Pengaruh waktu terhadap kerusakan monosa

LAPORAN RESMI PABRIKASI GULA I
“PENGARUH WAKTU TERHADAP KERUSAKAN MONOSAKARIDA”

NAMA :Dian Ratnasari
PRODI :Teknik Kimia
NIM: 12.01.4017

KAMPUS POLITEKNIK LPP
Jln. LPP No 1A, Balapan, Yogyakarta 55222, Telp (0274) 555776, Fax (0274)
585274

I.

Acara
PENGARUH WAKTU TERHADAP KERUSAKAN MONOSAKARIDA

II.

Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh waktu terhadap kerusakan monosakarida,


III.

Dasar Teori
Monosakarida
Monosakarida ialah karbohidrat yang sederhana, dalam arti molekulnya hanya
terdiri atas beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis
dalam kondisi lunak menjadi karbohidrat lain. Nama gula aldosa dan ketosa
menunjukkan ciri kimia bentuk yang mereduksi dari gula itu. Monosakarida
mempunyai sifat dapat mereduksi, terutama dalam suasana basa Untuk mengenal
monosakarida lebih lanjut, berikut ini beberapa monosakarida.
a. Glukosa
Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa. Di alam,
glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah. Dalam alam glukosa dihasilkan
dari reaksi antara karbondioksida dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil
dalam daun, atau yang disebut dengan peristiwa fotosintesis.
Dalam praktikum uji kemanisan relatif, glukosa diberi nilai 80 yang artinya bahwa
glukosa masih kalah manis dibanding Sukrosa yang menjadi patokan dengan nilai
100. Dalam uji benedict, glukosa yang diteteskan dalam larutan benedict berubah
warna menjadi hijau ada endapan merah bata hal ini terjadi karena larutan Benedict
terdiri dari Cu-sulfat. Apabila ia di didihkan dalam gula monosakarida, gula itu akan

“menurunkan” larutan asal untuk menjadi kuprum oksida (CuO). Dalam uji barfoed,
glukosa tidak mengalami perubahan hal ini menunjukan bahwa glukosa adalah
monosakarida. Begitu pun halnya pada seliwanoff, glukosa tidak mengalami
perubahan.
b. Fruktosa
Madu lebah selain glukosa juga mengandung fruktosa. Fruktosa adalah suatu
ketoheksosa yang sering disebut juga levulosa. Fruktosa mempunyai rasa lebih manis
daripada glukosa, juga lebih manis dari sukrosa.
Dalam praktikum uji kemanisan relative, fruktosa diberi nilai 120. Ketika fruktosa di
uji dengan benedict, fruktosa yang diteteskan kemudian dipanaskan berubah menjadi
terdapat endapan merah. Dalam uji barfoed, fruktosa tidak mengalami perubahan hal
ini menunjukan bahwa fruktosa adalah monosakarida. Fruktosa dapat di bedakan dari

glukosa dengan pereaksi seliwanoff. Dengan pereaksi ini mula-mula fruktosa diubah
menjadi hidroksimetilfurfural yang selanjutnya bereaksi dengan resorsinol
membentuk senyawa yang berwarna merah. Pereaksi seliwanoff ini khas untuk
menunjukkan adanya ketosa. Fruktosa berikatan dengan glukosa membentuk sukrosa.

Oligosakarida
Senyawa yang termasuk Oligosakarida mempunyai molekul yang terdiri atas

beberapa molekul monosakarida. Dua molekul monosakarida yang berikatan satu
sama lain, membentuk satu molekul disakarida. Oligosakarida yang terdapat paling
banyak di alam adalah disakarida.

