Menumbuhkan Jiwa Nasionalisme Pada Gener

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Menumbuhkan Jiwa Nasionalisme Pada Generasi Muda Bangsa
dan
Peran Pemerintah Dalam Menumbuhkan Jiwa Naionalisme Generasi Muda
Bangsa melalui Pendidikan Pembangunan Karakter

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam merebut kemerdekaan dari para penjajah, para pemuda pada zaman
kolonialisme bersusah payah dengan mempertaruhkan nyawa. Mereka rela
berkorban apa saja demi membebaskan negeri ini dari kekuasaan penjajah. Hal
ini dilakukan oleh mereka dengan penuh rasa nasionalisme dan patriotisme
tinggi yang mencapai puncaknya pada Kongres Pemuda II yang menghasilkan
Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
Seiring berkembangnya zaman, rasa nasionalisme dan patriotisme di
kalangan pemuda kian memudar.Hal ini dibuktikan dari berbagai sikap para
pemuda dalam memaknai berbagai hal penting bagi Negara Indonesia. Contoh
sederhana yang menggambarkan betapa kecilnya rasa nasionalisme dan
patriotisme para pemuda, diantaranya

- Pada saat upacara bendera, masih banyak pemuda yang tidak memaknai arti
dari upacara tersebut. Upacara merupakan wadah untuk menghormati dan
menghargai para pahlawan yang telah berjuang keras untuk mengambil
kemerdekaan dari tangan para penjajah. Para pemuda seakan sibuk dengan
pikirannya sendiri, tanpa mengikuti upacara dengan khidmad;
- Pada peringatan hari-hari besar nasional, seperti Sumpah Pemuda, hannya
dimaknai sebagai seremonial dan hiburan saja tanpa menumbuhkan rasa
nasionalisme dan patriotisme dalam benak mereka;
- Lebih tertariknya pemuda terhadap produk impor dibandingkan dengan
produk buatan dalam negeri; dan lain-lain.
Rasa nasionalisme dan patriotisme di kalangan pemuda pada saat ini hanya
muncul bila ada suatu factor pendorong, seperti kasus pengklaiman beberapa
kebudayan Indonesia oleh Malaysia beberapa waktu yang lalu.Namun rasa
nasionalisme para pemuda pun kembali berkurang seiring dengan meredanya
konflik tersebut.
Kondisi seperti ini sangat memprihatikan.Karena itu, penulis termotivasi
untuk menyusun makalah ini, sebagai upaya menumbuhkan kembali rasa
nasionalisme dan patriotisme di kalangan pemuda.
1.2 Tujuan Penulisan
Makalah ini kami susun dengan tujuan untuk

1

1. Untuk mengetahui penyebab menurunnya jiwa nasionalisme pada generasi
muda bangsa
2. Menambah pemahaman tentang nasionalisme
3. Mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan jiwa
nasionalisme
1.3 Kegunaan
a. Secara Teoritis
- Sebagai referensi ilmu atau tambahan pengetahuan bagi pembaca
-

tentang nasionalisme genarasi muda bangsa Indonesia
Dapat mengetahui mengapa jiwa nasionalisme generasi muda bangsa

Indonesia mengalami penurunan, serta upayanya.
b. Secara Praktis
Makalah kami ini diusun sebagai salah satu upaya untuk
mengetahui upaya yang dapat dilakukan oleh semua kalangan masyarakat
dalam meningkatkan jiwa nasionalisme generasi muda bangsa Indonesia.

1.4 Metode Penulisan
Metode yang kami gunakan dalam pembuatan makalah ini adalah metode
studi literatur/ pustaka. Karena kami tidak melakukan penelitian secacra
langsung, namun mendapatkan informasi dari beberapa literatur/ pustaka yang
kami baca.

BAB II
RUMUSAN MASALAH
Rumusan permasalahan yang ingin kami angkat dan kami bahas secara
mendalam dalam makalah ini yaitu
1.
2.
3.
4.
5.

