BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Implementasi - Implementasi Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat di Kelurahan Tambangan Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Implementasi

  Implementasi menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah sama dengan pelaksanaan (Badudu, 1996: 129). Implementasi kebijakan merupakan aspek yang penting dari keseluruhan proses kebijaksanaan. Dalam kaitan ini, seperti yang dikemukakan oleh Ujodi dalam Wahab (1990:51) yang menyatakan bahwa pelaksanaan kebijaksanaan adalah sesuatu yang penting daripada pembuat kebijaksanaan. Kebijaksanaan-kebijaksanaan akan sekedar berupa impian atau rencana bagus yang tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak diimplementasikan (Wahab, 1990:51).

  Sedangkan menurut Pressman dan Wildavsky dalam (Tangkilisan,2003) implementasi diartikan sebagai interaksi antara penyusunan tujuan dengan sarana- sarana tindakan dalam mencapai tujuan tersebut atau kemampuan untuk menghubungkan dalam hubungan kausal antara yang diinginkan dengan cara untuk mencapainya. Implementasi mengatur kegiatan-kegiatan yang mengarah pada penempatan suatu program ke dalam tujuan kebijakan yang diinginkan.

  Jadi dengan demikian, dapat dikatakan bahwa implementasi adalah suatu kegiatan yang dimaksudkan untuk mengoperasikan suatu program. Tiga kegiatan berikut ini adalah pilar-pilarnya : 1.

  Organisasi yaitu pembentukan atau penataan kembali sumber daya, unit-unit serta metode-metode untuk menjadikan program ini berjalan.

2. Interpretasi yaitu menafsirkan agar program menjadi rencana dan pengarahan yang tepat dan dapat diterima dan dilaksanakan.

  3. Penerapan yaitu ketentuan rutin dari pelayanan, pembayaran atau lainnya yang disesuaikan dengan tujuan atau perlengkapan program (Jones, 1996:296) Implementasi adalah suatu kegiatan yang dimaksudkan untuk melaksanakan atau mengoperasikan sebuah program. Program merupakan tahap-tahap dalam penyelesaian rangkaian kegiatan yang berisi langkah-langkah yang akan dikerjakan untuk mencapai tujuan.

  Dari hasil definisi-definisi implementasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa program merupakan unsur pertama yang harus ada demi tercapainya kegiatan implementasi karena dalam pogram tersebut telah dimuat berbagai aspek antara lain :

  a) Adanya tujuan yang ingin dicapai.

  b) Adanya kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diambil dalam mencapai tujuan.

  c) Adanya aturan-aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui.

  d) Adanya strategi dalam pelaksanaan.

  Unsur kedua yang harus dipenuhi dalam proses implementasi program yaitu adnya kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program, sehingga msyarakat ikut dilibatkan dan membawa hasil dari program yang dijalankan dan adanya perubahan dan peningkatan dalam kehidupannya. Tanpa memberikan manfaat kepada masyarakat maka dikatakan program tersebut telah gagal.

  Berhasil atau tidaknya suatu program diimplementasikan tergantung dari unsur pelaksanaannya (eksekutif). Unsur pelaksanaan ini merupakan unsur ketiga.

  Pelaksanaan penting artinya karena pelaksanaan itu organisasi maupun perorangan bertanggungjawab dalam pengelolaan maupun pengawasan dalam proses implementasi.

  Dengan demikian dapat dikatakan bahwa “implementasi” dalam pengertian luas adalah pelaksanaan suatu program kebijaksanaan dan dijelaskan bahwa suatu proses interaksi adalah diantara merancang dan menentukan sasaran yang diinginkan.

2.2 Program

  Program dapat diartikan secara umum dan secara khusus. Menurut pengertian secara umum program dapat diartikan sebagai rencana. Pengertian program secara khusus adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang (Arikunto, 2004:2).

  Menurut Charles O. Jones (1996:295), pengertian program adalah cara yang disahkan untuk mencapai tujuan, beberapa karakteristik tertentu yang dapat membantu seseorang untuk mengidentifikasi suatu aktivitas sebagai program atau tidak yaitu : a)

  Program cenderung membutuhkan staf, misalnya untuk melaksanakan atau sebagai pelaku program.

  b) Program biasanya memiliki anggaran tersendiri, program kadang biasanya juga diidentifikasikan melalui anggaran.

  c) Program memiliki identitas sendiri, yang bila berjalan secara efektif dapat diakui oleh publik.

  Program terbaik didunia adalah program yang didasarkan pada model teoritis yang jelas, yakni : sebelum menentukan masalah sosial yang ingin diatasi dan memulai melakukan intervensi, maka sebelumnya harus ada pemikiran yang serius terhadap bagaimana dan mengapa masalah itu terjadi dan apa yang menjadi solusi terbaik.

2.3 Bantuan Langsung Sementara Masyarakat

2.3.1 Sosialisasi Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat

  Sosialisasi atau penyampaian informasi merupakan tahapan yang sangat penting dalam mendukung pelaksanaan suatu program. Dalam kaitan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat, sosialisasi menjadi sangat penting karena menyangkut banyak orang terutama masyarakat miskin yang ditetapkan sebagai penerima program. Pada pelaksanaan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat, sosialisasi formal baik kepada aparat pemerintah maupun masyarakat terbatas.

