Konstruksi Melayu saat Revolusi Sosial Sumatera Timur diKesultananLangkat dalam Surat Kabar(Analisis Framing tentang KonstruksiMelayu saat Revolusi SosialSumateraTimur di Kesultanan Langkat dalam SuratKabar PandjiRa’jat)

  

LAMPIRAN

Kodifikasi Naskah

Tabel 1. Kodifikasi Teks 1

TEKS 1

  Judul Evolusi dan Revolusi dalam Praktijk Tanggal

  25 Juni 1946 Media Pandji Ra’jat

  

KODIFIKASI NASKAH

Struktur Hal yang Diamati

Framing Devices:

Tetapi adalah aliran revolusi, meminta perubahan

  1. Metaphors dengan tepat dan segera

2. Exemplars • Banyak raja-raja yang dijatuhkan dan dibunuh

  • Rakyat banyak tentu tidak mengetahui sebab yang sebenarnya

  3. Bangsa Indonesia adalah bangsa Timur, bangsa Catcpharases yang lebih menghargakan alam kebatinan, alam jiwa

  4. Bangsa Timur adalah bangsa yang melahirkan nabi- Depiction

  nabi dan ahli-ahli filsafat kebatinanyang selamanya

  menuntut ketenteraman alam maya yang lahir 5. Visual Image

  (tidak ditemukan)

  

Reasoning Devices:

1.

  Roots • Gandhi tetap berpegang kepada jiwa dan semangat Timurnya

  • Kalau memperhatikan cintanya mereka kepada raja-rajanya diwaktu dulu
  • Raja-raja dan tanah kerajaan tidak perlu dihapuskan, jika susunan demokrasi yang tulen
dapat dijalankan

  • Hanya aliran evolusi yang bersifat aman dan damai
  • Penumpahan darah yang tidak berguna dapat disingkirkan 2.

  Apple to Principles • Tindakan Gandhi yang membawa pergerakan India, membimbing perjuangan rakyatnya untuk menuntut kemerdekaan negara

  • Gandhi tetap berpegang pada semangat Timurnya yaitu evolusi.
  • Bangsa Indonesia adalah bangsa Timur, bangsa yang lebih menghargakan alam kebatinan, alam jiwa
  • Alam evolusi yang menuntut perubahan dengan cara pelan dan tenteram, tetapi jitu dan tepat
  • Apa yang datang dari Barat, tidak selamanya dapat diterapkan kepada bangsa-bangsa Timur • Jiwa revolusi, jiwa yang bersifat kejam dan keras, bukanlah jiwa yang tumbuh dalam kalangan bangsa Indonesia

  3. Suatu bangsa yang keliru dalam cara memilih sesuatu Consequences yang tidak mencocoki jiwa bangsanya itu, sebagai

  akibat yang menyedihkan dapatlah semuanya kita

  menyaksikan pada penutup perang dunia yang kedua

  Tabel 1. Kodifikasi Teks 2 TEKS 2

  Judul Akibat Revolusi Sosial di Sumatera Timur, 34 orang familie Sultanaat Langkat Dibunuh Tanggal

  2 September 1947 Media Pandji Ra’jat

  KODIFIKASI NASKAH Struktur Hal yang Diamati Framing Devices:

  1. Seperti malam gulita, bila fajar datang tidak ada Metaphors kekuasaan manusia untuk menahan cahayanya.

  2. Exemplars • Pada 4 Oktober 1945 diMedan dengan resmi mengibarkan bendera merah-putih

  • Dikota-kota lain pada tanggal 17 Oktober 1945.

  Mulai dari waktu itu kekuasaan Jepang diserahkan oleh Republik.

  • Semua Raja-raja di Sumatera Timur mengirimkan kawat ataupun surat dengan perantaraan Gubernur Hassan buat disampaikan pada Presiden Sukarno • Pada bulan Februari 1946, Raja-raja dan Komite Nasional Pusat Sumatera Timur mengadakan pertemuan di kota Medan • Pada 5 maret 1946 diadakan revolusi sosial daerah

  Sumatera Timuryang tidak sedikit membawa korban

  • Cara melakukan Revolusi Sosial ialah yang pertama memberhentikan Residen yang diangkat oleh Presiden Sukarno • Tak ada satupun dari Raja-raja di Sumatera Timur keberatan menyerahkan kekuasaannya pada Komite Nasional • Penyembelihan besar-besaran, perampokan, dan penangkapan-penangkapan di Sumatera Timur tidak kurang dari 7000 orang
  • Taksiran kasar orang yang dibunuh tidak kurang dari 200 orang di Langkat, 34 orang diantaranya adalah keluarga Kesultanan Langkat dan orang-
orang besarnya

