Pendidikan sejarah Naskah Drama Rengasde

Pendidikan sejarah
Naskah Drama Rengasdegklok
PERISTIWA RENGASDENGKLOK
16 AGUSTUS 1945
Akhirnya, pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat
kepada Sekutu. Peristiwa penyerahan tanggal 14 Agustus 1945 itu
dirahasiakan oleh Jepang. Hal itu dimaksudkan agar orang-orang di
daerah pendudukan termasuk Indonesia tidak mengetahui peristiwa
tersebut. Sekalipun dirahasiakan ternyata para pejuang kita terutama
para pemuda dengan cepat mengetahuinya. Mereka yang mengetahui
berita tersebut adalah para pemuda yang berjuang dan bergerak di
bawah tanah. Salah satu tokohnya adalah Sutan Syahrir. Mereka sering
mendengarkan berita-berita dari siaran radio luar Negeri. Oleh karena itu,
dengan cepat mereka mengetahui berita penyerahan Jepang tersebut.
Sutan Syahrir sedang mendengarkan siaran radio BBC London
Pada tanggal 15 Agustus 1945 pukul 21.00 , para pemuda mengdakan
rapat di Jakarta yang hadir dalam rapat itu antara lain Chairul saleh, sutan
sahrir, sukarni, singgih, suhud dan lain sebagainya.
Sutan Syahrir
: (Membuka pembicaraan ) ‘assalamu’alaikum’
Semuanya yg hadir : ‘Waalaikum Salam’

Sutan sahrir
: (Membuka rapat itu dengan menyampaikan berita
yang ia ketahui tentang Jepang )
Saudara-saudara ku saya mendengar berita yang mengembirakan bagi
kita semua yaitu menyerahnya Jepang terhadap sekutu saya mendengar
berita tersebut dari radio Lua Negeri itu berarti terjadi klekosongan
kekuasaan di Indonesia ( sutan syahrir menjelaskan dengan penuh
semangat )
Sukarni
: ‘Itu merupakan kabar yang sangat menggembirakan
bagi kita semua, tapi yang saya bingungkan maksud tuan tadi berbicara
terjadi kekosongan kekuasaan itu apa ?’
(Sukarni dengan penuh keheranan saat menanyakan hal tersebut pada
sutan syahrir)
Sutan Syahrir
: ‘Maksud saya, Jepang tidak lagi berkuasa terhadap
negeri kita karena menyerah kepada sekutu, sedang sekutu belum
sepenuhnya menguasai Indonesia.’

Sukarni


: ‘Oh, Ya mengerti maksud tuan, terima kasih atas
penjelasannya tuan’ (sat sutan syahrir menjelaskan
sukarni hanya mengangguk –ngangguk dan tersenyum)
Sutan Sahrir
: (membalas dengan senyuman )
Chairul Saleh
: ‘Lalu sekarang apa yang harus kita lakukan untuk
mengisi kekosongan kekuasaan ini?’
Darwis
: “Maka dari itu, mari kita sepakat untuk menolak segala
bentuk
‘hadiah’ kemerdekaan dari Jepang karena kita akan
menyusun
kemerdekaan sendiri.”
Wikana
: “Bung Darwis benar, Kemerdakaan itu adalah hak dan
persoalan
rakyat yang harus segera diproklamasikan. Mari
kita semua

meminta kepada Ir. Soekarno dan Bung Hatta
untuk
memutuskan segala hubungan dengan Jepang.”
Subianto
: ‘Saya setuju dengan usul mu itu Wikana , Sebaiknya
mulai sekarang kita harus meminta kepada Ir.Soekarno
dan Moch Hatta. Lebih cepat lebih baik bukan?’
(dengan anda bicara penuh kecemasan)
Sutan syahrir
: ‘Bagaimana kalau kita mengajukan kepada soekarno
dan Moh. Hatta agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
secepatnya.’
Chairul Saleh
: ‘Saya setuju usul anda tuan, karena waktu itu inilah
yang tepat bagi kita semua untuk segera memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia.’
Samsi
: ‘Tapi bagaimana jika Bung Karno dan Bung Hatta
tidak setuju dengan itu semua?’
Mendengar yang dibicarakan Chairul saleh para pemuda ricuh, mereka

begitu gembiranya mendengar Indonesia akan memproklamasikan
kemerdekaannya Sepertinya mereka tidak sabar untuk membicarakan
keinginan rakyat ini bersama Soekarno dan Moch Hatta, Chairul Saleh
yang melihat sikap para pemuda tersebut kemudian mencoba untuk
menenangkan mereka.
Chaerul Saleh
Wilopo

: ‘Tenang, tenang semua tenang, saya mohon duduk
kalian di kursi masing-masing’
: ‘Bagaimana kalau rapat siang ini, kita tutup

sampai disini saja. Kalian semua, bisa pulang ke
kediaman masingmasing dan menunggu Soekarno dan Bung Hatta
angkat suara.”
(dengan suara lantang ia menengakan para pemuda)
Para pemuda duduk dan dan susasana tenang
kembali’
Subianto
: ‘Baiklah kalau begitu, Bung. Sampai jumpa besok pagi.

Kami pergi dulu. Terimakasih atas informasinya.”
(menjabat tangan Sukarni dan Chairul Shaleh)’
Chairul Saleh
: ‘ Kalau kalian sudah setuju, besok kita akan
mendatangi rumah Soekarno dan kita bicarakan maksud
keinginan kita semua , bagaimana kalau rapat ini kita
cukupkan sekian lebih baik kita pulang kerumah masingmasing.’
Samsi
:’Kalau begitu saya pulang dulu ya, Assalamuálaikum’
Rapatpun akhirnya selesai, para pemuda kembali pulang dan kembali
kerumah masing-masing
Keesokan harinya pada tanggal 15 Agustus 1945 para pemuda
mendatangi rumah soekarno dengan maksud memberitahukan Soekarno
tentan keinginan para pemuda itu.
Sutan Syahrir
Fatmawati

: ‘Tok-tok, assalamu’alaikum?’
: (Fatmawati membukan pintu)
‘waalaikumSalam!’