Apa yang dimaksud dengan nasionalisme?
Siapakah yang dimaksud dengan generasi muda bangsa?
Penyebab menurunnya jiwa nasionalisme generasi muda bangsa?
Bagaimana cara menumbuhan jiwa nasinonalisme generasi muda bangsa?

Bagaimana peran pemerintah dalam upaya menumbuhkan jiwa
nasionalisme generasi muda bangsa?

2

BAB III
PEMBAHASAN
3.1

Pengertian Nasionalisme
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1997:648),
Nasionalisme didefinisikan kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa
yang

secara

potensial

atau


aktual

bersama-sama

mencapai,

mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran,
dan kekuatan bangsa itu, yakni semangat kebangsaan. Nasionalisme dapat
dirumuskan sebagai satu paham yang menciptakan dan mempertahankan
kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris “nation”) dengan
mewujudkan satu identitas yang dimiliki sebagai ikatan barsama dalam
satu kelompok.Sedangkan Pengertian nasionalisme menurut beberapa ahli,
yaitu

3

1. Menurut Ernest Renan: Nasionalisme adalah kehendak untuk bersatu
dan bernegara.
2. Menurut Otto Bauar: Nasionalisme adalah suatu persatuan perangai
atau karakter yang timbul karena perasaan senasib.

3. Menurut Hans Kohn, Nasionalisme secara fundamental timbul dari
adanya National Counciousness. Dengan perkataan lain nasionalisme
adalah formalisasi (bentuk) dan rasionalisasi dari kesadaran nasional
berbangsa dan bernegara sendiri.
4. Menurut L. Stoddard: Nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang
dimiliki oleh sebagian terbesar individu di mana mereka menyatakan
rasa kebangsaan sebagai perasaan memiliki secara bersama di dalam
suatu bangsa.
5. menurut Louis Sneyder. Nasionalisme adalah hasil dari perpaduan
faktor-faktor politik, ekonomi, sosial, dan intelektual.
Nasionalisme dalam arti semangat kebangsaan karena kesamaan
kultur artinya pada persamaan-persamaan kultur yang utama seperti
kesamaan darah atau keturunan, suku bangsa, daerah tempat tinggal,
kepercayaan dan agama, bahasa dan kebudayaan. Pada pertumbuhan awal
nasionalisme, dapat dikatakan sebagai sebuah situasi kejiwaan berupa
kesetiaan seseorang secara total diabdikan secara langsung kepada negara.
Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai
merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu
wilayah tertentu dan tidak beranjak dari situ. Saat itu, naluri
mempertahankan diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk

mempertahankan diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk
mempertahankan negerinya, tempatnya hidup dan menggantungkan diri.
Dari sinilah cikal bakal tumbuhnya ikatan nasionalisme, yang notabene
lemah dan bermutu renda.
3.2

Golongan Generasi Muda Bangsa
Generasi Muda adalah terjemah dari young generation yang
mengandung arti populasi yang sedang membentuk dirinya. Kata Generasi
muda terdiri dari dua kata yang majemuk, kata yang kedua adalah sifat
atau keadaan kelompok individu itu masih berusia muda dalam kelompok
usia muda yang diwarisi cita – cita dan dibebani hak dan kewajiban, sejak

4

dini telah diwarnai oleh kegiatan – kegiatan kemsyarakatan dan kegiatan
sosial. Maka dalam keadaan seperti ini generasi muda dari suatu bangsa
merupakan young citizen.
Pengertian Generasi muda erat hubunganya dengan arti generasi
muda sebagai generasi penerus. Yang dimaksud Geberasi Muda secara

pasti tidak terdapat satu definisi yang dianggap paling tepat akan tetapi
banyak pandangan yang mengartikannya tergantung dari sudut masyarakat
melihatnya. Namun dalam rangka untuk pelaksanaan suatu program
pembinaan bahwa “Generasi Muda” ialah bagian suatu generasi yang
berusia 0 – 30 tahun.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia Balai Pustaka (1994 : 309)
generasi muda berasal dari kata generasi yaitu sekalian orang yang kira –
kira sama waktu hidupnya, angkatan atau turunan. Generasi muda berarti
kelompok atau kaum muda.
3.3