  • Di Asahan semua laki-laki dari keluarga sultan yang berumur 15 tahun keatas, asal dia ada memakai gelaran Tengku dimuka namanya, semuanya dibunuh
  • Di Labuhan batu tidak ada satu raja atau anak raja yang hidup waktu ini semuanya telah didaulatkan oleh rakyat.
  • Wakil Republik yang diangkat oleh Presiden Sukarno pun dibunuh banyaknya 5 orang menemui ajalnya
  • Gambaran Revolusi Sosial di Sumatera Timur yang belum pernah diterangkan di muka umum karena disimpan oleh pembesar-pembesar Republik di Sumatera Timur.
  • Tengku Mochtar Azis diambil dari rumah dengan janji akan diperiksa sebentar dimarkas
  • Sesampai di markas, dibawa ke satu tempat 40 Km dari tempat semula.
  • Dari sana dibawa ke Berastagi dan kabar yang sampai pada isterinya adalah Mochtar Azis telah dibunuh
  • Sesudah 100 hari ditahan,para tawanan dipindahkan dari Berastagi ke Raja • Agustus 1947, tentara kerajaan datang melepaskan para tawanan
  • Pada Agustus 1946, wakil-wakil dari partai-partai yang menangkap para tawanan datang dan berjanji akan memeriksa mereka dengan secepatnya
  • Pada Oktober 1946, para tawanan sudah diperiksa semuanya karena tidak ada tuduhan sama sekali,
tapi mereka belim juga dibebaskan • Pada akhir Desember 1946 jaksa tinggi Mr. Silitungga datang ke tahanan dan mengatakan bahwa bukan wewenangnya untuk membebaskan para tawanan

  • Pada Januari 1947 Residen Sumatera Timur datang ke tahanan untuk memberi taupara tahanan kalau mereka akan dibebaskan setelah terbukti tidak berbahaya bagi masyarakat
  • Selama para tawanan berada di dalam tahanan, keluarga mereka diusir dari rumah tempat tinggalnya
  • Selama anak Sumatera Timur di dalam tahanan, tidak ada anak Sumatera Timur lainnya yang dapat bekerja jadi pegawai Republik dengan alasan dicurigai

  3. La Joehairoebikawin, hatta jochai jiroe Catcpharases mabiamfoesihim, artinja tidak beroebah nasib soeatoe kaoem, apabila mereka tidak maoe bergerak.

  4. Yang mendjadi tujuan utama adalah merebut kursi dan Depiction mencari kekayaan di antara pemimpin gadungan yang sangat banyak di Sumatera Timur 5.

  Visual Image (tidak ditemukan)

  Reasoning Devices: 1.

  Roots • Selama di dalam tahanan tidak sedikit hinaan yang diberikan pada para tawanan, mereka diberi gelar kambing, dan tidak dapat bergaul dengan manusia biasa, buat makan dibedakan, buat mandi hanya sekali dalan seminggu dan harus dengan hewan

  • Para tawanan mengucapkan terimakasih pada

  Tentara Kerajaan yang melepaskan mereka dari tawanan

  • Sumatera Timur telah berdiri Partai Nasional Sumatera Timuruntuk meminta hak otonomi 2.

  Apple to Principles • Revolusi Sosial di Sumatera Timur selama ini belum pernah diterangkan di depan umum disimpan oleh para pembesar Republik di Sumatera Timur

  • Yang telah di revolusikan oleh orang yang datang ke Sumatera Timur menjadikan rakyat Melayubersatu buat menjaga supaya tidak terkena revolusi sekali lagi

  Akibat Revolusi Sosial di Sumatera Timur, 34 3.

  Consequences keluargaSultan Langkat dibunuh

  Tabel 1. Kodifikasi Teks 3 TEKS 3

  Judul Pandangan Tentang Revoloes Soeal di Pesisir Timoer Poelau Soematra

  Tanggal

  22 Agustus 1947 Media Pandji Ra’jat

  KODIFIKASI NASKAH Struktur Hal yang Diamati Framing Devices: 1.

  Metaphors (tidak ditemukan) 2.

  Exemplars

  • Tengku Mochtar Azis, seorang saudara laki-laki dan Sultan Langkat, telah memberikan pandangan tentang apa yang telah terjadi di pesisir timur pulau Sumatra • Waktu Sukarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan republik Indonesia,masyarakat di

  Sumatera Timur tidak mengetahui apa yang telah terjadi di Jawa

  • Pada waktu Dr Amir dan Mr Hassan sebagai delegasi Sumatera kembali dari Jakarta, barulah rakyat di Sumatera mendapat kabar tentang apa yang telah terjadi di Jawa.
  • Pemerintahan Jepang telah diserahkan kepada

  Republik atau direbut dengan kekerasan oleh Republik

  • Para raja di pesisir Timur Sumatra pertama telah memohon kepada gubernur Hassan supaya mereka diakui. Tetapi Mr Hassan tidak bersedia untuk mengakui mereka, karena para raja belum juga suka memberikan perjanjian
  • Setelah para raja bersedia bekerjasama dengan

  Republik, Sukarno mengangkat seorang wakil di tiap-tiap daerah kerajaan

  • Diadakan pembunuhan manusia secara besar- besaran, hak milik bangsa Indonesia dirampok dan kurang lebih 7000 orang ditangkap
  • Di Langkat boleh dikatakan, 200 orang telah dibunuh, 34 orang anggota keluarga Sultan Langkat dibunuh.
  • Di Asahan, anggota laki-laki dari keluarga sultan yang berusia diatas 15 tahun, selama ia memakai gelaran Tengku, juga dibunuh.
  • Di Labuhan Batu tidak terdapat lagi seorang raja atau turunan rajayang masih hidup
  • 6 orang wakil yang diangkat oleh Sukarno juga dibunuh 3.

