ANALISIS PENERAPAN IJARAH DAN PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN PSAK 107 PADA PT BPRS HIKMAH WAKILAH KOTA BANDA ACEH

ANALISIS PENERAPAN IJARAH DAN PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN PSAK 107 PADA PT BPRS HIKMAH WAKILAH KOTA BANDA ACEH

1 Cut Vhintara* *2 , Rahmawaty

1,2 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala

e-mail: cutvhintara95@gmail.com *2 , rahmawaty@unsyiah.ac.id

Abstrak

This study aims to see the application of Ijarah and accounting treatment based on PSAK 107 at PT BPRS Hikmah Wakilah in Banda Aceh City. The research was conducted using qualitative-descriptive research method. The type of data used is qualitative data, that is by way of field study method consisting of, observation, interview, and company documentation. The results of this study indicate that the application of Ijarah and accounting treatment at PT BPRS Hikmah Wakilah Banda Aceh has been in accordance with PSAK 107.

Keywords: Ijarah, Accounting Treatment, PSAK 107.

jumlah BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat Syariah) Indonesia adalah negara dengan penduduk

1. Pendahuluan

bertambah menjadi 88 unit. Pada tahun 2014 hingga mayoritas muslim terbesar di dunia. Hal ini adalah

2015 perkembangan perbankan syariah mencapai 197 salah satu faktor yang menjadikan perkembangan

unit, yang terdiri dari 12 bank umum syariah, 22 unit perbankan di Indonesia kini makin diramaikan dengan

usaha syariah dan 163 bank pembiayaan rakyat adanya bank syariah yang menawarkan produk

syariah. Kemudian pada tahun 2016 perbankan syariah keuangan dan investasi dengan cara yang berbeda

di Indonesia telah bertambah menjadi 199 unit, yang dibanding dengan bank konvensional yang telah ada

terdiri dari 12 bank umum syariah, 22 unit usaha terlebih dahulu. Pada umumnya bank syariah dengan

syariah, dan 165 bank pembiayaan rakyat syariah bank konvensional memiliki persamaan, yaitu dalam

(Otoritas Jasa Keuangan, 2016).

hal sistem penerimaan uang, mekanisme transfer, Berdasarkan UU No. 7 Tahun 2002 tentang sistem teknologi, laporan keuangan dan sebagainya.

perbankan yang menerapkan sistem bagi hasil dan Sementara perbedaannya terletak pada aspek legal,

diperjelas dengan Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun struktur organisasi, usaha yang dibiayai, dan

1992 tentang perbankan berdasarkan prinsip bagi hasil, lingkungan kerja (Antonio, 2001:29). Perbedaan

maka dengan adanya peraturan ini perbankan di lainnya antara bank syariah dan bank konvensional

Indonesia dibagi menjadi dua kelompok yaitu bank salah satunya dapat dilihat dari tujuan didirikannya

syariah dengan prinsip bagi hasil dan bank praktik perbankan syariah yang didasari oleh larangan

konvensional dengan prinsip bunga. Disamping itu, terhadap riba sesuai dengan prinsip dalam agama islam

praktik perbankan syariah pada prinsipnya sama serta meninggalkan segala bentuk usaha yang bersifat

seperti bank konvensional, yaitu berfungsi sebagai haram, dimana hal ini tidak diterapkan pada bank

suatu lembaga intermediasi (intermediary institution), konvensional.

dengan menghimpun dana dari masyarakat dan Pada periode 1992-1998 hanya ada 1 unit bank

kepada pihak yang syariah, yaitu Bank Muamalat Indonesia. Bank

menyalurkan

kembali

membutuhkan dalam bentuk fasilitas pembiayaan. Muamalat Indonesia (BMI) adalah bank pertama yang

Pembiayaan merupakan salah satu kegiatan utama dan menerapkan praktik perbankan syariah, namun seiring

menjadi sumber utama pendapatan bagi bank syariah berjalannya waktu pada tahun 2005 jumlah bank

(Karim, 2013:112). Fasilitas pembiayaan yang syariah di Indonesia telah bertambah menjadi 20 unit,

ditawarkan oleh bank syariah diantaranya adalah yang terdiri dari 3 bank umum syariah dan 17 unit

pembiayaan mudharabah, musyarakah, murabahah, usaha syariah. Sementara itu, hingga tahun 2004

salam, istishna’ dan ijarah.

Dari berbagai fasilitas pembiayaan yang sesuai dengan jenis usaha nasabah dan bank syariah ditawarkan oleh bank syariah tersebut salah satu yang

dapat menetapkan harga sewa yang lebih efektif, menjadi sumber pendapatan operasionalnya adalah

efisien, serta fleksibel kepada nasabah. Akad Ijarah (sewa). Akad Ijarah merupakan salah satu

Jumlah komposisi pembiayaan yang diberikan alternatif pembiayaan yang tidak beresiko tinggi

BPRS di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.1. karena rate return-nya ditetapkan di awal. Selain itu, Ijarah juga memfasilitasi pembiayaan jangka panjang

Tabel 1.1

Komposisi Pembiayaan Yang Diberikan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

Akad Mudharabah

151.719 150.070 Akad Musyarakah

739.562 758.403 Akad Murabahah

5.097.883 5.212.267 Akad Salam

14 14 14 14 Akad Istishna

10.894 12.345 Akad Ijarah

7.302 7.344 Akad Qardh

154.506 154.157 Akad Multijasa

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (2017) dikarenakan Pembiayaan Ijarah baru benar-benar Berdasarkan Tabel 1.1 komposisi Pembiayaan

diterapkan pada sebagian perbankan syariah di Ijarah yang diberikan BPRS di Indonesia mengalami

Indonesia.

peningkatan meskipun jumlahnya masih kurang dibandingkan dengan akad lainnya. Hal ini

Tabel 1.2

Produk Pembiayaan Pada PT BPRS Hikmah Wakilah Banda Aceh

Jumlah

Jumlah

No Produk Pembiayaan

(dalam rupiah)

(dalam satuan) Persentase (%)

1. Pembiayaan Murabahah

94,1 2. Pembiayaan Mudharabah

46 4,3 3. Pembiayaan Musyarakah

11 1,0 4. Pembiayaan Ijarah

7 0.6 5. Pembiayaan Qardhul Hasan

Jumlah Total

Sumber: Data Diolah (2017)

Pembiayaan Ijarah yang ada pada PT BPRS membedakannya terletak pada obyek transaksi, Hikmah Wakilah Kota Banda Aceh adalah Ijarah

metode pembayaran dan perpindahan kepemilikan. murni, karena pelaksanaan Ijarah baru dilakukan pada

Fatwa DSN-MUI Tahun 2000 tahun 2017. Mengingat Pembiayaan Ijarah pada PT

Berdasarkan

dipaparkan bahwa Akad Ijarah adalah akad BPRS Hikmah Wakilah masih baru diterapkan dan

pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jumlah transaksi pembiayaannya masih sedikit, maka

jasa dalam waktu tertentu dengan pembayaran upah peneliti dapat memberikan saran lebih banyak terkait

sewa (ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan pencatatan dan pelaporan akuntansi dengan PSAK

kepemilikan barang itu sendiri. Lain halnya jika pada No.107.

saat berakhirnya masa sewa aset/properti yang Pada dasarnya prinsip Ijarah pada perbankan

disewakan berpindah hak kepemilikan kepada syariah hampir sama dengan leasing yang ada di

penyewa, maka disebut sebagai Ijarah Muntahiyya dalam sistem perbankan konvensional, namun yang

Bittamlik atau sebagai financial lease with purchase option pada sistem konvensional.

