BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan - Penjadwalan Produksi Bedding Goods Untuk Pemenuhan Jadwal Pengiriman Di Pt. Hilon Sumatera
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN2.1. Sejarah Perusahaan
PT. Hilon Sumatera terletak di Jalan Jamin Ginting Km.11 No. 64A Kecamatan Medan-Tuntungan, dan didirikan pada tanggal 1 Maret 2002. PT.
Hilon Sumatera merupakan salah satu grup PT. Hilon yang tersebar di beberapa propinsi di Indonesia sejak tahun 1989 ditandai dengan berdirinya PT. Hilon Indonesia di Jakarta. Grup perusahaan PT. Hilon di Indonesia merupakan anak perusahaan dari Daeyang Industrial, Co.Ltd, yang berdiri sejak tahun 1970 di Korea. Bergerak dalam bidang tekstil dan bedding goods memproduksi bantal, guling, carded fiber (bahan pengisi bantal), padding, quilting (selimut kapas),
high density padding (bahan kasur), hard pad (bantalan keras) dan geo textile.
Bahan baku yang digunakan adalah serat fiber.
PT. Hilon Sumatera mulai aktif berproduksi serta sekaligus memasarkan hasil produksi berupa padding dan carded fiber dimulai pada pertengahan Juni tahun 2002. Kemudian pada awal Agustus 2002, 5 unit mesin quilting dan 20 unit mesin jahit dinamo didatangkan dari PT. Hilon Indonesia di Jakarta dengan tujuan menambah jenis atau keragaman produksi di samping padding dan carded fiber, sehingga pabrik semakin aktif berproduksi.
PT. Hilon Sumatera dalam menjalankan aktifitasnya dipimpin langsung oleh Mr. Ahn Sang Wook yang berasal dari Korea Selatan sebagai Presiden
100 lebih orang karyawan pabrik. Grup Hilon dalam memasarkan hasil-hasil produknya dengan memakai merk “Hilon” yang merupakan merk yang telah dikenal tidak hanya di Indonesia namun juga di luar negeri, yaitu Korea, Amerika, Australia, Inggris, India, Bangladesh dan negara lainnya, juga di dalam negeri seperti Jakarta, Surabaya, Aceh, Padang, Pekanbaru, Batam dan kota lainnya di Indonesia. Pada bulan April 2014 Grup Hilon mengembangkan usahannya dengan membuka cabang perusahaan di Palembang. Kontumer PT. Hilon Sumatera di pasar lokal (Medan) terdiri dari hotel-hotel berbintang, pabrik furniture, toko-toko
bedding goods , rumah sakit dan sebagainya. PT. Hilon Sumatera juga membuka
toko khusus (facrory outlet) PT. Hilon Sumatera Jl. Jamin Ginting Km. 11 No. 64 A Medan-Tuntungan.
2.2. Ruang Lingkup Usaha
Ruang lingkup perusahaan ini adalah memproduksi bantal, guling,
carded fiber, HDP (High Density Padding), Hard Pad (bantalan keras), lembaran
serat fiber (padding) dan selimut kapas (quilting) yang bermutu tinggi dan mampu bersaing di pasar nasional maupun internasional. Bahan baku yang digunakan perusahaan ini berasal dari serat fiber.
2.3. Lokasi Perusahaan
Lokasi perusahaan PT. Hilon Sumatera berada di jalan Jamin Ginting Km.11 No. 64A Kecamatan Medan-Tuntungan, Propinsi Sumatera Utara. Penjualan produk langsung juga dilakukan di PT. Hilon Sumatera (factory outlet) dan berlokasi di bagian depan pabriknya.
2.4. Daerah Pemasaran
Produk yang dihasilkan PT. Hilon Sumatera dipasarkan ke beberapa daerah mulai dari pasar lokal hingga ke pasar internasional. Produknya telah diekspor ke berbagai negara, diantaranya Malaysia, Singapura, Australia, Bangladesh dan ke beberapa negara lainnya. Pasar lokal dari perusahaan ini adalah berbagai daerah di Indonesia seperti Medan, Aceh, Padang, Pekan Baru, Batam dan beberapa daerah lain di Indonesia. Kebanyakan konsumen PT. Hilon Sumatera terdiri dari hotel-hotel berbintang, perusahaan yang bergerak di bidang furniture, toko-toko bedding goods, rumah sakit dan sebagainya. PT. Hilon Sumatera juga membuka toko khusus (factory outlet) dengan harga pabrik di lokasi PT. Hilon Sumatera Jl. Jamin Ginting Km.11 No. 64 A Medan-Tuntungan.