  Catcpharases (tidak ditemukan)

  Pada tanggal 5 Maret dengan sekonyong telah diadakan revolusi di Sumatra Timur

4. Depiction

5. Visual Image

  (tidak ditemukan)

  

Reasoning Devices:

1.

  Roots (tidak ditemukan) 2.

  Apple to Principles 3.

  Consequences Hak milik bangsa Indonesia dirampok dan kurang lebih 7000 orang ditangkap

  Naskah Berita

  Evolutie dan Revolutie dalam Praktijk

  25 Juni 1946, halaman 2 Evolutie dan Revolutie, adalah doea aliran jang sangat bertentangan, tetapi kedoea-doeanja, adalah mendjadi pegangan bagi semoeanja organisatie- organisatie politik doenia, oetoek sebagai tjara dan djalan mereboet perobahan nasib. Kalau aliran evolutie, selamanja menoentoet perobahan dengan djalan damai dan perlahan, tetapi adalah aliran revolutie meminta perobahan dengan tepat dan segera, bahkan djika peerloe dengan darah dan djiwa. Dalam perdjoeangan ra’jat Indonesia, oentoek mentjapai kemerdekaannja sekarang ini, Nampak poela oleh kita, bahwa diantara doea aliran evolutie dan revolutie itoe, ra’jat kita terpetjah mendjadi doea golongan. Sebahagiannja lebih mengoetamakan setjara perdjoeangan jang bersifat evolitie: dan sebahagian jang lain, ja’ni golongan pemoeda-pemoeda dan ekstremisen, karena mengikoeti darah moedanja semata-mata, lebih senang mengemoekakan tjara berdjoeangnja dengan aliran revolitie. Pemimpin-pemimpin dan ra’jat kita, jang didalam dadanja mempoenjai rasa bertanggoeng djawab, serta lebih mengoetamakan keamanan dan keselamatan bangsa, maka dengan kejakinan ini, mereka jang tidak ragoe-ragoe, oentoek memastikan, bahwa aliran evolutie dalam perdjoeangan, adalah satoe- satoenja djalan jang aman dan damai, tetapi sangat berhasil bagi segala toentoetan peroebahan nasib noesa dan bangsa. Bangsa Indonesia, adalah bangsa Timoer, bangsa jang lebih menghargakan alam kebatinan, alam djiwa; ja’ni alam jang berbeda dari pada alam lahir dan fikiran semata-mata. Bangsa Timoer, ialah bangsa jang melahirkan Nabi-nabi dan Achli-achli filsafat kebatinan jang selamanja menoentoet ketenteraman alam maja jang lahir, sehingga tjotjok dengan toentoetan djiwa batinnja jang tenang dan aman itoe. Alam evolutie jang menoentoet peroebahan dengan tjara pelan dan tenteram, tetapi djitoe dan tepat, itoelah roepa-roepanja jang lebih-lebih mentjotjoki djiwa ra’jat Indonesia tegasnja dan bangsa-bangsa Timoer oemoemnja. Apa jang datang dari Barat, tidak selamanja dapat ditjetakkan kepada bangsa- bangsa Timoer, didalamnja termasoek bangsa Indonesia. Faham revolutie, adalah faham dari Barat; sedang berseminja faham terseboet dikalangan bangsa Barat, soedah seharoesnja, karena tjotjok dengan djiwa dan pembawaan bangsa-bangsa itoe sendiri. Pergerakan kemerdekaan di India, bagoes mendjadi tjermin perbandingan bagi pergerakan kita.Tengoklah kepada tindakan Gandhi di India. Ia membawa pergerakan India, membimbing perdjuangan ra’jatnja, oentoek menoentoet kemerdekaan noesa dan bangsanja: tetapi dalam toentoetannja itoe, Gandhi tetap berpegang kepada djiwa dan semangat Timoernja, ja’ni dengan tidak membenarkan tjara perdjoeangannja dimasoeki oleh aliran kekerasan, tegasnja aliran revolutie jang bersifat kedjam, bersifat meroesak, jang njata-njata boekan watak dan djiwa Timoer asli. Karena itoelah Gandhi mendapat seboetan dari ra’jatnja dan dari seloeroeh doenia dengan nama Mahatma, artinja: jang maha Soetji, maha loehoer, pendeknja maha segala-galanja. Tjobalah lihat, tjobalah perhatikan kepada salah satoe bangsa Timoer, jang sengadja meninggalkan sifat dan djiwa ketimoerannja.Bangsa itoe, ialah Djepang. Karena hendak mengimport segala jang datang dari Barat, Djepang mentjoba mengikoeti tiap-tiap aliran jang timboel dari Barat, kehidupan Barat, perdjoeangan Barat, Djepang memaksakan kepada bangsanja oentoek meniroe, mentjontoh semoea-semoeanja, sekalipoen tidak tjotjok dengan djiwa bangsanja, djiwa Timoer jang tenang dan tenteram itoe, Perdjoeangan Barat jang revolutionair, jang berpegang kepada tenaga-tenaga alam jang lahir, jang meroepakan teknik-teknik modern, sendjata-sendjata jang tadjam, dipakai poela oleh Djepang oentoek mendapatkan perobahan dalam soesoenan masjarakat kehidoepan bangsanja.

