Laporan Akhir Kuliah Manajemen Proyek

Kuliah

Manajemen Proyek

Nama : M Dachyar NPM : 0478020406

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan Young Activist for Climate Change Awareness South East Asia 2015 Dalam penyusunan laporan ini, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Ir. M. Dachyar, M. Sc, selaku Dosen Mata Kuliah Manajemen Proyek atas saran dan dukungannya

2. Bapak Novandra Rhezza Pratama, ST., MT. selaku Dosen Mata Kuliah Manajemen Proyek atas saran dan dukungannya.

3. Teman-teman asisten Laboratorium Management Information System and Decision Support atas dukungan dan waktu untuk bertukar pikiran.

4. Teman-teman dan seluruh keluarga yang selalu mendukung lewat doa dan motivasinya Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan laporan ini, sehingga kritik dan

saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi menyempurnakan laporan ini. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan laporan ini dan semoga laporan ini dapat menjadi pembelajaran untuk ke depannya.

Jakarta, 5 Desember 2015 Hormat saya,

PENULIS

EXECUTIVE SUMMARY

BAB I. PENDAHULUAN Dalam bagian ini dijelaskan mengenai latar belakang diadakannya proyek, tujuan dari

proyek tersebut, dan sistematika penulisan laporan proyek. BAB II . OVERVIEW PROYEK Bab ini menjelaskan mengenai penjelasan proyek secara rinci, penjelasan mengenai lokasi

proyek, penentuan kegiatan-kegiatan dan pembuatan task list, penentuan durasi kegiatan, penentuan keterkaitan antar kegiatan (predecessor), struktur organisasi, matriks responsibilitas dan job description tiap panitia.

BAB III. PERENCANAAN PROYEK Bab ini menjelaskan mengenai perencanaan proyek dan hal-hal yang berkaitan dengan

aktivitas, sumber daya, biaya proyek, pemuatan kurva s, cashflow, dan analisis proyek saat direncanakan.

BAB IV. PROYEK TELAH SELESAI 30% Bab ini menjelaskan mengenai bagaimana perkembangan proyek setelah 30% berjalan.

Pembahasan juga dilakukan pada hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas, sumber daya, biaya proyek, pemuatan kurva s, cashflow, dan analisis proyek saat proyek sudah dijalankan 30%.

BAB V . PROYEK CRASH 15% Bab ini menjelaskan mengenai apa yang terjadi pada proyek jika dilakukan crash sebesar

15%. Pembahasan juga dilakukan pada hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas, sumber daya, biaya proyek, pemuatan kurva s, cashflow, dan analisis proyek saat dilakukan crash 15%.

BAB VI. KESIMPULAN Bab ini merangkum dan menyimpulkan keseluruhan proyek ke dalam beberapa poin

penting.

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mangrove merupakan lumbung besar penyimpan karbon. Bagi Indonesia, mangrove merupakan kartu negosiasi penting dalam menghadapi perundingan perubahan iklim di Paris, Desember 2015, demikian arahan dari riset terbaru Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR).

Hutan Mangrove

Hutan mangrove merupakan suatu ekosistem hutan yang unik yang berperan sebagai penyambung (interface) antara ekosistem daratan dan ekosistem lautan. Bagi daerah pantai, hutan mangrove memiliki fungsi penting baik fungsi produksi, fungsi perlindungan maupun fungsi pelestarian. Pada awalnya, hutan mangrove dikenal secara terbatas oleh kalangan ahli lingkungan, terutama lingkungan laut. Mula-mula, kawasan hutan ini dikenal dengan istilah Vloedbosh , kemudian dikenal dengan istilah “payau” karena sifat habitatnya yang payau. Berdasarkan dominasi jenis pohonnya, yaitu bakau, maka kawasan mangrove juga disebut sebagai hutan bakau. Kata mangrove merupakan kombinasi antara kata mangue (Portugis) yang berarti tumbuhan dan grove (Inggris) yang berarti belukar atau hutan kecil. Berdasarkan SK Dirjen Kehutanan No.60/Kpts/Dj./I/1978, hutan mangrove merupakan hutan yang terdapat di sepanjang pantai atau muara sungai dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut, yani tergenang pada waktu pasang dan bebas genangan pada waktu surut (Arief, 2003). Maka dari itu, hutan bakau sering dijumpai di muara sungai, daerah pasang surut atau tepi laut (pesisir). Tumbuhan bakau bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut. Umumnya, bakau mmepunyai sistem prakaran yang menonjol (akar napas / pneumatofor), sebagai suatu cara adaptasi terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen atau anaerob.

Persebaran Hutan Mangrove di Dunia

Esitmasi total luas hutan mangrove di dunia dilaksanakan dalam FAO/UNEP Tropical Forest Resources Assessment pada tahun 1980 yang memperkirakan bahwa total hutan mangrove di dunia sekitar 15,6 juta hektare. Kemudian, banyak studi yang mencoba memperkirakan

estimasi total luas hutan mangrove di dunia.

Grafik 1. Estimasi Global Total Kawasan Mangrove

Sumber: Giri dkk., 2013, Status and distribution of mangrove forests of the world using earth

observation satellite

Dalam kebanyakan studi yang dilakukan pada tabel 1, negara yang memiliki lahan mangrove yang kecil tidak diikutsertakan dikarenakan keterbatasan informasi dan dikarenakan kombinasi luas lahan mangrove pada negara tersebut tidak memberikan dampak signifikan dalam luas total di dunia. Total sebanyak 121 negara dan area diidentifikasi mengandung satu atau lebih spesies mangrove (Tomlinson, 1986).

Tabel 2 menunjukkan sebuah gambaran umum terhadap analisis status dan tren terhadap luas mangrove di dunia untuk tahun 1980, 1990, dan 2000.

Tabel 1. Status dan Tren Mangrove berdasarkan Area

Sumber : http://www.fao.org/docrep/007/j1533e/j1533e02.htm

Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 2, dilihat dari hasil analisis tren yang mengindikasikan bahwa kawasan mangrove di dunia saat ini telah menurun di bawah 15 juta hektare, menurun dari 19,8juta ha pada tahun 1980. Dunia telah kehilangan 5 juta ha dari seluruh kawasan mangrove dalam kurun waktu sekitar 20 tahun, atau 25% dari yang ditemukan pada 1980. Terbukti pada Tabel 2, deforestasi terus berlanjut. Dalam kurun waktu tersebut, negara dengan tingkat deforestasi adalah Singapura, Benin, Dominika, Brazil, dan Côte d’Ivoire di tahun 1980an dan C ôte d’Ivoire, Honduras, Cina, Kongo, dan Barbados di tahun 1990an.