Sutan syahrir
: ‘maaf bu, apakah Bung karnonya ada , kami ingin
bertemu
Dengannya’
Fatmawati
: ’Iya kang mas ada didalam, memang ada apa yah
mencari
kang mas’
Chairul Saleh
: ’Begini Bu ada hal yang penting yang harus kami
bicarakan
dengan nya.’
Fatmawati
: ‘Oh kalau begitu ya sudah ayo silahkan masuk,
silahkan
Duduk’
Chairul saleh
: ‘Terima kasih Bu, maaf bu saya buat ibu repot’
Fatmawati
: ‘Sama-sama (sambil tersenyum ) kalau begitu saya

panggilkan dulu kang mas’

Fatmawati akhirnya pergi meninggalkan para pemuda di ruang tamu dan
kemudian ia menemui Soekarno
Soekarno

Fatmawati

Soekarno

: ‘Saat fatmawati menghampiri Soekarno di ruang
baca.’
(Soekarno pun bertanya kepada ibu fatmawati)
siapa Bu yang datang
: ‘Itu para pemuda datang mereka ingin berbicara
penting
katanya pak’
: (Soekarno kemudian beranjak dari kursi dan pergi
untuk
menghampiri para pemuda)


Akhirnya Soekarno datang bersama fatmawati kemudian para pemuda
berjabat tangan dengan Soekarno. Dan menceritakan maksud kedatangan
mereka. Fatmawati pun pergi meninggalkan Soekarno dan para pemuda.
Fatmawati

: ‘Ya sudah kang mas saya kembali ke belakang
dulu. Masih
banyak pekerjaan yang belum saya kerjakan. Oh ya
tuan-tuan ini mau
minum apa, biar saya
ambilkan dulu!’
Soekarno
: ‘Saya dengar dari istri saya katanya ada yang
ingin kalian
bicarakan memang apa yang ingin kalian
bicarakan?’
Chairul saleh
: ‘Kami ingin membicarakan tentang keinginan
kami untuk

secepatnya Indonesia memperoklamsikan
kemerdekaannya’
Soekarno
: ‘Maksud kalian apa saya tidak mengerti?’
Chairul saleh
: ‘Maksud kami adalah menginginkan agar
secepatnya Indonesia
memproklamasikan
kemerdekaannya’
Soekarno
: ’Lalu kenapa kalian ingin memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia’
Sutan sahir
: ’Karena inilah kesempatan yang baik bagi kita
semua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia, karena Jepang sudah menyerah pada sekutu’

Soekarno

: ’Apa kalian tidak memikirkan bahaya apa saja

apabila bila kita tetap nekad memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia. Apa lagi kekuatan militer Jepang
yang masih berada di Indonesia mampu menggagalkan
rencana untuk memperoklamasikan Indonesia’
Muwardi
: ’Yang jelas kami menginginkan kemerdekaan
Indonesia secepatnya!’
Soekarno
: ’Apa ini tidak terlalu tergesa-gesa ! sedangkan
kebenaran berita menyerahkan Jepang kepada sekutu
masih di ragukan, lebih baik kita cek dahulu dari sumber
yang resmi’
Sutan sahir
: ’Jadi usulan kami belum dapat di setujui tapi saya
yakin berita tersebut benar adanya’
Soekarno
: ’Nanti saja kita bicarakan lagi lebih lanjut dengan
anggota PPKI lainnya karena saya sendiri tidak bisa
mengambil keputusan sendiri’
Sutan sahir

: ’Ya sudah kalau memang keputusan Bung Karno
seperti itu apa boleh buat’
Chairul saleh
: ’Mungkin pembicaraan ini kita cukupkan sekian
saja karena sudah terlalu
malam. Sebelumnya kami
meminta maaf mungkin kedatangan kami menganggu
waktu istirahat Bung’
Soekarno
: ’Tidak apa-apa, silahkan!’
(Merekapun berjabat tangan dan berpamitan pulang)
malam harinya para pemuda mengadakan rapat lagi tepatnya jam 20.00
WIB untuk membahas mengenai sikap Soekarno yang kurang mendukung
keinginan para pemuda.
Chairul saleh

: ’Bagaimana kalau apa yang kita bicarakan ini kita
rundingkan kembali dengan Soekarno dan Moch Hatta’

Semua yang hadir : ’Setuju, supaya tidak ada kesalah pahaman’
Akhirnya mereka berangkat ke rumah Soekarno, tak lama kemudian
mereka sampai di rumah Soekarno
Chairul saleh
Fatmawati

Sukarni

: ’Asalamu’alaikum !’
: ’Oh mancari Kang Mas ada didalam, ayo masuk
wah kebetulan sekali ya, tokoh-tokoh tua juga sedang
berkumpul disini’
: ’Apa bu,tokoh tua juga ada disini ?’

Fatmawari

Sukarni

(Sukarni bertanya dengan penuh rasa kaget)
: ’Ya ada, seperti Moch Hatta, Dr Samsi, Buntaran,
dan yang lainnya, maaf saya keasyikan ngobrol, mari
masuk, silahkan duduk, saya penggilkan dulu Kang Mas’
: ’Silahkan Bu!’

Tidak lama kemudian Soekarno datang bersama anggota yang lain nya
Chairul saleh
: ’Maaf Bung, lagi-lagi kami menganggu waktu anda’
Soekarno
: ’Ah tak apa-apa, lalu apa yang ingin kalian bicarakan’
Chairul saleh
: ’Begini, Bung sendiri sudah tehukah bahwa kami
menginginkan
Indonesia
segera
memproklamasikan
kemerdekaannya’
Soekarno
: ’Yah saya tahu, kalian begitu menginginkan
Indonesia segera memperoklamasikan kemerdekaan,
sama saya juga menginginkan’
Latif
: ’Lalu kenapa Bung tidak menyetujui, kalau Bung
menginginkan kemerdekaan Indonesia
Soekarno
: ’Saya tidak bisa seenaknya menyetujui usul anda,
tanpa mengadakan rapat dahulu dengan anggota PPKI’
Sutan sahir
: ’Saya berharap Bung tidak akan mengadakan rapat
dengan anggota PPKI, karena yang saya takutkan nanti
Jepang malah mengetahui rencana ini Bung, kita tahukan
PPKI memang di bentuk oleh Jepang’
Soekarno
: ’Yah saya tahu itu bahwa memang PPKI itu dibentuk
oleh Jepang, tapi itu merupakan satu-satunya jembatan
bagi kita untuk memperoklamasikan kemerdekaan
Indonesia’
Chairul saleh
: ’Tetapi kami tidak ingin Jepang ikut campur tangan
dalam rencana ini Bung!’
Ahmad Soebarjo
: ’Jadi maksudnya kita memutuskan segala ikatan
dengan Jepang, begitu bukan’
Sutan sahir
: ’Ya tepat sekali tuan’
Soekarno
: ’Tetapi saya tidak menyetujuinya, lebih baik kita
bicarakan masalah ini dengan anggota PPKI agar nantinya
saat memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia kita
tidak mengalami banyak masalah’
Sutan sahir
: ’Tapi tuan saya rasa itu tidak .... ’
Soekarno
: (Memotong pembicaraan sutan sahir) ’Jika kalian
semua tidak setuju dengan saya , saya tidak akan memproklamasikan’ (dengan nada bicara yang tinggi)

Semakin ancur perundingan, para pemuda dan Soekarno ber isi tegang
keadaan semakin panas. Tiba-tiba Moch Hatta datang
Hatta
Soekarno
Hatta
Soekarno

