl berukuran kasar.

  Tabel 3. Pengamatan fisik minyak piper retrofractum vahl dengan pelarut etanol dan piper retrofractum vahl berukuran kasar.

  Waktu Aspek Kualitatif

  0,5 jam a.

  Warna coklat kekuningan b. Encer c. Baunya tidak terlalu pekat d. Belum ada endapan 1 jam a.

  Warna coklat agak tua b. Encer c. Baunya tidak terlalu pekat d. Ada sedikit endapan

  Warna coklat tua b. Encer c. Baunya agak pekat d. Endapan lumaian banyak 2 jam a.

  Encer c.

  Warna coklat kehitaman b. Encer c. Baunya sangat pekat d. Banyak terdapat endapan

  c. Ekstraksi minyak piper retrofractum vahl dengan menggunakan pelarut heksana dan piper retrofractum vahl berukuran halus.

  Tabel 4. Pengamatan fisik minyak piper retrofractum vahl dengan pelarut heksana dan piper retrofractum vahl berukuran halus.

  Waktu Aspek Kualitatif

  0,5 jam a.

  Warna jingga kemerahan b. Encer c. Baunya tidak pekat d. Belum ada endapan 1 jam a.

  Warna jingga kemerahan b. Encer c. Baunya tidak terlalu pekat d. Ada sedikit endapan berwarna kuning

  1,5 jam a.

  Warna jingga kemerahan b. Encer c. Baunya agak pekat

  :

  Baunya tidak terlalu pekat d. Ada sedikit endapan

8. Menghitung Angka Asam

40 Dimana :

  Warna coklat kehitaman b.

  Sedikit sekali endapan 1 jam a.

  Viskositas = 0,014 x waktu tempuh sampel

  Dimana 0,014 merupakan nilai tetapan viskositas

  1) Menimbang 0,1 gram sampel minyak ke dalam sebuah labu erlenmeyer 250 ml.

  Menambahkan 100 ml campuran pelarut yang telah dinetralkan ke dalam labu erlenmeyer. 3)

  Dalam keadaan teraduk kuat, titrasi larutan dengan larutan NaOH dalam alkohol sampai kembali berwarna merah jambu dengan intensitas yang sama seperti pada campuran pelarut yang telah dinetralkan di atas. Warna merah jambu ini harus bertahan paling sedikitnya 15 detik. 4)

  Mencatat volume titran yang dibutuhkan (ml). 5)

  Angka Asam dihitung denga persamaan :

  Ws N

  V Asam Angka

    

  V = Volume titrasi NaOH N = Normalitas NaOH Ws = Berat sampel

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

  Berikut data hasil pengamatan dari penelitian yang telah dilakukan. Hasil yang diamati berupa keadaan fisik dari minyak piper

  retrofractum vahl dan jumlah / hasil yang

  diperoleh, meliputi : data hasil ekstraksi, data hasil analisa berat jenis, data hasil analisa viskositas dan data hasil analisa angka asam.

  Pengamatan Fisik sampel

a. Ekstraksi piper retrofractum vahl dengan menggunakan pelarut etanol dan piper retrofractum vahl berukuran halus.

  Tabel 2. Pengamatan fisik minyak piper retrofractum vahl dengan pelarut etanol dan piper retrofractum vahl berukuran halus.

  Waktu Aspek Kualitatif

  0,5 jam a.

  Warna coklat tua b.

  Encer c. Baunya tidak terlalu pekat d. d.

  0,5 5,50

  11 Endapan lumaian banyak berwarna kuning Heksana Kasar 1 5,79 11,58 2 jam a.

  1,5 6,11 12,22 Warna jingga kemerahan b.

  2 6,81 13,62 Encer c.

  Baunya sangat pekat d. Banyak terdapat endapan berwarna kuning

  Tabel 7. Data Hasil Analisa µ

d. Ekstraksi minyak piper retrofractum vahl Nama Ukuran t  Angka

  2 Pelarut Partikel (Jam) Asam (Gr/ml) piper retrofractum vahl berukuran kasar.

  0,5 0,840 2,758 10,08 Etanol Halus 1 0,848 2,940 23,74

  Tabel 5. Pengamatan fisik minyak piper

  1,5 0,876 3,402 30,07

  retrofractum vahl dengan pelarut heksana dan

  2 0,884 3,864 34,70 berukuran kasar.

  piper retrofractum vahl

  0,5 0,802 2,814 16,04 Etanol Kasar 1 0,832 2,898 24,96

  Waktu Aspek Kualitatif

  1,5 0,864 3,024 29,37 0,5 jam a.

  Warna jingga kemerahan 2 0,882 3,094 29,94 b.

  0,5 0,608 2,212 11,18 Encer c.