  Dalam hubungannya dengan kegiatan sosialisasi program, dalam Buku Pegangan Sosialisasi dan Implementasi Program-program Kompensasi Kebijakan Penyesuaian Subsidi BBM 2013 (selanjutnya disebut Nuku Pegangan), tidak ada satupun klausul atau penjelasan mengenai kegiatan sosialisasi. Dalam Buku Pegangan ytersebut tidak ada penjelasan tentang siapa atau institusi apa yang bertanggungjawab melakukan sosialisasi. Tidak adanya ketentuan atau penjelasan tersebut kemungkinan yang menyebabkan sosialisasi program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat cenderung tidak terstruktur dengan baik dan bervariasi.

  Dalam Buku Pegangan, di semua wilayah tidak ada sosialisasi dari kantor pos ataupun pemerintah daerah kepada masyarakat umum, yang ada hanya sosialisasi informal dan terbatas yang diberikan oleh petugas kantor pos atau ketua RT kepada rumah tangga sasaran saat pembagian Kartu Perlindungan Sosial. Informasi yang disampaikan terbatas, yakni hanya pemberitahuan bahwa yang menjadi penerima Bnatuan Langsung Sementara Masyarakat memperoleh dana bantuan sebesar Rp. 300.000 yang dapat diambil di kantor pos yang ditunjuk dengan membawa persyaratan yang sudah ditentukan.

  Sosialisasi kepada rumah tangga sasaran hanya diberikan dalam bentuk poster yang dilampirkan dalam amplop Kartu Perlindungan Sosial.

  Namun, poster yang diberikan tidak terkait dengan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat melainkan tentang penggunaan Kartu Perlindungan Sosial. Di tingkat daerah, pemberian informasi kepada masyarakat umum cenderung sengaja tidak dilakukan untuk menghindari konflik atrau kecemburan sosial di antara warga. Meskipun demikian, umumnya masyarakat mengetahui keberadaan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat, bahkan banyak yang mengetahuinya sebelum program dilaksanakan. Pengetahuan itu mereka peroleh melalui media massa baik dalam bentuk sosialisasi resmi dari pemerintah pusat maupun dalam bentuk pemberitaan yang cukup gencar tentang program ini.

  Keterbatasan sosialisasi Bantuan Langsung Sementara Masyarakat disesalkan terutama oleh aparat pemerintah di tingkat desa/kelurahan. Jika mereka tidak mendapatkan informasi nyang menyeluruh tentang suatu program sulit bagi mereka untuk dapat menjawab berbagai pertanyaan, dan mereka juga bisa menjadi sasaran kemarahan masyarakat. Minimnya sosialisasi, terutama kepada aparat pemerintah di tingkat kecamatan hingga desa/kelurahan merupakan penyebab utama munculnya berbagai persoalan terkait pelaksanaan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat.

  Dalam penanggulangan masalah kemiskinan melalui program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat, BPS telah menetapkan 14 kriteria keluarga miskin seperti yang telah disosialisasikan oleh Departemen Komunikasi dan Informasi 2005, rumah tangga yang memiliki ciri rumah tangga miskin yang berhak adalah rumah tangga yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

  2 1.

  per orang. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m 2.

  Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan.

  3. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu/rumbia/kayu berkualitas rendah/tembok tanpa diplester.

  4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar sendiri/kepemilikan fasilitas buang air besar bersama-sama dengan rumah tangga lain.

  5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.

  6. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindungi/sungai/air hujan.

  7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/minyak tanah.

  8. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu.

  9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun.

  10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari.

  11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik.

  12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan 0,5 ha, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan, atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp.600.000 per bulan.

  13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolah, tidak tamat SD/hanya SD.

  14. Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai Rp.

  500.000, seperti : sepeda motor (kredit/non kredit), emas, ternak,kapal motor, atau barang modal lainnya (Siagian, 2012:172-174).

  Adapun tahapan penyaluran dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat kepada Rumah Tangga Sasaran adalah sebagai berikut : 1.

  Penyiapan Data Rumah Tangga Sasaran Oleh Badan Pusat Statistik Pusat.

  2. Daftar nama dan alamat diolah dan disimpan oleh databased.

  3. Nama dan alamat Rumah Tangga Sasaran diberikan ke PT. Pos Indonesia.

  4. PT. Pos Indonesia tidak diperkenankan melakukan perubahan data.

  5. PT. Pos Indonesia mencetak Kartu Perlindungan Sosial sesuai data.

  6. Kartu Perlindungan Sosial ditandatangani oleh Menteri Keuangan RI.

  7. Departemen sosial menempatkan dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat di Rekening Giro Departemen Sosial di Kantor Cabang BRI dan memerintahkan BRI memindahbukukan dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat ke Rekening Giro Kantor Pos di Kantor Cabang BRI seluruh Indonesia.

  8. Kartu yang dicetak didistribusikan langsung kepada Rumah Tangga Sasaran.

  9. Pemegang kartu mendatangi lokasi kantor bayar/kantor pos yang ditunjuk sesuai informasi dalam kartu yang ditentukan kantor pos.

  10. Pembayaran dilakukan atas dasar kepemilikan kartu.

  11. PT. Pos Indonesia menyampaikan laporan bulanan ke Departemen Sosial.

  

2.3.2 Penargetan dan Ketepatan Sasaran Program Bantuan Langsung

Sementara Masyarakat

  Data rumah tangga sasaran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat bersumber dari Basis Data Terpadu (BDT) yang merupakan hasil pendataan BPS melalui Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) 2011. Umumnya penerima bantuan adalah rumah tangga miskin. Namun pada kenyataan di lapangan banyak rumah tangga miskin yang dinilai layak menerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat tidak menjadi penerima dan ada rumah tangga nonmiskin yang menjadi penerima bantuan. Kurang tepatnya rumah tangga sasaran tersebut diakibatkan oleh kualitas pelaksanaan PPLS 2011 yang kurang baik. Beberapa informasi dari narasumber, beberapa pencacah PPLS 2011 di lokasi pemantauan melakukan beberapa pelanggaran mekanisme pendataan antara lain :

a) Pencacah tidak mendatangani/mewancarai semua rumah tangga.

