PENGARUH RETURN ON ASSET, SECURE DAN MATURITY TERHADAP RATING SUKUK

  

PENGARUH RETURN ON ASSET, SECURE DAN MATURITY TERHADAP

RATING SUKUK

M. Siddiq Al Haraqi * 1,2 1 , Endang Surasetyo Ningsih *2

  Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala e-mail: hnf.imam@gmail.com

  • *1 , endangsnt@unsyiah.ac.id *2

  

Abstrak

This research was conducted at the companies that are listed on the Indonesia stock exchange publishes the sukuk as

well as listed on the PT Pefindo, with the aim to test the influence of the financial aspects as measured by Return on

Asset ratio (ROA) and aspect non-financial as measured by the secure and maturity againts rating sukuk. The

number of samples used are as much as 9 companies that observed for 4 years, with the data analysis techniques

used are ordinal logistic regressi on analysis. The results showed that simultaneously ROA, secure, and maturity

rating to sukuk, with the magnitude of the influenceof 25,3%, whilw partially ROA and influential maturity positvely

and significantly to rating sukuk, and secure influential not significant againts the ratings of sukuk Keywords: Rating Sukuk, Return on Assets, Secure, Maturity.

1. Pendahuluan

  Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional- Majelis Ulama Indonesia (DSNMUI) No. 32/DSNMUI/IX/2002, sukuk didefinisikan sebagai surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang sukuk yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang sukuk berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar kembali dana sukuk pada saat jatuh tempo.

  Rating sukuk merupakan indikator ketepatan waktu pembayaran pokok dan sewa atau margin utang sukuk. Rating sukuk mencerminkan skala resiko dari semua sukuk yang diperdagangkan, yaitu menunjukkan skala keamanan sukuk dalam membayar kewajiban pokok dan utang secara tepat waktu. Semakin tinggi rating semakin menunjukkan bahwa sukuk tersebut terhindar dari risiko kegagalan. Rating sukuk di Indonesia dilakukan oleh PT Pemerintah Efek Indonesia (PEFINDO). Rating dilakukan untuk mengevaluasi risiko instrumen utang, melalui 2 tahap, tahap pertama yaitu analisis PEFINDO menyiapkan

  review internal terhadap perusahaan yang

  mengeluarkan instrumen utang. Tahap kedua, rekomendasi rating diberikan kepada komite rating kemudian akan menentukan rating perusahaan tersebut.

  Adityas (2016) menyebutkan pertumbuhan sukuk juga naik secara signifikan. Total Penerbitan Sukuk (Surat Berharga Syariah Negara) per tanggal 13 Januari 2016 sebesar Rp 390,82 triliun, dengan total

  outstanding sebesar Rp 297,49 triliun, selain

  Indonesia, negara-negara maju juga telah menerbitkan sukuk secara regular, baik domestik maupun internasional. Sementara negara-negara non muslim yang telah menerbitkan sukuk adalah Jerman, USA, Jepang, China, United Kingdom, Canada, Rusia, Singapura, Hongkong, dan Gambia. Hingga 13 Januari 2016, total penerbitan International Sovereign Sukuk mencapai 37,31 miliar dolar AS. Indonesia menjadi negara dengan outstanding International Sovereign Sukuk (denominasi USD) terbesar kedua di dunia, dengan kontribusi sebesar 20,50 persen (7,65 miliar dolar AS).

  PT Pemeringkat Efek Indonesia menurunkan peringkat efek surat utang PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) periode April 2016-April 2017 dari id+ menjadi idA-. Pada 2016 analis PT Pemeringkat Efek Indonesia Dyah Puspita menjelaskan, penurunan peringkat efek disebabkan profit kualitas aset lemah. Hal itu terlihat dari rasio pembiayaan bermasalah yang cukup mengkhawatirkan pada akhir 2015 di angka 4,2 persen. Dyah juga menambahkan, aset lemah tersebut juga ditunjukkan dengan indikator pembiayaan bermasalah terutama di

  

  menarik bagi para calon investor. Hasil penelitian Purwaningsih (2013) menunjukkan bahwa secara parsial variabel secure tidak berpengaruh terhadap rating sukuk, sedangkan hasil penelitian Arisanti et al., (2014) menunjukkan bahwa secure merupakan salah satu faktor yang berpengaruh signifikan terhadap rating sukuk.

