FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN LAHIR BAYI
VAISNAVI MUTHOOVALOO (NIM : 102011430/A9)
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Terusan Arjuna No.6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Telp. 021-56942061

ABSTRAK
Berat bayi lahir rendah (BBLR) telah menjadi masalah yang sangat serius di negara
Indonesia yang melibatkan kesehatan ibu dan anak. BBLR adalah keadaan neonatus yang lahir
dengan berat kurang dari 2500 gram. Banyaknya komplikasi jangka pendek dan panjang yang
disebabkan oleh BBLR mendorong pencarian faktor yang menyebabkan terjadinya BBLR. Dari
berbagai faktor yang berpengaruh diambil faktor umur ibu, hipertensi, rokok, dan tingkat pendidikan
ibu. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mencari hubungan antara umur ibu, hipertensi,
rokok, dan pendidikan ibu terhadap berat bayi lahir. Penelitian ini menggunakan metode analitik
kuantitatif dengan pendekatan kros seksional. Jumlah sampel 101 responden yang diambil dengan
teknik simple random sampling. Pengolahan data dilakukan dengan uji chi square dan independent
sample test pada pengolahan analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian diperoleh kejadian
BBLR sebesar 39.6%, diantaranya pada umur ibu (42.6%) < 25 tahun dan >35 tahun, pendidikan
(23.0%) pendidikan sedang, dan (50.0%) hipertensi dan (46.2%) ibu yang merokok. Ditemukan ada
tidak ada hubungan bermakna antara umur Ibu bersalin dengan Kejadian BBLR (ρ = 0,444), ada
hubungan antara pendidikan ibu bersalin dengan kejadian BBLR (ρ = 0,000), (tidak ada hubungan
antara merokok dan kejadian BBLR (ρ = 0,286) dan tidak ada hubungan antara hipertensi dengan

kejadian BBLR (ρ = 0.722). Dari hasil analisis odds ratio menunjukkan ada hubungan antara faktorfaktor Independent tadi dengan berat badan lahir anak, walaupun dalam uji Chi Square (p>0,05),
dibuktikan bahwa hubungan tersebut tidak terlalu bermakna.
Kata Kunci : BBLR, Umur Ibu, Hipertensi, Rokok, Pendidikan Ibu.

ABSTRACT
Low birth weight (LBW) has become a very serious problem in of Indonesia involving
maternal and child health. LBW is a state of neonates weighing less than 2500 grams. There are a
number of short-and long-term complications that initiate the finding of the factors that causes LBW.
This includes maternal age, hypertension, smoking, and educational level of the mother. The
purpose of this research is to find the relationship between maternal age, hypertension, smoking,
and maternal education on birth weight. This study used quantitative analytical methods with cross
sectional approach. Total sample of 101 respondents drawn by simple random sampling technique.
Data processing is performed by the chi square test and the independent sample test on univariate
and bivariate analysis processing. The result showed the incidence of LBW was 39.6%, including the
age of the mother (42.6%) 35 years of education (23.0%) moderate education,
(50.0%) hypertension and (46.2%) mothers who smoke. From the analysis, there was no significant
relationship between mother’s age and LBW (ρ = 0.444), no association between maternal
education with incidence of LBW (ρ = 0.000), there is no relationship between smoking and low
birth weight (ρ = 0.286) and no relationship between hypertension with low birth weight (ρ =
0.722). From the analysis the odds ratios showed relationship between the independent factors and

birth weight, but the chi-square test (p> 0.05), demonstrated that the relationship is not very
meaningful.
Key Words : Low Birth Weight, Maternal Age, Hypertension, Smoking, Education Status.