Penyebab Menurunnya Jiwa Naionalisme Generasi Muda Bangsa
Nasionalisme adalah suatu sikap politik dari masyarakat suatu
bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, dan wilayah serta
kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan demikian masyarakat suatu
bangsa tersebut merasakan adanya kesetiaan yang mendalam terhadap
bangsa itu sendiri.
Sekarang rasa nasionalisme dan kebangsaan sebagian besar dari
kita telah memudar, memudarnya rasa cinta terhadap tanah air ini
dilihat minimnya pemahaman remaja akan nilai-nilai budaya. Remaja

sekang lebih cenderung mengikuti budaya barat yang sangat jauh
perbandingannya dengan norma dan adat istiadat bangsa Indonesia.
Remaja sekarang lebih senang dengan hal-hal dan produk-produk
impor dibanding dengan produl lokal sendiri. Mereka bangga jika
menggunakan baju atau barang-barang dari merk luar negeri. Mereka
malu menggukan roduk lokal yang mereka anggap produk lokal itu
tidak mengikuti perkembangan zaman.
Penyebab utama dari memudarnya semangat nasionalisme dan
kebangsaan dari generasi penerus bangsa terutama disebabkan contoh

5

yang salah dan kurang mendidik yang diperlihatkan generasi tua atau
kaum tua yang cenderung mementingkan kepentingan pribadi dan
golongannya daripada mendahulukan kepentingan bangsa dan rakyat.
Kaum tua juga tidak memberikan contoh sikap disiplin dan rasa
tanggungjawab terhadap suatu apapun.Berikut ini adalah penyebab
memudarnya nasionalisme dikalangan generasi muda :
Faktor Internal
a. Pemerintahan pada zaman reformasi yang jauh dari harapan para

pemuda, sehingga membuat mereka kecewa pada kinerja
pemerintah saat ini. Terkuaknya kasus-kasus korupsi, penggelapan
uang negara, dan penyalahgunaan kekuasaan oleh para pejabat
negara membuat para pemuda enggan untuk memerhatikan lagi
pemerintahan.
b. Sikap keluarga dan lingkungan sekitar yang tidak mencerminkan
rasa nasionalisme dan patriotisme, sehingga para pemuda meniru
sikap tersebut. Para pemuda merupakan peniru yang baik terhadap
lingkungan sekitarnya.
c. Demokratisasi yang melewati batas etika dan sopan santun dan
maraknya unjuk rasa, telah menimbulkan frustasi di kalangan
pemuda dan hilangnya optimisme, sehingga yang ada hanya sifat
malas, egois dan, emosional.
d. Tertinggalnya Indonesia dengan negara-negara lain dalam segala
aspek kehidupan, membuat para pemuda tidak bangga lagi menjadi
bangsa Indonesia.
e.

Timbulnya etnosentrisme yang menganggap sukunya lebih baik
dari


suku-suku

lainnya,

membuat

para

pemuda

lebih

mengagungkan daerah atau sukunya daripada persatuan bangsa.
Faktor Eksternal
a. Cepatnya arus globalisasi yang berimbas pada moral pemuda.
Mereka lebih memilih kebudayaan negara lain, dibandingkan
dengan kebudayaanya sendiri, sebagai contohnya para pemuda