  Baunya tidak pekat Heksana Halus 1 0,628 2,282 14,31 d. Belum ada endapan 1,5 0,630 2,436 15,62 1 jam a.

  Warna jingga kemerahan 2 0,640 2,688 16,12 b.

  0,5 0,716 2,058 13,46 Encer c.

  Heksana Kasar 1 0,744 2,170 17,85 Baunya tidak terlalu pekat d.

  1,5 0,750 2,240 22,5 Ada sedikit endapan berwarna kuning

  2 0,754 2,366 26,54 1,5 jam a.

  Warna jingga kemerahan b. Encer

  Hasil Penelitian Ekstraksi Minyak Piper c.

  Baunya agak pekat Retrofractum Vahl d. Endapan lumaian banyak

  Dari hasil ekstraksi piper retrofractum berwarna kuning

  vahl , diperoleh yield yang berbeda-beda sesuai

  2 jam a.

  Warna jingga kemerahan dengan variabel, pelarut, serta ukuran partikel b.

  Encer yang digunakan. Hasil maksimum untuk pelarut c. Baunya sangat pekat heksana adalah 14,34 % dan hasil maksimum d. Banyak terdapat endapan untuk pelarut etanol adalah 14,52 %. Sesuai berwarna kuning dengan literatur yang didapatkan dan dari hasil pengamatan fisik yang dilakukan terhadap

  Tabel 6. Data Hasil Ekstraksi Minyak Piper

  minyak, produk dari pelarut etanol

  rectrofractum vahl

  menghasilkan endapan yang lebih banyak dari pada produk yang dihasilkan dari pelarut

  Nama Ukuran Waktu Massa Yield

  heksana. Sehingga produk dari pelarut etanol

  Pelarut Partikel (Jam) Minyak

  memiliki % yield yang lebih besar jika

  (Gram) (%)

  dibandingkan dengan produk dari pelarut 0,5 5,66 11,32 heksana. Etanol Halus 1 6,37 12,74 Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat

  1,5 6,69 13,38 disimpulkan bahwa ekstraksi dengan 2 7,26 14,52 menggunakan pelarut etanol, ukuran partikel

  0,5 6,27 12,54 halus, dan waktu ekstraksi selama 2 jam Etanol Kasar 1 6,78 13,56 memberikan hasil yang optimal yaitu 14,52 %.

  1,5 6,81 13,62 2 7,14 14,28 Analisa Berat Jenis dari Minyak Piper 0,5 5,34 10,68

  Retrofractum Vahl

  Heksana Halus 1 5,99 11,98 Pengujian berat jenis merupakan salah satu 1,5 6,19 12,38 uji karakteristik minyak. Analisa yang telah

  2 7,17 14,34 dilakukan terhadap berat jenis minyak yang diekstraksi dengan menggunakan pelarut etanol memiliki berat jenis yang lebih besar dari minyak yang diekstraksi dengan menggunakan pelarut heksana. Hal ini dikarenakan berat jenis dari etanol sendiri lebih besar dari pada berat jenis heksana.

  Berat jenis minyak hasil ekstraksi piper

  Dari analisa hasil penelitian baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif dapat disimpulkan sebagai berikut:

  DAFTAR PUSTAKA 2008.

  penelitian selanjutnya agar memperoleh hasil yang lebih baik.

  retrofractum vahl ini lebih ditingkatkan pada

  3. Sebaiknya pembuatan minyak piper

  metode ekstraksi dan metode destilasi sebaiknya dilakukan metode lain sehingga dapat dibandingkan keuntungan dan kerugian metode yang dilakukan.

  retrofractum vahl , selain menggunakan

  2. Untuk pembuatan minyak piper

  retrofractum vahl yang berkualitas baik sebaiknya menggunakan pelarut etanol.

  1. Untuk menghasilkan produk minyak piper

  Saran

  3. Dari variabel proses yang diteliti, jumlah yield yang paling tinggi dihasilkan dari ekstraksi piper retrofractum vahl yang berukuran halus dengan pelarut etanol dan waktu ekstraksi selama dua jam, yaitu 14,52 %.

  2. Minyak piper retrofractum vahl dengan % yield yang tertinggi memiliki sifat-sifat fisik, yaitu warna cokelat tua dan kental, bau yang sangat menyengat, dan terdapat banyak endapan.

  vahl yang dihasilkan.