2.5. Organisasi dan Manajemen
2.5.1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah kerangka antar hubungan dari sekelompok orang atau unit-unit organisasi yang masing-masing memiliki tugas, tanggung jawab dan wewenang tertentu. Dengan garis wewenang akan terlihat jelas batasan-batasan tugas, wewenang dan tanggung jawab dari setiap personil dalam organisasi. Dengan demikian diharapkan adanya suatu kejelasan arah dan
Untuk menciptakan dan menjamin kesatuan arah dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan diperlukan struktur organisasi. Struktur organisasi tersebut merupakan suatu gambaran skematis tentang hubungan kerja sama antara orang- orang yang berada pada suatu badan usaha yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Penyusunan struktur organisasi harus disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan perusahaan. Hal ini sangat berkaitan dengan besar perusahaan dan cakupan aktifitasnya. Struktur organisasi PT. Hilon Sumatera merupakan struktur organisasi yang menggambarkan bagian tugas dan tanggung jawab yang berbentuk lini fungsional. Ini berarti setiap individu di dalam perusahaan hanya bertanggung jawab pada satu orang atasan. Pada PT. Hilon Sumatera kekuasaan tertinggi pada presiden direktur yang bertanggung jawab atas seluruh aktivitas di dalam perusahaan. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Presiden Direktur
(Mr. Ahn Sang Wook)General Manager
(Pelistin Tarigan)
HR-GA ( Megawati Tarigan) Chief Accounting (Pelistin Tarigan) Chief Warehouse (Tetap S) Chief Marketing & AR Control (Magda Eva P) Chief Production Padding/PET Botol (Roha S.P) Information & Technology Chief Production Bedding Goods (Gibson S) Bedding Team Maklon Driver Team Security Team Cashier Purchasing Tax & Acc Team Marketing Dalam Kota Team Marketing Luar Kota Telemarketing Padding Team PET Botol Teknisi Warehouse Team Helper Team Factory Outlet AR Control Team Collector IT StafGambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Hilon Sumatera2.5.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Untuk menggerakkan suatu organisasi dibutuhkan personil yang memegang jabatan tertentu dalam organisasi. Masing-masing personil diberi tanggung jawab sesuai dengan jabatannya. Uraian tugas dan tanggung jawab jabatan di PT. Hilon Sumatera disajikan pada Lampiran-1.
2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Kegiatan penerimaan dan penempatan tenaga kerja dilakukan oleh pihak manajemen PT. Hilon Sumatera dengan terlebih dahulu melihat kondisi jumlah permintaan. Ketika permintaan produk mengalami peningkatan maka perusahaan merekrut tenaga kerja. Hal ini perlu diperhitungkan mengingat efektivitas dan efisiensi yang diterapkan perusahaan. Dalam proses penerimaan tenaga kerja, tiap- tiap bagian melapor ke bagian direksi bahwa bagian yang ditempatinya kekurangan tenaga kerja. Selanjutnya pihak perusahaan akan memberikan pengumuman kepada karyawan bahwa sedang membutuhkan karyawan baru.
Untuk memperoleh tenaga kerja, perusahaan menggunakan beberapa sumber, yaitu:
1. Dari dalam perusahaan (internal) Untuk memperoleh tenaga kerja dari dalam perusahaan, perusahaan melakukan penelitian dan pengangkatan langsung tenaga kerja yang dianggap berpengalaman dan kompeten dalam bidang tersebut. Dengan demikian perusahaan memberikan kesempatan kepada karyawan yang mempunyai
2. Dari luar perusahaan (eksternal) Penarikan tenaga kerja dari luar perusahaan dapat diperoleh dari: a. Keluarga atau famili karyawan perusahaan.
b. Teman-teman atau kenalan karyawan perusahaan.
c. Rekrut dengan membuat iklan Saat ini PT. Hilon Sumatera pada bagian produksi peralatan tempat tidur memperkerjakan karyawan tetap sebanyak 24 orang dan karyawan tidak tetap sebanyak 91 orang dengan perincian ditunjukkan pada Tabel 2.1. berikut Tabel 2.1.
Tenaga Kerja di PT. Hilon Sumatera JUMLAH NO. JABATAN
(ORANG)
1 Presiden Direktur
1
2 General Manager
1
3 Chief Production Bedding
1
4 Bedding Team
20
5 Maklon Team
7
6 Chief Production Padding/PET Botol
1
7 Padding Team
18
8 PET Botol Team
8
9 Teknisi
1
10 Chief Warehouse
1
11 Warehouse Team
9
12 HR-GA
1
13 Driver Team
8
14 Security Team
7
15 Helper Team
1
16 Chief Accounting
1
17 Tax & Acc
2
18 Chasier
1
19 Purchasing
1
20 Chief Marketing & AR Control
1
Tabel 2.1. Tenaga Kerja di PT. Hilon Sumatera (Lanjutan)27 Information & Technologi
Sabtu 08.00 – 13.00 WIB Bekerja
Jumat 08.00 – 12.00 WIB Bekerja 12.00 – 13.30 WIB Istirahat 13.30 – 16.00 WIB Bekerja
08.00 – 12.00 WIB Bekerja 12.00 – 13.00 WIB Istirahat 13.00 – 16.00 WIB Bekerja
Hari Jam Kerja Keterangan Senin - Kamis
Tabel 2.2. Sistem Pembagian Jam Kerja Bagian ProduksiPT. Hilon Sumatera mengatur waktu kerja berdasarkan kebutuhan dan keperluan masing-masing bagian. Sampai saat ini perusahaan masih menetapkan satu shift kerja, baik di kantor dan lantai produksi. Ketentuan jam kerja di PT. Hilon Sumatera ditunjukkan pada Tabel 2.2.
