Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung S
Sertifikat Laik Fungsi
Bangunan Gedung
(SLF)
Menuju Bangunan Gedung yang Andal
Disampaikan dalam
Sosialisasi Sertifikat Laik Fungsi
Batam, 14 Juni 2017
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Bina Penataan Bangunan
KETENTUAN UMUM
•
Kelaikan fungsi adalah suatu kondisi bangunan
gedung yang memenuhi persyaratan administratif dan
persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan
gedung yang ditetapkan.
•
Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung adalah
sertifikat yang diterbitkan oleh pemerintah daerah
kecuali untuk bangunan gedung fungsi khusus oleh
Pemerintah untuk menyatakan kelaikan fungsi suatu
bangunan gedung baik secara administratif maupun
teknis, sebelum pemanfaatannya.
KETENTUAN SLF DALAM UU 28/2002
PENGKAJI TEKNIS
Bangunan gedung sebelum dimanfaatkan harus dilakukan
pemeriksaan kelaikan fungsi yang dilakukan oleh Pengkaji
Teknis.
Pengkaji Teknis menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2002 Tentang Bangunan Gedung adalah:
Orang perorangan, atau badan hukum yang mempunyai
sertifikat keahlian untuk melaksanakan pengkajian teknis atas
kelaikan fungsi bangunan gedung sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
PENGKAJIAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG
PP 36/2005 (Pasal 70, Pasal 71, Pasal 81)
•
Pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung baru, menjadi tanggung jawab
MK/Pengawas, kecuali untuk rumah tinggal tunggal dan rumah tinggal deret
yang tidak menggunakan jasa pengawas/MK oleh Pemerintah Daerah.
•
Pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung eksisting dilakukan oleh
penyedia jasa pengkajian teknis bangunan gedung, kecuali untuk rumah
tinggal tunggal dan rumah tinggal deret oleh Pemerintah Daerah.
•
Pemerintah daerah dalam melakukan pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan
gedung untuk rumah tinggal tunggal dan rumah tinggal deret dapat
mengikutsertakan Pengkaji Teknis profesional, dan penilik bangunan (building
inspector) yang bersertifikat, sedangkan pemilik tetap bertanggung jawab dan
berkewajiban untuk menjaga kehandalan bangunan gedung.
•
Apabila belum terdapat Pengkaji Teknis bangunan gedung, maka pengkajian
teknis dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan dapat bekerja sama dengan
asosiasi profesi yang terkait dengan bangunan gedung
PELAKSANA PENGKAJIAN TEKNIS
BG Hunian Rumah Tinggal Tunggal Sederhana & Rumah
Deret (pelaksanaan dan pengawasan konstruksi oleh pemilik)
Pemda
BG Hunian Rumah Tinggal Tunggal & Rumah Deret s.d. 2
lantai (pelaksanaan dan pengawasan konstruksi oleh pemilik)
Pengkajian
Teknis
BG Hunian Rumah Tinggal & Rumah Deret s.d. 2 lantai
dan BG Hunian Rumah Tinggal Tidak Sederhana
(pelaksanaan dan pengawasan konstruksi oleh penyedia jasa)
Penyedia Jasa
BG Untuk Kepentingan Umum (pelaksanaan dan
pengawasan konstruksi oleh penyedia jasa).
BG Fungsi Khusus (pelaksanaan dan pengawasan konstruksi
oleh penyedia jasa).
REKOMENDASI PENGKAJIAN TEKNIS
Kondisi Bangunan Gedung prima dapat
diberikan SLF
Rekomendasi
Kondisi Bangunan Gedung cukup (rusak
ringan/sedang), dapat diberikan SLF
setelah dilakukan perbaikan ringan.
Kondisi Bangunan Gedung rusak parah,
dapat diberikan SLF setelah dilakukan
perbaikan berat.
BAGAN PROSES PENYELENGGARAAN BG PADA UMUMNYA
BAGAN PROSES PENYELENGGARAAN BG TERTENTU
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG
Administratif
Teknis
Status Hak Atas Tanah
Tata Bangunan
Keandalan BG
Status Kepemilikan BG
Peruntukan & Intensitas
BG
Keselamatan
IMB
Arsitektur
Kesehatan
Pengendalian Dampak
Lingkungan
Kenyamanan
Kemudahan
Persyaratan administratif dan teknis untuk bangunan gedung adat, semi
permanen, darurat, dan bangunan gedung yang dibangun pada daerah
lokasi bencana ditetapkan oleh PemDa sesuai dengan kondisi geografis,
sosial dan budaya setempat.
PENERBITAN SLF
1.
Diberikan pertama kali dalam bentuk sertifikat laik fungsi,
setelah bangunan gedung selesai dibangun.
2.
Slf diperpanjang setiap 5 tahun untuk bangunan gedung
rumah tinggal tidak sederhana dan bangunan gedung
lainnya.
3. Slf diperpanjang setiap 20 tahun sekali untuk bangunan
gedung rumah tinggal tunggal dan deret sampai dengan 2
lantai.
4. Slf berlaku selamanya untuk bangunan gedung rumah
tinggal tunggal sederhana dan rumah deret sederhana.
PENERBITAN SLF (lanjutan)
1. SLF bangunan gedung diberikan untuk satu kesatuan sistem
bangunan gedung.