6

lebih

memilih

memakai

pakaian-pakaian

minim

yang

mencerminkan budaya barat dibandingkan memakai batik atau baju
yang sopan yang mencerminkan budaya bangsa Indonesia. Para
pemuda kini dikuasai oleh narkoba dan minum-minuman keras,
sehingga sangat merusak martabat bangsa Indonesia
b. Paham liberalisme yang dianut oleh negara-negara barat yang
memberikan dampak pada kehidupan bangsa. Para pemuda meniru
paham libelarisme, seperti sikap individualisme yang hanya
memikirkan dirinya sendiri tanpa memperhatikan keadaan sekitar
dan sikap acuh tak acuh pada pemerintahan.
c. Semakin hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri.
Sebab, sudah semakin banyaknya produk luar negeri baik berupa
makanan, pakaian dan sebagainya, yang membanjiri dunia pasar di
Indonesia. Masyarakat Indonesia yang cenderung menggunakan
produk luar negeri . Mereka merasa kalau memakai produk dalam
negeri akan terlihat kuno , jadul , dan kurang berkualitas . Padahal
produk – produk dalam negeri kualitasnya tidak kalah dengan luar .
Ini adalah hal yang sangat simple , tapi kalau di biarkan terus
menerus akan fatal akibatnya. Indonesia akan kehilangan jati
dirinya .Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri
menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat
kita terhadap bangsa Indonesia. Mayarakat kita, khususnya anak
muda, banyak yang lupa mengenai identitas diri sebagai bangsa
Indonesia. Karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat
yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat. Selain itu,
globalisasi juga mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang
tajam antara orang kaya dan miskin. Ini disebabkan karena adanya
persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi.
Pengaruh-pengaruh di atas memang tidak secara langsung
berdampak terhadap nasionalisme. Akan tetapi, secara keseluruhan
dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi
berkurang atau bahkan hilang. Sebab, globalisasi mampu membuka

7

cakrawala masyarakat secara global. Apapun yang ada di luar
negeri dianggap baik serta mampu memberi aspirasi kepada
masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Berdasarkan
analisa dan uraian di atas, pengaruh negatif globalisasi lebih
banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu, diperlukan
langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi
terhadap nilai nasionalisme.
3.4 Upaya – Upaya Untuk Menumbuhkan Jiwa Naionalisme Generasi Muda
Bangsa
Rapuhnya rasa kebanggaan bagi bangsa selama beberapa tahun
belakangan ini, sesungguhnya disulut oleh menguatnya sentimen
kedaerahan dan semangat primordialisme pascakrisis. Suatu sikap yang
sedikit banyak disebabkan oleh kekecewaan sebagian besar anggota
dan kelompok masyarakat bahwa kesepakatan bersama (social
contract)

yang

mengandung

nilai-nilai

seperti

keadilan

dan

perikemanusiaan dan musyawarah kerap hanya menjadi wacana
belaka.Bukan hal yang aneh jika semangat solidaritas dan kebersamaan
pun terasa semakin tenggelam sejak beberapa dekade terakhir. Boleh
jadi, penyebab dari memudarnya rasa nasionalisme ini juga disebabkan
oleh karena paradigma tentang bangsa dan nasionalisme yang kita
anut, berjalan di tempat.
Maka dari itu sebagai upaya untuk menumbuhkan kembali jiwa
nasionalisem generasi muda bangsa diperlukan dukungan dari berbagai
pihak. Upaya menumbuhkan jiwa nasionalisme pada generesami muda
bangsa ini tidak hanya tanggung jawab pemerintah sebagai
penyelenggara negara namun juga membutuhkan peran aktif
masyarakat.
 Peran Keluaga