Hatta

Soekarno

Hatta

Soekarno
Hatta
Soekarno

: ’Assalamu’alaikum!’
: ’Waalaikum salam!’
: ’Ada apa ini para pemuda dan tokoh Bung datang
berkumpul di sini’
: ’Ah tidak apa-apa saya senang sekjali Bung datang
kemari. Kami sedang membicarakan keinginan para
pemuda ini’
:’Memang apa keinginan para pemuda itu, yang saya
dengar kalau tidak salah mereka ingin memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia’
: ’Yah benar sekali itu yang mereka inginkan, tepi yang
saya tidak setujui karena saya tidak bisa mengambil
keputusan ini sendiri’
: ’Bagaimana kalau kita rundingkan dulu masalah ini
tanpa para pemuda, kita renungkan bersama para tokoh
tua’
: ’Baiklah saya setuju!’
: ’Tapi bagaimana dengan para pemuda ini?’
: ’Biarkan para pemuda itu duduk di serambi belakang’

(Pemuda keluar dari rumah Soekarno dan menunggu tokoh tua yang
berunding. Mereka menunggu di serambi belakang)
(Bung Karno dan Bung Hatta serta para tokoh nasionalis tua berunding)
Ketika pertemuan para golongan tua di rumah Ir. Soekarno..
Moh. Hatta
:”Bagaimana ini? Para pemuda menuntut untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan.”
Ir. Soekarno
:”Tapi kita tidak boleh gegabah, Bung. Kita butuh waktu
untuk mempersiapkan semuanya dengan matang agar
tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.”
Ahmad Soebarjo :”Saya setuju. Menurut saya, yang terpenting sekarang
adalah menghadapi Sekutu yang hendak berniat kembali
berkuasa di negeri ini. Selain itu, masalah kemerdekaan
sebaiknya dibicarakan lagi dalam sidang PPKI 18 Agustus
mendatang.”
Moh. Hatta
:”Lalu bagaimana dengan pendapat golongan muda? Apa
kita abaikan saja?”
Soekarno
:”Lagipula mereka masih muda, pemikiran mereka terlalu
pendek. Kita harus melihat ke depan, mempersiapkannya

dengan matang. Jika tidak, bagaimana nanti jika semuanya
berantakan?”
Ahmad Soebarjo :”Baiklah, Bung. Berarti kita semua sudah sepakat.”
Rapat antara golongan tua berakhir.
Hatta
: ’Lalu apa yang sekarang kita lakukan sedangkan
para
pemuda
terus
mendesak
agar
segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.’
Soekarno
: ’Tapi kita tidak tahu kebenaran berita tersebut, lagi
pula kalau memang Berita tersebut benar tentu saja
seharusnya kitalah dahulu yang mengetahuinya.’
Hatta
: ’Jadi maksud anda kita tidak akan mengikuti
keinginan para pemuda itu?’
Soekarno
: ’Benar, karena yang saya takutkan nantinya malah
terjadi prtumpahan darah, mengingat kekuatan militer
masih siap siaga dan kuat disini.’
Buntaran
: ’Ya sudah bagaimana kalau keputusan anda dan
bung Hatta ntuk tidak menyetujui keinginan para pemuda
ini kita sampaikan kepada para pemuda’
Hatta
: ‘Ya sudah ayo kita hampiri mereka!’
(kemudian para tokoh nasionalis tua itu beranjak keluar dan menemui
para pemuda yang sejak tadi menunggu di serambi belakang.)
Suhud
Soekarno

: ’Bagaimana keputusan anda bung.?’
:’Saya tetap pada pendirian saya, bahwa kami (sambil
menunjuk
Bung
Hatta)
tetap
tidak
ingin
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia sekarang ini,
jika memang kalian tetap pada pendirian kalian maka saya
persilahkan anda untuk mencari tokoh yang lain.’
Sutan Syahrir
:’Baiklah kalau pendirian anda seperti itu kami tidak
bisa melakukan apa-apa ,tapi yang jelas kami akan
berusaha memproklamasikan kemedekaan Indonesia
secepatnya!’
Wikana
: ’Kita harus memproklamirkan kemerdekaan
sekarang, Bung!’
Soekarno
: ’Tidak bisa seperti itu. Jepang sudah mengambil
keputusan untuk memerdekakan Indonesia dan esok pagi
tanggal 16 Agustus PPKI akan bersidang membicarakan
kemerdekaan.’
Darwis
:”Lah, memangnya ada apa?”

Ir. Soekarno

:”Anda fkir, memproklamirkan kemerdekaan semudah
membalikkan telapak tangan anda sendiri? Tidak! Semua
ini membutuhkan proses, Bung! Kita tidak bisa seenaknya
saja bertindak tanpa dibicarakan kepada seluruh anggota
PPKI.”
Wikana
:”Tuh kan, apa ku bilang Wis.”
Darwis
:”Diam kau. Apa kau tidak ingin kita merdeka secepatnya?
Apa kau lupa dengan apa yang telah kita bicarakan pada
rapat?”
Wikana
:”Betul juga apa kata kau.”
Wikana
:” Tapi ini saat yang tepat, Bung. Jepang sudah kalah oleh
Sekutu dan tak ada kuasa lagi di negeri ini. Mengapa harus
menunggu? Rakyat sudah banyak menderita akibat
penjajahan yang sangat menyayatkan raga dan jiwa kami
ini.”
Moh, Hatta
:” Jepang adalah masa yang silam. Belum lagi kita harus
menghadapi Belanda yang hendak kembali berkuasa di
negeri ini. Jika Saudara tidak setuju dengan apa yang saya
katakan, dan mengira diri Saudara telah sanggup
menopang kekuatan sendiri, Mengapa datang pada
Soekarno dan memintanya untuk memproklamirkan
kemerdekaan?”
Darwis
:”Apakah kita harus menunggu janji Jepang untuk
memerdekakan bangsa ini? Kita bisa, Bung . Kita harus
bangkit dan memproklamirkan kemerdekaan sendiri.
Mengapa harus menunggu janji manis itu? Jepang sendiri
bahkan telah kalah dalam “Perang Suci” nya!”
Ir, Soekarno
:”Kekuatan segelintir ini takkan mampu mengalahkan
armada perang milik Jepang! Coba kau perlihatkan
padaku, mana bukti kekuatan yang diperhitungkan itu?
Apa tindakanmu untuk menyelamatkan wanita dan anakanak jika ternyata terjadi pertumpahan darah? Bagaimana
cara kita nanti untuk mempertahankan kemerdekaan?
Coba bayangkan, bagaimana kita akan tegak di atas
kekuatan sendiri.”
Chairul Saleh
: ’Jika Bung Karno tidak mengumumkan malam ini
juga, akan berakibat terjadinya pertumpahan darah dan
pembunuhan secara besar-besaran besok.’
Soekarno
: ’Ini batang leherku, seretlah aku ke pojok itu
sekarang dan potong leherku malam ini juga! Kamu tidak
perlu menunggu hingga esok hari!’