Gambar 1. Peta Persebaran Mangrove di Setiap Negara Tahun 2004 (hektare)

Sumber : http://www.fao.org/docrep/007/j1533e/j1533e02.htm

Gambar 2. Persebaran Mangrove di Dunia Tahun 2007

Sumber: National Geographic Magazine, 2007. Tersedia di: http://mangroveactionproject.org/wp-content/uploads/2013/08/mp_download.5.pdf)

Gambar 3. Persebaran Mangrove di Dunia Tahun 2010 (Gambar Satelit)

Sumber: http://earthobservatory.nasa.gov/IOTD/view.php?id=47427

Tabel 2. 15 Negara dengan Kandungan Mangrove Terkaya dan Persentase Kumulatif Tahun 2010

Sumber: Giri dkk., 2013, Status and distribution of mangrove forests of the world using earth

observation satellite

Pada Gambar 1, kawasan yang memiliki lahan mangrove terbesar adalah Asia, diikuti oleh Afrika dan Amerika Selatan. Namun, pada Gambar 2, benua yang memiliki kawasan mangrove terbesar terdapat di Asia, diikuti oleh Australia, Amerika Selatan, dan Afrika. Hal ini terbukti terjadi perubahan jumlah dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut bersifat positif dan negatif. Hasil ini juga diperkuat dengan detail yang ditampilkan pada Tabel 2. Dari Tabel 2, dapat diketahui bahwa hasil Empat negara (Indonesia, Australia, Brazil, Mexico) menyumbangkan 42,1% dari total seluruh mangrove di dunia dan 60% dari seluruh kawasan mangrove ditemukan hanya di 9 negara.

Indonesia dan Mangrove

Indonesia memiliki sekitar 3 juta hektare hutan mangrove tumbuh di sepanjang 95.000 kilometer pesisir Indonesia. Jumlah ini mewakili 23% dari keseluruhan ekosistem mangrove

49% dari luas total hutan mangrove di Asia yang diikuti Malaysia (10%) dan Myanmar (9%). Hutan mangrove ditemukan di banyak wilayah Indonesia, dan ekosistem mangrove regional penting ada di Papua, Kalimantan dan Sumatera (FAO, 2007). Hal ini juga terlihat dari hasil foto satelit yang dilakukan NASA pada tahun 2010 di Gambar 3. Tinggi pohon mangrove di Indonesia dapat mencapai 50 meter. Kelompok pohonnya padat, dengan akar berkelindan keluar dari batang pohon. Ketika laut pasang, hutan mangrove dibanjiri oleh air. Dan saat laut surut, lumpur tebal melapisi permukaan mangrove, menyimpan material organik yang sangat kaya (FAO, 2007).

Gambar 3. Persebaran Mangrove di Seluruh Kawasan Indonesia (Tahun 2010)

Sumber: http://earthobservatory.nasa.gov/IOTD/view.php?id=47427

Padahal, mangrove Indonesia merupakan salah satu hutan kaya karbon dunia. Hutan mangrove merupakan hutan dengan kandungan karbon terpadat di wilayah tropis. Lahan ini menyimpan lebih dari tiga kali rata-rata karbon per hektar hutan tropis daratan (Donato et al., 2011). Hutan mangrove Indonesia menyimpan lima kali karbon lebih banyak per hektare dibandingkan dengan hutan tropis dataran tinggi (Murdiyarso et al., 2015). Mangroves berkontribusi terhadap 10-15% sedimen simpanan karbon pesisir sementara di wilayah pesisir global hanya menyumbang 0,5% (Alongi, 2014). Mangrove Indonesia menyimpan 3,14 miliar metrik ton karbon (PgC) (Murdiyarso et al., 2015). Jumlah ini mencakup sepertiga stok karbon pesisir global (Pendleton et al., 2012). Permukaan bawah ekosistem mangrove Indonesia menyimpan sejumlah besar karbon: 78% karbon disimpan di dalam tanah, 20% karbon disimpan di pohon hidup, akar atau biomassa, dan 2% disimpan di pohon mati atau tumbang (Murdiyarso et al.,

Tidak hanya dalam sektor lingkungan, hutan mangrove juga memberikan dampak positif dan manfaat bagi masyarakat lokal sebagai penyangga mata pencaharian. Masyarakat lokal memanen udang, belut, kerang, kepiting, siput laut dan beragam spesies ikan dari ekosistem mangrove, memberikan penghasilan maupun pangan bagi keluarga (Armitage, 2002). Masyarakat lokal memanfaatkan hutan mangrove untuk kayu bakar, material bangunan, termasuk pilar rumah dan furnitur (Armitage, 2002). Nelayan memanfaatkan produk hutan mangrove untuk membuat jangkar, sendi penyeimbang perahu, dan pewarna jaring ikan (Armitage, 2002). Kayu mangrove dijual untuk bisnis bubur kertas, selain produksi arang, keping kayu dan kayu bakar. Produk-produk tersebut dipanen pada skala kecil dan besar, berkontribusi bagi penghidupan lokal dan ekspor nasional (Evans, 2013). Manfaat nyata dari sistem mangrove termasuk juga fungsi sosial dan budaya. Hutan mangrove menyokong nilai religi dan spiritual, selain nilai estetis dan rekreasi untuk ekowisata (UNEP, 2014).

Mangrove juga menyokong spektrum luas jasa ekosistem. Mangrove menyangga spektrum luas ekosistem sekitar, termasuk gugus karang, padang lamun, hamparan lumpur dan pasir (UNEP, 2014). Fungsi lingkungan ekosistem mangrove meliputi suplai dan regenerasi nutrisi, daur ulang polutan, siklus air dan menjaga kualitas air (Ruitenbeek, 1994). Mangrove menyediakan pertahanan penting melawan erosi pesisir. Akar mengingat lapisan tanah dan mengubah aliran air, mencegah hilangnya sedimen dari garis pesisir (UNEP, 2014). Hutan mangrove membantu mengurangi dampak terjangan badai, gelombang besar, dan tiupan angin dari siklon tropis. Pepohonan mangrove mengurangi energi gelombang saat melalui hutan mangrove, dan menjadi penghalang antara gelombang dan lahan (UNEP, 2014). Mangrove merupakan habitat bagi spesies laut dan darat. Di bawah air, hutan mangrove menjadi lahan bertelur dan berkembang biak ikan dan spesies laut. Akar dan lapisan lunak di bawah pohon memberi pangan, naungan dan perlindungan dari predasi (UNEP, 2014). Di atas permukaan air, pohon dan kanopi mangrove merupakan habitat bagi burung, serangga, mamalia dan reptil. Mangrove adalah habitat utama Bekantan yang terancam punah, ditemukan di Indonesia dan binatang endemi Borneo (Mangrove Action Project, 2015).

Indonesia merupakan negara yang selalu menduduki urutan pertama yang memiliki jumlah kawasan mangrove terbesar di dunia dalam setiap penelitian dan pengamatan yang dilakukan. Namun, hal ini tidak selalu berarti bahwa kawasan mangrove di Indonesia tidak mengalami fluktuasi dalam jumlah. Pada kenyataannya, kawasan mangrove mengalami perubahan yang sangat signifikan dari tahun ke tahun. Perubahan yang terjadi secara umum bersifat negatif.

