LAPORAN PRAKTIKUM sistel i (1)

LAPORAN PRAKTIKUM
SISTEM TELEKOMUNIKASI
MODUL I : DASAR PENGGUNAAN SPECTRUM ANALYZER

Disusun Oleh :
Randretya Davit Anugrah
17201021
Partner :
1. Rizki Maulana

17201002

2. Shinta Annadilla

17201003

Assisten : Rai Nur Esa
Tanggal Praktikum : 2 April 2018

LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI
INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM

JL. D. I. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2018
MODUL I
DASAR PENGGUNAAN SPECTRUM ANALYZER
I.

TUJUAN PRAKTIKUM

1.

Mahasiswa mampu memahami prinsip modulasi secara umum.

2.

Mahasiswa mampu memahami karakteristik modulasi frekuensi (FM).

3. Mahasiswa mampu mengoperasikan Spectrum Analyzer untuk memperoleh karakteristik
modulasi FM
II.


ALAT DAN BAHAN
1. 1 set Spectrum Analyzer
2. 1 antena penerima
3. 1 set Function Generator
4. 1 set speaker komputer

III.

DASAR TEORI
3.1 Pengertian Spectrum Analyzer
Spectrum Analyzer dimana alat ini berfungsi sebagai sebuah alat ukur yang
digunakan untuk mengetahui jumlah distribusi energi dari suatu spektrum frekuensi yang
dihasilkan oleh sinyal listrik. Dengan mengetahui distribusi energi sepanjang spektrum
frekuensi, maka akan diperoleh informasi yang lainnya seperti :
1. Lebar bidang frekuensi (bandwidth),
2. Efek berbagai jenis modulasi,
3. Pembangkitan sinyal yang palsu
Spectrum Analyzer juga sangat bermanfaat dalam perencanaan dan pengujian
rangkaian frekuensi radio. Kebutuhan akan penggunaan alat ukur Spectrum Analyzer di
Indonesia masih cukup tinggi, terutama pada perusahaan-perusahaan yang bergerak

dibidang jasa telekomunikasi seperti:
1. Operator selular
2. Operator satelit
3. Lembaga penelitian/laboratorium elektronika dan telekomunikasi
4. Balai pengujian perangkat telekomunikasi
Lembaga pemerintah yang mempunyai wewenang untuk memonitor penggunaan
frekuensi seperti Postel (Pos Telekomunikasi) dan DisHub (Dinas Perhubungan).
Disamping itu harga Spectrum Analyzer masih cukup mahal berkisar antara tiga
ratus jutaan sampai dengan satu miliar rupiah, sehingga ini menjadi salah satu masalah
bagi perusahaan yang memerlukan banyak alat ukur Spectrum Analyzer. Tujuan dari
pembuatan sistem perangkat lunak client server untuk alat ukur Spectrum Analyzer ini
adalah untuk meningkatkan daya saing alat ukur, dengan cara memberi nilai tambah
pada alat ukur tersebut. Cara yang digunakan adalah dengan menambah perangkat lunak
agar Spectrum Analyzer tersebut bisa digunakan oleh banyak pengguna (operator) pada

waktu yang bersamaan sekaligus dapat mengatur parameter yang berbeda-beda,
sehingga secara logika sistem perangkat lunak ini dapat menduplikasikan jumlah alat
ukur tersebut. Spectrum Analyzer memiliki fungsi utama untuk mengukur sinyal
transmisi, dalam dunia komunikasi satelit alat ini sering digunakan untuk pointing
antena (mengarahkan antena parabola ke satelit yang akan digunakan). Dengan