Dalam memelihara ketertiban dan kedisiplinan kerja setiap perusahaan mengeluarkan tata tertib/peraturan kerja yang harus dipatuhi oleh setiap karyawan perusahaan, termasuk dalam penetapan jam kerja.
1 JUMLAH 115 Sumber : PT. Hilon Sumatera
1
NO. JABATAN JUMLAH (ORANG)
26 Collector
2
25 AR Control Team
3
24 Factory Outlet
1
23 Telemarketing
4
22 Marketing Dalam Kota
Sumber : PT. Hilon Sumatera
Khusus bagian keamanan yang terdiri dari 7 karyawan, dibagi menjadi 2
shift kerja untuk melakukan penjagaan bergantian setiap 12 jam sekali dimulai
dari:
Shif I : Jam 08.00 – 20.00 Shif
II : Jam 20.00 – 08.00
2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fastlitas
Upah berfungsi sebagai jaminan kelangsungan hidup yang layak bagi kemanusiaan dan produksi dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang akan ditetapkan menurut suatu persetujuan, undang – undang dan peraturan, dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pemberi kerja kepada penerima kerja. Gaji adalah upah dasar yang diberikan dari pemberi kerja kepada penerima kerja dalam ukuran waktu tertentu misalnya ukuran 1 (satu) hari dan 1 (satu) bulan, dan kadang disebut dengan gaji pokok yang jumlahnya tetap dan akan mengalami kenaikan pada periode tertentu sesuai dengan jabatan dan prestasi pihak penerima kerja. Sistem pengupahan pada PT. Hilon Sumatera terbagi atas 4 jenis berdasarkan karyawannya yaitu:
1. Karyawan Tetap Pengupahan pada perusahaan adalah berdasarkan upah bulanan. Besarnya upah disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab masing – masing karyawan, serta latar belakang pendidikan dan pengalamannya. Upah tersebut diberikan untuk masa 21 hari kerja rata – rata 7 jam dalam sehari. Secara umum upah dasar yang diberikan terhadap karyawan adalah sepagai berikut:
- Gaji Pokok • Uang Transportasi • Lembur (jika dibutuhkan)
2. Karyawan Tidak Tetap Yang dimaksud dengan karyawan tidak tetap di PT. Hilon Sumatera adalah karyawan yang direkrut dengan kontrak kerja dan belum diangkat menjadi karyawan tetap. Upah karyawan karyawan tidak tetap yang diberikan PT. Hilon Sumatera adalah:
- Gaji Pokok • Lembur (jika dibutuhkan)
3. Karyawan Harian Karyawan harian disini merupakan karyawan pada bagian PET botol yang digaji berdasarkan harian.
4. Out Sourcing Karyawan out sourcing merupakan karyawan pada bagian security team, yang sistem pengupahannya berbeda dari karyawan tetap dan karyawan tidak tetap karena memiliki jam kerja yang berbeda, yakni 12 jam.
Selain pemberian kompensasi/upah, perusahaan juga memberikan berbagai insentif bagi karyawan, seperti:
1. Memberikan THR (Tunjangan Hari Raya)
3. Perusahaan menyediakan tempat ibadah dan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk melaksanakan ibadah.
4. Adanya jaminan kesehatan dan kesejahteraan karyawan.
Jaminan kesehatan antara lain:
a. Cuti sakit
b. Cuti kehamilan bagi karyawan wanita
c. Cuti khusus, karena perkawinan atau musibah
d. Tunjangan kemalangan Perusahaan memberikan fasilitas kerja kepada karyawan, seperti: 1. Memberikan pakaian kerja kepada setiap tenaga kerja dalam setahun.
2. Menyediakan perlengkapan kesehatan dan keselamatan kerja yang diperlukan para karyawan, seperti: a. Helm (Teknisi)
b. Masker
c. Sarung tangan Fasilitas lain yang diberikan perusahaan kepada karyawan antara lain adalah ruang istirahat dan dispenser (air minum).
2.6. Proses Produksi
PT. Hilon Sumatera memiliki sistem produksi berdasarkan pesanan (make to order) dan jenis proses produksi yang terputus-putus (intermitten), hal ini ditunjukkan dengan banyaknya ragam produk yang dihasilkan dengan menggunakan satu lini produksi. Dengan demikian pada saat produk bantal dan guling dibuat, carded fiber dan padding tidak dapat diproduksi.