2. Pemberian SLF sebagian hanya dapat diberikan atas
permohonan pemilik bangunan gedung untuk:
bangunan gedung yang terpisah secara horisontal atau
terpisah secara kesatuan konstruksi; dan/atau
setiap unit bangunan gedung yang merupakan kelompok
bangunan gedung dalam 1 (satu) kavling/persil dengan
kepemilikan yang sama.
3. Pemberian SLF bertahap dapat diberikan atas permohonan
pemilik bangunan gedung yang IMB-nya diterbitkan secara
kolektif untuk setiap bangunan gedung tunggal yang telah
dinyatakan laik fungsi.
TATA CARA PENERBITAN SLF BG BARU
Surat Pernyataan
Kelaikan Fungsi
BG
Dikembalikan
Perbaikan
sesuai
Rekomendasi
Laik
Pemeriksaan
Tidak
Kelaikan
Laik
Fungsi BG
Penyiapan
Kelengkapan
Adm & Teknis
Surat
Permohonan
Penerbitan
SLF
Dilengkapi
Persyaratan
Adm & Teknis
Oleh Dinas Xyz
atau Pengkaji
Teknis (Biaya
Sendiri)
Tidak
Lengkap
(Surat Pemberitahuan
Kelengkapan
Persyaratan)
Oleh Pemohon
Pemeriksaan
Kelengkapan
Persyaratan
Adm &
Teknis
Lengkap/
Tidak
Lengkap
Lengkap
Penerbitan
SLF
Dokumen SLF
beserta
Lampirannya
Oleh Pemohon
Oleh BPMPTSP
Pengambilan
Dokumen
SLF beserta
Lampirannya
Oleh Pemohon
Oleh
Pengawas / MK
Di Lokasi BG
Di Pemohon
Proses Pra Permohonan SLF
Di Kantor BPMPTSP
Proses Permohonan SLF
Proses Penerbitan SLF
TATA CARA PENERBITAN SLF BG EKSISTING
Dikembalikan
(Surat Pemberitahuan
Kelengkapan
Persyaratan)
Surat
Pernyataan
Kelaikan
Fungsi BG
Laik
Perbaikan
Sesuai
Rekomendasi
Pemeriksaan Tidak
Kelaikan Laik
Fungsi BG
(Daftar
Simak)
Permohonan
Keringanan
Kpd Dinas Xyz
Penyiapan
Kelengkapan
Adm & Teknis
Tidak Setuju
Dinas Xyz
Mendapatkan
Pertimbangan
Teknis TABG
Surat
Permohonan
Penerbitan
SLF
Dilengkapi
Persyaratan
Adm & Teknis
Pemeriksaan
Kelengkapan
Persyaratan
Adm & Teknis
Tidak
Lengkap
Ada IMB
ng
ka
p Penerbitan
Lengkap /
Tidak Lengkap
SLF
Setuju
Jaminan
Tertulis dan
Bank Garansi
Oleh
Pemohon
Oleh Dinas
Xyz dan TABG
(insidental)
Oleh
Pemohon
Di Lokasi BG
Di Pemohon
Di Dinas Xyz
Di Pemohon
Proses Pra Permohonan SLF
Le
Dokumen
SLF beserta
Lampirannya
Dalam hal
terdapat
persetujuan
permohonan
keringanan
Oleh Dinas
Xyz atau
Pengkaji
Teknis
Pengambilan
Dokumen
SLF beserta
Lampirannya
Oleh
Pemohon
Dilengkapi
catatan
rekomendasi
perbaikan
BG dalam
jangka waktu
tertentu dan
dilampirkan
jaminan
tertulis dan
bank garansi
Oleh BPMPTSP
Ada IMB /
Belum Ada
IMB
Tidak Ada IMB
Dilanjutkan
Proses
Penerbitan
IMB
Pengambilan
SLF & IMB
Bersamaan
Oleh
Pemohon
Di BPMPTSP
Proses Permohonan SLF
Proses Penerbitan SLF
TATA CARA PERPANJANGAN SLF
Dikembalikan
(Surat Pemberitahuan
Kelengkapan
Persyaratan)
Surat
Pernyataan
Kelaikan
Fungsi BG
Laik
Perbaikan
Sesuai
Rekomendasi
Pemeriksaan Tidak
Kelaikan Laik
Fungsi BG
(Daftar
Simak)
Permohonan
Keringanan
Kpd Dinas Xyz
Penyiapan
Kelengkapan
Adm & Teknis
Tidak Setuju
Dinas Xyz
Mendapatkan
Pertimbangan
Teknis TABG
Surat
Permohonan
Perpanjangan
SLF
Dilengkapi
Persyaratan
Adm & Teknis
Tidak
Lengkap
Lengkap
Pemeriksaan
Kelengkapan
Persyaratan
Adm & Teknis
Lengkap /
Tidak Lengkap
Dokumen
SLF beserta
Lampirannya
Dalam hal
terdapat
persetujuan
permohonan
keringanan
Setuju
Jaminan
Tertulis dan
Bank Garansi
Oleh Dinas
Xyz atau
Pengkaji
Teknis
Oleh
Pemohon
Oleh Dinas
Xyz dan TABG
(insidental)
Oleh
Pemohon
Di Lokasi BG
Di Pemohon
Di Dinas Xyz
Di Pemohon
Proses Pra Permohonan SLF
Oleh
Pemohon
Penerbitan
SLF
Oleh BPMPTSP
Pengambilan
Dokumen
SLF beserta
Lampirannya
Dilengkapi
catatan
rekomendasi
perbaikan
BG dalam
jangka waktu
tertentu dan
dilampirkan
jaminan
tertulis dan
bank garansi
Oleh
Pemohon
Di BPMPTSP
Proses Permohonan SLF
Proses Penerbitan SLF
JANGKA WAKTU PENYELENGGARAAN SLF
1. Jangka waktu proses penyelenggaraan SLF dihitung sejak pengajuan
permohonan meliputi:
- pemeriksaan kelengkapan persyaratan administratif dan teknis paling lama 1
hari kerja;
- proses verifikasi hasil pengkajian teknis BG sederhana paling lama 2 hari
kerja;
- proses verifikasi hasil pengkajian teknis BG tidak sederhana dan khusus paling
lama 7 hari kerja;
- proses verifikasi hasil pengkajian teknis BG eksisting paling lama 14 hari
kerja;
- proses pelaksanaan rekomendasi perbaikan BG dalam jangka waktu yang
diberikan;
- proses penerbitan SLF BG paling lama 1 hari kerja;
2. Permohonan SLF yang dapat diproses adalah permohonan yang telah
dilengkapi persyaratan sesuai ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan ini.