Menurut fatwa DSN-MUI/III Tahun 2002 Ijarah Muntahiyya Bittamlik adalah akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak guna atau manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan sewa dengan opsi pemindahan kepemilikan barang kepada pihak penyewa. Dalam Hukum Islam, Pembiayaan Ijarah itu dapat berupa sewa jasa maupun sewa aset/properti. Ijarah sewa jasa pada praktiknya yaitu dengan mempekerjakan jasa seseorang kemudian memberikan upah sebagai imbalan dari jasa yang disewakan, sedangkan Ijarah sewa aset/properti pada praktiknya yaitu dengan memindahkan hak kepada pihak lain untuk menggunakan manfaat dari aset/properti tertentu dengan imbalan berupa upah sewa (ujrah).

Pembiayaan Ijarah harus memiliki sebuah pedoman untuk mengatur sistem dan perlakuan akuntansi agar sesuai dan memiliki kesamaan dengan seluruh bank syariah yang ada. Kini di Indonesia Pembiayaan Ijarah telah diatur dalam PSAK 107 tentang Akuntansi Ijarah yang telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan. Terdapat hal penting mengenai Ijarah dalam PSAK 107, diantaranya adalah pengakuan dan pengukuran Aset Ijarah, Pendapatan Ijarah dan IMBT, Piutang Pendapatan Ijarah dan IMBT, biaya perbaikan yang dikeluarkan, perpindahan hak milik objek sewa, terjadinya penurunan nilai objek sewa secara permanen. PSAK 107 Akuntansi Ijarah telah terangkum dalam PAPSI 2013, yang terbagi atas dua yaitu Ijarah atas aset berwujud dan Ijarah atas jasa. Hingga saat ini PSAK 107 dan PAPSI 2013 telah menjadi acuan bagi bank syariah di Indonesia untuk mengatur bagaimana seharusnya perlakuan akuntansi terhadap Pembiayaan Ijarah tersebut.

Berdasarkan uraian dari fenomena dan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS

PENERAPAN DAN PERLAKUAN AKUNTANSI IJARAH BERDASARKAN PSAK 107 PADA PT BPRS HIKMAH WAKILAH KOTA BANDA ACEH”.

2. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Perbankan syariah atau yang lebih dikenal dengan bank Islam praktiknya telah ada sejak zaman

Rasulullah SAW memiliki beberapa pengertian yang berbeda, akan tetapi mengandung makna yang sama. Sebagaimana yang tertuang pada UU No. 21 Tahun 2008 pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Kemudian berdasarkan UU No. 21 Tahun 2008 pasal 1 ayat 1, perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Salah satu bentuk lembaga keuangan syariah adalah BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat Syariah).

Berdasarkan UU No. 10 Tahun 1998 pasal 1 ayat

4 tentang Perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, disebutkan bahwa BPRS adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha yang berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (Rodoni dan Hamid, 2008: 38). BPRS beroperasi sesuai dengan prinsip Syariah Islam tentu saja dalam menjalankan kegiatannya mengikuti aturan serta ketentuan-ketentuan syariah Islam, terutama dalam hal yang menyangkut dengan tata cara bermuamalat dalam Islam yang berpedoman pada Al-Quran dan Hadits.

2.2 Pembiayaan Pada PT BPRS Hikmah Wakilah Kota Banda Aceh Pembiayaan

syariah

merupakan fasilitas pembiayaan yang menerapkan prinsip keuangan Islam yang salah satunya adalah menjauhi adanya riba. Nurhayati dan Wasilah (2015:70) menyatakan bahwa kata riba (dalam bahasa arab) berarti kelebihan atas segala sesuatu yang didapatkan akibat dari pinjaman atau penjualan. Jadi, dapat dikatakan bahwa riba adalah pelanggaran dalam sistem keadilan sosial, persamaan dan hak atas barang. Sistem riba hanya menguntungkan sebelah pihak saja yaitu pihak pemberi pinjaman, sedangkan pihak yang menjalankan usaha atau peminjam tidak berlaku hal yang sama, sedangkan seharusnya keuntungan itu baru dapat diketahui dan ditentukan setelah suatu usaha berjalan, bukan di tentukan di muka. BPRS menawarkan beberapa fasilitas pembiayaan untuk membantu nasabah

menjalankan usaha sesuai dengan menjalankan usaha sesuai dengan

dipinjam oleh nasabah. Nasabah dapat membayar Banda Aceh adalah:

kepada pihak bank sekaligus atau menyicil bayaran

1. Pembiayaan Murabahah, menurut PSAK 102 dengan jangka waktu tertentu. Jadi dapat paragraf 5 definisi akad murabahah adalah akad

disimpulkan bahwa qardh merupakan fasilitas jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya

pembiayaan yang diberikan oleh satu pihak kepada perolehan ditambah keuntungan yang disepakati

pihak lain tanpa mengharapkan imbalan. dan penjual harus mengungkapkan biaya barang perolehan barang tersebut kepada pembeli.

2.3 Ijarah

Transaksi murabahah tidak hanya dalam Konsep sewa dikembangkan kembali oleh pembayaran (kredit) saja, melainkan juga dalam

Khalifah Umar bin Khattab bermula dengan adanya bentuk

sistem pembagian tanah bagi para kaum muslimin di ditangguhkan dengan mencicil setelah menerima

ditaklukkan. Seiring dengan barang, ataupun ditangguhkan dengan membayar

wilayah

yang

perkembangan zaman, tidak hanya tanah yang menjadi sekaligus di kemudian hari (PSAK 102 paragraf 8).

objek sewa, tetapi tenaga kerja dalam bentuk jasa, Pembiayaan murabahah menerapkan sistem jual

modal dan kewirausahaan juga telah menjadi beli.

objeknya. Pengertian sewa menyewa menurut Harahap

2. Pembiayaan Mudharabah adalah pembiayaan yang (2009) adalah persetujuan antara pihak yang disalurkan oleh bank syariah kepada pihak lain

menyewakan dengan pihak penyewa, dimana pihak untuk suatu usaha yang produktif. Antonio (2001)

yang menyewakan menyerahkan barang yang hendak dalam Yaya et al. (2016:110) menyatakan bahwa

disewa kepada pihak penyewa untuk dinikmati mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara

sepenuhnya. Jadi, yang dimaksudkan dengan Ijarah dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal)

disini bukanlah seperti transaksi jual beli yang menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan

merubah objek transaksi menjadi milik nasabah pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan yang

setelah pembayaran dilunasi, namun sistemnya didapatkan atas usaha dibagi sesuai dengan

berdasarkan sewa dan yang disewakan adalah manfaat kesepakatan yang ada dalam kontrak, jika terjadi

dari objeknya saja.