Grafik 2. Tren Kawasan Mangrove di Indonesia

Sumber: FAO, 2005, Global Forest Resources Assessment 2005, Thematic Study on Mangroves, Indonesia

Tabel 3. Status Persebaran Kawasan Mangrove di Indonesia

Sumber: FAO, 2005, Global Forest Resources Assessment 2005, Thematic Study on Mangroves, Indonesia

Dari Grafik 2 dan Tabel 3, tren yang terlihat dari jumlah kawasan mangrove dari tahun ke tahun adalah tren negatif yang artinya bahwa dari tahun ke tahun jumlah kawasan mangrove di Indonesia mengalami pengurangan yang signifikan. Dalam tiga dekade terakhir, Indonesia kehilangan 40% mangrove (FAO, 2007). Artinya, Indonesia memiliki kecepatan kerusakan mangrove terbesar di dunia (Campbell & Brown, 2015). Deforestasi mangrove Indonesia terhitung sebesar 6% dari total kehilangan hutan tahunan, meskipun hanya menutupi kurang dari 2% total wilayah hutan negara. Jumlah ini setara 0,05 juta hektare (Mha) dari total 0,84

Mha deforestasi tahunan di Indonesia (Margono et al., 2014; Ministry of Forestry Republic of Indonesia, 2014). Deforestasi mangrove di Indonesia mengakibatkan hilangnya 190 juta metrik ton CO2 setara tiap tahun (eqanually). Angka ini menyumbang 20% emisi penggunaan lahan di Indonesia (Murdiyarso et al., 2015) dengan estimasi emisi sebesar 700 juta metrik ton CO2

– eq (Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, 2010). Dengan mencegah deforestasi mangrove, Indonesia dapat memenuhi seperempat dari 26% target reduksi emisi

pada 2020 (Murdiyarso et al., 2015). Hilangnya hutan mangrove di Indonesia menyumbang 42% emisi gas rumah kaca akibat rusaknya ekosistem pesisir, termasuk rawa, mangrove dan rumput laut (Murdiyarso et al., 2015; Pendleton et al., 2012). Mangrove Indonesia memainkan peran signifikan dalam strategi mitigasi perubahan iklim nasional dan global.

Kondisi hutan mangrove sampai saat ini masih mengalami tekanan-tekanan akibat pemanfaatan dan pengelolaannya yang kurang memperhatikan aspek kelestarian. Tuntutan pembangunan yang lebih menekankan pada tujuan ekonomi dengan mengutamakan pembangunan infrastruktur fisik, seperti konversi hutan mangrove untuk pengembangan kota- kota dan pemukiman pantai, perluasan tambak dan lahan pertanian serta adanya penebangan yang tidak terkendali, telah terbukti menjadi faktor-faktor penyebab kerusakan ekosistem hutan mangrove dan degradasi lingkungan pantai.

Mangrove di Indonesia terancam oleh “revolusi biru”. Penyebab utama hilangnya mangrove di Indonesia termasuk akibat konversi tambak udang yang dikenal sebagai “revolusi biru”

(Sumatra, Sulawesi dan Jawa Timur), penebangan dan konversi lahan untuk pertanian atau tambak garam (Jawa dan Sulawesi) serta degradasi akibat tumpahan minyak dan polusi (Kalimantan Timur) (FAO, 2007). Pada 2013, pemasukan dari ekspor udang Indonesia mencapai 1,5 miliar dolar AS; hampir 40% total pemasukan sektor perikanan Indonesia (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2014)

FAO (2007) menyatakan bahwa luas hutan mangrove di dunia pada tahun 2005 diperkirakan seluas 15,2 juta ha yang tersebar di seluruh pantai tropik dan sub-tropik. Sebaran dan persentase luas hutan mangrove di dunia dapat dilihat pada gambar 1 dan gambar 2.

Akan tetapi, diperkirakan luas hutan mangrove di Indonesia telah berkirang sekitar 120.000 ha dari tahun 1980 sampai 2005 karena alasan perubahan pengunaan lahan menjadi lahan pertanian. Menurut data dari Kementrian Kehutanan tahun 2013, luas hutan mangrove di Indonesia sekitar 3,7 juta hektar yang merupakan hutan mangrove terluas di Asia bahkan di dunia.

Berdasarkan data tahun 1999, luas wilayah mangrove yang terdapat di Indonesia, yakni total 8,6 juta hektare. Namun sejak rentang 1999 hingga 2005, hutan bakau itu sudah berkurang sebanyak 5,58 juta hektare atau sekitar 64%. Saat ini, hutan mangrove di Indonesia yang dalam keadaan baik tinggal 3,6 juta hektar, sisanya dalam keadaan rusak dan sedang.

Kondisi seperti ini diperberat lagi dengan terjadinya pencemaran air sungai/air laut dan eksploitasi sumber daya laut yang tidak ramah lingkungan, sehingga kualitas lingkungan pantai saat ini umumnya berada dalam kondisi yang cukup mengkhawatirkan.

Pada diskusi dan workshop Pengembangan Ekowisata untuk Mendukung Konservasi Mangrove yang digelar Kementrian Kehutanan dan Japan International Coorporeation Agency (JICA) pada bulan Mei 2015 di Jawa Timur, faktor yang mempengarui menurunnya jumlah

luasan mangrove adalah pembukaan lahan (deforestasi) didaerah pesisir yang mengakibatkan dampak lain, yaitu abrasi dll.

2 Project Charter

2.1.1 Project Overview

2.1.1.1 Identifikasi Proyek Proyek Konservasi dan Restorasi Hutan Mangrove di Indonesia belum pernah diadakan sebelumnya dan akan dimulai pertama pada tahun 2016. Sasaran dari proyek ini adalah provinsi-provinsi di Indonesia yang memiliki kawasan atau hutan Mangrove yang memiliki status kritis atau sedang. Hal ini dikarenakan kondisi hutan mangrove dengan status kritis dan/atau sedang masih tinggi di Indonesia dan jumlahnya kian hari kian meningkat.

Indikasi adanya ancaman terhadap degradasi hutan mangrove masih berlangsung pada hampir semua wilayah pantai. Secara umum, hal ini disebabkan oleh adanya peraturan peundangan dan penegakan hukum yng masih kurang tegas. Di samping itu, kesadaran masyarakat akan pentingnya konservasi dan perlindungan ekosistem mangrove masih lemah sebagai akibat kurangnya intensitas penyuluhan dan kurang optimalnya pengembangan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan.

Mengingat pentingnya keberadaan dan peranan ekosistem hutan mangrove bagi daerah pantai, maka penataan dan pengelolaan hutan mangrove yang sesuai dengan sifat dan karakteristiknya sangat perlu dilakukan. Dalam hal ini, salah satu upaya yang diperlukan adalah kegiatan rehabilitasi hutan mangrove. Untuk mendukung kegiatan tersebut, diperlukan adanya identifikasi hutan mangrove yang dapat memberikan dasar dan arahan bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan rehabilitasi hutan mangrove.