3. Dalam hal permohonan SLF dikembalikan ke pemohon, jangka waktu proses
penerbitan dan perpanjangan SLF dihitung kembali dari awal.
Pemeriksaan kelaikan struktur bangunan seperti kuat tekan,
jumlah dan dimensi tulangan, dan integritas komponen.
Pemeriksaan kelaikan sistem proteksi kebakaran aktif
dan pasif.
Pemeriksaan kelaikan sistem kelistrikan dan instalasi
proteksi petir.
Pemeriksaan kelaikan sistem sanitasi meliputi sistem
air bersih, air limbah, air hujan dan persampahan.
Pemeriksaan fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan
gedung.
PEMBIAYAAN PENGKAJIAN TEKNIS
PP 36/2005, Penjelasan Pasal 81 Ayat (4)
Segala pembiayaan yang diperlukan untuk pemeriksaan
kelaikan fungsi oleh Penyedia Jasa Pengkajian Teknis
bangunan gedung menjadi tanggung jawab Pemilik atau
Pengguna Bangunan Gedung, kecuali untuk rumah tinggal
tunggal dan rumah tinggal deret oleh Pemerintah Daerah.
DOKUMEN SLF
Slide - 30
PERDA BG DAN IMPLEMENTASINYA
Kab/kota
Memiliki Perda
BG
Kab/kota
Menerbitkan SLF
Kab/kota
Memiliki TABG
Kab/kota
Kab/kota
Memiliki Pengkaji
Teknis
Melaksanakan
Pendataan BG
Kab/kota
Memiliki Perbup/
Perwal
IMPLEMENTASI SLF DI DAERAH
PROFIL UMUM – PROVINSI DKI JAKARTA
• Luas Wilayah: Daratan 661,52Km2 & Lautan
6.977,5Km2
• Letak Geografis: 6°12’ LS, 106°48’ BT
PETA WILAYAH
• Batas: Utara - Laut Jawa, Timur – Kota & Kab.
Bekasi, Selatan – Kota Depok & Kota Tangsel, Barat
– Kab & Kota Tangerang
• Wilayah Administratif: 43Kecamatan
• Populasi: 10.075.310 Jiwa (tahun 2014)
• Kepadatan: 15.052,28Jiwa / Km2 (tahun 2014)
• Ukuran Kota: Metropolitan
• Fungsi Kota: PKN
KONDISI PENYELENGGARAAN BG DI DAERAH
FOTO IKONIK
• Kondisi Umum BG: Bangunan rendah s/d Bangunan
Tinggi
• Perda BG: Tahun 2010
• Instansi Pembina BG: Dinas Cipta Karya, Tata Ruang
dan Pertanahan
Slide - 33
• Penyelenggaraan SLF: Sejak Tahun 2010
IMPLEMENTASI SLF DI DAERAH
PROFIL UMUM – KOTA PROBOLINGGO
• Luas Wilayah: 56.667Km2
• Letak Geografis:7° 43′ 41" -7° 49′ 04" LS, 113° 10′
113° 15′ -. BT
PETA WILAYAH
• Batas: Utara – Selat Madura, Timur – Kab.
Probolinggo, Selatan - Kab. Probolinggo., Barat Kab. Probolinggo.
• Wilayah Administratif: 5 Kecamatan
• Populasi: 220.767 Jiwa (tahun 2014)
• Kepadatan: 3.896Jiwa / Km2 (tahun 2014)
• Ukuran Kota: Metropolitan
• Fungsi Kota: PKN
KONDISI PENYELENGGARAAN BG DI DAERAH
FOTO IKONIK
• Kondisi Umum BG: banyak terdapat bangunan
peninggalan kolonial Belanda
• Perda BG: Tahun 2008
• Instansi Pembina BG: Dinas Pekerjaan Umum
• Penyelenggaraan SLF: Sejak Tahun 2013
Slide - 36
IMPLEMENTASI SLF DI DAERAH
PROFIL UMUM – KOTA BANDUNG
• Luas Wilayah: 16.731Ha
• Letak Geografis: 6 °55’ LS, 107°36’ BT
PETA WILAYAH
• Batas: Utara – Kab.Bandung Barat & Kab. Bandung,
Timur – Kab. Bandung, Selatan – Kab. Bandung,
Barat – Kab. Bandung Barat dan Kota Cimahi
• Wilayah Administratif: 30 Kecamatan
• Populasi: 2.655.160 Jiwa (tahun 2012)
• Kepadatan: 14.494Jiwa / Km2 (tahun 2012)
• Ukuran Kota: Metropolitan
• Fungsi Kota: PKN
KONDISI PENYELENGGARAAN BG DI DAERAH
• Kondisi Umum BG: jumlah bangunan 420.000.