Bantal dan guling mempunyai alur produksi yang sama. Pembuatan kedua produk ini dimulai dari pencampuran bahan baku (serat fiber) dan pembukaan serat yang pertama oleh mesin bale breaker, kemudian pembukaan serat yang kedua oleh mesin super cleaner, pembukaan serat yang ketiga oleh mesin hopper sekaligus sebagai penampungan dan mixing. Serat fiber yang telah mendapatkan perlakuan mixing pada mesin hopper kemudian diuraikan dan dihaluskan oleh mesin carding. Output dari mesin carding, serat fiber telah membentukan lembaran-lembaran tipis. Proses berikutnya pada mesin holding
folding, pada mesin ini lembaran-lembaran tadi dilipat di atas conveyor sampai
membentuk ketebalan tertentu. Lembaran serat fiber yang telah dilipat-lipat oleh mesin holding folding dibawa oleh conveyor ke stasiun pengisian bantal dan guling. Sebelum serat fiber (dacron) diisi ke sarung bantal dan guling, dacron ini ditimbang sesuai dengan standar berat bantal dan guling yang dipakai perusahaan untuk produknya. Proses selanjutnya adalah penjahitan sarung bantal dan kemudian pengepakan bantal dan guling dalam kemasan plastik.
Proses pembuatan padding mempunyai proses awal yang sama dengan pembuatan bantal, perbedaan proses dengan pembuatan dacron adalah mulai dari mesin holding folding. Pada pembuatan padding arah conveyor dialihkan menuju mesin drafting roll press, pada mesin ini lipatan-lipatan lembaran dacron dipress hingga ketebalan tertentu dan kemudian disemprot dengan perekat sebelum suhu minimal 160
o
C, kemudian dibalik agar permukaan lembaran bagian bawah dapat juga disemprot perekat oleh sprayer yang ada pada mesin dry box. Setelah itu di mesin winder ditentukan ukuran panjangnya padding. Gulungan padding keluaran mesin winder kemudian dibawa manual oleh operator ke mesin packing untuk dikemas dalam plastik.
2.6.1. Standar Mutu Bahan/Produk
PT. Hilon Sumatera mempunyai standar mutu produksi sendiri dalam memproduksi produk-produknya. Di bawah ini diuraikan beberapa standar mutu yang digunakan PT. Hilon Sumatera untuk produknya.
1. Carded fiber Standar pencampuran bahan baku produk carded fiber dicantumkan pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Standar Pencampuran Bahan Baku Produk Carded Fiber
No. Produk Jenis Fiber Persentase (%)
Hard
70 Medium
1 CF 40R
2 CF 1000 Hard
10
30 Soft
20
3 CF 3000 Hard
30 Medium
40 Soft
40
4 CF 6000 Hard - Medium
50 Soft
50 Sumber: PT. Hilon Sumatera
20 Soft
50 Medium
2. Padding Standar pencampuran bahan baku produk padding dicantumkan pada Tabel 2.4.
8
5
5
55
6
6
40
7
7
35
8
4
30
9
9
27
10
10
25
11
12
60
4
Tabel 2.4. Standar Pencampuran Bahan Baku Produk Padding50 Medium
No. Produk Jenis Fiber Persentase (%)
1 Super Hard - Medium
50 Soft
50
2 New Hard
30 Medium
40 Soft
40
3 Halusin Hard
30 Soft
80
20
4 FA Hard
70 Medium
20 Soft
10 Sumber: PT. Hilon Sumatera Padding yang diproduksi mempunyai ukuran dan berat yang telah ditentukan sebagai berikut pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5. Standar Ukuran dan Berat Padding No Berat (Oz) Panjang (Yard)1 2 120 2 2,5 100
3
3
20 Sumber: PT. Hilon Sumatera
2.6.2. Bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi bantal, guling dan
padding pada PT. Hilon Sumatera dapat dikelompokan menjadi 3 jenis, yaitu:
bahan baku, bahan pembantu dan bahan tambahan.2.6.2.1. Bahan Baku
Definisi bahan baku ini sendiri adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk, ikut dalam proses produksi dan persentasenya terbesar dibandingkan dengan bahan-bahan lainnya. Bahan baku yang digunakan adalah:
1. Serat Fiber Serat fiber yang digunakan terbagi tiga golongan, yaitu
a. Serat fiber golongan lembut (soft) Serat fiber ini mempunyai struktur fisik yang lembut dan licin. Memiliki ronggga udara dan elastisitas yang tinggi.
b. Serat fiber golongan medium Serat fiber ini memiliki rongga udara dan elastisitas yang cukup baik.
c. Serat fiber golongan kasar (hard).
Serat fiber ini mempunyai struktur fisik yang kasar dan keras. Bahan baku serat fiber diperoleh dengan cara membeli dari perusahaan penyedia serat fiber lokal dan diimport dari luar negeri seperti dari Thailand,
Malaysia dan negara penyedia serat fiber lainnya.