Proyek ini akan dilaksanakan di delapan pulau besar di Indonesia, yaitu Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Papua. Pelaksanaan proyek ini di tiap pulau dibagi-bagi menjadi beberapa tahap. Hal ini mengingat luasnya daerah dan tidak dapat langsung dikerjakan dalam satu tahap. Peserta akan menginap bersama di rumah warga ataupun rumah panitia yang dengan sukarela hati mau meminjamkan selama 15 hari 14 malam untuk mempermudah akomodasi.

Acara dimulai dengan melakukan pembukaan yang dihadiri oleh pembicara dan beberapa pejabat negara yang berhubungan dengan keberlangsungan hutan mangrove dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah di hari pertama. Sebelumnya, sudah diadakan diskusi mengenai masalah yang dialami oleh masing-masing provinsi dan dilanjutkan dengan survei

Hari kedua hingga hari ketujuh dilanjutkan dengan mengadakan pelatihan kepada panitia, sukarelawan, dan warga sekitar yang ingin ikut berpartisipasi dalam konservasi dan rehabilitasi hutan mangrove. Pelatihan ini diisi oleh praktisi-praktisi rehabilitasi mangrove yang sudah melaksanakan rehabilitasi mangrove yang berhasil di daerah lain yang berasal dari organisasi- organisasi non-profit yang peduli akan keberlangsungan hutan mangrove.

Pada hari kedelapan hingga hari kelima belas diadakan kegiatan lapangan yang juga disesuaikan dengan masalah masing-masing provinsi. Kegiatan lapangan dilakukan dengan tujuan pengaplikasian langsung dari apa yang telah dilatih pada minggu sebelumnya. Hari kelima belas merupakan hari kepulangan peserta. Pada akhir kegiatan, akan ada closingceremony yang diadakan di Kalimantan.

Gambaran umum proyek Konservasi dan Restorasi Hutan Mangrove adalah:

Persiapan di 8 pulau di Indonesia

Pelaksanaan di 8 pulau di

Indonesia

Evaluasi dan Pengawasan

Closing

Penyusunan dalam konsep proyek dilakukan oleh manajer proyek beserta dengan kepala di setiap divisi yang dibentuk pada proyek. Konsep proyek yang telah disusun adalah kegiatan utama saat berlangsungnya proyek, yakni sebagai berikut :

1. Pembentukan kepanitiaan proyek inti maupun panitia di masing-masing negara sasaran kegiatan.

2. Pengumpulan sponsor

3. Pengadaan kerjasama dengan organisasi peduli mangrove di Indonesia dan dunia

4. Kegiatan inti di sepuluh negara berkembang Asia Tenggara

5. Closing Ceremony dan pemilihan duta muda

6. Evaluasi proyek Pelaksanaan dari proyek berlangsung selama 455 hari yang akan dilaksanakan dengan periode

pelaksanaan bulan Desember 2013 hingga bulan September 2014. Biaya-biaya yang akan dikeluarkan diantaranya biaya internet, bahan bakar, brosur, poster, penginapan, sewa gedung, transportasi, pesawat, proposal, konsumsi, dan fasilitas pendukung lainnya yang menunjang keberlangsungan proyek.

Untuk membuat proyek berjalan dengan seharusnya maka harus ada penyusunan jadwal dengan menggunakan software Microsoft Project 2010. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam menjalankan proyek ini :

2.1.1.2 Tujuan Proyek Proyek “Konservasi dan Restorasi Hutan Mangrove di Indonesia” memiliki tujuan untuk

menjadi sarana diskusi untuk mencari solusi dan teknik pencegahan kerusakan hutan Mangrove di Indonesia, memperbaiki keadaan hutan Mangrove di Indonesia, meningkatkan kesadaran warga Indonesia akan keadaan hutan Mangrove di Indonesia, sebagai bentuk persiapan negara Indonesia dalam menghadapi perubahan iklim.

2.1.1.3 Sasaran dan Target Proyek Proyek ini ditujukan untuk mekonservasi dan merestorasi hutan Mangrove yang berada di kawasan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tersebar di delapan pulau besar di Indonesia, yaitu Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Hutan Mangrove yang menjadi objek dalam proyek ini adalah hutan Mangrove yang berada dalam status kritis dan sedang.

2.1.1.4 Cakupan dan Batasan Proyek Dalam pengerjaan proyek ini, terdapat beberapa sasaran utama yang menjadi target prioritas adalah provinsi-provinsi di Indonesia yang memiliki kawasan atau hutan Mangrove yang memiliki status kritis atau sedang. Target dari proyek untuk Konservasi dan Restorasi Hutan Mangrove di Indonesia:

1. 90% dari luas hutan mangrove di Indonesia dalam status kritis dan sedang berhasil ditingkatkan statusnya menjadi baik 2. Proyek selesai tepat waktu dengan allowance keterlambatan 5% 3. Total biaya yang dikeluarkan selama proyek sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan dengan allowance 10%

Setelah berjalannya proyek ini, Indonesia diharapkan dapat menghadapi perubahan iklim yang menjadi isu lingkungan global.

2.1.1.5 Pemangku Kepentingan dan Sponsor Proyek Dalam pengerjaan proyek ini, proyek ini didukung oleh pihak-pihak yang peduli dan sadar akan pentingnya keberadaan hutan Mangrove yang dapat memberikan dampak besar bagi Indonesia, baik dari segi lingkungan, budaya, hingga ekonomi. Pemangku kepentingan dan sponsor dari proyek untuk Konservasi dan Restorasi Hutan Mangrove di Indonesia:

Proyek ini mendapat dukungan dari berbagai Organisasi perubahan iklim di seluruh dunia, selain itu dana yang diperoleh untuk proyek ini diperoleh dari sponsor proyek, yaitu :

1. Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia

2. Kementerian Kehutanan Republik Indonesia

3. United Nations Development Programme (UNDP)

4. Food and Agriculture Organization

5. Greenpeace

6. Asia Pacific Forum for Environment and Development (APFED) Showcase Programme

7. CV. KeMANGI

8. Conservation, Food and Health Foundation (CFHF)

9. Coral Reef Alliance (CORAL)

10. Cottonwood Foundation

Sponsor Deep Ecology Foundation

12. Disney Worldwide Conservation Fund (DWCF)

13. Earth Foundation

14. GE Energy

15. Global Greengrants Fund (GGF)

16. Global Nature Fund (GNF)

17. International Union for Conservation and Nation (IUCN)

18. Komunitas Relawan Mangrove Indonesia (KeSEMaT)

19. Mangrove Action Project (MAP)

20. Mangrove For The Future (MFF)

21. Ramsar, Wetlands for Future Fund

22. Rainforest Information Center (RIC)

23. SeaWorld Busch Gardens Conservation Fund

24. Pro Act Network

25. Yayasan Inspirasi Keluarga KeSEMaT (IKAMaT)

Manajer

Ika Prisilia Minar

Proyek Anggota Tim

Proyek

2.1.1.6 Project Budget Proyek ini ditargetkan menghabiskan biaya sebesar Rp 3.000.000.000,00. Biaya ini dialokasikan untuk semua tahap proyek, mulai dari perencanaan hingga evaluasi proyek. Biaya ini didapat dari kerja sama dari beberapa pihak (sponsor) yang bersedia untuk turut membantu dan mendanai pelaksanaan proyek ini.