• Perda BG: Tahun 2010
FOTO IKONIK
• Instansi Pembina BG: Dinas Tata Ruang dan Cipta
Karya
• Penyelenggaraan SLF: Sejak Tahun 2014
Slide - 34
IMPLEMENTASI SLF DI DAERAH
PROFIL UMUM – KOTA BATAM
• Luas Wilayah: 1.570,35Km2
• Letak Geografis: 0°.25’29” – 1°.15’00” LS, 103°.
34’35” – 104°.26’04”BT
PETA WILAYAH
• Batas: Utara - Singapura, Timur – Pulau Bintan &
Tanjung Pinang, Selatan – Kab. Lingga, Barat –
Kab.Karimun
• Wilayah Administratif: 12 Kecamatan
• Populasi: 1.141.816 Jiwa (tahun 2014)
• Kepadatan: 1.099 Jiwa / Km2 (tahun 2014)
• Ukuran Kota: Metropolitan
• Fungsi Kota: PKN
KONDISI PENYELENGGARAAN BG DI DAERAH
FOTO IKONIK
• Kondisi Umum BG: Didominasi bangunan
perdagangan dan jasa, serta industri
• Perda BG: Tahun 2011
• Instansi Pembina BG: Dinas Tata Kota Batam
• Penyelenggaraan SLF: Sejak Tahun 2014
Slide - 38
IMPLEMENTASI SLF DI DAERAH
PROFIL UMUM – KOTA TANGERANG SELATAN
• Luas Wilayah: 147.19Km2
• Letak Geografis: 06°13’30” – 06°22’30” LS, 106°38’ –
106°47’ BT
PETA WILAYAH
• Batas: Utara – Kota Tangerang, Timur – Kota Depok
& Jakarta, Selatan – Kab.Bogor & Kota Depok, Barat
– Kab.Tangerang
• Wilayah Administratif: 7 Kecamatan
• Populasi: 1.443.403 Jiwa (tahun 2013)
• Kepadatan: 9.806Jiwa / Km2 (tahun 2013)
• Ukuran Kota: Metropolitan
• Fungsi Kota: PKN
KONDISI PENYELENGGARAAN BG DI DAERAH
FOTO IKONIK
• Kondisi Umum BG: Bangunan yang dikembangkan
oleh developer perumahan
• Perda BG: Tahun 2013
• Instansi Pembina BG: Dinas Tata Kota
• Penyelenggaraan SLF: Sejak Tahun 2015
Slide - 35
IMPLEMENTASI SLF DI DAERAH
PROFIL UMUM – KOTA MALANG
• Luas Wilayah: 252.10Km2
• Letak Geografis:7.06° – 8.02° LS, 112.06° – 112.06°
BT
PETA WILAYAH
• Batas: Utara – Kab.Malang, Timur - Kab.Malang.,
Selatan - Kab.Malang., Barat - Kab.Malang
• Wilayah Administratif: 5 Kecamatan
• Populasi: 845.973 Jiwa (tahun 2014)
• Kepadatan: 7.800Jiwa / Km2 (tahun 2014)
• Ukuran Kota: Metropolitan
• Fungsi Kota: PKN
KONDISI PENYELENGGARAAN BG DI DAERAH
• Kondisi Umum BG: Didominasi bangunan rendah
FOTO IKONIK
• Perda BG: Tahun 2012
• Instansi Pembina BG: Dinas Pekerjaan Umum dan
Pengawasan Bangunan
• Penyelenggaraan SLF: Sejak Tahun 2016
Slide - 37
Mengapa SLF diperlukan?
MANFAAT SLF
1. Mewujudkan bangunan gedung yang tertib secara administratif dan
andal secara teknis sehingga melindungi keselamatan, kesehatan,
kenyamanan, dan kemudahan pengguna bangunan gedung.
2. Meningkatkan nilai bangunan gedung.
3. Meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dari PBB dan
operasionalisasi bangunan gedung.
4. Mendorong investasi di daerah.
- Syarat agar perumahan (formal dan swadaya) dapat dihuni;
- Syarat pembuatan akta pemisahan (rumah susun dan bangunan
gedung dengan konsep strata title);
- Syarat WTO dan ILO untuk pembangunan bangunan industri;
- Mendorong perkembangan sektor pariwisata dan perekonomian
daerah.
- dll.