  Bagaimana akibatnja?Soeatoe bangsa jang keliroe dalam tjara memilih sesoeatu jang ta’mentjotjoki djiwa bangsanja itoe, sebagai akibat jang menjedihkan dapatlah semoeanja kita menjaksikan pada penoetoep perang doenia jang kedoea ini.Bangsa ini mendjadi ambroek dan hilang kehormatannja dimata doenia. Sekarang kita akan kembali kepada tjara-tjaranja bangsa Indoenesia dalam perdjoeangannja. Ra’jat Indoenesia, jang beralam Timoer 100% itoe, dengan tidak ragoe-ragoe, tentu akan berhasil dalam perdjoeangannja, kiranja ia berpegang tegoeh kepada aliran-aliran jang bisa mentjotjoki akan djiwa bangsa kita sendiri. Djiwa revolutie, djiwa jang bersifat kedjam dan keras, boekanlah djiwa jang toemboeh dalam kalangan bangsa Indoenesia, tetapi djiwa import jang dipaksa- paksakan dari loear.Hanja aliran evolutie jang bersifat aman dan damai, itoelah jang mendjadi djiwa asli ra’jat Indonesia. Revolutie social, revolutie politik jang bersimaharadjalela di Djawa dan Soematera sekarang ini, moengkin akan berkobar dengan hebat lagi; tetapi kita jakin bahwa hal itoe tidak akan memboeahkan jang diharap-harapkan, selain daripada keroesakan dan bentjana jang hebat menimpa bangsa dan noesa kita. Apa jang kedjadian-kedjadian pada keradjaan-keradjaan Solo, Medan, Serdang, Langkat dan lain-lain: banjak diantara radja-radjanja jang didjatoehkan dan diboenoeh, banjak orang mengira bahwa hal itoe adalah hasil-hasil revolutie ra’jat. Dengan tidak mengetjilkan arti propaganda itoe, kita jakin bahwa kedjadian-kedjadian atas paksaan kepada radja-radja dan dilepasnja mereka itoe dari djabatannja, ra’jat banjak tentoe tidak mengetahoei sebab jang sebenarnja dan sama sekali mereka tentoe tidak akan mengira bahwa itoe hasil dari revolutie sosial jang tidak tidak dikenalnja itoe. Apakah masoek diakal kita, bahwa ra’jat jang bermilioen-milioen jang tidak tahoe arti revolutie sosial atau politik itoe, kalau memperhatikan tjintanja mereka kepada radja-radjanja diwaktoe dahoeloe, soenggoeh tidak dapat dibenarkan akan semoeanja itoe kehendak-kehendak hati ra’jat banjak sendiri. Menoeroet kejakinan kita, radja-radja dan tanah keradjaan tidak perloe dihapoeskan, djika sosoenan democratie jang toelen dapat didjalankan.Penoempahan darah jang tidak bergoena dapat disingkirkan, begitupoen ketetapan radja-radja dalam djabatannja dapatlah diteroeskan, djika tjara menoentoet peroebahan dapat didjalankan dengan evolutie, menoeroet kodtratnja alam.Ketahoeilah bahwa radja-radja jang diikat oleh dasar-dasar democratie, adalah alat jang maha besar bagi soatoe negara, oentoek didjadikan sebagai lambang persatoean ra’jat.

  

Akibat Revoloesi Sosial di Soematera Timoer, 34 orang familie Sultanaat

Langkat Diboenoeh

  Selasa, 2 September 1947, halaman 2& Jumat, 5 September 1947, halaman 4

  

Soematera Timoer menoentoet hak autonomi dan lepas dari kekoeasaan de facto

Repoblik

  Lebih doeloe saja mengotjapkan terima kasih atas kesempatan jang diberikan oleh Poesat Radio Resmi Indonesia boeat berbitjara tentang apa jang saya soedah alami selama didalam tahanan ra’jat di Tanah Karo (Raja).

