Proposal PKM GT 2015 Indonesia

A Million Infiltration Wells for Manado
Abstrak
Banjir merupakan bencana yang sering ditemukan di Indonesia baik di kota kecil
maupun kota – kota besar, bahkan bencana tersebut selalu dijumpai disetiap tahunnya. Banjir
kini menjadi permasalahan yang selalu dihadapi pemerintah, baik pemerintah daerah maupun
pemerintah pusat. Bencana banjir pada umumnya tidak terjadi hanya karena bencana alam,
namun karena perbuatan manusia yang kurang sadar akan lingkungan sekitar, seperti
pengalihfungsian daerah hulu sungai yang seharusnya menjadi kawasan resapan air bagi
sungai tersebut. Tidak hanya pengalihfungsian pada daerah hulu sungai, permasalahan
sampah, drainase yang buruk, pendangkalan sungai, dan perubahan peruntukan bantaran
sungai, juga merupakan pemicu terjadinya banjir. Rata – rata curah hujan yang cukup tinggi
setiap tahunnya juga dapat meningkatkan resiko bencana banjir yang akan terjadi.
Kawasan resapan air saat ini sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Hal
tersebut dikarena banyaknya pengalihfungsian lahan yang terjadi di kawasan tersebut seperti
lahan permukiman, perdagangan dan jasa, dan sebagainya yang mengakibatkan banyaknya
lahan – lahan kritis. Tidak hanya menimbulkan resiko banjir, namun hal tersebut juga dapat
mengurangi ketersediaan air tanah. Berdasarkan hal – hal tersebut, pembuatan sumur resapan
air hujan dirasa cocok untuk dapat mengurangi aliran air hujan yang akan mengalir ke dataran
yang lebih rendah.
Bangunan sumur resapan adalah salah satu rekayasa teknik konservasi air berupa
bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan

kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan yang jatuh di atas
atap rumah atau daerah kedap air dan meresapkannya ke dalam tanah.
Gagasan yang diajukan yaitu gerakan A Million Infiltration Wells for Manado. Sejuta
sumur resapan di Kota Manado. Dengan adanya sumur resapan disetiap pekarangan rumah di
Kota Manado, sekurang – kurangnya dapat mengurangi debit air yang akan mengalir ke
daerah yang lebih rendah datarannya (dalam hal ini sungai). Hal tersebut dapat mengurangi
resiko terjadinya banjir.
A. Pendahuluan
Latar Belakang
Banjir merupakan peristiwa bencana alam yang tidak bisa dilihat dari satu sisi
penyebab. Banjir merupakan akumulasi dari surface run off yang ada di hulu dan ditambah
dengan intensitas hujan di daerah hilir, serta akibat dari penyebab multi faktor. Penyebab
multi faktor ini memberikan kontribusi banjir yang berbeda satu sama lain. Pengaruh
catchment area terhadap surface run off adalah melalui bentuk dan ukuran catchment area
(catchment area morfometri), kerapatan sungai (drainage density), topografi, geologi, jenis
tanah, lahan kritis, dan penutupan lahan (landcover).
Kota Manado yang terletak di bagian hilir daerah aliran Sungai Tondano (DAS Tondano)
merupakan kawasan rawan banjir, terutama di kawasan permukiman dekat bantaran sungai.
Menurut Dinas PU Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2000, banjir yang tergolong ekstrim


PKM-GT 2015

A Million Infiltration Wells for Manado
terjadi di Kota Manado dengan luas genangan mencapai + 761 ha pada tahun 1996 pada saat
tinggi muka air mencapai + 7,04 meter di atas permukaan air laut. Khusus untuk konteks
kejadian banjir di Kota Manado yang hampir tiap tahun terjadi, maka faktor yang
berpengaruh dalam memberikan kontribusi banjir secara langsung adalah kondisi drainase
yang buruk, tingginya intensitas hujan, kapasitas sungai yang tidak mampu menampung
seluruh air hujan, dan pasang surut air laut, serta hilangnya fungsi kawasan resapan air.
(Dinas Kehutanan Sulawesi Utara Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Tondano 2005),
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, pembuatan sumur resapan di setiap pekarangan
rumah di Kota Manado dirasa cocok untuk mengurangi resiko terjadinya banjir sekaligus
menjaga cadangan permukaan air tanah.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan yang dicapai dari gagasan ini adalah untuk mengurangi aliran permukaan
sehingga dapat mencegah / mengurangi terjadinya banjir dan genangan air serta
mempertahankan dan meningkatkan tinggi permukaan air tanah di Kota Manado.
B. Gagasan
Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan
Pada saat ini cukup sulit rasanya menemukan kawasan di Kota Manado, khususnya