memanfaatkan alat ukur ini, memudahkan seorang teknisi dalam menentukan apakah
antena sudah mengarah ke satelit yang benar. Pada Spectrum Analyzer kita dapat
melihat pola signal yang diterima oleh karena itu kita bisa membuat acuan (referensi)
untuk setiap satelit yang ada, umumnya orang memanfaatkan beacon signal untuk
membedakan satelit satu dengan lainnya. Kesulitan dalam mengarahkan antena ke satelit
yang benar dikarenakan letak orbit satelit di angkasa sangat berdekatan, oleh karena itu
kita memerlukan Spectrum Analyzer untuk memonitor sinyal yang diterima. Selain
untuk kebutuhan tadi, Spectrum Analyzer juga banyak digunakan untuk melakukan
pengetesan performa alat transmisi satelit dan quality & control. Misalnya untuk
mengukur Gain Flatness (Kerataan Gain), Product Intermodulasi (Kondisi dimana
sebuah ODU mengkonversi 2 signal input), Spourius (Noiseyang dihasilkan pada saat
penguatan sinyal). Untuk melihat beberapa kondisi diatas diperlukan Spectrum Analyzer
dan tentunya kemampuan sang
operator dalam menggunkannya. Dengan alat yang bernama Spectrum Analyzer ini kita
dapat mengetahui parameter-parameter yang berhubungan dengan gelombang frekuensi
tinggi diantaranya adalah :
1. Bentuk gelombang kotak, square wave
2. Bentuk gelombang bergigi
3. Bentuk dari tegangan arus searah
4. Bentuk dari tegangan arus bolak balik.[CITATION Kom14 \l 1033 ]


3.2 Function Generator
A. Pengertian Function Generator
Function Generator adalah alat ukur elektronik yang

menghasilkan, atau

membangkitkan gelombang berbentuk sinus, segitiga, ramp, segi empat, dan bentuk
gelombang pulsa. Function Generator umumnya menghasilkan frekuensi pada
kisaran 0,5 Hz sampai 20 Mhz atau lebih tergantung rancangan pabrik pembuatnya.
Frekuensi yang dihasilkan dapat dipilih dengan memutar-mutar tombol batas ukur
frekuensi (frequency range).
Function generator terdiri dari generator utama dan generator modulasi.
Generator Utama menyediakan gelombang output sinus, kotak, atau gelombang

segitiga dengan rangkuman frekuensi 0,01 Hz sampai 13 MHz. Generator modulasi
menghasilkan bentuk gelombang sinus, kotak, dan segitiga dengan rangkuman
frekwensi 0,01 Hz sampai 10 kHz. Generator sinyal input dapat digunakan sebagai
Amplitudo Modulation (AM) atau Frequensi Modulation (FM). Selubung (envelope)
AM dapat diatur dari 0% sampai 100%; FM dapat diatur frekwensi pembawanya

hingga ±5%[ CITATION Mah13 \l 1033 ]
B. Jenis-jenis Function Generator
1. Analogue Function Generator (Generator Fungsi Analog) – Function Generator
jenis ini adalah Function Generator yang paling pertama dikembangkan yaitu
sekitar tahun 1950-an. Memiliki beberapa kelebihan yaitu Harga yang relatif
lebih murah, cara penggunaan yang lebih mudah dan sederhana.
2. Digital Function Generator (Generato Fungsi Digital) – Seperti namanya,
Function

Generator

jenis

ini

memanfaatkan

Teknologi

Digital


untuk

menghasilkan bentuk gelombangnya. Kelebihannya mampu menghasilkan
bentuk gelombang dengan tingkat akurasi dan stabilitas yang tinggi.
3. Sweep Function Generator (Generator Fungsi Sweep) – Function Generator jenis

ini memiliki kemampuan Sweep pada Frekuensinya. Pada umumnya, Sweep
Function Generator ini menggunakan Teknologi Digital, namun ada juga yang
menggunakan versi Analog.[ CITATION Dic171 \l 1033 ]

IV.

HASIL DATA
Tabel 1.4.1 Scan Frekuensi FM

Stasiun Radio

fc


Span

Ke1
2
3

(MHz)
104,9
99.1
99.8

(KHz)
200
200
200

Reference
Level
(dBm)
-30

-30
-30

Pmax
(dBm)
26
26
24

(mW)
1026/10
1024/10
1024/10

Tabel 1.4.2 Pengukuran Frekuensi Function Generator
No

fc

1

2
3
4

(MHz)
3
6
9
12

Ref
Lvl
(dBm)
-30
-30
-30
-20

Span
(KHz)