kerugian maka ditanggung oleh pemilik modal Ijarah dapat didefinisikan sebagai akad dengan syarat kerugian tersebut bukan disebabkan

pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau oleh kelalaian si pengelola. Prinsip pembiayaan

jasa, dalam waktu tertentu dengan pembayaran upah mudharabah ini menerapkan sistem bagi hasil.

sewa (ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan

3. Pembiayaan Musyarakah, berdasarkan IAI dalam kepemilikan atas suatu barang itu sendiri (Nurhayati PSAK 106 disebutkan bahwa musyarakah adalah

dan Wasilah, 2011:226). Jadi yang dimaksudkan akad kerja sama antara dua pihak atau lebih atas

dengan Ijarah disini bukanlah seperti transaksi jual suatu usaha tertentu dengan kondisi masing-masing

beli yang merubah objek transaksi menjadi milik pihak memberikan kontribusi dana, dengan

nasabah setelah pembayaran dilunasi, namun ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan

sistemnya berdasarkan sewa dan yang disewakan kesepakatan di dalam kontrak, namun jika terjadi

adalah manfaat dari objeknya saja. kerugian ditentukan berdasarkan porsi kontribusi dana. Pembiayaan musyarakah ini menerapkan

2.4 Perlakuan Akuntansi Terkait Ijarah Berdasarkan sistem bagi hasil.

PSAK 107

4. Pembiayaan Ijarah, adalah akad yang memfasilitasi Standar akuntansi untuk Akad Ijarah diatur dalam transaksi pemindahan hak guna (manfaat) atas

PSAK No.107 yang berlaku untuk penyusunan dan suatu barang atau jasa tertentu melalui pembayaran

penyajian laporan keuangan. PSAK 107 adalah standar sewa/upah tanpa diikuti pemindahan kepemilikan

akuntansi yang menggantikan standar sebelumnya, barang.

yaitu PSAK No. 59 tentang akuntansi perbankan

5. Pembiayaan Qardhul Hasan, merupakan akad yang syariah. Standar ini berisi tentang ketentuan transaksi memfasilitasi transaksi peminjaman sejumlah dana

mengenai pengakuan dan pengukuran baik dari sisi mengenai pengakuan dan pengukuran baik dari sisi

kerugian.

pengukuran biaya perolehan, penyusutan, pendapatan

f. Penjualan Obyek Ijarah secara bertahap. sewa, beban sewa, biaya perbaikan dan pemeliharaan

g. Penyajian, pendapatan Ijarah disajikan secara Obyek Ijarah serta perpindahan kepemilikan.

neto setelah dikurangi beban-beban yang

1. Akuntansi untuk Pemberi Sewa (Mu’jir) terkait, misalnya beban penyusutan, beban

a. Biaya perolehan, untuk Obyek Ijarah baik aset pemeliharaan dan perbaikan, dan sebagainya. berwujud maupun tidak berwujud, diakui saat

h. Pengungkapan, pemilik mengungkapkan dalam Obyek Ijarah diperoleh sebesar biaya

laporan keuangan terkait transaksi Ijarah dan perolehan.

Ijarah Muntahiyya Bittamlik.

b. Penyusutan, jika Aset Ijarah tersebut dapat disusutkan/diamortisasi maka penyusutan atau

2. Akuntansi untuk Penyewa (Musta’jir) amortisasinya diperlakukan sama untuk aset

a. Beban sewa, diakui selama masa akad pada sejenis selama umur manfaatnya (umur

saat manfaat atas aset telah diterima. ekonomisnya).

b. Biaya pemeliharaan objek Ijarah, yang

c. Pendapatan sewa, diakui pada saat manfaat aset disepakati dalam akad menjadi tanggungan telah diserahkan kepada penyewa pada akhir

penyewa diakui sebagai beban pada saat periode pelaporan. Jika manfaat telah

terjadinya.

diserahkan tapi perusahaan belum menerima

c. Perpindahan kepemilikan: uang, maka akan diakui sebagai piutang

1. Hibah, maka penyewa mengakui aset dan pendapatan sewa dan diukur sebesar nilai yang

keuntungan sebesar nilai wajar obyek dapat direalisasikan.

Ijarah yang diterima.

2. Pembelian sebelum masa akad berakhir, tanggungan pemilik, tetapi pengeluarannya

d. Biaya perbaikan Obyek Ijarah, adalah

maka penyewa mengakui aset sebesar dapat dilakukan oleh pemilik secara langsung

pembayaran sisa cicilan sewa atau jumlah atau dilakukan oleh penyewa atas persetujuan

yang disepakati.

pemilik.

3. Pembelian setelah masa akad berakhir,

1. Jika perbaikan rutin yang dilakukan oleh maka penyewa mengakui aset sebesar penyewa dengan persetujuan pemilik maka

pembayaran sisa cicilan sewa atau jumlah diakui sebagai beban pemilik pada saat

yang disepakati.

terjadinya.

4. Pembelian objek Ijarah secara bertahap,

2. Jika perbaikan tidak rutin atas Obyek maka penyewa mengakui aset sebesar Ijarah yang dilakukan oleh penyewa diakui

biaya perolehan objek Ijarah yang pada saat terjadinya.

diterima.

d. Jika suatu entitas/penyewa menyewakan

e. Pepindahan kepemilikan Objek Ijarah dalam kembali aset Ijarah lanjut pada pihak lain atas Ijarah Muntahiyya Bittamlik dapat dilakukan

aset yang sebelumnya disewa, maka ia harus dengan cara:

menerapkan perlakuan akuntansi untuk

1. Hibah, maka jumlah tercatat Objek Ijarah pemilik dan akuntansi penyewa dalam PSAK diakui sebagai beban.

ini.

2. Penjualan sebelum berakhirnya masa,

e. Pengungkapan, penyewa mengungkapkan sebesar sisa cicilan sewa atau jumlah yang

dalam laporan keuangan terkait transaksi disepakati, maka selisih antara harga jual

Ijarah dan Ijarah Muntahiyya Bittamlik. dan jumlah tercatat Obyek Ijarah diakui sebagai keuntungan atau kerugian.

3. Penjualan setelah selesai masa akad, maka selisih antara harga jual dan jumlah tercatat

PSAK No. 107 1) Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

penerapan dan perlakuan akuntansi pembiayaan

Penerapan Ijarah dan

Perlakuan Akuntansi Ijarah berdasarkan PSAK 107 pada PT BPRS Hikmah Wakilah Kota Banda Aceh. Tujuan studi deskriptif adalah memberikan kepada peneliti

PT BPRS Hikmah Wakilah sebuah riwayat atau untuk menggambarkan aspek- aspek yang relevan dengan fenomena perhatian dari

perspektif seseorang, organisasi,orientasi industri,

Hasil Kesimpulan

dan lainnya (Sekaran, 2013:158).

2) Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan dalam

Sesuai atau Tidak Sesuai penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang dengan PSAK No. 107

menggunakan analisis statistik deskriptif. Moleong (2009) menyebutkan bahwa penelitian kualitatif sebagai penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran

oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan

3. Metode Penelitian

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,

3.1 Desain Penelitian

pada suatu konteks khusus yang alamiah dan Desain penelitian adalah semua langkah yang

dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. dibutuhkan dalam proses pelaksanaan penelitian.