  1. Waktu ekstraksi yang paling lama, yaitu dua jam akan memberikan % yield yang lebih tinggi dibandingkan dengan waktu ekstraksi yang lain (0,5 jam – 1,5 jam). Jadi semakin lama waktu ekstraksi makan akan semakin tinggi % yield minyak piper retrofractum

  4. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  retrofractum vahl menunjukkan kecenderungan

  diperoleh dari ekstraksi yang menggunakan pelarut etanol lebih tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan pelarut heksana. Jika viskositas semakin tinggi, maka tahanan untuk mengalir juga akan semakin tinggi. Jadi untuk minyak, semakin rendah nilai viskositas maka akan semakin baik.

  bertambah seiring dengan bertambahnya waktu ekstraksi. Semakin lama waktu ekstraksi, maka berat jenis yang diperoleh semakin meningkat.

  Dari penelitian yang dilakukan, nilai berat variabel waktu ekstraksi. Dari grafik terlihat bahwa nilai berat jenis terbaik terjadi pada ukuran partikel halus dengan menggunakan pelarut etanol, dan waktu ekstraksi selama 2 jam yaitu 0,884 gram/ml. Semakin tinggi nilai berat jenis minyak maka kualitas minyak akan semakin baik (Endah,2007).

  Analisa viskositas pada minyak piper retrofractum vahl

  Dari literatur yang didapatkan, diketahui bahwa semakin rendah nilai viskositas maka semakin baik kualitas minyak yang dihasilkan. Karena nilai viskositas yang tinggi akan menyebabkan tahanan minyak untuk mengalir akan semakin tinggi.

  Untuk analisa viskositas minyak piper

  retrofractum vahl , nilai viskositas yang

  Dari hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa nilai viskositas tertinggi terdapat pada minyak hasil ekstraksi piper retrofractum vahl dengan pelarut etanol dan waktu ekstraksi selama 2 jam, yaitu 3,864 mm

  Dari hasil analisa diperoleh, Nilai angka asam terbesar ditunjukkan oleh minyak hasil ekstraksi piper retrofractum vahl berukuran halus dengan menggunakan pelarut etanol dan diekstraksi selama 2 jam, yaitu 34,70. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar angka asam maka semakin banyak minyak yang telah

  2

  /sec dan nilai viskositas terendah diperoleh dari hasil ekstraksi

  piper retrofractum vahl ukuran kasar dengan

  menggunakan pelarut heksana dan waktu ekstraksi selama 0,5 jam . Sehingga dapat dikatakan bahwa ukuran partikel dan jenis pelarut serta waktu ekstraksi mempengaruhi nilai viskositas minyak.

  Analisa Nilai Angka Asam pada minyak piper retrofractum vahl

  Angka asam menunjukan banyaknya asam lemak bebas dalam minyak yang dinyatakan dengan gr basa/gr sampel. Angka asam juga merupakan parameter penting dalam menentukan kualitas minyak. Angka ini menunjukan banyaknya asam lemak bebas yang terkandung di dalam minyak akibat reaksi hidrolisis yang disebabkan oleh reaksi kimia, pemanasan dan proses fisika.

  Etanol. Website :

   2008. N-

  heksana . website : Endah, Purbarani, heny Setyo Purwono, 2007. Pengaruh Jenis Pelarut, Siklus Ekstraksi dan Ukuran Biji Karet Terhadap Yield Minyak Biji Karet. Fakultas Teknik,

  Jurusan Teknik Kimia, Universitas Guenter, E. 1987. Minyak Atsiri Jilid I. Universitas Indonesia : Jakarta. Konsultan1. 2009. Cabai Jawa. Website: Noprianto, P. Rizky A. 2008. Pengaruh Jenis

  pelarut, Massa Biji, Ukuran Partikel, dan Jumlah Siklus Terhadap Yield Ekstraksi Minyak Biji Ketapang . Fakultas Teknik,

  Jurusan Teknik Kimia, Universitas Sriwijaya, Indralaya. Puwanti, dwi., Cahyono, Bambang., dan Suzery,

  Meiny. Analisa Kuantitatif Piperin dari

  Beberapa spesies Piper dan Formula Effervescent. Jurusan Kimia MIPA

  Universitas Diponogoro, Semarang. Rochim, Armando. 2009. Memproduksi 15

  Minyak Atsiri Yang berkualitas . Penebar Swadaya : Jakarta.

  Taufiqurrahman, Fajri. 2008. Uji Efek Tonik

  Infusa Campuran Buah Cabe Jawa (Piper Retrofractum Vahl) Dan Rimpang Lempuyang Gajah (Zingiber Zerumbet (L.) J.E. Smith) Pada Mencit Putih (Mus Musculus) Jantan Galur Swiss. Skripsi.

  Fakultas Farmasi Universitas Surakarta, Surakarta. Treyball, R. E . 1981. Mass Transfer Operation

  th

3 Edition . Mc Graw Hill Book Company : Singapore.

  Vogel, 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, Edisi I.

  PT.Kalman Media Pustaka : Jakarta.