2. Kain Kain digunakan sebagai pembungkus peralatan tempat tidur seperti bantal, guling dan sebagainya. PT. Hilon Sumatera memperoleh kain melalui pemasok dari Jakarta. Dengan kata lain, produk perlengkapan tempat tidur hanya tinggal dirakit atau dijahit. Spesifikasi kain untuk masing-masing produk dicantumkan pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6. Spesifikasi Kain Untuk Masing-masing Produk No Produk Ukuran kain (cm) Bahan kain1 Bantal 55 x 40 cm 35 x 25 cm
Satin Jepang Polyester Katun
2 Guling 70 cm x 50 cm Satin Jepang Polyester Katun
Sumber: PT. Hilon Sumatera
2.6.2.2. Bahan Pembantu
Definisi bahan pembantu adalah suatu bahan yang digunakan untuk memperlancar proses produksi, tetapi tidak tampak dibagian akhir produk. Bahan pembantu yang digunakan adalah:
a. Resin cair, merupakan bahan penolong paling utama dalam pembuatan padding . Fungsinya sebagai bahan perekat utama bagi serat fiber.
b. Uap, berfungsi sebagai pemanas lembaran serat fiber yang telah disemprot oleh sprayer.
c. Cairan anti statik, berfungsi untuk menghilangkan induksi magnetik yang dihasilkan akibat gesekan serat fiber dengan roller pada mesin bale breaker.
2.6.2.3. Bahan Tambahan
Definisi bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan berfungsi meningkatkan mutu produk serta merupakan bagian dari produk akhir. Bahan tambahan yang digunakan adalah: a. Plastik, digunakan sebagai kemasan setelah bantal dan guling.
b. Label merk, digunakan pada sisi jahitan bantal dan guling.
2.6.3. Uraian Proses
Uraian proses produksi pada PT. Hilon Sumatera terdiri dari beberapa bagian yaitu proses produksi pembuatan bantal, guling carded fiber dan padding.
Proses pembuatan produk di PT. Hilon Sumatera terdiri dari:
A. Proses Pembuatan Bantal dan Guling Bantal dan guling biasanya dibuat bersamaan. Proses pembuatan bantal dan guling terdiri dari beberapa tahapan yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Proses penimbangan bahan baku (serat fiber) Tahap awal yang dilakukan adalah penimbangan tiga jenis serat fiber yaitu dibutuhkan fiber golongan hard, golongan medium, dan golongan soft.
Masing-masing jenis fiber ditimbang menurut persentasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan tersebut.
2. Proses Pencampuran Manual Pencampuran bahan baku serat fiber dilakukan oleh operator sebelum masuk ke mesin bale breaker. Hal ini dimaksudkan untuk memaksimalkan
3. Proses Penguraian Serat ke I Proses pembukaan serat yang pertama dilakukan oleh mesin bale breaker, pada mesin ini gumpalan serat fiber yang telah ditimbang dan dicampur manual oleh operator digiling oleh roller yang memiliki gerigi pada mesin
bale breaker untuk memecah gumpalan serat fiber. Pada proses ini
memerlukan bahan penolong cairan anti statik, untuk menghilangkan induksi magnetik yang terjadi akibat gesekan serat fiber dengan roller.
4. Proses Penguraian Serat ke II Proses penguraian serat yang kedua dilakukan oleh mesin super cleaner. Pada mesin ini serat fiber diuraikan kembali dengan sistem pneumatik. Angin yang dihasilkan oleh kompresor dialirkan ke mesin super cleaner untuk membantu penguraian serat fiber.
5. Proses Penguraian Serat ke III Proses penguraian serat yang ketiga dilakukan oleh mesin hopper. Pada mesin ini campuran serat fiber dari mesin super cleaner diaduk kembali dengan bantuan angin dari kompresor untuk memastikan tidak ada lagi gumpalan serat dan ketiga jenis serat fiber tercampur dengan merata.
6. Proses Penguraian dan Penyatuan Serat Proses ini dilakukan oleh mesin carding, pada mesin ini serat fiber yang telah tercampur merata diuraikan dan dihaluskan oleh roller-roller yang ada pada mesin carding, kemudian serat fiber disatukan membentuk lembaran tipis sebelum akhirnya dialirkan ke mesin holding folding.
7. Proses pembuatan lapisan fiber Proses ini dilakukan oleh mesin holding folding, pada mesin ini lembaran
dacron dilipat dan disusun hingga mencapai ketebalan tertentu di atas conveyor .
8. Proses Penimbangan dacron Sebelum diisi ke sarung bantal dan guling, dacron ditimbang sesuai dengan ketentuan berat isi bantal dan guling yang dikeluarkan oleh PT. Hilon Sumatera.
9. Proses Pengisian Bantal dan Guling Pengisian bantal dan guling dilakukan manual oleh operator dengan bantuan alat bantu pengisian bantal dan guling.
10. Proses Penjahitan Sarung Bantal dan Guling Penjahitan dialakukan oleh operator jahit yang pada umumnya wanita, pada proses ini operator menggunakan bantuan mesin jahit untuk mempercepat pengerjaan jahit.
11. Proses Packing Setelah sarung bantal dan guling dijahit, batal dan guling dipacking kedalam plastik. Proses packing dilakukan oleh operator packing. Bantal dan guling yang telah dipacking plastik selanjutnya diikat per 5 buah dengan tali rapia menurut jenisnya.
Beberapa produk bantal dan guling yang dibuat di PT.Hilon Sumatera di sajikan pada Tabel 2.7.