100
100
100
200

FH

FL

BW

(MHz) (MHz) (MHz)
0.32
0.3
0.02
0.32
0.3
0.03
0.32
0.3
0.03
0.1
0.08
0.03

Pmax
(dBm)
20
20
20
2

(mW)
102
102
102
101/5

Gambar 2.8.1 Pencarian Frekuansi FM 104,9 MHz

Gambar 2.8.2 Pencarian Frekuansi FM 99,1 MHz

Gambar 2.8.3 Pencarian Frekuansi FM 99,8 MHz

Gambar 2.8.1 Pengukuran pada frekuensi 3 MHz

Gambar 2.8.2 Pengukuran pada frekuensi 6 MHz

Gambar 2.8.3 Pengukuran pada frekuensi 9 MHz

Gambar 2.8.4 Pengukuran pada frekuensi 12 MHz

V.

ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum system telekomunikasi unit 1 ini praktkan mempelajari tentang
bagaimana cara menjalankan atau mengoperasikan Spectrum Analyzer dan Function
Generator untuk menganalisa sinyal pada domain frekuensi. Pertama praktikan di
kenalkan dengan spectrum analyzer. Alat ini merupakan alat yang digunakan untuk
memeriksa komposisi spectral dari beberapa gelombang seperti gelombang listrik , akustik
, atau optic dan dengan menampilkan sinyal amplitude yang bervariasi dengan frekuensi
sinyal. Sedangkan fungsi dari function generator adalah untuk menghasilkan atau
membangkitkan gelombang bentuk sinus , segitiga , dan lain lain. Function generator
biasanya menghasilkan frekuensi pada kisaran 0.5 Hz sampai 20 MHz atau lebih
tergantung pada pembuatannya. Praktikan juga dapat dapat memilih frekuensi yang ingin
di hasilkan dengan cara memutar-mutar tombol batas ukur frekuensi ( frequency range ).

Selanjutnya praktikan akan mempelajari bagaimana cara mencari frekuensi FM dan
pengukuran frekuensi terhadap function generator. Pertama praktikan akan mengukur
sinyal menggunakan function generator dengan cara memberikan frekuensi yang akan di
proyeksikan menggunakan spectrum analyzer. Pada percobaan yang pertama praktikan
mengatur frekuensi pada spectrum analyzer dan function generator sebesar 3MHz, untuk
mengatur pada spectrum analyzer dengan menggunakan tombol center, lalu untuk
mengatur pada function generator yaitu menggunakan spinner pada tulisan frequency .
setela itu praktikan memasukan nilai Reference Level sebesar -30 dBM dan nilai Span
sebesar 100 KHz pada Spectrum Analyzer. Setelah memasukan nilai tersebut praktikum
menganalisa hasil gelombang sinyal yang dihasilkan, yaitu berbentuk menyerupai gunung,
dan untuk mempermudah membaca gelombang tersebut sebaiknya gelombang di letakan di
tengah tengah, dan jika pada pengaturan frekuensi di Spectrum Analyzer dan Function
Generator tergolong seimbang maka pada gelombang yang terbentuk otomatis akan berada
pada garis tengah vertikal pada layar pengukuran. Dan jika gambar gelombang belum
sesuai atau kurang pada posisi tengah, praktikan dapat mengaturnya dengan tombol
pengatur frekuensi pada Function Generator hingga posisi gelombang benar-benar di
tengah. Jika gelombang sudah berada di tengah maka praktikan menganalisa fH (frekuensi
high) , untuk menganalisa fH (frekuensi high) yaitu dengan cara mengukur panjang dari
titik puncak gelombang atau dari garis tengah menuju arah kanan gelombang sampai pada
titik gelombang menyentuh garis bawah dan hasilnya sebesar 0,32 MHz, lalu untuk
menganalisa fL (frekuansi Low) caranya hampir sama seperti menganalisa fH yaitu dengan
mengamati ukuran panjang gelombang frekuensi yang kearah kiri dari titik puncak
gelombang atau titik tengah, dan hasilnya sebesar 0,3 MHz. lalu setelah praktikan
mendapatkan hasil dati fH dan fL, maka prakitakn menghitung besar BW dan Pmax. Pada
perhitungan BW dapat dilakukan dengan cara mengurangi hasil dari analisa fH dengan fL
yaitu 0,32-0,3 dan hasilnya sebesar 0,02 MHz. Sedangkan pada perhitungan P max yaitu
dalam dBM dan mW.
Pada perhitungan dBM dapat dilakukan dengan mengurangi besarnya ukuran
panjang jarak antara titik puncak gelombang ke garis batas atas pada layar penampil
gelombang dikurangi dengan besaran Reference Level dan hasilnya sebesar 20 dBM.
Sedangkan pada perhitungan mW dilakukan dengan cara menghitung hasil pangkat 10dBM/10
dan hasilnya adalah 102. Kemudian pada percobaan ke 2 dan 3 yaitu pada frekuensi 6 MHz
dan 9 MHz hasil analisa fH dan fL dinyatakan sama karena menggunakan nilai reference
level dab span yang sama , dan pada percobaan ke 4 frekuensi sebesar 12 MHz dengan
besar Reference Level sebesar -20 dBM dan Span sebesar 200 KHz dan hasil analisa fH