perumahan menengah ke bawah di Daerah Aliran Sungai (DAS) yang benar-benar bebas
dari bahaya banjir. Banjir yang semula musibah berubah menjadi hal yang biasa, karena
sering terjadi dan telah menjadi rutinitas setiap musim hujan pada suatu kawasan perumahan,
seperti yang dialami beberapa kawasan perumahan di DAS Sario, Tikala, dan Tondano. Hal
tersebut terjadi karena beberapa hal seperti kurang baiknya sistem drainase di wilayah
tersebut. Selain permasalahan drainase, rusaknya fungsi resapan air juga merupakan
penyebab terjadinya banjir. Permasalahan sungai juga disebut – sebut sebagai penyebab
terjadinya banjir di Kota Manado, pendangkalan beberapa sungai seperti Sungai Sario dan
Tikala yang menyebabkan air meluap pada saat musim hujan dan terjadi banjir di kawasan –
kawasan tersebut.
Menurut pengamat Tata Kota, Dr.Veronica Kumurur bahwa alihfungsi kawasan
resapan air menjadi pemukiman, perdagangan, industri yang tak terhindarkan menjadi pemicu
terjadinya banjir di Kota Manado dan sekitarnya. ”Kawasan lindung yang tidak ditetapkan
dengan Peraturan Daerah, sehingga alihfungsi daerah resapan air tidak bisa dihentikan.
Alihfungsi inilah yang mengakibatkan tanah tak lagi dapat menyerapkan air secara optimal,
yang akhirnya mengakibatkan banjir di kawasan bawah”. Permasalahan utama dalam gagasan
tertulis ini adalah rusaknya fungsi kawasan Bandung Utara sebagai daerah resapan air.
Semakin berkurangnya jumlah kawasan resapan air, maka akan semain besar pula resiko
banjir yang akan terjadi di Kota Manado.


PKM-GT 2015

A Million Infiltration Wells for Manado

Solusi yang Pernah Ditawarkan atau Diterapkan Sebelumnya
Pasca bencana banjir bandang tanggal 15 Januari 2014, yang dinilai akibat minimnya
daerah resapan air, pemerintah Kota Manado, telah mempersiapkan tiga wilayahnya untuk
dijadikan daerah resapan air. Tiga wilayah tersebut yakni berlokasi di Sario, Tikala dan
sekitar Stadion Klabat. Namun sampai saat ini belum ada upaya lanjutan dari pemerintah
untuk rencana tersebut.
Selain itu, upaya penataan area bantaran sungai Tondano ini dikembangkan dengan
konsep dan model Water Front City (WFC) di kelurahan Dendengan Luar belum bisa
dirasakan manfaatnya secara menyeluruh, dikarenakan sulitnya menerapkan konsep tersebut
di daerah bantaran sungai lainnya di Kota Manado.
Seberapa Jauh Gagasan yang Diajukan Dapat Memperbaiki Kondisi Kekinian
Banjir dan menurunnya permukaan air tanah yang melanda beberapa kawasan telah
berlangsung cukup lama dan bahkan telah dianggap sebagai rutinitas yang terjadi setiap
tahun. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan membangun
sumur resapan air hujan pada setiap rumah dalam suatu kawasan perumahan. Adanya sumur
resapan dapat mengurangi volume air limpasan permukaan. Air hujan yang jatuh di atas

permukaan atap bangunan rumah dialirkan melalui talang terus ditampung ke dalam sumur
resapan. Dengan demikian, air hujan tidak mengalir ke mana-mana dan mengurangi air
limpasan permukaan.
Air hujan yang jatuh ke halaman rumah minimal 85 persen harus dapat diserap oleh
lahan halaman rumah itu sendiri dan tidak melimpas ke luar halaman rumah. Halaman rumah
secara alamiah dapat menyerap curahan air hujan, termasuk dari air hujan dari cucuran atap
rumah, yang mengalir melalui talang. Dalam hal ini sumur resapan dapat ikut mengurangi
sumbangan banjir dengan mengurangi volume run off air hujan. Apabila sumur resapan ini
dibuat dalam skala besar alias di setiap pekarangan rumah tanpa terkecuali, maka
memungkinkan untuk memperoleh hasil yang maksimal.

