Pajak Penghasilan 21 dalam tahun

Pajak Penghasilan 21

Disusun oleh :
PELANGI ANGGITA PUTRI
1211215058

MATA KULIAH : AKUNTANSI PERPAJAKAN
NAMA DOSEN : YOHANES YAHYA, SE

FAKULTAS EKONOMI – AKUNTANSI
UNIVERSITAS PANCASILA – JAKARTA SELATAN
2012-2013

KATA PENGANTAR
AKUNTANSI PERPAJAKAN UNIVERSITAS PANCASILA http://pelangianggita.blogspot.com

Page 1

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang
berjudul “Pajak Penghasilan 21”

Makalah ini berisikan tentang informasi Penjelasan Pajak Penghasilan 21 yakni penghasilan baik itu Gaji,
Upah, Tunjangan para pegawai yan memilik jabatan atau pekerjaan. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang Pengetahuan Perpajakan maupun Akuntansi Perpajakannya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Jakarta, 08 Januari 2013

Penyusun

DAFTAR ISI
Halaman Judul …………………………………………………………………………………………………………...

i

KATA PENGANTAR

ii


........................................................................................................

AKUNTANSI PERPAJAKAN UNIVERSITAS PANCASILA http://pelangianggita.blogspot.com

Page 2

DAFTAR ISI
BAB I

....................................................................................................................

iii

PENDAHULUAN

BAB II

1.1. LatarBelakang .........................................................................................

1


1.2. Permasalahan ........................................................................................

2

1.3. Tujuan Penulisan ......................................................................................

2

LANDASAN TEORI
2.1 Perundang-undangan mengenai Pajak Penghasilan Pasal 21

BAB III

……….

3

PEMBAHASAN


a. Pemotong dan Bukan Pemotong PPh 21 .....................................................................

4

1.1

Pengertian Pemotong PPh Pasal 21 ........................................................................

4

1.2

Bukan Pemotong PPh Pasal 21 ...............................................................................

5

b. Penerima dan Bukan Penerima Penghasilan Dipotong PPh Pasal 21 .........................
2.1 Penerima Penghasilan Yang Dipotong PPh Pasal 21 .............................................

6

6

2.2 Yang Bukan Penerima Penghasilan Dipotong PPh Pasal 21 .................................

7

c. Penerima Penghasilan dan Tidak Termasuk Penerima Penghasilan Yang Dipotong
PPh Pasal 21 .................................................................................................................

7

3.1 Yang Termasuk Penerima Penghasilan Yang dipotong PPh 21 ............................. 7
3.2 Yang Tidak Termasuk Penerima Penghasilan Yang Dipotong PPh Pasal 21 ...........

8

d. Objek PPh Pasal 21 / Penghasilan Yang Harus Dipotong PPh Pasal 21 .......................

9


4.1 Jenis Objek PPh Pasal 21 / Jenis Penghasilan Dipotong PPh Pasal 21 ....................

9

4.2 Pengertian Dan Jenis Penghasilan Pegawai Tetap Yang Bersifat Teratur

dan tidak teratur ...................................................................................................... 10
4.3 Pengertian Upah Harian, Upah Mingguan, Upah Satuan, dan Upah Borongan ... 11

e. Bukan Objek PPh Pasal 21 Atau Jenis Penghasilan Yang Tidak Dipotong PPh Pasal 21
5.1 Bukan Objek PPh Pasal 21 Atau Jenis Penghasilan Yang Tidak Dipotong PPh
Pasal 21 ....................................................................................................................
f.

12

Dasar Pengenaan Dan Pemotongan PPh Pasal 21 ......................................................

13


f.1. Dasar Pengenaan Dan Pemotongan PPh Pasal 21 .....................................................

13

g. Tarif Pajak PPh Pasal 21 ...............................................................................................

14

g.1. Tarif Pajak PPh Pasal 21 Untuk Pegawai Tetap ....................................................

AKUNTANSI PERPAJAKAN UNIVERSITAS PANCASILA http://pelangianggita.blogspot.com

14
Page 3

g.2. Tarif Pajak PPh Pasal 21 Untuk Penerima Pensiun Berkala Yang Dibayarkan

Secara Bulanan ............................................................................................................

16


h. Cara dan Contoh Perhitungan PPh Pasal 21 ...............................................................

17



PPh Pasal 21 Atas Penghasilan Pegawai Tidak Tetap .....................................

17

8.1 Contoh Penghitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Pegawai Tidak ............

Tetap atau Tenaga Kerja Lepas, Pemagang dan Calon Pegawai yang Menerima Upah yang
Dibayarkan Secara Bulanan ............................................................. 17


PPh Pasal 21 Atas Penghasilan Pegawai Tetap .................................................

8.2 Cara Dan Contoh Perhitungan Pemotongan PPh Pasal 21 Atas Penghasilan


Yang Diterima Oleh Pegawai Tetap Yang Mulai Bekerja Pada Awal Tahun Dan Telah Memiliki NPWP
(Masa Januari Sampai Dengan Nopember ) ................... 17
8.3 Cara Dan Contoh Perhitungan Pemotongan PPh Pasal 21 Atas Penghasilan Yang Diterima Oleh

Pegawai Tetap Yang Mulai Bekerja Pada Awal Tahun Tetapi Tidak Memiliki NPWP (Masa Januari
Sampai Dengan Nopember ) ............................ 18

8.4 Cara Dan Contoh Perhitungan PPh Pasal 21 Atas Bonus DanTHR Yang Diterima Oleh Pegawai Tetap ....

....................................................................................... 20
8.5 Contoh lain PPh pasal 21 ................................................................................... 21
BAB IV

PENUTUP
4.1. Kesimpulan...........................................................................................