  sama yang merupakan bukti atas bagian kepemilikan yang tak terbagi terhadap suatu aset, hak manfaat, dan jasa-jasa, atau atas kepemilikan suatu proyek atau kegiatan investasi tertentu. Sedangkan definisi sukuk dalam PSAK 110 yaitu efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak tertentu (tidak terpisahkan atau tidak terbagi) atas aset berwujud tertentu, manfaat atas aset berwujud terntu baik yang sudah ada maupun yang akan ada, jasa yang sudah ada maupun yang akan ada, aset proyek tertentudan kegiatan investasi yang telah ditentukan.

  Islamic Financial Institutions (AAOIFI) No.17 tentang Investment Sukuk, sukuk adalah sertifikat bernilai

  32/DSNMUI/IX/2002, Sukuk (Sukuk Syariah) didefinisikan sebagai surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang sukuk yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang sukuk berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar kembali dana sukuk pada saat jatuh tempo. Menurut Standar Syariah The Accounting and Auditing Organization for

  2. Landasan Teori Berdasarkan Fatwa DSN-MUINo.

  menunjukkan maturity berpengaruh terhadap rating sukuk. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Sudaryanti dkk, (2011) yang menyatakan maturity tidak berpengaruh terhadap rating sukuk.

  investment grade. Hasil penelitian Arisanti dkk (2014)

  Tiap sukuk mempunyai masa jatuh tempo atau dikenal dengan istilah maturity date yaitu tanggal dimana nilai pokok sukuk tersebut harus dilunasi oleh penerbit sukuk. Investor cenderung tidak menyukai sukuk dengan umur yang lebih panjang karena risiko yang akan didapat juga akan semakin besar, sehingga umur sukuk yang pendek menunjukkan rating sukuk

  secure dalam bentuk aset perusahaan akan lebih

  kolektibilitas II sebesar 15,7%. Tingginya rasio disebabkan menurunnya harga komoditas dan pelemahan ekonomi global.

  Faktor non keuangan adalah faktor yang juga mampu mempengaruhi rating sukuk selain faktor keuangan. Menurut Brigham (2010) faktor non keuangan terdiri dari faktor lingkungan hidup, penjamin, stabilitas, regulasi dan kebijakan akuntansi. Menurut Brister (dalam Widya, 2005) sukuk dapat diklasifikasikan menjadi sukuk dengan jaminan (secure) dan sukuk tanpa jaminan. Investor lebih menyukai sukuk yang aman dibanding sukuk tanpa jaminan. Oleh karena itu, sukuk yang memberikan

  bahwa Return On Assets (ROA) berpengaruh signifikan terhadap rating sukuk.Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Afriani (2012) dimana ROA tidak berpengaruh terhadap rating sukuk.

  Corporate Sukuk Ratings in Indonesia menyimpulkan

  Penelitian yang dilakukan oleh Setyani (2013) dengan judul The Effect of Financial Performance to

  salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan, dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva yang ada. ROA yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya jika ROA negative menunjukkan total aktiva yang digunakan tidak memberikan keuntungan. Oleh karena itu dengan semakin positifnya nilai ROA maka akan menunjukkan kinerja keuangan yang baik pula yang akan diikuti dengan meningkatnya rating sukuk dari perusahaan tersebut.

  on assets(ROA). Return on Assets (ROA) merupakan

  Penetapan peringkat sukuk dipengaruhi oleh faktor keuangan dan non keuangan. Faktor keuangan dapat digambarkan melalui kinerja keuangan.yang dapat diukur dengan Return on Asset (ROA). Salah satu rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan adalah return

  Rating sukuk merupakan indikator ketepatan waktu pembayaran pokok dan sewa/margin hutang sukuk. Rating sukuk diterbitkan oleh lembaga pemeringkat yang independen. PT.PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia) merupakan lembaga pemeringkat sekuritas hutang independen. Rating sukuk mencerminkan skala risiko dari semua sukuk yang diperdagangkan, yaitu menunjukkan skala keamanan sukuk dalam membayar kewajiban pokok dan bunga secara tepat waktu. Semakian tinggi rating semakin menunjukkan bahwa sukuk tersebut terhindar

   dari risiko kegagalan.