  Pengisian kuesioner hanya berdasarkan pengetahuan pencacah dan informasi/data dari ketua RT.

  b) Pencacah hanya mendatangi ketua RT untuk meminta data dan berkeliling melihat kondisi rumah rumah tangga yang didata. c) Pencacah hanya mendatangi rumah tangga untuk meminta fotokopi KTP dan Kartu Keluarga.

  d) Rumah tangga yang akan didata tetapi saat pencacahan tidsak berada di rumah tidak akan dikunjungi ulang.

  e) Pencacah tidak menanyakan semua pertanyaan dalam kuesioner kepada rumah tangga yang didata.

  f) Pencacah memasukan rumah tangganya sendiri dan rumah tangga sudara atau kerabatnya.

  g) Pencacah tidak memasukkan rumah tangga yang kurang mampu karena alasan pribadi seperti rumah tangga agak sombong dan suka pamer.

  h) Pencacah menentukan rumah tangga yang akan didata atas dasar konsultasi dengan ketua RT. i)

  Pencacah menentukan rumah tangga yang akan didata hanya berdasarkan informasi dari individu rumah tangga yang didata lebih awal tanpa konfirmasi kepada pihak manapun. Para pencacah tidak melakukan wawancara secara langsung dengan seluruh rumah tangga yang didata antara lain karena praktis, seperti sudah mengetahui kondisi rumah tangga yang didata karena bertetangga, menghemat tenaga dan waktu, dan sebagai antisipasi supaya tidak diprotes masyarakat jika pendataan tersebut diikuti dengan program bantuan. Kurangtepatnya penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat juga dipengaruhi oleh adanya perbedaan waktu antara pendataan dan penggunaan data. Jeda waktu sekitar 2 tahun amat memungkinkan terjadinya perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Jeda waktu tersebut juga memungkinkan terbentuknya rumah tangga baru yang masuk kelompok miskin baik karena pernikahan maupun karena pindah alamat. Permasalahan akibat jeda waktu tersebut seharusnya dapat diminimalisir jika dilakukan sebelum program berlangsung. Aparat desa dan kecamatan memperkirakan akan sulit meminta rumah tangga mampu/kaya untuk menyerrahkan KPS kepada ruta lain.

  2.3.3 Ketersediaan Daftar Penerima KPS

  Menurut Buku Pegangan, pemerintah pusat dan PT.Pos Indonesia merupakan lembaga yang memiliki peran dominan dalam pelaksanaan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat dalam penanggungjawab program Kementerian Sosial (Kemensos). Kemensos bertanggungjawab untuk menyerahkan daftar nama dan alamat ruta sasaran kepada PT.Pos Indonesia untuk pencetakan KPS. Selanjutnya PT.Pos Indonesia bertugas mengirimkan KPS ke masing-masing ruta sasaran dan menyalurkan dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. PT.Pos Indoneasia juga bertugas membuat daftar KPS retur yang akan diserahkan kepada Kepala Desa/Lurah sebagai bahan menyelenggarakan musyawarah desa atau musyawarah kelurahan umtuk menetapkan rumah tangga pengganti.

  2.3.4 Distribusi Kartu Perlindungan Sosial

  Mekanisme pendistribusian KPS berdasarkan Buku Pegangan dengan cara PT.Pos mengirimkan langsung ke rumah tangga penerima. Namun dalam praktiknya, pendistribusian KPS oleh kantor pos tidak selalu menyerahkan langsung ke alamat rumah tangga. Padahal menurut Buku Pegangan, petugas kantor pos hanya sekedar berkoordinasi dan didampingi aparat desa/kelurahan saat penyerahan KPS kepada ruta penerima.

2.3.5 Pencairan Dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat

  Penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat wajib membawa Kartu Perlindungan Sosial dan kartu identitas ke kantor pos terdekat untuk mencairkan dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Menurut ketentuan, apabila kepala rumah tangga yang namanya tertera di KPS tidak dapat mengambil sendiri dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat, maka dapat diwakilkan dengan anggota rumah tangga lainnya. Pengambilan bantuan yang diwakilkan dapat dilakukan dengan menyertakan surat kuasa dan bukti pendukung tambahan (KK) sebagai bukti bahwa yang mewakili adalah bagian ruta yang sama.

  Lokasi pencairan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat umumnya dipusatkan di kantor pos. Untuk menghindari antrian yang berlebihan, berdasarkan aturan, jadwal pembayaran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat ditentukan oleh kantor pos dan pemerintah daerah setempat. Dalam menentukan jadwal pelayanan, kantor pos menggunakan batasan 1.500 KPS per hari untuk satu titik layanan.

  Informasi tentang jadwal dan tempat pencairan Bantuan Langung Sementara Masyarakat tidak diterima oleh semua rumah tangga penerima secara jelas. Hal ini disebabkan karena informasi jadwal pencairan disampaikan oleh kantor pos melalui aparat desa/kelurahan yang tidak mengetahui seluruh penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat di wilayahnya, sehingga tidak semua penerima mendapat informasi. Proses pencairan dana berjalan lancar dan berlangsung cukup cepat. Rumah tangga menerima dana dari kantor pos secara utuh hanya menanggung biaya transportasi saja sewaktu mengambil dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat.