24

4.2. Saran.....................................................................................................


24

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................

AKUNTANSI PERPAJAKAN UNIVERSITAS PANCASILA http://pelangianggita.blogspot.com

v

Page 4

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG

Pajak Penghasilan 21 atau PPh 21 adalah Pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium,
tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan
atau jabatan, jasa,dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi Subjek Pajak dalam negeri,

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 Undang-Undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak
Penghasilan.Apabila orang pribadi Subjek Pajak dalam negeri memperoleh penghasilan dan dikenakan
PPh Pasal 21, maka menjadi wajib pajak orang pribadi dalam negeri.
Warga Negara asing (orang asing) yang tinggal atau berniat tinggal di Indonesia lebih dari 183 hari
dalam satu tahun termasuk dalam pengertian wajib pajak orang pribadi dalam negeri, sehingga atas
penghasilan orang asing tersebut apabila lebih dari 183 hari tinggal di Indonesia merupakan objek PPh
Pasal 21.
Masa Desember atau masa pajak tertentu di mana pegawai tetap berhenti bekerja. Dalam Masa
Pajak Desember PPh Pasal 21 dihitung dari Januari atau pegawai mulai bekerja sampai dengan Desember.
Dalam Masa Pajak Tertentu (bagi pegawai tetap berhenti bekerja) PPh Pasal 21 dihitung dari Januari atau
pegawai mulai bekerja sampai dengan Masa Pajak pegawai tetap berhenti bekerja .
Pemotong PPh Pasal 21 adalah Wajib Pajak orang pribadi atau Wajib Pajak badan, termasuk
bentuk usaha tetap, yang mempunyai kewajiban untuk melakukan pemotongan pajak atas Penghasilan
Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
Undang-Undang No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

1.2

PERMASALAHAN

AKUNTANSI PERPAJAKAN UNIVERSITAS PANCASILA http://pelangianggita.blogspot.com

Page 5

Meski sudah ada Perundang-undangannya, Dalam Pajak Penghasilan 21 ini, hal yang

menjadi

permasalahan adalah :
i.

Siapa Pemotong dan Bukan Pemotong PPh 21

j.

Siapa Penerima Penghasilan Dipotong PPh Pasal 21

k.

Apa Yang Tidak Termasuk Penerima Penghasilan Yang Dipotong PPh 21

l.

Apa Objek PPh 21 / Penghasilan Yang Harus Dipotong PPh 21 :

m.

Apakah Bukan Objek PPh Atau Penghasilan Yang Tidak Dipotong PPh21 :

n.

Bagaimana Dasar Pengenaan Dan Pemotongan PPh Pasal 21 :

o.

Bagaimana Tarif Pajak PPh Pasal 21 :

p.

Bagaimana Cara dan Contoh Perhitungan PPh 21

1.3

TUJUAN PENULISAN

Agar dapat dimengerti oleh masyarakat akan penghitungan Pajak Penghasilan 21,
Penghitungannya, Siapa-Siapa saja yang kena PPh 21, Siapa saja

Bagaimana Cara

Objeknya, Bagaimana Syarat-Syarat

Potongan Pajak Penghasilan pasal 21.

AKUNTANSI PERPAJAKAN UNIVERSITAS PANCASILA http://pelangianggita.blogspot.com

Page 6

BAB II
LANDASAN TEORI

Undang-Undang No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan (PPh).
PER DJP No.PER-31/PJ/2009 Tanggal 25 Mei 2009 Tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran Dan
Pelaporan PPh Pasal 21 Dan/Atau PPh Pasal 26 Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa, Dan Kegiatan Orang Pribadi
PER DJP No. PER-57/PJ/2009 Tanggal 12 Oktober 2009 Tentang Perubahan Atas PER DJP No.PER-31/PJ/2009 Tanggal 25
Mei 2009 Tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran Dan Pelaporan PPh Pasal 21 Dan/Atau PPh Pasal 26
Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa, Dan Kegiatan Orang Pribadi

UU No.36 tahun 2008 tentang PPh (Pajak Penghasilan).
Peraturan Direktur Jenderal Pajak No.PER-31/PJ/2009 yang telah diubah dengan PER-57/PJ/2009 tentang
Pedoman teknis tata cara pemotongan dan pelaporan PPh Pasal 21 dan atau PPh Pasal 26

AKUNTANSI PERPAJAKAN UNIVERSITAS PANCASILA http://pelangianggita.blogspot.com

Page 7

BAB III
PEMBAHASAN
1. Pemotong dan Bukan Pemotong PPh Pasal 21

Pemotong PPh Pasal 21 adalah : Wajib Pajak orang pribadi atau Wajib Pajak badan, termasuk bentuk
usaha tetap, yang mempunyai kewajiban untuk melakukan pemotongan pajak atas Penghasilan Sehubungan
dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 Undang-Undang
No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.
1.1 Pemotong PPh Pasal 21 terdiri dari :
Pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi dan badan, baik merupakan pusat maupun cabang,
perwakilan atau unit yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan
dalam bentuk apapun, sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang dilakukan oleh pegawai
atau bukan pegawai.
Bendahara atau pemegang kas pemerintah, termasuk bendahara atau pemegang kas pada Pemerintah
Pusat termasuk institusi TNI/POLRI, Pemerintah Daerah, instansi atau lembaga pemerintah, lembaga-lembaga
negara lainnya, dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di luar negeri, yang membayarkan gaji, upah,
honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan
pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan.
Dana pensiun, badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja, dan badan-badan lain yang membayar uang
pensiun dan tunjangan hari tua atau jaminan hari tua.

Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas serta badan yang membayar :

AKUNTANSI PERPAJAKAN UNIVERSITAS PANCASILA http://pelangianggita.blogspot.com

Page 8

1. Honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan jasa dan/atau kegiatan yang
dilakukan oleh orang pribadai dengan status Subjek Pajak dalam negeri, termasuk jasa tenaga ahli yang
melakukan pekerjaan bebas dan bertindak untuk dan atas namanya sendiri, bukan untuk dan atas nama
persekutuannya.
2. Honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan kegiatan dan

jasa yang

dilakukan oleh orang pribadi dengan status Subjek Pajak luar negeri.
3. Honorarium atau imbalan lain kepada peserta pendidikan, pelatihan, dan magang.
4. Penyelenggara kegiatan, termasuk badan pemerintah, organisasi yang bersifat nasional dan
internasional, perkumpulan, orang pribadi serta lembaga lainnya yang menyelenggarakan kegiatan, yang
membayar honorarium, hadiah, atau penghargaan dalam bentuk apapun kepada Wajib pajak orang
pribadi dalam negeri berkenaan dengan suatu kegiatan.

1.2 Yang bukan Pemotong PPh 21
Bukan Pemotong PPh Pasal 21 terdiri dari :
1.

Kantor perwakilan negara asing.

2.

Organisasi-organisasi

internasional

sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf c Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan, yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
3.

Pemberi kerja orang pribadi yang tidak melakukan

kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang

semata-mata mempekerjakan orang pribadi untuk

melakukan pekerjaan rumah tangga atau

pekerjaan bukan dalam rangka melakukan kegiatan

usaha atau pekerjaan bebas.

AKUNTANSI PERPAJAKAN UNIVERSITAS PANCASILA http://pelangianggita.blogspot.com

Page 9

2. Penerima Penghasilan Dipotong PPh Pasal 21 :
2.1 Penerima Penghasilan Yang Dipotong PPh Pasal 21 adalah :
Orang pribadi dengan status sebagai Subjek Pajak dalam negeri yang menerima atau
penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun, sepanjang tidak
Jenderal Pajak No.PER-31/PJ/2009 yang telah
sebagai imbalan

memperoleh

dikecualikan dalam Peraturan Direktur

diubah dengan PER-57/PJ/2009, dari Pemotong PPh Pasal 21

sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan yang dilakukan baik dalam

hubungannya sebagai pegawai maupun bukan pegawai, termasuk penerima pensiun.
2.2 Yang Tidak Termasuk Penerima Penghasilan Yang Dipotong PPh Pasal 21 :
Yang Tidak Termasuk Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21 meliputi :
1. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara asing, dan orang-orang yang
diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama mereka, dengan syarat
bukan warga negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain di
luar jabatan atau pekerjaannya tersebut, serta negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal
balik.
2. Pejabat perwakilan organisasi internasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf c
Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan, yang telah ditetapkan oleh Menteri
Keuangan, dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau
pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia.

AKUNTANSI PERPAJAKAN UNIVERSITAS PANCASILA http://pelangianggita.blogspot.com

Page 10

3. Penerima Penghasilan dan Tidak Termasuk Penerima Penghasilan Yang Dipotong PPh Pasal 21
3.1 Jenis Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21 antara lain :


Pegawai.



Penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua,
termasuk ahli warisnya.
Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau
kegiatan, antara lain meliputi :

1. Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara, akuntan, arsitek,
dokter,konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris.
2. Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang sinetron, bintang iklan,
sutradara, kru film, foto model, peragawan / peragawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis, dan
seniman lainnya.
3. Olahragawan.
4. Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator.
5. Pengarang, peneliti, dan penerjemah.
6. Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik komputer dan sistem aplikasinya, telekomunikasi,
elektronika, fotografi, ekonomi, dan sosial serta pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan.
7. Agen iklan.
8. Pengawas atau pengelola proyek.
9. Pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang menjadi perantara.
10. Petugas penjaja barang dagangan.
11. Petugas dinas luar asuransi.

AKUNTANSI PERPAJAKAN UNIVERSITAS PANCASILA http://pelangianggita.blogspot.com

Page 11

12. Distributor perusahaan multilevel marketing atau direct selling dan kegiatan sejenis lainnya.


Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan keikutsertaannya
dalam suatu kegiatan, antara lain meliputi :

1. Peserta perlombaan dalam segala bidang, antara lain perlombaan olahraga, seni, ketangkasan, ilmu
pengetahuan, teknologi dan perlombaan lainnya.
2. Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan, atau kunjungan kerja.
3. Peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sebagai penyelenggara kegiatan tertentu.
4. Peserta pendidikan, pelatihan, dan magang.
5. Peserta kegiatan lainnya.
3.2 Yang Tidak Termasuk Penerima Penghasilan Yang Dipotong PPh Pasal 21 :
1. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara asing, dan orang-orang yang
diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama mereka, dengan syarat
bukan warga negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain di
luar jabatan atau pekerjaannya tersebut, serta negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal
balik.
2. Pejabat perwakilan organisasi internasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf c
Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan, yang telah ditetapkan oleh Menteri
Keuangan, dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau
pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia.