  Seorang pemodal yang tertarik untuk membeli sukuk tentunya harus memperhatikan rating sukuk yang merupakan skala risiko dari semua sukuk yang diperdagangkan. Skala ini menunjukkan seberapa aman suatu sukuk bagi pemodal. Keamanan ini ditunjukkan dari kemampuannya dalam membayar bagi hasil dan pelunasan pokok pinjaman, (Amalia, 2013).

  Rating sukuk adalah suatu standarisasi yang diberikan oleh lembaga pemeringkat terkemuka sukuk yang mencerminkan kemampuan penerbit sukuk dan kesediaan mereka untuk membayar bunga dan pembayaran pokok sesuai jadwal. Badan-badan ini menggunakan alat kuantitatif dan penilaian kualitatif untuk mengevaluasi kelayakan kredit dari penerbit. Secara umum, hanya sukuk yang diterbitkan oleh perusahaan terbesar dan terkuat yang menunjukkan kredit relatif tinggi. Peringkat kualitas tertinggi adalah triple A . Tingkat Peringkat turun ke triple C sebagai kemungkinan gagal bayar meningkat dan akhirnya ke

  D, atau default. Analis dan para investor sering menggunakan peringkat sebagai deskriptor dari kualitas kredit emiten sukuk daripada deskripsi kualitas sukuk sendiri (Hull, Predescu, dan White, 2004).

  Indonesia memiliki lembaga pemeringkat efek yang disebut PT. Pefindo. Pemeringkatan sukuk sangat diperlukan untuk mencerminkan kemampuan emiten memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo, dengan kualitas sukuk yang baik maka akan semakin meningkatkan minat investor untuk memilih berinvestasi pada sukuk. Adapun teknis pemeringkatan sukuk korporasi di Indonesia agak berbeda dengan pemeringkatan sukuk korporasi konvensional karena dalam penerbitan sukuk, pemeringkatan juga dilakukan dengan menelaah aset dasar atau underlying

  asset yang digunakan sebagai jaminan untuk pelunasan hutang.

  ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur manajemen perusahaan dalam memperoleh laba secara keseluruhan. Semakin besar ROA maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan tersebut dan menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik (Dendawijaya, 2003:120). Oleh karena itu, ROA dapat menjadi salah satu pertimbangan pihak emiten untuk mencapai rating sukuk yang tinggi.

  Kinerja keuangan adalah penentuan ukuran- ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba (Sucipto, 2003).Kinerja keuangan menjadi salah satu aspek penilaian yang fundamental mengenai kondisi yang dimiliki perusahaan (Nainggolan, 2004 dalam Christiani, 2010). Masyarakat atau calon investor dalam berinvestasi mempertimbangkan beberapa hal yang berhubungan dengan informasi yang dapat mereka pergunakan sebagai dasar keputusan investasi, di antaranya adalah mengenai kinerja keuangan perusahaan. Baik- buruknya kinerja keuangan yang dimiliki oleh perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangannya. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu indikator yang di pergunakan oleh investor untuk menilai suatu perusahaan yang terekspresikan adalah harga pasar saham di bursa efek. Semakin baik kinerja keuangan perusahaan maka semakin tinggi pula return yang akan di dapatkan oleh investor.

  Secara umum, jaminan adalah sesuatu benda atau barang yang dijadikan sebagai tanggungan dalam bentuk pinjaman uang. Perusahaan yang tidak memberikan jaminan aset tertentu atas sukuk yang diterbitkan, perusahaan diwajibkan untuk memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu yang telah disepakati, mencakup persyaratan untuk mempertahankan rasio- rasio keuangan tertentu dan mendapatkan persetujuan tertulis. Perusahaan yang tidak memberikan jaminan atas sukuk yang diterbitkan ini merupakan perusahaan yang memiliki reputasi baik atau goodwill. Selain itu, kebanyakan perusahaan yang tidak memberikan jaminan atas sukuk telah membentuk dana cadangan (sinking fund). Tingkat kepuasan dan kepercayaan investor masih terjaga karna perusahaan telah mengurangi risiko yang diterima dengan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya saat jatuh tempo.

