MAKALAH ANALISIS WACANA DIALOG INDONESIA

ANALISIS WACANA DIALOG
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Tata Wacana”

Disusun oleh :
Kelompok 6
Nama

:

 Madropik
 Novi Anjarsari
 Entin Suhartini
Kelas

: B

Semester

: VII


Jurusan

: Diksatrasiada

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATHLA’UL ANWAR (BANTEN)
TAHUN AKADEMIK
2016/2017

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis
dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “Analisis Wacana
Dialog” dengan lancar.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada : Dosen pengampu Mata Kuliah Tata Wacana ( Bpk.
Komarudin,M.Pd. ) dan teman-teman yang telah memberikan kesempatan dan
memberi fasilitas. sehingga pembuatan makalah ini dapat terselesaikan. Semua
pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantu pembuatan
makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima
saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan.
Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.
Warunggunung,

Januari 2017

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................1
C. Tujuan Penulisan..............................................................................2

D. Manfaat Penulisan............................................................................2
E. Sistematika Penulisan.......................................................................2

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Wacana Dialog...............................................................3
B. Aspek – Aspek Analisis Wacana Dialog..........................................3
C. Transkrip Dialog..............................................................................5
D. Analisis Wacana Dialog...................................................................6

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................10
B. Saran.................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A.


Latar Belakang
Di era globalisasi seperti sekarang ini, dimana kita dituntut untuk
bisa menjalani keseharian dengan cepat, tepat, dan sosialis, sudah
barang

tentunya

semua

itu membutuhkan komunikasi yang juga

sekaligus menunjukkan kalau manusia itu merupakan makhluk
Makhluk

yang saling

membutuhkan satu

sosial.


sama lain, dan untuk

menunjukkan itu, maka komunikasi tentunya menempati tempat yang
sangat penting dalam kehidupan manusia.
Wacana salah satu media yang sangat efektif untuk menyampaikan
pesan, karena sangat fleksibel dalam kegunaannya. Dalam penggunaan
wacana ada banyak jenis dan macamnya. Ketika itu ditinjau dari segi media
yang digunakan, ada wacana lisan dan ada wacana tertulis, begitupun
ketika wacana ditinjau dari segi cara pemamparannya, ada Narasi,
Persuasi, Argumentasi, Eksposisi, dan Deskripsi. Dengan adanya berbagai
macam wacana ini, membuat wacana selalu digunakan oleh banyak orang
dalam penyampaian pesan atau argumen mereka.
Wacana dialog adalah wacana yang dibentuk oleh percakapan atau
pembicaraan antara dua pihak seperti terdapat pada obrolan pembicaraan
dalam telepon, wawancara, teks drama, dan sebagainya.
B.

Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang ingin

kami pecahkan yaitu, bagaimana cara menganalisis suatu wacana dialog
melalui media wawancara yang sesuai dengan aturan baku penyampaian.

C.

Tujuan Penulisan
Merujuk kepada rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin kami capai
adalah untuk mengetahui cara menganalisis suatu wacana dialog melalui
media wawancara yang sesuai dengan aturan baku penyampaian.

D.

E.

Manfaat Penulisan
a.

Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan pengertian wacana dialog

b.


Dapat mengetahui bagaimana cara menganalisis suatu wacana dialog

c.

Dan dapat mengapresiasi suatu wacana.

Sistematika Penulisan
JUDUL, KATA PENGANTAR, DAFTAR ISI, BAB I PENDAHULUAN,
Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan,
Sistematika Penulisan. BAB II PEMBAHASAN, BAB III PENUTUP,
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Pengertian Wacana Dialog
Wacana dialog adalah wacana yang dibentuk oleh percakapan atau
pembicaraan antara dua pihak seperti terdapat pada obrolan pembicaraan

dalam telepon, wawancara, teks drama, dan sebagainya.

B.

Aspek Aspek Analisis Wacana Dialog
a.