2.1.2 Project Approach

2.1.2.1 Kegiatan Proyek Dalam melaksanakan proyek ini, hal pertama yang dilakukan adalah menentukan kegiatan- kegiatan yang akan dilakukan (task list) pada tiga tahapan proyek secara garis besar yaitu perencanaan proyek, pelaksanaan proyek, hingga evaluasi proyek. Hal ini dilakukan guna melancarkan pelaksanaan proyek. Dalam tahap penentuan kegiatan-kegiatan pada proyek yang harus dilakukan adalah mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai hal yang dibutuhkan untuk membuat dan menyiapkan sebuah proyek internasional yang bertemakan kegiatan peduli lingkungan. Informasi tersebut didapat dari komunitas organisasi peduli lingkungan se dunia. Setelah itu, dilakukan benchmarking dan mencari literature mengenai proyek serupa yang pernah dijalankan sebelumnya. Kemudian aktivitas-aktivitas tersebut disusun dalam sebuah daftar kegiatan (task list). Berikut ini adalah daftar kegiatan proyek :

TASK NAME

Konservasi dan Restorasi Hutan Mangrove di Indonesia

Perancangan Awal Program Konservasi dan Restorasi Hutan Mangrove di Indonesia

Pembahasan Program

Pembahasan Program Konservasi dan Restorasi Hutan Mangrove di Indonesia Pengajuan Program kepada Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia Pengumuman oleh Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia Pembentukan Steering Committee Program Konservasi dan Restorasi Hutan Mangrove

di Indonesia Rapat Penentuan Manajer Proyek di Jakarta Penentuan Lokasi Rapat

Rapat di Sekretariat Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia Pendaftaran Calon Manajer Proyek Penseleksian Calon Manajer Proyek

Seleksi Resume Calon Manajer Proyek Wawancara Calon Manajer Proyek Pemilihan Manajer Proyek

Brainstorming Konsep Program Penentuan lokasi diskusi Melakukan booking ruangan Pembahasan dasar program

Penentuan tujuan program Penentuan visi misi program Penentuan ruang lingkup program Penetapan parameter keberhasilan program

Pembahasan konsep program Presentasi masing-masing konsep acara Pemilihan konsep umum acara Menganalisis ulang konsep umum acara terpilih Fiksasi konsep umum acara terpilih

Persiapan Awal Proyek Penentuan Struktur Organisasi Proyek Penentuan Struktur Organisasi Proyek Penentuan job description dari setiap divisi pada proyek Rekruitmen Panitia Inti (Kepala Bidang Proyek)

Pembuatan formulir pendaftaran (online dan offline) Pembuatan materi publikasi open recruitment (online dan offline) Publikasi ke media online dan offline serta formulir pendaftaran untuk open

recruitment Pendaftaran open recruitment Penyeleksian berkas pendaftar

Wawancara pendaftar yang lolos seleksi berkas Pengolahan data hasil wawancara Diskusi untuk keputusan final rekruitmen kepala bidang proyek Pengumuman hasil open recruitment

Menentukan penanggung jawab untuk masing-masing provinsi Melakukan rapat perdana panitia inti Merundingkan lokasi dan waktu rapat Melakukan booking meeting room

Menyebarkan undangan rapat kepada panitia inti Melaksanakan rapat perdana panitia

Rapat Pleno 1 Proyek Pra Pelaksanaan Rapat Pleno 1 Menentukan lokasi dan waktu rapat pleno Mempersiapkan materi rapat Mempersiapkan lokasi, logistik, dan konsumsi untuk rapat Mengundang seluruh panitia yang lolos seleksi

Pelaksanaan Rapat Pembahasan mengenai Inti Program Penjelasan mengenai tujuan program Penjelasan mengenai visi misi program Penjelasan mengenai ruang lingkup program

Penentuan jumlah SDM yang dibutuhkan untuk setiap divisi Pengesahan panitia

Perekruitan Anggota / Volunteer Pembuatan formulir pendaftaran (online dan offline) anggota / volunteer Pembuatan materi publikasi open recruitment (online dan offline) anggota / volunteer Publikasi ke media online dan offline serta formulir pendaftaran untuk open recruitment

anggota / volunteer Pendaftaran open recruitment anggota / volunteer Penyeleksian berkas pendaftar anggota / volunteer

Wawancara pendaftar yang lolos seleksi berkas anggota / volunteer Pengolahan data hasil wawancara anggota / volunteer Diskusi untuk pendistribusian anggota / volunteer ke bidang-bidang yang ada Pengumuman hasil open recruitment

Konsolidasi Maisng-Masing Divisi Penentuan waktu dan tanggal konsolidasi Mengundang seluruh anggota / volunteer yang terpilih Penjelasan dari masing-masing Kepala Bidang kepada setiap anggota

Pembahasan Konsep Program Presentasi masing-masing konsep acara Pemilihan konsep umum acara Menganalisis ulang konsep umum acara terpilih Fiksasi konsep umum acara terpilih Presentasi konsep acara terpilih

Pendataan Pemetaan kawasan Mangrove di setiap provinsi di Indonesia Mencari data kawasan mangrove dari data Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia Mencari data kawasan mangrove dari data pemerintah masing-masing provinsi Mencari artikel mengenai masalah kawasan mangrove di Indonesia Mencari pendapat para pemerhati lingkungan mengenai kawasan mangrove di masing-

masing provinsi di Indonesia Pendataan Lembaga dan Organisasi

Mendata organisasi yang bergerak di konservasi dan restorasi hutan mangrove

di setiap provinsi di Indones Mencari kontak organisasi peduli mangrove Mendata organisasi yang peduli lingkungan secara umum Mencari kontak organisasi peduli lingkungan untuk dihubungi Analisis Data Kawasan Mangrove di Indonesia Menganalisis keadaan kawasan Mangrove di masing-masing provinsi

Menganalisis masalah kawasan Mangrove dari masing-masing provinsi Menganalisis SWOT masing-masing kawasan Mangrove dari masing-masing provinsi Melakukan ranking dan pemrioritasan provinsi

Mempresentasikan mengenai provinsi yang menjadi target proyek Pemaparan Informasi dari masing - masing provinsi Pemaparan analisis data yang didapatkan dari masing - masing provinsi Pemaparan masalah kawasan Mangrove yang ada pada masing-masing provinsi Pemaparan ranking dan pemrioritasan provinsi

Pembentukan panitia masing-masing negara Mengirimkan Surat Undangan kementrian lingkungan hidup masing - masing provinsi untuk pembuatan panitia Konservasi dan Restorasi Hutan Mangrove di Indonesia Pembentukan panitia di Pulau Sumatera (Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat)