  Hasil penelitian Arisanti et al., (2014) menunjukkan bahwa secure merupakan salah satu faktor yang berpengaruh signifikan terhadap rating sukuk. Sehingga secure dapat menjadi salah satu pertimbangan pihak emiten untuk mencapai rating sukuk yang tinggi.

  Menurut Rahardjo(2004) setiap sukuk mempunyai masa jatuh tempo atau dikenal dengan istilah maturity date yaitu tanggal dimana nilai pokok sukuk harus dilunasioleh penerbit sukuk.

  

  batas waktu untuk menjawab pertanyaan penelitian. Penelitian ini menggunakan data perusahaan- perusahaan yang menerbitkan sukuk serta telah terdaftar di IDX tahun 2013-2015.

  maturity atau masa jatuh tempo juga berpengaruh

  Berpengaruhnya ROA terhadap rating sukuk dikarenakan ROA mencerminkan tingkat profitabilitas suatu perusahaan, sehingga investor cenderung tertarik pada perusahaan-perusahaan yang profitable. Kemudian berpengaruhnya secure terhadap rating sukuk meskipun tidak signikan, karena sifatnya yang tidak mengharuskan, dalam artian perusahaan bisa saja tidak menjamin suatu sukuk apabila perusahaan telah membentuk dana cadangan (sinking fund) sebagai upaya untuk mengurangi risiko sukuk. Selanjutnya

  leverage, sedangkan faktor non keuangan meliputi secure dan maturity.

  Berdasarkan hasil uji statistik dan uji hipotesis, dapat diketahui nilai ketiga variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tidak sama dengan nol, sehingga ketiga variabel tersebut berpengaruh terhadap rating sukuk dengan besarnya pengaruh sebesar 25,3%, sedangkan sisanya sebesar 74,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini, seperti ukuran perusahaan yang menerbitkan sukuk, struktur modalnya, kualitas auditor, ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan perusahaan, dan likuiditas perusahaan.. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anzaki (2016), yang menyatakan bahwa faktor keuangan dan non keuangan berpengaruh terhadap rating sukuk perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI selama tahun 2012- 2014, dengan faktor keuangan yang dimaksudkan terdiri atas profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan

  4.1 Pengaruh ROA, Secure, dan Maturity Secara Simultan Terhadap Rating Sukuk

  4. Hasil Pembahasan

  sectional atau dikenal dengan data pooling (pooled data). Data variabel dikumpulkan pada dua atau lebih

  Periode jatuh tempo sukuk bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Sukuk yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah diprediksi sehingga memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan sukuk yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Hal ini sejalan dengan penelitian Arisanti et al., (2014) yang menyatakan bahwa perusahaan yang rating sukuknya tinggi menggunakan umur sukuk yang pendek. Hal ini juga mendukung hasil penelitian yang menunjukkan bahwa maturityternyata berpengaruh signifikan terhadap rating sukuk.

  Dalam penelitian ini horizon waktu yang digunakan adalah perpaduan time series dan cross

  Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang disajikan dalam bentuk angka. Data-data yang dikumpulkan adalah ROA, Secure, Maturity yang diperoleh dari laporan keuangan publikasi triwulanan yang diterbitkan oleh Indonesia Stock Exchange (IDX) dan website PT. PEFINDO.

  Selain itu, metode ini digunakan untuk mengeksplorasi laporan keuangan perusahaan yang menerbitkan sukuk dan terdaftar di Indonesia Stock Exchange (IDX) yang berupa neraca, laporan Iaba- rugi, kualitas aktiva produktif, perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum, dan perhitungan rasio keuangan dalam Iaporan keuangan triwulanan yang dipublikasikan oleh masing-masing perusahaan.

  Untuk memperoleh data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini, maka metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode pengumpulan data dari basis data. Metode ini dilakukan melalui pengumpulan dan pencatatan data laporan tahunan pada perusahaan.

  Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausalitas. Penelitian kausalitas merupakan jenis penelitian yang menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen atau menjelaskan hubungan sebab akibat antar variabel (Sekaran & Bougie, 2013:98).Penelitian ini menguji apakah ROA, Secure, Maturity berpengaruh terhadap rating sukuk.

