filsafat sebagai sumber ilmu Indonesia

ht
t
p:
//j
en
ep
on
to
ka
b.
bp

s.
g

o.
id

o.
id


b.

bp

s.
g

STATISTIK DAERAH

ht
t

p:
//j
en
ep

on
to
ka


KABUPATEN JENEPONTO

2015

STATISTIK DAERAH KABUPATEN JENEPONTO 2015

o.
id

Katalog BPS : 1103001.7304
Ukuran Buku : 17,6 cm X 25 cm
Jumlah Halaman : 27

b.

bp

s.
g


Naskah:
KSK Kecamatan Binamu

p:
//j
en
ep

on
to
ka

Gambar Kulit:
Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik

ht
t

Diterbitkan Oleh:

Badan Pusat Statistik Kabupaten Jeneponto

Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya.

KATA SAMBUTAN



ht
t

p:
//j
en
ep

on
to
ka


b.

bp

s.
g

o.
id

Publikasi
Statistik
Daerah
Kabupaten
Jeneponto
2015
diterbitkan oleh Badan Pusat
Statistik Kabupaten Jeneponto,
publikasi ini melengkapi publikasipublikasi
yang

terbit
setiap
tahunnya,
Materi yang disajikan dalam
publikasi
Statistik
Daerah
Kabupaten Jeneponto 2015 ini
berisi berbagai data dan informasi
terpilih seputar Jeneponto yang
dianalisis secara sederhana untuk
membantu
pengguna
data
memahami
perkembangan
pembangunan serta berbagai
potensi daerah, serta diharapkan
dapat menjadi bahan kajian
dalam perencanaan dan evaluasi

kegiatan pembangunan.
Kepada semua pihak yang
telah membantu kami ucapkan
terima kasih. Saran, kritik dan
koreksi
yang
konstruktif
dari
berbagai pihak sangat kami
harapkan
demi
semakin
sempurnanya publikasi ini di masa
masa mendatang.
Semoga publikasi ini dapat
bermanfaat bagi para pengguna
data
dan
masyarakat
pada

umumnya.
Kepala Badan Pusat Statistik
Kabupaten Jeneponto
Drs. H. Abd. Salam, MM



DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
KATALOG ...................................................................... i
KATA SAMBUTAN ........................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................ iii

o.
id

GEOGRAFI DAN IKLIM ..................................................... 1
Peningkatan Pemanfaatan Luas Lahan Meningkat ........................................................................ 1


s.
g

GEOGRAFI DAN IKLIM ..................................................... 1
Peningkatan Pemanfaatan Luas Lahan Meningkat ........................................................................ 1

on
to
ka

b.

bp

PEMERINTAHAN ............................................................ 2
Tidak Ada Lagi Desa Sangat Tertinggal .......................................................................................... 2
PENDUDUK ................................................................... 3
Laju Pertumbuhan Penduduk Meningkat......................................................................................... 3

p:

//j
en
ep

KETENEGAKERJAAN ........................................................ 4
Kesempatan Kerja dan Peningkatan Tenaga Kerja .......................................................................... 4

ht
t

PENDIDIKAN ................................................................ 5
Perlunya Meningkatkan Mutu Pendidikan ...................................................................................... 5
KESEHATAN ................................................................. 6
Angka Harapan Hidup Semakin Baik............................................................................................... 6
PERUMAHAN ................................................................. 7
Masih Ada Rumah Yang Tidak Layak Huni .................................................................................... 7
PEMBANGUNAN MANUSIA ................................................ 8
Masih Peringkat Terakhir .................................................................................................................. 8

2015 | Statistik Daerah Kabupaten Jeneponto


iii

DAFTAR ISI
PERTANIAN.................................................................. 9
Jagung Merupakan Komoditas Utama ............................................................................................. 9
PERTAMBANGAN DAN ENERGI ...........................................10
Sektor Pertambangan di Jeneponto Masih Kurang ........................................................................ 10
INDUSTRI PENGOLAHAN ................................................11
Industri Makanan dan Minuman Masih Dominan ....................................................................... 11

s.
g

o.
id

KONSTRUKSI ..............................................................12
Pertumbuhan Sektor Konstruksi Meningkat ................................................................................. 12

b.

bp

HOTEL DAN PARIWISATA ...............................................13
Pariwisata di Jeneponto perlu dikembangkan ................................................................................ 13

on
to
ka

TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI ...................................14
Kondisi Jalan Masih Cukup Baik .................................................................................................. 14

p:
//j
en
ep

PERBANKAN DAN INVESTASI ..........................................15
Nilai Investasi Mengalami Peningkatan Yang Cukup Tinggi......................................................... 15
HARGA-HARGA .............................................................16
Peningkatan Harga Kebutuhan Pokok ........................................................................................ 16

ht
t

PENGELUARAN PENDUDUK ................................................17
Kesejahteraan Penduduk Menunjukkan Penurunan ...................................................................... 17
PERDAGANGAN .............................................................18
Menurunnya Minat di Sektor Perdagangan ................................................................................... 18
PENDAPATAN REGIONAL .................................................19
PDRB Kabupaten Jeneponto Masih Perlu Ditingkatkan ............................................................. 19
PERBANDINGAN REGIONAL ..............................................20
PDRB Perkapita Jeneponto Seperenambelas PDRB Perkapita Kota Makassar .......................... 20

iv

Statistik Daerah Kabupaten Jeneponto | 2015

GEOGRAFI DAN IKLIM

1

Peningkatan pemanfaatan luas lahan meningkat

Peningkatan kualitas pendayagunaan lahan khususnya pada sector
pertanian perlu ditingkatkan, mengingat potensi terbesar di
Kabupaten Jeneponto adalah sektor pertanian.

Peta Kabupaten Jeneponto
119°40'

119°45'

119°50'

119°55'

PETA ADMINISTRASI
KABUPATEN JENEPONTO
UTARA

Skala 1:170.000
0

5°25'

5°25'

2

KABUPATEN TAKALAR

2

4

Kilometer

Keterangan

%
[
Y
#

Pusat Kabupaten
Pusat Kecamatan
Jalan Nasional
Jalan Provinsi
Jalan Kabupaten

KABUPATEN GOWA

Sungai Besar
Sungai
5°30'

5°30'

KEC. RUMBIA
#
Y

Garis Pantai
Batas Wilayah Kabupaten

KEC. BANGKALA BARAT

Peta Indeks
Provinsi Sulawesi Selatan

o.
id

KABUPATEN BANTAENG

#
Y
KEC. KELARA

#
Y
KEC. BANGKALA
5°35'

5°35'

#
Y

#
Y

KEC. BONTORAMBA

#
Y

KEC. TAROWANG

KEC. TURATEA

#
Y
KEC. BATANG

#
Y

#
Y

KEC. BINAMU

KEC. ARUNGKEKE

#
Y

5°40'

5°40'

KEC. TAMALATEA

#
Y

[
%

Kabupaten Jeneponto
Sumber Peta :
Peta Rupa Bumi Skala 1:50.000
Peta Administrasi Kab. Jeneponto Tahun 2004 Skala 1:55.000

Kegiatan
Pembuatan Peta Tematik Pysical Setting
Kabupaten Jeneponto Tahun 2006

LAUT FLORES

119°35'

119°40'

119°45'

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

GLOBALINDO KONSULTAMA

BAPPEDA

119°50'

Jl. Adyaksa Baru Ruko Zamrud II
Blok J No.11 Panakukang Mas Makassar
Telp. 0411-5718970 Fax. 0411-425278

119°55'

on
to
ka

b.