a. Sukrosa
Sukrosa adalah gula yang kita kenal sehari-hari, baik baik yang berasal dari
tebu atau dari bit, sukrosa terdapat pula dalam tumbuhan, misalnya dalam buah nanas
dan dalam wortel. Sukrosa merupakan oligosakarida. Dengan hidrolisis sukrosa akan
terpecah menjadi glukosa dan fruktosa. Sukrosa tidak mempunyai sifat dapat
mereduksi ion-ion Cu++ atau Ag+ .
Dalam praktikum uji kemanisan relative, Sukrosa diberi nilai 100. Ketika
sukrosa di uji dengan benedict, kemudian dipanaskan warnanya berubah menjadi
orange. Hal ini terjadi karena sukrosa dapat mereduksi ion Cu++ . dalam uji barfoed
sukrosa tidak mengalami perubahan. Begitu pula dalam uji seliwanoff, tidak terjadi
perubahan.
b. Maltosa.
Maltosa adalah suatu disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa.
Maltosa masih mempunyai sifat mereduksi. Maltosa mudah larut dalam air dan
mempunyai rasa lebih manis daripada laktosa, tetapi kurang manis daripada sukrosa.
Hal ini terbukti dalam uji kemanisan relative dimana maltosa diberi nilai 70.

Dalam uji benedict, maltosa terjadi endapan kuning.hal ini terjadi karena maltosa
mempunyai sifat mereduksi. Dalam uji barfoed pun maltosa mengalami sedikit
endapan, hal ini menunjukkan maltosa sebagai disakarida. Pada uji seliwanoff,
maltosa berubah warna menjadi merah.
c. Laktosa
Laktosa bila dihidrolisis akan menghasilkan galaktosa dan glukosa.Laktosa
pun masih mempunyai sifat mereduksi. Dalam susu terdapat laktosa yang sering

disebut gula susu. Pada wanita yang sedang menyusui, lakyosa kadang-kadang
terdapat dalam urine dengan konsentrasi rendah. Laktosa memiliki rasa yang kurang
manis.
Dalam uji benedict, laktosa terjadi endapan. hal ini terjadi karena laktosa mempunyai
sifat mereduksi.pada uji barfoed laktosa terjadi endapan. Sedangkan pada uji
seliwanoff laktosa tidak mengalami perubahan.

IV.

Alat dan Bahan
 corong


Alat:
 Timbangan Digital
 Gelas Arloji

Bahan:

 Pipet Tetes
 Weater bat

 Larutan Buffer pH
16

 Gelas Kimia

 Monosakarida

 Pengaduk

 Aquades


 Spektrofotometer
 Labu takar

V.

Cara Kerja
 Siapkan alat dan bahan.
 Timbang Monosakarida 65 gram. (dengan tmbangan digital dan gelas arloji)
 Masukan Monosakarida ke dalam gelas kimia.
 Tambahkan Larutan Buffer pH 11.
(secukupnya untuk memudahkan memasukan k labu takar)
 Homogenkan.
 Masukan ke dalam labu takar.
 Tambahkan Larutan Buffer pH 11 hingga tanda tera.
 Homogenkan.
 Bagi menjadi ke 4 labu takar 100 ml.
 Panaskan pada suhu mendidih. Selama 15 menit, 30 menit, 45 menit, dan 60
menit.
 Dinginkan sampai suhu kamar.


 Masukan pada tabung reaksi. (tabung reaksi khusus untuk alat
spektrofotometer)
 Masukan tabung reaksi ke dalam alat spektrofotometer.
 Amati T yang muncul.
VI.

Hasil Pengamatan.

T
93
92
91
90
89
T
88
87
86
85
0


VII.

10

20

30

Hasil Perhitungan
Waktu 0

: A=2-log T
=2-log 92
=2-1,92
=0,04

waktu 15

: A=2-log T

=2-log 91
=2-1,159
=0,04

Waktu 30

: A=2-log T
=2-log 90
=2-1,95
=0,05

Waktu 45

: A=2-log T
=2-log 88
=2-1,94
=0,08

Waktu 60


: A=2-log T
=2-log 86
=2-1,93

40

50

60

70

=0,07

A
0.08
0.07
0.06
0.05
0.04

A
0.03
0.02
0.01
0
0

VIII.