Bangunan runtuh, sebagian
furniture tidak jatuh
Bangunan tidak runtuh,
sebagian furniture jatuh
Mobil jatuh dari tempat parkir
Pemanfaatan prasarana sarana dan perletakan
komponen bangunan yang tidak sesuai
Perencanaan teknis yang tidak memperhatikan
keselamatan pengguna dan pemeliharaan bangunan
Jalur evakuasi yang terhalang
Terima kasih…
Bangunan Gedung
(SLF)
Menuju Bangunan Gedung yang Andal
Disampaikan dalam
Sosialisasi Sertifikat Laik Fungsi
Batam, 14 Juni 2017
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Bina Penataan Bangunan
KETENTUAN UMUM
•
Kelaikan fungsi adalah suatu kondisi bangunan
gedung yang memenuhi persyaratan administratif dan
persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan
gedung yang ditetapkan.
•
Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung adalah
sertifikat yang diterbitkan oleh pemerintah daerah
kecuali untuk bangunan gedung fungsi khusus oleh
Pemerintah untuk menyatakan kelaikan fungsi suatu
bangunan gedung baik secara administratif maupun
teknis, sebelum pemanfaatannya.
KETENTUAN SLF DALAM UU 28/2002
PENGKAJI TEKNIS
Bangunan gedung sebelum dimanfaatkan harus dilakukan
pemeriksaan kelaikan fungsi yang dilakukan oleh Pengkaji
Teknis.
Pengkaji Teknis menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2002 Tentang Bangunan Gedung adalah:
Orang perorangan, atau badan hukum yang mempunyai
sertifikat keahlian untuk melaksanakan pengkajian teknis atas
kelaikan fungsi bangunan gedung sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
PENGKAJIAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG
PP 36/2005 (Pasal 70, Pasal 71, Pasal 81)
•
Pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung baru, menjadi tanggung jawab
MK/Pengawas, kecuali untuk rumah tinggal tunggal dan rumah tinggal deret
yang tidak menggunakan jasa pengawas/MK oleh Pemerintah Daerah.
•
Pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung eksisting dilakukan oleh
penyedia jasa pengkajian teknis bangunan gedung, kecuali untuk rumah
tinggal tunggal dan rumah tinggal deret oleh Pemerintah Daerah.
•
Pemerintah daerah dalam melakukan pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan
gedung untuk rumah tinggal tunggal dan rumah tinggal deret dapat
mengikutsertakan Pengkaji Teknis profesional, dan penilik bangunan (building
inspector) yang bersertifikat, sedangkan pemilik tetap bertanggung jawab dan
berkewajiban untuk menjaga kehandalan bangunan gedung.
•
Apabila belum terdapat Pengkaji Teknis bangunan gedung, maka pengkajian
teknis dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan dapat bekerja sama dengan
asosiasi profesi yang terkait dengan bangunan gedung
PELAKSANA PENGKAJIAN TEKNIS
BG Hunian Rumah Tinggal Tunggal Sederhana & Rumah
Deret (pelaksanaan dan pengawasan konstruksi oleh pemilik)
Pemda
BG Hunian Rumah Tinggal Tunggal & Rumah Deret s.d. 2
lantai (pelaksanaan dan pengawasan konstruksi oleh pemilik)
Pengkajian
Teknis
BG Hunian Rumah Tinggal & Rumah Deret s.d. 2 lantai
dan BG Hunian Rumah Tinggal Tidak Sederhana
(pelaksanaan dan pengawasan konstruksi oleh penyedia jasa)
Penyedia Jasa
BG Untuk Kepentingan Umum (pelaksanaan dan
pengawasan konstruksi oleh penyedia jasa).
BG Fungsi Khusus (pelaksanaan dan pengawasan konstruksi
oleh penyedia jasa).
REKOMENDASI PENGKAJIAN TEKNIS
Kondisi Bangunan Gedung prima dapat
diberikan SLF
Rekomendasi
Kondisi Bangunan Gedung cukup (rusak
ringan/sedang), dapat diberikan SLF
setelah dilakukan perbaikan ringan.
Kondisi Bangunan Gedung rusak parah,
dapat diberikan SLF setelah dilakukan
perbaikan berat.
BAGAN PROSES PENYELENGGARAAN BG PADA UMUMNYA
BAGAN PROSES PENYELENGGARAAN BG TERTENTU
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG
Administratif
Teknis
Status Hak Atas Tanah
Tata Bangunan
Keandalan BG
Status Kepemilikan BG
Peruntukan & Intensitas
BG
Keselamatan
IMB
Arsitektur
Kesehatan
Pengendalian Dampak
Lingkungan
Kenyamanan
Kemudahan
Persyaratan administratif dan teknis untuk bangunan gedung adat, semi
permanen, darurat, dan bangunan gedung yang dibangun pada daerah
lokasi bencana ditetapkan oleh PemDa sesuai dengan kondisi geografis,
sosial dan budaya setempat.
PENERBITAN SLF
1.
Diberikan pertama kali dalam bentuk sertifikat laik fungsi,
setelah bangunan gedung selesai dibangun.
2.
Slf diperpanjang setiap 5 tahun untuk bangunan gedung
rumah tinggal tidak sederhana dan bangunan gedung
lainnya.
3. Slf diperpanjang setiap 20 tahun sekali untuk bangunan
gedung rumah tinggal tunggal dan deret sampai dengan 2
lantai.
4. Slf berlaku selamanya untuk bangunan gedung rumah
tinggal tunggal sederhana dan rumah deret sederhana.
PENERBITAN SLF (lanjutan)
1. SLF bangunan gedung diberikan untuk satu kesatuan sistem
bangunan gedung.