Tabel 2.7. Spesifikasi Produk Bantal/GulingNama Jenis Kain Berat No Jenis Bahan Baku Ukuran (cm) Produk Sarung (Kg) Bantal 50 x 70
1
1 Hippo Soft fiber Katun Guling 35 x85 1,1 Bantal 50 x 70
1
2 Yasmin Soft fiber Katun Guling 35 x85 1,1 Bantal 50 x 70
1
3 Sahara Soft fiber Katun Guling 35 x85 1,1 Bantal 46 x 66
1
4 Apollo Hard fiber Poly Ester Guling 35 x 85 1,1 Bantal 46 x 66
1
5 Aquila Hard fiber Poly Ester Guling 35 x 85 1,1 Bantal 46 x 66
1
6 Lamoda Hard fiber Poly Ester Guling 35 x 85 1,1 Sumber: PT. Hilon Sumatera Flow Chart pembuatan bantal dan guling dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Mulai Penimbangan Bahan Baku Pencampuran Bahan Baku (manual)
Mesin Bale Breaker Pembukaan Serat I
Mesin Super Cleaner Pembukaan Serat ke II
Mesin Hopper I & II
- Pembukaan serat ke III
- Mixing
Mesin Carding Menghaluskan Serat Ya
Ada Serat yang tidak membentuk lembaran? Tidak
Mesin Holding Folding Melipat Lembaran Serat di atas Konveyor Penimbangan Dacron (Serat fiber yang telah merata)
Pengisian Sarung Bantal/Guling Tidak Sarung Bantal/Guling Terisi Merata?
Ya Penjahitan Sarung Bantal/Guling Packing
Selesai B. Proses Pembuatan Carded Fiber Proses pembuatan carded fiber terdiri dari beberapa tahapan yang proses awalnya sama dengan pembuatan bantal dan guling. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Proses penimbangan bahan baku (serat fiber) Tahap awal yang dilakukan adalah penimbangan tiga jenis serat fiber yaitu dibutuhkan fiber golongan hard, golongan medium, dan golongan soft.
Masing-masing jenis fiber ditimbang menurut persentasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan tersebut.
2. Proses Pencampuran Manual Pencampuran bahan baku serat fiber dilakukan oleh operator sebelum masuk ke mesin bale breaker. Hal ini dimaksudkan untuk memaksimalkan penguraian serat yang dilakukan mesin bale breaker nantinya.
3. Proses Penguraian Serat ke I Proses penguraian serat yang pertama dilakukan oleh mesin bale breaker, pada mesin ini gumpalan serat fiber yang telah ditimbang dan dicampur manual oleh operator digiling oleh roller yang memiliki gerigi pada mesin
bale breaker untuk memecah gumpalan serat fiber. Pada proses ini
memerlukan bahan penolong cairan anti statik, untuk menghilangkan induksi magnetik yang terjadi akibat gesekan serat fiber dengan roller.
4. Proses Penguraian Serat ke II Proses penguraian serat yang kedua dilakukan oleh mesin super cleaner. Pada dihasilkan oleh kompresor dialirkan ke mesin super cleaner untuk membantu penguraian serat fiber.
5. Proses Penguraian Serat ke III Proses penguraian serat yang ketiga dilakukan oleh mesin hopper. Pada mesin ini campuran serat fiber dari mesin super cleaner diaduk kembali dengan bantuan angin dari kompresor untuk memastikan tidak ada lagi gumpalan serat dan ketiga jenis serat fiber tercampur dengan merata.
6. Proses Penguraian dan Penyatuan Serat Proses ini dilakukan oleh mesin carding, pada mesin ini serat fiber yang telah tercampur merata diuraikan dan dihaluskan oleh roller-roller yang ada pada mesin carding, kemudian serat fiber disatukan membentuk lembaran tipis sebelum akhirnya dialirkan ke mesin holding folding.
7. Proses pembuatan lapisan fiber Proses ini dilakukan oleh mesin holding folding, pada mesin ini, lembaran
dacron dilipat dan disusun hingga mencapai ketebalan tertentu di atas conveyor .
8. Proses Penimbangan Dacron Sebelum diisi ke kemasan karung, dacron ditimbang sesuai dengan ketentuan berat yang dikeluarkan oleh PT. Hilon Sumatera. Biasanya kemasan dacron dalam karung adalah 20 kg.
9. Pengisian Dacron kedalam Karung Pengisian dacron kedalam karung dilakukan manual oleh operator sesuai
10. Penjahitan Karung Proses penjahitan karung dilakukan manual oleh operator dengan menggunakan tali rapia dan alat bantu jarum jahit karung.
Pada Tabel 2.8 di bawah ini adalah beberapa produk carded fiber yang dibuat di PT.Hilon Sumatera.