2.3.6 Organisasi Pelaksanaan Penyaluran Dana BLSM

  Penyaluran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat kepada Rumah Tangga Sasaran merupakan suatu bentuk kerja sama yang didasarkan pada fungsi dan tugas pokok masing-masing, sehingga lembaga bertanggung jawab terhadap kelancaran bidang tugas masing-masing. Bentuk kerja sama ini dimaksudkan untuk mempercepat proses penyaluran dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat kepada Rumah Tangga Sasaran atau kelompok sasaran sehingga pemanfaatannya menjadi lebih optimal.

  Untuk meningkatkan sinergi pelayanan yang maksimal, maka masing- masing lembaga saling berkoordinasi dan dalam program BLSM difasilitasi penyediaan Unit Pelaksanaan Program BLSM. Tugas pokok dan tanggung jawab dari masing-masing instansi adalah sebagai berikut :

1. Kementerian Sosial

  Kementerian sosial memiliki kewajiban untuk menyiapkan dana berdasarkan daftar nominatif dan menyampaikan Surat Perintah kepada Pos Indonesia untuk membayar dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat untuk Rumah Tangga Sasaran. Setelah itu kerja sama dengan PT Pos Indonesia (Persero) untuk menyalurkan dana tersebut sesuai dengan daftar nominatif penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat yang disampaikan oleh Pusat Biro Statistik (BPS). Untuk kejelasan bagaimana proses penyalurannya, Departemen sosial berkewajiban untuk membuat dan menyusun petunjuk teknis penyaluran BLSM bersama dengan Bappenas, Menko Kesra, Depdagri, BPS, PT. Pos Indonesia (Persero) dan PT. BRI (Persero). Sebagai penanggungjawab kepada pemerintah, Kementerian Sosial berkewajiban membuat laporan pelaksanaan kepada Presiden RI tentang Pelaksanaan Penyaluran dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat kepada Presiden RI.

  2. Kewajiban PT Pos Indonesia (Persero) Adapun kewajiban dari PT. Pos Indonesia untuk program Bantuan

  Langsung Sementara Masyarakat mencetak dan menyalurkan Kartu Perlindungan Sosial (KPS) ke KPRK (Kantor Pos Pemeriksa) seluruh Indonesia berdasarkan daftar nominatif, selanjutnya KPRK menyalurkan Kartu Perlindungan Sosial kepada rumah tangga sasaran bekerjasama dengan aparat desa setempat, TKSM (Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat) dan aparat keamanan dan aparat keamanan bila diperlukan. Dalam hal ini PT. Pos Indonesia juga harus melaporkan realissasi penyaluran Kartu Perlindungan Sosial kepada Kementerian Sosial dan selanjutnya menyampaikan rencana penyaluran dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat.

  3. Kewajiban Bank Rakyat Indonesia Bank Rakyat Indonesia memiliki peran untuk menyiapkan dana

  Bantuan Langsung Sementara Masyarakat PT Pos Indonesia dan BRI juga membebaskan dana administrasi pembukaan rekening dan membedakan atas kewajiban setoran pertama dalam pembukuan giro di Kantor Cabang BRI Jakarta Veteran dan Kantor Cabang BRI seluruh Indonesia. Demi kelancaran dalam proses penyaluran dan segala administrasi Bantuan Langsung

  Sementara Masyarakat, BRI memberikan kemudahan kepada PT Pos Indonesia untuk untuk memindahbukukan dana dari rekening Giro Kantor Pos seluruh Indonesia. Sebagai bentuk kewajiban dan tanggung jawab, BRI juga menyampaikan laporan keuangan mutasi rekening Giro utama dari Giro kantor Pos melalui layanan tunai manajemen BRI.

  4. Kewajiban Badan Pusat Statistik Lembaga ini memiliki peranan dan kewajiban untuk menyediakan data rumah tangga sasaran penerima Bantuan Langsung Sementara

  Masyarakat yang dikategorikan rumah tangga sangat miskin, dan rumah tangga miskin. Untuk menyediakan data tersebut dilakukan data terakhir (up dating) di lapangan, verivikasi dan evaluasi Rumah Tangga Sasaran oleh petugas. BPS juga memiliki kewajiban untuk membuat laporan pelaksanaan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat sesuai dengan tugas dan kewenangan yang dimiliki.

  5. Kewajiban Dinas Sosial/Instansi Pemerintah Provinsi Pada tataran dinas /Instansi sosial Provinsi untuk proses program

  BLSM tersebut, berkewajiban mengelola unit pelaksanaan BLSM pada tingkat provinsi dan struktur pelaksanaannya, ketua Pengelola Unit Pelaksana Program (UPP) BLSM adalah kepala dinas sosial, yang bertugas secara intensif selama pelaksanaan program BLSM. Melakukan pembinaan, supervisor dan pengawasan terhadap pelaksanaan BLSM termasuk unit pelaksanaan program BLSM di tingkat kabupaten/kota dan kecamatan. Juga mengkoordinasikan dinas/instansi sosial kabupaten/kota dalam pelaksanaan pendampingan terhadap kantor pos pada saat pembagian Bantuan Langsung

  Sementara Masyarakat dengan melibatkan tenaga kesejahteraan sosial masyarakat.

  6. Kewajiban Dinas/Instansi Kabupaten Kota Pada tingkat jajaran dinas atau instansi sosial Kabupaten/Kota, pada proses penyaluran BLSM memiliki peran dan kewajiban untuk mengelola unit pelaksanaan program BLSM dan sebagai jabatan yang menduduki struktur organisasi pengelola penyaluran BLSM, sebagai ketua pengelola UPP BLSM adalah kepala Dinas/Instansi sosial, sekretaris dan anggota ditetapkan pejabat di lingkungan dinas sosial yang bertugas secara intensif selama proses pelaksanaan program BLSM.