  Sedangkan menurut Rahardjo (2003) menyatakan bahwa suatu sukuk yang mempunyai masa jatuh tempo yang lama akan meningkatkan risiko investasi karna dalam periode yang cukup lama, risiko peristiwa yang menyebabkan kinerja perusahaan menurun bisa saja terjadi. Sehingga maturity bisa menjadi salah satu pertimbangan pihak emiten untuk mencapai rating sukuk yang tinggi.

  terhadap rating sukuk karena maturity tersebut sangat menentukan risiko suatu sukuk, dan risiko tersebut akan berdampak terhadap ratingnya.

  

  kepercayaan investor masih terjaga karena perusahaan telah mengurangi risiko yang diterima dengan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya saat jatuh tempo. Dengan demikian,

  Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya yang menjadi rujukan dalam penelitian ini, seperti hasil penelitian Rahayuningsih dan Sulistiyo (2016), dan hasil penelitian Arisanti dkk (2014), yang menyatakan bahwa maturity berpengaruh signifikan terhadap rating sukuk.

  maturity, maka rating sukuk juga akan meningkat.

  Berdasarkan hasil uji statistik dan uji hipotesis, dapat diketahui maturity atau masa jatuh tempo berpengaruh signifikan terhadap rating sukuk dengan arah pengaruh yang positif. Artinya setiap peningkatan

  secure tidak berpengaruh signifikan terhadap rating sukuk.

  diperhitungkan dalam menentukan rating sukuk. Oleh karena itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

  secure bukan merupakan salah satu faktor yang sangat

  (sinking fund), sehingga tingkat kepuasaan dan

  4.2 Pengaruh ROA Terhadap Rating Sukuk

  Perusahaan yang tidak memberikan jaminan atas sukuk yang diterbitkan diwajibkan memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu yang telah disepakati, dan perusahaan tersebut termasuk kategori perusahaan yang memiliki reputasi baik (goodwill). Selain itu, kebanyakan perusahaan yang tidak memberikan jaminanatas sukuk telah membentuk dana cadangan

  (secure) dan sukuk tidak dijamin (debenture).

  Dilihat dari sisi jaminannya, sukuk yang diterbitkan oleh obligator meliputi sukuk yang dijamin

  Berdasarkan hasil uji statistik dan uji hipotesis, dapat diketahui secure atau jaminan berpengaruh tidak signifikan terhadap rating sukuk dengan arah pengaruh yang positif. Artinya setiap peningkatan jaminan sukuk, maka rating sukuk juga akan meningkat. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahayuningsih dan Sulistiyo (2016), yang menyatakan bahwa secure tidak berpengaruh signifikan terhadap rating sukuk. Namun hasil penelitian ini menolak hasil penelitian Arisanti dkk (2014), yang menyatakan bahwa secure berpengaruh positif dan signifikan terhadap rating sukuk di Indonesia.

  4.3 Pengaruh Secure Terhadap Rating Sukuk

  ROA merupakan salah satu rasio yang menunjukkan kinerja keuangan perusahaan atau kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimilikinya untuk menghasilkan laba yang optimal. Laba merupakan salah satu pertimbangan paling penting bagi investor untuk menentukan investasinya, sehingga investor cenderung tertarik pada perusahaan-perusahaan yang profitable karena dengan adanya laba yang dihasilkan perusahaan, maka perusahaan tersebut (obligor) memiliki sumber keuangan untuk menjamin sukuk tersebut, baik itu jaminan pembayaran imbalan atas sukuk ataupun nilai nominal sukuk. Oleh karena itu, ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap rating sukuk karena salah satu rating sukuk yang tinggi mengindikasikan bahwa obligor memiliki kemampuan yang superior dalam memenuhi kewajibannya, dan semakin besar laba yang dihasilkan maka perusahaan semakin superior dalam memenuhi kewajibannya.