Tabel 2.8. Produk Carded Fiber PT. Hilon SumateraNo Nama dan Spesifikasi Produk Kemasan
1 CF 40R Karung 20 kg
2 CF 1000 Karung 20 kg
3 CF 3000 Karung 20 kg
4 CF 6000 Karung 20 kg
Sumber: PT. Hilon Sumatera Flow Chart pembuatan carded fiber dapat dilihat pada Gambar 2.3.Mulai Penimbangan Bahan Baku Pencampuran Bahan Baku (manual)
Mesin Bale Breaker Pembukaan Serat I
Mesin Super Cleaner Pembukaan Serat ke II
Mesin Hopper I & II
- Pembukaan serat ke III
- Mixing
Mesin Carding Menghaluskan Serat Ada Serat yang tidak membentuk lembaran?
Mesin Holding Folding Melipat Lembaran Serat di atas Konveyor Tidak
Ya Penimbangan Dacron (Serat fiber yang telah merata) Pengisian Karung sesuai timbangan berat (15 kg, 23 kg)
Penjahitan Karung (manual) Selesai C. Proses Pembuatan Padding Proses pembuatan padding terdiri dari beberapa tahapan. Lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Proses penimbangan bahan baku (serat fiber) Tahap awal yang dilakukan adalah penimbangan tiga jenis serat fiber yaitu dibutuhkan fiber golongan hard fiber, medium dan golongan soft fiber.
Masing-masing jenis fiber ditimbang menurut persentasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan tersebut.
2. Proses Pencampuran Manual Pencampuran bahan baku serat fiber dilakukan oleh operator sebelum masuk kemesin bale breaker. Hal ini dimaksudkan untuk memaksimalkan pembukaan serat yang dilakukan mesin bale breaker nantinya.
3. Proses Penguraian Serat ke I Proses penguraian serat yang pertama dilakukan oleh mesin bale breaker, pada mesin ini gumpalan serat fiber yang telah ditimbang dan dicampur manual oleh operator digiling oleh roller yang memiliki gerigi pada mesin
bale breaker untuk memecah gumpalan serat fiber. Pada proses ini
memerlukan bahan penolong cairan anti statik, untuk menghilangkan induksi magnetik yang terjadi akibat gesekan serat fiber dengan roller.
4. Proses Penguraian Serat ke II Proses penguraian serat yang kedua dilakukan oleh mesin super cleaner. Pada mesin ini serat fiber diuraikan kembali dengan sistem pneumatik. Angin yang dihasilkan oleh kompresor dialirkan ke mesin super cleaner untuk membantu penguraian serat fiber.
5. Proses Penguraian Serat ke III Proses penguraian serat yang ketiga dilakukan oleh mesin hopper. Pada mesin ini campuran serat fiber dari mesin super cleaner diaduk kembali dengan bantuan angin dari kompresor untuk memastikan tidak ada lagi gumpalan serat dan ketiga jenis serat fiber tercampur dengan merata.
6. Proses Penguraian dan Penyatuan Serat Proses ini dilakukan oleh mesin carding, pada mesin ini serat fiber yang telah tercampur merata diuraikan dan dihaluskan oleh roller-roller yang ada pada mesin carding, kemudian serat fiber disatukan membentuk lembaran tipis sebelum akhirnya dialirkan ke mesin holding folding.
7. Proses pembuatan lapisan fiber Proses ini dilakukan oleh mesin holding folding, pada mesin ini lembaran
dacron dilipat dan disusun hingga mencapai ketebalan tertentu di atas conveyor .
8. Pemadatan Lapisan Serat Fiber Lapisan serat fiber yang telah berbentuk segiempat dipadatkan dengan mesin roll press sekaligus meratakan lipatan-lipatan serat fiber.
9. Penyemprotan Perekat Lapisan fiber disemprot dengan perekat yang terbuat dari resin cair tahap pertama dengan menggunakan srayer secara otomatis melalui mesin Sprayer
I. Hal ini dimaksudkan untuk melekatkan lapisan-lapisan serat fiber
membentuk satu lembaran (padding)
10. Proses pemanasan padding Lembaran serat fiber yang telah terbentuk selanjutnya masuk ke mesin Dry
Box untuk proses pemanasan yang terdiri dari tiga bagian: Low conveyor 60 o o o
C, Middel conveyor 120 C dan pemanasan terakhir Up conveyor 160 C. Pemanasan ini bertujuan untuk memperkuat tekstur dari lembaran fiber (padding). Pada mesin ini juga dilakukan penyemprotan perekat yang kedua oleh sprayer II. Dengan adanya ketiga conveyor tersebut lembaran fiber dapat dibalik untuk mendapat perlakuan panas yang sama dari mesin dry box.
11. Pemotongan Padding Pemotongan padding dilakukan pada mesin winder. Pada proses ini padding dipotong sesuai dengan permintaan ukuran produk padding.
12. Packing Padding yang telah tergulung otomatis pada mesin winder dibawa ke mesin
packing dan dikemas dalam plastik.
13. Penimbangan padding Setelah dikemas padding juga ditimbang dan dicatat beratnya pada kemasan sebelum disimpan ke tempat penyimpanan.
Beberapa produk padding yang dibuat di PT.Hilon Sumatera disajikan pada Tabel 2.9.