7. Kewajiban Kecamatan (Camat) :

  a) Mengelola Unit Pelaksanaan Program BLSM pada tingkat kecamatan.

  b) Memantau mitra kerja pada tingkat Kecamatan/Desa/Kelurahan yang akan terlibat secara efektif dalam pendistribusian kartu

  BLSM dan penyaluran dana BLSM serta pengendalian dan pengamanan di lapangan.

  c) Menyelenggarakan pelaksanaan pertemuan koordinasi dengan seluruh mitra pada tingkat kecamatan.

  d) Menginformasikan program Bantuan Langsung Sementara

  Masyarakat kepada Rumah Tangga Sasaran dan mendukung sosialisasi kepada masyarakat umum.

  e) Memantau petugas pos pada saat distribusi kartu Bantuan

  Langsung Sementara Masyarakat untuk sampai pada Rumah Tangga Sasaran. f) Melakukan pendampingan dan membantu petugas Pos pada saat pembagian kartu Bantuan Langsung Sementara Masyarakat dan pembayaran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat dengan melibatkan tenaga kesejahteraan sosial masyarakat.

  g) Memantau penyelesaian masalah oleh desa/kelurahan sesuai dengan jenis pengaduan dan tingkat kewenangannya melalui instansi terkait, termasuk kepada dinas pada tingkat kecamatan.

  h) Membuat laporan pelaksanaan Program BLSM sesuai dengan tugas dan kewenangan yang dimiliki secara berjenjang kepada pihak-pihak terkait termasuk Kepala Dinas Sosial Kabupaten/Kota.

8. Kewajiban Desa/Kelurahan

  a) Memantau petugas pos pada pencairan atau penerimaan Bantuan

  Langsung Sementara Masyarakat dan pendistribusian kartu kepada Rumah Tangga Sasaran.

  b) Bersama-sama dengan petugas Pos menentukan pengganti RTS yang pindah/meninggal (tanpa ahli waris) atau tidak berhak, melalui rembuk Desa/Kelurahan yang dihadiri kepala Desa/Kelurahan, RT/RW tempat tinggal RTS yang diganti, tokoh agama, tokoh masyarakat dan Karang Taruna.

  c) Melakukan pendampingan pada petugas pos pada saat pembagian kartu BLSM dan penyebaran BLSM dengan melibatkan tenaga kerja kesejahteraan sosial masyarakat. d) Mengupayakan penyelesaian yang terjadi (antara lain pada saat penetapan RTS, distribusi kartu dan penyaluran BLSM) sesuai dengan jenis dan tingkat kewenangan.

  

2.4 Mekanisme Penyaluran Program Bantuan Langsung Sementara

Masyarakat di Kelurahan Tambangan

  a.

  Rumah Tangga Sasaran menerima Kartu Perlindungan Sosial yang didistribusikan melalui PT Pos Indonesia.

  b.

  Rumah Tangga Sasaran membawa Kartu Perlindungan Sosial dan kartu identitas sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan ke Kantor Pos.

  c.

  Petugas PT Pos Indonesia mencocokan data pembayaran dengan Kartu Perlindungan Sosial dan identitas pendukungnya.

  d.

  Rumah Tangga Sasaran memperoleh manfaat program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat sesuai dengan jumlah yang ditentukan.

2.5 Tujuan dan Sasaran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat

  Dalam Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) untuk Rumah Tangga Sasaran tujuan dari Program BLSM bagi RTS dalam rangka pengurangan kompensasi BBM adalah : a.

  Membantu masyarakat miskin agar tetap dapat memenuhi kebutuhan dasarnya.

  b.

  Mencegah penurunan taraf kesejahteraan masyarakat miskin akibat kesulitan ekonomi. c.

  Meningkatkan tanggung jawab sosial bersama.

  Sedangkan sasaran program BLSM adalah Rumah Tangga Sangat Miskin

  

(poorest) , Rumah Tangga Miskin (poor) dan Rumah Tangga Hampir Miskin (near

poor) diseluruh Indonesia. Penerima BLSM adalah Rumah Tangga Sasaran sebanyak

  15,5 juta RTS berdasarkan hasil pendataan BPS tanggal 29 maret 2014 pukul 13.31).

2.6 Kemiskinan

  Kemiskinan pada umumnya didefinisikan berdasarkan segi ekonomi, khususnya pendapatan berupa uang ditambah dengan keuntungan-keuntungan non- material yang diterima seseorang. Kemiskinan merupakan sebuah kondisi yang berada dibawah nilai standar kebutuhan minimum, baik untuk makan dan non makan yang disebut dengan garis kemiskinan (poverty line) atau batas kemiskinan (poverty

  

threshold). Garis kemiskinan adalah sejumlah rupiah yang diperlukan setiap individu

  untuk dapat membayar kebutuhan makanan setara 2100 kilo kalori per orang per hari dan kebutuhan non makanan yang terdiri dari perumahan, pakaian, transportasi, serta aneka barang dan jasa lainnya (BPS dan Depsos, 2002: 4).

  Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai, seperti makanan, pakaian, tempat perlindungan, air minum dan hal- hal yang berhubungan dengan kualitas hidup. Kemiskinan juga berarti tidak ada akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan kehormatan yang layak sebagai warga negara, sekaligus juga memutus akses terhadap pemenuhan hak dasar atas pangan, kesehatan, pendidikan, kesempatan kerja, perumahan, air bersih, pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup, perlindungan atas tanah, rasa aman, serta kesempatan masyarakat untuk berpartisipasi dalam program pembangunan. Selain itu pemenuhan hak dasar penduduk dimaksud juga erat kaitannya dengan pengembangan wilayah, yaitu untuk percepatan pembangunan perdesaan, revitalisasi pembangunan perkotaan, pengembangan kawasan pesisir serta percepatan pembangunan daerah tertinggal tanggal 29 Maret 2014 pukul 13.41)

2.6.1 Jenis-Jenis Kemiskinan

  Ada beberapa jenis kemiskinan antara lain : a.

  Kemiskinan absolut yaitu suatu kondisi, dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga orang tersebut memliki taraf kehidupan yang rendah, dianggap tidak layak serta tidak sesuai dengan harkat dan martabat sebagai manusia.

  b.

  Kemiskinan relatif yaitu didasarkan pada eksistensi manusia sebagai makhluk sosial, muncul jika kondisi seseorang atau sekelompok orang dibandingkan dengan kondisi orang lain di suatu daerah.

  c.

  Kemiskinan massa yaitu kemiskinan yang dialami massal penduduk dalam suatu lingkungan wilayah.

  d.

  Kemiskinan non massa yaitu kemiskinan yang dihadapi oleh segelintir orang.

  e.

  Kemiskinan alamiah yaitu kemiskinan yang trjadi sebagai konsekwensi dari kondisi alam dimana seseorang atau sekelompok orang tersebut bermukim. f.

  Kemiskinan kultural yaitu kemiskinan yang terjadi karena kultur budaya masyarakatnya yang sudah turun temurun yang membuat mereka menjadi miskin.

  g.

  Kemiskinan terinvolusi terkait dengan masalah mental yang sudah demikian parah sehingga sulit dirancang intervensi sosial yang bagaimana yang dapat mengatasi kemiskinan tersebut.

  h.

  Kemiskinan struktural mendeskripsikan struktur sosial masyarakat itu sedemikian rupa sehingga menghambat masyarakat tersebut mengembangkan kehidupannya. i.

  Kemiskinan situasional yaitu kondisi kehidupan masyarakat yang tidak layak yang disebabkan oleh situasi yang ada. j.

  Kemiskinan buatan secara khusus memberikan pesan, agar seseorang atau sekelompok orang, terutama mereka yang mengalami kehidupan yang dikategorikan miskin tidak dengan mudah menyalahkan alam sebagai penyebab kemiskinan yang mereka alami (Siagian, 2010:46-65).

2.6.2 Faktor-faktor Penyebab Kemiskinan

  Sikap dan pola pikir yang rendah dan malas bekerja. f.

  Adapun faktor-faktor penyebab kemiskinan adalah : a.

  Kurang Keterampilan.

  c.

  Adanya diskriminasi antara orang kaya dan orang miskin.

  d.

  Pendidikan rendah.

  e.

  Faktor alam/lahan sempit.

  b.

  Tidak dapat memanfaatkan SDA (Sumber Daya Alam) dan SDM (Sumber Daya Manusia) setempat.

  g.

  Populasi penduduk yang sangat tinggi.

  h.

  Belenggu adat dan kebiasaan (Syaifullah, 2008:21)

  2.6.3 Dampak Kemiskinan

  Kemiskinan merupakan dampak negatif yang bersifat menyebar kepada seluruh masyarakat. Berbagai peristiwa konflik yang terjadi sepanjang krisis ekonomi di tanah air menunjukkan bahwa persoalan kemiskinan bukanlah semata-mata mempengaruhi ketahanan ekonomi yang ditampilkan oleh rendahnya daya beli masyarakat. Meningkatnya angka pengangguran, kriminalisasi, bunuh diri, dan bentuk frustasi lainnya (Smeru, 2004:3).

  2.6.4 Penanggulangan Kemiskinan

  Strategi pembangunan masyarakat dalam menangani kemiskinan akan sangat dipengaruhi oleh pendekatan dalam memahami latar belakang dan sumber masalahnya. Apabila kemiskinan dilihat sebagai akibat dari cacat dan kelemahan individual, maka strategi yang digunakan untuk pemecahannya akan lebih ditekankan pada usaha untuk mengubah aspek manusia sebagai individu atau warga masyarakat. Dalam hal ini upaya pembangunan masyarakat akan lebih dititikberatkan pada peningkatan kualitas manusianya sehingga akan dapat berfungsi lebih efektif dalam upaya peningkatan taraf hidupnya. Dengan peningkatan kualitas ini akan memungkinkan peningkatan kemampuan dalam mengantisipasi berbagai peluang ekonomi yang muncul disamping peningkatan kemampuan dan produktivitas kerja.

  Berkaitan dengan hal ini, terlepas dari bagaimana implementasi penanggulangan kemiskinan secara nasional di Indonesia, menggunakan 5 strategi utama antara lain : 1.

  Perluasan kesempatan kepada kelompok miskin dalam pemenuhan hak- hak dasar dan peningkatan taraf hidup secara berkelanjutan.

  2. Pemberdayaan kelembagaan masyarakat guna lebih memungkinkan partisipasi kelompok miskin dalam pengambilan keputusan kebijakan publik.

  3. Peningkatan kapasitas untuk mengembangkan kemampuan dasar dan kemampuan berusaha kelompok miskin agar dapat memanfaatkan perkembangan lingkungan.

4. Perlindungan sosial dan rasa aman terutama bagi kelompok rentan.

  5. Penataan kemitraan global untuk menata ulang hubungan dan kerjasama dengan lembaga internasional guna mendukung pelaksanaan strategi pertama sampai keempat.