Moh. Hatta

Wikana

Pukul

24.00

Chaerul Saleh

: ’Jepang adalah masa silam. Belum lagi kita harus
menghadapi Belanda yang hendak kembali berkuasa di
negeri ini. Jika Saudara tidak setuju dengan apa yang saya
katakan, dan mengira diri Saudara telah sanggup
menopang kekuatan sendiri, mengapa datang pada
Soekarno dan memintanya untuk memproklamirkan
kemerdekaan?’
: ’Tapi semakin cepat kita memproklamasikan
kemerdekaan akan semakin cepat pula kita mengakhiri
penderitaan rakyat yang sudah ditanggung selama ini.
Inilah yang sudah ditunggu-tunggu bangsa kita, Bung.’

menjelang tanggal 16 Agustus
mengadakan rapat di Cikini.

1945

para

pemuda

:’Sekarang apa yang harus kita lakukan Soekarno dan
Moh. Hatta tetap bersikeras tidak menyetujuinya usul kita
apalagi mereka berdua tetap tidak percaya dengan berita
itu.’
Sutan syahrir
:’Begini saja saya mengusulkan agar Bung Karno dan
Moh. Hatta kita aasingkan saja keluar Jakarta untuk
menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang, apakalian
setuju usul saya!’
Rapat antara golongan muda berlangsung..
Chaerul Saleh :”Bagaimana pendapat para golongan tua, Bung?”
Wikana
:”Mereka masih kekeuh untuk tidak terburu-buru dalam
memproklamirkan kemerdekaan ini.”
Sukarni
:”Lantas kapan waktu yang tepat? Justru inilah
kesempatan emas kita!”
Darwis
:”Mereka bersikukuh untuk mengadakan rapat terlebih
dahulu dengan para anggota PPKI.”
Wikana
:”Dan Bung Hatta mengatakan kepada saya bahwa Jika
saya tidak setuju dengan apa yang mereka katakan, dan
mengira diri saya telah sanggup menopang kekuatan
sendiri, Mengapa datang pada Soekarno dan memintanya
untuk memproklamirkan kemerdekaan?”
Sutan Syahrir :”Apa kita harus memproklamirkan kemerdekaan kita
tanpa mereka?”
Sukarni
:”Tidak bisa! Orang yang paling tepat itu hanyakan Bung
Karno dan Bung Hatta.”

Chaerul Saleh :”Saya setuju dengan apa yang Bung Karni katakan.
Dengan pendapat kita yang bertolak belakang dengan
pendapat mereka, bagaimana jika kita mengadakan
pertemuan yang tertutup dengan mereka?”
Sutan Syahrir :”Semacam penculikan, gitu?”
Chaerul Saleh :”Tepat sekali.”
Sukarni, Yusup Kamto, Muwardi berkata : ’ Setuju ’
Sutan syahrir
: ’Tapi yang saya bingungkan kita akan membawa
kedua tokoh Nasionalis itu kemana ya?’
Sukarni
: ‘Kemana saja yang peting Bung Hatta dan Bung
Karno aman!’
Muwardi
: ’Kita serahkan saja tugas ini kepada Singgih dan Latif
Hendraningrat karena mereka berdua adalah anggota
peta’
Wilopo
:’Ide yang bagus’
Buntaran
:’ Saya setuju mungkin bisa diserahkan kepada anggota
PETA’
Subianto
:’ Bagaimana latif?’
Sudiano
:’ Apakah anda keberatan atau tidak?’
Latif
: ’Baiklah akan saya pikirkan dahulu’
(sekitar 15 menit mereka berpikir)
Latif
: ’Bagaimana kalau kita bawa mereka dua ke rengas
dengklok dekat Karawang, karena disana dekat dengan
tempat salah satu pemusatan tentara peta yang
keamanannya terjamin’
Singgih
: ’Benar, Saya setuju’
Suhud
: ’Bagus, kami setuju dengan rencana tersebut’
Pukul 04.00 wib Bung Karno dan Bung Hatta diculik oleh golongan
pemuda

Singgih
Fatmawati
Latif

Fatmawati

: ’Toktoktok …. Assalamualaikum?’
: ‘Walaiku’salam (Fatmawati membuka pintu)
Ada apa ya malam-malam begitu bertamu kemari?’
: ‘Maaf Bu, kami tidak bermaksud mengganggu
waktu istirahat ibu, tapi ada hal penting yang harus kami
bicarakan dengan Bung Karno, sekali lagi kami minta
maaf!
: ‘Ah tidak apa-apa, mari silahkan masuk, silahkan
duduk!’

Latif

: ‘Terima kasih bu’

Fatmawati
: ‘Sama-sama, kalau begitu tunggu sebentar ya saya
panggilkan dulu Bung Karno nya. Oh ya hampir lupa kebetulan Bung Hatta
juga menginap di sini katanya mereka ingin membahas keinginan para
pemuda, apa Bung Hatta juga perlu saya panggilkan?’
Latif
: ‘Ya, Bu silahkan’
Fatmawati meninggalkan mereka berdua, ia menemui suaminya dan Bung
Hatta untuk memberitahukan kedatangan para pemuda. Tak lama
kemudian Bung Karno datang ia di temani oleh Moch Hatta dan Fatmawati
Singgih dan Latif
: ’ Asalamu’alaikum’
(Mereka berdiri saat Soekarno dan Moch Hatta datang)
Soekarno
Singgih
Soekarno
Fatmawati
Latif
Fatmawati
Singgih
Fatmawati
(Fatmawati
Soekarno

Singgih

Soekarno

Hatta
Latif
Hatta
Latif

: ’Waalaikum salam ayo silahkan duduk’
: ’Terima kasih’
: ’Sama-sama. Bu kok tamunya tidak di tawarin
minum dulu’
: ’Maaf Kang Mas Ibu lupa. Oh ya tuan-tuan ini mau
minum apa?’
: ’Ah ngerepotin Bu, enggak usah saja Bu, terima
kasih’
: ’Biasa saja, jadi tuan ini mau minum apa?’
: ’Apa saja Bu yang penting halal’
: ’Ya sudah saya kebelakang dulu’
pergi ke dapur untuk membuat air minum)
: ’Katanya kalian ingin membicarakan hal yang
penting dengan saya, memang hal yang penting hal apa.
Apa berkaitan dengan yang tadi siang’
: ’Sebelumnya kamu meminta maaf lagi-lagi kami
mengganggu waktu istirahat Bung, memang kedatangan
kamu kemari memang berkaitan dengan kejadian tadi
siang’
: ’Begini Bung, kami sebenarnya di utus kemari
karena mendapat tugas untuk membawa Bung Karno dan
Bung Hatta keluar kota’
: ’Kemana?’
:’Kekerawang!’
: ’Memang kenapa kamu harus pergi keluar kota?’
: ’Untuk menghindar dari pengaruh Jepang!’