3) Situasi Studi

Desain penelitian bertujuan untuk melakukan Situasi dalam penelitian ini tidak teratur, dimana penelitian, sehingga data yang diperlukan dapat

kondisi penelitian ini tidak diatur berdasarkan dikumpulkan dan dianalisis agar dapat diperoleh suatu

keterlibatan peneliti dan kondisi lingkungan logika dalam membuat suatu kesimpulan. Desain

penelitian. Kondisi yang tidak diatur adalah situasi penelitian

dengan tidak adanya intervensi terhadap rutinitas keputusan mengenai tujuan penelitian, jenis

kerja yang rutin.

investigasi, tingkat intervensi peneliti, situasi studi,

4) Tingkat Intervensi

unit analisis, dan horizon waktu penelitian (Sekaran Tingkat intervensi di dalam penelitian ini adalah dan Bougie, 2013:134). Terdapat 6 aspek penting

intervensi minimal, dimana peneliti tidak memiliki dalam desain penelitian yang meliputi serangkaian

ikut mempengaruhi pengambilan keputusan rasional, isu-isu yang

kemampuan

untuk

perkembangan bank syariah. Oleh karena itu, berkaitan dengan keputusan mengenai tujuan studi

tingkat intervensi peneliti rendah, dimana hanya (eksploratif, deskripstif, pengujian hipotesis), letaknya

mengumpulkan data penerapan Ijarah dan (yaitu konteks studi), jenis yang sesuai untuk

perlakuan akuntansinya untuk kemudian dianalisis. penelitian (jenis investigasi), tingkat manipulasi dan

5) Unit Analisis

kontrol peneliti (tingkat intervensi peneliti), aspek Menurut Sekaran (2013:173) unit analisis merujuk temporal (horizon waktu), dan level analisis data (unit

pada tingkat kesatuan data yang dikumpulkan analisis), adalah integral pada desain penelitian

selama tahap analisis data selanjutnya. Unit analisis (Sekaran, 2013:152).

di dalam penelitian ini adalah organisasi, yaitu PT Desain penelitian yang terdapat dalam penelitian

BPRS Hikmah Wakilah kota Banda Aceh. ini mengacu pada rancangan penelitian yang

6) Horizon Waktu

dikemukakan oleh Sekaran yang berpedoman pada Horizon waktu yang digunakan dalam penelitian ini aspek-aspek yang harus terpenuhi. Aspek-aspek

adalah cross sectional, dimana data hanya tersebut dipaparkan sebagai berikut:

dikumpulkan sekali, bisa selama beberapa hari, dikumpulkan sekali, bisa selama beberapa hari,

sebagai berikut:

1. Data primer adalah data yang diperoleh dari

3.2 Variabel Penelitian

tangan pertama untuk analisis berikutnya untuk Variabel merupakan atribut, ciri,

menemukan solusi atau masalah yang diteliti kemampuan dan ukuran lainnya yang berbeda-beda

sifat,

(Sekaran, 2013:242). Disamping itu, data primer (bervariasi) yang ditetapkan oleh peneliti untuk dikaji

dapat diperoleh melalui wawancara atau dan dipelajari (Widayat dan Amirullah, 2002:18).

pengisian kuesioner. Data primer yang digunakan Dalam penelitian ini, variabel penelitian yang peneliti

oleh penulis dalam penelitian ini meliputi gunakan antara lain:

pencatatan akuntansi dan pelaporan pembiayaan

1) Pembiayaan Ijarah Ijarah PT BPRS Hikmah Wakilah Kota Banda Sayyid Sabiq (2015:232) menyebutkan bahwa

Aceh.

kata al Ijarah berasal dari kata al Ajru yang

2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh berarti al ‘Iwadhu (ganti/kompensasi). Ijarah

dari perusahaan, tanpa proses pengolahan data. dapat didefinisikan sebagai akad pemindahan

Menurut Sekaran (2013:242) data sekunder hak guna (manfaat) atas suatu barang atau

adalah data yang mengacu pada informasi yang jasa, dalam waktu tertentu dengan pembayaran

dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Adapun upah sewa (ujrah), tanpa diikuti dengan

data sekunder yang digunakan oleh peneliti yaitu: pemindahan kepemilikan atas barang itu

sejarah PT BPRS Hikmah Wakilah Kota Banda sendiri. Jadi Ijarah dimaksudkan untuk

Aceh, struktur organisasi PT BPRS Hikmah mengambil manfaat atas suatu barang atau jasa

Wakilah Kota Banda Aceh, personalia PT BPRS (mempekerjakan seseorang) dengan jalan

Hikmah Wakilah Kota Banda Aceh, dan lain-lain. penggantian (membayar sewa atau upah

Data diperoleh dengan mengumpulkan data-data sejumlah tertentu).

melalui buku-buku, majalah dan bacaan lain

2) Perlakuan Akuntansi Berdasarkan PSAK 107 seperti dokumen-dokumen, formulir pembiayaan Menurut Sayyid Sabiq (2015:234) berdasarkan

dan akad yang menyangkut Pembiayaan Ijarah PSAK 107, Ijarah dapat dibagi menjadi 3

pada PT BPRS Hikmah Wakilah Kota Banda (tiga) , namun yang telah dikenal secara luas

Aceh selama enam bulan terakhir pada tahun ada dua jenis Ijarah yang disebutkan pertama,

yaitu sebagai berikut: Pengumpulan data dilakukan dengan tujuan untuk

1. Ijarah merupakan sewa menyewa objek mendapatkan atau mengumpulkan data (informasi) ijarah tanpa perpindahan risiko dan

yang dapat menjelaskan atau menjawab permasalahan manfaat yang terkait kepemilikan aset

penelitian yang bersangkutan secara objektif. Adapun terkait, dengan atau tanpa wa’ad untuk

teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam memindahkan kepemilikan dari pemilik

penelitian ini adalah melalui observasi, dokumentasi, (mu’jir) kepada penyewa (musta’jir) pada

wawancara dan studi kepustakaan. saat tertentu.

1) Observasi

2. Ijarah Muntahiyya Bittamlik adalah Metode ini dilakukan dengan proses pengamatan Ijarah dengan wa’ad perpindahan

langsung di lapangan yang menjadi objek kepemilikan aset yang diijarahkan pada

penelitian dan mencatat beberapa hal terkait dengan saat tertentu.

penerapan dam perlakuan akuntansi Ijarah pada PT

BPRS Hikmah Wakilah Kota Banda Aceh. Sumber

3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

menjelaskan dari mana data tersebut diperoleh. Dokumentasi adalah kumpulan catatan-catatan Sumber data dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu

penting pada periode sebelumnya atau waktu lalu. data primer dan data sekunder (Sekaran, 2013:242).

menyatakan metode Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan

Hamidi

dokumentasi adalah informasi yang berasal dari catatan penting baik dari lembaga atau organisasi dokumentasi adalah informasi yang berasal dari catatan penting baik dari lembaga atau organisasi

diperoleh melalui kegiatan wawancara pada bagian seseorang (Sugiyono, 2011:240). Maka dengan

marketing, pengamatan yang sudah ditulis dalam metode ini penulis sangat mengharapkan akan

catatan lapangan pada saat melakukan job training mendapatkan data mengenai hal-hal atau variabel

selama satu bulan di PT BPRS Hikmah Wakilah yang berupa catatan atau dokumen-dokumen,

Kota Banda Aceh, dokumen resmi, dan sebagainya. brosur, formulir pembiayaan dan akad yang

Keragaman sumber data tersebut mengindikasi menyangkut Pembiayaan Ijarah pada PT BPRS

begitu beragam dan bervariasinya data penelitian Hikmah Wakilah Kota Banda Aceh .

yang harus ditelaah.