  Disini boekan maksoed saja hendak memboeat propaganda melainkan menerangkan apa jang sebenarnja terdjadi, soepaja seloeroeh ra’jat dikepoelauan Indonesia dapat mengetahoei dan menimbangnja dengan sebaiknya. Waktoe diproklamirkan oleh Soekarno – Hatta tentang kemerdekaan Indonesia di Sumatra Timoer kami tidak tahoe apa jang soedah terdjadi di Poelau Djawa, sekembalinja oetoesan Sumatra Dr. M. Amir dan Mr. T. Hassan baroe kami dapat mengetahoei tentang proklamasi dan doedoek perkara jang sebenarnja. Pada hari 4, boelan 10, tahoen 1945 dikota Medan dengan resmi bendera merah- poetih dinaikkan dikota-kota jang lain pada tanggal 17 boelan 10, tahoen 1945. Moelai dari waktoe itu kekoeasaan Gunseribu Djepang diserahkan ataupoen diambil dengan kekerasan oleh Repoeblik. Keradjaan-keradjaan jang ada di ST moelai meminta pada Goebernoer Hasan soepaja daerah dari keradjaan-keradjaan jang ada di ST diakoei.Toean Goebernoer Hasan tidak bersedia selagi Radja-radja beloem maoe berdjanji berdiri dibelakang Repoeblik. Semoea Radja-radja di ST mengirimkan kawat ataupoen soerat dengan perantaraan Goebernoer Hassan boeat disampaikan pada Presiden Soekarno mengatakan bersedia bekerdja sama dengan Repoeblik mengingat akan oendang- oendang dasar dari NRI. Moelai dari waktoe ini ditiap-tiap daerah keradjaan di ST diangkat wakil Repoeblik oleh Presiden Soekarno Sendiri. Tetapi apakah jang terjadi sesoedah waktoe itoe? Pada boelan 2, tahoen 1946, Radja-radja dan Komite Nasional Poesat ST mengadakan pertemoean dengan dihadiri oleh semoea pembesar Repoeblik dikota Medan, didalam pertemoean itoe telah dipoetoeskan daerah ST akan dibentoek setjara demokrasi, pada boelan 5, tahoen 1946, kalau dapat pemerintah setjara baroe ini soedah dapat didjalankan. Jah, dengan tidak disangka-sangka pada 5 maret 1946 semoepakatlah ketoea komite nasional toean Mr. Luat Siregar telah diadakan revolusi sosial daerah ST jang tidak sedikit membawa korban. Tjara melakoekan RS ialah jang pertama memberhentikan Residen jang diangkat oleh Presiden Soekarno sendiri dengan Residen angkatan ra’jat toean M. Joenoes Nst dan memberhentikan semoea wakil-wakil Repoeblik didaerah keradjaan, sesoedah meminta pada semoea radja-radja boeat menjerahkan kekoeasaannja pada Komite Nasional. Ta’ ada satoepoen dari Radja-radja di ST keberatan menjerahkan kekoeasaannja pada KN oleh karena jakin soedah tentoe hal ini nanti dapat diselesaikan dengan djalan jang lebih memoeaskan oleh pemerintah poesat di Djokja. Tetapi apakah jang terdjadi sesoedah itoe?Penjembelihan besar-besaran perampokan hak milik bangsa Indonesia, penangkapan2 jang ditaksir djoemlah di ST tidak koerang dari 7000 orang. Taksiran kasar oerang jang diboenoeh tidak koerang dari 200 orang di Langkat jang saja tahoe sadja 34 orang famili Sultanaat Langkat dan orang-orang besarnja terboenoeh. Di Asahan semoea laki-laki dari famili sultan jang beroemoer 15 tahoen keatas dengan tidak memperhatikan apakah dia pegawai keradjaan ataupoen orang biasa, asal dia ada memakai gelaran Tengkoe dimoeka namanja, semoeanja diboenoeh. Di Laboehan batoe tidak ada satoe radja atau anak radja jang hidoep waktoe ini semoeanja telah didaulatkan oleh ra’jat. Ini beloem lagi tjoekoep, roepanja wakil Repoeblik jang diangkat oleh Presiden Soekarno pun diboenoeh banjaknya 5 orang menemoei adjalnja. Inilah gambaran RS di ST jang saja jakin selama ini beloem pernah diterangkan dimoeka karena selamanja disimpan-simpan oleh pembesar-pembesar Repoeblik di ST. Bagaimanakah nasib kami jang ditawan? Saja pertama sekali diambil dari roemah saja dengan djandji akan diperiksa sebentar dimarkas, walaupoen waktoe itoe djam 2 malam saja laloe djoega karena saja pertjaja saja tidak akan dapat kesoesahan oleh karena saja adalah anggota dari KN. O, perikemanoesiaan tidak ada lagi saja sesampai dimarkas teroes dibawa kesatoe tempat 40 Km dari tempat saja dengan tidak sempat hendak memberi kabar pada isteri dan anak saja kemana saja dibawa. Dari sana saja dibawa ke Berastagi waktoe itoe pada isteri dan keloearga saja jang tinggal dikatakan saja telah diboenoeh. Inilah yang kami tanggoengkan selama 17 boelan dengan tidak tahoe pada siapa kami moesti mengadoekan hal jang sedang kami deritai. Selama didalam tahanan tidak sedikit hinaan jang diberikan pada kami, kami orang tahanan diberi gelar kambing, dari itoe kami tidak dapat bergaoel dengan manoesia biasa, boeat makan kami dilainkan, boeat mandi 1 minggoe 1 kali moesti dengan hewan. Sesoedah 100 hari ditahan kami dipindahkan dari Berastagi ke Raja sampai tentara keradjaan pada satoe boelan 8, tahoen 1947 datang melepaskan kami dari tawanan. Disini perloe saja terangkan sesoedah pindah ke Raja pendjagaan tidak lagi dari partai kami diserahkan dibawah perlindoengan politie. Kira-kira pada boelan 8 tahoen 1946, wakil-wakil dari partai-partai jang menangkap kami datang dan berdjandji akan memeriksa kami semoeanja jang ditahan dengan selekas-lekasnja, kalau ada jang salah akan dihadapkan kemoeka hakim, kalau tidak bersalah akan dibebaskan dengan segera. Pada hl 10 th 1946, kami jang ditahan karena RS soedah diperiksa semoeanja kerna tidak ada toedoehan pada kami, tetapi saja merasa sangat heran kami beloem djoega dibebaskan. Pada achir boelan 12 th 1946 jdaksa tinggi Mr. Silitoengga datang ditempat kami ditahan dimoeka kami semoeanja dia menerangkan, Toean-toean tidak bersalah, tetapi sasaja tidak ada koeasa boeat melepaskan toean-toean, karena moelai dari hari 1 hl 1 th 1947 kekoeasaan pada orang jang ditahan boekan lagi hak saja boeat membebaskannja melainkan telah diserahkan pada Resident ST. Pada boelan 1 th 1947 Residen ST datang ke tempat kami dia memberi tahoekan hal saudara akan