119°30'

Dibandingkan dengan kabupaten
lain di Sulawesi Selatan, Kabupaten
Jeneponto merupakan kabupaten dengan
luas terkecil ke-7 dengan luas wilayah
sebesar 749,79 km2.
Kabupaten Jeneponto berbatasan
dengan Kabupaten Gowa dan Takalar di
sebelah utara, Kabupaten Bantaeng di
sebelah
timur,
Kabupaten
Takalar
sebelah Barat dan laut Flores di sebelah
Selatan.
Bila dipandang secara astronomis
Kabupaten Jeneponto terletak antara 5°
23’12' - 5° 42’12' Lintang Selatan dan
119° 29’12' -119° 56’44,9' Bujur Timur.
Ibukota Kabupaten Jeneponto
berada
di
Bontosunggu
Kelurahan
Empoang Kecamatan Binamu. Kecamatan
terjauh dan terluas adalah kecamatan
Bangkala Barat dengan jarak 41 km dari
ibukota kabupaten dan luas 152,96 km².
Sektor pertanian masih menjadi
dominansi di Kabupaten Jeneponto.
Tercatat bahwa lahan yang digunakan
untuk sektor pertanian sebesar 66.544
ha atau sekitar 88 persen dari luas
wilayah
di
Kabupaten
Jeneponto.
Pergeseran fungsi lahan terbesar selama
dua tahun terakhir berupa tambak yang
tersebar di seluruh kecamatan di
Jeneponto.

s.
g

119°35'

bp

119°30'

Komposisi Luas Lahan Menurut Jenis
Penggunaannya (Ha)

2014
*
14.014
8.539

p:
//j
en
ep

2013
39
3.816
7.637
36.166
1.157
1.431
9.337
5.389
1.572
92

ht
t

Jenis Penggunaan
Sawah Panen 3x
Sawah Panen 2x
Sawah Panen 1x
Tegalan
Ladang/Huma
Perkebunan
Tambak
Sawah Tadah Hujan
Hutan Rakyat
Sementara tidak
diusahakan
Lahan bukan Pertanian
Lainnya

8.273
70

Sumber : Jeneponto Dalam Angka, 2014-2015

** Tahukah anda **
Dari 11 Kecamatan yang ada, hanya di
Kecamatan Rumbia yang memiliki sawah
dengan masa panen 3 kali selama setahun.

PEMERINTAHAN

2

Tidak ada lagi desa sangat tertinggal

Berdasarkan SK Bupati tahun 2010 tentang Kategori Desa Tertinggal, dari
113 desa dan kelurahan yang terdapat di Kabupaten Jeneponto, sebanyak
63 desa masuk kategori tidak tertinggal dan 50 desa masuk kategori
tertinggal.

Jumlah PNS Jeneponto menurut
Golongan, 2013-2014

Golongan I

p:
//j
en
ep

** Tahukah anda **
Tahun 2014 Pendapatan Daerah Kab Jeneponto
mengalami kenaikan 10.2%

2014
50

30

1.269

891

Golongan III

2.934

2.537

Golongan IV

1.765

1.543

6.018

5.001

b.

bp

s.
g

Golongan II

Total

Sumber : BKD, 2014-2015

Pendapatan dan Belanja APBD
2012-2014 (Juta Rp)

ht
t

APBD sebagai dasar perencanaan
pembangunan
pemerintah
Kabupaten
Jeneponto mengalami kenaikan mencapai
804,412 milyar. Sebagian besar APBD
Kabupaten Jeneponto bersumber dari
Dana Perimbangan Dana Perimbangan
selain digunakan untuk mengurangi
kesenjangan antara Pemerintah Pusat,
Daerah
dan
antar
daerah
juga
mengindikasikan
bahwa
Kabupaten
Jeneponto belum cukup mandiri dalam
melaksanakan
pembangunannya.
Sedangkan belanja daerah naik dari
709,374 milyar di tahun 2013 menjadi
794,224 milyar di tahun 2014.

2013

o.
id

Golongan

on
to
ka

Secara administratif, Kabupaten
Jeneponto memiliki 11 kecamatan yang
terdiri dari 113 desa/kelurahan (31
kelurahan dan 82 desa). Data 2014
memperlihatkan
bahwa
terjadinya
penurunan jumlah pegawai hal ini
disebabkan adanya pegawai yang pensiun
namun di sisi lain terjadi moratorium
pegawai selain itu pindah tugas pegawai di
luar daerah menjadi penyebab lainnya.
Jumlah PNS di Kab Jeneponto sebagian
besar
adalah
pegawai
perempuan.
Sedangkan dari segi kualitas, sejak tahun
2009 dominansi tamatan Sarjana Strata
satu.

2012

2013

Pendapatan Daerah

2014
Belanja Daerah

Sumber : PPKAD Kab Jeneponto

2015 | Statistik Daerah Kabupaten Jeneponto

2

3

PENDUDUK
Laju pertumbuhan penduduk meningkat.

Selama kurun waktu 2 tahun terakhir laju pertumbuhan meningkat sebesar 1,35
persen. Bila ditelusuri lebih dalam peningkatan penduduk terjadi pada kelompok
usia 55-59 tahun.

Piramida Penduduk Kabupaten Jeneponto
2014 (jiwa)

s.
g

bp

b.
on
to
ka

Laki-laki

Sumber : BPS (Proyeksi),2014

p:
//j
en
ep

Perempuan

o.
id

75+
70-75
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
15-19
10-14
5-9
0-4

Gambar
piramida
penduduk
disamping menunjukkan bahwa penduduk
pada usia kerja (15-64 tahun) lebih besar
daripada penduduk di usia non produktif
(0-14 tahun dan 65+). Begitu halnya bila
ditelusuri pada dua tahun sebelumnya.
Relatif menurunnya usia non produktif
mengindikasikan akan adanya perbaikan
kondisi
perekonomian
masyarakat,
mengingat penduduk usia produktif
memiliki peluang yang lebih besar untuk
bekerja dan menghasilkan pendapatan.
Angka ketergantungan pada tahun 2014
sebesar 54, dengan kata lain dari 100
orang usia produktif menanggung 54
orang usia non produktif.
Tercatat bahwa jumlah penduduk
Kabupaten
Jeneponto
tahun
2014
sebanyak 353.287 jiwa yang terdiri dari
170.873 laki laki dan 182.414 perempuan.
Jumlah penduduk terpadat berada di
Kecamatan Binamu sebanyak 54.633 jiwa.
Dengan luas wilayah sebesar 749,79 km²,
rata- rata kepadatan penduduk sebesar
471 jiwa per km².
Untuk jumlah Rumah Tangga di
Kabupaten Jeneponto pada tahun 2014
sebesar 80.068. Dengan kata lain, secara
rata-rata
anggota
rumah
tangga
dihuni/terdiri dari 4 jiwa.

ht
t

Indikator Kependudukan Kabupaten
Jeneponto, 2012-2014
Uraian

2012

2013

Jumlah
Kepadatan
Sex Ratio
Rumah tangga

348.680
465
93,83
79.024

351.111
468
93,75
79.576

0-14 Thn
15-64 Thn
65+

Penduduk Menurut Kelompok Umur
103.488
102.966
102.414
224.966
227.464
229.725
20.226
20.681
21.148

Sumber : BPS (Proyeksi),2012-2014

2014
353.287
471
93,67
80.068

** Tahukah anda **
Berdasarkan data dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil pada tahun 2014 tercatat sebanyak
151.385 Kepala Keluarga

KETENAGAKERJAAN
Kesempatan Kerja dan Peningkatan Tenaga Kerja

Tingginya angka kesempatan kerja di Kabupaten Jeneponto perlu diimbangi
dengan peningkatan tingkat pendidikan penduduk bekerja, sehingga kualitas
pekerja lebih baik dan dapat merangkul semua peluang yang ada.