3) Wawancara

2) Data yang telah dibaca, dipelajari dan ditelaah Wawancara adalah komunikasi secara langsung,

untuk kemudian dilakukan abstraksi. dimana wawancara berinteraksi dalam bentuk tanya

Abstraksi adalah usaha membuat rangkuman inti, jawab untuk memperoleh data yang diinginkan.

proses, dan pernyatan-pernyataan yang perlu dijaga Menurut Sugiyono (2011:130) apabila peneliti

sehingga tetap berada dalam lingkup pembicaraan. ingin melakukan suatu studi pendahuluan guna

Proses abstraksi yang dilakukan adalah mengenai mengetahui dan menemukan permasalahan yang

proses pemberian Pembiayaan Ijarah. ingin diteliti serta ingin mengetahui lebih dalam

3) Langkah selanjutnya adalah menyusun data dalam lagi hal-hal yang diperlukan dalam penelitian ini

satuan-satuan untuk menemukan karakteristik dari maka gunakanlah wawancara sebagai teknik

Pembiayaan Ijarah.

pengumpulan datanya.

4) Kemudian dilanjutkan dengan pengkategorian data penelitian ini dilakukan secara terstrukstur dan

Wawancara

dalam

dari pihak mu’jir dan musta’jir. tidak terstruktur yang ditujukan kepada bagian

5) Tahap akhir dari analisis data penelitian kualitatif marketing Pembiayaan Ijarah pada PT BPRS

adalah pemeriksaan keabsahan data. Kadar Hikmah Wakilah Kota Banda Aceh. Daftar

keilmiahan sebuah hasil penelitian salah satunya pertanyaan dapat dilihat pada lampiran 1.1.

ditentukan oleh faktor keabsahan data yang

4) Studi Kepustakaan digunakan. Maka dari itu keabsahan data sangatlah Di dalam studi kepustakaan ini data diperoleh

penting. Keabsahan data ini dapat dilihat dari dengan mempelajari literatur yang berhubungan

kesesuaian dengan Fatwa DSN-MUI No.09/DSN- dengan perlakuan akuntansi Ijarah berdasarkan

MUI/IV/2000 tentang Ijarah dan PSAK No. 107 PSAK 107, serta bacaan lain yang berkaitan dengan

dari segi perlakuan akuntansi Ijarah. penelitian yang dilakukan oleh penulis.

Pada penelitian ini yang akan diobservasi dan dianalisis adalah penerapan, pencatatan serta

3.4 Metode Analisis Data

perlakuan akuntansi Ijarah di PT BPRS Hikmah Peneliti menggunakan metode deskriptif untuk

Wakilah Kota Banda Aceh. Penelitian ini juga menganalisis data yang diperlukan untuk melakukan

menggunakan data dari dokumen-dokumen pendukung penelitian ini. Metode ini tidak membutuhkan

Pembiayaan Ijarah seperti persyaratan, ketentuan serta hipotesis, namun dibutuhkan kerangka penelitian

alur proses pelaksanaan pembiayaan agar dapat untuk membantu peneliti dalam melakukan penelitian.

memberi gambaran apakah PT BPRS Hikmah Wakilah Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Kota Banda Aceh telah sesuai dengan PSAK 107 data kualitatif. Moleong (2009:4) menyebutkan bahwa

mengenai Akad Ijarah.

penelitian kualitatif

Metode analisis data juga diukur dengan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

menggunakan pengakuan dan pengukuran. Pengakuan atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

adalah pencatatan suatu jumlah rupiah (cost) ke dalam diamati. Tahapan-tahapan proses analisis data

sistem akuntansi sehingga jumlah tersebut akan penelitian kualitatif secara sistematis dapat dicermati

mempengaruhi suatu pos dan tereflesi dalam laporan dalam uraian berikut ini:

keuangan. Jadi pengakuan dalam penelitian ini

1) Proses analisis data diawali dengan menelaah berhubungan dengan masalah apakah suatu transaksi seluruh data tentang Ijarah yang tersedia dari

Pembiayaan Ijarah dicatat (dijurnal) atau tidak oleh

PT BPRS Hikmah Wakilah. Pencatatan yang PT BPRS Hikmah Wakilah akan terus melakukan dimaksud adalah mengenai biaya perolehan,

pengembangan jaringan kantor, inovasi dan penyusutan, pendapatan dan beban, perpindahan

penyempurnaan produk serta meningkatkan kualitas kepemilikan dan lain sebagainya baik dari sisi pemilik

pelayanan. Hal ini dilakukan demi mewujudkan maupun penyewa.

harapan seluruh nasabah sehingga kepercayaan akan Disamping itu, pengukuran adalah penentuan

terus terbangun dan peran PT BPRS Hikmah Wakilah jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada suatu objek

sebagai bank untuk membantu permodalan bagi pelaku yang terlibat dalam suatu transaksi keuangan. Jumlah

usaha mikro akan semakin luas jangkauannya. rupiah ini akan dicatat untuk dijadikan data dasar

PT BPRS Hikmah Wakilah memiliki 5 jaringan dalam penyusunan statemen keuangan. Pengukuran

kantor yang berada di Banda Aceh dan Aceh Besar lebih berhubungan dengan masalah penentuan jumlah

yang terdiri dari:

1. Kantor Pusat, berada di Jalan Sri Ratu Safiatuddin transaksi terjadi. Maka dari data-data yang diperoleh,

rupiah yang dicatat pertama kali pada saat suatu

No.11-13, Peunayong, Banda Aceh. selanjutnya akan diketahui apakah penerapan dan

2. Kantor Cabang, berada di Jalan Soekarno Hatta, perlakuan akuntansi Ijarah pada PT BPRS Hikmah

Bundaran Lambaro, Kabupaten Aceh Besar. Wakilah sesuai atau tidak dengan Fatwa DSN-MUI

3. Kantor Kas Ulee Kareng, berada di Jalan No.09/DSN-MUI/IV/2000 dan PSAK No.107.

T.Iskandar, Ds.Lamglumpang, Kec.Ulee Kareng, Banda Aceh.