AKUNTANSI PERPAJAKAN UNIVERSITAS PANCASILA http://pelangianggita.blogspot.com

Page 12

4. Objek PPh Pasal 21 / Penghasilan Yang Harus Dipotong PPh Pasal 21 :
4.1 Jenis Objek PPh Pasal 21 Atau Jenis Penghasilan Dipotong PPh Pasal 21 antara lain :


Penghasilan yang diterima atau diperoleh Pegawai tetap, baik berupa penghasilan yang bersifat teratur
maupun tidak teratur.



Penghasilan yang diterima atau diperoleh Penerima pensiun secara teratur berupa uang pensiun atau
penghasilan sejenisnya.



Penghasilan sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja dan penghasilan sehubungan dengan
pensiun yang diterima secara sekaligus berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan hari
tua atau jaminan hari tua, dan pembayaran lain sejenis.



Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, berupa upah harian, upah mingguan, upah
satuan, upah borongan atau upah yang dibayarkan secara bulanan.



Imbalan kepada bukan pegawai, antara lain berupa honorarium, komisi, fee, dan imbalan sejenisnya
dengan nama dan dalam bentuk apapun sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan
kegiatan yang dilakukan.



Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang representasi, uang rapat,
honorarium, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun, dan imbalan sejenis
dengan nama apapun.



Penerimaan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan lainnya dengan nama dan dalam bentuk apapun
yang diberikan oleh:

1. Bukan Wajib pajak;
2. Wajib Pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final; atau
3. Wajib Pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan berdasarkan norma penghitungan khusus (deemed profit).

AKUNTANSI PERPAJAKAN UNIVERSITAS PANCASILA http://pelangianggita.blogspot.com

Page 13

4.2 Pengertian Dan Jenis Penghasilan Tidak Teratur dan Teratur Yang Diterima Pegawai Tetap Sebagai
Objek PPh Pasal 21
Penghasilan Tidak Teratur Yang Diterima Pegawai Tetap Sebagai Objek PPh Pasal 21
penghasilan yang diterima oleh pegawai tetap yang sifatnya tidak tetap dan

adalah

biasanya dibayarkan sekali

dalam setahun.
Jenis Penghasilan Tidak Teratur Yang Diterima Oleh Pegawai Tetap antara lain :
1. Jasa produksi
2. Tantiem.
3. Gratifikasi
4. Bonus.
5. Premi.
6. Tunjangan hari raya.
7. Penghasilan lain semacam itu yang sifatnya tidak tetap dan biasanya dibayarkan sekali dalam setahun.
Pengertian Atau Jenis Penghasilan Pegawai Tetap yang Bersifat Teratur adalah :
penghasilan bagi pegawai tetap berupa gaji atau upah, segala macam tunjangan, dan imbalan dengan nama
apapun yang diberikan secara periodik berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh pemberi kerja, termasuk
uang lembur.
Pengertian periodik adalah dibayarkan secara teratur yaitu dibayarkan kepada pegawai tetap setiap bulan, setiap
minggu atau setiap hari.

AKUNTANSI PERPAJAKAN UNIVERSITAS PANCASILA http://pelangianggita.blogspot.com

Page 14

Contoh :


Penghasilan teratur Amir bulan Januari 2012 dari PT. Makmur Agung Sejahtera terdiri :

1. Gaji perbulan sebesar Rp.1.000.000,2. Tunjangan makan perbulan sebesar Rp.300.000,3. Tunjangan kesehatan per bulan sebesar Rp. 100.000,4. Uang lembur sebesar Rp.50.000,Jadi penghasilan teratur Amir sebulan untuk bulan Januari 2012 sebesar Rp.1.450.000,

Penghasilan teratur Umar bulan Maret 2012 dari CV. Gunung Slamet terdiri :

1. Upah per hari Rp.100.000,- sebulan 25 hari kerja, jadi satu bulan sebesar Rp.2.500.000,2. Tunjangan makan per hari Rp.20.000,- sebulan 25 hari kerja, jadi satu bulan sebesar Rp.500.000,Jadi penghasilan teratur Umar satu bulan untuk bulan Maret 2012 sebesar Rp.3.000.000,
4.3 Pengertian Upah Harian, Mingguan, Satuan, dan Borongan
Pengertian Upah Harian adalah :
Upah atau imbalan yang diterima atau diperoleh pegawai yang terutang atau dibayarkan secara harian.
Pengertian Upah Mingguan adalah :
Upah atau imbalan yang diterima atau diperoleh pegawai yang terutang atau dibayarkan secara mingguan.

AKUNTANSI PERPAJAKAN UNIVERSITAS PANCASILA http://pelangianggita.blogspot.com

Page 15

Pengertian Upah Satuan adalah :
Upah atau imbalan yang diterima atau diperoleh pegawai yang terutang atau dibayarkan berdasarkan jumlah
unit hasil pekerjaan yang dihasilkan.
Pengertian Upah Borongan adalah :
Upah atau imbalan yang diterima atau diperoleh pegawai yang terutang atau dibayarkan berdasarkan
penyelesaian suatu jenis pekerjaan tertentu.
5. Bukan Objek PPh Pasal 21 Atau Jenis Penghasilan Yang Tidak Dipotong PPh Pasal 21

5.1 Bukan Objek PPh Pasal 21 Atau Jenis Penghasilan Yang Tidak Dipotong PPh Pasal 21 antara lain :


Pembayaran manfaat atau santunan asuransi dari perusahaan asuransi sehubungan dengan asuransi
kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa.