Jumlah Penduduk Yang Bekerja Menurut
Jenis Kelamin dan Sektor Lapangan
Usaha tahun 2014

b.

bp

p:
//j
en
ep

ht
t

LakiPerempuan
Laki
54.615
25.576
2.893
2.311
7.765
10.934
6.820
15.584
22.864
1.444
94.957
55.849

Total

o.
id

s.
g

Jumlah
Bekerja
Pertanian
Industri
Perdagangan
Jasa-Jasa
Lainnya
Total

on
to
ka

Jumlah Angkatan Kerja (seluruh
penduduk usia 15 tahun keatas) pada
tahun 2014 sebanyak 155.035 orang
atau sekitar 61,74% dari total
penduduk.
Dari
angka
tersebut,
150.806 orang (97,27%) berstatus
bekerja dan 4.229 orang (2,73%)
berstatus
pengangguran
terbuka,
sisanya sebesar 96.055 tergolong
bukan
Angkatan
Kerja
(sekolah,
mengurus Rumah Tangga dan lainnya).
Dilihat dari tingkat pendidikan,
penduduk yang bekerja, sebagian besar
masih berpendidikan rendah (belum
tamat SD) dengan persentase sekitar
25,37%. Kesempatan bekerja lebih
banyak di lapangan usaha pertanian
sebanyak 53,17% sedangkan pekerja
yang paling sedikit berada di sektor
lapangan usaha industri sekitar 3,45%.
Untuk sebaran gender pekerja,
sebanyak 94.957 orang merupakan
pekerja laki laki, dan 55.849 merupakan
pekerja perempuan. Sebagian besar
pekerja
laki-laki
terpusat
pada
kelompok umur 30-34 sebanyak 2.935
jiwa, sedangkan pekerja perempuan
terpusat pada kelompok umur 40-44
sebanyak 18.163 jiwa

4
80.191
5.204
18.699
22.404
24.308
150.806

Sumber : BPS, Survey Sakernas 2014

Penduduk yang Bekerja Menurut
Tingkat Pendidikan tahun 2014
23209

Belum/Tidak pernah…
Belum/Tidak tamat SD

38257

SD sederajat

32753
22712

SLTP sederajat

19100

SMA sederajat
Diploma I/II/III/Akademi
uneversitas

2812
11963

Sumber: BPS HASIL Sakernas 2014

** Tahukah anda **
Tingkat pengangguran Kab Jeneponto tahun
2014 naik 1,95 % dari tahun sebelumnya

2015 | Statistik Daerah Kabupaten Jeneponto

4

PENDIDIKAN

5

Perlunya peningkatan mutu pendidikan.

Rata rata lama sekolah di kabupaten Jeneponto masih tergolong rendah, yaitu sekitar
6, yang berarti secara rata rata tingkat pendidikan tertinggi hanya sampai kelas 6 SD.
Ini menjadi dasar perlunya peningkatan mutu pendidikan di segala aspek.

Murid SD
Murid SLTP
Murid SLTA
guru SD
guru SLTP
guru SLTA

2013

2014

50.609
19.949
12.874
2.296
1.714
1.404

52.262
21.283
14.215
3.777
2.294
1.613

46.561
13.374
5.846
3.674
684
331

on
to
ka

b.

Sumber : Jeneponto Dalam Angka, 2015

o.
id

Σ
Σ
Σ
Σ
Σ
Σ

2012

s.
g

Uraian

Penurunan jumlah murid sekolah di
Kabupaten Jeneponto perlu menjadi
perhatian
demi
peningkatan
IPM
Kabupaten. Di tahun 2014 tercatat
jumlah murid SD sederajat turun 10,91 %
menjadi 46.561 siswa sedangkan jumlah
guru sebanyak 3.674 orang, yang
menyebabkan rasio murid guru SD
sebesar 12 yang berarti secara rata-rata
1 orang guru mempunyai beban mengajar
sebanyak 12 murid. Sedangkan rasio
murid guru SLTP sederajat sebesar 19
dan SLTA sederajat sebesar 17. Salah
satu sarana penunjang pendidikan adalah
jumlah sekolah, rasio murid sekolah SD
sebesar 160, yang berarti satu sekolah
menampung sekitar 160 murid, sedangkan
rasio murid sekolah untuk SLTP 163 dan
SLTA 278.
Potensi SDM di suatu daerah
antara lain dapat dilihat dari jenjang
pendidikan tertinggi yang ditamatkan.
Meskipun masih banyak yang belum
memiliki ijazah, namun kesetaraan gender
dalam
mengeyam
pendidikan
mulai
Nampak hal ini dapat dilihat dari ijazah
pendidikan tertinggi (DIV/S1/S2/S3)
lebih banyak dimiliki oleh perempuan.

bp

Perkembangan Jumlah Murid dan Guru
Tahun 2012-2014

p:
//j
en
ep

Persentase Penduduk Usia 15 Tahun
Keatas Menurut Tamatan
Pendidikan,2014(%)

Sumber : :susenas 2014

Perempuan

Akademi/Diploma III
Diploma I/II
SM Kejuruan
SMU/MA
SLTP/MTs
SD/MI
Tdk mempunyai ijazah

3,43
3,80
0,91
0,36
0,50
0,16
2,11
2,76

ht
t

Diploma IV/S1/S2/S3

Laki-laki

12,03
14,17
20,15
18,91
22,96
21,79

37,90
38,06

** Tahukah anda **
Masih terdapat 24,25 % penduduk usia 15 tahun
ke atas di Kab Jeneponto yang belum bisa baca
dan tulis huruf latin

KESEHATAN

6

Angka Harapan Hidup Semakin Baik

Tingkat kesadaran masyarakat Jeneponto akan kesehatan tercermin dari Angka
Harapan Hidup yang ditunjang oleh ketersediaan sarana prasarana serta tenaga
kesehatan penolong kelahiran yang relative meningkat dari tahun ke tahun.

Indikator Kesehatan di Jeneponto
Uraian
Σ Rumah Sakit

p:
//j
en
ep

ht
t

2012
1
18
56
48
91
246
464

bp

s.
g

o.
id

Puskesmas
Pustu
Dokter
Bidan
Perawat
Posyandu

b.

Σ
Σ
Σ
Σ
Σ
Σ

2013
1
18
56
48
91
247
469

Sumber : Jeneponto Dalam Angka, 2013-2015

on
to
ka

Ketersediaan sarana dan prasana
layanan kesehatan merupakan salah satu
hal
penunjang
perbaikan
tingkat
kesehatan masyarakat. Pada tahun 2014,
fasilitas kesehatan tidak mengalami
perubahan dari tahun sebelumnya namun
tenaga medis berkurang, tentunya ini
diharapkan tidak mengurangi kualitas
pelayanan kesehatan pada masyarakat.
Kesadaran
masyarakat
akan
pentingnya kesehatan dan fasilitas
kesehatan
berdampak
pada
angka
kematian bayi yang berkurang, data 2014
memperlihatkan bahwa kematian bayi
turun
0,91 % dibanding
tahun
sebelumnya sebesar 1,24%. Dari 5.458
bayi yang mendapatkan pertolongan masih
terdapat 114 bayi yang mendapatkan
pertolongan dari dukun atau sekitar
2,05% Meskipun demikian pola pembinaan
kepada
masyarakat
harus
terus
digallakan demi meningkatnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya kesehatan
selain itu koordinasi bidan desa dan
dukun harus tetap terjaga.
Musim pancaroba selama 2014
menimbulkan serangan berbegai penyakit.
Diare, Disentri dan TBC adalah kasus
penyakit terbanyak yang ditemui pada
tahun 2014.

2014
1
18
56
47
88
218
469

Angka Kelahiran Bayi 2013-2014

2013
2014

76

6.065

51

5.528
mati

hidup

Sumber data: DDA Kab Jeneponto, 2015

** Tahukah anda **
Pada tahun 2014 tercatat 9 orang meninggal karena
penyakit typhus dan 8 karena TBC yang menjadi
penyakit dengan angka kematian tertinggi

2015 | Statistik Daerah Kabupaten Jeneponto

6

Masih ada rumah yang tidak layak huni.
Dari 78.315 jumlah rumah yang ada di Kabupaten Jeneponto, sekitar 65,38%
merupakan rumah layak huni, dan masih ada sekitar 34,62% rumah yang tidak
layak huni.