4. Hasil Penelitian

4. Kantor Kas Keutapang, berada di Jalan Mata Ie Peneliti akan memaparkan hasil penelitian pada

No.55, Keutapang, Aceh Besar. bab ini mengenai penerapan Pembiayaan Ijarah dan

5. Kantor Kas Darussalam, berada di Jalan T.Nyak sejauh mana perlakuan akuntansi PSAK No.107

Arief No.10 Ds.Rukoh, Darussalam, Banda Aceh. diterapkan terkait dengan transaksi-transaksi keuangan

Di usia PT BPRS Hikmah Wakilah yang genap yang terjadi dalam pembiayaan dengan menggunakan

22 tahun pada bulan Desember 2016, seluruh jajaran Akad Ijarah pada PT BPRS Hikmah Wakilah Kota

Dewan Direksi untuk jangka menengah dan jangka Banda Aceh.

panjang berkomitmen akan terus mengembangkan dan membuka jaringan kantor sampai ke seluruh

4.1 Sejarah PT BPRS Hikmah Wakilah

Kabupaten daerah tingkat II di Provinsi Aceh, PT BPRS Hikmah Wakilah didirikan pada tanggal

sehingga dapat melayani nasabah kecil dan mikro di

14 September 1994 dan mendapat izin operasional

seluruh wilayah Aceh.

sebagai BPR Syariah dari Menteri Keuangan RI pada Atas kinerja yang baik selama tahun 2012, 2013, tanggal 18 Juli 1995. Pada masa konflik dan pada saat

2014, dan 2015 PT BPRS Hikmah Wakilah secara tsunami yang melanda Aceh beberapa tahun lalu

Nasional mendapatkan penghargaan dari majalah memberikan dampak yang sangat besar terhadap

Infobank Award 4 tahun berturut-turut dengan kriteria perkembangan tingkat kesehatan PT BPRS Hikmah

sebagai berikut:

a. Penghargaan nasional dari Infobank dengan berlalu. Pada masa berikutnya dengan penuh

Wakilah, namun badai dan masalah tersebut kini telah

predikat “BPR Syariah berkinerja sangat bagus di keyakinan PT BPRS Hikmah Wakilah bertekad untuk

Indonesia untuk kategori aset Rp10 sampai menjalankan tata kelola manajemen bank secara baik,

dengan Rp25 Milyar”, untuk tahun buku 2012. amanah dan transparan.

b. Penghargaan nasional dari Infobank dengan Jumlah personalia PT BPRS Hikmah Wakilah

predikat “BPR Syariah berkinerja sangat bagus di saat ini sebanyak 47 orang, yang terdiri dari 2 orang

Indonesia untuk kategori aset Rp10 sampai Direksi, 2 orang Komisaris, 2 orang DPS dan 41 orang

dengan Rp25 Milyar”, untuk tahun buku 2013. karyawan. Seluruh karyawan dan karyawati

c. Penghargaan nasional dari Infobank dengan merupakan putra-putri daerah setempat. Diharapkan

predikat “BPR Syariah berkinerja sangat bagus di dengan semakin berkembangnya PT BPRS Hikmah

Indonesia untuk kategori aset Rp25 sampai Wakilah, maka akan semakin terbuka peluang untuk

dengan Rp50 Milyar”, untuk tahun buku 2014. dapat mempekerjakan tenaga kerja lokal.

d. Penghargaan nasional dari Infobank dengan

predikat “BPR Syariah berkinerja sangat bagus di

No.

Pembiayaan

Sewa Kategori

Indonesia untuk kategori aset Rp10 sampai

5 Tn.E

Rp 5.000.000

dengan Rp25 Milyar”, untuk tahun buku 2015.

6 Tn.F

Rp 4.000.000

7 Tn.G

Rp 30.000.000

4.1.2 Visi dan Misi PT BPRS Hikmah Wakilah

Total

Rp 88.000.000

Setiap perusahaan/lembaga

Sumber: Data Diolah (2017)

menjalankan kegiatan usahanya tentu memiliki visi *Nama nasabah tidak dapat dipublikasikan dan misi. Visi PT BPRS Hikmah Wakilah adalah

menjadi BPR Syariah yang terbaik di Indonesia. Penerapan prosedur secara singkat yang Adapun misi PT BPRS Hikmah Wakilah yaitu: dijelaskan oleh wakil direktur PT BPRS Hikmah

a. Menjalankan prinsip syariah secara konsisten

Wakilah adalah:

b. Fokus terhadap usaha kecil dan mikro. “Langkah pertama yaitu nasabah melakukan

c. Mejadikan pasar-pasar tradisional merupakan identifikasi perihal toko yang ingin disewa, lalu captive market.

nasabah mengajukan permohonan pembiayaan dan

d. Membuka jaringan pemasaran/kantor Cabang dan selanjutnya PT BPRS Hikmah Wakilah akan Kas di seluruh Provinsi Aceh yang memiliki

melakukan proses. Apabila permohonan pembiayaan potensi ekonomi baik. disetujui oleh account officer PT BPRS Hikmah

Wakilah, maka akan dibuatkan Akad Ijarah dan

4.2 Pembahasan

perjanjian antara pihak PT BPRS Hikmah Wakilah Pembiayaan Ijarah merupakan pembiayaan yang dengan nasabah yang akan menikmati fasilitas Ijarah. jarang diterapkan pada sejumlah perbankan syariah. Selanjutnya, pihak PT BPRS Hikmah Wakilah akan Hal ini karena Pembiayaan Ijarah dinilai cukup rumit melakukan transaksi kepada pemilik toko terkait dalam pelaksanaannya. PT BPRS Hikmah Wakilah dengan toko yang diinginkan oleh nasabah. Setelah adalah salah satu lembaga keuangan yang semua proses telah terlaksana, barulah aset diserahkan menyediakan fasilitas pembiayaan dengan Akad kepada nasabah untuk digunakan manfaatnya. Ijarah. Pembiayaan Ijarah pada PT BPRS Hikmah Kemudian nasabah harus membayar uang sewa setiap Wakilah baru dilaksanakan pada bulan Januari tahun bulan kepada PT BPRS Hikmah Wakilah hingga 2017. Produk Pembiayaan Ijarah yang dipaparkan waktu yang telah ditentukan oleh kedua belah pihak. oleh wakil direktur PT BPRS Hikmah Wakilah Kota Namun, kami belum menyediakan fasilitas untuk Banda Aceh adalah sebagai berikut: kepemilikan aset pada akhir periode atau biasa yang “Pembiayaan Ijarah di PT BPRS Hikmah disebut dengan Ijarah Muntahiyya Bittamlik”. Wakilah masih baru dilaksanakan tahun ini, tepatnya Dalam setiap pembiayaan pasti ada penentuan pada bulan Januari 2017. Sejauh ini fasilitas yang kami margin keuntungan. Menurut informasi yang peneliti sediakan terkait dengan Ijarah hanya sewa toko”. dapatkan melalui staf akuntansi PT BPRS Hikmah Rincian Pembiayaan Ijarah pda PT BPRS Hikmah Wakilah, dalam menentukan margin keuntungan Wakilah Kota Banda Aceh dapat dilihat pada Tabel Pembiayaan Ijarah mereka belum mengenakan margin

4.1. spesifik. PT BPRS Hikmah Wakilah akan mengakui

margin sebagai pendapatan Ijarah yaitu dari hasil

Tabel 4.1

penjumlahan nilai perolehan Obyek Ijarah dengan

Rincian Pembiayaan Ijarah PT BPRS Hikmah

margin yang disepakati kedua belah pihak dibagi

Wakilah Kota Banda Aceh

dengan masa sewa aset.

Jumlah

Masa

Nama No.