5

PENDAHULUAN
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram
tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu)
jam setelah lahir. Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh
kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara
berkembang atau sosio-ekonomi rendah. BBLR dapat diklasifikasikan berdasarkan
a. Bayi Berat Badan Lahir Amat Sangat Rendah, yaitu bayi yang lahir dengan berat badan
kurang dari 1.000 gram.
b. Bayi Berat Badan Lahir Sangat Rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir
kurang dari 1.500 gram. Kebanyakan bayi ini adalah prematur. Bayi ini juga insidens rawat
inap di rumah sakit cukup tinggi selama satu tahun pertama hidupnya.
c. Bayi berat Badan Lahir Cukup Rendah adalah bayi yang lahir dengan barat badan
1.500 – 2.500 gram.
Berdasarkan Usia Prematuritas murni Masa Gestasi kurang dari 37 minggu

danKehamilan : Berat badannya sesuai dengan masa getasi. prematuritas murni ini memiliki
ciri diantaranya : berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm,
lingkar kepala kurang dari 33 cm, dan lingkar dada kurang dari 33 cm, masa gestasinya
kurang dari 37 minggu, kulit tipis dan transparan, kepala lebih besar daripada badan, lanugo
banyak terutama pada dahi, pelipis,telinga dan lengan, lemak subkutan kurang, ubun-ubun
dan sutura lebar, labio minora belum tertutup oleh labia mayora (pada wanita) dan pada lakilaki testis belum turun, tulang rawan dan daun telinga imatur, bayi kecil, posisi masih posisi
fetal, pergerakan kurang dan lemah, tangisan lemah, pernafasan belum teratur dan sering
mengalami serangan apnea reflek tonus leher lemah, reflek Dismaturitasmenghisap dan
menelan serta reflek batuk belum sempurna. Sedangkan dismaturitas merupakan bayi yang
lahir dengan berat badan kurang dari berat berat badan seharusnya untuk masa kehamilan,
dikatakan dismatur apabila bayi memiliki ciri pada preterm seperti pada prematuritas, term
dan post term akan dijumpai kulit berselubung verniks kaseosa tipis atau tidak ada, kulit
pucat atau bernoda mekonium, kering keriput tipis, jaringan lemak di bawah kulit tipis, bayi
tampak gesit, aktif dan kuat, tali pusat berwarna kuning kehijaun.1,2
6

Faktor-faktor yang terkait dengan kelahiran prematur dan BBLR / BBLSR adalah sangat
sukar untuk dipisahkan secara sempurna. Pada keluarga yang status ekonominya rendah
kasus-kasus kurang gizi, anemia dan penyakit pada ibu, perawatan pranatal yang tidak
adekuat, adiksi obat, komplikasi obstetri insiden lebih tinggi.1

Faktor-faktor terkait lainnya seperti keluarga dengan orang tua tunggal, kehamilan pada
umur belasan tahun, jarak waktu kehamilan yang dekat, dan ibu-ibu yang sebelumnya telah
melahirkan lebih dari 4 anak juga sering ditemukan.
Perawatan pada saat lahir seperti membersihkan jalan napas, memulai pernapasan,
merawat tali pusat, dan mata serta memberikan vitamin K pada bayi imatur adalah sama
seperti pada bayi dengan berat badan dan maturitas normal.
Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan
angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari
2500 gram BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan
disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap
kehidupannya dimasa depan.3

METODOLOGI PENELITIAN
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara berat badan bayi dengan
pendidikan ibu serta faktor-faktor lain seperti usia, hipertensi dan merokok pada ibuibu.4
Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1) Diketahuinya hubungan antara berat lahir bayi dengan pendidikan ibu.

2) Diketahuinya hubungan antara berat lahir bayi dengan usia ibu.
3) Diketahuinya hubungan antara berat lahir bayi dengan penyakit hipetensi pada
ibu.
4) Diketahuinya hubungan antara berat lahir bayi dengan ibu yang merokok.
7

Rumusan Masalah
Mengetahui tingginya kasus berat badan lahir rendah dan faktor resiko yang
mempengaruhi.