8

a) Memberikan contoh atau tauladan tentang rasa kecintaan dan
penghormatan pada bangsa misalnya dengan menunjukkan para
pahlawan pendahulu yang telah merebut kemerdekaan.
b) Memberikan pengawasan yang menyeluruh kepada anak terhadap
lingkungan sekitar dan memastikan anak tumbuh dalam lingkungan
yang baik.
c) Selalu menggunakan produk dalam negeri dan merasa bangga dalam
menggunakannya.
 Peran Pendidikan
a) Memberikan

pelajaran

tentang

Pendidikan

Pancasila

dan

Kewarganegaraan dan juga bela Negara.
b) Menanamkan sikap cinta tanah air dan menghormati jasa pahlawan
dengan mengadakan upacara setiap Hari Senin dengan penuh
khitmad.
c) Memberikan pendidikan moral, sehingga para pemuda tidak mudah
menyerap hal-hal negatif yang dapat mengancam ketahanan nasional.
Dengan cara ini diharapkan para pemuda tidak mudah terpengaruh
dengan berbagai hal yang dapat menghancurkan bangsa.
 Peran Pemerintah
a) Menggalakan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan rasa
nasionalisme seperti seminar dan pameran kebudayaan.
b) Mewajibkan pemakaian batik kepada pegawai negeri sipil setiap Hari
Jum’at. Hal ini dilakukan karena batik merupakan sebuah
kebudayaan asli Indonesia, yang diharapkan dengan kebijakan
tersebut dapat meningkatkan rasa nasionalisme dan patrotisme
bangsa.
c) Lebih mendengarkan dan menghargai aspirasi pemuda untuk
membangun Indonesia agar lebih baik lagi.
3.5

Peran Pemerintah Dalam Menumbuhkan Jiwa Naionalisme Generasi
Muda BangsaMelaluiPendidikan Pembangunan Karakter.
Seperti yang pernah dikemukakan oleh Presiden RI Dr. H. Susilo
Bambang Yodhoyono bahwa ada lima isu penting dalam dunia pendidikan.
9

Salah satunya isu mengenai hubungan pendidikan dengan pembentukan
watak atau dikenal dengan pembangunan karakter (character building).
Presiden menyatakan bahwa kemajuan pendidikan tidak boleh melupakan
pembangunan karakter. Oleh karena itu, Presiden melalui Kementrian
Pendidikan Nasional (Kemendiknas) meluncurkan Program Pendidikan
Karakter.
Penanaman jiwa nasionalisme perlu dilakukan di sekolah, hal ini
dikarenakan

bahwa

sekolah

merupakan

tempat

pendidikan

dan

pembentukan jiwa serta semangat bagi generasi muda yang akan
menentukan masa depan bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Selain
itu, sejumlah besar generasi muda penerus bangsa Indonesia masih berstatus
sebagai pelajar di sekolah sehingga apabila sekolah mampu memberikan
pendidikan nasionalisme penguatan karakter bangsa Indonesia maka akan
selamatlah di masa yang akan datang.
Penanaman jiwa nasionalisme serta penguatan karakter bangsa bagi
seluruh pelajar dan mahasiswa di Indonesia akan memperkokoh persatuan
dan kesatuan bangsa dalam rangka mewujudkan NKRI yang kuat dan kokoh
serta berkepribadian. Dalam rangka membentuk dan menumbuhkan rasa
nasionalisme serta karakter bangsa bagi pelajar dan mahasiswa di perlukan
suatu sarana yang dapat melengkapi penyelenggaraan pendidikan di
sekolah. Sajian informasi berupa materi yang menarik dan relevan dengan
semangat kemudahan pelajar dan mahasiswa, perlu dikembangkan dengan
tepat.
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3
menjelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Yuhan Yang Maha Esa, berkhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis serta
bertanggungjawab.