Penetuan jumlah SDM yang dibutuhkan pada setiap divisi pada organisasi Membuat formulir pendaftaran untuk open recruitment baik via online and langsung Pembuatan desain poster Open Recruitment untuk Panitia mempublikasikan Open Recruitment via online ke setiap departemen lingkungan

hidup di setiap provinsi zz Pendaftaran untuk Panitia

Wawancara semua pendaftar untuk Panitia Penyeleksian panitia Pengumuman panitia terpilih

Pembentukan panitia di Pulau Sumater (Sumatera Selatan, Jambi, Pekanbaru,

Batam)

Penetuan jumlah SDM yang dibutuhkan pada setiap divisi pada organisasi Membuat formulir pendaftaran untuk open recruitment baik via online and langsung Pembuatan desain poster Open Recruitment untuk Panitia mempublikasikan Open Recruitment via online ke setiap departemen lingkungan

hidup di setiap provinsi Pendaftaran untuk Panitia Wawancara semua pendaftar untuk Panitia Penyeleksian panitia

Pengumuman panitia terpilih Pembentukan panitia di Pulau Jawa (Banten, Jakarta, Jawa Barat)

Penetuan jumlah SDM yang dibutuhkan pada setiap divisi pada organisasi Membuat formulir pendaftaran untuk open recruitment baik via online and langsung Pembuatan desain poster Open Recruitment untuk Panitia mempublikasikan Open Recruitment via online ke setiap departemen lingkungan

hidup di setiap provinsi Pendaftaran untuk Panitia Wawancara semua pendaftar untuk Panitia Penyeleksian panitia Pengumuman panitia terpilih

Pembentukan panitia di Pulau Jawa (Jawa Tengah dan Yogyakarta)

Penetuan jumlah SDM yang dibutuhkan pada setiap divisi pada organisasi Membuat formulir pendaftaran untuk open recruitment baik via online and langsung Pembuatan desain poster Open Recruitment untuk Panitia mempublikasikan Open Recruitment via online ke setiap departemen lingkungan

hidup di setiap provinsi Pendaftaran untuk Panitia Wawancara semua pendaftar untuk Panitia Penyeleksian panitia Pengumuman panitia terpilih

Pembentukan panitia di Pulau Jawa (Jawa Timur dan Madura)

Penetuan jumlah SDM yang dibutuhkan pada setiap divisi pada organisasi Membuat formulir pendaftaran untuk open recruitment baik via online and langsung Pembuatan desain poster Open Recruitment untuk Panitia mempublikasikan Open Recruitment via online ke setiap departemen lingkungan

hidup di setiap provinsi Pendaftaran untuk Panitia Wawancara semua pendaftar untuk Panitia Penyeleksian panitia

Pengumuman panitia terpilih Pembentukan panitia di Pulau Bali

Penetuan jumlah SDM yang dibutuhkan pada setiap divisi pada organisasi Membuat formulir pendaftaran untuk open recruitment baik via online and langsung Pembuatan desain poster Open Recruitment untuk Panitia mempublikasikan Open Recruitment via online ke setiap departemen lingkungan

hidup di setiap provinsi Pendaftaran untuk Panitia Wawancara semua pendaftar untuk Panitia Penyeleksian panitia Pengumuman panitia terpilih

Pembentukan panitia di Nusa Tenggara Barat

Penetuan jumlah SDM yang dibutuhkan pada setiap divisi pada organisasi Membuat formulir pendaftaran untuk open recruitment baik via online and langsung Pembuatan desain poster Open Recruitment untuk Panitia mempublikasikan Open Recruitment via online ke setiap departemen lingkungan

hidup di setiap provinsi Pendaftaran untuk Panitia Wawancara semua pendaftar untuk Panitia Penyeleksian panitia Pengumuman panitia terpilih

Pembentukan panitia di Nusa Tenggara Timur

Penetuan jumlah SDM yang dibutuhkan pada setiap divisi pada organisasi Membuat formulir pendaftaran untuk open recruitment baik via online and langsung Pembuatan desain poster Open Recruitment untuk Panitia mempublikasikan Open Recruitment via online ke setiap departemen lingkungan

hidup di setiap provinsi Pendaftaran untuk Panitia Wawancara semua pendaftar untuk Panitia Penyeleksian panitia

Pengumuman panitia terpilih Pembentukan panitia di Pulau Kalimantan

Penetuan jumlah SDM yang dibutuhkan pada setiap divisi pada organisasi Membuat formulir pendaftaran untuk open recruitment baik via online and langsung Pembuatan desain poster Open Recruitment untuk Panitia mempublikasikan Open Recruitment via online ke setiap departemen lingkungan

hidup di setiap provinsi Pendaftaran untuk Panitia Wawancara semua pendaftar untuk Panitia Penyeleksian panitia Pengumuman panitia terpilih

Pembentukan panitia di Pulau Sulawesi

Penetuan jumlah SDM yang dibutuhkan pada setiap divisi pada organisasi Membuat formulir pendaftaran untuk open recruitment baik via online and langsung Pembuatan desain poster Open Recruitment untuk Panitia mempublikasikan Open Recruitment via online ke setiap departemen lingkungan

hidup di setiap provinsi Pendaftaran untuk Panitia Wawancara semua pendaftar untuk Panitia Penyeleksian panitia Pengumuman panitia terpilih

Pembentukan panitia di Pulau Papua

Penetuan jumlah SDM yang dibutuhkan pada setiap divisi pada organisasi Membuat formulir pendaftaran untuk open recruitment baik via online and langsung Pembuatan desain poster Open Recruitment untuk Panitia mempublikasikan Open Recruitment via online ke setiap departemen lingkungan

hidup di setiap provinsi Pendaftaran untuk Panitia Wawancara semua pendaftar untuk Panitia Penyeleksian panitia

Pengumuman panitia terpilih Rapat Pleno Proyek 2 Pra Pelaksanaan Rapat Pleno 1 Perencanaan Menentukkan tanggal untuk melakukan rapat pleno Menentukkan tempat untuk rapat pleno Mempersiapkan materi rapat Mempersiapkan lokasi, logistik, dan konsumsi untuk rapat Pelaksanaan Rapat dengan seluruh perwakilan provinsi

Menyusun Kegiatan yang akan dilakukan Perencanaan kegiatan yang berlangsung untuk proyek Menentukkan aktivitas yang akan dilakukan Meminta setiap bidang untuk menentukkan aktivitasnya Fiksasi kegiatan yang akan dilangsungkan selama proyek berjalan

Membuat timeline dari masing - masing kegiatan Menentukkan waktu setiap kegiatan Menentukkan waktu pada aktivitas yang dilakukan

Meminta setiap bidang untuk menentukkan waktu setiap kegiatannya Fiksasi waktu setiap aktivitas proyek Menjadwalkan rapat rutin dengan kepala setiap divisi