  Melihat pengalaman pelaksanaan berbagai program penanganan kemiskinan yang sudah dilakukan selama ini, pendekatan yang komprehensif memang sangat diperlukan. Pendekatan komprehensif tersebut meliputi penanganan masalah kemiskinan yang bukan hanya didekati secara darurat melalui model jaring pengaman tetapi juga yang bersifat institusional dan berkelanjutan, bukan hanya yang bersifat karitatif melainkan juga yang berdampak pengembangan kapasitas, bukan hanya pemberdayaan ekonomi melainkan juga pemberdayaan sosial dan politik. Kurang berhasilnya berbagai program penanganan kemiskinan disebabkan karena program- program tersebut terlalu berorientasi pada pemberdayaan ekonomi, bersifat sektoral dan cakupan yang terbatas. Pemberdayaan ekonomi bukannya tidak penting, akan tetapi semestinya ditempatkan sebagai sarana menuju peningkatan kualitas hidup dalam pengertian yang lebih luas (Hikmat, dalam Soetomo, 2008: 339)

  Pemerintah Indonesia tidak tinggal diam dalam mengentaskan kemiskinan. Salah satu upaya menanggulangi rakyat miskin dan pengangguran, pemerintah telah meluncurkan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM).

2.7 Peranan Pekerja Sosial

  Seperti kita ketahui bahwa salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan umum. Disamping itu Pasal 34 UUD 1945 menegaskan bahwa fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara. Kedua pernyataan ini merupakan bukti keberadaan Indonesia sebagai Negara kesejahteraan (welfare

  state). Program BLSM adalah hak warga Negara, khususnya RTS. Oleh karena

  itu, jika negara telah menetapkan BLSM sebagai kebijakan, maka wajib diterima oleh warga negara yang berhak. Agar hak tersebut sampai kepada masyarakat sasaran, maka pekerja sosial mestinya menjalankan peran sebagai berikut : 1.

  Edukator Dalam menjalankan peranan sebgai pendidik (educator),pekerja publik di harapkan mempunyai keterampilan sebagai pembicara dan pendidik. Pekerja publik harus mampu berbicara di depan publik untuk menyampaikna informasi mengenai beberapa hal tertentu sesuai bidang yang ditanganinya.

2. Broker

  Seorang broker berperan dalam menghubungkan individu ataupun kelompok dalam masyarakat yang membutuhkan bantuan ataupun layanan masyarakat

  

(community service) , tetapi tidak tahu dimana dan bagaimana mendapatkan

  bantuan tersebut. Broker dapat dikatakan menjalankan peran sebagai mediator yang menghubungkan pihak yang satu (klien) dengan pihak pemilik sumber daya.

  3. Social Planner Seseorang perencanaan sosial mengumpulkan data mengenai masalah sosial yang terdapat dalam masyarakat tersebut, menganalisanya dan menyajikan data alternatif tindkan yang rasional untuk menangani masalah tersebut setelah itu perencana sosial mengembangkan program, mencoba mencari alternatif sumber pendanaan, dan mengembangkan konsensus dalam kelompok yang mempunyai berbagai minat ataupun kepentingan.

  4. Expert Dalam kaitannya dengan peranan seorang community worker sebgai tenaga ahli (expert), ia lebih banyak memberikan saran dan dukungan informasinya dalam berbagai bidang. Seorang expert harus sadar bahwa usulan dan saran yang ia berikan bukanlah mutlak atau harus mutlak dijalankan masyarakat tetapi usulan dan saran tersebut lebih merupakan masukan gagasan untuk bahan pertimbangan masyarakat ataupun organisasi dalam masyarakat tersebut.

  5. Aktivis Seorang aktivis adalah seorang community worker yang melakukan perubahan institusional yang lebih mendasar dan sering kali tujuannya adalah mengalihkan sumber daya ataupun kekuasaan (power) pada kelompok yang kurang mendapatkan keuntungan (disadvantage group), dari yang kurang menguntungkan kurang berdaya menjadi lebih mampu dan kemudian menjadi kelompok penekan negoisasi (Suharto, 2004: 26).

2.8 Kerangka Pemikiran

  Sebagai upaya pemerintah dalam menanggulangi masalah kemiskinan dibentuk suatu program yaitu program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang diberikan langsung kepada keluarga miskin.Dalam rangka implementasi kebijakan sosial tersebut, Pemerintah telah menetapkan mekanisme pelaksanaan, termasuk di dalamnya syarat-syarat bagi penerima.

  Program Bantuan Langsung Sementara Mayarakat bertujuan untuk membantu masyarakat miskin agar tetap dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, mencegah penurunan taraf hidup kesejahteraan masyarakat miskin dan meningkatkan tanggungjawab bersama. Bantuan Langsung Sementara Masyarakat merupakan salah satu program nasional yang dimaksudkan untuk menanggulangi kemiskinan. Dengan program ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga miskin di Kelurahan Tambangan Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi.

  Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat ini diterapkan di Kelurahan Tambangan karena proses pelaksanaan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat di Kelurahan tersebut masih kurang tepat sasaran untuk rumah tangga miskin. Oleh karena itu perlu diketahui bagaimana penerapan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat yang dilihat dari organisasi pelaksana program, penerapan syarat menjadi Rumah Tangga Miskin, dan mekanisme penyaluran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat.