Hatta
Latif
Bung Karno
Latif
Bung Karno

: ’Tapi kami tidak mau! Apa apaan kalian ini!’
: ’Sekarang tuan bukan waktunya untuk berdebat
cepat ikut kami’
: ’Apakah ini semua penting?’
: ’Sangat penting Tuan, Cepatlah ikut kami!’
: ’Baiklah kami akan ikut tapi saya berpamitan dulu
dengan Fatmawati’

(Soekarno pergi dan menemui Fatmawati di dapur)
Soekarno
: ‘Bu, Kang Mas pamit dulu, Kang Mas akan pergi
dengan para pemuda itu’
Fatmawati
: ’Kemana?’
Soekarno
: ’Ke Karawang!’
Fatmawati
: ’Bolehkah saya ikut. Saya merasa akhir-akhir ini
perasaan saya tidak enak tentang Kang Mas!’
Soekarno
: ’Baiklah ayo cepat!
(Akhirnya Soekarno dan Fatmawatipun kembali)
Singgih
: ’Maaf Bung, apakah sudah selesai bicaranya kalau
begitu bagaimana kalau sekarang kita berangkat agar
lebih cepat’
Bung Karno
: ’Ya sudah kita berangkat’
Akhirnya mereka meninggalkan rumah Soekarno dan langsung menuju
Renggas dengklok di Karawang disana para pemuda sudah berkumpul
menunggu kedatangan Soekarno dan Moch Hatta. Setelah lama di
perjalanan akhirnya mereka sampai di sebuah rumah. Di sana Soekarno
dan Moch. Hatta terus di desak oleh pemuda. Namun ternyata sungguh
besar wibawa mereka berdua hingga para pemuda menjadi naik pitam.
Latif

Singgih

Soekarno

: ’Bung Karno, tunggu apa lagi waktu inilah yang tepat
bagi kita semua memperoklamasikan kemerdekaan
Indonesia’
: ’Iya, sebaiknya Bung setuju usul kami ini Soekarno
dan Muhammad Hatta, Terdiam ketika para pemuda terus
mendesak Soekarno dan Moh Hatta agar menyetujui
keinginan para pemuda. Namun Soekarno tetap saja
bersikeras dengan pendirinnya’
: ’Maaf tapi saya tidak bisa’

Jawaban itu membuat Singgih geram

Singgih

: (Sambil menodongkan pistol kepada Soekarno)
’Proklamasikan Kemerdekaan Indonesia secepatnya
kalau tidak kubunuh kau, apa kau mau seperti ini door
door door’

(Peluru pistol keluar dari pistol)
Fatmawati yang melihat kejadian ini kemudian ia menghampiri dan
merangkul Soekarno dan bertanya kepada para pemuda
Fatmawati
: ’Apa-apaan kalian ini!!’
(Ia bertanya dengan penuh emosi yang meluap-luap)
sutan sahrir
: ’Tidak bu, kami cuma ingin memproklamasikan
Indonesia secepatnya. Namun Bung Karno menolak’
Fatmawati
: ‘Ya saya tahu itu. Tapi jalannya tidak seperti ini. Lagi
pula kalau Kang Mas menolak untuk memperoklamasikan
kemerdekaan Indonesia saat ini. Pasti ia mempunyai
alasan tersendiri’
Sukarni
: ‘Lalu dengan jalan bagaimana padahal keputusan
ada di tangan kedua pemimpin tersebut’
Fatmawati
: ‘Ya sudah bagaimana kalau masalah kalian ini kita
bicarakan lagi dengan kepala yang dingin tidak dengan
emosi’
Akhirnya Fatmawatipun berhasil meyakinkan para pemuda agar kembali
berunding dengan Soekarno dan Moh Hatta.
Hilangnya Soekarno dan Moh. Hatta secara misterius pagi itu,
menimbulkan kepanikan di kalangan para pemimpin di
Jakarta. Peristiwa ini baru diketahui oleh Mr. Ahmad
Soebardjo pukul 08.00 pagi.
Ahmad Soebarjo :’Apakah Saudara tahu keberadaan Soekarno dan Bung
Hatta?’
Wikana
:’Maaf. Saya tidak tahu, Bung.’
Ahmad Soebarjo :’Katakanlah kepadaku dimana mereka sekarang. Dan
aku akan menjamin keselamatan mereka ketika kembali
ke Jakarta. Dan aku akan menjamin kemerdekaan untuk
kalian esok harinya.’
Yusuf Kunto
:’Apa anda berjanji dengan ucapan anda?’
Ahmad Soebarjo :’Ya, saya bersumpah. Tapi tolong bantu agar mereka
dapat kembali ke Jakarta. Saya berjanji bahwa proklamasi
Indonesia akan dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus

1945. Jika proklamasi tidak dikumandangkan hingga pukul
12 siang, nyawa saya akan menjadi jaminan.’
Wikana
:’Bagaimana?’
Yusuf Kunto
:’Janjinya sangat meyakinkan.’
Wikana
:’Bawalah ia sekarang juga.’
Kemudian mereka berangkat ke Renggas dengklok tepatnya sampai di
Renggas dengkok dan bertemu dengan Soekarno dan
Moch Hatta. Setelah sampai mereka langsung berangkat
legi menuju. Hotel Den Hendels tepatnya di Jakarta.
Akhirnya mereka sampai di Hotel Hendels. Kemudian
Sayuti melik menghampiri pelayan restoran
Pelayan Hotel
:’Ada yang bisa saya bantu Tuan?’
Sayuti melik
: ‘Maaf tuan apakah ada kamar Hotel yang masih
kosong untuk kami!’
Pelayan Hotel
: ‘Maaf tuan semua kamar hotel di sini sudah penuh!’
Sayuti melik
: ’Jika begitu, terima kasih tuan’
Pelayan Hotel
:’Mungkin jika tuan mau bersabar menunggu besok
ada kamar yang kosong tuan mau?’
Sayuti melik
:’Tidak usah, mungin saya akan menginap dirumah
teman saya’
Pelayan Hotel
:’Baiklah jika itu yang tuan mau’
Sayuti melik
:’Saya pergi dulu’
Pelayan Hotel
:’Silahkan tuan’
Kemudian Sayuti melik kembali menemui Ahmad subarjo dan yang
lainnya.
Sayuti melik
: ’Kamarnya penuh, bagaimana ini’
Ahmad subarjo
: ’Bagaimana kalau kita kerumah Laksamana maeda,
ia adalah teman karib saya dia juga orang yang
mendukung mekerdekaan Indonesia’
Sayuti melik
: ’Kalau tidak salah juga dia merupakan salah satu
perwira tinggi angkatan darat, jadi pasti keamanannya
terjamin’
Suhud
: ’Saya setuju, karena seperti yang dikatakan sayuti
melik keamanannya terjamin’
Soekarno
: ’Ya sudah kalau begitu kita berangkat ke rumah
laksamana maeda’
Mereka berangkat ke rumah Laksamana maeda tidak lama kemudian
mereka sampai di rumah laksamana maeda
Soekarno
: ’Toktoktok…! Permisi selamat malam bisakah kami
bertemu dengan tuan laksamana maeda’