2. Pemberian SLF sebagian hanya dapat diberikan atas
permohonan pemilik bangunan gedung untuk:
bangunan gedung yang terpisah secara horisontal atau
terpisah secara kesatuan konstruksi; dan/atau
setiap unit bangunan gedung yang merupakan kelompok
bangunan gedung dalam 1 (satu) kavling/persil dengan
kepemilikan yang sama.
3. Pemberian SLF bertahap dapat diberikan atas permohonan
pemilik bangunan gedung yang IMB-nya diterbitkan secara
kolektif untuk setiap bangunan gedung tunggal yang telah
dinyatakan laik fungsi.
TATA CARA PENERBITAN SLF BG BARU
Surat Pernyataan
Kelaikan Fungsi
BG
Dikembalikan
Perbaikan
sesuai
Rekomendasi
Laik
Pemeriksaan
Tidak
Kelaikan
Laik
Fungsi BG
Penyiapan
Kelengkapan
Adm & Teknis
Surat
Permohonan
Penerbitan
SLF
Dilengkapi
Persyaratan
Adm & Teknis
Oleh Dinas Xyz
atau Pengkaji
Teknis (Biaya
Sendiri)
Tidak
Lengkap
(Surat Pemberitahuan
Kelengkapan
Persyaratan)
Oleh Pemohon
Pemeriksaan
Kelengkapan
Persyaratan
Adm &
Teknis
Lengkap/
Tidak
Lengkap
Lengkap
Penerbitan
SLF
Dokumen SLF
beserta
Lampirannya
Oleh Pemohon
Oleh BPMPTSP
Pengambilan
Dokumen
SLF beserta
Lampirannya
Oleh Pemohon
Oleh
Pengawas / MK
Di Lokasi BG
Di Pemohon
Proses Pra Permohonan SLF
Di Kantor BPMPTSP
Proses Permohonan SLF
Proses Penerbitan SLF
TATA CARA PENERBITAN SLF BG EKSISTING
Dikembalikan
(Surat Pemberitahuan
Kelengkapan
Persyaratan)
Surat
Pernyataan
Kelaikan
Fungsi BG
Laik
Perbaikan
Sesuai
Rekomendasi
Pemeriksaan Tidak
Kelaikan Laik
Fungsi BG
(Daftar
Simak)
Permohonan
Keringanan
Kpd Dinas Xyz
Penyiapan
Kelengkapan
Adm & Teknis
Tidak Setuju
Dinas Xyz
Mendapatkan
Pertimbangan
Teknis TABG
Surat
Permohonan
Penerbitan
SLF
Dilengkapi
Persyaratan
Adm & Teknis
Pemeriksaan
Kelengkapan
Persyaratan
Adm & Teknis
Tidak
Lengkap
Ada IMB
ng
ka
p Penerbitan
Lengkap /
Tidak Lengkap
SLF
Setuju
Jaminan
Tertulis dan
Bank Garansi
Oleh
Pemohon
Oleh Dinas
Xyz dan TABG
(insidental)
Oleh
Pemohon
Di Lokasi BG
Di Pemohon
Di Dinas Xyz
Di Pemohon
Proses Pra Permohonan SLF
Le
Dokumen
SLF beserta
Lampirannya
Dalam hal
terdapat
persetujuan
permohonan
keringanan
Oleh Dinas
Xyz atau
Pengkaji
Teknis
Pengambilan
Dokumen
SLF beserta
Lampirannya
Oleh
Pemohon
Dilengkapi
catatan
rekomendasi
perbaikan
BG dalam
jangka waktu
tertentu dan
dilampirkan
jaminan
tertulis dan
bank garansi
Oleh BPMPTSP
Ada IMB /
Belum Ada
IMB
Tidak Ada IMB
Dilanjutkan
Proses
Penerbitan
IMB
Pengambilan
SLF & IMB
Bersamaan
Oleh
Pemohon
Di BPMPTSP
Proses Permohonan SLF
Proses Penerbitan SLF
TATA CARA PERPANJANGAN SLF
Dikembalikan
(Surat Pemberitahuan
Kelengkapan
Persyaratan)
Surat
Pernyataan
Kelaikan
Fungsi BG
Laik
Perbaikan
Sesuai
Rekomendasi
Pemeriksaan Tidak
Kelaikan Laik
Fungsi BG
(Daftar
Simak)
Permohonan
Keringanan
Kpd Dinas Xyz
Penyiapan
Kelengkapan
Adm & Teknis
Tidak Setuju
Dinas Xyz
Mendapatkan
Pertimbangan
Teknis TABG
Surat
Permohonan
Perpanjangan
SLF
Dilengkapi
Persyaratan
Adm & Teknis
Tidak
Lengkap
Lengkap
Pemeriksaan
Kelengkapan
Persyaratan
Adm & Teknis
Lengkap /
Tidak Lengkap
Dokumen
SLF beserta
Lampirannya
Dalam hal
terdapat
persetujuan
permohonan
keringanan
Setuju
Jaminan
Tertulis dan
Bank Garansi
Oleh Dinas
Xyz atau
Pengkaji
Teknis
Oleh
Pemohon
Oleh Dinas
Xyz dan TABG
(insidental)
Oleh
Pemohon
Di Lokasi BG
Di Pemohon
Di Dinas Xyz
Di Pemohon
Proses Pra Permohonan SLF
Oleh
Pemohon
Penerbitan
SLF
Oleh BPMPTSP
Pengambilan
Dokumen
SLF beserta
Lampirannya
Dilengkapi
catatan
rekomendasi
perbaikan
BG dalam
jangka waktu
tertentu dan
dilampirkan
jaminan
tertulis dan
bank garansi
Oleh
Pemohon
Di BPMPTSP
Proses Permohonan SLF
Proses Penerbitan SLF
JANGKA WAKTU PENYELENGGARAAN SLF
1. Jangka waktu proses penyelenggaraan SLF dihitung sejak pengajuan
permohonan meliputi:
- pemeriksaan kelengkapan persyaratan administratif dan teknis paling lama 1
hari kerja;
- proses verifikasi hasil pengkajian teknis BG sederhana paling lama 2 hari
kerja;
- proses verifikasi hasil pengkajian teknis BG tidak sederhana dan khusus paling
lama 7 hari kerja;
- proses verifikasi hasil pengkajian teknis BG eksisting paling lama 14 hari
kerja;
- proses pelaksanaan rekomendasi perbaikan BG dalam jangka waktu yang
diberikan;
- proses penerbitan SLF BG paling lama 1 hari kerja;
2. Permohonan SLF yang dapat diproses adalah permohonan yang telah
dilengkapi persyaratan sesuai ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan ini.