Menurut staf akuntansi PT BPRS Hikmah

Nasabah (Plafond)

(Bulan)

Wakilah tidak ada pencatatan atas keterlambatan

1 Tn.A* Rp 5.000.000

12 1 pembayaran oleh nasabah, karena pada praktiknya

2 Tn.B Rp 15.000.000

12 1 mereka tidak mengenakan sanksi atau denda atas

3 Tn.C Rp 4.000.000

4 Tn.D Rp 25.000.000

12 1 keterlambatan pembayaran sewa tersebut. PT BPRS Hikmah Wakilah menerapkan azas kepercayaan, 12 1 keterlambatan pembayaran sewa tersebut. PT BPRS Hikmah Wakilah menerapkan azas kepercayaan,

h. Foto copy rekening listrik bulan terakhir. kebijakan yang dibuat oleh manajemen. Pada kol 1

i. Slip gaji karyawan asli dan foto copy SK nasabah masih dalam kategori lancar, pada kol 2

terakhir.

dalam kategori kurang lancar, pada kol 3 kategori j. Foto copy jaminan (BPKB, STNK, dan Faktur meragukan, dan pada kol 4 dalam kategori macet.

Pajak). k. Foto copy jaminan (Sertifikat atau AJB atau

4.2.1 Prosedur Pembiayaan Ijarah PT BPRS

AH).

l. Membuka tabungan di PT BPRS Hikmah Tahapan Pembiayaan Ijarah didasari dengan

Hikmah Wakilah

Wakilah.

adanya kebutuhan dari pihak penyewa (musta’jir) Selain melakukan verifikasi terhadap kelengkapan kepada pihak pemberi sewa (mu’jir). Adapun prosedur

data calon nasabah/penyewa (musta’jir), PT BPRS pembiayaan pada PT BPRS Hikmah Wakilah adalah:

Hikmah Wakilah juga melakukan uji kelayakan

1. Nasabah/penyewa (musta’jir) mengajukan surat melalui analisis pembiayaan yang telah disyaratkan permohonan untuk melakukan pembiayaan

oleh Bank Indonesia dan Undang-Undang Perbankan melalui penyewaan aset pada PT BPRS Hikmah

yang berlaku terkait dengan pengajuan kredit ataupun Wakilah.

pembiayaan. Adapun analisis pembiayaan tersebut mencantumkan

nasabah/penyewa (musta’jir) serta jenis aset yang

a. Character (Karakter)

dibutuhkan. Selama ini PT BPRS Hikmah Analisis ini dilakukan dengan menilai karakter Wakilah baru menyediakan aset sewa Ijarah

dari calon nasabah/penyewa (musta’jir) yang berupa toko. Nasabah/penyewa (musta’jir)

dapat dilakukan melalui nasabah itu sendiri dan meminta kepada PT BPRS Hikmah Wakilah

melalui BI checking. Hasil dari BI checking akan terkait toko yang diinginkan. Selanjutnya, PT

menjadi dasar PT BPRS Hikmah Wakilah untuk BPRS Hikmah Wakilah melakukan pengecekan ke

menentukan nilai dari Pembiayaan Ijarah yang lokasi toko yang diinginkan oleh nasabah tersebut.

diajukan oleh nasabah.

2. PT BPRS Hikmah Wakilah melakukan verifikasi

b. Capacity (Kapasitas)

dan validitas kelengkapan informasi serta analisis Dilakukan dengan menganalisis kemampuan kelayakan pembiayaan. Pada tahap ini setelah

calon nasabah/penyewa (musta’jir) untuk nasabah/penyewa (musta’jir) mengajukan surat

melaksanakan kewajibannya. permohonan Pembiayaan Ijarah kepada PT BPRS

c. Capital (Modal dan Keuangan) Hikmah Wakilah, selanjutnya pihak marketing

atau sumber dana akan menindak lanjuti permohonan tersebut

Analisis

modal

nasabah/penyewa (musta’jir) dengan tujuan untuk dengan melakukan verifikasi atas kelengkapan

mendapatkan kepastian PT BPRS Hikmah data dan informasi calon nasabah/penyewa

Wakilah terhadap pemenuhan kas keluar kepada (musta’jir). Persyaratan Pembiayaan Ijarah harus

bank dalam memberikan pembiayaan agar dapat dipenuhi oleh calon nasabah/penyewa (musta’jir)

tetutupi oleh pembiayaan dari nasabah/penyewa dengan melampirkan dokumen-dokumen antara

(musta’jir).

lain:

d. Condition (Kondisi)

a. Pasfoto 3x4 sebanyak 3 lembar. Penilaian dilakukan langsung dengan cara survey

b. Foto copy KTP suami dan istri.

(penelitian langsung).

c. Foto copy KTP ahli waris bagi yang belum

e. Collateral (Jaminan)

menikah. Analisis ini dilakukan dengan melihat nilai

d. Foto copy Kartu Keluarga dan Surat Nikah.

jaminan

yang

diajukan oleh calon

e. Surat Keterangan Izin Usaha dari Kantor nasabah/penyewa (musta’jir). Hal ini dapat juga Camat/Lurah.

memakai jasa dari penilai yang independen untuk

f. Foto copy SIUP, TDP, Akte Pendirian dan menaksir harga aset yang dijadikan sebagai perubahan.

jaminan. Nilai jaminan yang diterima oleh PT

g. Foto copy tabungan 3 bulan terakhir. BPRS Hikmah Wakilah harus lebih besar atau g. Foto copy tabungan 3 bulan terakhir. BPRS Hikmah Wakilah harus lebih besar atau

yang diterapkan PT BPRS Hikmah Wakilah dalam (musta’jir).

mengakui serta melakukan pencatatan akan dipaparkan

3. Selanjutnya adalah

penyusunan

proposal

oleh peneliti.

pembiayaan. Setelah permohonan pengajuan pembiayaan disetujui dan kelengkapan data telah

4.2.2.1 Pengakuan dan Pengukuran Pembiayaan

memenuhi kriteria, kemudian PT BPRS Hikmah

Ijarah pada PT BPRS

Wakilah menyusun proposal pembiayaan untuk

Hikmah Wakilah

menghasilkan usulan pembiayaan yang ditujukan

1. Biaya perolehan

kepada pihak yang berwenang yaitu komite Pada PSAK No.107 disebutkan bahwa Obyek pembiayaan. Komite pembiayaan yang nantinya

Ijarah diakui pada saat Obyek Ijarah diperoleh akan menyetujui apakah akan dilanjutkan ke tahap

sebesar biaya perolehan. Terkait Obyek Ijarah pada pengikatan pembiayaan melalui akad.

PT BPRS Hikmah Wakilah telah sesuai dengan

4. Penyampaian surat penawaran. Jika proposal telah

PSAK No.107.

disetujui oleh komite pembiayaan, kemudian pihak

2. Penyusutan dan amortisasi

staf marketing PT BPRS Hikmah Wakilah akan Pada PSAK No.107 Obyek Ijarah yang disusutkan membuat surat penawaran yang ditujukan kepada

atau diamortisasi, jika berupa aset yang dapat nasabah/penyewa (musta’jir). Surat pembiayaan

disusutkan, maka penyusutan atau amortisasinya dibuat berdasarkan proposal pembiayaan yang

diperlakukan sama untuk aset sejenis selama umur telah disetujui yang didalamnya mencakup obyek

manfaatnya (umur ekonomis). Pada PT BPRS sewa, nilai angsuran (ujrah), biaya-biaya yang

Hikmah Wakilah dilakukan amortisasi terhadap dikenakan kepada nasabah/penyewa (musta’jir)

Obyek Ijarah karena masa manfaatnya dapat serta hal lain yang berkaitan engan Pembiayaan

diukur. Hal ini telah sesuai dengan PSAK No.107. Ijarah.