Kerjasama Partisipan
Keterlibatan partisipan dalam membentuk suatu percakapan
lengkap dengan unsur-unsur yang dibutuhkannya. Baik dalam bentuk
tuturan maupun unsur pendukung bahasa.
Berdasarkan kerjasama partisipannya, terdapat semua unsur-unsur
kerjasama dalam percakapan (maxim) yang dikemukakan oleh Grice,
yaitu:
a)

Maxim Kuantitas, artinya kerjasama berbentuk jawaban yang
belum pasti.

b) Maxim Kualitas, artinya kerjasama dalam bentuk jawaban yang

sesuai
c) Maxim Relasi, artinya kerja sama dalam bentuk jawaban yang
belum sesungguhnya, bergantung pada interpretasi.
d) Maxim Cara, artinya kerja sama berbentuk jawaban yang tidak
langsung menjawab pertanyaan karena kebiasaan.
b. Tindak Tutur ( Speech Act )
Richard mengartikan sebagai sesuatu yang kita lakukan dalam
rangka berbicara atau suatu unit bahasa yang berfungsi di dalam
sebuah percakpan.
a. Berdasaran Jenis tindak tuturnya, ada dua jenis tindakan yang
terdapat dalam wacana dialog di atas yaitu tindakan direktif dan

tindakan ekspresif, yaitu tindakan yang mencakup perasaan dan
sikap.
a) Tindakan Direktif, yaitu tuturan yang berfungsi mendorong
pendengar untuk melakukan sesuatu, seperti mengusulkan,
mendesak, dan memohon.
b) Tindakan Ekspresif, yaitu tindakan yang mencakup perasaan
dan sikap.
c) Tindakan refresentatif, yaitu tindakan dari penutur yang

berfungsi menetapkan atau menjelaskan sesuatu itu seperti apa
adanya.
d) Tindakan komisif, yaitu tuturan yang berfungsi mendorong
pembicara melakukan sesuatu, seperti tindak berjanji, bernazar,
bersumpah.
e) Tindak deklaratif, yaitu tuturan yang berfungsi memantapkan ,
membenarkan sesuatu tindak tutur yang lain.
b. Berdasarkan Sifat hubungannya, wacana dialog di atas merupakan
tindak tutur lokusi, yaitu tindak tutur yang dilakukan pembicara
berhubungan dengan mengatakan sesuatu, seperti memutuskan,
mendoakan, merestui, dan menuntut.
a) Tindak tutur ilokusi, yaitu tindak tutur yang dilakukan
pembicara berkaitan dengan perbuatan dalam hubungan
dengan mengatakan sesuatu.
b) Tindak

tutur

paralokusi,


yaitu

tindak

tutur

yang

mengakibatkan lawan bicara bertindak suatu tindakan dalam
mengatakan sesuatu.
c. Berdasarkan Hakikat pemakaiannya, dalam wacana dialog ini
hanya terdapat satu hakikat pemakaian tindak tutur, yaitu tindak
tutur sopan santun (politeness). Tindak tutur sopan santun biasa
dijumpai pada percakapan pertama antara orang yang baru

berkenalan. Pada waktu itu kedua belah pihak menunjukan tindak
dan saling menghormati dan menggunakan tutur yang seimbang
pula. Juga bisa dijumpai pada pembicara yang berbeda status
sosial.
a) Tindak tutur penghormatan, biasanya ditemukan pada situasi
percakapan kedua belah pihak yang berbeda status soaialnya,
misalnya murid dengan guru, orang tua dengan anak.
b) Tindak tutur tidak menghiraukan, yaitu tindak tutur yang tidak
memperhatikan atau menganggap enteng. Tindak tutur ini
dapat ditemukan pada dua macam situasi. Pertama karena tidak
disengaja. Kedua karena sengaja
C.

Transkrip Dialog
Wawancara Luna Maya dengan Reporter TV One
Reporter

: Selamat siang Mbak Luna?

Luna

: Siang.

Reporter

: Pertama kali yang ingin saya tanyakan, mungkin bisa
dijelaskan, bagaimana kronologisnya awal hingga sampai
sekarang ini?

Luna

: Ya, mungkin ada satu insiden kecil. Ya di satu insiden
yang terjadi pada saat sebelum moment Twit itu, ya gitu.
Jadi ada satu insiden yang menurut saya cukup kecewa,
bahkan sangat kecewa sampai itu terjadi, adalah
terkenanya kamera ke anak kecilyang sedang saya
gendong, yang sedang tertidur. Padahal saya sudah
meminta, saya sudah menghimbau, sebentar ya, saya lagi
mau mentidurkan, bukan menidurkan, saya mau menaruh
anak kecil ini di mobil, yang sedang tertidur.
Jadi setelah itu, baru saya mau wawancara. Karena, ya ini
anak

kecil

tanggung

jawab

saya.

Saya

harus

melindunginya.