2014
94,81
38,6
9,65
99,31
86.98
99,42

ht
t

p:
//j
en
ep

on
to
ka

Sumber : BPS,susenas 2013-2014

Persentase Rumah Tangga Menurut
Standar Kesehatan, 2014

o.
id

2013
94,74
40,39
7,44
97,95
81,43
98,92

b.

Uraian
Atap Seng
Dinding Bambu
Dinding Tembok
Lantai bukan tanah
Air layak
Listrik PLN

Tingkat kesejahteraan rakyat
dapat dilihat salah satunya dari kualitas
lantai yang digunakan. Jenis lantai di
Jeneponto dibedakan jadi 2 yaitu tanah
dan bukan tanah. Persentase jenis lantai
bukan tanah sebesar 99,31% (rumah
panggung dan rumah batu) dan lantai
tanah sebesar 1,69%. Lantai bukan tanah
yang paling banyak dijumpai di Kabupaten
Jeneponto berupa lantai Kayu sebesar
74,08% dari total rumah tangga.
Selain jenis lantai, luas lantai juga
berpengaruh terhadap kesehatan, salah
satu indikator rumah sehat menurut
WHO adalah rumah tinggal yang memiliki
luas lantai perkapita minimal 10 m²,
konsumsi air bersih dan jarak ke tempat
penampungan kotoran >= 10 m. Nampak
pada gambar disamping bahwa Standard
Kesehatan menurut WHO telah terpenuhi
meskipun masih terdapat sebagian
penduduk yang belum memenuhi standard
kesehatan ini.
Meningkatnya minat masyarakat
terhadap air bersih dapat dilihat dari
peningkatan jumlah pelanggan PDAM dari
kategori rumah tempat tinggal setiap
tahunnya. Kenaikan pada tahun ini
sebesar 6,02%.

s.
g

Penggunaan Indikator Perumahan dan
Lingkungan (%)

bp

7

PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN

Sumber : BPS,susenas 2014

** Tahukah anda **
Penerangan Rumah Tangga, sebagian besar
sudah menggunakan listrik PLN, namun yang
menyambung (nyantol) pada 2014 sebesar
41,15%.

PEMBANGUNAN MANUSIA
Masih peringkat terakhir.
Meskipun IPM Kabupaten Jeneponto masih tertinggal dari Kabupaten yang
lain di Sulawesi Selatan, namun pada tahun 2014 IPM Kabupaten Jeneponto
terkategorikan pada posisi menengah keatas.

Komponen IPM 2012-2014
Uraian
Angka Harapan
Hidup (AHH)

2012

2013

2014

65,35

65,39

Indekx kesehatan

69,64

69,76

69,82

Indekx Pendidikan

47,20

49,24

51,22

Indeks
Pengeluaran

64,46

64,62

64,87

b.

bp

s.
g

o.
id

65,27

Sumber : BPS, 2012-2014

Perkembangan IPM 2012-2014

ht
t

p:
//j
en
ep

on
to
ka

Untuk mengukur keberhasilan
kinerja pembangunan manusia suatu
wilayah, digunakan Indeks Pembangunan
Manusia yang mencakup Indeks Harapan
Hidup, Indeks Pendidikan dan Indeks PPP
(Purchasing
Power
Parity)
atau
Kemampuan daya Beli. IPM Kabupaten
Jeneponto sedikit mengalami peningkatan
selama kurun waktu 2012-2014 yaitu dari
59,62 menjadi 61,45. Kenaikan ini sebagai
akibat
naiknya
semua
komponen
pendukung IPM.
Kemampuan penduduk Jeneponto
dalam menyerap informasi di kabupaten
Jeneponto tercermin dalam besarnya
Indeks pendidikan yang mengalami
kenaikan 1,98. Meskipun tidak banyak
mengalami perubahan, namun sudah cukup
baik bahwa terdapat 75,75% dari
penduduk Jeneponto usia 15 tahu keatas
yang dapat membaca dan menulias latin.
IPM selain terdiri dari aspek kesehatan
dan pendidikan juga mencakup aspek
perekonomian yang tercermin dari indeks
pengeluaran masyarakat pada suatu
periode watu tertentu. Tercatat bahwa
indeks pengeluaran penduduk Jeneponto
selama tahun 2014 adalah 64,87

8

** Tahukah anda **
Kecepatan pencapaian IPM Kabupaten
Jeneponto pada tahun 2014 dalam memenuhi
capaian idealnya terbilang sangat cepat
dengan nilai sebesar 1,48%

2015 | Statistik Daerah Kabupaten Jeneponto

8

9

PERTANIAN
Kacang hijau menjadi komoditi alternatif
Dari semua jenis tanaman padi palawija hanya kacang hijau yang mengalami
peningkatan baik produksi maupun luas panen.

23.098
49.792
5.307
368
450

131.008,23
264.797,68
116.860,14
4.187,85
517,78

5,73
5,32
22,06
11,38
1.15

662

926,90

1,4

3.595

4.349,96

1,21

Sumber : Jeneponto Dalam Angka, 2015

p:
//j
en
ep

Perkembangan Populasi Ternak Besar dan Kecil
Tahun 2013-2014 (Ekor)

ht
t

155.297
137.441

72.073
61.816
20.743

2013

27.817

3.602
3.287

507

o.
id

Rata2
Produksi
(ton/ha)

s.
g

Padi
Jagung
Ubi Kayu
Ubi Jalar
Kacang
Tanah
Kacang
Kedelai
Kacang
Hijau

Produksi
(Ton)

bp

Luas
Panen

on
to
ka

Uraian

Sektor
pertanian
masih
merupakan tumpuan daerah Kabupaten
Jeneponto. Berdasarkan data dari Dinas
Pertanian Kabupaten Jeneponto, secara
umum selama tahun 2014, produksi
pertanian tanaman pangan mengalami
penurunan cukup tajam yakni 10,47
persen di banding tahun 2013 atau 14,11
persen dibanding 2012. produksi kedelai
merupakan komoditi yang mengalami
penurunan paling signifikan yaitu sekitar
67,78 persen dari tahun sebelumnya. Hal
ini disebabkan berkurangnnya lahan
pemanfaatan tanaman kedelai hingga
mencapai 1.408 Ha atau sekitar 68
persen. Data juga memperlihatkan kacang
hijau menjadi satu-satunya komoditi yang
mengalami peningkatan baik dari produksi
maupun luas panen yakni sebesar 339,96
ton atau 8,48 persen.
Populasi ternak besar dan kecil
pada tahun 2014 di Kabupaten Jeneponto
mengalami kenaikan sekitar 15,89 persen.
kenaikan populasi terbesar pada komoditi
Sapi sebesar 34,1 sedangkan kerbau
meruapakn komoditi dengan kenaikan
terkecil sebesar 9,58 persen.

b.

Tanaman Pangan Tahun 2014

2014
570

** Tahukah anda **
Dari 11 kecamatan, 4 diantaranya berpotensi
budidaya udang dan rumput laut di Jeneponto :
Bangkala Barat, Bangkala, Tamalatea, Arungkeke.
Sumber : Jeneponto Dalam Angka, 2015

PERTAMBANGAN DAN ENERGI
Keberadaan PLTU Bangkala sangat membantu dalam
peningkatan produksi energi listrik untu masyarakat Jeneponto

Jumlah Pelanggan, Daya tersambung
dan Nilai Produksi Listrik

b.

2014

51.605

55.480

46.316.150

60.803.6
82

57.474.650

42.952.299.