PKM-GT 2015

A Million Infiltration Wells for Manado
Pihak – Pihak yang Dapat Membantu Mengimplementasikan Gagasan
Demi tercapainya tujuan dan manfaat dari gagasan ini, dibutuhkan partisipasi dari
beberapa pihak. Pertama yaitu pemerintah. Partisipasi pemerintah sangat dibutuhkan untuk
menyosialisasikan bagaimana pentingnya sumur resapan dan bagaimana resiko dan
bahanyanya apabila banyak air hujan yang mengalir terus menerus ke wilayah yang memiliki
dataran lebih rendah dengan kondisi kawasan resapan air yang semakin kritis, serta

menyosialisasikan bagaimana teknis, baik penggunaan maupun pembuatan sumur resapan
tersebut. Selain hal – hal yang telah disebutkan, partisipasi pemerintah juga dibutuhkan
sebagai pembuat kebijakan agar para developer yang akan membangun permukiman baru
dapat membuat sumur resapan, serta memberikan insentif seperti mengurangi jumlah pajak
kepada developer yang melaksanakan kebijakan tersebut.
Kedua yaitu peran dari masyarakat. Peran masyarakat maupun komunitas juga sangat
penting, karena merekalah yang akan membangun sumur resapan tersebut. Apabila dari
masyarakat sendiri kurang memperhatikan dan menjalankan hal tersebut, maka upaya untuk
mengurangi resiko banjir dan upaya lainnya tidak akan optimal. Hal tersebut dikarenakan
banyaknya jumlah pemukiman yang ada di Kota Manado, sehingga sangat diharapkan agar
setiap rumah memiliki minimal satu sumur resapan tersebut agar dapat mengurangi jumlah
air yang mengalir dan berujung pada bencana banjir. Oleh sebab itu masyarakat perlu
memperhatikan dengan baik mengenai sumur resapan air hujan ini.
Kedua pihak tersebut sangat diharapkan dapat saling bersinergi satu sama lain, baik
pemerintah, maupun masyarakat. Apabila kedua pihak tersebut sudah dapat bersinergi dengan
baik, maka tujuan yang diharapkan akan dapat tercapai.
Langkah – Langkah Strategis untuk Mengimplementasikan Gagasan
Langkah – langkah yang dapat dilakukan demi mencapai tujuan yang diharapkan
yaitu melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai bagaimana kondisi Kota Manado
saat ini dan kawasan resapan air sudah mulai berkurang, sehingga apabila hal tersebut terus

menerus terjadi, akan berdampak buruk terhadap Kota Manado sendiri. Kemudian
menjelaskan bagaimana kondisi bencana banjir yang setiap tahun melanda wilayah Kota
Manado, dan memaparkan bagaimana siklus air hujan yang turun di wilayah yang memiliki
dataran lebih tinggi dan akan mengalir ke daerah yang lebih rendah, serta menjelaskan
bagaimana pentingnya melakukan penampungan air hujan. Karena dengan menampung air
hujan tidak hanya mengurangi resiko banjir di wilayah yang datarannya rendah, namun juga
penampungan air hujan memiliki manfaat lain yakni air tanah ketersediaannya tetap terjaga
demi kelangsungan hidup manusia kedepannya.
Langkah selanjutnya dapat dilakukan dengan menyosialisasikan sumur resapan
tersebut.
 Sumur Resapan Air Hujan (Infiltration Wells)
Sumur resapan berfungsi memberikan imbuhan air secara buatan dengan cara
menginjeksikan air hujan ke dalam tanah. Sasaran lokasi adalah daerah peresapan air di
PKM-GT 2015

A Million Infiltration Wells for Manado
kawasan budidaya, pemukiman, perkantoran, pertokoan, industri, sarana dan prasarana olah
raga serta fasilitas umum lainnya. Manfaat sumur resapan adalah:
-


Mengurangi aliran permukaan sehingga dapat mencegah / mengurangi terjadinya
banjir dan genangan air.
Mempertahankan dan meningkatkan tinggi permukaan air tanah.
Mengurangi erosi dan sedimentasi
Mengurangi / menahan intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan kawasan
pantai
Mencegah penurunan tanah (land subsidance)
Mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah.