Orang Jepang
: ’Baiklah silahkan masuk tuan ada di dalam’
Hatta
: ’Terima kasih’
(Sesaat kemudian Soekarno dan Moch Hatta bertemu dengan laksamana
maeda)
soekarno
: ’Selamat malam tuan?’
laksamana maeda : (membalas sapaan dengan senyuman) ’Ada apa,
kenapa tuan-tuan ini mendatangi kediaman saya. Apakah
ada masalah yang serius’
Soekarno
: ’Maaf mungkin kedatangan kami menganggu waktu
istirahat tuan’
Ahmad soebarjo : ’Kami bermaksud untu menanyakan apakah benar
berita menyerahnya Jepang terhadap sekutu itu?’
Laksamana maeda : ’Dari mana tuan mendengar berita tersebut
Soekarno
: ’Kami mendengar berita tersebut dari salah satu
pemuda. Katanya dia mendengar berita tersebut dari radio
luar negeri’
Laksamana maeda : ’Memang benar berita tersebut tapi kami masih merahasiahkannya agar tidak timbul kekacauan karena kami
masih bertanggung jawab terhadap keamanan Indonesia’
Moch Hatta
: ’Sekarang tuan yang kami bingubngkan para pemuda
terus mendesak agar memperoklamasikan kemerdekaan
Indonesia secepatnya’
Laksamana maeda
: ’Wah itu merupakan gagasan yang bagus
mengingat
inilah
waktu
yang
tepat
untuk
memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia’
Moch Hatta
: ’Berarti tuan menyetujuinya’
Laksaman maeda
: (Membalas dengan senyuman) Iya saya
menyetujuinya’
Ahmad soebrjo
: ’Begini, kalau maeda mengizinka bolehkah kami
menginap di rumah anda?’
Laksamana maeda : ’Boleh memangnya untuk apa?’
Hatta
: ’Kami telah sepakat apabila berita itu kami akan
secepatnya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
rencananya kami akan memperoklamasikan kemerdekaan
Indonesia besok pagi jadi apakah tuan keberatan’
Laksamana maeda : ’Tidak tidak sama sekali lalu persiapan apa yang
akan kita siapkan!’
Soekarno
: ’Rencananya kami akan membuat naskah proklamasi
kemerdekaan Indonesia’

Laksamana maeda
: ’Ya sudah ayo sekarang kita buat bersama
naskahnya di ruang makan. Kita tidak boleh membuang
waktu percuma kan!’
Kemudian pukul 21.30 WIB Soekarno-Hatta berangkat ke rumah Mayor
Jenderal Nishimura disertai Maeda.
Soekarno
: "Kami ingin meneruskan rapat pagi tadi yang
sempat
tidak
terlaksana
mengenai
persiapan
kemerdekaan Indonesia."
Nishimura
: "Sekarang sudah lain keadaannya. Mulai pukul
satu siang tadi kami tidak boleh lagi mengubah status quo.
Dari mulai tengah hari tadi tentara Jepang di Jawa tidak
mempunyai kebebasan bergerak lagi. Mereka sematamata alat Sekutu dan harus menurut perintah Sekutu."
Soekarno
: "Pemerintah Tokyo sudah mengakui
kemerdekaan Indonesia melalui perantaraan Jenderal
Terauchi dan pelaksanaannya diserahkan kepada PPKI
yang pada pukul 24.00 nanti akan memulai rapat di rumah
Laksamana Maeda."
Nishimura
: "Apabila rapat itu berlangsung tadi pagi akan
dibantu. Tetapi setelah tengah hari kami harus tunduk
kepada pemerintah Sekutu dan tiap-tiap perubahan status
quo tidak diperbolehkan. Jadi sekarang rapat PPKI terpaksa
kami larang."
Perundingan dengan Nishimura menemui jalan buntu, akhirnya SoekarnoHatta kembali kerumah Maeda.
Perumusan teks proklamasi dilakukan di ruang makan Maeda. Sukarni,
Sayuti Melik menyaksikan Soekarno, Moh Hatta, dan Mr.
Ahmad
Soebardjo
membahas
perumusan
naskah
proklamasi.
Setelah menyusun ketiga tokoh itu menuju serambi depan untuk
menemui para hadirin yang ada. Saat itu waktu sudah
menunjukan pukul 04.00 pagi. Lalu ia membacakan hasil
rumusan teks proklamasi yang saat itu masih berupa
konsep.
Soekarno
: ’Rasanya terlalu banyak orang kalau kita
mengerjakan naskah ini bila bersama bagaimana kalau
anda, Bung Hatta, ahmad subarjo serta saya mengerjakan
naskah ini bersama’
Suhud
: ’Benar, sebaliknya memang merekalah yang
harus menuju ruang makan’
Hatta
: ’Tapi bagaimana dengan para pemuda ini?’

Laksamana maeda
: ’Biarkan mereka disini menunggu kita, ayo
Soekarno. Moch Hatta, Ahmad subarjo dan laksamana
maeda bersama beberapa pemuda pergi ke ruang makan
untuk menyusun naskah proklamasi’
Soekarno
: ’Biarkan saya yang mencatat’
Ahmad subarjo
: ’Baiklah, Jika itu mau mu Bung’
Soekarno
: ’Bagaimana denan kalimat pertama?’
Hatta
: ’Bagaimana untuk pembukaannya kata ”proklamasi”
sepertinya kata itu cocok untuk naskah ini’
Soekarno
:’Tentu bagus (Kemudian ia menulisnya dalam secarik
kertas) lalu untuk isinya apa?
Ahmad subarjo
: ’Tunggu sebentar biarkan saya berpikir dulu’ (sekitar
5 menit ahmad subarjo berpikir)
Yah saya tahu bagaimana kalau begini “Kami
bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan
Indonesia’’
Hatta
: ’Itu bagus, karena kan naskah ini menyatakan
kemerdekaan bangsa kita (kemudian ia menulisnya dalam
secarik kertas)
Soekarno
: ’Itukan bagian dari pembukaan lalu sekarang
bagaimana dengan isinya?’
Hatta
: ’Saya sudah berpikir bagaimana jika begini “Hal-hal
yang mengenai pemindahan dan kekuasaan dll, di
selenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo
yang sesingkat-singkatnya’’
Soekarno
: ’Ya bagus semua sudah selesai, jadinya seperti ini’
Ahmad soebarjo
: ’Bagaimana kalau sekarang kita menghampiri para
pemuda apakah mereka menyetujuinya isi naskah ini?’
Soekarno
: ‘Ya sudah ayo kita menghampiri para pemuda’
(Tidak lama kemudian mereka sampai di serambi belakang di tempat para
pemuda menunggu)
sutan sahrir
:’Bagaimana naskahnya sudah selesai Bung’
soekarno
: ’Sudah akan saya bacakan’

PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan dan kekuasaan dll.
Di laksanakan dengan djara seksama dan dalam tempoh yang sesingkatsingkatnya.