51.426.6
42

54.465.751

Sumber : Jeneponto Dalam Angka, 2013 – 2015

Jumlah Gardu dan Panjang Jaringan
PLN menurut Ranting/Sub ranting, 2014

ht
t

p:
//j
en
ep

2013

44.723

bp

s.
g

Jumlah
Pelanggan
Daya
Tersambung
(KW)
Nilai (Rp ooo)

2012

o.
id

Remaks

on
to
ka

Sebagai salah satu sumber energi,
listrik memegang peranan penting,
tercatat selama tahun 2012-2014, jumlah
langganan maupun daya tersambung
mengalami peningkatan yang cukup
positif.
Pada tahun 2014 jumlah
pelanggan listrik sebanyak 55.480 naik
7,5% dari tahun 2013. Jumlah daya
tersambung
tahun
2014
sebesar
57.474.650 VA, naik 5,48% dari tahun
2013. Sementara nilai produksi tahun
2014 sebesar Rp. 54.465.751.192 naik
sekitar 5,9% dari tahun 2013. Besarnya
kenaikan
nilai
produksi
ini
mengindikasikan bahwa nilai tambah yang
dihasilkan dari sub sektor listrik terus
meningkat.
DiKabupaten Jeneponto sendiri
sector usaha garam telah menjadi
primadona ini dapat terlihat bahwa
tingkat produksi garam ditahun 2014
meningkat 181,9 % menjadi 42.864,42
ton dengan jumlah usaha yang tetap.
** Tahukah anda **
Di tahun 2014 batubara yang daingkut untuk
proses produksi energy listrik di PLTU Bangkala
sebesar 782.524 M/ton

Sumber : Jeneponto Dalam Angka, 2015

2015 | Statistik Daerah Kabupaten Jeneponto

10

11

INDUSTRI PENGOLAHAN
Industri Makanan dan Minuman masih dominan.

Menurut Induk ISIC di kabupaten Jeneponto, jumlah perusahaan terbanyak
adalah kelompok usaha yang bergerak di sektor industri makanan dan
minuman .

on
to
ka

b.

bp

s.
g

o.
id

Jumlah perusahaan menurut kelompok
usaha tahun 2014

Sektor industri sampai saat ini
peranannya masih relatif rendah bila
dibandingkan dengan sektor pertanian.
Namun nilai investasi, produksi, bahan
baku, dan nilai tambah mengalami trend
yang cukup menggembirakan seiring
dengan naiknya unit usaha yang
bergerak di sektor industri.
Pada tahun 2014 terdapat 1.437
unit usaha dengan total nilai produksi
sebesar Rp. 143.832.824.000, Angka
tersebut mengalami peningkatan dari
tahun 2013 hingga 1,84% untuk jumlah
unit usaha dan 5,04% untuk nilai
produksi.
Jumlah tenaga kerja yang
diserap pada usaha sektor industri
sejak tahun 2012 hingga 2014 terus
mengalami peningkatan sebesar 9,82
persen. Peningkatan jumlah tenaga
kerja memicu peingkatan produktivitas.

p:
//j
en
ep

Sumber: DDA Kab Jeneponto 2015

Statistik Industri 2012-2014
2012
1.367
15.579

2013
1.411
22.732

2014
1.437
26.852

84.481

136.958

143.832

41.996

77.625

81.142

42.485

59.303

62.690

3.715

3.913

4.080

ht
t

Uraian
Unit Usaha
Investasi (juta
Rp)
Nilai Produksi
(juta Rp.)
Bahan Baku
(juta Rp)
Nilai Tambah
(juta Rp.)
Tenaga Kerja
(orang)

Sumber : Jeneponto Dalam Angka, 2012 - 2014

Produktivitas

pekerja

industri

didapat dari nilai tambah dibagi dengan
jumlah pekerja. Pada tahun 2014,
produktifitas pekerja sektor industri
di
kabupaten
jeneponto
sebesar
18.686.151, dengan kata lain tiap
pekerja menghasilkan nilai tambah
sebesar Rp. 18,68 juta selama tahun
2014.
** Tahukah anda **
Hingga 2014 industri sector makanan
merupakan sektor terbanyak dalam memberikan
input ekonomi daerah

KONSTRUKSI
Pertumbuhan sektor konstruksi meningkat
Nilai tambah yang diciptakan dari sektor konstruksi mengalami
peningkatan secara nominal dari tahun ke tahun.
Kontribusi sektor bangunan dalam
menciptakan nilai tambah tidak begitu
besar, namun peran sektor bangunan
dalam
perkembangan
kemajuan
perekonomian
suatu
daerah
cukup
signifikan.

b.

bp

s.
g

o.
id

Pertumbuhan Sektor Bangunan
Kabupaten Jeneponto, 2012-2014(juta)

p:
//j
en
ep

on
to
ka

Pada tahun 2012-2014, nilai
tambah yang tercipta dari sektor
konstruksi untuk PDRB daerah mencapai
8,39% atau naik 0,04% walaupun kecil
akan tetapi pergerakan disektor ini dapat
menjadi alternatif bagi masyarakat
jeneponto dalam pengembangan usaha hal
ini tentunya disebabkan kebutuhan
perumahan meningkat dari tahun ke
tahun. Pada tahun ini dengan total jumlah
rumah tangga sebesar 80.068

12

ht
t

Pembangunan perumahan dalam
rangka program pembangunan perumahan
skala
nasional
turut
menyumbang
peningkatan pertumbuhan sektor real
estate. Nampak pada grafik peningkatan
dari sektor real estate di tahun 2014
mencapai 144.606,9 juta rupiah naik 8,97
dari tahun sebelumnya.

Sumber : BPS, 2012-2014

Nilai Tambah Sektor Bangunan untuk
PDRB Kab Jeneponto, 2012-2014
Uraian
Persentase
untuk
PDRB
ekonomi
PDRB ekonomi (
Rp juta)

2012

2013 2014

5,96

8,35

8,39

151.147,9

246.312,9

281.990,1

Sumber : BPS, 2012-2014

** Tahukah anda **
Di tahun 2014 tercatat
231 rumah yang memiliki status IMB

2015 | Statistik Daerah Kabupaten Jeneponto

12

HOTEL DAN PARIWISATA

13

Pariwisata di Jeneponto perlu dikembangakan.

Potensi objek wisata yang ada di kabupaten Jeneponto masih perlu
penanganan yang lebih intensif lagi sehingga dapat menarik wisatawan
untuk datang berkunjung.
Kabupaten
Jeneponto
merupakan daerah perlintasan antar
kabupaten, hal ini memiliki fungsi
strategis bagi pelaku usaha khususnya
akomodasi dan penginapan. Selama
tahun 2014 terdapat hotel tambahan
sehingga jumlah hotel menjadi 11 hotel,
dimana kesemuanya merupakan jenis
hotel
melati.
6
Diantaranya
terkategorikan sebagai hotel melati
dan sisanya melati lainnya.
Dalam kurun waktu 2014 tingkat
hunian hotel mengalami peningkatan
tajam hal ini disebabkan pola ekonomi
yang melintasi daerah Kab jeneponto
sukup signifikan selain itu beberapa
hotel juga sudah menerapkan system
administrasi yang cukup memadai
sehingga mampu mengontrol semua
tamu yang menginap. Selama tahun
2014 terdapat 69 orang diantaranya
adalah turis mancanegara (Australia,
Belanda, Amerika Serikat, Inggris).
Selain akomodasi penginapan,
perlu diperhatikan pula akomodasi
makanan, pada tahun 2014 tercatat
jumlah rumah makan/restoran di
Jeneponto meningkat sebesar 17
persen menjadi 349 unit rumah makan.
Peningkatan ini seiring bertambahnya
nilai tambah di PDRB sebesar 12
persen.

on
to
ka

b.

bp

s.
g

o.
id

Banyaknya Tamu Nusantara/Asing
2012-2014

Sumber : Statistik Perhotelan, 2012-2014

2013
10

2014
11

ht
t

Uraian
Banyaknya
Hotel
Jumlah kamar
Jumlah Tempat
Tidur
Jumlah
Karyawan

2012
10

p:
//j
en
ep

Statistik Hotel dan Pariwisata Jeneponto

114
180

114
180

129
198

69

69

68

Sumber : Statistik Perhotelan, 2012-2014

**Tahukah Anda**

Hotel Valentine yang baru beroperasi
di Jeneponto menjadi Hotel yang cukup
diminati oleh tamu Kebupaten lain

TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI
Kondisi jalan masih cukup baik.