Penerimaan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dalam bentuk apapun diberikan oleh Wajib Pajak
atau Pemerintah termasuk penerimaan dalam bentuk kenikmatan yang bukan objek PPh Pasal 21 adalah
Pajak Penghasilan yang ditanggung oleh pemberi kerja, termasuk yang ditanggung oleh Pemerintah.



Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan, iuran tunjangan hari tua atau iuran jaminan hari tua kepada badan penyelenggara tunjangan
hari tua atau badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang dibayar oleh pemberi kerja.



Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan atau lembaga amil zakat yang dibentuk
atau disahkan oleh Pemerintah, atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama
yang diakui di Indonesia yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari lembaga keagamaan yang
dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan,
kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan.

AKUNTANSI PERPAJAKAN UNIVERSITAS PANCASILA http://pelangianggita.blogspot.com

Page 16



Beasiswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf l Undang-Undang No.36 tahun 2008
tentang Pajak Penghasilan (beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya diatur
lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
6. Dasar Pengenaan Dan Pemotongan PPh Pasal 21 :
6.1 Dasar Pengenaan Dan Pemotongan PPh Pasal 21 adalah sebagai berikut :



Penghasilan Kena Pajak, yang berlaku bagi :
1. Pegawai tetap.
2. Penerima pensiun berkala.
3. Pegawai tidak tetap yang penghasilannya di bayar secara bulanan atau jumlah kumulatif
penghasilan yang diterima dalam 1 (satu) bulan kalender telah melebihi Rp 1.320.000,00 (satu
juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah).
4. Bukan pegawai yang menerima imbalan yang bersifat berkesinambungan.



Jumlah penghasilan yang melebihi Rp 150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah) sehari, yang berlaku
bagi pegawai tidak tetap yang menerima upah harian, upah mingguan, upah satuan atau upah borongan,
sepanjang penghasilan kumulatif yang diterima dalam 1 (satu) bulan kalender belum melebihi Rp
1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah).



50% (lima puluh persen) dari jumlah penghasilan bruto, yang berlaku bagi bukan pegawai yang
menerima imbalan yang tidak bersifat berkesinambungan.



Jumlah penghasilan bruto, yang berlaku bagi penerima penghasilan selain penerima penghasilan
sebagaimana di maksud diatas yaitu :
1. Jumlah penghasilan bruto berupa honorarium atau imbalan yang bersifat tidak teratur yang
diterima atau diperoleh anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak merangkap
sebagai pegawai tetap pada perusahaan yang sama.
2. Jumlah penghasilan bruto berupa jasa produksi , tantiem, gratifikasi, bonus atau imbalan lain
yang bersifat tidak teratur yang diterima atau diperoleh mantan pegawai.

AKUNTANSI PERPAJAKAN UNIVERSITAS PANCASILA http://pelangianggita.blogspot.com

Page 17

3. Jumlah penghasilan bruto berupa penarikan dana pensiun oleh peserta program pensiun yang
masih berstatus sebagai pegawai, dari dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh
Menteri Keuangan.
4. Jumlah penghasilan bruto untuk setiap kali pembayaran yang bersifat utuh dan tidak dipecah,
yang diterima oleh peserta kegiatan.
7. Tarif Pajak PPh Pasal 21 :

7.1 Tarif Pajak PPh Pasal 21 Untuk Pegawai Tetap adalah :
Berdasarkan Pasal 17 Undang-Undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan, yaitu :

Lapisan
Penghasilan
Lapisan
Penghasilan
Kena Kena
Pajak Pajak Tarif Tarif
PajakPajak
sampai dengan Rp50.000.000,00
sampai dengan Rp50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah)
(lima puluh juta rupiah)

5%
5%
(lima persen)
(lima persen)

di atas Rp50.000.000,00 (lima
di ataspuluh
Rp50.000.000,00
(lima
juta rupiah) sampai
15%
15%
puluhdengan
juta rupiah)
sampai
Rp250.000.000,00 (dua
(lima belas persen)
(lima belas persen)
dengan
Rp250.000.000,00
(dua
ratus
lima puluh juta rupiah)
ratus di
lima
puluh
juta rupiah) (dua
atas
Rp 250.000.000,00
di atasratus
Rp 250.000.000,00
lima puluh juta (dua
rupiah)
25%
25%
ratus sampai
lima puluh
juta
rupiah)
dengan
(dua puluh lima persen)
(dua puluh lima persen)
sampai
dengan
Rp500.000.000,00
(lima ratus
Rp500.000.000,00
juta rupiah) (lima ratus
di atas Rp500.000.000,00 (lima
juta rupiah)
30%
di atas Rp500.000.000,00 (lima
30%
ratus juta rupiah)
(tiga puluh persen)

Contoh :
Tugimin sebagai karyawan CV.Sandal Jepit dengan status belum menikah memperoleh penghasilan sebulan
berupa gaji sebesar Rp.10.000.000,PPh Pasal 21 Setahun adalah :

AKUNTANSI PERPAJAKAN UNIVERSITAS PANCASILA http://pelangianggita.blogspot.com

Page 18

Gaji 1 bulan
Gaji 1 Tahun

:
:

10.000.000
120.000.000

:

6.000.000

:

114.000.000

PTKP (TK/0) :

:

15.840.000

Penghasilan Kena Pajak

:

98.160.000

:

9.724.000

:

810.333

(12 x 10.000.000)
Biaya Jabatan
(5 % x 120.000.000 )
Penghasilan Neto
(120.000.000-6.000.000)

(114.000.000 -15.840.000)
PPh Terutang setahun
5 % x 50.000.000
15 % x 48.160.000
PPh Pasal 21 sebulan
(9.724.000 / 12 )
Jadi PPh Pasal 21 yang harus dipotong oleh CV.Sandal Jepit atas penghasilan Tugimin adalah :


PPh Pasal 21 setahun sebesar Rp.9.724.000,-



PPh Pasal 21 sebulan sebesar Rp. 810.000,7.2 Tarif Pajak PPh Pasal 21 Untuk Penerima Pensiun Berkala Yang Dibayarkan Secara Bulanan

Berdasarkan Pasal 17 Undang-Undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan, yaitu :
Lapisan Penghasilan Kena Pajak
sampai dengan Rp50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah)

Tarif Pajak
5%
(lima persen)

AKUNTANSI PERPAJAKAN UNIVERSITAS PANCASILA http://pelangianggita.blogspot.com

Page 19

di atas Rp50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) sampai dengan
Rp250.000.000,00 (dua ratus lima
puluh juta rupiah)

15%
(lima belas persen)

di atas Rp 250.000.000,00 (dua
25%
ratus lima puluh juta rupiah)
(dua
puluh
lima persen)
sampai dengan Rp500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah)
di atas Rp500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah)

30%
(tiga puluh persen)

Contoh :
Tumino sebagai pensiunan yang memperoleh uang pensiun bulanan dari Dana Pensiun Jaya Moneter dengan
status menikah tanpa anak memperoleh penghasilan bulanan berupa uang pensiun sebesar Rp.3.000.000,setiap bulan
PPh Pasal 21 Setahun adalah :
Pensiun 1 bulan

:

3.000.000

Biaya Jabatan

:

150.000

:

2.850.000

:

34.200.000

:

17.160.000

:

17.040.000

(5 % x 3.000.000 )
Penghasilan Neto sebulan

(3.000.000-150.000)
Pensiun 1 Tahun

(12 x 2.850.000)
PTKP (K/0) :

-Diri Sendiri : 15.840.000
-Kawin : 1.320.000
Penghasilan Kena Pajak

(34.200.000 -17.160.000)

AKUNTANSI PERPAJAKAN UNIVERSITAS PANCASILA http://pelangianggita.blogspot.com

Page 20

PPh Terutang setahun

:

852.000

:

71.000

5 % x 17.040.000
PPh Pasal 21 sebulan

(852.000 / 12 )
Jadi PPh Pasal 21 yang harus dipotong oleh Dana Pensiun Jaya Moneter atas penghasilan Tumino adalah :


PPh Pasal 21 setahun sebesar Rp.852.000,-



PPh Pasal 21 sebulan sebesar Rp. 71.000,-

8. Cara dan Contoh Perhitungan PPh Pasal 21



PPh Pasal 21 Atas Penghasilan Pegawai Tidak Tetap

8.1 Cara Penghitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas, Pemagang
dan Calon Pegawai yang Menerima Upah yang Dibayarkan Secara Bulanan adalah sebagai berikut :

a.

Jumlah upah bruto yang diterima sebulan disetahunkan dengan dikalikan 12

b.

Jumlah upah bruto setahun dikurangi PTKP ketemu penghasilan kena pajak setahun

c.

Penghasilan kena pajak setahun dikalikan tarif Pajak Pasal 17 ayat (1) UU No.36 Tahun 2008 tentang PPh ketemu
PPh Terutang setahun.

d.

PPh Terutang setahun dibagi 12 ketemu PPh Pasal 21 yang harus dipotong sebulan.

e.

Apabila Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21 yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, maka
dikenakan pemotongan PPh Pasal 21 dengan tarif lebih tinggi 20% (dua puluh persen) daripada tarif yang
diterapkan terhadap Wajib Pajak yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak.

f.

Jumlah PPh Pasal 21 yang harus dipotong apabila penerima penghasilan tidak memiliki adalah sebesar 120%
(seratus dua puluh persen) dari jumlah PPh Pasal 21 yang seharusnya dipotong dalam hal yang bersangkutan
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak.

AKUNTANSI PERPAJAKAN UNIVERSITAS PANCASILA http://pelangianggita.blogspot.com

Page 21



PPh Pasal 21 Atas Penghasilan Pegawai Tetap

8.2 Cara Dan Contoh Perhitungan Pemotongan PPh Pasal 21 Atas Penghasilan Yang Diterima Oleh Pegawai Tetap
Yang Mulai Bekerja Pada Awal Tahun Dan Telah Memiliki NPWP (Masa Januari Sampai Dengan Nopember )

Sumarno bekerja pada CV.Besi Baja dengan dasar upah harian yang dibayarkan bulanan. Dalam bulan Januari
2012 Sumarno hanya bekerja 20 hari kerja dan upah sehari adalah Rp 120.000,00. Sumarno menikah dan
memiliki 3 anak.