3. Pendapatan dan beban

5. Pengikatan Pembiayaan Ijarah Sebagaimana tercantum pada PSAK No.107: Setelah nasabah/penyewa (musta’jir) dan PT

a. Pendapatan sewa selama masa akad diakui pada BPRS Hikmah Wakilah telah sepakat mengenai

saat manfaat atas aset telah diserahkan kepada obyek sewa, tarif sewa, periode sewa dan biaya-

penyewa. Jika manfaat telah diserahkan tapi biaya yang akan dikenakan, maka akad

perusahaan belum menerima uang, maka akan Pembiayaan Ijarah dapat ditandatangani di depan

diakui sebagai piutang pendapatan sewa dan notaris. Nasabah/penyewa (musta’jir) harus

diukur sebesar nilai yang dapat direalisasikan. melunasi biaya-biaya administrasi terkait transaksi

b. Pengakuan biaya perbaikan Obyek Ijarah Pembiayaan Ijarah terlebih dahulu.

adalah:

6. Setelah penandatanganan akad Pembiayaan Ijarah

1. Biaya perbaikan tidak rutin Obyek Ijarah telah dilakukan, PT BPRS Hikmah Wakilah akan

diakui pada saat terjadinya segera memproses nilai pembiayaan yang disetujui

2. Jika penyewa melakukan perbaikan rutin untuk membeli Obyek Ijarah yang dibutuhkan

Obyek Ijarah dengan persetujuan pemilik, oleh nasabah/penyewa (musta’jir). Obyek Ijarah

maka biaya tersebut dibebankan kepada tersebut

pemilik dan diakui sebagai beban pada saat digunakan/dimanfaatkan oleh nasabah/penyewa

(musta’jir). Pada PT BPRS Hikmah Wakilah mengakui pendapatan Ijarah yang diperoleh selama masa akad.

Penetapan harga sewa pada PT BPRS Hikmah

Pembiayaan Ijarah Berdasarkan PSAK 107

Wakilah yaitu sebesar nilai tunai yang dikeluarkan

pada saat perolehan aset ditambah dengan nilai margin Berdasarkan hasil wawancara dan review

Pada PT BPRS Hikmah Wakilah

yang ditetapkannya. Namun, PT BPRS Hikmah terhadap laporan keuangan PT BPRS Hikmah Wakilah

pendapatan yang per 31 Juli 2017, kesesuaian perlakuan akuntansi

sesungguhnya sebagai pendapatan Ijarah pada saat sesungguhnya sebagai pendapatan Ijarah pada saat

a. Keberadaan wa’ad pengalihan kepemilikan Pendapatan sewa tersebut diakui dengan metode cash

dan mekanisme yang digunakan basis, dimana pencatatan dilakukan pada saat nasabah

(jika ada wa’ad pengalihan kepemilikan); telah membayar cicilan.

b. pembatasan-pembatasan, misalnya Ijarah lanjut; Terkait dengan pencatatan beban, sebagaimana

c. Agunan yang digunakan (jika ada). yang disebutkan di dalam PSAK No.107 bahwa beban

2. Nilai perolehan dan akumulasi penyusutan atau yang terjadi pada pelaksanaan Akad Ijarah adalah

amortisasi untuk setiap kelompok aset Ijarah. beban perawatan atau perbaikan aset. Fatwa

3. Keberadaan transaksi jual dan Ijarah (jika ada). No.09/DSN-MUI juga menyebutkan bahwa biaya

4. Penyewa mengungkapkan dalam laporan keuangan perawatan dan biaya perbaikan dibebankan kepada

terkait transaksi Ijarah dan Ijarah Muntahiyya pihak yang menyewakan selaku pemilik aset. Tetapi,

Bittamlik, tetapi tidak terbatas pada: pada PT BPRS Hikmah Wakilah biaya perbaikan

1. Penjelasan umum isi akad yang signifikan dibebankan kepada nasabah dan tidak ada pencatatan

yang meliputi tetapi tidak tebatas pada: pada PT BPRS Hikmah Wakilah terkait beban

a. Total pembayaran;

perbaikan tersebut. Sesuai dengan kesepakatan yang

wa’ad pengalihan terdapat didalam akad, PT BPRS Hikmah Wakilah

b. Keberadaan

kepemilikan dan mekanisme yang tidak akan menanggung segala biaya yang terkait

digunakan (jika ada wa’ad pengalihan dengan perbaikan Obyek Ijarah. Maka, tidak ada

kepemilikan);

pengakuan atas biaya-biaya selain angsuran yang

c. pembatasan-pembatasan, misalnya Ijarah dicatat oleh PT BPRS Hikmah Wakilah.

lanjut;

d. Agunan yang digunakan (jika ada).

4.2.2.2 Penyajian Transaksi Ijarah pada PT BPRS

2. Keberadaan transaksi jual dan Ijarah serta

Hikmah Wakilah Kota

keuntungan atau kerugian yang diakui(jika ada

transaksi jual dan Ijarah). PSAK 107 tentang Akuntansi Ijarah memaparkan

Banda Aceh

Dokumen yang terkait

PERGANTIAN CEO, PENGHINDARAN PAJAK, KOMPENSASI EKSEKUTIF DAN MANAJEMEN LABA STUDI KAUSALITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA

0 1 14

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, VARIABILITAS PENDAPATAN, CORPORATE TAX RATE, DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2015

1 4 13

PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP INITIAL RETURN PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM SAHAM PERDANA DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2014-2016

0 0 14

PENGARUH INDEPENDENSI, SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR, PENERAPAN STANDAR AUDIT, DAN ETIKA AUDIT TERHADAP KUALITAS HASIL AUDIT (STUDI PADA AUDITOR BPK RI PERWAKILAN PROVINSI ACEH)

0 1 11

PENGARUH ISLAMIC CORPORATE GOVERNANCE DAN INTERNAL CONTROL TERHADAP INDIKASI TERJADINYA FRAUD PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

1 1 21

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN ACEH BESAR

0 1 8

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN ACEH BESAR

0 0 8

PENGARUH PENDAPATAN SENDIRI DAN DANA PERIMBANGAN TERHADAP BELANJA MODAL DENGAN DANA OTONOMI KHUSUS SEBAGAI PEMODERASI PADA KABKOTA DI PROVINSI ACEH

0 0 9

PENGARUH PENDAPATAN SENDIRI DAN DANA PERIMBANGAN TERHADAP BELANJA MODAL DENGAN DANA OTONOMI KHUSUS SEBAGAI PEMODERASI PADA KABKOTA DI PROVINSI ACEH

0 0 9

ANALISIS AKUNTABILITAS PENGELOLAAN WAQAF PADA BAITUL MAL PROVINSI ACEH

0 1 13