Djakarta, 17 – 8- 05
Wakil Bangsa Indonesia
Soekarno
Sukarni

: ’Mungkin ada yang ingin menambahkan’
: ’Ada, kata-kata ada sedikit yang janggal jadi perlu di
beri perubahan sedikit’
Ahmad Soebarjo :”Apa yang harus diubah?”
Buntaran
:”Dalam konsep yang telah saudara sampaikan, terdapat
beberapa keganjilan. Menurut saya, kata tempoh bisa kita
ganti dengan tempo.”
Ir. Soekarno
:”Baik, saya terima. Lalu?”
Wilopo
:”Begitu pula dalam tulisan Djakarta, 17-08-05 sepertinya
akan menjadi lebih jelas jika diubah menjadi Djakarta, 17
boelan 8 tahun ’05.”
Moh. Hatta
:”Ide yang bagus. Ada lagi?”
Muwardi
:”Satu lagi. Kalimat “wakil-wakil bangsa Indonesia” baiknya
diganti menjadi “Atas nama bangsa Indonesia.”
Soekarno
: ’Baiklah kita akan memperbaikinya sekali lagi!’
Sukarni
: ’Itu lebih baik!’
Akhirnya mereka merundingkan kembali naskah tersebut bersama para
pemuda. Kemudian mereka melakukan sedikit perubahan
pada naskah proklamasi itu. Setelah selesai melakukan
sedikit perubahan kemudian Soekarno menyuruh sayuti
melik mengetik naskah proklamasi
Soekarno
: ’Maaf, apakah sayuti melik bisa mengetik naskah ini
dengan perubahan-perubahannya?’
Sayuti melik
: ’Dengan senang hati saya bisa, Bung’
Soekarno
: ’Ya sudah tolong ketik naskah ini dengan cepat’
Sayuti melik
: ’Baiklah’
Sayuti melikpun mengetik naskah proklamasi, kemudian setelah selesai.
Naskah itu di berikan pada Soekarno
Sayuti melik
Soekarni
Hatta

: ’Ini Bung naskahnya sudah selesai sekarang tinggal
siapa yang akan menandatanganinya naskah ini’
: ’Terima kasih, bagaimana kalau naskah ini yang
menandatangi adalah kita semua yang hadir disini’
: ’Yah saya setuju. Agar mengacu fakta deelaration
of independce’

Chairul saleh

: ’Saya tidak setuju lebih baik anda dan Bung Hatta
yang menandatangi naskah tersebut atas nama bangsa
Indonesia’
Subianto
:”Saya tidak setuju. Menurut saya, kami dari golongan
pemudalah yang mewakili rakyat sehingga berhak
menandatangani naskah ini, sedangkan PPKI hanya wakil
pihak Jepang. Saya tidak setuju!”
Sudiano
: ‘Saya lebih setuju Bung Hatta dan Bung Karno yang
menandatanganginnya’
Semua yang hadir : ’Setuju, itu lebih baik!’
Soekarno
: ’Sekarang naskah sudah selesai’
Wilopo
: “Sekarang yang harus kita pikirkan, di mana
naskah ini akan dibacakan?”
Sukarni
: ’Kami sudah menyiapkan tempat kita akan
membacakan teks proklamasi ini’
Hatta
: ’ Dimana? ’
Sukarni
: ’Dilapangan Ikada’
Soekarno
: ’ Saya menolak’
Sukarni
: ’Kenapa anda menolak?’
Soekarno
: ’Karena kalau kita membacakan naskah proklamasi
ini di lapangan Ikada pasti akan timbul bentrokan dengan
tentara Jepang’
Subianto
: ’Bagaimana jika tuan sutan syahrir pergi kesana
untuk mengetahui aman atau tidak?’
Sudiano
: ’Saya setuju dengan usul tuan subianto’
Sutan Sahir
: ’Baiklah’
Sutan Syahrir tiba di lapangan Ikada.
Tentara Jepang 1:”Bagaimana? Amankah?”
Tentara Jepang 2:”Untuk saat ini bisa kita katakan aman, para
masyarakat Indonesia belum datang kemari.”
Sutan Syahrir kembali ke rumah Ir. Soekarno.
Sutan Syahrir :”Bung, gawat sekali!”
Ir. Soekarno
:”Ada apa?”
Sutan Syahrir :”Para tentara Jepang sudah siaga di lapangan Ikada. Saya
khawatir akan terjadinya pertumpahan darah jika kita
masih nekat melaksanakan proklamasi disana.”
Ahmad Soebardjo : ’Mungkin lebih aman Proklamasi diganti lokasi Bung
maksud saya lebih baik kita laksanakan di rumah Bung
Karno saja, Bagaimana?’
Muwardi
: ’ Saya setuju dengan saran Tuan Soebardjo, Kalian
bagamaina?’

Para Pemuda
: ’ Setuju!!!’
Darwis dan Wikana : ’Bagaimana Tuan Chaerul?’
Chaerul shaleh
: ’Ide yang bagus saya setuju!’
Ir. Soekarno
:”Baik, hubungi semuanya. Beritahu semuanya bahwa
lokasi proklamasi berpindah ke depan rumah saya.”
Sutan Syahrir :”Baik!”
Buntaran
:”Para tentara Jepang sudah siaga di lapangan Ikada. Saya
khawatir akan terjadinya pertumpahan darah jika kita
masih nekat melaksanakan proklamasi disana.”
Sukarni
: ’Iya juga ya ! Kenapa saya tidak berpikir sampai
kesana?’
Sutan Syahrir :”Bung, gawat sekali!”
Ir. Soekarno
:”Ada apa?”
Sutan Syahrir :”Para tentara Jepang sudah siaga di lapangan Ikada. Saya
khawatir akan terjadinya pertumpahan darah jika kita
masih nekat melaksanakan proklamasi disana.”
Ir. Soekarno
:”Baik, hubungi semuanya. Beritahu semuanya bahwa
lokasi proklamasi berpindah ke depan rumah saya.”
Sutan Syahrir :”Baik!”
Soekarno
: ’Bagaimana kalau kita membacakan teks proklamasi
ini di rumah saya’
Hatta
: ’Saya setuju, mungkin dengan itu tentara Jepang
tidak akan mengacaukan
proklamasi kemerdekaan
Indonesia’
Semua yang hadir : ’setuju’
Laksamana maeda : ’Ya sudah naskah sudah selesai disusun bagaimana
kalau kalian pulang ke rumah masing-masing dan istirahat
saja lihat kalian begitu lelah. Pagi harinya kita berkumpul
di rumah Soekarno’
Soekarno
: ’Yah kami semua sudah lelah, sebaiknya kami semua
pulang saja, sebelumnya kami ingin mengucapkan terima
kasih atas izin tuan’
Laksamana maeda : ’Tidak apa-apa,Tuan’
Ahmad Soebardjo : ’Ya sudah tuan kami pamit dulu’
Akhirnya dini harinya tanggal 17 semua pulang ke rumah masing-masing,
tetapi para pemuda tidak pulang ke rumahnya, tetapi
mereka menghimpun rekan-rekannya untuk menyebar
luaskan berita itu kesegenap masyarakat Jakarta.
Dengan cepat mereka mempersiapkan fomlet-fomlet dan mobil pengeras
suara untuk memberitahukan kepada penduduk tentang kabar gembira
ini.