ditimbang lagi oleh satoe komisi nanti bila tidak ada bahaja boeat masjarakat baroe saudara-saudara dibebaskan. Komisi jang diangkat beloem lagi bekerdja soedah diboebarkan diangkat lagi komisi baroe begitoelah bertoeroet-toroet sampai 3 kali. Tiap-tiap pembesar Repoeblik jang datang selaloe kami meminta boeat berbitjara tentang hal kami tetapi tidak mendapat izin. PJM Hamengkoe Boewono dan Toean Soemitro Kolopaking pernah djoega datang ke Raja tetapi sangat sajang kepada kami tidak diizinkan keloear dari kamar tempat kami ditahan, jang boleh kami katakan pada Jang Moelia itu tjoema Merdeka, jang lain tidak dibenarkan. Pada hal 5 th 1947, kami mendapat kabar Wakil Presiden Drs M Hatta akan datang ke Sumatra, atas moepakat kami jang ditahan berdjoemlah kira-kira 280 dikamp Raja laloe memboeat rekes pada Wakil President, pada salinan rekes itoe kami kirimkan djoega pada Goebernoer Sumatra, Hakim Tinggi Sumatra, Djaksa Tinggi Sumatra, Resident Sumatra Timoer Ketoea DPR Sumatra Timoer menerangkan hal kami jang ditahan dan kesoesahan keluarga kami jang tinggal diloear kamp dengan tidak mendapat bantoean dari pihak Repoeblik dan djoega mengingat Linggardjati soedah diteken. Apakah hasilnya dari rekes jang kami kirimkan pada pembesar-pembesar Repoeblik, sampai pada hari kami dibebaskanoleh tentara Keradjaan pada 1 Agoetoes 1947 kami tidak mendapat balasan. Dari itoe saja hendak bertanja pada pendengar-pendengar jang terhormat pada siapakah kami moesti mengotjapkan terimakasih?Soedah tentoe pada Tentara Keradjaan jang melepaskan kami dari tawanan. Selama kami didalam tahanan keloearga kami dioesir dari roemah tempat tinggalnja dengan alasan roemah itoe perloe boeat Negara, ini beloem lagi tjoekoep malah segala harta kami jang ada djoega diambil boeat keperloean Negara, sedang pada mereka tidak ada bantoean wang ataupoen barang Tjatoet. Disini perloe saja ingati sewaktoe Mantri Sosial Mr Mana Unan Santoso datang baroe boeat pertama kalinja keloearga kami jang tidak ditahan mendapat bantoean wang tiap-tiap orang lima roepiah ORI bantoean jang pertama dan jang penghabisan kali. Beginilah riwajat kami jang kena RS di ST, RS ini kami namakan boekan RS melainkan revolosi sosial karena jang mendjadi toedjoean pertama ialah mereboet koersi dan mentjari kekajaan diantara pemimpin gadoengan jang sangat banjak di ST. Dari itoe djanganlah pendengar-pendengar jang terhormat terkedjoet kalau sekarang di ST telah berdiri Partai Nasional ST meminta hak autonomi oleh karena mereka sekarang jakin dengan lepasnja daerah ST dari kekoeasaan de facto Repoeblik baroelah kami anak ST pertjaja dan jakin dasar-dasar Linggardjati akan dapat berdjalan dengan sempoernanja. Kami anak ST tidak membentji bangsa Indonesia tinggal didaerah ST jang kami toentoet ialah kami jang telah di revoloesikan oleh orang jang datang ke ST mendjadikan kami semoeanja bersatoe boeat mendjaga soepaja kami tidak kena revolusi sekali lagi. Selama kami anak ST didalam tahanan boleh dikatakan tidak ada anak ST jang dapat bekerdja djadi pegawai Repoeblik dengan alasan kami tjoerigai. Allah Mahakoeasa kedjaliman tidak akan selamanja dapat berlakoe, soedah tentoe datang masanja keadilan dan kebenaran akan menjoesoel, seperti malam goelita,

tetapi apa bila fadjar soedah datang tidak ada kekoeasaan manoesia boeat menahan tjahaya jang akan keloear. Sjoekoer walaupoen PNST baroe didirikan pekerdjaannja soedah banjak, baroe ini dengan kapal terbang jang berangkat ke Amerika wakil ST Tengkoe Mr Zoelkarnain laloe ke Lake Succes boeat mempertahankan dan menoentoet jang daerah ST mendjadi daerah autonomi jang bergaboeng nanti didalam Negara Indonesia Serikat. Dari sini saja berseroe pada sekalian anak Sumatra Timoer baik jang ada di ST ataupoen diloear ST soepaja bekerdja lebih boeat dan jakin soepaja apa jang sedang kita kerdjakan waktoe ini dapat tertjapai. Pada anak ST jang tinggal di Djawa, Borneo Indonesia Timoer, di Nederland dan lain-lain, tempat kembalilah saudara dengan lekas, tanah air meminta tenaga kepandalan dan ketjakapan saudara boeat membina tanah air jang sangat kita tjintai. Dari poesat NIS ini saja soearakan teroetama pada saudara jang pernah sama ditawan di Raja bersatoelah dan djaoehkanlah sentiment soepaja kita dapat lekas mentjapai apa jang kita tjitakan. Disini saja soedahi pembitjaraan saja dengan hadis Nabi Besar kita. La Joehairoebikawin, hatta jochai jiroe mabiamfoesihim, artinja tidak beroebah nasib soeatoe kaoem, apabila mereka tidak maoe bergerak. Sekianlah AMIN!