Tabel 2.9. Produk Padding PT. Hilon Sumatera No Nama dan Spesifikasi Produk Kemasan (20 kg)1 FA 6 OZ/Y2-96'-40YD Roll (dalam plastik)
2 FA 8 OZ/Y2-90'-30YD Roll (dalam plastik)
3 FA 16 OZ/Y2-210 CM-19YD Roll (dalam plastik)
4 HALUSIN F 8 OZ/Y2-96'-30YD Roll (dalam plastik)
5 HALUSIN F 10 OZ/Y2-96'-25YD Roll (dalam plastik)
6 SUPER HILON S 8 OZ/Y2-96'-30YD Roll (dalam plastik)
7 SUPER HILON S 10 OZ/Y2-96'-25YD Roll (dalam plastik)
8 SUPER HILON A 8 OZ/Y2-96'-30YD Roll (dalam plastik)
9 SUPER HILON A 8 OZ/Y2-96'-30YD SO Roll (dalam plastik)
10 SUPER HILON A 10 OZ/Y2-96'-25YD SO Roll (dalam plastik)
11 NEW A 8 OZ/Y2-96'-30YD Roll (dalam plastik)
12 NEW A 10 OZ/Y2-96'-25YD Roll (dalam plastik) Sumber: PT. Hilon Sumatera Flow Chart pembuatan padding dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Mulai Penimbangan Bahan Baku Pencampuran Bahan Baku
Mesin Bale Breaker Pembukaan Serat I
Mesin Super Cleaner Pembukaan Serat ke II
Mesin Hopper I & II
- -Pembukaan serat ke III -Mixing Mesin Carding
Menghaluskan Serat Ada Serat yang tidak membentuk lembaran?
Mesin Holding Folding Melipat Lembaran Serat di atas Konveyor Tidak
Ya Mesin Drafting Roll Press Mesin Sprayer
Packing Penimbangan Padding Selesai
Tidak Ya Dry Box Winder
Ada Sisa Potongan?
2.6.4. Mesin dan Peralatan Produksi
5 Untuk menimbang berat dacron sebelum diisi ke sarung bantal dan guling
1 Untuk menghasilkan uap panas bagi mesin dry box
11 Boiler
2 Penghasil udara bertekanan bagi sistem pneumatik
10 Kompressor
9 Mesin potong kain 2 Untuk memotong HDP sesuai ukuran kasur.
1 Untuk mengangkat bahan baku dari gudang ke lantai produksi
8 Forklif
3 Untuk memudahkan pengisian dacron ke sarung guling
7 Alat bantu pengisi guling
3 Untuk memudahkan pengisian dacron ke sarung bantal
6 Alat bantu pengisi bantal
2.6.4.1. Mesin Produksi
Mesin yang digunakan dalam proses produksi bantal, guling, carded fiber dan padding dapat dilihat pada Tabel 2.11.
5 Untuk menjahit sarung bantal dan guling setelah diisi dacron
4 Mesin Jahit
1 Mengepress bantal dan guling
3 Packing Press
1 Mengeluarkan udara dari kemasan padding, sehingga kemasan menjadi lebih kecil
2 Vacum Packing
1 Pemegang gulungan padding sebelum dikemas kedalam plastik
1 Air Packing
No Nama Peralatan Jumlah Fungsi Peralatan
Tabel 2.10. Spesifikasi Peralatan yang Digunakan di PT. Hilon SumateraHilon Sumatera dapat dilihat pada Tabel 2.10.
2.6.4.2. Peralatan Peralatan-peralatan yang digunakan dalam proses produksi pada PT.
5 Timbangan
Tabel 2.11. Mesin yang Digunakan di PT. Hilon SumateraNama Frekuensi Daya Arus Putaran Tegangan No Merk Fungsi Mesin Jumlah Fase Mesin
(Hz) (HP) (A) (rpm) (Volt) Bale Membuka serat fiber
1 TECO 1 50/60 5,5
18 3 1450 380 Breaker pertama Super Membuka serat fiber
1450
2 TECO 1 50/60 5,5
18 3 380 Cleaner kedua
Membuka serat fiber 1450
3 Hopper HICO 2 50/60 2,2
8 3 380 ketiga dan mixing Mengurai dan
1450
4 Carding HICO 2 50/60 7,5
22 3 380 memperhalus serat Holding Membentuk lapisan-
1450
5 CHENTA 2 50/60 2,2
8 3 380 Folding lapisan lembaran serat Drafting
Membentuk ketebalan 1450
6 Roll CHENTA 1 50/60 2,2
8 3 380 lembaran Press
Menyemprot perekat 1450
7 Spayer HICO pada permukaan 2 50/60 2,2
8 3 380 lembaran Memanaskan lembaran
1900
8 Dry Box HICO dan mengeraskan 1 50/60
15
28 3 380 lembaran Roll
1450
9 CHENTA Mengeraskan lembaran 1 50/60 2,2
8 3 380 Heating
Menentukan ukuran 1450
10 Winder CHENTA 1 50/60 5,5
18 3 380 lembaran Sumber: PT. Hilon Sumatera
I-62