Dan

rasanya

kurang

etis,

saya

diwawancarai sedang menggendong anak kecil.
Mungkin kata-kata saya, yang bilang saya sebentar itu
kurang digubris atau kurang adanya kesabaran, gitu.
Sehingga terjadilah, ribet bangetlah. Saat itu benar-benar
ribet karena kamera banyak, ini, dan saya sedang berjalan.
Akhirnya anak yang sedang saya gendong itu terbentur
kamera.
Reporter

: Sampai terluka?

Luna

: Memang enggak, tapi ya bagaimanapun itu, itu kan tidak
boleh terjadi. Karena, ini kan sudah tanggung jawab saya.
Kalau terluka akan lebih parah lagi.

Reporter

: Itu yang kemudian Luna menjadi emosional
menumpahkan di Twiter?

Luna

: Sebenarnya ini akumulasi aja sih gitu. Karena banyak
kejadian-kejadian atau banyak pemberitaan-pemberitaan
tentang saya yang sepihak sebenarnya. Dalam beberapa
tahun terakhir ini yang membuat saya merasa bahwa,
kenapa kok seperti ini ya, kenapa seperti itu. Akhirnya
itu menjadi satu akumulasi yang numpuk. Akhirnya, ya
seperti ini.

D.

Analisis Wacana Dialog Wawancara Luna Maya dengan Reporter
Dalam menganalisis suatu wacana dialog, hanya ada beberapa aspek
yang harus di perhatikan. Diantaranya :
a.

Kerjasama Partisipan
a) Maxim Kuntitas, artinya kerjasama berbentuk jawaban yang belum
pasti.
Contohnya pada percakapan berikut:
Reporter

: Pertama kali yang ingin saya tanyakan, mungkin
bisa dijelaskan,bagaimana kronologisnya awal

hingga sampai sekarang ini?
Luna

: Ya, mungkin ada satu insiden kecil. Ya di satu
insiden yang terjadi pada saat sebelum moment
Twit itu, ya gitu.

b) Maxim Kualitas, artinya kerjasama dalam bentuk jawaban yang
sesuai.
Hal ini bisa dilihat pada percakapan berikut:
Reporter
Luna

: Selamat siang, Mbak Luna?
: Siang.

c) Maxim Relasi, artinya kerja sama dalam bentuk jawaban yang
belum sesungguhnya, bergantung pada interpretasi.
Hal ini dapat dilihat pada contoh berikut ini:
Reporter

: Itu yang kemudian Luna menjadi emosional
menumpahkan di Twiter?

Luna

: Sebenarnya ini akumulasi aja sih gitu.
Karena banyak kejadian-kejadian atau banyak
pemberitaan-pemberitaan

tentang

saya

yang

sepihak sebenarnya. Dalam beberapa tahun
terakhir ini yang membuat saya merasa bahwa,
kenapa kok seperti ini ya, kenapa seperti itu.
Akhirnya itu menjadi satu akumulasi yang
numpuk. Akhirnya, ya seperti ini.
d) Maxim Cara, artinya kerja sama berbentuk jawaban yang tidak
langsung menjawab pertanyaan karena kebiasaan.
Hal ini terdapat pada wacana dialog berikut:
Reporter
Luna

: Sampai terluka?
: Memang enggak.

b. Tindak Tutur ( Speech Act )
Berdasaran Jenis tindak tuturnya, ada dua jenis tindakan yang
terdapat dalam wacana dialog di atas yaitu tindakan direktif dan
tindakan ekspresif, yaitu tindakan yang mencakup perasaan dan sikap.
a) Tindakan Direktif, yaitu tuturan yang berfungsi

mendorong

pendengar untuk melakukan sesuatu, seperti mengusulkan,
mendesak, dan memohon.
Contohnya terdapat pada percakapan berikut:
Luna

: Memang enggak, tapi ya bagaimanapun itu, itu
kan tidak boleh

Reporter

terjadi.

: Itu yang kemudian Luna menjadi emosional
menumpahkan di Twiter?

Dalam percakapan ini terlihat reporter sebagai pendengar,
melakukan tindakan direktif, yaitu mendesak Luna agar mau
berbicara mengenai kemarahannya di sebuah jaringan sosial
Twitter.
b) Tindakan Ekspresif, yaitu tindakan yang mencakup perasaan dan
sikap.
Contohnya terdapat pada percakapan berikut:
Reporter

: Sampai terluka?

Luna

: Memang enggak, tapi ya bagaimanapun itu, itu
kan tidak boleh terjadi. Karena, ini kan sudah
tanggung jawab saya. Kalau

terluka akan lebih

parah lagi.
Dalam percakapan di atas, bisa dirasakan nada kemarahan dari
Luna Maya.