  Pandangan Tentang Revoloes Soeal di Pesisir Timoer Poelau Soematra

  Djoem’at, 22 Agustus 1947, halaman 2 Dalam seboeah pidato radio, Tengku Mochtar Azis, seorang saudara laki-laki dan Soeltan Langkat, telah memberikan pandangan tentang apa jang telah terdjadi di pesisir timoer poelau Soematra selama pemerintah repoeblik. Waktoe Soekarno dan Hatta memakloemkan kemerdekaan repoeblik Indonesia orang tidak mengetahoei apa jang telah terdjadi di Djawa. Baroe pada waktoe delegasi Soematra kembali, delegasi mana terdiri dari Dr Amir dan Mr Hassan kita mendapat kabar tentang apa jang telah terdjadi. Pemerintahan Djepang telah diserahkan kepada repoeblik atau direboet dengan kekerasan oleh repoeblik.Para radja di pesisir timoer Soematra pertama telah memohon kepada goebernoer Hassan soepaja mereka diakoei.Akan tetapi Mr Hassan tidak bersedia oentoek mengakoei mereka, oleh karena para radja beloem djoega soeka memberikan perdjandjian, bahwa mereka hendak berdiri dibelakang pemerintah repoeblik.Kemoedian, sesoedah para radja menerangkan, bahwa mereka bersedia, oentoek kerdja bersama dengan repoeblik, Soekarno telah mengangkat seorang wakil di tiap-tiap daerah radja. Pada tanggal 5 Maret dengan sekonjong telah diadakan revoloesi di Soematra Timoer, oleh mana residen, jang diangkat oleh Soekarno, dipetjat dan djoega para wakil dalam daerah radja.Diadakan pemboenoehan manoesia setjara besar- besaran, hak milik bangsa Indoenesia dirampok dan koerang lebih 7000 orang ditangkap. Di Langkat boleh dikatakan, 200 orang telah diboenoeh, 34 orang anggota keloearga soeltan Langkat telah diboenoeh. Di Asahan, segenap anggota laki-laki dari keloearga soeltan jang dan jang beroesia 15 tahoen keatas, tidak dipandang apakah mereka adalah adalah pegawai radja atau hanja orang biasa sadja, asal sadja mereka memakai gelaran Tengkoe, telah diboenoeh. Di Laboehan Batoe tidak terdapat lagi seorang radja atau toeroenan radja, jang masih hidoep.Djoega mati diboenoeh 6 orang wakil jang diangkat oleh Soekarno dalam daerah2 radja.

  Andika Bakti

  Alamat: Jalan Universitas No. 32b Kampus USU, Padang Bulan, Medan, Sumatera Utara 20155

  Ponsel: 0831 9799 9194 / 0852 7743 2377 Ema

  Website: andikabaktifoto.blog.com

  PENDIDIKAN

  • Sarjana Ilmu Komunikasi (sedang berlangsung)

  Universitas Sumatera Utara

  IPK 3.1 / 4.00 2012

  • Akademi Kualifikasi Tambahan SMA Negeri 4 Takengon, Aceh Tengah -

  2009 MTsN Ratawali, Aceh Tengah

  • 2006
  • 2003

  SDN Kemili, Aceh Tengah

  EKSTRAKURIKULER

  • Perintis sekaligus sebagai Manajer Produksi di Event Organizer Progress Production (2012-sekarang)
  • Perintis sekaligus anggota komunitas sinematografi KRIKIL Picture’s

  (2010-sekarang)

  • Perintis sekaligus anggota forum diskusi Sapulidi (2010-sekarang)
  • Anggota Unit Kegiatan Pers Mahasiswa SUARA USU (2009-2012)
  • Steering Commite Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut se-Indonesia

  SALAM ULOS (Seminggu dalam Jurnalisme Profesional) tentang Jurnalisme Narasi di Parapat, Sumatera Utara (2012)

  • Koordinator Publikasi dan Dokumentasi Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut se-Indonesia SALAM ULOS (Seminggu dalam Jurnalisme Profesional) tentang Jurnalisme Narasi oleh SUARA USU di Berastagi, Medan (2011)
  • Panitia seksi Acara Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut se-Indonesia

  SALAM ULOS (Seminggu dalam Jurnalisme Profesional) tentang Jurnalisme Damai oleh SUARA USU di Medan (2010)

AKTIVITAS PELATIHAN

  • Fotografi pada Pameran Ilmiah dan Kreativetas Mahasiswa USU

  Medan (2012)

  • Pelatihan Jurnalistik “Menulis untuk Kesederajatan” oleh Perkumpulan Lentera Timur di Hotel Cherry Green Medan (2012)
  • Aplaus Creative Champion “Love What You Do!” oleh majalah

  Aplause Medan (2011)

  • Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut se-Indonesia “Jurnalisme Budaya” oleh Unit Kegiatan Pers Mahasiswa Genta Andalas di Bukittinggi, Sumatera Barat (2011)
  • Talkshow Marketing Public Relations oleh BPC Perhumas di Ballroom Gedung Bank Sumut Medan (2011)

  • Workshop of Campus Press “A Guidance on Reporting Diversity Issues” oleh Serikat Jurnalis untuk Keberagaman di Garuda Plaza Hotel Medan (2011)
  • Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar oleh Pers Mahasiswa Kreatif,

  Universitas Negeri Medan (2010)

  • Kursus Narasi Eka Tjipta Foundation, Padang Halaban, Sumatera Utara (2010)
  • Talkshow Pengenalan Public Relation dan Journalistic oleh

  Departemen Ilmu Komunikasi, Universitas Sumatera Utara (2009)

PENGALAMAN KERJA

  • Editor Team di KOVER Magazine (Maret-Juli 2013)
  • Fotografer Freelance di Event Organizer Progress Production (2012- sekarang)
  • Production Manager di Event Organizer Progress Production (2012- sekarang)
  • Reporter di Harian Umum Media Indonesia (Januari-Februari 2013)
  • Bendahara Umum di Unit Kegiatan Pers Mahasiswa SUARA USU
  • Fotografer di KOVER Magazine (Juli 2012)
  • Fotografer di Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA Biro Sumut (Juli 2011)
  • Redaktur Foto di Unit Kegiatan Pers Mahasiswa SUARA USU (2010-
  • Fotografer di Unit Kegiatan Pers Mahasiswa SUARA USU (2009-
  • Juara favorit lomba foto anak Aple Organizer, Malang (2012)
  • Juara 2 lomba foto Bintang Indonesian Cutest Baby, Yogyakarta (2012)
  • Foto terbaik pada Redaksi Awards Pers Mahasiswa SUARA USU
  • Foto ke dua terbaik pada Redaksi Awards Pers Mahasiswa SUARA
  • Juara 2 lomba foto oleh Rektor Universitas Sumatera Utara pada
  • >Moderator pada Temu Redaktur di Hotel Candy, Medan (2012)
  • Juara 1 lomba foto oleh Rektor Universitas Sumatera Utara pada Pekan Pameran Kreatifitas Mahasiswa, Medan (2011)
  • Juara 1 lomba foto “Glamour” pada ulang tahun Ikatan Mahasiswa Sastra Inggris, Universitas Sumatera Utara yang ke 30, Medan (2011)
  • Juara 2 lomba foto “Back To Nature With Sport and Art, Go Green Now!!!” pada Pekan Olahraga dan Seni, Fakultas Kesehatan Masyarakat USU, Medan (2011)
  • Foto terbaik pada Redaksi Awards Pers Mahasiswa SUARA USU

  (2011-2012)

  2011)

  2010)

  PENCAPAIAN / PENGHARGAAN

  (2012)

  USU (2012)

  Pameran Ilmiah dan Kreativetas Mahasiswa, Medan (2012)

  (2010)

  • Foto ke dua terbaik pada Redaksi Awards Pers Mahasiswa SUARA

  USU (2010)

  • Juara Harapan 1 Karya Tulis “Jika Aku Menjadi Kepala Sekolah” di

  SMA Negeri 4 Unggul Model Takengon, Aceh Tengah (2009)

Dokumen yang terkait

Konstruksi Melayu saat Revolusi Sosial Sumatera Timur diKesultananLangkat dalam Surat Kabar(Analisis Framing tentang KonstruksiMelayu saat Revolusi SosialSumateraTimur di Kesultanan Langkat dalam SuratKabar PandjiRa’jat)

6 82 91

Konstruksi Konflik dalam Laporan Jurnalisme Sastrawi (Analisis Framing tentang Konstruksi Konflik Aceh dalam Laporan Jurnalisme Sastrawi “Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft”)

3 56 147

Patologi Sebuah Revolusi: Catatan Anthony Reid tentang Revolusi Sosial di Sumatera Timur, Maret 1946

1 62 4

Peran jejaring sosial dalam Revolusi Melati di Tunisia 2010 - 2011

0 9 150

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Revolusi Hijau dan Kerusakan Lingkungan: Tinjauan Ekoteologi terhadap Pandangan Masyarakat Desa Kotabes, Kecamatan Amarasi- NTT tentang Pengaruh Revolusi Hijau dalam Bertani

0 0 41

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Revolusi Hijau dan Kerusakan Lingkungan: Tinjauan Ekoteologi terhadap Pandangan Masyarakat Desa Kotabes, Kecamatan Amarasi- NTT tentang Pengaruh Revolusi Hijau dalam Bertani

0 2 45

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Revolusi Hijau dan Kerusakan Lingkungan: Tinjauan Ekoteologi terhadap Pandangan Masyarakat Desa Kotabes, Kecamatan Amarasi- NTT tentang Pengaruh Revolusi Hijau dalam Bertani

0 1 36

Fluks Termal dalam Porous Media saat Mengkondensasi Uap

0 0 8

FIKIH KIRI: Revitalisasi Ushul Fiqh untuk Revolusi Sosial

0 0 30

Anti-Duhring, Revolusi Herr Eugen Duhring dalam Ilmu Pengetahuan (Engels)

0 2 497