3. Dalam hal permohonan SLF dikembalikan ke pemohon, jangka waktu proses
penerbitan dan perpanjangan SLF dihitung kembali dari awal.
Pemeriksaan kelaikan struktur bangunan seperti kuat tekan,
jumlah dan dimensi tulangan, dan integritas komponen.
Pemeriksaan kelaikan sistem proteksi kebakaran aktif
dan pasif.
Pemeriksaan kelaikan sistem kelistrikan dan instalasi
proteksi petir.
Pemeriksaan kelaikan sistem sanitasi meliputi sistem
air bersih, air limbah, air hujan dan persampahan.
Pemeriksaan fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan
gedung.
PEMBIAYAAN PENGKAJIAN TEKNIS
PP 36/2005, Penjelasan Pasal 81 Ayat (4)
Segala pembiayaan yang diperlukan untuk pemeriksaan
kelaikan fungsi oleh Penyedia Jasa Pengkajian Teknis
bangunan gedung menjadi tanggung jawab Pemilik atau
Pengguna Bangunan Gedung, kecuali untuk rumah tinggal
tunggal dan rumah tinggal deret oleh Pemerintah Daerah.
DOKUMEN SLF
Slide - 30
PERDA BG DAN IMPLEMENTASINYA
Kab/kota
Memiliki Perda
BG
Kab/kota
Menerbitkan SLF
Kab/kota
Memiliki TABG
Kab/kota
Kab/kota
Memiliki Pengkaji
Teknis
Melaksanakan
Pendataan BG
Kab/kota
Memiliki Perbup/
Perwal
IMPLEMENTASI SLF DI DAERAH
PROFIL UMUM – PROVINSI DKI JAKARTA
• Luas Wilayah: Daratan 661,52Km2 & Lautan
6.977,5Km2
• Letak Geografis: 6°12’ LS, 106°48’ BT
PETA WILAYAH
• Batas: Utara - Laut Jawa, Timur – Kota & Kab.
Bekasi, Selatan – Kota Depok & Kota Tangsel, Barat
– Kab & Kota Tangerang
• Wilayah Administratif: 43Kecamatan
• Populasi: 10.075.310 Jiwa (tahun 2014)
• Kepadatan: 15.052,28Jiwa / Km2 (tahun 2014)
• Ukuran Kota: Metropolitan
• Fungsi Kota: PKN
KONDISI PENYELENGGARAAN BG DI DAERAH
FOTO IKONIK
• Kondisi Umum BG: Bangunan rendah s/d Bangunan
Tinggi
• Perda BG: Tahun 2010
• Instansi Pembina BG: Dinas Cipta Karya, Tata Ruang
dan Pertanahan
Slide - 33
• Penyelenggaraan SLF: Sejak Tahun 2010
IMPLEMENTASI SLF DI DAERAH
PROFIL UMUM – KOTA PROBOLINGGO
• Luas Wilayah: 56.667Km2
• Letak Geografis:7° 43′ 41" -7° 49′ 04" LS, 113° 10′
113° 15′ -. BT
PETA WILAYAH
• Batas: Utara – Selat Madura, Timur – Kab.
Probolinggo, Selatan - Kab. Probolinggo., Barat Kab. Probolinggo.
• Wilayah Administratif: 5 Kecamatan
• Populasi: 220.767 Jiwa (tahun 2014)
• Kepadatan: 3.896Jiwa / Km2 (tahun 2014)
• Ukuran Kota: Metropolitan
• Fungsi Kota: PKN
KONDISI PENYELENGGARAAN BG DI DAERAH
FOTO IKONIK
• Kondisi Umum BG: banyak terdapat bangunan
peninggalan kolonial Belanda
• Perda BG: Tahun 2008
• Instansi Pembina BG: Dinas Pekerjaan Umum
• Penyelenggaraan SLF: Sejak Tahun 2013
Slide - 36
IMPLEMENTASI SLF DI DAERAH
PROFIL UMUM – KOTA BANDUNG
• Luas Wilayah: 16.731Ha
• Letak Geografis: 6 °55’ LS, 107°36’ BT
PETA WILAYAH
• Batas: Utara – Kab.Bandung Barat & Kab. Bandung,
Timur – Kab. Bandung, Selatan – Kab. Bandung,
Barat – Kab. Bandung Barat dan Kota Cimahi
• Wilayah Administratif: 30 Kecamatan
• Populasi: 2.655.160 Jiwa (tahun 2012)
• Kepadatan: 14.494Jiwa / Km2 (tahun 2012)
• Ukuran Kota: Metropolitan
• Fungsi Kota: PKN
KONDISI PENYELENGGARAAN BG DI DAERAH
• Kondisi Umum BG: jumlah bangunan 420.000.