10

Tujuan tersebut merupakan rumusan mengenai kualitas manusia
Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.
Rumusan tujuan pendidikan nasional inilah yang menjadi landasan
pengembangan karakter bangsa. Dimana, pendidikan karakter bersifat terus
menerus dan berkelanjutan (continuous) dimulai dari pendidikan usia dini
agar terinternalisasi dengan baik dalam diri anak didik.
Program konkret Kemendiknas dalam membangun karakter bangsa
yakni dengan menggalakkan program dan kegiatan pendidikan karakter
pada seluruh satuan dan kewarganegaraan, baik kurikuler maupun ekstra,
merevitalisasi kembali kelompok mata pelajaran kepribadian agar menjadi
sumber progresif, dengan member dan memperkuat value of character &
value of orientation for the future, mengembangkan program pendidikan
karakter dan anekaragam pelatihan yang tepat dan efektif.
Landasan dasar pendidikan karakter adalah nasionalisme dengan
memberikan orientasi nilai (value of orientation) bagi kemajuan peradaban
bangsa

dan

Negara

kedepan

dengan

mengintegrasikan

semangat

nasionalisme dengan kebutuhan kemajuan bangsa di masa depan.
Sehingga dengan pendidikan karakter inilah terciptanya satu perubahan
dari sekadar good menjadi great yang dibutuhkan bagi kesuksesan
membangun peradaban bangsa di masa depan. Great character, great
personality, and great achievement for the future dapat dijabarkan secara
konkrit. Sejatinya kepribadian dan citra diri bangsa menjadi kekuatan etos,
semangat etik dan moral yang diharapkan bagi kemajuan bangsa ini di
masadepan.
BAB IV
PENUTUP
5.1

Kesimpulan
a. Penyebab memudarnya rasa nasionalisme dan patriotisme pemuda
dikarenakan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal seperti
kekecewaan pemuda terhadap kinerja pemerintah, sedangkan faktor
eksternal seperti arus globalisasi yang membawa pengaruh negatif.

11

b. Untuk menumbuhkan rasa nasionalisme di kalangan pemuda dibutuhkan
peran aktif semua lapisan masyarakat. Tidak hanya pemerintah tetapi
juga lingkungan keluarga dan pendidikan.
c. Memudarnya rasa nasionalisme dapat mengancam dan menghancurkan
bangsa Indonesia. Hal itu terjadi karena ketahanan nasional akan menjadi
lemah dan dapat dengan mudah ditembus oleh pihak luar.
d. Penanaman jiwa nasionalisme serta penguatan karakter bangsa bagi
seluruh pelajar dan mahasiswa di Indonesia akan memperkokoh
persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka mewujudkan NKRI yang
kuat dan kokoh serta berkepribadian.
e. Pemerintah dapat menumbuhkan jiwa nasionalisme pada generasi muda
bangsa melalui sistem pendidikan yang membentuk karakter generasi
muda. Sehinga kepribadian dan citra diri bangsa menjadi kekuatan etos,
semangat etik dan moral yang dapat membantu bagi kemajuan bangsa ini
di masa depan.
5.2

Saran
Dari hasil pembahasan yang telah penulis bahas, penulis
memberikan saran kepada semua pihak, khususnya pemuda untuk lebih
meningkatkan rasa nasionalisme terhadap Negara Indonesia, karena
pemuda adalah calon penerus perjuangan dan pembangunan bangsa di
masa yang akan datang. Selain itu, penulis memberikan saran kepada
masyarakat dan pemerintah untuk saling bersinergi dalam mengupayakan
peningkatan nasionalisme di kalangan pemuda.

Daftar Pustaka

Hariana, Irwan. 2010. Nasionalisme dan Patriotisme di Indonesia.http://www.
dieksjetkid. co.cc/ 2010/10/nasionalisme-dan-patriotisme.html. Diakses
pada 20 mei 2013
Jamli, Edison dkk. Kewarganegaraan.2005.Jakarta: Bumi Akasara
Krisna. Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di
Negara Berkembang. 2005. Internet:Public Jurnal

12

Marcellia. 2012. Pudarnya Rasa Nasionalisme Pemuda.
http://pmarcellia.blogspot.com /2012/03/ pudarnya-rasa-nasionalismepemuda.html. Diakses pada 21 Mei 2013
Sugiono,Dendy. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
keempat.2008. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

13

Bahasa

Edisi

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52