dan fL adalah sebesar 0,1 MHz dan 0,08 MHz. Jadi dapat disimpulkan, bahwa besarnya
Reference Level dan Span dapat mempengaruhi besar gelombang frekuensi yang
dihasilkan.
Selanjutanya praktikan melakukan percobaan yang kedua yaitu mencari 3 buah
sinyal frekuansi FM dengan menggunakan Spectrum Analyzer dengan alat bantu tambahan
yaitu sebuah antenna penerima sinyal yang berfungsi untuk mencari sinyal-sinyal frekuensi
yang kemudian di salurkan ke Spectrum Analyzer untuk di tampilkan dalam bentuk sebuah
gelombang sinyal dan juga sebuah Speaker yang tentunya digunakan untuk
memproyeksikan sinyal dalam bentuk suara dari gelombang yang di terima. Dalam
pencarian frekuensi sinyal FM awalnya hanya ditemukan sebuah gelombang dengan
frekuansi yang masih tergolong kecil dan suaranya terdengar samar atau kurang jelas, lalu
praktikan mengubahnya dengan menggunakan tombol center dan tombol pencarian dalam
Spectrum Analyzer dan memutar antenna untuk mendapatkan sinyal yang lebih kuat, lalu
ditemukan sebuah sinyal frekuansi pada kisaran 104,9 MHz yang bisa dibilang hasil
gelombang yang diterima cukup besar dan suara yang dihasilkan terdengar lumayan jelas,
lalu praktikan mengatur sinyal tersebut agar dapat diterima lebih jelas dengan menekan
tombol Shift + Center pada Spectrum Analyzer untuk demodulasi sinyal dan kemudian
mengaturnya pada posisi Narrow agar suara yang dihasilkan lebih jelas. Pada pencarian
berikutnya ditemukan pada frekuensi 99,1 MHz dan 99,8 MHz.

VI.

KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Function Generator dapat menghasilkan gelombang yang frekuensinya dapat
praktikan atur.
2. Spectrum Analyzer digunakan untuk mengetahui jumlah distribusi energi dari suatu
spektrum frekuensi yang dihasilkan oleh sinyal listrik.
3. Pada praktikum scan frekuensi FM arah antenna mempengaruhi sinyal yang didapat
B. SARAN
1. Agar mendapatakan sinyal yang baik sebaiknya praktikan memutar antenna sampai
mendapatkan sinyal yang baik.
2. Nilai frekuensi pada spectrum analyzer dan function generator harus sama agar dapat
diukur dengan tepat
3. Pada praktikum scan FM dibutuhkan demodulasi agar sinyal diperkuat untuk
memudahkan pengecekan FM

VII.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Kompasiana, "Mengenal Spectrum Analyzer," 8 April 2014. [Online]. Available:
https://www.kompasiana.com. [Accessed 8 April 2018].
[2] Mahdy, "Function Generator," 1 Desember 2013. [Online]. Available: www.komandan.net.
[Accessed 8 April 2018].
[3] D. Kho, "Teknik Elektronika," 3 Maret 2017. [Online]. Available: teknikelektronika.com.
[Accessed 8 April 2018].