Panjang jalan Kabupaten dengan kondisi baik mencapai 1.370,109 km
atau sekitar 80 persen. Namun demikian masih ada sekitar 10 persen
jalan dengan kondisi sedan,5 persen rusak dan 5 persen rusak berat.

Perkembangan Sarana Angkutan Darat
tahun 2012-2014
2013

2014

75

14

14

245

265

263

401

422

433

736

751

753

Pick Up

346

345

377

Tangki

8

8

8

Bus Besar

bp

Truk

s.
g

Minibus

b.

Mikromini

Sumber : Jeneponto Dalam Angka, 2012-2014

Kondisi Jalan tahun 2014 (%)

ht
t

p:
//j
en
ep

2012

o.
id

Uraian

on
to
ka

Jalan
merupakan
prasarana
darat yang cukup penting untuk
memperlancar
kegiatan
ekonomi,
sebagai fasilitator mobilitas arus
barang dan penduduk antar kabupaten
maupun antar daerah. Pada tahun 2014
di Kabupaten Jeneponto tercatat
panjang
jalan
Kabupaten
adalah
1.024,94 km, dimana jalan yang diaspal
mencapai 804,72 km atau sekitar
78,51% dimana terjadi penurunan
kuantitas jalan beraspas 95% dari
tahun sebelumnya
Selain
transportasi
darat,
Kabupaten
Jeneponto
memiliki
pelabuhan yang diperuntukkan untuk
transaksi bongkar muat kapal. Jumlah
kunjungan
kapal
di
pelabuhan
Jeneponto pada tahun 2014 sebanyak
953 kunjungan, menurun dari tahun
sebelumnya (1.024 kunjungan). Adapun
komoditi barang bongkar muat terdiri
dari Binatang hidup (Kuda, Kerbau,
Sapi, Kambing), Kopra, Garam, Kapok,
Beras, Kapas, Semen, Batu Bara, dan
Lainnya. Di sektor pos dan komunikasi,
sarana penunjang masih terbatas.
Jumlah kantor pos di Jeneponto
berjumlah 5, yang tersebar di 5
kecamatan. Dan terdapat 1 Kantor
cabang Telkom.

14

** Tahukah anda **
Perkembangan jumlah kendaraan roda empat
di tahun 2014 hanya mencapai 2,49%

2015 | Statistik Daerah Kabupaten Jeneponto

14

Nilai investasi mengalami peningkatan yang cukup tinggi.

Seiring bertambahnya bank yang ada di Kabupaten Jeneponto, investasi
meningkat dari tahun ke tahun. Begitu pula untuk perkembangan investasi di
Koperasi.

2013

2014
11

11

11

4.016.313

5.726.615

2

2

2

17

17

17

212

213

214

49.656

49.656

16.032.557

18.712.558

4.535.109

20.089.923

p:
//j
en
ep

Sumber : Jeneponto Dalam Angka, 2012-2014

on
to
ka

b.

51.487

o.
id

2012
Jumlah Bank
(unit)
Nilai Investasi
(Juta Rp)
Perusahaan
Asuransi (unit)
Koperasi KUD
(unit)
Koperasi Non
KUD (unit)
Jumlah
Anggota
Koperasi
(orang)
Nilai Investasi
Koperasi (000
Rp)

Di tahun 2014, jumlah bank yang
ada di kabupaten Jeneponto sebanyak 6
buah kantor cabang dan 5 buah kantor
unit bertambah dari tahun 2010..
Perusahaan asuransi tercatat sebanyak 2
dan Koperasi sebanyak 230 buah yang
terdiri dari 17 KUD dan 214 Non KUD.
Peningkatan jumlah bank sejalan
dengan kinerjanya yang juga meningkat.
Dana yang dikumpulkan masyarakat dalam
bentuk giro, deposito dan tabungan dari
tahun ke tahun fluktuatif. Pada tahun
2014
dana
yang
terkumpul
dari
masyarakat (giro, tabungan, deposito)
tercatat turun 20,8% dari tahun 2013
menjadi 4,53 triliun rupiah. Begitu halnya
dengan kredit yang disalurkan, selama
kurun waktu 2012-2014, jumlah kredit
yang disalurkan bervariasi. Bila dilihat
dari
penggunaannya,
kredit
yang
disalurkan oleh perbankan ternyata
didominasi
oleh
kredit
investasi.
Sebagaimana diketahui kredit investasi
ini digunakan untuk membiayai barangbarang modal dalam rangka memperluas
usaha.
Di sisi lain non perbankan, pada
tahun 2014 jumlah anggota koperasi tidak
mengalami kanaikan 3,68 % dari tahun
sebelumnya sebanyak 51.487 orang.
Begitu pula dengan nilai volume usaha
(simpanan pokok, wajib, sukarela) naik
7,36 % mencapai 20,089 milyar rupiah.

s.
g

Statistik Keuangan 2012-2014

bp

15

PERBANKAN DAN INVESTASI

ht
t

Nilai investasi 2013-2014

HARGA-HARGA

16

Peningkatan harga kebutuhan pokok.

Semakin meningkatnya permintaan barang dan jas berimplikasi
meningkatnya harga yang menyebabkan inflasi.

Rata-rata Harga Komoditi Sembako di
Jeneponto, 2014

p:
//j
en
ep

ht
t

Peningkatan harga-harga secara
umum
karena
meningkatnya
konsumsi/permintaan masyarakat akan
menyebabkan inflasi, dengan kata lain
merosotnya nilai riil mata uang.
Pada umumnya, bahan makanan
menjadi pemicu utama inflasi di berbagai
daerah. Di Sulawesi Selatan pencatatan
inflasi dilakukan pada empat kota, antara
lain
Makassar,
Parepare,
Palopo,
Watampone.

Harga
Januari
2014
7.500
30.000

Harga
Desember
2014
7.400
37.500

Liter

10.500

10.500

Kg

12.000

12.100

400 gr

1.500

1.750

Bungkus

13.000

13.500

kg
kg

8.250
31.250

8.500
15.000

3 Kg

16.000

17.000

s.
g

Kg
Kg

b.

bp

Beras
Ikan
Asin
Minyak
Goreng
Gula
Pasir
Garam

Satuan

o.
id

Barang

on
to
ka

Kegiatan pencatatan harga dalam
kurun
waktu
tertentu
merupakan
aktivitas
penting
dalam
memantau
kegiatan
perekonomian.
Terutama
pemantauan terhadap harga kebutuhan
pokok pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Selama tahun 2014, beberapa
komoditi utama seperti beras, minyak
goreng dan gula pasir relatif mengalami
peningkatan harga. Pada tahun 2014,
merujuk pada harga yang diambil dari
register
statistik
harga
pedesaan
konsumsi rumah tangga tani di kecamatan
Kelara dan Bangkala, komoditi yang
mengalami kenaikan harga relatif cepat
adalah ikan asin sedangkan komoditi yang
engalami penurunan signifikan adalah
bawang merah.

Rokok
Kretek
Terigu
Bawang
merah
Gas

Sumber : Register Stat. Harga Pedesaan Konsumsi Rumah
Tangga Tani Kecamatan Kelara dan Bangkala, 2014

** Tahukah anda **
Proses meningkatnya harga-harga bahan
secara umum atau yang dikenal dengan inflasi
di Sulawesi Selatan pada 2013 mencapai 6,24
naik menjadi 9,45% Persen di tahun 2014
(year-on-year).