Bentuk dan jenis bangunan sumur resapan dapat berupa bangunan sumur resapan air yang
dibuat segiempat atau silinderdengan kedalaman tertentu dan dasar sumur terletak di atas
permukaan air tanah. Berbagai jenis konstruksi sumur resapan adalah:

-

Sumur tanpa pasangan di dinding sumur, dasar sumur tanpa diisi batu belah maupun
ijuk (kosong)
Sumur tanpa pasangan di dinding sumur, dasar sumur diisi dengan batu belah dan
ijuk.
Sumur dengan susunan batu bata, batu kali atau bataki di dinding sumur, dasar sumur

diisi dengan batu belah dan ijuk atau kosong.
Sumur menggunakan buis beton di dinding sumur
Sumur menggunakan blawong (batu cadas yang dibentuk khusus untuk dinding
sumur).

Konstruksi-konstruksi tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing,
pemilihannya tergantung pada keadaaan batuan / tanah (formasi batuan dan struktur tanah).
Pada tanah / batuan yang relatif stabil, konstruksi tanpa diperkuat dinding sumur dengan

PKM-GT 2015

A Million Infiltration Wells for Manado
dasar sumur diisi dengan batu belah dan ijuk tidak akan membahayakan bahkan akan
memperlancar meresapnya air melalui celah-celah bahan isian tersebut. Pada tanah / batuan
yang relatif labil, konstruksi dengan susunan batu bata / batu kali / batako untuk memperkuat
dinding sumur dengan dasar sumur diisi batu belah dan ijuk akan lebih baik dan dapat
direkomendasikan. Pada tanah dengan / batuan yang sangat labil, konstruksi dengan
menggunakan buis beton atau blawong dianjurkan meskipun resapan air hanya berlangsung
pada dasar sumur saja. Bangunan pelengkap lainnya yang diperlukan adalah bak kontrol,
tutup sumur resapan dan tutup bak kontrol, saluran masuklan dan keluaran / pembuangan

(terbuka atau tertutup) dan talang air (untuk rumah yang bertalang air).

Sumur Resapan. Sumber: PU Cipta Karya
Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaaan Umum menetapkan data teknis sumur resapan air
y sebagai berikut : (1) Ukuran maksimum diameter 1,4 meter, (2) Ukuran pipa masuk
diameter 110 mm, (3) Ukuran pipa pelimpah diameter 110 mm, (4) Ukuran kedalaman 1,5
sampai dengan 3 meter, (5) Dinding dibuat dari pasangan bata atau batako dari campuran 1
semen : 4 pasir tanpa plester, (6) Rongga sumur resapan diisi dengan batu kosong 20/20
setebal 40 cm, (7) Penutup sumur resapan dari plat beton tebal 10 cm dengan campuran 1
semen : 2 pasir : 3 kerikil. Berkaitan dengan sumur resapan ini terdapat SNI No: 03- 24532002 tentang Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan.
Standar ini menetapkan cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan
termasuk persyaratan umum dan teknis mengenai batas muka air tanah (mat), nilai
permeabilitas tanah, jarak terhadap bangunan, perhitungan dan penentuan sumur resapan air
hujan. Persyaratan umum yang harus dipenuhi antara lain sebagai berikut:
-

Sumur resapan air hujan ditempatkan pada lahan yang relatif datar;
Air yang masuk ke dalam sumur resapan adalah air hujan tidak tercemar;

PKM-GT 2015


A Million Infiltration Wells for Manado
-

Penetapan sumur resapan air hujan harus mempertimbangkan keamanan bangunan
sekitarnya;
Harus memperhatikan peraturan daerah setempat;
Hal-hal yang tidak memenuhi ketentuan ini harus disetujui Instansi yang berwenang.

Persyaratan teknis yang harus dipenuhi antara lain adalah sebagai berikut:
-

Ke dalam air tanah minimum 1,50 m pada musin hujan;
Struktur tanah yang dapat digunakan harus mempunyai nilai permebilitas tanah ≥ 2,0
cm/jam.
Jarak penempatan sumur resapan air hujan terhadap bangunan adalah: (a) terhadap
sumur air bersih 3 meter, sumur resapan tangki septik 5 meter dan terhadap pondasi
bangunan 1 meter.