  Berdasarkan hasil uji statistik dan uji hipotesis, dapat diketahui ROA berpengaruh signifikan terhadap rating sukuk dengan arah pengaruh yang positif. Artinya setiap peningkatan ROA, maka rating sukuk juga akan meningkat. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pebruary (2016), yang menyatakan bahwa profitabilitas perusahaan yang diukur dengan rasio ROA berpengaruh positif signifikan terhadap rating sukuk korporasi periode 2010-2013. Namun hasil penelitian ini menolak hasil penelitian Andayani (2015) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap rating sukuk.

  Secara umum, sukuk yang memiliki masa jatuh tempo lebih lama cenderung memiliki imbalan atau bunga yang lebih tinggi, namun disisi lain investor dihadapkan pada berbagai kemungkinan risiko yang mungkin ditimbulkan dalam jangka waktu tersebut. Berbeda dengan sukuk yang memiliki masa jatuh tempo lebih cepat, meskipun imbalan yang diterima atas sukuk tersebut relatif rendah dibandingkan dengan sukuk yang memiliki masa jatuh tempo yang lebih lama, namun kecenderungan risiko yang mungkin dihadapinya relatif sangat kecil, dan kemungkinan risiko tersebut sangat menentukan rating sukuk tersebut. Oleh karena itu, maturity sangat berpengaruh dalam menentukan rating sukuk suatu obligator.

  

5. Kesimpulan, Keterbatasan, dan Saran

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan yaitu:

  2016/01/24/233182/Sukuk-Dan-Pertumbuhan Ekonomi-.Diakses pada Rabu, 03 Februari 2016

  Diakses Pada Tanggal 6 Agustus 2016.

  Ries Wulandari. 2011. Analisis Determinan Peringkat Sukuk dan Peringkat Obligasi di Indonesia. Tazkia Islamic Finance and Business Review 6.2. (http://www.Tifbr-tazkia.org).

  Jakarta: Salemba Empat. Sudaryanti, Neneng, Akhmad Affandi Mahfud, and

  /read/1102196/32/aset-lemah-pefindo-turunkan- peringkat-bank-muamalat-1461041938 Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Buku 4. Terjemahan Kan Men Yon.

  (http://www.unnes.ac.id). Diakses Pada Tanggal 6 Agustus 2016. Puspita, Dyah.2016 https://ekbis.sindonews.com

  Purwaningsih, Septi. 2013. Faktor Yang Mempengaruhi Rating Sukuk Yang Ditinjau Dari Faktor Akuntansi Dan Non- Akuntansi. Accounting Analysis Journal 2.3.

  32/DSNMUI/IX/2002. (http://www.mui.or.id). Diakses Pada Tanggal 8 Desember 2015. Nainggolan, P. 2004. Cara Mudah Memahami Akuntansi. Jakarta: PPM.

  (Buku I, Edisi II). Jakarta: Salemba Empat Fatwa Majelis Ulama Indonesia No.

  Diakses Pada Tanggal 4 Januari 2016. Bringham. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan

  Arisanti, I., Fadah, I., & Puspitasari, N. 2014. Analisis Faktor Keuangan dan Non Keuangan yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Syariah (Studi Empiris Pada Perusahaan Penerbit Obligasi Syariah yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2012). Jurnal Ekonomi Akuntansi dan Manajemen, 13(2). (http://www.unej.ac.id).

  Amalia, Dewi, and Prima Citra Devi. 2007. Faktor— Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing Saham Studi Empiris Pada Perusahaan Publik Di Indonesia." Jurnal Bisnis dan Ekonomi.

  (http://www.aaoifi.com). Diakses Pada Tanggal 8 Desember 2015. Adityas, Halmahera.2016. http://www.rmol.co/read/

  ROA, secure, dan maturity secara simultan berpengaruh terhadap rating sukuk, dengan besarnya pengaruh sebesar 25,3%, sedangkan sisanya sebesar 74,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini, seperti ukuran perusahaan yang menerbitkan sukuk, struktur modalnya, kualitas auditor, ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan perusahaan, dan likuiditas perusahaan.

  5.1 Kesimpulan

  Daftar Pustaka

  2. Diperlukan pertimbangan penggunakan waktu pengamatan yang lebih lama, sehingga dapat diperoleh sampel yang lebih banyak dan lebih representatif.

  1. Diperlukan tambahan variabel-variabel lainnya yang memungkinkan berpengaruh terhadap rating sukuk, sehingga lingkup penelitiannya menjadi lebih luas.