Berdasarkan Sifat hubungannya, wacana dialog di atas
merupakan tindak tutur lokusi, yaitu tindak tutur yang dilakukan

pembicara berhubungan dengan mengatakan sesuatu, seperti
memutuskan, mendoakan, merestui, dan menuntut.
Contoh penggalan wawancara
Luna

: Memang enggak, tapi ya bagaimanapun itu, itu
kan tidak boleh terjadi.Karena, ini kan sudah
tanggung jawab saya. Kalau terluka akan lebih
parah lagi.

Dalam penggalan percakapan di atas bisa dilihat, adanya
tindak tutur lokusi yang dilakukan pembicara berhubungan dengan
mengatakan sebuah harapan agar insiden itu tidak terjadi lagi.
Berdasarkan Hakikat pemakaiannya, dalam wacana dialog ini
hanya terdapat satu hakikat pemakaian tindak tutur, yaitu tindak
tutur sopan santun (politeness). Tindak tutur sopan santun biasa
dijumpai pada percakapan pertama antara orang yang baru
berkenalan. Pada waktu itu kedua belah pihak menunjukan tindak
dan saling menghormati dan menggunakan tutur yang seimbang
pula. Juga bisa dijimpai pada pembicara yang berbeda status sosial.
Dalam wacana dialog di atas, tindak tutur sopan santun bisa
kita lihat pada percakapan berikut ini:
Reporter

: Selamat siang, Mbak Luna?

Luna

: Siang.

BAB III
PENUTUP

A.

Kesimpulan
Penyamapain pesan di era yang modern ini sudah sangat fariatif,
baik itu media yang digunakan, seperti e-mail, sms, internet, dan pidato,
maupun cara yang digunakan, seperti diskusi, ceramah, dsb. Cara
penyampaian pesan yang sangat umum adalah melalui karya sastra seperti
novel, lagu, maupun puisi. Namun, semua itu bersifat bebas karena terikat
dengan dengan statusnya sebagai karya sastra atau arya yang bebas.
Berbeda dengan puisi, lagu, dan novel, Wacana muncul sebagai salah satu
media penyampaian pesan, pendapat, maupun argumentasi yang memiliki
aturan baku yang sangat jelas dan kompleks.
Wacana salah satu media yang sangat efektif untuk menyampaikan
pesan, karena sangat fleksibel dalam kegunaannya. Dalam penggunaan
wacana ada banyak jenis dan macamnya. Ketika itu ditinjau dari segi media
yang digunakan, ada wacana lisan dan ada wacana tertulis, begitupun
ketika wacana ditinjau dari segi cara pemaparannya, adanya berbagai
macam wacana ini, membuat wacana selalu digunakan oleh banyak orang
dalam penyampaian pesan atau argumen mereka.
Kami berharap dengan adanya makalah yang membahas mengenai
wacana ini, dapat memberikan pemahaman yang baik kepada para
pembaca, sehingga bisa mengaplikasikan dan mengetahui wacana itu
sendiri.

B.

Saran
Pada akhirnya kami akan memberikan saran, guna membangun
tatanan berbahasa yang lebih baik lagi, khususnya pada bagian Wacana itu
sendiri.
a. Penggunaan wacana haruslah sesuai dengan macam atau jenisnya.
b. Penggunaan wacana harus selalu disesuaikan dengan konteksnya.
c. Selalu menggunakan Bahasa Indonesia yang benar dan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Evandra, Erato Dido. 2013. Pengertian Wacana. [Online]. Ditulis
http://kmbsi.blogspot.com/2013/05/makalah-pengertian-wacana.html .
Diakses pada 25 Oktober 2016
Nazar, Asrul. 2013. Wacana Dialog. [Online]. Ditulis
http://asrulnazar.blogspot.co.id/2013/03/wacana-dialog-danmonolog.html. Diakses pada 25 Oktober 2016
Nur, Salmiani. 2013. Analisis Wacana. [Online]. Ditulis
http://waodesalmianinur.blogspot.co.id/2013/10/analisis-wacanamonolog.html. Diakses pada 25 Oktober 2016
Flawless. 2011. Analisis Wacana Dialog. [Online]. Ditulis
http://lotusflawless.blogspot.co.id/2011/05/analisis-wacana-dialog.html
Diakses pada 25 Oktober 2016