Penghitungan PPh Pasal 21 yang harus dipotong untuk bulan Januari 2012 adalah :
Upah Januari

20 x 120.000

2.400.000

12 x 2.400.000

28.800.000

15.840.000

21.120.000

Penghasilan Neto Setahun

PTKP
- Untuk WP sendiri

- Tambahan Karena Kawin

1.320.000
- Tambahan 1 Anak ke-1

1.320.000
- Tambahan 1 Anak ke-2

1.320.000
- Tambahan 1 Anak ke-3

1.320.000
Penghasilan Kena Pajak

(28.800.000 -21.120.000)

7.680.000

AKUNTANSI PERPAJAKAN UNIVERSITAS PANCASILA http://pelangianggita.blogspot.com

Page 22

PPh Pasal 21 Terutang setahun

384.000

(5 % x 7.680.000)
PPh Pasal 21 Terutang sebulan

32.000

(384.000 / 12 )

Jadi PPh Pasal 21 bulan Januari yang harus dipotong CV.Besi Baja atas penghasilan Sumarno adalah sebesar
Rp.32.000,- apabila memiliki NPWP.

8.3 Cara Dan Contoh Perhitungan Pemotongan PPh Pasal 21 Atas Penghasilan Yang Diterima Oleh Pegawai Tetap
Yang Mulai Bekerja Pada Awal Tahun Tetapi Tidak Memiliki NPWP (Masa Januari Sampai Dengan Nopember )

Apabila Sumarno tidak memiliki NPWP maka PPh Pasal 21 yang harus dipotong bulan Januari 2012 adalah
sebesar Rp.38.400,- :
PPh Pasal 21 Terutang setahun

460.800

(5 % + (5 % x 20 %)) x
7.680.000
PPh Pasal 21 Terutang sebulan

38.400

(460.800 / 12 )

Aditya pada tahun 2012 bekerja pada CV. Markisa Sirup dengan memperoleh gaji sebulan Rp 2.500.000,00 dan
membayar iuran pensiun sebesar Rp 100.000,00. Aditya menikah tetapi belum mempunyai anak. Aditya telah
mempunyai NPWP (nomor pokok wajib pajak). Aditya mulai bekerja pada CV.Markisa Sirup sejak bulan Maret
tahun 2010.
Penghitungan PPh Pasal 21 untuk Tahun 2012 adalah sebagai berikut :
Gaji sebulan

: 2.500.000

Pengurangan :


Biaya Jabatan :

5% x 2.500.000 =


Iuran pensiun =

125.000
100.000 +

225.000 –

AKUNTANSI PERPAJAKAN UNIVERSITAS PANCASILA http://pelangianggita.blogspot.com

Page 23

Penghasilan neto sebulan

2.275.000

Penghasilan neto setahun adalah :
12 x 2.275.000

=

27.300.000

PTKP setahun adalah :
- Untuk WP sendiri

15.840.000

- Tambahan WP Kawin

1.320.000 + 17.160.000-

Penghasilan Kena Pajak setahun

10.140.000

PPh Pasal 21 terutang setahun :
5 % x 10.140.000

= 507.000

PPh Pasal 21 sebulan :
507.000

=

42.25012

Jadi PPh Pasal 21 yang harus dipotong oleh CV.Markisa Sirup atas penghasilan Aditya setiap bulan untuk masa
Januari s/d Nopember Tahun 2012 adalah sebesar Rp.42.250,- setiap bulan, untuk bulan Desember akan
dihitung ulang.
8.4 Cara Dan Contoh Perhitungan PPh Pasal 21 Atas Bonus Dan THR Yang Diterima Oleh Pegawai Tetap

Samiun pada tahun 2012 bekerja di CV. Mobil Rental dengan memperoleh gaji sebulan Rp 2.000.000,- dan
membayar iuran pensiun perbulan sebesar Rp 60.000,- selain itu Samiun menerima Bonus dan THR sebesar
Rp.5.000.000,-. Samiun tidak menikah.
Penghitungan PPh Pasal 21 untuk Tahun 2012 adalah sebagai berikut :


PPh Pasal 21 atas Gaji dan Bonus serta THR (penghasilan setahun):

Gaji

12 x 2.000.000

Bonus dan THR
Penghasilan Bruto Setahun

5.000.000
24.000.000 +
5.000.000

Pengurangan :
- Biaya jabatan(5 % x 29.000.000)
- Iuran pensiun setahun12 x 60.000
Penghasilan Neto setahun

24.000.000

29.000.000
2.170.000

1.450.000
720.000
29.000.000 –

26.830.000

AKUNTANSI PERPAJAKAN UNIVERSITAS PANCASILA http://pelangianggita.blogspot.com

Page 24

2.170.000
PTKP
- Untuk WP sendiri

15.840.000

Penghasilan Kena Pajak

26.830.000
-15.840.000

PPh Pasal 21 Terutang

5% x 10.990.000



10.990.000
549.500

PPh Pasal 21 atas Gaji (Gaji setahun):

Gaji

12 x 2.000.000

Pengurangan :
- Biaya jabatan(5 % x 24.000.000)

1.920.000
1.200.000

- Iuran pensiun setahun12 x 60.000
Penghasilan Neto setahun

24.000.000

720.000
24.000.000 –
1.920.000

22.080.000

PTKP
- Untuk WP sendiri

15.840.000

Penghasilan Kena Pajak

22.080.000
-15.840.000

PPh Pasal 21 Terutang

5% x 6.240.000



6.240.000
312.000

PPh Pasal 21 atas Bonus Dan THR :

1. PPh Pasal 21 atas (Gaji + Bonus dan THR) - PPh Pasal 21 atas Gaji
2. PPh Pasal 21 atas Bonus dan THR : 549.500 -312.000 = 237.500