Persiapan Teknis Kegiatan Acara Pembuatan detil acara pada pelaksanaan proyek di masing-masing provinsi dengan

masalah yang berbeda-beda Meminta persetujuan manajer proyek mengenai detil acara Merevisi detil acara yang telah dibuat Kesepakatan detil acara dengan manajer proyek Menentukan lokasi proyek di masing-masing provinsi

Perumusan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam proyek

Mendata peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam proyek

Menentukan spesifikasi dari peralatan dan perlengkapan yang dibuthkan Menentukan SDM yang bertugas untuk mencari peralatan dan perlengkapan yang

dibutuhkan Rapat Perencanaan Survei ke masing-masing Provinsi Diskusi penentuan tanggal peninjauan dengan seluruh panitia (pusat dan perwakilan

masing-masing provinsi) Menghubungi departemen lingkungan masing - masing provinsi mengenai survei

yang akan dilakukan Pencarian dan pembookingan tiket untuk survei Survei ke masing-masing provinsi Peninjauan Lokasi di masing - masing provinsi Pembahasan mengenai proyek dengan Departemen Lingkungan Hidup masing - masing provinsi Membentuk Kerjasama dengan Lembaga yang bergerak di bidang lingkungan

masing - masing provinsi Menyurvei lokasi kawasan Mangrove di masing - masing provinsi Pemilihan Fiksasi Lokasi Proyek masing - masing provinsi Izin pembuatan acara

Sponsorship Menentukkan waktu sementara pelaksanaan proyek Memastikan seluruh kegiatan

pengecekan timeline aktivitas Mendiskusikan dengan kepala setiap bidang Mempublikasikan ke seluruh bagian divisi

Pembuatan Proposal Sponsorship Perencanaan Template proposal Design template proposal sponsorship Design stempel proyek

Proses Pembuatan Proposal Membuat konten dari proposal Fiksasi proposal sponsorship

Revisi Proposal oleh Manajer Proyek dan Ketua Pelaksana Membuat anggaran keseluruhan proyek Membuat anggaran optimis

Menentukkan biaya paling minimal untuk keseluruhan proyek Membuat anggaran pesimis Menentukkan biaya normal untuk keseluruhan proyek Mencari sponsor kegiatan Perencanaan Mengalokasikan target anggaran untuk sponsor Mengumpulkan Data mengenai Sponsor dari Masing - Masing Provinsi Pencarian Sponsor dari Instansi Pemerintah Pencarian Sponsor dari Perusahaan milik negara Pencarian Sponsor dari Perusahaan Swasta

Pelaksanaan Penyebaran Proposal kepada Masing - Masing Provinsi Pembuatan daftar calon pemberi Sponsor pembuatan draft surat untuk sponsor Menghubungi Sponsor via Email dan Telepon Tahap 1 Mengirimkan Proposal kepada Sponsor Tahap 1 Follow up dana dari sponsor gelombang 1 Menghubungi sponsor via email dan telepon Tahap 2 Mengirimkan proposal kepada sponsor Tahap 2 Follow up dana dari sponsor Tahap 2 Menghubungi sponsor via email dan telepon Tahap 3 Mengirimkan proposal kepada sponsor Tahap 3 Follow up dana dari sponsor gelombang 3

Fiksasi Sponsor untuk Proyek Membuat list pemberi Sponsor Melakukan Follow-Up Kembali kepada masing - masing Sponsor Menandatangan MOU dari masing - masing Sponsor di semua negara

Publikasi Kegiatan di Masing-Masing Provinsi

Menentukan metode publikasi yang digunakan menentukan target publikasi kegiatan membuat website untuk publikasi menetukan fitur website yang akan digunakan Persetujuan desain website yang digunakan pembuatan facebook, twitter, dan media sosial lainnya pembuatan video untuk publikasi publikasi kegiatan melalui berbagai media Pembuatan undangan kepada semua universitas di masing-masing negara untuk

mengirimkan perwakilannya Persiapan Teknis Kegiatan di masing-masing negara Persiapan Teknis di Pulau Sumatera (Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat) Akomodasi peserta Pemesanan hotel peserta Pemesanan transportasi peserta Pemesanan konsumsi peserta

Workshop Pemesanan tempat workshop Proses perizinan pemesanan tempat workshop Koordinasi dengan pihak keamanan setempat Penentuan pembicara workshop Masa konfirmasi pembiara Penentuan LO pembicara Pemesanan tiket transportasi pembicara Pemesanan hotel pembicara

Kegiatan Lapangan peserta Konservasi dan Restorasi Hutan Mangrove di

Indonesia Perizinan tempat Koordinasi dengan pihak keamanan setempat Pembuatan run down

Persiapan Teknis di Pulau Sumatera (Sumatera Selatan, Jambi, Pekanbaru,

Batam) Akomodasi peserta Pemesanan hotel peserta Pemesanan transportasi peserta Pemesanan konsumsi peserta

Workshop Pemesanan tempat workshop Proses perizinan pemesanan tempat workshop Koordinasi dengan pihak keamanan setempat Penentuan pembicara workshop Masa konfirmasi pembiara Penentuan LO pembicara Pemesanan tiket transportasi pembicara Pemesanan hotel pembicara

Kegiatan Lapangan peserta Konservasi dan Restorasi Hutan Mangrove di

Indonesia Perizinan tempat Koordinasi dengan pihak keamanan setempat Pembuatan run down

Persiapan Teknis di Pulau Jawa (Banten, Jakarta, Jawa Barat) Akomodasi peserta Pemesanan hotel peserta Pemesanan transportasi peserta Pemesanan konsumsi peserta

Workshop Pemesanan tempat workshop Proses perizinan pemesanan tempat workshop Koordinasi dengan pihak keamanan setempat Penentuan pembicara workshop

Masa konfirmasi pembiara Penentuan LO pembicara Pemesanan tiket transportasi pembicara Pemesanan hotel pembicara

Kegiatan Lapangan peserta Konservasi dan Restorasi Hutan Mangrove di

Indonesia Perizinan tempat Koordinasi dengan pihak keamanan setempat Pembuatan run down

Persiapan Teknis di Pulau Jawa (Jawa Tengah, Yogyakarta) Akomodasi peserta Pemesanan hotel peserta Pemesanan transportasi peserta Pemesanan konsumsi peserta

Workshop Pemesanan tempat workshop Proses perizinan pemesanan tempat workshop Koordinasi dengan pihak keamanan setempat Penentuan pembicara workshop Masa konfirmasi pembiara Penentuan LO pembicara Pemesanan tiket transportasi pembicara Pemesanan hotel pembicara

Kegiatan Lapangan peserta Konservasi dan Restorasi Hutan Mangrove di

Indonesia Perizinan tempat Koordinasi dengan pihak keamanan setempat Pembuatan run down

Persiapan Teknis di Pulau Jawa (Surabaya, Madura) Akomodasi peserta

Pemesanan hotel peserta Pemesanan transportasi peserta Pemesanan konsumsi peserta