Hipotesis
Hipotesis 0 : Tidak adanya hubungan antara berat bayi dengan pendidikan ibu dan
faktor-faktor yang berhubungan seperti usia, penyakit hipertensi dan merokok.
Hipothesis alternatif : Adanya hubungan antara berat bayi dengan pendidikan ibu dan
faktor-faktor yang berhubungan seperti usia, penyakit hipertensi dan merokok.
Kerangka Teori
A. PENYEBAB BBLR
1. Persalinan Kurang Bulan
Bayi lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu. Pada umumnya bayi kurang
bulan disebabkan tidak mampunya uterus menahan janin, gangguan selama kehamilan,

lepasnya plasenta lebih cepat dari waktunya atau ransangan yang memudahkan terjadinya
kontraksi uterus sebelum cukup bulan. bayi lahir kurang bulan mempunyai organ tubuh yang
belum berfungsi normal untuk bertahan hidup diluar rahim. Semakin muda umur kehamilan,
fungsi organ tubuh semakin kurang sempurna dan prognosisnya semakin kurang baik.
Kelompok BBLR ini sering mendapat penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya
organ karena masa gestasi yang kurang (premature).1,3
a. Pengaturan suhu badan bayi prematuritas/ BBLR
Bayi prematuritas dengan cepat akan kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia,
karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah
dan permukaan badan relatif luas oleh karena itu bayi prematuritas harus dirawat di dalam
inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim. Bila bayi dirawat dalam
inkubator maka suhu bayi dengan berat badan, 2 kg adalah 35 derajat celsius dan untuk bayi
dengan berat badan 2-2,5 kg adalah 33-34 derajat celsius. Bila inkubator tidak ada bayi dapat

8

dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air panas, sehingga panas
badannya dapat di pertahankan.2
b. Makanan bayi prematur
Alat pencemaan bayi prematur masih belum sempuma. lambung kecil, enzim

pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3-5 gr/kg BB dan kalori 110 Kal/kg
BB sehingga pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah
lahir dan didahului dengan menghisap cairan lambung. Refleks menghisap masih lemah,
sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi frekuensi yang lebih sering.
ASI merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASI yang paling dahulu diberikan.
Bila kurang, maka ASI dapat diperas dan di minumkan perlahan-lahan atau dengan
memasang sonde menuju lambung. Permulaan cairan diberikan sekitar 50-60 cc/kg BB/hari
dan terus dinaikkan sampai mencapai sekitar 200 cc/kg BB/hari.2
c. Menghindari infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang masih
lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan anti bodi belum sempuma. Oleh
karena itu upaya preventif sudah dilakukan sejak pengawasan sehingga tidak terjadi
persalinan prematuritas (BBLR). Dengan demikian perawatan dan pengawasan bayi
prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan baik.2-3
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya persalinan preterm atau berat badan lahir
rendah adalah :
1) Faktor ibu
Pendidikan ibu hamil
Tingkat pendidikan ibu menurut Undang-undang RI no.20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional berdasarkan lama pendidikan (sekolah)

ditempuh, dihitung dalam satuan tahun dibagi menjadi 3 kategori yaitu
katagori pendidikan rendah meliputi

ibu dengan pendidikan

setinggi-

tingginya tamat SLTP atau jumlah tahun sukses sekolah sampai dengan 9
tahun, pendidikan sedang yaitu ibu dengan jumlah tahun sukses sekolah
sampai dengan 12 tahun atau menamatkan pendidikan SLTA diberi dan
9

pendidikan tinggi yaitu ibu dengan tahun sukses sekolah lebih dari 12
tahun atau perguruan tinggi.2,6
BBLR cenderung terjadi pada kelompok penduduk dengan tingkat
pendidikan rendah, karena berbagai sebab. Pada kelompok

penduduk

berpendidikan rendah pada umumnya kurang mempunyai akses informasi

tentang BBLR dan penanggulangannya, kurang memahami akibat BBLR,
kurang dapat

memilih

bahan

makanan

bergizi

khususnya

yang

mengandung zat besi tinggi, serta kurang dapat memanfaatkan pelayanan
kesehatan yang tersedia. Tetapi pada tingkat pendidikan yang relatif tinggi. 4,

Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun
Kehamilan pada usia muda merupakan faktor risiko, hal ini disebabkan

belum matangnya organ reproduksi untuk hamil, sehingga dapat merugikan
kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin yang
memudahkan terjadinya BBLR, sedangkan pada umur diatas 35 meskipun
mereka telah berpengalaman tetapi kondisi badannya serta kesehatannya sudah
mulai menurun sehingga dapat mempengaruhi janin inta uterin dan dapat
menyebabkan BBLR.
Penyakit menahun ibu : hipertensi
Hipertensi dalam kehamilan adalah komplikasi serius trimester kedua
ketiga dengan gejala klinis seperti edema, hipertensi, proteinuria, kejang
sampai koma dengan umur kehamilan diatas 20 minggu dan dapat terjadi
antepartum, intrapartum, dan pascapartum. Dengan terjadinya hipertensi,
maka terjadi spasme pembuluh darah, sehingga terjadi gangguan fungsi
plasenta, maka sirkulasi uteroplasenter akan terganggu, pasokan nutrisi dan
O2 akan terganngu sehingga janin akan mengalami pertumbuhan janin yang
terganggu dan bayi akan lahir dengan berat bayi lahir rendah7
Merokok
Fakta ilmiah membuktikan rokok memyebabkan kanker paru, risiko
penyakit kardiovaskular, dan arterosklerosis. Ini kerana merokok mengandung
lebih dari 4000 zat kimia yang membahayakan kesehatan. Selain itu, zatzatnya bersifat karsinogenik dan sekiranya zat ini berjaya melepasi plasenta ke
pembuluh darah janin dapat memyebabkan gangguan perkembangan postnatal,

10

kelahiran premature dan reduksi dari plasenta ke janin sehingga menyebabkan
fetal hipoksemia.8
Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
Gizi saat hamil yang kurang
Faktor pekerjaan yang terlalu berat
2) Faktor kehamilan
 Hamil dengan hidramnion
 Hamil ganda
 Perdarahan antepartum
 Komplikasi kehamilan: pre-eklamsia,eklamsia,ketuban pecah dini
3) Faktor janin
 Cacat bawaan
 Infeksi dalam rahim
4) Faktor yang belum diketahui
Karakteristik Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah sebagai berikut:
a. Berat kurang dari 2.500 gram
b. Panjang badan kurang dari 45 cm
c. Lingkar dada kurang dari 30 cm.
d. Lingkar kepala kurang dari 33 cm.
e. Usia kehamilan kurang dari 37 minggu.
f. Kepala relatif besar, kepala tidak mampu tcgak
g. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kulit kurang, otot hipotoniklemah.
h. Pernafasan tidak teratur dapat terjadi gagal nafas, pernafasan sekitar 40- 50 kali per
menit.
i. Kepala tidak mampu tegak
j. Frekuensi nadi 100-140 kali per menit.2,6.7

11

Kerangka Konsep
A.

Kerangka Konsep

Variable Independen






Variabel Dependen

Umur ibu
Paritas
Jarak persalinan
Penyakit selama
kehamilan
Pekerjaan ibu / suami

 BBLR

Gambar 1 Kerangka konsep antara variable
dependen dan variable independen

B.

Definisi Operasional
Tabel 1. Definisi Operasional
No

Variabel

Definisi

Kategori

Skala

1.

BBLR

Bayi yg lahir dengan berat
<
2500
gr
tanpa
memandang masa gestasi

Nominal

2.

Umur ibu

3.

Merokok

1: ya
0 : tidak

nominal

4.

Hipertensi

Jumlah tahun atau lama
waktu yang dimiliki oleh
responden
sejak lahir sampai terakhir
saat penelitian.
Status ibu : apakah
merokok atau tidak selama
kehamilan
Hipertensi
adalah

Ya : jika BB 35 thn.
Tidak beresiko : jika
20-35 thn

1 : ya

Nominal

Ordinal

12

5.