  Berdasarkan beberapa keterbatasan yang ditemukan dalam penelitian ini, maka diperlukan beberapa perbaikan yang harus dilakukan, yakni:

  5.3 Saran

  tentunya masih banyak variabel lain yang memungkinkan untuk mempengaruhi rating sukuk, serta waktu pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini yang relatif singkat, yaitu hanya tiga (3) tahun.

  secure, dan maturity terhadap rating sukuk, dan

  Keterbatasan yang dihadapi dalam penelitian ini diantaranya yaitu hanya menguji pengaruh ROA,

  5.2 Keterbatasan

  ROA dan maturiy secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap rating sukuk, sedangkan secure berpengaruh tidak signifikan terhadap rating sukuk.

  AAOIFI. 2004. Accounting, Auditing and Governance Standards for Islamic Financial Institutions.

  

Lampiran I

Tabulasi Data Penelitian

A. Return On Asset

  3 Tahun

  6 Tahun

  4 ISAT PT. Indosat Tbk

  7 Tahun

  4 Tahun

  5 Tahun

  4 Tahun

  5 SMRA PT. Summarecon Agung Tbk

  3 Tahun

  5 Tahun

  5 Tahun

  3 Tahun

  6 BNII PT. Bank Maybank Tbk

  4 Tahun

  5 Tahun

  4 Tahun

  5 Tahun

  7 BBMI PT. Bank Muamalat Tbk

  10 Tahun

  10 Tahun

  8 Tahun

  8 Tahun

  8 MYOR PT. Mayora Indah Tbk

  5 Tahun

  5 Tahun

  7 Tahun

  5 Tahun

  9 PPLN PT. PLN (Persero) Tbk

  5 Tahun

  7 Tahun

  6 Tahun

  4 Tahun

  7 Tahun

  

No Kode Nama Perusahaan 2012 2013 2014 2015

  5 SMRA PT. Summarecon Agung Tbk Dijamin Dijamin Dijamin Dijamin

  1 ADHI PT. Adhi Karya (Persero) Tbk 5,40% 7,30% 5,70% 4,40%

  2 ADMF PT. Adira Dinamika MF Tbk 6,70% 6,00% 2,60% 2,30%

  3 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk 6,56% 6,91% 5,13% 4,87%

  4 ISAT PT. Indosat Tbk 0,68% 1,63% 3,57% 2,33%

  5 SMRA PT. Summarecon Agung Tbk 7,00% 7,62% 6,44% 8,00%

  6 BNII PT. Bank Maybank Tbk 1,64% 1,74% 0,68% 1,01%

  7 BBMI PT. Bank Muamalat Tbk 0,20% 0,27% 0,17% 0,20%

  8 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 9,00% 10,00% 4,00% 11,00%

  9 PPLN PT. PLN (Persero) Tbk 0,58% (4,45)% 1,95% (5,40%)

  B. Secure

No Kode Nama Perusahaan 2012 2013 2014 2015

  1 ADHI PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Tidak Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin

  2 ADMF PT. Adira Dinamika MF Tbk Dijamin Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin

  3 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk Dijamin Dijamin Dijamin Dijamin

  4 ISAT PT. Indosat Tbk Dijamin Dijamin Dijamin Dijamin

  6 BNII PT. Bank Maybank Tbk Dijamin Dijamin Dijamin Dijamin

  3 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk

  7 BBMI PT. Bank Muamalat Tbk Dijamin Dijamin Dijamin Dijamin

  8 MYOR PT. Mayora Indah Tbk Dijamin Dijamin Dijamin Dijamin

  9 PPLN PT. PLN (Persero) Tbk Tidak Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin

  C. Maturity

No Kode Nama Perusahaan 2012 2013 2014 2015

  1 ADHI PT. Adhi Karya (Persero) Tbk

  5 Tahun

  5 Tahun

  3 Tahun

  4 Tahun

  2 ADMF PT. Adira Dinamika MF Tbk

  5 Tahun

  2 Tahun

  1 Tahun

  1 Tahun

  5 Tahun

  

D. Rating Sukuk

  