  Selanjutnya kerangka pemikiran dalam penelitian ini disketsakan dalam bentuk bagan alur pikir berikut ini :

  

Gambar 1

Bagan Alur Pikir

Implementasi Program Bantuan Langsung Sementara

Masyarakat (BLSM) di Kelurahan Tambangan

  

Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi

  Organisasi Pelaksanaan Penyaluran Dana Bantuan langsung Sementara Masyarakat Syarat menjadi Rumah Tangga Sasaran atau penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat Mekanisme penyaluran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat

2.9 Definisi Konsep dan Definisi Operasional

2.9.1 Definisi Konsep

  Suatu konsep merupakan sejumlah pengertian atau ciri-ciri yang berkaitan dengan berbagai peristiwa, objek, kondisi, situasi dan hal-hal lain yang sejenis. Konsep diciptakan dengan mengelompokkan objek-objek atau peristiwa-peristiwa yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Definisi konsep bertujuan untuk merumuskan sejumlah pengertian yang digunakan seccara mendasar dan menyamakan persepsi tentang apa yang akan diteliti serta menghindari salah pengertian yang dapat menghaburkan tujuan penelitian. (Silalahi, 2009:112).

  Konsep adalah proses dan upaya penegasan dan pembatasan makna konsep dalam suatu penelitian. Untuk menghindari salah pengertian atas makna konsep yang dijadikan objek penelitian, maka seorang peneliti harus menegaskan dan membatasi makna konsep-konsep yang diteliti. (Siagian, 2011:138).

  Untuk lebih mengetahui pengertian mengenai konsep-konsep yang akan digunakan, maka peneliti membatasi konsep yang digunakan sebagai berikut : 1)

  Implementasi adalah suatu kegiatan yang dimaksudkan untuk mengoperasikan suatu program.

2) Program adalah suatu cara yang dipisahkan untuk mencapai tujuan.

  Dengan adanya program maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih mudah untuk dioperasionalkan.

  3) Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat adalah suatu program nasional pengentasan kemiskinan yang bertujuan untuk membantu masyarakat miskin agar tetap dapat memenuhi kebutuhan dasar dan mencegah penurunan taraf kesejahteraan masyarakat miskin akibat kesulitan ekonomi serta meningkatkan tanggungjawab sosial bersama.

2.9.2 Definisi Operasional

  Definisi operasional adalah langkah lanjutan dari perumusan definisi konsep. Perumusan operasional ditujukan dalam upaya transformasi konsep dalam dunia nyata sehingga konsep-konsep penelitian dapat diobservasi. Definisi operasional sering disebut sebagai suatu proses operasionalisasi konsep. Operasionalisasi konsep berarti menjadikan konsep yang semula bersifat statis menjadi dinamis. (Siagian, 2011:141).

  Adapun yang menjadi definisi operasional dalam implementasi program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat di Kelurahan Tambangan Kecamatan Padang Hilir dapat diukur melalui indikator sebagai berikut : a.

  g) Desa/Kelurahan c.

  Mekanisme penyaluran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat meliputi: a)

  d) Kepemilikan aset d.

  c) Mata pencaharian

  b) Pemenuhan kebutuhan keluarga

  a) Fasilitas tempat tinggal

  Penerapan syarat menjadi Rumah Tangga Sasaran atau penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat, meliputi :

  f) Kecamatan (Camat)

  Sosialisasi program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat b. Organisasi Pelaksanaan Penyaluran Dana Bantuan langsung

  e) Dinas Sosial/Instansi Pemerintah

  d) Badan Pusat Statistik

  c) Bank Rakyat Indonesia

  b) PT Pos Indonesia

  a) Departemen Sosial

  Sementara Masyarakat, meliputi:

  Pembagian kartu perlindungan sosial kepada rumah tangga sasaran b) Rumah tangga sasaran membawa kartu perlindungan sosial ke kantor Pos c)

  Petugas PT Pos Indonesia mencocokan data pembayaran dengan kartu perlindungan sosial d)

  Rumah tangga sasaran memperoleh manfaat program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat sesuai jumlah yang ditentukan.

Dokumen yang terkait

Analisis Dampak Bantuan Program Penanggulangan Kemiskinan Terhadap Kehidupan Masyarakat Miskin Di Kota Medan (Studi Implementasi Program Bantuan Langsung Tunai/BLT Kecamatan Medan Belawan)

8 128 118

Implementasi Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat di Kelurahan Tambangan Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi

0 58 132

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penggunaan Vasektomi di Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi Tahun 2014

2 53 128

Implementasi Kebijakan Publik Dalam Penanganan Kemiskinan ( Studi Implementasi Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) di Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Kota Medan )

6 90 125

Implementasi Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) di Desa Cibereum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung

0 5 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Implementasi 2.1.1 Pengertian Implementasi - Implementasi Program Pembinaan Anak Jalanan Kota Medan di Dinas Sosial dan Ketenagakerjaan Kota Medan

0 0 33

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan Publik - Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan (studi kasus : Pinjaman Bergulir di Kelurahan Bantan Kecamatan Tembung)

0 0 32

Analisis Dampak Bantuan Program Penanggulangan Kemiskinan Terhadap Kehidupan Masyarakat Miskin Di Kota Medan (Studi Implementasi Program Bantuan Langsung Tunai/BLT Kecamatan Medan Belawan)

0 0 34

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Dampak Bantuan Program Penanggulangan Kemiskinan Terhadap Kehidupan Masyarakat Miskin Di Kota Medan (Studi Implementasi Program Bantuan Langsung Tunai/BLT Kecamatan Medan Belawan)

0 0 10

Analisis Dampak Bantuan Program Penanggulangan Kemiskinan Terhadap Kehidupan Masyarakat Miskin Di Kota Medan (Studi Implementasi Program Bantuan Langsung Tunai/BLT Kecamatan Medan Belawan)

0 0 12