2015 | Statistik Daerah Kabupaten Jeneponto

16

17

PENGELUARAN PENDUDUK
Kesejahteraan penduduk menunjukkan penurunan.

Tingkat pendapatan penduduk jeneponto yang didekati dengan ukuran
pengeluaran menunjukkan adanya penurunan pada tahun 2014.

Perkembangan
kesejahteraan
penduduk salah satunya dapat diukur
melalui
perkembangan
tingkat
pengeluaran. Secara umum, selama
periode
2010-2014
tingkat
kesejahteraan
penduduk
Jeneponto
mengalami peningkatan seiring semakin
meningkatnya
tingkat
pengeluaran
perkapita sebagai proxy pendapatan.
Paritas daya beli penduduk
kebupaten Jeneponto sejak 2010 sampai
2014 mengalami kenaikan 3,42 % secara
berangsur atau rata rata 0.85% per
tahunnya. Tahun 2014 menunjukkan PPP
berada di angka 8.417 yang artinya bahwa
rata rata penduduk memiliki daya beli
8.417.000 pertahun.
Perkembangan
tingkat
kesejahteraan
juga
dapat
diamati
berdasarkan PDRB per kapita dimana Bila
PDRB suatu daerah dibagi dengan jumlah
penduduk yang tinggal di daerah itu, maka
akan dihasilkan suatu PDRB Per kapita.
PDRB Per kapita atas dasar harga berlaku
menunjukkan nilai PDRB per kepala atau
per satu orang penduduk. Pada tahun
2014, PDRB per kapita Jeneponto
mencapai 17,4 juta Rupiah dengan
pertumbuhan sebesar 14,4 persen pada
tahun 2011 dan berturut-turut sebesar
14,4; 10,6; dan 16 persen pada tahun
2012-2014

on
to
ka

b.

bp

s.
g

o.
id

Pengeluaran paritas Daya beli (PPP)
2012-2014 (%)

p:
//j
en
ep

Sumber : BPS, 2010-2014

ht
t

PDRB per kapita tahun 2014-2014

** Tahukah anda **
Rata rata daya beli penduduk Kabupaten
Jeneponto Rp.23.060 /per hari

PERDAGANGAN

18

Menurunnya minat di sektor perdagangan.
Penurunan jumlah pendaftar untuk tanda daftar perusahaan dari tahun
sebelumnya menunjukkan lesunya minat terhadap sektor perdagangan.

Banyaknya TDP yang Diterbitkan
Jenis

2012

p:
//j
en
ep

** Tahukah anda **
Banyaknya beras yang disalurkan oleh BULOG
pada tahun mencapai 4.828 ton

ht
t

Sejak tahun 2006, tercatat
pengadaan
beras
di
Kabupaten
Jeneponto berasal dari beras lokal.
Dengan kata lain sudah tidak terjadi
import beras dari daerah lain. Namun,
sejak tahun 2013 stok beras menurun
22,78%. Penurunan ini disebabkan oleh
adanya perubahan iklim yang ekstrim,
hal ini juga terjadi pada tahun 2014,
stok beras anjlok sekitar 17,24%. Di
level 6.720 ton

2013

2014

Perusahaan
Perseroan
Terbatas (PT)

s.
g

Koperasi
Perusahaan

30

19

42
117

9
91

23
108

-

-

-

699

318

403

59

36

36

o.
id

28

b.

(CV)

bp

Komanditer

Perusahaan

on
to
ka

Jumlah pendaftar tanda daftar
perusahaan (TDP) dalam kurun 20122014 terus meningkat. Dari 484 Badan
Usaha di tahun 2013 menjadi 589
Badan Usaha di tahun 2014 Hal ini bisa
menjadi angin segar untuk sector
perdagangan dimana sector ini dapat
menjadi alternative pilihan selain
pertanian.
Peningkatan jumlah pendaftar
mengindikasikan peningkatan Badan
Usaha, yang berimbas pada peningkatan
tenaga kerja. Sarana perdagangan
sebagai lahan usaha memegang peranan
penting dalam sektor perdagangan.

Firma
Perusahaan
Perseorangan
Badan Usaha
Lainnya

Sumber : Jeneponto Dalam Angka, 2013-2015

Banyaknya beras yang disalurkan oleh
BULOG tahun 2012-2014 (Ton)

Sumber: DDA Kab Jeneponto,2012-2015

2015 | Statistik Daerah Kabupaten Jeneponto

18

19

PENDAPATAN REGIONAL
PDRB kabupaten Jeneponto masih perlu ditingkatkan.
Selama kurun waktu 10 tahun setelah reformasi, PDRB Kabupaten Jeneponto
terus mengalami kenaikan, angka PDRB ADHB tahun 2014 menduduki
peringkat 10 dari 24 Kabupaten yg ada di Sulsel.

PDRB
sebagai
ukuran
produktivitas, mencerminkan seluruh
nilai barang dan jasa yang dihasilkan
oleh suatu wilayah tertentu dan dalam
waktu tertentu (satu tahun).
Dari
angka PDRB dapat dianalisa beberapa
indikator
perekonomian
seperti
pertumbuhan
ekonomi,
struktur
ekonomi dan PDRB Perkapita.
Dari nilai PDRB Atas Dasar
Harga Konstan diketahui pertumbuhan
ekonomi Jeneponto tahun 2014 sebesar
7,15%. Sementara PDRB perkapita yang
mencerminkan tingkat produktivitas.
tiap penduduk pada tahun 2014 sebesar
Rp. 11,54 juta
Sampai tahun 2014 struktur
ekonomi di Kabupaten Jeneponto masih
didominasi oleh sektor pertanian,
dengan kontribusi sebesar 42,29% dari
total PDRB Kabupaten Jeneponto. Dan
pada sektor pertanian.

on
to
ka

b.

bp

s.
g

o.
id

Distribusi Persentase PDRB Menurut
Sektor tahun 2014

p:
//j
en
ep

Sumber : BPS Jeneponto

Perkembangan PDRB 2012-2014
2012
3.095,2

2013*)
3.551,6

2014
4.076,7

1.025,8

1.097,3

1.175,8

8.88

10.12

11,54

ht
t

Uraian
PDRB
ADHB
(milyar Rp)
PDRB
ADHK
(milyar Rp)
PDRB
Perkapita
(juta Rp)
Pertumbuhan
Ekonomi (%)

** Tahukah anda **

7,27

Sumber : BPS, 2013
Keterangan : **) Angka Sangat Sementara

6,97

7,15

Kontribusi PDRB Jeneponto terhadap
Sulawesi Selatan pada tahun 2014 sebesar
1,96 %.

PERBANDINGAN REGIONAL
PDRB perkapita Jeneponto seperduapuluh lima PDRB Perkapita
Kota Makassar.
PDRB perkapita Jeneponto masih tertinggal jauh dari Kota Makassar,
dan beberapa kabupaten lainnya.