No Kode Nama Perusahaan 2012 2013 2014 2015

  1 ADHI PT. Adhi Karya (Persero) Tbk idA idA idA idA

  2 ADMF PT. Adira Dinamika MF Tbk idA idAA idAAA idAAA

  3 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk idA idA idA idA

  4 ISAT PT. Indosat Tbk idAA idAAA idAAA idAA

  5 SMRA PT. Summarecon Agung Tbk idA idA idA idA

  6 BNII PT. Bank Maybank Tbk idAA idAA idAAA idAAA

  7 BBMI PT. Bank Muamalat Tbk idA idA idA idA

  8 MYOR PT. Mayora Indah Tbk idAA idAA idAA idAA

  9 PPLN PT. PLN (Persero) Tbk idAA idAAA idAAA idAA

  Lampiran II Output SPSS Case Processing Summary N Marginal Percentage idAAA 8 22.2% Rating idAA

  11 30.6% idA 17 47.2% Tidak Menggunakan Jaminan 10 27.8% Secure

  Menggunakan Jaminan 26 72.2% >5 Tahun 10 27.8% Maturity

  <5 Tahun 26 72.2% Valid 36 100.0% Missing

  

36

Total Model Fitting Information Model -2 Log Likelihood Chi-Square df Sig.

  75.659 Intercept Only Final 66.616 9.044 3 .029 Link function: Logit.

  Goodness-of-Fit Chi-Square df Sig.

  Pearson 65.133 65 .472 Deviance 66.616 65 .421 Link function: Logit.

  Pseudo R-Square Cox and Snell .222 Nagelkerke .253 McFadden .120 Link function: Logit.

   Parameter Estimates

  95% Confidence Interval Std. Estimate Wald df Sig.

  Error Lower Upper Bound Bound [Rating = 1] .320 .767 .174

  1 .676 -1.183 1.823 Threshold [Rating = 2] 2.031 .848 5.731 1 .017 .368 3.693 ROA 32.494 13.131 6.123

  1 .013 6.756 58.231 [Secure=0] .139 .741 .035 a 1 .852 -1.314 1.592 Location [Secure=1] . . . . .

  [Maturity=0] 1.841 .891 4.269 a 1 .039 .095 3.588 [Maturity=1] . . . . . Link function: Logit.

  a. This parameter is set to zero because it is redundant. a Test of Parallel Lines Model -2 Log Likelihood Chi-Square df Sig.

  66.616 Null Hypothesis General 65.888 .728 3 .867 The null hypothesis states that the location parameters (slope coefficients) are the same across a response categories.

a. Link function: Logit.

Dokumen yang terkait

PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP INITIAL RETURN PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM SAHAM PERDANA DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2014-2016

0 0 14

PENGARUH INDEPENDENSI, SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR, PENERAPAN STANDAR AUDIT, DAN ETIKA AUDIT TERHADAP KUALITAS HASIL AUDIT (STUDI PADA AUDITOR BPK RI PERWAKILAN PROVINSI ACEH)

0 1 11

PENGARUH ISLAMIC CORPORATE GOVERNANCE DAN INTERNAL CONTROL TERHADAP INDIKASI TERJADINYA FRAUD PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

1 1 21

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN ACEH BESAR

0 1 8

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN ACEH BESAR

0 0 8

PENGARUH PENDAPATAN SENDIRI DAN DANA PERIMBANGAN TERHADAP BELANJA MODAL DENGAN DANA OTONOMI KHUSUS SEBAGAI PEMODERASI PADA KABKOTA DI PROVINSI ACEH

0 0 9

PENGARUH PENDAPATAN SENDIRI DAN DANA PERIMBANGAN TERHADAP BELANJA MODAL DENGAN DANA OTONOMI KHUSUS SEBAGAI PEMODERASI PADA KABKOTA DI PROVINSI ACEH

0 0 9

ANALISIS PENERAPAN IJARAH DAN PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN PSAK 107 PADA PT BPRS HIKMAH WAKILAH KOTA BANDA ACEH

1 1 16

PENGARUH KESESUAIAN KOMPENSASI, PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI, DAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP KECURANGAN AKUNTANSI STUDI PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DI KOTA BANDA ACEH

0 1 10

PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI, SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, DAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI PEMERINTAH KOTA BANDA ACEH

0 4 11