Langkah – langkah selanjutnya adalah dengan membuat kebijakan yang
mengharuskan para developer yang akan membangun perumahan baru untuk membuat sumur
resapan. Hal tersebut perlu dilakukan karena demi mencapai tujuan agar seluruh rumah
memiliki sumur resapan. Maka pada pembangunan perumahan baru, sebaiknya langsung
dibangun sumur resapan agar menjadi lebih efektif dan efisien, serta memberikan insentif
kepada developer yang menjalankan kebijakan tersebut seperti mengurangi jumlah pajak
yang akan dikenakan kepada developer tersebut. Semua langkah - langkah tersebut dapat
terwujud apabila adanya sinergitas antar pihak, baik pemerintah dengan masyarakat maupun
pemerintah dengan pihak swasta. Pemanfaatan air hujan ini diharapkan mampu mengurangi
resiko – resiko bencana banjir dan memberikan manfaat lebih kepada masyarakat.
C. Kesimpulan
Gagasan
Gagasan yang diajukan yaitu gerakan A Million Infiltration Wells for Manado. Sejuta
sumur resapan di Kota Manado. Sumur resapan adalah salah satu rekayasa teknik konservasi
air berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali
dengan kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan yang jatuh
di atas atap rumah atau daerah kedap air dan meresapkannya ke dalam tanah.
Teknik Implementasi
Teknik implementasi yang pertama yaitu dengan melakukan sosialisasi kepada
masyarakat mengenai pentingnya serta manfaat sumur resapan. Kedua dengan melakukan
sosialisasi mengenai pembuatan dan pemeliharaan sumur resapan. Langkah yang terakhir
yaitu membuat kebijakan mengenai keharusan developer untuk membuat sumur resapan,
serta pemberian insentif kepada developer yang melaksanakan kebijakan tersebut.
Prediksi Hasil (Manfaat dan Dampak Gagasan)
Dengan membangun sumur resapan pada setiap rumah dalam setiap kawasan
perumahan di Kota Manado dapat mencegah/mengurangi resiko terjadinya banjir akibat

PKM-GT 2015

A Million Infiltration Wells for Manado
hilangnya kawasan resapan air dan pendangkalan sungai, serta dapat menjaga
ketersediaannya cadangan permukaan air tanah. Jika sejuta sumur resapan dibangun di setiap
rumah di Kota Manado tentu saja akan membawa dampak positif dan hal yang diharapkan
akan terwujud.

Daftar Pustaka
http://veronicakumurur.blogspot.com/2006/08/tentang-banjir-yang-melanda-kota.html
(diakses tanggal 1 Maret 2015)
https://groups.yahoo.com/neo/groups/alumnifatek/conversations/messages/3029 (diakses
tanggal 1 Maret 2015)
http://sulutpromo.com/en/umum/water-front-city-di-manado,-contoh-nasional/ (diakses
tanggal 1 Maret 2015)
Kementerian Lingkungan Hidup RI. http://www.menlh.go.id/membuat-sumur-resapan-dipekarangan-rumah/RI (diakses tanggal 1 Maret 2015)
https://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/sumur-resapan/
(diakses tanggal 1 Maret 2015)
http://www.sulutdaily.com/read/2014/01/13175/alihfungsi-daerah-resapan-air-di-manadopemicu-banjir/ (diakses tanggal 1 Maret 2015)
http://www.bukapeta.com/pasfans01_yahoo_com/268Kelurahan_Terdampak_Banjir_Kota_Manado_Sulawesi_Utara?lang=id (diakses tanggal 1
Maret 2015)
Badan Pusat Statistik Kota Manado. http://manadokota.bps.go.id/index.php?hal=tabel&id=1
(diakses tanggal 1 Maret 2015)

PKM-GT 2015

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN GANGGUAN JIWA (SKIZOFRENIA) Di Wilayah Puskesmas Kedung Kandang Malang Tahun 2015

28 256 11

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Kajian administrasi, farmasetik dan klinis resep pasien rawat jalan di Rumkital Dr. Mintohardjo pada bulan Januari 2015

19 169 0