Perbandingan PDRB di 6 kabupaten dan
Kota Makassar Tahun 2014

s.
g

b.

bp

Selayar
Bulukumba
Bantaeng
Jeneponto
Takalar
Gowa
Makassar

Sumber : BPS, 2014

PDRB
ADHK
(milyar)
657,78
2.370,46
1.019,30
1.175,86
1.215,74
2.491,66
23.448,54

PDRB
Perkapita
(juta)
18,05
16,35
18,45
11,54
12,56
12,46
47,82

Perbandingan PDRB Perkapita 5 Kabupaten
Terendah Tahun 2014
(juta Rp)

ht
t

p:
//j
en
ep

PDRB
ADHB
(milyar)
2.332,25
6.667,82
3.362,75
4.076,86
3.564,76
8.841,87
68.339,74

o.
id

Kabupaten

on
to
ka

Perbandingan antar Kabupaten di
Sulawesi
Selatan
untuk
beberapa
indikator terpilih (PDRB, pertumbuhan
ekonomi,
dan
PDRB
Perkapita)
menunjukkan variasi yang cukup besar.
Berdasarkan
PDRB
ADHB,
terlihat ketimpangan yang sangat tinggi.
PDRB ADHB tertingi, Kota Makassar
sebesar 68.339,74 milyar rupiah di tahun
2014. Angka ini hampir 25 kali lipat dari
angka PDRB ADHB Kabupaten Jeneponto
yang bernilai 4.076,75milyar.
Jika dilihat keterbandingan PDRB
Perkapita dengan 5 kabupaten terdekat
(Selayar, Bulukumba, Bantaeng, Takalar,
Gowa), ternyata Kabupaten Jeneponto
mempunyai PDRB Perkapita terendah
diantara 5 kabupaten tersebut. Dan jika
dilihat
seluruh
sulsel,
Kabupaten
Jeneponto menduduki peringkat ke-24
dari 24 Kabupaten. Sedangkan Kabupaten
dengan PDRB Perkapita tertinggi adalah
Luwu Timur (48 juta rupiah).`
Dari sisi pertumbuhan ekonomi
Kebupaten Jeneponto tahun 2014
memperlihatkan pertumbuhan sebesar
7,15% atau naik 0,18%

20

** Tahukah anda **
Perkembangan PDRB Jeneponto masih
menjadikan sektor pertanian sebagai
pendukung utama mencapai 1.422.221,54
juta rupiah

2015 | Statistik Daerah Kabupaten Jeneponto

20

ht
t
p:
//j
en
ep
on
to
ka
b.

LAMPIRAN TABEL
bp

s.
g

o.
id

TABEL: 1

BANYAKNYA
STATUS-NYA
TAHUN 2010

DESA/KELURAHAN MENURUT
DI KABUPATEN JENEPONTO

KECAMATAN

TIDAK
TERTINGGAL

TERTINGGAL

SANGAT
TERTINGGAL

(1)

(2)

(3)

(4)

(6)

4

-

BANGKALA

10

011

BANGKALA
BARAT

5

020

TAMALATEA

8

021

BONTORAMBA

5

030

BINAMU

031

TURATEA

040

s.
g

010

o.
id

KODE
WILAYAH

-

4

-

7

-

11

2

-

7

4

-

BATANG

1

5

-

041

ARUNGKEKE

4

3

-

042

TAROWANG

3

5

-

050

KELARA

4

6

-

051

RUMBIA

5

7

-

63

50

-

7304

b.

on
to
ka

p:
//j
en
ep

ht
t

JENEPONTO

bp

3

Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, 2010
(data terbaru belum tersedia)

22

Statistik Daerah Kabupaten Jeneponto | 2015

KECAMATAN

LAKI-LAKI

PEREMPUAN

JUMLAH

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

010

BANGKALA

24.978

26.421

51.399

011

BANGKALA BARAT

13.393

13.761

27.154

020

TAMALATEA

20.306

21.292

41.598

021

BONTORAMBA

17.407

18.648

36.055

030

BINAMU

26.216

27.824

54.040

031

TURATEA

14.889

15.955

30.844

040

BATANG

9.313

10.471

19.784

041

ARUNGKEKE

8.979

9.817

18.796

042

TAROWANG

11.136

11.892

23.028

050

KELARA

12.968

14.290

27.258

051

RUMBIA

11.288

12.043

23.331

2014

170.873

182.414

353.287

JENEPONTO 2013

169.900

181.200

351.100

2012

169.025

179.113

348.138

7304

p:
//j
en
ep

on
to
ka

b.

bp

s.
g

o.
id

KODE
WILAYAH

ht
t

TABEL: 3.1 PENDUDUK KABUPATEN JENEPONTO MENURUT
KECAMATAN DAN JENIS KELAMIN TAHUN 2014

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Jeneponto. 2015

2015 | Statistik Daerah Kabupaten Jeneponto

23

TABEL: 3.2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/
KOTA DI SULAWESI SELATAN. 2012-2014
2013
(3)

01. Selayar

125.603

127.200

128.744

02. Bulukumba

401.897

404.900

407.775

03. Bantaeng

179.800

181.000

182.283

04. Jeneponto

348.680

351.100

353.287

05. Takalar

277.218

280.600

283.762

06. Gowa

682.597

696.100

709.386

07. Sinjai

233.200

234.900

236.497

08. Maros

327.998

331.800

335.596

09. Pangkep

313.722

317.100

320.293

10. Barru

168.397

169.300

170.316

11. Bone

729.516

734.100

738.515

12. Soppeng

225.180

225.500

225.709

389.284

390.600

391.980

279.810

283.300

286.610

358.312

361.300

364.087

194.606

196.400

198.194

340.491

343.800

347.096

224.812

226.200

227.588

294.402

297.300

299.989

25. Luwu Timur

256.699

263.000

269.405

26. Toraja Utara

220.777

222.400

224.003

71. Makassar

1.387.033

1.408.100

1.429.242

72. Pare Pare

133.381

135.200

136.903

156.603
8.250.018

160.800
8.342.000

164.903
8.432.163

bp

s.
g

o.
id

2012
(2)

on
to
ka

b.

KABUPATEN/KOTA
(1)

13. Wajo
15. Pinrang
16. Enrekang
17. Luwu
18. Tana Toraja

ht
t

22. Luwu Utara

p:
//j
en
ep

14. Sidrap

73. Palopo
Jumlah - Total

2014
(4)

Sumber: DAU, 2014 dan proyeksi -2015

24

Statistik Daerah Kabupaten Jeneponto | 2015

TABEL: 20 PDRB ADHB DAN PDRB ADHK MENURUT
KABUPATEN/KOTA SE- SULAWESI SELATAN
TAHUN 2014 (JUTA RP.)
PDRB ADHB

PDRB ADHK

(1)

(2)

(3)

s.
g

2.323.254,37
6.667.815.48
3.362.758,57
4.076.862,90
3.564.764,53
8.841.870,36
4.874.183,49
4.522.342,10

b.

bp

10.144.598,49
2.814.822,72
13.629.420,46
4.862.761,89
10.362.674,29
6.538.558,99
9.396.203,68
3.771.165,31
6.647.921,48
3.061.103,57
5.645.342,47
14.323.027,77
3.086.157,56
68.339.744,69
3.181.904,86
3.616.684,04
207.655.944,07

ht
t

p:
//j
en
ep

on
to
ka

01. Selayar
02. Bulukumba
03. Bantaeng
04. Jeneponto
05. Takalar
06. Gowa
07. Sinjai
08. Maros
09. Pangkajene
Kepulauan
10. Barru
11. Bone
12. Soppeng
13. wajo
14. Sidenreng Rappang
15. Pinrang
16. Enrekang
17. Luwu
18. Tana Toraja
19. Luwu Utara
20. Luwu Timur
21. Toraja Utara
22. Makassar
23. Pare-pare
24. Palopo
Sulawesi Selatan
Sumber: Badan Pusat Statistik. 2015

o.
id

Kabupaten / Kota

2015 | Statistik Daerah Kabupaten Jeneponto

657.778,70
2.370.464,85
1.019.296,42
1.175.862,60
1.215.739,24
2.491.655,11
1.396.732,41
1.576.115,72
3.539.828,75

976.975,34
4.224.358,09
1.637.634,96
3.480.416,08
2.143.062,80
3.362.872,26
971.484,91
2.276.698,08
894.340,29
2.064.345,65
5.448.579,66
943.016,81
23.448.541,16
1.046.339,83
1.292.609,73
69.654.749,44

25

ht
t
p:
//j
en
ep
on
to
ka
b.
bp

s.
g

o.
id

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111