Jadi PPh Pasal 21 yang harus dipotong oleh CV. Mobil Rental atas penghasilan Samiun adalah :
PPh Pasal 21 atas Gaji

312.000

PPh Pasal 21 atas Bonus & THR

237.500

Total Pemotongan PPh Pasal 21

549.500

AKUNTANSI PERPAJAKAN UNIVERSITAS PANCASILA http://pelangianggita.blogspot.com

Page 25

8.5 Contoh Lain Perhitungan PPh Pasal 21
a. Ahmad Zakaria pada tahun 2011 bekerja pada perusahaan PT Zamrud Abadi dengan memperoleh gaji sebulan Rp
2.500.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 100.000,00. Ahmad menikah tetapi belum mempunyai
anak. Penghitungan PPh Pasal 21 adalah sebagai berikut :
Gaji sebulan
Pengurangan :
1. Biaya Jabatan :
5% x Rp 2.500.000,00
2. Iuran pensiun

Rp

= Rp
125.000,00
= Rp
100.000,00

2.500.000,00

Penghasilan neto sebulan

Rp
Rp

Penghasilan neto setahun adalah :
12 x Rp 2.275.000,00

Rp 27.300.000,00

PTKP setahun (K/0) :
- untuk WP sendiri
- tambahan WP kawin

225.000,00
2.275.000,00

= Rp 15.840.000,00
= Rp 1.320.000,00
Rp 17.160.000,00

Penghasilan Kena Pajak setahun

=

Rp 10.140.000,00

PPh Pasal 21 terutang setahun :
5% x Rp 10.140.000,00

=

Rp

507.000,00

PPh Pasal 21 sebulan :
Rp 507.000,00 : 12

=

Rp

42.250,00

b. Bambang Yuliawan pegawai pada perusahaan PT Yasa Buana, menikah tanpa anak, memperoleh gaji sebulan Rp
2.000.000,00. PT Yasa Buana mengikuti program Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan Premi Jaminan
Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing 0,50% dan 0,30% dari gaji. PT Yasa Buana
menanggung iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji sedangkan Bambang Yuliawan
membayar iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari gaji setiap bulan. Disamping itu PT Yasa Buana juga
mengikuti program pensiun untuk pegawainya.
PT Yasa Buana membayar iuran pensiun untuk Bambang Yuliawan ke dana pensiun, yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan, setiap bulan sebeasr Rp 100.000,00, sedangkan Bambang Yuliawan membayar
iuran pensiun sebesar Rp 50.000,00.
Penghitungan PPh Pasal 21 :

AKUNTANSI PERPAJAKAN UNIVERSITAS PANCASILA http://pelangianggita.blogspot.com

Page 26

Gaji sebulan
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja
Premi Jaminan Kematian

Rp
Rp
Rp

2.000.000,00
10.000,00
6.000,00

Rp

2.016.000,00

Penghasilan neto sebulan

Rp
Rp

190.800,00
1.825.200,00

Penghasilan neto setahun
12 x Rp 1.825.200,00

Rp 21.902.400,00

Penghasilan bruto
Pengurangan :

1. Biaya jabatan
5% x Rp 2.016.000,00
2. Iuran Pensiun
3. Iuran Jaminan Hari Tua

PTKP
- untuk WP sendiri
- tambahan WP kawin

Rp 100.800,00
Rp
50.000,00
Rp
40.000,00

Rp 15.840.000,00
Rp 1.320.000,00
Rp 17.160.000,00

Penghasilan Kena Pajak setahun
Pembulatan

Rp 4.742.400,00
Rp 4.742.000,00

PPh Pasal 21 terutang
5% x Rp 4.742.000,00

=

Rp

237.100,00

PPh Pasal 21 sebulan
Rp 237.100,00 : 12

=

Rp

19.758,00

AKUNTANSI PERPAJAKAN UNIVERSITAS PANCASILA http://pelangianggita.blogspot.com

Page 27

BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Pajak Penghasilan 21 atau PPh 21 adalah Pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorar, tunjangan,
dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau
jabatan, jasa,dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi Subjek Pajak dalam negeri, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 Undang-Undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan. Apabila orang
pribadi Subjek Pajak dalam negeri memperoleh penghasilan dan dikenakan PPh Pasal 21, maka menjadi
wajib pajak orang pribadi dalam negeri.
Saran
Sebagai Mahasiswa yang merangkap sebagai Karyawan saya pun masih awam, karena Banyaknya
Undang-Undang yang mengatur Pajak Khususnya Pajak Penghasilan 21 ini,
Sebaiknya Undang-Undang mengenai Pajak Penghasilan di persingkat dan tidak terlalu banyak dan
mudah di pahami serta mudah untuk diketahui oleh masyarakat awam lainnya.

SORRY YA DIBIKIN RIBET :D INI ILMU TRANSPARAN.
CUMA ORANG PINTER AJA YANG BISA NGELIAT !!!!!
SENGAJA DIBIKIN KAYA GINI BIAR KALIAN GAK
ASAL COPY PASTE MAKALAH ORANG !!!! SALAM
KENAL :D
Find me on : http://pelangianggita.blogspot.com
Email : Pelangianggita@ymail.com
Twitter : @KakakGita

AKUNTANSI PERPAJAKAN UNIVERSITAS PANCASILA http://pelangianggita.blogspot.com

Page 28