Workshop Pemesanan tempat workshop Proses perizinan pemesanan tempat workshop Koordinasi dengan pihak keamanan setempat Penentuan pembicara workshop Masa konfirmasi pembiara Penentuan LO pembicara Pemesanan tiket transportasi pembicara Pemesanan hotel pembicara

Kegiatan Lapangan peserta Konservasi dan Restorasi Hutan Mangrove di

Indonesia Perizinan tempat Koordinasi dengan pihak keamanan setempat Pembuatan run down

Persiapan Teknis di Pulau Bali Akomodasi peserta Pemesanan hotel peserta Pemesanan transportasi peserta Pemesanan konsumsi peserta

Workshop Pemesanan tempat workshop Proses perizinan pemesanan tempat workshop Koordinasi dengan pihak keamanan setempat Penentuan pembicara workshop Masa konfirmasi pembiara Penentuan LO pembicara Pemesanan tiket transportasi pembicara

Pemesanan hotel pembicara

Kegiatan Lapangan peserta Konservasi dan Restorasi Hutan Mangrove di

Indonesia Perizinan tempat Koordinasi dengan pihak keamanan setempat Pembuatan run down

Persiapan Teknis di Nusa Tenggara Barat Akomodasi peserta Pemesanan hotel peserta Pemesanan transportasi peserta Pemesanan konsumsi peserta

Workshop Pemesanan tempat workshop Proses perizinan pemesanan tempat workshop Koordinasi dengan pihak keamanan setempat Penentuan pembicara workshop Masa konfirmasi pembiara Penentuan LO pembicara Pemesanan tiket transportasi pembicara Pemesanan hotel pembicara

Kegiatan Lapangan peserta Konservasi dan Restorasi Hutan Mangrove di

Indonesia Perizinan tempat Koordinasi dengan pihak keamanan setempat Pembuatan run down

Persiapan Teknis di Nusa Tenggara Timur Akomodasi peserta Pemesanan hotel peserta Pemesanan transportasi peserta Pemesanan konsumsi peserta

Workshop Pemesanan tempat workshop Proses perizinan pemesanan tempat workshop Koordinasi dengan pihak keamanan setempat Penentuan pembicara workshop Masa konfirmasi pembiara Penentuan LO pembicara Pemesanan tiket transportasi pembicara Pemesanan hotel pembicara

Kegiatan Lapangan peserta Konservasi dan Restorasi Hutan Mangrove di

Indonesia Perizinan tempat Koordinasi dengan pihak keamanan setempat Pembuatan run down

Persiapan Teknis di Pulau Kalimantan Akomodasi peserta Pemesanan hotel peserta Pemesanan transportasi peserta Pemesanan konsumsi peserta

Workshop Pemesanan tempat workshop Proses perizinan pemesanan tempat workshop Koordinasi dengan pihak keamanan setempat Penentuan pembicara workshop Masa konfirmasi pembiara Penentuan LO pembicara Pemesanan tiket transportasi pembicara Pemesanan hotel pembicara

Kegiatan Lapangan peserta Konservasi dan Restorasi Hutan Mangrove di

Indonesia

Perizinan tempat Koordinasi dengan pihak keamanan setempat Pembuatan run down

Persiapan Teknis di Pulau Sulawesi Akomodasi peserta Pemesanan hotel peserta Pemesanan transportasi peserta Pemesanan konsumsi peserta

Workshop Pemesanan tempat workshop Proses perizinan pemesanan tempat workshop Koordinasi dengan pihak keamanan setempat Penentuan pembicara workshop Masa konfirmasi pembiara Penentuan LO pembicara Pemesanan tiket transportasi pembicara Pemesanan hotel pembicara

Kegiatan Lapangan peserta Konservasi dan Restorasi Hutan Mangrove di

Indonesia Perizinan tempat Koordinasi dengan pihak keamanan setempat Pembuatan run down

Pesiapan Teknis di Pulau Papua Akomodasi peserta Pemesanan hotel peserta Pemesanan transportasi peserta Pemesanan konsumsi peserta

Workshop Pemesanan tempat workshop Proses perizinan pemesanan tempat workshop

Koordinasi dengan pihak keamanan setempat Penentuan pembicara workshop Masa konfirmasi pembiara Penentuan LO pembicara Pemesanan tiket transportasi pembicara Pemesanan hotel pembicara

Kegiatan Lapangan peserta Konservasi dan Restorasi Hutan Mangrove di

Indonesia Perizinan tempat Koordinasi dengan pihak keamanan setempat Pembuatan run down

Pelaksanaan proyek

Pelaksanaan Proyek di Pulau Sumatera (Aceh, Sumatera Utara, Sumatera

Barat) Hari 1 - Hari 7

Keberangkatan peserta dari hotel menuju tempat workshop Keberangkatan semua pengisi acara ke tempat workshop Pelaksanaan workshop Kepulangan peserta menuju hotel Kepulangan semua pengisi acara menuju hotel Makan malam peserta dan pantia dilanjutkan dengan briefing acara besok

Hari 8 - Hari 14 Melakukan sarapan pagi di hotel Perjalanan menuju lokasi kegiatan lapangan Pembukaan kegiatan lapangan oleh Ketua Pelaksana Memulai kegiatan lapangan Perjalanan menuju Hotel Makan malam dan Briefing untuk kepulangan besok

Hari 15 Pemlihan peserta terbaik dari untuk closing

Kepulangan peserta

Pelaksanaan Proyek d Pulau Sumatera (Sumatera Selatan, Jambi, Pekanbaru,

Batam) Hari 1 - Hari 7

Keberangkatan peserta dari hotel menuju tempat workshop Keberangkatan semua pengisi acara ke tempat workshop Pelaksanaan workshop Kepulangan peserta menuju hotel Kepulangan semua pengisi acara menuju hotel Makan malam peserta dan pantia dilanjutkan dengan briefing acara besok

Hari 8 - Hari 14 Melakukan sarapan pagi di hotel Perjalanan menuju lokasi kegiatan lapangan Pembukaan kegiatan lapangan oleh Ketua Pelaksana Memulai kegiatan lapangan Perjalanan menuju Hotel Makan malam dan Briefing untuk kepulangan besok

Hari 15 Pemlihan peserta terbaik untuk closing Kepulangan peserta

Pelaksanaan Proyek di Pulau Jawa (Banten, Jakarta, Jawa Barat)

Hari 1 - Hari 7

Keberangkatan peserta dari hotel menuju tempat workshop Keberangkatan semua pengisi acara ke tempat workshop Pelaksanaan workshop Kepulangan peserta menuju hotel Kepulangan semua pengisi acara menuju hotel Makan malam peserta dan pantia dilanjutkan dengan briefing acara besok

Hari 8 - Hari 14 Melakukan sarapan pagi di hotel

Perjalanan menuju lokasi kegiatan lapangan Pembukaan kegiatan lapangan oleh Ketua Pelaksana Memulai kegiatan lapangan Perjalanan menuju Hotel Makan malam dan Briefing untuk kepulangan besok

Hari 15 Pemlihan peserta terbaik dari untuk closing Kepulangan peserta