• Perda BG: Tahun 2010
FOTO IKONIK
• Instansi Pembina BG: Dinas Tata Ruang dan Cipta
Karya
• Penyelenggaraan SLF: Sejak Tahun 2014
Slide - 34
IMPLEMENTASI SLF DI DAERAH
PROFIL UMUM – KOTA BATAM
• Luas Wilayah: 1.570,35Km2
• Letak Geografis: 0°.25’29” – 1°.15’00” LS, 103°.
34’35” – 104°.26’04”BT
PETA WILAYAH
• Batas: Utara - Singapura, Timur – Pulau Bintan &
Tanjung Pinang, Selatan – Kab. Lingga, Barat –
Kab.Karimun
• Wilayah Administratif: 12 Kecamatan
• Populasi: 1.141.816 Jiwa (tahun 2014)
• Kepadatan: 1.099 Jiwa / Km2 (tahun 2014)
• Ukuran Kota: Metropolitan
• Fungsi Kota: PKN
KONDISI PENYELENGGARAAN BG DI DAERAH
FOTO IKONIK
• Kondisi Umum BG: Didominasi bangunan
perdagangan dan jasa, serta industri
• Perda BG: Tahun 2011
• Instansi Pembina BG: Dinas Tata Kota Batam
• Penyelenggaraan SLF: Sejak Tahun 2014
Slide - 38
IMPLEMENTASI SLF DI DAERAH
PROFIL UMUM – KOTA TANGERANG SELATAN
• Luas Wilayah: 147.19Km2
• Letak Geografis: 06°13’30” – 06°22’30” LS, 106°38’ –
106°47’ BT
PETA WILAYAH
• Batas: Utara – Kota Tangerang, Timur – Kota Depok
& Jakarta, Selatan – Kab.Bogor & Kota Depok, Barat
– Kab.Tangerang
• Wilayah Administratif: 7 Kecamatan
• Populasi: 1.443.403 Jiwa (tahun 2013)
• Kepadatan: 9.806Jiwa / Km2 (tahun 2013)
• Ukuran Kota: Metropolitan
• Fungsi Kota: PKN
KONDISI PENYELENGGARAAN BG DI DAERAH
FOTO IKONIK
• Kondisi Umum BG: Bangunan yang dikembangkan
oleh developer perumahan
• Perda BG: Tahun 2013
• Instansi Pembina BG: Dinas Tata Kota
• Penyelenggaraan SLF: Sejak Tahun 2015
Slide - 35
IMPLEMENTASI SLF DI DAERAH
PROFIL UMUM – KOTA MALANG
• Luas Wilayah: 252.10Km2
• Letak Geografis:7.06° – 8.02° LS, 112.06° – 112.06°
BT
PETA WILAYAH
• Batas: Utara – Kab.Malang, Timur - Kab.Malang.,
Selatan - Kab.Malang., Barat - Kab.Malang
• Wilayah Administratif: 5 Kecamatan
• Populasi: 845.973 Jiwa (tahun 2014)
• Kepadatan: 7.800Jiwa / Km2 (tahun 2014)
• Ukuran Kota: Metropolitan
• Fungsi Kota: PKN
KONDISI PENYELENGGARAAN BG DI DAERAH
• Kondisi Umum BG: Didominasi bangunan rendah
FOTO IKONIK
• Perda BG: Tahun 2012
• Instansi Pembina BG: Dinas Pekerjaan Umum dan
Pengawasan Bangunan
• Penyelenggaraan SLF: Sejak Tahun 2016
Slide - 37
Mengapa SLF diperlukan?
MANFAAT SLF
1. Mewujudkan bangunan gedung yang tertib secara administratif dan
andal secara teknis sehingga melindungi keselamatan, kesehatan,
kenyamanan, dan kemudahan pengguna bangunan gedung.
2. Meningkatkan nilai bangunan gedung.
3. Meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dari PBB dan
operasionalisasi bangunan gedung.
4. Mendorong investasi di daerah.
- Syarat agar perumahan (formal dan swadaya) dapat dihuni;
- Syarat pembuatan akta pemisahan (rumah susun dan bangunan
gedung dengan konsep strata title);
- Syarat WTO dan ILO untuk pembangunan bangunan industri;
- Mendorong perkembangan sektor pariwisata dan perekonomian
daerah.
- dll.
Bangunan runtuh, sebagian
furniture tidak jatuh
Bangunan tidak runtuh,
sebagian furniture jatuh
Mobil jatuh dari tempat parkir
Pemanfaatan prasarana sarana dan perletakan
komponen bangunan yang tidak sesuai
Perencanaan teknis yang tidak memperhatikan
keselamatan pengguna dan pemeliharaan bangunan
Jalur evakuasi yang terhalang
Terima kasih…