10

20

30

40

50

60

70

Pembahasan
Percobaanini bertujuan untuk mengetahui pengaruh WAKTU terhadap kerusakan

monosakarida, percobaan ini menggunkan 65 gram glukosa dengan larutan buffer pH 11 dan
di panaskan pada suhu mendidih selama 0 menit, 15 menit,30 menit, 45 menit,dan 60 menit.
Kerusakan monosakarida dapat di deteksi dengan alat spektofotometer, untuk mengetahui
kerusakan monosakarida, pertama harus mencari nilai T ( ) terlebih dahulu, lalu setelah di
dapat nilai T ( ), kemudian mencari nilai A ( ) dengan rumus sebagai berikut :
A = 2 – log T
1. Menggunakan waktu 0
Percobaan ini menggunakan campuran 13 gram glukosa dan larutan buffer ph 11, lalu
campuran larutan di panaskan selama 0 menit dengan suhu mendidih, kemudian di dinginkan,
setelah dingin ,amati larutan untuk mencari nilai T , dengan carama sukkan larutan pada
tabung reaksi, kemudian masukkan tabung reaksi pada alat spektofotometer, kemudian di
dapatnilai T yaitu 92, setelah di dapat hasil nilai T dapat di cari nilai A dengan rumus A= 2 –
log T. setelah di hitung,didapat hasil A adalah 0,04.

2. Menggunakan waktu 15
Percobaan ini menggunakan campuran 13 gram glukosa dan larutan buffer ph 11, lalu
campuran larutan di panaskan selama 15 menit dengan mendidih, kemudian di dinginkan,
setelah dingin ,amati larutan untuk mencari nilai T , dengan carama sukkan larutan pada
tabung reaksi, kemudian masukkan tabung reaksi pada alat spektofotometer, kemudian di
dapatnilai T yaitu 91, setelah di dapat hasil nilai T dapat di cari nilai A dengan rumus A= 2 –
log T. setelah di hitung,didapat hasil A adalah 0,04.
3. Menggunakan waktu 30
Percobaan ini menggunakan campuran 13 gram glukosa dan larutan buffer ph 11, lalu
campuran larutan di panaskan selama 30 menit dengan suhu mendidih, kemudian di
dinginkan, setelah dingin ,amati larutan untuk mencari nilai T , dengan carama sukkan larutan
pada tabung reaksi, kemudian masukkan tabung reaksi pada alat spektofotometer, kemudian
di dapatnilai T yaitu 90, setelah di dapat hasil nilai T dapat di cari nilai A dengan rumus A= 2
– log T. setelah di hitung,didapat hasil A adalah 0,05.
4. Menggunakan waktu 45
Percobaan ini menggunakan campuran 13 gram glukosa dan larutan buffer ph 11, lalu
campuran larutan di panaskan selama 45 menit dengan suhu mendidih, kemudian di
dinginkan, setelah dingin ,amati larutan untuk mencari nilai T , dengan carama sukkan larutan
pada tabung reaksi, kemudian masukkan tabung reaksi pada alat spektofotometer, kemudian
di dapatnilai T yaitu 88, setelah di dapat hasil nilai T dapat di cari nilai A dengan rumus A= 2
– log T. setelah di hitung,didapat hasil A adalah 0,06.
5. Menggunakan waktu 60
Percobaan ini menggunakan campuran 13 gram glukosa dan larutan buffer ph 11, lalu
campuran larutan di panaskan selama 60 menit dengan suhu mendidih, kemudian di
dinginkan, setelah dingin ,amati larutan untuk mencari nilai T , dengan carama sukkan larutan
pada tabung reaksi, kemudian masukkan tabung reaksi pada alat spektofotometer, kemudian
di dapatnilai T yaitu 86, setelah di dapat hasil nilai T dapat di cari nilai A dengan rumus A= 2
– log T. setelah di hitung,didapat hasil A adalah 0,07.

IX.

Kesimpulan
Dari pengamatan di atas dapat di simpulakans ebagai berikut :

 Jika T besar maka nilai A semakin kecil.
 Jika T kecil maka nilai A semakin besar.
 Jika waktu semakin lama maka kerusakan monosakarida semakintinggi,dapat di lihat
dari angka Absorbance (A) yang semakin besar

X.

Daftar Pustaka
http://wikimedya.blogspot.com/2009/11/pengujian-sifat-sifat-monosakarida-dan.html
,30 november 2012
Yogyakarta,1 Desember 2012
Mengetahui,
Pembimbing

(

)

Praktikan,

Dian Ratnasari