Pendidikan

meningkatnya
tekanan
darah. Batas tensi ≥140/90
mmHg

0 : tidak

Keterangan tentang status
pendidikan ibu

2: rendah
1: sedang
0:tinggi

Ordinal

Populasi
Populasi rujukan adalah semua ibu-ibu yang baru melahikan yang ada di wilayah
kerja Puskesmas. Subyek penelitian harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:
 Kriteria inklusi :
o

Ibu yang baru bersalin

o

Bersedia ikut serta dalam penelitian ini yang dibuktikan dengan menandatangani
inform konsen.

o

Kelahiran hidup

 Kriteria eksklusi :
o

Tidak bersedia ikut serta dalam penelitian ini.

o

Kehamilan ganda

Sampel
Accidental sampling adalah mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau
tersedia suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian.4,5
Pengolahan Data
Terhadap data-data yang telah dikumpulkan akan dilakukan pengolahan berupa proses
editing, verifikasi, dan koding. Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan
program computer, yaitu program SPSS.9
Analisis data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis sesuai dengan cara uji
statistic menggunakan chi square dan independent sample test.

13

HASIL PENELITIAN
Dari hasil analisis dengan sampel sebanyak 101, nilai rata-rata usia ibu adalah 23,43
dengan usia terendah adalah 15 dan usia tertinggi adalah 36. Dari hasil penilaian berat lahir
bayi ditemukan nilai rata-rata sebesar 2773.75g dengan nilai terendah 709g dan tertinggi
adalah 4153g.
Tabel 2. Distribusi frekuensi menurut umur ibu
Umur
=25 tahun

n
61
40

%
60,4
39,6

Berdasarkan umur, pada penelitian ini sebanyak 61 subyek yang berumur kurang dari
25 tahun dengan proporsi 60,4%, sedangkan ada 40 subyek yang berumur lebih atau sama
dengan 25 tahun dengan proporsi sebesar 39,6%.Jadi dapat di simpulkan lebih banyak ibu
yang berumur kurang dari 25 tahun saat masa kehamilannya.
Tabel 3. Distribusi frekuensi menurut berat badan lahir
BBL
>=2500
0,05)
maka disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara merokok dengan kejadian bayi
BBLR. Kemudian dari hasil analisis diperoleh OR = 1.558 artinya ibu yang mempunyai
merokok mempunyai peluang 1.558 kali bayinya mengalami BBLR dibandingkan dengan ibu
yang tidak merokok.

Tabel 6. Hubungan Antara Hipertensi Dengan Kejadian Bayi BBLR
Tekanan

Status Perinatal

Total

15

Darah

BBLR

Tidak BBLR

Hipertensi

n
2

%
50

n
2

%
50

n
4

%
100

Tidak Hipertensi

38

39.2

59

60.8

97

100

Jumlah

40

39.6

61

60.4

101

100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat hasil analisis hubungan antara penyakit hipertensi
dengan kejadian bayi BBLR diperoleh bahwa sebagian besar ibu dengan hipertensi yang
bayinya mengalami BBLR sebanyak 50%, sedangkan ibu yang tidak menderita hipertensi
yang bayinya mengalami BBLR 50%.
Hasil uji statistik menggunakan independent samples test didapatkan nilai p value =
0.722 (α > 0,05) maka disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara penyakit
hipertensi dengan kejadian bayi BBLR. Kemudian dari hasil analisis diperoleh OR = 1.553
artinya ibu yang mempunyai ada hipertensi

mempunyai peluang 1.553 kali bayinya

mengalami BBLR dibandingkan dengan ibu yang tidak ada hipertensi.

Tabel 7. Hubungan Antara Pendidikan Ibu Dengan Kejadian Bayi BBLR
Pendidikan

Status Perinatal

Total

Ibu

BBLR

Sedang

n
15

%
23.0

n
48

%
76.2

n
63

%
100

Tinggi

25

65.8

13

34.2

38

100

Jumlah

40

39.6

61

60.4

101

100

Tidak BBLR

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat hasil analisis hubungan antara pendidikan ibu
dengan kejadian bayi BBLR diperoleh bahwa sebagian besar ibu dengan pendidikan tinggi
yang bayinya mengalami BBLR sebanyak 65.8%, sedangkan sebagian kecil ibu pendidikan
sedang yang bayinya mengalami BBLR 23.8%.
Hasil uji statistik menggunakan chi-square didapatkan nilai p value = 0.000 (α