Pagi harinya pemuda-pemuda dan penduduk sekitar berkumpul di Jakarta
yaitu di rumah Ir. Soekarno.
Muwardi
: “Bung karno para pemuda telah berkumpul mereka
sudah tidak lagi untuk mendengarkan anda membacakan
naskah proklamasi
Soekarno
: “Tunggulah sebentar Bung Hatta belum datang saya
akan menunggu Bung Hatta dulu
Muwardi
: “Ya sudah silahkan, tapi jangan terlalu lama. Kami
sudah tidak sabar untuk menunggu sebentar lagi kan
sudah pukul 10.00
Soekarno
: “Baiklah
Suhud,Muwardi,Buntaran,Subianto,Wilopo dan Sudiano (Tiba-tiba datang)
Buntaran
:“Maaf Bung Karno apakah kita akan melakukan
pengibaran bendera merah putih’’
soekarno
: ’Sangat wajib, simbol kalau kita telah merdeka’
Sudiano
: ’Lantas bagaimana dengan benderannya Bung?’
Soekarno
: Ya sudah biar saya yang mengurus benderanya,
saya akan menyuruh Fatmawati menjahitkannya sekarang
juga
Suhud
: Ya sudah Bung biar saya yang mencari tiang
bambunya, saya permisi dulu
Wilopo
: ’Oh iya Bung apakah proklamasi sudah bisa
dibacakan?’
Soekarno
: ’Sudah kalian tenang saja’
Subianto
: ’Berarti kita sudah bisa dibilang merdeka bung?’
Soekarno
: ’Ya bisa dibilang begitu’
Wilopo dan Subianto : ’Kalau begitu saya pamit Bung’
Soekarno
: Ya silahkan, Muwardi tolong panggilkan Fatmawati
kemari”
Muwardi
: “Baik Bung Karno”
Sesaat kemudian Fatmawati datang
Fatmawati
: “Iya pak, Alhamdulillah. Oh iya pak, apakah kalian
sudah merencanakan bagaimana proklamasi besok akan
berlangsung?”
Soekarno
: “Sudah, kita akan melaksanakan upacara bendera,
yang nanti akan di iringi lagu Indonesia Raya karya Bung
Supratman.”
Fatmawati
: “Bukankah kita belum punya bendera? Lantas
bagaimana?”
Soekarno
: “Ya Allah, Bapak sampai lupa, Bu. Kalau begitu
bagaimana jika Ibu saja yang menjahitkan bendera?”

Fatmawati

: “Tapi Ibu tidak punya kain, Pak. Kain yang ada
hanya kain merah dan putih. Apa tidak apa-apa?”
Soekarno
: “Tentu saja. Buatlah bendera yang sederhana.
Yang
penting
kita
sudah
berusaha
untuk
menyediakannya.”
Fatmawati
: “Baiklah, Pak.”
Kemudian Fatmawati menjahit bendera tersebut dengan tangannya dan,
Tidak lama kemudian
Moch Hatta datang tepat pukul 19.45
Hatta
: Maaf terlalu lama menunggu saya
Soekarno
: Ah tidak apa-apa, kebetulan persiapannya juga
beleum selesai
Hatta
: Memang persiapan apa
Soekarno
: Persiapan untuk pengibaran bendera sedang
menjahit benderanya sebentar lagi juga sudah beres
Akhirnya segala persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia selesai
benera sudah dijahit, begitu pula dengan tiang bambu suhud sudah
mencarinya. Kemudian latif menjemput kedua tokoh nasionalis itu di
kamar Soekarno
Latif
: Maaf Bung bisakah proklamasi ini segera di mulai
Soekarno
: “Bisa, ayo silahkan kita menuju halaman depan
(Saat Soekarno dan Moch Hatta keluar dari rumahnya dan naik ke
panggung mereka di sambut dengan antusiasme yang
penuh oleh para penduduk yang sudah berkumpul)
tak lama kemudain Soekarno membacakan pidatonya

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Pada kesempatan pagi ini kita berkumpul untuk menjadi saksi dari
peristiwa penting yang selama ini kita tunggu, yaitu peristiwa yang selalu
menjadi impian dan harapan sebagai bangsa yang terjajah. Dari bertahun-

tahun yang lalu sampai beratus-ratus tahun yang lalu kita
memperjuangkan kemerdekaan kita agar bebas dari penjajahan.
Hari ini kita mengibarkan kemerdekaan kita dengan harapan dapat
menjadi tombak agar kehidupan kitaa bisa berubah menjadi lebih baik
labih layak dari sebelumnya.
Terima kasih kepada para pejuang yang kokoh dan teguh
memperjuangkan kemerdekaan bangsa kita dengan segenap jiwa dan
raganya dari mulai penjajahan Bangsa Portugis, Inggris, Jepang dan
Belanda. Kita selama ini seolah seperti orang yang selalu tunduk di
hadapan penjajah. Kita seolah mengabdi kepada mereka. Namun di dalam
hati kita, kita tetap menjungjung tinggi keinginan dan impian kita untuk
kemerdekaan bangsa kita.
Kini semua harapan kita itu bukanlah sebuah angan-angan belaka,
melainkan sebuah perjuangan yang hasilnya dapat kita saksikan saat ini,
prolkamasi kemerdekaan Bangsa Indonesia, dengan di tandai pembacaan
Naskah proklamasi.

PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan dan kekuasaan dll.
Di laksanakan dengan djara seksama dan dalam tempo yang sesingkatsingkatnya.
Djakarta,hari, 17 Boelan 8 tahoen 1945
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno Hatta
Demikianlah naskah Proklamasi ini sebagai tanda bahwa bangsa kita
bangsa indonesia yang telah merdeka. Kemudian sebagai simbol
kebebasan dan kemerdekaan kita, kita kibarkan bendera merah putih.
Sesaat sebelum upacara dimulai…
Soekarno
:”Trimurti, tolong Anda kibarkan bendera Merah Putih
ini sebagai tanda awal kejayaan bangsa ini.”
(sambil menyerahkan bendera)

Sudiano

:”Siap, Bung. Saya akan menyuruh Suhud dan Latif
untuk mengibarkannya”. Suhud! Latif! Hei, kalian!
Jaga baik-baik bendera ini. Kalian mendapat
kehormatan untuk mengibarkan bendera ini untuk
pertama kalinya dalam sejarah Indonesia.”
Suhud dan latif kemudian mengibarkan bendera merah putih.
Latif dan suhud kemudian mengibarkan bendera merahputih
Latif dan Suhud maju kedepan
Latif
: Siap Grak, jalan ditempat grak, maju jalan
Setelah itu ia mengibarkan bendera merah putih
Latif
: Hormat Grak (seluruh yang hadir disana memberi hormat
kepada sang saka merah putih)
Latif
: Tegak grak
Dengan ditandai pembacaan naskah proklamasi dan pengibaran sangsaka
merah putih maka sejak itu bangsa kita lepas dari belenggu penjajahan.
Namun kemudian yang harus mereka lakukan adalah bagaimana
mempertahakan kemerdekaan itu.